POLITIK PEMBANGUNAN KABUPATEN LAYAK ANAK (KLA) DI KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Oleh JUARI 150906008

DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019

Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

JUARI (150906008)

POLITIK PEMBANGUNAN KABUPATEN LAYAK ANAK (KLA) DI KABUPATEN LANGKAT Rincian isi skripsi: 150 Halaman, 2 tabel, 13 Buku, 2 jurnal, 4 berita online, 5 situs resmi, Regulasi: 5 (Kisaran buku dari tahun 1987-2016).

ABSTRAK

Pembangunan yang dilakukan suatu negara tidak terlepas dari pengaruh politik. Hal ini disebabkan politik sangat menentukan proses dari pembangunan yang betujuan untuk tercapainya kehidupan suatu negara yang lebih baik. Oleh sebab itu, terciptanya suatu porgram pembangunan di suatu negara yang pada akhirnya muncul suatu kebijakan bertujuan untuk menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi di negara tersebut. Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah: Sistem pembangunan Kabupaten/Kota yang mengintegrasikan komitmen dan sumberdaya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program, dan kegiatan untuk pemenuhan hak-hak anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Politik Pembangunan Kabupaten Layak Anak di Kabupaten Langkat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan pengumpulan data primer berupa wawancara dan observasi dilapangan, dan pengumpulan data sekunder berupa dokumentasi dan studi kepustakaan. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dimana informan dalam penelitian terdiri dari leading sector KLA yaitu Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat, Tim Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat, LSM/NGO, tokoh pemuda dan masyarakat. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa Program Pembangunan KLA di Kabupaten Langkat mulai dilaksanakan semenjak kedatangan Ibu Menteri PPPA pada tahun 2010 dan pelaksanaannya hingga saat ini sudah mulai mengalami peningkatan karena Langkat baru saja meraih penghargaan KLA di Tahun 2019. Startegi Politik Pembangunannya KLA di Kabupaten Langkat juga menerapkan pendekatan campuran dimana melibatkan seluruh elemen masyarakat dan LSM, seperti adanya PATBM, Forum Anak dan P2TP2A. Hanya saja perlu ditingkatkan lagi mengenai advokasi dan sosialisasi kepada jajaran OPD Pemerintah Kabupaten Langkat yang tergabung dalam gugus tugas KLA, masyarakat dan pelaku dunia usaha. Kemudian perlu peningkatan dalam segi anggaran sehingga program pembangunan tersebut bisa terlaksana dengan optimal. Kata Kunci: Politik Pembangunan, Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA)

i

Universitas Sumatera Utara UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

JUARI (150906008)

POLITICAL DEVELOPMENT OF CHILD-FRIENDLY DISTRICTS (KLA) IN LANGKAT REGENCY Descriptions: 150 pages, 2 table, 13 books, 2 journals, 4 online news, 5 official sites, 5 Laws (The range of books from year 1987-2016).

ABSTRACT

Development carried out by a country is inseparable from political influence. This is because politics determines the process of development in order to achieve a better state of life. therefore, the creation of a development program in a country which ultimately emerges a policy aimed at resolving a problem faced in that country. Child-friendly districts/cities (KLA) are: Regency/city development systems that integrate the commitment and resources of the government, the community, and the business world that are planned in a comprehensive and sustainable manner in policies, programs and activities for the fulfillment of rights. This study aims to find out how the politics of district development is appropriate for children in Langkat Regency. The method used in this research is descriptive method with a qualitative approach. data collection techniques by collecting primary data in the form of interviews and observations in the field, and secondary data collection in the form of documentation and study of literature. The determination of informants and this study used a purposive sampling technique in which the informants in the study consisted of the KLA Leading Sector namely the PPKB Office and PPA Langkat Regency, the Langkat District Task Force Team, LSM/NGO, youth leaders and the community. Based on the conclusions from the results, it was concluded that the KLA development program in Langkat Regency began to be implemented, sir, since the arrival of the PPPA minister's mother in 2010 and its implementation has since begun to increase because Langkat had just won the KLA award in 2019. The political strategy of the KLA development in Langkat Regency it is also a mixed approach which involves all elements of society and NGOs, such as the existence of the PATBM children's forum and P2TP2A. it just needs to be improved more about advocacy and outreach to the Langkat District Government of Langkat Regency who are members of the KLA task force, the community and business actors. Then Need to increase in terms of the budget so that the development program can be implemented optimally. Keywords: Politics Development, Child-friendly districts/cities (KLA)

ii

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Nikmat, Hidayah dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Politik Pembangunan Kabupaten

Layak Anak (KLA) di Kabupaten Langkat”. Adapun penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan di Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Politik. Semoga Rahmat dan Karunia dari Allah SWT selalu mengalir dan menyertai penulis dalam menyempurnakan karya ilmiah ini.

Pada kesempatan ini, penulis akan mempersembahkan skripsi ini kepada orang tua penulis ayahanda Sugito dan Ibunda Siti Sania yang tiada henti untuk memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. Terima kasih untuk doa, kasih sayang, nasehat, kerja keras yang kalian berikan untuk membesarkan dan mendidik penulis.

Sebagai suatu karya ilmiah, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan dan pengalaman penulis dalam menyusun karya ilmiah. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan adanya kritik maupun saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan dukungan, bantuan, bimbingan, dan semangat dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada kepada:

iii

Universitas Sumatera Utara 1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S,sos. M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Warjio, Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai

dosen pembimbing saya yang telah banyak memberikan sumbangan

pemikiran, masukan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis

sehingga sampai selesainya skripsi ini.

3. Bapak Husnul Isa Harahap, S.Sos, M.Si selaku Sekretaris Departemen

Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera

Utara yang telah banyak memberikan nasehat dan arahan kepada penulis

selama proses perkuliahan.

4. Kepada seluruh dosen-dosen dan staf pegawai Departemen Ilmu Politik

FISIP USU.

5. Terima Kasih kepada Kak Ema dan Pak Burhan yang telah banyak

membantu penulis mulai dari awal perkuliahan hingga saat ini.

6. Ibu Dewi Purnama Tarigan, SH selaku Kepala dinas PPKB dan PPA

Kabupaten Langkat, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian terkait KLA di Kabupaten Langkat.

7. Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP, M.AP selaku Kabid Perlindungan

Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Langkat yang telah banyak

memberikan arahan, masukan dan membimbing penulis selama

menghimpun data dan mengomunikasikan penulis ke beberapa informan.

iv

Universitas Sumatera Utara 8. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kak Juniar Purba S.Psi

dan seluruh pegawai di Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat yang

telah banyak membantu penulis.

9. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada orang tua

penulis yakni penulis ayahanda Sugito, dan Ibunda Siti Sania yang telah

mendidik dan membesarkan penulis dengan penuh rasa kasih sayang dan

kesabaran. Semoga doa dan restu bapak dan ibu selalu mengiringi dalam

setiap langkah penulis.

10. Terima kasih kepada adik perempuan penulis, Nur Fadillah dan Hafiza

Aini yang selama ini telah memberikan nasehat, mendoakan penulis dan

memberikan dukungan kepada penulis.

11. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh keluarga besar Alm.

Sutinah dan Poniem yang penulis sayangi dan telah memberikan dukungan

serta mendoakan penulis

12. Kepada sahabat-sahabat terbaik dan yang penulis sayangi Fitri Handayani,

M. Sutriadi dan Agus Syahputra yang telah banyak memberikan motivasi,

dan dukungan kepada penulis selama proses penyelesaian Skripsi ini.

13. Terima kasih kepada senioren saya abangda Rizky Fadly Matondang,

S.Sos yang telah banyak memberikan motivasi, dukungan kepada penulis

selama proses penyelesaian Skripsi ini.

14. Terima kasih kepada Senioren dan Pembimbing saya di Langkat abangda

M. Kurnia Amir, S.sosI, S.PdI, MM dan Adi Siswanto S.IP yang telah

banyak memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis selama proses

penyelesaian Skripsi ini.

v

Universitas Sumatera Utara 15. Terima kasih kepada seluruh rekan-rekan seperjuangan di Ilmu Politik

FISIP USU 2015 yaitu Nikko, Putra Ansari Ritonga, Yohansen W. Gultom

dan Daffa Riyadh Azis karena sudah banyak memberi masukan dan

membantu penulis selama masa perkuliahan.

16. Terima kasih kepada seluruh rekan-rekan seperjuangan di Ilmu Politik

FISIP USU Stambuk 2015. Terima Kasih sudah banyak memberi masukan

dan membantu penulis selama masa perkuliahan.

17. Kepada seluruh rekan-rekan Pengurus IMADIP Periode 2015 yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih karena kalian telah banyak

membantu penulis selama perkuliahan.

18. Terima kasih kepada rekan- rekan Pengurus Besar dan Pengurus

Komisariat Himpunan Mahasiswa Langkat. Terima kasih sudah banyak

memberikan nasihat dan semangat kepada penulis.

19. Terima kasih kepada rekan- rekan Pengurus UKMI As-Siyasah FISIP

USU dan lingkaran halaqoh. Terima kasih sudah banyak memberikan

nasihat dan semangat kepada penulis.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Semoga Allah memberikan rahmat dan Keridhoan-Nya kepada kita semua. Amin ya Rabbal’ Alamin.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Medan, 14 Agustus 2019 Penulis,

Juari

vi

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI Halaman

Abstrak ...... i Kata Pengantar...... iii Daftar Isi ...... vii Daftar Gambar ...... ix Daftar Tabel ...... x

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 11 1.3 Batasan Masalah...... 11 1.4 Tujuan Penelitian ...... 12 1.5 Manfaat Penelitian ...... 12 1.6 Kerangka Konseptual ...... 13 1.6.1 KonsepPembangunan ...... 13 1.6.2 Konsep Kabupaten Layak Anak...... 17 1.6.2.1 Pengertian KLA ...... 17 1.6.2.2 Tujuan ...... 17 1.6.2.3 Dasar/Landasan Hukum KLA ...... 18 1.6.2.4 Prinsip, Startegi, dan Ruang Lingkup KLA ...... 21 1.6.2.5 Alur Pikir KLA ...... 22 1.6.2.6 Langkah-Langkat KLA ...... 24 1.7 Kerangka Teori...... 31 1.7.1 Teori Politik Pembangunan ...... 31 1.7.1.1 Startegi Politik Pembangunan ...... 34 1.7.1.2 Aktor Politik Pembangunan ...... 37 1.8 Model Penelitian ...... 39 1.8.1 Jenis Penelitian ...... 40 1.8.2 Lokasi Penelitian ...... 40 1.8.3 Informan Penelitian ...... 41 1.8.4 Teknik Pengumpulan Data ...... 42 1.8.5 Teknik Analisis Data ...... 43 1.8.6 Sistematika Penulisan...... 43

Bab 2 Deskripsi Lokasi Penelitian ...... 45 2.1 Gambaran Umum Kabupaten Langkat...... 45 2.1.1 Letak Geografis ...... 45 2.1.2 Wisata, Perindustrian dan Pertambangan ...... 46 2.1.3 Penduduk ...... 47 2.1.4 Sejarah Singkat Kabupaten Langkat ...... 48 2.1.5 Makna dan Arti Logo Kabupaten Langkat...... 53

vii

Universitas Sumatera Utara 2.1.6 Visi dan Misi Kabupaten Langkat...... 55 2.2 Gambaran Umum Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat ...... 56 2.3 Gambaran Umum Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat ...... 61 2.3.1 Visi dan Misi Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat ...... 62 2.3.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Dinas PPKB & PPA Kab. Langkat 63 2.3.3 Struktur Organisasi Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat ... 66

Bab 3 Politik Pembangunan Kabupaten Layak Anak di Kab. Langkat 68 3.1 Perkembangan Politik Pembangunan KLA di Kab. Langkat ...... 68 3.2 Analisis Teori Politik Pembangunan KLA di Kab. Langkat...... 82 3.2.1 Adanya Aktor Pembangunan dan Kekuasaan ...... 83 3.2.1.1 Pemerintah Kabupaten, Kecamatan, dan Desa di Kab. Langkat ...... 84 3.2.1.2 Kelompok Masyarakat, Dunia Usaha dan LSM di Kab. Langkat ...... 98 3.2.2 Adanya Ideologi dan Intervensi Asing ...... 104 3.2.3 Adanya Sistem ...... 108 3.2.3.1 Tahap Persiapan KLA di Kab. Langkat ...... 109 3.2.3.2 Tahap Perencanaan KLA di Kab. Langkat ...... 114 3.2.3.3 Tahap Pelaksanaan KLA di Kab. Langkat ...... 121 3.2.3.4 Tahap Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan KLA di Kab. Langkat ...... 126 3.2.4 Startegi Politik Pembangunan KLA di Kabupaten Langkat ...... 130

Bab 4 Penutup ...... 136 4.1 Kesimpulan ...... 136 4.2 Saran ...... 146

Daftar Pustaka ...... 149

viii

Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 3 Unsur Penting Dalam KLA ...... 7 Gambar 1.2 Indikator Keberhasilan Pembangunan ...... 15 Gambar 1.3 Alur Pikir KLA...... 22 Gambar 1.4 Tahapan Pengembanga KLA n ...... 30 Gambar 2.1 Struktur Organisasi PPKB dan PPA Kab. Langkat ...... 66

ix

Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 RAD KLA Kab. Langkat KLA Per Instansi/Dinas/Kantor/Unit 116 Tabel 3.2 Anggaran dan Kegiatan Bidang PP dan PA Dinas PPKB dan PPA Kab. Langkat ...... 125

x

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan yang dilakukan suatu negara tidak terlepas dari pengaruh politik. Hal ini disebabkan politik sangat menentukan proses dari pembangunan yang betujuan untuk tercapainya kehidupan suatu negara yang lebih baik. Oleh sebab itu, terciptanya suatu porgram pembangunan di suatu negara yang pada akhirnya muncul suatu kebijakan bertujuan untuk menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi di negara tersebut. Sesuai dengan pandangan Miriam Budiarjo bahwa politik adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima dengan baik oleh sebagian warga, untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis. Usaha untuk menggapai The Good Life ini menyangkut bermacam-macam kegiatan yang antara lain menyangkut proses tujuan dari sistem, serta cara-cara melaksanakan tujuan itu.1

Politik pembangunan sebagai konsep diperlukan untuk menjelaskan bagaimana cara-cara (politik) atau strategi/aliran tertentu yang digunakan dalam konteks pembangunan mencapai sasarannya. Sesungguhnya pembangunan pada dasarnya adalah hasil dari proses politik yang dilakukan aktor-aktor di dalamnya, oleh pemerintah dengan perangkat-perangkat lain seperti lembaga, partai politik atau bahkan kelompok masyarakat.2 Dapat di lihat juga politik pembangunan bukan saja mengenai cara atau strategi yang hendak di capai dalam pembangunan tetapi juga pemikiran atau ideologi yang termaktub dalam pembangunan dari

1 Miriam Budiarjo. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal. 15. 2 Warjio.2016. Politik Pembangunan: Paradoks, Teori, Aktor, dan Ideologi. Jakarta: PT.Fajar Interpratama Mandiri. Hal.140.

1

Universitas Sumatera Utara strategi dan cara yang di jalankan itu yang melibatkan banyak kelompok kepentingan.3

Anak adalah generasi penerus bangsa yang memiliki posisi strategis dalam pembangunan maupun perkembangan peradapan manusia. Terlebih dalam menghadapi era masyarakat global yang sudah menyentuh hingga ke pelosok desa. Anak sebagai generasi muda menjadi salah satu tumpuan bangsa yang akan menghadapi persoalan global. Menciptakan suatu tatanan kehidupan yang layak bagi anak merupakan hal penting guna menciptakan sumberdaya manusia yang potensial dan handal dalam menjawab segala tantaang yang muncul di masa akan datang.

Jika kita berbicara mengenai pembangunan di bidang pemenuhan hak-hak anak, tentu banyak kemajuan yang telah dicapai negara terutama dalam memajukan perlindungan, penghargaan dan pemenuhan hak anak sebagaimana tercantum dalam laporan pemerintah Indonesia mengenai pelaksanaan konvensi hak anak ke komite hak anak perserikatan bangsa-bangsa di Jenewa. Hal ini ditandai karena sudah lebih banyak anak-anak yang bersekolah dari pada tahun- tahun sebelumnya, lebih banyak anak-anak yang mulai terlibat aktif dalam keputusan menyangkut kehidupan mereka, dan sudah tersusun pula peraturan perundang- undangan penting yang melindungi anak. Kemajuan implementasi dari konvensi hak anak ini tentu saja menjadi satu modal besar untuk Indonesia menjadi satu bangsa yang menghargai hak-hak anak dan menjadi bangsa yang

3 Ibid., Hal.106.

2

Universitas Sumatera Utara layak bagi kehidupan anak baik ditingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga ke pelosok desa.4

Anak merupakan hal yang terpenting dalam struktur masyarakat, sehingga banyak hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tumbuh kembangnya. Dalam undang-undang menurut pasal 1 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak, yang dimaksud anak menurut undang undang tersebut adalah seseorang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.di Indonesia masalah anak saat ini masih dilihat bukan karena masalah yang krusial, melainkan hanya karena “sedang musim dibicarakan”.

Pada sisi lain, kota- kota di Indonesia, saat ini mengalami pertumbuhan setiap tahun rata-rata 4,4 %, akibat dari pertumbuhan penduduk dan migrasi penduduk desa ke kota yang tidak terkendali. Akibatnya penyediaan pelayanan dasar, perumahan, pendidikan, kesehatan dan peluang untuk mendapatkan pekerjaan juga semakin sulit. Dampaknya adalah Kota/Kabupaten dipenuhi oleh anak-anak yang mengalami eksploitasi, dan kekerasan terhadap anak terjadi disemua ruang, dirumah, sekolah, dijalanan dan ruang-ruang lainnya5.

Menyikapi berbagai permasalahan sosial terutama yang dialami oleh anak- anak, muncul sebuah gagasan dari sejumlah pemerhati anak untuk menciptakan

Kabupaten atau Kota yang ramah atau layak anak. Gagasan KLA

(Kabupaten/Kota Layak Anak) diawali dengan penelitian mengenai “ Children

4 Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). Diakses melalui: http://kla.go.id. Pada tanggal 5 Juli 2019. Pukul 23.05 Wib. 5 Hamid Patilima. 2017. “Kabupaten Kota Layak Anak”, Jurnal (Online), Diakses melalui: http://journal.ui.ac.id/index.php/jki/article/viewFile/9044/67545914. Pada tanggal 5 Juli 2019. Pukul 22.35 Wib

3

Universitas Sumatera Utara Perception Of the Environment” oleh Kevin Lynch (Arsitek dari Massachussets

Institute of Technology) di 4 kota yaitu Melbourne, Warsawa, Salta dan Mexico

City tahun 1971-1975. Menurut Lynch bahwa lingkungan kota yang terbaik untuk anak adalah yang mempunyai komunitas yang kuat secara fisik dan sosial; komunitas mempunyai aturan yang jelas dan tegas; yang memberi kesempatan pada anak; dan fasilitas pendidikan yang memberi kesempatan anak untuk mempelajari dan menyelidiki lingkungan dan dunia mereka.6

Selanjutnya, gagasan awal pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak diperkenalkan pada konfrensi Habitat II atau City Summit, di Istanbul, Turki tahun

1996. Perwakilan pemerintah dari seluruh dunia bertemu dan menandatangani agenda Habitat, yakni sebuah program aksi untuk membuat pemukiman lebih nyaman untuk ditempati dan bekelanjutan. Paragraf 13 pembukaan agenda

Habitat, secara khusus menegaskan bahwa anak dan remaja harus mempunyai tempat tinggal yang layak, terlibat dalam proses pengambilan keputusan baik di kota maupun lingkungannya, terpenuhi kebutuhan dan peran anak dalam bermain di lingkungannya.7

Selain temuan Lynch dan Chawla, Pengembangan KLA didasarkan pada

UN Special Session on Children, Mei 2002, para walikota menegaskan komitmen mereka untuk aktif menyuarakan hak anak, pada pertemuan tersebut mereka juga merekomendasikan kepada walikota seluruh dunia untuk: (1) mengembangkan rencana aksi untuk kota mereka menjadi Kota Ramah Anak dan melindungi hak anak; dan (2) mempromosikan peran serta anak sebagai aktor perubahan dalam

6 Ibid. 7 Ibid.

4

Universitas Sumatera Utara proses pembuatan keputusan di kota mereka terutama dalam proses pelaksanaan dan evaluasi kebijakan pemerintah kota. Upaya UNICEF dan UN HABITAT ini terus menerus dipromosikan ke seluruh dunia dengan meningkatkan kapasitas pemerintah kabupaten/kota untuk mengarusutamakan isu-isu perkotaan yang lebih layak anak dalam kebijakan pembangunan kabupaten/kota..8

Kesepakatan-kesepakatan tersebut sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya menjadi agenda Nasional Pemerintah Indonesia. Untuk mengatasi masalah anak di Indonesia, terutama di tingkat Kabupaten/Kota maka pembangunan KLA(Kabupaten/Kota Layak Anak) merupakan salah satu solusi terbaik. Awal mula KLA mulai dikembangkan pada tahun 2006 dan pada tahun

2009 kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP dan PA RI) Nomor 02 Tahun 2009 tentang kebijakan Kabupaten atau Kota Layak Anak yang diujicobakan di 10

Kabupaten/Kota di Indonesia.9

Salah satu hal penting yang menguatkan komitmen bersama untuk mewujudkan sebuah dunia yang layak bagi anak sebagai wujud terpenuhinya hak anak adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 10

Mei 2002 yang mengadopsi Laporan Komite Ad Hoc pada sesi khusus untuk anak. Dokumen itulah yang kemudian dikenal dengan judul “A World Fit for

Children”. Judul dokumen tersebut menunjukkan gaung puncak rangkaian upaya dunia untuk memberikan perhatian yang besar terhadap masalah masa depan bumi, kelangsungan kehidupan umat manusia dan lebih khusus lagi upaya untuk

8 Ibid. 9 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI. 2016. Bahan Advokasi Kebijakan KLA. Jakarta.

5

Universitas Sumatera Utara menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik melalui anak-anak yang hidup pada masa sekarang ini dan pada masa-masa selanjutnya. Keikutsertaan Indonesia dalam komitmen tersebut menjadi tujuan Indonesia tercantum dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945. Atas dasar tersebutlah, maka Indonesia mulai menerapkan kebijakan untuk mengembangkan Kabupaten/Kota Layak Anak

(KLA) sejak tahun 2006. Hal ini tertuang dalam lampiran Peraturan Menteri

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 11

Tahun 2011 Tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak.10

Berdasarkan Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan

Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011

Tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak dijelaskan pengertian Kabupaten/Kota Layak Anak yang selanjutnya disingkat KLA adalah kabupaten/kota yang mempunyai sistem pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumberdaya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk menjamin terpenuhinya hak anak. Sebuah

Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA), Hal ini berarti, ada tiga unsur yang dilibatkan, yakni pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam hal pelaksanaan

Kabupaten/Kota Layak Anak itu sendiri. Sebagaimana tertera pada gambar berikut.

10 Reni Bandari. 2014. Implementasi Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak di Kota Tengerang Selatan, Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.1. 3 Unsur Penting dalam Pelaksanaan KLA

(Sumber: Kementerian PPPA, 2016)

Gambar 1.1 di atas menjelaskan mengenai tiga unsur Pengembangan

Kabupaten/Kota Layak Anak, yakni pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.

Peran pemerintah selaku eksekutif adalah sebagai pelaksana kebijakan tersebut, sementara dilihat dari gambar di atas peran masyarakat juga dituntut untuk melaksanakan kebijakan tersebut karena harus ada gerakan dari masyarakat apalagi sektor yang berperan penting adalah lingkungan keluarga dalam pemenuhan hak-hak anak. Selanjutnya, peran dunia usaha dilihat sebagai pemberi sumbangsih dana dalam pelaksanaanya, juga dituntut untuk berkomitmen tidak memperkerjakan anak dan mendukung terbentuknya perkumpulan atau asosiasi yang dipelopori oleh anak seperti Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak (APSAI).

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan pada tahun

2011 juga telah memfasilitasi terbentuknya Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak

(APSAI) sebagai upaya mewujudkan Good Governance (tiga pilar pembangunan:Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha) dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak di Indonesia. APSAI merupakan organisasi Independen

7

Universitas Sumatera Utara yang dibentuk atas inisiasi dunia usaha untuk berkontribusi memenuhi hak dan melindungi anak-anak Indonesia. Sampai saat ini telah bergabung 29 perusahaan dalam APSAI11.

Kabupaten Langkat itu sendiri sejak tahun 2010 Kabupaten Langkat telah ditetapkannya menjadi salah satu kabupaten dari 8 kabupaten/kota yang ada di

Sumatera Utara sebagai wilayah pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak oleh Gubernur Provinsi Sumatera. Dengan diterbitkannya peraturan daerah

Kabupaten Langkat Nomor 3 tahun 2013 tentang penyelenggaraan perlindungan anak semakin menguatkan keseriusan Kabupaten Langkat dalam mengintegrasikan kebijakan pemerintah daerah yang sesuai dengan hak-hak anak.12

Pada tahun 2012 Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu, SH menerima

Penghargaan sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) tingkat Pratama dari Menteri

Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PPPA) dalam rangkaian acara Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2012 di Hotel Gren

Sahid Jaya, Jakarta Pusat.13 Selanjutnya, prestasi yang membanggakan itu kaembali di raih oleh Kabupaten Langkat pada Penghargaan KLA 2019 di

Makasar dan berhasil meraih predikat KLA tingkat Pratama14. Pada tahun 2012 dan 2019 ini menjadikan Kabupaten Langkat menerima kategori Pratama sebagai

Kabupaten Layak Anak dimana masih ada 4 Tahap lagi yakni, madya, nindya,

11 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, 2016, Bahan Advokasi Kebijakan KLA. Op. Cit. 12 Pemkab Langkat. KLA. Diakses Melalui: http://langkatkab.go.id/KLA. Pada tanggal 6 Juli 2019. Pukul 20.52 Wib. 13 Ibid. 14 Harian Sinar Indonesia Baru. 2019. Pemkab Langkat meraih Penghargaa KLA. Koran (Online). Diakses Melalui: https://hariansib.com/Medan-Sekitarnya/Pemkab-Langkat-Raih-Penghargaan-KLA. Pada Tanggal 2 Agustus 2019 Pukul 01.04 WIB.

8

Universitas Sumatera Utara utama dan KLA sebagai penganugerahan tertinggi dalam kategori Kabupaten

Layak Anak yang ditetapkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Republik Indonesia. Adapun penghargaan terakhr yang diraih oleh Kabupaten Langkat pada tahun 2019 yang masih sama menerima kategori pratama dalam pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak.

Perlu kita ketahui bahwa semenjak bergulirnya era otonomi daerah pada tahun 2001, daerah memiliki wewenang penuh dalam mengatur pemerintahannya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 9 Tahun 2015 tentang Pemerintah

Daerah . Dengan adanya Kabupaten Layak Anak ini tentu merupakan kesempatan yang sangat besar dalam proses pemenuhan hak-hak anak yang ada di daerah seluruh Indonesia terkhusus di Kabupaten Langkat. Maka dari itu, Pemerintah

Kabupaten Langkat memiliki tugas yang cukup berat dalam mengimplementasikan predikat sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA). Apalagi semenjak ada perubahan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang

Perlindungan Anak dijelaskan sesuai dengan pasal 21 bahwa Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melaksanakan dan mendukung kebijakan nasional dalam penyelenggaraan di daerah dengan diwujudkan melalui upaya daerah membangun Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).

Dalam pencapaian pemerintah Kabupaten Langkat sebagai Kabupaten

Layak Anak ini tentu tidak mudah karena di dalamnya terdapat aturan yang harus dilaksanakan dan melibatkan segenap steakholders/SKPD yang ada di Kabupaten

Langkat. Keterlibatan steakholders/SKPD sangat perlu dalam hal pelaksanaan

Kabupaten Layak Anak ini karena di dalamnya terdapat aturan yang mengatur mengenai Indikator Penguatan Kelembagaan. Penguatan Kelembagaan yang

9

Universitas Sumatera Utara dimaksud sesuai dengan Permen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak Nomor 12 Tentang Indikator Kabupaten Layak Anak dijelaskan bahwa harus ada gugus tugas yang jelas, terstruktur dan tersistematis dalam mengimplementasikan Kabupaten Layak Anak.

Selain harus adanya gugus tugas yang resmi langsung di kepalai oleh

Kepala daerah dengan melibatkan steakholders/SKPD yang ada di Kabupaten

Langkat. Penguatan Kelembagaan yang dimaksud dalam Indikator Kabupaten

Layak Anak ini dapat dilihat dengan adanya fasilitasi atau pembentukan wadah partisipasi anak yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Langkat yakni yang dikenal dengan Organisasi Forum Anak, pengembangan Sekolah Ramah Anak

(SRA), Puskesmas Ramah Anak (PRA) dan Ekonomi Masyarakat. Wadah partisipasi anak yang ada di Kabupaten Langkat ini adalah Forum Anak

Kabupaten Langkat Berseri (FATENLAI) sebagai satu-satunya organisasi yang diinisiasi oleh anak-anak di kabupaten langkat dan di fasilitasi oleh pemerintah

Kabupaten Langkat.15

Setelah terpenuhinya indikator kelembagaan tersebut maka masih ada 5

Klaster Anak yang harus diwujudkan oleh pemerintah Kabupaten Langkat.

Apalagi saat sekarang ini belum ada terjadinya peningkatan menuju kategori

Madya Kabupaten Layak Anak. Namun, Seiring berjalannya waktu predikat yang dicapai selama lebih kurang 7 tahun tentu menjadi tolak ukur seperti apa variabel politik pembangunan yang dilakukan dan bagaimana startegi dalam mewujudkan

Kabupaten Layak Anak yang diraih oleh Pemerintah Kabupaten Langkat. Hal

15 Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI. Nomor 12 Tentang Indikator Kelembagaan. Bab III.

10

Universitas Sumatera Utara yang menarik lainnya pula dalam pelaksanaan pengembangan KLA di Kabupaten

Langkat selalu memiliki permasalahan yang kompleks karena adanya kepentingan politik yang cukup besar yang terjadi antara aktor/elite politik.

Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Politik Pembangunan Kebijakan Kabupaten Layak Anak Di Kabupaten

Langkat”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Variabel Politik Pembangunan Kabupaten Layak Anak yang

dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Langkat?

2. Seperti Apa Startegi yang dilakukan demi mewujudkan Kabupaten

Langkat sebagai Kabupaten Layak Anak?

1.3 Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian, perlu membuat pembatasan masalah terhadap apa yang diteliti dengan tujuan untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian dan hasil penelitian tidak menyimpang dari tujuan awal penelitian yang ingin dicapai. Pada penelitian ini, peneliti hanya berfokus pada variabel dan startegi politik pembangunan Pemerintah Kabupaten Langkat dalam mewujudkan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).

11

Universitas Sumatera Utara 1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana variabel Politik Pembangunan

Pemerintah Kabupaten Langkat dalam Mewujudkan Kabupaten Layak

Anak.

2. Untuk mengetahui bagaimana Startegi yang dilakukan oleh pemerintah

Kabupaten Langkat dalam Mewujudkan Kabupaten Layak Anak.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teroritis, penelitian ini sebagai salah satu kajian ilmu politik

yang sangat erat dan mampu memberikan kontribusi pemikiran

konsep-konsep dalam pembangunan politik dan dalam upaya

pengimplementasian suatu kebijakan pembangunan yang ada di

daerah.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur

untuk menganalisis.

3. Secara intuisi, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan bagi pihak terkait dalam hal akademis maupun bagi lembaga-

lembaga terkait.

1.6 Kerangka Konspetual

Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam penelitian adalah teori ataupun konsep. Suatu landasan teori/konsep dari suatu penelitian tertentu atau karya ilmiah sering disebut juga sebagai studi

12

Universitas Sumatera Utara literalur atau tinjauan pustaka. Dalam proses penelitian diperlukan menggunakan teori-teori, konsep-konsep dan hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanakan penelitian. Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori dan konsep yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup dari penelitian.16 Adapun teori ataupun konsep yang digunakan dalam penelitian ini ialah :

1.6.1 Konsep Pembangunan

Dalam arti yang luas, pembangunan adalah sebagai perbuatan mengubah atau menciptakan suatu realitas material (fisik) dan non material (nonfisik; pemikiran) sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup manusia pada suatu masa yang dalam praktiknya dilakukan secara sadar oleh individu ataupun secara kolektifitas.17 Pendapat lain yang dikemukakan oleh Warjio dalam bukunya berjudul “Politik Pembangunan Paradoks, Teori, Aktor dan Ideologi”

Menjelaskan bahwa pembangunan juga diartikan sebagai sebuah paradoks global yang sarat dengan kepentingan politik.18

Dalam bukunya Rudi Salam Sinaga yang berjudul “Politik Kebijakan dan

Manajemen Pembangunan Daerah” dia menjelaskan bahwa hakekat daripada sebuah negara ialah terletak untuk membangun sebuah kehidupan peradaban yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zamannya. Pembangunan dibedakan menjadi dua yakni pembangunan berdasarkan jenisnya dan berdasarkan bidangnya. Pembangunan dibedakan berdasarkan Bidangnya, bisa terbagi ke

16 Hadari Namawi. 1990. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University. Hal. 40. 17 Rudi Salam Sinaga, 2016, Politik Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Daerah. Semarang: Perdana Publisihing. Hal. 40. 18 Warijo. Op. Cit., Hal. 4.

13

Universitas Sumatera Utara dalam beberapa bidang seperti ekonomi, sosial kependudukan, politik, hukum, teknologi, dan lain sebagainya. Sedangkan, berdasarkan jenisnya terbagi ke dalam dua bentuk, sebagai berikut19:

1. Pembangunan dalam bentuk Kuantitatif berupa bangunan yang dapat

dilihat secara fisik seperti gedung, jumlah penduduk dan lain

sebagainya.

2. Pembangunan dalam bentuk Kualitatif berupa pembanguna yang tidak

dapat terlihat wujudnya secara fisik berupa pemikiran atau watak.

Menurut Arief Budiman (2000), di Indonesia , kata pembangunan sudah menjadi kata kunci bagi segala hal. Secara umum, kata ini diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat dan warganya. Sering kali kemajuan yang dimaksud adalah kemajuan material. Maka pembangunan, sering dikaitkan dengan ekonomi. Bukan hanya itu saja pembangunan sering kali bahkan dijadikan alat atau ideologi tertentu meredam daya kritis individu masyarakat. Sedangkan

Mansour Faqih (2011) pembanguna erat kali hubungannya dengan perubahan sosial.20

Para sarajana mencari formula alternatif dalam menyelesaikan sebuah paradoks dalam pembangunan karena ada suatu negara yang sukses dalam pembangunan dan sebaliknya ada negara yang tidak berhasil dan malah menimbulkan suatu dampak negatif. Salah satu forumula yang diterapkan terutama dalam negara berkembang dapat kita lihat dalam salah satu formula atau model pembangunan adalah sebagaimana yang dinyatakan oleh Schramm.

19 Rudi Salam Sinaga. Op. Cit., Hal. 42. 20 Warjio. Op. Cit., Hal. 91.

14

Universitas Sumatera Utara Menurut Schramm model pembangunan yang diperlukan bagi suatu negara (Lihat

Nasution, 1998), yaitu21:

1. Didasarkan pada pemahaman yang menyeluruh mengenai kebutuhan

nasional.

2. Bergerak pada kecepatan berapa saja yang layak.

3. Diarahkan menuju apa yang dipersepsikan oleh negara tersebut sebagai

tujuannya.

Dalam perspektif yang hampir sama, pakar pembanguna dunia ketiga

Ketiga, Arief Budiman (2000) Menjelaskan bahwa keberhasilan pembangunan didasarkan pada beberapa hal. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

Kedua, adanya kesinambungan pembangunan yang memfokuskan kepada: tidak terjadinya kerusakan sosial dan tidak terjadi kerusakan alam. Secara sederhana, pernyataan Arief Budiman dapat disederhanakan dalam Indikator Keberhasilan

Pembangunan.22 (Lihat Gambar 1.2)

Gambar 1.2 Indikator Keberhasilan Pembangunan Sumber: Arief Budiman (2000)

Memahami pembangunan dapat dilihat dari beberapa perspektif. Andrian

Leftwich (2000), salah seorang penulis politik pembangunan, mengemukakan

21 Ibid., Hal. 46. 22 Ibid., Hal. 47.

15

Universitas Sumatera Utara bahwa pemahaman pembangunan yang paling umum dapat dikategorikan ke dalam sembilan pendekatan pokok, yakni Pembangunan dilihat dari kemajuan historis (Development as historical progress), Pembangunan sebagai eskploitasi sumber daya alam (Development as the promotion of planned economic and sometime as social and political advancement), Pembanguna sebagai suatu kondisi (Development as condition), Pembangunan sebagai sebuah proses

(Development as process), Pembangunan sebagai sebuah pertumbuhan ekonomi

(Development as economic growth), Pembangunan sebagai perubahan struktural

(Development as structural), Pembangunan sebagai modernisasi (Development as modernisation), dan Pembangunan sebagai kekuatan produksi (Development as increase in the forces of production). Di antara pendekatan tersebut pertumbuhan, modernisasi dan perubahan struktur menjadi ortodoks dominan menyangkut maknda dan tujuan pembangunan pada tahun-tahun setelah perang dunia II (Budi

Winarno, 2013).23

Pembangunan tentu merupakan hasil dari sebuah proses. Dari segi asal- usulnya sebagaimana yang disampaikan oleh Harris (1957), pembangunan justru berasal dari sebuah sistem ide, yang disinergikan dengan organisasi, struktur kehidupan, ataupun proses hidup. Dengan tegas Harris (1957) menegaskan setidaknya pembangunan dapat didiskusikan dengan mendasar pada ide-ide dasarnya, yaitu24:

1. Organisme yang merupakan sistem kehidupan.

2. Waktu.

23 Ibid., Hal. 54. 24 Ibid., Hal. 69.

16

Universitas Sumatera Utara 3. Tindakan atau gerekan ke depan organisasi.

4. Proses hierarki atau dari unit-unit atau sistem yang komprehensif.

5. Negara atau organisasi yang mampu menstabilkan dirinya.

1.6.2 Konsep Kabupaten Layak Anak

Konsep mengenai Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) meliputi pengertian KLA, Dasar Hukum KLA, tujuan KLA, prinsip, strategi, dan ruang lingkup KLA, alur pikir KLA, dan langkah-langkah KLA, serta hak-hak anak.

1.6.2.1 Pengertian KLA

Pengertian Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah: Sistem pembangunan Kabupaten/Kota yang mengintegrasikan komitmen dan sumberdaya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program, dan kegiatan untuk pemenuhan hak-hak anak25.

1.6.2.2 Tujuan KLA

KLA bertujuan untuk membangun inisiatif pemerintahan kabupaten/kota yang mengarah pada upaya transformasi Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on The Rights of The Child) dari kerangka hukum ke dalam definsi, strategi dan intervensi pembangunan, dalam bentuk: kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang ditujukan untuk pemenuhan hak-hak anak, pada suatu wilayah kabupaten/kota.26

25 Buku Panduan Grand Design Jakarta Menuju Kota Layak Anak Tahun 2018-2022. Diakses Melalui: http://tarulh.com/wp-content/uploads/2018/01/Desain-Besar-Kota-Layak-Anak.pdf,. Pada tanggal 10 Juli 2019. Pukul 10.34 Wib. 26 Ibid.

17

Universitas Sumatera Utara 1.6.2.3 Dasar/Landasan Hukum KLA

Dasar hukum program Kota Layak Anak (KLA) adalah Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2002 tentang Perlindungan Anak. Adapun pasal-pasal kunci dari Undang-Undang tersebut yang menjadi dasar dalam pengembangan KLA meliputi beberapa pasal, diantaranya adalah27:

 Pasal 21 – Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk

melaksanakan dan mendukung kebijakan nasional dalam penyelenggaraan

Perlindungan anak di daerah dengan diwujudkan melalui upaya daerah

membangun Kabupaten/Kota layak anak;

 Pasal 22 – Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung jawab

memberikan dukungan sarana, prasarana, dan ketersediaan sumber daya

manusia dalam penyelenggaraan Perlindungan Anak;

 Pasal 24 – Pemerintah Daerah menjamin Anak untuk mempergunakan

haknya dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat

kecerdasan Anak.

Tingkat Nasional28

1. UUD Tahun 1945 Pasal 28a ayat 2 Setiap anak berhak atas kelangsungan

hidup, tumbuh dan berkembang, serta berhak atas perlindungan dari

kekerasan dan diskriminasi.

27 Ibid. 28 Permen PPPA. Nomor 11. Tentang Kebijakan Pengembangan KLA. Bab Pendahuluan.

18

Universitas Sumatera Utara 2. UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak Bantuan dan

pelayanan untuk kesejahteraan anak menjadi hak setiap anak tanpa

diskriminasi.

3. UU No. 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak Batas umur anak yang

dapat diajukan ke sidang anak adalah sekurang-kurangnya 8 (delapan)

tahun tetapi belum mencapai 18 tahun dan belum kawin.

4. UU No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat Hak yang sama untuk

menumbuhkembangkan bakat, kemampuan dan kehidupan sosialnya

terutama bagi penyandang cacat anak dalam lingkungan keluarga dan

masyarakat.

5. UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika Mencegah perlibatan anak di

bawah umur dalam penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.

6. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Hak untuk hidup,

tumbuh dan berkembang, mendapatkan identitas, pelayanan kesehatan dan

pendidikan, berpartisipasi dan perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi.

7. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Setiap warga

negara yang berusia 7 (tujuh) sampai dengan 15 (lima belas) tahun wajib

mengikuti pendidikan dasar.

8. UU No. 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan Siapapun dilarang

mempekerjakan dan melibatkan anak pada pekerjaan terburuk dalam

bentuk perbudakan dan sejenisnya dan pekerjaan yang memanfaatkan anak

untuk pelacuran, produksi pornografi, pertunjukan porno atau perjudian.

19

Universitas Sumatera Utara 9. UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah

Tangga. Setiap orang yang melihat, mendengar atau mengetahui terjadinya

kekerasan dalam rumah tangga (suami, isteri, anak dan keluarga lain),

wajib melakukan pencegahan, perlindungan, pertolongan darurat, dan

membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan.

10. UU No. 12 Tahun 2005 tentang Kewarganegaraan Anak WNI diluar

perkawinan yang syah, belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan belum

kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang WNA tetap diakui sebagai

WNI.

11. UU No. 13 Tahun 2006 tantang Perlindungan Saksi dan Korban Anak di

dalam dan di lingkungan sekolah wajib di lindungidari tindakan kekerasan

yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah dan temannya.

12. UU No. 21 Tahun 2007 tantang PTPPO Setiap orang yang melakukan

tindak pidana perdagangan orang dan korbannya adalah anak, maka

ancaman pidananya ditambah sepertiga.

13. UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pemerintah dan

lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggungjawab untuk

memberikan perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat.

Tingkat Internasional29:

1. Deklarasi HAM

2. Konvensi Hak-Hak Anak

3. World Fit For Children.

29 Buku Panduan Grand Design Jakarta Menuju Kota Layak Anak Tahun 2018-2022. Op Cit.

20

Universitas Sumatera Utara 1.6.2.4 Prinsip, Strategi, dan Ruang Lingkup KLA

Prinsip Kabupaten/Kota Layak Anak adalah sebagai berikut30.

1. Tata pemerintahan yang baik: transparasi. Keterbukaan informasi,

akuntabilitas, partisipasi, keterbukaan informasi, dan supremasi hukum

2. Non diskriminasi terhadap anak

3. Kepentingan terbaik untuk anak

4. Hak untuk hidup, tumbuh dan berkembang

5. Penghargaan terhadap pendapat anak

Kabupaten/Kota Layak Anak menerapkan strategi pengarusutamaan hak hak anak (PUHA), yang berarti melakukan pengintegrasian hak-hak anak ke dalam31:

1. Setiap proses penyusunan: kebijakan, program dan kegiatan.

2. Setiap tahapan pembangunan: perencanaan dan penganggaran,

pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.

3. Setiap tingkatan wilayah: nasional. provinsi dan

kabupaten/kota,kecamatan hingga desa atau kelurahan.

30 Pasal 5. Permen PPPA. Nomor 11. Tentang Pengembangan KLA. Tahun 2011 31 Buku Panduan Grand Design Jakarta Menuju Kota Layak Anak Tahun 2018-2022. Op Cit.

21

Universitas Sumatera Utara 1.6.2.5 Alur Pikir KLA

Berikut ini merupakan gambar alur pikir KLA:

Gambar 1.3 Alur Pikir KLA (Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Langkat 2016)

Berdasarkan gambar 1.5 di atas, alur pikir Kabupaten/Kota Layak Anak

(KLA) berdasarkan pendekatan top down, berawal dari komitmen dunia melalui dokumen World Wit For Children (Dunia Layak Anak) pada Resolusi Majelis

Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa pada tanggal 10 Mei 2002 yang mengadopsi laporan Komite Ad Hoc pada Sesi Khusus untuk Anak, yang juga merupakan gaung puncak mengenai perhatian negara-negara di dunia terhadap pemenuhan hak-hak anak, termasuk oleh Indonesia.

22

Universitas Sumatera Utara Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) tersebut tentunya dilakukan melalui pemenuhan hak-hak anak yang merujuk pada Konvensi Hak

Anak, dimana terdapat lima klaster hak-hak anak, yaitu32:

1. Hak Sipil dan Kebebasan;

2. Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif;

3. Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan;

4. Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan Seni

Budaya; dan

5. Perlindungan Khusus.

Pemenuhan hak-hak anak berdasarkan klaster hak-hak anak tersebut dilihat dari masalah-masalah anak, baik dari pendidikan, kesehatan, partisipasi, lingkungan, Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), Masalah Sosial Anak

(MSA), Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), Kekerasan Terhadap Anak (KTA), dan Pemenuhan Hak Sipil Anak (PHSA). Secara top down, pemenuhan hak-hak anak tersebut dilakukan oleh Pemerintah pada lingkungan dimana anak melakukan tumbuh kembang yakni di keluarga.

Sementara berdasarkan pendekatan bottom up, alur pikir KLA dilakukan mulai dari anak dan keluarganya, kemudian dilanjutkan dengan adanya gerakan masyarakat, peran lembaga legislatif dan lembaga yudikatif, serta dukungan dunia usaha, dan tentunya pemerintah sendiri sebagai pelaksana kebijakan untuk pemenuhan hak-hak anak tersebut.

32 Ibid.

23

Universitas Sumatera Utara 1.6.2.6 Langkah-Langkah Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA)

Langkah-langkah KLA meliputi komitmen politis KLA, pembentukan

Gugus Tugas KLA, pengumpulan data basis KLA, penyusunan Rencana Aksi

Daerah (RAD) KLA, mobilisasi sumber daya yakni pelaksanaan RAD, pemanfaatan dan evaluasi KLA, serta pelaporan KLA. Berikut ini akan dibahas lebih lanjut mengenai langkah-langkah KLA tersebut.

1. Komitmen Politis KLA

Untuk memperoleh komitmen politis terutama bagi para pengambil keputusan, dapat dilakukan melalui sosialisasi, advokasi, fasilitasi dan KLA bagi33:

a. Lembaga Eksekutif

b. Lembaga Legislatif

c. Lembaga Yudikatif

d. Lembaga masyarakat peduli/pemerhati anak;

e. Dunia Usaha

f. Organisasi/Forum/Kelompok Anak; dan

g. Lembaga lain yang relevan

Penguatan komitmen politis, antara lain ditunjukkan melalui adanya34:

Perda;

1. Peraturan Bupati/Walikota;

2. Keputusan Bupati/Walikota ;

3. Instruksi Bupati/Walikota dan

4. Surat edaran Bupati/Walikota

33 Ibid. 34 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2012. Buku Saku Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). Jakarta.

24

Universitas Sumatera Utara Komitmen tersebut sangat penting dituangkan dalam bentuk tertulis untuk menjaga agar KLA bukan dilakukan hanya karena desakan atau keperluan sesaat saja. Semakin tinggi hierarkinya, kekuatan hukumnya juga semakin kuat sehingga menjamin kesinambungan dari pelaksanaan KLA di Kabupaten/Kota bersangkutan.

2. Pembentukan Gugus Tugas KLA

Gugus tugas KLA adalah lembaga koordinatif yang beranggotakan wakil dari unsur eksekutif, legislatif dan yudikatif yang membidangi anak, perguruan tinggi, organisasi non pemerntah, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, orang tua dan yang terpenting harus melibatkan anak (Forum Anak)35.

Pimpinan gugus tugas KLA diketuai oleh Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (Bappeeda) untuk menjalankan koordinasi dalam perencanaan KLA. Gugus tugas KLA bertanggung jawab mengawali dan mengawal KLA di Kabupaten/Kota masing-masing. Berikut ini tugas pokok dari gugus tugas KLA36:

1. Mengkoordinasikan berbagai upaya KLA ;

2. Menyusun RAD (Rencana Aksi Daerah)- KLA ;

3. Melaksanakan sosialisasi, advokasi, dan komunikasi KLA ;

4. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan, program dan

kegiatan dalam RAD-KLA ;

5. Melakukan evaluasi setiap akhir tahun terhadap pelaksanaan kebijakan,

program dan kegiatan dalam RAD-KLA ; dan

6. Membuat laporan kepada Bupati/ Walikota.

35 Ibid. 36 Ibid.

25

Universitas Sumatera Utara Dalam melaksanakan tugas, anggota gugus tugas KLA menyelenggarakan fungsi sebagai berikut37:

1. Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data kebijakan, program, dan

kegiatan terkait pemenuhan hak anak ;

2. Melaksanakan kebijakan, program, dan kegiatan sesuai dengan RAD-

KLA;

3. Membina dan melaksanakan hubungan kerja sama dengan pelaksana KLA

di tingkat kecamatan dan kelurahan/desa dalam perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan KLA ditingkat kecamatan dan kelurahan/desa ;

4. Mengadakan konsultasi dan meminta masukan dari tenaga profesional

untuk mewujudkan KLA.

Gugus tugas tidak harus merupakan sebuah wadah/lembaga baru melainkan dapat mendayagunakan wadah atau lembaga terkait yang sudah ada sebelumnya. Sebagai contoh pokja anak atau pokja perempuan yang sudah ada disebuah kabupatem/kota dapat menjadi gugus tugas KLA dengan menyesuaikan keanggotannya berdasarkan unsur – unsur yang harus ada dalam KLA (termasuk infrastruktur). Keanggotaan gugus tugas yang optimal, harus berisikan seluruh perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan terkait pemenuhan hak anak, sebagaimana tertuang dalam indikator KLA (Peraturan Menteri Negara

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 12 tahun 2011 tentang indikator KLA).

37 Ibid.

26

Universitas Sumatera Utara 3. Pengumpulan Data Dasar KLA

Data dasar berkaitan dengan situasi dan kondisi anak-anak di kabupaten/kota disusun secara berkala dan berkesinambungan. Pengumpulan data dasar digunakan untuk :

1. Untuk mengetahui besaran masalah anak;

2. Untuk menentukan fokus program;

3. Untuk menyusun kegiatan prioritas;

4. Melihat sebaran program/kegiatan anak lintas SKPD; dan

5. Menentukan lokasi percontohan KLA.

4. Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) KLA

Rencana Aksi Daerah (RAD) KLA berfungsi sebagai acuan penting untuk mengembangkan KLA secara sistematis, terarah, dan tepat sasaran. Dalam penyusunan RAD-KLA, gugus tugas dan pihak–pihak terkait mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional), RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah),

RENSTRADA ( Rencana Strategis Daerah ), Visi, Misi, Kebijakan, Program dan kegiatan Kabupaten/Kota agar RAD-KLA tidak “tumpang tindih” dengan berbagai rencana daerah yang sudah ada atau sudah berjalan. Penyusunan RAD-

KLA tidak berarti harus membuat program baru karena RAD KLA dapat merupakan sebuah integrasi dengan rencana kerja SKPD terkait. Hal yang utama yang harus diperhatikan dalam penyusunan RAD–KLA adalah upaya pemenuhan hak anak yang mencangkup penguatan 5 (Lima) kluster hak anak.

27

Universitas Sumatera Utara Selain itu RAD- KLA harus mempertimbangkan dan tentunya mendayagunakan semua potensi lokal, sosial, budaya, dan ekonomi serta berbagai produk unggulan setempat. Sesuai dengan prinsip partisipasi anak dalam KHA

(konvensi Hak Anak), maka dalam proses penyusunan RAD- KLA, kelompok anak termasuk Forum Anak perlu dilibatkan. Berikut ini poin- poin penting dalam melakukan penyusunan RAD KLA :

a. Sesuaikan dengan RPJMN, RPJMD, Renstrada, Visi, Misi, Kebijakan,

Program dan Kegiatan Pembangunan Kabupaten/Kota;

b. Integrasikan ke dalam rencana pembangunan daerah agar berkelanjutan;

c. Sesuaikan dengan potensi, kondisi sosial budaya dan ekonomi daerah;

d. Pastikan tersedianya sumber daya (manusia dan anggaran) untuk

pelaksanaan RAD KLA; dan

e. Libatkan Organisasi/Forum/Kelompok Anak.

5. Pelaksanaan

Untuk mempercepat pelaksanaan kebijakan KLA, gugus tugas melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan yang tertuang dalam RAD–KLA.

Gugus tugas memobilisasi semua sumber daya, baik yang ada di pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan.

Sumberdaya meliputi sumberdaya manusia, keuangan, dan sarana prasarana yang ada di daerah yang dapat dimanfaatkan untuk KLA. Selain itu media pun hendaknya juga dilibatkan untuk mengefektifkan pelaksanaannya, mengingat posisinya yang sangat penting sebagai pilar demokrasi. Media berperan dalam sosialisasi dan sekaligus advokasi berbagai hal terkait pemenuhan hak anak.

28

Universitas Sumatera Utara Dalam pelaksanannya, suara anak juga harus diperhatikan, baik untuk memberikan masukan mengenai bagaimana tanggapan mereka atas jalannya pelaksanaan yang dilakukan para pemangku kepentingan, maupun terlibat langsung dalam pelaksanaan.

6. Pemantauan

Pemantauan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 4 ayat 1 huruf d dilakukan oleh gugus tugas KLA untuk mengetahui perkembangan dan hambatan pelaksanaan KLA secara berkala serta sesuai dengan rencana. Aspek yang harus diperhatikan dalam pemantauan adalah mengenai :

a. Hal yang dipantau, meliputi input dan proses terkait dengan upaya untuk

memenuhi seluruh indikator KLA ;

b. Pemantauan dilakukan oleh gugus tugas KLA Kabupaten/Kota dan

Provinsi ;

c. Pemantauan dapat dilakukan setiap bulan atau setiap tiga bulan ;

d. Pematauan dilakukan mulai dari tingkat kabupaten/kota, kecamatan,

sampai desa/kelurahan ;

e. Pemantauan dapat dilakukan bersama dengan pertemuan gugus tugas, dan

atau kunjungan lapangan atau dengan cara lainnya.

f. Pelaksanaan pemantauan KLA mengacu pada Peraturan Menteri Negara

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.

29

Universitas Sumatera Utara 7. Evaluasi KLA

Hal yang dievaluasi meliputi capaian seluruh indikator KLA ;

a. Evaluasi dilakukan oleh gugus tugas KLA, tim Independen ;

b. Evaluasi dilakukan setiap tahun ;

c. Evaluasi dilakukan mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, sampai

kabupaten/kota.

8. Pelaporan KLA

a. Disusun oleh kabupaten/kota setiap tahun;

b. Laporan disampaikan kepada Gubernur; dan

c. Tembusan Laporan disampaikan kepada Menteri Negara Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak.

Gambar 1.4 Tahapan Pengembangan KLA (Sumber: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI 2016)

30

Universitas Sumatera Utara 1.7 Kerangka Teori

1.7.1 Teori Politik Pembangunan

Konsep politik pembangunan adalah gabungan dari konsep politik dan pembangunan, yaitu menjadi politik pembangunan. Keduanya memiliki hubungan dan makna yang saling bertautan dan dibentuk apa yang disebut dengan proses politik. Namun demikian, sebagai sebuah konsep yang lebih mendalam dalam memahami realitas politik dalam pembangunan. Jadi, ia tidak dapat dimaknai secara terpisah-pisah tetapi harus dimaknai dalam satu kesatuan.

Beberapa pakar (Warjio, 2012, Budi Winarno, 2012) kemudian mencoba menjelaskan bahwa politik pembangunan adalah cara, arah untuk mencapai tujuan

(dasar pembangunan). Pandangan lain mengenai politik pembangunan juga dijelaskan oleh Zulfi Syarif Koto (2012) sebagai suatu cara atau startegi atau dasar dan model-model yang dipilih pemerintah dalam melakukan perubahan sosial ke arah yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai yang dianut suatu negara tertentu dan pada waktu tertentu (time spesific). Dari pengertian ini politik pembangunan merupakan political choice dan di dalamnya terkandung startegi.38

Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan sesuai dengan pandangan Warjio (2016) bahwa politik pembangunan bukan saja mengenai cara atau startegi yang hendak dicapai dalam pembangunan tetapi juga pemikiran atau ideologi yang termaktub dalam pembangunan dari startegi atau cara yang dijalankan. Politik pembangunan juga mengandung muatan-muatan nilai, memiliki ideologi, atau pemikiran; artinya pembangunan ingin mewujudkan tipe

38 Warjio. Op. Cit., Hal. 105-106.

31

Universitas Sumatera Utara masyarakat yang lebih baik sebagai kewujudan dari nilai atau ideologi itu.39

Selanjutnya, dalam politik pembangunan juga berkaitan erat dengan konsep kekuasaan sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Harold Lasswell mengenai sebuah pertanyaan tentang siapa, apa, bagaimana dan mendapatkan apa.40

Politik pembangunan sesungguhnya merupakan hasil dari proses politik yang dilakukan aktor-aktor di dalamnya; oleh pemerintah dan perangkat- perangkat lain seperti lembaga, partai politik atau bahkan kelompok masyarakat.

Oleh karena adanya aktor-aktor yang memiliki kepentingan dan bagaimana mencapai tujuan dari pembangunan maka akan muncul suatu variabel-variabel politik pembangunan. Variabel-variabel politik pembangunan adalah bagian- bagian dalam politik pembangunan yang keberadaannya sangat menentukan bagaimana politik pembangunan dijalankan atau dilakukan. Berikut ini variabel- variabel politik pembangunan41:

a. Adanya aktor-aktor pembangunan

Aktor-aktor pembangunan adalah syarat mutlak dari politik pembangunan.

Aktor-aktor pembangunan adalah mereka yang mengambil peran sentral dan menentukan dalam proses pembangunan. Mereka ini bisa merupakan individu, kelompok atau negara. Sebagai aktor pembangunan mereka memiliki naluri dan kepentingan politik dalam pembangunan melalui cara atau startegi tertentu untuk mencapai tujuan.

39 Ibid., Hal. 106. 40 Ibid., Hal. 110 41 Ibid., Hal. 140.

32

Universitas Sumatera Utara b. Adanya kekuasaan

Adanya kekuasaan menjadi syarat penting dalam pembangunan. Tanpa kekuasaan sulit bagi individu, kelompok atau negara mengintervensi pembangunan. Dengan kekuasaan tujuan pembangunan dapat dilaksanakan.

Kekuasaan adalah apa yang dimiliki oleh aktor pembangunan untuk merealisasikannya tujuan dari pembangunan itu baik dalam bentuk hard power maupun soft power.

c. Adanya sistem

Adanya sistem diperlukan dalam pembangunan. Hal ini disebabkan sistem dapat menggerakkan sebuah pola yang dikehendaki dalam pembangunan. Sebuah sistem atau lebih akan memengaruhi bagaimana pembangunan dijalankan dan mencapai tujuan. Sistem dapat dibentuk secara internasional atau juga bersifat nasional atau lokal.

d. Adanya ideologi

Ideologi merupakan syarat mutlak dalam politik pembangunan. Ideologi menggerakan pembangunan karena di dalamnya terkandung semangat ataupun cita-cita. Ideologi adalah semangat yang menjadi penggerak aktor pembangunan untuk meraih tujuan. Ideologilah yang menjadi roh dari semua aktivitas yang dilakukan oleh aktor pembangunan dalam mencapai tujuannya.

e. Intervensi Asing

Intervensi asing adalah syarat sentral dari bekerjanya politik pembangunan. Intervensi asing adalah sesuatu intervensi yang berasal dari satu

33

Universitas Sumatera Utara kelompok, sistem ataupun negara tertentu yang berfungsi untuk mengendalikan.

Intervensi asing adalah aktor pembangunan yang berasal dari “luar” yang mendukung rencana pembangunan yang dimainkan oleh aktor pembangunan dari

“dalam” dan memiliki tujuan-tujuan tertentu. Mereka memiliki hubungan khusus dan kepentingan yang saling menguntungkan dan di satu sisi mungkin ada ketergantungan. Mereka bisa individu, lembaga, ataupun negara.

1.7.1.1 Startegi Politik Pembangunan

Untuk mengetahui siapa yang berperan dalam politik pembangunan, maka diperlukan pendekatan dalam politik pembangunan. Pendekatan politik pembangunan ini juga akan membantu kita apakah politik pembangunan yang dijalankan melibatkan kepentiangan atas, kepentingan bawah atau campuran keduanya. Berdasarkan pemikiran tersebut, pendekatan politik pembanguan terbagi menjadi 3, sebagai berikut:

1. Pendekatan Top-Down

Pendekatan Top-Down adalah pendekatan yang berpusat pada aktor atas.

Pendekatan Top-Down menggariskan bahwa perumusan startegi pembangunan disatukan dan dikordinasikan pimpinan tertinggi dan diturunkan pada tingkat/level bawah. Startegi pembangunan ini bersifat menyeluruh yang digunakan sebagai penentu sasaran pembangunan secara menyeluruh.42 Ini merupakan satu pendekatan yang digunakan untuk menerapkan pembangunan dengan cara mengklasifikasi persoalan pembangunan dan kemudian melakukan pembangunan

42 Nurman. 2015. Startegi Pembangunan Daerah. Jakarta: Rajawali Press. Hal: 158.

34

Universitas Sumatera Utara dengan kebijakan-kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh “orang-orang atas”. Mereka ini adalah penguasa dan pemerintah.

Pendekatan Top-Down menegasakan bahwa peran pemerintah dirasa sangat penting karena masyarakat biasanya dalam posisi yang lemah dalam berbagai aspek. Atas dasar tersebutlah bahwa pembangunan yang ada di daerah ataupun desa harus disponsori dan digerakkan oleh pemerintah. Dengan demikian, pola pembangunan dari atas dinilai adalah startegi yang sangat tepat dalam tercapainya kesejahteraan masyarakat. Praktik-praktik seperti ini di negara berkembang digunakan untuk melaksanakan secara langsung-langsung program- program, proyek-proyek pembangunan; melakukan pengorganisasian dan promosi organisasi-organisasi petani. Pengalaman jika menunjukkan bahwa startegi ini memungkinkan birokrasi bekerja sama dengan para elite-elite di tingkat lokal.43

2. Pendekatan Bottom-Up

Pendekatan Bottom-Up adalah salah satu pendekatan yang berasal dari bawah. Pendekatan Bottom-Up sering juga disebut pendekatan populistik.

Pendekatan Bottom-Up adalah kebalikan dari pendekatan Top-Down. Dalam

Pendekatan Bottom-Up, rancangan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri. Pendekatan Bottom-Up menggariskan bahwa inisiatif startegi pembangunan berasal dari berbagai unit yang disampaikan dari tingkat bawah sampai tingkat atas. Model startegi pembangunan ini banyak

43 Warjio. Op. Cit., Hal. 179.

35

Universitas Sumatera Utara diadopsi oleh negara maju di mana struktur kelembagaan pembangunan telah siap dalam melaksanakan pembangunan secara mandiri.44

Pendekatan Bottom-Up ini juga lebih dikenal dengan pendekatan populistik karena dijelaskan bahwa masyarakat desa pada dasarnya tertarik perubahan-perubahan dan mempunyai kemampuan untuk memperbaiki kondisi- kondisi hidup mereka, jika birokrat dan para politisi tidak melakukan campur tangan. Menurut pandangan ini, masyarakat daerah lah yang paling mengetahui kondisi-kondisi hidup mereka. Oleh karena itu, pola pembangunan dari bawah

Bottom-Up merupakan startegi yang paling baik untuk mencapai keberhasilan pembangunan yang ada di daerah maupun desa.45

3. Pendekatan Campuran

Pendekatan campuran adalah pendekatan yang menggabungkan pendekatan atas dan pendekatan bawah. Para aktor di level atas akan berkolaborasi dengan aktor bawah. Uphoff dan Esman menjelaskan bahwa kombinasi startegi Top-Down dan Bottom-Up dapat menjadikan organisasi desa atau daerah efektif dalam menunjang pembangunan desa. Di satu pihak, pengawasan yang ketat dari pemerintah, misalnya terdapat pemerataan distribusi input-input produksi sangat dibutuhkan. Di lain pihak, melalui organisasi- organisasi daerah, penduduk daerah dapat mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan dan tuntutan-tuntutan ataupun keluhan-keluhan kepaada pemerintah.46

44 Nurman. Op. Cit., Hal. 161. 45 Warjio. Op, Cit., Hal. 180. 46 Ibid., Hal. 181.

36

Universitas Sumatera Utara Pemerintah yang menjalankan pembangunan juga sering kali menggunakan pendekatan campuran untuk memaksimalkan program pembangunan dan capaian pembangunan yang ingin dicapai dengan segera.

Biasanya program pembangunan yang digagas pemerintah (Top-Down) kemudian dimintai juga tanggapan dan masukan dari masyarakat baik yang berasal dari

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ataupun individu-individu serta ketua- ketua adat. Tujuannya agar program tersebut berjalan dengan baik tanpa memakasakannnya kepada masyarakat. Demikian juga sebaliknya, LSM memiliki program pembangunan yang biasanya mendapat dukungan ataupun melaksanakan program internasional biasanya akan berkordinasi dengan pemerintah atau pihak lainnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh perkumpulan-perkumpulan adat yang akan melaksanakan program pembangunannya. Jadi, pendekatan campuran sangat membukakan ruang sinergitas kerja dalam mencapai tujuan pembangunan.

1.7.1.2 Aktor Politik Pembangunan

Aktor politik pembangunan telah menjadi perhatian serius dalam analisis pembangunan. Sebagaimana diungkapkan Scramm dan Lerner (1976) telah merumuskan aktor politik pembangunan yang terdiri dari dua kelompok, yaitu47:

1. Sekelompok kecil warga masyarakat yang merumuskan perencanaan dan

berkewajiban dan menggerakkan masyarakat yang lain untuk berpatisipasi

dalam pembangunan. Pengertian merumuskan perencanaan pembangunan

itu, tidak berarti bahwa ide-ide yang berkaitan dengan rumusan kegiatan

dan cara mencapai tujuan hanya dilakukan sendiri oleh kelompok ini, akan

tetapi mereka sekedar merumuskan ide-ide atau aspirasi yang dikehendaki

47 Ibid., Hal. 208.

37

Universitas Sumatera Utara oleh seluruh warga masyarakat melalui suatu mekanisme yang telah

disepakati. Sedang perencanaan pembangunan di arus yang paling bawah,

disalurkan melalui pertemuan kelompok ataupun permusyawaratan pada

lembaga terbawah, secara formal dan informal.

2. Masyarakat luas yang berpatisipasi dalam proses pembangunan, baik

dalam bentuk: pemberian input (ide, biaya, tenaga dan lain-lain),

pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan pengawasan serta pemantauan

hasil-hasil pembangunan. Dalam kenyataan, pelaksana utama kegiatan

pembangunan justru terdiri dari kelompok ini, sedangkan kelompok “elite

masyarakat” hanya berfungsi sebagai penerjemah “kebijakan dan

perencana pembangunan” dan menggerakkan partisipasi masyarakat.

Kantaprawira menjelaskan bahwa aktor dalam suatu sistem politik dapat berwujud perseorangan atau kelompok, baik kecil maupun besar dan tidak fokus pada gender tertentu yang kesemuanya menjalankan berbagai peranan. Aktor-aktor tersebut dapat dinyatakan sebagai struktur. Peranan suatu struktur singular maupun komposit ditentukan oleh harapan dari orang lain atau pelaku peran sendiri.48

Memahami siapa aktor politik pembangunan, Norman Long memberikan perspektif yang lebih luas lagi. Menurut Norman Long dalam Development

Sosiology : Actor Perspektif, aktor-aktor pembangunan adalah sangat kompleks dan banyak yang berasal dari peneliti, para agen, pengintervensi atau bahkan mereka-mereka di tingkat lokal yang memiliki pengaruh, baik dari segi kekuasaan atau dalam satu wilayah atau arena tertentu.49 Ciri aktor pembangunan adalah merea memilik banyak relasi dan kepentingan baik ditingkat makro maupun

48 Rusadi Kantaprawira. 1987. Pendekatan Sistem Dalam Ilmu-Ilmu Sosial:Aplikasi Dalam Meninjau Kehidupan Politik Indonesia. Bandung: Sinar Baru. Hal. 33. 49 Norman Long. 2001. Development Sociology: Actor Persfective. London: Routledge. Hal. 50.

38

Universitas Sumatera Utara mikro. Adapun di tingkat internasional mereka adalah individu dan kelompok swasta yang berada di rata-rata rasional dan menghindari resiko dan yang mengatur pertukaran dan tindakan kolektif untuk mempromosikan kepentingan yang berbeda di bawah kendala yang dikenakan oleh kelangkaan bahan, nilai-nilai yang saling bertentangan dan variasi dalam pengaruh sosial. Aktor politik pembangunan juga sangat dipengaruhi oleh bagaimana mobilitas yang dijalankannya terkait dengan pembangunan.

Dalam tulisannya Warjio, aktor politik pembangunan ini sangatlah banyak dan luas bidang-bidang keahliannya aktor-aktor politik pembangunan ini bukan saja mwewakili lapisan tengah tetapi juga mewakili lapisan bawah juga dalam struktur sosial masyarakat. Mereka tidak banyak tetapi memiliki kemampuan dan pengaruh yang mampu mengendalikan. Mereka bergerak sesuai dengan kepentingannya dan keahliannya baik dalam kelembagaan maupun secara sendiri.

Menurut Warjio, dari banyak lapisan stratifikasi dan keluasan keahlian aktor politik pembangunan tersebut dapat di kelompokan dalam empat jenis. Empat aktor itu ialah negara, swasta, masyarakat sipil (LSM) dan individu.50

1.8 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong penelitian dengan menggunakan metode kualitatif adalah untuk melakukan pendekatan yang diarahkan pada latar dan individu, tersebut secara holistic (utuh).Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari keutuhan. Pendekatan penelitian

50 Warjio. Op. Cit., Hal 216.

39

Universitas Sumatera Utara merupakan suatu cara bagaimana melihat dan mempelajari gejala dan realitas sosial. Pendekatan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu mencari referensi sebanyak-banyaknya melalui data-data yang sudah ada kemudian di dukung oleh ahli-ahli dibidangnya melalui buku-buku atau tulisan yang mereka telah publikasikan sebelumnya.51

Berdasarkan pengertian diatas, maka penelitian ini adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat populasi serta menganalisa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

1.8.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan unsur pokok yang harus ada dalam penelitian ilmu pengetahuan untuk mendapatkan dapat akurat, tepat, lengkap dan dapat dipertanggunjawabkan kebenarannya secara ilmiah.Pemilihan jenis penelitian yang tepat merupakan unsur yang sangat penting dalam mencapai tujuan secara optimal. Metode peneletian yang akan digunakan dalam kajian ini adalah metode kualitatif dan wawancara, yang menyajikan fakta-fakta yang ditemukan, secara komprehensif melalui analisa-analisa yang mendalam.

1.8.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat di Kabupaten Langkat dengan pertimbangan sebagai berikut.

1. Kabupaten Langkat yang mengimplementasikan Kebijakan Kota Layak

Anak.

51 Lexy J. Maleong.. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Hal. 186.

40

Universitas Sumatera Utara 2. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten

Langkat sebagai leading sector dalam pelaksanaan Kebijakan

Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) di Kabupaten Langkat yang

merupakan Sekretaris dari Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak

Kabupaten Langkat.

3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten

Langkat sebagai ketua Gugus Tugas KLA di Kabupaten Langkat.

4. SKPD Kabupaten Langkat yang menjadi anggota tim dari gugus tugas

KLA Kabupaten Langkat.

1.8.3 Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, tidak menggunakan istilah populasi ataupun sampel. Bungin mengatakan bahwa informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian52.

Informan penelitian ini meliputi tiga macam, yaitu :

1. Informan kunci (Key Informan) merupakan mereka yang mengetahui dan

memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah “Kepala Dinas

Pemeberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Langkat”.

2. Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi

sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah “Gugus

Tugas KLA Kabupaten Langkat.

52 Bungin Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Edisi pertama, Cetakan ke-2. Jakarta: Kencana. Hal. 76.

41

Universitas Sumatera Utara 3. Informan tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak terlibat langsung dalam interaksi social yang diteliti.

Informan tambahan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten

Langkat.

1.8.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan informasi. Untuk itu peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung pada lokasi penelitian. Adapun yang termasuk dalam teknik

pengumpulan ini yaitu :

a. Pengamatan Langsung (observasi langsung).

yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung pada objek penelitian

kemudian mencatat gejala-gejala yang terjadi dilapangan untuk

melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan

dengan penelitian.

b. Wawancara.

yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara melakukan

tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait untuk

memperoleh data yang lengkap, sehingga akan diperoleh informasi yang

berkaitan dengan penelitian.

2. Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung data

primer.

42

Universitas Sumatera Utara Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan. Cara ini dilakukan dengan menghimpun data

maupun teori berbagai literatur dan dapat digunakan untuk

menganalisa data yang diperoleh.

b. Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan dokumen atau data-data

yang berkaitan dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang

ada dilokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang menyangkut

masalah yang diteliti dengan instansi terkait.

1.8.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dilakukan pada data yang tidak dapat dihitung bersifat nongrafis atau berwujud kasus-kasus (sehingga tidak dapat disusun ke dalam struktur klasifikatoris). Data yang dikumpulkan bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata atau gambar. Artinya pada penelitian ini dibutuhkan pengutamaan penghayatan dan berusaha memahami faktor peristiwa dalam situasi tertentu menurut pandangan peneliti. Lalu kemudian setelah data tersusun teratur dan sistematis, akan melakukan analisis data yang selanjutnya menghasilkan suatu kesimpulan terhadap data yang diteliti sesuai dengan apa yang dihasilkan oleh peneliti.

1.8.6 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang terperinci dan untuk mempermudah isi daripada skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penulisan ke dalam 4 bab, yaitu:

43

Universitas Sumatera Utara BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pokok permasalahan yang akan dibahas, pembatasan masalah yang akan diteliti, tujuan mengapa diadakan penelitian ini, manfaat penelitian dan metode penelitian serta kerangka teori yang akan menjadi landasan pembahasan masalah.

BAB II : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum mengenai karakteristik lokasi penelitian.

BAB III : POLITIK PEMBANGUNAN KABUPATEN LAYAK ANAK DI

KABUPATEN LANGKAT

Pada bab ini akan di sajikan bagaimana politik pembangunan yang di lakukan oleh pemerintah Kabupaten Langkat terhadap pelaksanaan Kabupaten

Layak Anak.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi ini, yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada bab ini juga akan terjawab pertanyaan tentang apa yang dilihat dalam penelitian yang dilakukan, serta berisi saran-saran, baik yang bermanfaat bagi penulis secara pribadi maupun bagi lembaga-lembaga yang terkait secara umum.

44

Universitas Sumatera Utara BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Deskripsi penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum

Kabupaten Langkat dan gambaran umum Gugus Tugas Kota Layak Anak

Kabupaten Langkat, gambaran umum Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga

Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak (PPKB dan PPA) Kabupaten

Langkat sebagai leading sector (sektor pemimpin yang berperan sebagai penggerak bagi sektor-sektor lainnya) dalam Kebijakan Kabupaten/Kota Layak

Anak (KLA) di Kabupaten Langkat. Hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

2.1 Gambaran Umum Kabupaten Langkat

2.1.1 Letak Geografis

Kabupaten Langkat merupkan salah satu daerah yang berada di Sumatera

Utara. Geografi Daerah Kabupaten Langkat terletak pada 3o14’dano13’ 4 lintang utara, serta 93o51’ dan 45’ 98 Bujur Timur dengan batas sebagai dengan berikut53:

 Sebelah Utara berbatas dengan selat Malaka dan Prop. D.I.

 Sebelah Selatan berbatas dengan Dati II Karo.

 Sebelah Timur berbatas dengan Dati II Deli Serdang

 Sebelah Barat berbatas dengan Dati D.I Aceh (Aceh Tengah)

Topografi Daerah Tingkat II Langkat dibedakan atas 3 bagian54:

53 Badan Pusat Statistika. 2016. Kabupaten Langkat Dalam Angka 2016. Langkat: CV. Rilis Grafika. Hal. 3.

45

Universitas Sumatera Utara  Pesisir Pantai dengan ketinggian 0 –4 m diatas permukaan laut

 Dataran rendah dengan ketinggian 0 –30 m diatas permukaan laut

 Dataran Tinggi dengan ketinggian 30 –1200 m diatas permukaan laut

2.1.2 Wisata, Perindustrian dan Pertambangan

Di daerah Kabupaten Langkat terdapat taman wisata Bukit Lawang sebagai obyek wisata, Taman Bukit Lawang ini terletak di kaki Taman Nasional

Gunung Leuser (TNGL) dengan udara sejuk oleh hujan trofis, dibukit Lawang ini terdapat lokasi rehabilitasi orang hutan (mawas) yang dikelola oleh WNF Taman

Nasional gunung Leuser merupakan asset Nasional terdapat berbagai satwa yang dilindungi seperti: Badak Sumatera, Rusa, Kijang, Burung Kuau, siamiang juga terdapat tidak kurang dari 320 jenis burung, 176 binatang menyusui, 194 binatang melata, 52 jenis ampibi serta 3500 jenis species tumbuh-tumbuhan serta yang paling menarik adalah bunga raflesia yang terbesar di dunia55.

Sedangkan, untuk kawasan industrian daerah Kabupaten Langkat adalah satu-satunya di Sumatera Utara yang mempunyai tambang minyak yang dikelola oleh Pertamina dan berada di kota Pangkalan Berandan yang menghasilkan56:

a. Kapasitas CDU (MBCD) - Actual 0,51 (510Barrel/hari) - Discharged 0,50

(500 Barrel/hari).

b. Kapasitas CDU-II (MBCD) - Actual 4,69 (4690 Barrel/hari) - Discharged

4,50 (4500 Barrel/hari).

54 Ibid. 55 Ibid., Hal. Xliv. 56 Ibid.

46

Universitas Sumatera Utara c. Aspal di Pangkalan Susu - Actual 400 Mm3/hari (400.000m3/hari) -

Discharged 850 Mm3/hari (850.000 m3/hari)

Disamping pertambangan minyak di Kabupaten Langkat juga terdapat

Industri Gula yang dikelola oleh PTP IX Kwala madu serta banyak bahan-bahan tambang yang belum dikelola seperti Coal, Tras, Gamping Stone, Pasir Kwarsa dan lain-lain57.

2.1.3 Penduduk

Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk tahun 2010, penduduk

Kabupaten Langkat berjumlah 967.535 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar154,48 jiwa per Km2. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten

Langkat pada tahun 2010 dibandingkan tahu 2000 adalah sebesar 0,88 persen per tahun. Untuk tahun 2015 berdasarkan hasil proyeksi penduduk Kabupaten

Langkat 1.013.385 jiwa58.

Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan yaitu sebanyak

86.217 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 792,07 jiwa per km2. Sedangkan penduduk paling sedikit berada di kecamatan Pematang Jaya sebesar 13.591 jiwa.

Kecamatan merupakan kecamatan yang paling padat penduduknya dengan kepadatan 1.058,03 jiwa per km2 dan Kecamatan Bahorok merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil yaitu sebesar 37,86 jiwa per Km259.

57 Ibid. 58 Ibid., Hal. 55. 59 Ibid.

47

Universitas Sumatera Utara Jumlah penduduk Kabupaten Langkat per jenis kelamin lebih banyak laki-laki dibandingkan penduduk perempuan. Pada tahun 2015 jumlah penduduk laki-laki sebesar 510.288 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 503.097 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 101,43 persen60.

Berdasarkan hasil SP2000 penduduk Kabupaten Langkat mayoritas bersuku bangsa Jawa (56,87 persen), diikuti dengan suku Melayu (14,93 persen),

Karo (10,22 persen), Tapanuli / Toba (4,50 persen), Madina (2,54 persen) dan lainnya (10,94 persen). Sedangkan agama yang dianut penduduk Kabupaten

Langkat mayoritas agama Islam (90,00 persen), Kristen Protestan (7,56 persen),

Kristen Katolik (1,06 persen), Budha (0,95 persen) dan lainnya (0,34 persen)61.

2.1.4 Sejarah singkat Kabupaten Langkat

Pada masa Pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten.

Residen mempunyai wewenang mendampingi Sultan Langkat di bidang orang- orang asing saja sedangkan bagi orang-orang asli (pribumi) berada di tangan pemerintahan kesultanan Langkat. Kesultanan Langkat berturut-turut dijabat oleh62:

1. Sultan Haji Musa Almahadamsyah 1865-1892

2. Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul Jalik Rakhmatsyah 1893-1927

3. Sultan Mahmud 1927-1945/46

60 Ibid. 61 Ibid. 62 Ibid., Hal. Xxxix.

48

Universitas Sumatera Utara Dibawah pemerintahan Kesultanan dan Assisten Residen struktur pemerintahan disebut Luhak dan dibawah luhak disebut Kejuruan (Raja kecil) dan

Distrik, secara berjenjang disebut Penghulu Balai (Raja kecil Karo) yang berada di desa. Pemerintahan luhak dipimpin seorang Pangeran, Pemerintahan Kejuruan dipimpin seorang Datuk, Pemerintahan Distrik dipimpin seorang kepala Distrik, dan untuk jabatan kepala kejuruan/Datuk harus dipegang oleh penduduk asli yang pernah menjadi raja di daerahnya63.

Pemerintahan Kesultanan di Langkat dibagi atas 3 (tiga) kepala Luhak64:

1. Luhak Langkat Hulu, yang berkedudukan di Binjai dipimpin oleh

T.Pangeran Adil. Wilayah ini terdiri dari 3 Kejuruan dan 2 Distrik yaitu:

a. Kejuruan Selesai

b. Kejuruan Bahorok

c. Kejuruan

d. Distrik Kwala

e. Distrik

2. Luhak Langkat Hilir, yang berkedudukan di Tanjung Pura dipimpin oleh

Pangeran Tengku Jambak/T.Pangeran Ahmad. Wilayah ini mempunyai 2

kejuruan dan 4 distrik yaitu :

a. Kejuruan Stabat

b. Kejuruan Bingei

c. Distrik Secanggang

63 Ibid. 64 Bid.,Hal. Xl.

49

Universitas Sumatera Utara d. Distrik Padang Tualang

e. Distrik Cempa

f. Distrik Pantai Cermin

3. Luhak Teluk Haru, berkedudukan di Pangkalan Berandan dipimpin oleh

Pangeran Tumenggung (Tengku Djakfar). Wilayah ini terdiri dari satu

kejuruan dan dua distrik.

a. Kejuruan Besitang meliputi Langkat Tamiang dan Salahaji.

b. Distrik Pulau Kampai

c. Distrik Sei Lepan

Awal 1942, kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda beralih ke

Pemerintahan jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan, hanya sebutan Keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin oleh Syucokan.

Afdeling diganti dengan Bunsyu dipimpin oleh Bunsyuco Kekuasaan Jepang ini berakhir pada saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17-08-

194565.

Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera dipimpin oleh seorang Gubernur yaitu Mr.T.M.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status keresidenan dengan asisten residennya atau kepala pemerintahannya dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati. Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera

Timur (NST) yang berkedudukan di Binjai dengan kepala Pemerintahannya Wan

Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di

65 Ibid., Hal. Xl.

50

Universitas Sumatera Utara Pangkalan Berandan, dipimpin oleh Tengku Ubaidulah. Berdasarkan PP No.7

Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan kepala daerahnya (Bupati)

Netap Bukit66.

Mengingat luas Kabupaten Langkat, maka Kabupaten Langkat dibagi menjadi 3 (tiga) kewedanan yaitu67:

1. Kewedanan Langkat Hulu berkedudukan di Binjai

2. Kewedanan Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura

3. Kewedanan Teluk Haru berkedudukan di Pangkalan Berandan.

Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas administrasi pemerintahan langsung dibawah Bupati serta Assiten Wedana

(Camat) sebagai perangkat akhir. Sedangkan, Pada tahun 1965-1966 jabatan

Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dipegang oleh seorang Care Taher (Pak Wongso) dan selanjutnya oleh Sutikno yang pada waktu itu sebagai Dan Dim 0202

Langkat. Dan secara berturut-turut jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dijabat oleh68:

1. T. Ismail Aswhin 1967 –1974

2. HM. Iscad Idris 1974 –1979

3. R. Mulyadi 1979 –1984

4. H. Marzuki Erman 1984 –1989

5. H. Zulfirman Siregar 1989 –1994

66 Ibid. 67 Ibid., Hal. Xli. 68 Ibid.

51

Universitas Sumatera Utara 6. Drs. H. Zulkifli Harahap 1994 –1998

7. H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH 3-9-1998 s/d 20-2-1999

8. H. Syamsul Arifin, SE 1999-2009

9. Ngogesa Sitepu 2009-2019

10. Terbit Rencana PA 2019 s/d sekarang

Untuk melaksanakan pembangunan yang merata, Kabupaten Langkat dibagi atas 3 wilayah pembangunan69.

1. Wilayah Pembangunan I (Langkat Hulu) meliputi

 Kecamatan Bahorok dengan 19 desa

 Kecamatan Salapian dengan 22 desa

 Kecamatan dengan 16 desa

 Kecamatan Selesai dengan 13 desa

 Kecamatan Binjai dengan 7 desa

 Kecamatan Sei Bingai 15 desa

2. Wilayah Pembangunan II (Langkat Hilir) meliput

 Kecamatan Stabat dengan 18 desa dan 1 kelurahan

 Kecamatan Secanggang dengan 14 Desa

 Kecamatan Hinai dengan 12 desa

 Kecamatan Padang Tualang dengan 18 desa

 Kecamatan Tanjung Pura dengan 15 desa dan 1 kelurahan

3. Wilayah pembangunan III (Teluk Haru) meliputi

 Kecamatan Gebang dengan 9 desa

69 Ibid., Hal. Xli-xlii.

52

Universitas Sumatera Utara  Kecamatan Brandan Barat dengan 6 desa

 Kecamatan Sei Lepan dengan 5 desa dan 5 kelurahan

 Kecamatan Babalan dengan 5 desa dan 3 kelurahan

 Kecamatan Pangkalan Susu dengan 14 desa 2 kelurahan

 Kecamatan Besitang dengan 8 desa dan 3 kelurahan

Tiap-tiap wilayah pembangunan dipimpin oleh seorang pembantu Bupati.

Disamping itu dalam melaksanakan otonomi daerah Kabupaten Langkat dibantu atas dinas-dinas otonom, Instansi pusat baik Departemen maupun non

Departemen yang kesemuannya merupakan pembantu-pembantu Bupati. Dalam melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan dan pembangunan.

2.1.5 Makna dan Arti Logo Kabupaten Langkat

Makna dan arti Logo Kabupaten Langkat dalam bentuk gambar adalah sebagai berikut70:

1. Sebuah bintang bewarna emas dan kuning gading melambangkan dasar

falsafah bangsa indonesia yaitu pancasila.

70 Pemkab Langkat. Makna Lambang Kabupaten Langkat. Diakses Melalui: http://langkatkab.go.id/Makna/Lambang/Langkat. Pada tanggal 6 Juli 2019. Pukul 21.52 Wib.

53

Universitas Sumatera Utara 2. Perisai bewarna kuning gading dan dua buah bambu kuning

melambangkan perjuangan rakyat bangsa Indonesia mencapai

kemerdekaan berdasarkan pancasila.

3. Untaian padi dan kapas (17 dan 18) melambangkan tanggal 17 bulan 8

tahun 1945 dan keseluruhannya melambangkan kesejahteraan bangsa

Indonesia.

4. Tapak sirih warna coklat muda dan perhiasannya melambangkan

kebudayaan dan adat istiadat rakyat Kabupaten Langkat.

5. Sampan nelaysn dengan layar warna coklat muda dan badannya warna

hitam melambangkan bahwa daerah Langkat berpantai luas rakyat

bersemangat bahari.

6. Keris berwarna putih dan gagangnya berwarna coklat tua melambangkan

semangat patriotisme rakyat Langkat.

7. Pita berwarna mereah dan tulisan “Kabupaten Langkat” berwarana putih

melambangkan daerah Kabupaten Langkat.

Makna dan arti Logo Kabupaten Langkat dalam Warna adalah sebagai berikut71:

1. Warna hijau melambangkan kemakmuran (Dasar Lambang).

2. Warna kuning emas melambangkan kebesaran jiwa dan kemurnian adat.

3. Warna kuning gading melambangkan kejayaan.

4. Warna merah melambangkan semangat yang menyala-nyala.

5. Warna biru melambangkan kecintaan dan kesetiaan pada tanah air.

6. Warna putih melambangkan lambang kesucian dan kemakmuran.

71 Ibid.

54

Universitas Sumatera Utara 7. Warna coklat melambangkan kepribadian dan kesuburan tanah Langkat.

8. Warna hijau melambangkan kejujuran dan keteguhan.

2.1.6 Visi dan Misi Kabupaten Langkat

Visi RPJMD Kabupaten Langkat tahun 2014 - 2019 ialah: Terwujudnya masyarakat Kabupaten Langkat yang lebih maju, dinamis, sejahtera dan mandiri, berlandaskan aspek hukum, religius, kultural dan berwawasan lingkungan72.

Misi dalam rangka pencapaian Visi Kabupaten Lagkat tahun 2014 –2019 sebagai berikut :

1. Meningkatkan profesionalisme birokrasi;

2. Meningkatkan kualitas SDM (pendidikan, kesehatan dan sosial) yang

berlandaskan iman dan taqwa serta pelestarian budaya;

3. Memantapkan pembangunan perdesaan;

4. Meningkatkan keimanan dan ketertiban wilayah melalui penegakkan

supermasi hukum dan HAM;

5. Meningkatkan ketersedian infrastruktur dan keterpaduan tata ruang

wilayah;

6. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing;

7. Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan

berkelanjutan;

72 Visi-Misi Kabupaten Langkat. Diakses melalui: http://sipsn.menlhk.go.id/sites/default/files/file- lampiran/visi-misi/2.Visi-Misi%20Kabupaten%20Langkat.docx. Pada tanggal 21 Juli 2019. Pukul 01.22 Wib.

55

Universitas Sumatera Utara 2.2 Gambaran Umum Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat

Berdasarkan surat keputusan Bupati Langkat nomor : 463-21/K/2017 tentang Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak (KLA) Kabupaten Langkat, berikut ini adalah susunan keanggoatan Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak (KLA)

Kabupaten Langkat.

PENGARAH : Bupati Langkat

Wakil Bupati Langkat

Ketua DPRD Kabupaten Langkat

PENANGGUNGJAWAB : Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat

Asisten Adm.Ekbang dan Sosial Kabupaten

Langkat

KETUA : Kepala BAPPEDA Kabupaten Langkat

WAKIL KETUA : Kepala BPKAD Kabupaten Langkat

SEKRETARIS : Kepala Dinas Pengendalian Penduduk,

Keluarga Berencana dan Perempuan,

Perlindungan Anak Kabupaten Langkat

WAKIL SEKRETARIS : Kepala Bidang PP dan PA Dinas

PengendalianPenduduk,

KeluargaBerencanadanPerempuan,

Perlindungan Anak Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS PENGUATAN KELEMBAGAAN

KOORDINATOR : Kepala Inspektorat Kabupaten Langkat

ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Perdagangandan

Perindustrian Kabupaten Langkat

56

Universitas Sumatera Utara 2. Kepala Dinas Koperasi Kabupaten Langkat

3. Kepala Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Langkat

4. Kepala Badan Pengelolaan Keuangandan

Aset Daerah

5. Kepala BadanKepegawaian Daerah

Kabupaten Langkat

6. Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten

Langkat

7. Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten

Langkat

8. Kepala Bagian Umum Setda Kabupaten

Langkat

9. Kepala Bagian Tata Pemerintah Setda

Kabupaten Langkat

10. Kepala Bagian Organisasi Setda Kabupaten

Langkat

11. Manajer PTPN II Kw.Bingai

12. Ketua APINDO Kabupaten Langkat

13. Ketua Forum Peduli Autis Kabupaten

Langkat

14. Ketua Forum Anak Kabupaten Langkat

57

Universitas Sumatera Utara SUB GUGUS TUGAS HAK SIPIL DAN KEBEBASAN

KOORDINATOR : Kepala Bagian Tata Pemerintah Setda

KabupatenLangkat

ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil KabupatenLangkat

2. Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Kabupaten Langkat

3. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa Kabupaten Langkat

4. Kepala Badan Pendapatan Kabupaten

Langkat

5. Kepala Kantor Satpol PP Kabupaten

Langkat

6. Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten

Langkat

7. Kepala Seksi PHA, Data dan Informasi

Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat

8. Ketua PWI KabupatenLangkat

KB dan PP Kabupaten Langkat

9. Ketua PWI Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENGASUHAN

ALTERNATIF

KOORDINATOR : Kepala Dinas Sosial Kabupaten Langkat

ANGGOTA : 1. Ketua Pengadilan Agama Kabupaten

58

Universitas Sumatera Utara Langkat

2. Kepala Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Langkat

3. Ketua TP-PKK Kabupaten Langkat

4. Kepala Seksi PHP dan PKA Dinas PPKB

dan PPA Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS KESEHATAN DASAR DAN KESEJAHTERAAN

KOORDINATOR : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Langkat

ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Kabupaten Langkat

2. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Langkat

3. Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan

Pemukiman Kabupaten Langkat

4. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Langkat

5. Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial Setda

Kabupaten Langkat

6. Direktur RSUD Tanjung Pura

7. Kepala Bidang KESGA Dinas Kesehatan

Kabupaten Langkat

8. Ketua IDI Kabupaten Langkat

9. Ketua IBI Kabupaten Langkat

59

Universitas Sumatera Utara SUB GUGUS TUGAS PENDIDIKAN,PEMANFAAT WAKTU LUANG DAN

KEGIATAN SENI BUDAYA

KOORDINATOR : Kepala Dinas P dan P Kabupaten Langkat

ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten

Langkat

2. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Langkat

3. Kepala Dinas LingkunganHidup Kabupaten

Langkat

4. Kepala Dinas Parawisata dan Kebudayaan

Kabupaten Langkat

5. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi

Kabupaten Langkat

6. Kepala PGRI Kabupaten Langkat

7. Ketua HIMPAUDI Kabupaten Langkat

8. Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kabupaten

Langkat

SUB GUGUS TUGAS PERLINDUNGAN KHUSUS

KOORDINATOR : Koordinator P2TP2A Kabupaten Langkat

ANGGOTA : 1. KAPOLRES Langkat

2. Ketua Pengadilan Negeri Stabat

3. Ketua Kejaksaan Negeri Stabat

4. Kanit PPA POLRES Langkat

60

Universitas Sumatera Utara 5. Kepala Dinas Tenagakerjaan Kabupaten

Langkat

6. Kepala Dinas Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupateten Langkat

7. Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat

Sesuai dengan keputusan Bupati Langkat gugus tugas tersebut bertugas :

1. Mengkoordinasikan berbagai upaya pengembangan KLA.

2. Menyusun RAD – KLA.

3. Melaksanakan Sosialisasi, Advokasi, dan Komunikasi pengembangan

KLA.

4. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan, program dan

kegiatan dalam RAD – KLA.

5. Melakukan evaluasi setiap akhir tahun terhadap pelaksanaan kebijakan,

program dan kegiatan dalam RAD – KLA.

6. Membuat laporan kepada Bupati

2.3 Gambaran Umum Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga

Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak (PPKB dan PPA)

Kabupaten Langkat

Sebagai lembaga teknis, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga

Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak (PPKB dan PPA) Kabupaten

Langkat merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menjadi unsur pendukung tugas Kepala Daerah. Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat yang

61

Universitas Sumatera Utara dahulunya berbentuk Badan kini berubah bentuk menjadi dinas, sesuai dengan peraturan Bupati Langkat nomor 53 tahun 2016.

PPKB dan PPA Kabupaten Langkat mempunyai tugas yang bersifat spesifik dalam tiga urusan wajib yakni pengendalian jumlah penduduk, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana dan perlindungan anak .

2.3.1 Visi dan Misi Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat

Adapun visi dinas pengendalian penduduk, keluarga berencana dan perempuan, perlindungan anak (PPKB dan PPA) Kabupaten Langkat tahun 2014–

2019 yaitu73: “MEWUJUDKAN KELUARGA BERKUALITAS”

Penjabaran visi tersebut adalah sebagai berikut : “keluarga berkualitas” adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, beranggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa.

Misi dinas pengendalian penduduk, keluarga berencana dan perempuan, perlindungan anak (PPKB dan PPA) Kabupaten Langkat tahun 2014 –2019 yaitu :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan keluarga berencana dan ketahanan

keluarga

2. Meningkatkan ketersediaan data informasi keluarga

3. Meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak

Kedudukan Tugas dan Fungsi Dinas PPKB dan PPA Kabupaten

Langkat

73 Renstra Dinas PPKB & PPA Kabupaten Langkat. 2018.

62

Universitas Sumatera Utara 2.3.2 Kedudukan,Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat Kedudukan Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat diatur dalam

Peraturan Bupati Langkat Nomor 03 tahun 2016 ialah sebagai berikut:

1. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perempuan,

Perlindungan Anak merupakan unsur pelaksana urusan pemerintah yang

menjadi Kewenangan daerah.

2. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perempuan ,

Perlindungan Anak di pimpin oleh Kepala Dinas Daerah yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah.

3. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perempuan,

Perlindungan anak mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan

urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah dan tugas

pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten.

4. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya Dinas Pengendalian

Penduduk, Keluarga Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak

menyelenggarakan fungsinya :

a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis dibidang

Pengendalian Penduduk,Keluarga Berencana dan

Perempuan,Perlindungan Anak ;

b. Pelaksana Kebijakan Bidang Pengendalian Penduduk,Keluarga

Berencana dan Perempuan,Perlindungan Anak ;

63

Universitas Sumatera Utara c. Pelaksanaan evaluasi bidang Pengendalian Penduduk , Keluarga

Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak ;

d. Pelaksana Administrasi Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga

Berencana dan Perempuan , Perlindungan Anak ; dan

e. Pelaksana fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan

tugas dan fungsinya.

Secara susunan organisasi Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga

Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak terdiri dari74:

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat

c. Bidang Keluarga Berencana

d. Bidang Kualitas Hidup Perempuan,Ketahanan dan Kesejahteraan keluarga

e. Bidang Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak;

f. Unit Pelaksana Teknis Daerah(UPTD) Dinas;

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Sekretaris sebagaimana dimaksud Peraturan Bupati Langkat Nomor 03

Tahun 2016, membawahi75:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Perencana dan Keuangan

Bidang Keluarga Berencana sebagaimana dimaksud pada Peraturan Bupati

Langkat Nomor 03 Tahun 2016, membawahi :

74 Ibid. 75 Ibid.

64

Universitas Sumatera Utara a. Seksi Fasilitas Pengelolaan Pelayaan KB

b. Seksi Pembinaan IMP dan Peningkatan Kesertaan KB

Bidang Pengendalian Pengendalian Penduduk, Advokasi dan Penggerakan sebagaimana dimaksud Peraturan Bupati Langkat Nomor 03 Tahun 2016 membawahi76:

a. Seksi Advokasi KIE dan penggerakan

b. Seksi Pengendalian Penduduk dan Informasi Keluarga

Bidang Kualitas Hidup Perempuan, Ketahanan dan Kesejahteraan

Keluarga sebagaimana dimaksud Peraturan Bupati Langkat Nomor 03 Tahun

2016 membawahi77:

a. Seksi Kualitas Hidup Perempuan ,Data dan Informasi Gender

b. Seksi Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga

Bidang Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagaimana dimaksud Peraturan Bupati Langkat Nomor 03 Tahun 2016, membawahi78:

a. Seksi Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak

b. Seksi Pemenuhan Hak Anak, Data dan Informasi Anak.

76 Ibid. 77 Ibid. 78 Ibid.

65

Universitas Sumatera Utara 2.3.3 Struktur Organisasi Dinas PPKB & PPA Kabupaten Langkat

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas PPKB & PPA Kab. Langkat (Sumber: Renstra Dinas PPKB & PPA Kab. Langkat, 2018)

Dari gambar tersebut dapat kita lihat bahwa Struktur Organisasi Dinas

Pengendalian Pendudduk, Keluarga Berencana, Perempuan dan Perlindungan

66

Universitas Sumatera Utara Anak Kabupaten Langkat memiliki struktur dan hierarki yang jelas. Adapun susunannya telah dijelaskan pada bab ini dengan sub judul 2.3.2 Kedudukan

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat.

Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat merupakan Leading Sector dari pelaksanaan Politik Pembangunan KLA di Kabupaten Langkat dan jika disesuaikan dengan perannya di Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat adalah sebagai Sekretaris dan Wakil Sekretaris.

67

Universitas Sumatera Utara BAB III POLITIK PEMBANGUNAN KABUPATEN LAYAK ANAK DI KABUPATEN LANGKAT

3.1 Perkembangan Politik Pembangunan Kabupaten Layak Anak di

Kabupaten Langkat

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Politik

Pembangunan Kabupaten/Kota Layak Anak ini di awali dengan adanya komitmen Indonesia yang merespon atas program A World Fit For Children oleh

UNICEF 2002. Hal ini sesuai yang dipaparkan oleh Kepala Divisi Pelayanan

Anak P2TP2A Kabupaten Langkat, bahwa79:

KLA di Indonesia kan diawali karena adanya program A World Fit For Children, UNICEF melaksanakan kegiatan itu di Newyork dengan beberapa Menteri waktu itu menghadiri suatu pertemuan yang dihadiri oleh para tokoh penggiat anak dan pejabat pemerintahan dari seluruh dunia. Selanjutnya, adanya keterlibatan PBB sebagai organisasi dunia mencangkan komitmen tentang Dunia Layak Anak ini pada tanggal 6-9 Mei Tahun 2002 dan komitmen itu diikuti oleh seluruh dunia. Artinya begitu mereka pulang, para petinggi negara tadi dianjurkan untuk membangun negerinya itu menjadi negeri layak anak dimulai dari tingkat Kabupaten/kota. Semenjak itu, pada tahun 2006 Indonesia memulai debutnya dengan membuat program Indonesia Layak Anak (IDOLA) yang targetnya tahun 2030 diikuti dengan Program KLA yang bakal rampung sebelum 2030. Maka dari itu, Politik Pembangunan tentang Layak Anak ini mulai di terapkan di Indonesia yang diikuti dengan menjadikan Kabupaten/Kota Layak

Anak (KLA) sebagai program prioritas Pembangunan pada masa Presiden SBY yang tertuang dalam INPRES 01 Tahun 2010. Selanjutnya, program KLA ini dikuatkan lagi melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

79 Hasil Wawancara dengan Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kabupaten Langkat. Bapak Ir. Waluyo. Pada Tanggal 31 Juli 2019 Pukul 09.15 WIB.

68

Universitas Sumatera Utara Anak Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 11 Tahun 2011 tentang panduan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). Atas dasar peraturan tersebut seluruh Kabupaten/Kota mulai menerapkan Kebijakan

Kabupaten/Kota Layak Anak80.

Perkembangan Politik Pembangunan di Kabupaten Langkat penerapannya dimulai sejak tahun 2010, Seperti keterangan yang disampaikan oleh Kabid

Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Dinas PPKBPPA Kabupaten Langkat yang mengatakan bahwa81:

Kabupaten Langkat mulai mengenal KLA yaitu semenjak dicanangkannya Kabupaten Langkat sebagai kabupaten yang berupaya untuk menuju Kabupaten/Kota Layak Anak pada tahun 2010 itu dengan hadirnya Ibu Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI yakni Ibu Linda Sari Gumelar. Beliau datang secara langsung ke Kabupaten Langkat untuk memperkenalkan KLA dan mencangkan Langkat itu agar berupaya menjadi Kabupaten Layak Anak. Namun, penerapan kebijakan KLA ini baru pada tahun 2012 mulai diterapkan secara intens ke setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat.

Selain itu, syarat utama sebagaimana yang diatur dalam Permen PPPA tahun 2011 tentang Pengembangan KLA bahwa dalam rangka persiapan KLA ini harus adanya gugus tugas yang memiliki hierarki yang jelas. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Leading Sector Pelaksanaan KLA yakni Dinas PPKBPPA

Kabupaten Langkat bahwa82:

Pengembangan kebijakan KLA sudah intens kita laksanakan di tahun 2012 karena di tahun 2010 itu hanya ada kedatangan ibu menteri saja, ditahun tersebut dicanangkannya Kabupaten Langkat

80 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. 2016. Bahan Advokasi Kebijakan KLA. Jakarta. Hal. 6. 81 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP, M.AP. Pada Tanggal 26 Juli 2019 Pukul 08.30 Wib. 82 Ibid.

69

Universitas Sumatera Utara menjadi Kabupaten menuju layak anak oleh Kementerian Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak RI. Jadi sejak itu gugus tugasnya sudah terbentuk, kemudian melakukan pembinaan dalam bentuk seminar KLA yang dihadiri oleh para petinggi SKPD se Kab.Langkat, penguatan tim fasilitatorKLA Kabupaten Langkat , sekaligus juga ada kegiatan pembinaan ditingkat desa/kelurahan layak anak dari tahun 2012 sampai sekarang.

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Kepala Divisi Pelayanan

Anak P2TP2A Kabupaten Langkat, beliau mengatakan bahwa ada dua tahun yang penting menandai awal mula Kabupaten Langkat mengikuti KLA ini yakni tahun

2010 sebagai penanda awal dan 2012 sebagai komitmen yang diperluas dengan adanya dokumen penting, sebagaimana yang dikatakan beliau83:

Jadi kebijakan KLA itu mulai dijalankan tahun 2010 di Indonesia , dan kemudian digerakkan tahun 2012 di Kabupaten Langkat, pada mulannya kabupaten langkat melalui instansinya yaitu Badan KB dan PP kab. Langkat melakukan upaya untuk pelaksanaan KLA, lalu didukung oleh SK bupati langkat,kemudian dilaksanakan oleh badan KB dan PP yang sekarangkan namanya sudah berganti menjadi Dinas PPKBPPA.

Sejak tahun 2012 hingga sekarang ini politik pembangunan KLA sedang diupayakan di setiap desa-desa di Kabupaten Langkat, melalui dinas PPKB dan

PPA Kabupaten Langkat sebagai Leading Sector beserta tim gugus tugas KLA yang diberi mandat Oleh Bupati Langkat melalui surat keputusannya. Hal yang menjadi dasar dilaksanakannya kebijakan KLA di Kabupaten Langkat selain adanya peraturan Menteri juga terdapat aturan lain sebagaimana yang disampaikan oleh Wakil Sekretaris Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat, beliau menjelaskan bahwa84:

Dasarnya pelaksanaan KLA berkaitan dengan dari UU nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak, kemudian beberapa

83 Hasil Wawancara dengan Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kabupaten Langkat. Op.,Cit. 84 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit.

70

Universitas Sumatera Utara peraturan menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI berkaitan dengan Juklak dan jukhnis tentang pengembangan KLA. Di Kabupaten Langkat sendiri belum ada Peraturan daerah yang fokus terhadap Kebijakan Kabupaten Layak Anak. Namun atas pedoman dan intruksi dari pusat dan pemerintah provinsi, Kabupaten Langkat sudah melakukan pembentukan terhadap instrumen-instrumen penting dalam mensukseskan program KLA yaitu antara lain dengan terbentuknya tim gugus tugas KLA Kabupaten Langkat, Forum Anak Kabupaten hingga ke tingkat desa , dan Penghunjukan dan Penetapan Desa/ Kelurahan Yang Mengembangkan Desa/ Kelurahan Layak Anak di Kabupaten Langkat.

Proses politik dalam kebijakan KLA di Kabupaten Langkat dari tahun

2012 hingga sekarang ini tidak terlepas dari peran Kepala Daerah. Dimana Kepala

Daerah dalam susunan gugus tugas tersebut menjadi penanggung jawab sekaligus pengarah mulai dari tahapan persiapan hingga ke dukungan yang harus dituangkan ke dalam visi-misi Kepala Daerah menjadi sangat penting agar KLA ini dapat berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan, di Langkat sendiri yang kita ketahui bahwa sudah ada periode kepemimpinan yang berganti dalam menangani masalah KLA yang sebelumnya di pimpin oleh Bapak Ngogesa Sitepu, SH dan untuk di tahun 2019 ini dilanjutkan dengan kepemimpinan Bapak Terbit Rencana

PA, SE. Walaupun di dua tokoh kepemimpinan yang berbeda pelaksanaan terkait

KLA di Kabupaten Langkat tidak ada mengalami banyak perubahan, keduanya masih juga mengedepankan program KLA ini, hal ini disampaikan melalui wawancara dengan Wakil Sekretaris Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat85:

Tidak ada perbedaan pelaksanaan KLA berkenaan dengan proses pergantian kepemimpinan kepala daerah di Langkat. Jadi, secara keseluruhan baik itu bapak Ngogesa atau Bapak Terbit Rencana masing-masing terus berkomitmen, mendukung dan melanjutkan program ini dalam mewujudkan Kabupaten Langkat sebagai Kabupaten yang benar-benar menjadi Kabupaten yang layak anak.

85Ibid.

71

Universitas Sumatera Utara Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Gugus Tugass KLA

Kabupaten Langkat yang dalam hal ini disampaikan oleh Kabid Sosial

Pemerintahan BAPPEDA Kabupaten Langkat bahwa di masa Bapak Ngogesa

KLA ini sudah benar-benar menjadi prioritas pembangunan dan dilanjutkan dengan Bapak Terbit Rencana yang bahkan baru saja duduk menjadi pemimpin

Langkat sudah mendapatkan penghargaan dari Kementerian PPPA di Makasar dalam acara memperingati Hari Anak Nasional, sebagaimana dijelaskan oleh beliau dalam wawancara peneliti:

Kedua-duanya sama-sama komitmen dan bagus terhadap pelasakanaan KLA di Langkat ini. Apalagi pada saat Bupati Langkat yang baru ini Bapak Terbit Rencana PA yang baru saja memerintah langsung mendapatkan penghargaan KLA oleh Kementerian PPPA di Makasar. Poin pentingnya adalah apa yang telah dilaksanakan oleh Bapak Ngogesa terkait KLA ini masih di lanjutkan oleh pemerintahan Bapak Terbit yang sekarang ini. Apapun yang berhubungan dengan program nasional harus kita laksanakan dan kita lanjuti berupa adanya komitmen, adanya program OPD dan pertemuan lanjutan.

Namun, jika diukur melalui penghargaan KLA yang diraih oleh Kabupaten

Langkat dari tahun 2012-2019 Langkat hanya bisa meraih penghargaan di posisi pratama belum menuju ke jenjang tingkatan selanjutnya atau jenjang madya. Hal tersebut bisa ditandai baik di kepemimpinan Bapak Ngogesa sampai Bapak Terbit

Rencana belum ada peraturan atau regulasi yang khusus mengatur tentang KLA di

Kabupaten Langkat, Hal sesuai dengan hasil wawancara Ketua Gugus Tugas KLA

Kabupaten Langkat86:

Jadi pelaksanaan KLA ini belum maksimal dan kami ingin kedepannya KLA ini mau kami tingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi lagi yakni Madya dan bukan tingkat pratama lagi. Hal ini harus pula ada peningkatan dari program-program masing-masing OPD yang memang mengintegrasikan setiap programnya yang

86 Hasil wawancara dengan Kabid Sosial Pemerintahan Bappeda Kabupaten Langkat. Bapak Isyrofan Zaini, SP, M.Si. Pada Tanggal 29 Juli 2019, Pukul 08.40 WIB.

72

Universitas Sumatera Utara konsen terhadap pemenuhan Hak-Hak Anak. Kedua, kami berupaya adanya penguatan komitmen politis KLA dalam hal pembuatan Peraturan Daerah yang memang khusus membahas tentang Kebijakan Kabupaten Layak Anak di Langkat ini, selanjutnya muncul pula regulasi yang mengatur tentang forum anak secara jelas dan adanya regulasi yang mengatur pemberdayaan perempuan atau anak di Kabupaten Langkat.

Perbedaan antara kepemimpinan Bapak Ngogesa dengan Bupati saat ini yakni Bapak Terbit Rencana dalam menyesun program KLA di Kabupaten

Langkat belum terlalu tampak hal ini dikarenakan Bapak Terbit Rencana baru menjabat di awal tahun 2019 ini sedangkan dalam proses penyusunan KLA itu sendiri diajukan di awal 2018 sampai dengan awal 2019 dan menuju pada penilaian di bulan Maret 2019 kemarin yang berhasil eraih penghargaan sebagai

Kabupaten Layak Anak tingkat pratama. Namun, tetap saja progresnya masih stagnan karena Langkat sejauh ini baru menerima 2 Penghargaan terkait KLA yang kedua-duanya itu tergolong tingkat pratama.87

Namun demikian, di masa kepemimpinan Bapak Ngoges Sitepu yang telah memimpin Kabupaten Langkat selama 2 periode ini tentu dianggap sebagai awal mula perkembangan politik pembangunan terkait KLA di Langkat itu sendiri.

Prestasi yang diraih Kabupaten Langkat selama beliau memimpin langkat dalam menjalan Program lebih kurang 6 Tahun ini memang hanya mendapatkan penghargaan KLA tingkat tingkat Pratama dari Menteri Negara Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PPPA) dalam rangkaian acara

Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2012 di Hotel Gren Sahid Jaya, Jakarta

Pusat.88

87 Juraidi. 2019. Langkat Raih Penghargaan Kabupaten Layak Anak. Koran Antaranews (Online). Diakses Melalui: https://sumut.antaranews.com/berita/233110/langkat-raih-penghargaan-kabupaten-layak-anak. Pada Tanggal 2 Agustus 2019. Pukul 23.35 WIB. 88 Ibid.

73

Universitas Sumatera Utara Pada masa awal KLA di Kabupaten Langkat memang masih belum berperan optimal pelaksanaan dari KLA tersebut. Namun, pada masa Bapak

Ngogesa ini sudah banyak hal yang telah diperbuat beliau dalam menguatkan pelaksanaan KLA di Langkat mulai dari adanya penguatan kelembagaan yang sudah ada gugus tugas KLA, Adanya Perda, dan instruksi kepada setiap

Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Hal ini dapat dilihat sudah diletakkan dasar- dasar fundamen yang cukup kuat dalam memenuhi persyaratan KLA dan dilanjutkan di kepemimpinan selanjutnya, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kabupaten Langkat, bahwa89:

KLA yang dibentuk pada masa bapak Ngogesa sebagai Bupati itu sudah diletakkan dasar-dasar fundamen yang cukup kuat dalam memenuhi persyaratan KLA seperti di Kesehatan, Pendidikan, Dinas PPKB & PPA, Dinas Tenaga Kerja itu semua diletakkan dasar-dasar tentang bagaimana pelayanan terbaik terhadap anak dan masa kini masih dilanjutkan di masa bapak Terbit Rencana mengenai KLA.

Di masa kepemimpinan Bapak Ngogesa Sitepu prestasi yang diraih

Kabupaten Langkat atas KLA ini tentu bisa menaikkan bergaining power beliau dalam mempertahankan jabatannya sebagai Kepala Daerah dan dibuktikkan dengan kemenangannya pada Pilkada Kabupaten Langkat di Tahun 2013. Image yang muncul di tengah masyarakat ini dimana kepedulian beliau terhadap permasalahan anak di Kabupaten cukup bagus di mata masyarakat. Seperti mengenai Pelayanan di Bidang Puskesmas Ramah anak yang termasuk ke dalam indikator KLA dimana banyak Puskesmas di Langkat telah berkomitmen menjadikan Puskmasnya menjadi Layak Anak dan di Tahun 2018 yang lalu terbukti selain penghargaan KLA yang pernah di raih beliau Langkat juga

89 Hasil Wawancara dengan Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kabupaten Langkat. Op.,Cit.

74

Universitas Sumatera Utara termasuk Kabupaten yang menerima penghargaan Puskesmas Ramah Anak.90

Selain itu, upaya pemenuhan hak-hak anak ada beberapa praktiknya di gencarkan lagi pada momen menjelang Pilkada di Kabupaten Langkat. Tidak hanya dijadikan sebagai ajang prestasi saja, namun praktiknya tentang program layak anak ini juga dijadikan sebagai ajang kampanye di Kabupaten Langkat.

Walaupun anak-anak tidak boleh dijadikan sebagai objek politik praktis, tetapi target yang hendak dicapai adalah orang tua anak itu sendiri dengan memberikan pelayanan-pelayanan yang terkait dengan data dasar anak itu sendiri seperti pemberian akte kelahiran secara gratis yang momennya pas dilaksanakan di menjelang Pilkada di 2018 yang lalu. Sesuai dengan wawancara peneliti ke

Lapangan dengan Tokoh Pemuda di Kabupaten Langkat, bahwa91:

Secara tersirat ada memanfaatkan program ini sebagai sarana kampanye beliau, hal ini dikarenakan beberapa hal yakni, pertama, KLA ini sudah menjadi sebuah amanah untuk pemerintah Kabupaten Langkat dari penguasa yang sebelumnya, ketika amanah ini diteruskan kepada kepala daerah yang baru saat ini tentunya akan menjadi sebuah program unggulan salah satu diantaranya adalah kita sudah beberapa kali melaksanakan Isbat nikah baik itu bekerjasama dengan organisasi internasional maupun kita melaksanakannya lintas dinas misalnya Catpil, pengandilan agama dan kementerian agama yang intinya adalah menemukan dokumen-dokumen dasar pada diri keluarga dan anak-anak. Selain melaksanakan isbat nikah tersebut program kedua yakni mengenai pemberian akte kelahiran secara gratis sehingga keduanya merupakan dokumen yang sangat penting sebagai pemenuhan identitas anak. Kegiatan tersebut pernah dilaksanakan di masa-masa kampanye Bupati yang terpilih sekarang ini Terbit Rencana, PA SE yang pada waktu itu dilaksanakan di kecamatan Kutambaru Desa Marike.

Praktik politik pembanguan KLA ini juga merupakan hasil dari proses

90 Harian Andalas. 2018. Langkat Terima Penghargaan Puskesmas Ramah Anak 2018. Koran (Online). Diakses melalui: https://harianandalas.com/kanal-hukum-kriminal/langkat-terima-penghargaan-puskesmas- ramah-anak-2018. Pada Tanggal 2 Agustus 2019. Pukul 21.30 WIB. 91 Hasil Wawancara dengan Tokoh Pemuda Ketua MPD BKPRMI Langkat. Bapak Muhammad Kurnia Amir, S.SosI, S.PdI, MM. Pada Tanggal 26 Juli 2019 Pukul 20.35 WIB.

75

Universitas Sumatera Utara politik sehingga baik pelaksanaannya juga banyak melibatkan kelompok kepentingan. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Warjio (2016) bahwa

Politik pembangunan sesungguhnya merupakan hasil dari proses politik yang dilakukan aktor-aktor di dalamnya; oleh pemerintah dan perangkat-perangkat lain seperti lembaga, partai politik atau bahkan kelompok masyarakat. Oleh karenanya adanya aktor-aktor yang memiliki kepentingan. Hal ini terjadi di Pelaksanaan

KLA di Kabupaten Langkat yang memiliki kepentingan dalam memperluas kekuasaannya di Langkat. Praktik-praktik seperti tidak hanya terjadi di Pilkada

Kabupaten Langkat Tahun 2018 tetapi juga terjadi di momen Pemilu 2019 yang baru saja berakhir yang berkenaan dengan politik Bupati Langkat sebelumnya

Bapak Ngogesa Sitepu, sebagaimana yang dijelaskan oleh tokoh pemuda

Kabupaten Langkat, bahwa92:

Pada masanya Bupati sebelumnya juga sudah dilaksanakan dan pada waktu itu membuat suatu program/kegiatan yang dikerjsamai dengan organisasi kemasyarakatan di Stabat. Kemudian yang murni dilaksanakan oleh putera-puteri Langkat sendiri yang sudah duduk di DPR RI dan DPRD SU yakni Delia Pratiwi Sitepu SH, dan Riski Yunanda Sitepu yang keduanya merupakan putra dari Bapak Ngogesa Sitepu SH (Bupati Langkat sebelumnya) dan kegiatan tersebut di support oleh dinas catpil dan dinas terkait lainnya dilaksanakan di Kecamatan Besitang mengenai pemberian akte kelahiran. Selanjutnya membuat even- even terkait menyuarakan hak-hak anak secara langsung ke dalam suatau kegiatan perlombaan mengenai kreativitas- kreativitas anak yang bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Langkat secara langsung. Itu saja yang saya ketahui mengenai kaitan dari isbat nikah dan pemberian akte kelahiran dengan hal yang bersifat kampanye politik.

Namun, terlepas dari pada memanfaatkan program pemenuhan hak-hak anak dalam kampanye politik, program KLA di Langkat yang telah dilaksanakan

92 Ibid.

76

Universitas Sumatera Utara di periode kepemimpinan Bapak Ngogesa Sitepu ini juga menjadi prioritas utama dalam visi-misinya selama menjabat menjadi Kepala Daerah sebagaimana yang tertuang dalam misi beliau poin keenam yaitu memperkuat permberdayaan perempuan dalam pembangunan sosial politik, kesejahteraan sosial dan perlindungan anak. Maka, bisa dikatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Langkat di masa Bapak Ngogesa sedang gencar-gencarnya terus berupaya untuk menciptakan sistem pembangunan yang berbasis gender dan konvensi hak anak yang mengintegrasikan komitmen dan sumber daya Pemerintah, masyarakat serta dunia usaha secara terencana, menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk memenuhi hak-hak anak93.

Melihat misi bapak Ngoges Sitepu tersebut tentu kita bisa melihat komitmen beliau yang sangat kuat terhadap pemenuhan hak-hak anak atau KLA di Kabupaten Langkat diikuti startegi beliau yang disusun sebagai program prioritas pembangunan di Kabupaten Langkat. Hal ini agar anak-anak di

Indonesia terkhususnya di Langkat dapat terpenuhi haknya, merasa nyaman dan bisa mewujudkan Indonesia yang Layak Anak (IDOLA) yang dimulai dengan terwujudnya KLA di Langkat secara terintergrasi. Hal ini sesuai dengan pandangan Zulfi Syarif Koto (2012) Pembanguan adalah sebagai suatu cara atau startegi atau dasar dan model-model yang dipilih pemerintah dalam melakukan perubahan sosial ke arah yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai yang dianut suatu negara tertentu dan pada waktu tertentu (time spesific).

Pada masa kepemimpinan Bapak Terbit Rencana PA, SE saat ini program prioritas pembangunan di Kabupaten Langkat lebih kearah upaya mengatasi

93 Tribun Medan. 2012. Ngogesa Tingkatkan Perlindungan Anak. Koran (Online). Diakses Melalui:https://medan.tribunnews.com/2012/03/20/ngogesa-tingkatkan-perlindungan-anak. Pada Tanggal 26 Juli 2019 Pukul 22.33 WIB.

77

Universitas Sumatera Utara Masalah Stunting yang masih cukup tinggi di Kabupaten Langkat. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat, bahwa94:

Permasalahan anak yang menjadi misi Bapak Bupati sekarang ini terkait dengan stunting yaitu tinggi badan anak itu di bawah rata rata dari tinggi badan dari anak seusianya, ini factor dari kebutuhan akan gizi anak di mulai dari dalam kandungan sampai anak itu berumur 2 tahun yang jadi permaslahan kita di Kabupaten Langkat, kita akan terus berusaha mudah-mudahan yang kemarin itu di tahun 2013 ada 54 % sekarang itu sekitar 23% anak anak kita yang memang anak-anak stunting, muda- mudahan kedepannya kita akan bias kita turunkan lagi samapi 20%, jadi terkait ini permasalahan kebutuhan gizi dari pada anak itu sendri.

Selain masalah stunting, misi yang menjadi program prioritas pembangunan di Kabupaten Langkat di masa Bapak Terbit Rencana ini juga berupaya mengurangi penyalagunaan Narkoba. Sedangkan, tidak ada himbauan terkait pelaksanaan KLA di setiap Desa di Kabupaten Langkat. Sebagaimana hasil wawancara peneliti di Desa Bekiung Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, bahwa95:

Kalau sekarang kan fokus pembangunan yang dijalankan pemerintah Bapak Terbit Rencana ada dua ni yang harus kami fokuskan. Pertama, masalah Narkoba dan kita juga harus buat relawan dan kita anggarkan. Kedua, masalah stunting tadi seperti menggalaggakan pola kehidupan sehat dan sebagainya. Kalau masalah anak ini saya pikir jadi program tapi tidak menjadi program utama kayak yang dua tadi, jadi kami merasa program ini masih bingung kemana arahnya.

Atas dasar tersebut jika kita bandingkan dengan politik pembanguan

Bapak Ngogesa Sitepu dengan Bapak Terbit Rencana PA tentu sudah mengalami perbedaan pola pelaksanaan KLA di Kabupaten Langkat. Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas sebelumnya bahwa prioritas pembangunan Bapak Ngogesa

94 Hasil Wawancara dengan Sekretaris Dinas Kesehatan Kab.Langkat, Bapak Muhammad Ansyari, M.Kes. Pada Tanggal 28 Juli 2019 Pukul 11.15 WIB. 95 Hasil Wawancara dengan Kepala Desa Bekiung Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, Bapak Suriadi Surbakti. Pada Tanggal 1 Agustus 2019 Pukul 10.20 WIB.

78

Universitas Sumatera Utara Sitepu memang bersentuhan langsung dengan pembangunan KLA. Sedangkan, program prioritas pembangunan yang dilakukan oleh Bapak Terbit Rencan PA untuk saat ini tidak begitu menyentuh program yang layak anak namun bisa juga dikaitkan kepada program kesehatan anak yang termasuk ke dalam Indikator KLA yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Indikator KLA.

Jika kita melihat lagi tujuan dari pelaksanaan KLA itu yang telah ditetapkan dalam Permen PPPA Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pengembangan

KLA adalah untuk membangun inisiatif pemerintahan kabupaten/kota yang mengarah pada upaya transformasi Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on The

Rights of The Child) dari kerangka hukum ke dalam definsi, strategi dan intervensi pembangunan, dalam bentuk: kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang ditujukan untuk pemenuhan hak-hak anak, pada suatu wilayah kabupaten/kota. Maka dari itu, agar pelaksanaan KLA itu berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuannya, KLA harus lah dijadikan sebagai program prioritas pembangunan Kepala Daerah yang disesuaikan dengan Misi Kepala Daerah.

Tidak hanya pihak eksekutif saja yang menjadi bagian dari Program

Pembangunan KLA di Langkat. Pihak Elite-elite Politik juga termasuk bagian terpenting dalam mensukseskan KLA di Langkat. Pihak DPRD selaku lembaga legislatif sampai sejauh ini belum menunjukkan peran yang optimal. Hal ini dapat dilihat dimana sudah 7 Tahun Program KLA dilaksanakan di Kabupaten Langkat baru satu saja regulasi yang berhasil dibuat, yakni Peraturan Daerah Nomor 03

Tahun 2013 Tentang Perlindungan Anak. Namun, perda tersebut belum terlalu kuat dan terkesan belum mewakili apa yang menjadi permasalahan di Langkat

79

Universitas Sumatera Utara karena muatannya banyak mengambil dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2002 Tentang Perlindungan Anak. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Divisi

Pelayanan Anak P2TP2A Kabupaten Langkat96:

Untuk sejauh ini pihak Legislatif belum menunjukkan dukungannya yang maksimal. Hanya ada beberapa saja seperti fraksi PKS. Dan Perda sudah dibuat pada tahun 2013 tentang perlindungan anak oleh pemerintah Kabupaten Langkat dan legislatif baru satu, namun isinya hampir keseluruhan copy paste dengan Undang-Undang nomor 32 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan tidak banyak perbedaannya sehingga pengaruhnya tidak terlalu banyak karena isinya atau substansinya hampir sama. Untuk regulasi yang lain bahkan fokus untuk KLA nya belum ada. Namun Pihak Eksekutif yang berkenaan dengan masalah anak berhadapan dengan hukum sudah menjalankan perannya yang optimal. Bahkan, Pengadilan

Negeri Stabat baru saja mendapatkan Pengadilan Yang Ramah Anak dari

Mahkamah Agung dan menjadi salah satu instrumen yang paling diunggulkan terhadap penilaian KLA di Kabupaten Langkat. Sebagaimana yang dikatakan oleh

Ketua Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat, bahwa97:

Kalau yudikatif lebih sangat mendukung terutama yang di Pengadilan. Apalagi, Pengadilan Kabupaten Langkat sudah mendapat predikat Pengadilan Ramah Anak di Tingkat Nasiona tahun 2018. Selanjutnya, pihak pengadilan negeri kita juga sangat mendukung program terkait ABH (Anak Berhadapan dengan Hukum) karena mereka aktif juga dan mendukung terbentuknya SATGAS Perlindungan Perempuan dan Anak yang baru kita bentuk di tahun 2019 ini. Selain itu, problematika anak di Kabupaten Langkat juga cukup tinggi sehingga KLA menjadi dasar yang kuat agar terus dilaksanakan dan harus dioptimalkan program pembangunannya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

96 Hasil Wawancara dengan Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kabupaten Langkat. Op.,Cit. 97 Hasil wawancara dengan Kabid Sosial Pemerintahan Bappeda Kabupaten Langkat. Op.,Cit.

80

Universitas Sumatera Utara Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKB dan PPA

Kabupaten Langkat, bahwa98:

Paling banyak masalah anak di Kabupaten Langkat itu berkenaan dengan tindak kekerasan kepada anak. Banyak terjadi tindak kekerasan kepada anak di Kabupaten Langkat walaupun kita sudah punya lembaga yang fokus kepada upaya penanganan tindak kekerasan kepada Anak yakni lembaga Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Namun tidak hanya menjadi peran pemerintah atau lembaga P2TP2A saja yang berupaya menanganai tindak kekerasan kepada anak di Langkat, tetapi menjadi tanggung jawab orang tua. Hal ini disebabkan karena orang tua kurang memberikan pola asuh yang kurang baik, seperti menitipkan anaknya kepada orang lain tanpa adanya pengawasan sehingga sering terjadi tindak kekerasan yang dilakukan oleh tetangganya atau orang disekitar anak tersebut. Faktor yang sering terjadi karena masalah ekonomi juga. Aktor yang berperan penting dalam mencegah terjadinya kekerasan kepada anak adalah orang tua dan seluruh elemen masyarakat itu sendiri.

Problem yang terjadi kepada anak di Kabupaten Langkat itu tidak ada habisnya, baik yang terjadi di keluarga maupun di Lingkungan masyarakat. Selain itu, problem anak juga banyak terjadi di dunia pendidikan. Kabupaten Langkat yang baru-baru ini saja sudah berduka karena adanya pelecehan seksual kepada anak yang kerap marak terjadi di dunia pendidikan. Hal ini disampaikan oleh

P2TP2A yang memang membidangi permasalahan atau kasus anak di Langkat99:

Kekerasan kepada anak yang menyeluruh baik kekerasan fisik maupun psikis itu masih sangat tinggi dan data kami menunjukkan kekerasan kepada anak itu terjadi di sekolah dan dirumah. Dan baru-baru ini saja pelecehan seksual dilakukan oleh oknum guru kepada anak muridnya dan memakan 4 korban. Belum lagi masalah penjualan anak yang baru di bulan juli kemari kita dapati ada keluarga yang tega menjual anak keponakannya sendiri. Jadi masih banyak lagi masalah anak yang belum terekspos.

98 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit. 99 Hasil Wawancara dengan Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kabupaten Langkat. Op.,Cit.

81

Universitas Sumatera Utara Masalah anak di Kabupaten Langkat yang semakin hari semakin kompleks tentu sangat diperlukan konsep KLA yang benar-benar diterapkan oleh

Pemerintah Kabupaten Langkat yang melibatkan seluruh OPD yang tergabung ke dalam satuan gugus tugas KLA. Hal ini tentunya harus dijadikan pekerjaan besar yang menjadi fokus pembangunan tergabung ke dalam misi Kepala Daerah yang memang sangat memberikan prioritas terhadap Pelaksanaan KLA ini. Hal tersebut dijelaskan oleh Lembaga P2TPA Kabupaten Langkat dalam menanggapi pengaruh kepala daerah terhadap pelaksanaan pembangunan KLA di Langkat:

Hal ini dapat pula dilihat dari komitmen seluruh OPD yang tergabung dalam gugus tugas KLA belum menunjukkan komitmen dalam bentuk pemenuhan hak-hak anak yang mereka susun sebagai program mereka. Kalau saja KLA ini bisa dijalankan dengan baik dengan berbagai instrumen dan indikatornya maka tidaklah mungkin kekerasan anak itu cukup tinggi, karena hal tersebut berbanding lurus terhadap pelaksanaan KLA di Langkat. Bisa dikatakan KLA ini tidak di dukung dengan baik juga oleh Kepala Daerah dan seluruh steakholders yang ada di Langkat seperti masih minimnya dari segi kebijakan yang mengatur secara spesifik mengenai KLA.

3.2 Analisis Teori Politik Pembangunan Kabupaten Layak Anak di Kabupaten Langkat

Berdasarkan hasil wawancara terhadap Organisasi Perangkat Daerah yang tergabung di dalam susunan Gugus Tugas KLA, Kepala Desa, Tokoh

Pemuda/Masyarakat, Forum Anak Kabupaten Langkat dan Lembaga Swadaya

Masyarakat, maka terdapat 5 variabel dalam teori politik pembangunan yang

82

Universitas Sumatera Utara sesuai dengan penelitian ini. Adapun variabel dalam politik teori politik

Pembangunan menurut Warjio (2016)100, yaitu

a. Adanya aktor-aktor pembangunan

b. Adanya sistem

c. Adanya kekuasaan

d. Adanya ideologi

e. Adanya intervensi asing

Dari ke 5 (lima) variabel tersebut diatas, peneliti akan mencoba mengulas kelima variabel tersebut secara keseluruhan untuk menganalisis Politik

Pembangunan Kabupaten Layak Anak di Kabupaten Langkat. Alasannya agar peneliti yang dilakukan dapat memenuhi dari keseluruhan variabel yang telah dijelaskan oleh Warjio (2013). Selain itu, peneliti juga akan mencoba menjelaskan terkait startegi Pemerintah Kabupaten Langkat dalam mencapai penghargaan sebagai Kabupaten Layak Anak yang diraih di tahun 2019 ini. Sebagai upaya untuk menjawab rumusan masalah dan memperingkas batasan masalah, maka peneliti akan menganalisis dari kelima variabel politik pembangunan dan startegi pemerintah Kabupaten Langkat dalam mencapai KLA dalam uraian berikut ini:

3.2.1 Adanya Aktor-Aktor Pembangunan dan Kekuasaan

Sesuai yang dijelaskan oleh Warjio (2016), aktor politik pembangunan ini sangatlah banyak dan luas bidang-bidang keahliannya aktor-aktor politik pembangunan ini bukan saja mwewakili lapisan tengah tetapi juga mewakili lapisan bawah juga dalam struktur sosial masyarakat. Mereka tidak banyak tetapi

100 Warjio. Op., Cit. Hal. 108.

83

Universitas Sumatera Utara memiliki kemampuan dan pengaruh yang mampu mengendalikan. Mereka bergerak sesuai dengan kepentingannya dan keahliannya baik dalam kelembagaan maupun secara sendiri. Menurut Warjio, dari banyak lapisan stratifikasi dan keluasan keahlian aktor politik pembangunan tersebut dapat di kelompokan dalam empat jenis aktor itu ialah negara, swasta, masyarakat sipil (LSM) dan individu.101

Jika merujuk teori aktor politik pembangunan menurut pandangan warjio

(2016) di atas maka aktor Pembangunan terhadap Pelaksanaan KLA di Kabupaten

Langkat Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan

Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang

Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak dijelaskan ada tiga unsur yang dilibatkan, yakni pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Baik itu pemerintah, masyarakat dan dunia usaha keseluruhannya memiliki perannya masing-masing. Berikut ini peran pemerintah, masyarakat dan dunia usaha terhadap adanya aktor pembangunan dan kekuasaan KLA di Kabupaten Langkat:

3.2.1.1 Pemerintah Kabupaten, Kecamatan dan Desa di Kabupaten Langkat Di dalam politik pembangunan, aktor memiliki peran penting sebagai inisiator jalannya pelaksanaan/penerapan Kabupaten Layak Anak di Kabupaten

Langkat. Aktor-aktor pembangunan adalah mereka yang mengambil peran sentral dan menentukan dalam proses pembangunan. Mereka ini bisa merupakan individu, kelompok atau negara. Sebagai aktor pembangunan mereka memiliki naluri dan kepentingan politik dalam pembangunan melalui cara atau startegi tertentu untuk mencapai tujuan (Warjio, 2016).

101 Ibid. Hal 216.

84

Universitas Sumatera Utara Selanjutnya, peneliti menjelaskan adanya kekuasaan yang dimainkan oleh aktor-aktor politik pembangunan KLA di Kabupaten Langkat. Hal ini dikarenakan kaitan kekuasaan dengan aktor tidak dapat dipisahkan dalam menjawab permasalahan di atas. Tanpa kekuasaan sulit bagi individu, kelompok atau negara mengintervensi pembangunan. Dengan kekuasaan tujuan pembangunan dapat dilaksanakan. Kekuasaan adalah apa yang dimiliki oleh aktor pembangunan untuk merealisasikannya tujuan dari pembangunan itu baik dalam bentuk hard power maupun soft power (Warjio, 2016).

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan

Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pedoman

Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak dijelaskan ada tiga unsur yang dilibatkan, yakni pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam hal pelaksanaan

Kabupaten/Kota Layak Anak itu sendiri. Namun, jika kita melihat dari hasil penelitian di Lapangan terdapat 2 aktor yang berperan penting yakni pemerintah dan masyarakat. Aktor dari pemerintah itu sendiri dalam pelaksanaan KLA disesuaikan dengan adanya gugus tugas KLA yang dibentuk berdasarkan

Keputusan Bupati Langkat Nomor: 463-21/K/2017 Tentang Gugus Tugas

Kabupaten Layak Anak (KLA) Kabupaten Langkat.

Berkaitan dengan aktor pelaksana di Pemerintah Kabupaten Langkat

Kebijakan Kabupaten Layak anak sudah dibentuk sesuai dengan SK Bupati

Kabupaten Langkat mengenai Tim Gugus Tugas KLA yang tergabung di dalam

85

Universitas Sumatera Utara gugus tugas KLA. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Wakil Sekretaris Gugus

Tugas KLA, beliau mengatakan102:

Gugus Tugas KLA memiliki peran penting karena beliau mengkordinir setiap anggota gugus tugas atau dinas-dinas terkait dengan KLA dan gugus tugas tersebut melibatkan seluruh dinas OPD dan lembaga pemerintah Kabupaten Langkat. Namun jika ditanyakan dinas-dinas yang aktif dalam mengimplementasikan KLA itu hanya dinas-dinas yang berkaitan dengan pelayanan dasar, seperti dinas sosial, dinas kesehatan, dinas pendidikan dan pengajaran, dinas catatan sipil, dinas PPKB dan PPA, dinas PMD, BAPPPEDA, Kamenag, dan beberapa instansi lainnya.

Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa seluruh OPD dan steakholder terkait sudah tergabung di Tim Gugus Tugas KLA, namun jika ditanya keaktifan, hanya instansi yang berkaitan dengan pelayanan dasar saja yang aktif dalam melaksanakan kebijakan KLA. Berikut ini susunan pengurus/tim gugus tugas

KLA Kabupaten Langkat berdasarkan Keputusan Bupati Langkat Nomor: 463-

21/K/2017:

SUSUNAN TIM GUGUS TUGAS KLA KABUPATEN LANGKAT

PENGARAH : Bupati Langkat

Wakil Bupati Langkat

Ketua DPRD Kabupaten Langkat

PENANGGUNGJAWAB : Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat

Asisten Adm.Ekbang dan Sosial Kabupaten

Langkat

KETUA : Kepala BAPPEDA Kabupaten Langkat

WAKIL KETUA : Kepala BPKAD Kabupaten Langkat

102 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit.

86

Universitas Sumatera Utara SEKRETARIS : Kepala Dinas Pengendalian Penduduk,

Keluarga Berencana dan Perempuan,

Perlindungan Anak Kabupaten Langkat

WAKIL SEKRETARIS : Kepala Bidang PP dan PA Dinas

PengendalianPenduduk,

KeluargaBerencanadanPerempuan,

Perlindungan Anak Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS PENGUATAN KELEMBAGAAN

KOORDINATOR : Kepala Inspektorat Kabupaten Langkat

ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Perdagangandan

Perindustrian Kabupaten Langkat

2. Kepala Dinas Koperasi Kabupaten Langkat

3. Kepala Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Langkat

4. Kepala Badan Pengelolaan Keuangandan

Aset Daerah

5. Kepala BadanKepegawaian Daerah

Kabupaten Langkat

6. Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten

Langkat

7. Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten

Langkat

8. Kepala Bagian Umum Setda Kabupaten

87

Universitas Sumatera Utara Langkat

9. Kepala Bagian Tata Pemerintah Setda

Kabupaten Langkat

10. Kepala Bagian Organisasi Setda Kabupaten

Langkat

11. Manajer PTPN II Kw.Bingai

12. Ketua APINDO Kabupaten Langkat

13. Ketua Forum Peduli Autis Kabupaten

Langkat

14. Ketua Forum Anak Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS HAK SIPIL DAN KEBEBASAN

KOORDINATOR : Kepala Bagian Tata Pemerintah Setda

KabupatenLangkat

ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil KabupatenLangkat

2. Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Kabupaten Langkat

3. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa Kabupaten Langkat

4. Kepala Badan Pendapatan Kabupaten

Langkat

5. Kepala Kantor Satpol PP Kabupaten

Langkat

88

Universitas Sumatera Utara 6. Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten

Langkat

7. Kepala Seksi PHA, Data dan Informasi

Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat

8. Ketua PWI KabupatenLangkat

KB dan PP Kabupaten Langkat

9. Ketua PWI Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENGASUHAN

ALTERNATIF

KOORDINATOR : Kepala Dinas Sosial Kabupaten Langkat

ANGGOTA : 1. Ketua Pengadilan Agama Kabupaten

Langkat

2. Kepala Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Langkat

3. Ketua TP-PKK Kabupaten Langkat

4. Kepala Seksi PHP dan PKA Dinas PPKB

dan PPA Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS KESEHATAN DASAR DAN KESEJAHTERAAN

KOORDINATOR : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Langkat

ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Kabupaten Langkat

2. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Langkat

89

Universitas Sumatera Utara 3. Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan

Pemukiman Kabupaten Langkat

4. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Langkat

5. Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial Setda

Kabupaten Langkat

6. Direktur RSUD Tanjung Pura

7. Kepala Bidang KESGA Dinas Kesehatan

Kabupaten Langkat

8. Ketua IDI Kabupaten Langkat

9. Ketua IBI Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS PENDIDIKAN,PEMANFAAT WAKTU LUANG DAN

KEGIATAN SENI BUDAYA

KOORDINATOR : Kepala Dinas P dan P Kabupaten Langkat

ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten

Langkat

2. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Langkat

3. Kepala Dinas LingkunganHidup Kabupaten

Langkat

4. Kepala Dinas Parawisata dan Kebudayaan

Kabupaten Langkat

5. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi

Kabupaten Langkat

90

Universitas Sumatera Utara 6. Kepala PGRI Kabupaten Langkat

7. Ketua HIMPAUDI Kabupaten Langkat

8. Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kabupaten

Langkat

SUB GUGUS TUGAS PERLINDUNGAN KHUSUS

KOORDINATOR : Koordinator P2TP2A Kabupaten Langkat

ANGGOTA : 1. KAPOLRES Langkat

2. Ketua Pengadilan Negeri Stabat

3. Ketua Kejaksaan Negeri Stabat

4. Kanit PPA POLRES Langkat

5. Kepala Dinas Tenagakerjaan Kabupaten

Langkat

6. Kepala Dinas Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupateten Langkat

7. Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat

Pimpinan gugus tugas KLA di Kabupaten Langkat diketuai oleh Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeeda) untuk menjalankan koordinasi dalam perencanaan KLA. Gugus tugas KLA bertanggung jawab mengawali dan mengawal KLA di Kabupaten Langkat. Selanjutnya di dampingi oleh Sekretaris yang merupakan Leading Sector yaitu Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga

Berencana, Perempuan dan Perlindungan Anak. Berikut ini tugas pokok dari gugus tugas KLASesuai dengan keputusan Bupati Langkat gugus tugas KLA tersebut bertugas :

91

Universitas Sumatera Utara 7. Mengkoordinasikan berbagai upaya pengembangan KLA.

8. Menyusun RAD – KLA.

9. Melaksanakan Sosialisasi, Advokasi, dan Komunikasi pengembangan

KLA.

10. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan, program dan

kegiatan dalam RAD – KLA.

11. Melakukan evaluasi setiap akhir tahun terhadap pelaksanaan kebijakan,

program dan kegiatan dalam RAD – KLA.

12. Membuat laporan kepada Bupati

Peran Ketua Gugus Tugas KLA di Langkat yaitu BAPPEDA memiliki peran yang sentral dalam pelaksanaan KLA karena mereka yang akan menyusun regulasi terkait pembentukan Tim Gugus Tugas dan mengkordinasi kepada seluruh OPD-OPD di Kabupaten Langkat untuk menyusun Rencana Aksi Daerah

(RAD). Sesuai dengan hasil wawancara dengan Ketua Gugus Tugas KLA

Kabupaten Langkat103:

Bagi kami Bappeda selaku ketua gugus tugas KLA kami telah melakukan beberapa peran atau kebijakan terkait peraturan perda perlindungan anak tahun 2013. Kami membuat regulasi terkait pembantukan tim gugus tugas KLA mulai dari 2013 dan yang pastinya pada tahun 2017, Tugas kami juga membentuk tim gugus tugas yang ditanggung jawab oleh Bapak Bupati dan Wakil Bupati serta pengarahnya Sekda atau asisten pemerintahan. Ketuanya Bappeda dan Sekretarisnya Dinas KBPP & PPA. Kami juga membuat program di beberapa OPD terkait KLA seperti bentuk Rencana Aksi Daerah yang telah kami berikan kepada masing- masing OPD. Kami juga melakukan pengumpulan data dan merekap semua program yang mendukung mengenai KLA ini yang telah dilakukan OPD.

103 Hasil wawancara dengan Kabid Sosial Pemerintahan Bappeda Kabupaten Langkat. Op.,Cit.

92

Universitas Sumatera Utara Sedangkan, Tugas Sekretaris Gugus Tugas KLA yakni Dinas PPKB dan

PPA Kabupaten Langkat lebih kepada melakukan komunikasi-komunikasi yang lebih intens lagi terhadap kinerja setiap anggota gugus tugas KLA di Langkat. Hal ini dijelaskan oleh Kabid Perlindungan Anak dan Perlindungan Perempuan Dinas

PPKB dan PPA Kabupaten Langkat, bahwa104:

Dinas PPKB dan PPA adalah sebagai sekretaris dan ketuanya itu adalah Bappeda. Peran sekretaris yakni mengajak dinas instansi yang lain agar membuat program terkait pemenuhan hak-hak anak di Kabupaten Langkat. Jadi, outputnya agar setiap dinas-dinas ada suatu program atau kegiatan yang memberikan manfaat langsung bagi anak.

Selain itu, tugas BAPPEDA yang telah dijelaskan sebelumnya juga punya peran yang penting sebagai pemimpin rapat kerja Gugus Tugas KLA dan mengkomunikasikan kepada seluruh OPD-OPD yang tergabung di Gugus Tugas untuk bisa hadir pada pelaksanaan rapat tersebut dan dibantu oleh Sekretaris

Gugus Tugas KLA, Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ketua Gugus Tugas KLA

Kabupaten Langkat105:

Selaku ketua gugus tugas rapat yang kami lakukan terkait tentang KLA ini selalu rutin sebanyak 3 kali dalam setahun. Kegiatan yang telah kami lakukan untuk ini kami telah membuat beberapa pertemuan atau rutinitas, Pertemuan itu bertujuan untuk mensingkronkan tentang kegiatan pemenuhan hak-hak anak di Kabupaten Langkat yang dibantu oleh Dinas PPKB dan PPA.

Dari data susunan kepengurusan Gugus Tugas KLA dapat dilihat bahwa seluruh SKPD dan steakholder yang berkaitan dengan anak dilibatkan untuk mensukseskan penerapan Kebijakan KLA di Kabupaten Langkat. Namun yang menjadi kendala adalah mengenai komunikasi dan kordinasi yang sering

104 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit. 105 Hasil wawancara dengan Kasi Pendidikan, Agama dan Kesehatan Bappeda Kabupaten Langkat, Ibu Murina S.Sos. Pada Tanggal 29 Juli 2019 Pukul 09.10 WIB.

93

Universitas Sumatera Utara terhambat karena ada beberapa kendala, kendala tersebut dijelaskan oleh Ketua

Gugus Tugas KLA, bahwa106:

Kendalanya yang dihadapi yakni terkendala dengan adanya mutasi jabatan atau pertukaran orang-orang yang duduk dalam sebagai anggota gugus tugas di setiap dinass-dinas sehingga kordinasinya sering terhambat karena orang yang menduduki jabatan tersebut orang baru jadi dia belum paham betul tentang program KLA itu dan kita mulai lagi dari awal dan memperlambat proses kordinasi.

Kendala tersebut juga bisa diakibatkan karena kurangnya komitmen yang dimiliki di setiap OPD-OPD di Kabupaten Langkat terhadap pelaksanaan KLA ini. Apalagi jika kita melihat misi kepala Daerah yang tidak hanya berfokus kepada KLA tetapi masalah lainnya yang berkaitan dengan kesehatan anak dan belum adanya kejelasan instruksi mengenai pelaksanaan KLA di Dinas

Pendidikan terkait Sekolah Ramah Anak (SRA) sehingga semua dinas terkesan memiliki program masing-masing atau berjalan sendiri. Hal ini pula dijelaskan oleh Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Langkat, bahwa107:

Kendala yang terjadi terkait komunikasi dengan dinas atau instansi lain karena masing-masing dinas itu berjalan sendiri di setiap programnya, tidak ada peraturan yang terkait SRA ini berkolaborasi dengan dinas OPD yang ada di Langkat. Apalagi belum ada perintah secara langsung dari Bupati untuk melaksanakan program SRA yang menjadi indikator dalam KLA. Jika itu sudah ada maka pelaksanaan KLA ini tidak akan sulit karena semuanya punya komitmen yang sama.

Selain hambatan mengenai komunikasi dan komitmen yang tadi, kendala yang dihadapi berkenaan dengan Sumber daya dari OPD yang memiliki pemahaman terkait KLA, sehingga menyulitkan ketika sumberdaya tersebut dipindahkan ke instansi lain menimbulkan kekosongan waalaupun sudah

106 Hasil wawancara dengan Kabid Sosial Pemerintahan Bappeda Kabupaten Langkat. Op.,Cit. 107 Hasil Wawancara dengan Staf Pembinaan Kurikulum Pembinaan PAUD Dinas P dan P Kab. Langkat. Bapak Muhammad Yunus, SE. Pada Tanggal 29 Juli 2019 Pukul 10.10 WIB.

94

Universitas Sumatera Utara digantikan dengan pegawai baru, tetap saja harus mulai dari nol lagi. Hal ini juga disampaikan oleh Dinas Pendidikan dan Pengajaran, bahwa108:

Perlu digaris bawahi disini peran kami di Dinas Pendidikan tentunya belum maksimal sekali karena SDM yang mengerti dengan KLA masih sangat minim. Hal ini mungkin karena masing-masing dari kami tidak ada yang berfokus menangani masalah KLA dan orang yang menanganinya sering sekali berganti-ganti sehingga ketika kita coba kordinasi lagi seperti mengulang kembali dari awal dan menghambat proses pelaksanaan SRA/KLA ini. Jika diharapkan secara maksimal sesuai yang dikehandaki, kalau bisa pelaksanaanya menyeluruh disetiap-setiap sekolah, harus adanya bimbingan dan juknisnya tentang SRA agar guru-guru paham terkait SRA.

Selain kendala yang dialami oleh Dinas OPD di Kabupaten Langkat terkait

SDM. Kendala yang sering muncul lebih kepada aspek pelaksanaan di wilayah kecamatan atau pedesaan. Contohnya pelaksanaan kebijakan kecamatan layak anak, tentunya camat selaku pimpinan tertinggi di kecamatan mengintruksikan agar masing-masing kelurahan dan desa dapat menerapkan kebijakan tersebut di wilayah kelurahan dan desa. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sekretaris Gugus

Tugas KLA Kabupaten langkat, bahwa109:

Kendalanya utamanya itu berkaitan dengan SDM, karena kan fokus kita saat ini adalah ke wilayah desa dan kelurahan, masih banyak kepala desa dan lurah yang belum paham. Ditambah lagi persoalan anggaran, kalau untuk wilayah administratif desa mungkin tidak ada kendala terkait anggaran dikarenakan adanya dana desa, akan tetapi kelurahan masih terdapat kendala dalam segi anggaran.

Kita tahu bahwa setelah adanya UU Desa nomor 6 tahun 2014 menjadikan desa otonom dan berdaya serta membuat desa mempunyai anggaran

108 Ibid. 109 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit.

95

Universitas Sumatera Utara sendiri. Sehingga dalam penerapan KLA dinilai mudah untuk mensinergiskan program tersebut karena ketersedian anggaran. Namun yang menjadi persoalan adalah wilayah kelurahan yang mempunyai anggaran terbatas sehingga akan sulit untuk menerapkan kebijakan tersebut dengan maksimal.

Masalah yang dihadapi di wilayah kecamatan terlihat bahwa mereka belum memahami konsep Kecamatan Layak Anak (Kelana) yang telah ditetapkan oleh kementerian dalam Permen PPPA Nomor 11 Tahun 2011 Tentang

Pengmbangan KLA. Hal ini dapat dilihat bahwa pihak kecamatan beranggapan peran kami hanya sebatas fasilitator apa yang diinginkan oleh Pemerintah

Kabupaten dan target kami hanya di desa-desa saja. Jadi, kami langsung membawa datang di desa saja ketika ada perintah dari Pemkab Langkat.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Kasi Trantib Kecamatan Kuala Kabupaten

Langkatt, bahwa110:

Keterlibatan kami hanya sebagai memfasilitasi apa yang menjadi program pemerintah kabupaten langkat yang objeknya itu di desa-desa. Tidak dijelaskan kami harus menjadi kecamatan layak anak tetapi hanya desa layak anak. Kalau mereka perlunya surat kita balas surat kalau mau ke lapangan kita bawak ke lapangan. Memang kita sifatnya fasilitasi saja jadi programnya hanya ada di desa itu saja.

Pelaksanaan Program pembangunan Desa Layak Anak yang menjadi tolak ukur dalam Kabupaten Layak Anak di Kabupaten Langkat selama 7 tahun baru satu desa yang menjadi DesaLayak Anak pada tahun 2017 yaitu desa alur dua baru Kecamatan Sei Lepan.111 Permasalahan yang terjadi karena masih minimnya mengenai SDM dan anggaran. Hal ini diikuti karena masih minimnya pelatihan-

110 Hasi Wawancara dengan Kasi Trantib Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, Ibu Tina Amelinda, SE. Pada Tanggal 31 Juli 2019 Pukul 08.35 WIB. 111 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit.

96

Universitas Sumatera Utara pelatihan atau pembinaan yang ada di desa tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh

Kepala Desa Bekiung Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, bahwa112:

Masih sedikit kali pelatihan dan pembinaan yang dibuat oleh pemerintah Kabupaten Langkat, kebanyakan mereka setelah dibentuk sudah begitu saja tidak ada follow up lagi, tidak ada lagi komunikasi lebih lanjut mengenai pelaksanaan dari program layak anak ini. Mereka hanya komunikasi meminta SK saja ke desa bekiung. Kebiasaan selalu yang menjadi program itu tidak punya komitmen yang serius jadi yang penting asal lepas tanggung jawab aja. Selanjutnya kami yang di desa-desa juga sangat ketakukan jika ada pemeriksaan adanya pelaporan yang berbelit-belit terkait anggaran desa apalagi untuk di buat program layak anak ini. Jadi kami masih kesulitan mau program apa aja dan gimana ni untuk anggaran dan laporannya. Ini juga sangat berkenaan dengan SDM di desa Bekiung yang memang belum memahami itu. Apalagi kan misi Bupati bukan tentang layak anak ini tetapi lebih kepada permasalahan mengenai narkoba dan stunting, jadi kami bingung layak anak ini mau kami letakkan dimana karena arahnya belum jelas.

Permasalahan mengenai SDM di desa-desa itu karena disebabkan masih minimnya pelatihan-pelatihan maupun pembinaan yang berkelanjutan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Langkat itu sendiri. Terlebih lagi fokus misi pembangunan Kepala Daerah memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap program prioritas pembangunan di seluruh desa di Kabupaten Langkat sehingga program layak anak sangat sulit sekali diterapkan di desa-desa. Hal ini dikarenakan program pembangunan harus disesuaikan dengan misi Kepala

Daerah.

Selain itu, permasalahan yang terjadi juga masih minimnya fasilitas yang dimiliki di setiap desa yang menjadi tujuan dalam pemenuhan hak-hak anak.

112 Hasil Wawancara dengan Kepala Desa Bekiung Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat. Op.,Cit.

97

Universitas Sumatera Utara Karena keterbatasan tanah aset desa yang dimiliki untuk membuat taman bermain anak secara gratis yang menjadi indikator penilaian Desa Layak Anak (DLA).

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Kepala Desa Teluk Meku Kecamatan Babalan

Kabupaten Langkat, bahwa113:

Masih minimnya taman bermain untuk anak karena asset desa itu sudah tidak ada lagi di desa. Jadi banyak anak-anak menghabiskan waktunya untuk memancing ikan disini tapi kalau ada Taman bacaan ini mungkin dapat menjadikan tempat edukasi yang baik untuk pendidikan anak di desa Teluk Meku ini. Kesulitannya juga karena keterbatasan anggaran karena bukan hanya layak anak aja plot yang harus kita anggarka tetapi masih banyak lagi plot seperti anggaran operasional desa yang juga cukup besar.

3.2.1.2 Kelompok Masyarakat, Dunia Usaha dan LSM Di Kabupaten Langkat

Keterlibatan masyarakat, dunia usaha dan LSM tentu sangat mempengaruhi politik pembangunan di Kabupaten Langkat. Apalagi sektor yang penting adalah di lingkungan masyarakat yang banyak terjadi kekerasan kepada anak. Masyarakat tentu memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pelaksanaan KLA di Langkat yang pelaksanaannya banyak dilakukan di Desa.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Wakil Sekretaris Gugus Tugas KLA di

Kabupaten Langkat, bahwa114:

Kita mengajak partisipasi masyarakat untuk peduli tentang anak. Kita mengajak mereka pertama kali lewat sosialisasi dahulu kepada masyarakat kenapa KLA itu penting agar membuat mereka sadar betapa pentingnya hak-hak anak itu dipenuhi. Sekarang kordinasi atau komunikasi yang kami lakukan tidak

113 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Teluk Meku Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat, Bapak Nursaid. Pada Tanggal 1 Agustus 2019 Pukul 16.15 WIB. 114 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit.

98

Universitas Sumatera Utara lagi kami turun ke bawah menjemput bola tetapi mengangkat masyarakat untuk turun berpartisipasi lewat adanya PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat) dimana PATBM itu dibentuk oleh kelompok masyarakat itu sendiri untuk melindungi anak-anak yang ada di lingkungan mereka.

Namun, sampai sejauh ini keterlibatan Masyarakat yang tergabung ke dalam PATBM ini belum terlalu maksimal dan belum menunjukkan perannya yang signifikan. Hal ini dikarenakan PATBM ini masih baru dibentuk di setiap desa-desa pada tahun 2018 yang lalu dan masih minimnya pembinaan dan pelatihan yang diterima oleh PATBM tersebut. Hal ini diperjelas mengenai pelaksanaan PATBM di Desa Bekiung Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, bahwa115:

Kurangnya persiapan dari kami karena informasi tim dari kabupaten Langkat itu datang mendadak hanya berselang beberapa hari saja. Kalau gitu kan kita susah apalagi pembentukan relawannya (PATBM) kan banyak melibatkan masyarakat. Mestinya tahapannya kita diskusikan dulu di setiap dusun. Ditambah desa bekiung inikan ada 9 dusun yang jaraknya itu berjauh-jauh dan sulit juga untuk mengumpulkan masyarakat untuk menjadi pengurus PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat). Apalagi waktu acara pembentukan tim PATBM itu pada momen jam-jam kerja jadi banyak juga yang tidak datang kan sehingga kurang maksimal persiapannya dan baru tahun 2018 kemarin dibentuk. Setelah dibentuk juga tidak ada lagi follow up dan pelatihan, ditambah kami masih belum jelas Program PATBM dan seperti apa aja penganggarannya.

Dari penjelasan Bapak Kepala Desa Bekiung tersebut tentu kita bisa melihat bahwa peran PATBM itu terkendala karena minimnya pemahaman masyarakat mengenai PATBM. Apalagi masih belum ada penganggaran dalam

115 Hasil Wawancara dengan Kepala Desa Bekiung Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat. Op.,Cit.

99

Universitas Sumatera Utara melaksanakan program dari PATBM. Jadi, peran dari PATBM itu sendiri masih sangat rendah dalam upaya pemenuhan hak-hak anak di Kabupaten Langkat.

Namun, perlu diketahui tidak semua kelompok masyarakat membentuk

PATBM dalam upaya pemenuhan hak-hak anak di Desa. Ada desa yang memang masyarakatnya peduli tentang pemenuhan hak-hak anak tetapi tidak membantuk kelompok masyarakat seperti PATBM tadi. Hal ini dikarenakan kebudayaan masyarakat Desa yang memang peduli dan mendukung pemenuhan hak-hak anak di desa tersebut. Hal ini terjadi di Desa Teluk Meku Kecamatan Babalan

Kabupaten Langkat, bahwa116:

Kalau di bilang yang masyarakat sangat mendukung lah kegiatan ini karena berkenaan dengan pemenuhan hak-hak anak mereka di desa ini. Tokoh agama dan tokoh masyarakatnya sangat mendukung karena memang budaya disini peduli terhadap pembinaan anak-anak dan remaja. Kalau PATBM disini belum ada, tetapi kelompok masyarakat itu sudah membantu kami dalam melaksanakan program ini walaupun belum ada sk mengenai PATBM itu. Dukungan Dunia Usaha dalam Pelaksanaan KLA di Kabupaten Langkat dirasakan sangat perlu karena jika mengharapkan dana APBD atau ADD tentu tidak mencukupi karena permasalahan anak yang dihadapi semakin lama semakin kompleks. Namun, yang menjadi persoalan adalah dukungan dunia usaha di

Kabupaten Langkat terhadap pelaksanaan KLA ini masih minim. Hal ini dikarenakan fokus sosialisasi pemerintah kabupaten Langkat juga masih sedikit yang mengarah ke perusahaan-perusahaan di Kabupaten Langkat. Seperti yang dijelaskan oleh Ketua Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat, bahwa:

116 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Teluk Meku Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat. Op.,Cit.

100

Universitas Sumatera Utara Sampai sekarang belum ada bantuan dari dunia usaha yang langsung berkomitem terkait KLA, tapi yang di pusat sudah bekerja sama dengan pihak perusahaan astra kalau di Langkat ini belum. Kami sekarang ini lebih berfokus benahi OPD terlebih dahulu sampai ke pada camat dan ke kepala desa. Setelah itu, baru kami mulai jalin hubungan yang aktif dengan dunia usaha yang ada di Langkat.

Ada juga pihak perusahaan yang memiliki komitmen terhadap pelaksanaan

KLA di Langkat ini terkhusunya kepada pemerintah kabupaten Langkat. Selain itu, juga ada komitmen yang dilakukan beberapa pihak perusahaan yang lebih berfokus kepada kemajuan pembangunan anak di desa-desa di Kabupaten

Langkat. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Wakil Sekretaris Gugus Tugas KLA

Kabupaten Langkat, bahwa117:

Dunia usaha juga sangat berperan tetapi tidak semua dunia usaha yang ada di Kabupaten Langkat terlibat jadi hanya ada beberapa saja yang sudah bekerja sama dengan pemerintah terkait pemenuhan hak –hak anak. Contohnya: Bank SUMUT dengan dana CSR nya itu membantu kita dengan memberikan alat-alat olahraga yang bisa dimanfaatkan untuk anak-anak di Taman Bermain Anak T. Amir Hamzah Stabat. Kemudian untuk PT Amal Tani mereka banyak membantu kita memberikan alat transportasi kepada anak-anak berkaitan dengan sekolah anak yaitu dengan geteknya, ada juga memberikan komputer dan sebagainya. Tetapi semua dunia usaha di Langkat masih banyak belum tersentuh oleh pemerintah.

Bantuan dunia usaha selain yang dijelaskan oleh Wakil Sekretaris Gugus

Tugas KLA di atas juga ada yang aktif memberikan bantuannya di Desa Teluk

Meku Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat, hal ini dijelaskan oleh Kepala

Desa, bahwa:

117 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit.

101

Universitas Sumatera Utara Kalau dukungan dunia usaha selama ini dari rumah baca anak- anak dari bantuan CSR Pertamina ada, bekerja sama dengan LSM FH (Fondasi Hidup) mendirikan rumah baca sekaligus perlengkapannya di dirikan di dusun 7, dan saya mohonkan satu lagi juga di dusun 3 biar tidak hanya satu titik aja jadi semangat anak-anak untuk membaca makin meningkat. Sudah kita surati dan kita mohonkan bantuannya.

Selain masyarakat dan dunia usaha yang telah dijelaskan sebelumnya, keberadaan LSM terhadap pelaksanaan KLA sangat membantu Pemerintah

Kabupaten Langkat berkaitan dengan masalah hukum dan pembinaan-pembinaan terhadap masyarakat desa. Hal ini dikarenakan akses atau peluang yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Langkat sangat terbatas. Belum lagi dinas OPD-OPD

Kabupaten Langkat memiliki segudang program yang harus diselesaikan setiap tahunnya. Hal ini dijelaskan oleh Wakil Sekretaris Gugus Tugas KLA Kabupaten

Langkat, bahwa:

LSM yang ikut berpartisipasi terkait pelaksanaan KLA atau pemenuhan hak-hak anak di Langkat itu ada banyak, diantaranya seperti PKPA, PESADA, ada lembaga yang kita bentuk sendiri yakni P2TP2A dan organisasi yang ada di Desa seperti PATBM tadi. LSM tersebut membantu kita dalam hal adanya program kegiatan karena kalau berharap semuanya ke pemerintah kami terbatas ruang gerak, apalagi tidak hanya KLA saja yang menjadi program. Bantuan program yang dibuat lSM, misalnya PKPA mereka punya program tentang anak disekitar perkebunan. PKPA membantu kita untuk menyadarkan pihak-pihak perkebunan yaitu PTP atau Perusahaan lainhya agar dana CSR nya itu diberikan terkait pemenuhan hak-hak anak terkait tentang pendidikan, beasiswa, seperti alat transportasi untuk sekolah, tempat bermain anak dan sebagainya. Sesuai penjelasan di atas bahwa kita menemukan adanya organisasi LSM yang dibuat pemerintah yang hanya berfokus kepada pemasalahan hukum dan upaya mengurangi angka kekerasan kepada anak yakni LSM Pusat Pelayanan

102

Universitas Sumatera Utara Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Sebagaimana yang dijelaskan oleh Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2A, bahwa118:

Sebagai lembaga P2tp2a tugas kita adalah menekan atau meminimalisir terjadinya kekerasan terhadap anak namun persoalan-persoalan di lapangan begitu kompleks pemahaman orang tua terhadap konsep pemenuhan hak anak atau perlindungan anak juga kurang tepat/paham sehingga persoalan anak itu masih tinggi khususnya kekerasan kepada anak. Kami juga merupakan bagian dari Dinas PPKB dan PPA Langkat yang tupoksinya menangani persoalan-persoalan anak terutama yang berhadapan dengan hukum selanjutnya kami juga melakukan sosialisasi dalam rangka memberikan informasi dengan orang tua di desa-desa agar mereka memahami tentang KLA. Interaksi yang dilakukan oleh LSM tidak hanya kepada pemerintah

Kabupaten Langkat saja, tetapi kepada pemerintah Desa. Seperti yang terjadi di

Desa Teluk Meku ada LSM yang sudah lama memberikan bantuan terkait program pembinaan masyarakat desa yang berkaitan masalah pendidikan anak maupun ekonomi masyarakat. Walaupun, LSM yang ada di desa ini jarang berinteraksi atau berkomunikasi dengan pihak Pemerintah Kabupaten Langkat sehingga namanya tidak termasuk ke dalam hitungan LSM yang memberikan bantuannya kepada pemerintah Kabupaten Langkat tetapi eksistensinya sangat berperan penting di Desa Teluk Meku. Sesuai yang dijelaskan oleh Kepala Desa

Teluk Meku Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat119:

Kalau keterlibatan LSM FH (Fundasi Hidup) di Desa ini cukup intens ya apalagi mengenai pembinaan di remaja dan anak-anak kami sangat terbantu akan keberadaan mereka, mereka sudah ada 9 tahun membina desa ini. Mereka membuat kegiatan belajar membaca bagi anak-anak pesisir selain itu mereka aktif membuat kegiatan kepada ibu-ibu bagaimana meningkatkan perekonomian masyarakat.

118 Hasil Wawancara dengan Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kabupaten Langkat. Op.,Cit. 119 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Teluk Meku Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat. Op.,Cit.

103

Universitas Sumatera Utara 3.2.2 Adanya Ideologi dan Intervensi Asing

Variebal selanjutnya dalam teori politik pembangunan yang dijelaskan oleh Warjio (2016) adalah variabel ideologi dan intervensi asing. Idoeologi disini merupakan merupakan syarat mutlak dalam politik pembangunan. Ideologi menggerakan pembangunan karena di dalamnya terkandung semangat ataupun cita-cita. Ideologi adalah semangat yang menjadi penggerak aktor pembangunan untuk meraih tujuan. Ideologilah yang menjadi roh dari semua aktivitas yang dilakukan oleh aktor pembangunan dalam mencapai tujuannya.

Jika kita telaah histori sejarah Kabupaten Langkat dulunya dikenal dengan

Kesultanan Langkat merupakan kerajaan Melayu yang berada di wilayah

Sumatera Timur (sekarang disebut sebagai Sumatera Utara). Kesultanan Langkat didirikan oleh Dewa Syahdan pada tahun 1568 M. Puncak kejayaan Kesultanan

Langkat pada masa Sultan Abdul Aziz. Ia merupakan sultan kedelapan dari

Kesultanan Langkat, masa pemerintahannya pada tahun 1897-1927 M. Dia seorang yang berwibawa dan bijaksana. Pada masa pemerintahannya diterapkan berbagai kebijakan. Kebijakan tersebut adalah bidang politik, bidang pendidikan, bidang keagamaan, dan bidang ekonomi.120

Selanjutnya, penerapan ideologi dalam politik pembangunan KLA di

Kabupaten Langkat disini dapat dilihat dari kebudayaan lokal masyarakat Langkat yang terkenal dengan budaya melayu dan religiusnya. Hal ini pula dapat dilihat dari misi Bupati Langkat yang mengedepankan masyarakat Langkat yang religius.

120 Sri Windari. 2017. Kesultanan Langkat di Sumatera Utara Pada Masa Sultan Abdul Aziz (1827-1927 M). Jurnal (Online). Diakses melalui: http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/juspi/article/download/902/79. Pada Tanggal 2 Agustus 2019. Pukul 21.35 WIB.

104

Universitas Sumatera Utara Apalagi ikon Kabupaten Langkat dimana masyarakat menjadikan Mesjid Azizi di

Tanjung Pura sebagai ikon utama dan dijuluki sebagai serambi mekkahnya di

Sumatera Utara. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ketua Gugus Tugas KLA di

Kabupaten Langkat, bahwa121:

Langkat kan terkenal dengan julukan serambi mekahnya Sumatera Utara jadi keterlibatan ulama itu sangat penting dalam menambah paham-paham religius di Langkat termasuk ke dalam progran- program KLA ini dimana keterlibatan tokoh agama harus di optimalkan. Contoh yang konkret terjadi di Kecamatan Babalan terkait pelestarian budaya di Langkat anak-anak itu ikut terlibat di musrenbang desa dan mengajukan adanya tempat khusus dimana mereka bisa latihan tari-tarian daerah untuk mengembangkan budaya Langkat. Ada lagi mereka mau mengangkat sejarah langkat lewat drama dan mereka usulkan di musrenbang di Kecamatan Babalan. Dari pernyataan tersebut di atas dijelaskan bahwa penerapan KLA yang melibatkan anak-anak ikut ke dalam musrenbang mengedepankan unsur sejarah melayu. Jadi, secara tidak langsung kegiatan yang dilakukan anak-anak di kecamatan Babalan juga turut melestarikan budaya melayu yang ada di Langkat dan dukung oleh pemerintah kecamatan. Selain program yang diajukan oleh anak- anak yang mengedepankan sejarah melayu, bahwa penerapan KLA juga melibatkan tokoh ulama dan adanya program-program yang bernuansa religi keislaman dalam pembinaan Akhlak Anak-anak. Hal ini disampaikan oleh Wakil

Sekretaris Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat122:

karenakan langkat itu pada dasarnya Melayu dan Religius. Jadi yang kita kedepankan program tentang wajib belajar pada pukul 19.00 wib sampai 21.00 Wib adalah jamnya belajar bagi anak-anak sesuai yang dikatakan oleh Perda kita. Nah, disitu paham religius kita terangkat ketika program “Maghrib Mengaji” itu digaungkan

121 Hasil wawancara dengan Kasi Pendidikan, Agama dan Kesehatan Bappeda Kabupaten Langkat. Op.,Cit.. 122 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit.

105

Universitas Sumatera Utara kembali baik itu oleh Kamenag Langkat maupun dari Remaja Mesjid BKPRMI sambil mengisi waktu jam wajib belajar. Selanjutnya, program yang bernuansakan ideologi Islami tidak hanya menjadi program pemerintah Kabupaten Langkat dalam penerapan KLA. Tetapi, juga diterapkan sebagai program wajib di desa-desa sebagai pembinaan anak-anak dan remaja. Seperti adanya membuat pelatihan bagi anak-anak yang suka dengan musik religi. Hal ini pula disampaikan oleh Kepala Desa Teluk Meku Kecamatan

Babalan Kabupaten Langkat, bahwa123:

Selama ini kami buat kan ada pelatihan-pelatihan musik religi di mesjid-mesjid, kami buat kegiatan pengajian di mesjid-mesjid untuk anak-anak remaja, selanjutnya kan ada rumah baca tadi kami buat lokasinya dekat dengan mesjid itu jadi habis mereka beraktivitas di rumah baca itu mereka langsung ibada di mesjid. Hal ini juga bertujuan agar mesjid-mesjid ini juga bisa layak anak lah, jadi sarana mereka bermain, belajar, pendidikan dengan moral keagamaan dan beribadah. Tidak hanya menjadi program wajib pemerintah kabupaten atau desa, program yang melibatkan anak-anak yang tergolong ke dalam klaster hak

Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang Luang dan Kegiatan Budaya yang telah ditetapkan berdasarkan Permen PPPA Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Indikator

KLA ini juga banyak dilakukan oleh kelompok masyarakat yang tergabung ke dalam organisasi Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia

(BKPRMI) Kabupaten Langkat. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Ketua

MPD BKPRMI Kabupaten Langkat, bahwa124:

Praktik KLA itu sendiri sangat berkaitan erat dengan paham kedaerahan dan keagamaan terkhususnya Islam sebagai agama mayoritas di Langkat. Banyak kegiatan yang telah kami lakukan dalam mendokong KLA ini Seperti adanya kegiatan dan program yang dilaksanakan dengan konsep keagamaan yang kami adakan yakni Festival anak Sholeh (FASI), adanya lomba-lomba tarian yang

123 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Teluk Meku Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat. Op.,Cit. 124 Hasil Wawancara dengan Tokoh Pemuda Ketua MPD BKPRMI Langkat. Op.,Cit.

106

Universitas Sumatera Utara mencerminkan kebudayaan daerah bahkan di event-event tertentu misalnya di acara-acara hari besar nasional anak-anak kita libatkan contohnya seperti pembukaan MTQ di Kecamatan Salapian itu tidak sedikit kontingen yang berpawai karnaval itu menunjukkan seni budaya yang diperankan justru oleh anak-anak TK ini menunjukkan dari nilai religius penyelenggaraan MTQ Kabupaten Langkat itu mengedepankan sisi kebudayaan yang melibatkan anak secara langsung.

Selanjutnya, tidak hanya Ideologi saja yang mempengaruhi pelaksanaan

KLA di Kabupaten Langkat tapi juga berkenaan dengan adanya intervensi asing yang turut terlibat. Seperti yang dijelaskan oleh Warjio (2016) bahwa intervensi asing adalah aktor pembangunan yang berasal dari “luar” yang mendukung rencana pembangunan yang dimainkan oleh aktor pembangunan dari “dalam” dan memiliki tujuan-tujuan tertentu. Mereka memiliki hubungan khusus dan kepentingan yang saling menguntungkan dan di satu sisi mungkin ada ketergantungan. Mereka bisa individu, lembaga, ataupun negara.

Intervensi Asing juga menjadi awal mula Indonesia mengikuti pogram pembangunan yang layak anak. Hal ini dikarenakan IDOLA (Indonesia Layak

Anak) merupakan turunan program pembangunan Organisasi UNICEF terkait

World Fit For Children atau Dunia yang Layak Anak. Jadi intervensi UNICEF disini cukup besar karena mengharuskan setiap negara yang meratifikasi

Konvensi Hak Anak Internasional harus mengadopsi setiap nilai-nilai yang terkandung di dalamnya pada Konvensi Hak Anak di Indonesia. Hal ini pula disampaikan oleh Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kabupaten Langkat125:

KLA ini merupakan turunan IDOLA (Indonesia Layak Anak), dan IDOLA turunan dari dunia layak anak yang digaungkan oleh UNICEF, maka dari itu mestinya KLA itu mengakomodir putusan- putusan di tingkat internasional dan memberikan peluang anak

125 Hasil Wawancara dengan Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kabupaten Langkat. Op.,Cit.

107

Universitas Sumatera Utara untuk lebih mandiri. Tetapi kami melihat pelaksanaan KLA di Langkat ini berkenaan dengan faktor kemandirian anak atau kebebasan anak seperti punya kehidupan sendiri, itu belum sampai dan terpengaruh kepada anak. Konsep KLA ini masih dilaksanakan sangat konvensional karena Langkat masih kuat kultur budayanya.

Atas dasar tersebut, penerapan KLA di Langkat masih belum mengadopsi secara keseluruhan dari nilai-nilai yang terkandung dalam muatan konvensi hak anak yang dibuat oleh Indonesia maupun UNICEF itu sendiri. Hal ini dikarenakan budaya lokal kedaerahan di Langkat seperti budaya Melayu dan Religius Islam itu masih sangat kuat maka penerapannya masih sangat konvensional dan tidak memberikan kebebasan anak diluar garis kewajaran seperti anak dibiarkan langsung mandiri tanpa pengawasan orang tua atau sebagainya.

Dalam pelaksanaan KLA di Langkat keterlibatan LSM asing yang dinilai merupakan bagian dari Intervensi Asing masih sangat sedikit kali. Baru ada satu saja yang memberikan bantuannya kepada Pemerintah Kabupaten Langkat, hal ini dijelaskan oleh Wakil Sekretaris Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat126:

Pengadilan Ramah Anak di Langkat ini mendapat bantuan dari Lembaga Dunia asal eropa yaitu SUSTAIN EU-UNDP juga bekerjasama dengan Mahkamah Agung yang memberikan fasilitas ramah anak di Pengadilan Negeri Stabat di Langkat. Namun, bantuan Pihak LSM asing di Langkat terkait KLA itu baru satu yaitu SUSTAIN saja.

3.2.3 Adanya Sistem

Keberhasilan proses pelaksanaan pembangunan KLA sangat tergantung kepada sistem dan startegi apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan dari pembangunan tersebut. Hal ini sesuai dengan pandangan Warjio (2016),

126 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit.

108

Universitas Sumatera Utara menjelaskan sistem dapat menggerakkan sebuah pola yang dikehendaki dalam pembangunan. Sebuah sistem atau lebih akan memengaruhi bagaimana pembangunan dijalankan dan mencapai tujuan. Sistem dapat dibentuk secara internasional atau juga bersifat nasional atau lokal.

Sistem yang dipakai dalam KLA ini disesuaikan dengan tahapan pengembangan KLA yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri PPPA

Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Panduan Pengambangan KLA. Tahapan

Pengembangan KLA memiliki empat tahapan, yaitu127:

1. Tahap Persiapan

2. Tahap Perencanaan

3. Tahap Pemantauan dan Evaluasi

4. Tahap Pelaporan

Untuk Lebih jelasnya mengenai tahapan Pengembangan KLA dapat dilihat dari gambar 1.4. Tahapan Pengembangan KLA pada bab 1 dengan sub judul :

1.6.2.6 Langkah-Langkah Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).

3.2.3.1 Tahap Persiapan KLA di Kabupaten Langkat

Tahap Persiapan KLA ini terbagi menjadi 3 tahap, yaitu: Komitmen politis

KLA, Pembentukan Gugus Tugas KLA, dan Pengumpulan Data Dasar KLA.

Berikut ini penjelasan mengenai tahap persiapan KLA di Kabupaten Langkat:

127 Peraturan Menteri PPPA Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Panduan Pengambangan KLA

109

Universitas Sumatera Utara 1. Komitmen Politis KLA

Komitmen tersebut sangat penting dituangkan dalam bentuk tertulis untuk menjaga agar KLA bukan dilakukan hanya karena desakan atau keperluan sesaat saja. Semakin tinggi hierarkinya, kekuatan hukumnya juga semakin kuat sehingga menjamin kesinambungan dari pelaksanaan KLA di Kabupaten/Kota bersangkutan. Komitemen Politis KLA ini dapat dilihat adanya peraturan daerah yang dibuat baik itu berupa:

 Peraturan Bupati/Walikota;

 Keputusan Bupati/Walikota ;

 Instruksi Bupati/Walikota dan

 Surat edaran Bupati/Walikota

Di Langkat itu komitmen politis KLA masih belum terlalu kuat. Hal ini dikarenakan belum adanya perda yang berbicara khusus tentang pengembangan

KLA. Walaupun begitu, tetap ada Instruksi Bupati dan Perda yang memiliki kaitan langsung terhadap pelaksanaan KLA di Langkat. Instruksi Bupati dapat dilihat dari muatan misi Bupati Langkat pada masa periode Bapak Ngogesa Sitepu di awal-awal dia memerintah yang mengedepankan pemberdayaan perempuan dalam pembangunan sosial politik, kesejahteraan sosial dan perlindungan anak.

Sedangkan, untuk Perda sendiri itu hanya mengatur terkait Perlindungan Anak.

Hal ini diperjelas wawancara peneliti dengan Wakil Sekretaris Gugus Tugas KLA

Kabupaten Langkat, bahwa128:

Perda yang berkaitan tentang pemenuhan hak anak itu ada lumayan banyak, namun kita masih lemah karena belum adanya perda yang mengatur tentang KLA. 1. Ada perda tentang

128 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit.

110

Universitas Sumatera Utara perlindungan anak, 2. Ada perda tentang pendidikan 2. Perda tentang akte kelahiran. Yang berkaitan dengan kesehatan ada berupa Peraturan Bupati Tentang Penurunan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu ditambah adanya Perda/Perbup tentang kawasan tanpa asap rokok.

2. Pembentukan Tim Gugus Tugas KLA

Gugus tugas KLA adalah lembaga koordinatif yang beranggotakan wakil dari unsur eksekutif, legislatif dan yudikatif yang membidangi anak, perguruan tinggi, organisasi non pemerntah, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, orang tua dan yang terpenting harus melibatkan anak (Forum Anak)129.

Pimpinan gugus tugas KLA diketuai oleh Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (Bappeeda) untuk menjalankan koordinasi dalam perencanaan KLA. Gugus tugas KLA bertanggung jawab mengawali dan mengawal KLA di Kabupaten/Kota masing-masing. Mengenai Gugus Tugas

KLA Di Langkat diatur melalui Keputusan Bupati Langkat Nomor: 463-

21/K/2017 Tentang Pembentukan Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab ini, dengan sub judul;

3.2.1.1 Pemerintah Kabupaten, Kecamatan dan Desa di Kabupaten Langkat.

3. Pengumpulan Data Dasar KLA

Data dasar berkaitan dengan situasi dan kondisi anak-anak di kabupaten/kota disusun secara berkala dan berkesinambungan. Pengumpulan data dasar digunakan untuk: mengetahui besaran masalah anak; menentukan fokus

129 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Op.,Cit.

111

Universitas Sumatera Utara program; menyusun kegiatan prioritas; Melihat sebaran program/kegiatan anak lintas SKPD; dan Menentukan lokasi percontohan KLA130.

Pengumpulan data yang terkait masalah anak di Kabupaten Langkat masih mengalami kesulitan dimana belum ada data satu pintu yang menjelaskan masalah anak. Hal ini disebabkan belum adanya peraturan dari pemerintah pusat yang mengatur tentang data anak dan masing-masing punya mekanisme pengumpulan yang berbeda-beda. Sebagaimana yang disampaikan oleh Wakil Sekretaris Gugus

Tugas KLA, bahwa131:

Mekanisme masih berupa kordinasi atau bisa dibilang seperti menjemput bola. Jadi kami belum ada data satu pintu tentang anak baik yang berkaitan tentang kesehatan dan pendidikan. Datanya juga masih tersebar di seluruh OPD dan data itu belum lengkap dan akurat. Hal ini dikarenakan berkaitan dengan instansi terkait masing-masing kategori anak itu berbeda-beda kalau di dinas kesehatan data anak itu dibedakan menjadi 3 : yaitu ada anak Balita, Anak Bayi dan Anak Usia Sekolah. Sedangkan, anak itu sendiri kan sesuai dengan undang-undang tentang perlindungan anak yang disebut anak itu adalah yang masih berada dalam kandungan dan sampai berusia 18 tahun kurang satu hari. Seperti ada lagi perbedaan usia anak di masing-masing OPD seperti di dinas pendidikan adalah anak usia sekolah sedangkan, di Kamenag juga anak yang berusia 17 tahun sudah bisa dan bisa disebut juga pernikah usia anak/dini kalau dikaitkan dengan undang-undang tentang perlindungan anak. Masalah hal tersebut terjadi karena aturan hukum yang dibuat dari pusat belum jelas dan tidak tersistematis kali tentang data anak.

Selain data masalah anak, hal yang terpenting dalam pengumpulan data dasar KLA ini adalah dilihat ada atau tidaknya sebaran program/kegiatan anak

Lintas SKPD. Di Kabupaten Langkat sendiri sebaran program KLA masih jarang ditemui di setiap OPD-OPD. Bahkan, di satu tempat yang banyak mengurus data

130 Ibid. 131 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit.

112

Universitas Sumatera Utara anak yaitu di sekolah-sekolah. Hal ini dijelaskan oleh Dinas Pendidikan, bahwa132:

larangan-larangan berupa Plang plang dilarang merokok kemudian kegiatan-kegiatan baliho lainnya mengenai KLA atau sekolah ramah ini faktanya itu sangat jarang ditemui di setiap-setiap sekolah di langkat dan kami hampir tidak menjumpai itu dan pihak pusat, kabupaten dengan dinas terkait juga tidak ada memberikan baliho atau plang tersebut. Sehingga, banyak guru atau murid yang tidak mengenal program yang ramah anak ini

Selanjutnya, pengumpulan data dasar dasar KLA ini dapat dilihat dengan menentukan lokasi percontohan KLA. Lokasi percontohan KLA ini banyak terjadi di desa-desa, seperti yang ada di kecamatan Kuala terdapat dua desa yang menjadi lokasi percontohan yaitu Desa Suka Damai dan Desa Bekiung seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pada bab ini dengan sub judul 3.2.1.1 Pemerintah

Kabupaten, Kecamatan dan Desa di Kabupaten Langkat.

Kendala yang dihadapi sampai sejauh ini belum ada Desa yang telah ditetapkan oleh sebagai desa percontohan DLA itu benar-benar menjadi menjalankan program yang layak anak. Hal ini dapat dilihat belum ada penghargaan atau prestasi yang diberikan oleh pemerintah pusat terkait Desa

Layak Anak (DLA). Faktor tersebut juga disebabkan karena minimnya anggaran dan sosialisasi atau pembinaan yang berkelanjutan oleh Pemerintah Kabupaten

Langkat. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Desa Bekiung Kecamatan Kuala

Kabupaten Langkat, bahwa133:

132 Hasil Wawancara dengan Staf Pembinaan Kurikulum Pembinaan PAUD Dinas P dan P Kab. Langkat. Op.,Cit. 133 Hasil Wawancara dengan Kepala Desa Bekiung Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat. Op.,Cit.

113

Universitas Sumatera Utara Sejauh ini selain adanya sosilisasi tentang Layak ini setahun yang lalu belum ada program lagi yang diberikan oleh instansi pemerintah langkat yang terkait tentang layak anak. Kami juga masih bingun mau buat program apa saja karena keterbatasan anggaran, padahal desa Bekiung ini merupakan desa nomor 3 paling banyak dusunnya se kecamatan Kuala, tetapi nomor 4 paling terkecil yang mendapatkan ADD dari pemerintah sementara untuk biaya operasional dan biaya titipan kabupaten itu bersumber dari ADD, jadi kami sangat mengharapkan adanya bantuan dana lagi dalam pelaksanaan program layak anak ini. Namun, mungkin tahun depan kita akan mengadakan dan menganggarkan pelatihan atau memberikan bantuan pendidikan bagi anak-anak yang kurang mampu tapi punya semangat untuk belajar, kita udh masukkan program ini di RKP.

3.2.3.2 Tahap Perencanaan KLA di Kabupaten Langkat

Tahap Perencanaan KLA ini terbagi menjadi 2 tahap, yaitu: Tahap

Penyusunana Rencana Aksi Daerah, dan Tahapan Pelaksanaan KLA. Berikut ini penjelasan mengenai tahap Perencanaan KLA di Kabupaten Langkat:

1. Tahap Penyusunan Rencana Aksi Daerah

Rencana Aksi Daerah (RAD) KLA berfungsi sebagai acuan penting untuk mengembangkan KLA secara sistematis, terarah, dan tepat sasaran. Dalam penyusunan RAD-KLA, gugus tugas dan pihak–pihak terkait mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional), RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah),

RENSTRADA ( Rencana Strategis Daerah ), Visi, Misi, Kebijakan, Program dan kegiatan Kabupaten/Kota. Penyusunan RAD-KLA tidak berarti harus membuat program baru karena RAD KLA dapat merupakan sebuah integrasi dengan rencana kerja OPD terkait. Hal yang utama yang harus diperhatikan dalam

114

Universitas Sumatera Utara penyusunan RAD–KLA adalah upaya pemenuhan hak anak yang mencangkup penguatan 5 (Lima) kluster hak anak.

Selain itu RAD- KLA harus mempertimbangkan dan tentunya mendayagunakan semua potensi lokal, sosial, budaya, dan ekonomi serta berbagai produk unggulan setempat. Sesuai dengan prinsip partisipasi anak dalam KHA

(konvensi Hak Anak), maka dalam proses penyusunan RAD- KLA, kelompok anak termasuk Forum Anak perlu dilibatkan. Berikut ini poin- poin penting dalam melakukan penyusunan RAD KLA :

Berkaitan dengan hal tersebut BAPPEDA Selaku Ketua Gugus Tugas memiliki peran yang sangat penting dalam menginstruksikan kepada seulurh OPD agar membuat kegiatan maupun program yang menyentuh tentang Pemenuhan

Hak Anak. Hal ini disampaikan oleh oleh Kepala Bidang Sosial Pemerintahan

BAPPEDA Kabupaten Langkat, beliau mengatakan134:

Kami juga membuat program di beberapa OPD terkait KLA seperti bentuk Rencana Aksi Daerah yang telah kami berikan kepada masing-masing OPD. Kami juga melakukan pengumpulan data dan merekap semua program yang mendukung mengenai KLA ini yang telah dilakukan OPD dan mengadakan pertemuan rutin selama 3 bulan sekali

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa BAPPEDA sendiri mempunyai peran sentral dalam mengkordinasikan kepada seluruh OPD di

Kabupaten Langkat. Salah satu indikator yang paling utama dalam kebijakan

KLA yaitu pemerintah harus memiliki Rencana Aksi Daerah KLA (RAD-KLA) yang merupakan rencana aksi dari tiap-tiap OPD dalam menerapkan kebijakan

KLA. Berikut ini RAD-KLA Kabupaten Langkat:

134 Hasil wawancara dengan Kabid Sosial Pemerintahan Bappeda Kabupaten Langkat. Op.,Cit.

115

Universitas Sumatera Utara TABEL 3.1 RENCANA AKSI DAERAH KABUPATEN LANGKAT UNTUK KABUPATEN LAYAK ANAK PER INSTANSI/ DINAS/ KANTOR/ UNIT (Sumber: Dinas PPKB dan PPA 2018) NO INSTANSI/DINAS/KANTOR HAL YANG HARUS DILAKUKAN 1. DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATPIL - Membuat Perda Akte Kelahiran Gratis untuk anak - Mempertimbangkan/ mengintegrasikan suara/pendapat anak dalam proses penyusunan Perda - Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak - Memiliki data terpilah anak yang diperbaharui setiap tahun - Memberlakukan pembebasan kutipan akta kelahiran bagi anak - Mengurangi pernikahan usia anak, dengan melakukan upaya antara lain dalam bentuk: sosialisasi, advokasi, pemberian konsultasi pra-pernikahan, dan/atau sanksi terhadap pelaku pelanggaran (orang tua, pemuka Agamadanpejabatpublikyang menikahkan). - Membuat MoU dengan IBI dan IDI dalam hal memberikan formulir data isian akte kelahiran kepada Bidan dan Dokter untuk mempermudah proses pembuatan akte kelahiran bagi anak.

2. DINAS KESEHATAN - Membuat Perda KIBLA - Mempertimbangkan/ mengintegrasikan suara/pendapat anak dalam proses penyusunan Perda -Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak -Mendukung Staf/ tenaga kesehatan untuk terlatih KHA (Konvensi Hak Anak) -Mendata Lembaga layanan tumbuh kembang dan perlindungan anak dan jumlah anak yang mengakses lembaga Tersebut -Membuat pojok ASI dan daerah bebas asap rokok di tempat atau layanan Kesehatan - Memiliki data terpilah anak yang diperbaharui setiap tahun - Melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan angka kematian bayi - Melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan kekurangan gizi pada

116

Universitas Sumatera Utara Balita - Mempromosikan pemberian asi eksklusif - Membuat pojok asi - Menetapkan 10 Puskesmas untuk dijadikan Puskesmas Ramah Anak setiap tahunnya. - Membuat Pelayanan 1 pintu khusus pelayanan kesehatan bagi anak di Puskesmas-puskesmas dan Rumah Sakit Umum 3. DINAS P DAN P - Membuat Perda tentang pendidikan anak - Mempertimbangkan/ mengintegrasikan suara/ pendapat anak dalam proses penyusunan Perda -Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak -Memfasilitasi forum anak baik tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa -Mendukung Staf/ tenaga pendidik untuk terlatih KHA (Konvensi Hak Anak) -Mendata Lembaga layanan tumbuh kembang dan perlindungan anak dan jumlah anak yang mengakses lembaga Tersebut -Membuat daerah bebas asap rokok di lingkungan sekolah atau tempat pendidikan Lainnya - Memiliki data terpilah anak yang diperbaharui setiap tahun - Menetapkan 64 sekolah baik sekolah SD, SMP dan SMA untuk dijadikan sebagai Sekolah Ramah Anak setiap tahunnya. - Melakukan pembinaan kepada Forum Anak Kabupaten dan Forum Anak Kecamatan Se-Kabupaten Langkat. - Menginisiasi peraturan tentang larangan anak sekolah untuk merokok - Menginisiasi peraturan tentang kawasan bebas rokok demi kepentingan anak - Melakukan pendataan terhadap PAUD - Menyediakan Data angka partisipasi sekolah (APS) dan angka partisipasi kasar (APK) atau angka partisipasi murni (APM) -Membuat Surat Keputusan (SK) sekolah ramah anak setiap tahunnya - Mengupayakan adanya rute aman dan selamat ke sekolah - Menetapkan 64 sekolah baik sekolah SD, SMP dan SMA untuk dijadikan sebagai Sekolah Ramah Anak setiap tahunnya. - Melakukan pembinaan kepada Forum Anak Kabupaten Dan Forum Anak

117

Universitas Sumatera Utara Forum Anak Kecamatan Se-Kabupaten Langkat serta melakukan pembinaan. 6. DINAS PERINDUSTRIAN DAN - Membuat Perda atau kebijakan tentang PERDAGANGAN perlindungan anak, contoh pengawasan makanan bagi anak - Mempertimbangkan/ mengintegrasikan suara/pendapat anak dalam proses penyusunan Perda - Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak - Mengusahakan adanya keterlibatan dunia usaha dalam upaya tumbuh kembang dan perlindungan anak, dan mendata bentuk Dukungan Serta melihat apakah berkelanjutan atau tidak 7. DINAS KOPERASI, UKM DAN PMD - Mengusahakan adanya keterlibatan dunia usaha dalam upaya tumbuh kembang dan perlindungan anak, dan mendata bentuk Dukungan Serta melihat apakah berkelanjutan atau tidak 8. KANTOR SOSIAL - Mengusahakan adanya keterlibatan dunia usaha dalam upaya tumbuh kembang dan perlindungan anak, dan mendata bentuk Dukungan Serta melihat apakah berkelanjutan atau tidak

- menyediakan layanan anak di luar asuhan Keluarga

- Mengupayakan program pencegahan dan penanganan anak yg terlibat dalam bentuk- bentuk pekerjaan terburuk anak

9. DINAS TENAGA KERJA DAN - Mengusahakan adanya keterlibatan dunia TRANSMIGRASI usaha dalam upaya tumbuh kembang dan perlindungan anak, dan mendata bentuk Dukungan Serta melihat apakah berkelanjutan atau tidak - Membuat Perda atau kebijakan tentang perlindungan anak, seperti kebijakan pencegahan penggunaan tenaga kerja anak - Mengupayakan program pencegahan dan penanganan anak yg terlibat dalam bentuk- bentuk pekerjaan terburuk anak

10. KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP, - Memberikan Fasilitas berupa pojok baca, DAN DOKUMENTASI taman cerdas, perpustakaan, layanan informasi daerah, dan sebagainya, yang menyediakan informasi sesuai kebutuhan dan usia anak, termasuk informasi penanggulangan bencana pada anak. - Memberikan Akses bagi anak dimana anak

118

Universitas Sumatera Utara tidak perlu mengeluarkan biaya/bebas bea untuk setiap pelayanan reguler seperti kartu anggota atau langganan penggunaan/peminjaman; penyebaran lokasi merata menjangkau setiap pelosok; sudah memperhatikan kebutuhan anak, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan anak dari kelompok rentan lainnya seperti kelompok miskin, minoritas, korban bencana, atau terasing. - Memisahkan koleksi buku dewasa dengan dengan anak. Jumlah koleksi yang layak anakjugaharusmemadaisesuai kategorinya, dapat dikategorikan sesuai dengan usia anak/tingkat sekolah. Rasio kecukupan judul dan jumlah buku yang tinggi sangat diharapkan. - Menjelaskan perkembangan judul buku dan jumlah buku yang ditampung - Perpustakaan keliling harus bergerak secara rutin mengikuti jadual tertentu yang menjangkau pelosok-pelosok - Melakukan kunjungan mobil pintar di 23 Kecamatan setiap bulannya. - Pemberian bantuan rak buku dan buku- buku kepada desa-desa yang telah Mengajukan Proposal ke Kantor Perpustakaan, arsip dan dokumentasi setiap tahunnya. - Pemberian bantuan rak buku dan buku di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat dan untuk Taman Bacaan di MABMI 11. BAGIAN HUMAS & INFORMASI - Turut Memberitahukan perkembangan informasi bagi anak - Memberikan akses gratis publik dengan media tertentu (papan/dinding surat kabar reguler, pusat dokumentasi terbitan dan sejenisnya yang memang disediakan untuk publik). - Layanan internet gratis

12. BAGIAN TATA PEMERINTAHAN - Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak

13. BAGIAN HUKUM - Membantu proses pengesahan rancangan peraturan daerah tentang perlindungan anak

14. DINAS PERTANIAN - Melakukan Upaya pencegahan dan penanggulangan kekurangan gizi pada balita - Mengoptimalkan potensi pangan lokal

119

Universitas Sumatera Utara 15. DINAS PERIKANAN - Melakukan Upaya pencegahan dan penanggulangan kekurangan gizi pada Balita

16. DINAS PU - Membuat taman bermain anak di Kompleks Lemtabah di Kabupaten Langkat. - Membangun Perpustakaan dan tempat penitipan Anak di Kompleks Lemtabah Kabupaten Langkat 17. BADAN LINGKUNGAN HIDUP - Membuat program penghijauan untuk anak - Membuat lingkungan yang bersih di Desa/ Kelurahan yang ditetapkan sebagai Desa/ Kelurahan layak anak 18. DINAS PERHUBUNGAN - Membuat zona aman/ selamat sekolah di tiap-tiap sekolah yang berada dijalan protokol disetiap kecamatan di Kabupaten Langkat. 19. DINAS KEBUDAYAAN DAN - Mengupayakan tersedianya media ekspresi PARIWISATA bagi anak yang berada diluar sekolah 20. DINAS PERTAMANAN - Mengupayakan tersedianya media ekspresi bagi anak yang berada diluar sekolah

21. DINAS OLAHRAGA - Mengupayakan tersedianya media ekspresi bagi anak yang berada diluar sekolah 22. BADAN PENANGGULANGAN - Melakukan mekanisme penanggulangan BENCANA DAERAH bencana pada anak yang memperhatikan kepentingan anak 23. BADAN PMDK - Mensosialisasikan Desa/Kelurahan Layak Anak kepada seluruh Desa/ Kelurahan yang ada di Kabupaten Langkat - Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak 24. SELURUH CAMAT SE-KAB. LANGKAT - Menetapkan Desa/ Kelurahan di Kecamatan secara bertahap menjadi Desa/ Kelurahan layak anak

Program terkait KLA di Kabupaten Langkat memang setiap OPD mempunyai agendanya masing-masing. Namun, untuk dinas PPKB dan PPA selaku Leading Sector KLA mempunyai beberapa program seperti yang disampaikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Perlindungan

Anak Dinas PPKB dan PPA, beliau menjelaskan bahwa135:

135 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit.

120

Universitas Sumatera Utara Program yang kita buat itu ada tentang pembentukan forum anak, pembakalan dan penguatan kapasitas forum anak yang sudah kita bentuk, program sosialisasi tentang kabupaten layak anak kepada seluruh desa dan kecamatan, ada program pembentukan desa layak anak, Sekolah Ramah Anak (SRA) dan Puskesmas Ramah Anak (PRA). Kemudian ada juga program perlindungan khususnya itu yaitu lewat lembaga P2TP2A dan yang baru kita bentuk dua tahun terakhir yaitu Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak dengan melibatkan Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, dan tokoh/elemen masyarakat yang dianggap berpartisipasi penting dalam perlindungan Hak-hak anak.

3.2.3.3 Tahap Pelaksanaan KLA di Kabupaten Langkat

Untuk mempercepat pelaksanaan kebijakan KLA, gugus tugas melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan yang tertuang dalam RAD–KLA.

Gugus tugas memobilisasi semua sumber daya, baik yang ada di pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan.

Sumberdaya meliputi sumberdaya manusia, keuangan, dan sarana prasarana yang ada di daerah yang dapat dimanfaatkan untuk KLA. Selain itu media pun hendaknya juga dilibatkan untuk mengefektifkan pelaksanaannya, mengingat posisinya yang sangat penting sebagai pilar demokrasi. Media berperan dalam sosialisasi dan sekaligus advokasi berbagai hal terkait pemenuhan hak anak.

Dalam pelaksanannya, suara anak juga harus diperhatikan, baik untuk memberikan masukan mengenai bagaimana tanggapan mereka atas jalannya pelaksanaan yang dilakukan para pemangku kepentingan, maupun terlibat langsung dalam pelaksanaan.

Dalam tahap pelaksanaan KLA di Kabupaten Langkat sangat berkaitan dengan mekanisme kordinasi dan mobilisasi masing-masing OPD agar dapat megoptimalkan sumber daya manusia yang ada. Hal ini tentu semakin baik

121

Universitas Sumatera Utara kerjasama setiap OPD dan steakholder dalam hal kordinasi dan komunikasi maka semakin mudah menjalankan setiap program yang disusun dalam RAD-KLA.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Wakil Sekretaris Gugus Tugas KLA

Kabupaten Langkat, bahwa136:

Kordinas dengan anggota gugus tugas KLA itu sudah berjalan dengan baik karena sudah jelas adanya sistem gugus tugas yang diketuai oleh Bappeda dan memiliki fungsi yang sangat kuat. Ketua Gugus Tugas KLA juga menjalankan perannya sangat baik dan memiliki peran penting karena beliau mengkordinir setiap anggota gugus tugas atau dinas-dinas terkait dengan KLA. Selain itu juga, kita selalu membuat rapat rutin yang dilaksanakan 3-4 kali dalam setahun. Kendalanya yang dihadapi yakni terkendala dengan adanya mutasi jabatan atau pertukaran orang-orang yang duduk dalam sebagai anggota gugus tugas di setiap dinass-dinas sehingga kordinasinya sering terhambat karena orang yang menduduki jabatan tersebut orang baru jadi dia belum paham betul tentang program KLA itu dan kita mulai lagi dari awal dan memperlambat proses kordinasi. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kendala yang dihadapi dalam kordinasi dan komunikasi adalah masalah mutasi jabatan yang akhirnya harus mengulang dari awal lagi prosesnya. Selain itu, sistem kordinasi dan komunikasi juga menjadi hal yang penting agar setiap informasi itu dapat diterima langsung oleh masing-masing OPD. Namun, tidak semua OPD yang aktif dalam komunikasi itu hanya ada beberapa OPD saja. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Kasi Pendidikan, Agama dan Kesehatan BAPPEDA Kabupaten Langkat, bahwa137:

Sistem yang kami lakukan dalam kordinasi masih sederhana berupa surat menyurat, adanya rapat rutinitas. Namun, komunikasi kami masih belum maksimal dan hanya sebagian OPD aja yang intens melalukan komunikasi seperti Dinas Pendidikan, Sosial, Kesehatan, Bappeda dan PPKB dan PPA saja yang konsen kami komunikasi.

136 Ibid. 137 Hasil wawancara dengan Kasi Pendidikan, Agama dan Kesehatan Bappeda Kabupaten Langkat. Op.,Cit.

122

Universitas Sumatera Utara Selanjutnya, Tahapan pelaksanaan KLA ini juga harus mengedepankan pendapat anak. Perlu adanya keterlibatan perwakilan forum anak yang ikut dalam

Musrenbang baik di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa di Kabupaten

Langkat. Hal ini dikarenakan target pembangunan dari KLA ini adalah anak itu sendiri. Sebagaimana yang disampaikan oleh Kabid Sosial Pemerintahan

BAPPEDA Kabupaten Langkat, beliau mengatakan bahwa138:

Kami selalu aktif menyurati setiap kecamatan agar melibatkan forum anak dalam proses musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) baik yang ada di tingkat desa/kelurah hingga kecamatan. Dan setiap tahunnya dalam pelaksanaan musrenbang di Kabupaten Langkat juga kami selalu menghadirkan perwakilan anak yang tergabung ke dalam Forum Anak Langkat itu sendiri. Baru-baru ini juga kami melihat peran forum anak sangat aktif dalam memberikan masukan-masukan atau aspirasinya sebagai seorang anak. Perlu diketahui bahwa salah satu unsur pendukung dari KLA ialah tersedianya wadah partisipasi anak yang bernama Forum Anak. Forum anak sendiri merupakan wadah organisasi yang didalamnya terdapat seluruh elemen anak. Hadirnya forum anak menjadikan anak-anak mempunyai wadah penyalur aspirasinya. Sesuai yang disampaikan oleh Ketua Forum Anak Kabupaten

Langkat, beliau mengatakan139:

Semenjak menjabat sebagai pengurus forum Anak, kami telah dilibatkan dalam musrenbang di kabupaten langkat , melalui musrenbang ini kami menyampaikan aspirasi kami berkaitan dengan sarana prasarana penunjang anak dan program-program lainnya, selanjutnya kami juga meminta agar pemerintah daerah bupati lebih perhatian kepada kami.Musrenbang yang pernah kami ikuti itu pada tahun 2018, kami meminta agar dibuatkan taman bermain anak secara gratis ada di setiap desa-desa. Kami sangat apresiasi kepada Pemkab Langkat yang sudah melibatkan kami dan kami berharap bisa bertemu dan curhat bareng dengan bapak bupati yang sekarang ini.

138 Hasil wawancara dengan Kabid Sosial Pemerintahan Bappeda Kabupaten Langkat. Op.,Cit. 139 Hasil Wawancara dengan Ketua Forum Anak Kabupaten Langkat, Adinda Muhammad Nurfadillah. Pada Tanggal 2 Agustus 2019 Pukul 17.00 Wib.

123

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa peran musrenbang sendiri juga sangat optimal dalam mensukseskan kebijakan KLA. Pemerintah

Kabupaten langkat juga sudah tanggap terkait partisipasi anak dalam pembangunan, dengan mengikut sertakan forum anak dalam musrenbang itu saja sudah menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam mensukseskan kebijakan KLA.

Tahapan yang tidak kalah penting selain dari proses komunikasi

,memobilisasi dan mendengar aspirasi anak yang telah dijelaskan sebelumnya adalah tahap penganggaran KLA di Kabupaten Langkat. Mekanisme penganggaran terkait KLA ini tidak berfokus kepada satu dinas saja, tetapi seluruh dinas yang merencanakan programnya sesuai dengan RAD-KLA tersebut. Hal sesuai yang disampaikan oleh Wakil Sekretaris Gugus Tugas KLA Kabupaten

Langkat, beliau mengatakan140:

Proses penganggaran sendiri tersebar ke masing-masing OPD disesuaikan dengan RAD. Secara keseluruhan anggaran yang diberikan sebenarnya terbatas hanya mengandalkan APBD dan berkaitan karena APBD Langkat yang sangat terbatas juga. Jadi hal ini tentu untuk anggaran anak khusus Dinas PPKB & PPA itu sangat minim sehingga untuk penganggaran yang berkaitan tentang anak itu hanya bekisar 600 juta dan kita juga punya lembaga yang kita biayai untuk perlindungan anak P2TP2A. Jadi untuk anggaran sangat terbatas. Berkaitan tentang anggaran itu sekarang sudah Online melalui aplikasi SIMDA yang dibuat oleh BPKAD sehingga bisa dilihat oleh masyarakat Langkat. Namun tidak ada anggaran yang kami plotkan khusus ke desa-desa apalagi sekrangkan Desa desa sudah memiliki dana ADD. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran dinas PPKB dan PPA keseluruhannya bersumber dari APBD dan tidak ada bantuan dana dari

140 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit.

124

Universitas Sumatera Utara dunia usaha secara langsung diberikan terkait pelaksanaan KLA di Langkat.

Berikut ini anggaran terkait KLA dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat:

TABEL 3.2 ANGGRAN DAN KEGIATAN BIDANG PP DAN PA DINAS PPKB DAN PPA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2018

Dari Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa anggaran untuk satu bidang yakni Bidang PP dan PA Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat dalam operasional mewujudkan KLA bisa dibilang tidak terlalu kecil. Namun, yang perlu kita ketahui bahwa dengan anggaran Rp 610.936.800 Juta ini tentu masih

125

Universitas Sumatera Utara perlu ditingkatkan dikarenakan jarak antara jarak antara 23 kecamatan yang sangat jauh. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Langkat melalui dinas PPKB dan PPA terus berkoordinasi dengan DPRD Kabupaten Langkat demi meningkatkan anggaran yang di arahakan untuk kebijakan KLA. Terkait pengembangan KLA, Pemerintah Kabupaten Langkat mempunyai target tahun

2020 Kabupaten Langkat menjadi Kabupaten Layak Anak tingkat madya sesuai dengan yang disampaikan Kabid PP dan PA dinas PPKB dan PPA Kabupaten

Langka141:

Kami sudah merasa bahwa anggaran yang diberikan kepada kami mencukupi namun tetap saja jika ingin meningkatkan pelaksanaan KLA ke jenjang yang madya perlu dana operasional yang cukup besar agar pelatihan atau pembinaan di desa-desa dapat berjalan dengan maksimal. Targetnya di tahun 2020 nanti langkat sudah meningkatkan prestasinya di Tingkat Madya.

3.2.3.4 Tahap Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan KLA di Kabupaten Langkat

Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh gugus tugas KLA untuk mengetahui perkembangan dan hambatan pelaksanaan KLA secara berkala serta sesuai dengan rencana. Pemantauan ini dilakukan mulai dari tingkat OPD di

Kabupaten Langkat, Kecamatan dan Desa. Sedangkan Tahap akhir dari sistem

KLA ini adalah Tahap pelaporan dimana laporan tersebut ditujukan langsung kepada Bupati, Gubernur dan Tembusa Laporan disampaikan kepada Menteri

Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

141 Ibid.

126

Universitas Sumatera Utara Dalam tahap pemantuan dan evaluasi KLA di Kabupaten Langkat sejauh ini masih dirasa kurang maksimal. Hal ini dikarenakan masing-masing OPD belum memiliki komitmen yang kuat terhadap pelaksanaan KLA ini. Ketua Gugus

Tugas KLA sebagai orang yang berkuasa penuh terhadap pemantauan dan evaluasi dirasa belum memiliki kekuasaan yang cukup karena belum ada reward and punishment yang ditetapkan sebagai acuan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ketua Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat, bahwa142:

peran kami sendiri juga belum optimal dan kami terus membuat suatu terobosan jika nantinya ada OPD-OPD yang tidak peduli maka kami akan memberikan sanksi atau peringatan (Reward and Punishment) dan bagi yang udah maksimal makan akan kami kasih stimulus atau penghargaan.

Namun, terobosan terkait Reward and Punishment tersebut tentu sangat sulit diterapkan. Hal ini dikarenakan belum ada aturan yang mengatur secara jelas yang dibuat seperti perda khusus menangani KLA itu sendiri. Hal ini pula kita jumpai di beberapa OPD termasuk di Dinas Pendidikan yang berfokus terhadap

Sekolah Ramah Anak yang merupakan bagian dari indikator KLA. Beliau menjelaskan, bahwa143:

Kalau bisa adanya perhatian yang spesifik atau secara khusus bagi sekolah yang telah berhasil melakukan SRA ini sepertinya ada penghargaan agar menambah semangat bagi kepala sekolah itu sendiri. Ditambah pada proses evaluasi tersebut hanya dilakukan pas rapat saja dengan dinas atau instansi lain. Sedangkan, waktu proses pelaksanaan masing-masing dinas itu berjalan sendiri di setiap programnya, tidak ada peraturan yang terkait SRA/KLA ini berkolaborasi dengan dinas OPD yang ada di Langkat. Jika itu sudah ada maka pelaksanaan KLA ini tidak akan sulit karena semuanya punya komitmen yang sama.

142 Hasil wawancara dengan Kabid Sosial Pemerintahan Bappeda Kabupaten Langkat. Op.,Cit. 143 Hasil Wawancara dengan Staf Pembinaan Kurikulum Pembinaan PAUD Dinas P dan P Kab. Langkat. Op.,Cit.

127

Universitas Sumatera Utara Berkenaan dengan masalah Pelaporan, mekanisme pelaporan ini bersamaan dengan proses penilaian dari pusat kementerian PPPA. Proses pelaporan yang pertama dilakukan secara online setelah itu baru tim penilaian dari pusat itu datang melihat apakah yang dilaporkan sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Hal ini dijelaskan oleh Wakil Sekretaris Gugus Tugas KLA Kabupaten

Langkat, beliau mengatakan bahwa144:

Proses verifikasi pelaporan dan penilaian mereka melihat dari kuisioner/formulir evaluasi KLA secara Online yang mereka kasih ke kami dan seluruh Kabupaten/Kota itu harus mengisi evaluasi KLA tersebut secara Online setiap setahun sekali. Waktunya juga dibatasi mulai dari pendaftaran pembukaan websitenya itu dua minggu jadi nanti dari pengisian formuir evaluasinya tersebut baru diisi oleh Kabupaten/Kota dan ada skornya. Dari skor tersebutlah yang pemerintah pusat bakal mengevaluasi dan nanti bakal ada verifikasi yang mereka lihat dari lampiran-lampiran yang kami lampirkan pada setiap pertanyaan-pertanyaan yang telah kami jawab. Selanjutnya, dalam proses penilaian dari Tim Independen dari pusat juga memiliki kekurangan dimana feedback yang di dapat setelah dilakukan penilaian tersebut tidak nampak, jadi Tim Gugus Tugas KLA merasakan sulit memahami apa yang menjadi kekurangan terhadap pelaksanaan KLA di Kabupaten Langkat.

Seperti yang dikatakan oleh Ketua Gugus Tugas KLA yang dalam hal ini diwakili oleh Kabid Sospem BAPPEDA Kabupaten Langkat, bahwa145:

kekurangannya adalah Feedback jadi kita itu misalnya dinilai dengan skor sekian-sekian. Kami tidak tahu, jadi pas kami kirim dan kami diverifikasi tetapi kami tidak feedback. Feedback nya itu apa sih yang menjadi keunggulan kami dan apa yang menjadi kekurangan kami jadi kami tidak paham dan hanya mereka sajalah yang tahu. Hal yang seharusnya dilakukan ketika kami diverifikasi kami jadi tahu dimana saja kekurangan kami dimana yang harus

144 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit. 145 Hasil wawancara dengan Kabid Sosial Pemerintahan Bappeda Kabupaten Langkat. Op.,Cit.

128

Universitas Sumatera Utara kami perbaiki dan kami penuhi dalam mewujudkan KLA di Langkat.

Dalam proses evaluasi dan pelaporan yang dilakukan oleh Tim Independen dari Kementerian PPPA di Kabupaten Langkat memiliki banyak kendala yang dihadapi. Hal ini dikarena kesiapan dari Tim Gugus Tugas KLA Kabupaten

Langkat yang serba mendadak dan tim independen dari pusat dalam melakukan penilaian Lapangan juga terkesan terburu-buru. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Wakil Sekretaris Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat146:

Kendalanya pasti ada ya, pertama kami susah mengumpulkan OPD karena mereka kan tidak tahu kami kapan datangnya. Jadi pada saat mereka datang ada beberapa OPD juga yang tidak berada di Tempat jadi kesulitannya ada disitu. Kemudian yang kedua adalah waktunya terbatas karena dalam satu hari itu tim penilaian dari pusat mengunjungi 2 kabupaten/kota yang lain sehingga verifikasinya terkesan terburu-buru jadi kami hanya bisa menggambarkan secara umum lewat ekspose saja. Tetapi alhamdulillah dibalik proses yang sangat ribet terseebut pada proses penilaian KLA tahun 2019 Kabupaten Langkat mendapat penghargaan KLA tingkat pratama dari kementerian PPPA. Namun, kerja keras yang dilakukan oleh Tim Gugus Tugas KLA

Kabupaten Langkat yang diketuai oleh BAPPEDA dan Leading Sector nya Dinas

PPKB dan PPA membuahkan hasil dengan mendapatkan predikat penghargaan

KLA tingkat Pratama. Hasil tersebut tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi

Kabupaten Langkat karena semenjak dari tahun 2012 pertama kali Langkat mendapatkan penghargaan KLA tingkat Pratama sampai sudah berjalan selama 6 tahun baru tahun ini lagi Kabupaten Langkat mempertahankan prestasinya.

146 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat. Op.,Cit.

129

Universitas Sumatera Utara 3.2.4 Startegi Politik Pembangunan KLA di Kabupaten Langkat

Startegi politik pembangunan yang dijelaskan oleh Warjio (2016) adalah untuk mengetahui siapa yang berperan dalam politik pembangunan, maka diperlukan pendekatan dalam politik pembangunan. Pendekatan politik pembangunan ini juga akan membantu kita apakah politik pembangunan yang dijalankan melibatkan kepentiangan atas, kepentingan bawah atau campuran keduanya.

Dalam pelaksanaan politik pembangunan KLA di Kabupaten Langkat jika melihat penejelasan mengenai startegi di atas banyak menerapkan pendekatan campuran, dimana peran kepentingan atas dan kepentingan bawah dimainkan secara bersama-sama untuk tercapainya tujuan pembangunan dari KLA itu sendiri. Hal ini dapat kita lihat dimana Sekretaris Gugus Tugas KLA telah banyak melakukan inovasi-inovas terhadap pelaksanaan KLA di Langkat. Inovasi-inovasi yang dilakukan yakni banyak melibatkan kelompok-kelompok kepentingan baik dari pemerintah sebagai pelaksana utamanya, dunia usaha dan kelompok masyarakat. Hal ini diperjelas oleh Wakil Sekretaris Gugus Tugas KLA

Kabupaten Langkat, bahwa147:

Inovasi yang kami lakukan, pertama sekarang kordinasi atau komunikasi yang kami lakukan tidak lagi kami turun ke bawah menjemput bola tetapi mengangkat masyarakat untuk turun berpartisipasi lewat adanya PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat) dimana PATBM itu dibentuk oleh kelompok masyarakat itu sendiri untuk melindungi anak-anak yang ada di lingkungan mereka. Kedua, kemudian ada juga program perlindungan khususnya itu yaitu lewat lembaga swadaya masyarakat yang kita bentuk P2TP2A. Ketiga, yang baru dibentuk dua tahun terakhir yaitu Satgas Perlindungan Perempuan dan

147 Ibid.

130

Universitas Sumatera Utara Anak dengan melibatkan Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, dan tokoh/elemen masyarakat yang dianggap berpartisipasi penting dalam perlindungan Hak-hak anak di Langkat. Keempat, tidak kalah penting adalah membentuk wadah partisipasi Anak yakni forum anak yang sudah dibentuk semenjak langkat meraih KLA di tahun 2012. Kelima, kami juga melibatkan organisasi BKPRMI dalam pelaksanaan Program Maghrib Mengaji Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa penerapan program pembangunan KLA di langkat melakukan startegi pembangunan campuran dimana tidak hanya keterlibatan pemerintah saja tetapi keterlibatan masyarakat, dunia usaha LSM pemerhati anak dan Organisasi Kepemudaan seperti Badan

Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia. Keterlibatan mereka juga dapat dilihat melalui susunan Gugus Tugas KLA pada bab ini dengan sub judul 3.2.1.1.

Pemerintah Kabupaten, Kecamatan dan Desa di Kabupaten Langkat dimana dalam susunannya ada keterlibatan LSM pemerhati anak, Forum Anak, dan PTPN

II Kw. Bingai sebagai dunia usaha yang tergabung.

Selain itu keterlibatan wadah partisipasi anak atau forum anak merupakan salah satu indikator keharusan dalam politik pembangunan KLA di Kabupaten

Langkat. Karena dari awal Langkat menjadi Kabupaten Layak Anak forum anak juga sudah dibentuk dan dilantik oleh Kepala Daerah. Ditambah lagi, keterlibatan masyarakat yang harus di kedepankan karena lingkungan masyarakat dan keluarga menjadi tempat paling banyak anak-anak berinteraksi. Maka dari itu, peran

PATBM harus dioptimalkan dalam melaksanakan pemenuhan hak-hak anak yang ada di desa. Namun, PATBM yang baru dibentuk dan telah disahkan oleh Kepala

131

Universitas Sumatera Utara Desa baru 3 desa saja di Kabupaten Langkat, seperti yang disampaikan oleh

Wakil Sekretaris Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat, bahwa148:

Tidak semua desa di Langkat sudah ada PATBM nya, hanya ada 3 desa saja yang sudah dibentuk dan sudah kami buat sosialisasi yaitu Desa Bekiung Kecamatan Kuala, Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang dan Desa Gohor Lama Kecamatan Wampu. Kendalanya karena kami baru program PATBM itu di tahun 2018 tepatnya pada bulan November jadi hanya 3 desa itu saja yang jadi percontohan dan berharap desa yang lain bakal ikut menular.

Startegi selanjutnya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Langkat terkait pelaksanaan KLA ini adalah pembentukan Satgas Perlindungan Perempuan dan

Anak. Hal ini dapat dilihat dari Surat Keputusan Bupati Langkat Nomor : 463-

19/K/2019, Tanggal: 16 Apil 2019 tentang Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Langkat, berikut ini adalah susunan keanggoatan Satuan

Tugas Perlindungan Perempuandan Anak (SATGAS PPA) KabupatenLangkat.

SATUAN TUGAS PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LANGKAT PEMBINA : Bupati Langkat

WAKIL PEMBINA : 1. Ketua Pengadilan Negeri Stabat 2. Kajari Langkat 3. Kapolres Langkat

PENGARAH : Sekretaris Daerah KabupatenLangkat

WAKIL PENGARAH : Asisten Adm. Eks bangsos Setda Kab.

Langkat

KETUA : Kepala Dinas PPKB dan PPA Kabupaten

Langkat

148 Ibid.

132

Universitas Sumatera Utara WAKIL KETUA : Kepala Bidang Perlindungan Perempuandan

Perlindungan Anak Dinas PPKB dan PPA

Kabupaten Langkat

SEKRETARIS : Kasi PHP dan PKA Dinas PPKB dan PPA

Kabupaten Langkat

ANGGOTA

 Bidang Diversi dan Keadilan Restoratif

1. Koordinator P2TP2A KabupatenLangkat

2. Unsur Devisi P2TP2A KabupatenLangkat

3. Unsur Hakim Anak Pengadilan Negeri Stabat

4. Unsur Jaksa Anak Kejaksaan Negeri Stabat

5. Kanit PPA Polres Langkat

6. Unsur Polwan Unit PPA Polres Langkat

7. Kanit PPA Polres Binjai

8. Unsur Balai Permasyarakatan (Bapak) Wilayah Langkat

9. Kabang Hukum Setda Kabupaten Langkat

10. Peksos Dinas Sosial Kabupaten Langkat

 Bidang Pencegahan, Perlindungan Dan Partisipatif

1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat

2. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

KabupatenLangkat

3. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Langkat

4. Kepala Badan Narkotika Nasional KabupatenLangkat

5. Kepala Kementrian Agama KabupatenLangkat

133

Universitas Sumatera Utara 6. Kabid Sosial Pemerintahan Bappeda Kabupaten Langkat

7. Kepala Rehabilitasi dan pemberdayaan Sosial DinasSosial

Kabupaten Langkat

8. Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat

9. Kabid Pelayanan Pencatatan Sipil Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil KabupatenLangkat

10. Kabid Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Kabupaten

Langkat

11. Kasi PH, Data dan Informasi Anak Dinas PPKB dan PPA

Kabupaten Langkat

12. Ketua Baznas KabupatenLangkat

13. Ketua FKUB KabupatenLangkat

Sesuai dengan Keputusan Bupati Langkat SATGAS PPA tersebut bertugas:

1. Mengembangkan system kearifan lokal dalam pelaksanaan perlindungan

perempuan dan anak di KabupatenLangkat.

2. Mengkordinasikan dan membantu pelaksanaan perlindungan perempuan

dan anak di KabupatenLangkat

3. Melaksanakan advokasi, sosialisasi, pelatihan dan kerjasama tingkat

Kabupaten.

4. Memantau perkembangan pelaksanaan perlindungan perempuan dan anak

yang meliputi upaya pencegahan dan partisipasi, penanganan, serta

pengawasan.

134

Universitas Sumatera Utara 5. Mengembangkan system informasi dan data terpilah tentang perlindungan

perempuan dan anak.

6. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi pelaksanaan perlindungan

perempuan dan anak tingkat kabupaten.

Dapat dilihat bahwa dari Satgas PPA Pemerintah Kabupaten Langkat memiliki startegi politik pembangunan KLA yang berfokus kepada upaya pencegahan dan penanganan kekerasan kepada anak di Kabupaten Langkat. Jika kita tolak ukur dari susunan kepengurusan Satgas PPA, proses pelaksanaannya banyak melibatkan banyak Steakholder baik yang dari OPD, Lembaga Pemerintah

Pemerhati Masyarakat seperti FKUB dan LSM yakni P2TP2A. Maka dari itu, startegi yang dibangun juga menggunakan pendekatan campuran dalam upaya penangan dan pencegahan kekerasan kepada anak di Kabupaten Langkat.

135

Universitas Sumatera Utara BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Politik Pembangunan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) ini di awali dengan adanya keikutsertaan komitmen Indonesia yang merespon program pembangunan Dunia Layak Anak. Kabupaten/Kota layak anak merupakan pengewejentahan dari kesepakatan internasional mengenai perlunya dunia layak bagi anak yang dilandasi konvensi PBB hak anak tahun 1989. Perkembangannya dilanjutkan pada Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 10 Mei 2002 yang mengadopsi Laporan Komite Ad Hoc pada sesi khusus untuk anak. Dokumen itulah yang kemudian dikenal dengan judul “A World Fit for Children”. Judul dokumen tersebut menunjukkan gaung puncak rangkaian upaya dunia untuk memberikan perhatian yang besar terhadap masalah masa depan bumi, kelangsungan kehidupan umat manusia dan lebih khusus lagi upaya untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik melalui anak-anak yang hidup pada masa sekarang ini dan pada masa-masa selanjutnya.

Mengacu pada kesepakan internasional dan sebagai wujud pelaksanaan undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, negara

Indonesia berkomitmen mengupayakan terwujudnya indonesia layak anak melalui pengembangan KLA di semua kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kesepakatan- kesepakatan tersebut kemudian menjadi agenda Nasional Pemerintah Indonesia.

Untuk mengatasi masalah anak di Indonesia, terutama di tingkat Kabupaten/Kota maka pembangunan KLA(Kabupaten/Kota Layak Anak) merupakan salah satu

136

Universitas Sumatera Utara solusi terbaik. Awal mula KLA mulai dikembangkan pada tahun 2006 dan pada tahun 2009 kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Negara

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP dan PA RI) Nomor 02

Tahun 2009 tentang kebijakan Kabupaten atau Kota Layak Anak yang diujicobakan di 10 Kabupaten/Kota di Indonesia.

Selanjutnya, Program Pembangunan KLA mulai menyentuh di Kabupaten

Langkat semenjak kedatangan Ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Republik Indonesia yaitu Ibu Linda Sari Gumelar pada tahun

2010. Namun Pelaksanaannya mulai dilakukan setelah terbitnya Permen PPPA

Nomor 11 Tahun 2011Tentang Pedoman Pengembangan KLA. Maka pada tahun

2012 Langkat berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Kabupaten Layak Anak

Tingkat Pratama. Sejak tahun 2012 hingga sekarang program pembangunan KLA ini sedang digencarkan di Kabupaten Langkat dan selama lebih kurang 6 Tahun itu baru tahun 2019 ini kembali Langkat mendapatkan pengharagaan KLA tingkat

Pratama.

Proses politik dalam program pembangunan KLA di Kabupaten Langkat dari tahun 2012 hingga sekarang ini tidak terlepas dari peran Kepala Daerah.

Dimana Kepala Daerah dalam susunan gugus tugas tersebut menjadi penanggung jawab sekaligus pengarah mulai dari tahapan persiapan hingga ke dukungan yang harus dituangkan ke dalam visi-misi Kepala Daerah menjadi sangat penting agar

KLA ini dapat berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan, di Langkat sendiri yang kita ketahui bahwa sudah ada periode kepemimpinan yang berganti dalam menangani masalah KLA yang sebelumnya di pimpin oleh Bapak Ngogesa

Sitepu, SH dan untuk di tahun 2019 ini dilanjutkan dengan kepemimpinan Bapak

137

Universitas Sumatera Utara Terbit Rencana PA, SE. Walaupun di dua tokoh kepemimpinan yang berbeda pelaksanaan terkait KLA di Kabupaten Langkat tidak ada mengalami banyak perubahan. Hal yang berubah hanya ada di misi Bapak Terbit Rencana PA yang memprioritaskan pembangunan ke arah pencegahan penyalahgunaan Narkoba dan masalah kesehatan anak Stunting yang menyebabkan ada beberapa kepala desa tidak terlalu fokus terkait program layak anak. Namun, keduanya masih juga mengedepankan program KLA ini, hal ini disampaikan melalui wawancara peneliti dengan OPD-OPD di Langkat.

Tidak hanya dijadikan sebagai ajang prestasi saja, namun praktiknya tentang program layak anak ini juga dijadikan sebagai ajang kampanye. Walaupun anak-anak tidak boleh dijadikan sebagai objek politik praktis, tetapi target yang hendak dicapai adalah orang tua anak itu sendiri dengan memberikan pelayanan- pelayanan yang terkait dengan data dasar anak itu sendiri seperti pemberian akte kelahiran secara gratis yang momennya pas dilaksanakan di menjelang Pilkada di

2018 dan Pemilu 2019 yang lalu. Selanjutnya, praktiknya malah bisa menaikkan

Bergaining Power atau image kepala daerah di Kabupaten Langkat. Hal ini dapat dilihat di masa kepemimpinan Bapak Ngogesa Sitepu prestasi yang diraih

Kabupaten Langkat atas KLA ini tentu bisa menaikkan bergaining power beliau dalam mempertahankan jabatannya sebagai Kepala Daerah dan dibuktikkan dengan kemenangannya pada Pilkada Kabupaten Langkat di Tahun 2013. Image yang muncul di tengah masyarakat ini dimana kepedulian beliau terhadap permasalahan anak di Kabupaten cukup bagus di mata masyarakat.

Berkaitan dengan Adanya Aktor Pembanguna KLA di Kabupaten dapat dilihat Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan

138

Universitas Sumatera Utara Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pedoman

Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak dijelaskan ada tiga unsur yang dilibatkan, yakni pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Aktor Pembangunan

Pemerintah diatur dalam Gugus Tugas KLA dimana dilibatkan seluruh OPD,

Kecamatan dan Pemerintah Desa. Namun, aktor yang berperan penting dalam

KLA ini adalah Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat karena berperan sebagai leading sector.

Pelaksanaan KLA di tingkat OPD dari tahun ketahun mengalami peningkatakan komitmen di mana dinas-dinas sudah menjalankan programnya terkait KLA ini. Hal ini terbukti pada tahun 2018 Langkat meraih predikat

Puskesmas Ramah Anak (PRA) dan merupakan suatu kemajuan yang dicapai oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat. Namun, tidak secara keseluruhan OPD-

OPD tersebut aktif dalam pelaksanaan KLA. Dinas-dinas yang aktif hanya dinas yang berkaitan dengan pelayanan dasar, seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan,

Dinas Pendidikan dan Pengajaran, Dinas Catatan Sipil, Dinas PPKB dan PPA, dinas PMD, BAPPPEDA, Kamenag, dan beberapa instansi lainnya. Hal ini dikarenakan ada beberapa kendala yang dihadapi sehingga hanya beberapa dinas saja yang aktif, kendala tersebut diantaranya:

1. Adanya mutasi jabatan atau pertukaran orang-orang yang duduk sebagai

anggota gugus tugas di setiap dinass-dinas sehingga kordinasinya sering

terhambat karena orang yang menduduki jabatan tersebut orang baru jadi

belum paham betul tentang program KLA itu dan kita mulai lagi dari awal

sehingga memperlambat proses kordinasi.

139

Universitas Sumatera Utara 2. Kurangnya komitmen yang dimiliki di setiap OPD-OPD di Kabupaten

Langkat terhadap pelaksanaan KLA ini. Apalagi jika kita melihat misi

kepala Daerah yang tidak hanya berfokus kepada KLA tetapi masalah

lainnya yang berkaitan dengan kesehatan anak, pendidikan anak dan

belum adanya kejelasan instruksi mengenai pelaksanaan KLA di dinas

sehingga semua dinas terkesan memiliki program masing-masing atau

berjalan sendiri. Masalah komitmen ini juga dikarenakan Kabupaten

Langkat ini belum ada perda yang mengatur khusus tentang KLA.

3. Kurangnya Sumber daya Manusia yang mengerti mengenai KLA di

setiap OPD. Hal ini dikarenkan masih sedikit sekali pelatihan atau

pembinaan yang dilakukan oleh dinas terkait dengan KLA ini.

Pelaksanaan di tingkat Kecamatan dimana aktor yang berperan penting disini adalah Camat dan pejabat pemerintahan di wilayah tersebut. Terkait predikat Kecamatan Layak Anak (KELANA) belum ada di Kabupaten Langkat kecamatan yang mendepat predikat tersebut. Masalahnya adalah masih berkaitan dengan masalah minimnya SDM yang mengerti tentang KLA tersebut karena belum ada pelatihan dan bimbingan terkait KELANA. Peran kecamatan disini hanya sebagai memfasilitasi apa yang menjadi kebijakan dari Kabupaten.

Selanjutnya, pelaksana di tingkat Desa dimana aktor yang berperan adalah perangkat desa itu sendiri. Pelaksanaan Program pembangunan Desa Layak Anak yang menjadi tolak ukur dalam Kabupaten Layak Anak di Kabupaten Langkat selama 7 tahun baru satu desa yang mendapatkan penghargaan DesaLayak Anak pada tahun 2017 yaitu desa alur dua baru Kecamatan Sei Lepan. Namun, seluruh desa sudah melaksanaka program layak anak walaupun belum maksimal.

140

Universitas Sumatera Utara Permasalahan yang terjadi karena masih minimnya mengenai SDM dan anggaran.

Hal ini diikuti karena masih minimnya pelatihan-pelatihan atau pembinaan serta masih minimnya fasilitas yang dimiliki di setiap desa yang menjadi tujuan dalam pemenuhan hak-hak anak. Karena keterbatasan tanah aset desa yang dimiliki untuk membuat taman bermain anak secara gratis yang ada di desa tersebut.

Keterlibatan masyarakat, dunia usaha dan LSM tentu sangat mempengaruhi politik pembangunan di Kabupaten Langkat. Apalagi sektor yang penting adalah di lingkungan masyarakat yang banyak terjadi kekerasan kepada anak. Keterlibatan masyarakat itu sendiri diwujudkan melalui adanya

Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). Pembentukan

PATBM tersebut adalah startegi Pemerintah untuk mengajak masyarakat aktif dalam kegiatan pemenuhan hak-hak anak. Namun, PATBM yang baru terbentuk di Kabupaten Langkat hanya ada di 3 Desa saja yaitu: Desa Bekiung Kecamatan

Kuala, Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang dan Desa Gohor Lama

Kecamatan Wampu. Sejauh ini eksistensi PATBM dalam membuat kegiatan berkaitan dengan pemenuhan hak anak masih belum. Hal in i terjadi di Desa

Bekiung Kecamatan Kuala, kendalanya karena belum adanya anggaran untuk pelaksanaan kegiatan dan masih minimnya SDM di PATBM tersebut.

Dukungan dunia usaha di Kabupaten Langkat terhadap pelaksanaan KLA ini masih minim. Hal ini dikarenakan fokus sosialisasi pemerintah kabupaten

Langkat juga masih sedikit yang mengarah ke perusahaan-perusahaan di

Kabupaten Langkat. Namun, ada juga pihak perusahaan yang memiliki komitmen terhadap pelaksanaan KLA di Langkat ini terkhusunya kepada pemerintah kabupaten Langkat seperti BANK Sumut. Selain itu, juga ada komitmen yang

141

Universitas Sumatera Utara dilakukan beberapa pihak perusahaan yang lebih berfokus kepada kemajuan pembangunan anak di desa-desa seperti PT Amal Tani.

Selain masyarakat dan dunia usaha yang telah dijelaskan sebelumnya, keberadaan LSM terhadap pelaksanaan KLA sangat membantu Pemerintah

Kabupaten Langkat berkaitan dengan masalah hukum dan pembinaan-pembinaan terhadap masyarakat desa. Hal ini dikarenakan akses atau peluang yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Langkat sangat terbatas. Belum lagi dinas OPD-OPD

Kabupaten Langkat memiliki segudang program yang harus diselesaikan setiap tahunnya. Lsm yang ada di Kabupaten Langkat yang berfokus membantu program

KLA adalah PKPA, PESADA, ada lembaga yang kita bentuk sendiri yakni

P2TP2A. Selain itu, ada juga LSM yang aktif membantu desa tetapi tidak melapor ke pemerintahan seperti, LSM Foundasi Hidup (FH) yang ada di Desa Teluk

Meku Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat.

Variebal selanjutnya dalam teori politik pembangunan yang dijelaskan oleh Warjio (2016) adalah variabel ideologi dan intervensi asing yang ada di

Pelaksanaan KLA di Kabupaten Langkat. Penerapan ideologi dalam politik pembangunan KLA di Kabupaten Langkat disini dapat dilihat dari kebudayaan lokal masyarakat Langkat yang terkenal dengan budaya melayu dan religiusnya.

Hal ini pula dapat dilihat dari misi Bupati Langkat yang mengedepankan masyarakat Langkat yang religius. Selanjutnya, program yang bernuansakan ideologi Islami tidak hanya menjadi program pemerintah Kabupaten Langkat dalam penerapan KLA. Tetapi, juga diterapkan sebagai program wajib di desa- desa sebagai pembinaan anak-anak dan remaja di Desa Teluk Meku Kecamatan

Babalan. Adalagi program yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang

142

Universitas Sumatera Utara tergabung ke dalam organisasi Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid

Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Langkat yakni Festival anak Sholeh (FASI), adanya lomba-lomba tarian dan di acara-acara hari besar nasional MTQ.

Intervensi Asing juga menjadi awal mula Indonesia mengikuti pogram pembangunan yang layak anak. Hal ini dikarenakan IDOLA (Indonesia Layak

Anak) merupakan turunan program pembangunan Organisasi UNICEF terkait

World Fit For Children atau Dunia yang Layak Anak. Jadi intervensi UNICEF disini cukup besar karena mengharuskan setiap negara yang meratifikasi

Konvensi Hak Anak Internasional harus mengadopsi setiap nilai-nilai yang terkandung di dalamnya pada Konvensi Hak Anak di Indonesia. Namun, penerapan KLA di Langkat masih belum mengadopsi secara keseluruhan dari nilai-nilai yang terkandung dalam muatan konvensi hak anak yang dibuat oleh

Indonesia maupun UNICEF itu sendiri. Hal ini dikarenakan budaya lokal kedaerahan di Langkat seperti budaya Melayu dan Religius Islam itu masih sangat kuat maka penerapannya masih sangat konvensional dan tidak memberikan kebebasan anak diluar garis kewajaran seperti anak dibiarkan langsung mandiri tanpa pengawasan orang tua atau sebagainya. Sedangkan, keterlibatan LSM asing yang dinilai merupakan bagian dari Intervensi Asing masih sangat sedikit kali.

Baru ada satu saja yang memberikan bantuannya kepada Pemerintah Kabupaten

Langkat terkait Pengadilan yang Ramah yakni LSM SUSTAIN EU-UNDP.

Sistem yang dipakai dalam KLA ini disesuaikan dengan tahapan pengembangan KLA yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri PPPA

Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Panduan Pengambangan KLA. Tahapan

143

Universitas Sumatera Utara Pengembangan KLA memiliki empat tahapan, yaitu: Tahap Persiapan, Tahap

Perencanaan, Tahap Pemantauan dan Evaluasi dan Tahap Pelaporan.

Tahap Persiapan KLA ini terbagi menjadi 3 tahap, yaitu: Komitmen politis

KLA, Pembentukan Gugus Tugas KLA, dan Pengumpulan Data Dasar KLA.

Pertama, Di Langkat itu komitmen politis KLA masih belum terlalu kuat. Hal ini dikarenakan belum adanya perda yang berbicara khusus tentang pengembangan

KLA. Walaupun begitu, tetap ada Instruksi Bupati dan Perda Tentang

Perlindungan Anak Nomor 3 Tahun 2013 yang memiliki kaitan langsung terhadap pelaksanaan KLA di Langkat. Kedua, Pembentukan Gugus Tugas, di Langkat diatur melalui Keputusan Bupati Langkat Nomor: 463-21/K/2017 Tentang

Pembentukan Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat. Ketiga, Pengumpulan data yang terkait masalah anak di Kabupaten Langkat masih mengalami kesulitan dimana belum ada data satu pintu yang menjelaskan masalah anak. Hal ini disebabkan belum adanya peraturan dari pemerintah pusat yang mengatur tentang data anak dan masing-masing punya mekanisme pengumpulan yang berbeda- beda.

Tahap Perencanaan KLA ini terbagi menjadi 2 tahap, yaitu: Tahap

Penyusunana Rencana Aksi Daerah, dan Tahapan Pelaksanaan KLA. Pertama,

BAPPEDA Selaku Ketua Gugus Tugas memiliki peran yang sangat penting dalam menginstruksikan kepada seulurh OPD agar membuat kegiatan maupun program yang menyentuh tentang Pemenuhan Hak Anak sehingga Kabupaten Langkat sudah ada RAD-KLA. Namun, Dinas PPKB dan PPA selaku Leading Sector KLA mempunyai beberapa program seperti program pembentukan desa layak anak,

Sekolah Ramah Anak (SRA), Puskesmas Ramah Anak (PRA, adanya program

144

Universitas Sumatera Utara perlindungan khususnya itu yaitu lewat lembaga P2TP2A dan Satgas

Perlindungan Perempuan dan Anak dengan melibatkan Kepolisian, Kejaksaan,

Pengadilan.

Dalam tahap pelaksanaan KLA di Kabupaten Langkat sangat berkaitan dengan mekanisme kordinasi/mobilisasi dan anggaran masing-masing OPD agar dapat megoptimalkan sumber daya manusia yang ada serta melibatkan pendapat anak dalam proses pelaksanaannya. Dari tahun ke tahun pelaksanaan kordinasinya dan komunikasinya semakin meningkat. Sistem yang digunakan dalam pelaksanannya juga masih berupa surat menyurat dan adanya rapat rutinitas yang dilaksanakan selama 3-4 kali dalam setahun. Berkaitan dengan anggaran yang ada di Dinas PPKB dan PPA berjumlah Rp 610.936.800 Juta tentu dirasa masih kurang karena masalah jarak 23 kecamatan berjauhan dan tahun 2020 Langkat ingin menuju KLA tingkat Madya. Sedangkan, dalam pelaksanaan mendengar pendapat anak dimana dilibatkan forum anak dalam kegiatan Musrenbang baik di tingkat kabupaten. Kecamatan dan hinga ke desa-desa.

Dalam tahap pemantuan dan evaluasi KLA di Kabupaten Langkat sejauh ini masih dirasa kurang maksimal. Hal ini dikarenakan masing-masing OPD belum memiliki komitmen yang kuat terhadap pelaksanaan KLA ini. Hal ini dikarenakan belum adanya reward and punishment. Selanjutnya, tahap akhir dari sistem ini adalah tahap pelaporan. Proses pelaporan yang pertama dilakukan secara online setelah itu baru tim penilaian dari pusat itu datang melihat apakah yang dilaporkan sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Dalam proses penilaian dari Tim Independen dari pusat juga memiliki kekurangan dimana feedback yang di dapat setelah dilakukan penilaian tersebut tidak nampak, jadi

145

Universitas Sumatera Utara Tim Gugus Tugas KLA merasakan sulit memahami apa yang menjadi kekurangan terhadap pelaksanaan KLA di Kabupaten Langkat. Ditambah lagi, dalam kesiapan dari Tim Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat yang serba mendadak dan tim independen dari pusat dalam melakukan penilaian Lapangan juga terkesan terburu-buru.

Dalam pelaksanaan politik pembangunan KLA di Kabupaten Langkat jika melihat penejelasan mengenai startegi politik pembangunan, maka banyak menerapkan pendekatan campuran, dimana peran kepentingan atas dan kepentingan bawah dimainkan secara bersama-sama untuk tercapainya tujuan pembangunan dari KLA itu sendiri. Hal ini dapat kita lihat dimana Sekretaris

Gugus Tugas KLA telah banyak melakukan inovasi-inovas terhadap pelaksanaan

KLA di Langkat. Inovasi-inovasi yang dilakukan yakni banyak melibatkan kelompok-kelompok kepentingan baik dari pemerintah sebagai pelaksana utamanya, dunia usaha dan kelompok masyarakat seperti adanya pembentukan

PATBM, SATGAS PPA, Membentuk dan memfasilitasi Lembaga P2TP2A,

Melibatkan Organisasi Kepemudaan BKPRMI serta dalam pelaksanannya juga mengedepankan pendapat anak yang tergabung di dalam Forum Anak Kabupaten

Langkat.

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti terkait dengan Politik

Pembangunan Kabupaten Kota Layak Anak di Kabupaten Langkat adalah adalah :

1. Perlunya dilakukan advokasi dan sosialisasi lebih banyak lagi kepada

masyarakat, OPD, LSM, Organisasi Kemasyarakatan dan Kepemudaan

146

Universitas Sumatera Utara dan dunia usaha agar kiranya dapat memahami konteks dari kebijakan

kabupaten layak anak.

2. Bupati selaku pimpinan tertinggi di wilayah administratif kabupaten harus

selalu mengintruksikan jajaran SKPD nya agar menerapkan KLA di

masing-masing instansinya.

3. Desa dan kelurahan harus menjadi fokus penerapan kebijakan KLA dan

diperbanyak melakukan pembinaan dan pelatihan.

4. Peran Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) harus

ditingkatkan lagi dan sudah ada di setiap desa-desa.

5. Kabupaten Langkat harus segera memiliki data anak yang terpilah sesuai

dengan kondisi anak di Kabupaten Langkat, data tersebut juga harus

digunakan sebagai pedoman dalam membuat program yang berkaitan

dengan perlindungan dan kesejahteraan anak di Kabupaten Langkat.

6. Keseluruhan dari tim gugus tugas KLA harus melakukan koordinasi dan

komunikasi sesuai yang waktu yang telah ditentukan. Selanjutnya harus

dikuatkan lagi komitmennya.

7. Seluruh anggota DPRD Kabupaten Langkat harus punya komitmen yang

kuat dan terlibat dalam mensukseskan kebijakan KLA.

8. Anggaran untuk kebijakan KLA harus ditingkatkan, mengingat jarak

antara wilayah di Kabupaten Langkat sangat jauh dan target untuk meraih

penghargaan KLA tingkat Madya harus difokuskan.

9. Pemerintah Kabupaten Langkat harus segera membentuk asosiasi

perusahaan peduli anak di Kabupaten Langkat, guna mengakomodir dana

CSR yang bisa diarahkan untuk kesejahteraan anak di Kabupaten Langkat.

147

Universitas Sumatera Utara 10. Peran P2TP2A dan SATGAS PPA juga harus dikuatkan lagi kinerja guna

memperkecil masalah kekerasan anak dan anak berhadapan dengan

hukum.

148

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistika. 2016. Kabupaten Langkat Dalam Angka 2016. Langkat:

CV. Rilis Grafika. Hal. 3.

Bandari, Reni. 2014. Implementasi Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota

Layak Anak di Kota Tengerang Selatan, Skripsi Program Studi Ilmu

Administrasi Negara, FISIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Buku Panduan Grand Design Jakarta Menuju Kota Layak Anak Tahun 2018-

2022. Diakses Melalui: http://tarulh.com/wp-

content/uploads/2018/01/Desain-Besar-Kota-Layak-Anak.pdf,.

Burhan, Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Edisi pertama. Cetakan ke-2. Jakarta:

Kencana.

Harian Andalas. 2018. Langkat Terima Penghargaan Puskesmas Ramah Anak

2018. Koran (Online). Diakses melalui: https://harianandalas.com/kanal-

hukum-kriminal/langkat-terima-penghargaan-puskesmas-ramah-anak-

2018. Pada Tanggal 2 Agustus 2019. Pukul 21.30 WIB.

Harian Sinar Indonesia Baru. 2019. Pemkab Langkat meraih Penghargaa KLA.

Koran (Online). Diakses Melalui: https://hariansib.com/Medan-

Sekitarnya/Pemkab-Langkat-Raih-Penghargaan-KLA. Pada Tanggal 2

Agustus 2019 Pukul 01.04 WIB.

149

Universitas Sumatera Utara Juraidi. 2019. Langkat Raih Penghargaan Kabupaten Layak Anak. Koran

Antaranews (Online). Diakses Melalui:

https://sumut.antaranews.com/berita/233110/langkat-raih-penghargaan-

kabupaten-layak-anak. Pada Tanggal 2 Agustus 2019. Pukul 23.35 WIB.

Kantaprawira, Rusadi. 1987. Pendekatan Sistem Dalam Ilmu-Ilmu Sosial:Aplikasi

Dalam Meninjau Kehidupan Politik Indonesia. Bandung: Sinar Baru.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik

Indonesia. 2016. Bahan Advokasi Kebijakan KLA. Jakarta.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI. 2016. Bahan

Advokasi Kebijakan KLA. Jakarta.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2012. Buku Saku

Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). Jakarta.

Long, Norman. 2001. Development Sociology: Actor Persfective. London:

Routledge.

Maleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosda Karya.

Namawi, Hadari. 1990. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada

University.

Nurman. 2015. Startegi Pembangunan Daerah. Jakarta: Rajawali Press.

150

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

PERTANYAAN DINAS/INSTANSI

Universitas Sumatera Utara KLA Secara Umum1 (PPKB&PPA)

1. Apa yang ibu/bapak ketahui tentang Kebijakan KLA? Dan tujuan dari Pelaksanaan KLA di Langkat? Jawab: Kebijakan KLA merupakan komitmen dari setiap kepala daerah tentang pemenuhan Hak-hak anak dan perlindungan anak. Jadi kalau untuk kabupaten Langkat itu kebijakan KLA diawali dengan Perda yang dibuat pada tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak. Dengan itu kita berupaya terkait perlindungan anak melalui sumber hukumnya dahulu lewat dasar hukum ini melalui perda perlindungan anak yang telah kita buat bersama-sama. Tujuan dari KLA itu sebenarnya untuk memenuhi hak-hak anak yang ada di Kabupaten Langkat dan kemudian juga untuk melindungi anak yang ada di Kabupaten Langkat terkait tentang adanya diskriminasi terhadap anak, perlakukan yang salah kepada anak dan tindak kekerasan kepada anak. 2. Seperti apa sejarah awal mula dan kapan pertama kali Kabupaten Langkat mengikuti KLA? Jawab: Kabupaten Langkat mulai mengenal KLA yaitu semenjak dicanangkannya Kabupaten Langkat sebagai kabupaten yang berupaya untuk menuju Kabupaten/Kota Layak Anak pada tahun 2010 itu dengan hadirnya Ibu Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI yakni Ibu Linda Sari Gumelar. Beliau datang secara langsung ke Kabupaten Langkat untuk memperkenalkan KLA dan mencangkan Langkat itu agar berupaya menjadi Kabupaten Layak Anak. 3. Seperti apa pengaruh pusat terhadap penyelenggaraan KLA di Kabupaten Langkat baik itu kementerian ataupun pemprovsu? Jawab: Upaya pusat terhadap penyelenggaraan KLA di Langkat itu sendiri dapat dilihat dari adanya support dan dorongan kepada setiap Kabupaten/Kota di seluruh wilayah Indonesia agar menjadi Kabupaten/Kota Layak Anak karena Indonesia Layak Anak (IDOLA) diharapkan pada tahun 2030 akan segera terwujud dan salah satu fokus sentral dan penentunya adalah terwujudnya Kabupaten/Kota Layak anak di seluruh wilayah Indonesia. Pusat juga seringa membuat event-event atau lomba-lomba yang berkenaan dengan pemenuhan Hak-hak anak dan terus diberikan penghargaan di setiap kab/kota di Indonesia. Sedangkan, pengaruh pemerintah provinsi Sumatera Utara adanya support dan dorongan yang diberikan dalam meningkatkan atau mengembangkan di setiap Kabupaten/Kotanya melalui program pemenuhan hak-hak anaknya. Hal itu dapat dilihat karena adanya sosialisasi, pengukuhan, dan

1 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat, Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP, M.AP. Pada Tanggal 26 Juli 2019 Pukul 08.30 Wib.

Universitas Sumatera Utara pembinaan, baik itu Puskesmas Ramah Anak (PRA), Sekolah Ramah Anak (SRA) maupun Desa/Kelurahan Layak Anak. 4. Adakah perbedaan mengenai pelaksanaan KLA di masa periode kepemimpinan Bapak Ngogesa periode pertama maupun kedua beliau memimpin Langkat? Seperti apa Program KLA di masa Bapak Terbit Rencana PA di awal dia memimpin saat ini? Jawab: Tidak ada perbedaan pelaksanaan KLA berkenaan dengan proses pergantian kepemimpinan kepala daerah di Langkat. Jadi, secara keseluruhan baik itu bapak Ngogesa atau Bapak Terbit Rencana masing- masing terus berkomitmen, mendukung dan melanjutkan program ini dalam mewujudkan Kabupaten Langkat sebagai Kabupaten yang benar- benar menjadi Kabupaten yang layak anak. 5. Apa saja permasalahan anak di Kabupaten Langkat? Jawab: Paling banyak masalah anak di Kabupaten Langkat itu berkenaan dengan tindak kekerasan kepada anak. Banyak terjadi tindak kekerasan kepada anak di Kabupaten Langkat walaupun kita sudah punya lembaga yang fokus kepada upaya penanganan tindak kekerasan kepada Anak yakni lembaga Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Namun tidak hanya menjadi peran pemerintah atau lembaga P2TP2A saja yang berupaya menanganai tindak kekerasan kepada anak di Langkat, tetapi menjadi tanggung jawab orang tua. Hal ini disebabkan karena orang tua kurang memberikan pola asuh yang kurang baik, seperti menitipkan anaknya kepada orang lain tanpa adanya pengawasan seingga sering terjadi tindak kekerasan yang dilakukan oleh tetangganya atau orang disekitar anak tersebut. Aktor yang berperan penting dalam mencegah terjadinya kekerasan kepada anak adalah orang tua dan seluruh elemen masyarakat itu sendiri. Terkait tentang pemenuhan identitas anak yakni Akte Kelahiran itu sudah cukup baik dan sudah masing-masing anak di Kabupaten Langkat sudah memiliki Akte Kelahiran. Namun, permasalahan yang muncul di sektor pendidikan banyak anak-anak di Kabupaten Langkat yang orang tuanya itu sering berpindah-pindah sehingga fokus pendidikan anak tersebut tidak berjalan dengan baik. Hal ini berefek mengenai syarat administrasi di sekolah yang menyebabkan anak yang berpindah tersebut sangat sulit mendapatkan sekolah karena tidak memiliki dokumen yang lengkap. Kondisi yang demikian itu juga sudah ditangani dan kami telah berkordinasi kepada Dinas Pendidikan untuk memberikan ijin anaknya bersekolah dan masalah syarat administrasi itu akan dipenuhi belakangan hari.

Universitas Sumatera Utara KLA Secara Umum (BAPEDA)2

6. Apa yang ibu/bapak ketahui tentang Kebijakan KLA? Dan tujuan dari Pelaksanaan KLA di Langkat? Jawab: Sistem pembangunan yang berkelanjutan berbasis kepedulian terhadap pemenuhan hak-hak anak. KLA juga merupakan program nasional dari kementerian PPPA sehingga program tersebut harus kami laksanakan di Kabupaten Langkat. Ada beberapa kriteria ataupun yang menjadi fokus perhatian kami bahwa anak merupakan suatu anugerah yang telah diberikan kepada kita sehingga kita harus membimbing anak, mengayomi anak serta memberikan pendidikan bagi anak. KLA ini juga termasuk program prioritas nasional. 7. Seperti apa pengaruh pusat terhadap penyelenggaraan KLA di Kabupaten Langkat baik itu kementerian ataupun pemprovsu? Jawab: Kami sering melakukan kegiatan pertemuan nasional dan provinsi. Jadi apapun yang menjadi program dari kementerian itu akan kami laksanakan dan akan kami kordinasikan kepada setiap OPD yang ada di Langkat. Adanya WA group yang dibuat oleh Provinsi yang di dalamnya juga membahas mengenai program tentang pemenuhan hak-hak anak, baik itu informasi terkait peraturan atau kebijakan yang baru selalu di share di group wa yang dibuat provinsi tersebut. Selanjutnya, pihak provinsi selalu membuat pelatihan-pelatihan walaupun bukan di Bappedanya tetapi leading sectornya yaitu PPKB dan PPA Langkat. Kami sangat mengharapkan adanya perhatian khusus dari pusat maupun provinsi terhadap kabupaten/kota terkait bantu program atau adanya stimulus bagi setiap kabupaten/kota yang mendapatkan penghargaan KLA itu sendiri. 8. Adakah perbedaan mengenai pelaksanaan KLA di masa periode kepemimpinan Bapak Ngogesa periode pertama maupun kedua beliau memimpin Langkat? Seperti apa Program KLA di masa Bapak Terbit Rencana PA di awal dia memimpin saat ini? Jawab: Kedua-duanya sama-sama komitmen dan bagus terhadap pelasakanaan KLA di Langkat ini. Apalagi pada saat Bupati Langkat yang baru ini Bapak Terbit Rencana PA yang baru saja memerintah langsung mendapatkan penghargaan KLA oleh Kementerian PPPA di Makasar. Poin pentingnya adalah apa yang telah dilaksanakan oleh Bapak Ngogesa terkait KLA ini masih di lanjutkan oleh pemerintahan Bapak Terbit yang sekarang ini. Apapun yang berhubungan dengan program nasional harus kita laksanakan dan kita lanjuti berupa adanya komitmen, adanya program OPD dan pertemuan lanjutan. 9. Apa saja permasalahan anak di Kabupaten Langkat?

2 Hasil wawancara dengan Kabid Sosial Pemerintahan Bappeda Kabupaten Langkat, Bapak Isyrofan Zaini, SP, M.Si. Pada Tanggal 29 Juli 2019, Pukul 08.40 WIB.

Universitas Sumatera Utara Jawab: * Murina: semua yang diinginkan oleh anak itu sendiri akan disuarakan melalui musrenbang dan mudah-mudahan keinginan mereka sendiri itu bisa terpenuhi. Seperti hak mendapatkan akte kelahiran dan telah kami kordinasikan ke Catpil dan menjadi gratis. Kemudian tentang pendidikan anak di sekolah-sekolah banyak terjadi kekerasan di pelecehan seksual.3

KLA Secara Umum (DINKES)4

1. Apa yang ibu/bapak ketahui tentang Kebijakan KLA? Dan tujuan dari Pelaksanaan KLA di Langkat?

Jawab: KLA ini merupakan program daripemerintah, pusat maupun daerah untuk memeberikan semacam pelayanan atau tempat anak. Disitukan pembangunan kabupaten kota yang mengintgrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan program kegiatan untuk memenuhi hak-hak anak, jadi terkait dengan ini pemerintah kabupaten langkat, terutama dinas kesehatan itu, untuk pemenuhan hak anak-anak terutama untuk anak-anak yang menerima pelayanan kesehatan, khususnya kita siapkan, jadi sekarang untuk praturan bupatinya sudah ada,Perda kemungkinan kita suda ada untuk mengintruksikan seluruh puskesmas untuk mempersiapkan hak anak, misalnya puskesmas tersebut, kita berikan,kalau anak-anak itu datang ke puskesmas, misalnya itu ruang untuk pelayanan gigi itu kita beri, jadi dia gak takut jadi seolah-olah dia berada di rumah, jadi gak seolah- olah dia datang kepuskesmas itu dia takut, seolah hak-hak dia juga yang kita penuhi, disirulah tempat bermainya,sarana bermainnya,sarana berintraksinya.

2. Seperti apa pengaruh pusat terhadap penyelenggaraan KLA di Kabupaten Langkat baik itu kementerian ataupun pemprovsu?

Jawab: Komitmennya bagus sekali disamping ada kebijakan-kebijakan juga mereka membantu dalam hal tempat bermain anak ini tadi, permainan apa itu, pusat juga menyiapkan untuk itu, pelatihan dan pembinaan gitu ada di bantu pemerintah kabupaten langkat dan provinsi. Biasanya mereka juga datang menilai Puskesmas Ramah Anak ini dan setiap tahunnya akan ada pemberian penghargaan bagi siapa pun yang berhasil mencapai itu.

3. Adakah perbedaan mengenai pelaksanaan KLA di masa periode kepemimpinan Bapak Ngogesa periode pertama maupun kedua beliau memimpin Langkat? Seperti apa Program KLA di masa Bapak Terbit Rencana PA di awal dia memimpin saat ini?

3 Hasil wawancara dengan Kasi Pendidikan, Agama dan Kesehatan Bappeda Kabupaten Langkat, Ibu Murina S.Sos. Pada Tanggal 29 Juli 2019 Pukul 09.10 WIB. 4 Hasil Wawancara dengan Sekretaris Dinas Kesehatan Kab.Langkat, Bapak Muhammad Ansyari, M.Kes. Pada Tanggal 28 Juli 2019 Pukul 11.15 WIB.

Universitas Sumatera Utara Jawab: Ya bagus ya apalagi baru saja mendapat penghargaan KLA yang terbaik di Indonesia , baru dapat penghargaan dari kementerian, mungkin lama pencetusnya pak ngogesa dan kemudian sekarang juga di perkuat dengan komitmen-komitmen dan juga di persiapkan anggaran untuk memenuhi ini, jadi mudah mudahan makin lama makin baiklah KLA ini. Namun, di Program Bapak Terbit Rencana ini sesuai visi-misi bapak maka program yang diutamakan mengenai Stunting terhadap kesehatan bayi maupun anak-anak jadi itu merupakan prioritas utama untuk saat ini dan juga berkenaan dengan KLA ini walaupun masuk cakupandari item indikator KLA.

4. Apa saja permasalahan anak di Kabupaten Langkat?

Jawab: Permasalahan anak yang sekarang ini terkait dengan stunting yaitu tinggi badan anak itu di bawah rata rata dari tinggi badan dari anak seusianya, ini factor dari kebutuhan akan gizi anak di mulai dari dalam kandungan sampai anak itu berumur 2 tahun yang jadi permaslahan kita di Kabupaten Langkat, kita akan terus berusaha mudah-mudahan yang kemarin itu di tahun 2013 ada 54 % sekarang itu sekitar 23% anak anak kita yang memang anak-anak istanting, muda- mudahan kedepannya kita akan bias kita turunkan lagi samapi 20%, jadi terkait ini permasalahan kebutuhan gizi dari pada anak itu sendri.

KLA Secara Umum (P&P)5

10. Apa yang ibu/bapak ketahui tentang Kebijakan KLA? Dan tujuan dari Pelaksanaan KLA di Langkat?

Jawab: KLA ini tentu sangat berkaitan dengan KLA karena salah satu itemnya dari KLA itu adalah sekolah ramah anak itu sendiri. Sekolah ramah anak itu berkaitan dengan apa yang dibutuhkan oleh anak itu dan apa yang dirasakan anak itu dalam menimba ilmu pengetahuannya di sekolah. Kemudian SRA juga diimplementasikan dengan hal-hal yang berkaitan dengan pemenuhan sarana dan prasarananya juga memiliki kaitan dengan pemenuhan hak anak dalam belajar di sekolah sehingga anak merasa nyaman.

11. Seperti apa pengaruh pusat terhadap penyelenggaraan KLA di Kabupaten Langkat baik itu kementerian ataupun pemprovsu?

Jawab: nah disinilah pengaruh pusat agak kurang, seharusnya SRA ini yang paling diharapkan adalah keterlibatan langsung dari dinas P dan P ke sekolah-sekolahnya harusnya ada anggaran agar bisa terjun langsung. Terjun langsung melihat ada atau tidak larangan-larangan berupa Plang plang dilarang merokok kemudian kegiatan-kegiatan baliho lain dan faktanya itu sangat jarang ditemui di setiap-

5 Hasil Wawancara dengan Staf Pembinaan Kurikulum Pembinaan PAUD Dinas P dan P Kab. Langkat. Bapak Muhammad Yunus, SE. Pada Tanggal 29 Juli 2019 Pukul 10.10 WIB.

Universitas Sumatera Utara setiap sekolah di langkat dan hampir tidak menjumpai itu dan pihak pusat juga tidak ada memberikan baliho atau plang tersebut. Kendalanya mereka berkaitan dengan anggaran dan ada kordinasi dengan kab deli serdang terkait pelaksanaan SRA ini mereka sudah berhasil membuat sekolah nyaman bagi anak dalam belajar. Dari provinsi membuat pelatihan seperti yang pernah diikuti beberapa staf mengenai sekolah ramah anak di Kantor Gubernur Sumut, namun bisa dikatakan terbilang sangat minim dan jarang sekali bahkan saya hanya mengikuti rapat terkait sekolah ramah antar OPD di ruang pola bupati jadi sangat jarang pihak provinsi atau pusat membuat pelatihan. Bahkan pelatihan-pelatihan yang dilakukan dinas pendidikan provinsi sumut itu sangat jarang yang berkaitan langsung dengan SRA.

12. Apa saja permasalahan anak di Kabupaten Langkat? Jawab: Ada dua ya permasalahan dari siswa itu sendiri misalnya masalah internal maupun eksternal. Masalah eksternal ini memberikan dampak bagi siswa dalam pola belajarnya disekolah seperti problemnya di keluarga dan akhirnya berdampak terhadap semangat belajar siswa di sekolah. Komunikasi orang tua, murid dan guru kurang menyatu dalam hal menyikapi masalah problem keluarga yang berdampak kepada anak, namun semua itu bisa diatasi jika guru melakukan kontak komunikasi yang baik bagi siswanya sehingga membuat siswa tersebut merasa nyaman atas peristiwa yang terjadi. Dalam hal lain lagi mungkin tidak dapatnya anak menyerap salah satu bidang studi salah satu contohnya studi matematika sehingga masalah itu dipendam dan malah menghambat proses belajar anak itu sendiri dan keterlibatan guru BK juga sangat kurang dalam menangani hal ini. Kejadian tersebut akhirnya menyebabkan banyak murid cabut.

Kekuasaan dan Aktor (PPKB&PPA)6

1. Bagaimana peran instansi Bapak/Ibu terhadap pelaksanaan KLA (disesuaikan dengan gugus tugas)? Jawab: Dinas PPKB dan PPA adalah sebagai sekretaris dan ketuanya itu adalah Bappeda. Peran sekretaris yakni mengajak dinas instansi yang lain agar membuat program terkait pemenuhan hak-hak anak di Kabupaten Langkat. Jadi, outputnya agar setiap dinas-dinas ada suatu program atau kegiatan yang memberikan manfaat langsung bagi anak. Jadi, dinas PPKB dan PPA selaku sekretaris dalam gugus tugas KLA di Kabupaten Langkat selalu mengadakan rapat di gugus tugas KLA minimal di setiap tahunnya ada 3 sampai 4 kali. Pertemuan itu bertujuan untuk mensingkronkan tentang kegiatan pemenuhan hak-hak anak di Kabupaten Langkat. 2. Pendekatan apa yang instansi bapak/ibu lakukan terhadap pelaksanaan KLA di Langkat? Seperti preventif, persuasif dan represif atau seperti apa?

6 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat, Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP, M.AP. Pada Tanggal 26 Juli 2019 Pukul 08.30 Wib.

Universitas Sumatera Utara Jawab: pendekatan lewat dinas instansi terkait lebih banyak sih lewat pendekatan yang bersifat preventif. Hal ini banyak kami lakukan seperti mengajak dinas/intansi terkait itu untuk sosialisasi ataupun penyuluhan tentang pemenuhan Hak-hak anak jadi ada tim gugus tugas KLA itu akhirnya membentuk tim Fasilitator KLA yang turun misalnya ke desa untuk membentuk Desa Layak Anak (DLA). Selanjutnya, turun lagi ke sekolah-sekolah untuk membentuk Sekolah Ramah Anak (SRA) dan ke Puskesmas untuk membentuk Puskesmas Ramah Anak (PRA). Jadi pendekatan kami lebih kepada preventifnya karena lebih menghemat biaya mengenai pelaksanaan KLA ini. 3. Bagaimana kordinasi terhadap pelaksanaan KLA di Langkat dengan kelompok kerja (POKJA) sesuai gugus tugas? Seperti apa caranya? Apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan kordinasi tersebut? Jawab: Kordinas dengan anggota gugus tugas KLA itu sudah berjalan dengan baik karena sudah jelas adanya sistem gugus tugas yang diketuai oleh Bappeda dan memiliki fungsi yang sangat kuat. Ketua Gugus Tugas KLA juga menjalankan perannya sangat baik dan memiliki peran penting karena beliau mengkordinir setiap anggota gugus tugas atau dinas-dinas terkait dengan KLA. Selain itu juga, kita selalu membuat rapat rutin yang dilaksanakan 3-4 kali dalam setahun. Kendalanya yang dihadapi yakni terkendala dengan adanya mutasi jabatan atau pertukaran orang-orang yang duduk dalam sebagai anggota gugus tugas di setiap dinass-dinas sehingga kordinasinya sering terhambat karena orang yang menduduki jabatan tersebut orang baru jadi dia belum paham betul tentang program KLA itu dan kita mulai lagi dari awal dan memperlambat proses kordinasi. Masalah lainnya berkaitan masalah data anak karena setiap dinas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) itu masing-masing punya data dengan klasifikasi tentang anak yang berbeda-beda dan tidak ada sistem fokus satu pintu terkait masalah data anak itu sendiri. 4. Bagaimana keterlibatan Masyrakat dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Bagaimana pola komunikasi kepada masyarakat terkait adanya KLA? Jawab: Kita mengajak partisipasi masyarakat untuk peduli tentang anak. Kita mengajak mereka pertama kali lewat sosialisasi dahulu kepada masyarakat kenapa KLA itu penting agar membuat mereka sadar betapa pentingnya hak-hak anak itu dipenuhi. Sekarang kordinasi atau komunikasi yang kami lakukan tidak lagi kami turun ke bawah menjemput bola tetapi mengangkat masyarakat untuk turun berpartisipasi lewat adanya PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat) dimana PATBM itu dibentuk oleh kelompok masyarakat itu sendiri untuk melindungi anak-anak yang ada di lingkungan mereka. 5. Bagimana keterlibatan LSM dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Bagaimana pola komunikasinya?

Universitas Sumatera Utara Jawab: LSM yang ikut berpartisipasi terkait pelaksanaan KLA atau pemenuhan hak-hak anak di Langkat itu ada banyak, diantaranya seperti PKPA, PESADA, ada lembaga yang kita bentuk sendiri yakni P2TP2A dan organisasi yang ada di Desa seperti PATBM tadi. LSM tersebut membantu kita dalam hal adanya program kegiatan yang terkait tentang anak, misalnya PKPA mereka punya program tentang anak disekitar perkebunan. PKPA membantu kita untuk menyadarkan pihak-pihak perkebunan yaitu PTP atau Perusahaan lainhya agar dana CSR nya itu diberikan terkait pemenuhan hak-hak anak terkait tentang pendidikan, beasiswa, seperti alat transportasi untuk sekolah, tempat bermain anak dan sebagainya. PKPA dan LSM lainnya sangat membantu kita dalam pemenuhan hak-hak anak yang ada di Kabupaten Langkat. 6. Bagaimana keterlibatan dunia usaha dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Bagaimana pola komunikasinya? Jawab: Dunia usaha juga sangat berperan tetapi tidak semua dunia usaha yang ada di Kabupaten Langkat terlibat jadi hanya ada beberapa saja yang sudah bekerja sama dengan pemerintah terkait pemenuhan hak –hak anak. Contohnya: Bank SUMUT dengan dana CSR nya itu membantu kita dengan memberikan alat-alat olahraga yang bisa dimanfaatkan untuk anak- anak di Taman Bermain Anak T. Amir Hamzah Stabat. Kemudian untuk PT Amal Tani mereka banyak membantu kita memberikan alat transportasi kepada anak-anak berkaitan dengan sekolah anak yaitu dengan geteknya, ada juga memberikan komputer dan sebagainya. Tetapi semua dunia usaha di Langkat masih banyak belum tersentuh oleh pemerintah. 7. Bagaimana dukungan dan pengaruh kelompok elite politik baik itu legislatif dan yudikatif dalam pelaksanaan KLA di Langkat? Seperti Apa pola komunikasinya? Jawab: DPRD berperan untuk membantu mendukung dalam hal anggaran mengenai Kabupaten/Kota Layak Anak di Langkat dan DPRD kita juga aktif untuk pemenuhan hak-hak anak di Langkat melalui mereka selalu kordinasi langsung dengan Kementerian PPPA tentang pelaksanaan KLA di Langkat terkait apa yang harus dipenuhi berkaitan mengenai anggaran KLA di Langkat. Selanjutnya, bisa kita lihat bantuan DPRD dimana dalam proses pembuatan peraturan daerah mengenai perlindungan anak dan mereka juga aktif ya tentang apa yang harus mereka lakukan sebagai legislatif untuk mendukung kebijakan KLA di Langkat. Kalau yudikatif lebih sangat mendukung terutama yang di Pengadilan. Pengadilan Kabupaten Langkat sudah mendapat predikat Pengadilan Ramah Anak di Tingkat Nasional. Pengadilan Ramah Anak di Langkat ini mendapat bantuan dari Lembaga Dunia yaitu Suistaine juga bekerjasama dengan Mahkamah Agung yang memberikan fasilitas ramah anak di Pengadilan

Universitas Sumatera Utara Negeri Stabat di Langkat ya alhamdulillah sampai saat ini pengadilan kita merespon baik terkait pemenuhan hak-hak anak di Langkat. 8. Bagaimana proses penganggaran mengenai KLA ini? Apakah adanya kekurangan atau masalah apa yang dihadapi mengenai penganggaran KLA? Apakah bisa diakses oleh masyarakat? Jawab: Proses penganggaran sendiri sebenarnya terbatas dan berkaitan karena APBD Langkat yang sangat terbatas juga. Jadi hal ini tentu untuk anggaran anak khusus Dinas PPKB & PPA itu sangat minim sehingga untuk penganggaran yang berkaitan tentang anak itu hanya bekisar 200 juta dan kita juga punya lembaga yang kita biayai untuk perlindungan anak P2TP2A. Jadi untuk anggaran sangat terbatas. Berkaitan tentang anggaran itu sekarang sudah Online melalui aplikasi SIMDA yang dibuat oleh BPKAD sehingga bisa dilihat oleh masyarakat Langkat. 9. Seperti apa pengaruh yang diberikan Kepala Daerah terhadap pengembangan KLA di Langkat? Ada atau tidak keterlibatan Kepala daerah memanfaatkan KLA sebagai sarana memperkuat/memperluas kekuasaannya di daerah seperti sebagai sarana bergaining power atau kampanye? Jawab: Kalau untuk Kampanye saya rasa tidak ya karena anak-anak sangat tidak diperbolehkan sebagai objek kampanye apalagi berkaitan dengan politik secara langsung. Tetapi peranan Kepala Daerah itu benar-benar memberikan peranan yang sangat penting dan pengaruhnya juga sangat besar karena kalau enggak dari Kepala Daerah komitmennya tentu berefek kepada pemerintah atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dibawahnya sehingga tidak akan berjalan dengan baik.

Kekuasaan dan Aktor (BAPPEDA)7

10. Bagaimana peran instansi Bapak/Ibu terhadap pelaksanaan KLA (disesuaikan dengan gugus tugas)? Jawab: Bagi kami Bappeda selaku ketua gugus tugas KLA kami telah melakukan beberapa peran atau kebijakan terkait peraturan perda perlindungan anak tahun 2013. Kami membuat regulasi terkait pembantukan tim gugus tugas KLA mulai dari 2013 dan yang pastinya pada tahun 2017, Tugas kami juga membentuk tim gugus tugas yang ditanggung jawab oleh Bapak Bupati dan Wakil Bupati serta pengarahnya Sekda atau asisten pemerintahan. Ketuanya Bappeda dan Sekretarisnya Dinas KBPP & PPA. Kami juga membuat program di beberapa OPD terkait KLA seperti bentuk Rencana Aksi Daerah yang telah kami berikan kepada masing-masing OPD. Kami juga melakukan pengumpulan data dan merekap semua program yang mendukung mengenai KLA ini yang

7 Hasil wawancara dengan Kabid Sosial Pemerintahan Bappeda Kabupaten Langkat, Bapak Isyrofan Zaini, SP, M.Si. Pada Tanggal 29 Juli 2019, Pukul 08.40 WIB.

Universitas Sumatera Utara telah dilakukan OPD. Namun, peran kami sendiri juga belum optimal dan kami terus membuat suatu terobosan jika nantinya ada OPD-OPD yang tidak peduli maka kami akan memberikan sanksi atau peringatan (Reward and Punishment) dan bagi yang udah maksimal makan akan kami kasih stimulus atau penghargaan. 11. Bagaimana kordinasi terhadap pelaksanaan KLA di Langkat dengan kelompok kerja (POKJA) sesuai gugus tugas? Seperti apa caranya? Apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan kordinasi tersebut? Jawab: * Ibu Murina: Selaku ketua gugus tugas rapat yang kami lakukan terkait tentang KLA ini selalu rutin sebanyak 3 kali dalam setahun. Kegiatan yang telah kami lakukan untuk ini kami telah membuat beberapa pertemuan atau rutinitas, namun rutinitas ini terkendala mengenai waktu dan kami banyak terjadi kurang kordinasi dan kepedulian oleh OPD. Sedangkan Kepala Daerah sendiri sudah sangat komitmen mendukung kegiatan KLA karena anak adalah aset bagi kita jadi kita harus jaga. Namun sistem yang kami lakukan masih sederhana berupa surat menyurat, adanya rapat rutinitas dan komunikasi kami masih belum maksimal dan hanya sebagai OPD aja yang intens melalukan komunikasi seperti Dinas Pendidikan, Sosial, Kesehatan, Bappeda dan PPKB dan PPA saja yang konsen kami komunikasi.8 12. Bagaimana keterlibatan Masyrakat dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Bagaimana pola komunikasi kepada masyarakat terkait adanya KLA? Jawab: Ini masih lemah. 13. Bagimana keterlibatan LSM dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Bagaimana pola komunikasinya? Jawab: kalau keterlibatan LSM disetiap sektor pemenuhan hak-hak anak masih lemah, tetapi untuk masalah kasus LSM-LSM yang ada di Langkat itu sangat aktif dan berperan dalam penyelesaian kasus yang menyangkut usia anak. Yang kita ketahui yakni LSM P2TP2A yang sangat aktif dalam membantu kasus-kasus terhadap anak itu sendiri karena kami terlibat langsung melihat kasus-kasus yang dibantu oleh LSM-LSM yang ada di Langkat. Apalagi sampai Komnas HAM juga turun ke langkat menanggapi masalah di Ponpes Tanjung Pura terkait masalah anak yang terlibat pelecehan seksual. 14. Bagaimana keterlibatan dunia usaha dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Bagaimana pola komunikasinya? Jawab: Sampai sekarang belum ada yang langsung berkomitem terkait KLA, tapi yang di pusat sudah bekerja sama dengan pusat. Kami sekarang lagi benahi OPD terlebih dahulu sampai ke pada camat dan ke desa baru

8 Hasil wawancara dengan Kasi Pendidikan, Agama dan Kesehatan Bappeda Kabupaten Langkat, Ibu Murina S.Sos. Pada Tanggal 29 Juli 2019 Pukul 09.10 WIB.

Universitas Sumatera Utara kami mulai jalin hubungan yang aktif dengan dunia usaha yang ada di Langkat. 15. Bagaimana dukungan dan pengaruh kelompok elite politik baik itu legislatif dan yudikatif dalam pelaksanaan KLA di Langkat? Seperti Apa pola komunikasinya? Jawab: Kalau untuk legislatif belum juga maksimal tapi ada juga beberapa organisasi politik yang berupaya membuat program terkait pemenuhan hak-hak anak dan perempuan. Pihak DPRD sampai sekarang belum ada yang konsep terkait tentang anak ataupun KLA ini, kalau dari secara program mereka setuju cuman belum jelas platformnya mereka ke KLA. Namanya anak di Kaitkan ke Politik jadi ya belum maksimal. Dari yudikatifnya konsen terkait pemenuhan hak anak seperti kejaksaan dan lembaga kepolisian yang tergabung dalam Satuan Tugas (SATGAS) tentang perlindungan anak yang berkenaan dengan Hukum. 16. Bagaimana proses penganggaran mengenai KLA ini? Apakah adanya kekurangan atau masalah apa yang dihadapi mengenai penganggaran KLA? Apakah bisa diakses oleh masyarakat? Jawab: Anggaran yang kami lakukan sangat minim sekali karena kalau dipikir kembali itu sangat berkaitan dengan komitmen masing-masing OPD terhadap program KLA. Kami sudah merasa bahwa anggaran yang diberikan kepada kami mencukupi namun tetap saja jika ingin meningkatkan pelaksanaan KLA ke jenjang yang madya perlu dana operasional yang cukup besar agar pelatihan atau pembinaan di desa-desa dapat berjalan dengan maksimal. Targetnya di tahun 2020 nanti langkat sudah meningkatkan prestasinya di Tingkat madya.

Kekuasaan dan Aktor (DINKES) 9

1. Bagaimana peran instansi Bapak/Ibu terhadap pelaksanaan KLA (disesuaikan dengan gugus tugas)?

Jawab: Ya perannya kita didinas kesehatan,Bagaimana memenuhi kebutuhan hak anak itu dibidang kesehatan, misalnya bagaimana anak tersebut bisa mendapatkan imunisasi yang cukup dan lengkap, bagaimana anak tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizinya ,kemudian kebutuhan akan kesehatannya. Selanjutnya, di dinas kita berupaya agar Puskesmas seluruhnya bisa ramah anak.

2. Bagaimana kordinasi terhadap pelaksanaan KLA di Langkat dengan kelompok kerja (POKJA) sesuai gugus tugas? Seperti apa caranya? Apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan kordinasi tersebut?

9 Hasil Wawancara dengan Sekretaris Dinas Kesehatan Kab.Langkat, Bapak Muhammad Ansyari, M.Kes. Pada Tanggal 28 Juli 2019 Pukul 11.15 WIB.

Universitas Sumatera Utara Jawab:bagus, ya memang ada pertemuan pertemuan yang rutin dilakukan antara gugus tugas ini untuk mensukseskan KLA di Kabupaten Langkat ,kordinasinya baik. kendala ya pasti ada, pada perinsipnya baik, kendala kendal teknis aja.

3. Bagaimana keterlibatan Masyrakat dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Bagaimana pola komunikasi kepada masyarakat terkait adanya KLA?

Jawab:Keterlibatan masyarakat sekarang udah baik, masyarakat juga sudah turut mendukung, kemudian desa desa juga dan kepala desa juga sudah menyipkan dananya untuk pelaksanaan KLA ini.

4. Bagimana keterlibatan LSM dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Bagaimana pola komunikasinya?

Jawab:Ada di bidang kesehatannya juga

5. Bagaimana keterlibatan dunia usaha dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Bagaimana pola komunikasinya?

Jawab:Kalau di bidang kesehatan kayaknya belum ya, kalaupun ada gak secara langsung lah, dari obat obatan, dari susu ada tapi gak secara langsung, kalau ada kegiatan kegiatan misalnya kalau posyandu mereka bantu, sarana prasarana, makanan,susu seperti itu

6. Bagaimana dukungan dan pengaruh kelompok elite politik baik itu legislatif dan yudikatif dalam pelaksanaan KLA di Langkat? Seperti Apa pola komunikasinya?

Jawab:Ya memang pengaruhnya sangat besar sekali yakan ya jadi kita harus libatkan juga mereka , karna kalau tidak ada keterlibatan dari pada legeislatif dan yudikatif yaitu agak susah berjalan, misalnya dari hal-hal kebijakan jadi mereka sangat mendukung

7. Bagaimana proses penganggaran mengenai KLA ini? Apakah adanya kekurangan atau masalah apa yang dihadapi mengenai penganggaran KLA? Apakah bisa diakses oleh masyarakat?

Jawab:kendala ya itulah yang kita anggarkan dan sudah kita masukan di anggaran, baik anggaran APBD ataupun APBN, saya rasa kalau sudah di masukan di PERDA mengenai itu, ya memadailah ya perlu kita tingkatkan lagi agar lebih baik lagi.

8. Seperti apa pengaruh yang diberikan Kepala Daerah terhadap pengembangan KLA di Langkat? Ada atau tidak keterlibatan Kepala

Universitas Sumatera Utara daerah memanfaatkan KLA sebagai sarana memperkuat/memperluas kekuasaannya di daerah seperti sebagai sarana bergaining power atau kampanye?

Jawab:Sampai sejauh ini belum ada

Kekuasaan dan Aktor (P&P)10

17. Bagaimana peran instansi Bapak/Ibu terhadap pelaksanaan KLA (disesuaikan dengan gugus tugas)? Jawab: sangat urgent dan penting sekali artinya kedepannya ada semacam pemberitahuan yang terstruktur lagi tentang pentingnya sekolah ramah anak agar kepala sekolah itu mengetahui bahwa sekolahnya itu telah ditunjuk sebagai sekolah ramah anak. Kalau bisa adalah perhatian yang spesifik atau secara khusus bagi sekolah yang telah berhasil melakukan SRA ini sepertinya ada penghargaan agar menambah semangat bagi kepala sekolah itu sendiri. Perlu digaris bawahi disini peran kami tentunya belum maksimal sekali karena SDM yang mengerti dengan SRA masih sangat minim. Hal ini mungkin karena masing-masing dari kami tidak ada yang berfokus menangani masalah SRA dan orang yang menanganinya sering sekali berganti-ganti sehingga ketika kita coba kordinasi lagi seperti mengulang kembali dari awal dan menghambat proses pelaksanaan SRA ini. 18. Bagaimana kordinasi terhadap pelaksanaan KLA di Langkat dengan kelompok kerja (POKJA) sesuai gugus tugas? Seperti apa caranya? Apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan kordinasi tersebut? Jawab: kordinasinya yang pasti dengan Dinas PPKB dan PPA itu sudah terjalin dengan baik tetapi dengan instansi lain mungkin perlulah ada semacam kerjasama bagaimana untuk mensosialisasi SRA dengan dinas kesehatan seperti pembuatan Kantin Sehat atau sebagainya. Kendala yang terjadi terkait komunikasi dengan dinas atau instansi lain karena masing- masing dinas itu berjalan sendiri di setiap programnya, tidak ada peraturan yang terkait SRA ini berkolaborasi dengan dinas OPD yang ada di Langkat. Jika itu sudah ada maka pelaksanaan KLA ini tidak akan sulit karena semuanya punya komitmen yang sama. 19. Bagaimana keterlibatan Masyrakat dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Bagaimana pola komunikasi kepada masyarakat terkait adanya KLA? Jawab: Keterlibatan orang tua dengan SRA tidak terlalu signifikan lah hanya sebatas even-even kegiatan aja tapi kalau kesehariannya tidak terlibat. Sedangakan komite sekolah sangat berperan karena sangat berkaitan dengan lingkungan yang ada di sekolah tersebut.

10 Hasil Wawancara dengan Staf Pembinaan Kurikulum Pembinaan PAUD Dinas P dan P Kab. Langkat. Bapak Muhammad Yunus, SE. Pada Tanggal 29 Juli 2019 Pukul 10.10 WIB.

Universitas Sumatera Utara 20. Bagimana keterlibatan LSM dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Bagaimana pola komunikasinya? Jawab: Ada, tapi kordinasinya dengan dinas Pendidikan itu sama sekali belum ada terkait KLA. Tidak dinafikan karena ada juga LSM atau pemerhati pendidikan yang langsung memberikan bantuan kepada sekolah-sekolah tanpa adanya laporan ke kami hanya saja mereka mungkin pos ke media atas kegiatan yang telah mereka lakukan di sekolah itu. 21. Bagaimana keterlibatan dunia usaha dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Bagaimana pola komunikasinya? Jawab: dunia usaha dalam bentuk CSR itu ada dan lebih kepada pendidikan anak usia dini (PAUD) misalkan ada bantuan dari Bank di Langkat yang langsung diberikan kepada pihak sekolah. Kebanyakan masing-masing pihak sekolah membuat semacam proposal dan direspon oleh dunia usaha tersebut terkaita SRA ini. 22. Bagaimana proses penganggaran mengenai KLA ini? Apakah adanya kekurangan atau masalah apa yang dihadapi mengenai penganggaran KLA? Apakah bisa diakses oleh masyarakat? Jawab: Kalau dari dinas pendidikan belum ada bahkan mereka tidak tahu proses pembuatan penganggarannya darimana sumbernya. Karenakan banyak item-item dalam SRA itu yang harus dipenuhi dan memerlukan biaya yang banyak tentunya.

Ideologi dan Intervensi Asing (PPKB&PPA)11

1. Ada atau tidak pengaruh paham Liberal/barat/internasional Terhadap Penerapan KLA Di Indonesia? seperti adanya kebebasan yang cukup luas diberikan anak seperti yang diterapkan oleh paham liberal barat? Jawab: Tidak ada pengaruh paham liberal oleh dunia barat. Jadi semuanya itu, anak-anak boleh berpartisipasi secara wajar dan tidak boleh juga berpartisipasi semena-mena sesuka hatinya. Tetapi partisipasinya harus secara wajar dan disesuaikan dengan usia dari anak itu sendiri dan kebutuhannya artinya tidak semua aspirasinya yang diluar kewajarannya itu akan di dengar tetapi akan diluruskan. Jadi tidak ada paham paham dari luar yang akhirnya masuk ke dalam pelaksanaan pemenuhan hak-hak anak dalam program KLA ini. 2. Sejauh yang bapak/ibu ketahui dalam pelaksanaan program KLA ini ada atau tidak menerapkan budaya kedaerahan langkat? Praktik-praktiknya ada atau tidak mengenai paham yang bersifat keagamaan? Jawab: Ada, karenakan langkat itu pada dasarnya Melayu dan Religius. Jadi yang kita kedepankan program tentang wajib belajar pada pukul 19.00

11 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat, Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP, M.AP. Pada Tanggal 26 Juli 2019 Pukul 08.30 Wib.

Universitas Sumatera Utara wib sampai 21.00 Wib adalah jamnya belajar bagi anak-anak sesuai yang dikatakan oleh Perda kita. Nah, disitu paham religius kita terangkat ketika program “Maghrib Mengaji” itu digaungkan kembali baik itu oleh Kamenag Langkat maupun dari Remaja Mesjid BKPRMI sambil mengisi waktu jam wajib belajar. 3. Ada atau tidak bantuan dari lsm asing di Langkat terkait KLA? Jawab: Kalau untuk tahun ini tidak ada tapi tahun lalu pernah ada bantuan dari Lembaga Eropa dan bekerja sama dengan lembaga Samin. Mereka bekerjasama di daerah anak dalam kelompok minoritas itu artinya anak yang di Langkat itu di daerah ada konflik sengketa tanah di daerah perbukitan bukit barisan karena wilayah tersebut di bilang oleh Kemenkumham adalah wilayah bebas pemukiman penduduk tetapi mereka ada tinggal di daerah tersebut dan tidak merusak lingkungan di wilayah bukit barisan. Jadi, lembaga dunia itu beserta Samin bekerja sama dengan lembaga dari eropa membantu anak-anak di daerah tersebut berkenaan dengan hak pendidikannya walaupun sebenarnya mereka juga sekolah tetapi karena aksesnya jauh jadi mereka membantu membuat sekolah Paud di wilayah tersebut gitu. Dan tidak adanya intervensi ke pemerintah dan programnya juga berakhir selama dua tahun saja.

Ideologi dan Intervensi Asing (BAPPEDA)12

1. Sejauh yang bapak/ibu ketahui dalam pelaksanaan program KLA ini ada atau tidak menerapkan budaya kedaerahan langkat? Praktik-praktiknya ada atau tidak mengenai paham yang bersifat keagamaan? Jawab: * Murina: Langkat kan terkenal dengan julukan serambi mekahnya Sumatera Utara jadi keterlibatan ulama itu sangat penting dalam menambah paham-paham religius di Langkat termasuk ke dalam progran- program KLA ini keterlibatan tokoh agama harus di optimalkan. Contoh yang konkret terjadi di Kecamatan Babalan terkait pelestarian budaya di Langkat anak-anak itu ikut terlibat di musrenbang desa dan mengajukan adanya tempat khusus dimana mereka bisa latihan tari-tarian daerah untuk mengembangkan budaya Langkat. Ada lagi mereka mau mengangkat sejarah langkat lewat drama dan mereka usulkan di musrenbang di Kecamatan Babalan. 13 2. Ada atau tidak bantuan dari lsm asing di Langkat terkait KLA? Jawab: Belum ada sepengetahuan kami

12 Hasil wawancara dengan Kabid Sosial Pemerintahan Bappeda Kabupaten Langkat, Bapak Isyrofan Zaini, SP, M.Si. Pada Tanggal 29 Juli 2019, Pukul 08.40 WIB. 13 Hasil wawancara dengan Kasi Pendidikan, Agama dan Kesehatan Bappeda Kabupaten Langkat, Ibu Murina S.Sos. Pada Tanggal 29 Juli 2019 Pukul 09.10 WIB.

Universitas Sumatera Utara Ideologi dan Intervensi Asing (P&P)14

1. Sejauh yang bapak/ibu ketahui dalam pelaksanaan program KLA ini ada atau tidak menerapkan budaya kedaerahan langkat? Praktik-praktiknya ada atau tidak mengenai paham yang bersifat keagamaan? Jawab: bumi langkat ini kan sangat identik dengan nuansa Islamnya dan memberikan efek positif kepada siswa dan perlu dikembangkan kepada murid-murid seperti kegiatan di sekolah itu berbudaya pantun melayu atau pantun bersifat keagamaan, adanya kegiatan tarian-tarian yang melestarikan budaya langkat atau budaya kedaerahan dan itu dilakukan oleh anak-anak yang malah punya keinginan sendiri terhadap kegiatan yang bernuansa kedaerahan tersebut dan kita terus program di sekolah- sekolah. Adanya juga kegiatan pesantren kilat sebagai pembinaan religius siswa di sekolah biasanya dilaksanakan di bulan-bulan ramadhan.

Startegi dan Sistem (PPKB&PPA)15

1. Apa saja yang menjadi indikator atau syarat penilaian KLA untuk saat ini yang telah ditetapkan kementerian PPPA? Apakah ada terjadinya perubahan setiap tahunnya? Dan Apa saja yang menjadi indikator penilaian KLA Tersebut? Jawab: Kalau dulu waktu pertama kali adanya indikator KLA itu ada berjumlah 31 indikator tapi sekarang untuk program KLA itu hanya ada 25 Indikator yang disesuaikan dengan 5 Klaster dan 1 Penguatan kelembagaan. 2. Apakah program KLA ini sesuai dengan RPJMN sama RPJMD? Jawab: ya harus sesuai. 3. Ada atau tidak perda atau regulasi lain yang dibuat oleh pemerintah daerah di Langkat terkait pemenuhan hak anak? Seperti apa pengaruhnya? Jawab: perda yang berkaitan tentang pemenuhan hak anak itu ada lumayan banyak. 1. Ada perda tentang perlindungan anak, 2. Ada perda tentang pendidikan 2. Perda tentang akte kelahiran. Pertama kali munculnya dari komunikasi kita yang inginkan mewujdukan Kabupaten Langkat menjadi Kabupaten Layak Anak dengan memenuhi hak-hak anak sesuai dengan tupoksi yang ada di masing-masing OPD di Langkat. Pertama sekali kita berupaya menyadarkan para OPD bahwa pentingnya dibuat dasar hukumnya dalam hal regulasi untuk pemenuhan hak-hak anak. Yang berkaitan dengan kesehatan ada berupa Peraturan Bupati Tentang Penurunan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu ditambah adanya Perda/Perbup tentang kawasan tanpa asap rokok.

14 Hasil Wawancara dengan Staf Pembinaan Kurikulum Pembinaan PAUD Dinas P dan P Kab. Langkat. Bapak Muhammad Yunus, SE. Pada Tanggal 29 Juli 2019 Pukul 10.10 WIB. 15 Hasil Wawancara Dengan Kabid Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKBPPA Kab. Langkat, Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP, M.AP. Pada Tanggal 26 Juli 2019 Pukul 08.30 Wib.

Universitas Sumatera Utara Dasarnya pelaksanaan KLA berkaitan dengan dari UU nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak, kemudian beberapa peraturan menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI berkaitan dengan Juklak dan jukhnis tentang pengembangan KLA. Di Kabupaten Langkat sendiri belum ada Peraturan daerah yang fokus terhadap Kebijakan Kabupaten Layak Anak. Namun atas pedoman dan intruksi dari pusat dan pemerintah provinsi, Kabupaten Langkat sudah melakukan pembentukan terhadap instrumen-instrumen penting dalam mensukseskan program KLA yaitu antara lain dengan terbentuknya tim gugus tugas KLA Kabupaten Langkat, Forum Anak Kabupaten hingga ke tingkat desa , dan Penghunjukan dan Penetapan Desa/ Kelurahan Yang Mengembangkan Desa/ Kelurahan Layak Anak di Kabupaten Langkat. PPKB

4. Bagaimana sistem atau mekanisme pengumpulan data anak di Kabupaten Langkat (berkaitan tentang masalah anak)? Jawab: Mekanisme masih berupa kordinasi atau bisa dibilang seperti menjemput bola. Jadi kami belum ada data satu pintu tentang anak baik yang berkaitan tentang kesehatan dan pendidikan. Datanya juga masih tersebar di seluruh OPD dan data itu belum lengkap dan akurat. Hal ini dikarenakan berkaitan dengan instansi terkait masing-masing kategori anak itu berbeda-beda kalau di dinas kesehatan data anak itu dibedakan menjadi 3 : yaitu ada anak Balita, Anak Bayi dan Anak Usia Sekolah. Sedangkan, anak itu sendiri kan sesuai dengan undang-undang tentang perlindungan anak yang disebut anak itu adalah yang masih berada dalam kandungan dan sampai berusia 18 tahun kurang satu hari. Seperti ada lagi perbedaan usia anak di masing-masing OPD seperti di dinas pendidikan adalah anak usia sekolah sedangkan, di Kamenag juga anak yang berusia 17 tahun sudah bisa dan bisa disebut juga pernikah usia anak/dini kalau dikaitkan dengan undang-undang tentang perlindungan anak. Masalah hal tersebut terjadi karena aturan hukum yang dibuat dari pusat belum jelas dan tidak tersistematis kali tentang data anak. 5. Bagaimana proses tim penilaian dari pusat mengenai KLA di Kabupaten Langkat? Jawab: Proses verifikasinya mereka melihat dari kuisioner/formulir evaluasi KLA secara Online yang mereka kasih ke kami dan seluruh Kabupaten/Kota itu harus mengisi evaluasi KLA tersebut secara Online setiap setahun sekali. Waktunya juga dibatasi mulai dari pendaftaran pembukaan websitenya itu dua minggu jadi nanti dari pengisian formuir evaluasinya tersebut baru diisi oleh Kabupaten/Kota dan ada skornya. Dari skor tersebutlah yang pemerintah pusat bakal mengevaluasi dan nanti bakal ada verifikasi yang mereka lihat dari lampiran-lampiran yang kami lampirkan pada setiap pertanyaan-pertanyaan yang telah kami jawab.

Universitas Sumatera Utara Kendalanya pasti ada ya, pertama, kita susah mengumpulkan OPD karena mereka kan tidak tahu kami kapan datangnya. Jadi pada saat mereka datang ada beberapa OPD juga yang tidak berada di Tempat jadi kesulitannya ada disitu. Kemudian yang kedua adalah waktunya terbatas karena dalam satu hari itu tim penilaian dari pusat mengunjungi 2 kabupaten/kota yang lain sehingga verifikasinya terkesan terburu-buru jadi kami hanya bisa menggambarkan secara umum lewat ekspose saja. 6. Apa saja Program dan Kegiatan yang telah dilakukan terkait pelaksanaan KLA di Langkat? Seperti apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan KLA ini? Ada atau tidak melibatkan forum anak atau komunitas anak-anak itu sendiri? Jawab: program yang kita buat itu ada tentang pembentukan forum anak, pembakalan dan penguatan kapasitas forum anak yang sudah kita bentuk, program sosialisasi tentang kabupaten layak anak kepada seluruh desa dan kecamatan, ada program pembentukan desa layak anak, Sekolah Ramah Anak (SRA) dan Puskesmas Ramah Anak (PRA). Kemudian ada juga program perlindungan khususnya itu yaitu lewat lembaga P2TP2A dan yang baru kita bentuk dua tahun terakhir yaitu Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak dengan melibatkan Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, dan tokoh/elemen masyarakat yang dianggap berpartisipasi penting dalam perlindungan Hak-hak anak. Tetapi ada juga program yang telah dikerjakan oleh dinas lainnya jadi kita kerja sama karena masing- masing sektor ada program tersendiri. Kendalanya utamanya itu berkaitan dengan SDM, karena kan fokus kita saat ini adalah ke wilayah desa dan kelurahan, masih banyak kepala desa dan lurah yang belum paham. Ditambah lagi persoalan anggaran, kalau untuk wilayah administratif desa mungkin tidak ada kendala terkait anggaran dikarenakan adanya dana desa, akan tetapi kelurahan masih terdapat kendala dalam segi anggaran. 7. Bagaimana upaya dinas atau instansi bapak/ibu dalam pemenuhan hak-hak anak (berdasarkan kluster-kluster hak anak)? Jawab: 8. Apa manfaat atau nilai tambah yang diambil terhadap pelaksanaan KLA di Langkat? Bisa juga dilihat adanya prioritas pusat terhadap pembangunan di Langkat atau manfaat lainnya? Jawab: manfaatnya adalah setiap OPD itu sadar bahwa ternyata program untuk pemenuhan hak anak itu penting dan sebenarnya itu program pemenuhan hak anak di setiap dinas instansi itu ada cuman tidak terintegrasi dan berpadu. Dulu misalnya kerjanya dinas kesehatan ya untuk anak juga tapi pelaksanaannya ya jalan sendiri tetapi dengan adanya KLA ada keterpaduan misalnya sekali jalan dinas kesehatan dan dinas pendidikan dengan dinas PPKB & PPA menjalankan posyandu terintegrasi

Universitas Sumatera Utara misalnya bekerjasama dengan Paudnya dan BKB nya. Jadi kalau mereka datang ke Posyandu orang tuanya kita kasih binaan keluarga Balitanya kemudian anak-anaknya juga bisa sambil sekolah di Paud sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat lebih dapat dan nyata. Kemudian dengan adanya KLA ini fasilitas-fasiltas yang ada di Langkat berkaitan dengan sarana umum juga mengedepankan kepentingan anak misalnya untuk fasilitas kesehatan dengan adanya puskesmas ramah anak jadi puskesmas itu tidak menjadi tempat yang menakuktkan bagi anak tetapi menjadi tempat sarana atau ruang bermain bagi anak yang nyaman dan melakukan cek kesehatan atau berobat anak. Selanjutnya dengan adanya program sekolah ramah anak juga mendorong anak-anak untuk semangat belajar menempuh pendidikan karena sekolah adalah lingkungan yang nyaman bagi mereka dan bukan tempat yang menjenuhkan sehingga program KLA ini sangat baik ya karena dampaknya bisa dirasakan langsung oleh anak-anak bagi tumbuh kembangnya. 9. Apa harapan dan rekomendasi bapak/ibu tentang adanya kebijakan KLA di seluruh wilayah Indonesia dan khususnya di Langkat itu sendiri? Jawab: harapannya dengan adanya KLA semua OPD, semua dinas/instansi, semua lembaga, semua masyarakat lebih peduli dengan anak dan lebih perhatian. Ada rasa sense of belonging nya ada rasa kepekaannya itu ada karena bukan anak kandungnya saja yang harus dilindungi tetapi seluruh anak yang ada diwilayah kabupaten langkat harus dilindungi dan terpenuhi hak-haknya dengan baik. Kedepan semoga adanya program ini kesadaran elemen masyarakat itu meningkat bahwa aset generasi penerus bangsa itu harus benar-benar dilindungi dan dijaga karena kedepan mereka akan menjadi penerus kita selanjutnya. 10. Target Langkat Menjadi Kabupaten yang Layak Anak Jawab: kita berharap sebelum Indonesia terwujud menjadi Indonesia Layak Anak (IDOLA) tahun 2030 langkat lebih dahulu menjadi Kabupaten yang benar-benar Layak Anak.

Startegi dan Sistem (BAPPEDA)16

1. Apa saja yang menjadi indikator atau syarat penilaian KLA untuk saat ini yang telah ditetapkan kementerian PPPA? Apakah ada terjadinya perubahan setiap tahunnya? Dan Apa saja yang menjadi indikator penilaian KLA Tersebut? Jawab: 2. Apakah program KLA ini sesuai dengan RPJMN sama RPJMD?

16 Hasil wawancara dengan Kabid Sosial Pemerintahan Bappeda Kabupaten Langkat, Bapak Isyrofan Zaini, SP, M.Si. Pada Tanggal 29 Juli 2019, Pukul 08.40 WIB.

Universitas Sumatera Utara Jawab: ya sesuai. Apalagi untuk saat ini terjadi misi penguatan di bidang pemenuhan hak anak dan perempuan di RPJMD ini. 3. Bagaimana proses tim penilaian dari pusat mengenai KLA di Kabupaten Langkat? Jawab: kekurangannya adalah Feedback jadi kita itu misalnya dinilai dengan skor sekian-sekian. Kami tidak tahu, jadi pas kami kirim dan kami diverifikasi tetapi kami tidak feedback. Feedback nya itu apa sih yang menjadi keunggulan kami dan apa yang menjadi kekurangan kami jadi kami tidak paham dan hanya mereka sajalah yang tahu. Hal yang seharusnya dilakukan ketika kami diverifikasi kami jadi tahu dimana saja kekurangan kami dimana yang harus kami perbaiki dan kami penuhi dalam mewujudkan KLA di Langkat. Kedua, sangat perlu adanya pelatihan atau pembinaan terkait penilaian dari KLA ini jadi kami tau apa yang harus dibekali dalam penilaian itu sendiri. Ketiga, pihak tim penilaian dari pusat juga harus rajin-rajin kedaerah bukan hanya pas momen-momen tertentu berkaitan dengan terjadi kekerasan kepada anak saja mereka datang atau pas penilaian saja tetapi momen penyusunan maupun pelaksanaan KLA mereka harus datang memantau kami gitu. 4. Apa saja Program dan Kegiatan yang telah dilakukan terkait pelaksanaan KLA di Langkat? Seperti apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan KLA ini? Ada atau tidak melibatkan forum anak atau komunitas anak-anak itu sendiri? Jawab: Pertama, Kami selalu aktif menyurati setiap kecamatan agar melibatkan forum anak dalam proses musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) baik yang ada di tingkat desa/kelurah hingga kecamatan. Dan setiap tahunnya dalam pelaksanaan musrenbang di Kabupaten Langkat juga kami selalu menghadirkan perwakilan anak yang tergabung ke dalam Forum Anak Langkat itu sendiri. Baru-baru ini juga kami melihat peran forum anak sangat aktif dalam memberikan masukan- masukan atau aspirasinya sebagai seorang anak. Kedua, kami juga melakukan penilaian dan pengawasan terkait pelaksanaan KLA di setiap OPD , SKPD dan beberapa lintas sektoral sehingga alhamdulillah pada tahun sekarang ini Kabupaten Langkat Mendapatkan Penghargaan sebagai Kabupaten Layak Anak Tingkat Pratama dari Pusat dan ini adalah berkat kerja Bupati Langkat Bapak Terbit Rencana PA, Wakil Bupati dan semua OPD bekerja sama sehingga kami bisa meraih penghargaan tersebut. Kendala: Keterlibatan kecamatan ataupun desa masih sangat minim perhatiannya terhadap pelaksanaan KLA ini. 5. Apa yang menjadi kelemahan Pelaksanaan KLA yang telah ditetapkan oleh pusat Kementerian PPPA?

Universitas Sumatera Utara Jawab: Seharusnya pihak pusat rajin-rajin membuat program kegiatan di daerah termasuk di Langkat, seperti adanya sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan terkait pemenuhan hak anak di Langkat. 6. Apa manfaat atau nilai tambah yang diambil terhadap pelaksanaan KLA di Langkat? Bisa juga dilihat adanya prioritas pusat terhadap pembangunan di Langkat atau manfaat lainnya? Jawab: Banyak ya, Pertama agar aspirasi dan hak-hak anak itu terpenuhi di Langkat. Kedua, dengan adanya komitmen itu dapat memberikan efek positif kepada anak seperti di Pendidikannya, aktenya. 7. Apa harapan dan rekomendasi bapak/ibu tentang adanya kebijakan KLA di seluruh wilayah Indonesia dan khususnya di Langkat itu sendiri? jAWAB: Pertama, Jadi pelaksanaan KLA ini belum maksimal dan kami ingin kedepannya KLA ini mau kami tingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi lagi yakni Madya dan bukan tingkat pratama lagi. Hal ini harus pula ada peningkatan dari program-program masing-masing OPD yang memang mengintegrasikan setiap programnya yang konsen terhadap pemenuhan Hak-Hak Anak. Kedua, kami berupaya adanya penguatan komitmen politis KLA dalam hal pembuatan Peraturan Daerah yang memang khusus membahas tentang Kebijakan Kabupaten Layak Anak di Langkat ini, selanjutnya muncul pula regulasi yang mengatur tentang forum anak secara jelas dan adanya regulasi yang mengatur pemberdayaan perempuan atau anak di Kabupaten Langkat. Ketiga, kami ingin membuat forum anak itu ada disetiap kelurahan dan desa di Kabupaten Langkat dan forum anak itu sendiri seharusnya diikutkan dalam program di setiap OPD. Kami akan terus melakukan perencanaan dan intinya harus diikuti pula dengan komitmen yang besar daripada Kepala Daerah dan seluruh OPD di Kabupaten Langkat. Keempat, perlunya partisipasi masyarakat, tokoh agama dan elite politik/partai politik. Kelima, adanya bantuan dana dari pemerintah pusat gitu terkait program KLA di Langkat.

Startegi dan Sistem (DINKES)17

1. Bagaimana sistem atau mekanisme pengumpulan data anak di Kabupaten Langkat (berkaitan tentang masalah anak)?

Jawab: dari masing masing puskesmas, waktu anak itu datang langsung kita data baru melaporkan ke dinas kesehatan, barulah kita bisa melihat baiknya apa masalah yang anak hadapi di kabupaten langkat, puskesmas yang mengentarkan untuk mendatakan

17 Hasil Wawancara dengan Sekretaris Dinas Kesehatan Kab.Langkat, Bapak Muhammad Ansyari, M.Kes. Pada Tanggal 28 Juli 2019 Pukul 11.15 WIB.

Universitas Sumatera Utara 2. Bagaimana proses tim penilaian dari pusat mengenai KLA di Kabupaten Langkat?

Jawab: Program program yang kita buat yang selama ini untuk mengatasi anak anak istanting tadi, advokasi,sosialisasi, juga terhadap orang tua,terhadap anak kemudian pemberian imunisasi, penimbangan anak,kemudian pemberian makanan tambahan kepada anak terhadap anak kurang gizi seperti itu

3. Apa saja Program dan Kegiatan yang telah dilakukan terkait pelaksanaan KLA di Langkat? Seperti apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan KLA ini? Ada atau tidak melibatkan forum anak atau komunitas anak-anak itu sendiri?

Jawab: kadang kadang ya tingkat pengetahuan masyarakat juga susah, ya kadang kami beri tau anak anak tersebut untuk menjaga kebersihan dirinya ,orang tuanya tidak merokok didekat anak anak agar tidak mempengaruhi terhadap kesehatan,kendalanya ya kurangnya pengetahuan dan kepedulian dari pada orangnya juga.

4. Apa yang menjadi kekurangan Program KLA yang telah ditetapkan oleh pusat Kementerian PPPA?

Jawab:kekuranngnya ya memenang, kalau bisa gak hanya beberapa puskesmas saja seluruhnya memang di berikan supportlah, dari segi pelatihan untuk petugasnya maupun untuk alat alat untuk mendukung kawasan layak anak ini.

5. Apa manfaat atau nilai tambah yang diambil terhadap pelaksanaan KLA di Langkat? Bisa juga dilihat adanya prioritas pusat terhadap pembangunan di Langkat atau manfaat lainnya?

Jawab:dengan adanya KLA ini juga meningkatkan minat anak untuk sering datang ke puskesmas untuk mengecek kesehatannya dan salah satunya tempat ini bukan tempat yang asing bagi anak,jadi anak suka sekarang,kalau dulu kan anak takut di suntik, malah anak anak sekarang suka memeriksakan dirinya kepuskesmas gak pun di minta nanti dia seneng datang untuk memeriksakan dirinya secara keseluruhan, adanya tempat bermain ini anak anak tersebut menjadi menjadi familiar terhadap pelayanan kesehatan, jadi gak takut untuk kepuskesmas.

6. Apa harapan dan rekomendasi bapak/ibu tentang adanya kebijakan KLA di seluruh wilayah Indonesia dan khususnya di Langkat itu sendiri?

Jawab: saya berharap ini berjalan dengan baik, kalau bisa juga tidak hanya melibatkan pemerintah, kalau bisa keperdulian dari pada dunia usaha yang lain untuk mendukung ,juga ada aturan-aturan yang ketat misalnya, tidak ada lagi tawar menawar kalau memang di situ tempat sarana umum, fasilitas umum,

Universitas Sumatera Utara fasilitas anak tidak boleh lagi ada seperti reklame rokok itu sangat sangat berbahaya sekali. Jadi ini perlu juga di kuatkan, juga di beri fasilitas fasilitas tempat sarana bermain anak ,itu kan masik kurang, jadi anak anak tersebut bisa mengeploitasikan dirinya dan disesuaikan dengan adat istiadatnya atau daerahnya,jadi anak anak sekarang hanya suka bermain dengan alat alat komunikasi, seperti game itu akan membahayakan fisikologi anak, kita ketahui sekarang banyak penyakit penyakit jiwa yang berhungunan dengan penggunaaan ini perlu juga kita waspadai. Hal itu terjadi, karena memang ruang bermain anak itu masi kurang, kebutuhan anak akan sarana prasarana, bermain untuk kebutuhan itu sangat sangat kurang, jadi anak tidak bisa mengeploisasikan dirinya, dia hanya bisa semangat bermainya ke gadget.

Taman membaca itu kan masik kurang, kita berharap bisa di tingkatkan lagi kedepanya bersamsa sama dengan instansi instansi yang terkait.

Startegi dan Sistem (P&P)18

1. Apa saja Program dan Kegiatan yang telah dilakukan terkait pelaksanaan KLA di Langkat? Seperti apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan KLA ini? Ada atau tidak melibatkan forum anak atau komunitas anak-anak itu sendiri? Jawab: mereka tidak tahu di masing-masing sekolah itu sudah menjadi sekolah ramah anak sehingga tidak adanya komitmen atau perhatian khusus yang diberikan oleh kepala sekolah atau guru-guru yang ada di sekolah untuk membuat sekolah ramah anak di sekolahnya masing- masing. 2. Apa yang menjadi kekurangan Program KLA yang telah ditetapkan oleh pusat Kementerian PPPA? Jawab: jika diharapkan secara maksimal sesuai yang dikehandaki, kalau bisa pelaksanaanya menyeluruh disetiap-setiap sekolah, harus adanya bimbingan dan juknisnya tentang SRA agar guru-guru paham terkait SRA. 3. Apa manfaat atau nilai tambah yang diambil terhadap pelaksanaan KLA di Langkat? Bisa juga dilihat adanya prioritas pusat terhadap pembangunan di Langkat atau manfaat lainnya? Jawab: tentunya baik sekali untuk orang tua karena lebih merasa anaknya nyaman dan bisa berkembang di Sekolah Ramah Anak ini, disamping itu guru akan merasakan adanya ikatan yang lebih erat dengan muridnya sebagai peserta didik seperti menguatkan rasa saling memiliki antara guru dan anak bahkan ke orang tua muridnya. 4. Apa harapan dan rekomendasi bapak/ibu tentang adanya kebijakan KLA di seluruh wilayah Indonesia dan khususnya di Langkat itu sendiri?

18 Hasil Wawancara dengan Staf Pembinaan Kurikulum Pembinaan PAUD Dinas P dan P Kab. Langkat. Bapak Muhammad Yunus, SE. Pada Tanggal 29 Juli 2019 Pukul 10.10 WIB.

Universitas Sumatera Utara Jawab: harapan kami dalam pelaksanaan SRA ini harus terus dilaksanakan secara benar-benar jadi pihak sekolah pendidik itu akan merasakan manfaat atas SRA. Anak juga merasakan kenyamanan dan ketentraman dalam belajar sehingga anak-anak bisa maksimal dalam belajar di sekolah.

Universitas Sumatera Utara Pertanyaan Kepala Desa

KLA Secara Umum (TM)19

13. Apa yang ibu/bapak ketahui tentang Kebijakan KLA? Dan tujuan dari Pelaksanaan KLA di Langkat? Jawab: Kita kan daerah pesisir masalah anak di sini berkaitan dengan narkoba, banyak anak-anak yang sudah mengelem atau memakai narkoba. 14. Seperti apa sejarah awal mula dan kapan pertama kali Kabupaten Langkat mengikuti KLA? Jawab: di awal awal tahun 2018 berjalan 1 tahun lebih. 15. Hambatan atau kendala yang di hadapi dalam pemenuhan hak-hak anak? Jawab: Kira-kira tidak ya karena masyarakat disini sangat terbuka kali dengan pemenuhan hak-hak anak dan setuju adanya program pembinaan remaja dan anak-anak. Namun hambatannya mengenai keinginan masyarakat untuk membuat syarat administrasi identitas anak aja berupa akte kelahiran. Itupun kami sudah programkan Berkaitan tentang pemenuhan hak berupa akte kelahiran semuanya kita disini gratis dan tidak ada dipungut biaya apapun berkaitan dengan syarat administrasi kecuali memang menjadi ketetapan pemerintah kabupaten. 16. Seperti apa pengaruh pusat terhadap penyelenggaraan KLA di Kabupaten Langkat baik itu kementerian ataupun pemprovsu? Jawab: Mereka sering mengadakan pelatihan dan sosialisasi terkait remaja dan anak-anak ini ditambah mereka juga ada kegiatan monitoring terkait binaan desa PAR yang dilakukan oleh Provinsi. 17. Adakah perbedaan mengenai pelaksanaan KLA di masa periode kepemimpinan Bapak Ngogesa periode pertama maupun kedua beliau memimpin Langkat? Seperti apa Program KLA di masa Bapak Terbit Rencana PA di awal dia memimpin saat ini? Jawab: 18. Apa saja permasalahan anak di Kabupaten Langkat? Jawab:kalau permasalahan kekerasan anak di teluk meku ini tidak ada, Cuma anak-anak kurang giji aja namun gak terlalu tinggi. Untuk pendidikan anak sudah aman.

KLA Secara Umum (BK)20

19. Apa tanggapan bapak mengenai kebijakan KLA tersebut? Jawab: Bagus kali lah, apalagi ini sangat berefek ke pendidikan anak, jadi anak-anak dengan adanya program ini bisa ditingkatkan lagi

19 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Teluk Meku Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat, Bapak Nursaid. Pada Tanggal 1 Agustus 2019 Pukul 16.15 WIB. 20 Hasil Wawancara dengan Kepala Desa Bekiung Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, Bapak Suriadi Surbakti. Pada Tanggal 1 Agustus 2019 Pukul 10.20 WIB.

Universitas Sumatera Utara pendidikannya. Saat ini kami lagi proses meningkatkan pendidikan anak, mungkin ada dua orang anak-anak yang berprestasi dan tidak punya biaya yang cukup kami sekolahkan sampai sarja dan ada MoU agar mereka setalah selesai pendidikan nanti kembali ke desa selama dua tahun atau 3 tahun untuk membangun desa membuat pelatihan-pelatihan kepada masyarakat terkait KLA ini atau yang lainnya. 20. Adakah perbedaan mengenai pelaksanaan KLA di masa periode kepemimpinan Bapak Ngogesa periode pertama maupun kedua beliau memimpin Langkat? Seperti apa Program KLA di masa Bapak Terbit Rencana PA di awal dia memimpin saat ini? Jawab: Kalau sekarang kan fokus pembangunan yang dijalankan pemerintah Bapak Terbit Rencana ada dua ni yang harus kami fokuskan. Pertama, masalah Narkoba dan kita juga harus buat relawan dan kita anggarkan. Kedua, masalah stunting tadi seperti menggalaggakan pola kehidupan sehat dan sebagainya. Kalau masalah anak ini saya pikir jadi program tapi tidak menjadi program utama kayak yang dua tadi, jadi kami merasa program ini masih bingung kemana arahnya. 21. Apa saja hambatan atau kendala dalam pemenuhan hak anak di Kabupaten Langkat? Jawab: Kendalanya banyak kekerasan fisik pada anak seperti bapaknya menyuruh anaknya dengan cara melakukan kontak fisik biar anaknya mau disuruh, kadang mesti dibentak atau dipukul dulu. Kondisi yang seperti itu kadang sering terjadi karena memang sudah menjadi kebiasaan di kampung atau di lokasi pegunungan ini jadi mereka menganggap hal tersebut bukan hal yang mengancam anak atau bisa disebut bukan melanggar hak-hak anak gitu. Jadi kita susah harus ada edukasi terlebih dahulu kepada masyarakat bagaimana cara pemenuhan hak-hak anak agar tidak lagi orang tuanya menyuruh anaknya untuk fokus bekerja tapi lebih ke fokus pendidikan dan tidak ada lagi orang tua yang menyuruh anaknya terpaksa melakukan kontak fisik. Selanjutnya karena berkenaan dengan kondisi ekonomi keluarga. 22. Masih adakah kekerasan terhadap anak di Langkat? Masih cukup tinggi atau rendah? Dimana saja kekerasan anak sering terjadi? Jawab: Kekerasan anak disini belum terlalu rumit ya, ada sih tapi masih bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan, karena budaya disinikan masih kental dengan segala pertimbangan kekeluargaan jadi tidak sampai ke ranah hukum atau di publish di media karena belum terlalu fatal masih bisa ditoleransi. Jadi bisa dikatakan juga masalah anak ini belum banyak terjadi di desa ini. Hanya saja masalah pendidikan yang menjadi persoalan utama disini, karena kan banyak warga kita yang tinggal di daerah pegunungan yang bahkan banyak menyuruh anaknya untuk fokus bekerja.

Universitas Sumatera Utara Kalau untuk di kecamatan Kuala mungkin kasus terkait anak ini sudah menjadi warning ya karena baru berselang beberapa minggu saja sudah ada dua kasus yang berdekatan dan malah media duluan yang ekspose, nah ini harus bisa kita tanggapi dengan serius. Kekerasan kepada anak itu disebabkan karena faktor ekonomi, karena kebutuhan hidup ini sudah sangat mendesak. Banyak anak yang tidak bersekolah karena biaya yang sangat tinggi bukan hanya biaya administrasi atau uang gedung saja tapi biaya keperluan lainnya berkaitan tentang pendidikan.

Kekuasaan dan Aktor(TM)21

23. Bagaimana kordinasi terhadap pelaksanaan KLA di Langkat dengan kelompok kerja (POKJA) sesuai gugus tugas? Seperti apa caranya? Apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan kordinasi tersebut? Jawab: Sejauh ini tidak ada ya karena kami intens berkomunikasi dengan pihak kabupaten apalagi kami termasuk desa binaan provinsi. 24. Bagaimana Dukungan masyarakat dalam pelaksanaan Desa Layak anak? Jawab: Kalau di bilang yang masyarakat sangat mendukung lah kegiatan ini karena berkenaan dengan pemenuhan hak-hak anak mereka di desa ini. Tokoh agama dan tokoh masyarakatnya sangat mendukung. Kalau PATBM disini belum ada, tetapi kelompok masyarakat itu sudah membantu kami dalam melaksanakan program ini walaupun belum ada sk mengenai PATBM itu. 25. Bagimana keterlibatan LSM dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Bagaimana pola komunikasinya? Jawab: Kalau keterlibatan LSM FH (Fundasi Hidup) di Desa ini cukup intens ya apalagi mengenai pembinaan di remaja dan anak-anak, mereka sudah ada 9 tahun membina desa ini. Mereka membuat kegiatan belajar membaca bagi anak-anak pesisir selain itu mereka aktif membuat kegiatan kepada ibu-ibu bagaimana meningkatkan perekonomian masyarakat. 26. Bagaimana keterlibatan dunia usaha dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Bagaimana pola komunikasinya? Jawab: Kalau dukungan dunia usaha selama ini dari rumah baca anak-anak dari bantuan CSR Pertamina ada, bekerja sama dengan LSM FH (Fondasi Hidup) mendirikan rumah baca sekaligus perlengkapannya di dirikan di dusun 7, dan saya mohonkan satu lagi juga di dusun 3 biar tidak hanya satu titik aja jadi semangat anak-anak untuk membaca makin meningkat. Sudah kita surati dan kita mohonkan bantuannya.

21 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Teluk Meku Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat, Bapak Nursaid. Pada Tanggal 1 Agustus 2019 Pukul 16.15 WIB.

Universitas Sumatera Utara 27. Bagaimana proses penganggaran mengenai KLA ini? Apakah adanya kekurangan atau masalah apa yang dihadapi mengenai penganggaran KLA? Apakah bisa diakses oleh masyarakat? Jawab: ya secukup kita dan semampu kita, karenakan anggaran yang ada di desa ini bukan hanya untuk program layak anak ini tetapi masih ada yang harus di plotkan ke program yang lainnya. Khusus untuk program layak anak ini kami ada buat program terkait pembinaan remaja dan anak di Desa Teluk Meku.

Kekuasaan dan Aktor (BK)22

28. Seperti apa kordinasi atau komunikasi Bapak/Ibu terhadap pelaksanaan KLA di Langkat dengan instansi pemerintah yang tergabung dalam gugus tugas? Seperti apa caranya? Apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan kordinasi tersebut?

Jawab: ada pihak kabupaten langkat hanya menanyakan apakah sudah siap SK nya seharusnya kan setelah mereka sudah melakukan sosialisasi tentang Program Layak Anak ini tentu harus ada pembinaan yang mengarah ke situ. Sampai sekarang kami belum mendengar lagi informasi adanya pembinaan dan pelatihan bagi relawan PATBM yang ada disini. Ada juga keterlibatan LSM disini yaitu PKPA yang orangnya juga terlibat aktif dengan kami dengan layak anak namanya ada satu orang “Wendo” dia bukan warga sini tapi warga desa sebelah yang juga tergabung di LSM PKPA namun saat ini belum ada juga informasinya terkait perkembangan layak anak di Desa Bekiung oleh pemerintah Kabupaten Langkat. Kurangnya persiapan dari kami karena informasi tim dari kabupaten Langkat itu datang mendadak hanya berselang beberapa hari saja. Kalau gitu kan kita susah apalagi pembentukan relawannya (PATBM) kan banyak melibatkan masyarakat. Mestinya tahapannya kita diskusikan dulu di setiap dusun. Ditambah desa bekiung inikan ada 9 dusun yang jaraknya itu berjauh-jauh dan sulit juga untuk mengumpulkan masyarakat untuk menjadi pengurus PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat). Apalagi waktu acara pembentukan tim PATBM itu pada momen jam-jam kerja jadi banyak juga yang tidak datang kan sehingga kurang maksimal persiapannya.

29. Bagaimana proses penganggaran mengenai KLA ini? Apakah adanya kekurangan atau masalah apa yang dihadapi mengenai penganggaran KLA? Apakah anggaran tersebut bisa diakses oleh bapak/ibu? Jawab: Untuk saat ini belum ada, karena keterbatasan biaya. Padahal desa Bekiung ini merupakan desa nomor 3 paling banyak dusunnya se kecamatan Kuala, tetapi nomor 4 paling terkecil yang mendapatkan ADD

22 Hasil Wawancara dengan Kepala Desa Bekiung Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, Bapak Suriadi Surbakti. Pada Tanggal 1 Agustus 2019 Pukul 10.20 WIB.

Universitas Sumatera Utara dari pemerintah sementara untuk biaya operasional dan biaya titipan kabupaten itu bersumber dari ADD, jadi kami sangat mengharapkan adanya bantuan dana lagi dalam pelaksanaan program layak anak ini. Namun, mungkin tahun depan kita akan mengadakan dan menganggarkan pelatihan atau memberikan bantuan pendidikan bagi anak-anak yang kurang mampu tapi punya semangat untuk belajar, kita udh masukkan program ini di RKP. Sejauh ini itu saja yang bisa kita anggarkan. Yang menjadi permaasalahannya juga anggaran yang digunakan itu masih berfokus kepada BUMDesa dan kearah ifrastruktur belum ke arah pemberdayaan masyarakat apalagi yang berkenaan dengan layak anak ini. 30. Bagaimana Dukungan dunia usaha, elite politik dan masyarakat dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Jawab: PATBM : kalau untuk di desa ini masih belum ada, tapi masyarakat semuanya mendukung adanya kebijakan layak anak ini. Namun kan yang namanya relawan mungkin sekali atau dua kali mereka meluangkan waktunya tanpa adanya uang, tapi kalau untuk terkontiniu mungkin mereka berpikir dua kali mau makan pakai apa mereka. Selanjutnya beberapa juga agak takut kalau dijadikan kepengurusan resmi sebagai PATBM ini karena mereka takut tidak bisa menjalankannya. Dukungan Dunia Usaha: belum ada, karena kita juga kan belum bersentuhan dengan mereka dunia usaha tadi. Ada juga bantuan dari mereka pas momen 17 agustus aja mereka memberikan bantuan. Sosialisasi untuk layak anak juga kan belum ada sampai meranah ke dunia usaha tadi.

Ideologi dan Intervensi Asing(TM)23

4. Sejauh yang bapak/ibu ketahui dalam pelaksanaan program KLA ini ada atau tidak menerapkan budaya kedaerahan langkat? Praktik-praktiknya ada atau tidak mengenai paham yang bersifat keagamaan? Jawab: yang selama ini kami buat kan ada pelatihan-pelatihan musik religi di mesjid-mesjid, kami buat kegiatan pengajian di mesjid-mesjid untuk anak-anak remaja, selanjutnya kan ada rumah baca tadi kami buat lokasinya dekat dengan mesjid itu jadi habis mereka beraktivitas di rumah baca itu mereka langsung ibada di mesjid. Hal ini juga bertujuan agar mesjid-mesjid ini juga bisa layak anak lah, jadi sarana mereka bermain, belajar, pendidikan dengan moral keagamaan dan beribadah. 5. LSM Asing? Jawab: Sejauh ini belum ada ya masih LSM lokal aja yakni FH (Fondasi Hidup) itu aja yang sudah lama di desa ini.

Startegi dan Sistem(TM)24

23 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Teluk Meku Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat, Bapak Nursaid. Pada Tanggal 1 Agustus 2019 Pukul 16.15 WIB.

Universitas Sumatera Utara 11. Apa saja Program dan Kegiatan yang telah dilakukan terkait pelaksanaan KLA di Langkat? Seperti apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan KLA ini? Ada atau tidak melibatkan forum anak atau komunitas anak-anak itu sendiri? 12. Jawab: karena remaja di Desa Teluk Meku ini sudah bergabung di setiap dusun dan Disetiap Bulannya kami mengadakan pertemuan di setiap dusun setiap mesjid mengadakan pengajian dan melakukan aktivitas positif lainnya dan kami selalu memfasilitasi setiap apa yang menjadi program dari Remaja itu sendiri. Hal ini kami lakukan agar mereka terhindar dari pengaruh narkoba. Kita juga belikkan mereka alat-alat musik seperti alat-alat nasyid sehingga mereka asal malam itu ada kegiatan musik, bernyanyi dan setiap Ramadhan kami selaku ikut festival. Kalau kita program program yang kita buat selama ini ya program pendidikan di paud – paud, untuk guru guru udah kita anggarkan, kita berikan bantuan kepada guru guru untuk pembinaan anak anak melaului paud paud di desa teluk meku ini. Kegiatan selanjutnya kami sering membuat program pengenalan permainan tradisional kepada anak-anak jadi banyak anak- anak yang sebelumnya belum tau sekarang sudah menjadi tau permainan anak-anak yang tradisional itu. 13. Apa yang menjadi kekurangan Program KLA yang telah ditetapkan oleh pusat Kabupaten Langkat? Jawab: masih minimnya taman bermain untuk anak karena asset desa itu sudah tidak ada lagi di desa. Jadi banyak anak-anak menghabiskan waktunya untuk memancing ikan disini tapi kalau ada Taman bacaan ini mungkin dapat menjadikan 14. Apa harapan dan rekomendasi bapak/ibu tentang adanya kebijakan KLA di seluruh wilayah Indonesia dan khususnya di Langkat itu sendiri? Jawab: Kalau kami minta adanya bantuan lagi di pengadaan permainan anak tradisional ini dan kalau bisa taman permainan anak anak di Desa Teluk Meku ini sudah ada.

Startegi dan Sistem (BK)25

1. Apa saja Program dan Kegiatan yang telah dilakukan pemerintah terkait pelaksanaan KLA di Langkat? Seberapa pengaruhnya terhadap masyarakat terkhususnya anak-anak? Jawab: sejauh ini selain adanya sosilisasi belum ada program lagi yang diberikan oleh instansi pemerintah langkat yang terkait tentang layak anak. 2. Apa saja program yang telah komunitas bapak/ibu lakukan dalam mewujudkan KLA? Ada atau tidak melibatkan forum anak atau komunitas anak-anak itu sendiri?

24 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Teluk Meku Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat, Bapak Nursaid. Pada Tanggal 1 Agustus 2019 Pukul 16.15 WIB. 25 Hasil Wawancara dengan Kepala Desa Bekiung Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, Bapak Suriadi Surbakti. Pada Tanggal 1 Agustus 2019 Pukul 10.20 WIB.

Universitas Sumatera Utara Jawab: Masih belum ada kami lakukan, ada niatan kami mau buat pelatihan tapi kami masih bingung siapa narasumbernya yang handal atau berkompeten di bidang layak anak ini. 3. Apa yang menjadi kekurangan Program KLA yang telah ditetapkan oleh Kabupaten Langkat? Jawab: Masih sedikit kali pelatihan dan pembinaan yang dibuat oleh pemerintah Kabupaten Langkat, kebanyakan mereka setelah dibentuk sudah begitu saja tidak ada follow up lagi, tidak ada lagi komunikasi lebih lanjut mengenai pelaksanaan dari program layak anak ini. Mereka hanya komunikasi meminta SK saja ke desa bekiung. Kebiasaan selalu yang menjadi program itu tidak punya komitmen yang serius jadi yang penting asal lepas tanggung jawab aja. Selanjutnya kami yang di desa-desa juga sangat ketakukan jika ada pemeriksaan adanya pelaporan yang berbelit-belit terkait anggaran desa apalagi untuk di buat program layak anak ini. Jadi kami masih kesulitan mau program apa aja dan gimana ni untuk anggaran dan laporannya. Ini juga sangat berkenaan dengan SDM di desa Bekiung yang memang belum memahami itu. 4. Apa harapan dan rekomendasi bapak/ibu tentang adanya kebijakan KLA di seluruh wilayah Indonesia dan khususnya di Langkat itu sendiri? Jawab: Jangan hanya sebagai formalitas saja yang namanya program Layak Anak ini harus bener-bener dilihat gimana perkembangan anak di Desa ini jadi jangan hanya ditunjuk sebagai desa layak anak tetapi follow up selanjutnya harus jelas dan di bina masyarakatnya dan adanya sosialisasi untuk mengenai layak anak ini. Paling tidak 80 % masyarakat di desa ini harus sudah paham mengenai layak anak ini dan bisa dikatakan desa bekiung ini sudah layak anak. Seharusnya pemerintah itu memberikan sarana dan prasarana untuk menuju ke desa layak anak itu, bukan hanya sekedar program saja tapi tidak ada yang mendukung ke arah situ. Jadi bukan sekedar predikat saja kalau faktanya di lapangan itu tentang layak anak ini belum paham masyarakat. Itu juga berbahaya karena kalau ini dilanjutkan tanpa ada bukti yang konkret malah akan menjadi bom waktu.

Pertanyaan Kecamatan Kuala

Universitas Sumatera Utara KLA Secara Umum (Kuala)26

23. Masih adakah kekerasan terhadap anak di Langkat? Masih cukup tinggi atau rendah? Dimana saja kekerasan anak sering terjadi? Jawab: Baru-baru ini ada kasus tentang trafficking anak di Kuala yang dilakukan oleh wawaknya sendiri karena alasan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan pendidikannya anak ini dijual oleh keluarganya sendiri tapi sebelum terjadi langsung ketahuan itu pelakunya walaupun sudah sempat melakukan transaksi dan akhirnya di tangkap kepolisian Sunggal. Kalau secara keseluruhan kasus kekerasan kepada anak belum terlalu tinggi, masih kasus itu saja yang nampak itupun baru satu.

Kekuasaan dan Aktor 27

31. Bagaimana peran/keterlibatan Bapak/Ibu terhadap pelaksanaan KLA? Dan bagaimana peran organisasi bapak/ibu? Jawab: Keterlibatan kami hanya sebagai memfasilitasi apa yang menjadi program pemerintah kabupaten langkat yang objeknya itu di desa-desa. 32. Seperti apa kordinasi atau komunikasi Bapak/Ibu terhadap pelaksanaan KLA di Langkat dengan instansi pemerintah yang tergabung dalam gugus tugas? Seperti apa caranya? Apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan kordinasi tersebut? Jawab: Semuanya tergantung kepada permintaan kabupaten, kalau kami kan cuman sekedar fasilitasi ke desa-desa. Kalau mereka perlunya surat kita balas surat kalau mau ke lapangan kita bawak ke lapangan. Memang kita sifatnya fasilitasi saja jadi programnya hanya ada di dua desa itu saja. Kendalanya kadang apa yang menjadi program dari kabupaten ada beberapa yang tidak bisa terpenuhi, seperti proses pembuatan SK yang sampai saat ini ada beberapa desa yang belum bisa mengirimkan SK tentang forum anak desa. Hal ini berdampak ketika adanya bantuan dari Dunia Usaha yang syaratnya harus ada SK itu tadi jadi mereka tidak jadi memberikan bantuan. Ada juga pihak dunia usaha memberikan bantuan tapi secara langsung dan dari pemerintah camat kuala tidak tahu karena tidak ada surat pemberitahuannya. Kalau dari pusat sendiri kordinasinya hanya seperti minta SK saja. 33. Bagaimana Dukungan dunia usaha, elite politik dan masyarakat dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Jawab: Itu yang memang kurang, ada juga yang memberikan tapi kurang memadai. Masyarakat: masyarakat tentu sangat mendukung karena program itu kan baik bagi perkembangan anak, misalnya bagus juga untuk

26 Hasi Wawancara dengan Kasi Trantib Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, Ibu Tina Amelinda, SE. Pada Tanggal 31 Juli 2019 Pukul 08.35 WIB. 27 Hasi Wawancara dengan Kasi Trantib Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, Ibu Tina Amelinda, SE. Pada Tanggal 31 Juli 2019 Pukul 08.35 WIB.

Universitas Sumatera Utara masalah penjualan anak atau kekerasan anak. Namun, masyarakat masih kurang mengerti adanya KLA ini bahkan mungkin kebanyakan tidak tahu orang jarang adanya sosialisasi atau pelatihan yang melibatkan semua warga desa se kecamatan Kuala. Biasanya kalau sudah ada sosialisasi responnya bagus. 34. Seperti apa pengaruh yang diberikan Kepala Daerah terhadap pengembangan KLA di Langkat? Ada atau tidak keterlibatan Kepala daerah memanfaatkan KLA sebagai sarana memperkuat/memperluas kekuasaannya di daerah seperti sebagai sarana bergaining power atau kampanye? Jawab:

Startegi dan Sistem28

15. Apa saja Program dan Kegiatan yang telah dilakukan pemerintah terkait pelaksanaan KLA di Langkat? Seberapa pengaruhnya terhadap masyarakat terkhususnya anak-anak? Jawab: Untuk saat ini masih jarang, yang lebih intens ada LSM PKPA yang banyak terlibat di desa perkebunan bekiun dan desa bekiung mereka ada kegiatan sosialisasi dan adanya pembuatan film anak terkait pekerja anak. Masih terlalu minim adanya pelatihan-pelatihan. 16. Apa saja program yang telah komunitas bapak/ibu lakukan dalam mewujudkan KLA? Ada atau tidak melibatkan forum anak atau komunitas anak-anak itu sendiri? Jawab: Kami setiap tahun ada mengirimkan perwakilan anak yang tergabung dalam forum anak dan selalu mengirimkan forum anak tersebut ke tingkat kabupaten untuk sosialisasi forum anak kabupaten Langkat. Kalau di Kuala ini ada dua desa yang menjadi percontohan desa layak anak. Pertama sekali desa Suka Damai dan Baru-baru tahun 2018 ini ada desa Bekiung 17. Apa yang menjadi kekurangan Program KLA yang telah ditetapkan oleh Kabupaten Langkat? Jawab: Masih minimnya pelatihan-pelatihan baik bagi setiap pegawai camat kuala maupun perangkat desa. Sehingga program ini kurang terlaksana dengan baik. Satu lagi masih minimnya bantuan dari pusat tentang penyediaan tempat bermain anak secara gratis agar anak-anak tidak berkeliaran.

28 Hasi Wawancara dengan Kasi Trantib Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, Ibu Tina Amelinda, SE. Pada Tanggal 31 Juli 2019 Pukul 08.35 WIB.

Universitas Sumatera Utara 18. Apa manfaat dan nilai tambah yang diambil terhadap pelaksanaan KLA di Langkat? Bisa juga dilihat adanya prioritas pembangunan terhadap masyarakat di Langkat? Jawab: Sangat bagus, karena program ini mengurangi angka kejahatan terhadap anak. Ada juga pemerintah kasih ke desa-desa yang sudah menjadi Desa Layak Anak berupa sertifikat. 19. Apa harapan dan rekomendasi bapak/ibu tentang adanya kebijakan KLA di seluruh wilayah Indonesia dan khususnya di Langkat itu sendiri? Jawab: Kalau bisa terus dilanjutkan dan ditambah lagi desa layak anak di kecamatan Kuala, supaya semua anak-anak merasa terpenuhi hak-haknya seperti bermain anak secara gratis.

Universitas Sumatera Utara Pertanyaan LSM

KLA Secara Umum29

24. Apa yang ibu/bapak ketahui tentang Kebijakan KLA? Apa tujuan dari pelaksanaan KLA? Jawab: Tujuan dibentuknya KLA adalah sebagai instrumen untuk menekan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh anak seperti kekerasan kepada anak, anak terlantar, anak korban pelecehan seksual dan massalah anak lainnya. Tetapi yang lebih penting tujuan KLA itu adalah untuk meningkatkan kualitas dari anak itu sendiri. 25. Kapan pertama kali Kabupaten Langkat mengikuti Kebijakan KLA? Jawab: ada 26. Apa tanggapan bapak mengenai kebijakan KLA tersebut? Jawab: Kebijakan cukup baik karena untuk meningkatkan kulitas sumber daya manusia dalam hal ini anak di Kabupaten Langkat, sehingga anak- anak bisa menjadi lebih sehat dan cerdas. 27. Adakah perbedaan mengenai pelaksanaan KLA di masa periode kepemimpinan Bapak Ngogesa periode pertama maupun kedua beliau memimpin Langkat? Seperti apa Program KLA di masa Bapak Terbit Rencana PA di awal dia memimpin saat ini? Jawab: Perbedaan itu masih sulit kita temukan karena masih barunya bapak terbit memimpin. Namun demikian, KLA yang dibentuk pada masa bapak Ngogesa sebagai Bupati itu sudah diletakkan dasar-dasar fundamen yang cukup kuat dalam memenuhi persyaratan KLA seperti di Kesehatan, Pendidikan, Dinas PPKB & PPA, Dinas Tenaga Kerja itu semua diletakkan dasar-dasar tentang bagaimana pelayanan terbaik terhadap anak dan masa kini masih dilanjutkan di masa bapak Terbit Rencana mengenai KLA. Selanjutnya, informasi KLA yang telah diajukan beberapa waktu yang lalu tepatnya pada tahun 2019 ini di masa-masa transisi kepemimpinan kepala daerah di Langkat ada beberapa instrumen yang belum bisa dipenuhi sebagai syarat penilaian dari pusat dalam meningkatkan KLA di Langkat. 28. Apa saja hambatan atau kendala dalam pemenuhan hak anak di Kabupaten Langkat? Jawab: Dalam hal pemenuhan hak anak di langkat kendalanya banyak terjadi di keluarga, sekolah dan pemerintah. Kalau kendala yang dihadapi oleh kami P2TP2A banyak orang tua yang belum memahami apa yang menjadi keperluan anak secara baik. Tidak hanya kebutuhan dasarnya tetapi kebutuhan-kebutuhan lainnya berkaitan dengan

29Hasil Wawancara dengan Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2 A Kabupaten Langkat. Bapak Ir. Waluyo. Pada Tanggal 31 Juli 2019 Pukul 09.15 WIB.

Universitas Sumatera Utara pembinaan/bimbingan orang tua, Good Parenting, nah itu semua belum dipahami dengan baik sehingga ketika anak berada dalam penanganan pemerintah yang berhadapan dengan hukum banyak kesulitan yang kami hadapi. Namun kami tetap berupaya untuk menyampaikan hal-hal yang perlu dilakukan terkait tentang anak. 29. Masih adakah kekerasan terhadap anak di Langkat? Masih cukup tinggi atau rendah? Dimana saja kekerasan anak sering terjadi? Jawab: kekerasan kepada anak yang menyeluruh baik kekerasan fisik maupun psikis itu masih sangat tinggi dan data kami menunjukkan kekerasan kepada anak itu terjadi di sekolah dan dirumah.

Kekuasaan dan Aktor30

35. Bagaimana peran/keterlibatan Bapak/Ibu terhadap pelaksanaan KLA? Dan bagaimana peran organisasi bapak/ibu? Jawab: sebagai lembaga p2tp2a tugas kita adalah menekan atau meminimalisir terjadinya kekerasan terhadap anak namun persoalan- persoalan di lapangan begitu kompleks pemahaman orang tua terhadap konsep pemenuhan hak anak atau perlindungan anak juga kurang tepat/paham sehingga persoalan anak itu masih tinggi khususnya kekerasan kepada anak. Kami juga merupakan bagian dari Dinas PPKB dan PPA Langkat yang tupoksinya menangani persoalan-persoalan anak terutama yang berhadapan dengan hukum selanjutnya kami juga melakukan sosialisasi dalam rangka memberikan informasi dengan orang tua di desa-desa agar mereka memahami tentang KLA. 36. Seperti apa kordinasi atau komunikasi Bapak/Ibu terhadap pelaksanaan KLA di Langkat dengan instansi pemerintah yang tergabung dalam gugus tugas? Seperti apa caranya? Apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan kordinasi tersebut? Jawab: Kordinasi kami dengan pemerintah apalagi kami di bawah naungan dari Dinas PPKB & PPA maka kordinasi kami bersifat secara langsung jadi hambatan yang kami hadapi sangat kecil. Namun demikian, karena KLA ini menyangkut banyak instansi atau OPD maka hambatan yang kami hadapi adalah sulitnya dan masih minimnya respon ketika kami berkordinasi/komunikasi dengan dinas-dinas terkait lainnya seperti yang tercantum ke dalam susunan gugus tugas KLA. 37. Bagaimana proses penganggaran mengenai KLA ini? Apakah adanya kekurangan atau masalah apa yang dihadapi mengenai penganggaran KLA? Apakah anggaran tersebut bisa diakses oleh bapak/ibu? Jawab: Anggaran tentang KLA bukan kuasa pengguna anggaran. Kami melihat anggaran KLA sangat rendah.

30Hasil Wawancara dengan Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2 A Kabupaten Langkat. Bapak Ir. Waluyo. Pada Tanggal 31 Juli 2019 Pukul 09.15 WIB.

Universitas Sumatera Utara 38. Bagaimana Dukungan dunia usaha, elite politik dan masyarakat dalam pelaksanaan KLA Di Langkat? Jawab: Elite Politik: sepanjang yang kami ketahui ada beberapa misalnya ada dari Fraksi Partai Politik yang intens berhubungan dengan kami kemudian dari fraksi-fraksi lain juga ada membantu kita dan hanya ada beberapa saja. Dengan kata lain, untuk saat ini elite politik sudah mendukung dengan kerja-kerja yang telah kami buat maupun Dinas PPKBPPA itu sendiri. Dunia usaha: dukungan dunia usaha kami belum melihat jelas seperti apa bentuknya dengan keterlibatan KLA. Sepengetahuan kami dukungan dunia usaha belum menunjukkan komitem yang tampak. Masyarakat: Masyarakat desa, desa-desa yang telah dibentuk atau dibina sebagai Desa Layak anak oleh Dinas PPKBPPA dan Lembaga P2TP2A masyarakat desa tersebut turut aktif memberikan data informasi mungkin adanya kegiatan-kegiatan yang mendukung KLA itu biasanya desa-desa yang disentuh sudah mendukung. 39. Seperti apa pengaruh yang diberikan Kepala Daerah terhadap pengembangan KLA di Langkat? Ada atau tidak keterlibatan Kepala daerah memanfaatkan KLA sebagai sarana memperkuat/memperluas kekuasaannya di daerah seperti sebagai sarana bergaining power atau kampanye? Jawab: KLA dari pandangan kami 5 tahun terakhir kepala daerah belum menunjukkan pengaruh yang besar terhadap kabupaten Layak Anak. Hal ini dapat pula dilihat dari komitmen seluruh OPD yang tergabung dalam gugus tugas KLA belum menunjukkan komitem dalam bentuk pemenuhan hak-hak anak yang mereka susun sebagai program mereka. Kalau saja KLA ini bisa dijalankan dengan baik dengan berbagai instrumen dan indikatornya maka tidaklah mungkin kekerasan anak itu cukup tinggi, karena hal tersebut berbanding lurus terhadap pelaksanaan KLA di Langkat. Bisa dikatakan KLA ini tidak di dukung dengan baik juga oleh Kepala Daerah dan seluruh steakholders yang ada di Langkat seperti masih minimnya dari segi kebijakan yang mengatur secara spesifik mengenai KLA. Kami tidak menemukan adanya kaitan politik praktis dalam hal kampanye Kepala Daerah dalam memperluas kekuasaannya atau kampanye terkait dari pelaksanaan KLA di Langkat ini.

Ideologi dan Intervensi Asing31

6. Ada atau tidak pengaruh paham Liberal/barat/internasional Terhadap Penerapan KLA Di Seluruh wilayah Indonesia? seperti adanya kebebasan

31Hasil Wawancara dengan Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kabupaten Langkat. Bapak Ir. Waluyo. Pada Tanggal 31 Juli 2019 Pukul 09.15 WIB.

Universitas Sumatera Utara yang cukup luas diberikan anak seperti yang diterapkan oleh paham liberal barat? Jawab: KLA ini merupakan turunan IDOLA (Indonesia Layak Anak), dan IDOLA turunan dari dunia layak anak, maka dari itu mestinya KLA itu mengakomodir putusan-putusan di tingkat internasional dan memberikan peluang anak untuk lebih mandiri. Tetapi kami melihat pelaksanaan KLA di Langkat ini berkenaan dengan faktor kemandirian anak atau kebebasan anak seperti punya kehidupan sendiri, itu belum sampai dan terpengaruh kepada anak. Konsep KLA ini masih dilaksanakan sangat konvensional. 7. Sejauh yang bapak/ibu ketahui dalam pelaksanaan program KLA ini ada atau tidak menerapkan budaya kedaerahan langkat? Praktik-praktiknya ada atau tidak mengenai paham yang bersifat keagamaan? Jawab: kami melihat program-program yang diajukan oleh Dinas PPKBPPA Langkat terhadap KLA ini banyak bersentuhan dengan pelesetarian budaya dan menyentuh pula dengan kegiatan keagamaannya di Langkat.

Startegi dan Sistem32

20. Ada atau tidak perda atau regulasi lain yang dibuat oleh pemerintah daerah di Langkat terkait pemenuhan hak anak? Seperti apa pengaruhnya? Jawab: Perda sudah dibuat pada tahun 2013 tentang perlindungan anak oleh pemerintah Kabupaten Langkat, namun isinya hampir keseluruhan copy paste dengan Undang-Undang nomor 32 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan tidak banyak perbedaannya sehingga pengaruhnya tidak terlalu banyak karena isinya atau substansinya hampir sama. Untuk regulasi yang lain bahkan fokus untuk KLA nya belum ada. 21. Apa saja Program dan Kegiatan yang telah dilakukan pemerintah terkait pelaksanaan KLA di Langkat? Seberapa pengaruhnya terhadap masyarakat terkhususnya anak-anak? Jawab: Program pemerintah khususnya yang ada di kami P2TP2A banyak melakukan sosialisasi, diskusi, sharing terhadap anak-anak. Mengajak anak untuk melakukan kegiatan outubond, dan khususnya banyak melibatkan forum anak Kabupaten Langkat. Selanjutnya membantu masalah anak yang berhadapan dengan hukum atau kekerasan terhadap anak. 22. Apa yang menjadi kekurangan Program KLA yang telah ditetapkan oleh Kabupaten Langkat? Jawab: Anak itu tidak hanya menyentuh di Dinas PPKBPPA saja tetapi banyak menyentuh di dinas OPD yang ada di Langkat seperti, Pendidikan, Kesehatan, Perhubungan, Tenaga Kerja termasuk di perangkat penegak

32Hasil Wawancara dengan Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2 A Kabupaten Langkat. Bapak Ir. Waluyo. Pada Tanggal 31 Juli 2019 Pukul 09.15 WIB.

Universitas Sumatera Utara hukum namun hal tersebut yang menjadi persoalan adalah tiap-tiap OPD yang telah disebutkan tadi hanya ada beberapa saja yang berkomitmen dalam upaya menuju KLA di Langkat. Contohnya adalah dinas pendidikan dimana banyak anak-anak sangat bersentuhan dengan dinas Pendidikan bahkan banyak pula kekerasan kepada anak terjadi di sekolah-sekolah, namun yang kami ketahui masih banyak sekolah-sekolah yang belum menjalankan sekolah ramah anak di Langkat sehingga kami sangat kesusahan dalam mencari data yang tertulis maupun di lapangan. Selain itu masih banyak OPD lain yang bahkan setiap programnya tidak menyentuk tentang KLA. 23. Apa manfaat dan nilai tambah yang diambil terhadap pelaksanaan KLA di Langkat? Bisa juga dilihat adanya prioritas pembangunan terhadap masyarakat di Langkat? Jawab:Secara konsep KLA ini sangat membantu program-program yang ada di pemerintah Kab. Langkat salah satu instrumennya adalah mengikutsertakan anak ke dalam musrenbang Kabupaten maupun seluruh desa di Langkat ketika anak diminta pendapatnya dan diatur dalam RPJPD atau RPJMD maka pemerintah dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan anak dan pemerinah tentunya sudah memiliki pandangan apa yang harus dilakukan oleh anak di masa depan. Valuenya bisa kita lihat dimana ini sangat berkaitan dengan pembangunan yang visioner yang memikirkan tumbuh kembang anak. 24. Apa harapan dan rekomendasi bapak/ibu tentang adanya kebijakan KLA di seluruh wilayah Indonesia dan khususnya di Langkat itu sendiri? Jawab: Harapan P2TP2A Kebijakan KLA perlu di dorong sekuat mungkin dan seefektif mungkin dari OPD-OPD yang dibutuhkan sesuai dengan Gugus Tugas yang termaktub ke dalam RAD sehingga KLA lahir secara natural tidak mengada-ngada atau sebatas jargon saja tetapi benar-benar menunjukkan data atau program yang real tentang pemenuhan hak anak. Selanjutnya setiap OPD di Langkat benar berkomitem agar terwujudnya KLA di Langkat. Harapan kita agar Langkat dapat meningkatkan prestasi KLA nya menuju ke madya. Rekomendasinya adalah pimpinan atau kepala daerah di Langkat dapat membuat kebijakan dan menyeluruh dapat direalisasikan oleh OPD-OPD agar mereka memiliki fokus, punya person yang membidangi tentang KLA, sehingga bukan hanya menjadi tanggung jawab satu dinas saja tetapi seluruh OPD yang ada di Langkat. Masing-masing OPD juga diberikan ruangan agar bisa membuat program dan didukung oleh kebijakan/regulasi yang kuat.

Universitas Sumatera Utara Pertanyaan TODA dan Forum Anak

KLA Secara Umum33

30. Apa yang ibu/bapak ketahui tentang Kebijakan KLA? Jawab:KLA adalah kabupaten yang mengedepankan potensi-potensi anak serta perlindungan hak-hak anak,sehingga anak-anak itu nyaman dalam belajar dan bermain untuk menentukan identitas dirinya dan tidak menghilangkan masa kekanak- kanakkannya. Pemerintah daerah serta masyarakat menyikapinya hal tersebut sehingga anak-anak dalam kaitannya layak anak ini melindungi hak-hak nya sebag ai seorang anak yang tentunya diperkuat dengan Peraturan Daerah atau hal-hal yang menjamin tentang kenyamanan anak dalam bermain maupun dalam belajar. 31. Apa saja permasalahan anak di Kabupaten Langkat? Jawab:Masalah yang pertama, secara umum yang mencuat di akhir-akhir ini ya di beberapa media yang kita temuin adalah kekerasan seksual, walaupun sudah ditangani dengan baik.ini namun masih saja terdapat beberapa kasus terkait masalah kekerasan seksual. Kedua mungkin kurangnya fasilitas-fasilitas umum yang dapat membuat anak- anak itu bermain secara nyaman, misalnya taman baca, taman bermain atau taman edukuasi itu masih dikatakan masih kurang kalau untuk tingkat-tingkat kecamatan sampai ketingkat desa itu boleh dikatakan masih minim dan itu mungkin kendala utamanya. 32. Masih adakah kekerasan terhadap anak di Langkat? Masih cukup tinggi atau rendah? Dimana saja kekerasan anak sering terjadi? Jawab:Terbilang rendah bahkan beberapa bulan terakhir ini tidak ada terdengar hal seperti itu walaupun yang lalu-lalu ada mungkin hanya dalam bentuk kekerasan seksual terhadap anak sebagaimana yang mencuat baru-baru ini yang terjadi di kecamatan Padang Tualang yang menyangkut tentang oknum guru yang mengalami tindak seksual kepada anak didiknya. Mungkin itu,tapi sudah ditangani dengan baik. Dan kalau untuk yang lain seperti anak terlantar atau hal-hal yang lain tidak kita jumpai di langkat. 33. Apakah KLA memberikan solusi menekan angka kekerasan anak di Kabupaten Langkat? Jawab:Benar sangat bahkan sangat sekali hanya saja perlu di pertajam aksi dari penyelenggara KLA-nya. ini program yang saya pikir sudah yang sudah beberapa tahun belakangan sudah terdengar hanya saja aksinya masih di seputar langakat dan belum ada tim terpadu yang secara kontinium untuk mensosialisasikan atau mewujudkan program-program

33 Hasil Wawancara dengan Tokoh Pemuda Ketua MPD BKPRMI Langkat, Bapak Muhammad Kurnia Amir, S.SosI, S.PdI, MM. Pada Tanggal 26 Juli 2019 Pukul 20.35 WIB.

Universitas Sumatera Utara itu sampai ketingkat desa. Karena pada umumnya di desa-desa itu kan ada taman PKK atau kegiatan-gegiatan yang bisa disingkronkan dengan kegiatan ditingkat desa. Ha ini mungkin yang kurang walaupun beberapa kali saya ikut bersama dengan tim seperti kemarin di beberapa tempat termasuk di Kecamatan Salapian di Desa Mintakasih kita mensosialisasikan itu dengan kawan-kawan dari tingkat II. Tapi aksi berikutnya belum merata dan terkesan masyarakat juga tidak begitu akrab di telinga masyarakat tentang KLA. Misalnya seperti membangun taman bermain atau sekolah yang tidak mengancam keselamatan anak. Misalnya pagar yang tajam atau bentuk permainan yang dapat membahayakan anak,nah ini perlu disosialisasikan lebih lanjut termasuk pemberian gizi dan makanan sehat secara cermat. 34. Bagaimana kondisi masyarakat disektar anda dalam mendukung pemenuhan hak-hak anak? Jawab:Pada umumnya sangat antusias, walaupun mereka belum memahami secara Undang-undang atau secara Perda atau apa yang dimaksud dengan KLA itu. Tetapi umum nya dimasyarakat hak-hak anak itu mulai diperjuangkan, mulai diperhatikan dengan pendidikan- pendidikan yang edukuasi, seperti misanya hari ini orang tua sudah mulai membangun pendidikan anak itu dengan menyekolahkan anak dengan kegiatan kegiatan yang sekolah full day termasuk,kegiatan-kegiatan eskul yang menyita waktu anak itu untuk tidak terbuang sia-sia.

Kekuasaan dan Aktor34

40. Bagaimana peran/keterlibatan Bapak/Ibu terhadap pelaksanaan KLA? Dan bagaimana peran organisasi bapak/ibu? Jawab:Kalau organisasi kita sangat Kontiniu untuk membuat program- program yang berpihak kepada Layak Anak. Salah satu diantaranya, kebetulan saya adalah ketua Majelis Pertimbangan Daerah BKPRMI Kabupaten Langkat. Yang juga Direktur Wilayah Lembaga Pendidikan Dakwah dan Sumber Daya Manusia BKPRMI Sumatera Utara. Ada beberapa program unggulan yang kita dapati disana ,pertama adalah FASI (festival Anak Soleh) festival anak soleh ini adalah pembentukan karakter anak yang kita siapkan mereka untuk siap menang dan siap kalah,dalam mengedepankan potensi-potensi nilai-nilai keagamaannya mulai dari lomba baca Alquran, lomba azan ,puisi, dan kegiatan-kegiatan kreaktifitas anak lainnya sampai kepada mewarnai di tingkat TK dan sebagainya. Keseluruhan program tersebut, telah kita lakanankan berjenjang dari mulai tingkat remaja mesjid, sampai ketingkat desa dan sudah beberapa desa di Kabupaten Langkat ini menampung ini dalam anggaran desa mereka untuk

34 Hasil Wawancara dengan Tokoh Pemuda Ketua MPD BKPRMI Langkat, Bapak Muhammad Kurnia Amir, S.SosI, S.PdI, MM. Pada Tanggal 26 Juli 2019 Pukul 20.35 WIB.

Universitas Sumatera Utara melaksanakan kegiatan ini secara rutin. Baru kemudian berjenjang hinga di Pemerintah Kabupaten langkat dan seterunya ke provinsi bahkan kita ini baru mempersiapkan untuk tingkat nasional di Kalimantan di beberapa bulan kedepan ini. Kemudian disamping itu kita juga pernah membuat program unggulan yang bernama maghrib mengaji yang mengharapkan kepada orang tua dan mulai waktu maghrib sampai waktu isha itu tidak boleh menghidupkan televisi tetapi anak-anak mengaji baik itu dirumah maupun di mesjid ataupun di musolah yang disebut dengan program maghrib mengaji itu mungkin yang rutin kita laksanakan melalui organisasi kita yaitu BKPRMI. 41. Berkaitan mengenai anggran apakah bapak mengetahui anggaran tersebut? Apakah bapak bisa mengakses secara langsung? Jawab: Sampai sekarang berkenaan mengenai anggaran yang langsung mengarah ke itemnya menyangkut KLA Mungkin kita tidak bisa mengaksesnya secara langsung kecuali melalui dinas terkait tertentu. Tapi kalau kita melaksanakan program yang keberpihakan kepada pemenuhan hak anak kalau dari Organisasi BKPRMI biasanya mandiri. Kalaupun kita ada minta bantuan atau menerima bantuan sifatnya itu tidak terikat dan mengikat. 42. Ada atau tidak keterlibatan Kepala daerah memanfaatkan KLA sebagai sarana memperkuat/memperluas kekuasaannya di daerah seperti sebagai sarana bergaining power atau kampanye? Jawab: secara tersirat ada memanfaatkan program ini sebagai sarana kampanye beliau, hal ini dikarenakan beberapa hal yakni, pertama, KLA ini sudah menjadi sebuah amanah untuk pemerintah Kabupaten Langkat dari penguasa yang sebelumnya, ketika amanah ini diteruskan kepada kepala daerah yang baru saat ini tentunya akan menjadi sebuah program unggulan salah satu diantaranya adalah kita sudah beberapa kali melaksanakan Isbat nikah baik itu bekerjasama dengan organisasi internasional maupun kita melaksanakannya lintas dinas misalnya Catpil, pengandilan agama dan kementerian agama yang intinya adalah menemukan dokumen-dokumen dasar pada diri keluarga dan anak-anak. Selain melaksanakan isbat nikah tersebut program kedua yakni mengenai pemberian akte kelahiran secara gratis sehingga keduanya merupakan dokumen yang sangat penting sebagai pemenuhan identitas anak. Kegiatan tersebut pernah dilaksanakan di masa-masa kampanye Bupati yang terpilih sekarang ini Terbit Rencana, PA SE yang pada waktu itu dilaksanakan di kecamatan Kutambaru Desa Marike. Pada masanya Bupati sebelumnya juga sudah dilaksanakan dan pada waktu itu membuat suatu program/kegiatan yang dikerjsamai dengan organisasi kemasyarakatan di Stabat. Kemudian yang murni dilaksanakan oleh putera-puteri Langkat sendiri yang sudah duduk di DPR RI dan DPRD SU yakni Delia Pratiwi

Universitas Sumatera Utara Sitepu SH, dan Riski Yunanda Sitepu yang keduanya merupakan putra dari Bapak Ngogesa Sitepu SH (Bupati Langkat sebelumnya) dan kegiatan tersebut di support oleh dinas catpil dan dinas terkait lainnya dilaksanakan di Kecamatan Besitang mengenai pemberian akte kelahiran. Selanjutnya membuat even-even terkait menyuarakan hak-hak anak secara langsung ke dalam suatau kegiatan perlombaan mengenai kreativitas-kreativitas anak yang bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Langkat secara langsung. Itu saja yang saya ketahui mengenai kaitan dari isbat nikah dan pemberian akte kelahiran dengan hal yang bersifat kampanye politik. 10.05

Ideologi 35

8. Sejauh yang bapak/ibu ketahui dalam pelaksanaan program KLA ini ada atau tidak menerapkan budaya kedaerahan langkat? Praktik-praktiknya ada atau tidak mengenai paham yang bersifat keagamaan? Jawab: Wah praktik KLA itu sendiri sangat berkaitan erat dengan paham kedaerahan dan keagamaan terkhususnya Islam sebagai agama mayoritas di Langkat. Seperti adanya kegiatan dan program yang dilaksanakan dengan konsep keagamaan yang kami adakan yakni Festival anak Sholeh (FASI), adanya lomba-lomba tarian yang mencerminkan kebudayaan daerah bahkan di event-event tertentu misalnya di acara-acara hari besar nasional anak-anak kita libatkan contohnya seperti pembukaan MTQ di Kecamatan Salapian itu tidak sedikit kontingen yang berpawai karnaval itu menunjukkan seni budaya yang diperankan justru oleh anak-anak TK ini menunjukkan dari nilai religius penyelenggaraan MTQ Kabupaten Langkat itu mengedepankan sisi kebudayaan yang melibatkan anak secara langsung.

Startegi dan Sistem36

25. Apa saja Program dan Kegiatan yang telah dilakukan pemerintah terkait pelaksanaan KLA di Langkat? Seperti adanya sarana dan prasarana serta pelayanan yang dilakukan pemerintah dalam upaya pemenuhan hak-hak anak? Jawab: pertama mungkin pada rapat-rapat kordinasi lintas sektoral kita pernah diminta pendapat mengenai PUG (Pengarusutamaan Gender) seperti adanya kegiatan mengenai sosialisasi hak-hak anak dan ada juga beberapa action yang nyata telah dilaksanakan bahkan untuk langkat sendiri saya pikir juga pernah mendapat semacam penghargaan dari tingkat provinsi sehubungan tentang tidak hanya keberhasilan tapi

35 Hasil Wawancara dengan Tokoh Pemuda Ketua MPD BKPRMI Langkat, Bapak Muhammad Kurnia Amir, S.SosI, S.PdI, MM. Pada Tanggal 26 Juli 2019 Pukul 20.35 WIB. 36 Hasil Wawancara dengan Tokoh Pemuda Ketua MPD BKPRMI Langkat, Bapak Muhammad Kurnia Amir, S.SosI, S.PdI, MM. Pada Tanggal 26 Juli 2019 Pukul 20.35 WIB.

Universitas Sumatera Utara keseriusan kita dalam menyikapi kabupaten layak anak. Sebetulnya ada tapi tidak sampai menyeluruh misalnya kalau di kecamatan stabat di alun- alun T. Amir Hamzah dan taman-taman bermain yang semuanya itu mengarah kepada pelayanan dan edukasi kepada anak hanya saja ini masih sangat minim dan masih sangat perlu dimohonkan di setiap kecamatan itu ada titik-titik tertentu taman bermain yang dapat dijadikan tempat edukasi bagi anak-anak disekitarnya.

26. Apa yang menjadi kekurangan Program KLA yang telah ditetapkan oleh Kabupaten Langkat? Jawab: Pertama jelas dana, Karena untuk membangun taman bermain atau taman bacaan inikan perlu dana yang besar dan di langkat itu sendiri belum terakomodir terkait hal tersebut maka dari sangat diperlukan support pendanaan yang mumpuni karena Langkat ini adalah salah satu Kabupaten yang terluas di Sumatera Utara kita terdiri dari 23 kecamatan dari 23 kecamatan itu belum semua kecamatan ada tempat-tempat yang menyediakan dan melayani hak-hak anak dalam hal penyediaan sarana taman bermain dan edukasi bagi anak. Kedua, perlu lah mensosialisasi sampai ke tingkat-tingkat desa serta menggandeng aparatur desa apakah melalui kepala desa dan tim penggerak PKK agar kegiatan ini sinergi dan dapat mencitpakan semacam peraturan desa sehingga alokasi dana Desa yang ada itu bisa dialokasikan untuk membuat segala sesuatu yang berkenaan dengan kepentingan anak di desa. Hal ini pula perlu agar semuanya bisa disosialisasikan sampai ketingkat desa mengenai pentingan menciptakan Desa Layak Anak. 27. Apa harapan dan rekomendasi bapak/ibu tentang adanya kebijakan KLA di seluruh wilayah Indonesia dan khususnya di Langkat itu sendiri? Jawab: Pertama, rekomendasi saya adalah tetap tentang anggaran yang disesuaikan dengan porsinya. Kedua, kegiatan ini hendaknya melibatkan steakholder yang luas tidak hanya pemerintah dan instansi terkait tetapi juga organisasi-organisasi kemasyarakatan, pemuda diberikan kewenangan untuk membuat kegiatan atau program yang tujuannya untuk mensukseskan Kabupaten Layak Anak di Kabupaten Langkat. Ketiga, agar tidak hanya sebuah slogan saja yang namanya KLA di Langkat, maka harus dilaksanakan hingga ke tingkat desa, dan berdampingan dengan kepala desa terkait pendanaan baik apakah pendanaan itu dari APBD atau dari Alokasi Dana Desa itu sendiri sehingga anak-anak disetiap penjuru Langkat ini semua anak-anak terayomi dan jangan sampai adanya orang tua yang tidak tau bahwa Langkat ini adalah salah satu Kabupaten Layak Anak yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Universitas Sumatera Utara Pertanyaan forum anak

KLA Secara Umum37

1. Apa yang anda ketahui tentang Kebijakan KLA? Apa tujuan dari pelaksanaan KLA? Jawab: Yang saya ketahui mengenai KLA yaitu sebuah program pemerintah yang di susun berdasarkan hak anak melalui pengintegrasian komitmen pemerintah dan masyarakat tentunya secara berkelanjutan. Tujuan program ini yaitu memberikan sebuah bentuk motivasi dan semangatbagi pemerintah kab/kota untuk membangun kab/kota sesuaidengan kebutuhan yang ada yang memerhatikan segala aspek anak. Tujuan KLA yang lain yaitu menjamin terpenuhi hak dan Perlindungan anak. 2. Apa tanggapan anda mengenai kebijakan KLA tersebut? Jawab: Menurut saya sangat bagus jika dilaksanakan berdasarkan kebutuhan anak. Disamping bisa memenuhi segala kebutuhan anak, KLA juga akan membuktikan bahwa kab/kota tersebut sudah layak anak. Dan saya berharap semangat untuk membagun KLA ini tidak hanya di awal sajatapi juga harus sampai benar benar kab/kota ini menjadi sebuah kab/kota yg mementingkan aspek anak anak. 3. Adakah perbedaan mengenai respon kepala daerah terkait forum anak di masa periode kepemimpinan Bapak Ngogesa dengan Bapak Terbit Rencana? Jawab: Saya menjabat di forum anak lebih kurang 7 bulan. Selama 7 bulan ini saya belum pernah menjabat tangan dengan kepala daerah saya sendiri. Saya tidak memaksakan hal itu semua karena mengingat jadwal kepala daerah sedang sibuk mungkin. Namun ada beberapa alumni yang saya tanyakan bahwa ada beberapa perbedaan dengan kepala daerah yang dulu dan yang sekarang, ya mungkin karena di awal Jabatan beliau hanya menargetkan yang di targetkan waktu masa kampanye dahulu. Ya saya berharap kami forum anak dapat bertatap muka langsung dan duduk di satu meja secara langsung untuk membicarakan anak anak yg ada di daerah kami. 4. Apa saja hambatan atau kendala dalam pelaksanaan program dari forum anak? Jawab: Langkat merupakan sebuah kab/kota yang bisa dibilang cukup luas yang terdiri dari 23 kecamatan dan 277desa/kel. Belum lagi Langkat ini letak

37 Hasil Wawancara dengan Ketua Forum Anak Kabupaten Langkat, Adinda Muhammad Nurfadillah, Pada Tanggal 2 Agustus 2019 Pukul 17.00 Wib.

Universitas Sumatera Utara nya berada di pesisir pantai. Terlebih lagi yang menjadi kendala dalam menjalankan program forum anak yaitu ketika sewaktu melakukan kegiatan itu anggaran dana menggunakan dana pribadi pengurus. Kalau kami ingin melakukan kegiatan yg selalu kami cocokan keduanya yaitu dana. Kita gak bisa memaksakan kepada pengurus secara terus menerus untuk menggunakan uang mereka. Kita memahami bahwa perekonomian setiap org berbeda beda, namun hal itu tidak terlalu menjadi khawatiran kami dalam menjalankan program ini. 5. Masih adakah kekerasan terhadap anak di Langkat? Masih cukup tinggi atau rendah? Dimana saja kekerasan anak sering terjadi? Jawab: Saya mengira kekerasan kepada anak di Langkat masih cukup tinggi.Biasanya kekerasan pada anak ini terjadi dirumah. Hal ini disebabkan adanya faktor ekonomi yang menerpa keluarga tersebut dan terlebih lagi anak tersebut nakal. Namun kekerasan pada anak tidak hanya di rumah saja, di sekolah pun juga bisa. Belakangan ini di Langkat digegerkan dengan kekerasan seksual pada anak di sebuah yayasan di serapuh. Seorang kepala yayasan yang tega melakukan pencabulan kepada murid nya.

Kekuasaan dan Aktor

1. Seperti apa kordinasi atau komunikasi anda dalam menjalankan tugas sebagai pengurus forum anak di Langkat dengan instansi pemerintah? Apa saja kendalanya? Jawab: Untuk komunikasi dengan pemerintah tepatnya dengan dinas PPKB & PPPA Kabupaten Langkat tidak ada kendala bagi saya. Mereka akan selalu mendampingi kami dan memberi motivasi kami untuk melakukan sebuah kegiatan yang berhubungan dengan anak. 2. Ada tidak bantuan dari dunia usaha (kebun, ptp, bank atau usaha lainnya) dalam menjalankan program forum anak? Jawab: Untuk sejauh ini belum ada bantuan dari pihak swasta mana pun. Namun akhir ini, setelah melakukan kegiatan di desa teluk meku kemarin, saya dikabarin jika ingin melakukan kegiatan lagi di desa teluk meku lagi agar berkoordinasi kepada pihak desa secepatnya. Karena pihak pertamina akan berpartisipasi dalam kegiatan forum anak ini

Startegi dan Sistem

1. Apa saja Program dan Kegiatan yang telah dilakukan forum anak? Jawab:

Universitas Sumatera Utara Kalau kegiatan forum anak kabupaten langkat berseri sendiri dalam cakupan yamg kecil sudah banyak dilakukan, mulai dari penggalangan dana untuk daerah yang tertimpa musibah, berpartisipasi memeriahkan hut langkat,aksi peduli lingkungan, peringatan hari anak nasional dan lain sebagainya. Semenjak menjabat sebagai pengurus forum Anak, kami telah dilibatkan dalam musrenbang di kabupaten langkat , melalui musrenbang ini kami menyampaikan aspirasi kami berkaitan dengan sarana prasarana penunjang anak dan program-program lainnya, selanjutnya kami juga meminta agar pemerintah daerah bupati lebih perhatian kepada kami.Musrenbang yang pernah kami ikuti itu pada tahun 2018, kami meminta agar dibuatkan taman bermain anak secara gratis ada di setiap desa-desa. Kami sangat apresiasi kepada Pemkab Langkat yang sudah melibatkan kami dan kami berharap bisa bertemu dan curhat bareng dengan bapak bupati yang sekarang ini. 2. Apa harapan dan rekomendasi anda kepada pemerintah dan masyarakat dalam memenuhi hak-hak anak? Jawab: Saya dan seluruh pengurus forum anak kabupaten langkat berseri rindu kepada kepala daerah kami. Kami ingin duduk bareng dalam Satu meja untuk membahas masalah anak anak di Langkat. Kami tidak Minta uang, melainkan kami hanya butuh waktu kepala daerah kami untuk berjumpa dengan kami. Kami tidak perlu uang, yang hanya kami perlukan yaitu motivasi dan dukungan. Harapan saya yaitu semoga kami para pejuang anak bisa bertatap muka dalam satu meja dengan kepala daerah kami.

Universitas Sumatera Utara Foto Dokumentasi Wawancara Peneliti

Keterangan: Wawancara dengan Ibu Kabid PP dan PA Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat

Keterangan: Wawancara dengan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat(kiri) dan Kabid Sospem BAPPEDA (Kanan)

Ket: Wawancara dengan P2TP2A (Kir) dan Dinas Pendidikan (Kanan)

Universitas Sumatera Utara Foto Dokumentasi Wawancara Peneliti

Keterangan: Wawancara dengan Kepala Desa Teluk Meku (kiri) dan Kepala Desa Bekiung (Kiri)

Keterangan : Wawancara dengan Tokoh Pemuda (Kiri) dan Kasi Trantib Kecamatan Kuala (Kanan)

Universitas Sumatera Utara DOKUMENTASI KEGIATAN KLA DI LANGKAT

=

“ Kantor Dinas Pengendalian Penduduk,Keluarga Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak Kabupaten Langkat Selaku Leading Sector KLA “

“ Bupati Langkat ketika mendapatkan penghargaan KLA tingkat pratama dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak RI tahun 2013”

Universitas Sumatera Utara

“ Peneliti ikut serta dalam pelaksanaan program verifikasi penilaian Kelurahan dan Desa Layak Anak Se – Kabupaten Langkat Tahun 2017 oleh Dinas PPKB dan PPA Kab.Langkat dan tim Gugus Tugas KLA Kab.Langkat “

“ Pertemuan Tim Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat sekaligus pelaksanaan kegiatan pelatihan Fasilitator Kabupaten Layak Anak tahun 2017 di Aula Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat. “

Universitas Sumatera Utara

“ Fasilitas Taman Bermain Anak dan panggung kreativitas Anak Kabupaten Langkat yang berada di Stabat, Kabupaten Langkat”

“ Fasilitas ruang Pengadilan yang ramah anak oleh Pengadilan Negeri Stabat, Kabupaten Langkat “

“ Fasilitas Perpustakaan Kabupaten Langkat “

Universitas Sumatera Utara

“ Fasilitas Perpustakaan Keliling Kabupaten Langkat”

“ Ruang Laktasi / Pojok Asi di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Langkat ”

“Sekretariat Organisasi Anak atau yang disebut Forum Anak Kabupaten Langkat”

Universitas Sumatera Utara

“ Program Pemberian Akte Gratis oleh Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Langkat”

“Sosialisasi Kebijakan Kabupaten Layak Anak di Seluruh SKPD yang ada di Kabupaten Langkat”

“SMP Negeri 1 Stabat Sebagai sekolah percontohan Sekolah Ramah Anak di Kabupaten Langkat”

Universitas Sumatera Utara

“SMA Negeri 1 Stabat Sebagai sekolah percontohan Sekolah Ramah Anak di Kabupaten Langkat”

“Kegiatan Pembekalan Peningkatan Kapasitas Anak oleh Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat”

Universitas Sumatera Utara

“ Kegiatan Workshop Hak Anak dan Prinsip-Prinsip Bisnis dan Pengenalan Standart UNGP dan CRBP disektor Perkebunan Kelapa Sawit diikuti Oleh Perusahaan dan Pemkab Langkat “

“ Program Polisi Cilik dan Polisi Sahabat Anak oleh Polres Langkat ”

Universitas Sumatera Utara

Kegiatan Sosialisasi Hak Anak oleh Forum Anak Kabupaten Langkat “

“ Kegiatan Sunatan massal yang dilakukan oleh kelompok masyarakat muslimat al- washlitah Stabat”

“ BKPRMI Kabupaten Langkat melaksanakan Program Maghrib Mengaji yang dilakukan di 2 Desa di Kabupaten Langkat “

Universitas Sumatera Utara