BAB II BIOGRAFI FRITJOF CAPRA DAN SAYYID HUSSEIN NASR

A. Fritjof Capra 1. Riwayat Hidup dan Latar Belakang Pendidikan Fritjof capra lahir pada tanggal 1 februari 1939 di Wina –Austria. Ibunya bernama Ingebord Teuffenbach. Ibunya merupakan seorang penyair dan penulis. Ingebord sangat kagum pada tokoh legendaris swedia bernama Fritjof saga, oleh karenanya ia menamai anaknya dengan nama fritjof capra.1

Proses intelektual yang ditempuh oleh Fritjof Capra bermula di bidnag fisika. Kecintaanya trehadap Fisika menghantarkanya pada gelar (akademis) PhD yang diterimanya dari University Of Veena dalam bidang Fisika Teoritik. Ia juga menekuni ilmu psikologi dan antropologi yang menghantarkan dirinya mendapatkan gelar doktor psikologi. Selain sebagai seorang ilmuwan yang sangat fanatik, capra juga seorang biarawan. Sebagai seorang ilmuwan capra sangat percaya pada hal-hal yang dapat diukur yang menjadikan dasar penilaian pengetahuan itu sendiri, namun diwaktu yang bersamaan iapun percaya pada hal yang spiritual. Keadaan yang demikian ini yang melatarbelakangi konsep pemikiran yang dibangun oleh Fritjof Capra.

Frijof Capra lebih dikenal sebgai fisikawan kebanggaan Amerika Serikat, bukan hanya itu Capra juga memberikan perhatian pada kebijakan-kebijakan politik Amerika Serikat. Kehidupan Amerika Serikat yang penuh dengan kehidupan materialistik dan kekuasaan otoritas pemimpinya serta merubah pola pikir Bush untuk melihat negara lain sebagai sesuatu yang patut untuk dihargai dan memiliki tempat yang sama bukan lagi sebagai objek yang mesti ditakhlukan dibawah kekuasaaan Amerika.

Pengetahuan yang diperoleh Capra tidak lepas dari peran orang-orang besar yang telah mendidiknya. Capra mempelajari Fisika dari Werner Heisnberg dan Geoffrey Chew, Fisika bagi Capra sangat menarik, ketertarikanya terhadap Fisika semakin dalam ketia ia mempelajari Teori Kuantum dari Albet Einstein.

1 https://en.wikipedia.org/wiki/Fritjof_Capra, diakses pada tanggal 7 Mei 2018, pukul. 21.00 WIB Teori Kuantum yang digagas oleh Einstein mengajarkan Capra bahwa Fisika bukanlah berwujud partikel akan tetapi berkesinambungan seperti Gelombang. Dari hal tersebut Cpara menyimpulkan materi bersifat holistik dan integral.2

Ketertarikan Capra tidak cukup sampai disana, Capra juga mempelajari pemikiran Mistisisme Timur. Diantaranya George Bateson, Phiroz Mehta memberikan pemikiran mistik dan pelajaran kehidupan Taoism dari T’ai Chi Guru Liu Hsiu Ch’I serta Indira Gandi. Pemikirannya tentang keseimbangan dan keselarasan terpengaruh oleh pola pikir Yin dan Yang dalam Filsafat Tao. Yin- Yang secara harfiah berarti Negatif dan Positif. Yin sebgai simbol negatif, pasif, gelap, dingin, perempuan. Sedangkan Yang merupakan gambaran positif, aktif, terang, panas, dan laki-laki. Secara sekilas baik Yin maupun Yang memiliki makna yang berlawanan, namun sejatinya perbedaan yang nampak tersebut merupakan bentuk keseimbangan dan keselarasan dalam hidup yang saling melengkapi.3

Jika meminilik pada dasawarsa pertama kehidupan seorang Fritjof Capra, dibagi dalam tiga periode yakni dasawarsa empat puluhan, lima puluhan dan enam puluhan. Tahun empat puluhan masa kanak-kanak Fritjof Capra yang digambarkan sebagai anak-anak pada umumnya yang masih suka dengan permainan dan ketertarikan atas apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahun lima puluhan, penggambaran kehidupan tahun lima puluhann ini dituangkan Capra dengan snagat jelas dalam Film James Dean. Dalam film ini ada dua genarsi yakni generasi James Dean dan generasi Tua yang pada dasarnya memiliki keyakinan yang sama terhadap kemajuan Teknologi dan ilmu pengetahuan.

Barulah Tahun 60-an ini sebagai masa yang sangat mempengaruhi sosok Capra Dewasa. Pada Era 1960-an muncul dua gerakan ekspansi kesadran. Satu kearah jenis spiritualitas baru yang kaitanya dengan tradisi mistik Timur yang dalam ilmu psikologi dikenal dengan sebutan kesadaran transpersonal. Gerakan

2 Siti Fatimah, 2012,“ Epistemologi Tranformatif Fritjof Capra”,Cirebon: Nurjati Press, hlm. 5-14 3 Muhammad, Taufik, 2011,Konsep Teologi dan Humanisme dalam Filsafat Cina,ISSN 1412-5188, volume. 10,No. 1, Juli 2011. Diakses dari https://scholar.google.co.id/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+tentang+konsep+yin+dan+y ang+dalam+filsafat+china&btnG. (Pada Tanggal 7 Juni 2018, pukul 22.00 WIB) ini dampak atas kehidupan Barat yang materialistik dan sekuler. Satu lagi kearah perluasan kesadaran sosial, yang dipicu atas perlawanan terhadap otoritas. Seperti adanya tuntutan hak sipil warga Amerika, dimana warga kulit hitam untuk disertakan dalam proses politik, gerakan wanita yang memeprtanyakan otoritas patriarkal, dll. Yang dalam hal dewasa ini pemenuhan atas adanya HAM, yang mana hak-hak kemanusiaan tersebut diakui secara menduania yang disahkan dalam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Termasuk didalamnya Amerika Serikat sebagai negara adidaya. 4

Tiga dasawarsa kehidupan awal Capra memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pola pikir dan pengembangan kebijakan yang diambil oleh seorang Fritjof Capra. Sehingga pada tahun 70-an ia tidak hanya berbicara mengenai teori yang digagasnya namun mewujudkanya dalam bentuk wadah nyata yakni pendirian Center for Ecoliteracy, juga mendirikan Linier Accelerator Center di Universitas Stanford.

Perjalanan hidup Capra tidak selalu berjalan mulus, Capra yang saat ini tinggal di Berkeley bersama istrinya Elizabeth dan Putrinya Juliette merupakan sudah menjadi sosok pemikir yang digandrungi banyak orang, mengisi talk show, seminar, riset dan memberikan kuliah diberbagai negara sempat mengalami kesulitan finansial. Akan tetapi hal ini dapat ia lalui melalui hasil karya-karyanya, Capra menemukan hal lain yang jauh lebih dari kesulitan – keuslitan yang dihadapi membawanya pada kesadaran akan kebahagian sejati yang bukan hanya sekedar kebahagiaan jasmani atau material saja melainkan kebahagiaan sejati itu adalah kedamaian hati, kedamaian batin, kedamaian spiritual.

2. Karya-Karya dan Pemikiran Karya- karya Fritjof Capra, antara lain : a. The Tao Of Physics (1975) b. The Turning Point: Science, Society, and the Rising Culture (1982) c. Uncommon Wisdom (1988) d. The Web Of Life (1997)

4 Siti Fatimah, 2012,“ Epistemologi Tranformatif Fritjof Capra”,Cirebon: Nurjati Press, hlm. 5-14 e. The Hidden Connections: A Science for Sustainable Living (2004) f. Green Politics, with Charlene Spretnak (1984) g. The Science of Leonardo : Inside the Mind of the Great Genius of the Renaissance (2007) h. Belonging to the univers i. Steering Business Toward Sustainability j. Dll Pemikiran Fritjof Capra a. Realitas Fisik (The Tao Of Physics)

Buku realitas fisik (The tao of Physics ) terbit pada tahun 1970an,dengan subjudul yang sangan kontroversial, menyikap kesejajaran fisika modern dan mistisisme timur (An exploration of the parallels between modern physics and eastern mysticism). Kehidupan Capra banyak mengalami perubahan sejak buku (The Tao of Physic) diterbitkan. Kehidupan Capra yang sempat mengalami kesulitan finansial dapat diatasi setelah buku yang ditulisnya ini menjadi buku the best seller dan mampu memikat pemikiran dan ketertarikan warga dunia.

The Tao of Physic pula yang menghantarkan Capra dari seorang fisikawan menjadi seorang Peneliti sistem. Pemikiran yang Capra miliki tidak lepas dari sosok yang Capra kagumi yakni Heisenberg, Capra banyak mempelajari masalah Fisika dan Mistisisme Timur serta Pengalaman spiritual yang Capra melihat gulungan ombak di pantai, irama nafasnya juga sinar matahari yang kesemuanya dirasakan saling mengikat membentuk tarian kosmik. Capra menyadari bahwa segala yang ada disekitarnya itu, batuan, air, tanah dan udara tersusun atas molekul-molekul dan atom-atom yang bergetar, yang terdiri dari partikel-partikel yang beriteraksi satu-sama lain.

pengalaman-pengalaman itu selalu muncul dan dirasakannya setiap kali Capra memandang Pantai. Capra melihat banyaknya ketimpangan dalam budaya, pikiran, perasaan, nilai dan sikap, serta struktur sosial maupun politik yang terjadi. Ketimpangan ini dilihatnya dapat diluksikan oleh istilah Yin dan Yang. Yang merupakan penggambaran atas nilai-nilai yang sudah konsisten dna kuat terbangun serta nilai maskulin, sedangkan Yin penggambaran atas nilai feminin.5

Dalam kesimpulan bukunya yang menghebohkan itu,capra menyatakan bahwa dunia dapat dilihat dari 2 sudut pandang yang organistik dan yang mekanik. Menuruynya , pandangan organistik diajukan oleh paramistikus timur, sedangkan pandangan mekanisyik diajukan oleh ilmuwan barat.

Pandangan ilmuwan barat itu sangat dipengaruhi oleh mekanika klasik Newton. Kedua pandangan itu tampaknya bertolak belakang. Namun, Capra berargumen bahwa kedua pandangan itu sama dibutuhkannya oleh manusia dalam kesehariannya, keduanya sebenarnya saling melengkapi. Dalam buku ini, Capra berusaha meyakinkan pembacanya akan adanya kesejajaran antara pandangan kuantum dan pandangan mistikus yang sama-sama diidentifikasi oleh keduanya, fisika baru dan mistisisme lama. Fritjof Capra menulis :

The purpose of this book is to explore this relationship between consepts of modern physics and the basic ideals in the philosopial and religious tradition of the far east. We shall see how the two foundations of twentieth -century physics -quantum theory and relativity theory both force to see the world very much in the way a Hindu, budhist of taosit sees it, an how this similarity strengthens when we look at the recent attempts yo combine these two theories on order to describe the phenomena of the submicroscopic world. The properties and interaction of the subatomic g bs particles of which all matter is made. here the parallels between modern physics and eastern mysticism are most striking, and we shall often encounter statements where it is almost imposible to say whether they have been made by physicits or by eastern mysticism6.

Pertama - tama capra memulai pembahasan mengenai kesatuan semua benda. Kedua adalah tentang ketidakduaan realitas. Ketiga mengenai kesetaraan antara ruang dan waktu. ke empat adalah fundamentalnya

5 Siti Fatimah, 2012,“ Epistemologi Tranformatif Fritjof Capra”,Cirebon: Nurjati Press, hlm.20-21 6 Fritjof Capra, 1976, The Tao of Physics, : Flaminggo, hlm. 17 perubahan di dalam alam dunia. kelima adalah kehampaan yang penuh.keenam adalah mengenai adanya tarian semesta antara hidup dan mati. ketujuh adalah meluasnya simetri sebagai misteri jagad raya. kedelapan adalah tentang adanya pola pada semua perubahan,dan yang kesembilan adalah inteepretasi. Sebagai kesimpulannya, dalam buku ini capra menganggap bahwa pandangam fisika kuantum relrivistik tentang realitas pada dasarnya bersifat organis, sejajar dengan pandangan mistik monoteistik timur yang juga memandang realitas terdasar bersifat organis.

Capra mempertanyakan apakah hal itu artinya para Fisikawan harus meninggalkan metode ilmiah dan mulai bermeditasi? Ataukah saling pengaruh antara keduanya? Atau bahkan sintesis antara keduanya? Menurut Capra anatra sains dan mistik tidka bertentangan stau sama lainnya. Keduanya merupakan manifestasi pikiran mansuia yang saling melengkapi yakni yang rasional dna yang intuitif. Sains tidak membutuhkan mistik, mistik tidak membutuhkan sains, tapi manusia membutuhkan keduanya. Inilah pemikiran fundamnetal yang Capra sampaikan dalam buu The Tao Of Physics.

Sains dan mistik memiliki pandangan fundamental yang sama tentang realitas, yakni realitas Organis. Oleh karena itu menurut Capra secara praktis perlu adanya perubahan cara pandang secara Fundamnetal yang dilakukan masyarakat zaman modern ini, dari cara pandang yang mekanistik dalam pembentukan struktur sosial-ekonomi menjadi pemikiran yang holistik- ekologis.

Capra melukiskan Yin dan Yang juga sebagai bentuk pola perilaku masayarakat Barat dan Mistik Timur. Sikap-sikap Yin menggambarkan Mistik Timur sedangkan Yang menggambarkan sikap-sikap dari Sains Barat. Maka revolusi Budaya yang Capra bicarakan dapat diambil dari perpaduan antara sains Barat dan mistik timur, sebagaimana bentuk keseimbangan yang tergambar dalam konsep Yin dan Yang. b. Titik balik peradaban (the turning point)

The turning point berbicara tentang bagaimana revolusi budaya maupaun revolusi dalam bidang lainnya. Seperti perubahan paradigma, maupun nilai- nilai masyarakat. Dalam karyanya ini Capra menjelaskan krisis yang sedang di hadapi merupakan bentuk krisis persepsi. Cara pandang yang memandnag alam sebagai objek menjadikan manusia sebagai penguasa dan yang memiliki hak penuh atas objek tersebut. Hal ini tentunya memiliki dampak yang besar dalam kehidupan.

Buku Titik balik peradaban (the turning point) ditulis dengan berbagai gerakan pembaharuan di berbagai bidang budaya dan sains. Capra terkejut bahwa di luar bidang studinya yaitu fisika, bidang-bidang lain juga memahami pergeseran pandangan dari pandangan yang mekanistik kepada pandangan yang sistemik. Model baku dari pandangan sistemik itu ada pada biologi , dan kali ini Capra mengambil model bagi sistemnya adalah ekosistem sebagai himpunan berbagai spesies organisme yang saling hidup bergantungan satu sama lainnya. Capra menulis :

It is now becoming apparent that overemphasis on the scienthic mwthod an on rational, analitic thingking has led to attitudes that are profoundly antieecological. In truth , the understanding of ecosysten in hindered by the very nature of the rational mind. Rational thingking is linier ,whereas ecological awareness arises from an intuition on linear system . On of the most difficult things for people in our culture to understand is the fact that if you do something that is good , then more of the same will not necessarily be better. This, to me, is the essence of exological thingking. Ecosystem sustain themeselver in a dynamic balance cases on cycles and fluktuations, which are non linear processes. Linear enterprises , such as identifinie economic and technological growth or to give more specific example ,the storage of radioactive waste over enormous time spans will necessarily interfere with the natural balance and sooner or later , will cause severe damage.7

Itulah sebabnya dalam buku titik bakik peradaban (the turning point), Capra meninggalkan fisika kuantum dan psikologi mistis, dan buah titik

7Fritjof Capra, 1982, The Turning Point: Science, Society, and The Rising Culture Great Britain: Wildwood House,hlm. 2-5 ekstrem dalam pengalaman manusia. Ia terjun ke dalam dunia kehidupan manusia sehari-hari. Walaupun begitu, ia tetap mengambil esensi fisika - kuantum -relatifistik dan mistisisme timur, yaitu wawasan organismik. Dalam bukunya ini Capra merambah ke ilmu-ilmu biologi,kedokteran, psikologi ,dan ekonomi serta menemukan bahwa disiplin-disiplin itu juga sedang berada dalam revolusi pragmatik ,dari yang mekanistik menuju apa yang disebut sistemik.

Semua sistem yang hidup terjalin satu sama lain membentuk hierarki sistemik yang semakin lama semakin kompleks. Mungkin, sistem hidup yang terbesar adalah kesatuan lingkungan hidup antara bisofer dan geosfer, yang oleh James Lovelock sebagai Gaia. Dalam pandangan sistemik ini, tidak ada revolusi organisme yang berdiri sendiri, yang ada adalah ko-evolusi anatar organisme dan sistem-sistem hidup yang melingkunginya dan yang dilingkunginya.

Capra melihat, kebudayaan manusia merupakan produk swa-organisasi Gaia yang memiliki karakteristik swa-organisasi. Apabila swa-organisasi planet bumi dilihat sebagai bagian dari swa-organisasi kosmos, maka Tuhan tidak lain dari “dinamika swa-organisasi dari keseluruhan kosmos”. Bagi Capra, Tuhan bagi jagat raya itu bagaikan pikiran atau mentari bagi orgnaisme. Itulah sebabnya, ia setuju dengan Pierre teilhard de Chardin yang menganggap Tuhan sebagai “dinamika universal dari swa-organisasi”.

Melihat pendapat tersebut, pandangan Capra tentang agama tidka lagi independensi, tetapi beralih menjadi dialog. Ia menganggap jagad raya itu hidup, dan esensi kehidupan adalah swa-organisasi, dan swa-organisasi universal diidentitifikasi dengan Tuhan. Oleh karena itu, anatar agama dan sains modern tidak lagi terjadi konflik seperti para Era Cartesian-Newtonian, ataupun independen seperti pada era Pasca-Newtonian awal yang bermodelkan fisika kuantum-relativistik. Kini, antara keduanya dapat terjadi hubungan dialogis, karena sekurang-kurangnya sains modern, menurut pandangan baru Capra, mengakui swa-organisasi sebagai imanensi Tuhan.

Dalam buku the turning point Capra juga menjelaskan bahwa ilmu kedokteran bergerak menuju pandnagan holistik dengan melihat kesatuan jiwa- raga dan budaya, begitu juga psikologi. Sedang dalam bidang ekonomi terdapat eksadraan lingkungan, melengkapi kesadaran individualistik ekonomi kapitalis dan kesadaran kolektif ekonomi sosialis. Kesadaran individulaistik kapitalis yakni, individu atau personal memiliki peranan dan kausa yang penting selama individu tersbeut memilihi saham atau modal yang besar (komunis), kesadaran individualis kapitalis ini terbentuk dalam sistem keonomi kpaitalis dan kesadaran kolektif ekonomi sosialis adalah kesadaran bahwa masayarakat sebagai komponen yang nyata (kolektif) dimana dalam kesadaran ini ada pada sistem ekonomi sosialis yang mana pemerintahan memiliki peranan penuh didalmnya.8

Tesis dasar buku kedua yang ditulis Capra ini adalah bahwa semua itu merupakan berbagai sisi dari satu krisis yang sama, dan bahwa krisis tersebut secara esensial adalah krisis persepsi. Seperti krisis yang pernah terjadi dalam fisika selama tahun 20-an, krisis persepsi muncul dari kenyataan bahwa masyarakat dunai berusaha menerapkan konsep-konsep pandangan dunia yang telah usang dan diterapkan kepada realitas yang memang sudah tidak dapat lagi dipahami dalam terma konsep-konsep ini. Sekarang masyarakat dunia hidup dalam dunia yang saling berhubungan secara global, dimana fenomena- fenomena biologis, fisik, sosial maupun lingkungan saling ketergantungan. Untuk menjelaskan kompleksitas realitas dunia secara memadai diperlukan sebuah perspektif ekologis yang tidak ditemukan dalam pandangan dunia Cartesian-Newtonian.

Pembahasan tentang paradigma terbagi menjadi empat kelompok. Bagian pertama, perkenalan terhadap tema-tema pokok buku ini. Bagian kedua, menyajikan perkembangan historis pandangan dunia Cartesian-Newtonian serta perubahan darmatis konsep-konsep dasar dalam fisika modern. Bagian ketiga, menguraikan pengaruh pokok pemikiran Cartesian-Newtonian dalam biologi, kedokteran, psikologi dan ekonomi, serta mengajukan berbagai kritik terhadap paradigma meknaistik yang ada pada bidang-bidang tersebut. Capra menjelaskan secara khusus bagaimana keterbatasan pandangan Cartesian

8 https://www.academia.edu/9285795/kapitalisme_BAB_I_PENDAHULUAN, diunduh pada hari selasa, tanggal 25 tahun 2018, pukul. 22.00 Wib beserta nilai yang mendasarinya telah mempengaruhi kesehatan individu maupun sosial dewasa ini.

Kritik tersebut dibahas dalam bab empat buku ini, dengan pembahasan mendetail seputar visi realitas baru. Visi baru ini mencakup pandangan sistem yang sedang bangkit tentang kehidupan, jiwa, kesadaran, evolusi; pendekatan holistik yang slaing terkait dalam kesehatan dan pengobatan, pemanduan terhadap pendekatan Timur dan Barat, terhadap psikologi dna psikoterapi. Pada bagian berikutnya dibahas sebuah kerangka kerja konseptual baru dalam ekonomi dan teknologi.sebuah kerangka kerja konseptual yang mengandung perspektif ekologis dan feminis yang bersifat spiritual dalam hakikat ultimitnya, yang akan membimbing kepada perubahan mendasar bagi struktur budaya dan politik.9

Demikian Capra menuangkan gagasan tentang titik balik, sebuah dinamika yang mendasari problem-problem utama zaman kini, -HIV, kriminalitas, perlombaan senjata nuklir, polusi, inflaksi, krisis energi-adalah sat dan sama. Semuanya merupakan residu peradaban yang tidak tereduksi oleh sistem zaman yang dikenal dengan modernisme. Kondisi ini sekarang sudah sampai pada puncak perubahan yang dramatis dan penuh resiko. Sebuah titik balik bagi keseluruhan planet, disaat seluruh perangkat peradaban lama sudah menjadi usang dan tidak dapat lagi menggerakan roda sejarah, maka kini perlu visi baru tentang realitas. Sebuah visi yang akan memungkinkan munculnya daya yang mampu mnetransmisikan dunia ini kedlaam sebuah lairan yang padu, menjaid gerakan positif bagi perusahaan sosial. Dalam buku ini Capra menyajikan sebuah paradigma yang holistik tentang sains dan spiritualitas. Capra memadukan antara pemikiran empiris dan rasionali dengan pemikiran intuitif.

c. Jaringan Kehidupan (The Web Of Life)

The Web of Life pertama kali diterbitkan pada tahun 1996. Capra menjelaskan teori sistem-sistem kehidupan yang memberikan suatu kerangka konseptual bagi hubungan antara komunitas-komunitas ekologis dengan komunitas-komunitas manusia. Capra menyajikan penjelasan lanjutan dan

9 Fritjof Capra, 1982, The Turning Point: Science, Society, and The Rising Culture Great Britain: Wildwood House,hlm. 8-10 pengembangan tentang “pandangan hidup sistem” dari buku Capra sebelumnya yaitu the turning point. Capra menyajikan suatu tinjauan terbaru atas ekologi dan hubungannya dengan berbagai disiplin filsafat. Bahasan ini disajikan pada awal buku ini. Capra menjelaskan satu paradigma yang lebih umum dalam suatu sistem kompleks. Dalam mencurahkan gagasan tersebut Capra tampak total sehingga terlihat meninggalkan dimensi teologisnya.

Dalam terminologi kaum futuris, peradaban industri sedang runtuh, dan digantikan oleh peradaban informasi dengan jaringan komputer sebagai sarana teknologi yang mendominasi peradaban manusia. Bagi Capra, jaringan komputer itu sendiri adalah manifestasi dari sistem hidup yang berswa- organisasi. Teknologi ini memungkinkan orang melakukan simulasi sistem- sistem hidup, bahkan membangun sistem-sistem hidup baru, berupa kehidupan dan kecerdasan buatan manusia, meniru sistem-sistem hidup yang alami ciptaan Tuhan.10

Dengan munculnya makhluk-makhluk hidup pasca biologis yang virtual tersebut, manusia memasuki suatu era baru dimana manusia harus mendefinisikan ulang kehidupan menjadi lebih luas. Teori kompleksitas ini, sebagai salah satu ilmu yang membicarakan tentang pendefinisian ulang akan kehidupan. Teori kompleksitas memandang kehidupan sebagai suatu sistem sibernetika dengan dinamika non-linear. Contoh sistem yang terbuka paling sederhana yang jauh dari keseimbangan ialah struktur disipatif yakni sistem swa-Organisasi yang ditemukan oleh Ilya Prigogine, contoh lain yakni reaksi autokatalistik, sedangkan yang lebih kompleks yakni sistem autopuitik yang dibawa oleh Hamberto Maturana dan Fransisco Varela atau dikenal juga dengan sebutan Teori Santiago.11

Frithjof Capra sependapata dengan pemikiran Humberto Maturana dan Fransisco Varela dari Universitas Santiago ( sering dikenal dengan teori santiago) yang mneyatakan bahwa kehidupan pada dasarnya dalah sistem autopuitik, yang memproduksi dirinya sendiri. Capra juga beranggapan bahwa

10 Fritjof Capra, 1997,The Web Of Live : A New Sinthesis of Mind and Matter,London: Flaminggo, hlm. 143 11 Fritjof Capra, 1997,The Web Of Live : A New Sinthesis of Mind and Matter,London: Flaminggo, hlm. 135 ketiga dinamika swa-organisasi itulah yang menjadi landasan atas semua sistem hidup, termasuk sistem sosial budaya yang disebut dengan sistem autopitik sosial. Melalui tesisnya tersebut Capra menemukan bahwa kehidupan ini terbentuk oleh tiga kriteria dasar yakni pola, struktur dan proses. Sebagaimana pernyataanya :

“The Proces criterion completws the conceptual frame work of my sysntesis of the emerging theory of living system. The definitions of three criteria, pattern, system, and process. Are listed once more in the table below. All there criteria are totally indepndent.”12

Sistem kompleksitas hidup memiliki beberapa Ciri Swa-Organisasi yang mengikuti enam prinsip ekologi, antara lain:

1) Kesaling bergantungan (interdependency) 2) Kedaurulangan (cyclity) 3) Kemitraan (Partnership) 4) Keluwesan (flexibility) 5) Keanekaragaman (diversity) 6) Keberlangsungan (susainability).

d. Uncommon Wisdom Uncommon Wisdom pertama kali diterbitkan pada tahun 1998 dan disusun berdasarkan inspirasi yang didapatkan Fritjof Capra ketika melakukan dialog bersama para pemikir besar dari berbagai latar belakang keilmuwan yang berbeda, diantar tooh-tokoh tersebut misalnya E.F. Schumacher dan Hazel Henderson memeprkenalkan pembagian visi-visi Ekologi mereka tentang masa depan, Indira Gandhi memberikan kesadaran pada Capra atas saling keterhubungan global. Werner Heisenberg menjelaskan mengenai pengalaman pribadinya mengenai perubahan- perubahan konsep-konsep dan gagasan-gagasan dalam fisika, dan banyak lagi teman-teman yangberperan penting dlaam memebrikan ide dan inspirasi pada setiap gagasan Fritcof Capra. Keuletan Capra selama lima belas tahun terakhir memberikan Capra banyak pengetahuan dan pengalaman mengenai unsur-unsur utama dalam kehidupan yang disebut Capra sebagai Visi Baru. Capra dalam hal ini

12 Fritjof Capra, 1997,The Web Of Live : A New Sinthesis of Mind and Matter,London: Flaminggo, hlm.156

berperan sebagai mediator yang menunjukkan keterkaitan gagasan –gagasan para sahabatnya itu dan keterkaitan antara saintifik dna filosofis. Capar meletakkan jejak-jejak penting filsafat, sains, dan budaya melalui percakapan yang mendalam dengan sejumlah toko yang telah disebutkan diatas dalam Buku Uncommon Wisdom ini. Capra juga memberikan ulasan didalamnya agar siapapun dapat mempertajam, memperluas pandangan dunia tentang harmoni sosial, ekonomi, dan politik yang sangat memukau pada abad kini. Hingga kini, buku tersebut telah diterbitkan dalam 16 edisi dan dalam 12 bahasa. Dalam edisi Indonesia, buku tersebut diterbitkan pertama kali tahun 2002 oleh penerbit Bentang dengan judul “kearifan Tak Biasa: Percakapan dengan Orang-orang luar biasa”.

e. The Hidden Connection The Hidden Connections: A Science for Sustainable Living, Capra memperluas cakupan antara teori sistem dan teori kompleksitas ke ranah sosial dan bentuk nyata atas permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini seperti bioteknologi, problematika sistem ekonomi global dan teknologi berkelanjutan berbasis ekologi. Buku isi berupaya memadukan antara dimensi biologi, kognitif dan sosial yang Capra tulis dalam dua Bab. Bab Pertama berisis tentang ulasan Esensi dari Kehidupan, Pikiran dan Realitas. Sedang pada Bab Dua berisi tentang penerapan praktis atas kerangka teori yang telah dijelskan pada Bab sebelumnya. Buku The Hidden Connection ini merupakan tindak lanjut pneyempurnaan Capra atas pemikirannya mengenai sistem hidup, yakni adanya tambahan dimensi Makna. Dimensi makna ini baru ada ketika terjadi evolusi budaya pada manusia, dimensi makna ini sjetainya telah digunakan sejka masa Aristotelian yang mengacu pada dimensi moral. Keberadaan dimensi makna ini secara tidak langsung menjadikan Capra sebagai seorang Aristotelian meski hanya terbtas pada sistem hidup yang Capra sebut dengan sistem sosial budaya manusia. Perjalanan pemikiran Capra sangat Unik, pada awal karyanya the tao of Pysics Capra hanya mengenal dua kausa, yakni kausa efisien dan kausa material sebagai bentuk lain atas konsep Yin-Yang dalam filsafat China kuno yang ia geluti, the turning point menambahkan Swa- Organisasi yang merupakan pola atas semua sistem dan proses hidup . 13 Capra dalam buku The Hidden Connection menjelaskan bagaimana ketiga hubungan tadi dapat berevolusi dari dimensi biologis ( yakni jaringan fisika-kimia yang membentuk seluler biokimia dan membentuk identitas membran sel membentuk kemampuan kognitif, kesadaran reflektif, kesadaran sosial yang membangun identitas kultural, dan kesadaran rohani- kemenyatuan dengan alam.

13 Fritjof Capra, 2004, The Hidden Connection: Strategi Sistemik Melawan Kapitalisme Baru, Anandya Primanda Pent,.Jogyakarta: Jalasutra, hlm.83-85 Beberapa hal yang disinggung Capra dalam buku The Hidden Connection yakni mengenai kekuasaan, Produk Bioteknologi, manajemen kepemimpinan serta sifat dasariah yang dimiliki manusia. Dalam hal ini Capra sependapat dengan Hannah Arendt bahwa ada tiga sifat dasar yang dimiliki oleh manusia ykani sebagai homo activa, homo faber, dan animal labour.14 Adapun terhadap manajemen kepemimpinan, Capra menganalogikan organisasi sebagai sistem hidup, maka ketika organisasi itu merupakan sistem hidup, perlu diketahui bahwa harus ada transformasi yang dilakukan dari teori kompleksitas dan pandangan sistemik-ekologis terhadap manajemen kepemimpinan. 15 Tidak sampai disana, Capra juga menyinggung perihal relasi/koneksi. Capra menggambarkan bahwa antara jiwa/roh dan tubuh tidak terpisahkan sebagai satu kesatuan yang utuh, namun rupanya pandangan Capra tersebut melupakan bahwa pada saat tertentu Roh/Jiwa akan eksis sendiri lepas dari tubuh. Oleh karenanya Capra hanya membahas prinsip desain pada manusia, tidak menyinggung alam guna memberi dimensi transendensi manusia. Buku The Hidden Connection diterbitkan di Indonesia pada tahun 2004 oleh Penerbit Jalasutra dengan judul “ The Hidden Connection : Strategi Sistemik Melawan Kapitalisme Baru”.16

f. Green Politics Green Politics berisi tentang partai-partai Eropa yang mendukung gerakan yang berorientasi- Ekologis, serta salah satu gerakan yang dilakukan warga Jerman guna mengembalikan lagi kesadaran Ekologis yang saat itu semakin menipis. Gerakan kebangkitan warga Jerman tersebut dikenal dengan “Green Party” atau Partai Hijau.

g. Belonging to the Universe Buku yang berjudul lengkap Belonging to the Universe; Exploration to the Frontiers of Science and Spirituality merupakan karya pemikiran Capra, David Steindl-Rast dan Thomas Marus yang dilakukan di Esalen pada sebuah simposium tahun 1985. Secara ringkas isi buku tersebut antara lain : 1) Bidang paradigma baru dalam ilmu dan sains mengulas mengenai pergeseran dari bagian menuju keseluruhan, pergeseran dari struktur menuju proses, dari

14Fritjof Capra, 2004, The Hidden Connection: Strategi Sistemik Melawan Kapitalisme Baru, Anandya Primanda Pent,.Jogyakarta: Jalasutra, hlm. xiv 15 Fritjof Capra, 2004, The Hidden Connection: Strategi Sistemik Melawan Kapitalisme Baru, Anandya Primanda Pent,.Jogyakarta: Jalasutra, hlm.111-134 16 Fritjof Capra, 2004, The Hidden Connection: Strategi Sistemik Melawan Kapitalisme Baru, Anandya Primanda Pent,.Jogyakarta: Jalasutra, hlm.XIX-XX ilmu pengetahuan objektif menuju ilmu pengetahuan sistemik, pergeseran metafora pengetahuan dari bangunan menjadi jaringan. 2) Bidang Teologi mengulas mengenai pergeseran dari Tuhan sebagai pembawa kebenaran menjadi realitas sebagai penyiingkapan diri Tuhan, pergeseran dari wahyu sebagai kebenaran abadi kepada wahyu sebagai manifestasi historis, dari teologi sebagai ilmu objektif kepada teologi sebagai proses mengetahui, pergeseran metafora pengetahuan drai bangunan kepada jaringan, pergeseran fokus dari pernyataan-pernyataan teologis kepada misteri-misteri ilahi.

3. Sejarah dan Latar Belakang Pemikiran Frtjof Capra Capra merupakan seorang Fisikawan juga ilmuwan yang sangat tertarik terhadap dunia bilogi khususnya dalam memeprhatikan keseimbangan sistem ekologi. Oleh karenanya penulis memilih dua topik tersebut. Selain itu, Fisika maupun Biologi adalah dua bidang keilmuwan yang sama-sama menjadi cikal bakal dan ciri kemajuan sains modern.

Perkembangan Fisika yang revolusioner juga membawa pada pergeseran paradigma Cartesian-Newtonian. Fisika Klasik merupakan bentuk dari pendekatan yang rasional, pandnagan pemikiran ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pergerakan ilmu pengetahuan. Dasar pemikiran fisika klasik dapat dirujuk dari beberapa tokoh pemikir pada masa itu, diantaranya Descartes, Newton dan Bacon. Sumbangsih mereka dalam perkembangan ilmu penegtahuan membawa kemajuan seperti pada ilmu psikologi dan sosiologi. Secara umum pemikiran fisika klasik ini disbeut dengan paradigma mekanistik.17

Dalam pandangan mekanistik realitas hanya dipahami melalui bagiaan- bagiannya saja, dengan demikian maka juga akan dapat memahami keseluruhanya atau dapat diartika melalui bagian-bagianya kita dapat menyimpulkanya sebagai keseluruhan atas realiatas. Descartes menyumbang pemikiran tentang dualisme, bagi Descart, pikiran merupakan pusat (res cogitans ) dan Bumi sebagai res extensa. Dalam hal ini pikiran digambarkan sebagai subjek yang berkuasa sedangkan Bumi merupakan objek yang

17http://www.fritjofcapra,net diakses pada tanggal 18 Juni 2018, pukul. 23.00 dikuasai, pemusatan pikiran sebagai subjek yang berkuasa penuh menimbulkan hubungan yang relasional dianatar keduanya. Sehingga Descartes menyatakan bahwa dunia materi merupakan mesin raksasa, yang tidak memiliki nilai dan hanya bekerja sesuai dengan hukum-hukum mekanik. 18

Pemikiran mekanik yang digagas oleh Descartes ini kemudian diteruskan oleh Newton. Issac Newton berusaha mensintesiskan antara pemikiran Descartes dan Bacon. Bacon memberikan penekanan ilmu sebagai ilmu yang empiris kuantitatif yang harus berlandaskan pada proses penelitian-penelitian empiris. Newton menuliskan pemikiranya dalam buku yang berjudul Principia. Dalam pandangan mekanistis Newton semua dunia fisis direduksi menjad semua gerak partikel benda yang disebabkan oleh gaya tarik-menarik dari kekuatan gravitasi. Pengaruh kekuatan ini pada parikel atau benda digambarkan secara matematis dengan persamaan hukum gerak Newton yang kemudian menjadi dasar hukum mekanika klasik.19

Newton berpandangan bahwa Tuhan mula-mula menciptakan partikel – patikel benda, kekuatan antar partikel dan hukum gerak dasar. Dengan demikian semesta bergerak seperti mesin yang berlandas pada hukum-hukum yang kekal, yang dikenal dengan pandangan Desime yang menyatakan Tuhan hanya membuat dunia pada permulaanya saja dan setelh itu memebiarkan hukum-hukum itu bergerak sendiri. Pandangan dunia klasik ini kemduian merambah pada pandangan ilmiah diluarnya, sehingga hampir semua paradigma ilmu berdasar pada paradigma meknaistik Newtonian. Paradima ini juga yang melandasi kehidupan manusia modern. Disebutkan bahwa pandangan modern yang seperti itu akan menimbulkan berbagai krisis, seperti krisis ekologi, dan masalah humanisme lainnya.20

18 Joko Siswanto, 1998, sistem-sistem metafisika barat dari aristoteles sampai derrida, yogyakarta: pustaka pelajar, hlm. 21 19 Linda Smith dan William Raeper, 2004, ide-ide Filsafat dan Agama, dulu dan sekarang, Yogyakarta: Kanisius, hlm. 183 20 Rizal Efendi,2009, Hubungan antara Sains dan Agama dalam pemikiran Fritjof Capra, hlm. 33-36 diakses dari https://www.academia.edu/6220250/Hubungan_Antara_Sains_Dan_Agama_Dalam_Pemikiran_Fr itjof_Capra_Jurusan_Perbandingan_Agama_Fakultas_Ushuluddin_Universitas_Islam_Negeri_Sun an_Kalijaga_Yogyakarta_2009 pada tanggal 19 Juni 2018, pukul 22.00 Biologi sendiri adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang organisme. Konsep pemikiran yang digagas oleh Capra tidak lain mengajak kepada proses pemahaman dan kesadaran akan pentingnya keseimbangan semua makhluk hidup. Dalam mencapai keselarasana tersebut maka perlu adanya kesadaran terhadap Lingkungan sekitar. Biologi sebagai Cabang ilmu tentang organisme menjadi dasar pemahaman atas itu. Dalam proses perkembanganya lahirlah cabang ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dna lingkunganya yang disebut dengan ekologi.21

Kritik CAPRA terhadap Fisika Klasik

Fritjof Capra dalam bukunya The turning point (1982), mematakan pergeseran pandangan dan sistem nilai di Barat. Berikut ini adalah rangkaian perjalanan sejarahbagaimana fisiska mengalami perombakan dan evolusi yang snagat revolusioner tersebut.

Sebelun tahun 1500 pandangan yang berkembang di dunia Eropa didominasi oleh pandangan organik. Manusia merupakan bagian kecil, menempati sekup yang kecil yang koheisf dan menghayati secara betul hubungan organik yang terjadi, yang ditandai dengan adanya interdepedensi anatra fenomena spiritual dan material, serta diutamakannya kepentingan komunitas, golongan atau kelompok diatas kepentingan individual. Pandangan ini di bangun dibawah dua otoritas penguasa kala itu yakni kubu Aristoteles dan Gereja. Kala itu ortodoksi dan kekuasaan Gereja masih sangat mendominasi dna membatasi setiap perilaku dan tindkaan manusia.22

Abad ke-3 munculah Thomas Aquinas yang kemudian menggabungkan antara pemahaman komprehensif tentang alam Aristoteles dan konsep teologi dan etika Kristen. Karyayang terpentingnya yakni, summa contra Gentiles, yang dibahas pertama adalah mengenai kebijaksanaan dan eksistensi Tuhan. Thomas Aquimas mengemas pemaparan tentang bagaimana keeksistensian Tuhan serta kehendak yang dimilikinya dengan beberapa argumen yang pada

21 Dwidjoseputro, 1994,Ekologi Manusia dengan Lingkungannya,Jakarta: Erlangga, Cet.1 hlm. 1 22 Abu Bakar A. Bagader, 1996, Islam dalam perspektif Sosiologi Agama, Yogayakarta: Titian Ilahi Press, hm. 2-3 masanya itu sangat monumental dan berani, sehingga gagasan yang dibangun oleh Thomas Aquinas ini menjadi kerangka konseptual yang fenomena dan tak terbantahkan sepanjang abad pertengahan. Dengan demikian perkembangan ilmu penegtahuan dan Agama beriringan, dimana para ilmuan terus menggalih pengetahuan dan mencari tujuan dibalik pertanyaan –pertanyaan yang bergubungan dengan Tuhan, jiwa dan etika sebagai yang paling bernilai.23

Pada kurun waktu 1500 sampai dengan 1700-an, terjadi pergeseran paradigma secara luar biasa. Konsep pandangan yang kala itu maish organik dan spiritual, beralih menjadi pandangan dominasi atas dunia, memandang dunia sebagai mesin. Paradigma ini mendominasi peradaban manusia hingga tiga abad. Hal ini terjadi oleh karena penemuan yang dilakukan oleh beberapa tokoh terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu fisiska dan astronomi, seperti Galileo (1564-1642) pendiri sains modern terbesar selain Newton. Dia adalah tokoh penting dalam bidang astronomi khususnya mengenai ilmu dinamika.

Galileo pula yang mengasumsikan mengenai teori heliosentris. Akan tetapi pengethauanya tentang benda langi dan teleskopnya itu kemudian ditolak dan dijadikan inkuisi.24 Copernicus adalah seorang pendeta ortodoks ang halus budi bahasa dan tutur katanya. Tetapi dia banyak menghabiskan waktunya untuk melakukan penelitian, dan dia menemukan bahwa bumi mengalamai gerakan ganda dimana matahari berkedudukan sebagai pusat tatasurya. Bumi selain melakukan rotasi terhadap porosnya juga melkaukan revolusi mengelilingi matahari setiap tahunnya.25 dan Newton sebagai titik puncaknya.

Ilmu pengetahuan pada abad 17 dilandasi metode pencarian baru , dengan tokoh utama Francis Bacon dan Rene Descrates. Metode baru ini melibatkan penggunaan matematika dalam pemberian deskripsi alam, dan metode penalaran analitis. Karena perubahan evolusionwr ini, abad ke 16 dan 17 zering disebut sebagai zaman revolusi ilmu pengetahuan. Rene Descartes sebagai

23 Betrand Russell, 2007, Sejarah Filsafat Barat, Sigit Jatmiko, dkk (pent.), Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hlm. 598-603 24 Betrand Russell, 2007, Sejarah Filsafat Barat, Sigit Jatmiko, dkk (pent.), Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hlm. 699-703 25 Betrand Russell, 2007, Sejarah Filsafat Barat, Sigit Jatmiko, dkk (pent.), Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hlm. 692-693 bapak Filsafat, Descartes berpendapat bahwa keraguan-keraguan (kesangsian) adalah tahap pertama bagi pengetahuan. Descartes menyebutkan keraguan itu sebagai keraguan metodis universal. Maksudnya bahwa tidak ada batas atau sampai keraguan itu yang membatasi. Disebut metodis karena keraguan itu merupakan cara yang digunakan oleh penalaran reflektif – filosofis sebagai suatu cara untuk mencapai kebenaran, disebut keraguan bukan dalam arti kebingungan yang berkepanjangan, tetapi sebagai suatu usaha mempertanyakan yang dilakukan oleh akal-budi.26

Descartes menjelaskan Cogito atau aku berfikir, sebagai kepastian pertama, merupakan hasil penglihatan terang dan jelas yang merupakan kriterium untuk kebenaran pengetahuan. Keraguan masih tetap mungkin karena kriterium ini hanya berlaku bila Tuhan ada serta kodrat kebenarannya telah pasti. Maka pernyatana Cogito ergo sum berrati bahwa eksistensi yang berfikir lebih penting dari apa pun. Realitas manusia tergantung pada proses berfikirnya. Cogito ergo sum juga menunjukkan bahwa kesadaran dan kehadiran adalah dua hal tak terpisahkan.27

Descartes memandang manusia sebagai makhluk dualitas. Manusia terdiri dari dua substansi: jiwa dan tubuh. Jiwa adalah pemikiran dan tubuh adalah keluasan. Sebenarnya, tubuh tidak lain dari suatu mesin yang dijalankan oleh jiwa. Karena setiap substansi yang satu sama sekali terpisah dari substansi yang lain, sudah nyata bahwa Descartes menganut suatu dualisme tentang manusia. Itulah sebabnya, Descartes mempunyai banyak kesulitan untuk mengartikan pengaruh tubuh atas jiwa dan sebaliknya, pengaruh jiwa atas tubuh. Satu kali ia mengatakan bahwa kontak antara tubuh dan jiwa berlangsung dalam grandula pinealis ( sebuah kelenjar kecil yang letaknya di bawah otak kecil). Akan tetapi, akhirnya pemecahn ini tidak memadai bagi Descartes sendiri.

Abad ke 17 diwarnai oleh pencapaian gemilang Newton dalam ilmu fisika. Newton menemukan suatu metode yang sama sekali baru , yang dikenal sebagagai kalkulus diferensial, untuk mendeskripsikan gerak benda padat. Ini

26Linda Smith dan William Raeper, 2004, ide-ide Filsafat dan Agama, dulu dan sekarang, Yogyakarta: Kanisius, hlm.30-32 27 Joko Siswanto, 1998, Sistem-sistem metafisika Barat dari Aristoteles sampai Derrida, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 21-28 adalah metode yang melompat jauh dari teknik-teknik matematika pda masa Galileo dan Descrates. Newton meggunakan metode matematika untuk merumuskan hukum - hukum tentang gerak untuk semua benda yang dipengaruhi oleh daya gravitasi.28

Abad ke 18-19, para fisikawan mempunyai pemahaman mengenai ruang absolut dan waktu absolut yang menunjuk kembali ke orang-orang Yuni Kuno. Pengertian-pengertian seperti itu memebntuk pemahaman kita mengenai dunia, sehingga sulit untuk memmahami kenyatan yang berlangsungd engan cara yang berbeda. selama tiga ratus tahun penelitian dilakukan oleh para ilmuwan untuk meletakkan beberapa dasars ebagai berikut : Johannes Kepler (1571- 1630) menunjukkan bahwa planet-planet bergerak dalam orbit eliptis, bukan dalam lingkaran. Nicolas Copernicus (1473-1543) mengusulkan bahwa bumi mengitari matahari, bukan sebaliknya. Galileo galilei (1564-1642) menunjukkan bahwa objek-objek jatuh ke tanah pada kecepatan yang sama tanpa memeprhitungkan berat.

Tokoh-tokoh diatas mengamati, sedangkan Newton (1642-1727) menghitung. Principia memebrikan bentuk matematis untuk daya gravitsai. Akhirnya gerakan-gerakan dilangit dapat diperhitungkan. Hal inilah yang menjadikan teori mekanika Newton lebih penting serta memperlihatkan bahwa aplikasi mekanika Newton menunjukknan keberhasilan yang luar biasa. Hukun - hukum Newton dapat diaplikasikan secara universal, bahkan sahih untuk menjelaskan gerak benda- benda dalam tata surya sehingga menegaskan pandangan Cartesian tentang semesta.29

Newton mengintroduksikan kombinasi yang tepat antara metode induktif empiris (bacon)30 dan metode rasional (descrates). Dalam karyanya, principia dan sebaliknya dedukasi tanpa eksperimen tidak akan menghasilkan teori yang bisa diandalkan. Pada akhir abad ke 19 memperlihatkan bahwa aplikasi mekanika Newton sebagai teori fundamental yang dapat menjelaskan

28 Nina W Syam, 2013, Filsafat sebagai akar ilmu komunikasi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, hlm. 99-100 29 Linda Smith dan William Raeper, 2005, Ide-Ide Filsafat dan Agama, dulu dan sekarang, Yogyakarta : Kanisius, hlm. 183 30 Betrand Russell, 2007, Sejarah Filsafat Barat, Sigit Jatmiko, dkk (pent.), Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hlm. 713 fenomena alam mulai tergeser. Model Newtonian memandang benda secara atomistik , tetapi konsep atom pada saat itu berbeda dari apa yang berkalu saat ini. Newton mengasumsikan bahwa pada dasarnya semua benda homogen, tersusun atas bubstansi yang sama.

Elektrodinamika Max well dan teori evolusi Darwin tersusun atas konsep- konsep yang jelas-jelas melompat dari model Newtonian. James Max Well teorinya menunjukan bahwa sinar merupakan fenomena elektromagnetik. Sedangkan teori evolusi Darwin berbicara mengenai proses perubahan yang terjadi dalam manusia. darwin mengklaim bahwa seleksi natural merupakan meknaisme perubahan evolusioner. Ia mengusulkan bahwa yang paling kuat, yang paling perkasa, yang paling sehat, dan yang paling baik beradaptasi terus menerus dalam proses kehidupan yang berlangusng maka inilah bibit ang akan menjadi cikal-bakal dasar atas generasi –generasi keturunna berikutnya.

Teori Darwin pun memunculkan berbagai akibat yang kompleks terutama menyinggung masalah agama, teologi. Para uskup merasa trenodai oleh pernyataan dan pemikiran yang disampaikan oleh Darwin tentang manusia yang merupakan keturunan dari kera.31 Perkembangan ini mengindikasikan bahwa semesta jauh lebih kompleks dari pada yang diimajinasikan oleh Descrates dan Newton. Namun demikian , gagasan yang mendasari fisika Newtonian,yang tidak dapat menjelaskan semua fenomena alam secara memadai,masih dianggap benar.

Selanjutnya dua perkembangan dalam ilmu fisika, yang berpuncak pada teori relativitas dan teori kuantun, berhasil menggoyahkan sendi-sensi utama pandangan Cartesian Newtonian. Pemahaman tentang kemutlakan ruang dan waktu, subtansi fundamental materi, sifat sebab akibat ruang penuh dalam fenomena fisik, dan gambaran objektif tentang alam ternyata tumbang. Dalam dua artikel yang dipublikasikan pada tahun 1905, Albert Einstein melontarkan dua kecenderungan revolusioner dalam pemikiran ilmiah. Yang pertama adalah teori relatifitas, dan yang kedua adalah cara baru dakam melihat radiasi

31 Linda Smith dan William Raeper, 2005, Ide-Ide Filsafat dan Agama, dulu dan sekarang, Yogyakarta : Kanisius, hlm.175-179 elektromagmetik yang merupakan ciri teori kuantum (teori tentang fenomena atomik).

Teori relativitas dikembangkan hampir seluruhnya oleh Einstein sendiri. Sedangkan teori kuantum atau mekanikan kuantum dirumuskan selama tiga dekade pertama abad ke-20 oleh sekelompik fisikawan, termasuk Einstein, Neil Bohr, Louis Dw Broglie , Erwin Schrodinger, Wolfang Pauli, Werner Heinsberg,Dan Paul Dirac.32 Teori relativitas Einstein menunjukkan bahwa pengamat merupakan bagian dari proses. Pernyataan yang diberikan oleh Einstein : “ bila anda berdiri tenang disuatu pantai, gelombang bergerak melewati anda. Bila anda dalam sebuah perahu dan bergerak searah dengan gelombang, anda melihat tidak ada gerakan di dalam gelombang, hanyalah sebuah garis lurus.”

Maksudnya adalah kita mengira bahwa kita diam, tetapi defacto, kita bergerak. Artinay diam kita adalah ilusi. Kita berdaa pada dunai yang berputar pada orbit mengitari matahari didalam sebuah semesta yang selalu berubah. Contoh yang dipaparkan oleh Einstein terkait ruang dan waktu, “ kereta tiba pukul tujuh”, apa atinya ? itu berrati abhwa sewaktu kereta memasuki stasiun, jarum pada jam saya menunjukkan angka tujuh dan dua belas. Untuk kepentinagns ehari-hari hal itu memadai, namun jika terjadi pada jarak yang jauh hal tersebut tidak bisa digunakan dengan dmeikian. Karena sinar membutuhkan waktu dari bulan smapai ke bumi selama 25 detik. Contoh lain adalah saat kita memberikan setelan pengaturan yang sama terhadap jam tangan kita, lalu menempatkanya di bumi dan di bulan. Sekarang ditambah jika ada jam ketiga pada roket.33

Tanda sinar mati, maka jam apad roket tidak lagi menyesuaikan dnegan jam yang ada di bulan. Mengapa? Hal ini dikarenakan posisi roket yang meluncur tadi lebih dekat dengan bumi. Dengan kata lain, jam pada bbulan dan jam pada roket mempunyai dua waktu yang berbeda. maka, waktu tidak sama di setiap tempat, waktu bergantung pada seberapa cepat anda bergerak dan apa

32 Fritjof Capra, The Turning Point, hlm. 55-57 33 Linda Smith dan William Raeper, 2004, ide-ide Filsafat dan Agama, dulu dan sekarang, Yogyakarta: Kanisius, hlm. 184-185 yang anada gerkakan berhubungan dengan itu. Einstein menyatakan bahwa semkain cepat anda bergerak menuju kecepatan sinar, maka anda berjalan semakin lambat.

Einstein menyatakan abhwa semesta menyimmpan jumlah energi yang terbatas . bila anda membakar sesuatu atau meledakakan sesuatu, hal itu tikat meningkatkan energi disemesta , tetpai hanya menguabhanya dari keadaan yang satu kedalam keadaan yang lain. dari pengertian tersebut Eisntein menmukan rumus bbahwa E= MC2.Sedangkan Teori Kuantum lebih berkutat pada masalah- masalah yang lebih kecil, seperti atom. Para saintis menggunakan atom sebagai ide yang berguna sampai mereka menemukan partikel-partikel yang lebih kecil dari atom.34

Kelahiran fisika baru teesebut benar-benar sebuah revolusi. Bahkan setelah perumusan matematikanya selesai, kerangka konseptual teori kuantum tidak serta merta dapat diterimanya. Teori ini menggoyahkan cara pandang fisikawan terhadal realitas. Fisika baru mensyaratkan perubahan mendasar pada konsep tentang ruang, waktu, benda, objek, fenomena sebab akibat. Demikianlah capra telah menggambarkan bahwa ilmu fisika tengah mengalami pergeseran paradigma yang menghasilkan satu perangkat asumsi baru tentang realitas. Dan cara baru memandang dunia yang akan menggantikan cara pandang lama era modern. Transformasi yang berlangsung dalam fisika merupakan cerminan dari apa yang tengah berlangsung dilingkup yang lebih luas, yaitu transformasi sosial budaya akibat krisis lingkungan, kemiskinan dll.

4. Orang-orang yang berpengaruh a. Einstein, dari Einstein Capra mempelajari teori Kuantum b. Geoffrey Chew, mengajari Capra untuk tidak mudah menerima sesuatu sebagai hal yang mendasar, c. Werner Heisenberg dan J.Krishamurti d. Max Plank, Erwin Schrodinger, David Bohm, Robert Livingstone, dkk juga banyak memberi kontribusi terhadap pemikiran Capra. e. Greorge Bateson, yang memperkenalkan teori tentang keluarga terkini,

34 Linda Smith dan William Raeper, 2005, Ide-Ide Filsafat dan Agama, dulu dan sekarang, Yogyakarta : Kanisius, hlm. 182-185 f. Whitehead memberi sumbangan pemikiran tentnag filsafat proses dan Filsafat Organisme g. Phiroz Mehta, pemikiran mistik India, Thai Chi Guru Liu Hsiu Ch’i memperkenalkan kehidupan Taoism kepada Capra, dan masih banyak tokoh- tokoh drai dunia Barat maupun Timur yang berpengaruh terhadap pemikiran Capra. Namun, Capra sangat menekuni pemikiran yang disampaiakn oleh Hesenberg sehingga pemikiran Hesesnberg ini sangat mempengaruhi Capra. Heisenberg mengajarkan Capra atas prinsip ketidakpastian alam fisika kuantum.35

B. Sayyid Hussein Nasr 1. Riwayat Hidup S.H. Nasr, lahir di Teheran Iran pada tanggal 7 April 1933. Ibu Nasr berasal dari kalangan keluarga ulama, sedangkan ayahnya adalah seorang dokter praktek yang ahli dalam pengobatan, baik pengobatan secara tradisional maupun secara modern, juga seorang sarjana sastra dans eorang pendidik bangsa Persia yang snagat masyhur. Tokoh yang pantas disimak pemikirannya ini adalah salahs eorang dri tiga pemikir islam yang pemikirannya tidak bisa diabaikan oleh dunia akademik. Tiga pemikir Islam raksasa ini adalah, prof. Dr. S.h. nasr sendiri, prof. Dr. Islmail faruki, dan prof. Dr. Fazlur Rahman. Kedua rekan seperjuangannya ini sekarang telah ulang mendahuluinya, menghadap Allah swt. S.H. Nasr, annemaria schimmel menyebutnya pemikir mistik modern adalah seorang ilmuwan muslim yang ahli dan jeli dalam mengkaji islam. Dengan jujur dan objektif, berkat kecermelangan pemikirannya, ia mampu menembus segala hambatan baik yang bersifat ilmiah maupun non-ilmiah., didalam menggali keotentikan ajarann islam. Gagasan Nasr tampak diwarnai oleh ciri sufisme persi, tempat dimana nasr dilahirkan dan dibesarkan oleh lingkungannya. Dengan perspektif sufisme, S.H. Nasr menyoroti krisis manusia dan peradaban modern yang terkulai lemah jiwanya tanpa nafas-nafas spiritual, sekaligus menawarkan gambaran tentang alternatif pola-pola kebudayaan yang dianggap tidak menggelincirkan. Dengan pemikirannya yang tajam serta cemerlang, terbebas dari pengaruh-pengaruh takhyul, Nasr meneliti”luar maupun dalam” ajaran islam serta segi esoterisnya.

2. Latar belakang Pendidikan a. Masa Pendidikan

35 Siti Fatimah, 2012,“ Epistemologi Tranformatif Fritjof Capra”,Cirebon: Nurjati Press, hlm. 14-18 Masa Pendidikan S.H. Nasr ditempuh secara formal ataupun informal. Pendidikan dasar serta menengahnya ditempuh di tanah kelahirannya sendiri, terutama ditekankan pada pendidikan klasik dan pendidikan keagamaan serta kesusastraan bangsa Persia. Cerita-cerita dari Al-Quran serta sajak-sajak dan Sa’di dan Hafiz pun telah terukir dalam lapis-lapis jiwanya secara mapan. Pada usianya yang relatif muda, Nasr telah menatap suasana ketegangan antara dunia Timur dan Barat. Suatu pemandangan dari dunia lain, yaitu pemikiran dan kebudayaan Barat Modern yang terlihat memikat sekaligus mengancam. S.H. Nasr melanjutkan pendidikan tingginya ke Amerika pada Massachussets Institute of Technology (MIT). Di MIT ini S.H. Nasr mendalami ilmu fisika dan matematika. Pada saat yang sama, Nasr tampak sangat tertarik pada sejarah pemikiran ilmiah yang kebetulan diajarkan dosen tercintanya, Giorgio De Sanatillana. Pada tahun 1954, Nasr meraih gelar dengan cumlaude, sarjana muda dalam bidang fisika. Ia merasa berbakat dalam bidang ini sebagaimana pernyataannya, “ the stdy of physics, which i chose to pursue at the university, meant for me an attempt to discover the nature of physical reality. (pelajaran fisiska, yang saya pilih untuk meneruskan pelajaran di universitas , bagiku berrati suatu usaha untuk menemukan realitas alam fisik). Di universitas yang sama, Nasr sempat terkejut ketika mendapat kuliah dari Bertrand Russel, yang drainya Nasr mengetahui banyak filosof-filosof terkenal yang tampak ini. Hal ini tentunya berbeda dnegan pendpaat Nasr sendiri. Bagi Nasr alam fisik harus dipelajari dalam rangka mencari realitas yang sebenarnya di balik alam tersebut. Pada tahun-tahun sewaktu masih di MIT, Nasr bersama kelompok belajaranya, mencoba menyelidikai dna juga mempelajari ajaran orientalis. De Santillana, telah menunjuukkan kepadanya, tulisan-tulisan dan R. Guenon. Pertemuannya dnegan tulisan-tulisan tentang metafisika yang luar biasa ini yang menandai dan menunjukkan waktu yang emnentukan dalam hidup Nasr. Setelah ebberapa tahun mendalami filsafat dan pemikiran Barat secara umum, Nasr tertambat untuk mempelajari pemikiran dunia Timur, terutama metafisika Hindu. Selanjutnya Nasr khusuk membaca tulisan-tulisan dari Sri Aurobindo, S.Radhakrishnan dan S.Dasgupta dan tulisan-tulisan dari A.K.Coomaraswamy.Dari pembelajaran tersebut didapatkannya sesuatu yang sangat berharga mengenai tradisi bangsa India. Merasa belum puas akan ilmu yang diterimanya, Nasr meneruskan belajarnya ke Universitas Harvard guna studi kesarjanaan dalam bidang Geologi da Geofisika. Selanjutnya menekuni History of Science and , namun ia lebih menekankan pada islamic science. Pada tahun 1956, Nasr memperoleh gelar M.A, dan dalam bidang sejarah sains ia mendapat gelar Ph.D. Pada tahun 1958. Dalam mendalami ilmu Filsafat, Nasr banyak berkcimpung dalam perdebatan dengan tokoh-tokoh seperti E. Meyerson dan H. Poincare, yangs emakin membawanya ke alam filsafat dan sejarah ilmu pengetahuan. Dosen spesialnya, G. De Santillana, sangat berjasa bagi Nasr yang memperkenalkannya kepada Dante. Melalui Dante , semakin terbuka baginya tradisi Barat serta kemegahannya di abad pertengahan. Tookoh-tokoh ternama yang Nasr jumpais elain diatas, ketika belajar filsafat dan sejarah sains adalah G. Sarton, Sir Hamilton Gibb, W. Jaeger dan H.A. Wolfson. Nasr juga memanfaatkan pustaka khsusus Coomaraswamy, yang karya-karyanya bukan main, dalam berbagai tradisi telah mengajaknya untuk semakin emmperdalam pengetahuan tentang persoalan-persoalan dunia Timur. Nasr berjumpa dnegan D.T. Suzuki, S.H. Hisamutsu. Tokoh-tokoh lain yang berjasa bagi Nasr adalah Schuon dan T. Burchardt. Tokoh-tokoh ini membnatunya kembali kedalam tradiis islam dnegan segenap intelektual dan segala keberadaannya. Guru-guru sufi dan filosof muslimpun semakin bermakna dlam hidupnya, setelah menempuh perjalanan panjang dalam ependidikannya di Barat. Kebijaksanaan- kebijaksanaan ilsam lebih berkesan abadi dalam jiwanya. b. Masa pengabdian dalam bidang pendidikan

Semenjak selesai dalam studi secara formal selama bertahun-tahun di Barat, selanjutnya Nasr kembali ke tanah kelahirannya, pada tahun 1958, dan mulai mengajar serta menjadi dosen ahli di Universitas Teheran. Kegiatan mengabdi dibidang pendidikan telah dimulainya sejak tahun 1955,yaknis ebagai “teaching assistent” di Harvard University sampai tahun 1958. Sambil mengajar di Universitas Teheran, Nasr menempatkan diri untuk belajar ke beberapa guru yang terkenal, seperti sayyed Muhammad Husayn Tabataba’i dan Sayyid Ab’ul Hasan Rafi’i serta pandangan dari seorang tokoh klasik dari filsafat islam, seperti Avicenna. Dia bekerja sama dengan H.Corbin dalam melaksanakan gagasannya. Tugas sulit yang harus dihadapi Nasr adalah tradisi intelektual yang masih asli atau otentik dari negerinya sendiri dimana tepat fislafat islam dan unsur-unsur tasawuf tumbuh dengan suburnya. Realitas lain, dunia modern Barat, yang nampak berlawanan dnegan tradisinya sendiripun harus dihadapi dan dijawabnya. Tugas sulit ini bukan hanya terbatas dinegaranya sendiri, tetapi membawa diirnya keberbagai negara lain, baik dalam kuliah-kuliah, ceramah-ceramah, maupun dlam bnetuk tulisan-tulisan. Tidak dapat di pungkiri, jerih payahnya tersbeut memang dapat dirasakan dikalagan cerdik pandai islam khususnya. Bidang-bidang lain yang digeluti selain yang disebutkan adalah perbandingan agama, perbandingan mistik dan perbandingan filsafat. Sejak kepulangan Nasr ke Teheran, ia sangat aktif dalam bidang keilmuwan, baik di negeri klahiranya sendiri maupun di negara-negara lain, seperti memebri ceramah-ceramah dan kuliah-kuliah di Amerika, Eropa, Timur Tengah, India, Pakistan, Jepnag dan Australia. Hampir, dua puluh tahun Nasr mengajar di universitas Teheran. Mahasiswanya banyak yang dari Persia maupun non- Persia dan banyak yang terlatih olehnya dalam penelitian maupun penganalisaan terhadap karya-karya drai tokoh-tokoh, seperti Avicenna, Al- Biruni, Suhrawardi, dan Mula Sadra. Melalui perjalanan yang panjang diberbagai tempat dan berbagai ilmu yang digeluti, akhirnya Nasr menemukan dirinya di persimpangan pemikiran 36

c. Pengalaman- pengalaman mengajar S.H. Nasr 1) Tahun 1955-1958, menjadi Teaching Asisstant di Universitas Harvard 2) Tahun 1958-1963, menjadi visiting profesor di Universitas Harvard, juga menjadi Associate Profesor dari bidang ilmu sejarah ilmu pengetahuan dn filsafat, di Universitas Teheran, Fakultas Kesusastraan dan ilmu sastra 3) Tahun 1964-1965, menjaid first profesor tentang studi-studi Islam Universitas Amerika di Beirut 4) Tahun 1963-1979, menjadi full profesor di Universitas Teheran 5) Tahun 1975 menjadi visiting Profesor di Universsitas Princeton 6) Tahun 1979 menjadi visiting Distinguished professor di Universitas Utah 7) Tahun 1979-1984 menjadi full professor tentang studi-studi Islam di Universitas Temple 8) Tahun 1984 sampai sekarang menjadi universsity professor tentang studi –studi Islam di Universitas George Washington.37 d. Pengalaman- pengalaman kependidikan dan budaya S.H. Nasr 1) Tahun 1958-1968, menjadi Direktur pelajar atau Mahasiswa asing program sarjana di Universsitas Teheran dan juga menjadi Direktur perpustakaan fakultas keussastraan di Universitas Teherean 2) Tahun 1968-1970 menjadi Dekan fakultas kesusastraan di Universitas Teheran 3) Tahun 1970-1971 menjadi Wakil Rektor Universitas Teheran 4) Tahun 1972-1975 menjadi Rektor di Universitas Aryamehr 5) Tahun 1974-1979 menjadi Pendiri dan Rektor Pertama pada akademi filsafat iran 6) Tahun 1976, S.H Nasr bertanggung jawab atas pameran ilmu pengetahuan islam di musium ilmu pengetahuan di London 7) Tahun 1959 sampai ekarang menjaid penguji asing dari luar, dalam bidnag filsafat untuk beberapa Universitas di Teheran

36 Dr. Siti Fatimah, M.Hum, Epistemologi Tasawuf (Mencari titik temu pemikiran Epistemologi Sayyed Hussein Nasr dan Fritjof Capra), Cet.I, 2013, Cirebon : Nurjati Press, hlm.74 37 Dr. Siti Fatimah, M.Hum, Epistemologi Tasawuf (Mencari titik temu pemikiran Epistemologi Sayyed Hussein Nasr dan Fritjof Capra), Cet.I, 2013, Cirebon : Nurjati Press, hlm.76 8) Tahun 1959 sampais ekarang, S.H.Nasr berkecimpung secara aktif dengan organsiasi dan beberapa konferensi internasional dalam berbagai aspek tentang Islam dan kebudayaannya di sleuruh dunia Islam dan di Barat.38

3. Karya-karya dan Pemikiran Karya-karya S.H.Nassr :  Suplementary bibbliography (in Europan languages) 1977-1981 . Books  O Homem e a Natureza, Rio de Janeiro, Zahar Editores, 1977.  Science et savoir en Islam, PARIS, Sindbad, 1979.  Essais sur le soufisme, Paris, Albin Michel, 1980.  Hombre y naturaleza, translated Hector V. Morel, Buenos Aires, Editorial Kier, 1987.39 . Essays and Articles  “The traditional texts used in the Persian madrasahs,” in Arabic and Islamic Garland – Historical, Educational and Literary Studies presented to Abdul- Latif Tabawi, London. 1977; also in Islamic Quarterly, July-Dec. 1975.  “Slef-awareness and Ultimate Selfhood, “Religious Srudies, vol. 13, no.3, 197; also “L’Autocoscienza e I’Identita Suprema,” Conoscenza Reigiosa, no. 3, 1979.  “Metaphysics, Poetry and Logic in Oriental Traditions,” Shopia Perennis, vol. III, no. 2, Autumn, 1977.  English preface to Suhrawardi, Three Treatises, ed. NajafGholi Habibi, Tehran, 1397/1977.  “The Contemporary Muslim and the Architectural Transformation of the Urban Environment of the Islamic World, “The Aga Khan Award for Architecture. Proceedng Seminar One, Philadelphia, 1978.  “A Muslim Reflection on and Theology,” in L. Swidler (ed) Conseensus in Theology? A Dialogue with Hans Kung and Edward Schillebeeckx, Philadelphia, 1980; also in Journal of Ecumenical Studies, vol. 17, no. 1, Winter, 1980.

38 Dr. Siti Fatimah, M.Hum, Epistemologi Tasawuf (Mencari titik temu pemikiran Epistemologi Sayyed Hussein Nasr dan Fritjof Capra), Cet.I, 2013, Cirebon : Nurjati Press, hlm.78 39 Nasr,Prof,Dr.Sayyed Hossein.”Curriculum Vitae of S.H.Nasr”, The George Washington University, Naskah hasil korspodensi dengan S.H.Nasr, 30 Januari 1990, hlm. 1-4  “Reflections on Methodology in the Islamic Sciences,” Hamdard Islmicus, vol. III, no.3, Autumn 1980; also in ‘Adivat-Halab –An An-nual Devoted to the Study of Arabic Science and Civilization, vol. IV-V, 1978-1979.40  Review of Frithjof Schuon , Esoterism as Principle and as Way, Sufism: Veil and Quintessence , and From the Divinne to the Humman, Parabola, Vol. VII:1, Winter, 1982.  “ The Spiritual Significance of Jihad,” Parabola. Vol. VII, No. 4, fall 1982.  “Traditional Cosmology and Modern Science”, interview in Parabola, vol. VIII, no. 4,1983  “ “Avicenna Prince of Science and Philosophy,” Ur, Jan/Feb.1979  “ “The Relation between Sufism and Philosophy in Persian Culture,” (trans.of I.V. by Hamid Dabashi), Hamdard Islamicus, vol. VI, No.4, Winter 1983  “Islamicus Education and science : A Summary Appraisal”, in Y.Y. Haddad, B.Haines and E. Findly (eds.) The Ilsamic Impact Syracuse,1984  Second Supplementary Bibliography ( in European Languages) 1982- 1984 . Books :  “The Philosophia perenis and the study of Religiion, “ in F.Whaling (ed.0, The World’s Religious Traditions, Ediburgh, 1984  Islam dan Nestapa Manusia Modern (Indonesia trans. Of Islam and the Plight of Modern Man), trans.A. Mahyuddin, Bandung, 1983.41  Second Supplementary Bibliography (European Languages) 1984-1985  SufismeVivo, Barcelona, 1985  Vida Y Pensamiento en el Islami, Barcelona, 1985  Western Science and Asian Culture (new edition), Lahore, 1985.42  Artcles  “The Role of Traditional Sciene in Ecounter of and Science : An Oriental Perspektive,” MAAS Journal of Islamic Science (Aligarh),vol.1,

40 Nasr,Prof,Dr.Sayyed Hossein.”Curriculum Vitae of S.H.Nasr”, The George Washington University, Naskah hasil korspodensi dengan S.H.Nasr, 30 Januari 1990, hlm. 1-4

41 Dr. Siti Fatimah, M.Hum, Epistemologi Tasawuf (Mencari titik temu pemikiran Epistemologi Sayyed Hussein Nasr dan Fritjof Capra), Cet.I, 2013, Cirebon : Nurjati Press, hlm.85 42 Dr. Siti Fatimah, M.Hum, Epistemologi Tasawuf (Mencari titik temu pemikiran Epistemologi Sayyed Hussein Nasr dan Fritjof Capra), Cet.I, 2013, Cirebon : Nurjati Press, hlm.86 vol.1, January,1985; also in Religious Studies, vol. 20, December 1984, (modified from of 179);  Review of L.Massignon, The Passion of al-Hallaj Mistic and Martyr of Islam, Speculum, January 1985, Foreword to Syed Ali Ashraf, New Horizons in Muslim Educations, St. Edmunds, Suffolk,1985  “The Principle of Unity and the Sacred Architecture of Islam,” Temenos, 6 , 1985. (Chapter 3 of Islamic Art and Spirituality)43  Scholarly lectures and papers presented  “Religion and Religions”, The first Witherspoon Lecture in Religious Studies, University of North Carolina  Response to papers on perennial philoshophy in the American Academy of Religion, Chicago  in conference on the Encounter of Culters, Lima, Peru.44  Dll Pemikiran S.H. Nassr  Islam dalam Cita dan Fakta, Karangan Sayyed Hussein Nassr yang diterjemahkan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Hasyim Wahid. Buku ini berisi pengenalan yang menarik tentang islam yang menekankan aspek kontemplatif dan mengedealisir tradisionlaisme dalam islam.45  Islam dan Nestapa Manusia Modern, yang diterjemhakan oleh Anah Mahyuddin. Buku ini berbicara tentang permasalahn-permaslaahan manusia modern baik di Barat maupun Timur dan pembahas mengenai cara- cara mempelajari warisan intelektual dan spiritual Islam.46  Islamic life and Thought (Kehidupan Islam dan Pemikirannya). Pembahasan dalam buku ini tentang Islam sebagai agama dan peradaban terhadap tatanan sosial berdasarkan prinsip agama yang diwahyukan. Ini merupakan realitas tipikal yang berada selamanya didalam akal ilahi, dan terbukanya realitas ini dalam sejarah.

43 Dr. Siti Fatimah, M.Hum, Epistemologi Tasawuf (Mencari titik temu pemikiran Epistemologi Sayyed Hussein Nasr dan Fritjof Capra), Cet.I, 2013, Cirebon : Nurjati Press, hlm.86

44 Dr. Siti Fatimah, M.Hum, Epistemologi Tasawuf (Mencari titik temu pemikiran Epistemologi Sayyed Hussein Nasr dan Fritjof Capra), Cet.I, 2013, Cirebon : Nurjati Press, hlm.87 45 Sayyed Hossein Nasr, Islam dalam cita dan fakta merupakan terj. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Hasyim Wahid (Cet; 1, Yogyakarta: Gading Publishing, 2015 ), h. ix. 46 Sayyed Hossein Nasr, Islam dan Nestapa Manusia Modern, terj. Anas Mahyuddin (Cet; 1, Bandung: Perpustakaan Salman Institut Teknologi Bandung, 1983), h. vii.  Intelektual Islam (Teologi, Filsafat dan gnosis). Ini merupakan buku Sayyed Hussein Nassr yang diterjemahkan oleh Suharsono. Sayyaed Hussein Nassr dalam buku ini menunjukkan tudingan para orientalis terhadap kegiatan intelektual Islam, memiliki banyak cacat yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Buku ini mencoba mneghimpun satu kebijaksanaan kuno dari jalur Barat maupun Timur.  Pergulatan Sains dan Spiritualitas menuju paradigma kosmologi Alternatif. Buku diterjemahkan oleh Dr. Ach Maimun. Buku ini menjlaskan tentang pengaruh peristiwa perang dunia di masa lalu. Gambaran dunia yang idpenuhi dengan kejahatan, ketidak peduliaan manusia terhadap lingkungan atau keseimbangan ekologi sehingga mengakibatkan berbagai masalah kematian, kemiskinan dan permasalahan global lainnya yang tidak bisa dipecahkan oleh sains modern. S.H.Nasr memberikan suatu terobosan atas berbagai problem tersebut yakni melalui paradigma yang mencakup seluruh ajaran prinsip dan seluruh fundamnetal dari semua tradisi maupun agama di dunia tentang metafisika. 4. Orang-orang yang berpengaruh a. Frithjof Schuon, tokoh perenialis yang snagat berengaruh terhadap pemikiran S.H.Nassr yang meletakkan dasar pemikiran eksoterik dan esoterik Islam. Nassr sangat memuji karya Schuon yang berjudul Islam and perennial philoshopy sebagai ungkapan paling lengkap dari pemikiran perenilais hingga sekarang. Bahkan karena ras akagumnya tersebut Nasrr memberikan sebutan kepada Schuon sebagai My Master.47 b. A.K Commaraswamy dan Tinus Bruckhardt kedua tokoh ini mengilhami pemikiran tradisional Nassr terutama seni tradisional dan spiritualitas Islam.48 c. Tabat thaba’i adalah sosok mujahid syiah yang sangat Nassr hormati dalam memberikan materi-materi keagamaan dan memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan studi filsafat, politik, tafsir dll.

47 Frithjof Schuon, Islam dan Filsafta Perenial, terj. Rahman Astuti,1995, Bandung : Mizan. Hlm. 65-69 48 Frithjof Schuon, Islam dan Filsafta Perenial, terj. Rahman Astuti,1995, Bandung : Mizan. Hlm. 65-69 d. Massignon, pemikir yang menaruh simpati pada islam dan mempunyai pengetahuan universal tentang islam. Terutama sufisme.dia juga sarjana kristen pertama yang merintis dialog antar agama, terutama titik temu antara katolik dan islam.49 e. Murtadha mutahhari dan Ali syariati, Nasr bersama kedua tokoh tersebut dan tokoh lainnya mendirikan lembaga Hussainiyyah Irsyad. Namun kemudian Nassr dan Murtadha memutuskan untuk keluar dari jalur. Sikap Syariati yang mengkritik ulama tradisional, menggunakan lembaga dmei kepentingan politik dan pribadi serta memberikan pernyataan serta pemikiran yang bagi Nasr sangat berbahaya. Pemikiran Syariati tentang Revolusi Islam ini, disebut Nassr sebagai semacam liberation teologi dalam Islam. Gerakan Syariati ini yang kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya RII ( Republik Islam Iran) 1979.50 f. Menjelang Revolusi Iran tersebut Nassr hijrah ke Amerika dan disana ketika Fazlur Rahman dan Ismail Faruqi masih hidup ketiganya mendapat sebutan tiga intelektual muslim Amerika Serikat.

49 Ali Maksum, Tsawuf sebagai pembebasan manusia modern:signifikasi konsep tradisionalisme Islam,2003,Yogyakarta:Pustaka Pelajar,hlm.40 50Muhsin Labib, Para Filosof sebelum dan sesudah Mulla sadra, 2005, Jakarta:Al -Huda, hlm. 315