Wisata Sejarah Di Dataran Merdeka Kuala Lumpur
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Foreign Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta WISATA SEJARAH DI DATARAN MERDEKA KUALA LUMPUR FEBRIAN LASARI PRADANA 16.2587 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Abstract : Febrian Lasari Pradana, 2018. The Scientific Journal of this Foreign Case Study is entitled “Historical Tours and The Uniqueness of the Historic Building of Independent Plains in Kuala Lumpur”. A variety of historical and unique historic buildings has make the plains of independence as a favorite destination for all. Good accessibility and monitrored management make this destination serve as the main destination for foreign tourist who visit Kuala Lumpur City Centre. Keyword :Destination, Accessibility, Management 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Foreign Case Study bertujuan untuk pembelajaran kasus dan beberapa pengelolaan wisata yang ada di Negara lain sekaligus Journey ke beberapa Negara yang sudah ditentukan oleh STiPRAM. Penulis yang saat pelaksanaan ada pada semester 4 memilih untuk mengikuti progam Foreign Case Study di 3 Negara ( Singapura – Malaysia – Tahiland ). Tentunya pengelolaan, budaya, dan ketentuan ketentuan di setiap Negara pasti berbeda-beda, itu bisa terlihat mana yang Negara itu sudah maju atau masih berkembang. Salah satunya bisa dilihat pada pengelolaan kereta cepat (MRT) yang ada di Singapura dan Malaysia. Untuk Rules & Regulation saat di Train Station serta pengelolaan letak dan preposisi kereta sangat jelas terlihat bedanya. Juga pada Immigration Check di ketiga Negara sangatlah berbeda dari segi pelayanan maupun ketegasan dalam proses Checking [1]. B. Malaysia Secara Singkat Malaysia (salah satu Negara yang dikunjungi saat Foreign Case Study) adalah sebuah negara federal yang terdiri dari tiga belas negeri (negara bagian) dan tiga wilayah federal di Asia Tenggara dengan luas 329.847 km persegi. Ibukotanya adalah Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya menjadi pusat pemerintahan federal. Jumlah penduduk negara ini melebihi 27 juta jiwa. Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei, dan Filipina. Negara ini terletak di dekat khatulistiwa dan beriklim tropika. Kepala negara Malaysia adalah seorang Raja atau seorang Sultan yang dipilih secara bergiliran setiap 5 tahun sekali, hanya negeri-negeri (negara bagian) yang diperintah oleh Raja/Sultan saja yang diperbolehkan mengirimkan wakilnya untuk menjadi Raja Malaysia. Raja Malaysia biasanya memakai gelar Sri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong. dan pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana Menteri. Model pemerintahan Malaysia mirip dengan sistem parlementer Westminster. Sumber daya alam - Malaysia diberkati dengan sumber daya alam semisal sektor pertanian, kehutanan, dan pertambangan. Di sektor pertanian, Malaysia adalah salah satu pengekspor terbesar karet alam dan minyak sawit, yang bersama-sama dengan damar dan kayu gelondongan, kakao, lada, nenas, dan tembakau mendominasi pertumbuhan sektor itu. Minyak sawit juga merupakan pembangkit utama perdagangan internasional Malaysia. Tentang sumber daya hutan, diketahui bahwa usaha penggelondongan dimulai untuk membuat kontribusi berarti bagi ekonomi Malaysia pada abad ke-19. Kini, ditaksir 59% daratan Malaysia masih berupa hutan. Perluasan industri damar yang cepat, khususnya setelah era 1960-an, telah menghasilkan masalah erosi di hutan-hutan negara ini. Tetapi, dengan adanya komitmen pemerintah untuk melindungi lingkungan dan sistem ekologi, sumber daya hutan dikelola pada landasan yang berkelanjutan, dampak ikutannya adalah menurunnya laju penebangan pohon. 1 Infrastruktur - Malaysia memiliki jalan-jalan besar yang menghubungkan semua kota besar di pesisir barat Semenanjung Malaysia. Pada 2006, panjang keseluruhan Sistem Jalur Cepat Malaysia adalah 1.471,6 kilometer. Jejaring itu menghubungkan semua kota besar dan sekitarnya: Klang Valley, Johor Bahru, dan Penang satu sama lain. Jalur motor utama (E1 dan E2, E1 adalah bagian Utara Kuala Lumpur, sedangkan E2 adalah bagian selatan), terentang dari ujung utara dan selatan Semenanjung Malaysia, masing-masing di Bukit Kayu Hitam dan Johor Bahru. Jalur itu bagian dari Jaringan Jalur Cepat Asia, yang juga menghubungkan Thailand dan Singapura. Jasa kereta api di Malaysia Barat dioperasikan oleh Keretapi Tanah Melayu dan memiliki rel cukup banyak yang menghubungkan semua kota besar dan kota kecil di semenanjung, yang juga melebar hingga Singapura. Juga ada rel pendek di Sabah yang dioperasikan oleh Sabah State Railway yang utamanya mengangkut komoditas. Juga ada pelabuhan di negara ini. Pelabuhan besar adalah Port Klang dan Tanjung Pelepas di Johor. Budaya - Budaya Malaysia merujuk kepada kebudayaan semua masyarakat majemuk yang terdapat di Malaysia dan berbagai suku di sana, seperti: 1. Kebudayaan Melayu 2. Kebudayaan Tionghoa 3. Kebudayaan India 4. Kebudayaan Kadazan-Dusun 5. Kebudayaan Dayak, Iban, Kayan, Kenyah, Murut, Lun Bawang, Kelabit, dan Bidayuh. Malaysia adalah masyarakat multi-suku, multi-budaya, dan multi-bahasa. Penduduk pada Februari 2007 adalah 26,6 juta terdiri dari 62% Bumiputera (termasuk Melayu), 24% Tionghoa, 8% India, dengan sedikit minoritas dan suku asli (Departemen Statistik Malaysia). C. Kuala Lumpur City Centre Pusat Kota Kuala Lumpur (KLCC) adalah kawasan pengembangan multiguna di Kuala Lumpur, Malaysia. Kawasan ini terletak di sekitar Jalan Ampang, Jalan P. Ramlee, Jalan Binjai, Jalan Kia Peng dan Jalan Pinang. Ada sejumlah kompleks pertokoan seperti Suria KLCC dan Avenue K. Ada juga hotel yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki seperti G Tower, Mandarin Oriental, Grand Hyatt Kuala Lumpur dan hotel InterContinental Kuala Lumpur. Dirancang untuk menjadi kota di dalam kota, situs seluas 100 hektar ini menampung bangunan kembar tertinggi di dunia, pusat perbelanjaan, gedung perkantoran dan beberapa hotel. Sebuah taman umum dan sebuah masjid juga dibangun di area ini dan terbuka untuk semua orang. Seluruh proyek didinginkan melalui pendinginan distrik yang terletak di properti. History - Situs Pusat Kota Kuala Lumpur secara historis merupakan bagian dari daerah perumahan mewah di sebelah utara kota Kuala Lumpur yang lama, terhubung dengan kota melalui Ampang Road dan dihuni oleh bungalow dan rumah-rumah yang berkencan sejauh kolonial awal abad ke- 20. Inti dari daerah itu adalah situs asli Klub Selangor Turf, dengan banyak rumah dibangun di sekitar lokasi untuk memanfaatkan pemandangan jalur balap. Seiring perkembangan skala besar yang bergerak ke utara dari kota lama di Kuala Lumpur setelah tahun 1950an, pembangunan daerah tersebut secara bertahap bergeser dari rumah tinggal dengan kepadatan rendah ke kompleks dan kantor komersial dengan kepadatan tinggi, meningkatkan daya tarik untuk mengembangkan kawasan ini menjadi pusat komersial baru bagi Kuala Lumpur. Pada tahun 1988, situs Selangor Turf Club dan paket perumahan yang berdampingan dijual untuk dibersihkan untuk proyek KLCC; Turf Club kemudian dipindahkan ke Serdang. Pada tahun-tahun berikutnya setelah relokasi Club Turf, lebih banyak plot perumahan di sekitarnya diperoleh untuk pengembangan lebih lanjut KLCC. 2. PEMBAHASAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah [2]. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan [3]. Pariwisata merupakan 2 rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan [4]. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi [5]. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat bertambah [6]. Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya [7]. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun lainnya seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman baru [8]. Besarnya kegiatan pariwisata, terutama tingkat internasional, ditambah dengan situasi di mana batas antar negara semakin hilang, telah menjadikan pariwisata sebagai suatu kegiatan penting yang turut mempengaruhi hubungan internasional [9]. Banyak negara di dunia sekarang ini yang menganggap pariwisata sebagai sebuah aspek penting dari strategi pengembangan negara. Berikut merupakan pengertian pariwisata menurut beberapa ahli : 1. Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta “pari” yang berarti banyak atau berkeliling dan “wisata” yang berarti pergi atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan secara berulang – ulang dan berpindah – pindah. 2. Gejala – gejala yang disebabkan oleh perjalanan dan pendiaman