LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

LAPORAN PENELITIAN

STUDI JENIS KANTONG SEMAR (Nephentes spp) DI PUNCAK TAMAN WISATA ALAM BUKIT KELAM KECAMATAN KELAM PERMAI KABUPATEN SINTANG

TIM PENELITI OLEH;

Antonius, S. Hut., M. P ( Ketua Tim) Kamaludin, S. Hut., M. MA ( Anggota) Nurdin Haryadi, S. Hut ( Anggota)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG AGUSTUS TAHUN 2016

Lembaran Identitas dan Pengesahan

1 Judul : Studi Jenis Kantong Semar (Nephentes spp) Di Puncak Taman Wisata Alam Bukit Kelam Kecamatan Kelam Kabupaten Sintang

2. Ketua Peneliti: Nama ; Antonius, S. Hut., M. P Jenis kelamin ; Laki – Laki Nik-Nidn ; 114001022-1112057501 Jabatan Fungsional ; Lektor Unit Kerja ; Faperta Unka Sintang Bidang Ilmu ; Kehutanan Anggota ; 1. Kamaludin, S. Hut., M. MA ( Anggota) 2. Nurdin Haryadi, S. Hut ( Anggota). 3 Lokasi Penelitian ; Kecamatan Kelam 4 Jangka Waktu ; 5 ( lima ) bulan 5 Biaya ; Rp. 5.000.000,- 6 Sumber biaya ; Yayasan Melati Sintang LP2M Unka Sintang 7 Objek penelitian ; Klasifikasi Kantong Semar 8 Teori pelayanan ; Klasifikasi, Morfologi, dan Habitat Kantong Semar

Sintang , September 2016 Mengetahui , Ketua Peneliti, Dekan Faperta

M. Syukur, S. Hut., M. P Antonius, S. Hut., M. P Nik-Nidn: 114001019-1110047301 Nik-Nidn:114001022-1112057501

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG

Ketua LP2M: Kepala Bidang Penelitian:

Kamaludin., S.Hut., M.MA Ir. Sumartoyo., M.P Nik-Nidn: 114004043-1127117801 Nik-Nidn:11093014-1109096301

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kantong semar yang berada di puncak Taman WIsata Alam Bukit Kelam Kecamatan Kelam Permai Kabupaten sintang. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai pemberi informasi mengenai tumbuhan kantong semar yang terdapat di kawasan Taman Wisata Alam Bukit Kelam, sehingga dapat dijadikan bahan rujukan untuk pengambil kebijakan dalam upaya pelestarian, perlindungan, serta pengelolaan tumbuhan kantong semar. Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan pengamatan langsung kelapangan guna mengetahui jenis-jenis kantong semar yang terdapat di puncak Taman Wisata Alam Bukit Kelam, pengamatan dilakukan dengan cara menjelajah bagian-bagian bukit yang terdapat tumbuhan kantong semar serta di lakukan pengambilan data dengan mengidentifikasi langsung, serta memasukan titik koordinat tumbuhan kantong semar yang ditemukan. Berdasarkan hasil dari pengamatan langsung di lapangan, dari 112 individu hanya 4 spesies yang berhasil ditemukan, adapun jenis-jenis nya terdiri dari Cliepeata, Nepenthes Reinwardtiana, dan Nepenthes Ampularia. jumlah terbanyak adalah Reinwardtina dengan jumlah 75 individu. jumlah spesies yang termasuk sedikit ini mungkin karena di pengaruhi oleh musim kemarau yang terjadi pada saat sekarang ini sehingga mengakibatkan jenis-jenis lain susah ditemukan karena banyak yang tidak mampu bertahan dan mati. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari hasil pengamatan lansung dilapangan telah ditemukan 4 jenis tumbuhan Nepenthes, yaitu Nepenthes Cliepeata, Nepenthes Reinwardtiana, Nepenthes Albomarginata dan Nepenthes Ampularia dan berdasarkan tempat tumbuhnya jenis-jenis nepenthes ini tumbuh menyebar diberbagai tempat. Mengingat aktivitas masyarakat serta pengunjung Taman Wisata Alam Bukit Kelam Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang, dan dengan adanya tumbuhan kantong semar yang sangat potensial Adapun saran yang penulis dapat sampaikan adalah sangat diharapkan pengawasan serta tindakan langsung dari semua pihak terutama Instansi terkait guna pelestarian tumbuhan kantong semar.

Kata Kunci : Jenis Kantong Semar Di Puncak Taman Wisata Alam Bukit Kelam

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan

HidayahNya kepada penulis sehingga Penelitian ini dapat diselesaikan. Adapun judul Penelitian ini adalah “ STUDI JENIS KANTONG SEMAR (Nephentes spp) DI PUNCAK TAMAN

WISATA ALAM BUKIT KELAM KECAMATAN KELAM PERMAI KABUPATEN

SINTANG”,.

Pada kesempatan ini ijinkan penulis menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan moril dan materil yang penulis terima dari : Tim Peneliti dan Kepala LP2M Universitas Kapuas

Sintang

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan penelitian ini, mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Besar harapan penulis semoga kelak penelitian ini dapat bermamfaat bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi ilmu Pengetahuan dikemudian hari.

Sintang, September 2016 Penulis,

Antonius, Kamaludin, Nurdin Haryadi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...... HALAMAN PENGESAHAN ...... HALAMAN ABSTRAK ……………………………...………………… KATA PENGANTAR ………………………………………………….. DAFTAR ISI …………………………………………………………….. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………………. 1 B. Masalah Penelitian ………………………………………… 2 C. Tujuan Penelitian …………………………………………… 3 D. Kegunaan Penelitian …………………………………….. … 3 F. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………….. 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Klasifikasi Kantong Semat (Nepenthes) …………………….. 5 B. Morfologi Kantong Semar …………………………………. 5 1. Batang (Bulb) ……………………………………………... 5 2. Daun ……..………………………………………………. 6 3. Bunga ……………………………………………………. 6 4. Kantong ………………………………………………… 6 C. Habitat Kantong Semat (Nepenthes) ………………..….. 8 D. Penyebaran Kantong Semar (Nepenthes) ……………….. 9 D. Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Kelam Kabupaten Sintang 9 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ……………………………………. 11 B. Bahan dan Objek Penelitian ...... ……………… 12 1. Alat Penelitian ...... 12 2. Objek penelitian ...... 12 C. Pelaksanaan Penelitian ………….………………………… 12 1. Persiapan ……...... ……………………………. 12 2. Penentuan petak penelitian ……….……………………. 13 3. Analisis Vegetasi ………….……….…………………… 13 D. Pengumpulan Data ...... 14 1. Data Primer …………………………...………………… 14 2. Data sekunder …...... …………………………………… 14 E. Analisis Data ...... 14 F. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 14 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian ……………………………… 15 1. Letak Dan Luas ……………………………………………. 15 2. Tofografi …………………………………………………... 15 3. Keadaan Tanah Dan IKlim ………………………………... 15 4. Kondisi Hutan ……………………………………………... 16 B. Hasil Penelitian …………………………………………………. 16 1. Jenis-Jenis Nepenthes Yang Ditemukan Di Puncak Taman Wisata Alam Bukit Kelam Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang ……. 16 1. Nepenthes Cliepeata ……………………………………………… 17 A. Morfologi Nepenthes Cliepeata ………………………………….. 19 1. Batang ……………………………………………………… 19 2. Daun ……………………………………………………….. 19 3. Kantong ……………………………………………………. 19 4. Bunga ……………………………………………………… 19 2. Nepenthes Reinwardtiana ……………………………………….. 19 B. Morfologi Reinwardtiana ……………………………………….. 21 1. Batang ……………………………………………………… 21 2. Daun ………………………………………………………... 21 3. Kantong …………………………………………………….. 21 3. Nepenthes Albomarginata ………………………………………… 22 C. Morfologi Nepenthes Albomarginata …………………………….. 24 1. Batang ……………………………………………………….. 24 2. Daun …………………………………………………………. 24 3. Kantong ……………………………………………………… 24 4. Bunga ………………………………………………………… 24 4. Nepenthes Ampularia ……………………………………………… 24 D. Morfologi Nepenthes Ampularia …………………………………. 26 1. Batang ………………………………………………………. 26 2. Daun ………………………………………………………... 26 3. Kantong …………………………………………………….. 26 4. Bunga ……………………………………………………….. 27 C. Pembahasan ………………………………………………………… 27 1. Jenis-jenis Nepenthes Yang Terdapat Di Puncak Taman Wisata Alam Bukit Kelam ………………………………………………………… 27 1. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat ……………………………… 30 A. Letak Dan Luas …………………………………………………… 30 1. Letak ………………………………………………………… 30 2. Luas ………………………………………………………… 31 A. Tofografi ………………………………………………………… 31 B. Geologi Dan Tanah ……………………………………………… 31 C. Iklim …………………………………………………………….. 32 D. Vegetasi Penutup Tanah ………………………………………… 32 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 34 B. Saran ………………………………………………………………. 35 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalimantan Barat merupakan daerah tropis dengan suhu berkisar antara 24 C-34 C dan kelembapan yang tinggi antara 60% - 90%, di lewati oleh garis khatulistiwa, memiliki tofografi dataran rendah sampai dataran yang berbukit dan memiliki berbagai macam hutan, antara lain hutan rawa gambut, hutan kerangas, hutan bakau, dan daerah-daerah terbuka akibat kerusakan hutan sehingga tidak lah mengherankan bila provinsi yang kaya akan sumber daya genetik baik flora maupun faunanya, lama kelamaan akan kehilangan sumber daya genetiknya.

Salah satu flora yang sangat unik dan menarik adalah tanaman kantong semar, yang dalam bahasa daerahnya disebut entuyut, di beberapa daerah di Kalimantan Barat di sebut periuk kera, periuk monyet, kentakong dan kerukutyn dalam bahasa latin nya di sebut nepenthes, dalam bahasa inggris pitcher .

Menurut Clarke (2003 : 1), kantong semar adalah tumbuhan karnivora yang menghasilkan kantong berupa kendi atau corong yang berguna untuk menjerat binatang kecil seperti serangga. Tumbuhan karnivora ini umumnya tumbuh di tempat yang kandungan unsur haranya kurang seperti puncak gunung dan rawa, karena dilahan yang kurang subur atau kurang unsur hara mereka dapat menjerat dan mencerna binatang. Asupan makanan yang di peroleh dari proses ini di angkut kebagian lain tumbuhan untuk membantu mereka tumbuh dan berproduksi.

Meskipun kantong semar ini tumbuhnya dengan lahan yang miskin hara namun tanaman ini sangat unik dan sangat di minati oleh turis lokal maupun turis asing, namun kita ketahui bersama keberadaan tumbuhan yang sangat unik ini di alam sudah mencemaskan di karenakan 1 banyaknya perburuan ilegal terhadap tumbuhan ini untuk di perjual belikan, jika tidak segera di ambil tindakan yang tegas dan di lestarikan tumbuhan kantong semar hanya akan tinggal cerita.

Tanaman kantong semar secara umum di Indonesia di sebut nepenthes atau biasa juga di sebut nepi, merupakan tanaman karnivora yang membentuk kantong di ujung-ujung daunnya.

Sebenarnya kantong tersebut adalah ujung daun yang berubah bentuk dan fungsinya menjadi perangkap hewan-hewan seperti lebah, insecta dan serangga lainnya. Kantong ini bervariasi bentuk dan warnanya, terdiri dari sulu, tutup kantong, bibir kantong (peristome), taji dan sayap.

Kantong ini berisi cairan nektar sangat menarik bagi serangga untuk berkunjung, dan apabila serangga itu masuk kedalam tidak akan bisa keluar lagi karena dinding kantong bagian dalam licin dan bentuk bibir (peristome) sedemikian rupa, sehingga hewan-hewan yang tergelincir kedalam kantong, tenggelam dan mati.

B. Masalah Penelitian

Jenis dan potensi kantong semar pada kawasan puncak Taman Wisata Alam Bukit Kelam

Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang sampai saat ini belum di lakukan identifikasi secara baik/menyeluruh. Untuk menghindari ancaman terhadap keberadaannya, mengingat jenis dan potensinya sangat perlu dijaga, dilestarikan, dimanfaatkan dan di kembangkan, maka diharapkan informasi tentang keanekaragaman jenis kantong semar yang ada dapat dijadikan acuan dalam rangka pemanfaatan, perlindungan dan pengelolaan hutan secara baik.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan masalah penelitian yaitu bagaimana keanekaragaman jenis tumbuhan kantong semar yang terdapat dipuncak Taman Wisata Alam

Bukit Kelam Kecamatan Kelam permai Kabupaten Sintang.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini :

1. Untuk mengetahui secara langsung tumbuhan kantong semar yang terdapat di puncak

Taman Wisata Alam Bukit Kelam.

2. Untuk mengetahui jenis dan tempat tumbuh kantong semar yang terdapat di puncak Taman

Wisata Alam Bukit Kelam.

D. Kegunaan Penelitian

Di harap dengan adanya penelitian ini :

1. Secara teoritis, yaitu untuk menambah pengetahuan serta memberikan informasi, ilmu dan

pengetahuan terutama mengenai jenis-jenis kantong semar yang berada di puncak Taman

Wisata Alam Bukit Kelam Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang.

2. Secara Praktis, yaitu di harapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk

upaya pengelolaan dan perlindungan pelestarian kantong semar yang terdapat di puncak

Taman Wisata Alam Bukit Kelam Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan langsung serta pendatan jenis-jenis kantong semar secara menyeluruh di puncak Taman Wisata Alam Bukit

Kelam Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Kantong Semar (Nephentes spp )

Dalam buku nephentes kantong semar yang unik (2006), semua jenis nephentes yang ada

di dunia memiliki :

Kerajaan : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Filum : Magnoliopytha

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Nephenthales

Famili : Nepenthaceae

Marga : Nepenthes

Species : Nephentes spp.

B. Morfologi Kantong semar (Nephentes spp)

1. Batang (Bulb)

Batang memanjat panjang sampai ≤ 15 m,dengan ketebalan batang ≤ 8 mm, di dalam batang

terdapat lapisan lilin yang meliutkan batang setra menguatkan batang.

2. Daun 5 Tangkai daun/singkat atau tidak ada, sulur mencapai ≤ 15 cm, pelat tipis berbentuk

spathulate hingga membentuk lembing dengan panjang ≤ 25 cm, lebar ≤ 6 cm.

3. Bunga

Panjang dan kecil pada bunga ≤ 15 mm, daun berbentuk bujur telur, panjang hampir

mencapai ≤ 6 mm untuk susunan di tangkai betina yang pada umumnya lebih pendek di

bandingkan jantan.

4. Kantong

Tinggi ≤ 10 cm, lebar ≤ 7 cm, dengan dua sayap nyata di pinggirnya (≤ lebar 20 mm).

Kelenjar menutupi hampir semua permukaan bagian dalam kendi. Mulut oval dan

horizontal. Peristome bengkok kedalam dan memiliki luas ≤ 25 mm.

Urat daun longitudinal

Gambar . Marfologi Nepenthes

7 C. Habitat Kantong Semar (Nepenthes spp)

Kantong semar hidup di tempat-tempat terbuka atau agak terlindung di habitatyang miskin unsur hara dan memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi. Tumbuhan ini bisa hidup di hutan hujan tropik dataran rendah, hutan pegunungan,hutan gambut, hutan kerangas, gunung kapur, dan padang savana. Berdasarkan 174 Kantong Semar (Nepenthes sp.) di Hutan (Fatahul

Azwar dkk.) 175 ketinggian tempat tumbuhnya, kantong semar dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kantong semar dataran rendah, menengah, dan dataran tinggi.Spesies yang tercatat tumbuh di ketinggian paling tinggi adalah N. Lamii yaitu di ketinggian 3,520m.

Kebanyakan spesies tumbuh di tempat kelembaban tinggi dan cahaya dengan tingkat menengah hingga tinggi. Beberapa spesies seperti N. Ampullaria tumbuh di tempat yang teduh dengan tidak terlalu banyak cahaya, sedangkan N. Mirabilis tumbuh di tempat yang terbuka dengan cahaya yang berlimpah. Tanah tempat tumbuh nephentes biasanya miskin hara dan asam

. Beberapa spesies tumbuh di tempat yang sangat beracun bagi tanaman lain seperti N. Rajah yang tumbuh pada tanah dengan kandungan logam berat dan N. Albomarginata yang tumbuh pada pantai berpasir di zona yang terkena siraman air laut.

Karakter dan sifat kantong semar berbeda pada tiap habitat. Beberapa jenis kantong semar yang hidup di habitat hutan hujan tropik dataran rendah dan hutan pegunungan bersifat epifit, yaitu menempel pada batang atau cabang pohon lain.Pada habitat yang cukup ekstrim seperti di hutan kerangas yang suhunya bisa mencapai 30º C pada siang hari, kantong semar beradaptasi dengan daun yang tebal untuk menekan penguapan air dari daun. Sementara kantong semar didaerah savana umumnya hidup terestrial, tumbuh tegak dan memiliki panjang batang kurang dari 2 m.

D. Penyebaran Kantong Semar (Nephentes spp)

Kantong semar tumbuh dan tersebar mulai dari Australia bagian utara, Asia Tenggara, hingga Cina bagian Selatan. Indonesia sendiri memiliki pulau Kalimantan dan Sumatra sebagai surga habitat tanaman ini. Dari 64 jenis yang hidup di Indonesia, 32 jenis diketahui terdapat di

Borneo (Kalimantan, Serawak, Sabah, dan Brunei), sebagai pusat penyebaran kantong semar.

Pulau Sumatera menempati urutan kedua dengan 29 jenis yang sudah berhasil diidentifikasi.

Keragaman jenis kantong semar dipulau lainnya belum diketahui secara pasti. Namun berdasarkan hasil penelusuran spesimen herbarium di herbarium Bogoriense, ditemukan bahwa di Sulawesi minimum sepuluh jenis, papua sembilan jenis, Maluku empat jenis, dan Jawa dua jenis (Mansur 2008).

E. Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Kelam Kabupaten Sintang

Taman Wisata Alam Gunung Kelam terletak di Sintang, Kalimantan Barat. Kawasan konservasi ini menempati lahan seluas 520 hektar. Tempat ini resmi dijadikan taman wisata alam

(TWA) berdasarkan Kepmen Menhut No. 594/Kpts-II/1992, 6 Juni 1992.

Taman wisata alam Bukit Kelam konon terkait dengan legenda Bujang Beji dan

Tumenggung Marubai adalah kepala kelompok para penangkap ikan di Negeri Sintang {Ibu

Kota Kabupaten Sintang sekarang}. Bujang Beji beserta kelompoknya menguasai sungai

Kapuas, sedangkan Tumenggung Marubai beserta kelompoknya menguasi sungai Melawi.

Karena perbedaan hasil tangkapan ikan, muncul niat jahat Bujang Beji untuk menutup aliran sungai Melawi dengan batu besar. Lalu ia pergi ke Kapuas Hulu untuk mengangkat batu besar yang terdapat di puncak bukit Nanga Silat dan membawanya ke Sungai Melawi. Namun, di persimpangan sungai Kapuas dan sungai Melawi, dewi-dewi dari kayangan menertawakannya

beramai-ramai. Tatkala mendongakkan kepala mencari asal suara, tanpa disadarinya, ia

menginjak duri beracun. Seketika itu juga batu yang di pikulnya terlepas dan kemudian terbenam

di suatu tempat yang bernama Jetak.

Menurut legendenya, batu besar yang terbenam itu kemudian tumbuh perlahan-lahan

menjadi sebuah bukit. Sekarang ini bukit tersebut dikenal dengan Bukit Kelam, sebuah obyek

wisata yang unik dan eksotik yang sangat dikagumi para wisatawan. Di namakan Bukit Kelam,

karena batu-batu yang terdapat di bukit tersebut berwarna hitam.

Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Kelam Kecamatan Kelam Permai Kabupaten

Sintang mempunyai batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Dusun Ajax.

2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Merpak.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kebong.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Dusun kenukut.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode petak tunggal. Jalur pengamatan di lakukan di kiri dan kanan jalur penelitian dengan jarak di sesuaikan jalur dengan kondisi lapangan jika di temukan jenis kantong semar, maka akan dibuat petak pengamatan yang diletakan dengan metode purposive sampling (diletakan dengan sengaja) dan di ambil titik koordinatnya dengan menggunakan GPS (Global Potition System), dengan ukuran 2 m x 2 m.

Bagan jalur pengamatan dapat dilihat pada gambar berikut.

Jalur

Gambar 3.1. Bagan jalur pengamatan

11 B. Bahan dan Objek Penelitian

1. Alat Penelitian

a. Peta lokasi dengan skala. 1 : 13.000.

b. Parang alat tebas.

c. Kompas untuk menentukan arah.

d. Meteran dan tali.

e. Satu set alat panjat tebing.

f. Tally sheet untuk mencatat data.

g. GPS untuk menentukan titik koordinat.

h. Kamera untuk dokumentasi.

i. Buku identifikasi tumbuhan kantong semar (Nepenthes spp)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah semua jenis kantong semar beserta tempat tumbuh kantong semar yang terdapat di dalam petak pengamatan.

C. Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan

Persiapan yang di lakukan sebelum melaksanakan kegiatan penelitian adalah mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan, dalam penelitian ini seperti kompas, alat-alat panjat tebing,peta lokasi/kawasan, kamera, buku identifikasi tumbuhan kantong semar dan alat- alat lainnya yang dibutuhkan di lapangan. Setelah itu baru melakukan observasi lokasi penelitian dan pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer adalah mendokumentasikan langsung jenis kantong semar yang dijumpai dalam petak pengamatan sedangkan data sekunder mencari tahu nama kantong semar tersebut dengan melakukan wawancara dengan masyarakat setempat tentang nama daerah jenis kantong semar tersebut.

2. Penentuan Petak Penelitian

Penentuan petak penelitian dengan menggunakan petak tunggal yang diletakan secara sengaja dibeberapa tempat ditemukan adanya kantong semar yang tumbuh. Untuk mengetahui jenis-jenis kantong semar yang berada dalam petak pengamatan, dilakukan identifikasi langsung dengan cara mencocokannya dengan buku identifikasi jenis kantong semar. Jika belum teridentifikasi, maka akan dibuatkan herbarium untuk identifikasi lebih lanjut.

3. Analisis vegetasi

a. Inventarisasi

Inventarisasi adalah kegiatan pengumpulan data penyusunan data dan fakta mengenai

keberadaan kantong semar yang berada dalam petak pengamatan.

b. Identifikasi jenis kantong semar

Pengidentifikasian/identifikasi dilakukan secara langsung berdasarkan kenampakan yang

dicirikan oleh berbagai sifat fisik dan marfologisnya,seperti bentuk helaiyan daun, bentuk

bunga, serta dengan membawa pengenal tumbuhan.

D. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang diambil adalah semua jenis kantong semar dan tumbuhan tempat kantong

semar tumbuh yang terdapat dalam petak pengamatan.

2. Data Sekunder Data sekunder yang diperlukan sebagai data penunjang dalam penelitian ini adalah data

iklim, literatur yang menggambarkan keadaan umum lokasi penelitian, peta kerja dan

referensi terkait kantong semar.

E. Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan secara kualitatif namun di sajikan dalam bentuk deskriptif. Semua jenis kantong semar yang ditemukan akan dideskripsikan sesuai marpologi jenis dan tempat hidupnya.

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakuakan di Puncak Taman Wisata Alam Bukit Kelam Kecamatan

Kelam Permai Kabupaten Sintang selama 3 (tiga) minggu efektif dilapangan, dari pertengahan sampai dengan akhir april 2014.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. Letak dan luas

Taman Wisata Alam Bukit Kelam terletak di Kecamatan Kelam Permai Kabupaten

Sintang, Kalimantan Barat. Kawasan Konservasi ini menempati lahan seluas 520 hektar. Dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Dusun Ajax

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Merpak

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kebong

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Kenukut

2. Tofografi

Secara umum puncak Bukit Kelam merupakan daerah dataran tinggi yang terdiri dari batu-batuan andesit atau batuan keras serta memiliki gua-gua vertical yang sangat dalam, puncak

Bukit Kelam memiliki ketinggian dari permukaan laut adalah 990 MDPL.

3. Keadaan tanah dan iklim

Kondisi keadaan tanah di puncak Bukit Kelam di pengaruhi oleh keadan ketinggian yang terdiri dari serasah dan lumut yang menumpuk di atas bebatuan serta memiliki ketebalan 2-4 cm, pHnya sekitar 5-6. Dan memiliki iklim hutan hujan trofis.

15 4. Kondisi Hutan

Kondisi hutan ini berdasarkan fungsi hutan seluruhnya adalah termasuk hutan alam lembab/basah. Kelompok hutan ini adalah termasuk hutan hujan trofis dataran tinggi, dengan potensi hutan di dominir oleh jenis-jenis vegetasi dari family podacarpaceae.

B. HASIL PENELITIAN

1. Jenis-jenis Nepenthes Yang Ditemukan Di Puncak Taman Wisata Alam Bukit

Kelam Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang

Dari hasil pengamatan langsung dilapangan ada empat jenis nepenthes/kantong semar yang berhasil di temukan serta diidentifikasi, dan dari beberapa jenis yang ditemukan tersebuat ada satu jenis kantong semar yang merupakan endemic Taman Wisata Alam Bukit kelam, bahkan kantong semar ini hanya terdapat satu-satunya didunia hanya tumbuh dikawasan puncak

Bukit Kelam serta tidak terdapat diwilayah atau Negara lain, mengingat kantong semar ini sangat langka maka sangat perlu diadakn perlindungan serta pengelolaan yang baik dari berbagai pihak karena kondisi dilapanga menunjukan bahwa jumlah kantong semar ini semakin berkurang dan hanya sedikit tersisa dari pembalakan liar serta gangguan para pendaki yang tidak bertanggung jawab. Dari empat jenis kantong semar yang ditemukan adalah sebagai berikut :

1. Nepenthes Cliepeata

Nepenthes clipeta adalah salah satu kantong semar yang berhasil di temukan selama pengamatan langsung di lapangan, kantong semar ini adalah kantong semar yang sangat terkenal didunia dan merupakan tumbuhan kantong semar endemic Taman Wisata Alam Bukit Kelam yang hanya dapat tumbuh diketinggian 600-800 m dpl, kantong semar ini hanya terdapat satu- satunya didunia tumbuh diTaman Wisata Alam Bukit kelam. Selama pengamatan kantong semar cliepeata hanya di temukan empat individu, pada koordinat N.00.007764. E.111.65314, ketinggian 820,8 m dpl, ditemukan 1 individu. Pada koordinat N.00.07766, E.111.65325, ketinggian 811,4 m dpl, ditemukan 1 individu, dan pada koordinat E.00.07760, E.111.65336, ketinggian 803,4 m dpl ditemukan 2 individu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar.1: Nepenthes clipeata

Penyebaran : Kalimantan

Silang alami : Dengan N. albomarginata, N. reinwadtiana.

Habitat : Hutan dataran tinggi pada batu granit ketinggian antara 600-800 m dpl

Status : kritis

18 A. Marfologi Nepenthes Clipeata

1. Batang

Panjang ≤ 2 m, diameter ≤ 12 mm, panjang ruas daun ≤ 10 cm, bentuk silinder.

2. Daun

Tebal,berbentuk perisai,bertangkai,panjangnya ≤ 20 cm, lebar ≤ 20 cm, jumlah urat daun longitudinal = 6 pada setiap sisi dari urat daun tengah, panjang sulur ≤ 15 cm.

3. Kantong

Model kantong 1/3 bagian bawah berbentuk bulat dan 2/3 bagian atas berbentuk corong, berwarna putih dengan lurik-lurik merah, tinggi ≤ 30 cm, lebar ≤ 10 cm, mulut bundar, penutup berbentuk oval hingga jantung, berukuran cukup lebar hingga menutup mulut kantong, panjang taji ≤ 10 mm, tidak bercabang,

4. Bunga

Bentuk tandan panjang ≤ 45 cm, sepal oval hingga lonjong, panjang ≤ 5 mm.

2. Nepenthes reinwardtiana

Nepenthes reinwardtiana umumnya tumbuh di daerah perbukitan, dari lereng hingga dataran tinggi. Nepenthes ini cukup mudah dikenali karena memiliki cirri khusus, yaitu memiliki dua titik putih menyerupai mata di dinding kantong bagian dalam. Dari hasil pengamatan langsung di lapangan ditemukan 75 individu kantong semar reinwardtiana, pada koordinat

N.00.07986. E. 111.63896, ketinggian 658,9 m dpl,ditemukan 50 individu. Pada koordinat

N.00.07760. E. 111.65182, ketinggian 826,7 m dpl, ditemukan 2 individu. Pada koordinat N.

00.07768. E.111.65180, ketinggian 840.0 m dpl, ditemukan 6 individu. Pada koordinat

N.00.07767. E.111.65234, ketinggian 832,0 m dpl ditemukan 10 individu. Pada koordinat N.00.07568. E.111.64799, ketinggian 849,1 m dpl ditemukan 7 individu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Gambar 2.

Nepenthes Reinwardtiana

Varietas : Samarindesis

Penyebaran : Sumatra dan Kalimantan20

Silang alami : Dengan N.albomarginata, N. stenophylla, N. hispida, N. macrovugaris. Habitat : Hutan rawa gambut, hutan kerangas, hutan dataran rendah pada vegetasi

sekunder, hutan lumut, pada ketinggian antara 0 – 2100 m dpl.

Status : terkikis

B. Morfologi Reinwardtiana

1. batang

Cirri batang memanjat, panjang ≤ 10 m, diameter ≤ 6 mm, panjang ruas daun ≤ 10 cm, bentuk segitiga.

2. daun

Cirri daun tebal, posisi duduk, bentuk lanset, panjang ≤ 15 cm, lebar ≤ 4 cm, jumlah urat daun longitudinal ≤ 4 pada setiap sisi urat daun tengah, panjang sulur ≤ 20 cm.

3. kantong

Kantong roset dan kantung bawah 1/3 bagian bawah membulat dan 2/3 bagian atasnya silinder hingga corong, bersayap dua tanpa bulu, berwarna hijau atau merah maron, tinggi ≤ 15 cm, lebar ≤ 5 cm, memiliki dua spot mata di dalam dinding bagian belakang, mulut berbentuk sadak, penutup bundar hingga elips, panjang taji ≤ 3 mm, tanpa cabang.

Kantong atas berbentuk hamper sama dengan kantong bawah tetapi tidak bersayap, tinggi

≤ 20 cm, lebar ≤ 5 cm, umumnya berwarna hijau.

3. Nepenthes Albomarginata

Nepenthes albomarginata sangat mudah dikenali dengan ciri garis putih yang sangat jelas dan melingkar dibawah mulut kantong yang dapat membedakannya dengan jenis lainnya. Pada pengamatan langsung dilapangan kantong semar jenis albomarginata dapat ditemukan sebanyak

19 individu. Pada koordinat N. 00.07769. E. 111.65197, ketinggian 827,9 m dpl,ditemukan 2 individu. Pada koordinat N. 00.07736. E.111.65235, ketinggian 842,1 m dpl,ditemukan 7 individu. Pada koordinat N.00.07770. E.111.65311,ketinggian 809,0 m dpl,ditemukan 2 individu. Pada koordinat N.00.007772. E.111.65325, ketinggian 787.8 m dpl, ditemukan 5 individu. Pada koordinat N.00.07766. N.111.65337,ketinggian 805.8 m dpl, ditemukan 3 individu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar. 3 . Nepenthes albomarginata

Varietas : villosa, typical, tomentolla, dan rubra.

Penyebaran : Sumatra dan Kalimantan Silang alami : dengan N.ampularia, N. cliepeata, N. hirsute, N.northiana, N. reinwardtiana, N.

vitchii, dan N. eustachya.

Habitat : hutan kerangas daratan rendah, puncak bukit dengan vegetasi terbuka di tanah

kapur atau tanah berpasir, tersebar pada ketinggian di antara 0-1.100 m dpl.

Status : terkikis

C. Marfologi Nepenthes Albomarginata

1. Batang 23 Ciri batang tumbuh memanjat,panjang ≤ 5 m, diameter ≤ 5 mm, bentuk silinder,panjang ruas daun ≤ 15 cm.

2. Daun

Ciri daun tebal,berbentuk lanset, panjang ≤ 25 cm, lebar ≤ 2 cm, panjang sulur ≤ 20 cm, permukaan bawah daun ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna cokelat,urat daun longitudinal sulit dilihat.

3. Kantong

Ciri kantong berbentuk silinder, tinggi ≤ 15 cm, lebar ≤ 3,5 cm, berwarna hijau, terkadang dibeberapa tempat ada yang berwarna hitam, merah, atau ungu. Penutup bundar, kantong bawah memiliki dua sayap yang tumbuh mulai dari atas hingga bawah kantong.

4. Bunga

Ciri bunga berbentuk tandan,panjang ≤ 40 cm, ciri bunga betina lebih pendek dari pada jantan.

4. Nepenthes Ampularia

Nepenthes ampularia sangat mudah dikenali dari cirri kantong yang sangat menarik yang berbentuk tempayan, kantong tumbuh bergerombol muncul dari roset daun diatas permukaan tanah. Terkadang kantong dari roset daun tumbuh menggantung pada batang-batang yang tumbuh tegak, bentuk mulut kantong mirip mulut babi, di Kalimatan Tengah jenis ini disebut kantong babi. Dari hasil pengamatan langsung di lapangan ditemukan 14 individu. Pada koordinat N. 00.07624, E. 111.65014, ketinggian 882.1 m dpl, ditemukan 5 individu. Pada koordinat N. 00.07633. E. 111.65016, ketinggian 889,2 m dpl, ditemukan 4 individu. Pada koordinat N. 00.07604. E. 111.64956,ketinggian 900 m dpl, ditemukan 5 individu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Gambar 4. Nepenthes Ampularia

Varitas : Geelvinkiana, longicarpa, microsepala, dan racemosa. Penyebaran : Sumatra, Kalimantan, dan Irian Jaya.

Silang alami : Dengan N. albomarginata, N. bicalcarata, N. gracilis, N. rafflesiana, N. hirsute,

N. mirabilis, N. reinwardtiana, dan N. tabaica.

Habitat : Hutan kerangas, hutan rawa gambut, hutan rawa, pinggir sungai, sawah,

dan semak belukar, umumnya tumbuh ditempat-tempat terbuka, lapangan luas 25 dan datar di tanah-tanah yang basah, dan tersebar pada ketinggian antara 0-1.100

m dpl.

Status : Terkikis

D. Morfologi Nepenthes Ampularia

1. Batang

Ciri batang merambat, panjang ≤ 15 m, diameter ≤ 8 mm, panjang ruas daun ≤ 15 cm, entuk silinder berwarna cokelat.

2. Daun

Ciri daun tebal berbentuk sundip hingga lanset, panjang ≤ 25 cm, lebar ≤ 6 cm, jumlah urat daun longitudinal 3-5 pada setiap sisi dari urat daun tengah, tangkai daun pendek terkadang tidak ada, panjang sulur ≤ 15 cm.

3. Kantong

Ciri kantong roset berbentuk tempayan, berwarna hijau dengan lurik cokelat kemerah- merahan, atau terkadang berwarna merah dengan lurik cokelat, tinggi ≤ 10 cm, lebar ≤ 7 cm, dengan dua sayap cukup lebar, mulut berbentuk oval dan horizontal, penutup kecil berbentuk pasak atau elip, kantang atas sangat jarang terlihat, berukuran lebih kecil dari kantong bawah atau kantong roset.

4. Bunga

Ciri bunga erbentuk malai, panjang ≤ 35 cm, bunga betina lebih pendek daripada bunga jantan, bagian tanaman yang masih muda sering ditutupi bulu-bulu halus pendek berwarna cokelat.

C. Pembahasan

1. Jenis-Jenis Nepenthes Yang Terdapat Di Puncak Taman Wisata Alam Bukit Kelam

Dari hasil pengamatan langsung dilapangan menunjukan adanya penurunan jumlah individu. Jumlah terbanyak terdapat pada jenis reinwardtiana semakin meningkatnya jumlah suatu tanaman maka jumlah jenis semakin menurun yang ditunjukan jumlah jenis terendah terdapat pada jenis nepenthes cliepeata. Menurut Soerianegara dan indrawan (1982 : 18), bahwa didalam hutan yang stabilpun sering terjadi perubahan-perubahan.

Gambar 5 : Proses pengambilan data Nepenthes

Total jumlah jenis yang dapat ditemukan pada habitat hutan alam di puncak Taman

Wisata Alam Bukit Kelam sebanyak 4 jenis. Satu jenis merupakan endemic, tiga jenis memiliki kesamaan dengan daerah lainnya.

Dari jenis-jenis tumbuhan nepenthes yang ditemukan dengan jumlah individu terbanyak terdapat pada jenis reinwardtiana. Sedangkan jumlah Nepenthes dengan jumlah individu terkecil terdapat pada jenis Nepenthes cliepeata.

Mengingat semakin menurunnya jumlah individu Nepenthes clipeta,maka perlu diketahui jenis nepenthes clipeata ini hanya terdapat satu-satunya di dunia yaitu hanya tumbuh di puncak kawasan bukit kelam. Nepenthes ini karna keunikan dan harganya yang cukup mahal di pasar gelap sehingga menjadikan nepenthes cliepeata sangat diburu oleh para pengepul dan pencinta

28 tanaman hias dengan cara mengambil langsung dari alamn atau habitat aslinya di puncak Taman

Wisata Alam bukit kelam, sehingga mengakibatkn tumbuhan ini semaki berkurang dan sulit ditemukan pada habitat aslinya.

Tumbuhan nepenthes cliepeata tumbuh di daerah-daerah bibir tebing sampai pada dinding-dinding tebing batu menempel pada lumut-lumut serta serasah yang tersangkut pada selah-selah batu, namun kondisi tempat tumbuh yang menyulitkan untuk mendapatkannya tidak menyurutkan niat para pembalak tumbuhan hias yang sangat mahal harganya ini untuk mememilikinya, walau harus bertaruh nyawa menurunu tebing-tebing yang sangat curam dan berbahaya.

Gambar 6 :

Tempat tumbuh Nepenthes cliepeata

29 I. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat

Sebagian besar masyarakat di sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Kelam bermata pencarian sebagai petani (berladang atau sawah). Sektor pertanian baik tanaman pangan maupun sayur-sayuran memang masih menjadi andalan mata pencarian penduduk. Rata-rata petani tanaman pangan (padi) di wilayah ini sudah bersifat menetap (sawah). Selain itu sebagian penduduk juga menggantungkan hidupnya pada sektor perkebunan seperti karet, buah-buahan

(durian, cempedak, rambutan), ada juga masyarakat yang bermata pencarian dengan beternak, pegawai negeri sipil, dan swasta.

A. Letak dan Luas

1. Letak

Berdasarkan letak geografis, Taman Wisata Alam Bukit Kelam terletak antara 1110

34’11”- 111024’11” BT dan 0005’25”- 0005’27” LS. Secara administratif kawasan ini termasuk dalam wilayah Pemerintahan Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang Propinsi Kalimantan

Barat. Taman Wisata Bukit Kelam memiliki batas wilayah antara lain:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Dusun Ajax.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Merpak.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kebong.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Kenukut.

2. Luas

Kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan Konservasi Taman Wisata Alam Berdasarkan

Surat Keputusan. Menteri Kehutanan Nomor 594/Kpts-II/1992 Tanggal 9 Juni 1992 dengan luas

520 Ha.

A. Topografi

Secara fisik, Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Kelam merupakan kawasan yang memiliki topografi landai sampai berbukit (kelerengan 0<18% sebesar 55,8%. Kemudian daerah sedang atau agak curam (kelerengan 18<35%) sebesar 15,5% dan daerah curam (kelerengan

>35%) sebesar 28,7%. Adapun ketinggian puncak bukit kelam adalah ± 900 Mdpl.

B. Geologis dan tanah

Berdasarkan peta geologi Kabupaten Sintang dengan skala 1:250.000 Kawasan Taman

Wisata Alam Bukit Kelam terdiri dari batuan yang berumur miosen (5,3-23,7 juta tahun) dan berasal dari batuan terobosan Sintang yang terdiri dari Andesit, Dasit, Diorit, Kuarsa, sedikit

Riolit, Riodasit, Basal, Ganit berbutir halus, Sill dan gabro. Di Kawasan Taman Wisata Alam

Bukit Kelam sebaran batu andesit tersingkap di bagian puncak, sedangkan di bagian lereng tersebar batuan sedimen termalihkan. Secara umum Bukit Kelam mengandung mineral Pirit.

Susunan jenis tanah yang terdapat di dalam Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Kelam berdasarkan Peta Tanah Eksplorasi Kabupaten Sintang Tahun 2000 dengan skala 1:400.000 adalah podsolik merah kuning dengan batuan induk bahan endapan. Menurut Darma Wijaya dalam Managam (1995:30) tanah podsolik merah kuning mempunyai tekstur liat yang mengikat, strukturnya semakin ke bawah semakin teguh. Unsur hara rendah terutama N, P, K dan Ca dengan kejenuhan basa kurang dari 35% KTK tanah kurang dari 24 m.e/100 gram tanah.

Keadaan hara miskin, permeabilitas lambat hingga baik dan peka terhadap erosi dan merupakan tanah mineral.

C. Iklim

Menurut Schmidt dan Ferguson TWA Bukit Kelam termasuk klasifikasi type A dengan curah hujan rata-rata per tahun 263 mm dengan suhu udara minimum 220C dan maksimum 320C dengan kelembaban antara 60-70%.

D. Vegetasi Penutup Lahan

Tipe hutan yang terdapat dikawasan TWA. Bukit Kelam dikategorikan kedalam hutan dataran rendah. Dengan komposisi jenis pohon domain dari Family Dipterocarpaceae,

Myrtaceae, Moraceae, Euphorbiaceae. Untuk Family Dipterocarpaceae terdiri dari Keruing

(Dipterocarpus, spp), Pakit (Shorea, sp), Damar (Agathis borneensis), Meranti (Shorea, sp),

Tengkawang (Dipterocarpus, sp). Untuk Family Myrtaceae terdiri dari Lara (Metrosiderosvera),

Salam hutan (Eugenia polyantha) dan Terap (Arthocarpus easticus). Family Moraceae terdiri dari Lengkan (Ficus,sp) Cempedak Hutan (Antrocarpus,sp), Beringin (Ficus Benjamina) dan

Terap (Antrocarpus elasticus). Family Euphorbiaceae yang banyak terdapat adalah Purang

(Macaranga maingayi), Kahang (Macaranga, sp) dan Kayu Padi (Dryepetes, sp).

Selain jenis pepohonan juga terdapat tumbuhan bawah yang cukup beraneka ragam seperti Resam (Gleichenia linearis), Mambung (Glumea balsanifera), Rotan (Calamus, sp),

Bemban (Marata arundinaceae), Kantong semar (Nephentes, sp). BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan studi jenis dan pengamatan langsung data jenis-jenis nepenthes yang terdapat di Kawasan Taman wisata Alam Bukit Kelam Kecamatan Kelam Permai Kabupaten

Sintang maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil studi jenis serta pengamatan langsung di lapangan telah ditemukan 4 jenis tumbuhan nepenthes yang tumbuh di puncak Taman Wisata Alam bukit Kelam, tumbuhan nepenthes tersebut antara lain : Clipeata, Reinwardtiana, Albomarginata, dan Ampularia, serta dapat diketahui bahwa terdapat nepenthes clipeata yang merupakan endemic terlangka di dunia yang tumbuh di kawsan puncak bukit Kelam tersebut.

2. Berdasarkan tempat tumbuhnya nepenthes tumbuh menyebar di berbagai tempat, ada yang hidup di dinding-dinding tebing, di tengah-tengah bukit, serta ada di bagian tepian bukit di sela- sela batu-batu lumut yang menempel di atas batu.

2. Dari hasil perhitungan jumlah individu di lapangan dapat diketahui jumlah jenis terbanyak yang tumbuh di puncak Taman Wisata Alam Bukit Kelam adalah jenis Reinwardtiana dengan jumlah total 75 individu.

34 B. Saran

1. Beberapa jenis nepenthes merupakan endemic yang dapat menjadi mascot bagi daerah

Kecamatan kelam serta mampu menarik turis-turis wisata untuk melihat langsung tumbuhan tersebut di habitat aslinya, maka sangat di harapkan adanya perhatian serta perlindungan yang lebih dari masyarakat sekitar agar keberadaan nepenthes di daerah tersebut dapat terjaga dan lestari.

2. Mengingat tumbuhan nepenthes yang menyebar, dapat memudahkan bagi para ilmuwan atau peneliti untuk mengkaji lebih banyak informasi tentang tumbuhan nepenthes ini, maka perlu dibudidayakan secara benar agar tidak mengusik yang berada di alam bebas atau habitat aslinya.

3. Seiring dengan meningkatnya minat para pecinta tanaman hias terhadap tumbuhan nepenthes, maka perlu di upayakan pengembangan budi daya nepenthes secara baik dan benar oleh masyarakat sekitar, guna menekan pengambilan dari alam atau habitat aslinya langsung.

4. Dalam upaya perlindungan serta pelestarian kawasan Taman Wisata Alam Bukit Kelam sebagai habitat tanaman nepenthes, maka perlu di lakukan upaya peningkatan perlindungan serta pengawasan secara baik oleh pihak Instansi terkait bersama masyarakat guna kelestarian Taman wisata Alam bukit Kelam berserta isinya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005. Buku : Rekakullasi Penutupan Lahan Indonesia Tahun 2005. Departemen Kehutanan RI. htt : // www.dephut.go.id.Kantong Semar (Nepenthes sp.) di Hutan (Fatahul Azwar dkk.)181Anonimus 2006. Nepenthes. Wikipedia, the Free Encyclopedia.http //www.wikipedia.com.

Kunarso, A, Fatahul A. 2006. Neventhes gracilis di Lahan Rawa Gambut Pedamaran Tanaman Unik yang Semakin Terancam. Balai Litbang Hutan Taman Palembang. Departemen Kehutanan (dalam proses publikasi). Mansur, 2006. Nepenthes, Kantong Semar yang Unik. Penebar Swadaya.Jakarta

Dedi Fahmi Firdaus. 2006. Pertumbuhan Kantong semar Dengan Perlakuan Gandasil-D Pada Media Gambut di Persemaian. Universitas Kapuas Sintang.

Doni Mahyudi Erfah. 2011. Kantong Semar{Bahan ajaran SMA 2 Sintang}

S. Wulandari. Sukses Bertanam Kantong Semar.Sinar Cemerlang Abadi 2007.

Muhammad Mansur. Kantong Semar yang Unik

Id.m.wikipedia.org/wiki/kantong_semar www.google.com/search?q=habitat+tumbuhan+kantong+semar&btnG.

Rosoedarmo, 1989. Pengantar Ekologi. Bandung : Remaja Karya.

Soerianegara, I. dan A.Indrawan, 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Supriatna, J., Indrawan, M., Kramadribrata, p., dan Primack, R. 1998. Biologi Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.