Modernisasi dan Terbentuknya Gaya Hidup..... (Hary Ganjar Budiman) 163

MODERNISASI DAN TERBENTUKNYA GAYA HIDUP ELIT EROPA DI BRAGAWEG (1894-1949) MODERNIZATION AND THE LIFESTYLE OF THE EUROPEAN ELITE IN BRAGAWEG (1894-1949)

Hary Ganjar Budiman Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat Jl. Cinambo No. 136, Ujungberung, e-mail: [email protected]

Naskah Diterima: 4 Mei 2017 Naskah Direvisi: 4 Juni 2017 Naskah Disetujui: 13 September 2017

Abstrak Penelitian ini menguraikan perubahan Bragaweg dari 1894 hingga 1949. Selain itu, penelitian ini menguraikan bentuk aktivitas golongan Eropa di Jalan Braga yang merepresentasikan nuansa modern di masa kolonial. Metode sejarah digunakan untuk mengkontruksi kisah Braga. Untuk menunjang analisis, penelitian ini, penulis memakai konsep modernisasi yang digunakan Lawrence V. Stockman. Menurutnya, modernisasi tidak menciptakan sesuatu yang baru tetapi menerima sesuatu yang baru dari bangsa atau Negara lain yang lebih maju. Pada awalnya elit Eropa berusaha beradaptasi, kemudian mengupayakan terbentuknya kehidupan khas Eropa di negeri jajahan. Bragaweg adalah gambaran suksesnya upaya elit Eropa tersebut. Transformasi Bragaweg merepresentasikan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut; dari munculnya toko kebutuhan pokok hingga munculnya toko barang mewah dan industri. Kesan modern terlihat dari gaya hidup yang dipraktikkan elit Eropa serta lengkapnya sarana dan teknologi di kawasan Bragaweg. Pada masa perang kemerdekaan, suasana gemerlap Eropa redup dan digantikan dengan suasan perang. Keywords: Bragaweg, modern, gaya hidup, elit Eropa. Abstract This study describes the Bragaweg changes from 1894 to 1949. In addition, this study describes the form of European-style activity in Braga Street that represents the modern nuances of the colonial period. The historical method is used to construct the Braga story. To support the analysis of this study, the author uses the concept of modernization of Lawrence V. Stockman. He stated that modernization does not create something new but accept something new from another nation or other developed country. At first the European elite tried to adapt, then seek the formation of a typical European life in the colony. Bragaweg is a picture of the success of the European elit. The Bragaweg transformation represents economic growth in the region; From the emergence of staple stores to the rise of luxury and industrial goods stores. Modern impression is seen from the lifestyle practiced by the European elite and the full range of facilities and technology in the Bragaweg region. In the war of independence, the sparkling atmosphere of Europe was dimmed and replaced by the atmosphere of war. Keywords: Bragaweg, modern, life style, European elite.

A. PENDAHULUAN Batavia mengalami lonjakan jumlah Kota-kota di Hindia Belanda penduduk hingga 130%, Surabaya 80%, tumbuh dengan cepat sepanjang 1900 Semarang 100%, dan Bandung 325%. hingga 1925. Pertambahan penduduk Pada awal abad ke-20, muncul istilah mengalami lonjakan yang tinggi. Misalnya revolutiebouw yang bisa dimaknai sebagai 164 Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017: 163- 180 revolusi dalam pembangunan (Mrazek, Kota Bandung bisa dilihat di Jalan Braga. 2006). Didukung oleh perkembangan Jalan Braga sering disebut mewakili citra teknologi dan kebijakan liberalisasi Parijs van yang tersemat di Kota ekonomi pada penghujung abad ke-19, Bandung. Dienaputra (2015: 817) orang-orang Eropa, termasuk para menyatakan bahwa sentra dari sebagian pengusaha dan keluarga pegawai besar denyut kehidupan gaya Eropa di pemerintah kolonial, semakin banyak Bandung pada dasarnya berada di sekitar datang ke Hindia Belanda. Mereka jalan Braga. beradaptasi dengan kondisi tropis di Seperti dijelaskan oleh Haryoto Hindia Belanda, menciptakan lingkungan Kunto (1984, 2014), di Braga terdapat ideal berdasarkan persepsi1 golongan segala jenis pertokoan, restoran, tempat Eropa. Lingkungan ideal menurut persepsi hiburan, gedung pertemuan orang-orang Eropa ini, di antaranya diwujudkan dalam Eropa, bioskop hingga tempat pelacuran bentuk jalan beraspal, lampu penerangan pun ada di sana. Pada jalan Braga pula, jalan, taman kota, lahan pemakaman, uang berputar dan perekonomian melaju. perluasan lahan kota dan pembangunan Pada masa itu lahir ungkapan dari para gedung perkantoran berkonsep Nieuw pengusaha perkebunan Eropa, —naar Indische Bouwstijl (Kunto, 1986, 2014). beneden geld halen!“ yang —artinya ke Menjelang abad ke-20, kota-kota di bawah mengambil uang“. Maksud Jawa–sebut saja misalnya Batavia, ungkapan tersebut tentu saja dari tempat Bandung, Malang, dan Semarang– tinggal para penguasaha Eropa di daratan semakin berkembang pembangunannya tinggi Bandung, menuju ke Braga guna serta dinamis kehidupan masyarakatnya mengambil uang di bank. Pada awal abad (Colombijn dkk., 2005) ke-20, di Jalan Braga terdapat 3 unit bank: Seperti halnya Batavia, Malang, Escompto, DENIS, dan Javasche Bank. dan Semarang, Bandung merupakan salah Sepanjang 1925 hingga 1930, uang satu dari sedikit kota yang merasakan nasabah yang tersimpan di DENIS Bank modernisasi paling mula di Hindia mengalami peningkatan hingga 900%, dari Belanda2, salah satu hasil pembangunan 504.500 gulden meningkat hingga 4.718.500 gulden3.

1 Berdasarkan uraikan di atas, Munculnya julukan seperti Venetie van Java meneropong Jalan Braga yang dijuluki (untuk Batavia), Holland Tropische Stad sebagai dee meest Europeesche (Malang), Costa Brava van Java (Semarang), winkelstraat van indie (Pusat perbelanjaan Switzerland van Java (Garut) merupakan indikasi betapa kota di Hindia Belanda nomor satu Bangsa Eropa di Hindia dibentuk berdasarkan persepsi ideal tentang Belanda) menjadi menarik untuk dikaji. kota di Eropa. Sebagai sebuah jalan yang tak lebih dari 1 2 km itu, sebagai sebuah lokus kecil di Selama Periode 1810 œ 1906 Bandung tengah kota Bandung, agaknya menjadi mengalami perubahan sosial. Perubahan itu penting untuk menelisik bagaimana bergerak secara unilinear, dari kehidupan tradisional kemudian berkembang ke arah mungkin Jalan Braga bisa dijuluki dee kehidupan modern. Proses perubahan mencapai meest Europeesche winkelstraat van indie? puncak dengan pembentukan Gemeente Kenapa harus Jalan Braga, bukan Jalan Bandung pada 1 April 1906. Teknologi kereta di Bandung terbukti mempercepat kehidupan kota (Hardjasaputra, 2002). Bandung 3. Economic-booming terjadi di Bandung pada merupakan kota pertama di Hindia Belanda 1920-an akibat tingginya permintaan hasil yang memiliki biro arsitek swasta, yaitu perkebunan di wilayah Priangan. Hal ini Technisch Bureau Biezeld & Mooje2. Bandung sejalan dengan pertambahan penduduk Eropa, pula yang sempat direncanakan menjadi dan percepatan pembangunan kota (Kunto, Ibukota Hindia Belanda (Dienaputra, 2015). 1986; Hardjasaputra, 2002). Modernisasi dan Terbentuknya Gaya Hidup..... (Hary Ganjar Budiman) 165

Riau atau Jalan Dago misalnya. Pada titik Bragaweg. Tentu pijakan tahun 1894 tidak ini menelusuri transformasi jalan Braga berlaku ketat, karena indikasi menjadi perlu. Banyaknya pertokoan di perkembangan Braga sebagai sebuah pusat Braga pada masa kolonial sebagaimana aktivitas orang Eropa sebetulnya sudah digambarkan oleh Hutagalung dan nampak, setidaknya terhitung dari mulai Nugraha (2006) bisa menjadi parameter berdirinya Societeit Concordia pada 1879. untuk membuktikan bagaimana aktivitas Jauh sebelum itu, dalam ruang lingkup masyarakat di Braga bisa yang lebih umum, sebetulnya modernisasi merepresentasikan kesan modern4 di kota di Bandung sudah dirintis sejak Bandung kolonial, bagaimana pula gaya hidup Eropa ditetapkan sebagai Ibukota Keresidenan bisa terbentuk dan dipraktikkan. Priangan pada 1864. Titik tuju penelitian Berdasarkan uraian di atas, ini dibatasi hingga tahun 1949, yaitu penelitian ini mecoba mengerucutkan terhitung sejak masa revolusi fisik, rumusan masalah menjadi tiga. (1) menjelang pengakuan kedaulatan Bagaimana perubahan Jalan Braga dari oleh Belanda. Tahun 1949 sebuah jalan biasa menjadi sebuah jalan menjadi batasan karena pada masa tersebut modern yang identik dengan kehidupan kondisi Jalan Braga tidak kondusif dan orang-orang Eropa; (2) Ciri apa saja yang mulai ditinggalkan orang-orang Eropa menunjukkan bahwa Braga adalah disebabkan situasi perang yang melanda kawasan modern di masa Hindia Belanda; Hindia Belanda. serta (3) bagaimana pula gaya hidup Eropa Memang telah banyak penulis yang tumbuh di kawasan tersebut. Melalui yang membahas Jalan Braga, seperti rumusan masalah tersebut, penulis Haryoto Kunto (1984; 1986), Ridwan mencoba melihat Braga dari dua Hutagalung dan Taufanny Nugraha (2008), perspektif. Pertama, dari perkembangan Iwan Hermawan (2010), dan disinggung lanskap; dari jalan lengang menjadi jalan dalam disertasi Sobana Hardjasaputra yang penuh dengan toko dan menjadi pusat (2002). Meski demikian, sejauh aktivitas. Kedua, melihat Braga sebagai penelusuran penulis belum ada penelitian ruang yang diisi oleh aktivitas manusianya, yang meninjau Jalan Braga dengan utuh di mana praktik kebudayaan berlangsung. dari masa ke masa. Penulis tidak Kajian ini diharapkan mampu menampik bahwa dari sekian karya yang merekonstruksi perubahan yang terjadi di telah ada, banyak data yang bisa kawasan Braga di tengah kompleksitas dikumpulkan dan direkontruksi dengan perkotaan masa kolonial. Kajian ini juga sudut pandang yang berbeda. Untuk itu, diharapkan bisa menjadi studi penelitian ini mencoba memberi sudut pendahuluan, bila transformasi di Braga ini pandang baru dengan melihat Braga akan dikaji dalam periodiasi yang lebih sebagai representasi modern di kota panjang. Tahun 1894 adalah titik mula kolonial. Di sisi lain penulis mencoba yang penulis ambil dalam penelitian ini. melihat Braga sebagai ruang yang Tahun tersebut menjadi pijakan karena bertransformasi berdasarkan aktivitas pada tahun tersebut, untuk pertama kalinya masyarakat yang mengisinya. Dalam sebuah toko milik orang Eropa berdiri di konteks penelitian sejarah, penulis mencoba mengisi celah dengan uraian

periodisasi yang lebih panjang dan dengan 4 Rudolf Mrazek (2006) memberi perspektif menambah sumber primer lainya (koran, menarik tentang zaman modern di Hindia Belanda. Selain pesatnya teknologi (kereta, iklan, dan foto). mesin jahit, telepon, dsb.), zaman modern di Untuk memudahkan analisis, Hindia Belanda bisa tergambar melaui usaha- penulis mencoba menggunakan konsep usaha untuk menciptakan higienitas, modernisasi yang dikemukakan oleh keteraturan, tata krama, dan perubahan mode Lawrence V. Stockman. Ia busana yang mencolok. 166 Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017: 163- 180 mengungkapkan bahwa modernisasi sumber primer, di antaranya foto-foto adalah proses belajar menerima norma- Bandung awal abad ke-20. Sebagai data norma atau standar-standar yang sudah ada penunjang, penulis juga menggunakan sebelumnya. Modernisasi adalah suatu sumber video yang menggambarkan Braga bentuk resosialisasi, individual maupun sekitar 1910-1930. (2) tahap kritik yaitu kolektif. Dalam pemahaman Stockman, mengkaji otentisitas sumber dan modernisasi ini tidak menciptakan sesuatu kredibilitas sumber. (3) tahap interpretasi, yang baru tetapi menerima sesuatu yang yaitu menafsirkan fakta-fakta serta baru dari orang lain. Orang lain dalam menetapkan makna dari serangkaian fakta konteks ini, sering dikaitkan dengan negara yang diperoleh. (5) tahap historiografi yang lebih maju di Barat. Argumen yaitu rekonstruksi yang imajinatif dari Stockman ini sejalan dengan pendapat masa lampau berdasarkan data yang Roger dan Havens yang mendefinisikan diperolah dengan menempuh proses modernisasi dalam kerangka-kerangka menguji dan menganalisis secara kritis perubahan inovatif dan proses menerima rekaman dan peninggalan masa lampau inovasi-inovasi (Daryanto, 1989). (Herlina, 2011:15). Dikaitkan dengan modernisasi di Braga, khususnya untuk mengerucutkan B. METODE PENELITIAN analisis, penulis juga mencoba 1. Awal Mula Keberadaan Bragaweg menggunakan paradigma yang digunakan Beberapa litelatur menjelaskan Hazel Hahn dalam karyanya Scene of keterangan yang sama bahwa Jalan Braga Parisian Modernity, di mana kesan modern pada mulanya dikenal sebagai Jalan Pedati di Paris dibaca melalui produk budaya atau dalam bahasa Belanda dikenal sebagai konsumsi yang meliputi media cetak, Karrenweg (Hardjasaputra, 2002; Kunto, penerbitan, teknik ritel, pariwisata, 1986, 1984). Lokasi Jalan Pedati tidak jauh promosi kota, fashion, iklan, dan dari alun-alun Bandung, jalan ini pula pertunjukan. Pada penelitiannya Hahn terhubung dengan Jalan Raya Pos yang meneropong kehidupan perkotaan modern dibangun Daendels pada pertengahan di Paris dengan mengamati sebuah jalan 1808. Menurut Sudarsono Katam (2017: yang menjadi ikon kota yaitu Grand 1), pada awal 1800 Jalan Pedati merupakan Boulevard, Paris. Mencontoh pada bagian dari jalan setapak yang menyusuri penelitian yang dilakukan Hahn, maka tepi aliran sungai sampai ke hulu Sungai analisis penulis lebih berfokus pada iklan, Cikapundung. pertokoan, panggung kemewahan yang Awal dibukanya Jalan Pedati dipertunjukkan oleh orang-orang Eropa, belum bisa diketahui, namun jalan ini teknologi, serta gaya hidup yang penting untuk menghubungkan akses dipraktikkan di sepanjang Braga. distribusi kopi dari Jalan Raya Pos dengan gudang kopi milik Andres de Wilde A. METODE PENELITIAN (sekarang Balai Kota) yang sudah Tulisan ini menggunakan metode dibangun sejak 1819. Penamaan Jalan sejarah yang meliputi empat tahapan kerja. Pedati pun terkait dengan alat transportasi (1) tahap heuristik, yaitu pengumpulan yang digunakan untuk mengangkut kopi ke sumber. Pada tahap ini, penulis melakukan gudang milik Andres de Wilde penelusuran sumber primer tambahan agar (Sunarwiboro, 2010 dalam Hermawan, mampu menghadirkan kebaruan data. 2010). Suasana Bandung ketika itu masih Tambahan sumber primer difokuskan pada seperti desa, ujung Jalan Pedati rimbun terbitan koran abad ke-19 dan pada awal dipenuhi oleh pohon karet dan beringin. abad ke-20, seperti De Preanger-bode, Pada malam hari suasannya gelap dan Bataviaasch Nieuwsblad, dan Java-bode. menyeramkan (Kunto, 1986: 329). Penulis juga menggunakan foto sebagai Modernisasi dan Terbentuknya Gaya Hidup..... (Hary Ganjar Budiman) 167

Pada 1835, untuk kelancaran (Hutagalung dan Nugraha, 2008; Kunto pengangkutan kopi, Bupati R.A. 2014). Wiranatakusumah III melakukan Terbentuknya Societeit Concordia perbaikan Jalan Pedati, termasuk di Bandung menjadi penting dalam perpanjangan akses jalan ke beberapa memicu terbentuknya pola kehidupan ala distrik di luar kota. Pada 1857, sejumlah Eropa di Jalan Pedati. Setelah Societeit warung mulai berdiri di pinggir Jalan Concordia terbentuk, secara perlahan Pedati. Laju kehidupan di sekitar Jalan bertambah pula bangunan yang berdiri di Pedati mulai terasa sejak Bandung sekitarnya. Pada 1881, jumlah rumah ditetapkan menjadi pusat Keresidanan tembok di kawasan Jalan Pedati Priangan pada 1864, dan didorong pula bertambah menjadi delapan buah. Meski oleh ditetapkannya Undang-Undang demikian, suasana kota Bandung pada Agraria pada 1870, sehingga pengusaha awal tahun 1880-an masih seperti desa. Belanda/Eropa mulai berdatangan ke Jalan Pedati masih jelek, belum diperkeras Bandung. Tahun 1874 di Jalan Pedati dengan batu. Belum ada lampu penerang mulai berdiri rumah tembok milik pejabat jalan, hanya mengandalkan cahaya lampu dan pensiunan Belanda. Terdapat pula petromak dari sebuah warung beberapa warung dengan bangunan (Hardjasaputra, 2002: 153). sederhana dan beberapa toko Pada 1882 hiburan baru muncul (Hardjasaputra, 2002: 137). Meski dengan adanya Toneelvereeniging Braga demikian, tahun 1876 seorang penginjil yang didirikan oleh Pieter Sijhoff. Zending menggambarkan Bandung masih Pertunjukan Tonil (sandiwara) pun serupa desa yang maju (Kunto, 2014: 285). ditampilkan sebagai hiburan bagi para elit Latar belakang mulai ramainya di Societeit. Aktivitas Tonil di gedung Jalan Pedati tidak lepas dari aktivitas para Societeit tak tertampung sehingga pengusaha perkebunan Eropa pertunjukan Tonil berpindah ke gedung (preangerplanters). Mereka biasa sewaan di ujung selatan persimpangan berkumpul di sebuah penginapan bernama antara Jalan Pedati dan Jalan Raya Pos. Thiem. Tingginya intensitas pertemuan Semenjak ketenaran Toneelvereeniging dan semakin banyaknya preangerplanters Braga melejit, lama kelamaan Jalan Pedati yang bergabung, membuat tempat pun dikenal sebagai Bragaweg (Jalan berkumpul pun berpindah ke sebuah rumah Braga) (Kunto, 2014: 284). sederhana di Jalan Pedati. Pada 1879, para preangerplanters menguatkan kebiasaan 1. Awal Modernisasi di Bragaweg berkumpul dan bersosialisasi mereka Tahun 1884, jalur kereta api dari dalam bentuk organisasi resmi berbadan Cianjur ke Bandung mulai dibuka. Lokasi hukum dengan nama Societeit Concordia5 stasiun kereta baru ini jaraknya tidak

5 Penentuan letak Societet boleh jadi untuk Argumen ini agaknya sejalan dengan pendapat memudahkan para preangerplanter Louis Couprerus dalam novel De Stille Kracht mendapatkan suplai segala keperluan. yang mengungkapkan bahwa keberadaan Manakala jalur kereta belum dibangun di Societet berhubungan dengan proses globalisasi Bandung, maka sangat masuk akal jika Jalan yang didorong oleh perdagangan komoditas Raya Pos menjadi rute termudah untuk perkebunan di awal abad ke-19 mengirimkan segala komoditas. Berkumpulnya (isyharyanto.wordpress.com, diakses 17 para preangerplanter dan para elit kota di Januari 2016). Pertemuan di antara sekitar Jalan Pedati dan Jalan Raya Pos bisa preangerplanters dengan elit kota ini pula berkait dengan kepentingan bisnis; menciptakan ruang publik, di mana orang- misalnya pendistribusian hasil komoditas orang saling bertemu, segala informasi dan perkebunan ke pelosok Jawa melalui Jalan kabar berita dipertukarkan. Raya Pos. 168 Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017: 163- 180 begitu jauh dari Bragaweg dan Jalan Raya dan Nugraha, 2008: 104; Hardjasaputra, Pos. Hal ini menyebabkan kehidupan ala 2002; 230). Secara umum, Bandung di Eropa semakin mewarnai di sekitar Jalan tahun 1896 masih disebut bergdessa (desa Raya Pos6 dan Bragaweg, karena secara pegunungan), orang-orang Eropa yang alamiah membuat intensitas kedatangan menghuni Kota Bandung masih berjumlah orang-orang Eropa semakin tinggi 600 jiwa (Kunto, 2014: 63). Meski belum (Hermawan, 2010). Kondisi ini tentu begitu ramai, di penghujung abad ke-19 menciptakan peluang usaha yang potensial Bragaweg mulai diwarnai kehidupan ala bagi para pebisnis. Memasuki tahun 1889, Eropa ditandai dengan keberadaan didirikan sebuah hotel megah di Bandung, Societeit yang terus berkembang dan yaitu Hotel Savoy Homann. Posisi hotel ini munculnya toko-toko kebutuhan sehari- berada di pinggir Jalan Raya Pos, tidak hari orang-orang Eropa. jauh dari ujung selatan Bragaweg. Tahun 1890 seorang pebisnis bernama C.A. 2. Modernisasi di Bragaweg Hellermann membeli beberapa petak tanah Indikasi mulai terjadinya di pinggir Bragaweg. Tanah yang ia beli modernisasi di Bragaweg ditandai dengan kemudian dibangun menjadi sebuah toko munculnya toko-toko yang menjual pada 1894. Toko tersebut menjadi salah barang-barang kebutuhan primer, satu toko paling mula di Bragaweg, kemudian bermunculan toko-toko yang dikenal dengan nama N.V. Hellermann menjual barang kebutuhan sekunder yang sebagai toko penjual senjata beserta sifatnya lebih ke hiburan dan gaya hidup, amunisinya (Hutagalung dan Nugraha, khususnya pada awal abad ke-20. 2008; De Preanger Bode, 22 September Semenjak Bandung ditetapkan sebagai 1902; De Preanger Bode, 8 Maret 1930). gemeente (semacam kota otonom) pada Berdirinya N.V. Hellerman menandai awal 1906, semenjak saat itu pula kebijakan modernisasi yang terjadi di Bragaweg penataan kota cenderung ditentukan oleh karena sejak saat itu mulai berdiri toko- segelintir elit Eropa; para preangerplanter toko dengan ciri Eropa di Braga, yaitu toko dan pejabat pemerintah kolonial. Meskipun yang memang menjual barang-barang demikian, dalam beberapa hal terkait khusus untuk kebutuhan orang-orang penataan jalan, Bupati Bandung R.A.A. Eropa. Martanagara turut berperan aktif. Pada 1895, Societiet Concordia Indikasi lain dari modernisasi dari sebagai perkumpulan elit Eropa mencapai kawasan Braga adalah mulai dilakukannya puncak popularitasnya ditandai dengan perbaikan prasarana kota pada 1900. diresmikannya gedung baru yang lebih Bragaweg yang saat itu merupakan bagian megah untuk berkumpul. Empat tahun dari Kerklaan (sekarang Jalan Perintis setelah berdirinya N.V. Hellerman (1898), Kemerdekaan sampai ke ujung utara Jalan di sebelah utara Bragaweg berdiri toko Braga) mengalami perbaikan jalan. —Provisien en Dranken“ (—P en D“) yang Perbaikan jalan tersebut meliputi didirikan oleh C.M. Luyks (Hutagalung pengaspalan, termasuk perbaikan trotoar, pemasang lampu penerang jalan, dan

6 penanaman pohon peneduh jalan. Menurut Haryoto Kunto, setelah jalur kereta Perbaikan ini atas peran serta Vereeniging api dibuka pada 1884 di Bandung, geliat Tot Nut Van Bandoeng en Omstreken ekonomi muncul di sepanjang Jalan Raya Pos, (semacam dewan kota saat itu). Pada tahun ditandai dengan munculnya toko-toko baru: Toko Oey Boen Hong, Khoe Hong Tay milik yang sama pula, tepatnya 1 Mei 1900 Bank orang Tionghoa. Kemudian, ada tiga toko milik Escompto berdiri di Bragaweg orang Yahudi, yaitu Toko Ziekel, Salomon and (Hardjasaputra, 2002: 323). Son, dan Toko Luphe. Ada pula tiga buah toko Sepanjang 1900 hingga 1910 milik orang Belanda dan Prancis, yaitu Toko berdiri enam buah toko di Bragaweg. Pada Thiem, Rouch, dan Baqiu (1986: 327). Modernisasi dan Terbentuknya Gaya Hidup..... (Hary Ganjar Budiman) 169

1902 berdiri toko De Vries yang dimiliki 1910 Bragaweg masih nampak asri dan oleh Klaas de Vries. Toko ini menjual rimbun dengan pekarangan toko yang keperluan sehari-hari bagi para cenderung luas serta ditanami pepohonan preangerplanter, mulai dari makanan dan (Hutagalung dan Nugraha, 2008). minuman, peralatan dapur, kain, sepatu, Koran De Preanger Bode pada alat tulis, dan obat-obatan. Haryoto Kunto 1911 menyebutkan Automobiel Club dalam menyebut Toko De Vries sebagai toko sebuah kolom pemberitahuan. Isinya kelontong yang paling lengkap di masanya. kurang lebih menyebutkan bahwa Soesman Pamor Toko De Vries sebagai toko sebagai komisioner automobiel club, penyedian segala macam kebutuhan menyarankan agar pemilik mobil untuk perlahan surut semenjak bermunculannya mendaftarkan mobilnya dan toko-toko lain yang menjual barang meregistrasikan mobilnya ke kantor kebutuhan secara spesifik. Pada 1902 akuntan D.C.A. Lugt & Co yang beralamat seorang apoteker bernama Verschoof di Bragaweg no. 26 (De Preanger Bode, membuka toko obat Rathkamp di ujung 23 Mei 1911). Hal ini mengungkapkan dua selatan Bragaweg. Di waktu yang hal: 1) sudah ada kantor akuntan di bersamaan, bangunan toko tersebut Bragaweg, 2) besar kemungkinan mobil digunakan pula untuk toko rokok Dunlop sudah mulai ada di Bandung. Hal ini (Kunto, 1986: 327-329; Hutagalung dan agaknya sejalan dengan catatan Haryoto Nugraha, 2008; 60). Kunto yang mengungkapkan bahwa F.J. Hingga 1902 bisa dikatakan toko Funch, seorang pengusaha Eropa, telah yang muncul masih menjual barang melakukan impor mobil di Hindia Belanda keperluan yang sifatnya lebih primer, sejak 1886 (Kunto, 2014: 295). Sejalan kebutuhan utama dan penting. Dari tahun dengan itu pula, sepanjang 1898 hingga 1904 hingga 1910 barulah mulai 1906 mutu jalan di Bandung telah bermunculan toko yang mulai ditingkatkan, lapisan tanah telah diperkeras mengakomodasi gaya hidup khas Eropa. dengan lapisan batu. Mengacu pada video Pada 1904 dibuka toko alat musik J.H. dari Netherlands Filmarchief (Koloniaal Seeling en Zoon. Pada 1908 dibuka toko Instituut Amsterdam) yang diedit ulang perhiasan dan arloji di Bragaweg dengan oleh mahanagari.co.id terlihat bahwa nama De Concurrent. Memasuki 1909, antara tahun 1910 hingga 1930, kondisi agaknya perekonomian di Bandung secara Jalan Bragaweg sudah sangat baik; jalan umum mengalami peningkatan ditandai rata dan mulus dapat dilalui kereta kuda. dengan didirikannya De Javasche Bank di Selain kondisi jalan yang sudah ujung utara Bragaweg. Bank ini menjadi membaik, pada 1912 dan 1913 terjadi bank kedua yang hadir di Bragaweg perubahan lain yang menarik, yaitu mulai setelah Bank Escompto. Pada sekitar 1910- munculnya toko pakaian/busana. Pada an, beberapa perubahan terjadi di ujung 1912 berdiri N.V. Kleedingmagazijn v.h. utara Bragaweg. Sebuah gedung yang Firma Aug. Savelkoul yang merupakan dikenal sebagai Goedang Oejah (gudang perusahaan mode terkemuka. Toko ini garam) mengalami kebakaran dan merupakan toko pertama yang menyajikan fungsinya diubah menjadi pasar bunga. layanan langsung ukur dan jahit Pada periode yang sama, dibuka restoran berdasarkan badan pembeli. Pada 1913 Maison Vogelpoel yang merupakan cabang dibuka toko busana berbasis mode Paris, dari perusahaan Th. Vogelpoel. Di sekitar Mode Magazijn Au Bon Marche. Bragaweg bagian selatan, dibuka toko Bragaweg semakin terbentuk menjadi busana Onderling Belang yang menjual pusat perdagangan dan ekonomi elit Eropa. busana yang merujuk pada perkembangan Semenjak 1920 hingga 1930 mode di Amsterdam. Walaupun sudah begitu banyak toko yang dibuka di mulai bermunculan toko-toko baru, tahun Bragaweg. Kondisi ini bisa dikaitkan 170 Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017: 163- 180 dengan kebijakan elit kota, khususnya Bel dengan menerapkan gaya art deco. dewan Gemeente dan Burgermeester Pada periode itu pula sudah terdapat toko (walikota) Bandung ketika itu, B. Coops7. lainnya di Bragaweg: Toko Bata, Salon de Kebijakan B. Coops terkait dengan Coiffure Institut de Beaute, Toko G. en. J. Bragaweg adalah kebijakannya untuk de Leeuw, Toko Tatarah, Bongenaar Kunst menetapkan aturan, bahwa setiap Foto Studio, Ragusa Freres Tailleur, bangunan yang berdiri di Bragaweg harus Sanghai Chemische Wasserij & Ververij bergaya arsitektur Eropa. Dalam (Hutagalung dan Nugraha, 2008). merealisasikan aturan ini, B. Coops Selepas 1920 hingga 1930 dibantu oleh dua orang insinyur, Ir. J.P. perkembangan Bragaweg semakin pesat. Thysse dan Ir E.H. de Roo. Menurut Bermunculan toko otomotif, salah satunya Haryoto Kunto penerapan aturan ini karena Toko frits sluymers & Co yang menjual konon B. Coops terinspirasi suasana produk Harley Davidson. Dibuka pula pertokoan di Paris yang ia saksikan lewat Toko Fuchs en Rens pada 1924 yang sebuah film (Kunto, 2014). Realisasi dari menjual beragam merk mobil seperti aturan yang ditetapkan Coops ini agaknya Pegeout dan Renault. Pada 1930-an pula tersirat dari mulai maraknya pendirian toko sebuah pom bensin sudah berdiri di ujung pada 1920. utara Bragaweg, tidak jauh dari rel kereta Sebelum memasuki periode 1920, api. Secara tersirat perkembangan ini pada 1918 berdiri restoran yang kemudian menunjukkan bahwa pada periode 1920- menjadi restoran terkemuka dan menjadi 1930 industri telah berkembang dengan favorit Gubernur Jenderal Hindia Belanda, cepat, sementara seturut itu pula kemajuan yaitu Maison Bogerijen. Pada tahun yang teknologi semakin terasa di kota kolonial sama, De Javasche Bank yang telah berdiri seperti Bandung. pada 1909 di ujung utara Bragaweg, Majunya teknologi dan industri ini mengalamai renovasi. Bangunan baru De terefleksikan jelas di Bragaweg. Hal Javasche bergaya indis (perpaduan gaya tersebut tentu saja menandai bahwa Eropa dan Nusantara) dirancang oleh modernisasi di Bragaweg semakin terasa. Edward Cuypers. Besar kemungkinan Pada periode 1930-an berdiri renovasi De Javasche Bank bergaya Indis Nederlandsch Indische Gas Maatschappij ini juga ada kaitannya dengan aturan yang (perusahaan gas Hindia-Belanda) dan ditetapkan B. Coops tentang pendirian terdapat pula kantor N.V. Oliefabrieken bangunan bergaya Eropa di Bragaweg. Insulinde (Perusahaan Pabrik Minyak Ambisi B. Coop bisa dikatakan semakin Nusantara) di Bragaweg. Puncak terealisasi pada 1920-an. Pada titik inilah menguatnya ekonomi Hindia Belanda modernisasi di Bragaweg bisa dikatakan secara umum dan economic booming di mulai gencar dilakukan. Priangan, ditandai dengan berdirinya De Pada periode itu berdiri beberapa Erste Nederlandsche Indische Spaarkas en toko di Bragaweg salah satunya Toko Hypotheekbank (DENIS Bank) pada 1935. Kellers Kleiding Modemagazijn (toko DENIS Bank berdiri pada sebuah busana) yang dibangun oleh arsitek G.J. bangunan megah bergaya art deco rancangan A.F. Aalbers (Kunto, 2014; De

7 Preanger Bode, 26 Desember 1935). Kebijakan B. Coops secara umum di Kota Selain menjadi lokus penting Bandung memang cukup membuat perubahan ekonomi elit Eropa, di Bragaweg juga yang signifikan dan membangkitkan kesemarakan di Bandung. Coops menggagas hadir hiburan mutakhir berupa tayangan diselenggarakannya festival tahunan Jaarbeurs. gambar idoep di Concordia Bioscoop. Festival tersebut, memungkinkan pengusaha Bioskop tersebut dirancang oleh Wolff Eropa untuk memamerkan segala produk yang Schoemaker dengan mengadopsi konsep dijualnya dalam sebuah acara tahunan yang Indis pada 1924. Bukan hanya hiburan dan semarak dengan hiburan. Modernisasi dan Terbentuknya Gaya Hidup..... (Hary Ganjar Budiman) 171 gaya hidup, di Bragaweg pun tersedia Timescoop Indonesia di channel youtube, sarana untuk keperluan perkembangan dapat diketahui bahwa pada 1925 intelektual, yaitu Toko Buku Van Dorp Bragaweg telah diaspal dan disertai trotoar yang berdiri pada 1922. Toko yang berdiri kurang lebih 1-2 meter. Mobil, kereta pada sebuah bangunan bergaya Indis kuda, dan sepeda berlalu-lalang dengan rancangan Wolff Schoemaker ini, menjual mulus di Bragaweg, bahkan ada semacam segala buku langka, ensiklopedia, buku pos polisi lalu lintas tepat di persimpangan tanaman, hingga buku sejarah lengkap ujung selatan Bragaweg dengan Jalan Hindia-Belanda (Kunto, 2014 ; Hutagalung Raya Pos. dan Nugraha, 2008). Bisa dikatakan pada 1936 di 3. Nuansa Modern dan Gaya Hidup Bragaweg sudah lengkap dengan segala Eropa fasilitas; toko serba ada, toko obat, Periode 1920 hingga 1930 hiburan, restoran, salon, alat musik, merupakan masa keemasan kehidupan Elit perhiasan, furniture, busana, bank, Eropa di Bandung. Julukan Parijs van showroom mobil, kantor perusahaan Java yang melekat di Kota Bandung bisa negara, toko buku, studio foto, pom bensin, dilacak dari kemampuan elit Eropa ini kantor akuntan, kantor berita. Bragaweg di untuk menjalin hubungan dengan pusat tahun 1930-an bukan hanya menjadi pusat kebudayaan modern seperti Paris. ekonomi, tetapi juga menjadi salah satu Kemudian, orang-orang Eropa di Bandung pusat budaya elit Eropa. tersebut mengadopsi hal-hal yang mereka Dari sisi infrastruktur, Bragaweg temukan di Paris, Prancis. masuk dalam perencanaan Pada 1931, lima puluh orang Tjikapoendoengplan pada 1928, yaitu seniman, tukang kayu, penjahit, pandai penetapan kawasan Jalan Raya Pos, besi serta tukang cat perwakilan dari toko- 11 Bragaweg, dan Banceuyweg sebagai toko terkemuka di Bragaweg , di bawah kawasan pertokoan dan perkantoran. pimpinan Ir. P.A.J. Mojeen, ikut serta Rencana tersebut baru terealisasi pada dalam Wereldtentoonstelling (pameran 1938 dalam bentuk pembuatan jalan yang dunia) di Paris. Keikutsertaan beberapa menghubungkan Bragaweg dengan Oude toko di Bragaweg pada even dunia ini Hospitalweg. Rencana ini mengakibatkan membawa pengaruh yang tidak sedikit. pembongkaran Toko alat musik J.H. Setelah ikut serta dalam Seeling en Zoon8 serta sejumlah kampung9 Wereldtentoonstelling, nuansa Paris kental bumiputra untuk dijadikan jalan terasa dari penamaan toko yang (Hermawan, 2010). Mengacu pada video mengadopsi bahasa Prancis, misalnya berjudul Bandung, Indonesia - A City Modemagazijn Au Bon Marche, Maison Journey10, 1925 yang diunggah oleh Bogerijen, dan Maison Boin. Bukan hanya penamaan, tren busana pun bisa dengan cepat mengikuti perkembangan di Paris. 8 Sekarang simpang Braga yang Toko Mode Magazijn di Bragaweg menghubungkan Braga ke Jalan Viaduct. misalnya dalam hitungan hari bisa 9 memajang busana yang sedang tren di Dalam buku Braga: Revitalisation in an Urban Development, disebutkan bahwa Paris di etalase toko mereka. Inilah salah sejumlah Kampung pribumi pada 1925, yaitu satu unsur modern yang terasa di Braga, Kampung Banceuy, Kampung Haji Affandie, kemutakhiran dan kemampuan menjalin dan Kampung Cigantar. Ketika itu diindikasikan ada sejumlah pribumi yang 11 Toko mebel Roth & Son, De Concurrent, bekerja sebagai penjaga kuda tinggal di Firma Helerman, Firma Selling and Zoon, N.V. kampung tersebut (Hutagalung dan Nugraha, Keller‘s Mode Magazine, N.V. Onderling 2008). Belang, Firma Aug. Savelkoul, dan Meubel 10 Diakses 17 Oktober 2016. Maker Kero. 172 Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017: 163- 180 koneksi untuk ikut serta dalam mengejar kesuksesan dan pemenuhan perkembangan dunia. Kecenderungan kebutuhan primer di tanah jajahan, tetapi mengadopsi unsur Paris ini, ikut terasa mereka turut membangun citra dan nilai- dalam strategi promosi wisata yang nilainya tersendiri; bahwa menjadi modis dicanangkan elit Kota Bandung pada 1936 di tanah jajahan pun perlu. Golongan elit dengan menetapkan Parijs van Java ini pada 1920-an setidaknya tak lagi sebagai julukan Bandung (Kunto, 2014: disibukkan dengan cuaca tropis atau jalan 70). yang becek, tetapi mereka mulai nyaman Nuansa modern ini sedikitnya bisa membentuk gaya hidupnya sebagaimana di terlihat dari bagaimana unsur Barat, dalam tanah Eropa. hal ini Paris, ditiru dan diadopsi oleh Sebagaimana dijelaskan oleh beberapa toko di Bragaweg. Secara nyata Rudolf Mrazek (2006) dalam bukunya hal ini bisa diamati dari iklan koran di Engineers of Happy Land, modern di masa itu, seperti yang termuat dalam De Hindia Belanda dapat terlihat dari Preanger Bode 24 Desember 1921. bagaimana perkembangan busana begitu Dengan tagline —mijn heele uitrusting terlihat mencolok, dan ditandai munculnya kocht ik bij Au Bon Marche“ (seluruh golongan pesolek. Deskripsi dari Mrazek pakaian saya beli di Au Bon Marche) ini setidaknya tergambar dari iklan koran, dengan gambar dua orang wanita; seorang misalnya bagaimana pakaian dalam memakai mantel bertopi lebar dan seorang wanita/lingerie mulai lazim diiklankan lagi memakai gaun serta topi. Keduanya (Het nieuws van den dag voor seolah sedang dalam perjalanan di tengah Nederlandsch-Indie, 3 November 1926). kapal laut. Melalui gambar tersebut, secara tersirat dapat dimaknai bahwa untuk menjadi trendi seperti di Paris, mereka tak perlu repot belanja di Paris, mereka dapat memperolehnya di tanah jajahan, di sebuah jalan di Bandung; Bragaweg.

Gambar 3. Iklan Lingerie Bonefaas Sumber: Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 3 November 1926

Iklan dan promosi yang begitu kencang mengikuti tren ini berimplikasi Gambar 2. Iklan Au Bon Marche pula dalam bentuk tontonan kemewahan Sumber: De Preanger Bode, 24 etalase toko di Bragaweg. Selain melalui Desember 1921 iklan, etalase toko menjadi media yang digunakan untuk mempromosikan produk. Iklan Ini juga sedikitnya Misalnya bagaimana mobil-mobil mewah menggambarkan tingkat konsumsi dipajang di showroom Fuch en Rent yang golongan elit Eropa. Mereka bukan hanya menjadi rebutan para preangerplanter Modernisasi dan Terbentuknya Gaya Hidup..... (Hary Ganjar Budiman) 173 untuk menunjukkan kekayaan mereka. dimuat dalam koran sekitar tahun 1920-an, Etalase toko di Bragaweg dibuat biasanya selalu menyertakan nomor sedemikian rupa agar menarik dilihat. telepon12. Selain telepon, teknologi yang Salah satunya sebuah etalase toko jam, begitu nyata terasa adalah listrik. Michel Ehrlich Fuld di Bragaweg no. 67 Sebagaimana nampak dalam gambar 4, ditata dengan etalase kaca yang besar, lampu sudah mulai menghiasi toko di dekorasi yang rapi dan menawan, serta Bragaweg. Lampu ini bukan hanya lampu yang berpendar di malam hari (De dipergunakan di toko tetapi juga dipasang Jaarbeurs en Bandoeng 1921, hlm. 17). sebagai penerang jalan yang sebelumnya Display toko dirancang agar memikat masih menggunakan lampu gas. Setelah pembeli, salah satunya diperlihatkan toko pendirian pembangkit tenaga listrik pada busana Onderling Belang di Bragaweg. 1921 di Dago, kemudian dilakukan Dengan ruang toko yang luas, segala penambahan pembangkit listrik di busana dipampang dengan tata letak yang Cisangkuy pada 1924, cahaya lampu listrik menarik. Beberapa busana dipamerkan mulai dipasang hingga pelosok Kota dengan media boneka, beberapa lainnya Bandung pada 1926 (Kunto, 2014; 246, seperti topi digantung menyemarakkan 299). Tentu saja Bragaweg sebagai salah interior toko yang penuh dengan segala satu pusat aktivitas golongan Eropa jenis barang (Jubileum Bandoeng, 1931). mendapatkan keistimewaan listrik ini.

Gambar 4. Etalase toko jam, Michel Gambar 5. Display toko busana, Ehrlich Fuld di Bragaweg No. 67 Onderling Belang di Bragaweg Sumber: De Jaarbeurs en Bandoeng 1921 Sumber: Jubileum Bandoeng 1906-1931

Bermunculannya iklan produk di Demikian pun dengan sarana jalan, di koran dan semakin maraknya etalase toko mana sejak 1900, khususnya Bragaweg yang memamerkan produk dengan menarik bagian utara13 menjadi salah satu ruas jalan di Bragweg, merepresentasikan pesatnya yang pertama kali diaspal oleh pemerintah perkembangan ritel di Bandung atau kota. Bukan hanya pengaspalan jalan, bahkan mungkin di Hindia Belanda pada trotoar pun mengalami pembenahan periode 1920-an. Nuansa modern di (Hardjasaputra, 2002: 232). Baiknya Bragaweg dapat terasa dari semakin baiknya prasarana, dan terasanya 12 Iklan dalam Het nieuws van den dag voor perkembangan teknologi di kawasan Nederlandsch-Indie, 3 November 1926 tersebut. Hal ini dapat terukur dari mulai iklan dalam Het nieuws van den dag voor dipergunakannya telepon. Beberapa iklan Nederlandsch-Indie, 9 Mei 1935. produk dari sebuah toko di Bragaweg yang 13 Ketika itu masih bagian dari ruas jalan Kerklaan 174 Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017: 163- 180 kondisi jalan di Bragaweg, menunjang wisata. Misalnya, promosi wisata yang berbagai kendaraan seperti sepeda, delman, tertera dalam buku Jubileum Bandoeng dan mobil melaju mulus di jalan tersebut. 1906-1936. Dalam promosi wisata tersebut Pejalan kaki pun bisa nyaman berjalan tertera kalimat: —Gemeentelijk karena trotoarnya luas (video Bandung, Grondbedrijf, Bouwt te Bandoeng, Gezond Indonesia- A City Journey, 1925 diunggah Klimaat, Moderne Stadsaanleg“ timescope Indonesia). (Pembangunan Kota, Membangun Baiknya sarana jalan di Bragaweg Bandung, Iklim yang Sehat, Kontruksi secara tidak langsung lebih membuka Kota Modern). Pada promosi tersebut, kemungkinan bagi banyak orang, kalimat Moderne Stadsaanleg (kontruksi khususnya orang-orang Eropa, untuk modern) disandingkan dengan gambar berbelanja di kawasan ini. Di sisi lain, suasana Bragaweg. Selain memperlihatkan baiknya sarana jalan lebih membuka ruang kesan modern, kawasan Bragaweg bagi elit Eropa untuk mempertontonkan memang sejak lama menjadi salah satu kekayaannya melalui mobil-mobil yang objek wisata unggulan yang ditawarkan mereka bawa dan parkirkan di Bragaweg. dalam paket city tour Bandung yang Hal ini sangat masuk akal mengingat pada diperkenalkan oleh Bandoeng Vooruit14 tahun 1939 jumlah mobil di Bandung (Budiman, 2010: 93). mencapai 4.945 unit. Dengan jumlah mobil Elit Eropa hidup dengan nuansa sebanyak itu, tentu banyak di antaranya dan nilai-nilai ke-Eropa-annya di ruang melewati atau singgah di Bragaweg yang mereka ciptakan sendiri. Bragaweg (Mrazek, 2006: 25). Gambaran tentang adalah contoh konkret itu, di mana batasan ramainya situasi Bragaweg oleh kendaraan terbentuk dari bagaimana Elit Eropa (mobil dan sepeda) serta orang-orang mempraktikkan atau mempertontonkan berlalu lalang terlihat jelas dalam foto-foto gaya hidupnya. Gaya hidup yang dimaksud yang termuat dalam Album Bandoeng tentu saja berbeda jauh, bahkan boleh jadi Tempo Doeloe (Katam dan Abadi, 2010). tak lazim bagi bumiputra. Salah satu contoh yang paling unik sekaligus mencolok adalah Festival St. Nicolaas (perayaan Natal dengan mendatangkan Santa Claus) yang telah dilangsungkan di Jawa sejak 1870. John Helsloot (1998) dalam penelitiannya, St Nicholas as a Public Festival in Java (1870-1920), menjelaskan St. Nicholas Festival dilakukan di beberapa kota besar di Jawa seperti Batavia, Surabaya dan Bandung. Uniknya, festival ini harus menyesuaikan dengan iklim dan kondisi masyarakat Hindia Belanda. St Nicholas lazimnya dirayakan secara intim di rumah dengan pohon natal dan kado-kado. Di Hindia Belanda, festival ini justru dilakukan secara terbuka (di jalan atau taman kota) Gambar 6. Promosi wisata Kota Bandung Sumber: Jubileum Bandoeng 1906-1936 dan bisa disaksikan pula oleh orang-orang bumiputra. Namun demikian, di kota-kota Citra modern yang tergambar dari 14 suasana Bragaweg dibentuk pula oleh para organisasi kemasyarakatan yang diisi oleh elit kota. Hal ini terbukti melalui kesan elit Eropa dan elit bumiputra. Salah satu yang ingin ditampilkan dalam promosi tugasnya membenahi kota dan mempromosikan wisata di Kota Bandung. Modernisasi dan Terbentuknya Gaya Hidup..... (Hary Ganjar Budiman) 175 besar yang infrastrukturnya maju, Festival menghadirkan hiburan, misalnya melalui St. Nicholas mulai dilaksanakan di restoran tonil (sandiwara) yang sejak 1882 telah atau café dengan interior lengkap disertai dipertunjukkan di kawasan Bragaweg, musik, segala jenis makanan: kue, ice khususnya di Societeit Concordia. Para cream, dan pastry. Bukan hanya interior, pemain tonil ini terkadang menampilkan sang St. Nicholas datang dengan lakon-lakon Shakespeare dengan dekorasi penampilan khusus seperti dijelaskan dan pakaian yang serba mewah atau Helsloot (1998: 621) —the saint whose day menampilkan opera Madame Butterfly it was would make a personal appearance, yang menampilkan gadis-gadis cantik sometimes mounted on his traditional grey dengan gaun dan kipas (Kunto 1986: 267; horse and accompanied by his servant, Kunto 2014: 183). Black Peter, who would distribute presents Bisa dikatakan Societeit to the children“. Concordia merupakan pusat hiburan Deskripsi yang dikemukakan orang-orang Eropa di kawasan Bragaweg. Helsloot ini agaknya terjadi pula di Menurut L.H.C Horsting, Societeit Bragaweg sebagai salah satu pusat Concordia Bandung merupakan societeit kehidupan Eropa. Dalam Algemeen Indisch yang terdepan dengan segala aktivitas dan Daagblad de Preangerbode, 1 Desember fasilitas di dalamnya. Kegiatan di Societeit 1923 terdapat sebuah pemberitahuan Concordia selalu padat, khususnya di akhir bahwa pada 5 Desember pukul 05.45 sore pekan sebagaimana dijelaskan dengan akan tiba St. Nicholas di Maison Bogerijen sangat rinci oleh Hutagalung dan Nugraha untuk membagikan kado kepada setiap (2008). Pada sabtu pagi, anggota societeit anak. Maison Bogerijen adalah salah satu sudah hadir untuk bersosialisasi dan restoran terkemuka di Bragaweg. mendengarkan orkes musik. Mereka Datangnya St. Nicholas ke Maison menghabiskan waktu hingga sore hari, Bogerijn di Bragaweg, agaknya dapat kemudian menjelang malam menenggak dipahami dalam penjelasan yang minuman keras. Pada malam hari, para elit didedahkan Helsloot (1998: 621), —the Eropa ini mulai berdandan rapi dan modis festivities were usually restricted to a untuk mengikuti pesta dansa. Keesokan limited area surrounding the most popular harinya, anggota societeit, khususnya para confectioners‘ shop, which had their bands remaja biasa mempergunakan ruangan playing. In this small social space people, untuk bermain sepatu roda, terkadang many of them in small groups, would wave diselingi pertunjukan musik yang to each other from one restaurant to ditampilkan secara spontan. Societeit another“. Penyelenggaraan St. Nicholas Concordia Bandung memiliki agenda tetap Festival ini, menurut Helsloot, di hari Kamis dan Sabtu. Biasanya diisi menghadirkan simbolic etnicity of Dutch oleh rangkaian acara pesta dansa, konser culture atau sense of Dutchness yang musik, kemudian acara ditutup dengan kadang tercermin dari lagu nasional pesta dansa kembali. Selain acara Belanda yang sering kali turut dimainkan mingguan, Societeit Concordia memiliki dalam festival tersebut. Hal ini agenda tiga bulanan yaitu acara Bragabal mempertegas batasan etnis antara siapa yang meliputi pentas musik serta pesta Belanda dan siapa bumiputra atau Timur dansa dengan dandanan yang amat meriah. Asing itu (Helsloot, 1998: 625). Pada momen pergantian tahun, agenda Bragaweg adalah ruang di mana acara di Societeit dikemas secara lebih elit Eropa menunjukkan dominasinya yang menarik. Orkes musik dan pesta dansa tercermin lewat budaya yang dipraktikkan dilengkapi dengan jamuan makan mewah para elit ini. Bukan hanya melalui St. dihidangkan dari restoran kenamaan di Nicholas Festival, budaya para elit ini juga Bragaweg. terlihat dari bagaimana mereka 176 Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017: 163- 180

Tingginya aktivitas golongan muncul dan hidupnya komunitas hobi di Eropa di Societeit Concordia mendorong Bragaweg. Berdasarkan penelusuran pengelola Societeit menyediakan gedung penulis, di sekitar tahun 1911 hingga 1930- yang lebih besar. Pada 1921 dibangunlah an sudah ada komunitas seperti Automobiel gedung tambahan yang dinamakan Club15 (komunitas pengendara mobil), De Schouwburg. Di Gedung inilah aktivitas Preanger Amateur Fotografen Club16 Societeit Concordia semakin semarak dan (komunitas fotografer amatir), bahkan ada variatif; mulai dari teater, konser musik, pula sekelompok pengendara motor yang dansa, tari balet, pameran lukisan, dan biasa berkumpul di Bragaweg17. Gaya perayaan tertentu. Teater dengan lakon hidup Eropa ini terlihat pula dari kebiasaan sastra klasik pun ditampilkan dengan menyaksikan film/gambar idoep di serius di Societeit. Pesatnya perkembangan bioskop Majestic yang berlokasi di aktivitas kebudayaan di Societeit terbukti Bragaweg. Film yang diputar tentu saja dari diundangnya balerina kawakan asal berkiblat ke Barat, khususnya film-film Rusia, Anna Pavlova, untuk tampil di Holywood, misalnya The Black Box, The Societeit pada 1929. Bisa dikatakan Broken Coin, dan Liberty. Seperti Societeit Concordia, atau Bragaweg secara dikemukakan Haryoto Kunto, hadirnya umum, merupakan salah satu pusat film turut berpengaruh pada mode busana, kebudayaan orang-orang Eropa. Aktivitas misalnya populernya film Zigomar di Societeit pun didukung oleh komunitas mengakibatkan banyak pria pada 1920-an seni seperti Bandoengsche Kunstkring memakai topi filt ala bandit. Masifnya (Himpunan Kesenian Bandung) yang peniruan mode topi ini mengakibatkan sudah berdiri sejak 1904 (Hutagalung dan pemerintah kolonial sempat melarang Nugraha, 2008: 53-57; Kunto, 2014: 155). pemutaran film Zigomar tersebut (Kunto, Dari aktivitas hiburan, seni, dan 1986: 436). Hal ini sekali lagi interaksi elit Eropa yang berlangsung di membuktikan bagaimana modern itu Societeit, besar kemungkinan turut dinikmati secara nyata oleh elit Eropa. mendorong terbentuknya trend dan fashion Kebiasaan makan-makan dan busana di tengah mereka. Hadirnya toko- mendengarkan musik di restoran mewah toko ritel yang menawarkan barang mewah menjadi salah satu indikasi gaya hidup atau busana mode Paris di Bragaweg, Eropa yang modern di Bragaweg. boleh jadi secara tidak langsung didorong Misalnya kebiasaan makan dengan menu- oleh tuntutan pergaulan dan gaya hidup menu khas Belanda, minum bir sambil yang tumbuh di tengah interaksi golongan diiringi orkes musik di restoran Maison elit Eropa di Societeit. Para elit berlomba Bogerijn. Dalam De Preangerbode 6 menampilkan citra mewah layaknya September 1918 tercantum sebuah iklan bangsawan Eropa di abad ke-17. Pada titik Maison Bogerijn yang menyebutkan akan ini, penulis berargumen bahwa dari menggelar orkes musik pada 8 September berkembangnya pergaulan elit Eropa di yang ditampilkan pada pukul 11 siang Societeit Concordia inilah mampu menjadi hingga pukul 1 siang, untuk malam hari —bola salju“ untuk terciptanya kehidupan orkes musik dimulai sejak pukul 7 malam bergaya Eropa sepajang Bragaweg. hingga 08.30 malam. Maison Bogerijn Semaraknya aktivitas di Societeit yang dimiliki oleh L.V. Bogerijen, mantan Concordia merupakan salah satu indikasi penguasaha firma Stam en Wijns ini, turut terciptanya kehidupan bergaya Eropa. menawarkan satu gentong besar bir dengan Gaya hidup Eropa ini seringkali identik harga per gelasnya f. 0.70. dengan modern; suatu upaya untuk ikut dalam perkembangan zaman yang dinamis. Indikasi lain dari terbentuknya kehidupan 15 De Preanger Bode, 23 Mei 1911. gaya Eropa yang modern, antara lain 16 Bataviaasch Nieuwsblad, 12 Februari 1930 17 Kunto, 1996: 57. Modernisasi dan Terbentuknya Gaya Hidup..... (Hary Ganjar Budiman) 177

Selain gaya hidup Eropa yang bantuan Soewardi Suryadiningrat, Ajoem modern, keberadaan kawasan Bragaweg Kasoem menjadi pelopor kaum bumiputra turut mempertegas kelas sosial, di mana yang mampu membuka toko di Bragaweg. aktivitas di jalan yang tak lebih dari 1 km Hingga kini Kasoem terkenal sebagai ini, cenderung diisi oleh aktivitas golongan produsen kacamata/optik terkemuka19. orang-orang kaya seperti yang termuat dalam Bataviaasch Nieuwsblad 15 4. Redupnya Kegemerlapan Bragaweg September 1937 yang menjelaskan Koran De Preangerbode tertanggal macetnya lalu lintas di Bragaweg karena 29 Januari 1947 masih memperlihatkan pertemuan kelas menengah Bandung. beberapa iklan toko yang berada di Dalam sebuah judul besar tertulis —De Bragaweg, seperti toko perhiasan De Bandoengsche Middenstand Vergadert; Contcurrent dan Rest. California Casino di Bedankt voor Lidmaatschap Federatie“ Bragaweg. Namun demikian, di koran yang artinya; Pertemuan Kelas Menengah tersebut mulai muncul iklan Tionghoa Bandung; Terima Kasih untuk Semua Restaurant dan Cine Radio Horloge Anggota Federasi“. Di sisi lain, batasan Reparatie. Toko Tionghoa agaknya mulai rasial pun dipertegas di Bragaweg mendapat ruang di Bragaweg. Sementara sebagaimana tersirat dalam karya-karya itu, koran De Preangerbode tertanggal 4 Haryoto Kunto (1986, 2014) serta Mei 1947 masih mencantumkan beberapa Hutagalung (2008). Golongan Bumiputra daftar toko busana bernuansa Belanda di nyaris tak memiliki ruang di Bragaweg, Bragaweg seperti Onderling Belang, Au bahkan golongan Indo-Eropa pun Bon Marche, dan Populair. Artinya, toko- (misalnya Indo-Europeesche Verbond toko milik Belanda/Eropa masih eksis di Club18) hanya mendapatkan ruang yang Bragaweg pada 1947, tetapi pengusaha minor di Bragaweg. Para keturunan Indo- Tionghoa mulai mengambil alih toko- Eropa hanya memakai sebuah gedung toko20 yang ditinggalkan pemiliknya. Hal untuk hiburan yang kesemarakan acaranya tersebut terlihat jelas dalam salah satu foto kalah jauh dengan Societeit Concordia. Album Kenangan Kodam Siliwangi Lebih memprihatinkan lagi, sebuah jalan (1977), di mana papan toko De Vries kecil yang menghubungkan Bragaweg (sekarang Bank NISP) sudah berganti dengan Tamblongweg justru sering dengan papan nama toko bertuliskan huruf diidentikkan sebagai kawasan bordil yang Tionghoa. diisi oleh wanita-wanita keturunan Indo- Pecahnya perang mempertahan- Eropa. Bagaimana pula golongan kan kemerdekaan yang dilakukan oleh bumiputra di Bragaweg? Seperti jelas bumiputra, mengakibatkan situasi di terlihat dalam video Bandung, Indonesia - Bragaweg tak sekondusif ketika A City Journey 1925, kaum bumiputra pemerintah Hindia Belanda masih yang berkulit gelap mengenakan ikat berkuasa penuh. Pada masa kepala, berdiri di belakang tuan-tuan berlangsungnya Agresi Militer Belanda I, Belanda, menunggu perintah dari atau setahun setelah peristiwa Bandung majikannya. Para majikan ini duduk-duduk Lautan Api, pada 1947 pasukan militer di pelataran Societeit Concordia, KNIL dengan sejumlah kendaraan perang mengamati hiruk pikuk lalu lintas di sempat menduduki Bragaweg (Katam dan Bragaweg. Abadi, 2010: 38). Militer Belanda Menjelang akhir kekuasaan Hindia menguasai Kota Bandung sebelah Utara Belanda, ruang di Bragaweg mulai terbuka (kawasan Eropa), Bragaweg termasuk pula bagi kaum bumiputra. Pada 1943, atas 19http://www.santijehannanda.com/2014/07/23/ 18 Eksistensi Indo-Europeesche Verbond Club kisah-a-kasoem/, diakses 25 Januari 2017 (IEV Club) tercantum dalam berita Bataviaasch 20(http://www.santijehannanda.com/2014/07/23 Nieuwsblad, 19 September 1929. /kisah-a-kasoem/, diakses 25 Januari 2017). 178 Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017: 163- 180 di dalamnya (Smail, 2011). Pada periode Jalan Raya Pos ke Gudang Kopi. Jalan 1947 hingga 1949, kawasan Braga lebih Pedati mulai berubah setelah Bandung banyak dipergunakan oleh kalangan militer ditetapkan sebagai Ibukota Keresidenan Belanda. Mengacu pada salah satu koleksi Priangan pada 1864. Salah satu faktor foto nomor 101855 Het militaire leven, penting yang membangkitkan Jalan Pedati Nederlands Nationaal Militair Museum, menjadi jalan yang ramai adalah berdirinya Soesterberg, dapat diketahui semasa Societeit Concordia pada 1879. perang, gedung Societeit Concordia masih Dibangunnya transportasi kereta di sempat dipergunakan untuk sebuah Bandung pada 1884, mendukung pertunjukan tari dengan judul "The Last kedatangan orang-orang Eropa/ Meal". Pertunjukan tersebut disaksikan prangerplanters untuk turut mencari langsung oleh salah satu pejabat militer hiburan di Societeit Concordia. Belanda, Mayor Jenderal van Goor dari Semaraknya aktivitas Societeit Concordia Mahkamah Militer Agung21. pada abad ke-20 berimbas pada terciptanya Memasuki 1949, kawasan kehidupan Eropa di sekitar Bragaweg. Bragaweg meredup kesemarakannya. Seiring dengan semakin ramainya Meskipun toko-toko Eropa dan gedung orang-orang Eropa datang ke Societeit hiburan seperti Societeit Concordia masih Concordia, modernisasi di kawasan eksis, namun lebih dipergunakan oleh Bragaweg pun mulai terjadi. Modernisasi kalangan militer Belanda. Dalam ruang awal di Bragaweg ditandai dengan lingkup yang lebih luas, Kota Bandung berdirinya toko kebutuhan Eropa untuk menjadi medan pertempuran antara tentara pertama kalinya, yaitu N.V. Hellermann republik dengan militer sekutu/Belanda. pada 1894. Indikasi lainnya yang Salah satu peristiwa heroik menjelang menunjukkan bahwa terjadi modernisasi di pecahnya Peristiwa Bandung Lautan Api, Bragaweg, meliputi: 1) munculnya toko- terjadi di Bragaweg, tepatnya di Gedung toko dan restoran yang orientasinya untuk DENIS Bank. Terjadi perobekan bendera mengakomodasi gaya hidup orang-orang Belanda yang dilakukan oleh dua orang Eropa yang mewah; 2) beragam toko yang pemuda, Karmas dan Moeljono. Hingga berdiri di Bragaweg mampu mengikuti saat ini sebuah stilasi peringatan Bandung perkembangan trend global, khususnya Lautan Api dibangun di dekat bangunan Paris; 3) memasuki tahun 1920-an mulai DENIS Bank (sekarang Bank BJB) untuk berdiri bank dan mulai dibukanya toko- mengenang peristiwa heroik tersebut toko yang menjual barang yang sangat (Katam dan Abadi, 2010: 332; Smail, mewah, yaitu motor dan mobil; 4) mulai 2011). terciptanya promosi melalui iklan di koran serta etalase toko yang dibuat dengan D. PENUTUP sangat menarik; 5) penataan kawasan Bragaweg pada awalnya dikenal sebagai Braga dengan fasilitas yang lengkap (jalan Jalan Pedati. Jalan tersebut digunakan aspal, trotoar yang lebar, lampu jalan, untuk mengangkut komoditas kopi dari listrik, dan telepon); 6) kebijakan Walikota Bandung saat itu, B. Coops, yang

21 mengharuskan bangunan di kawasan Dienst voor Legercontacten. —Generaal- Bragaweg bercirikan arsitektur Eropa; dan Majoor van Goor van het Hoog Militair 7) citra modern kawasan Bragaweg Gerechtshof en de Wali Negara van Pasoendan in de Sociëteit Concordia te Bandoeng“. berusaha dilekatkan oleh Gemeente Koleksi 101855 Het militaire leven, Bandoeng melalui promosi wisata. Nederlands Nationaal Militair Museum, Modernisasi yang terjadi di Soesterberg Bragaweg terjadi seiring dengan tumbuh (http://www.geheugenvannederland.nl/nl/geheu dan berkembangnya gaya hidup Eropa. gen/, diakses 22 Januari 2017) Gaya hidup Eropa ini ditunjukkan dengan

Modernisasi dan Terbentuknya Gaya Hidup..... (Hary Ganjar Budiman) 179 membiasakan tradisi yang dilakukan di Sosiologi Modernisasi. Yogyakarta: Barat, misalnya menyelenggarakan St. Tiara Wacana Yogya. Nicholas Festival. Bragaweg menjadi Colombijn, freek., Martine Barwegen, ruang di mana tradisi Eropa biasa Purnawan Basundoro, dan Johny Alfian dipraktikkan, antara lain: menonton Khusyairi. 2005. hiburan berupa tonil, mendengarkan orkes Kota Lama Kota Baru; Sejarah Kota- musik, berdansa, makan dan bersosialisasi, kota di Indonesia. Yogyakarta: Ombak. serta menonton film di bioskop. Bukti Hardjasaputra, Sobana. 2002. bahwa gaya hidup Eropa mewarnai Perubahan Sosial di Kota Bandung suasana di Bragaweg dapat dilihat dari 1810-1906. Disertasi. Depok: munculnya komunitas-komunitas hobi Universitas Indonesia. yang melakukan aktivitasnya di Bragaweg. Hermawan, Iwan. 2010. Komunitas yang dimaksud, antara lain: Braga sebagai Pusat Perdagangan Automobiel Club (komunitas pengendara Bandung Tempo Dulu. Jatinangor: mobil), De Preanger Amateur Fotografen Alqaprint. Club (komunitas fotografer amatir), Hutagalung, Ridwan, dan Taufanny Nugraha. komunitas pengendara motor, dan 2008. Bandoengsche Kunstkring (Himpunan Braga; Jantung Parijs van Java. Kesenian Bandung). Di sisi lain, Bandung: Ka Bandung. gemerlapnya kehidupan di Bragaweg cenderung mempertegas kelas sosial, Katam, Sudarsono dan Lulus Abadi. 2010. Album Bandoeng Tempo Doeloe. bahkan di antara golongan Eropa sendiri. Bandung: Nav Press. Ketika perang mempertahankan kemerdekaan bergolak di Bandung pada Kodam VI Siliwangi. 1977. 1947 hingga 1949, gemerlap kehidupan Album Kenangan Kodam VI/Siliwangi modern ala Eropa di Bragaweg mulai 1946-1977. Bandung: Kodam VI Siliwangi. pudar. Ketidakstabilan keamanan terjadi di masa itu, pengusaha Tionghoa justru mulai Kunto, Haryoto. 1986. membuka toko di Braga. Di saat yang Semerbak Bunga di Bandung Raya. sama Bragaweg mulai diduduki militer Bandung: Granesia. Belanda dan diselimuti suasana perang. ______. 2014. Wajah Bandoeng Tempo Doeloe. DAFTAR SUMBER Bandung: Granesia.

1. Jurnal Mrazek, Rudolf. 2006. Helsloot, John. —St. Nicholas as a Public Engineers of Happy Land. : Festival in Java, 1870-1920: Articulating Obor. Dutch Popular Culture as Ethnic Culture“ dalam Bijdragen tot de Taal, 3. Koran Land, en Volkenkunde. Vol. 154, No. 4. Bataviaasch Nieuwsblad, 19 September 1929. 1998. Bataviaasch Nieuwsblad, 12 Februari 1930. Bataviaasch Nieuwsblad, 15 September 1937.

2. Buku De Preanger Bode, 22 September 1902 Basundoro, Purnawan. 2012. De Preanger Bode, 23 Mei 1911. Merebut Ruang Kota: Aksi Rakyat De Preanger Bode 6 September 1918. Miskin Kota Surabaya 1900-1960-an. De Preanger Bode 24 Desember 1921. Tangerang: Marjin Kiri. De Preangerbode, 1 Desember 1923 Budiman, Hary Ganjar. 2010. De Preanger Bode, 8 Maret 1930 Taman Kota di Bandung (1885-1945). De Preanger Bode, 26 Desember 1935. Skripsi. Jatinangor: Fakultas Sastra De Preanger Bode 25 November 1952. Universitas Padjadjaran. De Preanger Bode 2 Juli 1956. Het nieuws van den dag voor Nederlandsch- Daryanto, Totok. 1989. Indie, 3 November 1926. 180 Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017: 163- 180

Het nieuws van den dag voor Nederlandsch- Indie, 9 Mei 1935. De Jaarbeurs en Bandoeng 1921. Jubileum Bandoeng 1906-1931, 1931.

4. Video

—Bandung, Indonesia A City Journey“ diunggah di youtube.com oleh Timescoop Indonesia, diakses 17 Oktober 2016.

—Kehidupan Kota Bandoeng 1910-1930“ diunggah di youtube.com oleh Mahanagari, diakses 17 Oktober 2016.

5. Internet http://www.geheugenvannederland.nl/nl/geheu gen/, diakses 22 Januari 2017. http://www.isyharyanto.wordpress.com, diakses 17 Januari 2016. http://www.santijehannanda.com/2014/07/23/ki sah-a-kasoem/, diakses 25 Januari 2017.