Penyelesaian Jarimah Ikhtilath Dalam Acara Saman
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PENYELESAIAN JARIMAH IKHTILATH DALAM ACARA SAMAN ROA LO ROA INGI (SAMAN DUA HARI DUA MALAM) DALAM HUKUM ADAT DAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus Kampung Bener Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues) SKRIPSI Diajukan Oleh: ASTUTI LENAWATI Mahasiswi Fakultas Syari’ah dan Hukum Prodi Hukum Pidana Islam NIM : 140104059 FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY DARUSSALAM – BANDA ACEH 2018 M / 1440 H ABSTRAK Nama : Astuti lenawati Nim : 140104059 Fakultas/Prodi : Syari’ah Dan Hukum / Hukum Pidana Islam Judul : Penyelesaian Jarimah Ikhtilat Dalam Acara Saman Roa Lo Roa Ingi (Saman Dua Hari Dua Malam) Dalam Hukum Adat dan Hukum Islam (Studi Kasus Kampung Bener Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues) Tanggal Munaqasyah : 06 Agustus 2018 Tebal Skripsi : 63 Halaman Pembimbing I : Dr. Agustin Hanafi,.Lc. MA Pembimbing II : Dr. Jamhir, S.Ag,.M.Ag Kata Kunci : Ikhtilath dalam saman roa lo roa ingi Pada dasarnya Islam telah mewajibkan pemisahan antara laki-laki dan wanita. Pemisahan ini berlaku umum dalam kondisi apapun, baik dalam kehidupan umum maupun khusus, kecuali ada dalil-dalil yang mengkhususkannya. Sebagaimana dalam acara saman roa lo roa ingi(dua hari dua malam) terdapat ikhtilat, yaitu bercampur baur antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya. kriteria ikthtilat dalam acara tersebut yaitu terjadinya pertemuan antara laki-laki dan perempuan ditempat yang sama yang bukan mahramnya, dan terjadinya interaksi antara laki-laki dan perempuan tersebut. Tujuan penelitian skripsi ini untuk mengetahui pandangan masyarakat dan tokoh Adat dalam acara saman roa lo roa ingi (saman dua hari dua malam) dan bentuk sanksi pidana adat bagi pelaku jarimah ikhtilath di kampung Bener Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues. Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode field Research(penelitian lapangan) juga Library Research (penelitian kepustakaan) berdasarkan metode kualitatif yaitu penelitian riset yang bersifat deskripsi, cenderung menggunakan analisis dan lebih menonjolkan proses makna. Hasil penelitian menunjukan bahwa pandangan masyarakat dan tokoh Adat terhadap acara saman roa lo roa ingi yaitu terjadi pro dan kontra sebagian masyarakat berpendapat bahwa acara saman roa lo roa ingi boleh dilakukan karena ajang menjalin silaturahmi dan tradisi yang tidak boleh dihilangkan dari jiwa masyartakat Gayo Lues. Kemudian acara saman roa lo roa ingi tidak boleh dilakukan karena lebih banyak menimbulkan mudaratnya dan peluang untuk melakukan ikhtilat sangat besar. Penyelesaian jarimah ikhtilat di Kampung Bener Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues yaitu jika pelakunya sudah menikah maka membayar uang sejumlah Rp. 5.000.000 dengan masing-masing membayar Rp.2.500.000. Jika pelakunya sama-sama dari kampung Bener dan belum menikah maka pelaku laki-laki membayar denda satu ekor kambing dan pelaku perempuan membayar denda beras secukupnya. iv KATA PENGANTAR Segala puji beserta syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan semseta alam yang senantiasa melimpahkan rahmat, nikmat dan kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya dalam menggapai kebahagian di dunia dan di akhirat. Shalawat beriring salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang telah menuntun umat manusia kepada kedamaian, dan membimbing kita semua menuju agama yang benar di sisi Allah yakni Agama Islam. Alhamdulillah, dengan berkat rahmat dan hidayaah-Nya skripsi dengan judul “JARIMAH IKHTILATH DALAM ACARA SAMAN ROA LO ROA INGI (SAMAN DUA HARI DUA MALAM) DALAM HUKUM ADAT DAN HUKUM ISLAM (STUDI KASUS KAMPUNG BENER KECAMATAN KUTAPANJANG KABUPATEN GAYO LUES” ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh. Selama menyelesaiakan skripsi ini, dari awal sampai akhir penulis banyak mengalami kesukaran dan hambatan, dan penulis juga menyadari bahwa penelitian dan penyususn skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Dengan sepenuh hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan penghargaan yang tak terhingga kepad Dr. Agustin Hanafi., Lc., MA selaku pembimbing I dan Dr. Jamhir, Sag., M.Ag selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan sekaligus memberi arahan kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. vi Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Islam UIN Ar-raniry Banda Aceh Dr. Khairuddin, Mag, ketua prodi Hukum Pidana Islam Misran M,Ag, Kepada Drs.Mohd.Kalam,M,Ag, sebagai Penasehat Akademik, kepada dosen Prodi HPI dan seluruh staf akademik Fakultas Syari’ah dan Hukum beserta jajaran dosen yang telah membimbing penulis selama masa pendidikan di Fakultas Syar’ah dan Hukum UIN Ar-raniry. Selanjutnya terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Bapak Abdurrasek, dan Ibunda Mas, dan kepada kedua adik tercinta ananda Ali akbar dan Samsul Bahri yang selalu memberikan semangat, dukungan dan selalu mendoakan penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada seluruh tokoh Adat dan masyarakat kampung Bener kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues dan atas kerjasamanya yang telah bersedia memberikan data serta informasi yang akurat mengenai skripsi ini. Terakhir penulis mengucapkan terima kasih kepada shabat-sahabat serta rekan-rekan seperjuangan jurusan HPI angkatan 2014 yang telah memberikan dukungan dan semangat, sehingga karya ini selesai. Semoga Allah SWT membalas segala jasa baik yang telah diberikan. Penulis menyadarai sepenuhnya bahwa penulisan skripsi masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari pembaca, sehingga penulis dapat menyempurnakan di masa yang akan datang. Akhirnya kapada Allah jauhlah penulis berserah diri dan memohon petunjuk serta ridhonya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan masyarakat. Amin ya Rabbal ‘Alamin. vii TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/198 1. Konsonan No Arab Latin No Arab Latin ṭ ط Tidak 16 ا 1 dilambangkan ẓ ظ B 17 ب 2 ‘ ع T 18 ت 3 G غ ṡ 19 ث 4 F ف J 20 ج 5 Q ق ḥ 21 ح 6 K ك Kh 22 خ 7 L ل D 23 د 8 M م Ż 24 ذ 9 N ن R 25 ر 10 W و Z 26 ز 11 H ه S 27 س 12 ’ ء Sy 28 ش 13 Y ي ṣ 29 ص 14 ḍ ض 15 2. Konsonan Vokal Bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. a. Vokal Tunggal Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harkat, transliterasinya sebagai berikut: Tanda Nama Huruf Latin Fatḥah a ◌ٓ Kasrah i ◌ِ Dammah u ◌ُ vii b. Vokal Rangkap Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf, yaitu: Tanda Nama Huruf Latin Fatḥah dan ya ai ◌ٓ ي Fatḥah dan wau au ◌ٓ و Contoh: haula :ھﻮل kaifa :ﻛﯿﻒ 3. Maddah Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf , transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Tanda Nama Huruf Latin Fatḥah dan alif ā ◌ٓ ١/ي atau ya Kasrah dan ya ī ◌ِ ي Dammah dan ū ◌ُ و wau qāla : ﻗٓﺎلٓ Contoh: ramā : رٓﻣٓﻰ qīla : ﻗِﯿﻞٓ yaqūlu : ﯾٓﻘُﻮلُ (ة) Ta Marbutah .4 Transliterasi untuk ta marbutah ada dua. hidup (ة ) a. Ta marbutah yang hidup atau mendapat harkat fatḥah, kasrah dan (ة ) Ta marbutah dammah, transliterasinya adalah t. mati (ة ) b. Ta marbutah ,yang mati atau mendapat harkat sukun (ة ) Ta marbutah transliterasinya adalah h. diikuti (ة ) c. Kalau pada suatu kata yang akhir huruf ta marbutah oleh kata yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu .itu ditransliterasikan dengan h (ة ) terpisah maka ta marbutah viii Contoh: rauḍat al-aṭfāl/ rauḍatul aṭfāl : رَوْﺿَﺔُ اﻻْ َطْﻔَﺎلْ /al-Madīnah al-Munawwarah : اَﻟْﻤَﺪِﯾْﻨَﺔُ اﻟْﻤُﻨَﻮﱠرَةْ al-Madīnatul Munawwarah Ṭalḥah : طَﻠْﺤَﺔْ Catatan: Modifikasi 1. Nama orang berkebangsaan Indonesia ditulis seperti biasa tanpa transliterasi, seperti M. Syuhudi Ismail. Sedangkan nama-nama lainnya ditulis sesuai kaidah penerjemahan. Contoh: Ḥamad Ibn Sulaiman. 2. Nama negara dan kota ditulis menurut ejaan Bahasa Indonesia, seperti Mesir, bukan Misr ; Beirut, bukan Bayrut ; dan sebagainya. 3. Kata-kata yang sudah dipakai (serapan) dalam kamus Bahasa Indonesia tidak ditransliterasi. Contoh: Tasauf, bukan Tasawuf. ix DAFTAR ISI LEMBARAN JUDUL .................................................................................... i PENGESAHAN PEMBIMBING.................................................................. ii ii PENGESAHAN SIDANG ............................................................................. iii ABSTRAK ...................................................................................................... iv KATA PENGANTAR.................................................................................... v TRANSLITERASI......................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x DAFTAR ISI................................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah............................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .......................................................................