Air Tanah Pada Sistem Akuifer Jakarta Perioda 1990-2000
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
R. Haryoto Indriatmoko dan Myra. J . : Evaluasi Kandungan Klorida ……. JAI Vol. 1 , No.1 2005 EVALUASI KANDUNGAN KLORIDA (CL-) dan DAYA HANTAR LISTRIK (DHL) AIR TANAH PADA SISTEM AKUIFER JAKARTA PERIODA 1990-2000 Oleh: Robertus Haryoto Indriatmoko *) dan E. Myra. J **) *) Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih Dan Limbah Cair, Pusat Pengkajian Dan PenerapanTeknologi Lingkungan, BPPT **) Jurusan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti, Jakarta Abstract Evaluation of chloride (Cl-) content and electric conductivity (EC) of ground water in aquifer system is one method to identify salt water movement in aquifer system, which occurred as a result of changes in hydraulic equilibrium which cause by temporary variation of natural recharges and pumping of ground water at many layered aquifers. Salt water movement in Jakarta aquifer system is evaluated based on mapping of chloride content at 500 mg/L and EC at 1500 mhos/cm in many bored well during period of 1990 – 2000. In the beginning chloride content and EC is in value only and with the addition of attribute data, namely coordinate, it could be used as input data. By using software namely SURF, the above input data is simulate to have a contour map of chloride and EC. Overlapping of the contour map to Jakarta base map will result in thematic map of chloride and EC distribution which represent salt water movement at Jakarta aquifer system. Key word : Aquifers, Aquifer system, Chloride (Cl-) , Electric Conductivity (EC), Map, Hydraulic Equilibrium, Ground water, SURF Software. 1. PENDAHULUAN keperluan akan memberikan perubahan berupa perubahan kemiringan atau pergeseran lapisan Air tanah pada sistem akuifer pantai antar muka apakah akan semakin masuk ke Jakarta merupakan sumberdaya yang sangat lapisan akuifer air tanah tawar atau sebaliknya penting yang dapat digunakan untuk berbagai semakin kearah lapisan air tanah asin (laut). keperluan antara lain: perkantoran, industri/jasa, Perubahan pergeseran lapisan itulah fasilitas umum dan penduduk/domestik. yang akan diamati dalam penelitian ini, dievaluasi Air tanah pada sistem akuifer pantai melalui kandungan CL- dan DHL dari setiap data tersebut dapat dijumpai pada 2 tipe sistem sumur bor. Data Cl- dan DHL dicoba untuk akuifer yaitu sistem akuifer tak tertekan dievaluasi Dengan menggunakan data sekunder (unconfined aquifer) dan sistem akuifer tertekan kualitas air tanah pada lapisan akuifer tertekan (Confine aquifer). Pada sistem tersebut aliran air dan tak tertekan dari tahun ketahun maka dicoba tanah tawar dan aliran air tanah asin berada untuk mengevaluasi dan memetakan distribusi dalam suatu kesetimbangan hidrolis (steady parameter kimia air tanah (parametar Cl- dan state). DHL) pada sistem akuifer tersebut dari tahun Kesetimbangan hidrosatis antara air 1990 sampai dengan tahun 2000. tanah tawar dan air tanah asin dapat berubah oleh proses alam dan aktivitas manusia 1.1. LATAR BELAKANG (misalnya oleh proses pengambilan secara berlebihan) Pengambilan air tanah secara Saat ini jumlah penduduk di DKI Jakarta berlebihan akan menyebabkan perubahan mencapai 10.421.948 Jiwa. Jumlah penduduk kemiringan lapisan antar muka (interface) yang yang demikian besar ini tentu saja amat cenderung semakin kearah darat. membutuhkan sumberdaya air yang mantap baik Perubahan kemiringan lapisan antar secara kualitas dan kuantitas. muka yang semakin ke arah darat itu dapat Berdasarkan hasil perhitungan maka terjadi pada sistem akuifer pantai Jakarta. Seperti tingkat pemakaian air tanah saat ini adalah telah diketahui bahwa sistem akuifer pantai 22,054 L/dt atau 1,9 Juta m3/hari (Arie Jakarta merupakan suatu sistem akuifer berlapis Herlambang dan R Haryoto I, 2003). Dasar yang berbatasan dengan pantai. Adanya aktifitas perhitungannya adalah atas pemenuhan PDAM berupa pengambilan air untuk berbagai saat ini sebesar 15,430 L/dt. Air yang terjual 88 Robertus Haryoto Indriatmoko dan E. Myra. J : Evaluasi Klorida (Cl-) dan ….. JAI Vol. 1 , No.1 2005 8,102 L/dt dengan 663.000 satuan sambungan substansi lain yang ada dalam sistem air adalah atau kurang lebih setara 4,5 juta orang. Jika bukan proses yang terjadi yang didasarkan oleh diasumsikan kebutuhan air kota besar 250 Klorida. Dalam proses seperti sedimentasi, lt/Org/hari maka untuk Jakarta adalah 30,156 degradasi, generasi atau penmggumpalan tidak L/dt. Jika 15,430 L/dt air PDAM berasal dari air melibatkan Klorida. Satu-satunya proses yang permukaan maka diperkirakan sisanya yaitu mempengaruhi konsentrasi Klorida adalah 22,054 L/dt atau 1,9 Juta m3/hari berasal dari air pemindahan dan pencampuran. Klorida tanah. merupakan pelacak alami yang digunakan Potensi air tanah menurut “Jakarta Water sebagai petunjuk dalam pelacak proses Resources Management System” (1994) adalah pencampuran dan pengangkutan. Tanpa ada 28,196 L/dt terdiri dari 2,476 L/dt dari akuifer pemahaman tentang proses pengangkutan dan dalam dan 25,720 L/dt dari akuifer dangkal. Ini pencampuran dari suatu sistem air maka berarti bahwa potensi yang tersisa tinggal 6,141 evaluasi kualitas air tidak dapat dilaksanakan. L/dt. (21,7%). Suatu jumlah yang patut menjadi Hampir semua batas konsentrasi perhatian kita semua. mempunyai konsentrasi spesifik kloridanya Dalam suatu sistem akuifer pantai lapisan sendiri. Analisis berdasarkan pola-pola air tanah tawar dan air tanah asin dipisahkan konsentrasi klorida sering dapat dipahami secara oleh suatu lapisan antar muka (“interface”) dalam cepat sumbermana yang bergerak dari suatu suatu kesetimbangan (“steady state”) secara tempat ketempat lain. Klorida juga penting hidrolis. Kesetimbangan lapisan antar muka khususnya ketika model kualitas air dilaksanakan dapat terganggu oleh proses pemompaan air untuk mengevaluasi sistem air. Komponen utama tanah dan penambahan air tanah oleh proses dalam model kualitas air adalah komponen imbuhan alami. pengangkutan dan pencampuran. Untuk keperluan modeling biasanya orang Daya hantar listrik merupakan parameter akan memberikan suatu asumsi bahwa pada yang menunjukkan kandungan ion dalam air lapisan antar muka tersebut merupakan lapisan sehingga suatu larutan mudah atau sukar dalam “imicible” (tidak bersatu). Dalam kenyataannya menghantarkan listrik. DHL bukan merupakan lapisan yang memisahkan air tanah tawar dan parameter yang relevan untuk mengukur polusi, asin merupakan suatu zone transisi yang akan tetapi dapat digunakan sebagai paramenter dibentuk oleh air itu sendiri yang memberikan untuk mengetahui tingkat kegaraman dalam air. efek yang disebabkan oleh proses difusi dan dispersi secara mekanis (Essaid, 1990). 1.2 TUJUAN dan SASARAN Peningkatan jumlah pemakaian air tanah dalam sistem akuifer seperti di cekungan Jakarta Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah yang berbatasan dengan laut akan melakukan evaluasi/penilaian pergerakan air mempengaruhi kesetimbangan kemiringan tanah asin dalam sistem akuifer pantai dengan lapisan antar muka antara air asin dan air tawar melakukan pengamatan terhadap kandungan Cl- dalam sistem akuifer. Pengambilan air tanah pada konsentrasi 500 mg/l dan DHL pada nilai secara berlebihan dalam daerah ini akan konduktifitas 1500 mhos/cm air tanah pada mempengaruhi tingkat kemiringan lapisan antar lapisan akuifer tak tertekan <40 m dan dan muka yang semakin kearah darat. Adanya akuifer tertekan > 40 m periode 1990-2000 perubahan kemiringan lapisan antar muka ini Sasaran penelitian adalah sebagai berikut akan terdeteksi melalui monitoring secara terus : menerus terhadap air tanah dalam. 1. Membuat peta konturing konsentrasi CL- Parameter utama yang dapat digunakan dan DHL dalam air tanah dari tahun 1990 untuk memonitor terjadinya pergeseran zone sampai 2000 lapisan antar muka adalah Klorida (Cl-) dan Daya 2. Menganalisa pola dan arah perubahan Hantar Listrik DHL. konsentrasi Cl- dan DHL dalam air tanah Menurut Departemen Pemukiman dan dari tahun 1990 sampai 2000. Pengembangan Wilayah dalam buku Pedoman untuk Perencanaan Sumberdaya Air Wilayah 1.3 METODOLOGI Sungai, 2000, Klorida merupakan suatu parameter kimia yang ada dalam air dan Langkah untuk mencapai tujuan penelitian membentuk perbedaan utama sistem ekologi (air dilakukan dengan cara sebagai berikut: tawar, air payau, dan air laut) Perubahan besar 1. Kompilasi data sekunder kualitas air tanah dalam lingkungan dapat terjadi ketika air tawar dari berbagai sumur bor dari tahun 1990 berubah menjadi air payau atau air asin atau sampai tahun 2000. kearah sebaliknya. Untuk itulah parameter klorida 2. Tabulasi data kualitas air dalam hal ini Cl- diperlukan dalam penilaian kualitas air. dan DHL dari setiap sumur bor dan Perbedaan besar antara Klorida dengan pemberian atribut koordinat UTM . 89 R. Haryoto Indriatmoko dan Myra. J . : Evaluasi Kandungan Klorida ……. JAI Vol. 1 , No.1 2005 3. Kedudukan elevasi air tanah Bojongmanik (Miosen).3. Formasi Genteng dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu: 1. (Pliosen). 4. Formasi Vulkanik Tua (Pleistosen). Elevasi air tanah < 40 m (akuifer tak 5. Formasi Vulkanik Muda (Pleistosen). 6. tertekan) dan 2. Elevasi air tanah > 40 m Sedimen Aluvial (akuifer tertekan). Formasi Jatiluhur (Miosen) dapat dilihat di 4. Proses konturing dilakukan dengan pegunungan sebelah tenggara cekungan terlebih dahulu menyiapkan input yang Jakarta, litologi formasi ini tersusun oleh batu terdiri dari Kolom X (untuk absis), kolom Y lempung berlapis, pasir kuarsa, dan napal. (untuk Ordinat) dan Kolom Z untuk Cl- atau Formasi ini mengalami pemadatan sehingga DHL. Masing-masing dikelompokkan bersifat sebagai batuan dasar yang impermeabel. menurut tahun ke tahun dengan Formasi Bojongmanik