Regenerasi Seniman Reog Ponorogo Untuk Mendukung Revitalisasi Seni Pertunjukan Tradisional Dan Menunjang Pembangunan Industri Kreatif
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
REGENERASI SENIMAN REOG PONOROGO UNTUK MENDUKUNG REVITALISASI SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL DAN MENUNJANG PEMBANGUNAN INDUSTRI KREATIF Supariadi, Warto Pusat Penelitian dan Pengembangan Pariwisata dan Budaya, LPPM Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model regenerasi seniman reyog Ponorogo guna mendukung revitalisasi seni pertunjukan tradisional dan menunjang pembangunan industri kreatif. Penelitian multi tahun ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif. Pada tahun pertama pengumpulan data dilakukan melalui beberapa metode termasuk pengamatan lapangan (site observation), wawancara mendalam (in-depth interview), diskusi kelompok terarah (focus group discussion), dan metode simak (document study). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan snowball. Data dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif (Miles & Huberman, 1984) dan analisis tematik (Kvale, 1996 & Hayes, 1997). Lokasi penelitian adalah Kabupaten Ponorogo yang merupakan daerah asal seni pertunjukan Reog Ponorogo. Hasil penelitian tahun pertama dapat dijelaskan sebagai berikut. Regenerasi seniman reog Ponorogo dapat dikelompokkan menjadi regenerasi jalur formal (reog festival) dan non formal (reog obyog). Seniman Reog Ponorogo, baik reog festival maupun reog obyog, memiliki potensi dan kompetensi yang baik untuk menampilkan seni pertunjukan reog menjadi identitas khas daerah. Secara umum masyarakat Kabupaten Ponorogo memiliki apresiasi yang baik terhadap seni reog, khususnya reog festival. Dari fakta tersebut diketahui bahwa minat generasi muda untuk menjadi seniman juga cukup tinggi, khsuusnya untuk menjadi seniman reog festival. Dengan demikian hal tersebut juga merupakan dukungan positif kepada proses regenerasi seniman reog yang selama ini telah berlangsung dengan baik. Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah memiliki komitmen yang baik dalam mendukung regenerasi seniman reog melalui berbagai kebijakan dan program yang dilaksanakan oleh instansi/dinas teknis terkait seperti penyelenggaraan festival reog nasional (FRN), festival reog mini (FRM), pentas reog bulan purnama, parade reog, dan pengintegrasian reog ke dalam muatan lokal pada kurikulum sekolah. Model Regenerasi Seniman Reog Ponorogo untuk Mendukung Revitalisasi Seni Pertunjukan Tradisional dan Menunjang Pembangunan Industri Kreatif antara lain adalah menumbuhkan minat dan apresisasi generasi muda melalui jalur formal dan non-formal. Kata Kunci: Regenerasi Seniman, Reog Ponorogo, Industri Kreatif. 13 Cakra Wisata, Vol 16 Jilid 1 Tahun 2015 PENDAHULUAN peremajaan (rejuvenasi) seniman Reog menjadi hal yang amat penting untuk Reog Ponorogo merupakan salah satu diperhatikan oleh berbagai pihak demi karya seni pertunjukan tradisional yang menjaga keberlangsungan seni pertunjukan telah menjadi pusat perhatian masyarakat, tradisional tersebut. baik lokal, nasional maupun internasional Seni pertunjukan tradisional, dan merupakan salah satu karya seni termasuk Reog Ponorogo, merupakan salah budaya yang memiliki kekuatan menjadi satu unsur kesenian yang sudah lama identitas budaya nasional. Seni pertunjukan menjadi bagian hidup dari suatu ini merupakan teater rakyat yang biasa masyarakat. Kesenian menjadi bagian dipentaskan dalam acara-acara prosesi di hidup dari masyarakat tradisi, yang tempat atau arena terbuka. Seni pertunjukan merupakan simbol dan sekaligus ini sangat terkenal di daerah Ponorogo dan representasi dari aktivitas kehidupan memiliki pengaruh yang kuat bahkan mereka sehari-hari. Dalam rangka menjaga sampai ke luar daerah Jawa Timur. Oleh keseimbangan antara mikrokosmos dan karena itu, Reog Ponorogo yang memiliki makrokosmos, masyarakat tradisi nilai-nilai kultural yang khas dan telah memanfaatkan kesenian sebagai media diwariskan secara turun temurun perlu untuk menjaga keharmonisan hubungan dipelihara dan dilestarikan agar dapat tetap antara manusia dengan alam, antarmanusia, memiliki eksistensi sebagai identitas dan manusia dengan Tuhan. Dalam konteks budaya lokal maupun nasional. seperti ini, seni tradisi tidak hanya berfungsi Reog Ponorogo merupakan seni sebagai hiburan/tontonan tetapi juga pertunjukan tradisional yang unik, di mana menjadi tuntunan atau orientasi nilai. terdapat salah satu bagian pementasan yang Dalam perkembangannya, beberapa menampilkan Dhadhak Merak, di mana jenis seni pertunjukan tradisional pemain atau senimannya harus mampu mengalami kemunduran atau bahkan memanggul Barongan yang sangat berat mengalami kepunahan. Ancaman dengan menggigit Barongan atau kepala terjadinya kepunahan akan berlangsung Singa. Hal tersebut merupakan sesuatu terus apabila masyarakat pemiliknya tidak yang tidak mudah dilakukan oleh setiap memiliki kemauan untuk menjaga orang dan oleh karena itu memerlukan keberlangsungan atau melestarikan seni pemikiran tersendiri untuk melakukan tersebut. Nasib seni tradisi yang ‘hidup regenerasi seniman/pemain reog secara segan mati tak mau’ antara lain dipicu oleh keseluruhan. adanya perkembangan teknologi yang amat Namun demikian yang menjadi pesat, arus globalisasi melalui berbagai permasalahan adalah semakin sedikitnya media informasi dan komunikasi yang minat warga masyarakat untuk menjadi cukup gencar, dan perubahan sosial yang seniman Reog. Seperti halnya jenis deras yang dapat membawa seni kesenian tradisional lainnya yang tersebar pertunjukan tradisional ke titik kepunahan. di wilayah Indonesia yang semakin Bila semula seni tradisi yang mempunyai ditinggalkan generasi muda, pada saat ini fungsi religius-magis merupakan unsur sebagian besar seniman yang mementaskan budaya tak terpisahkan dari masyarakat kesenian Reog adalah generasi tua. Dengan tradisi, sekarang fungsi itu berubah. demikian masalah regenerasi dan Bersamaan dengan berubahnya basis-basis 14 Supariadi, Warto : Regenerasi Seniman Reog Ponorogo … sosio kultural masyarakat pendukungnya, upaya-upaya yang dilakukan untuk seni tradisi juga berubah. Bahkan, seni menjaga keberlangsungann seni tersebut pertunjukan tradisional kadang “dipaksa” agar tidak mengalami kemandegan dan berubah mengikuti arus perubahan yang kepunahan. Seni pertunjukan tradisional dipaksakan sehingga sudah tidak sesuai lagi merupakan salah bentuk ekspresi komunal dengan fungsi dan karakteristik aslinya. yang penting dan berfungsi sebagai Dalam usaha mewujudkan jembatan dialog antara hamba dan Sang pembangunan nasional yang berkarakter Pencipta, antara masyarakat dan pemuka atau berlandaskan pada nilai-nilai budaya adat, dan antara sesama manusia. Reog, bangsa, pelestarian dan pengembangan seni misalnya, adalah salah satu kesenian tradisi tradisi sebagai kekayaan budaya mutlak yang sangat kental dengan hal-hal yang diperlukan. Seni tradisi merupakan modal berbau mistik dan ilmu kebatinan yang sosial budaya yang cukup penting dalam kuat, serta di dalamnya mengandung ajaran pembangunan bangsa ke depan. Oleh moral dan sekaligus kritik terhadap karena itu, agar seni pertunjukan tradisional kekuasaan yang korup. seperti Reog Ponorogo sebagai salah satu Akhir-akhir ini banyak seni produk dan identitas budaya bangsa dapat pertunjukan tradisional yang mulai punah bertahan dan lestari, maka harus dilakukan karena kurang mendapatkan perhatian serta regenerasi seniman dengan sebaik-baiknya. tidak adanya upaya revitalisasi dari pihak- Regenerasi seniman Reog Ponorogo pihak terkait, baik pemerintah, masyarakat merupakan persoalan krusial dan mendesak maupun lembaga terkait lainnya. Demikian dilakukan karena dua hal: Pertama, agar pula pengaruh nilai-nilai global yang supaya seni tradisi tidak kehilangan diserap oleh masyarakat modern, generasi penerus yang menjadi pemangku khususnya para kaum muda, dapat menjadi kebudayaan tersebut sehingga perlu salah satu faktor yang menciptakan jarak menumbuhkan apresiasi dan kecintaan yang terentang semakin jauh antara generasi muda terhadap warisan tradisi generasi muda bangsa dengan seni yang bernilai tinggi mutlak dilakukan. pertunjukan tardisional tersebut. Kedua, agar supaya kesenian Reog Oleh karena itu, antisipasi terhadap Ponorogo tetap diakui menjadi bagian dari kepunahan seni pertunjukan tradisional kekayaan budaya bangsa Indonesia harus dilakukan. Upaya yang perlu sehingga tidak mudah diklaim atau diakui dilakukan adalah bagaimana membuat seni kepemilikannya oleh pihak/bangsa lain. pertunjukan tradisional sebagai bagian dari Dalam konteks ini lah maka penelitian tradisi kesenian tidak kehilangan spirit mengenai “Regenerasi Seniman Reog hidupnya, sehingga tetap mampu Ponorogo untuk Mendukung Revitalisasi menyediakan iklim kebebasan untuk Seni Pertunjukan Tradisional dan berekspresi, berkreasi, dan beraspirasi Menunjang Pembangunan Industri Kreatif” kepada masyarakat seniman agar dapat penting dilakukan. dinikmati oleh masyarakat luas. Seni pertunjukan tradisional tidak Pengembangan seni pertunjukan tradisional hanya sekedar diciptakan dan dinikmati akan mendukung teguhnya jati diri, belaka melainkan lebih dari itu perlu kokohnya nilai budaya dan adat istiadat dilindungi dan dilestarikan. Perlindungan yang hidup dalam masyarakat. atas seni pertunjukan tradisional adalah Pengembangan seni pertunjukan tradisional 15 Cakra Wisata, Vol 16 Jilid 1 Tahun 2015 juga akan menjunjung harkat dan martabat beredar berbagai versi cerita asal-usul masyarakat yang sekaligus akan menerima kesenian tersebut. Begitu pula di sana juga manfaat pembangunan kesenian untuk terdapat sejumlah variasi bentuk mewujudkan kerukunan, persatuan, dan pertunjukan reog. Dengan demikian muncul