PENGELOLAAN INFORMASI MASJID BERBASIS ONLINE: ANALISIS PERFORMA KOMUNIKATIF PADA APLIKASI MASJIDKU

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos)

Oleh

Ahya Hasyim

NIM. 11140510000051

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

ABSTRAK Ahya Hasyim Pengelolaan Informasi Masjid Berbasis Online: Analisis Performa Komunikatif Pada Aplikasi Masjidku Aplikasi Masjidku merupakan perusahaan karya anak bangsa yang pertama kali menghubungkan komunikasi masjid dan mushala yang di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2013. Pada tahun 2018 ini sudah tergabung 1.237 masjid dan mushala. Beberapa tahun belakangan ini Aplikasi Masjidku mengalami penurunan kinerja. Berangkat dari permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana performa komunikatif yang dilakukan tim masjidku dalam mengelola informasi masjid pada Aplikasi Masjidku? Metode penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus intrinsik dengan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi tidak berstruktur, wawancara dan dokumentasi. Adapun teori yang digunakan adalah teori Performa Komunikatif yang dikemukakan oleh Pacanowsky dan O’Donnell Trujilo yang menggambarkan proses simbolik dari pemahaman perilaku manusia dalam sebuah organisasi. Selain itu peneliti juga menggunakan teori Computer Mediated Communication, konsep New Media, dan konsep Media Sosial sebagai teori pendukung dalam menganalisa penelitian. Hasil penelitian dan analisis dilakukan dengan menggunakan elemen-elemen teori performa komunikatif seperti menilai performa ritual, performa hasrat, performa sosial, performa politis dan performa enkulturasi masing-masing individu. Sejauh ini performa yang terjadi ditemukan hambatan karena perbedaan lokasi kerja, tidak terbuka terhadap investor muslim, tidak fokus kepada tujuan awal dan program yang kurang diminati jamaah. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa Aplikasi Masjidku harus membuka diri terhadap investor muslim, menetapkan kantor kerja dalam satu tempat, mencari ide kreatif dan inovatif agar programnya kembali diminati jamaah. Kata Kunci: Aplikasi Masjidku, Performa Komunikatif, Masjid, Jamaah, dan Mushala

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah. Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan kenikmatan, kekuatan, kemudahan, dan ilmu pengetahuan hingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. Sholawat teriring salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang tercerahkan dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini peneliti mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Drs. Masran, M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Fita Fatkhurakhmah, M.Si, selaku sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Rachmat Baihaky, M.A, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan sabar dalam memberikan arahan, saran dan kritik yang membangun dalam penyelesaian penelitian ini.

ii

5. Dr. Suhaimi, M.Si, selaku penasihat akademik yang senantiasa mendoakan dan mengingatkan peneliti untuk semangat dalam menulis skripsi.

6. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti. Semoga apa yang telah diberikan bermanfaat bagi peneliti dalam menjalani kehidupan di masyarakat dan menjadi amal soleh yang terus mengali bagi bapak dan ibu sekalian.

7. Keluarga Peneliti. Orang Tua tercinta. Bapak Jamanuddin dan Ibu Admiati yang senantiasa mendoakan kesuksesan anaknya dan memberikan semangat maupun motivasi untuk senantiasa sabar dalam menutut ilmu sehingga menjadi mahasiswa yang lulus bukan hanya berkuantitas namun juga berkualitas. Teruntuk adik peneliti, Ahmad Qoulan Syadida dan Fajar Ikhsan yang senantiasa mendoakan kakaknya. Semoga penelitian skripsi kakak dapat mengajarkan kepada kalian jika meneliti itu menyenangkan dan jadikanlah skripsi sebagai Maha Karya terbaik dalam jenjang strata satu.

8. Tim Masjidku Apps yaitu Narenda Wicaksono, Muchdlir Johar Zauhary, dan Fauzil Hamdi. Terimakasih atas kesediaan wawancara maupun bantuan data yang peneliti butuhkan untuk melengkapi skripsi ini.

9. Kekasih, Mitsyalina Permata Daya, Amd.Keb yang telah mendoakan dan mendukung setiap langkah perjuangan dan

iii

mimpi peneliti serta tidak bosan mengingatkan peneliti untuk fokus dalam setiap pekerjaan termasuk penyelesaian skripsi ini.

10. Rekan-rekan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2014 khususnya KPI B yang telah berjuang selama 4 tahun dengan berbagai canda, tawa, amarah, dan perjuangan yang akan selalu membekas.

11. KKN Rangers 117, Zaky, Hilman, Ichen, Ridho, Ryan, Panji, Wita, Nisa, Desi, Ana, Alyssa, Anindia, Linda, Yunita dan Mayang serta warga desa Sibanteng yang telah memberikan pelajaran kehidupan tentang arti kemandirian dan pengabdian masyarakat.

12. Keluarga besar Remaja dan Pemuda Islam Masjid Raya Bintaro (REMISYA) dan Yayasan Masjid Raya Bintaro Jaya, MUSAWARAH, WAVE, CONNCREATE atas segala pembelajaran dan tempat peneliti beraktivitas mengembangkan potensi diri sehingga menjadi manusia yang terus menjadi lebih baik. Terimakasih kepada Syeikh Muhammad Abdul Gouts Syaifullah Maslul, Habib Geys Assegaf, Novandrian, Shani Budhi, Bambang Supriadi, Andy Thamrin, Dimas Seto, Dude Harlino, Teuku Wisnu, Arie Untung, Adrian Maulana, Yudha, Tegar, Bagas, Rangga, Rofi, Rahmadika, Desi, Rini, Olga, Budi Mulyanto dan Fara atas segala saran dan semangatnya untuk istiqomah dalam menulis.

13. Pembaca penelitian skripsi ini. Semoga apa yang peneliti tulis dapat bermanfaat.

iv

Peneliti menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan masukan baik berupa saran maupun kritik sehingga dapat menjadikan penelitian ini lebih baik lagi. Semoga apa yang peneliti tuliskan dalam skripsi ini menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal jariyah untuk peneliti, keluarga dan para pengajar.

Jakarta, Oktober 2018

Ahya Hasyim 11140510000051

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………..……. i KATA PENGANTAR ……………………………………… ii DAFTAR ISI ………………………………………………... vi DAFTAR TABEL ………………………………………….. ix DAFTAR GAMBAR ………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN ………………………….……… 1

A. Latar Belakang Masalah …………………...…… 1

B. Batasan Masalah …………………………..……. 5

C. Rumusan Masalah …………………………...….. 5

D. Tujuan dan Manfaat …………………………….. 5

E. Tinjauan Pustaka ………………………………... 6

F. Metodologi Penelitian ………………………...… 7

G. Sistematika Penulisan …………….………….…. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………….. 12

A. Teori Performa Komunikatif ………………….. 12

1. Definisi Performa Komunikatif …………….. 12

2. Lima Performa Komunikatif ……………….. 13

B. Teori Computer Mediated Communication ….... 15

1. Definisi Computer Mediated Communication 15

vi

2. Perspektif Computer Mediated Communication 15 C. Konseptual New Media ………………………… 17 1. Definisi New Media …………………………. 20 2. Karakter New Media ………………………… 21 D. Konseptualisasi Media Sosial ………………….. 23 1. Definisi Media Sosial ……………………….. 23 2. Jenis-jenis Media Sosial …………………….. 23 3. Karakteristik Media Sosial ………………….. 25 E. Kerangka Berpikir ……………………………… 25 BAB III GAMBARAN UMUM …………………………... 26 A. Media Baru di Era Kemajuan Teknologi ………. 26 B. Partisipasi Pemeluk Agama Islam Menggunakan Media Baru di Era Kemajuan Teknologi ……….. 29 C. Profil Masjidku Apps ……………………..…….. 13 1. Sejarah terbentuknya Aplikasi Masjidku …….. 32 2. Visi dan Misi …………………………………. 35 3. Fitur dan Program ……………………………. 39 4. Profil Tim Aplikasi Masjidku ………………... 51 BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS …………….. 58 A. Fenomena Mengenai Penyebaran Informasi di Aplikasi Masjidku …………………………...... 59 B. Perfroma Komunikatif yang Dilakukan Tim Masjidku Dalam Mengelola Informasi Masjid Pada Aplikasi Masjidku ……………………………... 87 1. Performa Ritual ……………………………... 88 2. Performa Hasrat ……………………………..100 3. Performa Sosial …………………………….. 104 4. Performa Politis …………………………….. 109 5. Performa Enkulturasi ………………………..114 vii

BAB V PENUTUP ………...……………………….……… 129

A. Kesimpulan ……………….…………………….. 129

B. Saran …………………………...………………... 132

C. Kekurangan ……………………..………………. 133

DAFTAR PUSTAKA …………………………………….... 135

LAMPIRAN ………………………………………………... 141

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data 20 Masjid Populer Versi Masjidku Juni 2018….. 44

Tabel 2 Kegiatan Wilayah Jakarta Selatan …………………… 48

Tabel 3 Kegiatan Masjid di Jakarta Pusat, Timur dan Barat …. 49

Tabel 4 Detail Sebaran Artikel Wilayah DKI Jakarta ………... 52

Tabel 5 Pengeluaran Masjid Jogokariyan Tahun 2002-2003 … 88

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tampilan Fitur Masjidku Mobile ………………….. 29

Gambar 2 Tampilan Masjidku Website ………………………. 30

Gambar 3 Tampilan Masjidku TV ……………………………. 31

Gambar 4 Acara Workshop Jejaring Takmir Masjid Indonesia 33

Gambar 5 Pemenang Acara Masjidku Talk …………………... 34

Gambar 6 Poster Masjidku Kontes di Instagram ……………..35

Gambar 7 Campaign #CintaMasjid di Instagram …………….. 36

Gambar 8 Pemberitaan Aplikasi Masjidku di Detik.com …….. 45

Gambar 9 Pemberitaan Aplikasi Masjidku di Kompas.com ….45

Gambar 10 Pemberitaan Aplikasi Masjidku di Antaranews….. 46

Gambar 11 Pemberitaan Aplikasi Masjidku di Salaamgateway.com ……………………………...…………... 47

Gambar 12 Grafik Data Kegiatan Masjidku 2015-2018 ….….. 47

Gambar 13 Grafik Data Artikel Masjidku 2015-2017…….….. 53

Gambar 14 Demografi Pengguna Internet Indonesia Tahun 2015 ………………………………………………………….…….. 56

Gambar 15 Dashboard Untuk Mengedit Artikel ……….……. 67

Gambar 16 Tampilan Dashboard Untuk Mengedit Kegiatan .. 67

Gambar 17 Contoh Tampilan Form Pengisian Lewat Dashboard Masjidku.id ………………………………………………….... 73

x

Gambar 18 Contoh Tampilan Landing Page ……...………….. 74

xi

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang,kini memasuki babak baru dalam bidang informasi, dimana informasi terus berkembang pesat dari tahun ke tahun. Internet saat ini bertransformasi menjadi alat canggih yang dinamakan smartphone model android, IOs,dan semacamnya. Menurut laporan Emarketer dalam laman webnya,1 merilis pada akhir tahun 2014 didapatkan juga bahwa pengguna smartphone meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 2014-2015. Implementasi internet, electronic commerce, electronic data interchange, virtual office, telemedicine, intranet, dan lain sebagainya telah menerobos batas-batas fisik antar negara, khususnya di Indonesia dengan gugusan ribuan pulau yang membentang dari Sabang sampai Marauke. Fenomena semacam ini semakin menguatkan argumentasi bahwa dunia saat ini memasuki era digitalisasi.Era dimana hal-hal yang berbau digital dapat sangat membantu, menghibur dan memudahkan keperluan hidup manusia dari bangun tidur hingga tidur kembali. Adanya internet saat ini memicu manusia melakukan inovasi-inovasi yang dapat membuat perubahan yang menjadi

1https://www.emarketer.com/m/articel/2-Billion-Consumers- Worldwide-Smartphones-by2016/1011694. Diakses pada 14 Februari 2018 pukul 17.10

1

2

trend sosial. Salah satu trend yang saat ini digandrungi anak muda yaitu startup. Menurut jurnal.id pada lamannya2, menyebutkan bahwa istilah startup digital lebih banyak digunakan untuk menjelaskan perusahaan yang berbau teknologi, web, Internet dan yang berhubungan dengan ranah tersebut. Kenapa demikian? Hal tersebut terjadi dikarenakan istilah startup sendiri mulai populer secara Internasional pada masa ‘bubble dot-com’. Fenomena bubble dot-com adalah ketika banyak perusahaan dot-com yang didirikan secara bersamaan pada periode1998-2000. Pada masa itu mulai gencarnya website pribadi, dan waktu itu pula startup muncul dan bertransformasi menjadi sebuah aplikasi. Aplikasi di mana orang-orang dapat mengenalkan perusahaanya di dunia maya baik mengenalkan produk, jasa, organisasi, gerakan sosial maupun gerakan ekonomi kerakyatan. Seiring dengan berkembangnya aplikasi startup di Indonesia dengan beragam jenis maupun kegunaan, baik yang berbayar maupun yang gratis. Muncul pula beragam aplikasi startup dalam bidang keagamaan. Terutama aplikasi keislaman yang kini berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan yang memulainya pertama kali adalah Aplikasi Masjidku, sebuah aplikasi islami di dalam smartphone yang dapat menjadi solusi dalam memanfaatkan internet untuk menunjang peribadahan umat tanpa melupakan koridor yang telah ditentukan di dalam syariat Islam. Aplikasi ini diperkenalkan ke publik pada tahun

2https://www.jurnal.id/id/blog/2017/karakter-dan-perkembangan- bisnis-startup-di-indonesia. Diakses pada 13 April 2018 Pukul 19.08

3

2014, dibuat oleh empat orang anak bangsa yaitu Narenda Wicaksono, Muchdlir Johar Zauhary, dan Adib Thoriq. Sebagai pionir aplikasi islami berbasis masjid, Aplikasi Masjidku inimemiliki pondasi yang kuat dalam visi dan misinya. Visi utamanya yaitu dalam rangka memakmurkan masjid dan musholah di Indonesia. Misinya yaitu mendigitalisasikan informasi masjid dan musholah di Indonesia agar dapat diakses dengan mudah oleh umat Islam, merekatkan tali ukhwah Islamiyah antar masjid dan musholah yang tergabung di Masjidku.id, dan yang paling utama adalah mengembalikanmasjid menjadi pusat peradaban.3 Dalam perjalannya sampai tahun 2018 ini, Aplikasi Masjidku sudah digunakan dan dimanfaatkan oleh sekitar 31.335 lebih umat muslim serta 1.237 masjid dan musholah yang tersebar di seluruh Indonesia.4 Fitur di dalam aplikasi tesebut, diantaranya ada Push notification Ibadah, Islamic News & Masjid Gallery, Event Info & Registration, Follow Nearby Masjid, Prayer times & Qiblah Compass, Infaq Digital, Al-Qur’an Digital, dan fitur lainnya. 5 Aplikasi Masjidku mengalami masa keemasannya pada tahun pertama dan keduanya, hal inilah yang membuat peneliti tertarik menjadi pengguna Aplikasi Masjidku dari awal mulai diluncurkannya. Namun dari waktu ke waktu masjidku

3 Johar Zauhary, Restoring as the Heart of Islamic Civilization, (Jakarta: PowerPoint Presentation, 2017) Vol.4 h.3 4 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada tanggal 14 Mei 2018 5 Johar Zauhary, Restoring Mosque as the Heart of Islamic Civilization, h.5-8

4

mengalami penurunan intensitas fungsionalnya, dari mulai artikel yang monoton, jadwal kegiatan masjid yang semakin jarang terupdate hingga sedikitnya masjid yang memanfaatkan Aplikasi Masjidku. Hal inilah yang memicu peneliti untuk mengetahui masalah yang sebenarnya terjadi. Menjalankan dan mengembangkanaplikasi Masjidku ini bukanlah hal yang mudah, karena menjadi tantangan tersendiri bagi tim Masjidku. Tolak ukur kesuksesannya pun sangat beragam dan kembali lagi bagaimana umat merespon dan menilainya. Hal itu bisa dinilai bagaimana latar belakang terbentuk aplikasi ini, siapa saja orang-orang didalamnya, bagaimana tingkat Pendidikan dan pengalamannya dalam dunia startup Islam, serta bagaimana interaksi komunikasi yang terjalin kepada para pengurus masjid dan jamaah yang memakai apps ini. Tidak kalah penting yang melatarbelakangi keberhasilan sebuah aplikasi dapat berjalan sampai saat ini yaitu penghayatan adanya Aplikasi ini dari para pembuatnya. Dalam konteks ini, peneliti ingin melihat teori performa komunikatif yang diambil dari teori budaya organisasi, apakah dapat dijalankan di suatu organisasi berbasis digital, dengan melihat berbagai varian yang terdapat didalamnya, diantaranya yaitu performa ritual, performa hasrat, performa sosial, performa politis dan performa enkulturasi. Pasang surut mengelolastartup Islami berbasis informasi masjid digital ini dapat dianalisis dengan menggunakan teori performa komunikatif, tentunya masih sangatlah sedikit dan menarik untuk diteliti, oleh karena itu

5

peneliti mengambil topik ini dengan judul Pengelolaan Informasi Masjid Berbasis Online: Analisis Performa Komunikatif Pada Masjidku Aplikasi.

B. Batasan Masalah Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka peneliti membatasi masalahnya pada komunikasi dan interaksi tim Masjidku dalam mengelola informasi masjid di aplikasi Masjidku dari tahun 2014-2018.

C. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka muncul beberapa rumusan masalah antara lain: Bagaimana performa komunikatif yang dilakukan tim masjidku dalam mengelola informasi masjid pada Aplikasi Masjidku?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian, adalah: Untuk mengetahui performa komunikatif yang dilakukan tim masjidku dalam mengelola informasi masjid pada Aplikasi Masjidku.

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

6

a. Secara teoritis Sebagai acuan ilmiah maupun referensi dalam pengembangan ilmu komunikasi, khususnya pada tataran kajian komunikasi organisasi. b. Secara praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif dalam perkembangan studi tentang komunikasi saat ini, khususnya bagi peneliti dan akademis serta umumnya bagi masyarakat luas yang ingin mengetahui lebih dalam tentang komunikasi organisasi.

E. Tinjauan Pustaka Skripsi dari Satia Chandra Wiguna, mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015. Dalam skripsinya, dia membahas tentang Performa Komunikatif Hajriyanto Yasin Thohari dalam Implementasi Pengelolaan Jabatan Publik. Pada penelitian ini hanya ditemukan konsep tentang Performa Komunikatif dan subjek dan kajian penelitian yang berbeda. Skripsi dari Fachri Auliya, mahasiswa program S-1 Transfer Non Kependidikan Ilmu Komunikasi fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2016. Dalam skripsinya, dia membahas tentang Media Sosial

7

Sebagai Sarana Pendukung Gerakan Sosial (Studi tentang Pemanfaatan Facebook dan Twitter Oleh Akun Pandji dan Kitabisa untuk Mendukung Project Pembangunan Masjid di Tolikara). Beberapa teori, konsep, serta metode yang sama pada penelitian lainnya, berupa konsep media baru dan media sosial, Namun skripsi ini memiliki subjek, objek penelitian yang berbeda. Beberapa teori dan konsep yang sama pada penelitian lainnya, berupa konsep new media dan media sosial, yaitu skripsi dari Dian Andriani, mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017. Dalam skripsinya, dia membahas tentang Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication pada Platform Crowdfunding KITABISA.COM). Namun skripsi ini memiliki subjek, objek penelitian yang berbeda.

F. Metodologi Penelitian 1. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Pengelola Informasi Masjid pada Aplikasi Masjidku. Sedangkan objek penelitiannya adalah performa komunikatif.

2. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian Penelitian ini, menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan case study

8

intrinsic (studi kasus Intrinsik). Studi Kasus Intrinsik itu sendiri adalah salah satu dari tiga macam tipe studi kasus menurut Staje dalam buku karya Denzin & Lincoln yang berjudul: “Handbook of Qualitative Research”. Studi kasus intrinsik adalah apabila kasus yang dipelajari secara mendalam mengandung hal-hal yang menarik untuk dipelajari berasal dari kasus itu sendiri atau dapat dikatakan mengandung minat intrinsik(intrinsic interest).6

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data:

a). Wawancara

Tahap pertama dari pengumpulan data penelitian adalah dengan melakukan wawancara kepada beberapa narasumber, dimulai dari CEO Aplikasi Masjidku yaitu Narenda Wicaksono, COO Aplikasi Masjidku yaitu Muchdlir Johar Zauhary, dan CTO Aplikasi Masjidku yaitu Fauzil Hamdi serta pakar dan pengamat Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya yaitu Dr. Lely Arrianie, M.Si. Penelitian ini bukanlah bersifat satu arah yang mengarah kepada subjektivitas, namun diharapkan hasil dari penelitian

6 Denzin & Lincoln, Handbook of Qualitative Research (Sage Publication, 1998), h.50

9

ini lebih kepada objektivitas dengan melibatkan pihak luar.

b). Studi Dokumentasi Aplikasi Masjidku sudah banyak menghasilkan artikel di portal informasinya, baik yang dipublikasikan melalui media cetak maupun melalui media onlinenya. Media cetak berupa Newsletter dan Handbook Masjidku, sedangkan media online yang dimiliki Masjidku seperti Website, Masjidku Apps Mobile dan Masjidku TV maupun media online lain yang menginformasikan seputar Masjidku. Dengan melakukan kajian pada bahan-bahan ini, diharapkan semakin banyak referensi untuk menyusun hasil penelitian ini.

c). Observasi Partisipatoris Pasif Obervasi akan difokuskan pada aktivitas rutin tim pengelola Aplikasi Masjidku dalam menjalankan kerjanya. Observasi dilakukan selama proses penyusunan penelitian ini berlangsung dengan mengikuti aktivitas tim pengelolaan Aplikasi Masjidku.

4. Teknik Analisis Data Analisis merupakan proses pencarian dan perencanaan secara sistematis semua data dan bahan yang

10

telah terkumpul agar peneliti mengerti benar makna yang telah dikemukakannya dan dapat menyajikannnya kepada orang lain secara jelas.7 Maka dari itu secara ringkas dalam menganalisa data, penulisan melakukan tiga tahapan Analisa data menurut Miles dan Huberman yakni reduksi data (datareduction), paparan data (data display) dan penarikan kesimpulan (conclusion). Analisis data kualitatif ini artinya kegiatan tersebut dapat dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, maupun catatan dilapangan akan diorganisasikan ke dalam konsep performa komunikatif.

G. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini merujuk kepada pedoman umum karya ilmiah yang tercantum dalam Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017. Penulis membagi enam bagian untuk lebih jelas dalam melihat pembagian fokus di masing bagian bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab I akan dibahas: latar belakang, Batasan dan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian, subjek dan objek

7 Lexy J. Moloeng. Metode Kualitatif. Bandung: Remaja Karya, 1991, h.112

11

penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data, waktu dan tempat penelitian, pedoman penulisan skripsi. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Bagian ini penulis akan membahas kerangka teoritis: Teori Performa Komunikatif, Teori Computer Mediated Communication, Konseptualisasi New Media, Konseptualisasi Media Sosial. BAB III : GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN Pada bab ini lebih berupaya menggambarkan visi, misi, tujuan, serta profil Tim Masjidku Apps BAB IV: HASIL TEMUAN DAN ANALISIS Dalam bab ini akanmenampilkan hasil temuan secara keseluruhan berdasarkan kesesuaian data yang mendukung terhadap penelitian ini dan diuraikan hasil Analisa temuan performa komunikatif pada Aplikasi Masjidku di lapangan, serta penyajian data mengenai pengelolaan informasi masjid berbasis online. BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bab ini peneliti akan memberikan kesimpulan, Implikasi dan Saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Performa Komunikatif 1. Definisi Performa Komunikatif Performa Komunikatif adalah salah satu konsep yang terdapat di Teori Budaya Organisasi. Teori budaya organisasi merupakan sebuah teori komunikasi yang mencangkup semua simbol komunikasi (tindakan, rutinitas, dan percakapan) dan makna yang dilekatkan orang terhadap simbol tersebut.8 Lebih lanjut lagi, Inti teori budaya ini adalah bagaimana para anggota organisasi dapat menciptakannya, bagaimana mereka menggunakannya untuk membentuk suatu konteks yang berpengaruh pada penafsiran mereka mengenai berbagai peristiwa, dan bagaimana anggota menyokong atau mengubah peraga tersebut melalui komunikasi.9 Teori Budaya Organisasi itu sendiri adalah hasil penelitian dari Clifford Geertz, Michael Pacanowsky, Nick O’Donnel-Trujillo. Asumsi dasar dari teori ini adalah sebagai berikut10:

8 West, Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), h.325. 9R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2013), h.96 10 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, h.319

12

13

a). Anggota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang dimiliki Bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah organisasi. b). Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting dalam budaya organisasi. c). Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda, dan interpretasi tindakan dalam budaya ini juga beragam. Pancanowsky dan O’Donnell Trujilo menyatakan bahwa anggota organisasi melakukan sebuah performa komunikasi tertentu yang berakibat pada munculnya budaya organisasi yang unik. Performa itu sendiri merupakan metafora yang menggambarkan proses simbolik pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah organisasi.11

2. Lima Performa Komunikatif Ada 5 (lima) penjabaran mengenai Performa Komunikatif, yaitu: a. Performa Ritual Pada performa ini, akan dijabarkan bagaimana seseorang melakukan aktivitas hariannya yang terjadi secara teratur dan berulang. Ritual terdiri atas empat

11 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, h.325

14

jenis, yakni 1) Personal, 2) Tugas, 3) Sosial, dan 4) Organisasi. Ritual personal merupakan rutinitas yang dilakukan dengan pekerjaan tertentu di tempat kerja setiap hari. Ritual tugas merupakan rutinitas yang dilakukan dengan pekerjaan tertentu di tempat kerja. Ritual sosial merupakan rutinitas yang melibatkan hubungan dengan orang lain di tempat kerja. Ritual organisasi merupakan rutinitas yang berkaitan dengan organisasi secara keseluruhan.12 b. Performa Hasrat Pada performa Hasrat peneliti ingin melihat berbagai cerita dan kisah tentang seseorang dalam menjalankan seluruh aktivitasnya, baik di organisasi maupun di institusi tempat ia beraktivitas. Tentu perlu dilakukan wawancara mendalam terhadap orang orang yang sering ditemui dalam suatu rutinitas. c. Performa Sosial Performa ini merupakan perpanjangan sikap santun dan kesopanan untuk mendorong kerja sama di antara anggota organisasi. d. Performa Politik Performa ini merupakan perilaku organisasi yang mendemonstrasikan kekuasaan atau kontrol.Ketika anggota organisasi terlibat dalam

12 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, h.326

15

performa politis, mereka mengomunikasikan keinginan untuk memengaruhi orang lain. e. Performa Enkulturasi Performa ini dapat berupa sesuatu yang berani maupun hati-hati dan performa ini mendemostrasikan kompetensi seorang anggota dalam sebuah organisasi.13 Performa ini juga merujuk bagaimana anggota mendapat pengetahuan dan keahlian untuk dapat menjadi anggota organisasi yang mampu berkontribusi.

B. Teori Computer Mediated Communication 1. Definisi Teori Computer Mediated Communication Teori yang digunakan mengenai Teori Computer Mediated Communication (CMC). Dalam era teknologi informasi hari ini, mode komunikasi yang kita jalani telah diperantarai Internet dan telah bergerak secara cepat menuju apa yang disebut dengan computer-mediated communication (CMC) atau komunikasi yang dimediasi oleh komputer. Dalam konteks ini, computer mediated communication (CMC) dipandang sebagai integrasi teknologi komputer dengan kehidupan kita sehari-hari.14 Asumsi penting dalam penelitian ini menegaskan bahwa CMC (Computer-Mediated Communication)

13 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, h.327 14 Smith, Matthew J & Andrew F. Wood, Online Communication: Linking Technology, Identity and Culture, (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc, 2005) h.4

16

merupakan bentuk komunikasi yang sangat berbeda dengan bentuk komunikasi yang lain seperti komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, organisasi dan komunikasi massa. Seperti yang dikatakan Andrew F. Wood dan Matthew J. Smith (2005: 4) bahwa CMC merupakan sebuah integrasi teknologi komputer dengan kehidupan sehari-hari. Di dalamnya seringkali terjadi adanya batas-batas yang samar antara bentuk komunikasi yang bermediasi dan bentuk komunikasi yang dimediasi.15 Lebih dijelaskan lagi,Computer Mediated Communication (CMC) adalah istilah yang digunakan untuk melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih yang dapat saling berinteraksi melalui komputer yang berbeda. Atau menurut John December(1997) Computer Mediated Commnication adalah proses manusia berkomunikasi dengan menggunakan via komputer, dengan melibatkan seseorang, dalam situasi konteks tertentu, dengan terlibat dalam proses untuk membentuk media sebagai tujuan.16 Hal yang dimaksud di sini bukanlah bagaimana dua mesin atau lebih dapat saling berinteraksi, namun bagaimana dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan alat bantu komputer

15Basuki Agus Suparno, dkk, Computer Mediated Communication Situs Jejaring Sosial dan Identitas Diri Remaja, (Yogyakarta: Universitas Pembangunan “Veteran” Yogyakarta) h.90 16 Alice tomic, dkk, Computer Mediated Communication: Social Interaction and The Internet, (: SAGE Publications, 2004) h.15

17

melalui program aplikasi yang ada pada komputer tersebut. Dengan ini dapat diketahui, bahwa yang diperlukan partisipan CMC dalam menjalankan komunikasi dengan komunikannya harus melibatkan dua komponen, yaitu komputer dan jaringan internet. Sebenarnya, bukan hanya komputer dan jaringan internet saja, namun dalam komputer tersebut harus terdapat program atau aplikasi tertentu yang memungkinkan komunikator untuk berinteraksi dengan komunikannya. Sebut saja instant messenger, pada era globalisasi ini, instant messenger sudah semakin mendunia.17

2. Perspektif Computer Mediated Communication Ada tiga perspektif yang mengkaji tentang computer mediated communication seperti yang diungkapkan oleh Joseph Walther, yakni18 Impersonal; Komunikasi ini dilakukan massif kepada khalayak dengan menggunakan media massa sebagai alat untuk menyampaikan pesan secara menyeluruh. Perspektif ini memandang bahwa komunikasi online kurang mendukung aspek personal karena saluran internet tidak mengakomodasi sinyal non-verbal yang dibutuhkan dalam menjalin interaksi interpersonal. Dalam komunikasi secara

17 Alice tomic, dkk, Computer Mediated Communication: Social Interaction and The Internet, h.5 18 Joseph B. Walther, “Computer-Mediated Communication: Impersonal, Interpersonal, and Hyperpersonal Interaction” Communication Research Vol.23, (California, USA: Sage Publications, Inc, 1996), h.5.

18

tatap muka (face-to face) cenderung lebih banyak menggunakan Bahasa non-verbal untuk berkomunikasi seperti nada suara, raut wajah, intonasi, jarak, dsb. Namun dalam komunikasi online, sulit untuk menujukkan tanda- tanda non-verbal tersebut. Perspektif ini kemudian memunculkan beberapa kritik, yaitu munculnya petunjuk non-verbal seperti emoction dan avatar. Inovasi ini meningkatkan derajat kehadiran sosial yang sebelumnya tidak terakomodasi. Interpersonal; Perspektif ini merupakan jawaban dari perspektif impersonal. Secara sederhana komunikasi interpersonal mengungkapkan bahwa tidak adanya petunjuk non-verbal dapat dijembatani dengan penyesuaian sikap. Baik disadari atau tidak, dalam berkomunikasi masyarakat selalu menyesuaikan dengan faktor disekelilingnya. Model ini mengasumsikan komunikator pada computer mediated communication didorong berkomunikasi dengan orang asing dengan membentuk kesan sederhana melalui komunikasi secara tekstual. Berdasarkan kesan ini, mereka menguji asumsi satu sama lain dari waktu ke waktu hingga terkumpul dalam pengetahuan interpersonal dan menstimulir perubahan dalam komunikasi relasional antar pengguna computer mediated communication. Perbedaan utama pada computer mediated communication dan face-to- face communication adalah pada laju pertukaran informasi sosial, bukan dengan jumlah pertukaran informasi sosial.

19

Hyperpersonal; Komunikasi hyperpersonal dilakukan dengan media internet yang menurut masyarakat sosial lebih menarik bila dibandingkan dengan komunikasi face- to-face. Berbeda dari dua perspektif sebelumnya yang mempermasalahkan Bahasa non-verbal, perspektif ini justru menganggap bahwa tidak adanya non-verbal justru membantu dalam berinteraksi. Komunikasi hyperpersonal terjadi ketika dalam saluran komunikasi melalui media daripada komunikasi langsung. Watlher mengungkapkan komunikasi hyperpersonal dapat diatributkan dalam empat faktor: a. Faktor penerima, penerima dapat mengukur kualitas seseorang di dalam komunikasi hyperpersonal. b. Faktor pengirim, faktor ini memegang kendali bagaimana menampilkan diri sendiri terhadap orang lain. c. Faktor saluran, pesan yang ditransmisikan melalui internet tidak hanya menembus ruang tetapi juga waktu d. Faktor umpan balik, umpan balik dalam computer mediated communication dapat mengarah pada perputaran intensif dimana konfirmasi pesan dari tiap perilaku komunikasi dapat menguatkan perilaku masing-masing.

20

C. Konseptualisasi New Media 1. DefinisiNew Media Definisi new media sering diartikan sebagai komunikasi yang langsung atau berkaitan dengan komputer, tidak lagi komunikasi tatap wajah tetapi sudah menggunakan komputer sebagai perantara atau medianya.New media sering dikaitan dengan sifat interaktivitas. Interaktivitas adalah salah satu fitur media baru yang paling banyak dibicarakan. Interaktivitasdidefinisikan oleh Dillon dan Leonard sebagai kemampuan pengguna untuk berkomunikasi secara langsung dengan komputer dan memiliki dampak pada pesan apa pun yang sedang dibuat.19Sifat ini merujuk pada umpan balik yang langsung di dapat dalam proses komunikasi. Era new media tumbuh berkembang ditandai oleh adanya perkembangan teknologi komunikasi seperti jaringan internet yang didalamnya menekankan kepada format isi media yang dikombinasikan dan satu kesatuan data baik teks, suara, gambar, dan sebagainya dalam format digital.Benedikt dalam Werner and James mengatakan, New Media sering diartikan dengan Dunia Maya, di mana realita yang terhubung secara global, didukung komputer, berakses komputer, multidimensi, artifisial, atau “virual”.

19 Werner J. Severi & James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, ed., Communication Theories: Origins, Methods, & Uses in the Mass Media, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2005), h.448

21

Dalam realita ini, di mana setiap komputer adalah sebuah jendela, terlihat atau terdengar objek-objek yang bukan bersifat fisik dan bukan representasi objek-objek fisik, namun lebih merupakan gaya, karakter, dan aksi pembuatan data, pembuatan informasi murni.20 Lebih dalam lagi, New Media berperan sebagai infrastruktur yang digunakan sebagai perangkat untuk berkomunikasi atau menyampaikan informasi, kegiatan dan praktik sehingga orang-orang terlibat untuk berkomunikasi dan berbagi informasi, dan pengaturan sosial yang berkembang di sekitar perangkat dan praktik tersebut.21New media telah mengubah cara berinteraksi manusia satu sama lainnya yang merujuk pada perubahan yang terjadi pada aktor yang terlihat, proses produksinya, distribusinya, konten, dan penggunaannya.22

2. Karakteristik New Media Rogers menyebutkan tiga karakteristik yang menandai kehadiran teknologi komunikasi baru, yaitu: interactivity, de-massification dan asyncronous23

20 Werner J. Severi & James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, ed., Communication Theories: Origins, Methods, & Uses in the Mass Media, h.445 21 Lievrouw, Leah A. dan Livingstone, Sonia, Handbook of New Media, (Sage Publications: London,2006), h.2 22 Lievrouw, Leah A. dan Livingstone, Sonia, Handbook of New Media, h.3 23 Endah Muwarni, “Peluang dan Modifikasi Teori Komunikasi” dalam Irwansyah, ed., The Reposision of Communication in the Dynamic of Convergence:Reposisi Komunikasi Dalam Dinamika Konvergensi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h.236

22

karakteristik pertama, interactivity merupakan kemampuan sistem komunikasi baru (berupa sebuah komputer sebagai salah satu komponennya) dalam memberi talk back bagi penggunannya. Dengan kata lain, new media mempunyai sifat interaktif pada komunikasi tatap muka. Sifat interaktif ini merupakan kualitas yang diharapkan dari sistem komunikasi, karena perilaku komunikasi diharapkan dapat lebih akurat,efektif, dan lebih memuaskan. Karakteristik kedua adalah de-massification, yaitu suatu pesan yang dapat diubah setiap individu dalam audience yang besar. De-massification ini juga berarti sebagai control sistem komunikasi yang berubah dari produsen pesan ke konsumen media. Pengindividualisasian ini menyamakan new media dengan komunikasi antar pribadi. Karakteristik ketiga anycromous, yang mempunyai pengertian bahwa teknologi komunikasi baru mempunyai kemampuan mengirim dan menerima pesan dalam waktu yang dikehendaki individu. Sifat ini juga memperlihatkan partisipan komunikasi tidak perlu memakan waktu bersamaan dalam mengirim dan menerima pesan. Pergeseran waktu ini merupakan salah satu kemampuan teknologi komunikasi baru. Karakter lainnya dari new media adalah mudah diubah dan diadaptasi dalam berbagai bentuk penyimpanan, pengirimian, dan penggunaan; dapat dibagi dan dipertukarkan secara terus-menerus oleh sejumlah besar pengguna di seluruh dunia; dapat disebarkan melalui

23

jaringan yang bentuknya sama dengan yang dipersentasikan dan digunakan oleh pemilik atau penciptanya;mempermudah dan mempercepat individu untuk mendapatkan informasi; mudah diakses dan mudah digunakan di berbagai tempat; dan membentuk sebuah jaringan komunikasi yang melibatkan pengguna new media dalam prosesnya.24

D. Konseptualisasi Media Sosial 1. Definisi Media Sosial Brian Solis seorang penggagas pengguna media sosial asal Amerika Serikat mendefinisikan media sosial sebagai demokratisasi isi serta perubahan peran public dalam membaca serta menyebarkan informasi. Media sosial mewakili perubahan dari satu buah mekanisme penyiaran menjadi banyak model yang bermula dari format percakapan antara penulis dan rekan-rekannya di dalam kanal-kanal sosial mereka.25

2. Jenis-jenis Media Sosial

24 Creeber, Glen dan Martin, Royston, Digital Cultures: Understanding New Media, (University Pres: Berkshire,2009) h.49 25 Solis & Breakendridge, Putting the Public Back in Public Relations: How Media sosial is venting the Agging Business of PR, (New Jersey: Pearson Education, 2009), h.3

24

Media sosial secara umum dapat digolongkan menjadi beberapa jenis publikasi sebagai berikut:26 a. Publikasi Personal Jenis publikasi personal berbasis internet adalah blog dan surat elektronik (e-mail). Blog masih dikategorikan sebagai medium publikasi personal meskipun blog dapat dimiliki dan dikelola bukan oleh perseorangan. Melalui blog, individu maupun sekelompok individu dapat menulis artikel, mengunggah foto hingga video, dan mengundang orang untuk berinteraksi dengan mereka. Perangkat publikasi lainnya yaitu e-mail yang memungkinkan individu untuk mengirimkan informasi kepada satu hingga sejumlah besar individu lain dalam waktu seketika.

b. Publikasi Kelompok Wikipedia merupakan bentuk publikasi kelompok yang paling umum dimana sekelompok orang Bersama- sama menerbitkan artikel dan membangun situs yang lengkap dalam kurun waktu tertentu.

c. Publikasi berbasis Jaringan Sosial Publikasi yang berbasis jaringan sosial memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk membangun hubungan dengan individu lain serta memanfaatkan hubungan

26 Jhon Blossom, Content Nation: Surviving and Thriving as Media sosial Changes Our Work, Our Lives, and Our Future, (USA: Wiley Publishing, 2009), h.32.

25

tersebut. Jenis publikasi ini termasuk sosial media yang paling cepat perkembangannya saat ini. Beberapa situs jejaring sosial menawarkan fitur-fitur yang memudahkan penggunanya untuk membangun jaringan pertemanan, menambahkan informasi, dan juga berkomunikasi dengan jaringan pertemanan mereka tersebut. Beberapa contoh jenis publikasi ini adalah Facebook, Twitter, MySpace, Path, Instagram.

3. Karakteristik Media Sosial Ada beberapa karakteristik yang harus diketahui, pertama ada Participation, yaitu dimana media sosial mendukung feedback dari masing-masing individu; Kedua, Openess, yaitu media sosial terbuka terhadap feedback individu atau pengguna; Ketiga, Conversation, yaitu melihat media sosial itu sebagai komunikasi dua arah antara orang yang satu dengan lainnya; Keempat, Community, media sosial memungkinkan terbentuknya komunitas berdasarkan asas kesamaan; Kelima, Connectedness, media sosial memungkinkan menguhubungkan siapapun dan dimanapun.

E. Kerangka Berpikir

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Media Baru di Era Kemajuan Teknologi

Media baru merupakan salah satu bukti dari fase keemasan berkembangnya teknologi komunikasi di dunia. Seperti yang kita tahu dalam sejarahnya, dunia mengalami empat era perubahan komunikasi seiring berkembangnya teknologi manusia. Evert M. Rogers dalam bukunya27, mengklasifikasikan empat era tersebut sebagai berikut: Pertama yaitu era tulisan, dimana era ditemukannya simbol- simbol berupa ukiran di dinding gua, tulisan pada kayu, batu, kulit, daun bahkan dahan hutan lainnya yang dibuat oeh bangsa Sumerians sekitaran 4000 SM. Kemudian tulisan berkembang ke Negeri Cina sekitaran 1041 M setelah mengenal tulisan, mereka berinovasi yaitu menciptakan alat untuk mencetak tulisan atau huruf ke dalam kertas atau buku. Berkembang lagi sekitaran tahun 1241 M di Negeri Korea, yang telah mampu memindahkan huruf yang akan dicetak dari tanah ke dalam logam. Kedua, era cetak. Era ini merupakan lanjutan dari era tulisan, era ini lahir ketika seorang berkebangsaan Jerman bernama Gutenberg menemukan mesin cetak yang pada saat

27 Everett M. Rogers, Communication Technology The New Media in Society, ( University : Free Press; London; Collier Macmillan, Tahun 1986) h.26-31

26

27

itu digunakan untuk kepentingan tertentu saja. Seiring meningkatnya kebutuhan teknologi di zaman itu, pada tahun 1833, mesin cetak buatannya digunakan dalam penerbitan surat kabar Amerika yang pertama bernama The New York Sun. Pada tahun 1839 , Daguerre kemudian menggunakan mesin cetak untuk mencetak gambar atau foto sekaligus menemukan metode fotografi untuk surat kabar. Sampai saat ini media cetak berkembang menghasilkan Koran, tabloid, majalah dan lain sebagainya. Ketiga, era telekomunikasi, era ini sering disebut juga era teknologi. Menurut Rogers, era telekomunikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Samuel Morse yang menemukan cara menyampaikan informasi melalui kabel elektronika yang dikenal sebagai telegraf. Kemunculan telegraf ini berdampak pada inovasi-inovasi teknologi yang melahirkan televisi, radio, telepon dan teknologi canggih lainnya. Keempat, era interaktif, era dimana semakin pesatnya dan tak terbendungnya kecanggihan teknologi informasi. Pada era ini terjadi penggabungan antara teknologi komputer dan telekomunikasi. Terjadi pada tahun 1946, ketika Universitas merancang ENIAC (Electronic Numeric Integrator and Computer) yang digunakan para Angkatan Darat Amerika untuk menghitung tabel tembakan senjata. Era ini juga semakin berkembang dengan ditemukan transitor pesawat radio pada tahun 1947. Dan puncaknya pada tahun 1990 ketika tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang berfungsi untuk menghubungkan dari komputer

28

satu ke komputer lainnya, sehingga terciptalah WWW (World Wide Web) yang menjadi cikal bakal adanya internet yang terus berkembang dan terus bertransformasi menjadi sangat canggih dengan beragam bentuknya seperti kemunculan “Multi Media” yaitu gabungan antar teknologi yang dijalankan dalam satu tempat, dalam hal ini contohnya yaituHandphone yang di dalamnya memuat chat, video, foto, videocall, media sosial, dan lain sebagainya. Perkembangan teknologi ini semakin berkembang pesat, menyebar ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Teknologi telah mengubah pola komunikasi manusia menjadi sebuah bentuk informasi kampung global yang di dalamnya memuat tulisan dan lisan yang sangat luas. Cikal bakal teknologi seperti surat kabar sampai radio dahulu telah banyak membantu upaya memerdekakan rakyat Indonesia dari keterbelengguan penjajah sampai akhirnya indonesia menjadi sebuah negara yang mandiri pada 17 Agustus 1945. Kehadiran televisi juga pada tahun 1962 sebagai media siaran pembukaan Asian Games IV oleh TVRI dan Komputer pada kisaran tahun 1967 semakin membuktikan cepatnya transformasi teknologi serta menjadi babak baru teknologi perkomputeran di Indonesia dengan beragam inovasinya. Minat ataupun keingintahuan masyarakat Indonesia terhadap teknologi komputer di era ini tak dapat di bendung. Terlebih lagi dengan adanya kemunculan internet pada pertengahan 1990an yang dirintis oleh Paguyuban Network, hingga akitivitas anak-anak ITB pada tahun 1992 yang

29

mengembangkan teknologi radio paket TCP/IP sampai pada puncaknya 1996-1998, para peneliti ITB berhasil menghubungkan lebih dari 25 lembagai pendidikan di Indonesia dengan internet. Perkembangan internet sebagai media komunikasi tidak hanya merambah pada bidang pendidikan melainkan mempengaruhi berbagai macam sektor seperti pertahanan, pemerintahan, kebudayaan, media massa, perbankan hingga keagamaan.

B. Partisipasi Pemeluk Agama Islam menggunakan Media Baru di Era Kemajuan Teknologi Kemajuan ilmu dan teknologi komunikasi telah banyak mengubah cara pandang dan gaya hidup masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya di penghujung abad ke-20. Terutama umat muslim sebagai pemeluk agama islam mayoritas di Indonesia. Dalam suasana seperti ini ketika manusia berhadapan dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat. Ditandai dengan perubahan sikap dan gaya hidup yang global, disini peran agama sebagai pengendali sikap dan perilaku dalam kehidupan bermasyarakat maupun sebagai landasan etika, moral, cara bersikap dan spiritual membangun bangsa yang masyarakatnya bermartabat menjadi sangat penting, ditambah juga sebagai penentu dalam memperoleh kesejahteraan umat manusia. Pada realita yang ada, umat islam mengalami penurunan drastis semenjak runtuhnya kekhalifahan Turki Ottoman yang berkuasa selama 7 abad lamanya dan memiliki

30

daerah kekuasaan di tiga benua,yaitu timur dan tenggara Eropa,daerah pegunungan Kaukasus, Afrika Utara hingga mengatur sebagian besar Asia Barat termasuk sebuah kerajaan yang mendapat julukan “saudara di tengah laut” yaitu Samudera Pasai yang berada di tanah nusantara. Hingga pada akhirnya karena tipu daya muslihat dari musuh-musuh Islam yang dirancang dan digejolakkan selama bertahun-tahun lamanya, Islam semakin menjadi umat pesakit dan terkalahkan dengan majunya peradaban barat. Kita ingat dahulu, Islam pernah berjaya dengan peradaban teknologi yang banyak menghasilkan sub-sub ilmu yang sangat penting, disaat tinta emas dalam sejarah peradaban manusia tertoreh lewat karya besar pemikir dan saintis muslim seperti Al-khawarizmi dengan teori matematikanya, Al-kindi dengan pemikirannya, Ibnu Sina dengan ilmu kedokteran dan kesusasteraanya yang telah menulis asas pengobatan, Ibnu Khaldun dengan ilmu dan teori sejarahnya serta Ibnu Al-Haitsami dengan ilmu optiknya dan masih banyak lagi ilmuan muslim lainnya. Namun pertanyaan besar membentang di depan mata kita semua, mengapa teknologi saat ini tidak dikuasai oleh umat islam dan mengapa kita semakin lama menjadi umat yang terbelakang dalam peradaban? Tepatnya di abad ke-21, semakin banyak umat Islam tersadarkan akan keterpurukan ini, khususnyaumat Islam di Indonesia. Kesempatan memperoleh teknologi yang terbuka ini pun tidak di sia-siakan untuk mensyiarkan agama lewat teknologi dan segala bentuk terapannya, dengan membuktikan

31

sehasta demi sehasta mengembalikan bagian yang hilang pada kaum muslimin. Bukti kemunculannya sepertihadirnya bank syariah di Indonesia dipelopori oleh berdirinya Bank Muamalat pada tahun 1991 dan mulai beroperasi penuh tahun 1992. Sedikit besarnya sangat berpengaruh di Indonesia dan menjadi edukasi penting bagi umat Islam untuk kembali kepada model keuangan yang sesuai syariat islam.Belum lama ini peneliti mengikuti sebuah kajian di Masjid Agung Al- Azhar Kebayoran Baru dalam tema Internet on Sharia yang membahas mengenai perkembangan dunia perbankan yaitu adanya Financial Technology Syariah dimana bertujuan untuk membuat masyarakat lebih mudah mengakses produk-produk keuangan secara online, mempermudah transaksi dan juga meningkatkan literasi keuangan secara syariah, yang pada hari ini baru ada dua perusahaan dari 50 yang terdaftar di OJK yang mendapatkan sertifikat syariah. Contoh lainnya yang tak kalah modern yaitu penyedia jasa jual beli emas, titip emas sampai cicilan untuk menabung emas yang tentu sistemnya syariah baik menggunakan kanal website maupun teknologi aplikasi. Ada juga petunjuk arah kiblat digital, Al-Qur’an Digital, Kitab kuning para imam berbentuk Portable Document Format yang memudahkan kita membawanya kemana-mana sampai kepada MP3 berisi rekaman bacaan surah Imam Masjidil Haram sertasholawat yang bisa kita dengarkan setiap saat di handphone kita. Ada juga pengingat waktu sholat digital, kalender hijriyah digital hingga kepada kanal informasi media online Islam yang sangat

32

banyak sekali mewarnai dunia pemberitaan nasional dan internasional. Ada pula teknologi berbasis aplikasi startupIslami yang menghubungkan pengurus masjid dan musholah dengan jamaah yang ada di Indonesia. Salah satunya yang terkenal dan menjadi pionirnya adalah Aplikasi Masjidku.

C. Profil Masjidku Apps 1. Sejarah terbentuknya Aplikasi Masjidku

Masjidku merupakan inisiatif pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi melalui pengembanganaplikasi dan produk lainnya sebagai media informasibagi masjid dan umat Islam. Pada awalnya dibangun pada tahun 2013 dan diperkenalan ke publik pada tahun 2014 atas inisiatif tiga anak muda Indonesia yaitu Narenda Wicaksono, Adib Thoriq, dan Muchdlir Johar Zauhary. Alasan pertama dibangun Aplikasi ini karena sebuah keresahan. Narenda saat itu sangat sulit mencari informasi kajian masjid-masjid sekitar rumahnya, sedangkan daerah perumahannya merupakan daerah modern dan tentunya memiliki sumber daya manusia yang melek perkembangan teknologi, singkat cerita tentunya ini menjadi hambatan informasi yang seharusnya bisa diselesaikan oleh Narenda. Ketika itu muncul inisiatif untuk mendigitalisasikan informasi masjid baik jadwal kajian maupun artikel tausyiah, dan kebetulan saat itu belum ada media yang secara spesifik menyediakan informasi yang dihasilkan atau diproduksi oleh masjid yang

33

sifatnya terverifikasi dan terpercaya dengan tujuan untuk memperkuat ukhuwah. Kedua, keresahan Narenda terhadap sulitnya melakukan kontrol yang transparan atas dana infaq masjid yang masuk. Ketiga, kendala komunikasi untuk memberikan transparansi soal penggunaan data, dan keempat keresahan Narenda terhadap tingginya biaya publikasi kegiatan ataupun artikel bacaan yang harus di keluarkan oleh Masjid. Dari keresahan itulah Narenda berniat membuat sistem aplikasi untuk mengurangi secara signifikan biaya untuk broadcast informasi sehingga dapat di maksimalkan untuk hal yang lain, selain itu adanya aplikasi yang nantinya dibuat akan meningkatkan partisipasi serta rasa kepemilikan dari umat terhadap masjidnya. Demi mewujudkan ide brilian ini Narenda menggandeng temannya yaitu Adib yang bekerja sebagai Programmer untuk menjadi tim teknis dan Johar yang merupakan aktivisgerakan sosial untuk menangani manajerial di Masjidku. Kolaborasi tersebut menghasilkan sebuah prototipe yang pada saat itu di uji coba terapkan di Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro dan Masjid Raya Bintaro Jaya. Melihat banyaknya Masjid yang membutuhkan dan meminta untuk dibuatkan, akhirnya tim masjidku mengembangkan Aplikasi ini dan membuka kesempatan agar platform ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh Masjid maupun Mushala yang ada di Indonesia.

34

Dihari peluncurannya, Masjidku telah memiliki lebih dari 1.250 orang pengguna dan 11 masjid yang bergabung menggunakan platformnya, yakni Masjid Daarut Tauhid Bandung, Masjid Jendral Sudirman Jakarta, Masjid Jami’ Al-Muqorrobin Jakarta, Masjid Baitul Makmur Boyolali, Masjid Darul Ihsan Bekasi, Masjid Raya Bintaro Jaya Sektor 9, Masjid Emerald Bintaro, Masjid Nuruddin Jombang-Jawa Timur, Masjid Cahyaningati Malang, Masjid Al-Muttaqien Malang, dan Masjid Abu Dzar Al Ghifari Malang.28 Aplikasi Masjidku ini dapat digunakan oleh masjid dan umat Islam secara gratis tanpa biaya pendaftaran terlebih dahulu. Tahun pertama hingga tahun ketiga merupakan masa keemasan Masjidku, aplikasi ini banyak dikenal dan digunakan, namun ditahun 2016 Adib sebagai programmer tim teknis mengundurkan diri Masjidku karena ketidak mampuan dalam mengelola aplikasi ini lebih lanjut lagi. Akhirnya Masjidku sempat terjadi masa vaccum di bidang IT dan masa peralihan dari Algo Studio milik Adib ke satu nama developer yaitu Masjidku. di tengah kekosongan Programmer, tim Manajerial terus berusaha menjalankan roda keberlangsungan Masjidku ini dengan mengandalkan donatur yang ada. Di tahun 2016 akhir, Masjidku dipertemukan dengan Fauzil Hamdi seorang programmer asal Cimahi yang

28https://www.kanalsatu.com/id/post/44603/aplikasi-mesjidku- layanan-jejaring-sosial-untuk-masjid diakses pada 10 Mei 2018

35

kebetulan sangat berminat membantu Masjidku ini untuk terus berkembang. Berawal dari inspirasi Fauzil ketika melihat kotak infaq yang lewat pada saat sholat Jumat, lalu Fauzil berpikiran andaikan kotak infaq ini dapat dilakukan secara digital kapanpun dan dimanapun, tanpa perlu harus menunggu pelaksanaan sholat Jumat tiba. Akhirnya disitu Fauzil teringat Narenda, teman komunitasnya di Bekraf yang memiliki Aplikasi Masjidku. Melihat Masjidku yang pada saat itu masih aktif namun sedang mengalami kekosongan tim teknis, akhirnya Fauzil memutuskan bergabung dan mengambil alih seluruh pengerjaan teknis di Masjidku. Sejak awal dibuatnya Aplikasi Masjidku ini, Narenda menyadari pentingnya menekankan visi-misi Masjidku sebagai sebuah aplikasi berbasis masjid dalam menjalankan fungsi dan manfaatnya kepada para jamaah.

2. Visi dan Misi

Visi Masjidku: Dalam rangka memakmurkan masjid dan mushala di Indonesia

Misi Masjidku: 1)Mendigitalisasikan informasi masjid dan mushala di Indonesia agar dapat diakses dengan mudah oleh umat Islam

36

2)Merekatkan tali ukhwah Islamiyah antar masjid dan mushala yang tergabung di Aplikasi Masjidku 3)Mengembalikan masjid menjadi pusat peradaban

Visi dan misi ini tentunya sejalan dengan apa yang digariskan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala di dalam surat At Taubah ayat 18 yang berbunyi:

إِنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم َس ِاج َ دهللاِ َم ْن َء َام َن بِاهللِ َو ْاليَ ْو ِم ْاألَ ِخ ِر َوأَقَ َ امالصَّالَةَ َو َءاتَى َّالز َكاةَ َولَ ْم يَ ْخ َش إ ِ الَّهللاَ فَ َع َسى أُ ْوالَئِ َك أَن يَ ُكونُوا ِم َن ْال ُم ْهتَ ِد َين }18{

Artinya: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. At Taubah:18) Dorongan ayat ini bukan lain dan tidak bukan adalah sebuah perwujudan seorang hamba yang takut kepada Rabb-nya dan berharap menjadi orang yang dicintai Allah Subhanahu wa ta’ala sehingga selalu dicurahkan petunjuk dalam hal apapun. Prof. M. Quraish Shihab menjelaskan dorongan utama bagi lahirnya motivasi beragama adalah rasa takut dan harapan. Bahkan dapat dikatakan bahwa harapan mengandung takut, yakni takut jangan sampai yang

37

diharapkan tidak tercapai.29 Poin penting itulah yang membuat visi Aplikasi Masjidku begitu kokoh dengan perwujudan harapannya bahwa nantinya Masjidku bisa menjadi jembatan penghubung orang-orang yang memakmurkan masjid. Dalam hadits Rasulullah SAW juga diceritakan mengenai satu golongan diantara tujuh golongan yang mendapatkan naungan keselamatan di hari kiamat kelak, yaitu orang orang yang dalam hatinya ingin memakmurkan masjid-masjid Allah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam, beliau shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Tujuh golongan yang dinaungi oleh Allah dalam naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada masjid (selalu melakukan shalat berjamaah di dalamnya), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk bezina), tapi ia mengatakan: “Aku takut kepada Allah”, seseorang yang diberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air

29 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2004), h.552

38

mata dari kedua matanya.” (HR. Bukhari, no.1423 dan Muslim, no.1031) Lewat hadits ini pula, semangat Masjidku muncul sebagai titik tujuan para pendirinya, yaitu untuk bisa menjadi hamba-hamba yang selamat di hari kiamat dimana tidak ada perlindungan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki daya dan upaya menguasai alam jagat raya ini. Dengan harapan memakmurkan masjid tentunya masjid bukan hanya sekedar makmur bentuk bangunan fisiknya namun makmur dari segi jamaah yang ada di dalamnya, sebelum menuju hasil yaitu kemakmurkan, butuh proses menyatukan ummat. Keberadaan Masjidku diharapkan sebagai mediator pemersatu umat Islam, menyatukan serta menguatkan elemen-elemen yang ada di masjid dan mushala yang masih terpisah dan terkotak- kotakan. Lewat platform dan tab berupa jadwal kajian dan artikel tausyiah bisa menjadikan potensi kekayaan sumber daya manusia yang bisa saling diberdayakan. Takmir masjid dan jamaah bisa saling mengetahui secara transparan keadaan masjid dan musholah di Indonesia. Semua itu tidak lain dan tidak bukan tujannya untuk merekatkan ukhwah Islamiyah sesuai dengan misi yang ada di Aplikasi Masjidku. Hal ini sesuai sabda Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam yang sudah masyur di telinga kita: Dari Abu Musa RA, Rasulullah SAW bersabda “Seorang mukmin dengan

39

mukmin lainnya seperti satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan” kemudian beliau menggenggamkan jari-jarinya” (HR. Muttafaqun Alaih). Diriwayatkan oleh Nu’man bin Basyir, bahwa Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim) Ketika kekuatan-kekuatan ummat ini dapat bersatu setelah itu dapat timbul rasa saling cinta, saling memiliki, merasa tersakiti lantas membela ketika ada seorang muslim kita dianiaya maupun terdzolimi dengan pemberitaan tidak baik maka ketika tingkatan ukhwahnya sudah sampai titik itu niscaya kemakmuran masjid dan musholah semakin tersebar rata dari sabang hingga marauke.

3. Fitur dan Program Masjidku sejak awal dibuatnya sudah memiliki tiga platform andalan, yaitu Masjidku Mobile, Masjidku Website, dan Masjidku TV. Pertama adalah Masjidku Mobile, Masjidku Mobile menjembatani antara pengguna smartphone dengan masjid.Aplikasi Masjidku tersedia di Android dan iOS dengan rating 4.7.

40

Gambar 130 Tampilan Fitur Masjidku Mobile

Adapun fitur bermanfaat untuk pengguna, diantaranya ada informasi dakwah, informasi kegiatan masjid dan musholah, infaq digital, jadwal shalat dan arah kiblat, masjid terdekat, dan kelompok tadarusan. Potensi market terhadap Masjidku Mobile ini tujuh puluh juta smartphone user. Sedangkan fitur bermanfaat untuk masjid adalah sebagai media penyebar dakwah, media informasi kegiatan, media penggalangan dana, fungsi analitis, dan jejaring sesama takmir masjid dan mushala di Indonesia. Masjidku Website adalah website yang dikembangkan untuk masjid-masjid yang terdaftar, dengan

30 Screenshoot Masjidku Apps di Android phone, pada 2 Juni 2018 pukul 16.35 WIB

41

demikian masing-masing masjid akan mendapatkan satu laman website tersendiri.

Gambar 231 Tampilan Masjidku Website

Layanan ini digunakan untuk memberikan akses kepada masjid-masjid yang ingin memiliki website namun memiliki kendala finansial, teknis dan kendala lainnya. Masjidku platform dimaksudkan sebagai media informasi, media transparansi pengelolaan masjid serta media kolaborasi baik antar masjid, antar umat maupun antara masjid dan umat. Masjidku TV adalah sebuah platform yang terdiri dari aplikasi mobile windows yang dapat digunakan untuk optimalisasi penggunaan TV masjid dalam penyebaran

31www.masjidku.id diakses pada 3 Juli 2018 pukul 16.36 WIB

42

informasi terkait kegiatan, pelaporan keuangan masjid dan sebagainya. Masjidku TV terintegrasi dengan masjidku mobile, dengan demikian update informasi cukup sekali dilakukan oleh admin masjid. Untuk masjid dan umat, bahwa masjidku TV adalah media teaser agar jamaah atau umatnantinya akan menggunakan Masjidku mobile untukmendapatkan informasi yang lebih lengkap dan komprehensif. Baik masjidku mobile ataupun TV merupakan penghubungantara masjid dan jamaahnya.32 Gambar 333 Tampilan Masjidku TV

Ketiga media plaform layanan ini merupakan media yang saling terintegrasi satu sama lainnya dalam satu dashboard yang bisa diakses melalui Masjidku Website

32 Muchdlir Johar Zauhary, Masjidku: Sahabat Masjidku Kontes, (Jakarta: Masjidku Press, 2016), Berkas PDF. 20 Mei 2018. h. 21 33 Muchdlir Johar Zauhary, Masjidku: Sahabat Masjidku Kontes, h.19

43

maupun Aplikasi Masjidku. Dengan kemudahan teknologi ini masjid dapat melakukan update konten satu kali saja dan masjid juga mendapatkan dukungan terkait dengan user management dan user analytic yang berguna sebagai alat evaluasi setiap event-event yang diadakan oleh masjid dan musholah. Media informasi yang terintegrasi ini juga nantinya akan menjadi penghubung masjid dengan umat, masjid dengan masjid, serta umat dengan umat. Informasi akan masjid yang dapat diakses dengan mudah dan lengkap, akan mendorong masjid maupun umat untuk semakin memakmurkan masjidnya. Salah satu modal untuk membangun Indonesia yang lebihbaik. Aplikasi Masjidku memilikibanyak sekali kegiatan atau program, tidak hanya terbatas pada peribadatan namun juga ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, lingkungan dan lain sebagainya sebagai upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan platform Masjidku serta mengajak masyarakat luas untuk ikut serta dalam memakmurkan masjid, maka beberapa program inisiatif yang Masjidku gagas adalah sebagai berikut: a). Jejaring Takmir Masjid Indonesia Program ini merupakan wadah silaturahmi dan komunikasi antar takmir masjid terkait dengan pengalaman mereka dalam manajemen alias pengelolaan masjid. Program ini bertujuan sebagai wadah untuk bertukar pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan keahlian tentang masjid, jejaring untuk menyuburkan

44

Islam yang damai bagi Indonesia yang lebih baik dan sebagai media yang mendorong terwujudnya pemerataan kemakmuran masjid. Acara diselenggarakan untuk program ini berupa acara ‘Silaturahmi 1001 Takmir Masjid’.34 Acara diisi dengan banyak workshop hardskill maupun softskill baik berkaitan dengan dunia jurnalistik, fotografi dan videografi, keterampilan berbicara di depan umum, maupun dunia seputar penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Peserta dari acara ini merupakan perwakilan masing-masing takmir masjid dan musholah yang sudah tergabung di Aplikasi Masjidku. Gambar 435 Acara Workshop Jejaring Takmir Masjid Indonesia

34 Muchdlir Johar Zauhary, Masjidku: Sahabat Masjidku Kontes, h. 24 35 Johar Zauhary, Restoring Mosque as the Heart of Islamic Civilization, (Jakarta: PowerPoint Presentation, 2017) Vol.4 h.11

45

b). Sahabat Masjidku Program untuk komunitas yang terbuka untuk muslim dari segala gender yang ingin memajukan dan memakmurkan masjid. Komunitas ini mengajak masyarakat untuk menghidupkan masjid sebagai pusat pengembangan peradaban. Fungsi adanya Sahabat Masjidku ini adalah sebagai wadah bagi mereka-mereka yang ingin memakmurkan masjid, menyuburkan dan mendorong hidupnya remaja-remaja masjid, ikut serta mendukung takmir masjid melalui sumbangan ide dan partisipasi langsung dalam kegiatan masjid. Sahabat Masjidku ini bersifat volunteer atau kerelawanan yang bisa diikuti oleh para pemuda dan pemudi ahlussunah wal jamaah. Acara yang diselenggarankan berupa Magang Masjidku yang diperuntukkan untuk mahasiswa maupun aktivis masjid. Ada juga acara Masjidku Talk, yang merupakan acara nongkrong bareng bersama Sahabat Masjidku untuk membahas perkembangan masjid dan teknologi terutama mengenai Aplikasi Masjidku di dalamnya diadakan lomba pengetahuan anak muda terhadap masjid. Dan Masjidku setiap datangnya bulan suci Ramadhan biasa melaksanakan Masjidku Kontes, dimana acara tersebut sebagai ajang pencarian bakat-bakat fotografi dan videografi untuk

46

mendokumentasikan seputar kegiatan masjid maupun kontes bangunan masjid terindah. Perlombaan ini diadakan lewat media sosial Aplikasi Masjidku dengan penjurian online dan peserta yang beruntung mendapatkan hadiah menarik dari Masjidku. Gambar 536 Pemenang Acara Masjidku Talk

Gambar 637 Poster Masjidku Kontes di Instagram

36 Muchdlir Johar Zauhary, Masjidku: Sahabat Masjidku Kontes, (Jakarta: Masjidku Press, 2016), Berkas PDF. 20 Mei 2018. h. 25 37www.instagram.com diakses pada 1 Juli 2018 pukul 15.10 WIB

47

c). #CintaiMasjid Campaign Program ini merupakan program penyaluran bantuan kepada masjid dan musholah serta marbot masjid yang bekerja di dalamnya. Program bantuan ini diadakan setiap tahun secara serempak di beberapa kota pilihan. Acara di dalamnya berupa “Masjidku Cinta Masjid”, berupa memberikan seperangkat alat kebersihan, perlengkapan pendukung masjid dan bantuan dana terhadap masjid maupun mushala yang kondisi bangunannya tidak terawat dan kurang perhatian masyarakat setempat. Acara “Masjidku Cinta Marbot” juga dilaksanakan setiap tahun, yaitu dengan memberikan bingkisan lebaran berupa perangkat ibadah dan bantuan dana kepada para marbot masjid yang kurang mendapatkan perhatian atau hidup dalam taraf kemiskinan. Ada juga acara Masjidku Go Green dengan memberikan

48

sumbangan tanaman untuk masjid dan mushala sekitar dan Masjidku cinta Ibu dengan memberikan hadiah bagi pemenang terbaik yang memposting kebersamaannya bersama ibu di instagram.

Gambar 738 Campaign #CintaMasjid di Instagram

Inisiatif program tersebut di atas sifatnya bukanmenggantikan wadah-wadah berjejaring lain yang sudah ada, namun sifatnya adalah menguatkan satu sama lain.bersama memakmurkan masjid, dan juga Masjidku

38www.instagram.com diakses pada 1 Juli 2018 pukul 17.08 WIB

49

dengan semangat mendigitalisasikan agama berupa informasi masjid ini memberikan pesan kepada masyarakat muslim bahwa saat ini umat sudah harus mengambil peran teknologi guna mensyiarkan agama islam kepada dunia. Semangat syiar agama islam yang dijalankan Masjidku ini berawal dari landasan islam yakni berdakwah, setiap individu umat muslim dengan berbagai profesinya memiliki kewajiban untuk berdakwah, diantaranya termaktub dalam surat Ali Imran ayat 104 “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajukan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung”. Di dalam tafsir Imam Jauhari al-Thanthawi dalam tafsir al-Jawahir fi Tafsir al-Quran al-Karim bahwa39 “harus ada diantara kaum mukminin, segolongan yang kuat imannya dan besar ikhlasnya, yang mengerahkan segenap daya dalam berdakwah, mengajak kepada kebaikan. Kebaikan yang membawa kemaslahatan bagi manusia. Golongan itu juga harus mengajak kepada manusia untuk berpegang teguh kepada ajaran-ajaran dan etika Islam yang sesuai dengan kitab, sunnah dan akal sehat, juga melarang mereka dari kemungkaran yang tidak sesuai dengan ajaran Allah dan yang tidak disukai oleh tabiat normal kita”.

39 Thantawi Jauhari Thantawi, Al-jawahir fi Tafsir al-Qur’an al- Karim, (Beirut: Mu’sasah Musthafa al-Babi al-Halabi,1995) h.201-202

50

Keinginan, semangat dan motivasi untuk terus berdakwah kini menjadi hal yang harus ditanamkan oleh umat Islam. Hal itu sudah menjadi tanggung jawab moral di kalangan umat Islam. Berbagai cara telah dilakukan agar dakwah senantiasa berjalan harmonis hingga kini, dari mulai dakwah yang telah telah berselang ratusan tahun sejak dakwah lisan yang dilakukan Rasulullah sampai dakwah saat ini yang menggunakan media digital.40Semangat mensyiarkan agama lewat digital juga bukan hanya disadari oleh tim Aplikasi Masjidkusaja tetapi menjadi kesadaran umat manusia. Karena teknologi tidak dapat dipisahkan dari komunikasi, ditambah pada saat ini masyarakat tengah membutuhkan percepatan informasi yang luar biasa, maka informasi tidak dapat dibendung dalam artian sekecil apapun yang terjadi merupakan sebuah informasi dan menjadikan sebuah budaya. Nampaknya konsep ruang publik yang digagas oleh Habermas sedikit demi sedikit mulai bergeser karena hadirnya budaya internet pada masyarakat kita. Faktanya masyarakat sekarang cenderung lebih suka mencari atau mendapatkan informasi di internet daripada mendapatkannya secara konvensional. Alhasil berbagai macam aplikasi Islam berbasis internet mulai bertebaran dan memberikan informasi

40 Yedi Purwanto, dkk, Peran Teknologi Informasi Dalam Perkembangan Dakwah Mahasiswa,Jurnal Sosioteknologi, vol.16 no.1, April 2017, h.95

51

kepada masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia. Seperti My Quran, Jadwal Sholat, Kiblat, Shahih Al Bukhari, Islam Menjawab, Daily dua for kids Muslim dua, Wikislampedia bahkan Masjidku sebagai pelopor aplikasi media sosial masjid , lewat peluang inilah dakwah Aplikasi Masjidku masuk dengan kemasan yang menarik, modern dan religius. Dengan begitu masyarakat muslim dapat memanfaatkan akses informasi dakwah dengan mudah, karena pemanfaatan dunia maya cenderung lebih disukai karena dunia maya lebih variatif, membuka kreativitas, efektif dan efisien dibandingkan dengan dunia nyata.

4. Profil Tim Masjidku Apps a. Narenda Wicaksono

Narenda Wicaksono atau yang lebih sering disapa “Naren” merupakan lulusan S1 ITB jurusan Teknik Informatika, ketika kuliah beliau aktif menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika ITB.Naren banyak sekali mengikuti kejuaraan di kampusnya, diantaranya pernah menjadi pemenang di ajang ITS National Innovation Competition 2006, pemenang Microsoft Imagine Cup 2006 untuk negara

52

Indonesia; dan finalis (tingkat dunia) Microsoft Imagine Cup 2006 di India. Ia juga terpilih menjadi Student Ambassador ot the Year 2006. Berkat ketekunan dan kegigihan Naren dalammengikuti perlombaan, organisasi maupun komunitas IT, akhirnya ia direkrut menjadi Microsoft Most Valuable Professional dan tak lama kemudian diajak bergabung bersama Microsoft Indonesia menjadi Technical Advisor. Setelah itu beliau pernah 4 tahun bergabung di Nokia Indonesia dan mendapatkan award Intel Innovator. Setelah mendapatkan ilmu dari banyak perusahaan yang pernah beliau pegang, akhirnya Naren memutuskan untuk berkarir secara mandiri sebagai seorang developer. Puncaknya pada 5 Januari 2015, naren berhasil membangun perusahaan IT yang dinamakan Dicoding Indonesia yang terus berkembang pesat sampai saat ini. Disamping itu, lelaki kelahiran Bandung, 11 Januari 1984 ini sibuk membuat dan mengembangkan Aplikasi Masjidku sebagai wujud pengabdianya terhadap dunia islam dalam bidang teknologi yang saat ini ditekuninya. b. Adib Toriq

Adib Thoriq merupakan seorang developer kelahiran Malang yang mendirikan perusahaan

53

Algostudio. Beliau pernah mengenyam bangku perkuliahan di Universitas Brawijaya Malang. Pada masa itu Adib bersama rekannya pernah mendapatkan penghargaan 3rd Best Educational Software Development Proposal pada ajang E-Learning Award 2007. Beliau kemudian melanjutkan Pendidikan di jenjang Magister jurusan di STEI Institut Teknologi Bandung, semasa kuliah Magister ia pernah mendapatkan beberapa penghargaan kompetisi seperti Notable Finalist “App to the Future” design award- Core 77 dan medali emas pada ajang Nokia Lumia Apps Olimpyad di Kategori API Ongkoskirim.41 Adib Toriq secara resmi membentuk Algostudio pada tanggal 12 November 2012 dan telah menciptakan banyak sekali aplikasi seperti yang terkenal yaitu Drug Guide, BookTracker, Blastnote dan Masjidku. Masjidku tercipta dari ide Narenda yang merupakan teman kuliahnya semasa di Bandung. Akhirnya mereka membuat serta mengembangkan aplikasi tersebut. Namun sayang, kiprah beliau di Masjidku Apps tidak lama,di tahun 2016 karena kesibukan membuat aplikasi lainnya, Adib memutuskan keluar dari tim harus rela melepaskan Aplikasi Masjidku dari Algostudio.

c. Muchdlir Johar Zauhariy

41https://www.teknojurnal.com/adib-toriq/amp/. Diakses pada tanggal 24 Mei 2018 pukul 11.19

54

Muchdlir Johar Zauhariy atau akrab disapa Johar lulus dengan predikat cum laude dan valedoctarian dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) . Selama menjadi mahasiswa, Johar mendapatkan berbagai penghargaan misalnya Mahasiswa Teladan Nasional 2009, FEUI Award untuk kategori Mahasiswa Terbaik, FEUI Award 2009 untuk kategori penulisan ilmiah dan jurnalistik, McKinsey & Company Young Leaders for Indonesia, Duta Muda ASEAN Indonesia. Pria kelahiran 8 Januari 1988 ini juga berkesempatan untuk mengikuti berbagai acara internasional misalnya di Malaysia, Singapore, Brunei Darussalam, Korea, Japan, The Philippines dan Amerika Serikat. Selama menjadi mahasiswa, Johar aktif di kegiatan penulisan ilmiah, debat ilmiah dan kegiatan sosial terutama pendidikan bagi anak yang kurang mampu.

Setelah lulus, Johar bekerja di perusahaan konsultan asing yakni Accenture. Johar memiliki ketertarikannya dalam dunia bisnis dan wirausaha. Dia dan beberapa temannya, menginisiasikan

55

pengembangan pariwisata berbasis pelestarian wayang di daerah Wonogiri, Jawa Tengah. Inisitif ini yang kemudian membawa dia dan timnya menjadi juara pertama Kompetisi Wirausaha Muda Mandiri 2012. Johar juga pernah terjun di berbagai bidang bisnis misalnya musik, makanan, serta pariwisata.

Saat ini beliau fokus dalam membangun perusahaannya di industri alat berat. Johar tercatat aktif sebagai pemuda yang ikut dalam berbagai kegiatan sosial terutama yang berfokus pada pendidikan terutama bagi mereka yang kurang mampu. Johar pernah menjadi pengajar anak-anak jalanan di Depok dan Jakarta.42

Saat ini ia terlibat sebagai pembina I'M UIJO atau singkatan dari Ikatan Mahasiswa Universitas Indonesia Jombang (http://imuijombang.org) . Johar juga menjadi penggagas dan pengurus Yayasan Salasika Indonesia (http://salasika.org), yayasan yang berfokus untuk pemberdayaan masyarakat pedesaan di Kabupaten Jombang Jawa Timur. Selain itu, Johar juga punya ketertarikan besar dalam bidang pariwisata dan budaya dan keagamaan. Beliau merupakan salah satu pendiri dan saat ini menjadi ketua Komunitas Jalan Jalan Baik (http://jalanjalanbaik.org) yakni komunitas yang fokus

42https://kitabisa.com/orang-baik/2270. Diakses pada tanggal 24 Mei 2018 pukul 10.58 WIB

56

pada promosi pembangunan pariwisata dan pelestarian budaya Indonesia yang berkelanjutan. Saat ini beliau menjabat sebagai COO dan merupakan sebagai salah satu pendiri Aplikasi Masjidkuyang bergerak di bidang teknologiaplikasi media sosial berbasis Masjid.

d. Fauzil Hamdi

Fauzil Hamdi, kecintaannya terhadap dunia IT khususnya pemrograman ini sudah muncul sejak dibangku SMP. Kecintaanya terhadap dunia IT terkhusus dunia game telah menghantarkan Fauzil untuk berkuliah di bidang IT. Hingga akhirnya game pertama yang dikembangkan oleh Fauzil pada saat masa kuliah adalah Poker Jawa. game pertama ini berbasis mobile, ia juga menciptakan game Diponegoro Story dan twitblack yang merupakan aplikasi twitter client. Selepas kuliah, fauzil pernah bekerja di perusahaan TI sistem informasi rumah sakit, perusahaan partner salah

57

satu provider Indonesia, pernah juga di perusahaan TI Perbankan bahkan pernah membantu Agate studio untuk mengembangkan game J2ME pertamanya. Awal tahun 2011, Fauzil memutuskan berhijrah untuk membuat aplikasi berbasis islam yang akhirnya ia namakan sebagai The Wali Studio. The Wali Studio sendiri diresmikan secara legal berbadan hukum pada 24 Januari 2012. Di akhir tahun 2013, Fauzil beserta rekan-rekan di The Wali Studio mengikuti kompetisi MGDW 5 dengan menyertakan game kelereng yang berjudul Tales of Marble dan berhasil menjadi pemenang kategori puzzle dan trivia. Dari pertengahan 2014 hingga sekarang Fauzil beserta tim The Wali Studio tidak lagi mengerjakan proyek dan hanya fokus pada pengembangan produk hingga aplikasi MyQuran mendapatkan sertifikat Tashih. Selain itu, The Wali Studio juga membangun aplikasi muslim all in one yang bernama Muslim Daily. Aplikasi ini diharapkan yang menjadi alternatif untuk aplikasi ibadah karena fiturnya yang cukup lengkap. Kedepannya The Wali Studio merencanakan untuk tetap fokus pada aplikasi Islami dan juga game Islami. Pertemuannya dengan Narenda di awal 2016 juga memberikan sebuah solusi agar My Quran lebih tepat sasaran dan banyak pembacanya, yaitu jamaah-jamaah masjid dan musholah. Melihat

58

banyak sekali kemanfaatan yang ia bisa dapatkan di Masjidku akhirnya Fauzil memutuskan untuk bergabung ke Aplikasi Masjidku menggantikan peran Adib di bidang teknis menjadi seorang CTO sampai saat ini.

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS

A. Fenomena Mengenai Penyebaran Informasi di Aplikasi Masjidku

Berdakwah menggunakan media teknologi digital di zaman ini dengan mad’u yang heterogen menjadi tantangan berat bagi para dai’ dalam menyampaikan isi pesan dengan kemasan yang menarik, agar media dakwah yang dibuat dapat terus dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat. Masjidku dengan beragam fitur aplikasinya, mencoba untuk menyajikan berbagai hal kemudahan yang didapatkan masjid maupun jamaah, namun beragam kemudahan dan kecanggihan teknologi tersebut ternyata tidak seimbang dengan sumber daya manusianya, dimana saat ini teknologi Masjidku kurang dimaksimalkan oleh pengurus masjid untuk mengenalkan masjidnya kepada khalayak. Contoh yang paling menonjol adalah keaktifan admin takmir masjid untuk menyebarkan informasi di aplikasi Masjidku.penulis mencoba menampilkan data tabel yang penulis dapatkan dari wawancara, mengenai “20 Masjid Populer versi Masjidku Juni 2018” lengkap dengan keaktifan masjid-masjid tersebut menyebarkan informasi Masjid di Aplikasi Masjidku. 20 Masjid atau Mushala yang ada di tabel tersebut dinilai berdasarkan followers atau pengikut jamaah

59

60

terbanyak dari 1.300 Masjid dan Mushala yang tergabung di Aplikasi Masjidku.

Tabel 143 Data 20 Masjid Populer versi Masjidku Juni 2018

No. Nama Masjid Kota Aktif Bergabung Update Kegiatan Follo dan Artikel wers 1. Masjid Darussalam Kota Cibubur 26 Juni 2015 9 Juni 2018 16727 Wisata 2. Masjid Ash Shaff Emerald Tangerang 13 Mei 2015 13 Juni 2018 12208 Selatan 3. Masjid Agung Al-Azhar Jakarta Selatan 2 Agustus 2015 22 Juni 2017 9952 4. Mushala Baitul Ittihad Brebes 14 Juni 2016 5 November 2016 9682 5. Masjid Al Muhajirin Tangerang 5 Mei 2016 30 Juli 2017 6229 Bintang Mas Selatan 6. Masjid Baitul Ihsan BI Jakarta Pusat 17 Juli 2015 27 Mei 2017 6194 7. Masjid Jami’ Bintaro Jaya Tangerang 1 September 2015 2 Juni 2018 4938 Selatan 8. Masjid Daarut Tauhiid Bandung 2 Agustus 2015 12 Juni 2016 4357 9. Masjid Baitushidqi PKP JIS Jakarta Timur 20 Desember 1 Oktober 2016 3855 2015 10. Mushala Darun Nawawi Lombok Barat 16 Maret 2016 15 Juli 2016 3821 11. Masjid Raya Bintaro Jaya Tangerang 13 Mei 2015 2 Juli2016 3787 Selatan 12. Masjid Al-Baakhirah Baros Cimahi 24 Juni 2016 8 Agustus 2017 3462 13. Masjid Al-Ikhlas Jakarta Pusat 21 Agustus 2015 12 September 2016 3501 14. Masjid Al-Madinah Bogor 6 Juli 2016 12 Maret 2017 3217 15. Masjid Baitul Makmur Boyolali 23 Mei 2015 7 Juli 2015 3126 16. Masjid Baiturrahiim Vila Bogor 19 Agustus 2017 17 September 2017 2888 Bogor Indah 17. Masjid Al-Falah Puri Dago Bandung 23 Oktober 2015 18 Oktober 2016 2690 18. Masjid Al Fajar Komplek Jakarta Selatan 29 Februari 2016 10 Juni 2017 2255 BPPSDMKes 19. Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan 28 Juni 2015 27 Mei 2016 2169 20. Masjid Djamik Rengat Rengat, Riau 30 Feburuari 2015 23 Oktober 2015 2097 Indragiri Hulu

Dapatdilihat dengan seksama data-data masjid diatas, dari dua puluh masjid yang dirilis hanya ada tiga Masjid yang sampai bulan Juni 2018 masih aktif menyebarkan informasi

43 Dokumen interal Masjidku Apps didapatkan saat wawancara 14 Mei 2018 pukul 13.02 WIB

61

berupa kegiatan maupun artikel di Masjidku. Yaitu Masjid Darussalam kota Wisata, Masjid Ash-Shaff Emerlad Bintaro dan Masjid Jami’ Bintaro Jaya. Dari data ini juga dapat kita ketahui mengapa Aplikasi Masjidku yang dulu di tahun-tahun pertamanya sangat aktif dengan banyaknya Masjid dan Mushalaberbondong-bondong bergabung dengan Aplikasi Masjidku ditambah dengan banyak media mainstream nasional bahkan internasional seperti Salaam Gateway sebuah portal berita ekonomi Islam internasional asal Dubai, Uni Emirate Arab yang memberitakan mengenaiAplikasi Masjidku ini.

Gambar 844

Pemberitaan Aplikasi Masjidkudi Detik.com

44https://m.detik.com/inet/cyberlife/d-3052752/aplikasi-masjidku- buatkan-situs-gratis-untuk-masjid Diakses pada 28 Juni 2018 pukul 13.50 WIB

62

Gambar 945 Pemberitaan Masjidku Apps di Kompas.com

Gambar 1046 Pemberitaan Masjidku Apps di Antaranews.com

45https:/tekno.kompas.com/read/2015/06/15/09295847/Masjidku.Jejar ing.Sosial.untuk.MasjidDiakses pada 28 Juni 2018 pukul 13.50 WIB 46https://m.antaranews.com/berita/501233/masjidku-aplikasi-jejaring- sosial-untuk-masjid Diakses pada 28 Juni 2018 pukul 13.51 WIB

63

Gambar 1147 Pemberitaan Masjidku Apps di Salaamgateway.com

Data lainnya, telah peneliti dapatkan dari dashboard, dashboard ini merupakan sebuah tempat berbentuk aplikasi yang digunakan sebagai tempat memproduksi informasi sebelum informasi tersebut tersebar di Aplikasi Masjidku, barulah setelah itu data dapat diolah menjadi banyak data, salah satunya data grafik,data ini mengambarkan jumlah artikel Masjid wilayah DKI Jakarta yang di shareatau disebarkan di Aplikasi Masjidku ini dari tahun 2015 sampai awal Juni 2018.

Gambar 1248 Grafik Data Kegiatan Masjidku 2015-2018

47https://www.salaamgateway.com/en/story/Indonesias_mosques_app _up_to_connect_with _Muslim_communities-SALAAM31012016054003/ Diakses pada 28 Juni 2018 pukul 13.40 WIB 48 Data olahan peneliti pada dashboard.masjidku.id

64

Dari data diatas dapat kita lihat bahwa Masjidku sudah banyak digunakan oleh Masjid-Masjid di wilayah DKI Jakarta, meliputi 5 wilayah administrasi yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Dari 1.237 Masjid dan Mushala yang masihaktif penggunanya di Indonesia, terdata diantaranya ada 31 Masjid yang berada di 5 wilayah DKI Jakarta. Jika di total dari tahun 2015 sampai tahun 2018 sebanyak 508 kegiatan pernah terlaksana di wilayah DKI Jakarta ini. Melengkapi data diatas, ternyata wilayah yang paling banyak menyebarkan informasi kegiatannya di Aplikasi Masjidku adalah Masjid-Masjid yang berada di wilayah Jakarta Selatan, lebih spesifik lagi kegiatan apa saja yang pernah terlaksana di wilayah Jakarta Selatan, dapatdilihat pada tabel berikut ini:

65

Tabel249 Tabel Kegiatan Wilayah Jakarta Selatan

Tahun Kegiatan 2015 2016 2017 2018 Tabligh Akbar 1 1 4 1 Ramadhan 1 7 6 1 Pra Nikah 1 2 1 Kajian Rutin 41 89 6 Kajian Tematik 13 59 2 Idul Fitri 2 Idul Adha 1 Al-Quran 5 3 2 Khitan Massal 1 Sholat Jumat 12 48 Sholat Gerhana 1 Politik 1 Kesehatan 1 Gerakan Subuh 212 1 Waqaf 1 Infaq 1 TOTAL 78 210 25 3

Dari data diatas didapatkan ternyata kegiatan ‘Kajian Rutin’ yang banyak sekali di publikasi. Tepat di tahun 2016 ini jumlah yang juga banyak di sebarkan oleh Masjid-Masjid seperti Masjid Jami’ Bintaro, Masjid Al-fajar BBPSD Kemenkes, Masjid Agung Al-Azhar, Masjid Baiturrahmah dan Masjid Daaruttauhid Jakarta ikut meramaikanAplikasi Masjidku ini, namun kalau kita lihat intensitas jumlah dari tahun ke tahun, kemauan takmir masjid untuk menyebarkan kegiatan di Aplikasi Masjidku semakin menurun drastis.Hal ini dapat dilihat dari angka ‘Total’ yang pada tahun 2018 hanya terdapat 3 kegiatan saja.

49 Data olahan peneliti pada dashboard.masjidku.id

66

Urutan selanjutnya, Wilayah DKI Jakarta yang banyak menyebarkan kegiatannya di Aplikasi Masjidku adalah wilayah administratif Jakarta Pusat, diikuti Jakarta Timur, dan Jakarta Barat. Minus Jakarta Utara yang tidak ada kegiatan yang di sebarkan lewat Aplikasi Masjidku selama tahun 2015 sampai tahun 2018 ini.

Tabel 350 Kegiatan Masjid di Jakarta Pusat, Timur, dan Barat

Jakarta Pusat Tahun Kegiatan 2015 2016 2017 2018 Ramadhan 3 1 Kajian Rutin 24 7 8 Kajian Tematik 2 1 2 Idul Adha 2 Maulid Nabi 1 Sholat Jumat 12 8 8 Donor Darah 1 Gerakan Subuh 212 1 Pengajian Ibu-ibu 1 TOTAL 41 20 21 0

Jakarta Timur Tahun Kegiatan 2015 2016 2017 2018 Tabligh Akbar 2 Kajian Rutin 8 Kajian Tematik 1 2 Al-Quran 1 Infaq 1 TOTAL 1 14 0 0

Jakarta Barat Tahun Kegiatan 2015 2016 2017 2018 Al-Quran 1 TOTAL 0 1 0 0

50 Data olahan peneliti pada dashboard.masjidku.id

67

Dari data diatas dapat kita lihat penurunan yang sangat drastis dari masing-masing wilayah di ibukota Jakarta, padahal wilayah DKI Jakarta merupakan basis kekuatan banyaknya pengguna Aplikasi ini. Dari data ini dapat dilihat minat terbanyak pengurus Masjid di wilayah DKI Jakarta adalah menyebarkan informasi mengenai kajian rutin, beberapa Masjid yang berpartisipasi aktif di dalamnya seperti Masjid Baitul Ihsan BI, Masjid Al-Ikhlas, dan Masjid Asy-Syahadah. Di wilayah Jakarta pusat, menyebarkan informasi mengenai pelaksanaan sholat Jumat menjadi prioritas kedua, diikuti selanjutnya adalah jadwal kajian tematik serta Ramadhan. Namun trend yang terjadi di wilayah ini masih sama dengan wilayah Jakarta Selatan yaitu mengalami penurunan di tahun 2018. Tidak jauh berbeda dengan wilayah Jakarta Timur yang masih mengandalkan kajian rutinnya untuk di sebarkan lewat Aplikasi Masjidku, beberapa Masjid yang aktif menyebarkannya seperti Masjid Baitusshidqi PKP JIS. Namun berbeda dengan Jakarta Barat yang hanya ditemukan satu kegiatan selama 4 tahun yaitu kegiatan Tadabur Al-Quran di Masjid Darrud Da’wah Griya Dadap. Berdasarkan kedua tabel data diatas maka dapat kita temukan bahwa rata-rata Masjid-Masjid di wilayah DKI Jakarta mulai banyak menyebarkan kegiatannya di Aplikasi Masjidku pada tahun 2016.

68

Data selanjutnya yang peneliti dapatkan adalah mengenai penyebaran artikel Islam di Aplikasi Masjidku pada rentang tahun 2015 sampai tahun 2017 di wilayah DKI Jakarta yang meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara.

Gambar 1351

Grafik Data Artikel Masjidku 2015-2017

Data diatas dapat memberikan penjelasan kepada kita bahwa dalam rentang tahun 2015-2017 akhir, jumlah artikel Islam yang disebarkan Masjid-Masjid wilayah DKI Jakarta sebesar 387 artikel. Hal ini tentunya menjadi ironi tersendiri, karena kita mengetahui bahwa basis Masjidku ini adalah di ibukota Jakarta yang meliputi 5 wilayah tersebut, namun minat takmir Masjid menyebarkan ringkasan tausyiah ataupun artikel sangatlah sedikit dalam kurun waktu 3 tahun ini. Tercatat dari

51 Data olahan peneliti pada dashboard.masjidku.id

69

1.237 Masjid dan Mushala yang aktif berkomunikasi dengan Aplikasi Masjidku, hanya 31 Masjid aktif yang berada di wilayah DKI Jakarta ini. Beberapa Masjid di Jakarta Selatan yang aktif berkontribusi dalam membuat artikel di Aplikasi Masjidku adalah Masjid Jami’ Bintaro, Masjid Al-fajar BBPSD Kemenkes, Masjid Agung Al-Azhar, Masjid Jendral Sudirman WTC dan Masjid Nurullah Kalibata. Adapun di wilayah Jakarta Pusat seperti Masjid Baitul Ihsan BI, Masjid Al-Ikhlas, Masjid Cut Meutia Menteng, dan Masjid At-Taqwa Kemenkominfo. Masjid Daerah Jakarta Timur seperti Masjid Baitusshidqi PKP JIS, Masjid Nurul Iman Pondok Bambu, Masjid Asy-Syakirin Pondok Bambu serta Daerah Jakarta Utara seperti Masjid Jakarta Islamic Center dan Masjid Darussalam BKN dan Jakarta Barat seperti Musholah Daarud Da’wah Griya Dadap. Artikel atau ringkasan tausyiah yang disebarkan juga beragam dari berbagai Masjid, seperti tabel berikut ini,

Tabel 452 Detail Sebaran Artikel Wilayah DKI Jakarta

Jakarta Selatan Tahun Tema 2015 2016 2017 Hadits 1 7 Al-Quran 3 3 Sejarah 3 Fiqih 6 4 Islam dan Sains 2 3 Aqidah 6 8 Ibadah 4 Ekonomi 3 1

52 Data olahan peneliti pada dashboard.masjidku.id

70

Psiokologis 1 Info Pemulasaraan Jenazah 1 1 1 Adab dan Etika 3 1 Ramadhan 22 5 5 Profil Masjid 2 1 1 Kepemimpinan 2 Iedul Adha 5 1 1 ZIS 3 3 2 Tadzkiatunnafs 6 Ukhuwah 3 2 TOTAL 76 32 18

Jakarta Pusat Tahun Tema 2015 2016 2017 Hadits 2 Al-Quran 2 Sejarah 20 2 Fiqih 9 1 Aqidah 53 Ibadah 13 Ekonomi 3 Muhasabah 9 Menuntut Ilmu 3 Adab dan Etika 5 Ramadhan 4 Profil Masjid 6 Kepemimpinan 1 Iedul Fitri 1 Iedul Adha 5 ZIS 4 1 Tadzkiatunnafs 7 Ukhuwah 1 TOTAL 165 4 3

Jakarta Barat Tahun Tema 2015 2016 2017 Al-Quran 1 ZIS 2 TOTAL 0 0 3

Jakarta Timur Tahun Tema 2015 2016 2017 Hadits 2 Al-Quran 4 Sejarah 4 2 Fiqih 2 6 Aqidah 4 9 Ibadah 7 10 1

71

Kepemimpinan 1 2 Muhasabah 1 6 Syaban 2 Adab dan Etika 10 Ramadhan 1 Iedul Fitri 1 Iedul Adha 1 Profil Masjid 8 Silaturahmi 1 Muharram 3 ZIS 1 3 2 Tadzkiatunnafs Parenting 6 Ukhuwah 2 TOTAL 47 52 3

Jakarta Utara Tahun Tema 2015 2016 2017 Sejarah 1 Ibadah 1 1 Profil Masjid 3 ZIS 2 TOTAL 3 2 3

Dari data lengkap yang peneliti dapatkan diatas dapatdiamati secara detail tema artikel-artikel serta jumlah sebaran dari tahun ke tahun yang dilakukan oleh Masjid- Masjid yang berada di DKI Jakarta. Dimulai dari artikel wilayah Jakarta Selatan yang banyak membahas mengenai seputar Ramadhan dari tahun 2015 sampai 2017 sebanyak 32 artikel. Diikuti dengan artikel mengenai Akidah yaitu bahasan mengenai aliran-aliran sesat dan keimanan kepada Allah Subhanahu wata’ala sebanyak 14 artikel, serta masih banyak lagi artikel-artikel menarik yang di shareatau disebarkan di Aplikasi Masjidku. Berbeda di daerah Jakarta Pusat, Artikel yang lebih banyak disebarkan yaitu mengenai Aqidah, Sejarah maupun

72

Ibadah mahdah maupun ghairu mahdah. Tidak jauh berbeda dengan artikel yang banyak disebarkan oleh Masjid-Masjid di daerah Jakarta Timur yaitu artikel seputar ibadah, aqidah, adab dan etika, disusul dengan artikel dengan tema lain. Jakarta Barat dan Jakarta Utara menempati urutan paling akhir dari banyaknya artikel yang di sebarkan lewat Aplikasi Masjidku. Dalam kurun waktu tiga tahun Masjid di daerah Jakarta Barat hanya menyebarkan artikel mengenai Al-Quran dan ZIS,di wilayah Jakarta Utara hanya menyebarkan artikelnya sebanyak 8 artikel dengan tema sejarah, ibadah, profil Masjid dan ZIS. Temuan data diatas tentu tidak sesuai ekspetasi peneliti terhadap banyaknya informasi-informasi masjid yang tersebar di Aplikasi Masjidku ini. Karena dibalik namanya yang membumbung tinggi di kalangan Masjid dan Mushala di Indonesia, tidak sebanding dengan keaktifan takmir Masjid terhadap aplikasi ini. Hal ini menjadi problem bagi tim Masjidku, dengan berbagai macam cara bagaimana masjidku bisa eksis kembali dan lebih bermanfaat untuk umat Islam. Namun sebelum berpikir kesana, peneliti menelaah terlebih dahulu akar permasalahan awal mengapa Masjidku kini semakin turun keatifannya. Peneliti melakukan wawancara dengan Johar yang merupakan COO dari Masjidku, beliau mengatakan bahwa:

“Jadi waktu itu kita mendapat dukungan dana dari donatur yang tau masjidku ini memang bagus untuk dikembangkan dan kita jadikan dana itu sebagai dana operasional, tetapi karena mungkin ada satu dan lain kendala akhirnya kita kehabisan bensin

73

ceritanya, atau dalam hal ini misi belum selesai tetapi kekurangan dana di tengah jalan,”53 Pada potongan wawancara diatas dapat ditemukan bahwa masalah utamanya disini adalah dana operasional, dimana dana tersebut didapatkan dari donatur. Dana operasional ini digunakan mengedukasi Masjid dan Mushala di Indonesia untuk dua hingga tiga tahun mendatang. Namun karena perhitungan yang meleset, alhasil operasional Aplikasi Masjidku terhenti ditengah jalan dan akhirnya tidak bisa aktif mengedukasi dan mengenalkan teknologi dakwah kepada para takmir Masjid dan Mushala lagi. Johar juga menuturkan bahwa di tengah kehabisan dana tersebut tim Masjidku masih terus beroperasional dengan hal- hal yang masih mungkin dilakukan, yaitu terus menghubungi lewat telepon, SMS maupun lewat media Whatsapp untuk membantu segala sesuatu hal tentang pengoperasian dan pengenalanMasjidku kepada pengurus-pengurus masjid dan Mushala, dan terus menjalin hubungan kerjasama promosi ke Dewan Masjid Indonesia, lembaga-lembaga dakwah dan beberapa media massa.

“Pekerjaan yang terkait dengan hubungan pihak-pihak terkait, mulai dari pengurus musholah, masjid, Dewan Masjid Indonesia, beberapa media massa juga,”54 Ternyata kendala tidak hanya sampai situ, Johar menjelaskan:

53 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018 54 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018

74

“Satu tantangan terbesar adalah mengedukasi pengurus masjid dan musholah, karena mayoritasdari mereka adalah orang-orang yang sudah sepuh, walaupun mereka pengguna smartphone tetapi untuk mengadopsi dan memakai aplikasi sangat lambat sekali walaupun feature aplikasi kita buat dengan sangat bagus tetapi karena mereka tidak bisa mengadaptasi digitalisasi ini dengan cepat hingga akhirnya mereka berkesimpulan bahwa aplikasinya susah untuk dipakai.”55 Masalah penggunaan teknologi komunikasi berbasis internet ini sebenarnya bukan hanya masalah yang ada di Masjid atau Mushala saja tetapi masalah global yang menyangkut rentang umur manusia yang hidup pada zamannya. Berikut penulis sajikan data survey yang dilakukan APJI dan PuskaKom UI tahun 2015.

Gambar 1456 Demografi Penggunaan Internet Indonesia Tahun 2015

55 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018 56 Gun gun Heryanto, Handbook Internet dan Politik, (Jakarta: Persentation file PDF,2016) h.12

75

Melihat data demografi di atas ternyata usia pengguna internet hingga saat ini dikuasai oleh usia 18-26 tahun yang sebesar 49% hampir setengah dari populasi penduduk pengguna internet di Indonesia. Disusul pengguna di usia 26- 36 tahun yaitu sebesar 33,8%, usia 36-46 tahun sebesar 14,6%, usia 46-56 tahun adalah 2,4% dan pengguna usia 56-65 tahun adalah sebesar 0,2% dengan akses internet menggunakan telepon seluler terbesar yaitu 85%. Wajar saja jika efektifitas pemanfaatan Masjidku oleh takmir Masjid dan Mushala terhambat karena usia takmir yang kebanyakansudah tua sehingga lemah dalam menggunakan teknologi komunikasi ini. Belum lagi persentase ini dikurangi dengan penduduk non muslim yang berada di Indonesia. Narenda menambahkan bahwa menjadi pekerjaan rumah yang cukup besar untuk bisa mensosialisasikan Masjidku kepada Masjid dan Mushala karena kebanyakan takmir Masjid atau Mushala berasal dari kalangan yang masih jauh dengan teknologi.

“Masjid di dominasi oleh generasi orangtua yang sulit dan lambat dengan penggunaan aplikasi maupun internet. Selain itu sosialisasi kepada pengurus masjid menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar karena mayoritas pengurus masjid atau musholah berasal dari kalangan yang masih jauh dengan teknologi.”57 Perkembangan teknologi komunikasi yang super cepat seperti saat ini, telah diutarakan Andrew F. Wood dalam

57 Wawancara dengan Narenda Wicaksono pada 10 Mei 2018

76

teorinya yaitu Computer Mediated Communication, bahwa metode komunikasi saat ini telah diperantarai internet dan sudah bergerak secara cepat dan dikatakan sebagai integrasi teknologi komputer dalam kehidupan kita sehari-hari. Maksudnya adalah teknologi komunikasi yang kita hadapi secara tidak langsung membuat kita merasakan dan mengikuti pemakaiannya hingga menjadi hal sering terjadi dan dapat membantu kita dalam kehidupan kita sehari hari. Jika saja metode komunikasi CMC dapat semua orang lakukan dan terapkan dengan baik seperti apa yang dikemukakan Joseph B. Walther dalam penelitiannya bahwa setidaknya komunikasi secara hypersonal dapat lihat dari empat faktor, yaitu faktor penerima, faktor pengirim, faktor saluran, dan faktor umpan balik. Namun dalam praktiknya ternyata banyak sekali admin takmir Masjid yang gagap teknologi sehingga terhambat untuk menjadi seorang pengirim informasi. Setidaknya admin takmir Masjid dan Mushala harus bisa memahami terlebih dahulu tiga karakteristik New Media yang menandai kehadiran teknologi komunikasi baru sebelum dapat menjalankan komunikasi virtual yang efektif. Rogers menyebutkan ada tiga karakteristik. Karakteristik pertama yaitu Interactivity yang merupakan sebuah kemampuan sistem komunikasi baru dalam memberi talk back bagi penggunanya. Sifat interaktif ini diharapkan dapat lebih akurat, efektif dan memuaskan. Dalam hal ini Aplikasi Masjidku mengandalkan interaktif pengurus Masjid dan Mushala agar kinerja dari Aplikasi ini berjalan efektif dan aktif setiap hari.

77

Karakteristik kedua yaitu de-massification yang berarti juga sebagai kontrol sistem komunikasi yang berubah dari produsen pesan ke konsumen media. Tentunya karakteristik kedua ini merupakan bagian dari Masjidku, dimana tim Masjidku bekerja dengan posisi sebagai kontrol sistem dari semua konten yang beredar di dalam Aplikasi Masjidku, baik konten yang diproduksi oleh Masjid dan Mushala yang memproduksi informasinya maupun para pengguna yaitu jamaah yang menerima dan mendapatkan informasi dari Masjid dan Mushala yang bersangkutan. Karakteristik ketiga adalah asynchronous, yang berarti kemampuan mengirim dan menerima pesan dalam waktu yang dikehendaki individu, tidak memakan waktu lama untuk menyebarkan informasi, sehingga teknologi mampu mempercepat waktu pengiriman informasi atau pesan. Karakter lainya dari New Media ini adalah seperti bisa dipertukarkan dan disebarkan informasi tersebut secara terus-menerus oleh sejumlah besar penggunanya, mempermudah dan mempercepat individu atau pengguna mendapatkan informasi, mudah diakses dan mudah digunakan di berbagai tempat. Aplikasi Masjidku sebenarnya sangat mudah digunakan olehpara admin dari takmir Masjid, cukup dengan MengunduhAplikasi Masjidku di Playstore, setelah terinstal maka masukan id dan password yang dibuat sendiri oleh admin takmir Masjid, setelah itu muncul dashboard yang berisi tab menu untuk membuat postingan baik jadwal kegiatan maupun artikel. Jika sudah selesai, maka klik ‘ok’,

78

dan informasi dapat tersebar di tiga platform Aplikasi Masjidku secara bersamaan tanpa perlu membuat informasi yang sama pada platform yang lain. Sayangnya kemampuan teknologi komunikasi ini tidak seimbang dengan sumber daya manusia yang diberdayakan, padahal Masjid memiliki para remaja dan pemuda yang bisa menjadi generasi penerus kemajuan dan kemakmuran Masjid dan Mushala. Berbicara mengenai pemberdayaan remaja Masjid untuk mengoperasikan Masjidku, tim Masjidkupernah mengundang para remaja dan pemuda Masjid di setiap wilayah untuk melakukan workshop mengenai teknologi Masjidku, jurnalistik dan fotografi. “Waktu itu kita buat acara training atau workshop bersama dengan mengundang 20-30 pengurus masjid di satu kota wilayah, awalnya sambutannya bagus dengan banyak menyasar ke remaja dan pemuda masjidnya, karena mereka lebih milenial dan bisa menggunakan aplikasi dengan cepat dan paham perubahan tapi kendalanya adalah antara remaja masjid dengan pengurus masjidnya banyak yang tidak diberikan otoritas atau hak untuk mengelola media masjid dan musholah.”58 Sering tidak didukungnya remaja Masjid menjadi kendala juga bagi Masjid dan Mushala, ada sebuah pemikiran bahwa anak muda belum bisa diberikan tanggung jawab mengelola Masjid, padahal lewat tangan pemuda, Masjid bisa terus menerus makmur dari generasi ke generasi. Padahal saat itu para pemuda yang mengikuti programMasjidku sudah mau berkomitmen untuk menyemarakan kemakmuran Masjid lewat

58 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018

79

aplikasi ini, namun sekali lagi terbentur birokrasi kolot pengurus Masjid yang membuat mereka terhambat untuk berkembang, dan imbasnya kegiatan yang diadakan Masjidku tidak se-efektif yang diharapkan. Alhasil karena masalah itulah saat ini para pemuda dan remaja Masjid lebih aktif menggunakan media sosial lain yang lebih populer seperti Instagram, Facebook dan Twitter untuk tempat menyalurkan aspirasi dan dakwah mereka. Akhirnya,perlahan-lahan Aplikasi Masjidku yang dibuat oleh para pemuda kreatifini mulai ditinggalkan oleh penggunanya. Johar mengatakan: “Disamping itu juga banyak media sosial yang menurut mereka lebih bisa dipakai daripada Masjidku seperti Instagram, Twitter maupun Facebook dan merekapun sudah memakai itu lebih dulu, akhirnya mereka kembali memakai media- media tersebut.”59 Tantangan dakwah yang dihadapi Masjidku selanjutnya yaitu adanya perbedaan pola pikir takmirMasjid dan Mushala. Banyak takmirdi zaman ini berfikiran Masjid makmur hanya cukup menjadikannya tempat untukibadah sholatbaik untuk dirinya maupun orang lain.Padahal jika takmir Masjid dan Mushala berfikiran visioner, program-program pemberdayaan dalam memakmurkan Masjid akan lebih beragam dengan bantuan menggunakan aplikasi ini. Terkadang dari perbedaan tersebut menimbulkan paham saling mencurigai satu sama lain, menyangka muslim satu dan muslim lainnya bukan golongannya, seperti yang ditemukan Johar ketika ia

59 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018

80

mensosialisasikan Aplikasi Masjidku di beberapa Masjid dan Mushala yang ada di Indonesia.

“Ada cerita yang mengesalkan, ketika waktu itu saya datang ke masjid dikiranya saya adalah seorang zoinis dan saya pernah dituduh sebagai antek-antek kapitalis karena saya mempromosikan teknologi apalagi berbasis keagamaan. Saya juga pernah dituduh sebagai sekte sesat Ahmadiyah, atau pendanaanya pasti dari orang-orang Syiah wah disitu saya ketawa dan sedih juga ya, segitunya sesama saudara muslim dituduh macem-macem padahal disitu saya ikhlas, dan sayapun seorang ahlussunah wal jamaah, tapi saya melihat itu bukan sebagai penghinaan tapi yasudah mungkin karena memang mereka tidak tahu, walaupun awalnya kaget tiba-tiba dateng ke masjid dituduh macem-macem.”60 Kejadian semacam ini menjadi tamparan keras bagi kita sebagai umat Islam, disaat saudara kita seorang muslim mengenalkan sebuah teknologi untuk mempermudah Masjid makmur tanpa biaya sepeser pun, tetapi disisi lain respon muslim lainnya tidak memihak sedikitpun. Bahkan sampai berprasangka buruk dengan meremehkannya. Tetapi Johar menanggap ini hal yang dimaklumi dan bersikap ikhlas. Padahal Amirul Mukminin Umar bin al-Khattab ra, ia berkata, “Janganlah kamu sekali-kali berprasangka terhadap suatu ucapan yang muncul dari saudaram yang beriman melainkan dengan prasangka yang baik, karena engkau memiliki cara lain untuk memahami (perkataan)nya dengan pemahaman yang baik. Dan ucapan tersebut masih

60 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018

81

dimungkinkan mengandung kebaikan.” (HR. Ahmad dalam kitab Durrul Mantsuur)61 Menurut pandangan peneliti ada dua permasalahan besar yang saat ini dihadapi oleh Aplikasi Masjidku untuk menyemarakan kembali syiar dakwah dari Masjid dan Mushola yang ada di Indonesia, pertama yaitu permasalahan pendanaan dan kedua adalah kesulitan edukasi teknologi antara pembuat Aplikasi masjidku dengan takmir Masjid atau Mushala. Berfikiran untuk terus menerus mengandalkan donatur adalah cara yang tidak tepat, walaupun di Indonesia mayoritas penduduknya adalah muslim, namun orang yang ingin mendonasikan dana yang besar untuk sebuah aplikasi dakwah sangat sulit ditemukan. Karena pendanaan dalam mengelola sebuah aplikasi startup tidaklah murah seperti ketika kita ingin mendonasikan harta kita dengan memasukan uang ke kotak amal masjid. Masalah modal ini tidak bisa diremehkan karena cukup mahal ongkos membesarkannya. Dilansir dari laman dailysocial.id,62 bahwa Ario Tamat yaitu Founder dari Ohdio dan Wooz.in mengatakan bahwa “yang paling utama untuk sebuahstartup itu sumber daya manusia. Kalaupun sumber daya manusianya semuanya adalah founder dan dianggap mau bekerja secara gratis, mereka tetap harus makan dan menutup pengeluaran lain. Jadi entah gimana caranya, biaya ini harus

61 Syekh Jalaluddin as-Suyuthi, Mukhtasor al-Muzani Fi Furu’asy- Syafi’iyah, (Mesir: Dar Hijr, 2003) Jilid. V, hal.99 62https://dailysocial.id/post/modal-startup/ Diakses pada 20 Juli 2018 pukul 20.54 WIB

82

terpenuhi. Ini bisa berasal dari tabungan, atau seed investment, dan harus dihitung paling tidak untuk satu tahun ke depan bekerja. Dibutuhkan juga peralatan yang diperlukan. Kalau inti startup-nya adalah programming, dibutuhkan perangkat komputer yang memadai beserta fungsi lainnya, seperti business development dan finance.” Berkaca dari pendapat diatas, Aplikasi Masjidku tentu memiliki modal yang cukup besar untuk membuat dan mengelola informasi setiap harinya, bagaimana tidak besar yang dikelola ada ribuan Masjid dan puluhan ribu pengguna yang tentunya setiap waktu memerlukanresponsibility sehingga dana operasional yang dikeluarkan cukup besar, belum lagi untuk menjalankan program-program besar seperti program jejaring takmir Masjid, Sahabat Masjidku, dan #cintamasjid campaign yang saat ini masih menjadi andalan tim Aplikasi Masjidku dalam menarik simpati pengguna. Walaupun para founder saat ini bekerja secara gratis atau tidak dibayar, namun keperluan pribadi maupun pengeluaran untuk hal-hal yang berkaitan dengan Masjidku juga bisa menguras keuangan para founder. Sudah saatnya Aplikasi Masjidku mencoba cara baru yaitu membuka pendanaan dari luar, baik itu bisa dari investor muslim yang menggelontorkan dananya sekian persen saham Aplikasi Masjidku ataupun bisa dengan memasukan ads atau iklan ke dalam aplikasi tersebut. Pendanaan investor muslim harus dilakukan, halini dirasa tepat melihat asset Masjidku yang sudah cukup besar, dari pertambahan nilai aplikasi startup, database pengguna maupun

83

kepopulerannya di dunia maya khususnya masyarakat muslim.Dalam hal ini Masjidku bisa menerapkan investasi muslim, maksudnya yaitu hanya orang-orang muslim saja yang bisa menginvestasikan uangnya di Aplikasi Masjidku, dengan harapan agar dapat tercapai tujuan utama Masjidku yaitu untuk memakmurkan Masjid atau Mushala lewat sektor teknologi, yang pada akhirnya menciptakan turunanya seperti berkembang masuk ke sektor ekonomi kreatif masjid, kebudayaan islam, kesehatan, keilmuan dan lain sebagainya. Tidak dapat dipungkiri investasi tersebut bisa direalisasikan guna mencapai tujuan dan mempertahankan keberlangsungan aplikasi, butuh keberanian dari founder Aplikasi Masjidku untuk menjalankannya. Saat ini sudah banyak sekali aplikasi Islam berbasis digital yang pendanaanya dari investor muslim seperti Muslim Go (PT. Funtastik Muslim), My Quran Indonesia (WaLi Studio), Apa Doanya (Rahmadi Deswira) dan masih banyak lagi aplikasi terbaik dan populer Islami yang ada di Playstore. Masjidku juga terbuka lebar peluang tersebut dengan memanfaatkan linkatau hubungan pertemanan Narenda dengan developer muslim yang sudah berkecimpung di dunia IT selama puluhan tahun. Cara kedua yaitu mendapatkan pendanaan dengan memasukan iklan lewat penyedia iklan online, baik iklan yang berbentuk banner biasa hingga offer wall (iklan berisi daftar aplikasi-aplikasi yang dapat diunduh oleh pengguna untuk mendapatkan suatu hadiah). Tentunya tim Masjidku sudah

84

memahami perihal penyediaan layanan iklan ini. Lewat iklan inilah Masjidku dapat menghasilkan uang yang dapat digunakan untuk operasional sehari-hari tim menjalankan aktivitasnya, tanpa perlu ketergantungan terhadap donatur yang saat ini sulit didapatkan. Masalah kedua yaitu mengenai edukasi terhadap takmir maupun remaja Masjid atau Mushala yang masih terbentur perkembangan teknologi. Walaupun Johar dengan berbagai macam pengalamannya sudah mencoba mengumpulkan para pemuda dan remaja Masjid masing-masing kota di Indonesia untuk diberikan pelatihan teknologi sampai kepada fotografi, namun acara-acara tersebut belum cukup untuk menjadikan remaja dan pemuda Masjid ini bergerak aktif membantu menebar kebaikan Aplikasi Masjidku, dikarenakan banyak remaja dan pemuda Masjid yang kehilangan kepercayaan dari dewan takmir masjidnya sendiri. Johar maupun Narenda harus memfokuskan arah gerakan edukasi Masjidku ini, yaitu dengan memusatkan kekuatan di satu daerah sebagai basis. Misalkan wilayah yang paling banyak aktif remaja dan pemuda masjidnya adalah wilayah Jakarta Selatan. Maka Masjidku harus jadikan remaja dan pemuda Masjid di daerah Jakarta Selatan ini sebagai basis kekuatannya dengan tujuan memancing wilayah-wilayah lain untuk mengikuti jejak remaja dan pemuda Masjid di Jakarta Selatan. Johar sebagai COO harus terlebih dahulu merancang program kepemudaan di dalam basis kekuatan Masjidku ini. Barulah setelah wilayah basis kekuatan ini berhasil, kota-kota

85

lain atau wilayah-wilayah lainnya di Indonesia mengikuti dengan sendirinya. Mengapa basis pemuda digunakan sebagai objeknya, karena kita mengetahui bahwasanya teknologi akan lebih mudah bersentuhan dengan kaummillennial, ditambah lewat pemuda generasi penerus agama islam di Masjid- Masjid dan Mushala yang ada di Indonesia dapat terus makmur. Selain hal-hal diatas, perlu juga tim masjidku membuat semacam buku panduan penggunaan aplikasi, dari mulai bagaimana proses mendaftarkan akun, bagaimana SOP penggunaanya, proses pengenalan fitur-fitur dashboard, hingga teknis pembuatan konten yang nantinya dibuat khusus untuk para takmir Masjid dan Mushala agar lebih mudah mengoperasikan Aplikasi Masjidku. Selama ini Masjid atau Mushala masih kesulitan menggunakan Masjidku karena tidak adanya buku panduan pemakaian dan hanya sekedar pengarahan jarak jauh tim Masjidku kepada Masjid dan Mushala yang bersangkutan. Tetapi dengan adanya buku panduan ini tentu memudahkan Johar dalam mensosialisasikan Masjidku, tanpa harus lelah mendatangi satu persatu Masjid atau Mushala yang ada di Indonesia untuk mengajarkan penggunaan Aplikasi Masjidku. Disamping membangun basis kekuatan dan membuat panduan penggunaan, Fauzil selaku CTO harus merancang kembali desain templateAplikasi Masjidku agar terlihat lebih menarik dan tidak terlihat datar dan membosankan. Tentu fitur dan isi konten yang bagus tidak akan banyak dilirik orang jika tidak di kemas dengan tampilan yang menarik, seperti

86

yang dilansir dalam laman digitalmarekter.id,63 bahwa secara psikologis otak manusia lebih mudah tertarik melihat kemasan baik makanan maupun pakaian, kemasan barang kosmetik hingga konten dan penataan halaman website yang mengandung unsur estetika, penataan warna dan gambar. Raheem, Vishnu & Ahmed dalam jurnal berjudul Impact of Product Packaging on Consumer’s Buying Behavior64 juga menyatakan bahwa kemasan terhadap merek tertentu akan meningkatkan citra, dan merangsang konsumen tentang produk. Memang Masjidku bukanlah produk makanan maupun fashion, namun dari sini bisa dilihat kesamaan, yaitu orang dapat tertarik terhadap suatu hal yaitu dengan desain yang menarik. Permasalahan-permasalahan eksternal yang dijelaskan diatas merupakan dinamika dakwah yang saat ini dirasakan tim Aplikasi Masjidku. Tetapi masalah di atas tidak akan muncul jika tidak ada sebab yang lain, yaitu permasalahan yang terjadi di internal tim Masjidku sendiri. Pada sub bab selanjutnya penulis akan identifikasi masalah tersebut dengan menggunakan teori performa komunikatif.

63https://digitalmarketer.id/mind/8-alasan-psikologis-mengapa-orang- membeli -produk-anda/ Diakses pada 20 Juli 2018 pukul 22.27 WIB 64 A.R.Raheem, P. Vishnu, & A.M Ahmed, Impact of Product Packaging on Consumer’s, (European Journal of Scientific Research, 2004) h.122

87

B. Performa Komunikatif Yang Dilakukan Tim Masjidku Dalam Mengelola Informasi Masjid Pada Masjidku Apps

Mengedukasi takmir Masjid dan Mushala terhadap perkembangan teknologi komunikasi memang bukanlah hal yang mudah, terlebih setiap Masjid dan Mushala memiliki kultur budaya yang beragam dan bersifat unik. Tim Aplikasi Masjidku harus mampu meramu formula terbaik agar proses edukasi kepada takmir Masjid dan Mushala berjalan efektif. Akan tetapi sebelum melangkah ke tahap selanjutnya, Masjidku Apps harus melakukan penguatan interal tim agar semakin kokoh pondasi dan semakin jelasnya arah tujuannya. Terutama menguatkan proses komunikasi dan koordinasi di perusahaannya agar tercipta budaya organisasi seperti yang diharapkan bersama. Selain itu budaya organisasi yang diciptakan akan mempengaruhi baik tidaknya anggota tim Aplikasi Masjidku menjalankan perusahaanya.

Selaras dengan teori budaya organisasi yang dikemukakan oleh Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo (1983) bahwa budaya merupakan suatu cara hidup di dalam sebuah organisasi, yang asumsinya menekankan pada pandangan mengenai proses sebuah nilai berlaku pada semua perilaku kerja sebuah organisasi.65 Lebih dalam lagi, dari sebuah nilai perilaku ini, kemudian pacanowsky dan O’Donnell Trujillo mengklasifikasikan proses nilai tersebut menjadi lima bagian dalam performa komunikatif.

65 West, Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Salemba Humanika,2008), h.317

88

Penulis akan mengidentifikasi satu persatu elemen dari performa komunikatif yang dijalankan Aplikasi Masjidku dan dari analisis teori performa komunikatif ini tujuan akhirnya adalah sukses atau tidaknya tim di Aplikasi Masjidku menjalankan, menjalin hubungan dan menyelesaikan masalah- masalah perusahaannya baik internal dan eksternal. Ada beberapa performa komunikasi yang dilakukan tim Aplikasi Masjidku:

1. Performa Ritual

Performa ritual ini menjelaskan mengenai bagaimana seseorang melakukan aktivitas kesehariannya yang terjadi secara teratur dan berulang. Ritual tersebut terdiri dari empat jenis yaitu personal, tugas, sosial dan organisasi. Dalam kaitannya dengan pengelolaan informasi dan hubungan komunikasi sesama pengurus Aplikasi Masjidku, ritual personal dan ritual tugas yang dilakukan oleh Narenda setiap hari adalah memantau dan memeriksa konten tiga platform yaitu Masjidku Web, Masjidku Mobile dan Masjidku TV. Jika ada kesalahan penulisan maupun isi konten yang kurang sesuai, Narenda bertugas memperbaiki hal tersebut. Isi konten yang dimaksud adalah isi pesan yang dibuat oleh admin takmir Masjid baik di tab artikel maupun tab kegiatan, kesalahan yang biasa terjadi dilakukan Masjid biasanya berkenan dengan tanggal pelaksanaan yang tidak sesuai dengan poster yang di upload ataupun deskripsi kegiatan yang tidak diisi dengan benar. Apabila ada isi pesan

89

yang tidak pantas atau tidak sesuai kaidah Islam ataupun tulisan di artikel tersebut dapat memicu pertentangan serta perdebatan biasanya Narenda bertugas merubah ataupun menghapus artikel atau kegiatan tersebut dari dashboard admin Masjidku.

Gambar 1566 Dashboard Untuk Mengedit artikel

66https://dashboard.masjidku.id/artikel Diakses pada 19 Juni 2018 pukul 9.43 WIB

90

Gambar 1667 Tampilan Dashboard Untuk mengedit Kegiatan

Tugas lainnya sebagai CEO, Narenda memiliki tugas untuk mengenalkan Aplikasi setiapsetiap waktu baik online maupun offline kepada khalayak pebisnis, pemerintah dan jaringan lembagayang ia miliki. Berbeda dengan Johar, performa ritual dan tugas yang dilakukan sehari-hari yaitu memeriksa dan membalas email dari jamaah atau takmir Masjid, membalas respon pengguna aplikasi di Playstore, menjadi kontak operator center takmir

67https://dashboard.masjidku.id/kegiatan Diakses pada 19 Juni 2018 pukul 10.00 WIB

91

Masjid dan Mushalauntuk menghubungi Masjidku,menjalankan round-map job yang telah dibuat, maupun menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak lembaga keagamaan. Semua hal tersebut dikerjakan setiap hari secara berkala dan fleksibel setelah ia selesai melakukan pekerjaanya sebagai konsultan bisnis.

“Yang saya kerjakan ada beberapa hal di tim ini, yaitu konseping, karena waktu itu prototipe masjidku udah ada tapi secara dokumentasi, promosi, strategi untuk mencapai beberapa parameter dan beberapa tujuan yang akan kita capai itu belum ada sama sekali, Disitu saya memainkan fungsi saya dengan salah satunya membuat saya buat roundmap job selama kurun waktu kedepan. Kedua, pekerjaan yang terkait dengan hubungan pihak-pihak terkait, mulai dari pengurus musholah, masjid, Dewan Masjid Indonesia, beberapa media massa juga, karena to be honest untuk bisa berhasil mengembangakan masjidku itu memang kita tidak bisa berdiri sendiri dan butuh orang lain juga, yang paling penting sebagai objek kita yaitu orang masjid dan musholah.”68 Fauzil selaku CTO melakukan performa ritual dan tugasnya di Aplikasi Masjidku ini adalah dengan menangani bug yang membuat eror aplikasi serta menangani feed dengan menggunakan Native Android Studio. Bug merupakan sebuah kesalahan pada komputer maupun aplikasi baik disebabkan oleh perangkat lunak ataupun perangkat keras sehingga komputer tidak bekerja dengan semestinya. Fungsi CTO dalam keseharian sangatlah penting, karena hanya orang yang

68 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018

92

mengetahui seluk beluk sistem komputer yang bisa menyelesaikan masalah error application.

“Kegiatan rutin adalah kita menangani bug yang membuat eror di aplikasi, dan menangani feed dengan menggunakan native android studio. Lebih banyak yang saya kerjakan itu by request dari tim manajerial terutama instruksi langsung dari COO yaitu mas Johar, misalkan butuh merombak desain, ada kesalahan atau error di aplikasi, ada usulan penambahan fitur dan lain sebagainya.”69 Dapat dikatakan kinerja kesehariannya kurang berjalan dengan baik, aktivitas rutin yang dilakukan Fauzil tidak sering dilakukan dan hanya melalui instruksi by requestdari Narenda. Kebanyakan juga by request dari tim manajerial dan hal tersebut tidak terjadi setiap hari, hanya di waktu tertentu saja jika Fauzil mendapatkan informasi bahwa ada eror atau bug ataupun ada perbaikan komponen fitur atau permintaan desain ulang, maupun desain publikasi untuk promosi, yang diminta Johar atau Narenda, setelah itu barulah Fauzil mengerjakan tugasnya. Pengerjaan tugas yang dilakukan Fauzil ini dapat menghabiskan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu tergantung perubahan atau masalah sistem yang terjadi. Alur pengerjaanya itu semua berawal dari komunikasi lewat aplikasi grup WhatsApp Tim Masjidku, Fauzil mengatakan, “Ketika tim manajerial menginformasikan ke saya bahwa ada kesalahan teknis penginputan data, misalkan kesalahan tanggal kegiatan, yang seharusnya di dashboard admin tanggal sekian ketika

69 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018

93

di tampilan user malah keluar di tanggal yang berbeda. Misalkan lagi ada eror ketika masuk ke Apps nya, terus kami cek kami hilangkan bug dan kami laporkan kembali ke tim manajerial untuk bisa di test apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan. Misalkan ada lagi permintaan re-design, ukuran teks di tab ini terlalu kecil bisa diubah ke teks yang lebih besar itu biasa kami terima. Ujungnya nanti kepada tester oleh tim manajerial sebelum di terapkan kembali ke aplikasinya.”70 Lewat aplikasi grup WhatsApp inilah penerapan ritual tugas berjalan rutin.Fauzil, Narenda, maupun Johar terus melaksanakan amanah tugas kesehariannya. Berkaitan dengan ritual organisasi dan sosialnya dalam performa ritual, Aplikasi Masjidku biasa melakukan rapat online maupun offline. Namun secara intensitas pertemuan lebih banyak menerapkan rapat online baik lewat Skype maupun Trello, dikarenakan antara Narenda, Johar dan Fauzil terpisah jarak lokasi yang cukup jauh, sehingga imbasnya pengelolaan informasi diAplikasi Masjidku pun berjalan berpindah-pindah dan hanya tim teknis yang bekerja menetap di kantor. Narenda menjelaskan, “Kendala internal kita yaitu di komunikasi tatap wajah langsung, karena kita semua mengerjakan masjidku banyak mobile atau berpindah tempat tidak stay di kantor semua, kecuali tim teknis yang ada di Bandung yang kerja di dalam ruangan, berbeda dengan tim manajerial yang saat ini di

70 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018

94

Bintaro. Jadi melihat hal ini saya dan tim dibatasi jarak dan waktu.”71 Narenda menyadari komunikasi yang selama ini terjalin kurang efektif dan menjadi kendala yang menjadikanAplikasi Masjidku lambat perkembangannya. Hal senada pun disampaikan Johar, “Menurut saya komunikasi yang kurang efektif itu dengan tim teknis di Malang saat itu dan sekarang pindah ke Cimahi, kemudian bekerja dalam satu tim bernama Masjidku, whicis itu akan menjadi kendala buat saya. Kalau ketemuan face to face setiap saat pasti akan jauh lebih efektif daripada ketemuan lewat dunia maya, karena kita tidak bisa membaca ekspresi mereka, apakah mereka masih semangat atau engga, atau mereka sedang mood atau engga.”72 Kendala itupun dirasakan Fauzil yang saat ini menjadi CTO Aplikasi Masjidku di Cimahi, Fauzil menjelaskan kendala Aplikasi Masjidku orang-orangnya ini jauh ditambah waktu pengerjaan jobdesc dari Masjidku sendiri. Karena Fauzil selain menangani Aplikasi Masjidku, juga menangani My Quran Indonesia yang merupakan aplikasi miliknya, melihat kendala pada waktu itu juga akhirnya Fauzil mengintegrasikan Masjidku dengan My Quran Indonesia agar dapat sama-sama dikerjakan dalam satu sistem. Namun porsi kerjanya masih tetap memprioritaskan pengerjaan aplikasi miliknya tersebut. “Masjidku ini kan tim teknisnya disini (ed:cimahi) kalau manajerial di Jakarta semua,

71 Wawancara dengan Narenda Wicaksono pada 10 Mei 2018 72 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018

95

ditambah kendala waktu yang memang waktu itu saya menangani penuh aplikasi buatan saya yaitu My Quran Indonesia, jadi butuh penyesuaian dan pembagian waktu.”73 Walaupun lebih banyak komunikasi online, timAplikasi Masjidku tidak turut serta meninggalkan komunikasi offline, komunikasi offline biasanya terjadi jika ada pertemuan penting sifatnya segera atau masalah perusahaan yang sangat mendesak untuk diputuskan bersama. Terkadang diadakan juga sebulan sekali atau dua tiga bulan sekali agar terus terjalin silaturahim yang baik antar tim. Kurangnya intensitas pertemuan tim Aplikasi Masjidku ini semakin menguatkan masalah diatas, seperti yang disampaikan oleh Lely Arrianie yaitu seorang pakar ilmu komunikasi, ia menyatakan: “Luar biasa pengaruhnya, karena ada komunikasi interaksional yang terputus, ada komunikasi interaksional yang tidak jalan sehinga gerak program ini tadi seolah-olah berhenti pada figure tertentu yang tidak diketahui oleh figure lainnya dalam hal ini sama sama founder. Padahal sebuah tim setiap saat harus mensinkronkan itu untuk bisa meyakinkan jamaah.”74 Walaupun Aplikasi Masjidku secara sekilas merasa perusahaanya masih normal berjalan, namun pada hakikatnya ada komunikasi yang seharusnya jika ada masalah bisa terselesaikan, namun karena terputus atau terhambatnya

73 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018 74 Wawancara dengan Lely Arrianie pada 21 Juli 2018

96

komunikasi antar tim tersebut, akhirnya tidak menyelesaikan masalah apapun. Peneliti sependapat dengan pernyataan pakar, bahwasanya komunikasi interaksional yang seharusnya berjalan aktif dalam sebuah perusahaan, baik antara Narenda dengan Johar dan Fauzil ini kenyataanya terhambat dengan jarak. Bagaimanapun komunikasi interaksional harus terjalin setiap waktu dan di respon dengan cepat di antara anggota- anggotanya. Komunikasi secara langsung mempunyai kelebihan dibandingkan komunikasi secara online. Tidak serta merta menangani jaring-jaring komunikasi yang banyak terhadap jamaah secara online, lantas tim menghiraukan pertemuan-pertemuan secara langsung dan lebih banyak memilih komunikasi secara online. Peneliti beranggapan bahwa dengan komunikasi secara langsung semua tim bisa menguatkan ikatan emosional antar pribadi, sehingga lebih memahami yang sebetulnya terjadi terhadap sebuah perusahaan. Pertemuan secara langsung yang dibangun tidak cukup hanya sekali tiga kali dalam sebulan, namun pertemuan tersebut harus dilakukan secara rutin jika ingin Aplikasi Masjidku dapat kembali menjalankan fungsi performa ritualnya dengan baik dan efektif. Peneliti memberikan tanggapan berkaitan dengan performa ritual yang dilakukan oleh Fauzil mengenai pengerjaan yang semua adalah tugas secara by request. Pengerjaan tugas berdasarkan by request tidak mencirikan sebuah komunikasi yang efektif, justru terkesan menunggu

97

instruksi sehingga tidak mencerminkan sebuah inisiatif mengembangkan potensi aplikasi yang seharusnya dapatdilakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut rutin setiap harinya. Lewat aplikasi ini sebenarnya Fauzil bisa mengembangkan skema crowdfunding yang bisa juga nantinya menjadi program andalan dari Aplikasi Masjidku. Aplikasi Masjidku sebenarnya telah memiliki tab untuk berinfaq atau berdonasi, namun masih berfokus kepada perantara infaq Masjid dan Mushala dari jamaah, jika saja model atau skema berinfaq tersebut dibuat menarik atau lebih bervariasi seperti pembuatan laporan transparansi infaq Masjid,membuat campaign atau crowdfunding untuk renovasi Mushala dan Masjid, pengadaan perlengkapan atau peralatan Masjid dan Mushala, pembebasan lahan Masjid atau Mushala, maupun kegiatan-kegiatan bermanfaat untuk Masjid dan Mushala yang sedang membutuhkan pembiayaan, pasti dengan begitu Aplikasi Masjidku lebih banyak di lirik jamaah, dengan begitu performa ritual yang dijalankan akan berjalan rutin dan berkesinambungan dengan program-program lainnya. Konsen peneliti terhadap kemampuan Fauzil ini, nantinya diharapkan skemadapat diterapkan dengan sistem Aplikasi Masjidku. Berikut salah satu contoh skema crowdfunding yang coba dibuat oleh peneliti dan kedepannya dapat digunakan dan dikembangkan oleh Fauzil. Gambar 17 Contoh Tampilan Form Pengisian Lewat Dashboard Masjidku.Id

98

Pada halaman ini nantinya Fauzil dapat membuat tampilan formulir untuk pembuatan crowdfunding. Halaman ini bisa Fauzil letakan pada tab pilihan dashboard yang dimiliki masing-masing Masjid atau Mushala yang tergabung di Masjidku. sebelum tampilan simple form ini muncul, di pembukaan tab akan diberikan contoh pengisian serta panduan dalam membuat crowdfunding. Pada halaman output di Mobile Apps maupun Website masjidku.id, Fauzil bisa membuat tampilan yang menarik serta dengan sistem canggih yang bisa di sinkronkan dan di integrasikan dengan tab infaq yang sudah ada di Aplikasi Masjidku. Berikut peneliti akan menampilkan contoh landing page crowdfunding.

Gambar 18 Contoh Tampilan Landing Page

99

Pada contoh landing page ini sangat mungkin bisa diterapkan dengan tampilan seperti di atas, tinggal bagaimana Fauzil dapat mendesain dan merancang semua tampilan ini secara menarik dan sistematis agar penggunaan program crowdfunding ini bisa berjalan. Kita tahu bahwa Masjidku saat ini sudah memiliki fasilitas infaq, yaitu model transfer ke rekening Masjid dan model potong pulsa. Kedua-duanya itu bisa dijalankan dengan skema model crowdfunding sehingga setiap hari banyak jamaah mengakses Aplikasi Masjidku, baik pihak Masjid atau Musholah yang melakukan penggalangan dana maupun jamaah yang ingin mendonasikan uangnya. Pekerjaan ini sebenarnya bisa menjadi pekerjaan rutin Fauzil sebagai CTO, bahkan dengan skema pengembangan program lainnya tanpa harus menunggu instruksi dari tim yang lainnya untuk terus bergerak. Program rutin ini dapat digarap dengan kerjasama tim Aplikasi Masjidku, disamping Fauzil menyiapkan sistem dan

100

menjalankan sistem, maka Johar sebagai COO dapat mempromosikan atau mensosialisasikan model crowdfunding ini kepada takmir Masjid, bisa dengan mempersiapkan panduan penggalangan, pembuatan e-flyer maupun membuat press conference dengan media sebagai bagian dari promosi. Disisi lain, Narenda dapat bekerja lebih maksimal setiap harinya untuk mencoba membuka segala akses baik ke pemerintahan, lembaga maupun pengusaha muslim agar proses mengenalkan jati diri dan kemanfaatanAplikasi Masjidku semakin terbuka luas.

2. Performa Hasrat

Lewat performa hasrat disini peneliti ingin melihat berbagai cerita dan kisah yang penuh antusiasme tentang seseorang dalam menjalankan seluruh aktivitasnya, baik di organisasi maupun di institusi tempat beraktivitas. Hal ini terlihat saat peneliti mengikuti meeting bulanan tim Masjidku yang dihadiri Narenda, Johar dan Fauzil di kediaman Narenda pada hari Ahad 3 Juni 2018. Johar mengungkapkan bahwa kami di setiap awal rapat selalu menyempatkan untuk menanyakan kabar keluarga dan pekerjaan di Aplikasi Masjidku, terutama Johar yang berinteraksi langsung dengan jamaah atau takmir Masjid yang tentunya memiliki cerita yang cukup banyak untuk diceritakan kepada Narenda dan Fauzil. Johar banyak menceritakan aktivitasnya yang banyak berkomunikasi langsung dengan pengurus Masjid dan

101

Mushala, baik yang sudah bergabung di Aplikasi Masjidku ataupun yang belum pernah bergabung. Dalam kesempatan rapat, Johar sering menceritakan perlakuan beberapa takmir Masjid terhadapnya yang dirasa sangat berlebihan terhadap kehadirannya di Masjid dan Mushala tersebut, sering sekali Johar dituduh sebagai zionis sampai peminta sumbangan dana. “Disini saya mau cerita yang tidak enaknya ya, ada cerita yang mengesalkan, ketika waktu itu saya datang ke masjid dikiranya saya adalah seorang zoinis dan saya pernah dituduh sebagai antek-antek kapitalis karena saya mempromosikan teknologi apalagi berbasis keagamaan. Saya juga pernah dituduh sebagai sekte sesat Ahmadiyah, atau pendanaanya pasti dari orang-orang Syiah wah disitu saya ketawa dan sedih juga ya, segitunya sesama saudara muslim dituduh macem-macem padahal disitu saya ikhlas, dan sayapun seorang ahlussunah wal jamaah, tapi saya melihat itu bukan sebagai penghinaan tapi yasudah mungkin karena memang mereka tidak tahu, walaupun awalnya kaget tiba-tiba dateng ke masjid dituduh macem-macem. Ada lagi pengalaman, ketika saya ke masjid, dikiranya minta sumbangan dan minta uang, padahal kan engga, dan saya ga pernah minta uang sepeserpun ke masjid.”75 Cerita atau kisah menarik juga banyak diutarakan oleh Narenda dan Fauzil, cerita Narenda seperti apa yang dirasakan Johar saat bertemu dengan pengurus Masjid atau Mushala ataupun kepada pengusaha muslim yang ternyata banyak sekali yang meremehkan Aplikasi Masjidku ini,maupun acuh terhadap pencapaian Aplikasi Masjidku sebagai media sosial

75 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018

102

Masjid dan Mushala yang membantu para takmir mempromosikan Masjid dan Mushalanya. Ataupun cerita Narenda ketika melakukan koreksi terhadap artikel dan kegiatan, banyak sekali admin takmir yang sudah di peringatkan berkali-kali namun tetap melakukan kesalahan yang sama, hingga akhirnya Narenda berikan penjelasan ulang kepada pengurus Masjid tentang teknis apply tulisan, lewat media telepon maupun bertatap wajah langsung. Cerita atau kisah yang diutarakan Fauzil tak kalah menarik, keberadaan lokasi kerja di Cimahi tentu punya cerita unik tersendiri mengenai Masjidku, walaupun Fauzil selama ini ditugaskan untuk bagian teknis dan selalu berhadapan dengan komputer dan jarang bersosialisasi mengenai Masjidku. Ketika bertemu dengan tim, Fauzil selalu menceritakan proses kerja yang sering terhambat dan tidak sesuai dengan schedule yang sudah direncakan. Terlebih dengan interaksinya memperbaiki aplikasi di komputer, terkadang hal yang membuat Fauzil kesal ketika sedang memperbaiki error di aplikasi. Menurutnya ketika ia sudah selesai menghapus bug atau memperbaikinya, suka muncul kembali bug dan error yang lainnya. Cerita atau kisah yang disampaikan di awal rapat biasanya menjadi bahan pembahasan pada rapat tersebut. Walaupun tidak bisa diselesaikan masalahnya semuanya, setidaknya ada satu dua masalah yang bisa diselesaikan oleh tim Aplikasi Masjidku. Peneliti berpandangan performa hasrat yang terjadi terhadap Narenda, Johar dan Fauzil adalah hal atau kisah yang

103

sebenarnya cukup penting mengenai branding Aplikasi Masjidku di mata jamaah maupun takmir Masjid. Terutama Cerita atau kisah yang utarakan Johar, penolakan tersebut terjadi karena sebuah penyaluran informasi yang tidak sampai kepada takmir Masjid atau Mushala yang akan diajak bergabung menggunakan Aplikasi Masjidku. Hal senada pun di sampaikan Lely Arrianie selaku pakar ilmu komunikasi, “Tergantung orang-orang yang ada di dalamnya maksudnya adalah Narenda, Johar, Fauzil dan orang-orang atau audience yang berhubungan dengan Masjidku. Dia bisa menggunakan komunikasi tingkat tinggi atau tingkat rendah, kalau tingkat rendah itukan apa adanya sajalah, kalau tinggi itukan harus membutuhkan penataan kata yang rumit dan sebagainya. Mungkin ada pesan yang satu kata bisa sampai tapi di pihak atau orang lain ada pesan yang sulit untuk dicerna. Jadi sekali lagi tergantung siapa yang berinteraksi di dalamnya. Makannya ketika kita berbicara harus pahami dulu siapa lawan bicara anda dan bagaimana karakternya. Masing- masing harus pandai dalam bersikap.”76 Kepandaian memahami audience harus dimiliki oleh setiap tim terutama Johar yang setiap saat bertugas dan memang berinteraksi dengan jamaah maupun takmir Masjid dan Mushala. Tidak semua komunikasi Masjid itu sama dalam penerapannya, karena bisa jadi latar belakang orang-orang yang berada di Masjid atau Mushala yang berbeda-beda, baik berbeda tingkat pendidikannya, latar belakang budaya dan lain sebagainya. Tidak bisa disamakan antara Masjid yang berada di perkotaan dan di daerah, pastinya memiliki pendekatan

76 Wawancara dengan Lely Arrianie pada 21 Juli 2018

104

yang berbeda. Selain memberikan informasi Aplikasi Masjidku kepada takmir Masjid, Johar harus memahami dengan baik kebutuhan takmir Masjid atau Mushala, model bincang-bicang santai mungkin tepat digunakan sebagai pendekatan agar tidak terlihat seperti seseorang yang berambisi untuk memakai atau menggunakan sesuatu. Dengarkan keluhan takmir dan masuklah pembicaraan dengan solusi atas keluhan tersebut. Jadi kisah yang disampaikan Johar adalah problem yang sebenarnya seringkali terjadi di lapangan dan tidak menjadi evaluasi oleh tim Masjidku. Kritik saya, Aplikasi Masjidku harus reaktif terhadap hal-hal yang menyangkut branding perusahaan dan eksistensi Masjidku di masyarakat. Berikan hal-hal positif, memberikan program yang sedikit namun memiliki perubahan besar daripada menunda-nunda penyelesaian yang tak kunjung berakhir, dengan perbaikan branding ini tentu nantinya tim Masjidku mendapatkan respon positif, cerita atau kisah positif dari masyarakat dan menjadi sebuah motivasi kerja atas kisah-kisah menarik yang telah terjadi.

3. Performa Sosial

Performa sosial harus dimiliki semua perusahaan agar tercipta sebuah kerjasama yang baik antar anggota dan orang lain. Performa ini juga merupakan perpanjangan dari sebuah sikap ramah, sopan dan santun kepada internal maupun eksternal yang menjadi penentu baik atau tidaknya budaya ini

105

di Aplikasi Masjidku. Dalam menjalankan tugasnya pada lingkup internal sudah berjalan dengan baik, Johar dan Narenda adalah orang yang lebih sering bertatap wajah dibandingkan Fauzil. Komunikasi Narenda dan Johar sampai saat ini cukup baik, tidak ada masalah yang ditutupi, saling memandang baik antara keduanya, sopan santun Johar ke Narenda juga cukup baik walaupun Narenda umurnya diatas Johar dan lebih senior dalam hal Teknologi. Begitu juga Narenda kepada Johar yang telah menganggapnya seperti keluarga dan sahabat yang harus saling dihormati walaupun sering terjadi perbedaan pendapat namun dengan memahami satu sama lain, penjelasan yang lebih adil dan tentunya lebih bermanfaat untuk umat itulah yang diutamakan Narenda terhadap Johar.

Begitupun dengan Fauzil terhadap Narenda dan Johar, walaupun Fauzil termasuk orang baru di tim Masjidku ditambah dengan jarangnya pertemuan langsung dengan Narenda dan Johar di Masjidku, namun peneliti melihat tidak ada bentuk senioritas, semua berjalan atas asas kekeluargaan yang cukup erat. Tidak ada saling merendahkan disaat berbeda pandangan dan semata-mata mengerjakan pekerjaan iniberlandaskan keridhoan dari Allah Subhanahu wa ta’ala, itulah prinsip yang dipegang teguh oleh Fauzil. Fauzil termasuk orang yang sangat ramah dengan siapapun baik yang tua maupun muda, teman maupun Kompetitor.

106

“Komunikasi horizontal ya, menganggap semua sama, tidak ada yang merasa lebih hebat karena jabatan, tidak ada yang lebih rendah karena berbeda pandangan. Semua kita jalankan, niatnya karena demi mendapatkan keridhoan dari Allah. Terbuka juga jika ada permasalahan, di bicarakan atau di musyawarahkan bersama, pokoknya semua asasnya kekeluargaan di Masjidku.”77 Performa sosial diuji jika sebuah tim didapatkan ada sebuah konflik, biasanya menyebabkan ketidakseimbangan komunikasi yang terjalin antar individu di dalamnya. Aplikasi Masjidku dengan tujuan awal mencurahkan semangat berjamaah memakmurkan Masjid dan Mushala menjadikan konflik sebagai sesuatu yang dapat diatasi dengan mudah dan penuh keterbukaan. Fauzil menyampaikan jika ada konflik terjadi di internal biasanya hanya perbedaan pemikiran atau persepsi diantara Fauzil, Narenda dan Johar, baik itu di saat rapat online maupun offline. Fauzil secara pribadi harus memahami perbedaan tersebut serta menelaah lebih dalam sebelum memutuskan bersikap. Budaya unik yang ada di tim Masjidku terutama ketika bertemu atau bertatap wajah adalah selalu membiasakan adanya suguhan kopi hangat yang terseduh menemani kebersamaan mereka, efeknya ketika ada konflik yang terjadi karena perbedaan pendapat, suasana dapat cair karenaefek darimeminum kopi. Entah mitos atau fakta namun hal itu diakui oleh Fauzil, Narenda maupun Johar. Fauzil mengakui

77 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018

107

secara garis besar tidak ada konflik besar yang pernah terjadi di Masjidku Apps selama ini. Hal yang berbeda disampaikan Narenda dan Johar jika berbicara mengenai konflik yang hubungannya terhadap interaksi sosial antar individu tim Masjidku ini, ada sebuah konflik yang terjadi pada saat tim teknis masih di pegang oleh Adib yang berada di Malang. Konflik terjadi karena perbedaan pendapat yang berujung pada keluarnya Adib dari Aplikasi Masjidku hingga akhirnya membuat Masjidku vacum secara teknis, suasana pun sempat memanas dan imbasnya tidakada pengembangan aplikasi baik itu perbaikan bug dan error. Konflik ini menyebabkan anti-klimaks disaat Masjidku sedang berada di puncak kejayaanya. Buruknya kondisi tersebut menyebabkan terbengkalainya tim operasional selama beberapa bulan, hingga akhirnya dengan kelapangan dada Narenda melepaskan Adib dari tim Masjidku sambilmengajak kembali Johar untuk mau mengoperasikan Aplikasi Masjidku sambil mencari pengganti tim teknis yang cocok untuk menggantikan Adib. Peneliti berpandangan proses sosial ataupun performa yang terjadi di tim Masjidku tidaklah selalu baik, terlebih ketika peneliti mengetahui komunikasi yang diterapkan tim pada perusahaan ini adalah kebanyakan lewat online. berkomunikasi menggunakan media online bukanlah hal yang buruk bahkan sebuah kemajuan dalam teknologi yang dapat mempermudah manusia, namun dalam usaha menyatukan umat Islam khususnya jamaah dengan Masjid dan Mushala ini

108

perlu adanya para inisiator iniberkomunikasi secara langsung agar tidak terjadi miss perception. Perbedaan umur diantara ketiganya pun tidak terlampau jauh, jadi seharusnya tidak menjadi masalah besar dalam hubungan sosial antara ketiganya. Namun disini peneliti melihat terdapat sebuah trauma sosial yang diakibatkan dari konflik internal Narenda dan Adib yang merupakan tim teknis Masjidku yang sebelumnya. Konflik internal tersebut memicu adanya perubahan secara besar-besaran yaitu dengan menggantikan tim teknis di Malang dengan yang ada di Cimahi. Konflik internal sebelumnya terjadi karena hubungan sosial yang tidak baik selama mereka berkomunikasi, peneliti melihat konflik terjadi karena sudah berbedanya tujuan ataupun visi misi diantara keduanya, sehingga hal inilah yang memicu rusaknya hubungan antar individu.Alhasil Adib memutuskan untuk keluar dari tim Aplikasi Masjidku.

Dampak dari konflik internal ini yaitu berubahnya keribadian individu yang terlibat dalam konflik, perubahan itu berujung kepada sikap traumatis, sikapinilah yang menjadi sifatberkepanjangan sehingga menimbulkan sikaptakut memulai kembali dengan formasi tim baru serta terlihat seperti kehilangan semangat untuk memajukan Aplikasi Masjidku lagi.

109

4. Performa Politis

Dalam performa politis, seseorang dituntut mengkomunikasikan perilaku kekuasaan atau kontrol kepada anggota lainnya untuk mempengaruhi orang lain. Dalam hal ini tim Masjidku akan berusaha menempatkan dirinya masing- masing pada jabatan yang dipegang. Narenda sebagai CEO mengkomunikasikan kekuasaanya dengan memberikan arahan dengan gaya bahasa yang horizontal baik kepada Fauzil maupun Johar. Narenda dalam mengkomunikasikan kekuasaannya sering membawa atau menceritakan pengalaman di perusahaan yang saat ini dimilikinya yaitu decoding sebagai daya penguat keyakinan kepada rekan- rekannya di Aplikasi Masjidku. Sifatnya yang to the point membuat keputusan-keputusan yang cepat namun penuh pertimbangan matang.Melihat kepribadian seperti diatas, ternyata Narenda bukan tipikal pengekang. Senada dengan apayang disampaikan oleh Johar, “Beliau bukan tipe pengekang ya, sejauh pekerjaanya itu tujuannya baik, kebutuhan sumber daya nya jelas kemudian ada manfaatnya dia akan setuju.”78 Narenda adalah seorang dengan tipikal terbuka dan menerima segala masukan bahkan ide-ide yang membuat Johar dan Fauzil dapat berkreasi lebih luas lagi. Namun ketika ada sebuah kesalahan yang dilakukan Johar dan Fauzil, Narenda tidak segan-segan memberikan teguran dan

78 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018

110

memberikan evaluasi kesalahan yang terjadi secara terbuka. Namun dibalik sisinya yang terbuka menerima segala masukan dan ide-ide, beliau memiliki idealisme yang sangat tinggi terhadap apa yang ia yakini, terutama Aplikasi Masjidku ini. Hal ini terbukti ketika Johar banyak menceritakan bahwa Aplikasi Masjidku sulit untuk bekerjasama dengan pihak luar dalam hal pengembangan dan pemasukan keuangan Aplikasi Masjidku. Padahal saat itu Johar sudah mengusahakan bagaimana Masjidku nantinya bisa melakukan funding yang lebih sustainable dengan strategi pendanaan yang mandiri baik dari kerjasama jasa iklan maupun produk-produk komersial. Johar menyampaikan, “Beberapa waktu lalu Masjidku itu mau dibeli dengan harga yang fantastis tapi karena Narenda tidak mengizinkan akhirnya tidak jadi, ada juga yang mau beli beberapa persen saham masjidku bahkan ada yang mau kerjasama pemasangan iklan di Masjidku juga ditolak oleh Narenda, saya sebagai COO pun kalah pendapat dengan beliau ini. Mungkin ingin masjidku seperti ini saja flat tidak ada inovasi dan usaha memutarkan uang untuk operasional atau apa saya pun merasa bingung.”79 Idealisme Narenda yang tidak ingin Masjidku menerima campur tangan terhadap pihak luar inilah yang bisa menjadi kendala dan akhirnya kalah berkompetisi dengan aplikasi Islami lainnya.Ditambah sulitnya brand Masjidku ini diunggulkan di google search enginesehingga kurang efektif dikenal di dunia maya. Fauzil berpandangan,

79 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018

111

“Masjidku itu brand, terkadang kalau kita search Masjidku di google suka sulit ditemukan, karena search engine di google itu lebih tertarik dengan keyword. Kecuali brand tersebut sudah sangat kuat dan menempati posisi teratas. Jika kita search dengan tulisan ‘masjidku’ pasti keluar dengan posisi teratas, tetapi kalau kita search dengan tulisan ‘masjid’ maka Masjidku Apps ini menempati urutan yang kesekian puluh.”80 Berbeda dengan Narenda, performa politis yang sering dikomunikasikan Johar adalah kewenangannya terhadap pekerjaanya di bagian operasional, segala ucapan maupun kebijakan yang dibuatnya kepada jamaah maupun takmir Masjid dan Mushala sangat berpengaruh terhadap kinjerja Aplikasi Masjidku. Johar tipikal orang yang serius namun ceplas-ceplos, terkadang banyak ucapanya yang sering di salah artikan internal tim terutama ketika mengkomunikasikan tentang konseping dan roundmap job, jadiharus dipahami dengan seksamadan mendalam untuk bisa memahami maksud arah pembicaraan Johar dalam setiap agenda pertemuan dengan tim. Kelemahan Johar dalam komunikasi interpersonal inilah yang menjadi keterbatasan. Namun Sebagai COO, Johar mentaati segala kebijakan yang dibuat oleh Narenda selaku CEO dan memiliki kewenangan penuh terhadap kebijakan konseping, dokumentasi, arsip surat menyurat, dan roundmap job. Dalam menjalankan itu semua dilakukan dengan komunikasi yang santai tanpa mengekang berbagai pihak meskipun berhubungan dengan pihak luar.

80 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018

112

Performa politis yang dikomunikasikan Fauzil adalah dalam hal teknis komputer, beliau memiliki kuasa penuh atas semua kebijakan yang berkaitan dengan teknis komputer. Walaupun sifat kerjanya by request, dalam pengerjaanya tetap Fauzil yang menentukan apakah ini layak dibuat atau diperbaiki. Beliau yang menentukan kapan jangka waktu project bisa di selesaikan. Tujuan Aplikasi Masjidku yang mulia yaitu menggapai keridhoan dari Allah lewat potensi teknologiyang saat ini masih menjadi sumber keyakinan terbesar bagi mereka bertiga, lewat landasan inilah masing-masing dari mereka merasa bahwa jabatan yang diemban hanyalah perantara untuk mereka bisa lebih dekat dengan tujuan tersebut. Menjadikan jabatan tersebut sebagai amanah besar yang harus dijalankan dengan baik dan tentu hanyalah sebuah titipan yang tidak akan pernah mungkin dimiliki selamanya oleh manusia. Karena itulah, dari awal dibuatnya perusahaan ini selalu menjunjung tinggi nilai kekeluargaan tanpa perlu mengekang dan mengintimidasi satu sama lainnya. Karena setiap gerak tubuh dan ucapan akan mendapatkan balasan dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Komunikasi yang diterapkan dalam perusahaan ini sudah cukup bagus, mengingat kapasitas kewenangan yang masing- masing memiliki kekuatan, menjadikan distribusi kekuasaan terhadap yang satu dengan lainnya berjalan dengan semestinya. Disisi lain peneliti berpandangan, komunikasi horizontal ini tidak harus selalu diterapkan dalam tim Masjidku, walaupun komunikasi horizontal merupakan

113

komunikasi formal yang dilakukan karena memiliki level jabatan atau level yang sama, tetapi ada kalanya komunikasi terjalin vertikal terhadap setiap situasi maupun kondisinya. Sebagai contoh ketika Narenda memberikan evaluasi terhadap kinerja Johar yang ternyata belum berhasilmengkomunikasikanaplikasi ini menarik untuk para takmir Masjid atau Mushala, hal yang bisa menjadi pukulan telak terhadap branding dari Masjidku sendiri. Lewat komunikasi vertikal inilah Narenda bisa meminta Johar untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Lely Arrianie selaku pakar ilmu komunikasi memberikan pandangannya terhadap komunikasi yang berjalan pada perusahaan ini, “Menurut saya yang penting model-model yang dikembangkan itu ada step flow model tapi harus sudah bergerak ke arah yang interaksional, karena perusahaan yang secanggih apapun membutuhkan komunikasi yang interaksional dan interpersonal. Jadi performanya harus dikembangkan mana yang formal mana yang non formal. Kadang- kadang kita membutuhkan komposisi dari sebuah model komunikasi untuk performa yang satu tapi di performa yang lain tidak. Mungkin karena adanya jarak komunikasi, program yang sudah berubah, kemajuan teknologi, atau kredebilitas narasumber komunikasi-komunikasi tersebut sah sah aja digunakan.”81 Sejalan dengan pendapat pakar, bagaimanapun sebuah bentuk komunikasi diterapkan di Aplikasi Masjidku, harus tetap mementingkan komunikasi interaksional yang sejalan dengan interpersonal. Interpersonal yang dibangun nantinya

81 Wawancara Lely Arrianie pada 21 Juli 2018

114

tentunya akan memunculakan sebuah keefektifan sehingga antar individu saling terbuka baik itu terbuka terhadap interaksi sesama, membuka sebuah informasi yang belum diketahui tim dan terbuka untuk saling bertanggung jawab. Keefektifan selanjutnya adanya saling berempati, ketika satu orang merasa sedih kita ikut merasakan dengan cara yang sama, karena sifat empati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap, serta sebuah harapan dam keinginan untuk suatu masa yang akan datang. Keefektifan itu juga terjadi ketika saling mendukung satu sama lain serta saling berhusnudzon, karena sifat positif atau husnudzon mendorong orang yang tersebut berinteraksi kepada diri kita. Efektivitas itu juga tercermin dari sebuah kesetaraan yang terjalin baik, tidak ada yang merasa paling tinggi jabatannya, tidak ada yang merasa lebih pandai, harus meyakinkan dalam hati kalau masing-masing individu sama- sama berharga. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan yang positif tak bersyarat kepada orang lain.

5. Performa Enkulturasi

Performa enkulturasi ini kaitannya dengan kontribusi masing-masing individu dalam tim dengan segala kemampuan ilmu dan keahliannya di dalam perusahaanya. Tim Masjidku yang terdiri dari Narenda, Johar dan Fauzil memiliki latar belakang keahlian dan keilmuan yang kompeten di bidangnya. Tentu keahlian mereka bukan hanya sekedar teori namun

115

sudah banyak dipraktekan dalam menjalankan perusahaan Aplikasi Masjidku ini. Narenda, sebagai orang yang sangat berpengalaman dalam dunia informasi teknologi yang sukses membangun perusahaan besar bernama Decoding, ditambah beliau juga memiliki ketertarikan dunia dakwah Islam sehingga membuatnya tergerak mendirikan Aplikasi Masjidku serta mengupayakan Masjidku ini terus bergerak ke tujuan utamanya yaitu membantu Masjid dan Mushala di Indonesia agar semakin makmur dalam segala hal yang dimulai dari dunia teknologi. Namun semua cita-cita besar tersebut harus diimbangi dengan fokus dalam mengerjakan Aplikasi ini, permasalahan mendasar Masjidku sampai saat ini kesulitan mengoperasikan yaitu ketidakfokusan dan kecukupan waktu serta tenaga Narenda menggarap Masjidku, karena saat ini fokusnya terbagi lebih besar ke perusahaan Decodingnya. Johar, sebagai orang yang diberi amanah menjadi COO yang mengurusi semua operasional Aplikasi Masjidku tentu tidak bisa langsung menjadi COO tanpa ada rasa kepercayaan yang tinggi dari Narenda. Johar merupakan konsultan bisnis dan aktif berorganisasi serta banyak memiliki pengalaman di komunitasnya yaitu di bidang sosial dan budaya. Atas dasar kepercayaan akan pengalaman itulah yang membuat Narenda memilih Johar menjadi COO.

116

Banyaknya pekerjaan yang dilakukan Johar di Masjidku dan sedikitnya orang yang ikhlas dan mau tumbuh bersama seperti Johar yang mengurusi Aplikasi Masjidku inilah yang membuat aktivitas Masjidku terhambat. Kontribusi sebagai bagian dari performa enkulturasi yang direalisasikan Johar di Masjidku adalah kemampuannya menangani Masjid dan Mushala dengan cepat, pemahaman secara menyeluruh dalam pembuatan prosedur penggunaan,dan juga handal dalam membuat SOP yang memudahkan para pengguna maupun admin-admin Masjid. Kontribusi lainnya yang Johar pernah dibuat adalah skema kerelawanan dengan merekrut beberapa mahasiswa untuk magang sesuai keahlian yang dimiliki. Seperti apa yang disampaikan Johar, “Jadi waktu itu saya pernah mengembangkan satu skema kerelawanan atau volunteerism dengan merekrut beberapa mahasiswa untuk menjadi bagian dari Masjidku sesuai dengan keahlian yang mereka minati, kalau misalkan bisa membuat desain diarahkan ke desainer media sosial, bisa membuat konten diarahkan menjadi copywriter, tetapi juga kurang berhasil. Ada beberapa penyebabnya, biasa kalau kita menghadapi mahasiswa kadang mereka semangat di awal tetapi tidak bisa me-manage semangat mereka sampai akhir, akhirnya mereka juga berhenti.”82 Selanjutnya adalah Fauzil, menurut peneliti ia orang yang tepat menangani Aplikasi Masjidku, perusahaan ini harus beruntung memiliki fauzil saat ini, pertama ia adalah

82 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018

117

orang yang sangat paham dunia aplikasi Islam dan kedua ia mau berkontribusi penuh untuk membantu Masjidku dalam bidang teknis komputer. Kontribusi Fauzil untuk masa depan Masjidku juga sudah dirancang yaitu salah satunya adalah Infaq Digital, dimana dengan kemampuanya meracik sistem databasejaringan Masjid dan Mushala yang tergabung Masjidku dapat diterapkan pada sebuah tab infaq digital. Fauzil ingin menerapkan infaq digital tersebut dengan dua skema. Pertama adalah sistem transfer, yaitu sistem yang ketika pengguna meng-klik tab transfer pada tab infaq digital tersebut langsung mucul nomor rekening Masjid yang ingindituju. Sistem transfer ini uangnya langsung masuk ke rekening Masjid yang bersangkutan, sehingga proses masuknya keuangannya menjadi transparan di kedua pihak antara Masjidku dan Masjid atau Mushala. Kedua yaitu sistem potong pulsa, ketika ada donatur atau jamaah ingin berinfaq, cukup dengan mengklik tab potong pulsa maka muncul pop up pilihan nominal infaq, selanjutnya cukup ikuti alurnya dan setelah transaksi selesai maka pulsa pengguna akan langsung terpotong secara otomatis. Uangnya nanti dikumpulkan lewat penyedia jasa potong pulsa dan uang tersebut akan masuk ke rekening Masjid atau Mushalq yang sedang membutuhkan bantuan. Sistem infaq tersebut sebenarnya sudah dibuatkan oleh Fauzil di Aplikasi Masjidku, tetapi masih belum siap digunakan, menjalankan infaq digital ini harus ada support

118

operasional dalam mengenalkan dan mengedukasi fitur barukepada masyarakat agar pemakaianya bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Sayangnya keuangan yang tidak dimiliki dankendala jarak komunikasi langsung Fauzil dan tim manajerial di Jakarta dalam rangka menguatkan fitur ini tidak menjadikan Aplikasi Masjidku efektif dalam pengerjaan fitur barunya. Berbicara mengenai manfaat, nilai guna infaq digital Masjidku nantinya berefek terhadap tranparansi keuangan Masjid dan Mushala yang menggunakan Masjidku. tranparansi uang infaq menjadi urgensi terpenting yang bisa menjadi daya tarik jamaah selain inovasi skema model crowdfunding dalam Aplikasi ini. Dapat kita ketahui bersama bahwa Masjid merupakan tempat paling aman untuk beramal, namun tidak sedikit juga ketika jamaah mengetahui bahwa uang amalnya banyak menumpuk di kas Masjid dan jarang dikeluarkan, maka akan terjadi ketidakpercayaan jamaah terhadap Masjidnya sendiri. Permasalahan diatas ini yang coba dipecahkan Masjidku lewat tab Infaq Digital. Barangkali jika berbicara mengenai transparansi infaq jamaah kita bisa berkaca dengan Masjid Jogokariyan. Sebuah Masjid sederhana yang memiliki daya tampung 1.200 jamaah, terletak di tengah-tengah perkampung Mantrijeron, DIY Yogyakarta, memiliki jumlah penduduk sebesar 3.970 dengan 887 kepala keluarga.83 Para takmirnyaselalu menerapkan

83 Aditya Reddia, Studi Banding Masjid Jogokariyan dan Hasan Jufri Bawean, (Jakarta: Slide of Persentation, 2016) h.5-6

119

metode infaq mandiri dan penghabisan infaq hingga 0 (nol) rupiah setiap hari untuk keperluan jamaah dan warganya. Infaq mandiri di Masjid ini digagas atas inisiatif jamaah agar tidak tergantung dengan infaq donatur yang ternyata tidak bisa menutupi keperluan Masjid selama setahun seperti listrik, air, biaya kebersihan, khotib Jumat, minuman subuh, minuman Jumat, biaya pengajian, serta perawatan dan pengembangan Masjid. Sampai pada akhirnya takmir mengajak jamaah untuk menerapkan metode infaq mandiri. Peneliti mengambil contoh gambaran keperluan Masjid Jogokariyan selama setahun pada tahun 2002-2003 pada tabel dibawah ini.

Tabel 584

Pengeluaran Masjid Jogokariyan tahun 2002-2003

No. Pengeluaran Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 1. Listrik 250.000 x 12 3.000.000 2. Air 35.000 x 12 420.000 3. Biaya Kebersihan 425.000 x 12 5.100.000 4. Khotib Jumat 50.000 x 4 x 12 2.400.000 5. Minuman Subuh 500x 250 x 4 6.000.000 x12 6. Minuman Jumat 500x250x4x12 6.000.000 7. Biaya Pengajian 14.400.000 14.400.000 8. Perawatan dan 5.880.000 5.880.000

84Aditya Reddia, Studi Banding Masjid Jogokariyan dan Hasan Jufri Bawean, h.16

120

Pengembangan Masjid TOTAL PENGELUARAN 43.200.000

Dengan pengeluaran 43.200.000 rupiah, takmir membuat breakdown biaya yang harus dikeluarkan oleh setiap jamaah. Jika kita pecahkan secara perpekan maka didapatkan Rp 43.200.000 : 12 : 4 = Rp 900.000. Pada saat itu jumlah jamaah yang sudah aktif ke Masjid ada 600 orang. Maka kalau 900.000 rupiah/pekan tersebut dibagi 600 jamaah maka hasil akhirnya adalah Rp.1.500/jamaah per pekan. Sehingga dari hasil inilah para takmir menerima iuran berjumlah 1.500 rupiah per jamaah per pekan untuk menutupi pengeluaran sebesar 43.200.000 per tahun. Jadi secara otomatis uang yang didapatkan tersebut habis setiap pekannya tanpa tersisa satu rupiah-pun. Mengenai penghabisan uang yang selalu 0 (nol) rupiah setiap harinya juga menerapkan konsep yan sama dengan yang dilakukan pada infaq mandiri. Hal ini tuturkan oleh Enggar Haryo Panggalih , salah seorang takmir Masjid Jogokariyan bidang kesekertariatan menjelaskan bahwa, “Kita disini mengambil arti saldo 0 adalah infaq itu harus segera ditasarufkan atau segera dikembalikan lagi untuk kegiatan dakwah maupun keperluan ummat. Jadi peginfaq insya allah akan merasakan pahalanya, tapi pahala itu ketika di akhirat. Kita ingin memberikan si penginfaq ini sebuah rasa bahwa infaq itu benar-benar langsung di

121

rasakan manfaatnya ketika menginfaqkan rezekinya di Masjid Jogokariyan, sehingga model langsung di tasarufkan ini digunakan takmir Masjid Jogokariyan guna kemakmuran masyarakat, jamaah maupun kemakmurkan masjid itu sendiri. Takmir Masjid juga tidak berhak untuk menunda-nunda infaq yang mereka kelola di Masjid karena itu sebenarnya hak untuk jamaah Masjid yang membutuhkan.”85

Upaya menghabiskan uang secepat mungkin bukanlah tanpa alasan, selain menghindari fitnah karena uang lama mengendap di kas Masjid, disisi lain menjadi suatu tanda kepercaya bahwa Masjid tersebut melakukan transparansi keuangan terhadap jamaahnya. Terbukti dari tabel pengeluaran dana sampai kepada harus berapa rupiah masing-masing jamaah harus berinfaq mandiri, sangatlah terlihat jelas. Metode ini sangat baik karena memang hal inilah yang menurut peneliti sangat dicita-citakan, jamaah. Aplikasi Masjidku saat ini memiliki potensi yang sangat luas untuk membuat Masjid-Masjid besar yang berada di ibukota maupun yang berada di kota lainnya melaporkan pemasukan dan pengeluaran infaqnya kepada jamaah secara online dan transparan. Bukan hanya jamaah di satu Masjid saja yang mengetahui dana masuk dan keluarnya tetapi jamaah di Masjid lainnya juga bisa mengetahuinya lewat sistem yang dibangun oleh Aplikasi Masjidku.

85 Wawancara kepada Enggar Haryo Panggalih via media Whatsapp pada 25 Juli 2018 pukul 16.06 WIB

122

Jika sistem infaq digital secara transparan ini berkembang pesat dan dengan mudah digunakan oleh Masjid dan Mushala, bisa dibayangkan suatu saat Masjid yang kekurangan dalam pembangunan atau kesulitan dalam pemasukan dana akan mendapatkan infaq dari Masjid besar yang memiliki kelebihan dana infaqnya, dan menjadi sebuah kenyataan, pemerataan kekuatan uang umat di Masjid dan Mushala yang ada di Indonesia akan terealisasi,serta dapat kita lihat di kemudian hari, umat islam yang kaya akan menjadi dermawan, yang miskin akan berdaya, yang berhutang bisa terbebaskan dan yang sakit segera sembuh. Sehingga tidak melulu infaq diperuntukkan untuk orang miskin dan yatim, tetapi bisa menyeluruh memberikan infaq kepada lima orang yaitu orang tua, Kerabat (saudara), orang miskin, musafir dan anak yatim seperti yang termaktub dalam surah Al-Baqarah ayat 215. “Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: ‘Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak- anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.’ Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Mahamengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah: 215)

Inilah yang dinamakan konsep memakmurkan jamaah dari kita dan untuk kita. Sehingga Masjid menjadi poros kekuatan umat seperti yang terjadi di zaman Rasulullah

123

Shallahu ‘Alaihi Wassalam,Masjid menjadi basis perubahan sosial masyarakat serta Masjid menjadi tempat tumbuhnya generasi-generasi keemasan yang akan menyongsong kebangkitan umat Islam. Kontribusi yang serius dari fauziljuga ditunjukkan dengan pembuatan fitur tadarus. Fauzil mengungkapkan, “Kita bisa membuka Al-Qur’an dengan mudah di Masjidku Apps, karena kerjasama dengan My Quran, insya Allah segala fitur kebutuhan mempelajari Al-Qur’an pun sudah cukup lengkap. Dimulai pola membuat kelompok tadarusan dengan teman-teman, ada penanda surat bacaan sampai notifikasi giliran mengaji.”86 Adanya fitur ini menambahkan peran kontribusi Fauzil untuk memajukan Aplikasi Masjidku, namun yang sangat disayangkan sampai detik ini Masjidku belum bisa bangkit dan menyelesaikan problematikanya. Melihat dinamika yang saat ini terjadi pada performa komunikatif Aplikasi Masjidku dalam mengelola informasi digitalnya, Lely Arrianie selaku pakar ilmu komunikasi menyebutkan ada tiga masalah prinsip yang menurutnya harus dicermati, karena hal itu sangat mempengaruhi seluruh performa yang ada, yaitu permasalahan kredebilitas narasumber atau orang-orang yang berada di Masjidku, konflik internal, dan fenomena interpersonal. Lely menyampaikan, “Dalam satu organisasi itu biasanya ada mode- model komunikasi yang beragam, bisa struktur, bisa jaringan, nah yang menjadi masalah adalah mau

86 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018

124

model komunikasi apapun itu dibutuhkan kredebilitas narasumber. Kredebilitas narasumber itu adalah komunikator. Makannya kenapa saat ini kita tidak boleh melihat model komunikasi itu dengan model laswell, karena model tersebut telah gugur. Karena laswell hanya memuat lima unsur yaitu siapa mengatakan apa, medianya apa, pesanya apa, siapa yang menerima, efeknya apa tapi dia tidak ada umpan balik. Nah dalam perkembangannya entah itu komunikasi apapun, mau itu komunikasi organisasi, komunikasi antar budaya, komunikasi politik, sampai ke komunikasi sosial, semuanya itu membutuhkan efek yang menjadi umpan balik. Barangkali yang terjadi pada Masjidku Apps tidak ada lagi umpan baliknya, stagnan di periode tertentu. Nah menurut saya itu harus ditelusuri bagaimana pendapat dari audience atau komunitasnya untuk mencari tau. Kenapa ga aktif lagi? kenapa ga ikut mempopulerkan lagi kegiatan dari program yang di canangkan masjid bapak sendiri. Selain masalah di keredebilitas narasumber, bisa juga terjadi karena konflik internal, tujuan yang dipahami tidak lagi sejalan istilahnya “goal” sudah tidak sejalan dalam komunikasi itu. Bisa juga adanya fenomena interpersonal anggota organisasi. Mungkin ada yang tersumbat komunikasinya sehingga kepentingan masing-masing pihak itu tidak terakomodasi. Bisa juga programnya, sudah tidak menarik lagi, biasanya dalam perusahaan yang bersifat teknologi dibutuhkan inovasi. Saya pikir masalah diatas itu prinsip.”87 Kredebilitas narasumber yang dimaksud oleh pakar yaitu berfokus pada komunikasi ke dalam dan keluar, kredebilitas yang bersifat keluar ini yaitu kemampuan orang-orang yang berada di Masjidkudapat mengkomunikasikan sedemikain

87 Wawancara dengan Lely Arrianie pada 20 Juli 2018

125

rupa agar menarik jamaah maupun takmir Masjid atau Mushala untuk menggunakan aplikasi ini serta mampu menjelaskan urgensi dari penggunaan teknologi digital seperti Aplikasi Masjidku. Sedangkan yang bersifat ke dalam, yaitu kemampuan masing-masing anggota tim Aplikasi Masjidku berhasil menjadi komunikator dan komunikan yang baik. Ada feedback yang terjadi sehingga komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. Namun pakar melihat ada komunikasi yang terputus terutama dalam internal tim. Terputusnya komunikasi antar individu dalam tim ini disebabkan karena perbedaan jarak dan waktu sehingga tim yang terdiri dari Narenda, Johar dan Fauzil tidak bisa rutin menjalankan fungsinya komunikasinya dengan baik. Dari banyak terputusnya komunikasi itu juga menjadikan Masjidku terhenti ataupun terhambat di dari tahun ke tahun. Konflik internal juga dilatarbelakangi dengan menurunnya performa Masjidku, trauma masa lalu membuat segala aktivitas Masjidku berjalan tidak harmonis dan penuh rasa takut untuk bangkit. Masalah diatas seharusnya bisa teratas dengan kuncinya yaitu fokus kepada tujuan awal perusahaan yang bertumpuan terhadap visi dan misinya. Seharusnya konflik internal harus disikapi dengan memaknai hikmah yang tersirat yaitu berfikiran untuk tidak akan pernah mengulangi kembali hal-hal yang tidak diinginkan sehingga merusakan seluruh tatanan komunikasi yang ada di perusahaan ini.

126

Selain itu, fenomena interpersonal yang terjadi pada masing-masing individu di dalam tim Aplikais Masjidku ini sangat beragam, dari mulai tidak terakomodasinya keinginan masing-masing individu, seperti keinginan Johar yang menginginkan Masjidku lebih terbuka dalam hal mencari sumber keuangan tanpa harus mengandalkan donatur yang belum jelas kapan masuknya, ataupun keinginan Fauzil yang ingin mengembangkan model crowdfunding yang saat ini masih terhambat di masalah pendanaan serta keputusan pimpinan perusahaan, atau bisa jadi keinginan yang justru berbeda dari Narenda agar Masjidku berjalan apa adanya dan tidak perlu adanya tindak lanjut pengembangan secara besar- besaran. Fenomena interpersonal lainnya bisa terjadi karena komitmen awal yang saat ini berubah karena kondisi tertentu. Komitmen diantara tim Masjidku yang pada awalnya ingin menjadikan Aplikasi Masjidkusebagai basis informasi kekuatan Masjid juga sebagai media pendukung memakmurkan Masjid, dan komitmen untuk saling berkontribusi demi kemajuan Aplikasi Masjidku kedepannya, namun ternyata komitmen itu telah rapuh diantara timnya. Berdasarkan analisa yang peneliti lakukan, peneliti memberikan kritik terhadap kondisi kinerja performa komunikatif yang saat ini terjadi di Aplikasi Masjidku. Pertama, sikap tertutupnya Narenda selaku CEO Aplikasi Masjidku, sudah seharusnya sebagai aplikasi yang sudah mampu bertahan hampir kurang lebih 5 tahun ini berubah dan

127

mencari pola yang baru untuk mempertahankan dan memajukan Aplikasi Masjidku. Aplikasi ini butuh inovasi agar dapat bersaing maupun mewarnai dunia aplikasi digital di Indonesia. Sikap Narenda yang memilih untuk tertutup terhadap kolaborasi pendanaan Masjidku inilah yang menjadikan masjidku terus mengandalkan donatur. Seandaikan memiliki donatur tetap pun tidak menjadikan perusahaan ini mandiri dalam menjalankannya, akhirnya hanya mengandalkan pemberian dari orang lain. Jika saja problem tersebut terselesaikan maka satu persatu bagian-bagian masalah Aplikasi Masjidku dari mulai operasional hingga teknis akan berjalan kembali. Sebab tak dapat dipungkiri semua aktivitas memerlukan ekstra tenaga maupun ekstra dana, jadi kemandirian dalam keuangan harus diutamakan. Kedua,Sejauh ini tim Masjidku dalam menjalankan fungsinya masih belum maksimal. Performa tidak akan efektif terjadi jika masing-masing anggota tim terpisah jarak dan waktu yang begitu jauh. Keterbatasan ini harus segara diselesaikan. Narenda dan tim di dalamnya harus bersepakat menyatukan kantor ataupun tempat mereka semua berinteraksi satu sama lainnya. Dengan begini, hambatan untuk berkomunikasi yang selama ini terjadi bisa terselesaikan. Ketiga, Masjidku harus intropeksi diri untukkembali fokus kepada tujuan awal. Menyatukan kembali tujuan awal perusahaan berarti juga berfokus terhadap pencapaian- pencapaian yang harus didapatkan.Aplikasi Masjidku akan maju dan berpengaruh besar di masyarakat jika semua anggota

128

tim Masjidku fokus mengerjakannya. Harus ada waktu yang dikorbankan, harus ada waktu luang yang ditukar dengan kerja keras dan ada waktu untuk melakukan perubahan yang bemanfaat. Narenda, Fauzil dan Johar harus fokus menggarap Masjidku jika aplikasi ini ingin terus eksis dan bermanfaat untuk umat. Keempat, inovasi program Aplikasi Masjidku terlalu luas, inovasi harus spesifik menyasar kepada objek yang bersifat membina dan berkesinambungan, sehingga objek sasarannya tidak hanya salah, sehingga aplikasi hanya dinikmati sendiri dan terkesan tidak ada tindak lanjut yang pasti kedepannya. Inovasi Program yang unik sangat dibutuhkan, tentu tidak dimiliki oleh perusahaan lain sehingga menjadi kekhasan dari Masjidku yang bisa selalu dibawa dan diperkenalkan ke masyarakat luas. Seperti mengakomodasi fitur infaq digital secara transparan untuk Masjid dan Mushala yang bergabung di Aplikasi Masjidku. Karena akan percuma menerapkan infaq digital tetapi posisi Masjidku hanya sebagai perantara infaq jamaah ke Masjid yang tentu lembaga amil zakat yang jumlahnya ratusan di Indonesia juga bisa melakukannya.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan:

1. Dalam upaya mempertahankan syiar dakwah di Aplikasi Masjidku ternyata mengalami penurunan minat takmir Masjid dan jamaah yang sangat signifikan. Faktor terjadinya hal tersebut ada enam.Pertama, adalah habisnya dana operasional karena mengandalkan donatur yang tidak tetap. Kedua, sulitnya memberikan edukasi kepada pengurus Masjid dan Mushala yang rata-rata sudah sepuh usianya sehingga berakibat kepada sulitnya beradaptasi dengan perubahan teknologi yang sangat cepat terjadi di zaman ini. Padahal Aplikasi Masjidku sudah dibuat semudah mungkin dalam penggunaanya. Ketiga,tim Aplikasi Masjidku sudah berupaya mengumpulkan para remaja dan pemuda Masjid di berbagai wilayah, namun hasilnya semuanya nihil, karena permasalahan yang vital yaitu kurang mendapatkan perhatiandan tidak mendapatkan otoritas dari dewan takmir Masjid kepada para remaja masjid dalam mengakses pengelolaan media Masjid dan Mushalahnya. Keempat,perbedaan cara berpikir takmir Masjid dengan tim Aplikasi Masjidku dalam

129

130

mengkomunikasian urgensi penggunaan teknologi di Masjid dan Mushala. Sehingga dari ketidak sinkronan mindset inilah takmir banyak menolak Aplikasi ini digunakan di Masjid atau Mushalanya, padahal Aplikasi Masjidku sudah mengemas bahasa serta konten secara ringan dan diprediksi mudah diterima oleh para takmir Masjid. Kelima, mulai ditinggalkannya Aplikasi ini karena sudah tidak menarik lagi fitur-fitur yang ditawarkan serta desain yang terlalu membosankan sehingga terjadi perpindahan massa untuk pindah ke aplikasi lainnya yang saat ini banyak digunakan masyarakat.Keenam, tidak adanya basis wilayah yang kuat untuk Masjidku bisa menerapkan secara berkala sistem aplikasi yang sudah mereka buat, walaupun Masjidku sudah berupaya membuat basis wilayah kekuatan di Jakarta Selatan akan tetapi manajemen kurang baik untuk mengakomodir Masjid dan Musholah tersebut, alhasil ekosistem yang diharapkan menjadi peta kekuatan saat ini tidak dapat tercapai.

2. Tim Aplikasi Masjidku telah melakukan berbagai macam programnya untuk menyebarkan syiarnya di masyarakat. Berkaitan hal itu jugatim Aplikasi Masjidku harus memperhatikan sinergitas antar timdi dalam menjaga budaya organisasi yang ada di dalam perusahaan tersebut. Berikut lima performa komunikatif yang sudah dijalankan oleh tim Aplikasi Masjidku. Pertama, dalam performa ritual yang terjadi, tim Aplikasi Masjidku yang terdiri dari

131

Narenda, Johar dan Fauzil melakukan kegiatannya dengan menerapkan rapat online di setiap kesempatannya, rapat ini tidak rutin dilaksanakan karena jauhnya posisi wilayah ketiganya dan tidak dalam satu kantor. Hal ini berimbas kepada terhambatnya komunikasi sehingga berpengaruh kuat terhadap lambatnya perkembangan Aplikasi Masjidku dari tahun ke tahun.Kedua, performa hasrat ini dapat dirasakan tim Aplikasi Masjidku ketika bertemu dalam rapat offline. Ketiganya saling mengungkapkan kisah-kisah menarik yang cukup terpendam lama yaitu seputar pekerjaan yang dilakukannya di Aplikasi Masjidku baik itu cerita kendala dan sulitnya interaksi dengan beberapa takmir Masjid, apresiasi Masjid dengan teknologi Masjidku, maupun cerita aktivitas mengelola sistem data komputer di Masjidku. cerita-cerita yang banyak ini masih bisa terjadi walaupun tidak banyak intensitas pertemuan yang dilakukan ketiganya. Ketiga, performa sosial tim Aplikasi Masjidku mencoba menjaga hubungan baik diantara individu-individu yang berada di internal tim Masjidku. walaupun perusahaan ini pernah terjadi konflik yang cukup besar antar pendirinya, hingga akhirnya konflik tersebut bisa di redam dengan saling memahami satu sama lainnya. Namun dari konflik tersebut menimbulkan sikap traumatis berkepanjangan seperti kehilangan semangat mengembangkan Aplikasi Masjidku.Keempat,performa politis tim Aplikasi Masjidku sudah berjalan sesuai dengan porsinya masing-masing individu di dalam tim. Namun

132

idealisme CEO perusahaan memilih menghiraukan beberapa masukan dari individu tim, sehingga membuat perkembangan Masjidku terhambat.Kelima, perfroma enkulturasi yaitu mendukung pengetahuan dan keahlian dalam pekerjaan tim Aplikasi Masjidku dari proses penyerapan hasil kinerja di lapangan. Performa enkulturasi sebagai kredebilitas individu maupun perusahaan ini belum dimaksimalkan dengan baik oleh tim Aplikasi Masjidku, padahal masing-masing individu memiliki keahlian yang sangat baik di bidangnya. Diperlukan proses kreativitas dan inovasi untuk peningkatan performa tersebut.

B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memiliki saran sebagai berikut:

1. Untuk Tim Aplikasi Masjidku a. Tim Aplikasi Masjidku hendaknya membuka diri untuk memberikan kesempatan kepada investor muslim menginvestasikan dananya di Masjidku maupun peluang kerjasama dengan penyedia jasa iklan. Dengan membuka diri, problem mengenai keterbatasan dana operasional dan sulitnya berinovasi akan bisa teratasi. b. Tim Aplikasi Masjidku sebaiknya menetapkan tempat berkantor yang sama. Agar hambatan komunikasi yang terjadi karena jauhnya jarak antar tim lainnya bisa diselesaikan dan bisa beroperasi dalam satu

133

tempat dengan baik sebagaimana perusahaan pada umumnya. c. Tim Aplikasi Masjidku hendaknya menetapkan fokus pekerjaanya, karena yang terjadi saat ini tidaknya adanya fokus antar tim sehingga tidak ada waktu prioritas untuk menggarap Aplikasi Masjidku kembali. d. Tim Aplikasi Masjidku sebaiknya mulai mencari ide kreatif dan inovasi yang unik untuk programnya dan hal itu tidak dimiliki perusahaan yang sejenis Aplikasi Masjidku ini. Tentu program tersebut harus yang berkesinambungan, berefek luas dan dapat dirasakan manfaatnya untuk Masjid dan umat Islam.

2. Untuk kalangan akademisi Sebaikan kajian seputar performa komunikatif terus dikembangkan. Riset ini dapat ditindaklanjuti dengan meneliti performa komunikatif yang terjadi pada organisasi, perusahaan berbasis teknologi maupun komunitas lain sehingga dapat memberikan sumbangsih terhadap cara komunikasi yang lebih baik.

C. Kekurangan Peneliti membahas seputar performa komunikatif yang terjadi di dalam sebuah perusahaan teknologi di tahun 2018 ini dengan memberikan penjelasan pada awal pendiriannya hingga saat ini, dengan segala keterbatasan peneliti hanya

134

dapat menyuguhkan beberapa problem atau turunan dari performa komunikatif ini dan tidak fokus membahas mendalam terkait dinamika lainnya diluar perusahaan seperti hubungan atau interaksi komunikasi dengan takmir Masjid dan Mushala secara khusus.

135

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Andrew F. Wood & Matthew J. Smith. Online Communication: Linking Technology, Identity and Culture. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. 2005.

As-Suyuthi, Syekh Jalaluddin. Mukhtasor al-Muzani Fi Furu’asy-Syafi’iyah. Mesir: Dar Hijr. 2003.

B. Walther, Joseph. “Computer-Mediated Communication: Impersonal, Interpersonal, and Hyperpersonal Interaction” Communication Research Vol.23, Californi, USA: Sage Publications, Inc.1996.

Blossom, Jhon.Content Nation: Surviving and Thriving as Media sosial Changes Our Work, Our Lives, and Our Future. USA: Wiley Publishing. 2009.

Breakendridge, Solis.Putting the Public Back in Public Relations: How Media sosial is venting the Agging Business of PR. New Jersey: Pearson Education. 2009.

Faules, R. Wayne Pace and Don F. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2013.

136

Jauhari, Thantawi. Al-jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-Karim. Beirut: Mu’sasah Musthafa al-Babi al-Halabi. 1995.

J. Moloeng, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:PT. Remaja Karya. 1997.

Lievrouw, Leah A. dan Livingstone, Sonia. Handbook of New Media. London: Sage Publications. 2006.

Lincoln, and Denzin. Handbook of Qualitative Research. Sage Publication. 1998.

Muwarni, Endah.“Peluang dan Modifikasi Teori Komunikasi” dalam Irwansyah, ed., The Reposision of Communication in the Dynamic of Convergence: Reposisi Komunikasi Dalam Dinamika Konvergensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.

Rogers, Everett M. Communication Technology: The New Media In Society. Michigan University New York: Free Press; London; Collier Macmillan. 1986.

Royston, Creeber, Glen dan Martin. Digital Cultures: Understanding New Media. Berkshire: University Press. 2009.

137

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati. 2004

Thurlow, Crispin, Laura Lengel and Alice Tomic. Computer Mediated Communication: Social Interaction and The Internet. California: SAGE Publications.2004.

Tankard Jr, Werner J. Severin & James W. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa.ed.,Communication Theories: Origins, Methods, & Uses in the Mass Media. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. 2005.

Turner, West. Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. 2008.

B. JURNAL A.M Ahmed, A.R. Raheem, P. Vishnu. Impact of Product Packaging on Consumer’s. European Journal od Scientific Research. 2004.

Purwanto, Yedi, Muhammad Taufik dan Asep Jatnika. Peran Teknologi Informasi Dalam Perkembangan Dakwah Mahasiswa. Bandung: Institut Teknologi Bandung. 2017. Terarsip dalam https://journals.itb.ac.id/index.php/sostek/articel/view/38 16.

138

Tripambudi, Sigit, Edwie Arif Sosiawan dan Basuki Agus Suparno. Computer Mediated Communication Situs Jejaring Sosial dan Identitas Diri Remaja. Yogyakarta: Universitas Pembangunan “Veteran” Yogyakarta. 2012. Terarsip dalam https://media.neliti.com/media/publications/99839-ID- computer-mediated-communication-situs-je.pdf.

C. DOKUMEN DIGITAL

Reddia, Aditya. Studi Banding Masjid Jogokariyan dan Hasan Jufri Bawean. Jakarta: Slide of Persentation. 2016.

Zauhary, Johar. Masjidku: Sahabat Masjidku Kontes. Jakarta: Masjidku Press. 2016.

Zauhary, Johar. Restoring Mosque as the Heart of Islamic Civilization vol.4. Jakarta: PowerPoint Presentation. 2017.

D. WEBSITE Adib Thoriq, diakses pada tanggal 24 Mei 2018 pukul 11.19 WIB, dari https://www.teknojurnal.com/adib- toriq/amp/

Aplikasi Mesjidku Layanan Jejaring Sosial Untuk Masjid, diakses pada tanggal 10 Mei 2018 pukul 21.19 WIB,

139

dari https://www.kanalsatu.com/id/post/44603/aplikasi- mesjidku-layanan-jejaring-sosial-untuk-masjid

Jumlah Penganut Agama di Indonesia Tipa Provinsi, diakses pada tanggal 14 Februari 2018 pukul 12.00 WIB, dari http://tumoutonews.com/2017/11/08/jumlah-penganut- agama-di-indonesia-tiap-provinsi/

Karakter dan Perkembangan Bisnis Startup di Indonesia, diakses pada 13 April 2018 pukul 19.08 WIB, dari https://www.jurnal.id/id/blog/2017/karakter-dan- perkembangan-bisnis-startup-di-indonesia

Modal Startup, diakses pada tanggal 20 Juli 2018 pukul 20.54 WIB, dari https://dailysocial.id/post/modal-startup/

Orang Baik, diakses pada tanggal 24 Mei 2018 pukul 10.58 WIB, dari https://kitabisa.com/orang-baik/2270

2 Billion Consumers Worldwide Smartphones, diakses pada tanggal 14 Februari 2018 pukul 13.27 WIB, dari https://www.emarketer.com/m/articel/2-Billion- Consumers-Worldwide-Smartphones-by2016/1011694

8 Alasan Psikologis Mengapa Orang Membeli Produk Anda, diakses pada tanggal 20 Juli 2018 pukul 22.27 WIB,

140

dari https://digitalmarketer.id/mind/8-alasan- psikologis-mengapa-orang-membeli-produk-anda/

141

LAMPIRAN

Transkrip Wawancara Keterangan: T: Tanya J: Jawab

Nama Narasumber: Muchdlir Johar Zauhary Pekerjaan : Konsultan Bisnis Waktu Wawancara: 10 Mei 2018 Tempat: Neighborhood Coffe Distrik Emerlad Bintaro

T: Bagaimana awal mula mas Johar bergabung di Masjidku Apps?

J: Sekitar tiga tahun lalu, waktu itu ada temen saya bernama Narenda, waktu itu diajak diskusi santai terus menceritakan satu ide dan pada saat itu sudah ada protipe aplikasinya yang saat ini dinamakan Masjidku. Disitu beliau menjelaskan mengenai fitur, potensi pasar, dll yang akan nantinya akan dicapai oleh masjidku. Disitu saya lihat Masjidku itu adalah suatu proyek sosial yang punya tujuan baik yaitu untuk membantu masjid dan musholah seluruh Indonesia untuk bisa mengenalkan teknologi serta menyebarkan informasi kepada yang biasa datang ke masjid atau musholah itu dan ada tujuan memakmurkan masjid secara ekonomi. Kemudian saya berpikir bahwa ide ini bagus, karena tidak melulu bicara komersil tetapi lebih kepada perubahan atau

142

kontribusi sosial yang ingin dicapai oleh Masjidku ini. Setelah beberapa hari yang fikirkan matang-matang akhirnya saya memutuskan untuk bergabung di Masjidku Apps.

T: Pekerjaan apa saja yang rutin mas Johar lakukan Masjidku? J: Di awal awal berdirinya Masjidku ini, sebenarnya kita dibagi menjadi dua function besar, satu itu namanya teknikal tim dimana mereka mengerjakan semua hal-hal yang berbau dengan teknik mulai dari pengembangan aplikasi maupun website, ada juga bagian manajerial tim, karena saya tidak punya keahlian bidang teknikal jadi saya mengambil bagian manajerial tim. Yang saya kerjakan ada beberapa hal di tim ini, yaitu konseping, karena waktu itu prototipe masjidku udah ada tapi secara dokumentasi, promosi, strategi untuk mencapai beberapa parameter dan beberapa tujuan yang akan kita capai itu belum ada sama sekali, Disitu saya memainkan fungsi saya dengan salah satunya membuat saya buat roundmap job selama kurun waktu kedepan.

Kedua, pekerjaan yang terkait dengan hubungan pihak-pihak terkait, mulai dari pengurus musholah, masjid, Dewan Masjid Indonesia, beberapa media massa juga, karena to be honest untuk bisa berhasil mengembangakan masjidku itu memang kita tidak bisa berdiri sendiri dan butuh orang lain juga, yang paling penting sebagai objek kita yaitu orang masjid dan musholah.

Ketiga, berusaha memikirkan dan mengusahakan bagaimana Masjidku Apps nantinya bisa melakukan funding, lebih

143

sustainable dengan membuat suatu strategi pendanaan mandiri, entah dari produk-produk komersial dsb. Kalau berbicara cara kerja kita, waktu itu tim teknis kita berada di Malang jadi kita tidak bisa sering-sering ketemu fisik, untuk menjalin komunikasinya biasa lewat Whatsapp, rapat online dengan skype maupun trello. Jadi kalau misalnya kita ada testing features dari aplikasi, tim teknis akan update dan tim manajerial akan coba trial error nya kemudian dibuat evaluasi dengan rapat online.

T: Bagaimana bentuk komunikasi mas Johar terhadap mas Narenda, mas Fauzil dan anggota tim lainnya?

J: Bebicara mengenai Narenda, sebenarnya sebelumnya saya sudah pernah bekerja dengan beliau, jadi banyak sedikitnya tau mengenai karakter beliau saat bekerja, to be honest beliau orangnya fair dengan seluruh anggota tim, terutama terhadap saya, saya punya keleluasaan untuk berkreasi dan beliau selalu setuju dengan ide-ide saya. Beliau bukan tipe pengekang ya, sejauh pekerjaanya itu tujuannya baik, kebutuhan sumber daya nya jelas kemudian ada manfaatnya dia akan setuju. Menurut saya komunikasi yang kurang efektif itu dengan tim teknis di Malang saat itu dan sekarang pindah ke Bandung, kemudian bekerja dalam satu tim bernama Masjidku, whicis itu akan menjadi kendala buat saya. Kalau ketemuan face to face setiap saat pasti akan jauh lebih efektif daripada ketemuan lewat dunia maya, karena kita tidak bisa membaca ekspresi mereka, apakah

144

mereka masih semangat atau engga, atau mereka sedang mood atau engga.

T: Apa kendala yang sering anda dihadapi di dalam tim maupun terhadap pengguna atau user Masjidku diluar sana?

J: Kendala ada banyak, pertama kendala internal, jadi waktu itu kita mendapat dukungan dana dari donatur yang tau masjidku ini memang bagus untuk dikembangkan dan kita jadikan dana itu sebagai dana operasional, tetapi karena mungkin ada satu dan lain kendala akhirnya kita ketika kita kehabisan bensin ceritanya, atau dalam hal ini misi belum selesai tetapi kekurangan dana di tengah jalan, dan pada saat itu saya pribadi sampai sekarang masih ingin menghidupkan Masjidku kembali. By the way melihat masalah ini saya selalu mencoba ikhlas karena Masjidku ini bukan sesuatu yang komersial jadi saya jadi manage ekspetasi, jadi semisalnya saya tidak dibayarpun saya akan tetap ada di tim ini. Tetapi sayangnya untuk beberapa orang atau tim teknis Malang itu karena mereka sudah beda fokus, aspirasi dan lain-lain akhirnya mereka harus berhenti. Jadi kendala yang sebenarnya adalah menemukan orang-orang yang bener-bener ikhlas untuk menjalakan Masjidku ini, karena ini bukan project duniawi semata.

Kedua, jadi waktu itu saya pernah mengembangkan satu skema kerelawanan atau volunteerism dengan merekrut beberapa mahasiswa untuk menjadi bagian dari Masjidku sesuai dengan

145

keahlian yang mereka minati, kalau misalkan bisa membuat desain diarahkan ke desainer media sosial, bisa membuat konten diarahkan menjadi copywriter, tetapi juga kurang berhasil. Ada beberapa penyebabnya, biasa kalau kita menghadapi mahasiswa kadang mereka semangat di awal tetapi tidak bisa me-manage semangat mereka sampai akhir, akhirnya mereka juga berhenti.

Kalau kendala eksternal, satu tantangan terbesar adalah mengedukasi pengurus masjid dan musholah, karena mayoritas dari mereka adalah orang-orang yang sudah sepuh, walaupun mereka pengguna smartphone tetapi untuk mengadopsi dan memakai aplikasi sangat lambat sekali, walaupun feature aplikasi kita buat dengan sangat bagus tetapi karena mereka tidak bisa mengadaptasi digitalisasi ini dengan cepat hingga akhirnya mereka berkesimpulan bahwa aplikasinya susah untuk dipakai. Disini yang saya garis bawahi adalah, sumber daya yang dipakai untuk mengedukasi orang masjid itu sangat banyak sekali, waktu itu ada acara training bersama, kemudian mengundang 20-30 pengurus masjid di satu kota wilayah, awalnya sambutannya bagus, tetapi karena ada jurang pemisah antara yang muda dengan yang purna usia akhirnya penggunaan Masjidku kurang optimal.

T: Apakah ada usaha untuk menghilangkan jurang pemisah antara kemampuan orang muda di Masjidku dengan pengurus masjid yang mayoritas sudah purnah usia tersebut?

146

J: Dulu pernah kita punya ide bagaimana kita menyasar ke remaja masjid atau musholah di Indonesia, karena kan mereka lebih milenial mereka lebih bisa menggunakan aplikasi dengan cepat dan paham perubahan tapi kendalanya adalah antara remaja masjid dengan pengurus masjidnya banyak yang tidak diberikan otoritas atau hak untuk mengelola media masjid atau musholah yang bersangkutan, jadi ketika anak mudanya sudah berkomitmen mau menggunakan Masjidku, tetapi dari pengurus masjid atau musholahnya tidak memberikan akses jadinya tidak bisa dijalankan. Disamping itu juga banyak media sosial yang menurut mereka lebih bisa dipakai daripada Masjidku seperti Instagram, Twitter maupun Facebook dan merekapun sudah memakai itu lebih dulu, akhirnya mereka kembali memakai media-media tersebut. Sampai sekarang kita belum jalankan alternatif formulanya menyelesaikan masalah ini tetapi kedepannya kita mau coba jalankan formula tersebut. Salah satunya dengan banyak memfollow up masjid dan musholah yang sudah tergabung, memberikan prosedur pemakaian yang jauh lebih simple dan membuat SOP yang memudahkan para pengguna maupun admin-admin masjid. Tetapi kalau untuk mendatangi satu persatu masjid dan musholah yang ada di Indonesia, sumber daya kami belum memadai.

T: Apakah pernah masjidku ingin dijual atau ada yang berminat untuk membelinya?

147

J: Beberapa waktu lalu Masjidku itu mau dibeli dengan harga yang fantastis tapi karena Narenda tidak mengizinkan akhirnya tidak jadi, ada juga yang mau beli beberapa persen saham masjidku bahkan ada yang mau kerjasama pemasangan iklan di Masjidku juga ditolak oleh Narenda, saya sebagai COO pun kalah pendapat dengan beliau ini. Mungkin ingin masjidku seperti ini saja flat tidak ada inovasi dan usaha memutarkan uang untuk operasional atau apa saya pun merasa bingung.”

T: Adakah cerita unik atau berkesan ketika berinteraksi dengan tim maupun dengan pengguna?

J: Ada, dan Alhamdulillah banyak cerita yang bagus-bagus banyak yah, tapi disini saya mau cerita yang tidak enaknya ya, ada cerita yang mengesalkan, ketika waktu itu saya datang ke masjid dikiranya saya adalah seorang zoinis dan saya pernah dituduh sebagai antek-antek kapitalis karena saya mempromosikan teknologi apalagi berbasis keagamaan. Saya juga pernah dituduh sebagai sekte sesat Ahmadiyah, atau pendanaanya pasti dari orang-orang Syiah wah disitu saya ketawa dan sedih juga ya, segitunya sesama saudara muslim dituduh macem-macem padahal disitu saya ikhlas, dan sayapun seorang ahlussunah wal jamaah, tapi saya melihat itu bukan sebagai penghinaan tapi yasudah mungkin karena memang mereka tidak tahu, walaupun awalnya kaget tiba-tiba dateng ke masjid dituduh macem-macem. Ada lagi pengalaman, ketika saya ke masjid, dikiranya minta

148

sumbangan dan minta uang, padahal kan engga, dan saya ga pernah minta uang sepeserpun ke masjid.

T: Bagaimana tanggapan anda melihat saat ini semakin banyak startup berbasis masjid juga di Indonesia ? Apakah Masjidku merasa terancam eksistensinya?

J: Saya tidak melihat banyaknya aplikasi islam di Indonesia sebagai ancaman, saya pun memperhatikan banyak sekali memang aplikasi yang secara fitur-fitur dan fungsi sama dengan Masjidku, tetapi kita lihat sekarang mereka tidak bisa bertahan dengan produknya tersebut. Karena saya yakin mereka pun mengalami kendala yang sama dengan kami di Masjidku, diantaranya adalah sulitnya mengedukasi para pengguna dan kesulitan mendapatkan dan memanajemen pendanaan. Tetapi kalau kita lihat lebih global ada aplikasi namanya Masjeed, Muslim Pro,dll maupun aplikasi lain di negara tetangga yang saya lihat fungsinya tidak menghubungkan ummat kepada masjid tetapi lebih kepada penunjang ibadah secara individu, sangat bagus dan saya pun banyak belajar dengan aplikasi-aplikasi tersebut.

149

Nama Narasumber: Narenda Wicaksono Pekerjaan : Developer/CEO Masjidku Apps Waktu Wawancara: 10 Mei 2018 Tempat: Neighborhood Coffe Distrik Emerlad Bintaro

T: Bagaimana awalnya Masjidku didirikan?

J: Awalnya adalah membuat aplikasi untuk Masjid Emerald saja. Tapi karena banyak masjid yang meminta, akhirna dibuatkan versi yang bisa dipakai oleh banyak masjid. Itulah awal masjidku dibuat dan selanjutnya dikembangkan terus sampai saat ini

T: Bagaimana semangat atau motivasi dalam membuat Masjidku Apps?

J: Ada 3 hal yang menjadi motivasi dalam membuat masjidku diawal adalah yang pertama sulitnya melakukan control atas dana infaq masjid yang masuk, kedua yaitu kendala komunikasi untuk memberikan transparansi soal penggunaan data, dan ketiga yaitu biaya tinggi untuk memberikan informasi soal kegiatan-kegiatan dakwah. Akhirnya kami membangun masjidku dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas ibadah sekaligus ukhwah Islamiyah antar umat muslim, mengurangi secara signifikan biaya untuk broadcast informasi sehingga dapat dimaksimalkan untuk hal yang lain, serta meingkatkan partisipasi dan rasa kepemilikan dari umat terhadap masjidnya.

150

T: Bagaimana perkembangan startup di Indonesia dan menurut anda serta bagaimana semangat orang membuat aplikasi berbasis masjid?

J: Di tahun ini tren startup cenderung menurun, melihat laporan dari techinasia kondisi ini belum bisa mejadi patokan untuk menentukan tren tahun 2018. Namun disisi lain, mengenai pendanaan ada GO-JEK yang ditahun ini mengumumkan pendanaan besar dari para investor, setelah sebelumnya pada tahun 2017, Traveloka dan Tokopedia juga mengumumkan telah mendapatkan pendanaan yang besar. Kembali ke Masjidku ini, semangat kita dari awal adalah semangat berjamaah dalam pembuatan aplikasi ini, melihat tren juga menurut saya menurun karena jumlah aplikasi yang lahir tidak sebanyak 2-3 tahun yang lalu.

T: Ada berapa platform? Dan platform apa yang paling banyak digunakan di Masjidku?

J: di Masjidku kita memakai tiga platform, pertama yaitu Masjidku Apps, sebuah media sebaran lewat sebuah aplikasi di smartphone Android; Kedua yaitu Masjidku Website yaitu plaform yang dipakai atau bisa dibuka di web browser teman- teman pengguna; Ketiga yaitu Masjidku TV, jadi platform ini menggunakan mini PC sebagai otak pengolah informasinya dan nanti langsung terhubung dengan jaringan lokal dan bisa di pasang di TV Masjid atau musholah.

151

Berbicara mengenai mana yang lebih banyak dipakai, melihat data kami yaitu Masjidku Web, sekitar 50 persen atau sekitar 143 juta orang telah terhubung jaringan internet sepanjang 2017, setidaknya begitu menurut laporan teranyar Asosiasi Penyelengara Jasa Internet Indonesia.

T: Mengapa bukan Apps yang paling banyak digunakan?

J: Saat ini banyak orang mengakses di Web dan nanti ujungnya bermuara kepada pilihan untuk mendownload Masjidku Apps ataupun cukup melihat informasi di Web. Tapi tetap yang kami promosikan adalah Masjidku Apps untuk memudahkan penggunaan.

T: Kendala yang dihadapi bai dari sisi komunikasi internal maupun eksternal yaitu kepada pengguna?

J: Kendala internal kita di komunikasi tatap wajah langsung, karena kita semua mengerjakan masjidku banyak mobile atau berpindah tempat tidak stay di kantor semua, kecuali tim teknis yang ada di Bandung yang kerja di dalam ruangan, berbeda dengan tim manajerial yang saat ini di Bintaro. Jadi melihat hal ini saya dan tim dibatasi jarak dan waktu.

Kendala eksternal karena waktu aplikasi Masjidku diluncurkan, market masjid masih belum siap. Masjid di dominasi oleh

152

generasi yang belum terlalu familiar dengan penggunaan aplikasi maupun internet. Selain itu sosialisasi kepada pengurus masjid menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar karena mayoritas pengurus masjid atau musholah berasal dari kalangan yang masih jauh dengan teknologi.

T: Apa solusi mengatasi kendala tersebut?

J: Kendala interal kita selesaikan dengan rapat online menggunakan Whatsapp dan Skype agar kesenjangan komunikasi semakin kecil. Kendala eksternal sebenarnya masih kita racik terus packing konten agar mudah, agar informasi bisa tersampaikan secara maksimal kepada pengurus masjid.

T: Apakah ada cerita unik mengenai yang pernah anda alami selama menjalankan Masjidku baik interaksi kepada interal tim maupun kepada jamaah?

J: Salah satu pengalaman uniknya adalah saat menghadapi pengurus masjid yang masih jauh dengan teknologi. Mengajarkan kepada mereka untuk mengelola Masjidku harus benar-benar dari awal mengenal konsep teknologi. Namun, kami masih semangat karena ilmu yang bermanfaat adalah salah satu amal yang tidak terputus.

153

Nama Narasumber: Fauzil Hamdi Pekerjaan : Developer/CEO WALI Studio/COO Masjidku Apps Waktu Wawancara: 14 Mei 2018 Tempat: Komplek Pos Giro, Jl. Purbakencana 1 No.1, Cipageran, Cimahi, Jawa Barat.

T: Bagaimana pendapat anda mengenai perkembangan startup digital berbasis islam di Indonesia?

J: Pendapat saya, sekarang ini kan banyak sekali anak-anak muda yang mulai hijrah ditambah kesadaran tentang islam juga semakin meningkat, walaupun islam di Indonesia banyak di teror, dituduh macam-macam bahkan disakiti. Tapi teman-teman ini memahami kalau islam itu rahmatan lil’alamin. Berkaca dari itulah justru banyak orang yang simpati dengan islam, bahkan orang islam nya pun sendiri kini banyak yang mempelajari islam lebih tekun dan banyak berinovasi terhadap dakwah islam.

Kalau dulu awal-awal saya berkecimpung ke dunia startup islam ini mulai banyak satu demi satu muncul apps baru yang mengenalkan islam kepada dunia bukan hanya Indonesia, karena itu tadi, mereka melek melihat kondisi islam saat ini dan harus berbuat sesuatu di bidang teknologi. Kalau dilihat dari perspektif bisnis, Indonesia dengan penduduk muslim mayoritas ditambah dengan pemakain smartphone yang juga sangat tinggi dari tahun ketahun. Jadi sudah tepat jika membuat startup islam saat ini.

154

T: Bagaimana sejarahnya anda bisa bergabung di Masjidku Apps?

J: Ceritanya waktu itu saya lagi sholat jumat, terus ada kotak infaq lewat di depan saya, terus saya berpikir “andaikan kotak infaq ini dilakukan secara digital kapanpun dan dimanapun ga harus nunggu solat jumat baru infaq”. Akhirnya disitu saya teringat Narenda, lalu setelah jumatan saya langsung hubungi Narenda, jadi Narenda itu teman saya di Bekraf, setelah itu saya bertanya ke beliau apakah masjidku masih berjalan? Kata beliau masih, tapi kurang efektif saat ini karena Masjidku sudah tidak dipegang oleh tim yang ada di Malang, dari situ saya berinisiatif untuk join di Masjidku untuk mewujudkan Infaq Digital tersebut dan membantu menangani semua hal teknisnya mengantikan tim yang ada di Malang.

T: Kenapa saat itu memilih Masjidku Apps?

J: Karena saat itu Masjidku banyak sekali artikel islam yang bagus dan kebetulan saya suka sekali membacanya. Dari situ saya melihat sangat berpotensi sebenarnya Masjidku bisa semakin berkembang.

T: Sebagai CTO, Apa saja yang anda kerjakan di Masjidku Apps?

J: Kegiatan rutin adalah kita menangani bug yang membuat eror di aplikasi, dan menangani feed dengan menggunakan native

155

android studio. Lebih banyak yang saya kerjakan itu by request dari tim manajerial terutama instruksi langsung dari COO yaitu mas Johar, misalkan butuh merombak desain, ada kesalahan atau error di aplikasi, ada usulan penambahan fitur dan lain sebagainya.

T: Bagaimana alur by request yang biasa anda kerjakan?

J: Alurnya itu misalkan ketika tim manajerial menginformasikan ke saya bahwa ada kesalahan teknis penginputan data, misalkan kesalahan tanggal kegiatan, yang seharusnya di dashboard admin tanggal sekian ketika di tampilan user malah keluar di tanggal yang berbeda. Misalkan lagi ada eror ketika masuk ke Apps nya, terus kami cek kami hilangkan bug dan kami laporkan kembali ke tim manajerial untuk bisa di test apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan. Misalkan ada lagi permintaan re-design, ukuran teks di tab ini terlalu kecil bisa diubah ke teks yang lebih besar itu biasa kami terima. Ujungnya nanti kepada tester oleh tim manajerial sebelum di terapkan kembali ke aplikasinya.

T: Apa kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan Masjidku Apps?

J: Kesulitannya di awal penyerahan ke saya di tahun 2016, saya harus beradaptasi dengan teknis server yang ada sebelumnya karena aplikasi Masjidku ini kita tahu dikerjakan oleh developer

156

yang lain. Tapi dari kesulitan itu justru kami jadi belajar dan mendapatkan ilmu-ilmu baru di bidang IT.

T: Bagaimana bentuk atau kultur komunikasi yang biasa anda terapkan kepada tim?

J: Komunikasi horizontal ya, menganggap semua sama, tidak ada yang merasa lebih hebat karena jabatan, tidak ada yang lebih rendah karena berbeda pandangan. Semua kita jalankan, niatnya karena demi mendapatkan keridhoan dari Allah. Terbuka juga jika ada permasalahan, di bicarakan atau di musyawarahkan bersama, pokoknya semua asasnya kekeluargaan di Masjidku.

T: Pernah mengalami konflik di internal tim? Jika ada bagaimana cara mengatasinya?

J: Konflik sih tidak ada, hanya beda pemikiran atau persepsi kadang kali saya pribadi pun harus memahami, menelaah lebih dalam sebelum memutuskan bersikap. Secara garis besar saya tidak pernah merasa ada konflik dengan tim internal Masjidku.

T: Apa kendala yang anda rasakan ketika berkomunikasi dengan tim internal?

J: Kendalanya pasti ada, Masjidku ini kan tim teknisnya disini (ed:cimahi) kalau manajerial di Jakarta semua, ditambah kendala waktu yang memang waktu itu saya menangani penuh aplikasi

157

buatan saya yaitu My Quran Indonesia, jadi butuh penyesuaian dan pembagian waktu.

Kendala lainnya di awal mulai rilis yang versi keduanya, saya waktu itu sering keluar kota, belum fokus semua mengerjakan versi terbarunya, akhirnya sedikit terlambat dari schedule yang sudah di rencakanan, akhirnya saya alihkan fokus semua ke Masjidku Apps terlebih dahulu untuk di rilis versi keduanya. Tetapi saat ini Alhamdulillah, saya sudah fokus mengerjakan My Quran dan Masjidku saja, karena sudah saling terintegrasi.

T: Harapan Masjidku Apps ini kedepannya?

J: Inginnya Masjidku itu ada di semua masjid dan musholah, lebih luas lagi jaringannya. Dari situ kita punya nantinya kekuatan basis database, untuk selanjutnya kita bisa lebih memahami dimana masjid atau musholah yang kurang baik secara fasilitas maupun pendanaan. Secara pendanaan masjid juga bisa kita nanti merekomendasikan masjid-masjid mana yang berkecukupan untuk bisa membantu masjid mana yang membutuhkan. Soalnya mimpi saya seperti itu, jadi semua masjid dan musholah saling support satu sama lain dalam hal membangun peradaban umat islam seperti misi yang diemban oleh Masjidku sendiri, disamping itu Masjidku bisa jadi alat yang bagus untuk memaintenance jamaah maupun sebagai media informasi kegiatan secara global.

158

T: Apakah fitur yang saat ini ingin Masjidku galakkan?

J: Selain fitur Kegiatan dan Artikel Masjid, kita saat ini sudah merilis Infaq Digital, dimana kita sudah menyediakan dua alternatif infaq, pertama adalah sistem transfer, yaitu ketika kita meng-klik tab transfer pada tab Infaq Digital maka muncul nomor rekening masjid yang ingin kita tuju. Jadi sistem transfer ini uangnya langsung masuk ke rekening masjid yang bersangkutan, sehingga menjadi transparan. Kedua yaitu sistem potong pulsa, jadi ketika ada donatur ingin berinfaq cukup meng-klik tab potong pulsa makan muncul pop up pilihan nominal infaq, dan nanti ketika setelah selesai, pulsa pengguna langsung terpotong secara otomatis. Uangnya nanti dikumpulkan lewat penyedia jasanya, akan Masjidku salurkan kepada masjid atau musholah yang membutuhkan bantuan tersebut.

Selain itu, ada juga fitur Tadarus, kita bisa membuka Al-Qur’an dengan mudah di Masjidku Apps, karena kerjasama dengan My Quran, insya Allah segala fitur kebutuhan mempelajari Al- Qur’an-pun cukup lengkap. Dimulai pola membuat kelompok tadarusan dengan teman-teman, ada penanda surat bacaan sampai notifikasi giliran mengaji.

T: Bagaimana pendapat anda, apakah kini Masjidku Apps sebagai pionir merasa terancam dengan aplikasi-aplikasi baru berbasis masjid?

159

J: Persaingain pasti ada, tinggal bagaimana kita memandang itu sebagai masalah atau hal yang biasa saja. Masjidku itu brand, terkadang kalau kita search Masjidku di google suka sulit ditemukan, karena search engine di google itu lebih tertarik dengan keyword. Kecuali brand tersebut sudah sangat kuat dan menempati posisi teratas. Jika kita search dengan tulisan ‘masjidku’ pasti keluar dengan posisi teratas, tetapi kalau kita search dengan tulisan ‘masjid’ maka Masjidku Apps ini menempati urutan yang kesekian puluh. Terpenting bagi kami adalah jangan berhenti berkreasi, berfikir keras untuk tetap update dan sesuai dengan permintaan pasar, serta mempercanggih fitur yang sudah ada, Insya Allah Masjidku Apps tetap bisa bermanfaat untuk orang banyak.

160

Nama Narasumber: Dr. Lely Arrianie, M.Si Pekerjaan : Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya Waktu Wawancara: 21 Juli 2018 Tempat: Warung Daun, Jalan Cikini Raya 26, Menteng, Jakarta Pusat

T: Jika melihat permasalahan pada performa komunikatif yang terjadi pada Masjidku Apps, permasalahan apa yang menurut ibu cermati ?

J: Dalam satu organisasi itu biasanya ada mode-model komunikasi yang beragam, bisa struktur, bisa jaringan, nah yang menjadi masalah adalah mau model komunikasi apapun itu dibutuhkan kredebilitas narasumber. Kredebilitas narasumber itu adalah komunikator. Makannya kenapa saat ini kita tidak boleh melihat model komunikasi itu dengan model laswell, karena model tersebut telah gugur. Karena laswell hanya memuat lima unsur yaitu siapa mengatakan apa, medianya apa, pesanya apa, siapa yang menerima, efeknya apa tapi dia tidak ada umpan balik. Nah dalam perkembangannya entah itu komunikasi apapun, mau itu komunikasi organisasi, komunikasi antar budaya, komunikasi politik, sampai ke komunikasi sosial, semuanya itu membutuhkan efek yang menjadi umpan balik. Barangkali yang terjadi pada Masjidku Apps tidak ada lagi umpan baliknya, stagnan di periode tertentu. Nah menurut saya itu harus ditelusuri bagaimana pendapat dari audience atau komunitasnya untuk mencari tau. Kenapa ga aktif lagi? kenapa ga ikut mempopulerkan lagi

161

kegiatan dari program yang di canangkan masjid bapak sendiri. Selain masalah di keredebilitas narasumber, bisa juga terjadi karena konflik internal, tujuan yang dipahami tidak lagi sejalan istilahnya “goal” sudah tidak sejalan dalam komunikasi itu. Bisa juga adanya fenomena interpersonal anggota organisasi. Mungkin ada yang tersumbat komunikasinya sehingga kepentingan masing-masing pihak itu tidak terakomodasi. Bisa juga programnya, sudah tidak menarik lagi, biasanya dalam perusahaan yang bersifat teknologi dibutuhkan inovasi. Saya pikir masalah diatas itu prinsip.

T: Dari temuan penelitian, Narenda, Johar dan Fauzil sama-sama memiliki perusahaan yang harus mereka kerjakan, sehingga tidak fokus menjalankan Masjidku Apps. Apakah hal tersebut yang menjadikan masjidku sulit berkembang saat ini?

J: Saya pikir dalam suatu perusahaan banyak sekali perusahaan yang kemudian mengembangkan model-model pekerjaan lain entah itu sampingan atau tambahan bahkan bisa juga yang ada kaitannya dengan pekerjaan yang sama bisa juga berbeda. Banyak juga koq yang sukses .. jadi tidak menjadi masalah ya. Saya pikir masalahnya ada di tiga hal tadi.

T: Dalam performa politis ditemukan bahwa komunikasi para pengurus terutama CEO banyak menggunakan komunikasi horizontal yaitu komunikasi pertemanan, apakah baik penerapan komunikasi horizontal dalam sebuah budaya komunikasi di sebuah organisasi?

162

J: Menurut saya yang penting model-model yang dikembangkan itu ada step flow model tapi harus sudah bergerak ke arah yang interaksional, karena perusahaan yang secanggih apapun membutuhkan komunikasi yang interaksional dan interpersonal. Jadi performanya harus dikembangkan mana yang formal mana yang non formal. Kadang-kadang kita membutuhkan komposisi dari sebuah model komunikasi untuk performa yang satu tapi di performa yang lain tidak. Mungkin karena adanya jarak komunikasi, program yang sudah berubah, kemajuan teknologi, atau kredebilitas narasumber komunikasi-komunikasi tersebut sah sah aja digunakan.

T: Bagaimana sebenarnya perfoma komunikatif dikatakan baik, benar atau efektif di dalam sebuah perusahaan?

J: Tergantung orang-orang yang ada di dalamnya maksudnya adalah Narenda, Johar, Fauzil dan orang-orang atau audience yang berhubungan dengan Masjidku. Dia bisa menggunakan komunikasi tingkat tinggi atau tingkat rendah, kalau tingkat rendah itukan apa adanya sajalah, kalau tinggi itukan harus membutuhkan penataan kata yang rumit dan sebagainya. Mungkin ada pesan yang satu kata bisa sampai tapi di pihak atau orang lain ada pesan yang sulit untuk dicerna. Jadi sekali lagi tergantung siapa yang berinteraksi di dalamnya. Makannya ketika kita berbicara harus pahami dulu siapa lawan bicara anda dan bagaimana karakternya. Masing-masing harus pandai dalam bersikap.

163

T: Melihat temuan peneliti bahwa diketahui tim Masjidku Apps saat ini jarang melakukan pertemuan, sejauh mana rapat pertemuan berpengaruh terhadap perusahaan?

J: Luar biasa pengaruhnya, karena ada komunikasi interaksional yang terputus, ada komunikasi interaksional yang tidak jalan sehinga gerak program ini tadi seolah-olah berhenti pada figure tertentu yang tidak diketahui oleh figure lainnya dalam hal ini sama sama founder. Padahal sebuah tim setiap saat harus mensinkronkan itu untuk bisa meyakinkan jamaah. Memang kadang-kadang susah kalau sebuah perusahaan didirikan oleh tiga pribadi yang berbeda, tetapi sepanjang goal dan tujuan yang sama lalu mereka sudah membuat program. Model komunikasi seperti ini yang jadi perusaknya adalah cara atau model komunikasi yang diterapkan menurut saya. Karena latar belakang budaya berbeda, latar belakang pendidikan berbeda, latar belakang keahlian berbeda.

164

Catatan Observasi

No Tanggal Nama Aktivitas Catatan Kegiatan 1 28 April Meeting Peneliti Peneliti 2018 Offline memperhatikan diizinkan Masjidku setiap mengikuti Apps komunikasi meeting di yang dilakukan rumah CEO pengurus Masjidku Apps Masjidku Apps 2 10 Mei Meet up Peneliti Meet up 2018 Pengurus memperhatikan dilakukan di Masjidku setiap sebuah Coffe nd Apps komunikasi Resto di Distric yang dilakukan Emerald, pengurus peneliti Masjidku Apps diizinkan melihat dan mencatat obrolan meet up pengurus 3 10 Mei Wawancara Peneliti Wawancara 2018 dengan mengajukan diperbolehkan COO pertanyaan setelah meet up Masjidku seputar pengurus Apps Masjidku Apps Masjidku Apps.

165

kepada COO Pada saat itu yaitu Johar saya tidak dapat Jauhary mewawancarai CEO Masjidku secara langsung karena beliau langsung pergi ke luar kota. 4 13 Mei Wawancara Peneliti Narenda banyak 2018 melalui mengajukan mengungkapkan media pertanyaan jawaban lewat sosial seputar chat dan voice whats up Masjidku Apps note dengan CEO Masjidku Apps yaitu Narenda Wicaksono 5 14 Mei Meeting Peneliti Peneliti 2018 Tim CTO memperhatikan diizinkan Masjidku setiap berkunjung ke Apps komunikasi kantor Masjidku Cimahi yang dilakukan Apps di Cimahi pengurus Jawa Barat Masjidku Apps

166

bidang teknis 6 14 Mei Wawancara Peneliti Wawancara 2018 di Kantor mengajukan dilakukan Masjidku pertanyaan setelah meeting Cimahi seputar internal tim Masjidku Apps CTO Masjidku kepada CTO Apps yaitu Fauzil Hamdi 7 29 Juni Kunjungan Peneliti diajak Lokasi berada 2018 ke kantor mengikuti di kediaman COO keseharian beliau di daerah Masjidku Johar Tebet Selatan. Apps yaitu mengelola Saya harus Johar Masjidku lewat menunggu satu Jauhary online jam sebelum beliau pulang dari kantornya. Masjidku banyak mengajarkan bahwa tim Masjidku Apps harus memanfaatkan waktu sebaik

167

mungkin dan se fleksibel mungkin. 8 14 Juli Seminar Peneliti Seminar 2018 Manajemen mencatat disampaikan di Masjidku semua Masjid Ash- untuk pembahasan Shaff Emerald Masjid CEO Masjidku Bintaro, Apps dilaksanakan pagi pada pukul 8-12 siang

168

Dokumentasi

Foto Peneliti dengan CEO Aplikasi Masjidku, Narenda Wicaksono

Foto peneliti dengan CTO Aplikasi Masjidku, Fauzil Hamdi

169

Foto peneliti dengan COO Aplikasi Masjidku, Muchdlir Johar Jauhary

Foto Peneliti dengan Pakar Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya, Dr. Lely Arrianie, M.Si