BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi yang semakin berkembang membuat masyarakat dapat dengan mudah mengakses berita-berita terbaru dari seluruh lapisan dunia.

Pertukaran berita, budaya, hingga ide-ide kreatif dapat terjadi dengan cepat dan mudah. Sudah cukup banyak kreatifitas budaya dan seni yang mendunia seperti dari Amerika dan Jepang, tetapi pada masa sekarang ini, budaya Korea Selatan yang sedang menjadi lokomotif utama budaya kaum muda di seluruh kawasan lingkaran pasifik. Hampir seluruh masyarakat dunia merasakan “demam” Korea

Selatan yang sedang mewabah ini. “Demam” Korea ini disebut dengan Korean

Wave. adalah istilah yang dibuat oleh warga sebagai arti kemajuan dari budaya Korea Selatan di dunia. Pada awalnya Korea Selatan terkenal dengan dunia film dan drama, namun sejak mewabahnya lagu “Gangnam

Style” di tahun 2011, bidang musik Korea Selatan mulai menjadi pusat perhatian masyarakat dunia.

Istilah musik populer asal Korea Selatan disebut dengan Korean Pop atau

K-Pop. Jenis musik yang menarik ditambah dengan fisik artis-artis Korea Selatan yang tampan dan cantik membuat K-Pop sangat digemari. Begitu banyak jenis girls group dan boyband K-Pop berbakat yang muncul dengan berbagai kemampuan, jenis lagu, dan tarian. Dengan demikian, sulit untuk mengetahui

1 Universitas Kristen Maranatha 2

kelompok musik seperti apa yang menjadi idola. Beragam acara penghargaan dilakukan untuk memilih kelompok musik yang terbaik. Pada Agustus 2015, penghargaan Internasional The Teen Choice Award yang dilakukan di Los

Angeles memberikan penghargaan kepada boyband asal Korea Selatan Super

Junior sebagai Best International Artist. Situs SBS menambahkan, bahkan mengalahkan boyband asal inggris yaitu One Direction. Kemenangan

Super Junior membuktikan bahwa mereka behasil menjadi kelompok musik terbaik dari berbagai kelompok musik berbakat di Korea Selatan bahkan di dunia.

Super Junior merupakan sebuah boyband pop yang berasal dari Korea

Selatan. Super Junior memiliki 13 orang anggota, dibentuk oleh perusahaan musik

Korea Selatan, yaitu S.M Entertainment. Super Junior mengawali aktivitasnya pada 6 November 2005. Pada tahun 2009, Super Junior mengeluarkan Single mereka yang bertajuk "sorry sorry", dan single ini merupakan awal kesuksesan album Super Junior (dalam situs China News, 2009). Pada tahun 2014, situs

Billboard mengabarkan, album ketujuh Super Junior yang bertajuk "Mamacita" menduduki peringkat satu dalam US Billboard World Album Chart dan berhasil menjadi Top World Album hanya dalam waktu tiga hari setelah album dirilis.

Keberhasilan Super Junior juga terlihat ketika mereka sukses menggelar konser dunia. Jennywill (dalam situs Allkpop, 2014) mengatakan, konser Super

Junior yang bertajuk 5 pada tahun 2013 berhasil sukses digelar di 20 negara. Super Junior juga merupakan artis Korea pertama yang dapat menggelar konser tunggal di dan . Pada Press Conference yang dilakukan siaran televisi SCTV di tahun 2012, Super Junior merupakan artis mancanegara

Universitas Kristen Maranatha 3

pertama yang dapat menggelar konser tiga hari berturut-turut di .

Menurut siaran Pop in tahun 2014, Super Junior merupakan artis Korea

Selatan pertama yang berhasil menggelar konser ke-100.

Korea Tourism Organization dalam situs wowkorea (2011), mengungkapkan bahwa Super Junior terpilih sebagai bintang nomor satu Korea

Selatan yang paling ingin dijadikan teman berkeliling di Korea. Survey ini dilakukan pada tahun 2011 dengan total responden sebanyak 12.085 orang dari

102 negara yang berpartisipasi. Super Junior berhasil mengalahkan 30 nominator bintang besar Korea Selatan lainnya.

Keberhasilan Super Junior tidak lepas dari dukungan penggemar mereka.

Penggemar Super Junior disebut dengan ELF yaitu singkatan dari Ever Lasting

Friends. Nama penggemar Super Junior selanjutnya akan peneliti sebut dengan

ELF. Pada Agustus 2015, Teen Choice Award memberikan penghargaan kepada

ELF sebagai fandom terbaik di dunia. Jumlah ELF dari seluruh dunia diperkirakan mencapai angka jutaan, namun belum ada perhitungan statistik mengenai jumlah

ELF di seluruh dunia. Pada Oktober 2015, akun resmi Super Junior pada aplikasi pesan Line diikuti oleh 12 juta orang. Akun sosial media twitter pada setiap anggota Super Junior diikuti oleh 3 juta hingga 5 juta orang. Menurut blog

Kpopersfams (2014), negara yang memiliki jumlah ELF terbanyak adalah Korea,

Jepang, dan China. Indonesia tidak termasuk kedalam negara yang memiliki ELF terbanyak, tetapi menurut berita yang diambil dari situs Tribunnews (2013), konser Super Junior yang berlangsung pada tahun 2013 berhasil dihadiri oleh

Universitas Kristen Maranatha 4

21.000 orang. Hal ini membuktikan bahwa jumlah ELF di Indonesia terbilang banyak.

Indonesia memiliki beberapa komunitas bagi para ELF di Indonesia. Salah satu komunitas terbesar adalah komunitas “X”. Komunitas ini mewadahi ELF

Indonesia dalam mendukung Super Junior, memberikan berita-berita terkini mengenai Super Junior, bahkan membantu ELF dalam membeli tiket konser dan album Super Junior. Anggota pada komunitas ini terdiri dari ELF yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia antara lain, dari Banda Aceh, Medan, ,

Bandung, Semarang, Makassar dan Balikpapan.

ELF pada komunitas ini telah melakukan berbagai hal dalam menunjukkan dukungan kepada Super Junior. Berdasarkan wawancara pada beberapa ELF dalam komunitas ini, mereka sering membuat proyek dalam mendukung Super

Junior seperti membuat hand banner yang dibagikan kepada seluruh penonton konser Super Junior yang akan ditujukan kepada Super Junior ketika konser berlangsung. Pada saat konser juga terdapat ELF pada komunitas ini yang memakai atribut persis yang pernah digunakan Super Junior. Bentuk dukungan lain yang dilakukan oleh ELF komunitas ini kepada Super Junior adalah cara mereka membela Super Junior. ELF sering terlibat fanwar (perang penggemar) dengan penggemar kelompok musik lain. Pada tahun 2010, ELF terlibat fanwar dengan penggemar kelompok musik wanita asal Korea, SNSD. Fanwar ini cukup besar dan menjadi topik hangat dalam beberapa hari di sosial media facebook, twitter, tumblr dan beranda komentar sosial media lainnya. Penyebab dari fanwar

Universitas Kristen Maranatha 5

ini, ELF tidak menerima bahwa penghargaan musik terbesar Korea Selatan saat itu dimenangkan oleh SNSD.

Bentuk dukungan lainnya, sejak tahun 2010 satu persatu anggota Super

Junior melakukan wajib militer dan meninggalkan aktifitas sebagai selebriti selama 2 tahun. Setiap anggota Super Junior yang akan pergi wajib militer selalu berpamitan dengan ELF dari seluruh dunia terlebih dahulu, bisa melalui konser terakhir mereka, atau melaui media sosial setiap anggota Super Junior yang akan pergi tersebut. ELF komunitas ini memberikan respon mereka dengan membuat banner, video, foto, atau komentar di sosial media dengan mengatakan bahwa mereka akan selalu menunggu anggota Super Junior tersebut hingga kembali.

Kejadian-kejadian yang dialami Super Junior pun selalu menjadi perhatian

ELF komunitas ini. Pada tahun 2013, salah satu anggota Super Junior yang bernama mendapat musibah. ELF seluruh dunia termasuk ELF komunitas ini menunjukkan kepeduliannya. Berdasarkan hasil observasi melalui beberapa akun twitter ELF, mereka menyampaikan bela sungkawa yang ditujukan kepada

Leeteuk. ELF mengatakan bahwa mereka ikut merasakan kesedihan dan ingin menemani Leeteuk. ELF juga membuat kesenian gambar yang mengartikan bahwa mereka selalu ada untuk Super Junior dalam segala kondisi.

Kejadian lainnya, pada tahun 2014, salah satu anggota Super Junior bernama Sungmin menyatakan bahwa dirinya akan menikah. Sungmin merupakan anggota Super Junior pertama yang akan menikah. Berita ini membuat ELF memberikan reaksi yang berbeda-beda. Tercatat pada tanggal 14 Oktober 2014, berita ini mendapatkan perhatian dunia hingga menjadi topik paling dibicarakan di

Universitas Kristen Maranatha 6

twitter pada tanggal tersebut hingga beberapa hari setelahnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 orang ELF komunitas “X” mengenai berita ini, terdapat 7 orang ELF merasa sangat kecewa dengan Sungmin dan 3 orang ELF lainnya merasa ikut bahagia dengan berita ini. Tujuh ELF tersebut mengatakan bahwa

Sungmin tidak setia dengan penggemarnya. Mereka juga mengatakan bahwa sebaiknya Sungmin keluar dari Super Junior karena telah menyakiti hati mereka.

Tiga orang lainnya mengatakan bahwa diri mereka mendukung apapun keputusan yang dilakukan oleh Super Junior.

Bentuk dukungan ELF komunitas “X” kepada Super Junior ada yang berupa dukungan positif dan dukungan yang negatif. Salah satu bentuk dukungan positif yang dilakukan ELF kepada Super Junior adalah proyek ulang tahun.

Berbagai proyek ulang tahun yang telah dilakukan yaitu, membuat hutan kecil dengan menanam seratus pohon di daerah pedalaman Korea Selatan ketika salah satu anggota Super Junior ulang tahun. Proyek ini dilakukan berkerja sama dengan ELF dari negara lain. Proyek lainnya, donor darah di PMI dalam rangka ulang tahun salah satu anggota Super Junior. Proyek yang terbesar dan terbaru yang dilakukan ELF komunitas “X” adalah pada tahun 2015 dalam rangka ulang tahun Super Junior ke-10. ELF komunitas “X” beserta ELF dari seluruh penjuru dunia membangun sebuah sekolah yang diberi nama “Super Junior” di pedalaman

Afrika untuk anak-anak kurang mampu di Afrika.

Bentuk dukungan ELF komunitas “X” kepada Super Junior juga memiliki efek negatif bagi Super Junior dan ELF itu sendiri. Pada tahun 2012, anggota

Super Junior bernama Heechul mengungkapkan keluhan kepada ELF dunia

Universitas Kristen Maranatha 7

termasuk ELF komunitas “X”, melalui akun twitter. Heechul mengatakan bahwa dirinya terganggu dengan ELF yang selalu mengikuti kemana Super Junior pergi.

ELF selalu mengikuti mobil Super Junior dengan kecepatan tinggi yang dapat membahayakan jiwa ELF maupun Super Junior. Banyak ELF yang terlibat dalam kejadian ini, salah satunya adalah ELF komunitas “X” yang mengejar Super

Junior sampai ke Korea (dalam situs Allkpop, 2012). Kejadian lainnya pada tahun

2013, anggota Super Junior yang bernama mengungkapkan keluhan kepada ELF seluruh dunia termasuk ELF komunitas “X”. Melalui konser mereka di Singapura, Eunhyuk mengatakan bahwa dirinya kecewa dengan perilaku ELF yang sering terlibat fanwar. Eunhyuk meminta ELF untuk lebih bersikap dewasa dan mendukung Super Junior dengan cara yang lebih baik (dalam situs Allkpop,

2013).

Berdasarkan hasil wawancara dengan 20 ELF komunitas “X”, terdapat 9

ELF Indonesia yang rela meninggalkan sekolah dan kuliah demi menyaksikan konser Super Junior dari dalam hingga luar negri. Hal ini dapat mengganggu pendidikan ELF komunitas “X” itu sendiri. Mereka rela mengeluarkan uang hingga berjuta-juta untuk menyaksikan konser Super Junior yang berlangsung di

Indonesia dan di luar negri. ELF komunitas “X” selalu membeli album musik serta barang-barang resmi Super Junior, seperti album foto, kaos, topi, gelang dan barang resmi Super Junior lainnya. Sebanyak 20 ELF komunitas “X” yang memprioritaskan uang mereka untuk sesuatu yang berhubungan dengan Super

Junior. Terdapat 4 ELF komunitas “X” yang rela berbohong dengan orangtua agar

Universitas Kristen Maranatha 8

mendapatkan uang membeli tiket konser, ada pula yang rela tidak makan karena menyisihkan uang jajan untuk membeli pernak-pernik resmi Super Junior.

Berdasarkan hasil wawancara yang sebelumnya pula, sebanyak 20 ELF komunitas “X” mengaku tidak ingin ketinggalan berita mengenai aktivitas Super

Junior. ELF komunitas “X” rela menghabiskan waktu seharian bahkan sampai larut malam dengan bermain internet agar tidak tertinggal berita terbaru dari Super

Junior atau menyaksikan acara dan pertunjukkan dari Super Junior. Mereka juga selalu aktif untuk menunggu anggota Super Junior memberikan posting di twitter dan Instagram, agar mereka tidak tertinggal dalam memberikan komentar. Hal ini membuat ELF komunitas “X” membuang waktunya yang seharusnya dapat diisi dengan aktivitas yang lebih produktif. Hal ini juga dapat menyebabkan ELF komunitas “X” kehilangan waktu untuk aktivitas sosialnya. Terdapat 11 ELF “X” yang mengaku kehilangan teman karena dianggap telah berubah dan melupakan teman-temannya sejak menyukai Super Junior.

Pada tahun 2012, sebanyak 12 ELF Indonesia pingsan akibat kericuhan yang terjadi dalam penjualan tiket konser Super Junior. ELF merasa takut kehabisan tiket, menyebabkan kejadian saling dorong pun terjadi. Pada kejadian ini banyak pula ELF yang rela mengantri dua belas jam sebelum loket tiket dibuka. Mereka bahkan tidur di tempat penjualan tiket dan tidak makan. Hal ini dapat mengancam keselamatan dan kesejahteraan ELF. Dalam kejadian ini, tidak hanya pihak promotor yang mencoba menghentikan kericuhan, tetapi juga melibatkan aparat kepolisian (Jakarta Globe, 2012).

Universitas Kristen Maranatha 9

Berdasarkan perilaku-perilaku ELF komunitas “X” terlihat dapat merasakan apa yang Super Junior rasakan, seperti turut berbahagia ketika melihat

Super Junior bahagia dan turut bersedih ketika melihat Super Junior mengalami kesedihan. Fenomena lain juga memperlihatkan bahwa ELF komunitas “X” akan ikut tersinggung jika Super Junior terhina. Dukungan ELF komunitas “X” dalam memberikan dukungan hand banner dan proyek ulang tahun, sebagai tanda bahwa

ELF komunitas “X” akan melakukan berbagai cara agar Super Junior bahagia.

Fenomena lainnya memperlihatkan bahwa ELF komunitas “X” merasa sangat kecewa ketika mengetahui anggota Super Junior akan menikah. Terdapat pula fenomena ELF komunitas “X” yang rela melakukan sesuatu untuk Super Junior hingga mengancam keselamatan dan kesejahteraan ELF komunitas “X” maupun

Super Junior. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, dapat dikatakan bahwa bentuk perhatian dan dukungan ELF Indonesia kepada Super Junior merupakan parasocial relationship.

Menurut Tuchakinsky (2010), parasocial relationship merupakan pengalaman akan kesetiakawanan, persahabatan, dan keterlibatan afektif yang kuat yang dialami oleh seseorang dalam interaksinya dengan figur media.

Parasocial relationship yang dialami seseorang memiliki dua bentuk yaitu parasocial friendship dan parasocial love. Parasocial friendship adalah perasaan menyukai figur media, merasakan kesetiakawanan (solidaritas) dari figur media, percaya terhadap figur media, dan menginginkan adanya saling keterbukaan dan berkomunikasi dengan figur media. Di sisi lain, Parasocial love adalah keinginan yang kuat untuk berada disisi figur media atau akan kehadiran figur media,

Universitas Kristen Maranatha 10

merasa rindu untuk berada dekat secara fisik dengan figur media, serta keterbukaan untuk diterima dan diperhatikan.

Parasocial relationship disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Hoffner

(2002), terdapat empat faktor yang mempengaruhi parasocial relationship, yaitu faktor motivasi, faktor kesamaan, faktor identifikasi, dan faktor komunikasi antar penggemar. Telah dilakukan survey awal kepada 20 orang ELF komunitas “X” yang sudah menggemari Super Junior selama lebih dari satu tahun.

Terdapat 16 (80%) ELF komunitas “X” mengatakan bahwa mereka sering berkomunikasi dengan ELF komunitas “X” lainnya untuk mendapatkan informasi mengenai Super Junior. ELF komunitas “X” tersebut saling bertukar informasi mengenai aktivitas Super Junior dengan ELF lainnya agar tetap up-to-date mengenai Super Junior. ELF komunitas “X” menggunakan media sosial seperti twitter, instagram, tumblr, dan youtube maupun aplikasi pesan seperti line, kakao talk, dan whatsapp untuk mencari maupun bertukar informasi dari ELF lainnya.

ELF komunitas “X” tersebut merasa dengan semakin seringnya bertukar informasi, maka semakin bertambah pengetahuan mereka mengenai Super Junior dan akhirnya merasa sangat mengenal Super Junior. Hal ini memerlihatkan bahwa parasocial relationship ELF komunitas “X” dapat disebabkan oleh faktor komunikasi antar penggemar. Menurut Hoffner (2002) mereka akan saling berkomukasi dengan tujuan untuk mengurangi ketidaktentuan akan berita mengenai figur media dan juga meningkatkan pengetahuan akan kehidupan dan kepribadian figur media.

Universitas Kristen Maranatha 11

Terdapat 10 (50%) ELF komunitas “X” menjadikan Super Junior sebagai sosok identifikasi. Terdapat ELF komunitas “X” yang sering mengikuti gaya humor yang dilakukan Super Junior karena bagi mereka lucu. Ada beberapa ELF pula yang ingin mengikuti gaya berpenampilan Super Junior yang mereka anggap menarik. Hal ini memerlihatkan bahwa parasocial relationship ELF komunitas

“X” dapat disebabkan oleh faktor identifikasi. Menurut Hoffner (2002), ciri-ciri yang disukai seseorang adalah individu yang tampan atau cantik, menarik, berbakat dan sukses, kemudian, media figur tersebut akan menjadi panutan bagi pengguna media.

Terdapat 6 (30%) ELF komunitas “X” mengatakan bahwa dengan menggemari Super Junior seperti memiliki teman untuk mengisi hari-harinya.

Terdapat 2 ELF komunitas “X” mengaku sulit untuk bersosialisasi di dunia nyata.

ELF tersebut mengaku, dengan menggemari Super Junior, seperti memiliki seseorang yang dapat diajak berkomunikasi dengan berkomentar di akun sosial media Super Junior. Terdapat 4 ELF komunitas “X” yang mengaku dirinya belum mebutuhkan seorang kekasih karena sudah memiliki Super Junior yang bisa menghibur hari-harinya dan membuatnya merasa bahagia. Bahkan ada pula yang mengaku dirinya menangis ketika konser yang digelar telah habis. Mereka merasa bahwa selalu adanya rasa rindu dengan Super Junior. Hal ini memerlihatkan bahwa parasocial relationship ELF komunitas “X” dapat disebabkan oleh faktor motivasi. Faktor motivasi menurut Hoffner (2002), yaitu motivasi untuk memperoleh tujuan, kebutuhan, dan keinginannya akan kepuasan sosial dan emosional.

Universitas Kristen Maranatha 12

Terdapat 5 (25%) ELF komunitas “X” mengatakan bahwa adanya kesamaan pada diri mereka dengan Super Junior. ELF komunitas “X” tersebut selalu mengerti dengan guyonan yang Super Junior lontarkan di setiap acara yang

Super Junior bawakan. Hal ini dikarenakan ELF komunitas “X” tersebut merasa adanya kesamaan jenis humor dengan Super Junior. Kesamaan agama juga dapat membuat ELF komunitas “X” memilih Super Junior sebagai idola, dikarenakan aktivitas keagamaan yang dilakukan Super Junior sama dengan yang sering dilakukan oleh ELF komunitas “X” tersebut. Oleh karena itu, ELF komunitas “X” tersebut merasa memiliki koneksi yang kuat dengan Super Junior dikarenakan memiliki keyakinan agama yang sama. Hal ini memerlihatkan bahwa parasocial relationship ELF komunitas “X” dapat disebabkan oleh faktor kesamaan. Menurut

Hoffner (2002), individu akan lebih tertarik pada karakter dan kepribadian performer yang mirip dengan dirinya, misalnya persamaan dalam jenis kelamin, etnis, kelas sosial, usia, kepribadian, kepercayaan dan pengalaman.

Berdasarkan pemaparan di atas terlihat bahwa adanya variasi dari faktor yang mempengaruhi terbentuknya parasocial relationship pada diri ELF komunitas “X”. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti kontribusi faktor parasocial relationship terhadap bentuk parasocial relationship pada penggemar

Super Junior (ELF) di komunitas “X”.

Universitas Kristen Maranatha 13

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui bagaimana kontribusi faktor parasocial relationship terhadap bentuk parasocial relationship pada penggemar Super

Junior (ELF) di komunitas “X”.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk mengetahui kontribusi faktor parasocial relationship terhadap bentuk parasocial relationship pada penggemar Super Junior (ELF) di komunitas

“X”.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kontribusi faktor parasocial relationship yang terdiri dari faktor motivasi, faktor kesamaan, faktor identifikasi, dan faktor komunikasi antar penggemar terhadap bentuk parasocial relationship pada penggemar Super

Junior (ELF) di komunitas “X”.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

 Memberikan masukan bagi ilmu pengetahuan, khususnya dalam

bidang ilmu Psikologi Sosial, mengenai faktor parasocial relationship

dan bentuk parasocial relationship.

Universitas Kristen Maranatha 14

 Memberikan tambahan informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti

lebih lanjut mengenai penelitian yang berhubungan dengan

pengidolaan terhadap selebriti.

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi kepada pengurus komunitas “X” mengenai

faktor parasocial relationship. Informasi ini bisa digunakan oleh para

pengurus komunitas untuk melakukan sesuatu yang dapat mengurangi

atau menghindari dampak negatif akibat tingginya parasocial

relationship.

 Memberikan informasi kepada para orangtua dari anggota ELF

komunitas “X”. Informasi ini diharapkan dapat menyadarkan orangtua

anggota ELF komunitas “X” untuk lebih memberikan perhatian kepada

anak-anak mereka yang mengalami parasocial relationship.

 Memberikan informasi kepada ELF komunitas “X”, maka dengan

mengetahui faktor yang menyebabkan adanya parasocial relationship

dalam diri mereka akan lebih bisa mengontrol diri agar tidak

melakukan hal negatif yang dapat membahayakan diri mereka sendiri,

Super Junior, dan masyarakat sekitar.

1.5 Kerangka Pikir

Super Junior merupakan sebuah boyband asal Korea yang menjadi idola sebagian besar remaja di Indonesia. Penggemar Super Junior disebut ELF (Ever

Lasting Friends). Indonesia memiliki komunitas “X” sebagai wadah untuk

Universitas Kristen Maranatha 15

mendukung Super Junior dari ELF Indonesia. Bentuk dukungan ELF komunitas

“X” kepada Super Junior, dapat berupa fanwar dengan penggemar grup musik lain, mengupayakan segala hal agar Super Junior merasa bahagia, dan rela melakukan hal yang dapat mengancam keselamatan dan kesejahteraan diri ELF komunitas “X” demi Super Junior. Bentuk dukungan ELF komunitas “X” kepada

Super Junior merupakan parasocial relationship. Menurut Tuchakinsky (2010), parasocial relationship merupakan pengalaman akan kesetiakawanan, persahabatan, dan keterlibatan afektif yang kuat yang dialami oleh seseorang dalam interaksinya dengan figur media.

Proses terbentuknya parasocial relationship menurut Giles (2003), ketika individu menggunakan media, akan terjadi aktivitas psikologis di dalam dirinya.

Aktivitas psikologis yang dimaksud adalah penilaian ELF komunitas “X” mengenai Super Junior berdasarkan pengetahuan yang dimiliki ELF komunitas

“X” tersebut. Penilaian terhadap Super Junior berasal dari tanggapan langsung dari ELF komunitas “X” kepada Super Junior yang terdapat di media masa.

Penilaian tersebut dapat berupa penilaian kesukaan atau ketidaksukaan. Penilaian dapat terbentuk dari pengetahuan ELF komunitas “X” mengenai Super Junior, bisa juga dari pengalaman sebelumnya ketika melihat Super Junior melalui media.

Penilaian terhadap figur media dapat terus diperbaharui selama episode menonton, sehingga membuat penilaian individu terhadap figur dapat berubah-ubah.

Ketika ELF komunitas “X” menyukai Super Junior, ELF komunitas “X” akan mengidentifikasi dirinya dan membentuk "interaksi" dengan Super Junior.

ELF komunitas “X” juga akan mulai membawa interaksinya dengan Super Junior

Universitas Kristen Maranatha 16

ke dalam relasi sosialnya, yaitu dengan cara membicarakan mengenai Super

Junior kepada teman-temannya. Menurut Giles, ketika ELF komunitas “X” memutuskan untuk tetap menyukai figur media tersebut, ELF komunitas “X” akan semakin menjalin interaksi dengan figur media. Misalnya dengan cara mengulang menonton video musik Super Junior, berulang kali menonton performance Super

Junior di acara-acara musik, atau mencari acara lain yang dibintangi oleh Super

Junior. Semakin banyak interaksi yang terbentuk, ELF komunitas “X” akan semakin melibatkan perasaannya dan emosionalnya ke dalam interaksi tersebut.

Inilah yang disebut dengan parasocial relationship (Giles, 2003).

Menurut Tuchakinsky (2010) parasocial relationship dibagi menjadi dua bentuk, yaitu parasocial love dan parasocial friendship. Parasocial friendship adalah perasaan menyukai Super Junior, merasakan kesetiakawanan (solidaritas) dari Super Junior, percaya terhadap Super Junior, dan menginginkan adanya saling keterbukaan dan berkomunikasi dengan Super Junior. Di sisi lain, parasocial love adalah keinginan yang kuat untuk berada disisi Super Junior atau akan kehadiran Super Junior, merasa rindu untuk berada dekat secara fisik dengan

Super Junior, serta keterbukaan untuk diterima dan diperhatikan.

Parasocial friendship memiliki dua dimensi, yaitu communication dan support and companionship. Communication merupakan derajat keinginan individu untuk menjalin komunikasi yang terbuka dengan figur media. Misalnya,

ELF komunitas “X” secara aktif memberi komentar dalam akun twitter, instagram, facebook dan media sosial lain yang digunakan oleh Super Junior. ELF komunitas “X” berharap, Super Junior akan sering berinteraksi dengan mereka

Universitas Kristen Maranatha 17

lewat media dan Super Junior akan lebih sering membagi aktivitas sehari-hari kepada ELF komunitas “X”. Support and companionship merupakan derajat keinginan individu untuk mempercayai, mendukung dan berbagi dengan figur media (Tuchakinsky, 2010). Misalnya, ELF komunitas “X” selalu membeli album terbaru Super Junior agar Super Junior meraih penghargaan dalam penjualan album. Semakin besar communication dan support and companionship yang dirasakan individu, semakin kuat pula parasocial friendship yang dialami individu

(Tuchakinsky, 2010).

Parasocial love memiliki 2 dimensi yaitu ketertarikan physical attraction dan emotional responses to the character. Physical attraction merupakan derajat ketertarikan secara fisik individu terhadap figur media. Misalnya, ELF komunitas

“X” menggemari Super Junior karena wajah dan gaya berpakaian Super Junior yang menarik. Ketika Super Junior mengganti model dan warna rambut, akan menjadi perhatian besar bagi ELF komunitas “X” tersebut. ELF komunitas “X” tersebut juga senang melihat dan mengumpulkan foto-foto Super Junior yang memperlihatkan otot pada tubuh Super Junior. Emotional responses merupakan derajat respon emosional individu terhadap figur media. (Tuchakinsky 2010, dalam Tidy, 2013). Misalnya, ELF komunitas “X” merasa bahagia jika Super

Junior sedang bahagia, dan merasa sedih jika melihat Super Junior mengalami kesedihan. ELF komunitas “X” tersebut merasakan kekecewaan yang mendalam ketika mengetahui ada anggota Super Junior yang akan menikah. Semakin besar physical attraction dan emotional responses yang dirasakan individu, semakin kuat pula parasocial love yang dialami individu (Tuchakinsky, 2010).

Universitas Kristen Maranatha 18

Menurut Hoffner (2002) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi munculnya parasocial relationship. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor motivasi, faktor kesamaan, faktor identifikasi, faktor komunikasi antar penggemar. Faktor motivasi adalah kebutuhan akan kepuasan sosial dan emosional yang dapat memotivasi ELF komunitas “X” untuk menggunakan media lebih lanjut dan dapat membantu ELF komunitas “X” memuaskan kebutuhan sosial. Faktor kesamaan yaitu, kesamaan antara ELF komunitas “X” dengan Super

Junior, baik secara fisik maupun psikis. Faktor identifikasi adalah adanya keinginan ELF komunitas “X” untuk mengidentifikasikan Super Junior dengan diri mereka. Faktor komunikasi antar penggemar adalah komunikasi antara ELF komunitas “X” satu dengan ELF lainnya untuk mengurangi ketidaktentuan akan berita mengenai Super Junior dan juga meningkatkan pengetahuan mengenai kehidupan dan kepribadian Super Junior.

Faktor motivasi yang ada pada diri ELF komunitas “X” dapat membuat mereka menjadi lebih sering berinteraksi dengan Super Junior melalui berbagai macam media. Misalnya, ELF komunitas “X” yang pada awalnya sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial merasa lebih senang berinteraksi dengan

Super Junior dengan memberikan komentar-komentar di setiap akun sosial media yang dimiliki oleh Super Junior. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor motivasi dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial friendship.

Disisi lain, faktor motivasi yang ada pada ELF komunitas “X” tersebut membuat mereka menjadi lebih memilih Super Junior daripada orang lain di sekelilingnya untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Misalnya, ELF komunitas “X” yang

Universitas Kristen Maranatha 19

merasa dirinya lebih nyaman mencintai Super Junior daripada teman lawan jenis yang sedang dekat dengannya. ELF komunitas “X” tersebut beranggapan dengan menyukai Super Junior seperti sudah memiliki kekasih dan kebutuhan sosialnya telah terpenuhi. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor motivasi dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial love.

Faktor kesamaan yang ada pada diri ELF komunitas “X” dengan Super

Junior, dapat membuat komunikasi antara ELF komunitas “X” dengan Super

Junior menjadi lebih lancar. Misalnya, ELF komunitas “X” akan lebih mengerti guyonan yang diberikan oleh Super Junior karena memiliki kesamaan jenis humor. ELF komunitas “X” tersebut juga menjadi cepat mengerti apa yang ingin

Super Junior sampaikan, karena memiliki jenis humor yang sama. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor kesamaan dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial friendship. Disisi lain, faktor kesamaan yang ada pada ELF komunitas “X” tersebut menjadikan mereka lebih intim dengan Super Junior.

Misalnya, ELF komunitas “X” yang memiliki kesamaan kebiasaan dengan Super

Junior yaitu memiliki keyakinan agama yang sama. ELF komunitas “X” tersebut seperti menjadi lebih dekat dan memiliki kontak batin dengan Super Junior. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor kesamaan dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial love.

Faktor identifikasi ELF komunitas “X” kepada Super Junior menjadikan

ELF komunitas “X” ingin menjadi seperti Super Junior. Misalnya, ELF komunitas

“X” dengan melihat Super Junior sukses dalam karir menjadikan ELF komunitas

“X” ingin mengikuti gaya kerja keras yang dimiliki oleh Super Junior agar sukses

Universitas Kristen Maranatha 20

pula dalam karir. Melihat gaya pertemanan Super Junior yang menarik, membuat

ELF ingin memiliki gaya pertemanan seperti Super Junior. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor identifikasi dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial friendship. Disisi lain, faktor identifikasi yang ada pada diri

ELF komunitas “X” dapat membuat ELF komunitas “X” ingin memiliki Super

Junior. Misalnya, ketika melihat penampilan Super Junior yang menarik, membuat ELF komunitas “X” ingin berpenampilan seperti Super Junior agar terlihat seperti pasangan Super Junior. Ketika Super Junior sukses dalam karir, membuat ELF komunitas “X” kagum dan lebih mencintai Super Junior. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor idetifikasi dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial love.

Faktor komunikasi antar ELF menjadikan ELF komunitas “X” memiliki tambahan informasi mengenai Super Junior. Misalnya, ELF komunitas “X” melihat bagaimana ELF lainnya memberikan dukungan kepada Super Junior dengan cara memberikan voting agar Super Junior mendapatkan pernghargaan musik. Meminta bantuan ELF lain untuk membeli album di luar negri. ELF komunitas “X” tersebut akan melakukan hal yang sama untuk mendukung Super

Junior. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor komunikasi antara ELF komunitas “X” dengan ELF lainnya dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial friendship. Disisi lain, faktor komunikasi antara ELF komunitas “X” dengan ELF lainnya dapat membuat ELF komunitas “X” semakin mengenal

Super Junior. Misalnya, ELF komunitas “X” mendapat banyak informasi mengenai Super Junior dari ELF lainnya. Informasi mengenai Super Junior akan

Universitas Kristen Maranatha 21

bertambah, sehingga membuat ELF komunitas “X” tersebut semakin mengetahui

tentang Super Junior dan dapat menumbuhkan perasaan kepada Super Junior. Hal

tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor komunikasi antara ELF komunitas “X”

dengan ELF lainnya dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial love.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan dengan bagan

kerangka pemikirian sebagai berikut :

Faktor Parasocial Relationship

 Motivasi  Kesamaan

 Identifikasi  Komunikasi antar penggemar

ELF Komunitas

“X" Parasocial Love :

 Psysical attraction  Emotional response Parasocial Relationship

Parasocial Friendship :

 Communication  Support and

Companionship

Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran

Universitas Kristen Maranatha 22

1.6 Hipotesis Penelitian

 Terdapat kontribusi yang signifikan antara faktor parasocial relationship

dengan parasocial friendship pada penggemar Super Junior (ELF) di

komunitas “X”.

 Terdapat kontribusi yang signifikan antara faktor parasocial relationship

dengan parasocial love pada penggemar Super Junior (ELF) di komunitas

“X”.

 Terdapat kontribusi yang signifikan antara faktor motivasi dengan

parasocial friendship pada penggemar Super Junior (ELF) di komunitas

“X”.

 Terdapat kontribusi yang signifikan antara faktor kesamaan dengan

parasocial friendship pada penggemar Super Junior (ELF) di komunitas

“X”.

 Terdapat kontribusi yang signifikan antara faktor identifikasi dengan

parasocial friendship pada penggemar Super Junior (ELF) di komunitas

“X”.

 Terdapat kontribusi yang signifikan antara faktor komunikasi antar

penggemar dengan parasocial friendship pada penggemar Super Junior

(ELF) di komunitas “X”.

 Terdapat kontribusi yang signifikan antara faktor motivasi dengan

parasocial love pada penggemar Super Junior (ELF) di komunitas “X”.

 Terdapat kontribusi yang signifikan antara faktor kesamaan dengan

parasocial love pada penggemar Super Junior (ELF) di komunitas “X”.

Universitas Kristen Maranatha 23

 Terdapat kontribusi yang signifikan antara faktor identifikasi dengan

parasocial love pada penggemar Super Junior (ELF) di komunitas “X”.

 Terdapat kontribusi yang signifikan antara faktor komunikasi antar

penggemar dengan parasocial love pada penggemar Super Junior (ELF) di

komunitas “X”.

Universitas Kristen Maranatha