Tarian Pesawat Jupiter Aerobatic Beraksi Di Langit Yogyakarta 1 September 2019

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Tarian Pesawat Jupiter Aerobatic Beraksi Di Langit Yogyakarta 1 September 2019 https://jogjainside.com/tarian-pesawat-jupiter-aerobatic-beraksi-di-langit-yogyakarta- 1-september-2019/ 19 August 2019 | 17:55 Tarian Pesawat Jupiter Aerobatic Beraksi di langit Yogyakarta 1 September 2019 Jogjainside.com, Yogyakarta – Mau Demo udara yang bakal mengguncang lihat yang heboh-heboh ? Lanud langit Yogyakarta, siiantaranya demo Adisutjipto Yogyakarta selama 1 hari udara fly past dan static show pesawat- penuh bakal menggelar tarian pesawat di pesawat tempur TNI-AU, F-16 Fighting udara tanggal 1 September 2019, Falcon, T-50 Golden Eagle mendatang. Lalu atraksi aerobatik dan static show Anda akan disuguhi kehadiran sejumlah Pesawat2 Latih TNI-AU , Jupiter pesawat tempur canggih T50i, F16, dan Aerobatic Team dan Grob G-120 TP-A. pesawat hercules serta akan di Ada juga demo Terjun Payung Tim Elite tampilkannya pertunjukan aerobatic Paskhas TNI-AU, Drum Band Taruna spektakuler pesawat Jupiter Aerobatic Akademi Angkatan Udara, Automotive Team dan Grob G-120 TP-A,dilangit show Yogyakarta. Pintu masuk lanud Adisutjipto dibuka di Bukan itu saja, atraksi spektakuler ini juga Pos karangjambe (gerbang masuk akan dimeriahkan dengan aksi puluhan museum TNI-AU), Blok F jalan Jogja-olo terjun payung oleh pasukan elit paskhas sebelah dealer Mitsubishi Borobudur TNI AU. Motor liat penunjuk arah belok ke kiri, dan Bandara Adisutjipto lurus terus ke arah Tak sekedar heboh di udara, Lanud barat. (sug) Adisutjipto juga mengharap partisipasi masyarakat pada kegiatan lari 5K, 10K, Obstacle Run, Kid Dash, tentu sembari melihat pesawat-pesawat kebanggaan TNI AU dan bangsa Indonesia. https://beritajatim.com/peristiwa/wara-se-jatim-rayakan-hut-ke-56-di-lanud-iswahjudi/ Selasa, 20 Agustus 2019, 00:36 WIB WARA se-Jatim Rayakan HUT ke-56 di Lanud Iswahjudi Ponorogo (beritajatim.com) – Wanita mengembangkan potensi diri, baik Angkatan Udara (WARA) lahir tepat pada kemampuan maupun keterampilan. 12 Agustus 1963. Memilih tempat di Sehingga Wanita Angkatan Udara dapat Lanud Iswahjudi, WARA se-Jawa Timur terus berkontribusi positif kepada TNI memeringati hari kelahirannya yang ke-56 Angkatan Udara melalui profesionalisme, tahun ini, dengan upacara dan syukuran. militansi, dan inovasi dalam menghadapi perkembangan tantangan yang sangat Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal dinamis,” tegas Kasau. Pertama TNI Widyargo Ikoputra di hadapan WARA se-Jawa Timur Adapun WARA se-Jawa Timur yang membacakan sambutan tertulis dari merayakan HUT ke-56 WARA sebanyak Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) 120 orang, diantara dari Lanud Iswahjudi Marsekal TNI Yuyu Sutisna. “Pesan sebanyak 67 orang, Lanud Abdulrachman Kasau, semoga Wanita Angkatan Udara Saleh Malang sebanyak 41 orang, dan dapat senantiasa mengembangkan Lanud Mulyono Surabaya sebanyak 24 potensi diri sebagai prajurit TNI Angkatan orang. Syukuran ditandai dengan Udara. Juga sekaligus sebagai seorang pemotongan tumpeng oleh Marsma TNI wanita yang memiliki harga diri dan Ikoputra. “Selamat untuk WARA, semoga kehormatan,” kata Marsma TNI Iko, Senin semakin profesional dalam menjalankan (19/8/2019). tugasnya,” katanya. Dia juga menyampaikan bahwa TNI Acara tersebut juga dimeriahkan oleh Angkatan Udara menghadapi eskalasi penampilan tari tarian dari masing-masing tantangan yang semakin kompleks. perwakilan Lanud Iswahjudi, Mulyono dan Karena sebagai imbas dari Revolusi Abdulrachman Saleh. Tampak hadir Industri 4.0, yang dikatalisasi oleh dalam acara syukuran HUT WARA perkembangan teknologi seperti artificial diantaranya Ketua PIA Ardhya Garini Cab. intelligence, big data, dan the internet of 2 Daerah II Lanud Iswahjudi Ny Yanti things. Wanita Angkatan Udara, kata Ikoputra beserta segenap pengurus, Marsma TNI Iko membacakan pesan Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi Kasau sebagai insan Swa Bhuwana Kolonel Pnb M. Satriyo Utomo, Paksa, tidak luput dari tugas dan Dandepohar 20 Kolonel Lek Sugeng tanggungjawab untuk menghadapi Riyadi, Dandepohar 60 Kolonel Tek tantangan-tantangan tersebut. Wahyu Laksito, Dandepohar 80 Kolonel Tek Iwan Agung Djumaeri. [end/suf] “Untuk itu, kepada Wanita Angkatan Udara untuk senantiasa mengisi dan https://pinterpolitik.com/tni-polri-seimbang-jokowi-aman/ Monday, August 19, 2019 19:35 TNI-Polri Seimbang, Jokowi Aman? Rivalitas antara Polri dan TNI dinilai dapat menghantui pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) di periode kedua. Sang presiden dinilai perlu menyeimbangkan dua kekuatan tersebut. PinterPolitik.com “But when we fight it‟s kinda like sibling rivalry. „Cause they‟re back on stage the next night with me” – Eminem, penyanyi rap asal Amerika Serikat Usai berupaya mendamaikan dua kubu Ketimpangan disebut-sebut tengah terjadi pendukung cebong dan kampret lewat di antara kedua lembaga keamanan pertemuannya dengan Prabowo Subianto tersebut. Boleh jadi, ketimpangan inilah di Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, yang memicu rivalitas di antara keduanya Presiden Joko Widodo (Jokowi) (interservice rivalry). tampaknya masih memiliki tugas lain. Pasalnya, masih terdapat dua kekuatan Tidak hanya di Indonesia, rivalitas antar- bersenjata yang dinilai masih berseteru lembaga keamanan juga banyak terjadi di pasca-Pilpres lalu. negara-negara lain. Salah satunya adalah Amerika Serikat (AS). Di negara Paman Setidaknya, begitulah yang dijelaskan Sam tersebut, terdapat rivalitas yang oleh Made Supriatma dari Cornell terjadi di antara angkatan darat, angkatan University dalam tulisannya di South laut, dan angkatan udara. Samuel P. China Morning Post. Dalam tulisan Huntington dalam tulisannya yang tersebut, Made memaparkan bahwa berjudul Interservice Competition and the rivalitas di antara Tentara Nasional Political Roles of the Armed Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Services menjelaskan bahwa kompetisi di Republik Indonesia (Polri) dapat antara angkatan-angkatan tersebut dapat menghantui masa pemerintahan kedua berujung pada perdebatan mengenai Jokowi. alokasi anggaran terhadap setiap angkatan. TNI vs POLRI ini emg "rival" abadi, dulu jg prnah ko di Karawang ampe chaos. klo Kompetisi antar-angkatan militer yang gak salah taun 98 wktu gw msih SD terjadi di AS yang turut terjadi pada penentuan anggaran mungkin memang Rivalitas tersebut dianggap dapat beralasan. GJ Kilduff dan tim penulisnya berujung pada krisis politik dan konflik dalam tulisan mereka yang kekerasan apabila tidak segera diatasi. berjudul Whatever It Takes To Belum lagi, Jokowi disebut-sebut lebih Win menjelaskan bahwa, secara bergantung pada Polri dalam berbagai psikologis, kompetisi dapat terjadi apabila urusan keamanan. Oleh sebab itu, sang hasil yang diharapkan oleh aktor-aktor presiden dinilai perlu melalukan upaya yang berkompetisi turut terhalangi oleh untuk menyeimbangkan dua kekuatan aktor lain, seperti upaya untuk mengincar tersebut. Pertanyaannya, mengapa sumber-sumber terbatas yang sama. rivalitas tersebut dapat terjadi? Upaya penyeimbangan apa yang perlu dilakukan Lalu, bagaimana dengan rivalitas yang Jokowi? terjadi antara TNI dan Polri? Interservice Rivalry Rivalitas yang terjadi di antara dua Bersambung... Sambungan TNI-Polri.... pidatonya dengan membandingkan anggaran kedua lembaga tersebut. Bagi lembaga keamanan tersebut sudah terjadi Gatot, besaran pagu anggaran yang sejak pemisahan fungsi kepolisian dari didapatkan oleh TNI dan Polri tidak ABRI pada era Reformasi. Semenjak sebanding secara ukuran – terkait jumlah pemisahan tersebut, Polri mulai personel, persenjataan, dan satuan kerja menguatkan pengaruh politiknya. yang ada. Mungkin, apa yang diungkapkan Gatot tersebut benar. Jacqui Baker dalam tulisannya yang Pasalnya, bila kita tilik pada perbandingan berjudul A Sibling Rivalry menjelaskan jumlah personel, TNI dalam data Global bahwa perseteruan tersebut turut terjadi Firepower memiliki personel sebanyak dengan adanya perebutan “lahan subur” 975.750 (personel aktif dan cadangan) di bidang keamanan melalui proxies yang pada tahun 2018, sedangkan Polri dimilikinya di masyarakat sipil, birokrasi, memiliki personel sebanyak 443.379 pada dan parlemen. Dengan begitu, tidak tahun yang sama. mengherankan apabila perebutan tersebut turut terjadi dalam wilayah politik. Di sisi lain, dalam penentuan anggaran secara administratif, TNI harus mengikuti Hal senada juga diungkapkan oleh Shawn pagu yang diberikan pada Kementerian Crispin dalam tulisannya di Asia Times. Pertahanan – berdasarkan UU No. 34 Crispin menjelaskan bahwa terdapat Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional “perang wilayah” di antara dua lembaga Indonesia. Sementara, Polri yang memiliki tersebut atas aktivitas-aktivitas ilegal status kelembagaan di bawah presiden sebagai sumber pemasukan bagi secara langsung dapat menikmati pagu personel-personel bawah. anggaran baginya secara penuh. Sebenarnya, dalam besaran anggaran, Di tingkat pemerintahan, kedua lembaga Kemhan telah memiliki pagu yang lebih ini saling bersaing untuk menentukan besar – Rp 107,7 triliun (APBN 2018) – peran masing-masing dalam konsepsi bila dibandingkan dengan pagu milik Polri pertahanan dan keamanan nasional. Polri – Rp 95 triliun (APBN 2018). Namun, misalnya, kini memegang lebih banyak seperti yang diungkapkan oleh Gatot, fungsi keamanan, seperti dalam pagu anggaran yang dimiliki oleh Kemhan mengatasi terorisme, gerakan separatis, perlu dibagikan ke masing-masing unit dan konflik komunal. kerja Kemhan, seperti Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Perdebatan tersebut juga berujung pada Udara (AU), serta untuk operasi Kemhan pengalokasian sumber finansial yang sendiri. terbatas, yaitu penyusunan anggaran. Isu alokasi anggaran inilah yang menjadi Di sisi lain, ketidakpuasan TNI boleh jadi
Recommended publications
  • Kamis, 07 Januari 2021
    Kamis, 07 Januari 2021 PANGDAM I/BUKIT BARISAN DAN ROMBONGAN KUNJUNGI SUMBAR, LAKUKAN KUNKER SELAMA 2 HARI Danrem 032/Wirabraja melalui Kepala Pengerangan Korem, Mayor Inf Daulay menambahkan, agenda Pangdam selama dua hari antara lain serangkaian kunjungan kerja ke Makorem 032, Yonif 131/Brs, Secata B Rindam I/BB dan kunjungan silaturrahmi ke Polres Kota Bukittinggi I/BB. photo Turut hadir dalam penyambutan kunjungan Pangdam I/BB tersebut Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Toni Harmanto, Danlantamal II Padang Laksma TNI Hargianto, Danlanud Sutan Sjahrir Kol PNB MRY Fahlefie, Ketua Pengadilan Tinggi Panusunan Harahap, dan Kakesbangpol Sumbar. Red : Rezi Rabu 06 Januari 2021 11:28 WIB https://padang.tribunnews.com/2021/01/06/pangdam-ibukit-barisan-dan-rombongan- kunjungi-sumbar-lakukan-kunker-selama-2-hari I VAKSIN COVID-19 TIBA DI BALI, PANGDAM IX/UDAYANA IMBAU TETAP PATUHI PROKES 3M, KESDAM SIAP VAKSINASI Gubernur Bali I Wayan Koster didampingi oleh Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak dan Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra yang mengerahkan personel untuk mengawal vaksin. Bali menjadi prioritas Pemerintah Pusat menjadi target untuk percepatan pemulihan kesehatan Covid-19 dalam rangka memulihkan pariwisata di Provinsi Bali, dan juga memberikan kepercayaan kepada pariwisata photo nasional, termasuk juga sebagai upaya untuk memulihkan perekonomian di Bali dan juga di Indonesia. Berbicara soal vaksinasi covid-19, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak mengajak masyarakat kendati vaksin mulai terealisasi, namun juga harus tetap dibarengi penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak). Red : Adrian Pihaknya siap melakukan simulasi terkait sistem pendistribusian Selasa 05 Januari 2021 16:43 vaksin covid-19 sebagaimana pendistribusian logistik Pilkada yang WIB dapat menjangkau daerah-daerah tersulit sekalipun.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama Pemerintahan
    1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama pemerintahan Orde Baru, TNI dan Polri yang menyatu dalam ABRI, telah terjadi dominasi militer pada hampir di semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Militer juga difungsikan sebagai pilar penyangga kekuasaan. Konsep ini muncul sebagai dampak dari implementasi konsep dwifungsi ABRI yang telah menjelma menjadi multifungsi. Akibatnya peran ABRI dalam kehidupan bangsa telah melampaui batas-batas konvensional keberadaannya sebagai alat negara di bidang pertahanan dan keamanan. Integrasi status Polri yang berwatak sipil ke dalam tubuh ABRI dapat dikatakan sebagai pengingkaran terhadap prinsip demokrasi. Pengukuhan ABRI sebagai kekuatan sosial politik baru terjadi secara legal formal setelah keluarnya UU No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara. Lahirnya UU ini untuk lebih memantapkan landasan hukum dwifungsi ABRI, yang sebelumnya hanya diatur dalam Ketetapan MPR. Dalam UU No. 20 Tahun 1982 ditegaskan bahwa pengaturan peran sosial politik ABRI adalah sebagai kekuatan sosial yang bertindak selaku dinamisator dan stabilisator. Hal ini sebenarnya merupakan sebuah contradiction in terminis, karena bagaimana mungkin dinamisator dan stabilisator sekaligus dipegang oleh orang yang sama. Setidak-tidaknya ada dua pasal yang mendukungnya. Pasal 26 menyebutkan, Angkatan Bersenjata mempunyai fungsi sebagai kekuatan 1 2 pertahanan keamanan dan sebagai fungsi kekuatan sosial. Pasal 28 ayat (1) menegaskan, Angkatan Bersenjata sebagai kekuatan sosial bertindak selaku dinamisator dan stabilisator yang bersama-sama kekuatan sosial lainnya memikul tugas dan tanggungjawab mengamankan dan mensukseskan perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Sementara itu dalam ayat (2) menyatakan, bahwa dalam melaksanakan fungsi sosial, Angkatan Bersenjata diarahkan agar secara aktif mampu meningkatkan dan memperkokoh ketahanan nasional dengan ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai masalah kenegaraan dan pemerintahan, serta mengembangkan Demokrasi Pancasila dan kehidupan konstitusionil berdasarkan UUD 1945.
    [Show full text]
  • Highlights of the Week
    YOUR GUIDE TO INDONESIA’S POLITICAL & BUSINESS AFFAIRS | November 30th, 2018 Highlights of the week Uncovering the shroud over new KSAD The appointment of Andika Perkasa as the new Army chief of staff (KSAD) has raised speculations among public as it is considered too fast. Appointed as the Army Strategic Reserves commander (Pangkostrad) barely five months ago, it is reported that Andika’s skyrocketing career is largely due to his father-in-law’s, AM Hendropriyono, political standing as one of President Jokowi’s confidantes. The struggle of Soeharto clan into politics again Berkarya Party’s attempt to establish its political presence ahead of the 2019 legislative election illustrates the Soehartos prevailing power in the domestic politics. The family’s considerable power in the country’s business sector, furthermore, eases the Soehartos’ effort to reestablish their stature. Lobbying behind mining regulation reform The planned revision of several regulations related to coal business seems to be part of the government’s reform to provide business certainty to the coal mining industry. However, circumstances surrounding the plan suggest that the plan was full of political and business interests. Fierce banking competition amid consolidation Since 2014, the OJK has been implementing a banking consolidation policy by encouraging foreign investors from East Asian countries to acquire and merge Indonesia’s small banks (BUKU I) to trim the total number of banks, as suggested by BI’s API guideline. The mergers intensify competition among BUKU II and BUKU III banks. This competition benefits BUKU IV banks but has so far failed to improve BUKU II and BUKU III banks’ profitability.
    [Show full text]
  • TNI's Reshuffle: Jokowi's Strategic Move
    This document is downloaded from DR‑NTU (https://dr.ntu.edu.sg) Nanyang Technological University, Singapore. TNI’s Reshuffle: Jokowi’s Strategic Move Anindya, Chaula; Dwicahyo, Satrio 2018 Anindya, C., & Dwicahyo, S. (2018). TNI’s Reshuffle: Jokowi’s Strategic Move. (RSIS Commentaries, No. 017). RSIS Commentaries. Singapore: Nanyang Technological University. https://hdl.handle.net/10356/87365 Nanyang Technological University Downloaded on 24 Sep 2021 23:11:36 SGT No. 017 – 2 February TNI’s Reshuffle: Jokowi’s Strategic Move By Chaula Anindya and Satrio Dwicahyo Synopsis The recent rotation of senior officers carried out by Indonesia’s new military chief Hadi Tjahjanto is seen as a strategic move by President Joko Widodo to secure his men for the top posts in the Army (TNI AD) amid a looming presidential election next year. Commentary SHORTLY AFTER his inauguration as the new commander of the Indonesian National Armed Forces (TNI), Air Chief Marshal Hadi Tjahjanto took the unprecedented step of annulling a reshuffle of senior officers initiated by his predecessor, General Gatot Nurmantyo. The reshuffle was carried out just four days before Gen Gatot was to formally hand over the commandership of the military to his successor on 8 December 2017. In the last three months of 2017, Gen Gatot did two reshuffles: one on 27 October and the other on 4 December. Unlike the reshuffle of 27 October, the 4 December leadership changes were puzzling. The second reshuffle involved 85 officers consisting 46 from the army, 28 from the Navy and 11 from the Air Force. It was baffling why Gen Gatot shifted some officers who previously held strategic appointments to lesser positions.
    [Show full text]
  • Inovasi Teknologi Cegah Covid-19, Tni Ad Gunakan Helmet
    INOVASI TEKNOLOGI CEGAH COVID-19, MEDIA PEMERSATU BANGSA Edisi Juni 2020 TNI AD GUNAKAN HELMET THERMAL KC WEARABLE ADAPTASI KEBIASAAN BARU 1 2 3 etiap tanggal 1 Juni bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila, hal tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila. Pada Perpres tersebut dijelaskan bahwa penetapan hari lahir Pancasila mengacu pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 Mei-1 TIDAK Juni 1945. Dalam hari-hari itu, ada 3 orang tokoh yang memaparkan tentang dasar negara JIKA LUPA Syakni Muhammad Yamin, Soepomo, dan Sukarno. SEDANG FLU, SEDIA PAKAI Istilah Pancasila baru diperkenalkan oleh Sukarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945. Tetapi HAND SANITIZER MASKER masih ada proses selanjutnya yakni menjadi Piagam Jakarta (Jakarta Charter) pada 22 Juni 1945 dan DI RUMAH AJA KEMANA-MANA juga penetapan Undang-undang Dasar yang juga finalisasi Pancasila pada 18 Agustus 1945. Dalam Perpres disebutkan bahwa rumusan Pancasila sejak tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir Sukarno, rumusan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 hingga rumusan final tanggal 18 Agustus 1945 adalah 4 5 6 satu kesatuan proses lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara. Hari lahir Pancasila penting untuk diperingati, bukan hanya sekedar seremonial belaka, tetapi lebih bermakna sebagai nilai-nilai fundamental bangsa Indonesia sebagai dasar negara sehingga bangsa yang beragam dapat bersatu dan menyatu sebagai satu bangsa. Pancasila harus bisa dipergunakan 1-2 METER SETIBANYA sebagai jati diri atau identitas bagi rakyat Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan keinginan Soekarno, DI RUMAH yaitu menjunjung tinggi persatuan di tengah-tengah beragam perbedaan yang ada.
    [Show full text]
  • Reshuffling the Deck? Military Corporatism, Promotional Logjams
    JOURNAL OF CONTEMPORARY ASIA 2019, VOL. 49, NO. 5, 806–836 https://doi.org/10.1080/00472336.2019.1613556 Reshuffling the Deck? Military Corporatism, Promotional Logjams and Post-Authoritarian Civil-Military Relations in Indonesia Evan A. Laksmana Department of International Relations, Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Indonesia ABSTRACT ARTICLE HISTORY This article seeks to explain the increasingly regressive (or illiberal) published online 04 July behaviour on the part of the Indonesian military. It focuses on the 2019 ’ expansion of the Army s Territorial Command structure, the growing KEY WORDS military intrusion into civilian polity and the stunted progress of Post-authoritarian Indonesia; military professionalism. It provides an organisational, rather than military reform; corporatism; political, perspective. Conceptually, the article synthesises various personnel policy; civil– approaches to comparative politics to explain why and how military military relations; Indonesian personnel policies affect political behaviour. Empirically, using military a series of original datasets of hundreds of officers, the article demon- strates how promotional logjams – too many officers but too few positions available – over the past decade help explain the regressive behaviours we recently witnessed. It is further argued that the lack of institutionalisation in personnel policies gave rise to and prolonged these logjams. This article draws attention to the importance of intra- organisational dynamics in understanding the state of civil–military relations in post-authoritarian Indonesia. Reforming the Indonesian military is central to the narrative of post-Suharto political devel- opment. Suharto could not have maintained his New Order regime for over three decades without the military (then called Angkatan Bersenjata Republik Indonesia or ABRI) and its dwi- fungsi (dual function) doctrine.
    [Show full text]
  • Current Data on the Indonesian Military Elite, April 2008-September
    Current Data on the Indonesian M ilitary Elite, April 2008-September 2013 The Editors Introduction This report identifies the mutasi jabatan, or reshuffles, of key positions within the Indonesian National Defense Forces (Tentara Nasional Indonesia, TNI) headquarters, and includes changes that have taken place within the army's central and regional commands between April 2008 and September 2013. The timeline for this update covers primarily the second term of President Susilo Bambang Yudhoyono's administration. Two major developments are the focal point of analysis during this period. First, a simultaneous reshuffle of the armed services' chiefs of staff, which took place one month after the reelection of President Yudhoyono. Second, there were three different TNI commanders-in-chief (Panglima TNI) during this time and four of the army's chiefs of staff were replaced. Overall, Indonesia's military personnel reshuffles during this period indicate a smooth and organized leadership transition from the alumni of the classes of 1976-78 to younger officers from 1980s classes. In the following sections, we highlight key patterns evident in recent personnel reshuffles and provide an assessment of steps taken to professionalize the military by looking closely at military organizational development. Indonesia 98 (October 2014) 92 The Editors Timing and Patterns of Personnel Reshuffles Table 1 highlights the timing of Indonesia's military personnel reshuffles during the period of this listing, particularly those involving seventy-three strategic positions within TNI headquarters and army commands, which have had an impact on both central and regional command structures. This report identifies five major waves of personnel turnovers during the past five years—affecting approximately one hundred officers each time, and including some minor reshuffles for a number of key positions.
    [Show full text]
  • Update on the Indonesian Military's Influence; PDF Copied From
    Update on the Indonesian Military’s Influence ©2016 IPAC 1 No Need for Panic: Planned and Unplanned Releases of Convicted Extremists in Indonesia ©2013 IPAC 1 UPDATE ON THE INDONESIAN MILITARY’S INFLUENCE 11 March 2016 IPAC Report No.26 contents I. Introduction .........................................................................................1 II. Jokowi’s Reliance on the TNI .............................................................1 III. The Counter-Terrorism Battleground ..............................................2 A. Poso ................................................................................................3 B. A Strengthened Anti-Terrorism Law .........................................5 IV. Organisational Developments ............................................................6 A. Non-Military Tasks ......................................................................6 B. The Draft Decree ..........................................................................7 C. Joint Commands and New Posts ................................................8 D. National Security Law and National Security Council ...........9 V. Proxy War Revisited ..........................................................................10 VI. “Defend the Nation” (Bela Negara) Program ................................11 VII. Conditions of Service .......................................................................12 VIII. Conclusions .......................................................................................13 Update on the
    [Show full text]
  • Mahkamah Agu Mahkamah Agung Republik Indo
    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id PENGADILAN MILITER TINGGI-II J A K A R T A P U T U S A N Mahkamah AgungNOMOR Republik: 24-K/PMT-II/AD/V/2018 Indonesia DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta yang bersidang di Jakarta dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara terdakwa : Nama Lengkap : Arif Cahyono, S.E. Pangkat /NRP : Kolonel Inf/1900006951167. J a b a t a n : Pamen Mabesad (mantan Paban IV/Binwatpers Spersad. Kesatuan : Mabesad. Tempat tanggal lahir : Yogyakarta, 23 Nopember 1967. Jenis Kelamin : Laki-laki. Kewarganegaraan : Indonesia. A g a m a : Islam. Tempat Tinggal : Perumahan Taman Santoso Blok EF No. 66 Cikarang Selatan Bekasi. Terdakwa dalam perkara ini ditahan oleh : Mahkamah Agung Republik Indonesia 1. Wakasad selaku Ankum selama 20 (dua puluh) hari sejak tanggal 28 April 2017 sampai dengan 18 Mei 2017 berdasarkan Keputusan Penahanan Sementara Nomor : Kep/371/IV/2017 tanggal 28 April 2017. 2. Kemudian diperpanjang penahanan oleh Wakasad selaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari terhitung mulai tanggal 19 Mei 2017 sampai dengan tanggal 17 Juni 2017 berdasarkan Keputusan Nomor : Kep/404/V/2017 tanggal 19 Mei 2017. 3. Kemudian dibebaskan dari penahanan tanggal 30 Mei 2017 berdasarkan Keputusan Pembebasan Penahanan dari Wakasad selaku Papera Nomor : Kep/432/V/2017 tanggal 29 Mei 2017. PENGADILAN MILITER TINGGI II JAKARTA, tersebut di atas Membaca : Berita Acara Pemeriksaan dalam perkara ini. Memperhatikan : 1. Keputusan Penyerahan Perkara dari Wakasad selaku Perwira Penyerah Perkara Nomor : Kep/901/XI/2017 tanggal 27 Nopember 2017.
    [Show full text]
  • Indo Defence 2016 08/11/2016 by EDR by Joseph Roukoz
    Indo Defence 2016 08/11/2016 by EDR By Joseph Roukoz As the seventh edition of Indonesia’s tri-service exposition and forum comes to a close, it can already be hailed as a great success. Well organised every two years by the Jakarta International Expo Kemayoran, it took place in the Indonesian capital from November 2nd to 5th 2016. Indo Defence exhibition hosted some 844 companies from 55 countries, with 30 pavilions including those of Germany, India, Italy, Australia, South Korea, France, Turkey, USA, UK, Russia, South Africa, Singapore, Malaysia, Thailand, Philippines, Belarus, Indonesia, Czech Republic, Ukraine and Slovakia, an increase of about 25 percent compared with the last edition according to the organisers. The « Tank-boat » is under development in Indonesia by PT Pindad and UNDIN. The growing number of exhibitors on the Indo Defence 2016 roster is a true reflection of rising defence spending in the region with an annual compound growth rate of 4.7 per cent equating to a more than 20 billion US dollars expected to be spent on military and security procurement activities between now and 2025. This makes Indonesia the fifth fastest budget in the world, according to figures released by IHS Markit last October. The Marder 1 from Rheinmetall. The MMWT developed by FNSS and PT Pindad. Dominating the show was the on-going medium tank competition pitting the German Rheinmetall Marder 1 against the against new Modern Medium Tank (MMWT) developed for the Indonesian Army by a joint-venture company involving FNSS in Turkey and PT Pindad in Indonesia that was unveiled at Indo Defence.
    [Show full text]
  • Current Data on the Indonesian Military Elite, September 2005
    Current Data on the Indonesian M ilitary Elite, September 2005-March 2008 The Editors1 The current listing identifies the reshuffling of key positions at TNI (Tentara Nasional Indonesia, or Indonesian National Military) headquarters, as well as at the army's central and regional commands between September 1, 2005, and March 1, 2008. The period covered in this update was entirely under the government of President Susilo Bambang Yudhoyono, who came into office in October 2004. We will focus on three significant developments during this period. First, the arrival of peace in Aceh, which was initiated by the August 2005 Helsinki agreement and consolidated by the elections of local heads in December 2006. (That peace agreement presented TNI with the unprecedented challenge of transforming its role and mission during "peacetime." It was the first time in post-independence Indonesian history that the central government was not confronted with any insurgency, except the low-intensity one in Papua.) Second, TNI also experienced for the first time the appointment of an air force general as the commander-in-chief. Third, it was during the period covered in this update that signs of "generational change" became discernible, resulting from the promotion of officers who graduated from the military academy (Akademi Militer, or Akmil) in the 1980s. We examine these three significant developments, their impact on the TNI, and their larger political implications. Below, we start with the analysis of personnel changes during the most recent two- and-half years of the Yudhoyono government. We then profile the newly emerging elite officers from the early 1980s generation of academy graduates.
    [Show full text]
  • TNI's Reshuffle: Jokowi's Strategic Move
    www.rsis.edu.sg No. 017 – 2 February 2018 RSIS Commentary is a platform to provide timely and, where appropriate, policy-relevant commentary and analysis of topical and contemporary issues. The authors’ views are their own and do not represent the official position of the S. Rajaratnam School of International Studies, NTU. These commentaries may be reproduced with prior permission from RSIS and due recognition to the author(s) and RSIS. Please email to Mr Yang Razali Kassim, Editor RSIS Commentary at [email protected]. TNI’s Reshuffle: Jokowi’s Strategic Move By Chaula Anindya and Satrio Dwicahyo Synopsis The recent rotation of senior officers carried out by Indonesia’s new military chief Hadi Tjahjanto is seen as a strategic move by President Joko Widodo to secure his men for the top posts in the Army (TNI AD) amid a looming presidential election next year. Commentary SHORTLY AFTER his inauguration as the new commander of the Indonesian National Armed Forces (TNI), Air Chief Marshal Hadi Tjahjanto took the unprecedented step of annulling a reshuffle of senior officers initiated by his predecessor, General Gatot Nurmantyo. The reshuffle was carried out just four days before Gen Gatot was to formally hand over the commandership of the military to his successor on 8 December 2017. In the last three months of 2017, Gen Gatot did two reshuffles: one on 27 October and the other on 4 December. Unlike the reshuffle of 27 October, the 4 December leadership changes were puzzling. The second reshuffle involved 85 officers consisting 46 from the army, 28 from the Navy and 11 from the Air Force.
    [Show full text]