KONSTRUKSI SIMBOLIK DAKWAH BIL HAL DALAM FILM HAFALAN SHALAT DELISA

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh:

A. Saiful Mu’minin NIM: 109051000166

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1435 H./2014 M.

LEMBAR PERNYATAAN

1. Skripsi ini merupakan hasilkarya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

marepakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sangsi yang beralku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

Jakarta, 2 April 2014

A. Saiful Mu’minin

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil alamin, puji serta syukur kehadirat Allah SWT. berkat nikmat-Nya yang tidak terhingga sehingga karya sederhana ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita, Nabi

Muhammad SAW, berserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Peneliti sangat ingin berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi dan mengajarkan penulis banyak hal.

Ucapan terimakasih tersebut terutama penulis haturkan bagi:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Bapak Dr. Suparto, M.Ed, M.A, Pudek I, Bapak Drs. Jumroni, M.Si,

Pudek II dan juga Bapak Drs.Sunandar, M.Ag, Pudek III.

2. Bapak Rachmat Baihaky, MA, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,

dan Ibu Umi Musyarrofah, MA, Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam.

3. Ibu Siti Napsiyah, M.SW, Dosen Penasehat Akademik KPI E angkatan 2009,

yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan proposal skripsi.

4. Siti Nurbaya, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk membimbing peneliti dan memberikan masukan-masukan dalam

penulisan skripsi ini.

ii

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mendidik

serta memberikan beragam ilmu sehingga peneliti menjadi manusia yang lebih

baik. Semoga ilmu-ilmu pada Dosen dibalas dengan pahala yang tak terhingga.

6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah

membantu peneliti dalam hal administrasi selama perkuliahan dan penelitian

skripsi ini.

7. Orang tua tercinta Ayahanda Ahmad Nurhayat, Ibunda Roinah, sumber semangat,

atas dukungan dan kepercayaannya, sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi

ini dengan semangat. Kiranya peneliti tidak bisa membalas rasa cinta dan jerih

payah beliau dengan karya apapun, tetapi peneliti yakin dengan selesainya tugas

akhir ini bisa membuat mereka bangga terhadap anak laki-lakinya. Semoga ini

menjadi awal semangat untuk adai-adik saya, Musdhalifah yang sedang

menghadapi UN semoga lulus 100%, Hanif Amrullah semoga menjadi suksesi

kakaknya dalam mengarungi pendidikan dunia dan agama, putri kecil Zahwa

Aisyah, Kamilatul lailiyah, Tiara maharani, bagi penulis mereka adalah sumber

semngat

8. Kakek dan Nenek tercinta, Saudara-saudari kami lik Rikayah, lik Ulfatun, mang

Muhyidin, mang Khotimin, kang topic dan saudara-saudari yang tidak bisa tulis

satu persatu namanya, yang selalu bisa membuat peneliti menyadari jika bahagia

itu sederhana.

9. Permai-Ayu DKI Jakarta yang telah memberikan banyak pengalaman khususnya

dalam berorganisasi. Indrawan dan Indrawati, seluruh keluarga besar Permai-Ayu

ditunggu kontribusiya untuk membangun daerah.

iii

10. Sugawan/sugawati KMSGD Jakarta sebagai tempat berdiskusi dan berbagi

pengalaman dalm organisasi.

11. Teman-teman KPI angkatan 2009, khususnya kelas KPI E, Sadam, Ruli, Oki,

adharu dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga ini

menjadi awal kita untuk berkarya.

12. Teman-teman KKN PENA, Pintar, Edukatif, Nasionalis, dan agamis yang telah

memberikan kenangan dan kerja keras semmoga ilmu kita bermanfaat. Dan pihak

yang telah membantu suksesi program kami.

13. Terakhir, penulis mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan

satu persatu.

Pada akhirnya dengan ketidaksempurnaan ini, penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bagi penulis dan pembaca. Dan semoga Allah SWT membalas jasa baik yang telah diberikan dari berbagai pihak kepada penulis selama pembuatan skripsi ini, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin yarabbal alamin.

Jakarta, 2 April 2014

A. Saiful Mu’minin

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... KATA PENGANTAR ...... DAFTAR ISI ......

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Batasan dan Perumusan Masalah ...... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 7 D. Manfaat Penelitian ...... 7 E. Metode penelitian ...... 8 F. Kelemahan Penelitian ...... 10 G. Tinjauan Pustaka ...... 10 H. Sistematika Penulisan ...... 11 BAB II KAJIAN TEORI 1.1. Tinjauan Umum Tentang Film ...... 13 1. Pengertian film ...... 13 2. Sejarah Film ...... 14 3. Perfilman ...... 15 4. Fungsi Film ...... 21 5. Karakteristik Film ...... 21 6. Jenis-jenis Film ...... 23 7. Unsur-unsur Pembentukan Film ...... 25 8. Sinematografi ...... 26 9. Struktur film ...... 29 2.2. Dakwah ...... 38 1. Pengertian Dakwah ...... 38 2. Dasar Hukum Dakwah ...... 40 3. Metode Dakwah ...... 42 a. Metode Dakwah bil-hal ...... 44 b. Metode Dakwah dengan lisan ...... 44

v

c. Metode Dakwah dengan hati ...... 44 4. Film sebagai media dakwah ...... 48 2.3. Analisis Semiotika ...... 52 1. Konsep Semiotika ...... 52 2. Konsep Semiotika Roland barthes ...... 55 BAB III GAMBARAN UMUM 1. Sinopsis Cerita Film Hafalan Shalat Delisa ...... 60 2. Pemain dalam Film Hafalan Shalat Delisa ...... 63 3. Profil Film Hafalan Shalat Delisa ...... 68 BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS DATA 1. Semiotika Film Hafalan Shalat Delisa...... 74 2. Analisis Kontruksi Pesan Dakwah dalam Film Hafalan Shalat Delisa ...... 98

BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan dan Saran ...... 103 2. Kesimpulan ...... 103 3. Saran ...... 104 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL

vi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman, kehidupan manusia tidak pernah lepas dari

komunikasi. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia dan menjadi bagian

yang sangat penting sebagai sarana interaksi satu sama lain. Era globalisasi saat

ini membuat masyarakat menjadi ketergantungan dengan media komunikasi.

Bahkan dalam sebuah riset mengatakan, maju tidaknya suatu negara ditandai

dengan penggunaan media komunikasi di negara tersebut. Media komunikasi

yang digunakan dalam hal ini adalah media massa baik itu media cetak maupun

elektronik.

Media massa sendiri merupakan sarana penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan dalam jumlah yang besar. Pesan sendiri dapat

berbentuk komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Dan pesan verbal yang

sering digunakan manusia dalam berkomunikasi baik melalui lisan maupun

tulisan. Komunikan dapat leluasa memilih bentuk pesan dan melalui media apa

pesan tersebut akan disampaikan.

Pada mulanya film merupakan salah satu bentuk media massa yang

dipandang mampu memenuhi permintaan dan selera masyarakat akan hiburan

dikala penat menghadapi aktifitas hidup sehari-hari1 Sejak saat itu, pertunjukan

film telah menjadi saluran pelarian dari masyarakat yang telah bekerja, terutama

didaerah perkotaan. Pada perkembangan selanjutnya film mulai beralih fungsi

1 Denis McQuail, Teori Komunikasi massa, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005), h. 13.

2

tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan akan hiburan masyarakat tetapi juga menjadi wahana penerangan, edukasi dan transformasi nilai.2

Sebagai transformasi nilai film yang hadir dengan tampilan audiovisual memberikan kesan tersendiri bagi penontonya, tampilan audiovisual berpengaruh besar terhadap transformasi nilai baru bagi penontonya. Ditengah begitu derasnya film-film yang miskin akan nilai trasedental dalam masyarakat, muncul beberapa film yang serat dengan nilai yang memberikan kritik sosial.

Dakwah pada hakekatnya merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia untuk mengikuti

(menjalankan) ajaran Islam melalui usaha mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.3 Dalam era globalisasi sekarang ini, di mana alat-alat elektronik semakin canggih, informasi masuk begitu cepat dan serba instan, sehingga proses penyampaian Dakwah perlu menggunakan media penunjang untuk mempermudah dalam penyampaian pesan dakwah kepada sasaran dakwah.

Media dakwah yang saat ini perlu dikembangkan adalah penggunaan media elektronik, seperti, radio, Tv, film dan lain sebagainya. Melalui media tersebut, pesan dakwah dapat disiarkan langsung atau melalui rekaman kaset audio video atau audio visual, agar tujuan dakwah dapat tercapai secara efektif dan efesien. Film diproduksi untuk memberikan hiburan, informasi edukasi, dan

2 Aep Kusnawan, Komunikasi Penyiaran Islam, (bandung: Benang Merah Press, 2004), h.94. 3 Amrullah Achmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial., (Yogyakarta : Prima Duta, 1985), h. 3.

3

persuasi kepada pemirsa. Hal ini sesuai dengan misi perfilman bahwa film digunakan sebagai media edukatif untuk pembinaan masyarakat.4 Kelebihan film sebagai media dakwah dapat dilihat dari segi sifatnya, audio visual yaitu alat-alat yang dapat dioperasikan sebagai sarana penunjang untuk menyampaikan pesan dakwah yang bisa di dengar sekaligus di lihat.5 Menilai film mempunyai beberapa keunikan yaitu: Secara psikologis, penyuguhan secara hidup dan tampak yang dapat berlanjut dengan animation (kegembiraan) memiliki kecenderungan yang unik dalam keunggulan daya efektifnya terhadap penonton.

Media film yang menyuguhkan pesan hidup dapat mengurangi keraguan apa yang disuguhkan (makna dari pesan itu sendiri) sehingga lebih mudah diingat dan mengurangi kelupaan.

Kelebihan media film di atas menimbulkan adanya ketertarikan para siniman muslim untuk menggunakannya sebagai sarana dakwah Islam. Perpaduan antara kegiatan dakwah dan pemanfaatan film sebagai media diharapkan dakwah

Islam dapat diterima oleh masyarakat secara lebih luas dan menarik. Sehingga muncul berbagai film dakwah. Film dakwah atau film Islam adalah film yang di dalamnya mengandung nilai-nilai Islami, tidak harus dengan menayangkan ayat-ayat Alqur‟an, tetapi menggunakan pesan-pesan dan perilaku kehidupan yang bernuansa dakwah.

Film dakwah menyerukan kebaikan dan mencegah keburukan, menyuruh kepada yang ma‟ruf (hal-hal atau perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah) , dan mencegah dari yang munkar ( hal-hal atau perbuatan yang

4 Onong Effendi Uchjana, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologi,( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), h. 212. 5 Moh . Aziz Ali, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 152.

4

menjauhkan kita kepada Allah). 6Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam Al-

Qur‟an surat Ali Imron 104:

Artinya: ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mecegah dari yang munkar , merekalah orang-orang yang beruntung (Q.S Ali Imron 104).

Film Hafalan Shalat Delisa merupakan film dengan latar belakang ajaran Islam merupakan ajaran Rahmat Lil Al-Alamin, karena Islam sifatnya mengayomi, melindungi, membuat damai, tidak mengekang, dan tidak membuat takut. Film akan menjadi semakin penting sebagai media yang dapat menyampaikan gambaran mengenai budaya muslim dalam rangka untuk menghindari benturan dengan budaya dan peradaban lain. Sedangkan pengkajian fotografi akan berpengaruh pada sudut-sudut pengambilan gambar yang berefek kepada makna. Sementara pengkajian semiotika dipergunakan untuk mendapatkan kedalaman makna sebuah realitas dan kemudian direduksi dalam film. Sebab, pada dasarnya film adalah realitas yang didramatisir.7

Film Hafalan Shalat Delisa menceritakan tentang seorang gadis kecil, bernama Delisa yang tinggal di sebuah desa kecil di pantai Aceh. Dia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara yaitu Fatimah, Aisyah dan Zahra dari keluarga

Abi Usman dan Ummi. Delisa sangat dekat dengan ibunya (Ummi) serta ketiga

6 Miftah Rakhmat, Catatan Kang Jalal, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h. 24. 7 Aep Kusnawan, Komunikasi & Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), h. 96.

5

kakaknya. Film ini diawali dengan sebuah cerita pada tanggal 26 Desember 2004.

Delisa bersama Ummi sedang bersiap untuk mengikuti ujian praktek shalat di sekolahnya dan ketika itu juga tiba-tiba terjadi gempa. Gempa yang cukup besar membuat ibu dan kakak-kakak Delisa ketakutan. Tiba-tiba Tsunami menghantam, menggulung desa kecil mereka, sekolah mereka, dan tubuh kecil Delisa serta ratusan ribu orang lainnya di Aceh dan berbagai pelosok pantai di Asia Tenggara juga terhantam oleh Tsunami. Delisa berhasil diselamatkan oleh Prajurit Smith salah satu relawan yang menolong bencana Tsunami. Selama dua hari Delisa pingsan di cadas bukit dengan luka dikaki. Sayangnya, luka tersebut mengakibatkan kaki kanan Delisa harus diamputasi. Penderitaan Delisa menarik iba banyak orang. Prajurit Smith sempat ingin mengadopsi Delisa bila dia hidup sebatang kara, tetapi Abi Usman berhasil menemukan Delisa.

Film Hafalan Shalat Delisa adalah sebuah film yang mengandung makna besar dibalik bencana Tsunami yang di rasakan Delisa anak berusia 7 tahun. Dia kehilangan keluarga, ibu, dan sebelah kakinya. Film ini memuat kisah tentang keiklasan, kesabaran, dan kekuatan yang ditunjukkan oleh seorang anak.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan melaporkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul

“Konstruksi Simbolik Dakwah bil-hal dalam Film hafalan Shalat Delisa” karya Sony Gao Kasak.

6

B. Batasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Merujuk pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka

penulis membatasi penelitian Konstruksi Dakwah bil-hal pada film Hafalan

Shalat Delisa.

2. Rumusan Msalah

Berdasaran batasan masalah yang telah dipaparkan maka rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut: Bagaimana Konstruksi Dakwah bil-hal

dalam Film hafalan Shalat Delisa.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan

bagaimana Konstruksi Dakwah bil-hal dalam Film hafalan Shalat Delisa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan

ilmu komunikasi, serta sebagai pengembangan tambahan referensi bahan

pustaka, khususnya penelitian tentang analisis dengan minat dalam kajian

dakwah melalui film dan semiotika, dalam penelitian ini bagaimana pesan-

pesan dakwah Bil-Hal dikonstruksikan menjadi sebuah analisis.

7

2. Manfaat Praktis

Menumbuhkan pemahaman tentang arti penting sebuah film, tidak

hanya dari pesannya saja melainkan makna yang tersirat dibalik tanda

pesan film. Terutama pesan dakwah dalam film.

E. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan kajian semiotika Roland Barthes,

penelitian ini bersifat kualitatif. Pendekatan menggunakan konsep

mythologies atau mitos. Roland Barthes menekankan interaksi antara teks

dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara

konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh

penggunanya. Konsep pemikiran Barthes yang dikenal dengan Tatanan

Pertandaan (Order of Signification).

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah Film Hafalan Shalat Delisa,

sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah Pesan Dakwah Bil-hal

dalam Film Hafalan Shalat Delisa.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Data Primer adalah data yang diperoleh dari rekaman video original

berupa satu keping DVD film Hafalan Shalat Delisa. Kemudian dipilih

8

visual atau gambar dari potongan-potongan adegan (scene) yang

diperlukan untuk penelitian.

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur. Literatur yang

mendukung data primer, seperti kamus, internet, artikel Koran, buku-buku

yang berhubungan dengan Film, Dakwah Bil-hal, Dakwah melaui Film,

catatan kuliah dan sebagainya.

4. Teknik penelitian

Teknik penelitian ini terdiri atas dua, yaitu:

a. Observasi teks dengan melakukan pengamatan8 secara langsung dan

tidak terikat terhadap objek penelitian dan unit analisis dengan cara

menonton dan mengamati teliti dialog-dialog, serta adegan-adegan dalam

film Hafalan Shalat Delisa. Kemudian mencatat, memilih dan

menganalisanya sesuai dengan model penelitian yang digunakan.

b. Studi komunikasi (document research), yaitu penulis mengumpulkan

data-data melalui telaah dan mengkaji berbagai literatur yang relevensinya

dengan materi penelitian untuk selanjutnya dijadikan bahan argumentasi,

seperti DVD film, arsip, majalah, surat kabar, catatan perkuliahan, internet

dan lain-lain.

5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis semiotika

model Rolland Barthes, membuat sebuah model sitematis dalam

8 Tigor Pangaribuan, Kamus Populer Lengkap, (Bandung: Pustaka Stia, 1996), cet-1, h. 114.

9

menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Barthes lebih

tertuju kepada gagasan tentang signifikasi dua tahap. Signifikasi tahap

pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam

sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai

denotasi,yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah yang

digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini

menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan

perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya.

Sedangkan signifikasi kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja

melalui mitos (myth).9

F. Kelemahan Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti akui banyak kekurangan, kelemahan

dalam penulisan, kurang mendalam dalam melakukan analisis, dikarenakan

berbagai aspek yang kurang mendukung dan juga tidak mendapatkan respon

positif atas surat izin riset yang peneliti ajukan. sulitnya akses masuk menuju

Production house.

G. Tinjauan Pustaka

Adapun skripsi lain yang menjadi acuan penulis yaitu skripsi berjudul

ANALISIS SEMIOTIK FILM CIN(T)A KARYA SAMMARIA

SIMANJUNTAK yang merupakan hasil penelitian mahasiswa Komunikasi

Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nurlaelatul Fajriah.

9 Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosda Karya , cet. Keempat April 2006) h. 128.

10

M. Fikri Ghazali. NIM : 206051003915 Analisis semiotik terhadap film 3

DOA 3 CINTA Penulis menganalisisnya dengan menggunakan pendekatan

semiotik yang dikembangkan oleh pemikir Perancis, Roland Barthes. Pendekatan

semiotik ala Roland Barthes ini memberi titik tekan pada makna denotatif,

konotatif.

Walaupun dalam penelitian ini penulis berkiblat pada skripsi di atas, tetap

penelitian yang dilakukan penulis berbeda. Objek penelitian penulis adalah segala

sesuatu yg berhubungan dengan dakwah dalam film, dengan menggunakan

pendekatan analisis semiotika Roland Barthes. Film ini sengaja diambil penulis

karena belum banyak mahasiswa yang meneliti Film ini. Sehingga, penelitian

yang penulis lakukan diharapkan dapat menambah referensi penelitian film. Film

ini yang akan penulis teliti ini diangkat dari novel dengan judul yang sama.

H. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN : Dalam bab ini penulis akan memaparkan mengenai

Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masala, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kajian Teor,

Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI : Pada bab ini penulis akan menguraikan Film yang

terdiri dari Pengertian Film, Fungsi Film, Jenis-jenis Film, Sejarah Film,

Komunikasi dalam film, Film dalam kajian analisis semiotika. Dakwah yang terdi

dari Pengertian dakwah, Metode Dakwah, Film sebagai media dakwah dan

Analisis Semiotik yang terdiri dari Definisi Analisis Semiotika, Konsep Semiotika

Rolland Barthes.

11

BAB III GAMBARAN UMUM : Dalam bab ini penulis akan memaparkan mengenai Sinopsis Cerita Film Hafalan Shalat Delisa dan Pemain dalam film

Hafalan Shalat Delisa.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA : Dalam bab ini, penulis membahas tentang Representasi Dakwah dalam Film Hafalan Shalat Delisa Kajian Semiotika

Rolland Barthes dan Analisis Pesan Dakwah dalam Film Hafalan Shalat Delisa.

BAB V PENUTUP : Bab terakhir ini, penulis memberikan kesimpulan dan saran terhadap apa yang telah diangkat dan diteliti oleh penulis.

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang berati panggilan,

ajakan, atau seruan. Dalam ilmu tata Bahasa Arab, kata dakwah berbentuk

isim masdar sedangkan bentuk fi‟il-nya adalah yang berarti

memanggil, mengajak, atau menyeru. Menurut Awaludin Pimay, secara

etimologis kata dakwah merupakan bentuk masdar dari kata yad‟u (fi‟il

mudhari) dan da‟a (fi‟il madhi) yang artinya adalah memanggil, mengundang,

mengajak, menyeru, mendorong. Kata dakwah dirujukan pada ayat-ayat Al-

Qur‟an yang didalamnya menggunakan kata dakwah (Sulthon, 2003: 4), yaitu:

Al-Qur‟an surat Ali imron ayat 104.

Artinya: ”Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mecegah dari yang

munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.

13

Al-Qur‟an surat Yunus ayat 25.

Artinya: “Allah menyeru / mengajak menuju ke Negara yang selamat”. Dan menunjuki orang orang yang dikehendakinya kepada jalan yang lurus.

Secara terminologi, pengertian dakwah tidak ditunjukkan secara eksplisit oleh Nabi Muhammad. Oleh karena itu, umat Islam memiliki kebebasan merujuk perilaku tertentu yang intinya adalah mengajak kepada kebaikan dan melaksanakan ajaran Islam sebagai kegiatan dakwah. Dalam kaitan dengan itu, maka muncullah beberapa definisi dakwah Sebagai berikut:

Syekh Ali Makhfud dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, mengatakan dakwah adalah “ mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat” Toha Yahya Oemar, mengatakan bahwa dakwah adalah:

“Mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akhirat” Esensi dakwah adalah segala bentuk aktivitas penyampaian ajaran Islam kepada orang lain dengan berbagai cara yang bijaksana untuk terciptanya individu dan masyarakat yang menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dalam semua lapangan kehidupan.

Dari definisi dakwah tersebut, dalam penelitian ini definisi yang digunakan adalah segala bentuk aktivitas dakwah penyampaian ajaran

14

Islam kepada orang lain dengan berbagai cara yang bijaksana untuk terciptanya individu dan masyarakat agar menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dan menjauhi larangannya dalam semua lapangan kehidupan agar memperoleh kehidupan dunia dan akhirat.

2. Dasar Hukum Dakwah

Dakwah merupakan bagian integral dari ajaran Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Kewajiban ini sudah tercermin dari konsep amar ma‟ruf nahi munkar yakni perintah mengajak masyarakat melakukan kebaikan sekaligus mengajak mereka untuk meninggalkan dan menjauhkan diri dari kejahatan. Dakwah hukumnya adalah wajib dengan dasar-dasar yang termaktub dalam firman Allah dan Hadits Nabi. Allah berfirman dalam al- Qur‟an: Perintah berdakwah yang ditujukan kepada para utusan Allah tercantum dalam al-Qur‟an surat Al-Maidah ayat 67:

Artinya: Hai Rasul sampaikan lah apa yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu. Dan jika kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

15

Perintah dakwah yang ditujukan kepada umat Islam secara umum

tercantum dalam Al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 125:

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan berbantahlah kepada mereka dengan cara yang

baik. Sesungguhnya tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk.

3. Metode Dakwah

Pengertian metode dakwah sebagai mana telah diungkapkan

terdahulu adalah metode yang dilalui seorang da‟i dalam menyampaikan

dakwahnya atau metode yang dipakai dalam penerapan pendekatan

dakwah. Secara etimologis dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da‟a,

yang diartikan sebagai mengajak/menyeru.10 Setelah mendata seluruh kata

dakwah dapat didefinisikan bahwa dakwah Islam adalah sebagai kegiatan

mengajak, mendorong, dan memotivasi orang lain berdasarkan bashirah

untuk meniti jalan Allah dan istiqoamah dijalaNya serta berjuang bersama

meninggikan agama Allah. Oleh karena itu, secara terminologis pengertian

10 Siti muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, Cet.I, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h.1.

16

dakwah dimaknai dari aspek positif ajakan tersebut, yaitu ajakan kepada kebaikan dan keselamatan dunia akhirat.

Metode dakwah adalah cara mencapai tujuan dakwah, untuk mendapatkan gambaran tentang prinsip-prinsip metode dakwah harus mencermati firman Allah Swt: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. (Q.S. An-Nahl 16: 125)

Dari ayat tersebut dapat difahami prinsip umum tentang metode dakwah Islam yang menekankan ada tiga prinsip umum metode dakwah yaitu ; Metode hikmah, metode mau’izah khasanah, meode mujadalah billati hia ahsan, banyak penafsiran para Ulama “terhadap tiga prinsip metode tersebut antara lain :

1. Metode hikmah menurut Syeh Mustafa Al-Maroghi dalam tafsirnya

mengatakan bahwa hikmah yaitu; Perkataan yang jelas dan tegas

disertai dengan dalil yang dapat mempertegas kebenaran, dan dapat

menghilangkan keragu-raguan.

2. Metode mau‟izah khasanah menurut Ibnu Syayyidiqi adalah memberi

ingat kepada orang lain dengan pahala dan siksa yang dapat

menaklukkan hati.

3. Metode mujadalah dengan sebaik-baiknya menurut Imam Ghazali

dalam kitabnya Ikhya Ulumuddin menegaskan agar orang-orang yang

melakukan tukar fikiran itu tidak beranggapan bahwa yang satu

sebagai lawan bagi yang lainnya, tetapi mereka harus menganggap

bahwa para peserta mujadalah atau diskusi itu sebagai kawan yang

17

saling tolong-menolong dalam mencapai kebenaran. Demikianlah

antara lain pendapat sebagaian Mufassirin tentang tiga prinsip metode

tersebut.

Imam Muslis berkata “Siapa di antara kamu melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu, ubahlah dengan hatinya, dan yang terakhir inilah selemah-lemah iman. (H.R. Muslim).

Dari arti hadist tersebut terdapat tiga tahapan metode yaitu ;

1. Metode dakwah bil-hal

Dakwah bil hal merupakan dakwah yang lebih menekankan

pada perbuatan nyata, bukan hanya sekedar “slogan” untuk

melakukan amar ma‟ruf dan nahi munkar saja. Dakwah ini akan

menjadi efektif jika komunikator (mubaligh) mampu menunjukan

perbuatannya terhadap kata-kata yang disampaikan kepada

komunikan (mad‟u).

2. Metode dakwah dengan lisan (billisan)

Dakwah bil lisan merupakan sistem dakwah yang dilakukan

melalui ceramah, khutbah dan lain sebagainya. Dakwah bil lisan

adalah proses penyampaian informasi melalui lisan, kajian yang

dilakukan merupakan ibadah praktis, konteks kajian terprogram

disampaikan dengan metode dialog. Dengan menggunakan kata-

kata yang lemah lembut, yang dapat difahami oleh mad‟u, bukan

dengan kata-kata yang keras danmenyakitkan hati.

3. Metode dakwah dengan hati (qolm)

18

Metode dakwah dengan hati adalah dalam berdakwah hati

tetap ikhlas, dan tetap mencintai mad‟u dengan tulus, apabila suatu

saat mad‟u atau objek dakwah menolak pesan dakwah yang

disampaikan, mencemooh, mengejek bahkan mungkin memusuhi

dan membenci da‟I atau muballigh, maka hati da‟i tetap sabar,

tidak boleh membalas dengan kebencian, tetapi sebaliknya tetap

mencintai objek, dan dengan ikhlas hati da‟i hendaknya

mendo‟akan objek supaya mendapatkan hidayah dari Allah SWT.

Selain dari metode tersebut, metode yang lebih utama lagi adalah bil uswatun hasanah, yaitu dengan memberi contoh prilaku yang baik dalam segala hal. Keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW banyak ditentukan oleh akhlaq beliau yang sangat mulia yang dibuktikan dalam realitas kehidupan sehari-hari oleh masyarakat. Seorang muballigh harus menjadi teladan yang baik dalam kehidupan sehar-hari. Dakwah merupakan kewajiban umat Islam, lebih-lebih mereka yang telah memiliki pengetahuan agama Islam, menurut batas kemampuan masing-masing.

Dakwah adalah upaya menyampaikan ajaran agama Islam oleh seseorang atau kelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang agar mereka meyakini dan memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan benar. Jadi dalam dakwah yang menjadi tujuan adalah perubahan keyakinan, pengetahuan dan perilaku sasaran dakwah yang sesuai dengan ajaran Islam.

Dakwah bil-hal sebenarnya bukanlah merupakan istilah baru dalam dunia dakwah, karena sumber peristilahan tersebut bermula dari al-Qur'an

19

maupun hadits dan juga sirah Nabi. Dari sumber-sumber tersebut

kemudian muncul penterjemahan baik dalam dataran normatif maupun

empirik. Ada beberapa pengertian tentang dakwah bil-hal. Secara harfiah

dakwah bil-hal berarti menyampaikan ajaran Islam dengan amaliah

nyata,11 dan bukan tandingan dakwah bil-lisan tetapi saling melengkapi

antara keduanya. Dalam pengertian lebih luas dakwah bil-hal,

dimaksudkan sebagai keseluruhan upaya mengajak orang secara sendiri-

sendiri maupun berkelompok untuk mengembangkan diri dan masyarakat

dalam rangka mewujudkan tatanan sosial, ekonomi dan kebutuhan yang

lebih baik menurut tuntunan Islam, yang berarti banyak menekankan pada

masalah kemasyarakatan seperti kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan

dengan wujud amal nyata terhadap sasaran dakwah12. Sementara itu ada

juga yang menyebut dakwah bil-hal dengan istilah dakwah bil-Qudwah

yang berarti dakwah praktis dengan cara menampilkan akhlaq karimah.13

Sejalan dengan ini seperti apa yang dikatakan oleh Buya Hamka bahwa

akhlaq sebagai alat dakwah, yakni budi pekerti yang dapat dilihat orang,

bukan pada ucapan lisan yang manis serta tulisan yang memikat tetapi

dengan budi pekerti yang luhur.14

Berpijak dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa dakwah bil-

hal mempunyai peran dan kedudukan penting dalam dakwah bil-lisan.

Dakwah bil-hal bukan bermaksud mengganti maupun menjadi

11 Lihat Masdar F. Mas'udi, "Mukaddimah : Dakwah, Membela Kepentingan Siapa?",dalam Majalah Pesantren, No. 4 Vol. IV jakarta : P3M, 1987), h.2. 12 Harun Al-Rasyid dkk, Pedoman Pemerintahan Dakwah Bil-Hal, Jakarta: Depag RI, 1989), h.10. 13 Anwar Masy'ari, Butir-butir Problematika Dakwah Islamiyah,(Surabaya: Bina llnuj, 1993), h.205. 14 Hamka, Prinsip dan Kebijakan Dakwah Islam, (jakarta: Pustaka Panjimas, 1981), h.159.

20

perpanjangan dari dakwah bil-lisan, keduanya mempunyai peran penting

dalam proses penyampaian ajaran Islam, hanya saja tetap dijaga isi

dakwah yang disampaikan secara lisan itu harus seimbang dengan

perbuatan nyata da'i.15 Dalam hal ini peran da'i akan menjadi sangat

penting, sebab da'i yang menyampaikan pesan dakwah kepada jama'ah

akan disorot oleh umat sebagai panutan. Apa yang ia katakan dan ia

lakukan akan ditiru oleh jama'ahnya. Itulah sebabnya apa yang ia katakan

harus sesuai dengan apa yang ia perbuat, jika tidak maka da'i akan menjadi

cemoohan umat dan lebih dari itu ia berdosa besar dan pada gilirannya dia

akan ditinggalkan oleh jamaahnya.

Dalam ayat lain masih banyak yang memberi kontribusi

pelaksanaan dakwah bil-hal. Di samping ayat al-Qur'an dalam hadits

Rasulullah banyak yang memberikan dasar bagi dakwah bil-hal seperti

hadits di bawah ini : "Dari Anas ra. Berkata: Tidak pernah Rasulullah saw.

dimintai sesuatu melainkan pasti ia membeilikannya. Sungguh telah

datang seorang peminta kepadanya, maka diberinya kambing yang berada

di antara dua bukit, maka ia kembali kepada kaumnya dan mengajak

mereka "Hai kaumku, segeralah kamu masuk Islam, karena Muhammad

memberi kepada seseorang yang sama sekali tidak k hawatir habis atau

menjadi miskin". Sesungguhnya dahulu orang masuk Islam karena ingin

15 Soetjipto Wirosardjono, "Dakwah: Potensi dalam Kesenjangan" dalam Majalah Pesantren, No. 4 Vol. IV (Jakarta: P3M, 1987), h.5.

21

dunia tetapi tidak lama kemudian tumbuh kecintaannya Islam melebihi

semua kekayaan dunia.16

Dalam hadist ini terdapat dorongan yang kuat agar kaum muslimin

membela (rnembantu) saudara-saudaranya yang lemah, dengan cara

mengetuk pintu hati setiap orang yang memiliki perasaan dan berkeinginan

baik.17 Menurut Jamaludin Al-Qasimi,18 kalimat membantu yang lemah

adalah membantu membebaskan orang muslim yang lemah dan sedang

menghadapi masalah kesulitan serta menjaganya dari ancaman musuh.

Masalah yang dihadapi berhubungan dengan kesusahan hidup baik bersifat

materi maupun non materi. Pernyataan ini diperkuat dengan pemyataan

Rasulullah dalam sebuah hadits: "Orang Islam itu bersaudara, maka

janganlah seorang Islam menganiaya saudaranya dan jangan

membiarkannya tersiksa. Barang siapa memenuhi hajat saudaranya, maka

Allah akan memenuhi hajatnya. Barang siapa yang membantu mengatasi

kesulitan orang lain maka Allah akan melepaskan kesulitan-kesulitan di

hari kiamat dan siapa menutu pintu seorang muslim niscaya Allah

menutupinya dihari kiamat. Dalam hadits ini jelas sekali bahwa

membiarkan sesama muslim teraniaya adalah berdosa dan membantu

mereka keluar dari persoalan adalah ibadah yang bernilai dakwah,

Termasuk membantu saudara kita dalam mengatasi kesulitan juga

mempunyai nilai ibadah yang berkonotasi dakwah. Dalam surat al-Isra'

ayat 84 Allah berfirman : “Katakanlah Tiap-tiap orang berbuat menurut

16 Husen Madhal, Hadits II, (Yogyakarta: Fakullas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, 1995),h. 216. 17 Al-Qur'an dan Tafsirnya, (yogyakarta: Univereitas Islam Indonesia, 1991), h.229. 18 Muhammad Jamaludin Al Qosimi, Tafsir Al-Qosimi, tkt: Dar al-Ihya' Kutub al- Arabiyah, 1957).h.15.

22

keadaannya masing-masing maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang

lebih benar jalannya”.

Pesan moral yang terkandung dalam film ini juga tergolong ke

dakwah bil-hal dikarenakan dalam dakwah bil-hal juga terdapat nilai-nilai

positif. Istilah pesan dalam bahasa Inggris message berasal dari kata latin

yaitu message yang bersumber dari kata yang berarti perintah, nasehat,

permintaan, kata-kata, lambang, ide, amanat yang harus disampaikan atau

dilakukan kepada orang lain.19 Akan tetapi, pengertian pesan yang

dipaparkan di atas bersifat mendasar, dalam arti kata bahwa pesan itu

adalah suatu kata-kata itu menyediakan suatu alat pengantar yang dapat

menyampaikan ide-ide dan informasi, tapi juga persuasif yaitu pesan-

pesan berjalan dengan struktur yang melalui komunikator dan diterima

oleh komunikan agar orang lain bersedia menerima suatu paham dan

keyakinan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.20

Dalam komunikasi, pesan menjadi salah satu unsur penentu

efektifitas suatu tindakan komunikasi. Pesan menjadi unsur utama selain

komunikator dan komunikan, terjadi komunikasi antar manusia. Tanpa

adanya komunikasi pesan, maka tidak pernah terjadi komunikasi yang

jelas antar manusia.21

19 Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), cet. Ke-9, h. 76. 20 James G. Robinson, Komunikasi yang Efektis, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1986), cet.ke-3 h. 35. 21 M. Jamaluddin Piktoringa, Tipologi Pesan Persuasif, (PT. Indeks: Jakarta, 2005), cet.ke-1, h. 1.

23

Menurut beberapa ahli, pesan mempunyai macam-macam arti.

Pesan dapat diartikan sebagai lambang, ide, kata, atau isi pernyataan.

Menurut Hoeta Soehoet, pesan adalah isi pernyataan yaitu hasil penggunaan akal budi yang disampaikan manusia kepada manusia lain.

Artinya berfungsi untuk mewujudkan isi pernyataan dari bentuknya yang abstrak menjadi konkret. Dari berbagai definisi yang telah disebutkan, meskipun terdapat perbedaan dalam perumusan dapat disimpulkan bahwa pesan merupakan suatu isi pernyataan yang mendatangkan makna dan respon tertentu. Sebenarnya suatu pesan tidak hanya sebatas menstimulasi emosi khalayak. Pesan dapat pula dikatakan persuasif manakala menyentuh rasio khalayak. Bahkan pesan yang disampaikan tidak hanya menyentuh ratio khalayak tapi juga dapat mengajak khalayak untuk menjadi sesuatu yang lebih baik.

Dengan demikian pesan akan dapat menghasilkan respon tertentu seandainya dirancang dengan baik. Untuk itu pesan hendaknya mengoptimalkan lambang komunikasi yang tersedia (verbal, non-verbal dan paralinguistik) yang disesuaikan dengan topik yang dikomunikasikan.

Saluran komunikasi yang digunakan dan khalayak yang dituju. Selain itu, pesan yang dirancang biasanya merupakan refleksi dari prilaku khalayak yang dituju, sehingga diharapkan merupakan hasil pengkondisian dari sumber. Dalam penelitian ini, pesan yang ingin disampaikan pada khalyak adalah pesan yang mengandung nilai-nilai moral. Pesan moral merupakan suatu materi atau gagasan mengenai ajaran tentang baik buruknya

24

perbuatan dan kelakuan yang ingin disampaikan oleh pembuat film kepada

penontonnya.

Sebagaimana tema, pesan moral hanya dapat ditangkap melalui

penafsiran cerita. Hal ini sekaligus merupakan petunjuk praktis mengenai

berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap,

tingkah laku, dan sopan santun pergaulan. Sutradara atau pembuat film ini

menyampaikan semua hal tersebut di atas melalui penampilan tokoh-tokoh

cerita.

Sebenarnya yang dimaksud dengan moral menurut Kamus Umum

Bahasa Indonesia adalah penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan

kelakuan.22 Dan menurut istilah moral adalah suatu istilah yang digunakan

untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat,

atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atau

buruk.23

Moralitas akan muncul dengan sendirinya manakala seseorang

mulai berpikir tentang apa yang harus dilakukan dan tidak harus tidak

dilakukan. Seseorang akan bertindak dengan alasan-alasan tertentu dan

tidak dikendalikan oleh sebab-sebab yang lain. Tindakan moral harus

rasional, alasannya pun harus operatif. Jadi, tidak sekedar rasional semata.

Pada intinya, setiap orang harus mampu bertindak sebagai makhluk yang

22 W.J, S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Rajawali Press, 1980), cet.II, h. 654 23 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), cet.V, h. 93.

25

bermoral.24 Menurut pandangan Rest, moralitas mencakup makna yang

begitu luas, antara lain:

a. tingkah laku membantu orang lain

b. tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma sosial

c. timbulnya empati atau rasa salah, atau bahkan keduanya

d. penalaran tentang keadilan

e. memperhatikan kepentingan orang lain.

4. Film sebagai media dakwah

Pada masa kehidupan Nabi Muhammad saw, media yang paling

banyak digunakan adalah media audiatif; yakni menyampaikan dakwah

dengan lisan. Namun tidak boleh dilupakan bahwa sikap dan perilaku Nabi

juga merupakan media dakwah secara visual yaitu dapat dilihat dan ditiru

oleh objek dakwah. Sejarah dakwah kemudian mencatat bukan hanya

perkembangan materi dan objek dakwah, melainkan juga mencari media-

media dakwah yang efektif. Ada berupa media visual, audiatif,

audiovisual, buku, radio, televisi, drama dan sebagainya.25 Termasuk juga

internet dan film.

Film hadir dalam bentuk penglihatan dan pendengaran. Melalui

pendengaran dan penglihatan inilah, film memberikan pengalaman-

pengalaman baru kepada para penonton. Pengalaman itu menyampaikan

24 Cheppy Haricahyono, Dimensi Pendidikan Moral, (Semarang: IKIP Semarang Pres, 1995), h.67. 25 Wafyah dan Awaludin Pimay, Sejarah Dakwah, Cet.I, (Semarang: RaSAIL, 2005), h.13.

26

berbagai nuansa perasaan dan pemikiran kepada penonton. Selanjutnya,

film sebagai media komunikasi dapat berfungsi pula sebagai media

dakwah, yaitu media untuk mengajak kepada kebenaran dan kembali

menginjakkan kaki di jalan Allah. Film juga tidak terkesan menggurui.

Film mempunyai kelebihan bermain pada sisi emosional, ia mempunyai

pengaruh yang lebih tajam untuk memainkan emosi pemirsa. Berbeda

dengan buku yang memerlukan daya fikir aktif, penonton film cukup

bersikap pasif. Hal ini dikarenakan film adalah sajian siap untuk dinikmati.

film akan menjadi semakin penting sebagai media yang dapat

menyampaikan gambaran mengenai budaya muslim, paling tidak untuk

menghindari benturan dengan budaya dan peradaban lain. Dan film dapat

dijadikan sebagai duta.26

Film itu seperti diketahui merupakan salah satu acara yang

ditayangkan televisi. Terdapat beberapa pesan moral yang dapat diangkat

atau diambil maknanya dari tayangan-tayangan film yang disesuaikan

dengan alur atau jalan cerita dari isi film tersebut. Sebab film memberikan

peluang untuk terjadinya peniruan apakah itu positif ataupun negatif.

Dikarenakan dampak yang ditimbulkan lewat acara-acara film begitu besar

maka sungguh pas dan tepat jika proses dakwah pun dilakukan melalui

film-film yang bertemakan dakwah. Salah satu film yang memberikan

pesan dakwah adalah Kiamat Sudah Dekat. Salah satu fungsi film yang

ditayangkan oleh televisi yaitu sebagai alat komunikasi. Sebab komunikasi

adalah salah satu faktor yang penting bagi perkembangan hidup manusia

26 Aep Kusnawan, Komunikasi & Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), h. 96.

27

sebagai makhluk sosial. Tanpa mengadakan komunikasi individu tidak

mungkin dapat berkembang dengan normal dalam lingkungan sosialnya.

Oleh karena tak ada manusia individu yang berkembang tanpa komunikasi

dengan manusia individu yang lainnya. Sejak manusia dilahirkan, oleh

tuhan diberinya kemampuan-kemampuan dasar untuk berkomunikasi

denngan orang lain atau dengan situasi lingkungan dengan menggunakan

berbagai macam media yang salah satunya melalui acara-acara yang

ditayangkan oleh televisi.

Dengan melihat permasalahan di atas maka bisa dikatakan bahwa

komunikasi dakwah lewat film bisa mempengaruhi kondisi psikologis

pemirsa yang menyaksikannya sehingga dapat menerima ajaran-ajaran

Islam. Hal ini sesuai dengan sasaran dakwah yang menjadi tujuan dakwah

yaitu :" Amar ma'ruf nahi Munkar".27

Media komunikasi visual merupakan alat komunikasi yang dapat

digunakan dengan menggunakan indra penglihatan dalam menangkap

datanya.28 Jadi matalah yang paling berperan dalam pengembangan

dakwah. Media komunikasi yang berwujud alat yang menggunakan

penglihatan sebaai pokok persoalannya terdiri dari jenis alat komunikasi

yang sangat komplit.

Media film slide berupa rekaman gambar pada film positif yang

telah diprogram sedemikian rupa sehingga hasilnya sesuai dengan apa

yang telah diprogramkan. Drs.Slamet Muhiamin Abda dalam

27 http://elmubarok.blogspot.com/2009/12/peran-film-sebagaimediadakwah. diakses tanggal 20 Desember 2013. 28 Moh.Ali.Aziz.M.Ag.Ilmu Dakwah, (Jakarta. 2004).H. 149.

28

bukunya Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah,mengatakan pengoprasian film slide melalui proyektor film slide yang kemudian gambarnya diprokyesikan pada screen (layar).29 Adapun kelebihah film slide antara lain,mampu memberikan gambaran yang cukup jelas cepat kepada audiensi tentang informasi yang disampaikan oleh seorang juru dakwah,dan film slid dapat dipakai berulang-ulang sesuai dengan yang di inginkan.

Film adalah salah satu media audiovisual yang merupakan salah satu perangkat komunikasi yang dapat ditangkap baik melaui indra pendengar, maupun penglihatan. Film sangat memikat komunikannya karena operasionalisasi dari film itu didahului oleh adanya periapan yang sanggat cukup matang, seperti adanya: naskah cerita, scenario, shooting dan acting dari pemeran utama dan yang lainnya. Dakwah melalui film memang akan lebih efektif dibandingkan dengan media lainnya. Sebab penyajiannya dapat diatur dalam berbagai bentuk dan variasi sehingga kesannya tidak seperti menggurui. Pengaruh dakwah melalui film dapat dilihat sejauhmana film memberikan kesan terhadap menonton. Selain itu, terpulang kepada penonton sejauhmana penonton mengambil dan menaplikasikan apa yang mereka tonton.

29 Drs.Samsul Munir Amin,M.A,Ilmu Dakwah. (jakarta.2009), h. 116.

29

B. Tinjauan Umum Tentang Konstruksi

1. Konstruksi

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat

pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan

hidup yang berbudaya modern Konstruktivisme merupakan landasan

berfikir, pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun

oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks

yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah

seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan

diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi

makna melalui pengalaman nyata.

Sedangkan menurut Tran Vui Konstruktivisme adalah suatu filsafat

belajar yang dibangun atas anggapan bahwa dengan memfreksikan

pengalaman-pengalaman sendiri. Sedangkan teori Konstruktivisme adalah

sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin

belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan

keinginan atau kebutuhannya tersebut denga bantuan fasilitasi orang lain.

Dari keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini

memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri

kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan

guna mengembangkan dirinya sendiri.30

30http://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajarankonstruktivi sme/Diakses 10 Mei 2014.

30

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang

bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang

dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang

baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan

himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini

menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih

dinamis.

Perspektif konstruktivisme berakar dari filsafat tertentu tentang

manusia dan pengetahuan. Makna pengetahuan, sifat-sifat pengetahuan,

dan bagaimana seseorang menjadi „tahu‟ dan berpengetahuan, menjadi

perhatian penting bagi aliran konstruktivisme. Pada dasarnya perspektif ini

mempunyai asumsi bahwa pengetahuan lebih bersifat kontekstual daripada

absolute, yang memungkinkan adanya penafsiran jamak (multiple

perspective) bukan hanya satu perspektif saja. Hal ini berarti, bahwa

pengetahuan dibentuk menjadi pemahaman individual melalui interaksi

dengan lingkungan dan orang lain.31

Perspektif konstruktivisme ini sering kali diperbandingkan dengan

perspektif tradisional objektivis, yang beranggapan bahwa pengetahuan

merupakan suatu objek di luar manusia, yang mempunyai sifat objektif

dengan struktur tertentu yang jelas. Sebagaimana telah disebutkan

sebelumnya, pemahaman orang tentang konstruktivisme beragam, karena

konstruktivisme memang mempunyai beberapa perwujudan tergantung

31Pranata.2008.Belajar Kontruktivisme. http://puslit.petra.ac.id/journals/interior/. Diaks es pada tanggal 06 Mei 2014.

31

dari sisi mana dilihatnya. Sehingga untuk memahami perspektif

konstruktivisme dengan utuh maka perlu untuk membahas dua sisi bentuk

konstruktivisme yaitu konstruktivisme individual dan konstruktivisme

sosial.32

2. Komunikasi dalam film

Sebelum lebih dalam berfokus pada film doku-drama, perlu

dituliskan mengenai peranan film sebagai salah satu media komunikasi

massa di Indonesia. Peranan film sebagai media komunikasi massa sudah

muncul sejak berdirinya Indonesia. Namun pasca Dekrit Presiden Juli

1959, komunikasi massa mengalami massa peralihan. Peralihan yaitu

antara komunikasi massa liberalis yang ingin ditinggalkan, menuju pada

komunikasi massa sosialis yang merupakan harapan selanjutnya.

Keberadaan komunikasi massa, termasuk film, pada akhirnya terombang –

ambing. Akan tetapi, keberadaan film sebagai komunikasi massa pun

dipertegas dalam Ketetapan MPRS/ No. II/ MPRS/ 1960, yang dituliskan

bahwa film bukanlah semata – mata barang dagangan, tapi juga

merupakan alat pendidikan dan penerangan (dalam Lee, 1965: 149). Tentu

film yang diharapkan dalam MPRS ini adalah film sebagai media untuk

membentuk masyarakat Indonesia yang sosialis, seperti yang menjadi

orientasi negara.

Harapan Ketetapan MPRS agar film menjadi penggerak massa

yang mendukung pembangunan, nampaknya tidak terkabul. Masih banyak

32Surianto.2009. TeoriPembelajaranKonstruktivisme.http://surianto200477.wordpress.c om/2009/09/17/teori-pembelajaran-konstruktivisme/.Diakses 06 Mei 2014.

32

film Indonesia pada masa itu yang komersil, yang merupakan sisa – sisa faham kapitalis – liberalis. Demi mendapat keuntungan semata, kualitas film pun rendah, tak diperhatikan oleh sang pembuat. Hakikat film sebagai media komunikasi massa (alat penerangan dan alat pendidikan) menjadi

„kabur‟.

Permasalahan ini kemudian diatasi pemerintah dengan mengeluarkan Penetapan Presiden No. 1 tahun 1965, tentang “Pembinaan

Perfilman”. Penetapan Presiden ini mengatur tentang film, agar film menjadi pendukung dan penyebar ideologi – ideologi negara.33 Peraturan ini secara implisit menetapkan film agar menjadi media kampanye negara.

Tentu saja ini karena efektifnya film untuk menjangkau khalayak luas di

Indonesia.

Undang – Undang yang mengatur perfilman Indonesia saat ini pun masih menghendaki bahwa film sebagai media komunikasi massa, yaitu

Undang – Undang RI No. 8 tahun 1992 tentang Perfilman (yang merupakan produk Orde Baru dan masih menjadi pro kontra atas relevansinya untuk masa reformasi ini). Dalam pasal 5, dituliskan bahwa:

“Film sebagai media komunikasi massa pandang – dengar mempunyai fungsi penerangan, pendidikan, pengembangan budaya bangsa, hiburan, dan ekonomi”. Dalam Undang – Undang ini jelas bahwa pemerintah menginginkan film yang tidak hanya komersil, tetapi juga media pendidikan dan media untuk mengembangkan kebudayaan bangsa

Indonesia.

33 Oey Hong Lee, “Publisistik Film”, Ichtiar,(Jakarta,1965), hal. 153.

33

Keberadaan film sebagai media komunikasi massa, seperti yang

diharapkan oleh pemimpin terdahulu, kurang mendapat perhatian dari

pembuat – pembuat film saat ini. Film Indonesia saat ini masih seragam,

mengikuti arus yang diinginkan oleh pasar. Di dalam film tersebut, jarang

ditemukan unsur edukasi atau ajaran nilai – nilai sosial. Tahun 2007,

Indonesia penuh dengan film horor yan bisa dibilang horor tanggung.

Horor kemudian diikuti dengan komedi–seks. Dennis McQuail

berpendapat bahwa film memiliki kemampuan untuk mengantar pesan

secara unik.34 Kemampuan film inilah yang diabaikan oleh pembuat film

Indonesia kebanyakan, yang hanya mengikuti arus. Pesan – pesan yang

harusnya bisa disampaikan melalui film yang mengandung nilai estetika,

tidak dimunculkan oleh para pembuat film.

Keberadaan film sebagai media massa yang dapat mempengaruhi

pola pikir dan tingkah laku khalayak, didukung oleh beberapa teori. Teori

tersebut antara lain adalah agenda setting theory oleh Maxwell McCombs

dan Donald L. Shaw, serta teori tentang psikologi yaitu social learning

theory oleh Albert Bandura. Kedua teori ini menjelaskan tentang

hubungan linier antara film dengan khalayaknya.

Dalam hal ini, film mempunyai kemampuan untuk mengarahkan

dan menuntun perhatian masyarakat pada peristiwa tertentu. Dengan

agenda-agendanya ini, film berpotensi untuk memasukkan unsur

pendidikan, nilai sosial, pengetahuan sejarah, dan pengetahuan

kebudayaan di dalamnya. Dengan pemasukan unsur – unsur tersebut, dapat

34 Hidayat, Dedy Nur. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: (PT. Raja Grafindo Persada. 2007) h.16.

34

membentuk pemikiran masyarakat yang kritis dan berwawasan. Laiknya

film menggunakan kelebihannya ini karena sosialisasi tentang nilai – nilai

sosial dalam kehidupan masyarakat tidak hanya tanggung jawab keluarga

dan lingkungan sekitar, tapi juga tanggung jawab dari film yang memiliki

agenda dalam penceritaannya, dan audiencedapat berpotensi untuk

mengikuti agenda media tersebut.

Pengadopsian khalayak akan agenda dalam media massa juga

terdukung dengan teori pembelajaran sosial oleh Albert Bandura. Teori

pembelajaran sosial menerangkan bahwa seseorang belajar dari peniruan

dari hasil pengamatannya. Dalam hal ini, khalayak mengkonsumsi film,

yang kemudian secara tidak langsung terjadi suatu pengamatan. Contoh

dari teori ini adalah percobaan oleh Bandura dan Walters yang

mengindikasikan bahwa ternyata anak-anak bisa mempunyai perilaku

agresif hanya dengan mengamati perilaku agresif sesosok model, misalnya

melalui film atau bahkan film kartun.

10. Film dalam kajian analisis semiotika

Film dalam kajian nalisis semiotik

Film merupakan bidang yang amat relevan bagi analisis semiotik.

Seperti yang dikemukakan Art Van Zoest, film dibangun dengan tanda –

tanda semata. Tanda – tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang

bekerjasama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan. Berbeda

dengan tanda – tanda fotografi statis, rangkaian tanda dalam film

menciptakan imajinasi atau sistem penandaan. Pada film digunakan tanda

– tanda ikonis yaitu tanda – tanda yang menggambarkan seseuatu. Gambar

35

yang dinamis pada sebuah film merupakan ikonis bagi realitas yang

dinotasikannya.35

Analisis semiotik pada film berlangsung pada teks yang merupakan

struktur dari produksi tanda. Bagian struktur penandaan dalam film

biasanya terdapat dalam unsur tanda paling kecil, dalam film disebut

scene. Scene dalam film merupakan satuan terkecil dari struktur cerita film

atau biasa disebut alur. Alur sendiri merupakan sejumlah motif satuan –

satuan fiksional terkecil yang terstruktur sedemikian rupa sehingga mampu

mengembangkan tema serta melibatkan emosi – emosi. Sebuah alur

biasanya mempunyai fungsi estetik pula, yakni menuntun dan

mengarahkan perhatian penonton ke dalam susunan motif-motif tersebut.

Analisis semiotik berupaya menemukan makna tanda termasuk hal-

hal yang tersembunyi dibalik sebuah tanda (teks, iklan, berita). Karena

sistem tanda sifatnya sangat kontekstual dan bergantung pada

pengguna tanda tersebut. Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil

pengaruh dari berbagai konstruksi sosial di mana pengguna tanda tersebut

berada.36

Di dalam teori semiotika, proses pemaknaan gagasan, pengetahuan

atau pesan secara fisik disebut representasi. Secara lebih tepat ini

didefinisikan sebagai penggunaan tanda – tanda untuk menampilkan ulang

sesuatu yang dicerap, diindra, dibayangkan atau dirasakan dalam bentuk

35 Miftah, Rachmat, Teknik praktis riset komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h. 263. 36 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h.3.

36

fisik.37 Cerita pada film tidak saja berupa refleksi dari realitas kehidupan

masyarakat yang dipindahkan ke dalam seluloid semata, film juga menjadi

media representasi dari kehidupan masyarakat. Dalam hal ini film

menghadirkan dan membentuk kembali realitas berdasarkan kode – kode,

konvensi – konvensi dan ideologi dari kebudayaan. Menurut Stuart Hall,

seperti dikutip Budi Irawanto, film sebagai sebuah konsep representasi

memiliki beberapa definisi fungsi, yaitu menunjuk, baik pada proses

maupun produksi pemaknaan suatu tanda. Representasi juga menjadi

penghubung makna dan bahasa dengan kultur. Lebih jauh lagi, makna

dikonstruksi oleh sistem representasi dan diproduksi melalui sistem bahasa

yang fenomenanya bukan hanya melalui ungkapan–ungkapan verbal tapi

juga visual.

2.3. Analisis Semiotika

1. Konsep Semiotika

Semiotika atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk

pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa

sedangkan semiotika lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah yang

berasal dari kata Yunani semeitika yang berarti “tanda” atau “sign” dalam

bahasa Inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti:

bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya.38

37 Alex Sobur, Simiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. Ke-2, h. 128. 38 Heru Effendy, Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser, (Jakarta: Pustaka Konfiden, 2008), cet, ke-6, h. 149.

37

Secara sederhana semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda.

Semiotika mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi-

konsensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut berarti.39 Dalam

pengertian yang hampir sama semiotika adalah studi tentang bagaimana

bentuk-bentuk simbolik diinterprestasikan. Kajian ilmiah mengenai

pembentukan makna.40 Secara substansial, semiotika adalah kajian yang

concern dengan dunia simbol. Alasannya, seluruh isi media massa pada

dasarnya adalah bahasa (verbal), sementara itu bahasa merupakan dunia

simbolik.41

Semiotika seperti yang kita kenal dapat dikatakan baru karena

berkembang sejak awal abad ke-20. Memang pada abad ke-18 dan ke-19

banyak ahli teks (khususnya Jerman) berusaha mengurai pelbagai masalah

yang berkaitan dengan tanda, namun mereka tidak menggunakan

pengertian semiotik.42

Semiotika (semiotics) didefinisikan oleh Ferdiand de Saussure di

dalam course in general linguistic, sebagai ilmu yang mengkaji tentang

tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial.43 Sedangkan semiotika tidak

39 www.wikipedia.com, arti diakses pada 22 Oktober 2013. 40 James Lull, Media Komunikasi, Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global, (Terj). A. Setiawan Abadi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997), cet. Kel-1, h. 232. 41 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), cet-ke-4, h. 140. 42 Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: UI, 2004), cet. Ke-1, h. 81 43 Yasraf Amir Piliang, Hipesemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2003), h. 256.

38

hanya meneliti mengenai signifier dan signified, tetapi juga hubungan

yang mengikat mereka, tanda yang berhubungan secara keseluruhan.44

Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de

Saussure (1857-1913) dan Charles Sanders Peirce (1839-1914). Kedua

tokoh tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak

mengenal satu sama lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika Serikat.

Latar belakang keilmuan Saussure adalah lingustik sedangkan Peirce

adalah filsafat. Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi

(semiology).45 Ada dua gagasan besar tentang tanda yang umumnya

dijadikan dasar bagi penelitian semiotika, yakni gagasan tentang tanda

menurut Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce Filsuf

sekaligus ahli logika. Beberapa konsep dasar dari pemikiran Saussure dan

juga pengikutnya, termasuk Barthes, yaitu :

a). A signifier (significant) forma atau citra tanda tersebut, misalnya:

tulisan di kertas, atau suara di udara. Atau dengan kata lain, wujud fisik

dari tanda.

b). The signified (signifie) konsep yang direpresentasikan atau konsep

mental.46

Menurut Saussure, bahasa itu merupakan suatu sistem tanda (sign).

Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan

44 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, h. 123. 45 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual: Metode Analisis Tanda dan Makna Pada karya Desain Komunikasi Visual, (Yogyakarta : Jalasutra, 2008), ke-2, h. 11 46 M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Gitanyali, 2004), cet, ke-1, h.45.

39

sebuah ide atau petanda (signified). Penanda adalah “bunyi yang bermakna” atau “coretan bermakna.47 Sementara itu. Charles Sanders

Peirce, manusia hanya dapat berkomunikasi lewat sarana tanda.48 Peirce dikenal dengan teori segitiga makna-nya (triangle meaning). Berdasarkan teori tersebut, semiotika berangkat dari tiga elemen utama yang terdiri dari: tanda (sign), acuan tanda objek, pengguna tanda (interpertant).

Menurut Peirce, salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada dibenak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Apabila elemen-elemen tersebut berinteraksi dalam bentuk seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut.49

2. Konsep Semiotika Roland Barthes

Roland Barthes lahir tahun 1915 dari keluarga menengah Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat panyai Atlantik di sebelah barat daya Prancis. Dia dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang getol mempraktikkan model linguistik dan semiologi

Saussurean.50 Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya. Roland Barthes

47 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 64. 48 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, h. 16. 49 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Sesuatu Pengantar, h. 115 50 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 63.

40

meneruskan pemikiran tersebut yang dikenal dengan istilah “order of signification”.51

Two orders of singnification (signifikasi dua tahap atau dua tatanan pertandaan) Barthes terdiri dari first order of signification yaitu denotasi, dan second orders of signification yaitu konotasi. Tatanan yang pertama mencakup penanda dan petanda yang berbentuk tanda. Tanda inilah yang disebut makna denotasi.52

Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antra tanda dan rujukannya pada realitas, yang menghasilkan makna yang eksplisit, langsung , dan pasti. Sedangkan konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda yang di dalamnya beroperasi makna yang bersifat implisit dan tersembunyi.53

Tabel 1. Peta tanda Roland Barthes :

1. Signifier (Penanda) 2. Signified (Petanda)

3. Denotative sign (tanda denotatif)

4. CONNOTATIVE SIGNIFIER 5. CONNOTATIVE SIGNIFIED

(PENANDA KONOTATIF) (PETANDA KONOTATIF)

6. CONNOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF)

51 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 268 52 M. Atonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, Teori dan Aplikasi, h. 56 53 Tommy, Semiotika Budaya, h. 94.

41

Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi pada saat bersamaan, tanda denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur material: hanya jika kita mengenal tanda “singa” barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin.54 Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes yang berarti bagi penyempurnaan semilogi Saussure, yang berhenti pada penandanaan dan tatanan denotatif. Konotasi dan denotasi sering dijelaskan dalam isitlah tingkat representasi. Secara ringkas, denotasi dan konotasi dapat dijelaskan sebagai berikut.55 a. Denotasi adalah interaksi antara singnifier dan signified dalam sign, dan antara sign dengan referent (object) dalam realitas eksternal. b. Konotasi adalah interaksi yang muncul ketika sign bertemu dengan perasaan atau emosi pembaca atau pengguna dan nilai-nilai budaya mereka. Makna menjadi subjektif atau intersubjektif. Tanda lebih terbuka dalam penafsirannya pada konotasi daripada denotasi.

Secara sederhana, denotasi dijelaskan sebagai kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan. Maknanya disebut makna denotatif. Makna denotatif memiliki beberapa istilah lain seperti makna denotasional, makna referensial, makna konseptual, atau makna

54 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 69. 55 M. Antonius, Metode Penelitian Komunikasi; Teori dan Aplikasi, h. 57.

42

ideasional. Sedangkan konotasi adalah kata yang mengandung arti

tambahan, perasaan tertentu, atau nilai rasa tertentu di samping makna

dasar yang umum. Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna

konotasional, makna emosif, atau makna evaluatif.56 Denotasi dan

konotasi tidak bisa dilihat secara terpisah atau berdiri sendiri. Sebuah

tanda yang kita lihat pasti suatu denotasi.makna denotasi adalah apa yang

kelihatan pada gambar, dengan kata lain gambar dengan sendirinya

memunculka denotasi. Denotasi dengan sendirinya akan menjadi konotasi

dan untuk selanjutnya konotasi justru menjadi denotasi ketika konotasi

tersebut sudah umum digunakan dan dipahami bersama sebagai makna

yang kaku.

Dalam gambar tersebut, tanda panah dari signified mengarah pada

mitos. Ini berarti mitos muncul pada tataran konsep mental suatu tanda.

Mitos bisa dikatakan sebagai ideologi dominan pada waktu tertentu.

Denotasi dan konotasi memiliki potensi untuk menjadi ideologi yang bisa

dikategorikan sebagai third order of signification (istilah ini bukan dari

Barthes), Barthes menyebut konsep ini sebagai myth (mitos).57

Mitos dalam pengalaman Barthes adalah pengkodean makna dan

nilai-nilai sosial (yang sebetulnya arbiter atau konotatif) sebagai sesuatu

yang dianggap alamiah.58 Mitos adalah yang berhubungan dengan

kepercayaan primitif tentang kehidupan alam gaib, yang timbul dari usaha

56 AS Haris Sumandiria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2006), cet, ke-1, h. 27-28 18. 57 M. Antonius, Metode Penelitian Komunikasi; Teori dan Aplikasi, h. 58-60. 58 Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: UI, 2004), cet. Ke-1, h. 94.

43

manusia yang tidak ilmiah dan tidak berdasarkan pada pengalaman yang

nyata untuk menjelaskan dunia atau alam sekitarnya.59

Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami

beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos merupakan produk

kelas social yang sudah mempunyai suatu dominasi. Mitos primitif,

Mislanya, mengenai hidup dan mati, manusiaa dan dewa, dan sebagainya.

Seedangkan mitos masa kini mislanya mengenai feminitas, maskulinitas

ilmu pengetahuan, dan kekerasan.60

Menurut Urban, mitos adalah cara utama yang unik untuk

memahami realitas. Atau seperti kata Midnowski, mitos adalah suatu

pernyataan purba tentang realitas yang lebih relevan.61 Mitos dalam

pandangan Lappe & Collins dimengerti sebagai sesuatu yang oleh umum

dianggap benar, tetapi sebenarnya bertentang dengan fakta. Apa yang

disebut Lappe & Collins sebagai mitos itu adalah jenis ”mitos modern‟.

Sedangkan menurut Barhers, mitos adalah sebuah kisah (a story) yan

melaluinya sebuah budaya mejelaskan dan memahami beberapa aspek dari

realitas. Mitos membantu kita untuk memaknai pengalaman-pengalaman

kita dalam satu konteks budaya tertentu.

Feranand Comte membagi mitos menjadi dua macam: mitos

tradisional dan mitos mdoern. Mitos modern itu dibentuk oleh dan

mengenal mengenal gejela-gejala politik, olahraga, sinema, televisi dan

59 Pius A Partanto & M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka, 1994).h. 13. 60 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 128. 61 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 222.

44

pers. Mitos (mythes) adalah suatu jenis tuturan (a type of speech), sesutau yang hampir mirip dengan representasi koleksi di dalam sosiologi

Durkheim. Mitos adalah sistem komunikasi, sebab ia membawakan pesan.

Maka dari itu mitos bukanlah objek. Mitos bukan pula konsep ataupun gagasan, melainkan suatu cara signifikasi, suatu bentuk.

45

BAB III

GAMBARAN UMUM

1. Sinopsis Cerita Film Hafalan Shalat Delisa

Film Hafalan Shalat Delisa adalah film yang di sutradarai oleh Sony

Gaokasak. Film ini berlatar belakang pada bencana alam yaitu Tsunami di

Aceh pada 26 Desember 2004. Bencana alam yang telah merenggut harta, jiwa dan kebahagiaan masyarakat aceh pada saat itu. Dalam film ini menceritakan seorang gadis kecil bernama Delisa (6 tahun) yang tinggal bersama Ibunya yang ia panggil Ummi serta ketiga kakaknya, Fatimah (15 tahun) dan si kembar Aisyah dan Zahra (12 tahun). Ayah mereka bernama Abi Usman.

Ayahnya bekerja di kapal tanker dan pulang setiap tiga bulan sekali. Delisa adalah gadis kecil dari Lhok Nga yang masih lugu, polos, dan ceria, namun mempunyai pemikiran yang cukup kritis karena suka bertanya pada Ustadznya kala sedang belajar di sekolah.

Film ini, Delisa berusaha keras menghafal bacaan shalat, bukan hanya untuk ujian hafalan, tapi juga karena iming-iming hadiah kalung emas dengan bandul huruf “D” dari Umminya. Disebuah desa kecil Lhok Nga di dekat pinggiran pantai Aceh, Delisa menghabiskan masa kecilnya bersama ummi dan ketiga kakanya serta bermain dengan teman-temannya. Namun pada pagi hari yang mana Delisa akan melaksanakan praktek shalat di sekolahannya,

Delisa menarik Umminya untuk mengambil kalung yang sudah didambakan

Delisa dan ingin cepat memakai kalung tersebut. Namun gempa datang dan mengguncang rumah Delisa, waktu itu Delisa dan Umminya masih di dalam

46

rumah dan tidak lama kemudian keluar untuk menyelamatkan diri. Tidak lama kemudian gempa berhenti, Ummi mengantar Delisa pergi ke sekolah untuk melaksanakan praktek shalat, namun Aisyah dan Zahra merasa ketakutan karena tidak ingin ditinggal Umminya. Fatimah sebagai kakak paling besar menjaga Aisyah dan Zahra di rumah.

Sesampai di sekolah Delisa khusyuk melaksanakan praktek shalat sampai bencana Tsunami datang pun Delisa tidak mengetahui dan tidak mendengar teriakan Umminya. Semua yang ada di sekitar terhempas oleh air laut. Umminya hilang entah kemana. Berapa hari kemudian kakak kembarnya ditemukan meninggal berpelukan. Kakak tertuanya dikubur tiga hari setelah bencana. Rumahnya rata dengan tanah. Lapangan bola tempat ia biasa bermain rata. Sekolahnya hanya tinggal pondasi tiang bendera. Setelah mengetahui adanya bencana alam di Aceh, Abi Usman pun bergegas pulang dan mencari keluarganya.

Enam hari kemudian, Prajurit Smith dari Amerika Serikat menemukan

Delisa tersangkut semak belukar berbunga putih empat kilometer dari sekolahnya. Dengan seluruh tubuh penuh luka, kaki koyak bernanah, kelaparan, kepanasan, kedinginan, Delisa tidak sadarkan diri. Segera ia diterbangkan dengan helikopter menuju Kapal Induk John F Kennedy. Dalam perawatannya, Delisa lama tidak sadarkan diri, keadaannya tidak kunjung membaik.

Sampai ketika seorang ibu yang dirawat sebelahnya melakukan shalat tahajud, pada bacaan shalat dimana hari itu hafalan shalat Delisa terputus,

47

kesadaran dan kesehatan Delisa pulih, karena luka pada kaki kanan Delisa cukup parah maka kaki Delisa harus diamputasi. Delisa menerima tanpa mengeluh, luka jahitan dan lebam di sekujur tubuhnya tidak membuatnya berputus asa. Bahkan kondisi ini telah membawa pada pertemuan Delisa dengan Abinya. Setelah keadaan membaik, Delisa ingin menghafal lagi bacaan shalatnya. Namun Delisa mengalami kesusahan, tampak lebih rumit dari sebelumnya. Delisa lupa dan benar-benar lupa, tidak bisa mengingatnya.

Delisa telah menjadi malaikat kecil yang membagikan tawa di setiap kehadirannya. Walaupun terasa berat, Delisa telah mengajarkan bagaimana kesedihan bisa menjadi kekuatan untuk tetap bertahan. Walau air mata rasanya tak ingin berhenti mengalir, tapi Delisa mencoba memahami apa itu ikhlas, mengerjakan sesuatu tanpa mengharap balasan.

Lupa akan kalung berliontin D untuk Delisa, dan lupa akan sepeda yang dijanjikan Abi. Delisa hanya ingin menghafal bacaan shalatnya. Dan bertanya pada Ustadz Rahman, kenapa Delisa susah menghafal bacaan shalat? Ustadz Rahman menjawab, “orang-orang yang kesulitan melakukan kebaikan itu, mungkin karena hatinya Delisa… Hatinya tidak ikhlas !

Hatinya jauh dari ketulusan…” Bukan karena Allah, tapi karena sebatang coklat, sebuah kalung berliontin D untuk Delisa, dan untuk sepeda. Dan malam itu Delisa bermimpi bertemu dengan Umminya, yang menunjukkan kalung itu dan permintaan untuk menyelesaikan tugas menghafal bacaan shalatnya. Kekuatan itu telah membawa Delisa pada kemudahan menhafalnya. Delisan mampu melakukan Shalat Asharnya dengan sempurna untuk pertama kalinya, tanpa ada yang terlupa dan terbalik. hafalan shalat

48

karena Allah. dan hadiah itu datang pada Delisa, Delisa menemukan kalung

D untuk Delisa dalam genggaman jasad Umminya. Sesudah 3 bulan lebih.

Tak lagi mengharapkan kalung bila dia berhasil lulus ujian hafalan dan

praktek shalatnya, semata agar bisa mendoakan keluarganya serta sekian

banyak orang yang telah pergi. Secara garis besar, film ini terbagi dalam tiga

fase. Fase keindahan, sebelum datangnya tsunami. Fase kehancuran yang

menghanyutkan, saat datangnya tsunami. Fase yang menguatkan, saat Delisa

dan orang-orang di sekitarnya kembali mendapatkan kekuatan cinta.

2. Pemain dalam film Hafalan Shalat Delisa.

a. Chantiq Schagerl

Chantiq Schagerl, pemeran Delisa di Hafalan Shalat Delisa itu

Bernama Chantiq Schagerl. Artis Imut Cilik Cantik yang lahir pada 4

Oktober 2003. Ia sudah tak asing lagi Sebab artis cilik kelahiran 4 Oktober

2003 ini sebelumnya sudah membintangi beberapa Film diantaranya

Hafalan Shalat Delisa, Bidadari-Bidadari Surga, Sepatu Super, Terbang

Bersamamu.62 Dan juga Iklan, Sinetron maupun Komedi.

Chantiq Schagerl juga di tahun 2010 pernah bikin Grup Vokal

bernama Trio C (3C) singkatan dari Cerdas Cantik Ceria. Adapun sedikit

tentang Biodata 3C, 3C personilnya Ada Vanes, Chantiq dan Danesa.

Album 3c sendiri berisi 11 lagu, 8 lagu anak dan 3 lagu daerah. 3C pernah

menjadi satu nöminator AMI AWARDS 2010.

62 http://www.profil.web.id/2013/09/profil-biodata-chantiq-schagerl.html diakses tanggal januari 2014.

49

Kini Kembali ke Chantiq Schagerl, Prestasi selanjutnya yang melengkapi Biodatanya yaitu: Chantiq jadi The Best Art Achievement

2005, Chantiq jadi The Best in Reading Award 2010.

Lewat film Hafalan Shalat Delisa, hadir satu lagi aktris muda pendatang baru di perfilman Indonesia. Ia adalah Chantiq Schagerl yang baru saja memulai debut akting layar lebarnya sebagai pemeran utama melalui film terbaru Produksi Starvision berjudul Hafalan Shalat Delisa.

Di film ini Chantiq memerankan seorang gadis bernama Delisa yang harus kehilangan keluarganya pasca kejadian tsunami di Aceh tahun 2004 lalu.

Ditemui usai Acara Press Conference film Hafalan Shalat Delisa di Planet

Hollywood, Chantiq menceritakan pengalamannya sebagai Delisa yang sebelah kakinya harus diamputasi namun tetap optimis menjalani hidup.

"Ini pengalaman pertamaku main film layar lebar jadi bintang utama.

Sebelumnya pernah, tapi jadi figuran gitu aja. Seneng banget tapi ada susahnya juga sih. Soalnya banyak adegan-adegan yang aku harus nangis.

Sedangkan aku sendiri orangnya jarang nagis," Ucap Chatiq Schagerl yang merupakan keturunan Austria-Indonesia ini. Supaya tampil meyakinkan saat melakoni adegan menangis di film Hafalan Shalat Delisa, Chantiq punya cara tersendiri. "Untuk adegan nangis-nangis itu Aku pakai feeling aja. Aku mikirin sesuatu yang sedih-sedih, yang bikin aku nangis gitu. Nanti juga pasti nangis dengan sendirinya," Ucap gadis cilik berusia 8 tahun yang saat ini duduk di bangku kelas 3 SD Saint john

School Jakarta ini.

50

Satu hal yang cukup menarik dari penampilannya di film ini

adalah Chantiq harus berjalan dengan satu kaki. Diceritakan,

karakter Delisa salah satu kakinya harus diamputasi akibat terjangan

gelombang tsunami. "Iya, Sepanjang syuting itu kakiku harus dilipet gitu.

Karena kan perannya disini kakikku nggak ada satu. Agak susah sih

awalnya, dan pegel banget. Paling setiap abis syuting Aku tiduran aja

minta pijitin sama Mamaku," Ucap Aktris yang selain menggeluti dunia

akting, saat ini juga memiliki kesibukan dibidang tarik suara dan

tergabung dalam group vokal 3C.

Hafalan Shalat Delisa akan dirilis mulai Tanggal 22 Desember

2011. Dibintangi oleh , , Fathir Muchtar, dan

aktris cilik pendatang baru Chantiq Schagerl sebagai Delisa.63

b. Nirina Zubir

Nirina Zubir, artis pintar yaitu Nirina Zubir atau dipanggil Nirina

saja (lahir di Antananarivo, Madagaskar, 12 Maret 1980) adalah seorang

pembawa acara dan aktris asal Indonesia. Ia bertinggi badan 158 cm.

Nirina merupakan putri Zubir Amin, diplomat senior kelahiran Pariaman,

Sumatra Barat. Pada tanggal 6 Februari 2010 pasangan Nirina & suaminya

(Ernest “Coklat”) dikaruniai seorang perempuan yaitu Zivara Ruciragati

Sharief.

Nirina mengawali kariernya di dunia entertainment dengan menjadi

VJ MTV Indonesia selama beberapa tahun dan memulai debut akting

63 http://www.boleh.com/news/read/movie_ news_index/6843_chantiq_schagerl_pemeran _delisa_di_film_hafalan_shalat_delisa diakses tanggal 20 November 2013.

51

dalam film 30 Hari Mencari Cinta. Setelah sukses memerankan tokoh

Gwen di 30 Hari Mencari Cinta yang berkarakter tidak jauh beda dengan sifat aslinya, Nirina mendapatkan tantangan untuk bermain di film keduanya yang berjudul Mirror dan berpersan sebagai Kikan pada tahun

2005.

Setelah sukses dengan film keduanya, Nirina didaulat untuk bermain di film yang bertemakan Psycological-Thriller berjudul Belahan

Jiwa. Di film ini, Nirina berperan sebagai Baby Blue yang memiliki trauma akibat kematian saudara kembarnya, Baby Pink. Film ini pun sukses di pasaran pada akhir tahun 2006. Pada tahun 2006, pada tanggal

11 Mei film keempatnya diputar di bioskop dengan judul Heart. Dalam film Heart, Nirina pun mengisi soundtracknya. Lagu yang Nirina nyanyikan berjudul Hari Ini, Esok dan Seterusnya.

Setelah kesuksesan film Heart yang berhasil menyedot 1,6 Juta penonton tahun 2006, kemudian pada tahun 2007 Nirina melanjutkan dominasinya dengan film Get Married yang menjadi film tersuksesnya di box office yaitu ditonton sebanyak 2,2 Juta orang. Tak heran pada tahun

2007 Nirina menjadi aktris film termahal di Indonesia dengan honor Rp

250 Juta per film. Sayang gelar itu tak lama diraihnya karena tahun 2008 dia absen dari layar lebar. Predikat itu kemudian disandang oleh aktris Acha Septriasa. Tahun 2009 Nirina kembali masuk daftar aktris termahal dan berada di peringkat empat, dibawah artis Luna Maya.64

64 http://id.wikipedia.org/wiki/Nirina_Zubir diakses tanggal 20 November 2013.

52

c. Reza Rahardian

Reza Rahardian, Reza salah satu artis kelahiran Jakarta, 5 Maret

1987, dengan zodiak Pisces. Reza memulai awal karier di dunia hiburan dengan menjadi seorang model. Sebelumnya, Reza berhasil meraih juara

Favorite Top Guest majalah Aneka Yess! tahun 2004. Karier dari Reza semakin menanjak dengan bermain dalam film layar lebar Film Horor.

Lewat film Perempuan berkalung sorban, ia meraih Piala Citra 2009 untuk kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik. Pada tahun berikutnya, ia juga meraih Piala Citra untuk kategori pemeran Utama Pria Terbaik lewat film

3 Hati dua dunia, satu cinta. Pada tahun 2013, Reza berhasil meraih Piala

Layar Emas IMA untuk kategori Pemeran Utama Pria Terfavorit difilm

Habibi & Ainun.

Selain Reza terjun di dunia perfilman, ia mencoba di dunia tarik suara. Pada tahun 2012 ia berduet dengan Acha Septriasa dalam single untuk soundtrack film Broken hearts yang berjudul Broken Hearts.65 d. Al Fathir Muchtar

Al Fathir Muchtar, Fathir terlahir di Jakarta pada tanggal 23

Desember 1979, fathir menikahi Fera Feriska pada tahun 2006. Fathir mengawali kariernya sebagai model, kemudian merambah ke dunia iklan.

Fathir kemudian mendapat tawaran untuk bermain di film layar lebar "5

Sehat 4 Sempurna". Fathir pun sempat bermain dalam film "Mistik" produksi . setelah agak lama menghilang Fathir akhirnya muncul

65 http://id.wikipedia.org/wiki/Reza_Rahadian#Karier diakses tanggal 20 November 2013

53

kembali di film layar lebar "Susahnya jadi Perawan", "Serigala Terakhir",

dan terakhir di tahun 2010 ini Fathir akan muncul sebagai pemeran di film

"Ratu KOST mopolitan" Selain berakting di layar lebar, Fathir juga

bermain di banyak sinetron, antara lain "Prima Dona", "Jangan Pisahkan

Aku", "3 in 1" dan "Cinta Memang Gila".Kehidupan pribadi.66

Di sela waktu luangnya, Fathir senang melakukan selancar, kayak,

dan panjat tebing. Setelah percintaannya dengan Naila Alatas kandas,

Fathir akhirnya menambatkan hatinya pada artis cantik yang juga lawan

mainnya dalam sinetron "Jangan Pisahkan Aku", Fera Feriska. Akad nikah

berlangsung di kediaman Fera di Buah batu, Bojongsoang, Bandung, Jawa

Barat, pada tanggal 10 September 2006. Selain Hafalan Shalat Delisa, film

yang dibintangi oleh Fathir Muchtar yang paling terkenal adalah Srigala

terakhir yang mana masih di putar ditelevisi sampai sekarang.

3. Profil Film Hafalan Shalat Delisa

Produksi film Starvision telah terbukti meraih sukses dengan film-film

yang kaya akan keragaman temanya, kini Starvision membuktikan lagi

eksistensinya di dunia perfilman Indonesia dengan film terbarunya yang

dilatar belakangi kejadian Tsunami di Aceh tahun 2004. Sebuah film

menyentuh yang mengusung tema tentang kehilangan yang menguatkan. Film

berjudul Hafalan Shalat Delisa. Diangkat dari novel terlaris karya Tere Liye

dengan judul yang sama. Novel yang telah menggugah hati jutaan pembaca

66http://www.cumicumi.com/celebrities/fathirmuchtar/profile.html#sthash.757eBpIO.dpuf diakses tanggal 20 November 2013.

54

Tanah Air dan negara-negara lain itulah yang menjadi dasar pemikiran untuk segera memfilmkan novel Hafalan Shalat Delisa.

Kisah film Hafalan Shalat Delisa berangkat dari keutuhan dan kebahagiaan sebuah keluarga yang terenggut oleh peristiwa Tsunami Aceh, diwakili oleh sosok anak perempuan yang berusia 7 tahun, Delisa yang harus berdamai dengan kehilangan demi kehilangan yang harus dihadapinya.

Mengingat Tsunami adalah peristiwa dunia yang besar, perlu pertimbangan matang arah dan pembawaan cerita yang novelnya mengharu biru ini, butuh kehati-hatian dalam penulisan skenarionya. Akhirnya diputuskan untuk tidak menonjolkan kekuatan musibah atau bencana Tsunami semata, tapi kekuatan besar cinta pada keluarga, cinta pada sesama dan cinta pada alam semesta yang dilandasi ikhlas karena Allah SWT, sang Pencipta, itulah esensi film

Hafalan Shalat Delisa. Hafalan Shalat Delisa sebagai film dengan kekuatan tema yang besar, membutuhkan proses produksi dengan persiapan yang cukup lama, lebih dari 2 tahun, usaha dan perjuangan yang besar menyertai segenap tim, tetapi semua dilalui penuh keikhlasan, karena keyakinan atas pesan besar dan penting yang hendak disampaikan melalui film ini. Dimulai dari pencarian lokasi shooting dan perencanaan desain produksi ideal, dilanjutkan pencarian pemeran tokoh Delisa, Ummi, Abi dan lain-lainnya membutuhkan proses yang panjang hingga sampai produksi dimulai, Allah SWT seperti menghadirkan komposisi pemain yang sesuai dengan keinginan yang selama ini diperjuangkan. Dengan segala kepolosannya Delisa (Chantiq Schagerl) seakan hadir dengan nyata bersama orang-orang yang dicintainya, bersama emosi kita sebagai penontonnya. Dalam usaha pencapaian mood visualisasi dibutuhkan

55

penciptaan ruang dengan pilihan lokasi yang mampu mewakili tuntutan imajinasi cerita. Komposisi lokasi 80% outdoor dan 20% indoor, serta pengadegan yang ditunjang dengan sudut dan teknis pengambilan gambar yang maksimal mampu menggambarkan 3 (tiga) fase besar yang menjadi latar film ini, diantaranya:

1. Fase keindahan, sebelum datangnya Tsunami

2. Fase kehancuran dan menghanyutkan, saat datang Tsunami

3. Fase yang menguatkan, saat Delisa dan orang-orang di sekitarnya

kembali mendapatkan kekuatan Cinta

Sumbangsih tim CGI (Computer Graphic Intermediate) dari Geppeto cukup berhasil menampilkan situasi chaos paska tsunami Aceh 7 tahun lalu.

Akhirnya film Hafalan Shalat Delisa diproduksi dengan kekutan cinta karena

Allah SWT. Selama proses produksi film ini berbagai ujian dan hambatan harus dihadapi. Alhamdulillah, semuanya dapat dilewati seiring dengan usaha untuk belajar tentang arti sebuah perjuangan, kesabaran dan keikhlasan sebagaimana esensi penuh inspirasi dalam film Hafalan Shalat Delisa.

Film Hafalan Shalat Delisa merupakan film karya Sony Gaokasak yang berangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama. Novel ini best seller- terlaris dari karya Tere Liye, dan novel ini telah dikenal secara

Internasional, mengangkat kisah inspiratif tentang keluarga dalam isu besar

Tsunami. Sony Gaokasak yang dibantu Amantono mengadaptasi dan mengembangkan novel tersebut menjadi skenario film yang selanjutnya

56

diproduksi menjadi film yang berdujul Hafalan Shalat Delisa.67 Film Hafalan

Shalat Delisa disutradarai oleh Sony Gaokasak dan skenario filmnya digarap

oleh armantono. Film ini diproduseri oleh Chand Parwez Servia di bawah

naungan PT. Karisma Starvion Plus. Pemain film ini antara lain: Chantiq

Schagerl, Reza Rahadian, Nirina Zubir, Ghina Salsabila, Reska Tania Apriadi,

Riska Tania Apriadi.

Film yang yang produksi oleh PT Kharisma Starvision Plus, yang

berdurasi 100 menit ini membutuhkan proses produksi dengan persiapan yang

cukup lama, lebih dari 2 tahun sekaligus menadai serangkian proses produksi

film Untuk mengenang peristiwa Tsunami Aceh dengan korban ratusan ribu

saudara kita, beredar mulai 22 Desember 2011, sekaligus mengenang 7 tahun

bencana Tsunami. Berbicara masalah proses pembuatan film serta sukses atau

tidaknya dalam proses produksinya, tentu saja tidak akan lepas dari peran tim

kreatif yang terlibat. Berikut beberapa tim kreatif yang terlibat dalam

pembuatan film Hafalan Sholat Delisa, diantaranya:

Sutradara : Soni Gaokasak

Penata skrip : Armantono

Cerita : Tere Liye

Produser : Chand Parwez Servia

Produser Eksekutif : Fiaz Servia, Reza Servia, Mithu Nisar

Penata Kamera : Bambang Supriadi

Penata Rias : Hanz Perez

Penata Busana : Hanz Perez

67 http://www.indonesiafilmcenter.com/tmp_file/23544_Press_kit_Hafalan-Shalat-Delisa- Indo.pdf diakses 2 januari 2014.

57

Penata Artistik : Frans Paat

Penata Suara : Khikmawan Santosa

Penata musik : Tya Subiyakto

Penata Gambar : Cesa David Luckmansyah, Ryan Purwoko

58

BAB IV

TEMUAN DATA DAN ANALISA DATA LAPANGAN

1. Konstruksi simbolik Film Hafalan Shalat Delisa

Film merupakan salah satu ide cerdas insan perfilman untuk meraih keuntungan, kepuasan dan ke-intelektualan membangun pesan. Saling berlomba- lomba membuat dunia terperangah adalah cita-cita yang sengaja mereka buat.

Bisa terlihat dari penyuguhan gambar, ide cerita, skenario, audio-visual dan bujet uang yang besar, yang mereka kumpulkan untuk menyulap sebuah cerita menjadi film yang dapat dinikmati. Dan sebagai penulis, sayang sepertinya jika film hanya dijadikan sebagai hiburan atau hal yang dapat dinikmati semata.

Sebelum menganalisis pesan dakwah bil-hal dalam film Hafalan Shalat

Delisa, penulis akan memaparkan definisi dakwah. Dakwah adalah aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia untuk mengikuti dan menjalankan ajaran Islam melalui usaha mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam. Analisis ini akan mengunakan analisis perspektif, dalam menafsirkan makna denotasi, konotasidan mitos dengan mengklasifikasi menjadi dua kategori, yaitu: syari‟ah dan ahklak.

Pengertian syariah secara etimologi (asal kata) berarti sumber air atau jalan yang lurus. Sedangkan secara terminologi, syariah adalah kumpulan norma illahi yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, juga hubungan manusia dengan alam, dan norma-norma

59

ini sudah pasti benar dan lurus. Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian syariah Islam adalah tata cara pengaturan tentang perilaku hidup manusia untuk mencapai keridhaan Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al Jatsiyah ayat 18:

Artinya: Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat untuk urusan

(agama yang benar). Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.

Secara umum syariah terbagi menjadi dua hal yaitu ibadah khusus atau ibadah mahdlah, dan ibadah dalam arti umum atau muamalah (pendidikan).

Ibadah khusus atau ibadah mahdlah adalah ibadah yaneg telah dicontohkan secara langsung oleh Nabi Muhammad SAW, seperti shalat, puasa, dan haji. Maka dari itu umat muslim harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah diperintahkan

Allah dan diajarkan oleh Nabi Muhammad tanpa boleh melakukan perubahan- perubahan terhadap ketentuan tersebut.68

a. Ibadah

Seperti yang terjadi pada salah satu keluarga di Lhok Nga - Aceh, yang selalu menanamkan ajaran Islam dalam kesehariannya. Mereka adalah keluarga

Umi Salamah dan Abi Usman. Mereka memiliki 4 bidadari yang solehah: Alisa

Fatimah, (si kembar) Alisa Zahra & Alisa Aisyah, dan si bungsu Alisa Delisa.

Setiap subuh, Umi Salamah selalu mengajak bidadari-bidadarinya sholat jama'ah.

Karena Abi Usman bekerja sebagai pelaut di salah satu kapal tanker perusahaan

68 http://rayasaforever.blogspot.com/2012/06/ibadah-syariah-dan-muamalah.html diakses tanggal 23 maret 2014.

60

minyak asing, yang pulangnya 3 bulan sekali. Awalnya Delisa susah sekali dibangunkan untuk sholat subuh.

Scene 01

Gambar 01

Visual Dialog Type

Delisa bangun Medium close up

sudah subuh dasar Pada jarak ini subjek

pemalas umi umi terlihat hanya

delisa tak mau sebagian saja, jika

bangun diibaratkan manusia,

Ka Aisah bacaanya bagian dada ke atas.

pelan Long shot

Allah-kan maha Gambar diambil dari

mendengar jarak jauh, sehingga

Ya sudah umi aja seluruh bagian objek

yang bacaanya dan latarbelakangnya

keras tampak jelas.

Denotasi Dalam gambar ini terlihat Aisyah sedang

membangunkan Delisa untuk melaksanakan shalat

61

subuh bersama. Delisa susah dibangunkan oleh Aisyah,

Fatimah masuk ke kamar Delisa karena mendengar

teriakan Aisyah ketika membangunkan Delisa.

Mereka bertengkar karena Delisa sulit dibangunkan,

Zahra datang menyusul kakak-kakaknya. Akhirnya

Delisa bangun dan sholat berjama‟ah bersama umi dan

kakak-kakaknya. Dimaknai secara denotasi bahwa

aktifitas yang Aisyah, Fatimah, Zahra, Delisa dan

uminya merupakan sebuah aktifitas yang wajib

dilaksanakan oleh seorang muslim yaitu melaksanakan

shalat.

Konotasi Terlihat pada gambar Aisyah, Fatimah dan Zahra

berusaha membangunkan Delisa untuk melaksanakan

sholat bersama. Delisa bertanya kepada uminya kenapa

Delisa susah dibangunkan, kemudian uminya menjawab

kalau Delisa lupa berdoa sebelum tidur. Delisa bilang

kalau Delisa tidak pernah lupa berdoa sebelum tidur.

Sholat berjamaah dilaksanakan yang diimami oeh

uminya Delisa. Uminya Delisa mengawali shalat

dengan bacaan takbiratul ikhram “Allaahu akbar”.

Dalam adegan ini dimaknai konotasi bahwa dalam

mengawali shalat yaitu dengan bacaan takbiratul

ikhram, bacaan setelah niat shalat.

62

Mitos Dalam siklus kehidupan manusia, manusia idealnya

tidur sampai 8 jam, pada level tertentu manusia akan

mendapati saat dimana tidur dengan pulas atau

nyenyak. Umumnya situasi ini terjadi menjelang waktu

fajar atau sekitar pukul 03.00-05.00 WIB.

b. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam hal ini

yang menjadi contoh adalah keluarga.

Harmonisnya sebuah keluarga itu terlihat dari pendidikan orang

tunya, gambar disini menceritakan seorang ibu mengajarkan kepada anak-

anaknya sebelum melakukan sesuatu harus berdo‟a terlebih dahulu. Umi

Salamah selalu terbuka dan memberikan nasehat kepada delisa dan juga

kakak-kakaknya, umi Salamah juga mau memberikan contoh apa yang

anak-anaknya belum bisa seperti, m engeraskan suaranya ketika shalat.

63

Scene 02

Gambar 02

Visual Dialog Type

Delisa lagi lagi Medium close up

susah bangun umi Pada jarak ini subjek

Umi umi kenapa ya terlihat hanya sebagian

delisa susah saja, jika diibaratkan

bangun manusia, bagian dada

Mungkin delisa ke atas.

Denotasi Terlihat pada gambar Delisa sedang berbicara kepada

Uminya sewaktu akan melaksanakan Shalat subuh

berjamaah dengan ketiga kakaknya. Delisa bertanya

kepada Uminya kenapa delisa susah bangun padahal

sebelum tidur Delisa tidak lupa berdo‟a walaupun

belum hafal kalau menggunakan Bahasa Arab, Delisa

tetap berdo‟a menggunakan bahasa Indonesia. Janji

Allah " Berdo'alah kepada Ku niscaya akan Aku

kabulkan". Dalam Al- Qur'an disebutkan bahwa barang

siapa meminta atau memohon kepada Allah maka akan

dikabulkan oleh Nya.

64

Konotasi Terlihat pada gambar Delisa sedang berbicara kepada

Uminya sewaktu akan melaksanakan Shalat subuh

berjamaah dengan ketiga kakaknya. Delisa bertanya

kepada Uminya kenapa delisa susah bangun padahal

sebelum tidur Delisa tidak lupa berdo‟a walaupun

belum hafal kalau menggunakan Bahasa Arab, Delisa

tetap berdo‟a menggunakan bahasa Indonesia. Dalam

adegan ini dimaknai konotatif bahwa dalam berdo‟a

kepada Allah memang diboleh kan menggunakan

Bahasa Indonesia, tetapi menurut penulis lebih afdal

(baik) nya bila menggunakan Bahasa Arab. Karena kita

umat muslim disuruh berpedoman kepada Al-qur‟an

dan Al-hadist.

Mitos Sorang ibu punya tugas menjadi pemimpin keluarga

menggantikan suaminya ketika suaminya sedang tidak

dirumah akan tetapi dia juga tidak lupa pada tugas

sebagai seorang ibu terhadapa anak anaknya, dan harus

peka terhadap masalah-malasah yang sedang dihadapi

oleh anak-anaknya. Seperti masalah yang sedang di

hadapi oleh delisa yang belum bisa menghafal bacaan

shalat dan susah untuk bangun pagi.

65

Belajar merupakan kegiatan sangat penting dalam setiap

kehidupan. Dalam proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok dan penting dalam pendidikan. Belajar adalah

proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan

maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk

mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Ustad

Rahman sedang mengajarkan tentang kekhusyukan kita pada waktu

beribadah kepada murid-muridnya di aula rumah Ustad Rahman yang

biasa digunakan untuk mengaji sore.

Scene 03

Gambar 03

Visual Dialog Type

Pernah dulu ada Medium close up

orang orang soleh Pada jarak ini subjek

saking khusuknya terlihat hanya

solat ada sebagian saja, jika

kalajengking diibaratkan manusia,

mencapit bagian dada ke atas.

punggungnya dan Medium close up

dia tidak merasa Pada jarak ini subjek

sama sekali terlihat hanya

66

kesakitan, sebagian saja, jika

kalajengkingnya diibaratkan manusia,

sangat besar bagian dada ke atas.

Denotasi Adegan ini dimaknai denotatif tentang adanya kesabaran

yang dilakukan seorang guru kepada murid-muridnya

dalam proses belajar mengajar atau yang disebut

dengan istilah ngaji. Dalam hal ini, Ustad Rahman

menerangkan bahwa melaksanakan shalat itu harus

secara khusyu‟ sesuai dengan ajaran Rasul,

melaksanakan shalat dengan pikiran yang satu yaitu

fokus kita sedang menjalankan perintah Allah tanpa

memikirkan yang lain.

Konotasi Mengaji sama halnya dengan belajar (menuntut ilmu),

dalam ajaran agama Islam menuntut atau mencari ilmu

itu sangat dianjurkan.

Mitos Ustadz Rahman sedang memberikan pelajaran tentang

kekhusukanya shalat, dan memberikan contoh sang sufi

yang digigit kepiting tapi tidak merasakan apa-apa.

Seorang guru harus memberikan contoh yang baik

67

kepada para muridnya, agar muridnya bisa mencontoh

apa yang telah diajarkan dan bisa mengaplikasikanya,

begitupun dengan ustadz Rahman yang ingin anak

muridnya bisa meghafal bacaan shalat dengan baik dan

benar.

c. Akhlak

Dalam Islam, pengertian akhlak adalah suatu perilaku yang

menghubungkan antara Allah SWT dan makhluknya. Akhlak menyangkut

kondisi internal, suasana batin seseorang sebagai individu. Sesungguhnya

manusia diciptakan untuk saling tolong menolong. Manusia sendiri

diciptakan sebagai makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak bisa hidup

dengan sendiri melainkan membutuhkan orang lain, inilah subtansi dari

solidaritas yang sebenarnya.

Scene 04

Gambar 04

Visual Dialog Type

Tiur ambil cepat Medium close up

bolanya Pada jarak ini subjek

Tak mau terlihat hanya sebagian

Cepat ambil saja, jika diibaratkan

Tak mau manusia, bagian dada

68

ke atas.

Denotasi Terlihat pada gambar Tiur yang sedang bermain sepeda

terkena bola saat Umam menendang bolanya ke arah

gawang, tetapi ternyata meleset dan terkena kepala Tiur.

Tiur terjatuh, karena kehilangan konsentrasinya saat

bersepeda, dan seketika itu pula terjatuh. Saat Tiur

terjatuh tidak ada anak yang menolongnya tetapi malah

menertawaknnya. Disini tidak ditunjukkan sikap

kepedulian dan tolong-menolong sesama muslim.

Konotasi Dalam adegan ini dimaknai konotatif bahwa apa yang

dilakukan teman-temanya Tiur itu termasuk dalam sifat

akhlak yang buruk, karena didalam Islam diajarkan

setiap muslim harus saling tolong-menolong atau

Solidaritas. Solidaritas adalah karakter yang harus

dimiliki oleh setiap manusia. Status manusia sebagai

makhluk sosial merupakan cerminan yang harus

dibuktikan dalam kehidupan setiap hari.Dalam Islam

disebutkan bertolong menolonglah dalam kebaikan dan

jaganlah kamu bertolong menolong dalam hal

kejelekan. Hal ini memberikan gambaran yang jelas

69

terhadap sikap solidaritas atau saling membantu antar

sesama. Manusia sendiri diciptakan sebagai makhluk

sosial yaitu makhluk yang tidak bisa hidup dengan

sendiri melainkan membutuhkan orang lain, inilah

subtansi dari solidaritas yang sebenarnya.

Mitos Dalam kehidupan manusia kadang lupa dengan tetangga

maupun teman, manusia terkadang lebih peduli dengan

dirinya sendiri dan kelompok, ini terlihat dengan apa

yang dilakukan oleh umam dan teman-temannya.

Bahkan da yang lebih extrim, manusia tidak peduli

dengan keluarganya.

Menggambarkan sesama saudara tidak boleh pamer dan iri hati

sama barang yang bukan milik kita. Karena sesungguhnya ira hati menjadi

pintu awal sifat dengki, di gambar ini umi Salamah memberikan contoh

segala sesuatu harus disyukuri baik itu milik kita, saudara kita bahkan

orang lain.

70

Scane 05

Gambar 05

Visual Dialog Type

Abi abi Extreme Long hot

Aisah sini nak Gambal diambil dari

Abi tadi Delisa jarak yang jauh,

ketoko koh acong sehingga objek terlihat

habis beli kalung kecil.

bagus ada huruf D- nya. Medium close up

Aisah kamu Pada jarak ini subjek

kenapa nak terlihat hanya sebagian

Aisah kesel Delisa saja, jika diibaratkan

dapat kalaung manusia, bagian dada

Aisah dulu juga ke atas.

dapat kalaung

Tapi punya Delisa

ada huruf D-nya

Denotasi Saat Abinya telefon, Kak Fatimah, Kak Zahra dan

Delisa langsung berlarian untuk mengangkat telefon

71

dari Abinya yang telah lama pergi meninggalkan

keluarga untuk kerja, tetapi Aisyah tetap saja diam di

dekat pintu sambil mendengarkan pembicaaraan

saudaranya telefon, Umi yang dari tadi mengamati

Aisyah ingin tahu sebenarnya ada apa, saat ingin

ditanyai Aisyah lari menuju jendela kamarnya dan

menangis. Umi mengejarnya dan bertanya “kamu

kenapa kok menangis”, Aisyah menjawab “Aisyah

sebel Delisa dapat hadiah kalung dan lebih bagus dari

punya Aisyah”. Umi langsung menasehatinya kalau kita

tidak boleh iri kepada saudara kita dan barang yang

bukan milik kita.

konotasi Adegan ini dimaknai secara konotatif karena perbuatan

yang dilakukan Aisyah itu tidak mencerminkan

saudara yang baik, dalam hal ini iri hati termasuk

dalam akhlak yang buruk, karena sifat iri hati apabila

sudah masuk didalam hati kita maka hilanglah rasa

sayang dan tali persaudaraan. Hal ini terdapat dalam

hadist, yang berbunyi:

Artinya: Takutlah kamu sekalian akan hasud (iri hati),

72

karena hasud itu akan memakan amalan-amalan yang

baik sebagaimana api memakan kayu bakar. “Atau

beliau bersabda” (memakan) rumput. (HR. Abu Dawud).

Mitos Seperti yang dijelaskan diatas iri hati akan merusak

segalanya, sifat iri merupakan awal munculnya sifat

benci. Dalah hal ini umi Salamah selalu memberiakan

nasehat terhadap anak-anaknya agar selalu bersyukur

dan jangan ada sifat iri atau benci didalam keluarganya.

Ummi….. Delisa mencintai Ummi karena Allah

Ucapan yang sederhana tapi penuh ketulusan dan pengabdian yang

indah itu terucap dari bibir mungil Delisa. Seorang anak kecil yang masih

kecil. Sontak, perempuan cantik yang dipanggil Ummi itu tersenyum

penuh haru. Di sepasang matanya yang teduh, merebak buliran bening.

Kemudian mengalir pelan-pelan di pipinya. “Ummi juga mencintai Delisa

karena Allah” balas perempuan itu sambil merengkuh kepala mungil

Delisa yang berbalut jilbab. Anak itu dipeluknya dengan perasaan yang

barangkali hanya seorang Ibu yang memahaminya.

Scene 06

Gambar 06

Visual Dialog Type

73

Umi Close up

Iya sayng dalam bagian ini hanya

Delisa cinta umi memperlihatkan bagian

karna allah tubuh secara mendetail.

Sini sayang delisa Medium close up

umi sayang delisa Pada jarak ini subjek

karna allah terlihat hanya sebagian

saja, jika diibaratkan

manusia, bagian dada

ke atas. Medium long shot

Pada teknik orang

terlihat dari bagian lutut

ke atas.

Denotasi Delisa memeluk ibunya dan mengucapkan kata-kata

“aku sayang umi karena allah”, menjadi salah satu bukti

rasa bakti terhadap orang tuanya (ibu).

Konotasi Salah satu bukti rasa sayang seorang anak kepada orang

tuanya, dimana delisa mengucapkan “aku sayang umi

74

karena allah”, Delisa yang mencintai uminya begitu juga

dengan uminya yang mencentai keluarganya

Mitos Orang tua akan merasa terharu ketika anak-anaknya

mengucapkan kata-kata “aku sayang umi” dengan

ucapan yang tulus, biasanya seorang ibu akan memeluk

anaknya karena merasakan kasih sayang dari seorang

anak, pada umumnya sosok ibu adalah tempat bersandar,

mengadu dan makhluk hidup yang penuh kasih sayang.

d. Ikhlas

Untuk menjadi orang yg penyabar, ikhlas & tawakkal (tegar) ketika

mendapat ujian, tidaklah mudah. Perlu usaha untuk mendapatkan

kesabaran, ketegaran & keikhlasan itu. Caranya, dengan banyak-banyak

melakukan amalan-amalan sunnah seperti, berzikir (menyebut kalimat-

kalimat Allah berulang-ulang), baca Quran & sholat malam. Karena

amalan2 ini jika kita lakukan secara rutin, maka akan membentuk

iman dan sangat mempengaruhi pembentukan kekuatan hati terhadap

ujian. Semakin banyak amalan sunnah yg dilakukan, maka hati

akan semakin sabar & tegar. Sesungguhnya setiap umat ketika diberi

cobaan dari Sang Pencipta harus sabar dan ikhlas dalam menerimanya.

Sesungguhnya allah tidak mmemberikan cobaan yang umatnya tidak

mampu untuk menghadapinya.

75

Scane 07

Gambar 07

Visual Dialog Type

fatimah, Aisyah, Long shot

dan Zahra sudah Gambar diambil dari

dikebumikan jarak jauh, sehingga

Delisa dan Umi seluruh bagian objek

Salamah belum dan latarbelakangnya

diketahui tampak jelas.

keberadaanya

Denotasi Ayah Delisa Abi Usman saat mencari keluarganya yang

terkena musibah tsunami bertemu dengan Abi Umam dan

Koh Acan, mereka menceritakan bahwa ketiga anaknya

fatimah, Aisyah, dan Zahra sudah dikebumikan. Delisa

dan Umi Salamah belum diketahui keberadaanya, tetapi

Abi Usman dalam adegan ini terlihat jelas bahwa dia

menerima cobaan itu dengan sabar, walaupun sudah

kehilangan anak-anaknya masih bisa menjaga diri, tidak

marah- marah, tetapi malah mengucapkan “Astagfirullah

hal‟adzim” dan “innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji‟unn”.

76

Konotasi Apa yag dilakukan Abi Usman itu merupakan contoh

Akhlak yang baik, sebab akhlak yang baik itu cerminan

dari apa yang penah diajarkan Rasul kepada umatnya,

perbuatan yang dilakukan Abi Usman sesuai dengan

firman Allah dalam Q. S Al-Baqoroh ayat 155-157 yang

berbunyi:

Artinya: “Dan berikanlah berita gembira kepada orang-

orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila

ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “innaa lillaahi wa

innaa ilaihi raaji‟unn”. Mereka itulah yang mendapat

keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya

dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”.

(QS.Al-Baqoroh: 155-157).

Mitos Seorang ayah akan merasa khawatir dengan keluarganya,

dalam hal ini abi Usman tidak memperlihatkan kesedihan,

abi Usman malah memberikan contoh kepada yang lain

agar menyikapi musibah ini dengan sabar dan lapang dada.

77

Keikhlasan akan membuat kita gampang dalam menjalani

kehidupan, jikalau tidak ikhlas, hidup terasa tidak maksimal, melakukan

sesuatu juga hasilnya kurang memuaskan.

Scane 08

Gambar 08

Visual Dialog Type

Ustadz Rahman Medium close up

kenapa ya delisa Pada jarak ini subjek

susah sekali terlihat hanya

melakukanya sebagian saja, jika

Susah apanya diibaratkan manusia,

Pokonya delisa bagian dada ke atas

susah sekali

Orang yang susah

melaluakan sesusatu

sebab hatinya tidak

ikhlas

Denotasi Terlihat dalam percakapan delisa dan ustadz Rahman

tentang apa itu ikhlas?, ikhlas artinya menjalankan

78

sesuatu tanpa mengharpakan imbalan. Delisa bertanya

seperti ini karena Delisa merasa susah ketika

menghafalkan bacaan shalatnya lagi, padahal dulu

sudah hafal. Dalam adegan ini soalnya delisa dulu

menghafalkan bacaan shalat karena hadiah kalung dan

sepada dari kedua orang tuanya bukan karena Allah.

konotasi Amal kebajikan yang kita laksanakan semata-mata

karena Allah, yakni semata-mata megharap keridlaan-

Nya, dan amal kebajikan yang dilaksanakan seseorang

yang tidak disertai ikhlas, maka amal yang seperti itu

amal yang tidak mempunyai ruh, sebagaimana sabda

nabi Muhammad Saw. Yang artinya “Allah tidak

menerima amalan, melainkan amalan yang ikhlas dan

hanya mencari keridlaan Allah” (HR.Ibnu Majah). Ikhlas

juga merupakan syarat diterimanya amal ibadah,

sbagaimana firman Allah dalam QS.Al- Bayyinah:5

yang berbunyi:

Artinya: Dan tiada diperintahkan mereka, melankan

supaya mereka beribadah kepada Allah seraya

mengiklaskan taatnya kepada allah, lagi condong lepada

kebenaran (QS. Al Bayyinah: 5).

79

Mitos Dalam melakukan sesuatu atau menghafalkan bacaan

shalat itu harus ikhlas tanpa mengharapkan imbalan atau

hadiah. Jika kita melalukan sesuatu tidak dengan hati

yang tulus maka pekerjaan kita akan tersa berat.

Delisa tiba-tiba menghafalkannya dengan baik. Umi

Delisa pun ditemukan setelah beberapa hari

menghilang, setelah itu Delisa bisa ikhlas untuk

kehilangan orang-orang yang Delisa sayangi, Delisa

mengikhlaskan keluarganya yang telah pergi akibat

tsunami, dan Delisa ikhlas salah satu kakinya di

amputasi.

Delisa bermimpi bertemu dengan umi Salamah dan berkat kalung ini akan menjadihadiah dari umi untuk delisa, tetapi delisa menolak, delisa hanya ingin shalat dengan benar dan bisa mendoakan umi dan kakaknya.

„Delisa cinta Ummi karena Allah‟.

80

Scene 09

Gambar 09

Visual Dialog Type

Delisa Close up

Umi mau pergi Dalam bagian ini

Delisa ingin ikut hanya

Bagaimana dengan memperlihatkan

bacaan shalat kamu bagian tubuh secara

sayang, delisa kamu mendetail..

harus selesaikan

bacaan shalatnya

sayang janji sama

umi ya sayang

Kalung ini akan

tetap jadi hadiah

dari umi

Delisa tidak mau

kalung umi

Delisa hanya mau

shalat dengan baik

81

Denotasi Delisa bertemu dengan ibunya dalam mimpi dan sang

ibu memberikan kalung sebagai hadiah delisa bisa lulus

ujian praktek shalat.

Konotasi Ditinggalkan orang-orang terdeket mungkin merupakan

ujian yang sangat berat, sama halnya dengan Delisa yang

asih berharap bisa bertemu dengan ibunya, Allah-pun

mengabulakan do‟a delisa lewat mimpi.

Mitos Soarang anak meliki mimpi ingin bertemu dengan orang

tua, bagaimanapun orang tua adalah tempat segalanya

bagi anak apalagi seorang ibu yang telah melahirkan

dan mendidik sejak ia kecil.

e. Pesan moral

Dalam Islam terdapat ajaran tentang tatakrama yang begitu baik.

Meskipun ada yang membedakan antara moral dan akhlaq, perbedaannya

antara lain dalam sumber atau rujukan akhlaq bersumber dari Al-Qur‟an

dan Assunah, sedangkan moral tidak bersumber dari Al-Qur‟an dan

Assunah. Tatakrama atau tuntunan bertingkah terdapat dalam Al-Qur‟an

dan Assunah, Disamping itu , ia tercermin dalam tujuan Nabi Muhammad

SAW diutus menjadi nabi dan rasul. Manusia memiliki sikap kepedulian

sesama muslim itu penting, bahkan bukan hanya dengan semasa muslim.

Rasa peduli itu harus dimiliki manusia sesama makhluk tuhan lainya,

82

manusia dengan manusia, manusia dengan hewan dan manusia dengan

alam.

Scene 10

Gambar 10

Visual Dialog Type

Michael sudah Medium close up

berteman dengan Pada jarak ini subjek

yang lain dan terlihat hanya sebagian

bahagia disana saja, jika diibaratkan

Thangs very much manusia, bagian dada

ke atas.

Denotasi sedang menghibur salah satu keluarga yang sedang

sedih akibat kehilangan salah satu keluarganya, karena

musibah tsunami. Padahal Delisa juga merasakan

kesedihan karena kehilangan ketiga kakanya, tetapi

Delisa masih bisa menghibur keluarga itu. Dimaknai

Delisa peduli dengan sesama manusia, walaupun Delisa

juga kehilangan tetapi delisa tidak putus asa dan

bersedih hati.

83

Konotasi Menurut penulis perbuatan Delisa itu bisa dicontoh,

walaupun mendapat cobaan yang besar Delisa masih

saja bisa menghibur orang lain, tidak malah bermurung

diri dan memperlihatkan kesedihannya kepada orang

lain.

Mitos Didalam masyarakat luas orang yang seperti delisa bisa

ditemukan, namun tidak mudah, orang yang memilki

kekuatan jasmani dan rohani dalam menghadapi cobaan

yang berat seklaipun.

Bertaubat merupakan sikap yang mulia, karena Allah pasti akan

menunjukkan jalan bagi hambanya yang mau bertaubat. Karena pintu

taubat tuhan (Allah) selalu terbuka untuk hambanya.

Scene 11

Gambar 11

Visual Dialog Type

Umam minta maaf, Long shot

Umam ngaku salah Gambar diambil dari

Udah nyobek buku jarak jauh, sehingga

84

kak tiro seluruh bagian objek

Umum juga udah dan latarbelakangnya

ngambil uang belanja tampak jelas.

Denotasi Sifat Umam yang mau mengakui kesalahannya itu

sangat tidak disangka oleh Delisa, karena sifat Umam

yang selama ini nakal terhadap teman-temanya. Akibat

bencana tsunami yang melanda desa mereka membuat

Umam yang awalnya masih tetap nakal dan keras, bisa

sadar dan akhirnya Umam mau bertaubat kepada Allah

dan mengungkapkan kesalahan-kesalahan yang dia

lakukan kepada kakak dan juga uminya.

Konotasi Umam yang mau bertaubat kepada Allah atas segala

dosa-dosanya. Perbuatan taubat disini bisa ditiru, setiap

Umat yang mau bertaubat Allah akan mengampuni dosa-

dosanya dan memberikan jalan yang lurus kepada

hambanya.

Mitos Manusia akan merasa bersalah ketika telah kehilangan

atau menyesal terhadap apa yang telah dilakukan

85

sebelumnya, dengan bertobat berharap tidak melakuakan

kesalahan yang sama dikemudian hari. Taubat dan rasa

penyesalan menjadi kunci kebangkitan hamba dari

keterpurukan dimasa lalunya. dalan adegan ini

digambarkan bahwa setelah Umam bertaubat dan

memohon ampun, selang beberapa hari ibunya

ditemukan.

2. Analisis Kontruksi Pesan Dakwah dalam Film Hafalan Shalat Delisa

a. Anlisis tentang ibadah

Shalat secara bahasa berarti berdo‟a. dengan kata lain, shalat secara

bahasa mempunyai arti mengagungkan. Sedangkan pengertian shalat

menurut syara‟ adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu,

yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Ucapan

disini adalah bacaan-bacaan al-Qur‟an, takbir, tasbih, dan do‟a. Sedangkan

yang dimaksud dengan perbuatan adalah gerakan dalam shalat misalnya

berdiri, ruku‟, sujud, duduk, dan gerakan-gerakan lain, yang dilakukan

dalam shalat. Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy shalat yaitu beberapa ucapan

dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, yang

dengannya kita beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah

ditentukan.69

69 http://uraianayatalquran.blogspot.com/2013/06/kewajiban-shalat-lima-waktu.html diakses tanggal 23april 2014.

86

Hukum melaksanakan shalat lima waktu ini adalah wajib atau fardu `ain, yaitu sesuatu yang diharuskan dan yang mengikat kepada setiap individu seorang muslim yang telah dewasa, berakal sehat, balig

(mukallaf). Apabila salat wajib ini ditinggalkan. maka orang yang meninggalkannya mendapat dosa dari Allah SWT. Allah SWT berfirman

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.“Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan pada-

Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56-57). Nabi SAW bersabda, “ Shalat adalah tiang agama. Barang siapa mendirikan shalat berarti dia mendirikan agama. Dan barangsiapa yang meningglknnya, merarti dia merobohkan agama.70

Shalat merupakan benteng kemaksiatan artinya bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Semakin baik mutu shalat seseorang maka semakin efektiflah benteng kemampuan untuk memelihara dirinya dari perbuatan makasiat. Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar apabila dilaksanakan dengan khusu, tidak akan ditemukan mereka yang melakukan shalat dengan khusu akan berbuat maksiat, merampok dan sebagainya. Tetapi sebaliknya kalau ada yang melakukan shalat tetap berbuat maksiat, tentu kekhusuan shalatnya perlu dipertanyakan. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur'an surat Al-Ankabut: 45

ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ۖ ِ َّ ِ اتْ ُل َما أُوح َي إلَْي َك م َن الْكتَاب َوأَقم َّالصََلةَ إ ن َّالصََلةَ تَ ْن َه ٰى َع ن

70 Imam Muslim, Shahih Muslim, (Bandung : Multazam, 1974), hlm. 404.

87

ِ ِ ۖ ِ ِ ۖ الَْف ْح َشاء َوالُْمْن َكر َ ولَذْكُ ر َّ اّلل أَ ْكبَ ُر َ و َّ اّللُ ي َْعلَ ُم َ ما تَ ْصنَ عُ َون Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu

Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu

mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Dan

sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar

(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui

apa yang kamu kerjakan.

Dakwah bil-hal dalam hal ini dengan mendirikan shalat, maka banyak hal yang didapat, shalat akan mendidik perbuatan baik apabila dilaksanakan secara terus menerus. Sebagaimana keterangan diatas bahwa pada intinya shalat merupakan penentu apakah orang-orang itu baik atau buruk, baik dalam perbuatan sehari-hari maupun ditempat mereka bekerja.

Apabila mendirikan shalat dengan khusu maka hal ini akan mempengaruhi terhadap etos kerja mereka dan juga kehidupan sosialnya. b. Analisis tentang ibadah

Doa adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada disisinya. Sedangkan sikap khusu dan tadharru dalam menghadapkan diri kepadanya merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang

88

mengharapkan tercapainya sesuatu yang diharapkan. Itulah pengertian doa secara syar‟i yang sebenanya.71

Doa dalam pengertian pendekatan diri kepada Allah dengan sepenuh hati, banyak juga dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur‟an. Bahkan

Al-Qur‟an banyak menyebutkan pula bahwa tadharu (berdoa dengan sepenuh hati) hanya akan muncul bila disertai keikhlasan. Hal tesebut merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang shalih. Dengan tadharu dapat menambah kemantapan jiwa, sehingga do‟a kepada Allah akan senantiasa dipanjatkan, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, dalam penderitaan maupun dalam kebahagiaan, dalam kesulitan maupun dalam kelapangan. Dalam Al-Qur‟an Allah telah menegaskan : “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya dipagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaannya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS.

Al-Kahfi : 28).

Fungsi doa dalam kehidupan sehari-hari secara kualitas doa disejajarkan dengan setengah ibadah wajib, tapi dari segi substansinya doa

Doa dalam pengertian “permintaan” atau “permohonan.” Seperti dalam Al-Quran surah Al-Mu'minûn ayat 60 dibawah ini.

71 http://eri32.wordpress.com/pentingnya-doa/ diakses tanggal 23 april 2014.

89

Artinya: "Mohonlah (mintalah) kamu kepada-Ku, pasti Aku perkenankan (permintaan) kamu itu."

Maksud kata doa dalam ayat ini adalah, "memohon" atau

“meminta.” Yaitu, mohonlah (mintalah) kepada Aku (Allah) niscaya Aku

(Allah) akan perkenankan permohonan (permintaan) kamu itu. Berdo‟a adalah salah satu bentuk ketaatan terhadap tuhan, dengan cara-cara tertentu disertai kerendahan hati untuk mendapatkan kemaslahatan dan kebaikan yang ada disisinya. Do‟a adalah salah satu unsur yang endukun dakwah bil-hal, karena ketika manusia berusaha tanpa diiringi dengan do‟ maka manusia tersebut dikatakan sombong. c. Anlisis tentang pendidikan

Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.

Menurut Ernest R. Hilgard dalam belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula.

Al-Qur‟an merupakan wahyu yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW dan merupakan kalamullah yang mutlak kebenarannya, berlaku sepanjang zaman dan mengandung ajaran dan petunjuk tentang

90

berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia di dunia dan

akhirat kelak. Ajaran dan petunjuk tersebut amat dibutuhkan oleh manusia

dalam mengarungi kehidupannya.

Namun demikian al-Qur‟an bukanlah kitab suci yang siap pakai

dalam arti berbagai konsep yang dikemukakan al-Qur‟an tersebut, tidak

langsung dapat dihubungkan dengan berbagai masalah yang dihadapi

manusia. Ajaran al-Qur‟an tampil dalam sifatnya yang global, ringkas dan

general sehingga untuk dapat memehami ajaran al-Qur‟an tentang

berbagai masalah tersebut, mau tidak mau seseorang harus melalui jalur

tafsir sebagimana yang dilakukan oleh para ulama‟.72 Salah satu pokok

ajaran yang terkandung dalam al-Qur‟an adalah tentang kewajiban belajar

mengajar, seperti yang dijelaskan dalam Surat al-Ankabut ayat 19 – 20.

Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah

menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian mengulanginya

(kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

(19) Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah

bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian

Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas

segala sesuatu.(20)73

Manusia diwajibkan belajar, karena belajar akan menunjang karir

kehidupan, dapat merubah prilaku, dapat memahami dan memaknai segala

72 DR.H Abddin Nata,MA. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada. 2002.Cet I,hlm.1-2 73 Prof.H. Mahmud Junus. Tarjamah Al-Qur’an Al-Karim. Bandung. PT. al-Ma’arif. 1997. Cet 12. hlm.360.

91

aspek yang didunia, dan yang terpenting manusia harus bisa merubah

keadaan baik yang berupa material maupun non material, dan tidak lupa

kepada tuhannya. Karenya Allah berfirman “dia tidak akan merubah suatu

kaum, keculai dia mau berusaha untuk berubah.

d. Anlisis tentang akhlak

Manusia memang tidak akan pernah lepas dari apa yang disebut

sosial. Karena memang manusia itu merupakan makhluk sosial, makhluk

yang memerlukan orang lain, berkomunikasi dengan sesama, bertukar

pikiran, tolong-menolong dan lain sebagainya. Dalam pandangan Islam

seseorang tidak akan dikatakan sempurna imannya sampai ia mencintai

saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.74

Allah Swt menciptakan makhluk berdasarkan perbedaan dan bukan

pembedaan demi mengatur alam dengan sempurna. Sebagian diciptakan

dalam bentuk benda mati, sebagian berupa tumbuhan dan yang lainnya

diciptakan dalam bentuk hewan dan manusia. Dari jenis manusia juga

diciptakan sebagian laki-laki dan sebagiannya perempuan. Yang lebih unik

lagi, tidak ada dua manusia yang benar-benar sama dari segala sisi. Setiap

manusia tidak hanya berbeda pada jasad, tapi juga ruh mereka.

Kendatipun pandangan Islam sudah demikian benar, namun

kenyataannya masih banyak orang yang kurang peka terhadap

permasalahan sosial sekarang ini sehingga tatanan sosial menjadi kurang

74http://karakter0809.weebly.com/definisi-kepedulian-sosial.html diakses tanggal 23 april 2014.

92

seimbang yang akhirnya terjadilah banyak kekacauan seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, jual beli manusia dan lain sebagainya yang mungkin saja hal ini terjadi yang disebabkan salah satunya karena faktor kurang peduli terhadap permasalahan sosial ataupun pihak pemerintah belum mampu mengentaskan permasalahan pengangguran, juga bisa jadi karena orang yang miskin pun kurang memiliki mental yang positif apalagi saat ini dunia sedang terhegemoni oleh pemikiran barat yang sekular dan liberal. Sangat ironis memang jika sifat apatis terhadap sosial itu dimiliki oleh orang Islam.

Disisi lain seorang muslim mempunyai karakter dan kewajiban yang sama besarnya dengan hablum minallah yaitu hablum minannas atau hubungan dirinya dengan sesama manusia. Hubungan tersebut merupakan hubungan yang lebih kompleks, karena hubungan ini terjadi antara pihak yang satu dan lainnya yang bersifat relatif serta penuh dengan dinamika.

Oleh karena itu perlu diingat bahwa manusia adalah makhluk yang dibekali rasa, karsa, dan periksa, sehingga segala tindakanya selalu terpengaruh oleh ketiga hal tersebut.75 Allah berfirman yang berbunyi

ِِ ٍ ۚ ِ ِ ِ ِ ِ َوََل تَ تََنم َّْوا َما فَ َّض َل َّاّللُ به ب َْع َض ُك ْم َعلَ ٰى ب َْعض ل ّلرَج ال نَص يب ِمَّا ْاكتَ َسبُوا ۚ ِ ِ ِ ِ ِ ۚ ِ ِِ ۚ ِ ِ َ وللنّ َس اء نَص يب ِمَّا ْ اكتَ َسْ َب َ و ْاسأَلُوا َّ اّلل َ م ْن فَ ْضله إ َّ ن َّ اّللَ َ ك َان ب ُكِّل ب ٍ ِ َ ش ْيء َ اعل يم

75 Toto Asmoro, Menuju Muslim Kaffah, (Jakarta : Gema Insani Press, 2000), hlm. 44.

93

Artinya Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Perbedaan antara manusia berdasarkan hikmah dengan tujuan memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Patut dicamkan bahwa perbedaan bukan pembedaan atau diskriminasi. Karena pertama, Allah tidak pernah berutang kepada makhluk yang akan diciptakan-Nya, sehingga dapat menuntut model penciptaannya sesuai dengan keinginannya. Kedua, perbedaan yang ada itu berdasarkan hikmah dan bukan atas dasar kezaliman, kedengkian dan kikir. Begitu juga, sekiranya Allah menuntut kewajiban yang sama dari semua manusia, maka perbuatan seperti ini tidak adil dan puncak dari kezaliman, sekalipun Allah memberikan fasilitas yang sama kepada mereka. Karena menurut ayat dan riwayat,

Allah menghendaki tugas atau tanggung jawab dari manusia sesuai dengan kemampuan mereka.

Tapi ada poin lain bahwa antara manusia dan makhluk yang lain terdapat perbedaan yang inti. Manusia diberi akal dan kemampuan berpikir sehingga mampu memilih sesuai dengan kehendaknya. Kelebihan ini menjadi landasan bagi manusia untuk menciptakan kemajuan, atau sebaliknya kehancuran. Dengan kata lain, Allah memberikan kemampuan

94

lain bagi manusia yang dapat diraihnya dengan usaha seperti ilmu,

kekuasaan dan kekayaan.76

e. Anlisis tentang akhlak

Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah

selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orang tua dengan

sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya

sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah

kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu

membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang

mulia.” (Qs. Al-Israa: 23)

Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi penghormatan

dan pemuliaan kepada kedua orangtua. Apapun bentuk pelecehan dan

sikap merendahkan orangtua maka Islam lewat pesan-pesan moralnya

telah melarang dan mengharamkannya. Bahkan durhaka kepada kedua

orangtua termasuk diantara dosa-dosa besar yang dilarang keras. Dengan

melihat ayat di atas, terutama pada frase, “wa laa taqullahumaa „uff‟,

janganlah kamu mengatakan kepada keduanya, perkataan „ah‟…”

menunjukkan untuk bentuk pelecehan dan sikap merendahkan kedua orang

tua yang paling kecil sekalipun Islam tidak luput untuk memberikan

penegasan atas pelarangannya.

76http://indonesian.irib.ir/al-quran/-/asset_publisher/b9BB/content/tafsir-al-quran- surat-an-nisaa-ayat-32-33 diakses tanggal 23 april 2014.

95

Komunikasi dan berhubungan dengan kedua orangtua jangan

sampai ada kata-kata yang lebih rendah dari melontarkan kata „ah‟,

niscaya Allah telah melarangnya.” Birrul Walidain berasal dari dua kata,

birru dan al-walidain. Imam Nawawi ketika mensyarah Shahih Muslim

memberi penjelasan, bahwa kata-kata Birru mencakup makna bersikap

baik, ramah dan taat yang secara umum tercakup dalam khusnul khuluq

(budi pekerti yang agung). Sedangkan, walidain mencakup kedua

orangtua, termasuk kakek dan nenek. Jadi, birrul walidain adalah sikap dan

perbuatan baik yang ditujukan kepada kedua orangtua, dengan

memberikan penghormatan, pemuliaan, ketaatan dan senantiasa bersikap

baik termasuk memberikan pemeliharaan dan penjagaan dimasa tua

keduanya.77

f. Anlisis tentang ikhlas

Suroh Al-Baqarah ayat 153 dan 155

يَا أَيُّ َها الَّ ِذيْ َه َآمىُىا ْاستَ ِعيْىُ ْىا بِ َّالصبْ ِر َو َّالصالَ ِة إِ َّن هللاَ َم َع َّالصابِ ِريْه

Artinya Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan

sabar dan shalat, sesung-guhnya Allah adalah beserta orang-orang yang

sabar.

َ َو لَىَ ْبلُ َىوَّ ُك ْم بِ ْشَي ٍء ِّم َه ْال َخ ْى ِف َو ْال ُج ْىعِ َو وَ ْق ٍص ِّم َه ْاْل َم َى ِال َو ْاْل ْوفُس َو الثَّ َم َر ِات َو بَ ِشّ ِر

َّالصابِ ِر ْي َه ِِ

77 Ismail Amin, Mahasiswa Mostafa International University Republik Islam Iran Qom, 30 Maret 2010/ 12 Farvardin 1389 HS diakses tanggal 23 april 2014.

96

Artinya Dan sesungguhnya akan Kami beri kamu percobaan dengan se- suatu dari ketakutan dan kelaparan dan kekurangan dari harta benda dan jiwa-jiwa dan buah buahan; dan berilah khabar yangmenyukakan kepada orang yang sabar.

Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih dari kotoran. Sedangkan secara istilah, Ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukannya dengan yang lain. Oleh karena itu, bagi seorang muslim sejati makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, kemajuan atau kemunduran. Dengan demikian Si Muslim tersebut menjadi tentara fikrah dan akidah, bukan tentara dunia dan kepentingan. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku.” Dan yang berkarakter seperti itulah yang mempunyai semboyan “Allahu Ghayaatunaa”, yang artinya Allah adalah tujuan kami, dalam segala aktivitas dalam mengisi kehidupan.

Rasulullah SAW. Pernah bersabda, “Ikhlaslah dalam beragama, cukup bagimu amal yang sedikit.” Dalam hadist lain Rasulullah SAW. bersabda,“ Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.” Imam Syafi‟i pernah memberi nasihat kepada seorang temannya,“ Wahai Abu Musa, jika engkau

97

berijtihad dengan sebenar-benar kesungguhan untuk membuat seluruh manusia ridha (suka), maka itu tidak akan terjadi. Jika demikian, maka ikhlaskan amalmu dan niatmu karena Allah Azza wa Jalla.”

Karena itu tak heran jika Ibnul Qoyyim memberi perumpamaan seperti ini, “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak bermanfaat.” Dalam kesempatan lain beliau berkata,“ Jika ilmu bermanfaat tanpa amal, maka tidak mungkin Allah mencela para pendeta ahli Kitab. Jika ilmu bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah mencela orang- orang munafik.” Dari beberapa contoh hadist di atas menunjukkan bahwa ikhlas itu memang sangat penting bagi umat muslim dalam melaksanakan ibadah, karena tanpa rasa ikhlas dan hanya mengharap ridho dari Allah

SWT ibadah kita tidak akan diterima oleh Allah.

Yang paling utama adalah menyikapi berbagi hal baik itu musibah dan lainya harus dengan sabar, dan menerima cobaan dengan lapang dada.

Mencari siapa yang salah dalam bencana alam, hanya akan menimbulkan konflik dan menarik kepentingan untuk saling menyalahkan. Introspeksi terhadap masing-masing diri untuk bersama-sama menjaga alam dan sekitarnya.

Menerima segala sesuatu dengan lapang dada dalam ayat di atas, adalah karena Allah. Menerima dengan lapang dada, kesedihan yang ada, dengan berdo'a pada Allah, agar dilapangkan segala kesedihan, dan dimudahkan urusan, agar musibah dapat ditangani dengan baik. Sebab,

98

ketika kita bertemu Allah di akhirat kelak, semua harta dan anak-anak kita juga tidak berarti lagi bagi Allah, kecuali amal perbuatan kita dan hati kita yang bersih dan lapang. Allah berfirman "(Ingatlah) pada hari di mana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih dan lapang.'' (Q.S. 26:89). g. Anlisis tentang pesan moral

Manusia memang tidak akan pernah lepas dari apa yang disebut sosial. Karena memang manusia itu merupakan makhluk sosial, makhluk yang memerlukan orang lain, berkomunikasi dengan sesama, bertukar pikiran, tolong-menolong dan lain sebagainya. Dalam pandangan Islam seseorang tidak akan dikatakan sempurna imannya sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.

Kepedulian sosial adalah minat atau ketertarikan kita untuk membantu orang lain. Lingkungan terdekat kita yang berpengaruh besar dalam menentukan tingkat kepedulian sosial kita. Lingkungan yang dimaksud disini adalah keluarga, teman-teman kita, dan lingkungan tempat kita tumbuh besar. Karena merekalah kita mendapat nilai-nilai tentang kepedulian sosial. Nilai-nilai yang tertanam itulah yang nanti akan menjadi suara hati kita untuk selalu membantu dan menjaga sesama.

Hanif berkata lingkungan yang sangat berpengaruh adalah keluarga, karena di sanalah kita besar dan orang-orang yang paling sering kita temui selama hidup. Dan waktu kecil keluarga jugalah yang sering melarang kita, nantinya akan jadi nilai kepedulian sosial itu. Larangan-

99

larangan seperti “Jangan buang sampah sembarangan! Jangan suka

bertengkar!” itu adalah nilai yang akan tertanam di diri kita tentang arti

kepedulian sosial. Ada juga orang-orang yang nilai kepedulian sosialnya

kurang terasah. Itu bisa terjadi karena lingkungan terdekatnya kurang

menanamkan hal itu. Misalnya, orang itu dari kecil terbiasa melihat

Ayahnya buang sampah sembarangan, jadi dia berfikir “buang sampah

sembarangan itu tidaklah salah”.78

Disisi lain seorang muslim mempunyai karakter dan kewajiban

yang sama besarnya dengan hablum minallah yaitu hablum minannas atau

hubungan dirinya dengan sesama manusia. Hubungan tersebut merupakan

hubungan yang lebih kompleks, karena hubungan ini terjadi antara pihak

yang satu dan lainnya yang bersifat relatif serta penuh dengan dinamika.

Oleh karena itu perlu diingat bahwa manusia adalah makhluk yang

dibekali rasa, karsa, dan periksa, sehingga segala tindakanya selalu

terpengaruh oleh ketiga hal tersebut.79

Apabila kamu salah, maka akuilah kesalahanmu dan minta maaf

darinya. Sesungguhnya mengakui kesalahan adalah lebih baik daripada

tetap dalam kebatilan. Rasulullah telah bersabda: Setiap bani Adam itu

bersalah dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah orang-orang yang

bertaubat.(HR. At Tirmidzi dan di hasankan oleh pentahqiq kitab Jami‟ul

Ushul).

78 http://karakter0809.weebly.com/definisi-kepedulian-sosial.html diakses tanggal 23 april 2014.

79 Toto Asmoro, Menuju Muslim Kaffah, (Jakarta : Gema Insani Press, 2000), hlm. 44.

100

Semua manusia pernah melakukan kesalahan, Nabi sekalipun.

Karena lupa, khilaf, dan salah sangat melekat pada kedirian manusia. Dan, tindakan tidak mau mengakui kesalahan dan berusaha memperbaikinya merupakan hal yang paling aneh. Sebenarnya, mengakui kesalahan merupakan sebuah pintu dari dinding pembatas antara dua ruangan; kebaikan dan keburukan. Jika seseorang tidak mau mengakui salahnya, berarti dia masuk dari pintu itu ke ruangan kejahatan. Sebaliknya, jika seseorang mau mengakui dosanya, berarti dia membuka pintu itu untuk masuk ke ruangan kebaikan.

Allah sendiri mengatakan bahwa salah satu ciri orang-orang bertakwa adalah mau mengakui kesalahan dan minta ampun kepada Allah, kemudian dia tidak lagi mengulanginya, Dan salah satu dari orang yang bertakwa itu adalah orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu (QS Ali Imran [3]: 135).

Mengaku bersalah tidak membuat seseorang kehilangan kehormatan, bahkan sebenarnya merupakan upaya paling efektif menyelamatkan nama baik. Menyadari dosa dan bertekad tidak akan mengulangi lagi adalah salah satu pintu masuk menjadi manusia terbaik.

Itulah yang dilakukan oleh para sahabat Nabi yang umum telah berbuat kejahatan di masa lalu.

101

Perbuatan menutupi kesalahan pasti akan diikuti dengan usaha

menghilangkan barang bukti, dengan cara apa pun. Bisa jadi hal itu

dilakukan dengan berdusta, memfitnah, menyuap, meneror, bahkan

membunuh sekalipun. Jika usaha menghilangkan bukti ini membuahkan

bukti baru, misalnya diketahui orang lain, maka bukti baru itu juga harus

dilenyapkan. Begitulah seterusnya. Tak dapat dibayangkan berapa banyak

dosa turunan yang harus dikerjakan. Orang bersalah akan terus diburu

kesalahannya. Hanya taubat yang membuat semua itu berakhir. Bagi

pelaku dosa, dunia menjadi semakin sempit dan tidak ada tempat yang

nyaman. Memang tidak enak hidup dalam kurungan yang dibikin sendiri.80

80http://www.en.co.id/baiturrahman/renungan/mengakui%20kesalahan.htm diakses tanggal 23 april 2014.

102

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan dan saran

1. Kesimpulan

Setelah mengamati dan menganalisis bab sebelumnya, penulis

dapat menyimpulkan bahwa: Makna denotasi dari sebuah film yang

diangkat berdasarkan kisah nyata ini ini berawal dari sebuah novel dan

dituangkan dalam karya audiovisual dengan judul yang sama (Hafalan

Shalat Delisa) Hafalan Shalat Delisa, kisah yang berlatar belakang

bencana tsunami Aceh tahun 2006 lalu, Film ini sarat dengan pesan-pesan

kemanusiaan, keberagaman, keikhlasan serta bagaimana mengubah

kesedihan menjadi kekuatan yang memberikan energi positif bagi orang-

orang di sekitarnya yang sudah kehilangan harapan. Sedangkan, makna

konotasi dari film yang diproduksi Star Vision ini, Sutradara sengaja

mengangkat kisah delisa dan perasaan orang-orang yang ditinggal pergi

(mati) oleh mereka (keluarganya). Dan, mitos dari film ini memang

diformulasikan dari kisah Tsunami Aceh tahun 2004 lalu masih

menyisakan luka yang mendalam. Tidak hanya bagi korban bencana,

namun siapapun yang melihat dan mendengar berita itu, sudah dipastikan

remuk redam yang terkubur dalam palung jiwa akan menyeruak kembali.

Sebab inilah bencana alam terbesar di tahun 2004 yang menelan beribu

korban di negeri serambi Mekah ini. Didalam filmnya ini mengajarkan

kesabaran, ketabahan dan siap berjiwa besar ketika suatu hari nanti kita

ditinggal pergi oleh orang-orang yang kita cintai.

103

Dalam film " Hafalan Shalat Delisa " mengandung pesan dakwah

yang relevan dan urgen terhadap kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilihat

dari beberapa aspek yaitu: pesan syariah dalam bentuk ibadah, akhlak,

pesan moral dalam bentuk kepedulian, empati dan kejujuran, pesan

pendidikan.

2. Saran

Saran yang ingin disampaikan penulis untuk film Hafalan Shalat

Delisa ialah:

1. Rekonstruksi ulang tentang kejadian gempa dan Tsunami

dalam film ini masih terbilang gagal. Gempa yang divisualkan

tidak begitu melahirkan rasa gemuruh dan takut di jiwa

penonton. Atmosfir itu tidak bisa dirasakan. Gempa yang tidak

meyakinkan. Bagaimana bisa saat gempa terjadi tapi daun pintu

tidak bergoyang. Meja-meja di dalam kelas tidak bergeser?

Lalu disusul visual Tsunami yang seperti sapuan ombak biasa.

Padahal film ini menggunakan teknologi CGI (Computer

Generated Imagery) yang tergolong baru bagi perfilman

Indonesia. Adegan helikopter, kapal-kapal besar, khusunya

Tsunami tampak belum maksimal.

2. Efeknya masih belum terasa. Visualnya masih kasar. Tapi

untuk penggunaan teknologi CGI, film ini layak untuk

diapresiasi. Dan alangkah tidak adilnya jika

membandingkannya dengan dunia perfilman Holywood dan

104

Bollywood yang sudah sangat jauh meninggalkan perfilman

tanah air.

3. Kurang memunculkan kesan acehnya. Dilihatkan lagi keadaan

setelah pasca tsunami tersebut.

4. Film ini layak untuk ditonton sebagai pencerahan yang lebih

edukatif. Apalagi film ini didukung oleh beberapa pemeran

papan atas dunia perfilman Indonesia. Akting Nirina yang

keibuaan. Reza Rahadian yang begitu terlihat terpukul dengan

semua yang ia hadapi. Tentang apakah film ini mampu

menyedot air mata dan memberikan pesan terdalam bagi benak

penontonnya. Mungkin lebih kepada bagaimana para penonton

menghayati dan memaknai film ini. Setidaknya banding lurus

dengan judul film, Hafalan Shalat Delisa. Sudahkah kita shalat

dengan hafalan yang ikhlas kepada Allah?

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an dan Tafsirnya, (yogyakarta: Univereitas Islam Indonesia, 1991).

Al-Rasyid, Harun dkk, Pedoman Pemerintahan Dakwah Bil-Hal, Jakarta: Depag RI, 1989.

Amrullah Achmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta : Prima Duta, 1985. Antonius, M. Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Gitanyali, 2004, cet, ke-1. Asmoro, Toto, Menuju Muslim Kaffah, Jakarta : Gema Insani Press, 2000.

Aziz, Moh . Ali, Ilmu Dakwah, .Jakarta: Prenada Media, 2004.

Danesi, Marcel, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra, 2010. Effendi, Onong, Uchjana, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999.

Effendy, Heru, Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser, Jakarta: Pustaka Konfiden, 2008, cet, ke-6. Hamka, Prinsip dan Kebijakan Dakwah Islam, (jakarta: Pustaka Panjimas, 1981.

Haricahyono, Cheppy, Dimensi Pendidikan Moral, Semarang: IKIP Semarang Pres, 1995, h.67.

Hidayat, Dedy Nur. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007. Imam Muslim, Shahih Muslim, Bandung : Multazam, 1974.

Jamaludin, Muhammad, Al Qosimi, Tafsir Al-Qosimi, tkt: Dar al-Ihya' Kutub al- Arabiyah, 1957. Junus Mahmud. Tarjamah Al-Qur’an Al-Karim. Bandung. PT. al-Ma’arif. 1997. Cet 12. Kusnawan, Aep, Komunikasi & Penyiaran Islam, Bandung: Benang Merah Press, 2004.

1

Lull, James, Media Komunikasi, Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global, (Terj). A. Setiawan Abadi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997), cet. Kel-1.

Madhal, Husen, Hadits II, Yogyakarta: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, 1995.

Masdar F. Mas'udi, "Mukaddimah : Dakwah, Membela Kepentingan Siapa?",dalam Majalah Pesantren, No. 4 Vol. IV jakarta : P3M, 1987.

Masy'ari, Anwar, Butir-butir Problematika Dakwah Islamiyah, Surabaya: Bina llnuj, 1993.

McQuail, Denis, Teori Komunikasi massa, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005.

Munir, Samsul, Amin,M.A,Ilmu Dakwah. jakarta.2009.

Muriah, Siti, Metodologi Dakwah Kontemporer, Cet.I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.

Nata, Abddin, MA. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada. 2002.Cet I.

Nata, Abudin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003, cet.V.

Oey Hong Lee, “Publisistik Film”, Ichtiar, Jakarta,1965.

Pangaribuan, Tigor, Kamus Populer Lengkap, Bandung: Pustaka Stia, 1996, cet-1.

Pius A Partanto & M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arloka, 1994. Poerwadarminta, W.J, S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Rajawali Press, 1980), cet.II.

Rakhmat, Miftah , Catatan Kang Jalal, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Miftah, Teknik praktis riset komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sobur, Alex, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosda Karya , cet. Keempat April 2006.

Sobur, Alex, Simiotika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, cet. Ke-2.

2

Sumandiria, AS Haris, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2006, cet, ke-1.

Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Komunikasi Visual: Metode Analisis Tanda dan Makna Pada karya Desain Komunikasi Visual, (Yogyakarta : Jalasutra, 2008.

Wafyah dan Awaludin Pimay, Sejarah Dakwah, Semarang: RaSAIL, 2005. Cet.I, Wirosardjono, Soetjipto, "Dakwah: Potensi dalam Kesenjangan" dalam Majalah Pesantren, No. 4 Vol. IV (Jakarta: P3M, 1987. Yasraf Amir Piliang, Hipesemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna, Yogyakarta: Jalasutra, 2003.

3

INTERNET

http://elmubarok.blogspot.com/2009/12/peran-film-sebagaimediadakwah. diakses tanggal 20 Desember 2013. http://eri32.wordpress.com/pentingnya-doa/ diakses tanggal 23 april 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Nirina_Zubir diakses tanggal 20 November 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Reza_Rahadian#Karier diakses tanggal 20 November 2013 http://indonesian.irib.ir/al-quran/-/asset_publisher/b9BB/content/tafsir-al-quran-surat-an- nisaa ayat - 32-33 diakses tanggal 23 april 2014. http://karakter0809.weebly.com/definisi-kepedulian-sosial.html diakses tanggal 23 april 2014 http://karakter0809.weebly.com/definisi-kepedulian-sosial.html diakses tanggal 23 april 2014. http://rayasaforever.blogspot.com/2012/06/ibadah-syariah-dan-muamalah.html diakses tanggal 23 maret 2014. http://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajarankonstruktivi sme/ Diakses 10 Mei 2014. http://uraianayatalquran.blogspot.com/2013/06/kewajiban-shalat-lima-waktu.htmldiakses tanggal 23april 2014. http://www.boleh.com/news/read/movie_news_index/6843_chantiq_schagerl_pemeran _delisa_di_film_hafalan_shalat_delisa diakses tanggal 20 November 2013. http://www.cumicumi.com/celebrities/fathirmuchtar/profile.html#sthash.757eBpIO.dpuf diakses tanggal 20 November 2013. http://www.en.co.id/baiturrahman/renungan/mengakui%20kesalahan.htm diakses tanggal 23 april 2014. http://www.indonesiafilmcenter.com/tmp_file/23544_Press_kit_Hafalan-Shalat-Delisa- Indo.pdf diakses 2 januari 2014. http://www.profil.web.id/2013/09/profil-biodata-chantiq-schagerl.html diakses tanggal januari 2014.

4

Pranata.2008.Belajar Kontruktivisme. http://puslit.petra.ac.id/journals/interior/. Diakses pada tanggal 06 Mei 2014. Surianto.2009. TeoriPembelajaranKonstruktivisme.http://surianto200477.wordpress.com/ 2009/09/17/teori-pembelajaran-konstruktivisme/.Diakses 06 Mei 2014. www.wikipedia.com, arti diakses pada 22 Oktober 2013.

Ismail Amin, Mahasiswa Mostafa International University Republik Islam Iran Qom, 30 Maret 2010/ 12 Farvardin 1389 HS diakses tanggal 23 april 2014.

5