BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Loyalitas
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Loyalitas Pelanggan Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan ini diambil tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Wantara (2015:21) menyatakan bahwa Loyalitas adalah komitmen mendalam untuk membeli atau menggunakan kembali produk atau jasa secara konsisten di masa yang akan datang, sehingga mendorong adanya pembelian merek yang sama walaupun terdapat pengaruh-pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang berpotensi menyebabkan perilaku berpindah ke produsen lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa loyalitas tidak hanya ditentukan oleh keputusan pelanggan semata namun juga usaha-usaha dari pelaku bisnis yang dapat membuat pelanggan menjadi loyal. Hal senada juga diungkapkan oleh Iqbal (2015:41) bahwa loyalitas pelanggan adalah keterikatan yang erat antara pelanggan dengan pelaku bisnis sehingga mereka melakukan pembelian berulang yang didasarkan pada komunikasi yang positif. Menurut Oliver dalam Sangadji dan Sopiah (2013:12) menyatakan bahwa loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usahausaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku. 7 8 Sedangkan menurut Morais dalam Sangadji dan Sopiah (2013:13) mengatakan bahwa loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek toko, atau pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Selanjutnya Parasuraman dalam Sangadji dan Sopiah (2013:15) mendefinisikan loyalitas pelanggan dalam konteks pemasaran jasa sebagai respons yang terkait erat dengan ikrar atau janji untuk memegang teguh komitmen yang mendasari kontinuitas relasi, dan biasanya tercermin dalam pembelian berkelanjutan dari penyedia jasa yang sama atas dasar dedikasi dan kendala pragmatis. Menjaga pelanggan tetap senang dan loyal merupakan tantangan bagi perusahaan dan cara terbaik untuk bertahan dalam persaingan. Hasan (2014:3) mengatakan loyalitas pelanggan adalah orang yang membeli secara teratur dan berulang-ulang,mereka secara terus menerus dan berulang kali datang kesuatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk tersebut 2.1.1.1 Karakteristik Loyalitas pelanggan Pelanggan yang loyal merupakan aset penting bagi perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya. Griffin dalam Sangadji dan Sopiah, (2013:19) menyatakan bahwa pelanggan yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchases) 2. Melakukan pembelian di semua lini produk atau jasa (purchases across product and service lines) 3. Merekomendasikan produk lain (refers other) 4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing (demonstrates on immunity to the full of the competition). 9 Selain itu, Hasan (2014:4) menyatakan bahwa pelanggan yang loyal itu paling tidak menunjukkan karakteristik seperti : 1. Adanya runtutan pembelian dan proporsi pembelian, atau probabilitas pembelian. 2. Tingkat atau ukuran kedekatan pelanggan pada sebuah produk atau jasa. 3. Adanya perasaan positif terhadap produk atau jasa. 4. Penggunaan produk atau jasa yang sama secara teratur. 2.1.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas pelanggan Menurut Hasan (2014:6) faktor utama yang mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah : 1. Kepuasan Pelanggan ( Customer satisfaction). Kepuasan pelanggan dipertimbangkan sebagai prediktor kuat terhadap kesetian pelanggan termasuk rekomendasi positif, niat membeli ulang dan lain-lain. 2. Kualitas Produk atau layanan ( Service quality) Kualitas produk atau layanan berhubungan kuat dengan kesetiaan pelanggan. Kualitas meningkatkan penjualan dan meningkatkan penguasaan pasar, dan mengarahkan/ memimpin konsumen ke arah kesetiaan. 3. Citra Merek ( Brand Image) Citra merek muncul menjadi faktor penentu kesetiaan pelanggan yang ikut serta membesarkan/membangun citra perusahaan lebih positif. 4. Nilai yang dirasakan ( Perceived value). Nilai yang dirasakan merupakan perbandingan manfaat yang dirasakan dan biaya-biaya yang dikeluarkan pelanggan diperlakukan sebagai faktor penentu kesetiaan pelanggan. 5. Kepercayaan (trust) Kepercayaan didefenisikan sebagai persepsi kepercayaan terhadap keandalan perusahaan yang ditentukan oleh konfirmasi sistematis tentang harapan terhadap tawaran perusahaan. 6. Relasional pelanggan (customer relationship) Relasional pelanggan didefenisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap proporsionalitas rasio biaya dan manfaat, rasio biaya dan keuntungan dalam hubungan yang terus menerus dan timbal balik. 7. Biaya Peralihan (Switching cost) 10 Dalam kaitannya dengan pelanggan, switching cost ini menjadi faktor penahan atau pengendali diri dari perpindahan pemasok/penyalur produk dan mungkin karenanya pelanggan menjadi setia. 8. Dependabilitas ( reliability) Tidak hanya sebatas kemampuannya menciptakan superior nilai bagi pelanggan, tetapi juga mencakup semua aspek capaian organisasi yang berkaitan dengan apresiasi publik terhadap perusahaan secara langsung berdampak pada kesetiaan pelanggan 2.1.1.3 Indikator Loyalitas Pelanggan Menurut Kotler dan Keller (2016:153) definisi dari loyalitas pelanggan adalah sebagai berikut : “A deeply held commitment to rebuy or repatronize a preffered a product or service in the future despite situational influences and marketing efforts having the potential to cause switching behavior”. Artinya Komitmen yang dipegang teguh untuk membeli kembali atau lebih disukai produk atau layanan di masa depan meskipun pengaruh situasional danupaya pemasaran yang berpotensi menyebabkan peralihan perilaku. Menurut Kotler dan Keller indikator loyalitas pelanggan adalah sebagai berikut : 1. Reapet Purchase (Kesetiaan terhadap pembelian produk) adalah kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau beberapa kali. Kepuasan yang diperoleh seorang konsumen, dapat mendorongnya melakukan pembelian ulang. Sehingga konsumen menjadi loyal terhadap perusahaan dan menceritakan pengalaman baiknya kepada orang lain. 2. Retention (Ketahanan terhadap pengaruh negatif mengenai perusahaan) adalah konsumen menunjukan kekebalan terhadap tarikan pesaing, konsumen menolak untuk menggunakan untuk menggunakan produk atau jasa alternatif yang ditawarkan oleh pesaing. Hal ini dikarenakan adanya hubungan yang kuat dengan perusahaan pilihannya. 3. Referalls (Mereferensikan secara total existensi perusahaan) adalah konsumen melakukan komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth)berkenaan dengan produk tersebut. Sedangkan menurut Tjiptono dalam Sangadji dan Shopiah (2013:115), loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang. 11 Tjiptonomengemukakan enam indikator yang bisa digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen, yaitu: 1. Pembelian ulang 2. Kebiasaan mengkonsumsi produk toko 3. Rasa suka yang besar pada toko 4. Ketetapan pada toko 5. Keyakinan bahwa toko tertentu adalah toko terbaik 6. Perekomendasiaan toko pada orang lain 2.1.2 Atmosfer Toko Dalam pemasaran suasana adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan desain terencana pada suatu ruang dalam rangka menciptakan efek yang diinginkan pada konsumen. Hal tersebut adalah upaya untuk merancang lingkungan belanja yang menghasilkan efek emosional pada individu untuk meningkatkan kemungkinan pembelian. Suasana toko adalah kegiatan mendesain lingkungan toko yang menarik dan memberikan kesan bagi konsumen. Secara umum suasana toko merupakan gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang diciptakan oleh elemen fisik (eksterior, interior, layout, display) dan elemen psikologis (kenyamanan, pelayanan, kebersihan, ketersediaan barang, kreatifitas, promosi, teknologi). Berikut ini adalah definisi suasana toko menurut beberapa ahli, Menurut Kotler dan Keller (2016:479) mengatakan bahwa atmosfer toko adalah: “Gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang diciptakan oleh elemen fisik (eksterior, interior, layout, display) dan elemen psikologis (kenyamanan, pelayanan, kebersihan, 12 ketersediaan barang, kreatifitas, promosi, teknologi)”. Sedangkan menurut Buchari Alma (2013:201), mengatakan bahwa definisi dari atmosfer toko adalah: “Salah satu marketing mix dalam gerai yang berperan penting dalam memikat pembeli, membuat mereka nyaman dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang ingin dimiliki baik untuk keperluan pribadi, maupun untuk keperluan rumah tangga”. Lain hal nya menurut Berman dan Evan (2014:16) yang mengatakan bahwa: “Store atmospheric refers to the store’s phsycal characteistics that project an image and draw costumer”. Demikian juga menurut Levy dan Wietz (2012:434) yang mengatakan bahwa: “Store atmosphere reflects the combination of store phsycal caracteristics, such as it architecture, layout, sign and display, color, lighting, temperature, sound and smells, wich together create and image in the costumers mind”. Lina Salim (2014:528) menyatakan bahwa Store atmosphere meliputi berbagai tampilan interior, eksterior, tata letak, lalu lintas internal toko, kenyamanan, udara, layanan, musik, seragam, panjang barang dan sebagainya yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen dan membangkitkan keinginan untuk membeli. Melalui suasana yang sengaja