Dwiani S.: Proses Morfologis Verba Bahasa Waringin

K A N D A I

Volume 15 No. 2, November 2019 Halaman 185-200 No. 2, November 2018 Halaman 287-302 EKSPRESI DAN CHAIRIL ANWAR DALAM PUISI-PUISI PERCINTAAN (The Expression of Amir Hamzah and Chairil Anwar in Romantic-Poetry)

Batmang Institut Agama Islam Negeri Kendari Jalan Sultan Qaimuddin, No. 17, Kendari 93116, Pos-el: [email protected] (Diterima 1 April 2019; Direvisi 18 Oktober 2019; Disetujui 18 Oktober 2019)

Abstract This study aims to examine the concept of lovers in the poem “Dalam Matamu” written by Amir Hamzah and “Sajak Putih” written by Chairil Anwar and the concept of betrayal of lovers in Amir Hamzah’s "Kusangka" and Chairil Anwar's "Penerimaan" poems. This study used a type of qualitative research using a case study method. Source data was obtained by observation and study of documents. Data analysis were conducted by comparing the poetry of Amir Hamzah and Chairil Anwar. The results showed that the concept of lover in the work of Amir Hamzah and Chairil Anwar was seen as a bearer of happiness, peace, beauty, hope, and intimacy in romantic situations. But, the expression of the two poets are different. The first poet tends to be democratic because he views the lover as his mother, while the second poet tends to be individualistic because he views lover as a private matter. Then, in view of betrayal of lovers, Amir Hamzah considers it as something that brings disappointment, heartbreak, and anxiety so that it is difficult to be forgiven, while Chairil Anwar sees it as something realistic, but should be accepted because it is a fact of life. Keywords: romantic poetry, intertextual, Amir Hamzah, Chairil Anwar

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep kekasih dalam puisi Amir Hamzah “Dalam Matamu” dan puisi Chairil Anwar “Sajak Putih” serta konsep pengkhianatan kekasih dalam puisi “Kusangka” karya Amir Hamzah dan puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Data penelitian diperoleh dengan observasi dan studi dokumen. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan puisi hipogram Amir Hamzah dan puisi transformasi Chairil Anwar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep kekasih dalam karya Amir Hamzah dan Chairil Anwar dipandang sebagai pembawa kebahagiaan, ketenteraman, keindahan, harapan, dan kemesraan dalam suasana romantis. Namun ekspresi kedua penyair berbeda. Penyair pertama cenderung demokratis karena memandang kekasih itu sebagai ibunya, sedangkan penyair kedua cenderung individualistis karena memandang kekasih sebagai urusan pribadi. Kemudian, dalam memandang pengkhianatan kekasih, Amir Hamzah menganggapnya sebagai sesuatu yang membawa kekecewaan, kehancuran hati, dan rasa was-was sehingga sulit untuk dimaafkan, sedangkan Chairil Anwar memandangnya sebagai sesuatu yang realistis, harus diterima karena itu kenyataan hidup. Kata-kata kunci: puisi percintaan, intertekstual, Amir Hamzah, Chairil Anwar

DOI: 10.26499/jk.v15i1.939 How to cite: Batmang. (2019). Ekspresi Amir Hamzah dan Chairil Anwar dalam puisi-puisi percintaan. Kandai, 15(2), 185-200 (DOI: 10.26499/jk.v15i1.939)

©2019 Kandai, ISSN 2527-5968 (online), 1907-204X (print) http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/kandai 185 This is an open access article distributed under the CC BY-NC-SA 4.0 license

Kandai Vol. 15, No. 2, November 2019; 185-200

PENDAHULUAN pandangan hidup yang berlawanan (Teeuw, 1981) Karena bahasanya yang estetis, Berdasarkan prinsip ini, seorang padat, elok dan memiliki beberapa diksi peneliti dapat membandingkan puisi yang berestetika tinggi, puisi dianggap karya penyair tertentu yang dianggap sebagai jenis karya sastra yang memiliki sebagai transformasi dari puisi karya kekuatan imajinasi tinggi (Isnaini, 2017). penyair lain, sehingga hubungan puisi Diksi-diksi yang digunakan dalam puisi karya penyair terdahulu menjadi jelas seakan-akan membangkitkan mitologi apakah menyimpang atau sekedar tentang kesucian puisi. Diksi-diksi melanjutkan ide-ide penyair terdahulu, seperti cinta, dendam, lembah, kematian, juga akan jelas bagaimana perbedaan keabadian, sunyi, sepi, ilalang atau persamaan ekspresi antara penyair merupakan kata yang banyak ditemukan pertama dan penyair kedua terhadap pada setiap puisi (A Teeuw, 1984). tema yang sama. Sesuai dengan kemajuan ilmu Penelitian ini fokus pada dua puisi sastra masa kini, pengkajian puisi karya Amir Hamzah yang dianggap menggunakan landasan teori sastra sebagai hipogram dan dua puisi karya terbaru untuk mempelajari dan Chairil Anwar yang dianggap sebagai memahami puisi Indonesia modern dan puisi transformasi. Kemudian, aspek puisi pada umumnya. Puisi dan karya yang dikaji adalah aspek hubungan sastra lainnya dapat ditelaah dengan intertekstualitas yaitu melihat unsur menggunakan beberapa pendekatan. persamaan dan perbedaan antara kedua Salah satu pendekatan itu adalah penyair dalam mengekspresikan pendekatan intertekstual. Intertekstual gagasannya terhadap tema yang sama. adalah pencarian makna suatu teks Dengan demikian, penelitian ini berdasarkan hubungannya dengan teks- bertujuan untuk mengetahui persamaan teks yang lainnya (Hetami, 2010; dan perbedaan puisi-puisi percintaan Kuswarini, 2017) Amir Hamzah dan Chairil Anwar. Dalam kesusastraan Indonesia, hubungan intertekstualitas antara suatu LANDASAN TEORI karya sastra dengan dengan karya lain, baik karya sezaman maupun zaman Teori intertekstual diperkenalkan sebelumnya banyak ditemukan, oleh Julia Kristeva, ahli psikoanalisis misalnya, puisi karya Pujanga Baru, dan kritikus sastra. Melalui teorinya, karya Angkatan 45, ataupun karya-karya Kristeva mengasumsikan bahwa makna lain (Putri, 2010; Inarti, 2016; Cahyadi, dan kejelasan wacana dan teks 2016; Mirantin, 2018; Yulianto, 2015; didasarkan pada teks dan wacana Perdana, 2017). Untuk memahami dan sebelumnya. Kristeva mencatat bahwa mendapatkan makna penuh sebuah sajak setiap kata (teks) merupakan titik temu perlu dilihat hubungan intertekstualitas dari kata-kata (teks) di mana sekurang- ini. Beberapa sajak Chairil Anwar, kurangnya satu kata lain (teks) dapat misalnya, mempunyai hubungan dibaca, teks yang lain merupakan intertekstualitas dengan sajak-sajak Amir penyerapan dan transformasi dari yang Hamzah. Hubungan intertekstualitas itu lainnya (Schmitz, 2008). Dikatakan pula menunjukkan adanya persamaan dan bahwa untuk mendapatkan makna pertentangan dalam konsep estetika dan sepenuhnya dari sebuah karya, selain

186 Batmang: Ekspresi Amir Hamzah dan Chairil Anwar dalam ....

harus dimengerti ciri khasnya sebagai signifikansi. Dari dua fokus ini, tampak tanda (sign), perlu pula diingat hubungan bahwa karya sastra sebelumnya banyak kesejarahannya. Hal ini mengingat berperan dalam sebuah penciptaan. bahwa karya sastra tidak ditulis dalam Bahkan, Barthens berpendapat bahwa situasi kekosongan budaya. Karya sastra karya sastra yang anonim sekalipun itu tidak begitu saja lahir, melainkan kadang-kadang akan mewarnai sebelumnya sudah ada karya sastra lain, penciptaan karya selanjutnya (Allen, yang tercipta berdasarkan konvensi dan 2000). tradisi sastra masyarakat yang Sesungguhnya tidak ada definisi bersangkutan sehingga penulisan puisi puisi yang baku, tidak bisa berpatok itu sangat berkaitan dengan penulisan pada definisi seorang saja dan puisi pada masa sebelumnya. bahwasannya setiap orang sah dan dapat Irwin mendefinisikan intertekstual mendefinisikan puisi sesuai dengan sebagai pembentukan makna teks pikirannya sendiri, namun batasan- berdasakan teks lain, yang dapat batasan di bawah ini merupakan merujuk pada peminjaman dan pendapat penyair juga ahli sastra yang transformasi teks terdahulu atau rujukan telah lebih dahulu memberikan definisi pembaca dari teks satu dalam membaca puisi (Johann, 1999). teks lain. Definisi ini senada dengan Dalam Kamus Besar Bahasa pandangan Chandler (2002) dan Hill Indonesia, puisi didefinisikan sebagai (1) (2001) yang mengatakan bahwa ragam sastra yg bahasanya terikat oleh intertekstual adalah pencarian makna irama, matra, rima, serta penyusunan suatu teks berdasarkan hubungannya larik dan bait; (2) gubahan dalam bahasa dengan teks-teks yang lainnya. yang bentuknya dipilih dan ditata secara Dari pendapat demikian, layak jika cermat sehingga mempertajam kesadaran studi intertekstualitas akan membawa orang akan pengalaman dan peneliti memandang teks pendahulu membangkitkan tanggapan khusus lewat sebagai sumbangan pada suatu kode penataan bunyi, irama, dan makna yang memungkinkan efek signification, khusus. yaitu memiliki banyak pemaknaan. Sementara itu, definisi puisi yang Melalui banyaknya pemaknaan, akan pada umumnya dikemukakan oleh ditemukan makna yang asli. Pada saat itu beberapa penyair terkenal, seperti Edgar pula, teks asli akan ditemukan. Allan Poe, Samuel Taylor Coleridge, Secara garis besar, penelitian Carlyle, Wordsworth, Dunton, Shelley intertekstual memiliki dua fokus: berarti bahwa puisi itu berupa emosi, Pertama, meminta perhatian kita tentang imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, teks terdahulu (prior texts). Tuntutan kesan pancaindra, susunan kata, kata adanya otonomi teks sebenarnya dapat kiasan, kepadatan, dan perasaan yang menyesatkan gagasan, sebuah karya bercampur-baur (Pradopo, 1995). memiliki arti karena dalam hal-hal Demikian pula, unsur-unsur puisi tertentu telah dituliskan lebih dahulu meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) oleh pengarang lain. Kedua, intertekstual amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7) bahasa akan membimbing peneliti untuk figuratif, (8) kata konkret, (9) ritme dan mempertimbangkan teks terdahulu rima (Tarigan, 1986). Unsur-unsur puisi sebagai penyumbang kode yang ini dapat dipilah menjadi dua struktur, memungkinkan lahirnya berbagai efek yaitu struktur batin puisi, seperti tema,

187

Kandai Vol. 15, No. 2, November 2019; 185-200

nada, rasa, dan amanat, dan struktur fisik Dalam Matamu puisi seperti diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, dan rima Tanahku sayang berhamparkan daun (A Teeuw, 1984). bersinar cahaya lemah gemilang dari jauh datang mengalun METODE PENELITIAN suara menderu selang-menyelang

Penelitian ini merupakan jenis Renggang rapat berpegang jari penelitian kualitatif dengan kita mendaki bukit tanahmu menggunakan metode studi kasus. dinda berkhabar bijak berperi Sumber data berasal dari dua puisi Amir kelu kanda kerana katamu. Hamzah berjudul “Kusangka” dan “Dalam Matamu” dan dua puisi Chairil Berhenti kita sejurus lalu Anwar berjudul “Penerimaan” dan berdekatan duduk sentosa semata “Sajak Putih”. Pengumpulan data hatiku sendu merindu chumbu dilakukan dengan cara studi dokumen. kesuma sekaki abang kelana. Analisis data dilakukan dengan cara mengkaji hubungan intertekstual antara Hilang himpau air terjun puisi-puisi karya Amir Hamzah yang bunga rimba bertudung lingkup memiliki persamaan tema dan puisi-puisi kanda memangku sekar suhun karya Chairil Anwar. Telaah lampai permai mata tertutup. intertekstual antara pusi-puisi kedua pengarang ini dilakukan secara Remuk redam duka di dada komprehensif, yaitu dengan menemukan di hanyutkan arus dewa bahagia persamaan dan perbedaan serta menjelma kanda di bibir kesumba hubungan antara puisi-puisi hipogram rasa menginyam madu swarga. karya Amir Hamzah dan puisi Dalam matamu tenang sentosa transformasi karya Chairil Anwar. kanda memungut bunga percaya japamantera di kala duka PEMBAHASAN pelerai rindu di malam cuaca.

Amir Hamzah dikenal sebagai Dalam matamu jernih bersih tokoh penting dalam era Pujangga Baru kanda kumpulkan mutiara cinta pada dunia kesusastraan Indonesia. Dia akan tajuk mahkota kasih lahir pada tahun 1911 di Langkat, kanda sembahkan kepada bonda. Sumatera Utara. Bersama Sutan Takdir Alisyahbana dan Armijn Pane, Amir Kusangka Hamzah mendirikan majalah Pujangga Baru. Puisi-puisi Amir Hamzah kerap Kusangka cempaka kembang setangkai mencerminkan konflik batin yang dalam rupanya melur telah diseri... dengan memainkan tema-tema cinta dan hatiku remuk mengenangkan ini agama. Berikut ini dua puisi data karya wangsangka dan was-was silih berganti. Amir Hamzah.

188 Batmang: Ekspresi Amir Hamzah dan Chairil Anwar dalam ....

Kuharap cempaka baharu kembang Penerimaan belum tahu sinar matahari... rupanya teratai patah kelopak Kalau kau mau kuterima kau kembali dihinggapi kumbang berpuluh kali. Dengan sepenuh hati

Kupohonkan cempaka Aku masih tetap sendiri harum mula terserak... melati yang ada Kutahu kau bukan yang dulu lagi pandai tergelak... Bak kembang sari sudah terbagi

Mimpiku seroja terapung di paya Jangan tunduk! Tentang aku dengan teratai putih awan angkasa... berani rupanya mawar mengandung lumpur kaca piring bunga renungan... Kalau kau mau kuterima kembali Igauanku subuh , impianku malam Untukku sendiri tapi kuntum cempaka putih bersih... Sedang dengan cermin aku enggan kulihat kumbang keliling berlagu berbagi. kelopakmu terbuka menerima chembu. Sajak Putih Kusangka hauri bertudung lingkup bulu mata menyangga panah asmara Bersandar pada tari warna pelang rupanya merpati jangan dipetik Kau depanku bertudung sutra senja kalau dipetik menguku segera. Di hitam matamu kembang mawar dan melati Chairil Anwar lahir pada 1922 di Harum rambutmu mengalun bergelut . Dia dikenal sebagai penyair senda terkemuka dalam sejarah sastra Indonesia. H.B. Jassin menobatkan Sepi menyanyi, malam dalam mendoa Chairil Anwar, bersaa Asrul Sani dan tiba Rivai Apin sebagai pelopor Angkatan Meriak muka air kolam jiwa ‟45 yang menandai era puisi modern Dan dalam dadaku memerdu lagu Indonesia. Dalam kiprah Menarik menari seluruh aku kepenyairannya, Chairil Anwar diberi julukan “Si Binatang Jalang”. Puisi-puisi Hiduo dari hidupku, pintu terbuka Chairil memuat beragam tema, seperti Selama matamu bagiku menengadah tema pemberontakan, kematian, Selama kau darah mengalir dari luka romantisme, individualisme, hingga Antara kita Mati datang tidak membelah. eksistensialisme. Berikut dua puisi Chairil Anwar sebagai sumber data Dalam analisis data, puisi karya penelitian. Amir Hamzah dan puisi karya Chairil Anwar ditampilkan secara berurutan sehingga lebih memudahkan proses analisis. Berikut ini secara berturut-turut diulas perbandingan puisi kedua penyair tersebut.

189

Kandai Vol. 15, No. 2, November 2019; 185-200

Hubungan Intertekstual antara harganya. Mutiara cinta itu akan menjadi “Dalam Matamu” dan “Sajak Putih” tajuk mahkota kasih untuk persembahan kepada ibunya. Maksudnya, si aku akan Puisi Chairil Anwar “Sajak Putih” mempersembahkan kekasihnya yang dalam beberapa hal menunjukkan cintanya sebagai permata itu kepada persamaannya dengan puisi Amir ibunya. Hamzah “Dalam Matamu”. Tampaknya, Di sisi lain, prafrasa puisi “Sajak sajak Amir Hamzah ini merupakan Putih” dapat digambarkan sebagai hipogram sajak Chairil Anwar sementara berikut. Kekasih si aku duduk di depan sajak Chairil Anwar merupakan si aku berlatarkan suasana yang sangat transformasi sajak Amir Hamzah. indah. Cahaya beraneka warna (warna Namun demikian, perbedaan keduanya pelangi) seperti sutra di waktu senja. terletak pada cara mengekspresikan Suasana senja itu penuh kegembiraan. gagasan dan dalam menanggapi masalah. Angin bertiup mempermainkan rambut Parafrasa puisi “Dalam Matamu” si gadis yang harum mengalun seperti dapat digambarkan sebagaimana berikut bersenda gurau. Si aku melihat cinta ini. Si aku bergandengan tangan dengan yang murni terpancar dalam mata kekasihnya di tengah alam yang permai kekasihnya yang hitam indah. dengan dengan cahaya yang lemah Dalam keadaan demikian, si aku gemilang. Si gadis bercerita dengan tak dapat berkata-kata, hanya diam. bijak; si aku diam tunduk karena kata- Mereka berdiam. Maka terasa, tiba-tiba kata kekasihnya. Mereka berhenti duduk muncullah kesepian (sepi menyanyi) berdekatan dengan damai tenteram. Hati yang sangat khusuk seperti suasana si aku merindukan cumbuan kekasihnya malam dalam waktu mendoa. Kesunyian yang berjalan bersama. Mereka sangat itu membangkitkan renungan, mesra; si aku memangku kekasihnya meriangkan jiwa si aku yang tenteram sedemikian mesra yang karena seperti kolam, jadi ramai, penuh kata keharuannya matanya tertutup dan tak dalam hati. Rasanya si aku dalam puncak terdengar lagi suara air terjun dan tak bahagia, dalam dadanya, karena terpandang bunga-bunga hutan. kegembiraan, terdengar lagu yang merdu Rasa sedih dalam dada si aku yang mengajak si aku untuk menari menjadi hilang (remuk redam) oleh rasa seutuh dirinya. Semuanya itu bahagia yang begitu hebatnya. Rasanya menandakan betapa riang gembira rasa si aku seperti menikmati madu sorga. hatinya. Dalam keadaan di puncak kebahagiaan Si aku merasa selalu akan itu, si aku merasa mendapatkan mendapatkan kesempatan, akan kepercayaan dalam mata kekasihnya mendapat harapan, atau jalan keluar dari yang sangat tenteram. Ketenteraman kesukaran, penderitaan (pintu terbuka), mata kekasihnya itu akan menjadi selama kekasihnya mencintai dirinya mantra (pengobat yang gaib) di kala („slama matamu bagiku menengadah‟), duka dan menyembuhkan kerinduan di selama kekasihnya masih hidup, waktu malam. darahnya masih mengalir dari luka. Dalam mata kekasihnya yang Harapan, kesempatan, dan jalan keluar jernih bersih, si aku merasa dari kesukaran akan selalu ada, akan mendapatkan cinta yang sangat indah selalu tiba selama kekasihnya masih permai (mutiara cinta) yag mahal

190 Batmang: Ekspresi Amir Hamzah dan Chairil Anwar dalam ....

mencintai sampai kematian pun tiba „Renggang rapat berpegang jari‟ mereka tidak bercerai. dan “Berdekatan rapat berpegang jari‟ Sajak-sajak tersebut menunjukkan dan „Berdekatan duduk sentosa semata‟ adanya persamaan tema, cerita, dan (Amir Hamzah) depanku bertudung situasi. Si aku dengan kekasihnya sutra senja‟. bersama-sama dalam hubungan yang Judul “Dalam matamu”, „Dalam mesra, dalam susana yang romantis. matamu tenang sentosa‟ (bait 6), dan Mereka berada dalam latar yang indah, „dalam matamu jernih berseri / kanda di tengah alam yang indah dengan kumpulkan mutiara cinta‟ (bait 7) suasana yang menyenangkan, dengan tampak ditransformasikan Chairil cahaya lemah-gemilang (‟bersandar pada menjadi „Di hitam matamu kembang tari warna pelangi‟). Mereka, lebih-lebih mawar dan melati‟ (bait 1), juga „Selama si aku, sangat bahagia karena cinta yang matamu bagiku menengadah‟ (bait 3). suci murni. Dalam puncak kebahagiaan Dalam sajak Chairil baris-baris tersebut itu si aku menyatakan rasa hati dan tampak lebih ambigu, dapat berarti pula: pikiran secara jujur (dengan hati yang Di matamu yang hitam kelihatan cinta putih: „sajak putih‟) bahwa si aku akan yang murni. Sedangkan mata yang berbahagia selalu selama si kekasih tetap menengadah memberi sugesti si kekasih mencintainya. Latar yang indah tersebut mencintai si aku. dapat dilihat pada bait puisi berikut. „Kelu kanda karena katamu‟ (bait 2, baris 4) menunjukkan bahwa si aku Amir Hamzah: tak dapat berkata-kata. Ini memberi Tanahku sayang berhamparkan ilham „Sepi menyanyi … (Chairi Anwar, daun bait 2, baris 1). Bersinar cahaya lemah gemilang Rasa kegembiraan yang Dari jauh datang mengalun memuncak karena pertemuan yang Suara merdu selang-menyelang sangat mesra itu tergambar dalam bait (Hamzah, 1989) kelima sajak Amir Hamzah.

Chairil Anwar: Remuk redam duka di dada Bersandar pada tari warna pelangi Dihanyutkan arus dewa bahagia Kau depanku bertudung sutra senja Menjilma kanda di bibir kesumba Di hitam matamu kembang mawar Rasa menginyam madu swarga. dan melati (Hamzah, 1989) Harum rambutmu bergelut senda (Anwar, 1993) Dalam bait sajak Chairil Anwar dilukiskan sebagai berikut. Kata „mengalun‟ dalam baris ke-4 sajak Chairil Anwar ada persamaannya Sepi menyanyi, malam mendoa dengan baris ketiga sajak Amir Hamzah, tiba mungkin hanya kebetulan saja, namun Meriak muka air kolam jiwa mungkin juga merupakan hipogramnya. Dan dalam dadaku memerdu lagi „Tari warna pelangi‟ (Chairil Menarik menari seluruh aku Anwar) berekuivalensi dengan „Bersinar (Anwar, 1993) cahaya lemah-gemilang‟ (Amir Hamzah).

191

Kandai Vol. 15, No. 2, November 2019; 185-200

Kedua-duanya menunjukkan terjadinya lebih individualitas sebab cinta itu kegembiraan dalam dada (jiwa) yang urusan si aku sendiri dengan kekasihnya. sampai ke puncaknya. Hanya cara Bila diperhatikan, tampaklah mengekspresikan yang berbeda. Amir: bahwa tema yang sama diekspresikan „menjilma kanda di bibir kesumba / rasa dengan cara berbeda. Ekspresi Amir menginyam madu swarga‟, sedangkan Hamzah lebih panjang, berlena-lena Chairil: „dan dalam dadaku memerdu dengan keindahan, sedangkan ekspresi lagu / Menarik menari seluruh aku‟. Chairil lebih padat, lebih menuju pada Ekspresi Chairil ini lebih berupa inti-patinya. Di samping itu, sikap pemberian gambaran atau citra (imaji), Chairil lebih pasti, lebih individualistis sedangkan ekspresi Amir merupakan dalam menghadapi masalah, sedangkan pernyataan yang lebih verbal meskipun Amir Hamzah masih perlu membawa diikuti juga oleh citra visual rasa: kekasihnya kepada ibunya: „kanda „Dihanyutkan arus dewa bahagia … bibir sembahkan kepada Bonda‟. kesumba / rasa menginyam madu Sajak Amir Hamzah penuh swarga‟. ketenangan, sedangkan Chairil Setelah si aku melihat cinta kasih mengandung kegelisahan karena dalam kekasihnya suci murni, ia mengambil kebahagiaannya yang penuh itu, ia keputusan yang berupa pernyataan Amir teringat kepada penderitaan dan Hamzah. datangnya maut pada manusia.

Dalam matamu tenang sentosa Selama matamu bagiku Kanda memungut bunga percaya menengadah Japamantera di kala duka Selama kau darah mengalir dari Plerai rindu dalam cuaca luka Antara kita mati datang tidak Dalam matamu jernih bersih membela … Kanda kumpulkan mutiara cinta (Hamzah, 1989) Akan tajuk mahkota kasih Kanda sembahkan kepada Bonda. Meskipun kedua sajak tersebut (Hamzah, 1989) sama-sama romantis, namun sajak Amir Hamzah menunjukkan sifat romantis Chairil Anwar: yang murni, tercermin dalam pemakaian Hidup dari hidupku, pintu terbuka bahasanya yang berisi objek-objek alam Selama matamu bagiku mengadah murni, dengan citra lama, dengan bahasa nan indah. Selama kau darah mengalir dari Kata-kata sajak Amir tersebut: luka berhamparkan daun, bersinar cahaya Antara kita mati datang tidak lemah-gemilang, mengalun suara membela … menderu, bijak berperi, kelu kanda, (Anwar, 1993) sentosa semata, hatiku sendu merindu cumbu, kesuma sekaki, abang kelana, air Dalam keputusan terakhir Amir terjun, bunga rimba, sekar suhun, lampai Hamzah masih ingat kepada ibunya. Ia permai, dewa bahagia, bibir kesumba, akan membawa kekasihnya kepada menginyam madu swarga, bunga ibunya. Sebaliknya Chairil, ia bersikap percaya, japa-mantera, plerai rindu,

192 Batmang: Ekspresi Amir Hamzah dan Chairil Anwar dalam ....

mutiara cinta, dan tajuk mahkota kasih, Hamzah yang masih meneruskan konsep serta bonda. estetik sastra lama. Juga, pandangan Keromantikan sajak Chairil romantik Amir Hamzah ditentang tampak dalam kosa kata: warna pelangi, dengan pandangan realistisnya. kembang mawar dan melati, harum rambutmu mengalun bergelut senda. Kusangka Namun objek alam bukan alam murni, Karya Amir Hamzah sudah dijadikan metafora lebih sempurna: muka air kolam jiwa, dalam Kusangka cempaka kembang setangkai dadaku memerdu lagu, menarik menari Rupanya melur telah diseri …….. seluruh aku, hidup dari hidupku, pintu Hatiku remuk mengenangkan ini terbuka, matamu bagiku menengadah. Wasangka dan was-was silih berganti Kosa katanya kata sehari-hari: tari, Kuharap cempaka baharu kembang warna pelangi, sutra, senja, mawar dan Belum tahu sinar matahari ………. melati, bergelut senda, sepi menyanyi, Rupanya teratai patah kelopak lagu, merdu, menari, hidup, pintu Dihinggapi kumbang berpuluh kali. terbuka, menengadah, darah, luka, mati, Kupohonkan cempaka dan membelah. Harum mula terserak ……... Unsur-unsur persamaan dan Melati yang ada perbedaan antara “Dalam Matamu” dan Pandai tergelak ……. “Sajak Putih” diringkas dalam Tabel 1. Mimpiku seroja terapung di paya Teratai putih awan angkasa …….. Hubungan Intertekstual antara Rupanya mawar mengandung lumpur “Kusangka” dan “Penerimaan” Kaca piring bunga renungan …….. Igauanku subuh, impianku malam Sajak Chairil Anwar “Penerimaan” Kuntum cempaka putih bersih ……. merupakan penyimpangan terhadap Kulihat kumbang keliling berlagu konsep estetika “Kusangka” karya Amir Kelopakmu terbuka menerima cembu.

Tabel 1 Persamaan dan Perbedaan Puisi “Dalam Matamu” dan “Sajak Putih”

Unsur “Dalam Matamu” “Sajak Putih” Tema Kekasih Kekasih Situasi alam yang indah, romantis alam yang indah, romantis Latar Tanah berhamparkan daun dengan sinar Di senja hari pada suatu tempat dengan cahaya lemah gemilang dan alunan latar pelangi dan bunga-bunga serta suara menderu embusan angin Ekuivalensi Mengalun Mengalun Kosa kata Tari warna pelangi Tari warna pelangi Renggang rapat berpegang jari Berdekatan duduk sentosa semata Dalam matamu tenang sentosa Di hitam matamu kembang mawar dan melati Ekspresi Verbal (visual dan rasa) Gambaran citra (imaji) Panjang,berlena-lena dengan keindahan Padat, langsung pada inti Tenang Gelisah Sikap Demokratis (ingin membawa Individualistis (cinta urusan si aku dan kekasihnya pada ibunya) kekasihnya)

193

Kandai Vol. 15, No. 2, November 2019; 185-200

Kusangka hauri bertudung lingkup tidak murni itu sebab ia akan terkena Bulu mata menyangga panah asmara kuku “merpati” (bait 7). Rupanya merpati jangan dipetik Gadis yang masih murni Kalau dipetik menguku segera. (disangkanya murni) diumpamakan (Hamzah, 2004) sebagai cempaka kembang (bait 1), baharu kembang belum terkena sinar Penerimaan matahari (bait 2), cempaka harum (bait Karya Chairil Anwar 3), seroja terapung di paya putih seperti awan (bait 4), kuntum cempaka yang Kalau kau mau kuterima kau kembali putih bersih (bait 5), dan pada bait Dengan sepenuh hati keenam diumpamakan seperti bidadari Aku masih tetap sendiri (hauri) bertudung lingkup dengan bulu Kutahu kau bukan yang dulu lagi matanya sarat panah asmara. Bak kembangsari sudah terbagi Gambaran tersebut Jangan tunduk! Tentang aku dengan dipertentangkan dengan kenyataan yang berani menyakitkan, yaitu gadis tersebut sudah Kalau kau mau kuterima kau kembali tidak murni lagi, diumpamakan sebagai Untukku sendiri tapi melur telah diseri (bait 1), teratai patah Sedang dengan cermin aku enggan kelopak dihinggapi kumbang berpuluh berbagi. kali (bait 2), melati yang pandai (Anwar, 2005) tergelak (bait 3), mawar yang mengandung lumpur (bait 4), cempaka Keenam bait sajak “Kusangka” yang sudah dikelilingi kumbang (bait menunjukkan kesejajaran gagasan. 5), dan merpati yang menguku segera Sesuai dengan zamannnya, Amir (bait 6). Hamzah mempergunakan ekspresi Jadi, dalam menanggapi masalah romantik dengan secara metaforis- tersebut si aku merasa kecewa karena alegoris, membandingkan gadis dengan pikiran romantik bahwa gadis yang bunga. Pada bait terakhir “gadis” dicintai itu harus masih dan tetap murni; dimetaforakan sebagai hauri (bidadari) harus sempurna, bersih hatinya dan dan merpati. tetap murni seperti bidadari bertudung Dari keenam bait itu dapat lingkup, jangan menerima cinta lelaki disimpulkan bahwa si aku mencintai lain. Sikap yang romantik itu pun gadis yang disangka murni, tetapi digambarkan dengan bahasa yang ternyata sesungguhnya sudah tidak romantik, yaitu bahasa nan indah murni lagi. Sudah dijamah oleh dengan mengambil objek-objek murni pemuda-pemuda lain („Rupanya teratai sebagai perumpamaan. patah kelopak/ Dihinggapi kumbang Bila diperhatikan si penyair berpuluh kali‟. „Kulihat kumbang kelihatan ingin berpanjang-panjang keliling berlagu / Kelopakmu terbuka menguraikan gagasan yang menerima cembu‟). Hal itu sesungguhnya sudah tercakup dalam menimbulkan kekecewaan bagi si aku, bait pertama dan keenam. Sikap seperti sehingga menyebabkan hatinya hancur, ini sesungguhnya merupakan sikap wasangka, dan was-was silih berganti romantik yang ingin bermewah-mewah (bait 1). Dengan demikian, si aku tidak secara artistik, sehingga menyebabkan hendak mengambil gadis yang sudah karya ini tidak padat.

194 Batmang: Ekspresi Amir Hamzah dan Chairil Anwar dalam ....

Sebaliknya, Chairil Anwar, dalam Berbeda dengan “Kusangka”, sajak-sajak yang dikutip itu tampak sajak “Penerimaan” merupakan ekspresi sikapnya yang lain dalam menanggapi gagasan yang padat, memberikan gadis (wanita) yang sudah tidak murni tekanan penting inti permasalahan, bait lagi, sangat berlawanan dengan sikap pertama diulang pada bait kelima, tetapi Amir Hamzah. Ia berpandangan dengan variasi yang menyatakan realistis. Si aku mau menerima kembali kemutlakan individualitas si aku. wanitanya (kekasihnya, istrinya) yang Dengan hal seperti itu, secara barangkali telah menyeleweng, keseluruhan ekspresi menjadi padat, tak meningalkan si aku, mau berpacaran ada yang lebih. dengan laki-laki lain, asal si wanita Dalam penggunaan bahasa kembali kepada si aku, dan hanya untuk sesungguhnya Chairil Anwar juga si aku saja secara mutlak. masih sedikit romantis. Hal ini Kalau si engkau (wanita) mau, si mengingatkan gaya sajak yang menjadi aku bersedia menerimanya kembali hipogramnya. Ia membandingkan dengan sepenuh hati, tanpa curiga, dan wanita dengan bunga (kembang). sebagainya. Si aku pun masih sendiri Wanita yang sudah tidak murni itu sebab masih mencintainya. Ia tidak atau diumpamakan sebagai bunga yang belum mencari wanita lain sebagai sarinya sudah terbagi („bak kembang teman hidupnya setelah ditinggalkan si sari sudah terbagi‟). Jadi, ini dekat wanita. dengan perumpamaan Amir Hamzah: Si aku tahu bahwa si engkau itu “Rupanya teratai patah kelopak / sudah tidak murni lagi seperti dahulu, Dihinggapi kumbang berpuluh kali‟ sudah sepeti bunga yang sarinya dan „Kulihat kumbang keliling berlagu / terbagi, yaitu sudah dihinggap kumbang Kelopakmu terbuka menerima cembu‟. lain. Tetapi hal ini tidak membuat si aku Chairil: „Kutahu kau bukan yang dulu keberatan, bahkan si aku mengatakan lagi / Bak kembang sari sudah terbagi‟. kepada si engkau agar tidak merasa Meskipun demikian, secara keseluruhan malu (jangan tunduk) ataupun takut Chairil mempergunakan bahasa sehari- menghadapi si aku karena si aku masih hari dengan gaya ekspresi yang padat. tetap akan menerimanya, asalkan Hal ini sesuai dengan sikapnya yang sepenuhnya hanya untuk si aku, secara realistis: mau, kuterima, kembali, tetap mutlak, tidak mendua lagi; bahkan sendiri, jangan tunduk, untukku sendiri, dengan cermin pun si aku tidak sudi tapi, dengan cermin, aku, kau, enggan untuk berbagi. berbagi. Semuanya itu kata-kata sehari- hari.

Tabel 2 Perbedaan dan Persamaan Puisi “Kusangka” dan “Penerimaan”

Unsur “Kusangka” “Penerimaan” Tema Penghianatan kekasih Penghianatan kekasih Sikap penyair Kecewa Memaafkan Gaya bahasa Metaforis-alegoris Kata-kata sehari-hari Ekspresi Bermewah-mewahan (artistik), panjang, Padat, singkat, realistis romantis

195

Kandai Vol. 15, No. 2, November 2019; 185-200

Berdasarkan hasil deskripsi dan “Penerimaan” hanya menggunakan kata analisis dapat diungkap bahwa puisi- tunggal “kembang”. puisi karya Amir Hamzah yang menjadi Amir Hamzah dan Chairil Anwar fokus penelitian ini: “Dalam Matamu”, tergolong penyair hebat Indonesia pada dan “Kusangka” memiliki hubungan masanya. Meskipun sudah lama wafat, yang erat dengan puisi-puisi karya karya-karya mereka masih dikenang. Chairil Anwar: “Sajak Putih”, dan Namun demikian, perbedaan keduanya “Penerimaan”. terletak pada karya-karya yang “Sajak Putih” karya Cahiril Anwar dihasilkan. Amir Hamzar dikenal memiliki persamaan tema dengan sebagai penyair romantis-religius, “Dalam Matamu” karya Amir Hamzah. sementara Chairil Anwar cenderung Kedua sajak ini menggambarkan menulis puisi tentang realitas hubungan mesra antara Si aku dan kehidupan. Adanya puisi romantis kekasihnya dalam suasana romantis. religius dan puisi realitas kehidupan Kedua puisi ini memiliki persamaan yang membahas cinta disebabkan oleh latar, yaitu alam dengan suasana perbedaan pengalaman hidup, sosial pemandangan yang indah. Si aku dalam politik, dan pandangan hidup mereka kedua sajak ini merasakan kebahagiaan terhadap agama dan kebudayaan. sejati yang digambarkan dengan kata- Puisi cinta Amir Hamzah yang kata yang berekuivalensi. Hanya saja, romantis-religius dan Chairil Anwar “Sajak Putih” diekspresikan lebih yang romantis-realistis juga dapat singkat, padat, dan langsung pada ditemukan pada puisi-puisi cinta sasaran, sementara “Dalam Matamu” beberapa sastrawan dunia, seperti cenderung lebih banyak menggunakan Maulana Jalaluddin Rumi di Persia kata-kata yang berulang sehingga (Marsudi, 2017), Kahlil Gibran di terkesan lebih panjang. Aka tetapi, dapat Libanon (Mirantin, 2018), dan William dikatakan bahwa “Sajak Putih” Shakespeare di Inggris (Darmawati, merupakan bentuk transformasi dari 2018). “Dalam Matamu, karena cenderung Puisi cinta Maulana Rumi untuk menyerap unsur-unsur tertentu tergolong romantis religius. Hal ini dari puisi ini. karena Maulana Rumi dikenal sebagai Jika dua sajak Chairil Anwar seorang penyair sufi (Wulandari, 2018; sebelumnya meneruskan ide dari sajak- Maola, 2018). Cinta menurutnya sajak Amir Hamzah, “Penerimaan” merupakan ungkapan kerinduan kepada merupakan bentuk penyimpangan secara Sang Pencipta. Dia banyak estetik dari “Kusangka”. Pandangan menggunakan perumpamaan dalam romantis dalam “Kusangka” berlawanan mengungkapkan kecintaannya kepada dengan apa yang dinyatakan dalam Sang Khalik. Di dalam mahakaryanya, “Penerimaan” yang realistis. Dalam Mastnawi, Maulana Rumi menjelaskan penggunaan kata-kata “Kusangka” bahwa cinta tidak dapat dijelaskan cenderung lebih beragam dalam melalui kata-kata karena penjelasan memberi kesan pada objek tertentu, tentang cinta itu tidak dapat lebih misalnya “gadis” disimbolkan dengan memadai dari cinta itu sendiri. Bahkan, kata-kata: cempaka, teratai, seroja, akalpun yang telah diberikan Allah mawar, bunga, hauri, dan merpati; kepada manusia yang membedakannya sementara untuk tujuan yang sama dengan mahluk lain tidak mampu menguraikan apa itu cinta.

196 Batmang: Ekspresi Amir Hamzah dan Chairil Anwar dalam ....

Lanjut dikatakan bahwa cinta itu dengan karya puisi dan roman cinta yang bagaikan api. Ia dapat menjadi mendunia (Darmawati, 2016). Dia penerang tetapi juga dapat membakar banyak menulis puisi dan telah hangus orang yang sedang mencinta diterjemahkan di hampir semua bahasa hingga menjadi debu. Ini berarti bahwa di dunia. Salah satu karyanya yang kehidupan orang yang sedang jatuh cinta mendunia adalah Romeo dan Juliet. dapat menjadi terarah karena cintanya Beberapa bait berikut ini adalah contoh penuh hikmah, namun sebaliknya dapat puisi cinta Shakespeare (Darmawati, menjadi berantakan jika cinta itu penuh 2018). hawa nafsu. Demikian pula, Rumi Cinta adalah berat dan ringan, mengatakan bahwa cinta itu seperti terang dan gelap, panas dan dingin, taman. Dalam kehijauan taman cinta, sakit dan senang, terbangun dan terjaga. banyak buah ranum dan lebat Cinta adalah semuanya, kecuali apa bermunculan dan tak pernah layu selain arti dia sesungguhnya. Dia akan mati kebahagiaan dan kesedihan. Ia tidak jika kau tidak mencintainya. Dan dia pernah mengenal musim semi dan musim akan mati sebelum dia mengenal gugur, dan karenanya ia akan cintanya. Pria telah meninggal dari selamanya hijau dan segar. Cinta jika waktu ke waktu, dan cacing telah diibaratkan taman bunga berarti memakan mereka, tetapi tidak untuk keteduhan yang memberi ketenangan cintanya. Perjalanan cinta sejati tidak dan penuh kasih sayang sehingga orang- akan pernah berjalan mulus. Cinta orang yang berada di dalamnya adalah asap yang dibangkitkan dengan merasakan kebahagian. asap mendesah. Setelah dibersihkan, api Jika puisi cinta Amir Hamzah berkilauan di mata kekasih. sejalan dengan puisi Maulana Jalaluddin Dengan demikian, dapat dikatakan Rumi yang bersifat sufistik, puisi cinta bahwa cinta adalah sesuatu yang sangat Chairil Anwar sejalan dengan puisi universal dan melampaui sekat-sekat Khalil Gibran di Libanon yang bersifat budaya dan agama. Cinta manusia realistis. Dikatakan bahwa melalui cinta, kepada manusia, alam dan Tuhan alam manusia dapat diarahkan dan dituntun semesta. Cinta kepada Tuhan merupakan hingga akhir hidup dalam persekutuan tahapan cinta tertinggi, baik bagi penyair dengan Tuhan. Cinta melampaui Amir Hamzah, Chairil Anwar maupun keterbatasan manusia dan menembus Maulana Jalaluddin Rumi, Kahlil ruang fisik dan waktu. Gibran, dan William Shakespeare. Bagi Gibran, cinta harus beranjak dari peran manusia dalam kodrat PENUTUP kemanusiaan. Relasi cinta antara Tuhan dan manusia akan menjadi nyata bila Puisi “Dalam Matamu” dan “Sajak melimpah ke dunia dalam wujud cinta Putih” keduanya sama-sama berbicara kepada sesama dan terjadi bukan dengan tentang “kekasih”. Sementara, kata-kata, melainkan dalam belas “Penerimaan” dengan “Kusangka” kedua kasihan dan pengorbanan (Nursida, penyair merespon penghianatan kekasih 2018; Tiwery, 2018). dengan cara yang berbeda. Bagaimana Jika di Timur Tengah, ada persamaan dan perbedaan antara kedua Maulana Jalaluddin Rumi dan Khalil penyair ini dalam mengekspresikan Gibran, di Inggris ada William gagasannya terhadap tema yang sama Shakespeare. Dia juga sangat terkenal dapat diperinci sebagai berikut: 197

Kandai Vol. 15, No. 2, November 2019; 185-200

“Dalam Matamu” karya Amir DAFTAR PUSTAKA Hamzah dan “Sajak Putih” karya Chairil Anwar sama-sama memandang Allen, G. (2000). Intertextuality (The “kekasih” sebagai pembawa new critical idiom). United kebahagiaan, ketenteraman, keindahan, Kingdom: Routledge. harapan, dan kemesraan dalam susana romantis. Hal yang berbeda adalah sikap Anwar, C. (1993). Sajak putih, deru kedua penyair dalam menentukan campur debu. : Dian langkah yakni “Dalam Matamu” Rakyat. cenderung lebih demokratis (ingin membawa kekasihnya kepada ibunya), ______. (2005). Kerikil tajam dan yang sementara “Sajak Putih” cenderung terampas dan yang putus. individualistis karena memandang Jakarta: Balai Pustaka. “kekasih” sebagai urusan pribadi. Amir Hamzah dalam puisi Cahyadi, A. D. (2016). Kajian struktural, “Kusangka” cenderung memandang stilistika, dan etnopedagogi “penghianatan kekasih” sebagai sesuatu dalam kumpulan puisi (sajak) hal yang membawa kekecewaan, periode tahun 2000-an. kehancuran hati, dan rasa was-was Lokabasa, 5(1). sehingga sulit untuk dimaafkan, sementara Chairil Anwar dalam Chandler, D. (2002). Semiotics for “Penerimaan” merespon “pengkhianatan beginners. New York: Colombia kekasih” sebagai sesuatu yang perlu Univ. Press. dipandang secara realistis; ia dengan ikhlas menerima kenyataan itu asalkan Darmawati, B. (2016). Efoni dan kekasih mau bertobat dan tidak mendua kakofoni dalam puisi-puisi wasiat lagi. cinta. Sawerigading, 20(1), 109– Dengan demikian, tampak bahwa 116. puisi-puisi karya Chairil Anwar yang dikaji dalam penelitian ini diciptakan ______. (2018). The meaning of “My setelah membaca (berdasarkan) karya mistress‟ eyes are nothing like Amir Hamzah sambil meneruskan atau the sun” by William Shakespeare. menyimpang dengan cara pandang yang Sawerigading, 24(1), 43–52. berbeda terhadap topik yang sama. Ini terjadi karena karya sastra itu adalah Hamzah, A. (1989). Radja penjair karya kreatif yang menghendaki adanya pudjangga baru. Jakarta: Gunung kebaruan, namun tentu tidak baru sama Agung. sekali sebab bila sama sekali menyimpang dari konvensi, maka ______. (2004). . Jakarta: ciptaan itu akan tidak dikenal ataupun Balai Pustaka. tidak dapat dimengerti oleh masyarakatnya.

198 Batmang: Ekspresi Amir Hamzah dan Chairil Anwar dalam ....

Hetami, F. (2010). Resepsi sastra dan Mirantin, A. (2018). Analisis makna intertekstualitas sebagai alternatif heuristik dan hermeunitik teks pembelajaran efektif dalam mata puisi dalam buku syair-syair cinta kuliah drama analysis. Lembaran karya Khalil Gibran. Caraka: ilmu kependidikan, 39(2), 174– Jurnal Pendidikan Bahasa dan 180. Sastra Indonesia serta Bahasa Daerah, 7(1). Hill, K. C. (2001). Interpreting literature. Chichago: Chichago Nursida, I. (2018). Majaz dalam novel University Press. al-Ajnihah al-Mutakassirah (Sayap-Sayap Patah) karya Khalil Inarti, S. (2016). Analisis intertekstual Gibran. Alfaz (Arabic literatures puisi “dongeng sebelum tidur” for academic Zealots), 6(02), karya Goenawan Muhammad. 161–182. Metasastra, 6(1), 81–89. Perdana, A. K. H. J. W. B. W. (2017). Isnaini, H. (2017). Memburu “cinta” Kajian intertekstualitas kumpulan dengan mantra: analisis puisi cerpen klub solidaritas suami mantra orang Jawa karya Sapardi hilang dalam kumpulan cerpen Djoko Damono dan Mantra Kompas 2013, nilai pendidikan, Lisan. Semantik, 3(2), 158–177. dan relevansinya dengan pembelajaran sastra di SMA. Johann, H. (1999). Poetry and poetics. Basastra, 3(3), 1–15. Princeton: Princeton University Press. Pradopo, R. D. (1995). Pengkajian puisi: Analisis sastra norma dan Kuswarini, P. (2017). Penerjemahan, analisis struktural semiotik. intertekstualitas, hermeneutika Yogyakarta: Gadjah Mada dan estetika resepsi. Jurnal Ilmu Universitas Press. Budaya, 4(1). Putri, T. H. (2010). Kajian Maola, M. (2018). Dialogue of heart; intertekstualitas dalam Thousand interreligious dialogue through Splendid Suns karya Khaled Rumi‟s Poetry. Ulumuna, 22(2), Hosseini terhadap puisi Kabul 319–332. karya Saib-E-Tabrizi. Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Marsudi, M. M. (2017). Tasawuf Kebahasaan dan Kesusastraan, Jalaluddin Ar-Rumi perspektif 1(2). Annemarie Schimmel. Al- Hikmah, 3(1), 49–70. Schmitz, T. (2008). Modern literary theory and ancient texts: An Introduction. Malden: Blackwell Publishing Ltd.

199

Kandai Vol. 15, No. 2, November 2019; 185-200

Tarigan, H. G. (1986). Apresiasi sastra. Wulandari, E. S. N. I & Setio, A. C. Bandung: Angkasa. (2018). Nilai sufistik dalam kumpulan puisi Kasidah Cinta Teeuw, A. (1981). Tergantung pada karya Jalaluddin Rumi. Stilistika, kata. Jakarta: Pustaka Jaya. 3(2), 170–180.

______. (1984). Membaca dan menilai Yulianto, A. (2015). Analisis sastra. Jakarta: Gramedia. intertekstual puisi “Tangisan Batu” dan “Air Mata Legenda” Tiwery, W. Y. (2018). Cinta yang karya Abdurrahman El Husainy. memulihkan. Kenosis: Jurnal Sirok Bastra, 3(1), 75–81. Kajian Teologi, 4(1), 107–125.

200