Kajian-Tim-Terpadu.Pdf
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
LAPORAN PENELITIAN TIM TERPADU DALAM RANGKA USULAN PERUBAHAN FUNGSI DALAM FUNGSI POKOK KAWASAN HUTAN DARI KAWASAN CAGAR ALAM KAWAH KAMOJANG DAN CAGAR ALAM GUNUNG PAPANDAYAN MENJADI TAMAN WISATA ALAM DI KABUPATEN BANDUNG DAN KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA BARAT JAKARTA, NOVEMBER 2017 Laporan Tim Terpadu Usulan Perubahan Fungsi Kaw asan CA. Kaw ah Kamojang dan CA. Gunung Papandayan di Kab. Bandung dan Kab. Garut, Provinsi Jaw a Barat KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan laporan penelitian Tim Terpadu dalam rangka usulan perubahan fungsi dalam fungsi pokok kawasan hutan dari kawasan Cagar Alam Kawah Kamojang dan Cagar Alam Gunung Papandayan menjadi Taman Wisata Alam di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Laporan ini disusun sebagai pertanggungjawaban dari pelaksanaan penelitian Tim Terpadu. Kegiatan ini dilakukan secara desk study maupun field study pada kawasan Cagar Alam Kawah Kamojang seluas ± 3.500 ha dan Cagar Alam Gunung Papandayan seluas ± 2.009 ha yang berlokasi di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Tim Terpadu melaksanakan tugas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.461/MENLHK/SETJEN/PLA.2/9/2017 tanggal 4 September 2017 tentang Pembentukan Tim Terpadu dalam rangka Penelitian Usulan Perubahan Fungsi Dalam Fungsi Pokok Kawasan Hutan dari Kawasan Cagar Alam Kawah Kamojang seluas ± 3.500 Hektar dan Cagar Alam Gunung Papandayan seluas ± 2.009 Hektar menjadi Taman Wisata Alam di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Tim Terpadu melakukan penelitian lapangan mulai tanggal 24 Oktober sampai dengan 29 Oktober 2017 berdasarkan Surat Tugas Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor ST.128/PKTL/KUH/PLA.2/10/2017 tanggal 23 Oktober 2017. Maksud penelitian Tim Terpadu adalah untuk memperoleh data dan informasi serta kondisi aktual kawasan hutan yang diusulkan dengan pendekatan multi disiplin ilmu dari aspek biofisik, sosial ekonomi dan sosial budaya, serta hukum dan kelembagaan dari berbagai institusi terkait. Tujuannya adalah memberikan rekomendasi yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan/keputusan dalam rangka usulan perubahan fungsi kawasan hutan tersebut. Kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian terpadu ini, diucapkan terima kasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat. Jakarta, November 2017 Ketua Tim Terpadu, Dr. Ir. Edy Nasriadi Sambas, M.Forest. KATA PENGANTAR | i Laporan Tim Terpadu Usulan Perubahan Fungsi Kaw asan CA. Kaw ah Kamojang dan CA. Gunung Papandayan di Kab. Bandung dan Kab. Garut, Provinsi Jaw a Barat SUSUNAN TIM PELAKSANA Sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.461/MENLHK/SETJEN/PLA.2/9/2017 tanggal 4 September 2017 No. Nama Instansi / Lembaga Tanda Tangan 1. Dr. Ir. Edy Nasriadi Sambas, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga M. Forest. Ilmu Pengetahuan Indonesia 2. Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, Departemen Konservasi Sumber MS. Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, IPB 3. Agustina Kusumaningsih, SH., Biro Hukum, Sekretariat Jenderal MH. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 4. Ir. Siti Chadidjah Kaniawati, Direktorat Pemolaan dan MWC. Informasi Konservasi Alam, Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem 5. Dr. Endang Karlina, S.Hut., Pusat Penelitian dan M.Si. Pengembangan Hutan, Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi 6. Muhammad Saladin, S.Hut., Dinas Kehutanan Provinsi Jawa MP. Barat 7. Rudi Rachmat Fadilah, SP. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat 8. Topik Hendra Permana, Balai Pemantapan Kawasan S.Hut. Hutan Wilayah XI Yogyakarta SUSUNAN TIM PELAKSANA | ii Laporan Tim Terpadu Usulan Perubahan Fungsi Kaw asan CA. Kaw ah Kamojang dan CA. Gunung Papandayan di Kab. Bandung dan Kab. Garut, Provinsi Jaw a Barat RINGKASAN EKSEKUTIF Kawasan Cagar Alam (CA) Kawah Kamojang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 110/Kpts-II/90 dengan luas 7.805 ha. Berdasarkan pengukuran dan penataan batas tahun 1982 yang tertuang dalam Berita Acara Tata Batas tanggal 7 Agustus 1982 luas kawasan CA Kawah Kamojang adalah 7.805 ha. Selanjutnya sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 433/Kpts-II/1994 tanggal 5 Agustus 1994 menetapkan lahan konpensasi seluas 12,196 ha menjadi bagian kawasan cagar alam, sehingga luas CA Kawah Kamojang menjadi 7.817,196 ha. Kompleks Hutan Gunung Papandayan seluas 844 ha, ditunjuk sebagai cagar alam berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 4 Februari 1924 Nomor 36 Lembaran Negara 1924 Nomor 43 juncto Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 5 Mei 1931 Nomor 23 Lembaran Negara 1931 Nomor 167. Dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 610/Kpts/Um/10/1978 tanggal 5 Oktober 1978 tentang Perubahan Status Sebagian Cagar Alam Gunung Papandayan Seluas 221 Hektar yang Terletak di Dati II Garut Dati I Jawa Barat sebagai Hutan Wisata/Taman Wisata sebagian kawasan CA Gunung Papandayan ditunjuk sebagai taman wisata alam. Hal tersebut kemudian diperkuat dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 68/Kpts/Um/1/1979 tanggal 22 Januari 1979 tentang Penunjukan Sebagian Komplek Hutan Gunung Guntur dan Gunung Papandayan Seluas ± 6.000 ha di Dati II Garut dan Dati II Bandung Dati I Jawa Barat Sebagai Hutan Suaka Alam yang terdiri atas CA Gunung Papandayan dan Taman Wisata Papandayan. Pada tahun 1982, Kawasan CA Gunung Papandayan selesai ditata batas dengan Berita Acara Tata Batas Cagar Alam/Taman Wisata Gunung Papandayan yang disahkan pada tanggal 7 Agustus 1982. Kemudian pada tahun 1990, kawasan CA Gunung Papandayan ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 226/Kpts- II/90 tanggal 8 Mei 1990 tentang Penetapan Areal Kawasan Hutan Gunung Papandayan yang terletak di Kabupaten Dati II Bandung dan Kabupaten Dati II Garut Provinsi Dati I Jawa Barat seluas 6.807 ha sebagai Cagar Alam dan seluas 225 ha sebagai Taman Wisata Alam. CA Kawah Kamojang dan CA Gunung Papandayan di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut pada saat ini telah dikelola sesuai dengan fungsinya, tetapi belum optimal sebagaimana yang diharapkan. Permasalahan yang dihadapi sangat dinamis antara lain akibat pertambahan penduduk dan pembangunan daerah. Permasalahan umum yang terjadi adalah perambahan kawasan, penebangan liar, dan perburuan satwa liar. Sehubungan dengan itu, telah dilakukan Evaluasi Kesesuaian Fungsi (EKF) CA Kawah Kamojang Tahun 2012 dan EKF CA Gunung Papandayan Tahun 2016. Hasil EKF merekomendasikan perlunya dilakukan perubahan fungsi kawasan CA Kawah Kamojang seluas ± 3.500 ha menjadi Taman Wisata Alam (TWA) dalam rangka optimasi dan revitalisasi manajemen serta manfaat cagar alam, yang kemudian RINGKASAN EKSEKUTIF | iii Laporan Tim Terpadu Usulan Perubahan Fungsi Kaw asan CA. Kaw ah Kamojang dan CA. Gunung Papandayan di Kab. Bandung dan Kab. Garut, Provinsi Jaw a Barat dikelola berdasarkan “benefit centered conversation management pattern”. Demikian juga untuk CA Gunung Papandayan seluas ± 2.009 ha. Berdasarkan rekomendasi hasil Evaluasi Kesesuaian Fungsi (EKF), Menteri membentuk Tim Terpadu yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.461/MENLHK/SETJEN/PLA.2/9/2017 tanggal 4 September 2017 tentang Pembentukan Tim Terpadu dalam rangka Penelitian Usulan Perubahan Fungsi Dalam Fungsi Pokok Kawasan Hutan dari Kawasan Cagar Alam Kawah Kamojang seluas ± 3.500 Hektar dan Cagar Alam Gunung Papandayan seluas ± 2.009 Hektar menjadi Taman Wisata Alam di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Tim Terpadu telah melakukan penelitian terhadap aspek biofisik, sosial ekonomi dan sosial budaya serta aspek hukum dan kelembagaan dengan hasil sebagai berikut: 1. CA Kawah Kamojang dan CA Gunung Papandayan didominasi oleh lapangan dengan kondisi agak curam (41,98%) sampai curam (31,37%). 2. Hutan alam sekunder area usulan telah mengalami degradasi sebesar 27.58%. 3. Tipe vegetasi pada kawasan CA Kawah Kamojang dan CA Gunung Papandayan berupa hutan alam sekunder pada lahan kering seluas 3.174.60 ha, hutan tanaman seluas 434.66 ha, dan pertanian lahan kering seluas 608.34 ha. 4. Terdapat 95 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 49 famili, 29 Ordo, dan 7 Kelas. 7 (tujuh) jenis tumbuhan diantaranya termasuk Appendix I CITES. 5. Terdapat 25 jenis satwaliar yang termasuk ke dalam kelompok aves dan mamalia. 15 (lima belas) jenis diantaranya dilindungi PP Nomor 7 Tahun 1999. 6. CA Kawah Kamojang dan wilayah sekitarnya memiliki obyek daya tarik wisata alam yang dapat dikembangkan. Obyek daya tarik wisata yang terdapat di kawasan CA Kawah Kamojang masih alami, antara lain : Air Terjun/Curug Madi dan Danau Ciharus, sedangkan dalam kawasan CA Gunung Papandayaan terdapat obyek dan daya tarik wisata berupa fenomena alam seperti kawah. 7. Kepadatan penduduk di kedua kabupaten termasuk kategori sangat tinggi, juga di tiga kecamatan lokasi penelitian kecuali di Kecamatan Kertasari tergolong tinggi. 8. Masyarakat, kepala desa dan para pejabat kecamatan, mayoritas memiliki persepsi baik terhadap hutan dan fungsinya. 9. Sikap responden terhadap manfaat jasa lingkungan hutan, larangan, dan kondisi hutan menunjukkan bahwa 75% pejabat kecamatan menyatakan cukup mendukung, 100% kepala desa menyatakan sikap cukup mendukung, dan 45,71% masyarakat menyatakan sangat mendukung. 10. Preferensi responden terhadap usulan perubahan fungsi kawasan bervariasi. Sebanyak 50% pejabat kecamatan menyukai sampai sangat menyukai, 100% kepala desa sangat menyukai; sebanyak 88,57% masyarakat