PESAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PESAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce) SKRIPSI Oleh : Alfian Khairulyanto NIM : 211017056 Pembimbing : Dr. Iswahyudi, M.Ag. NIP : 197903072003121003 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2021 ABSTRAK Alfian Khairulyanto. 2021. Pesan Toleransi Beragama Dalam Film Bajrangi Bhaijaan (Analisis Semiotika Charles Sanders Peircre). Skripsi. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo, Pembimbing Dr. Iswahyudi M.Ag. Kata Kunci: Pesan Toleransi Beragama, Film Bajrangi Bhaijaan, Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce. Film sebagai media komunikasi massa dapat menjadi alat komunikasi yang sejatinya bersifat efektif. Sebagai representasi dari realitas yang ada, film terbentuk berdasarkan kode, konvensi, dan ideologi dari kebudayaan. Pada penelitian ini, peneliti memilih film sebagai objek penelitian. Penelitian ini dilakukan pada film Bajrangi Bhaijaan dengan fokus penelitian untuk mengetahui makna pesan toleransi beragama dalam film Bajrangi Bhaijaan. Pemilihan film tersebut sebagai penelitian bukan tanpa alasan, yaitu karena diantara banyak film bertemakan toleransi yang ada, film Bajrangi Bhaijaan lebih dikenal secara internasional dan memiliki rating yang tinggi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang- orang dan prilaku yang diamati. Penelitian ini berpedoman pada pendekatan kualitatif, dengan menggunakan analisis semiotika model Charles Sanders Peirce. Peirce mengkategorikan tanda dengan teori segitiga makna yang terdiri dari tiga elemen utama yakni, representament/sign, object, dan interpretant. Peneliti melakukan analisis terhadap pemilihan adegan dan dialog yang berhubungan dengan nilai toleransi antar umat beragama. Penelitian pada film Bajrangi Bhaijaan ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut; berdasarkan sign, pesan toleransi terdapat pada adegan-degan dalam film tersebut. Berdasarkan object, pesan toleransi mengacu pada adegan toleransi beragama. Berdasarkan interpretant, pesan toleransi beragama yang terkandung adalah saling menyayangi kepada sesama manusia, sikap tolong menolong, menghargai dan menghormati keyakinan orang lain dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Pesan toleransi beragama dalam film ini disampaikan dengan baik dan mudah diterima. Dengan mengamati serta mengerti intisari film Bajrangi Bhaijaan, akan membentuk kesadaran jiwa atau nurani seseorang sehingga menimbulkan rasa saling mengerti, menghormati keyakinan orang lain, dan memberikan kebebasan atau kemerdekaan. i ii iii PERSETUJUAN PUBLIKASI Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Alfian Khairulyanto NIM : 211017056 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas : Ushuluddin, Adab dan Dakwah Judul : Pesan Toleransi Beragama dalam Film Bajrangi Bhaijaan (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce) Menyatakan bahwa naskah skripsi/thesis telah disahkan oleh dosen pembimbing. Selanjutnya saya bersedia naskah tersebut dipublikasikan oleh perpustakaan IAIN Ponorogo yang dapat diakses di etheses.iainponorogo.ac.id. Adapun isi dari keseluruhan tulisan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari penulis. Demikian pernyataan saya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Ponorogo, 11 Mei 2021 Alfian Khairulyanto NIM. 211017056 iv v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan cara untuk menyampaikan pesan kepada lawan bicara kita. Dalam hidup manusia tidak dapat dipisahkan dengan aspek komunikasi, karena digunakan sebagai sarana saling bertukar informasi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunikasi ialah sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, kemudian antara satu dengan yang lainnya saling membutuhkan, atau terjadinya interaksi timbal balik. Setiap hari komunikasi pasti dilakukan, baik itu secara personal maupun massa. Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi, penerima informasi dan saluran atau media.1 Sumber informasi atau yang kerap disebut komunikator adalah seseorang yang mempunyai informasi atau pesan untuk selanjutnya disebarluaskan kepada khalayak. Penerima informasi yang disebut juga komunikan adalah seseorang atau kelompok orang yang menjadi sasaran informasi atau penerima pesan. Media adalah perantara yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita, dapat berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka maupun media massa yang digunakan untuk khalayak umum. Dari ketiga unsur yang ada maka 1 M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori Paradigma Dan Diskursus Teknologi Komunikasi Di Masyarakat (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), 58. 1 2 dapat tercipta sebuah interaksi. Interaksi ialah inti dari komunikasi, sebagai proses pertukaran pesan dari komunikator (sender) kepada komunikan (receiver) agar muncul pengertian terhadap pesan yang akan diterima. Media komunikasi massa sebagai perantara komunikasi memberikan pengaruh yang besar pada berbagai macam situasi yang ada di dalam kehidupan manusia, oleh sebab itu peran media sangatlah penting dalam aspek tersebut. Letak pentingnya ialah tujuan dari penggunaannya untuk mencapai komunikasi yang efektif, karena media komunikasi massa merupakan sarana bagi komunikator untuk mencapai komunikan atau sasarannya dengan jangkauan yang luas. Bentuk media komunikasi massa sendiri terdiri dari dua jenis, yakni media cetak seperti buku-buku, majalah, surat kabar, dan media audio visual seperti radio, televisi, internet, dan film. Film sebagai media komunikasi massa dapat menjadi alat komunikasi yang sejatinya bersifat efektif, hal itu dikarenakan film tidak mengalami unsur politik, ekonomi, sosial dan demografi. Sebagai representasi dari realitas yang ada, film terbentuk berdasarkan kode, konvensi, dan ideologi dari kebudayaan.2 Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang memiliki kapasitas untuk memuat pesan yang sama secara serempak dan mempunyai sasaran yang beragam dari agama, etnis, status, umur, dan tempat tinggal dapat memainkan peranan 2 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 128. 3 sebagai saluran penarik untuk pesan-pesan tertentu dari dan untuk manusia. Dengan melihat film kita dapat memperoleh informasi dan gambar tentang realitas tertentu.3 Film juga termasuk dalam kategori media massa yang di dalamnya terdapat proses komunikasi yang banyak mengandung pesan sosial, pesan moral, maupun pesan keagamaan. Selain itu, film dapat berperan sebagai sarana komunikasi yang ampuh untuk menyampaikan pesan, bukan hanya kebutuhan hiburan, melainkan untuk penerapan pendidikan (edukatif) secara penuh, salah satunya adalah film Bajrangi Bhaijhaan. Film asal India yang berjudul Bajrangi Bhaijaan, menceritakan perjuangan seorang Penganut Dewa Hanuman atau Bajrangbali yang menyelamatkan anak kecil tunawicara berasal dari keluarga Pakistan. Penganut Bajrangbali yang bernama Pawan tersebut berjuang untuk memulangkan kembali Shahida atau Munni ke keluarganya, setelah Munni terpisah dengan ibunya di India. Melewati rintangan dan pengorbanan yang tidak mudah, Pawan terus bertekad untuk mengantar Shahida kembali pulang. Hal yang melatar belakangi pemilihan film ini sebagai penelitian yaitu, diantara banyak film bertemakan toleransi yang ada, film Bajrangi Bhaijaan lebih dikenal secara internasional dan memiliki rating yang tinggi. Popularitas film India yang sekarang memang kian meningkat. Hal itu disebabkan karena produksi film India yang sekarang ini telah berhasil mengubah stigma masyarakat. Yang mana sebelumnya pada era 90-an 3 Asep S. Muhtadi, Sri Handayani, Dakwah Kontemporer: Pola Alternatif Dakwah Melalui TV (Bandung: Pusdai Press, 2000), 95. 4 hanya terbayang akan tarian dan nyanyian khas pada sepanjang filmnya, pada perfilman sekarang telah kerap kali mengangkat permasalahan yang unik dan sejalan dengan realita yang ada. Seperti kesenjangan sosial, perbedaan agama dan budaya, sistem kasta dan konflik yang tidak biasa lainnya. Pemutaran film Bollywood pun tidak hanya dinikmati oleh penggemar film dalam negeri India sendiri atau cukup pada Asia, tetapi pada kancah internasional, karena penyuguhan alur cerita film Bollywood juga tidak kalah menarik dari film Hollywood. Hal ini sudah tidak diragukan karena banyak film India yang memiliki rating bagus di IMDb.4 Kualitas film India tidak sembarangan, bisa disandingkan dengan kualitas film Barat pula. Film India memiliki identitas dan keunikannya sendiri, itulah mengapa Industri film di India jarang lesu (terutama Bollywood). Karena, tidak hanya Bollywood saja industri film di India tapi ada Tollywood, Sandalwood, Kollywood, dan sebagainya, yang mengacu dari daerah dan bahasanya masing-masing. seperti Tollywood mewakili Telugu, Sandalwood mewakili Kannada, Kollywood mewakili Tamil, dan Bollywood sendiri mewakili Hindi. India setiap tahunnya dapat memproduksi hingga 1.600 film (data pada tahun 2012).5 Nama Bollywood resmi digunakan setelah India mampu memproduksi film mencapai 433 judul pertahun pada tahun 1971, sehingga industri film Bollywood berhasil mengambil alih kedudukan sebagai negara industri 4 Arvian, Mengapa banyak film India memiliki rating bagus di IMDB?, diakses dari https://id.quora.com/Mengapa-banyak-film-India-memiliki-rating-bagus-di-IMDB,