SIMPOSIUM HUKUM Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019 ISSN (Cetak) : 2686 - 150X, ISSN (Online) : 2686 - 3553 Dipublikasikan oleh Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura dan dapat diakses secara online pada http://journal.trunojoyo.ac.id/shi

KORELASI LEX SPORTIVA DENGAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA DI DALAM SEPAK BOLA INDONESIA

Erik Cahyo Nugroho, Tolib Effendi Alumni Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura e-mail : [email protected]

Abstrak Article Info Sepakbola memiliki berbagai aturan yang mengikat, baik Received : 14 Juli 2019 organisasi maupun pemain profesional yang bernaung di Accepted : 25 Juli 2019 bawah organisasi tersebut. Lex Sportiva merupakan suatu asas Published : 10 November 2019 hukum dalam dunia olahraga, dimana olahraga memiliki otonomi hukum sendiri yang bersifat mandiri dalam setiap penyelesaian perkara yang terjadi dalam olahraga. Akan tetapi, di Indonesia tindakan kekerasan yang terjadi di dalam pertandingan, dan berpotensi sebagai tindak pidana penganiayaan atau tindak pidana lain yang terkait dengan itu memiliki dualisme dalam penyelesaiannya, yaitu menggunakan hukum pidana nasional, dan komisi disiplin organisasi olahraga. Penelitian ini menggunakan metode penelitian doktrinal dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Hubungan antara hukum pidana nasional dengan Statuta PSSI ini saling mengecualikan, yang artinya hanya dapat dilakukan oleh salah satu sistem saja, dalam hal ini adalah melalui mekanisme Kode Etik Disiplin PSSI. Hal ini merupakan berlakunya prinsip Lex Specialist derogat legi generalist dalam hukum pidana. Tindakan yang tepat untuk menyelesaikan kasus penganiayaan sepakbola Indonesia adalah dengan menggunakan mekanisme sebagaimana diatur di dalam Kode Etik Disiplin PSSI mengingat kekhususan dalam hal keolahragaan sebagaimana diatur di dalam Pasal 57 huruf (d) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Kata Kunci: lex sportiva, lex specialist.

Abstract Football has a variety of binding rules, both organizations and professional players who are under the organization. Lex Sportiva is a legal principle in the world of sports, where sports have their own legal autonomy which is independent in every case settlement that occurs in sports. However, in Indonesia acts of violence that occur in matches, and potentially as criminal acts or other crimes related to it have dualism in their resolution, namely using national criminal law, and disciplinary

Erik Cahyo Nugroho, Korelasi Lex Sportiva dengan Hukum Pidana terhadap Tindak Pidana di Dalam Sepakbola Indonesia

committees for sports organizations. This research uses a method of doctrinal research using a statute approach and a conceptual approach. The relationship between national criminal law and the PSSI Statute are excludes each other, which means that it can only be done by one system, in this case through the mechanism of the PSSI Discipline Code of Ethics. This is the enactment of the principle of Lex Specialist derogat legi generalist in criminal law. The right action to resolve cases of mistreatment of Indonesian football is to use a mechanism as regulated in the PSSI Discipline Code of Ethics considering the specificity in terms of sports as stipulated in Article 57 letter (d) of Act number. 3 of 2005 on the National Sports System.

Keywords: lex sportiva, lex specialist.

91

Simposium Hukum Indonesia Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019

PENDAHULUAN atau terjadi setelah pertandingan selesai dilaksanakan. Di era modern, sepakbola bukan lagi sekedar Dalam sebuah pertandingan olahraga, olahraga, akan tetapi lebih jauh dari itu, sepakbola termasuk sepakbola memiliki otonomi dan adalah suatu bisnis. Hak siar, iklan dan lain independensi termasuk dalam tata aturan pertandingan olahraga tersebut yang disebut sebagainya terkait dengan pertandingan sepakbola sebagai Lex sportiva atau otonomi hukum olahraga. bernilai bisnis yang tinggi. Pada tahun 2010, dalam Prinsip Lex Sportiva ini diimplementasikan dalam pertandingan sepakbola antara Tim Nasional Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Indonesia melawan Malaysia dalam final piala Sistem Keolahragaan Nasional, didalamnya AFF tahun 2010 berdasarkan hasil penelitian The memuat ketentuan permaianan dalam suatu pertandingan atau law of the game yang disebut Lex Nielsen Company menyatakan, bahwa persentase sportiva. Lex sportiva ini merupakan asas hukum penonton atau audiens share siaran langsung laga dalam olahraga, olahraga memiliki otonomi leg kedua tersebut mencapai angka 69.9% dengan hukum yang bersifat mandiri dan independen rating 26.0 atau ditonton kurang lebih 12.9 juta dalam setiap penyelesaian kasus hukum yang orang diseluruh Indonesia.1 terjadi dalam olahraga. Tindak penganiayaan merupakan salah satu Di dalam revolusi industri 4.0 berbagai kasus hukum yang sering terjadi dalam tubuh teknologi diterapkan di dalam pertandingan sepak bola Indonesia, hal ini sudah terjadi di era sepakbola, mulai dari teknologi Goal Assistance Liga hingga sampai saat ini yang masih atau teknologi garis gawang untuk menentukan belum bisa diselesaikan oleh PSSI. Dalam lanjutan apakah bola telah melewati garis gawang atau Liga Indonesia, Ferdinad Sinaga yang berasal dari klub Persatuan Sepakbola Makassar (PSM) tidak sampai dengan tekhnologi terkini yaitu Video Makasar memukul Ivan Carlos yang saat itu Assistance Reffere (VAR) yang diterapkan di banyak merupakan pemain klub Persela Lamongan. Selain liga termasuk kompetisi-kompetisi internasional. itu, Abdu Lestaluhu, pemain PS TNI, melakukan Teknologi mulai mengambil perannya dalam hal yang sama kepada Thiago Furtuso, pemain mengambil keputusan yang dahulu dilakukan oleh Bhayangkara FC. Baik Ferdinad Sinaga maupun Abdu Lestaluhu merupakan pemain asli Indonesia wasit selaku pemimpin jalannya pertandingan. dan ke dua korban mereka adalah pemain asing. Saat ini keputusan wasit dapat dianulir apabila Karena perilaku buruk tersebut Ferdinand hasil VAR menyatakan sebaliknya. Tujuan utama Sinaga dan Abdu Lestaluhu mendapat hukuman utama dari berbagai macam teknologi ini adalah dari KOMDIS PSSI. Ferdinand Sinaga dihukum 4 agar pertandingan sepakbola dapat berjalan (empat) pertandingan dan mendapatkan denda sebesar sepuluh juta rupiah dan Abdu Lestaluhu dengan adil tanpa adanya kecurangan ataupun dihukum tidak boleh bermain selama 5 (lima) keputusan yang merugikan salah satu pihak. pertandingan dan denda sepuluh juta rupiah. Keputusan wasit yang tidak adil, atau Kasus lainnya yang melibatkan Nova Zaenal merugikan terkadang menyebabkan keributan, pemain dan Bernad Manando baik antar pemain maupun antar pendukung klub pemain dari Gresik United, keduanya terlibat masing-masing yang hadir di stadion. Tidak jarang perkelahian saling memukul saat pertandingan keributan tersebut terjadi di dalam laga sedang berlangsung, Bernand Manando luka dan pertandingan sehingga pertandingan dihentikan, memar pada wajahnya, setelah pertandingan selesai keduanya langsung diamankan oleh kepolisian yang mengawasi pertandingan saat itu, 1 Nielsen Newsletter, “Timnas Wins 12 Million TV Viewers mereka dianggap perkelahian kedua pemain Edition 12, dikutip dari http://www.agbinielsen.co.id, tersebut telah melebihi batas dan ditakutkan akan

92

Erik Cahyo Nugroho, Korelasi Lex Sportiva dengan Hukum Pidana terhadap Tindak Pidana di Dalam Sepakbola Indonesia memicu kericuhan kedua pendukung klub penganiayaan dalam pertandingan sepakbola tersebut. Kedua pemain tersebut dikenakan Pasal di Indonesia? 351 KUHPidana dan dihukum 6 (enam) bulan 2) Apakah tindakan hukum yang tepat dalam penjara dengan 1 (satu) tahun masa percobaan menymelesaikan tindak penganiayaan dalam oleh putusan No.319/ PID.B/2009/PN.SKA.2 pertandingan sepakbola di Indonesia? Di dalam beberapa penelitian terdahulu terdapat kajian tentang sistem keolahragaan akan METODE PENELITIAN tetapi tidak mempertentangkan dan Penelitian ini menggunakan metode penelitian menghubungkan antara Lex Sportiva dan Hukum doktrinal sebagaimana dikemukakan oleh Terry Pidana Nasional. Penelitian Ummiatus Sokifah Hutchinson yang dikutip oleh Peter Mahmud dengan judul Pengaturan Skor (Matchfixing) dalam Marzuki, yaitu penelitian yang memberikan Pertandingan Sepakbola Ditinjau dari Hukum paparan sistematis tentang aturan yang mengatur Pidana Indonesia membahas tentang kategori hukum tertentu, menganalisis hubungan pertanggungjawaban klub sepakbola dalam antar aturan tersebut, menjelaskan kendala- hukum pidana nasional dalam hal pengaturan skor kendala dalam bidang tersebut dan kemungkinan pertandingan sepakbola. Sedangkan penelitian untuk memprediksi perkembangan di masa yang Danalia Rizqy dengan judul Pertanggungajwaban akan datang.3 Metode pendekatan yang dilakuan Atlet Tinju yang Mengakibatkan Kematian dalam dalam penelitian ini adalah pendekatan Pertandingan Resmi membahas pertanggung perundang-undangan (Statute Approach) dan jawaban atlet tinju yang berakibat pada kematian pendekatan konsep (Conseptual Approach). lawan tandingnya dalam pertandingan resmi. Keduanya tidak secara langsung mempertanyakan PEMBAHASAN kedudukan Lex Sportiva dengan hukum pidana Indonesia merupakan salah satu negara yang Naisonal, akan tetapi secara spesifik tergabung di dalam organisasi Fedaration mempertanyakan pertanggungjawaban pidana International Football Association (FIFA) melalui Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) para subjek hukum yang terkait. sejak tanggal 1 November 1952 yang ditetapkan Dualisme penyelesaian dalam permasalahan pada saat kongres FIFA di Helsinki, Finlandia dan perilaku yang berpotensi tindak pidana di dalam juga menjadi anggota Asian Football Confederation pertandingan olahraga khususnya sepakbola (AFC), badan atau induk federasi tertinggi tersebut menjadikan konflik hukum antara Lex sepakbola Asia. PSSI juga menjadi pelopor dibentuknya Asean Football Federation (AFF) di Sportiva dan Hukum Pidana Nasional. Asia Tenggara dimana kedua organisasi tersebut, Rumusan Masalah dalam penulisan ini AFC dan AFF masih berada di dalam naungan adalah: FIFA. PSSI ditetapkan menjadi organisasi 1) Bagaimana hubungan antara hukum pidana berbadan hukum pada tahun 1953 oleh dan Lex Sportiva terhadap tindak pidana Departemen Kehakiman dengan mendapat pengesahan melalui SKEP MENKEH RI No. J.A5/11/6, tanggal 2 Februari 1953, tambahan berita RI tanggal 3 Maret 1953.4 2 Liputan6.com, “Nova-Bernard Jadi Tersangka PSSI Kecewa, dikutip dari https://www.liputan6.com/news/read/172876/nova- 3 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, : zaenal-bernard-jadi-tersangka-pssi- Kencana Prenada Media, 2008, h. 32 kecewa?utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.0&utm_ 4 Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, “Sejarah PSSI”, referrer=, 20 Desember 2018, pukul 20:15 WIB>

93

Simposium Hukum Indonesia Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019

FIFA memiliki lembaga yang khusus yaitu pertandingan yang diselanggarakan oleh PSSI dari international Football Assoction Booard (IFAB), hingga Indonesia. Peraturan- sebagai lembaga yang memiliki tugas dan peraturan tersebut diantaranya adalah statuta kewenangan untuk membuat atau memperbarui PSSI, Kode Disiplin PSSI, kode etik fair play dan the laws of the game bagi setiap pertandingan lain sebagainya yang juga mengacu pada statuta sepakbola internasional,5 yang disebut oleh Ken FIFA. Dalam induk organisasi PSSI mempunyai Foster sebagai Lex Ludica. badan hukum yang berwenang menjatuhi Semua anggota yang dalam naungan FIFA hukuman kepada klub yang melanggar hukum, wajib dan tunduk dan melaksanakan the law of the yaitu Komisi disiplin (KOMDIS) yang game (aturan- aturan dalam permainan) dalam mempunyai tugas mengawasi seluruh setiap pertandingan sepakbola internasional.6 Hal pertandingan resmi yang diselenggarakan di itu juga berlaku secara universal bagi pihak bawah pengawasan PSSI. manapun yang melakukan pertandingan sepakbola Dalam suatu kompetisi sepakbola nasional sebagai sui generis. Lex Ludica ini merupakan bagian yang dijalankan dengan suatu aturan yang bersifat dari Lex Sportiva, adanya Lek Ludica memastikan universal, suatu aturan yang berasal dari suatu sistem hukum FIFA atas Statuta FIFA dan Statuta agar dalam setiap pertandingan sepakbola PSSI serta seluruh turunanya. Seperti inilah yang dilakukan dengan sesuai aturan, sementara itu Lex disebut dengan Lex Sportiva yang terdiri dari the Sportiva memastikan tentang perorganisasian agar law of the game yang disebut sebagai Lex Sportiva itu Lex Ludica ini dapat berjalan dengan sempurna sendiri, yang harus di tegakkan untuk memastikan sesuai mekanismenya. agar suatu kompetisi sepakbola nasional disetiap negara bisa berjalan dengan sesuai mekanismenya Berbeda dengan Lex Ludica, Lex Sportiva ini dan aturan yang telah dibuat oleh suatu organisasi dapat bersinggungan dan memunculkan dua ranah olahraga itu sendiri yang bersikap independen. hukum dengan sistem hukum nasional negara Beberapa kasus kejadian dugaan tindak pidana tempat dimana sepakbola itu dimainkan, penganiayaan yang terjadi dalam suatu khususnya yang bersifat perizinan, perkelahian pertandingan sepakbola yang terjadi, hampir semuanya diselesaikan oleh PSSI sendiri melalui antar pemain, perkelahian antar suporter dan lain keputusan Komisis Disiplin PSSI (KOMDIS). sebagainya. Lex Sportiva merupakan sebuah bagian Akan tetapi terdapat suatu perkara yang terjadi dari rezim global sports law, global sports law diartikan pada tanggal 12 Februari 2009 dalam sebagai suatu orde hukum yang mandiri atau pertandingan antara Persis Solo melawan Gresik independen dan bersifat internasional yang dibuat United dimana pemain Persis Nova Zaenal melakukan protes keras terhadap pemain Gresik oleh intitusi global privat untuk mengatur, Bernard Mamandao yang dalam pertandingan itu mengelola, mengawasi dan menyelenggarakan tidak melakukan tindakan fairplay, pada saat itu kompetisi sepak bola yang bersifat global dan ada salah satu pemain yang cidera, namun pada berdaulat.7 saat itu Bernard Mamandao menendang bola Sebagai organisasi induk sepakbola Indonesia, kearah gawang. Sehingga, hal tersebut memancing pemain lawan untuk protes dan mengakibatkan PSSI membentuk peraturan yang berfungsi terjadinya cekcok dan saling dorong kepada kedua mengatur segala sesuatu dalam sepakbola terkait pemain itu. Selanjutnya kedua pemain tersebut klub, pemain, ofisial tim, organisasi dan juga saling memukul Bernard memukul pelipis Nova Zaenal dan Nova Zaenal memukul perut Bernad.8

5 Pasal 6 ayat (1), jis ayat (2), ayat (3) Statuta FIFA 6Pasal 1-14 Statuta FIFA 8Bola.com, “Aksi Tindak Pidana Penganiayaan di Liga 1 dan 7 Ken Foster, Is There a Global Sports La, entertaiment Law, yang Berujung Sanksi Komdis”, dikutip dari Vol. 2 No,1, London Spring, 2003, p. 1 https://www.bola.com/indonesia/read2939195/5-aksi-

94

Erik Cahyo Nugroho, Korelasi Lex Sportiva dengan Hukum Pidana terhadap Tindak Pidana di Dalam Sepakbola Indonesia

Dalam perkembangan kasus tersebut majelis Furtuso dan denda hakim menjatuhkan vonis tiga bulan dengan masa 10 juta percobaan enam bulan terhadap Nova Zaenal di rupiah 3. Stanley Mamuaya Memukul Dilarang Pengadilan Negeri Solo. Vonis tersebut sama juga Wasit bermain dengan vonis yang dijatuhkan kepada pemain seumur Gresik United Bernard. Majelis Hakim hidup menyatakan kedua pemain bersalah dan 4. Pieter Rumaropen Memukul Dilarang menyakinkan telah melakukan Tindak Pidana Wasit bermain seumur penganiayaan dan melanggar Pasal 351 KUHP. hidup dan Penganiayaan dan perkelahian yang kerap denda 100 terjadi dalam sepak bola indonesia juga telah juta rupiah diatur oleh PSSI dalam kode disiplin PSSI pada Sumber: disarikan dari berbagai sumber Pasal 47 Kode Disiplin atas terkait pelanggaran Tabel 1. disiplin berat terhadap suatu The Law Of Game. Daftar pemain yang memperoleh sanksi Dikenakan hukuman kartu merah dan dikeluarkan dari KOMDIS PSSI dari lapangan pertandingan.9 Kemudian Pasal 50 Kode Disiplin PSSI tentang bertingkah laku Berlakunya Lex Spesialis buruk oleh pemain melakukan perkelahian ; Berdasarkan dua tindakan yang diberikan 1. Setiap orang yang terlibat dalam perkelahian kepada pemain sepakbola tersebut, terdapat dihukum dengan sanksi larangan bermain dualisme penerapan aturan dalam menyikapi dalam pertandingan selama 6 (enam) kali terjadinya perkelahian dalam pertandingan pertandingan; sepakbola yang melibatkan antar pemain maupun 2. Setiap orang yang telah berusaha mencegah wasit atau perangkat pertandingan lainnya. terjadinya perkelahian, melindungi atau Dualisme tersebut yaitu berlakunya KUHPidana memisahkan para pihak yang terlibat dalam dan Kode Disiplin PSSI. perkelahian tidak dijatuhi hukuman; Berlakunya Kode Disiplin PSSI berlandaskan Berdasarkan kode disiplin tersebut, setiap atlet pada ketentuan dalam Pasal 57 huruf (d) Undang- olahraga atau pemain sepakbola akan dikenakan Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem sanksi apabila mereka terlibat dalam perkelahian Keolahragaan Nasional yang menyatakan, “Setiap dengan pemain lawan dalam permainan dengan olahragawan berewajiban menaati peraturan dan kode sanksi larangan bermain selama 6 (enam) etik yang berlaku dalam setiap cabang olahraga yang pertandingan kedepan, untuk pemain yang diikuti dan/ atau menjadi profesinya”. Pasal ini melakukan pencegahan atas terjadinya perkelahian mengandung maksud, bahwa setiap atlit tersebut dengan menahan para pihak yang profesional terikat dengan kode etik masing- berkelahi maka tidak akan dijatuhi hukuman oleh masing cabang olahraga, yang artinya apabila wasit. terdapat atlit yang melanggar ketentuan di dalam Beberapa tindakan perkelahian antar pemain Kode etik tersebut, maka akan dilakukan yang mendapatkan sanksi dari KOMDIS PSSI penindakan berdasarkan kode etik tersebut. adalah sebagai berikut: Perkelahian dan pemukulan antar pemain No Nama Pemain Kejadian Sanksi maupun perangkat pertandingan lainnya di dalam 1. Ferdinand Sinaga Memukul Skors 6 suatu pertandingan merupakan wilayah atau Ivan Carlos pertandingan yurisdiksi dari Statuta PSSI dan kode etik disiplin dan denda pemain sebagaimana dimaksudkan di dalam Pasal 10 juta rupiah 81 Kode Displin PSSI tentang Kewenangan Wasit 2. Abdu Lestaluhu Memukul Skors 6 yang berbunyi: Thiago pertandingan 1. Selama masa pertandingan berlangsung, keputusan menjatuhkan hukuman atas tindak-pidana-penganiayaan-di-Liga-1-dan-liga-2-yang- pelanggaran disiplin ditetapkan oleh wasit; berujung-sanksi-komdis, . 9 Pasal 47 Kode Disiplin PSSI.

95

Simposium Hukum Indonesia Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019

3. Dalam kondisi dan situasi tertentu, dimana pemain dari lapangan sesuai dengan ketentuan wasit tidak menegahkan The Laws Of The Game Pasal 18 ayat (4) Kode Disiplin PSSI atau lalai menegahkan hukumnya atas 4. Menetapkan hukuman tambahan, seperti denda pelanggaran disiplin, hak dan kewengan dan sanksi lainya Komisi Disiplin PSSI dengan diberlakukan Keputusan penjatuhan hukuman oleh Komisi seusai pertandingan dengan ketentuan yang Disiplin PSSI ini hanya dapat dibuat dan jika diatur dalam Pasal 86 Kode Disiplin PSSI ini. dihadiri oleh paling sedikit 3 orang anggota, dalam Pasal diatas menjadikan wasit lah yang berhak melaksanakan sidang Komisi Disiplin PSSI, dalam untuk memberi hukuman selama pertandingan keadaan tertentu ketua juga dapat memutuskan berlangsung. Dalam hal ini wasit bertindak sebagai sendiri penerapan peraturan berdasarkan Kode hakim tertinggi saat pertandingan berlangsung, Disiplin PSSI, hal ini sesuai dengan Pasal 65 ayat hukuman yang diberikan oleh wasit dalam dua (2) Statuta PSSI tentang Komisi Disiplin pertandingan dapat berupa pemberian kartu PSSI. Para pemain yang tidak merasa puas dengan kuning/ kartu merah dan peringtan keras atas putusn Komisi Disiplin PSSi dapat juga tindakan tidak sportif yang dilakukan oleh pemain mengajukan banding untuk diajukan kepada dan jika pemain mendapatkan kartu kuning kedua Komisi Disiplin PSSI, hal ini sesuai dengan Pasal (2) maka pemain tersebut akan dikenakan kartu 88 Kode Disiplin PSSI. merah sehingga pemain tidak bisa mengikuti Persinggungan antara KUHPidana dan Kode pertandingan selanjutnya.10 Etik Disiplin PSSI apakah dapat dikategorikan Sanksi selanjutnya yang dapat diberikan oleh sebagai kekhususan sebagaimana prinsip Lex wasit kepada pemain pemberian sanksi diusir dari Spesialis Deragot Legis Generalis, mengingat lapangan pertandingan dan dikenakan kartu keduanya tidak berada dalam satu level yang sama. merah oleh wasit atas tindakan tidak sportif Selain permasalahan kedudukan yang tidak sama, pelanggaran disiplin serius, yang kemudian tidak apakah KUHPidana dan Kode Etik Disiplin PSSI bisa mengikuti pertandingan berikutnya selama mengatur hal sama. Inti kekhususan suatu satu pertandingan.11 peraturan undang-undang khusus dapat dilihat Kemudian selanjutnya pemberian hukuman dari perbuatan yang sudah diatur. Masalah dari dilanjutkan kepada Komisi Disiplin PSSI setelah subyek pidana dan pemindanaannya, subyek dari pertandingan selesai, hal ini sesuai dengan Pasal hukum pidana khusus dapat diperluas, tidak hanya 85 Kode Disiplin PSSI yang menyatakan “Komisi meliputi orang pribadi melainkan badan hukum. Disiplin PSSI berwenang Memberikan hukuman Dari aspek pemindanaanya, dapat kita lihat dari terhadap pelanggaran disiplin atas peraturan yang pola perumusannya dan pola ancaman sanksi, dikeluarkan PSSI yang tidak berada dalam wewenang suatu hukum tindak pidana khusus menyimpang badan lain”. Komisi Disiplin PSSI memiliki dari ketentuan KUHPidana, sedangkan dari wewenang yang khusus dan diatur dalam Pasal 86 subtansi hukum dari tindak pidana, Kode Disiplin PSSI: pertanggungjawaban tindak pidana dan Komisi Disiplin PSSI mempunyai kewenangan dan pemidanaan.12 bertanggung jawab secara khusus untuk Peraturan hukum yang mengandung asas Lex 1. Menjahtuhkan hukuman disiplin terhadap Spesialis Deragot Legi Generalis, bukan hanya berlaku pelanggaran disiplin yang luput dari perhatian dalam menyikapi suatu perbuatan dengan perangkat pertandingan peraturan yang ada dalam Undang-undang pidana 2. Mengoreksi kesalahan yang jelas dalam keputusan dalam KUHPidana. Bila tidak diatur sebalikinya, yang diberikan oleh wasit asas ini berlaku terhadap Undang-undang diluar 3. Memperpanjang masa sanksi larangan bermain KUHPidana.13 Dalam hal ini didasarkan pada yang secara otomatis terjadi akibat dikeluarkanya ketentuan Pasal 103 KUHPidana.14 Sehingga dalam ketentuan pasal Pasal 63 ayat (2) tidak

10 Pasal 17 tentang Sanksi Peringatan Berupa Kartu Kuning 12 Aziz Syamsudin, Tindak Pidana Khusus, Jakarta: Sinar Kode Disiplin PSSI. Grafika, 2016, h. 10. 11Pasal 18 tentang Sanksi Dikeluarkan Dari Lapangan 13 Ibid, hlm 8 Pertandingan Berupa Kartu Merah Kode Disiplin PSSI. 14 Lihat Pasal 103 KUHPidana.

96

Erik Cahyo Nugroho, Korelasi Lex Sportiva dengan Hukum Pidana terhadap Tindak Pidana di Dalam Sepakbola Indonesia hanya berlaku ketika dalam mencermati suatu negara.16 Di Indonesia sistem hukum FIFA tidak pristiwa yang kongkrit dihadapkan pada suatu dapat diberlakukan secara sangat mutlak terhadap aturan tentang tindak pidana, pertanggung pertandingan sepak bola Indonesia, dan juga jawaban pidana yang terdapat dalam KUHPidana, sebaliknya sistem hukum nasional juga diterapkan, tetapi juga terhadap ada hal yang sama terhadap ketika Kepolisian Jawa Tengah menangkap dua dalam suatu peraturan perundang-undangan yang pemain Persegres dan Persis dengan tuduhan ada diluar KUHPidana dihadapkan dengan yang tindakan penganiayaan berdasarkan Pasal 351 ada dalam KUHPidana itu sendiri, atau lebih KUHPidana. terhadap dihadapkan dua atau lebih undang- Kejadian tersebut Komisi Disiplin PSSI undang yang mengatur diluar KUHPidana. memutuskan berdasarkan Kode Disiplin bahwa Suatu peraturan perundang-undangan yang pertandingan tersebut harus dibatalkan dan memuat suatu aturan yang khusus, maka untuk diulang karena adanya intervensi dari pihak ketiga mengenai hal yang serupa secara umum telah dari Kepolisian Jawa Tengah. Atas intervensi itu ditentukan dan diatur dalam KUHP (atau undang- Komisi Displin PSSI memutuskan berdasarkan undang diluar KUHP yang memiliki sifat lebih Kode Disiplin PSSI bahwa pertandingan itu harus umum), menjadikan tidak berlaku dalam arti tidak diulang, dengan demikian terjadi titik singgung valid lagi.15 dan dua ranah hukum antara Undang-undang Dalam pelaksanaanya di dalam sistem hukum Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem FIFA dan Statuta PSSI sendiri ini memiliki Keolahragaan Nasional dan sistem hukum persinggungan dengan hukum nasional dalam nasional KUHPidana. persinggungan ini tidak terjadi didalam konteks Intervensi dan kewenangan pemerintah sebagai peneggakan the law of the game sebagai suatu Lex state tidak boleh melanggar kedaulatan society, Ludica yang sudah menjadi otoritas FIFA dan exsitensy society beserta dengan kedaulatanya yang PSSI sepenuhnya namun juga terjadi dalam suatu memiliki aturan hukum sendiri (the law of the game) penegakkan Lex Sportiva yaitu yang terkait dengan yang tidak melanggar suatu kedaulatan dan suatu hal mekanismenya dan serta cara untuk berlaku bagi komunitasnya untuk menyelesaikan menyelenggarakan kompetisi sepak bola selain the urusannya sendiri, dan juga membutuhkan hukum laws of the game. nasional utuk urusan yang tidak diatur oleh Selain menggunakan hukum dan dalam suatu hukum society, misalnya legalitas badan hukum aturan kompetisi sepak bola yang disebut dengan klub, pajak dan keimigrasian. Sitem hukum Lex Sportiva dan Lex Ludica (the law of the game) nasional dan sistem hukum FIFA sebenarnya suatu aturan dalam pertandingan sepak bola yang saling melengkapi dan saling mendukung serta dikeluarkan oleh FIFA sebagai federasi sepakbola tidak saling meniadakan, jika keduanya sinergis tertinggi yang menguasai atau memiliki kedaulatan maka akan sangat mungkin untuk upaya dalam sepakbola, kompetisi sepak bola nasional memajukan kesejahteraan umum.17 juga membutuhkan suatu jaminan hukum dan juga jaminan keamanan dari negara yang telah dituangkan dalam mekanisme perijinan. Sepakbola Cara Yang Tepat Untuk Menyelesaikan juga membutuhkan ruang seperti stadion yang Tindak Pidana Penganiayaan Dalam Sepak cukup memadai untuk menyelenggarakan bola indonesia kompetisi sepakbola profesional. Cara yang tepat untuk menyelesaikan kasus Oleh karena itu kompetisi sepak bola tindak pidana penganiayaan dalam sepakbola profesional yang mampu dijadikan salah satu Indonesia adalah dengan cara otonomi hukum sarana memajukan kesejahtraan umum yang juga yang paling berwenang untuk menyelesaikan kasus melibatkan public interenst, public oppurtunnty dan penganiayaan tersebut, dalam hal ini adalah public infastructur sebagai tanggung jawab oleh Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang

15 Alvi Syharin, Lex Spesialis Dragot Legi Generalis Bahan Ajar 16 Hinca Pnjaitan, Kedaulatan Negara vs Kedaulatan FIFA, Hukum Pidana, Medan: Fakultas Hukum Universitas Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011, h.14 Sumatra Utara, 2003, h.9. 17 Ibid. hlm 16

97

Simposium Hukum Indonesia Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019

Sistem keolahragaan Nasional, dengan pengaturan jenis olahraga atau gabungan organisasi cabang lebih lanjut dalam Statuta PSSI dan Kode Disiplin olahraga dari satu jenis olahraga yang merupakan PSSI. anggota federasi cabang olahrga internasional Hal ini disebabkan oleh kekhususan yang 18 dimiliki dalam dunia olahrga dalam otonomi yang bersangkutan. hukum yang sudah diatur pada Artikel 5 (lima) Peraturan Konvensi Dasar Olimpic Yunani dalam PENUTUP peraturan ini seorang atlet tidak dapat dikenakan Kesimpulan pidana atas suatu tindakan saat pertandingan 1. Hubungan antara hukum pidana nasional sedang berlangsung, hal ini juga diadaptasi oleh dengan Statuta PSSI ini saling mengecualikan, sepak bola dalam Pasal 13 dan 17 ayat 1 (satu) yang artinya hanya dapat dilakukan oleh salah Statuta FIFA hal tersebut yang harus dipatuhi satu sistem saja, dalam hal ini adalah melalui PSSI sebagai federasi sepak bola indonesia. mekanisme Kode Etik Disiplin PSSI. Hal ini PSSI juga memiliki sebuah aturan yang mengingat telah diamanatkan oleh Pasal 57 mengakomodir untuk setiap tindakan hukum yang huruf (d) Undang-Undang Nomor 3 Tahun terjadi dalam sepakbola Indonesia dengan 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional penyelesaian secara mandiri dan independen. yang menyatakan, “Setiap olahragawan Disamping itu hukum pidana sendiri mengenal berewajiban menaati peraturan dan kode etik yang dua asas hukum Lex Spesialis Legi Generalis dan berlaku dalam setiap cabang olahraga yang diikuti Ultimum Remedium untuk memperkuat berlakunya dan/ atau menjadi profesinya”. Pasal ini Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang mengandung maksud, bahwa setiap atlit Sistem Keolahragaan Nasional yang lebih lanjut profesional terikat dengan kode etik masing- dijelaskan dalam Statuta PSSI, sejalan dengan asas masing cabang olahraga, yang artinya apabila Lex Spesialis Deragot Legi Generalis dalam hukum terdapat atlit yang melanggar ketentuan di pidana. dalam Kode etik tersebut, maka akan Prinsip kekhususan tersebut tidak terletak pada dilakukan penindakan berdasarkan kode etik KUHPidana dengan Kode Etik Disiplin PSSI, tersebut. Hal ini merupakan berlakunya akan tetapi pada KUHPidana dan Undang- prinsip Lex Specialist derogat legi generalist dalam Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem hukum pidana. Keolahragaan Nasional. 2. Tindakan yang tepat untuk menyelesaikan Sistem hukum nasional di Indonesia sudah kasus penganiayaan sepakbola Indonesia secara tegas dan mengakui dan menghormati adalah dengan menggunakan mekanisme federasi olahraga internasional. Bahkan juga sebagaimana diatur di dalam Kode Etidk organisasi olahraga profesional di Indonesia ini Disiplin PSSI mengingat kekhususan dalam diharuskan untuk menjadi anggota federasi hal keolahragaan sebagaimana diatur di dalam olahraga internasional. Misalnya, organisasi sepak Pasal 57 huruf (d) Undang-undang Nomor 3 bola nasional haruslah menjadi anggota FIFA. Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Nasional. tentang Sistem Keolahragaan Nasional keberadaan FIFA dihormati dengan baik, dalam Rekomendasi rumusan Pasal 29 ayat (2) yang menyatakan 1. Penjatuhan sanksi berdasarkan kode etik “Pembinaan dan pengembangan olahraga profesional disiplin PSSI kurang berat sehingga masih dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga dan sering terjadi pelanggaran oleh pemain; organisasi profesional” yang dimaksud organisasi cabang olahraga adalah suatu organisasi olahraga yang membina, mengembangkan, dan 18Pasal 1 angka 25 Undang-undang Indonesia Nomor 3 mengordanisasikan satu cabang olahraga dari satu Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

98

Erik Cahyo Nugroho, Korelasi Lex Sportiva dengan Hukum Pidana terhadap Tindak Pidana di Dalam Sepakbola Indonesia

2. Penerapan teknologi dalam sepakbola untuk kecewa?utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9ar menghindari keputusan wasit yang tidak adil wTvQ.0&utm_referrer=,

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, “Sejarah UCAPAN TERIMA KASIH PSSI”, dikutip dari http://www.pssi- Ucapan terima kasih disampaikan terhadap football.com, naskah ini dapat dipresentasikan dan Bola.com, “Aksi Tindak Pidana Penganiayaan di dipublikasikan sebagai salah satu referensi terkait Liga 1 dan Liga 2 yang Berujung Sanksi sistem keolahragaan nasional. Komdis”, dikutip dari https://www.bola.com/indonesia/read29391 DAFTAR BACAAN 95/5-aksi-tindak-pidana-penganiayaan-di- Liga-1-dan-liga-2-yang-berujung-sanksi- komdis, .

Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Peraturan Perundangan-Undangan Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008

Syamsudin, Aziz, Tindak Pidana Khusus, Jakarta: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Sinar Grafika, 2016 (KUHPidana)

Syharin, Alvi, Lex Spesialis Dragot Legi Generalis Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Bahan Ajar Hukum Pidana, Medan: Fakultas Sistem Keolahragaan Nasional Hukum Universitas Sumatra Utara, 2003

Panjaitan, Hinca, Kedaulatan Negara vs Kedaulatan Statuta FIFA FIFA, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011 Statuta PSSI

Artikel Jurnal Ilmiah / Prosiding Kode Etik Disiplin PSSI

Ken Foster, Is There a Global Sports La, entertaiment Law, Vol. 2 No,1, London Spring, 2003

Sumber Nisbah Online

Nielsen Newsletter, “Timnas Wins 12 Million TV Viewers Edition 12, dikutip dari http://www.agbinielsen.co.id,

Liputan6.com, “Nova-Bernard Jadi Tersangka PSSI Kecewa, dikutip dari https://www.liputan6.com/news/read/1728 76/nova-zaenal-bernard-jadi-tersangka-pssi-

99