BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Dengan diberlakukannya Undang-undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, menuntut Daerah untuk mampu melakukan perencanaan dan penganggaran sesuai dengan potensi sumber daya yang dimiliki. Amanah undang-undang tersebut mewajibkan untuk semua pimpinan PD Daerah menyiapkan Rancangan Renstra sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman kepada Rancangan Awal RPJMN/RPJMD dan menetapkan Renstra setelah disesuaikan dengan RPJMN/RPJMD. Oleh karena itu, setiap PD Daerah berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis yang merupakan penjabaran dari visi dan misi dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional/daerah secara menyeluruh.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 1 - 1 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah diantaranya bertanggung jawab dalam penyelenggaraan fungsi pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah. Di sisi lain, dinas daerah atau PD diantaranya bertugas menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya. Sesuai dengan peraturan peraturan perundang-undangan tersebut, Rancangan Renstra digunakan sebagai bahan penyusunan Rancangan RPJMD yang dalam prosesnya didahului dengan penelaahan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda).

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 menjadi panduan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMD) dan telah disahkan dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009. Penyusunan RPJMD mengacu kepada RPJPD 2005-2025, visi, misi dan program prioritas Gubernur terpilih.

RPJMD merupakan prioritas dari Gubernur terpilih yang akan dilaksanakan oleh PD Daerah melalui program dan kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Strategis dari PD Daerah (Renstra- PD). Rancangan RPJMD disusun oleh Bappeda, sedangkan rancangan Renstra-PD disusun oleh pimpinan masing-masing PD Daerah. Rancangan Renstra-KPD ditelaah oleh Bappeda agar konsisten dengan sasaran program prioritas Gubernur. Oleh karena itu diperlukan suatu Rancangan Renstra PD yang memuat ruang lingkup arah kebijakan, sasaran, dan program dalam rancangan Renstra-PD sebagai bahan pendahuluan untuk menyusun RPJMD.

Renstra Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang 2017 tentangTata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang DaerahDan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, SertaTata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan dokumen perencanaan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan untuk periode 5 (lima) tahun dari tahun 2016 sampai dengan 2021. Renstra ini memuat telaah, tujuan, strategi, kebijakan,program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas yangdisusun dengan berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. Adapun tahapan penyusunan rancangan Renstra PD dapat

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 1 - 2 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

digambarkan dalam bagan alir sebagaimana Gambar 1.1, sedangkan tahapan sampai dengan penetapan Renstra PD terlihat pada Gambar 1.2 dibawah ini.

Gambar 1.1. Bagan alir Penyusunan Rancangan Renstra PD Provinsi

Gambar 1.2. Bagan Alir Penyusunan Renstra PD Provinsi

Penyusunan Renstra Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 ini, disamping berdasarkan pada tugas dan fungsi PD, juga berlandaskan pada pemetaankondisi lingkungan serta isu-isu strategis yang terus berkembang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 1 - 3 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

serta mengacupada arah kebijakan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kepulauan Riau (RPJMD) 2016-2021, RencanaPembangunan Jangka Menengah(RPJM)Nasional (RPJMN) melalui RPJMKementerian terkait.Berdasarkan hal-hal diatas, mandat dan tanggung jawab Gubernur dijabarkandalam RPJMD, sedangkan mandat dan tanggungjawab Kepala PD dijabarkandalam Renstra PD. Muatan dari rencana pembangunan disesuaikan denganmandat dan tanggung jawab masing-masing. Gambar 1.3. dan Gambar 1.4.menunjukkan hubungan antara RPJMD dan Renstra PD.

Gambar 1.3. Hubungan antara RPJMD dengan Renstra PD

Gambar 1.4. Hubungan Muatan RPJMD dan Renstra PD

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 1 - 4 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Dengan mengingat bahwa program pembangunan harus sinergis, dan terkoordinasi, RPJMD tidak bisa bisa lepas dari RPJM Nasional. Keterkaitan antaraRPJM Nasional, RPJMD dan Renstra Dinas bisa dilihat pada Gambar Gambar 1.5

Gambar 1.5. Hubungan antara RPJM Nasional, RPJMD Provinsi dan Renstra PD

Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun RPJM Daerah sejalandengan arah pembangunan yang telah ditetapkan melalui RPJM Nasional, danRPJM Provinsi.

1.2. LANDASAN HUKUM

Penyusunan rancangan Renstra Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 dilandasi berbagai peraturan perundanganyang berlaku antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355; 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 1 - 5 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; 6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang; 7. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Kepentingan Umum; 8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; 13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN ( Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional); 14. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025; 15. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Kepentingan Umum; 16. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025 17. Draft Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016-2021; 18. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 7 tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah 19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 603/PRT/M/2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendalian Manajemen Penyelenggaraan Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Pekerjaan Umum; 20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11.A/PRT/M/2006 tentangKriteria dan Penetapan Wilayah Sungai;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 1 - 6 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik IndonesiaNomor 86 Tahun 2017TentangTata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan EvaluasiPembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan PeraturanDaerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang DaerahDan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, SertaTata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka PanjangDaerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, DanRencana Kerja Pemerintah Daerah; 22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2011, tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri; 23. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 14 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; 24. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 02 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; 25. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi;

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN 1.3.1. Maksud

Maksud penyusunan Renstra Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 -2021 adalahsebagai arah dan pedoman perencanaan dalam penyelenggaraan pembangunaninfrastruktur urusan bidang Pekerjaan Umum, dan urusan Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan di Daerah Provinsi Kepulauan Riau sehingga pelaksanaan pembangunan urusan terkait bisa dilaksanakansecara terpadu, sinergis, harmonis dan berkesinambungan.

1.3.2. Tujuan

Renstra Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 disusun dengan tujuanuntuk : a. Merumuskan tujuan sasaran strategi dan kebijakan Pembangunan bidang Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan di Provinsi Kepulauan Riau yang mengacu pada RPJMD Kepulauan Riau Tahun 2016-2021.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 1 - 7 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

b. Rencana strategis Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud diatas yaitu memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib dan/atau Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah; dan c. Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rencana strategis Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada poin b diatas, diselaraskan dengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam rencana strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk tercapainya sasaran pembangunan nasional.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Renstra Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 –2021disusun dengan sistematikasebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra PD, fungsi Renstra PD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra PD, keterkaitan Renstra PD dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja PD. 1.2 Landasan Hukum Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan PD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran PD. 1.3 Maksud dan Tujuan Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan dokumenRenstra PD. 1.4 Sistematika Penulisan Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra PD, serta susunan garis besar isi dokumen dan pengertian pada masing-masing isi dari dokumen Renstra PD.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 1 - 8 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PD

Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) PD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki PD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra PD periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas PD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra PD ini.

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi PD Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan PD, struktur organisasi PD, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala PD. Uraian tentang struktur organisasi PD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata laksana PD (proses, prosedur, mekanisme). 2.2. Sumber Daya PD Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki PDdalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal, dan unit usaha yang masih operasional.

2.3. Kinerja Pelayanan PD Menunjukkan tingkat capaian kinerja PD berdasarkan sasaran/target Renstra PD periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan PD dan/atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah. 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan PD Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L dan Renstra PD kabupaten/kota (untuk provinsi) dan Renstra PD provinsi (untuk kabupaten/kota), hasil telaahan terhadap RTRW, dan hasil analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan PD pada lima tahun mendatang. Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 1 - 9 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

BAB III PERMASALAHAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan PD Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan PDbeserta faktor- faktor yang mempengaruhinya. 3.2. Telaahan Visi, Misidan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala DaerahTerpilih. Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi PD yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi permasalahan pelayanan PD, dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan PD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut). Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan PD. 3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan PD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan PD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra PD provinsi/kabupaten/kota. 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan K ajian Lingkungan Hidup Strategis Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan PD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan PD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS. 3.5. Penentuan Isu-isu Strategis Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan PD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan PD ditinjau dari: a. gambaran pelayanan PD; b. sasaran jangka menengah pada Renstra K/L; c. sasaran jangka menengah dari Renstra PD provinsi/kabupaten/kota; d. implikasi RTRW bagi pelayanan PD; dan e. implikasi KLHS bagi pelayanan PD Selanjutnya dikemukakan metoda penentuan isu-isu strategis dan hasil penentuan isu-isu strategis tersebut. Dengan demikian, pada bagian ini diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 1 - 10 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Perangkat Daerah.

BAB V STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan arah kebijakanPerangkat Daerah dalam lima tahun mendatang.

BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja Perangkat Daerah yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Perangkat Daerah dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB VII. PENUTUP

Pada bagian ini dikemukakan kesimpulan terkait indikator kinerja PD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai PD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.Naskah rancangan Renstra PD ini selanjutnya disampaikan kepala PDkepada Bappedauntuk di verifikasi.

Susunan penulisan Renstra Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riautahun 2016 -2021 dimulai dengan latar belakang, landasan hukum serta maksud dan tujuan penyusunan Renstra Dinas, gambaran terkait pelayanan Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau, pemaparan tentang isu strategis, kondisidan tantangan penyelenggaraan bidang pekerjaan umum, Penataan Ruang dan Pertanahan; visi, misi, tujuan dansasaran Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau; strategi dan kebijakan penyelenggaraaninfrastruktur; serta program dan kegiatan prioritas disertai dengan pagu indikatif.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 1 - 11 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH (PD)

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi PD

Berdasarkan Peraturan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 60 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan PertanahanProvinsi Kepulauan Riau.

2.1.1. Tugas dan Fungsi

Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian kewenangan desentralisasi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum, penataan ruang dan pertanahan sesuai dengan lingkup tugasnya.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. pengelolaan kegiatan kesekretariatan meliputi perencanaan dan evaluasi program, umum dan keuangan;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 1 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

b. penyusunan program di bidang pekerjaan umum, penataan ruang dan pertanahan; c. perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis di bidang bina marga; d. perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis di bidang sumber daya air; e. perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis di bidang jasa kontruksi; f. perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis di bidang penataan ruang dan pertanahan; g. penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian di bidang pekerjaan umum, penataan ruang dan pertanahan; h. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dalam lingkup tugasnya; dan i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Gubernur.

Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan terdiri atas: a. Sekretariat; b. Bidang Bina Marga; c. Bidang Sumber Daya Air; d. Bidang Jasa Kontruksi; e. Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bidang Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi, pembinaan pelaksanaan tugas dan dukungan administrasi dinas.

Dalam melaksanakan tugas tersebut bidang Sekretariat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. pengelolaan urusan administrasi dan inventarisasi aset; b. pengkoordinasian dan monitoring pengelolaan aset dan kearsipan; c. membangun, mengembangkan, dan melaksanakan system pengelolaan aset dan kearsipan; d. pengelolaan urusan administrasi kepegawaian, pengembangan SDM, organisasi dan tata laksana Dinas; e. pengelolaan urusan ketatausahaan, perlengkapan dan urusan rumah tangga Dinas; f. pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan serta urusan umum lainnya, hukum dan kehumasan; g. pengkoordinasian pelaksanaan Sistem Informasi dan mengelolah pengaduan masyarakat;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 2 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

h. pengkoordinasian dan fasilitasi Laporan Hasil Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa baik dari internal maupun eksternal; dan i. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas.

Sekretariat terdiri atas: a. Subbagian Perencanaan dan Keuangan; dan b. Subbagian Umum dan Kepegawaian.

1) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan menyusun rencana program dan kegiatan dinas, penyusunan program dan anggaran, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan, mengkoordinir penyusunan sistem informasi infrastruktur serta melakukan penyiapan bahan pengendalian, perbendaharaan, pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban keuangan.

Uraian tugas tersebut meliputi: a. melaksanakan penyusunan rencana program dan kegiatan dinas pekerjaan umum berdasarkan usulan Bidang sesuai dengan tahapan mekanisme perencanaan; b. melaksanakan penyelarasan dan kompilasi program kegiatan dinas; c. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kegiatan dinas; d. menyusun bahan laporan pelaksanaan program kegiatan dinas; e. menyusun rencana anggaran dinas; f. menyelenggarakan tata usaha keuangan dinas; g. melaksanakan pembukuan, verifikasi, dan pembinaan bendaharawan; h. melaksanakan penyelesaian administrasi gaji pegawai; i. melaksanakan monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan dinas; j. menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dinas; k. melaksanakan koordinasi dengan bidang-bidang yang terkait sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; dan l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh sekretaris.

2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok mengumpul dan mengolah bahan administrasi umum, administrasi kepegawaian, pengembangan sumber daya manusia, organisasi serta menyiapkan bahan laporan tindak lanjut hasil pengawasan fungsional dan pengawasan melekat.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 3 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Uraian tugas tersebut meliputi: a. menyiapkan dan menyusun program kegiatan bidang umum dan kepegawaian; b. melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan serta urusan umum lainnya, hukum dan kehumasan; c. melaksanakan pengadaan, penyaluran, penyimpanan serta pemeliharaan peralatan dan perlengkapan; d. melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian dan pengembangan pegawai; e. melaksanakan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan dinas; f. menyusun bahan laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang umum dan kepegawaian; g. mengkoordinasikan dan memfasilitasi Laporan Hasil Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa baik dari internal maupun eksternal; h. menyiapkan bahan laporan tindak lanjut hasil pengawasan fungsional dan pengawasan melekat; i. melaksanakan koordinasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; dan j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh sekretaris.

Bidang Bina Marga

Bidang Bina Marga mempunyai tugas pokok penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, fasilitasi, pembangunan serta pemeliharaan di bidang kebinamargaan; pemetaan jalan provinsi serta pengelolaan jembatan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Bina Marga mempunyai fungsi: a. pelaksanaan penyusunan program kegiatan bidang bina marga; b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan jalan provinsi; fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis pembangunan jalan dan jembatan; c. penyiapan bahan perumusan penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan provinsi; d. penyiapan bahan perumusan penetapan fungsi jalan dalam sistem jaringan jalan sekunder dan jalan kolektor yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten, antar ibukota kabupaten, jalan lokal, dan jalan lingkungan dalam sistem jaringan jalan primer; e. penetapan status jalan provinsi; f. pelaksanaan pembangunan jalan provinsi; g. pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian teknis di bidang jalan provinsi; h. penyediaan dukungan/bantuan untuk kerjasama antar kabupaten/kota dalam pengembangan jaringan jalan lintas kabupaten/kota; i. melakukan pengawasan, pengendalian, bimbingan dan pengembangan tugas bidang bina marga; j. menyediakan dan melengkapi data base jalan dan jembatan untuk mendukung perencanaan dan pengembangan program dan kegiatan; dan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 4 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas.

Bidang Bina Marga terdiri dari: a. Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Bina Marga; b. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan; dan c. Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan.

1) Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Bina Marga

Seksi Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Bina Marga mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan menyusun rencana program dan kegiatan Bidang Bina Marga, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan di Bidang Bina Marga.

Uraian tugas tersebut meliputi: a. melaksanakan penyiapan dan penyusunan perencanaan teknik kegiatan di Bidang Bina Marga; b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja kegiatan Bidang Bina Marga; c. melaksanakan penyiapan bahan pengelolaan data di Bidang Bina Marga; d. melaksanakan pengumpulan data kegiatan di Bidang Bina Marga; e. melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan di Bidang Bina Marga; f. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di Bidang Bina Marga; dan g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

2) Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan

Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan serta pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan.

Uraian tugas tersebut meliputi: a. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan kegiatan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan; b. menyiapkan bahan dan melaksanakan pengendalian pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan; c. melaksanakan kegiatan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan; d. melaksanakan fasilitasi dan koordinasi sesuai dengan lingkup tugasnya; e. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan; dan f. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 5 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

3) Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan

Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan serta pemeliharaan jalan dan jembatan.

Uraian tugas tersebut meliputi: a. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi, fasilitasi, dan pembinaan kegiatan preservasi jalan dan jembatan; b. menyiapkan bahan dan melaksanakan pengendalian preservasi jalan dan jembatan; c. melaksanakan pembinaan teknik rekonstruksi dan teknik pemeliharaan jalan dan jembatan; d. melaksanakan fasilitasi dan koordinasi sesuai dengan lingkup tugasnya; e. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan preservasi jalan dan jembatan; f. merencanakan penanganan pemeliharaan jalan baik berupa pemeliharaan rutin maupun berkala pada sepanjang ruas jalan provinsi; dan g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

Bidang Sumber Daya Air

Bidang Sumber Daya Air mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan dan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pembangunan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan sumber daya air.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Sumber Daya Air mempunyai fungsi sebagai berikut: a. menyiapkan dan menyusun program kegiatan bidang sumber daya air; b. penyiapan bahan perumusan penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air provinsi; c. penetapan rencana, pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; d. penetapan dan pengelolaan kawasan lindung sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; e. penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; pelaksanaan pembangunan, pengelolaan konservasi, pendayagunaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; f. penetapan dan pemberian rekomendasi teknis atas penyediaan, pengambilan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan air tanah pada cekungan air tanah lintas kabupaten/kota; g. penyelenggaraan sistem informasi sumber daya air; h. penertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 6 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

i. pelaksanaan operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah yang luasnya 1.000 ha sampai dengan 3.000 ha atau pada daerah irigasi lintas kabupaten/kota; j. pemberian bantuan teknis dalam pengelolaan sumber daya air kepada kabupaten/kota; k. fasilitasi penyelesaian sengketa pengelolaan sumber daya air antar kabupaten/kota; l. pengawasan dan pengendalian pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; m. pembangunan dan konservasi sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; n. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di bidang sumber daya air; dan o. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas.

Bidang Sumber Daya Air terdiri atas: a. Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Sumber Daya Air; b. Seksi Pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air; dan c. Seksi Operasi dan Pemeliharaan.

1) Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Sumber Daya Air

Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Sumber Daya Air mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan menyusun rencana kegiatan Bidang Sumber Daya Air, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan serta pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan di Bidang Sumber Daya Air.

Uraian tugas tersebut meliputi: a. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan perencanaan teknik di Bidang Sumber Daya Air; b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja kegiatan Bidang Sumber Daya Air; c. melaksanakan penyiapan bahan pengelolaan data di Bidang Sumber Daya Air; d. melaksanakan pengumpulan data kegiatan di Bidang Sumber Daya Air; e. melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan di Bidang Sumber Daya Air; f. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di Bidang Sumber Daya Air; dan g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

2) Seksi Pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air

Seksi Pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan serta pelaksanaan pengelolaan sumber daya air.

Uraian tugas tersebut meliputi:

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 7 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

a. melaksanakan kegiatan pengelolaan sumber daya air; b. melaksanakan pengendalian pengelolaan sumber daya air; c. melaksanakan fasilitasi dan koordinasi sesuai dengan lingkup tugasnya; d. melaksanakan pengawasan, pengendalian dan bimbingan terhadap pelaksanaan pengelolaan sumber daya air; dan e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

3) Seksi Operasi dan Pemeliharaan

Seksi Operasi dan Pemeliharaan tugas pokok melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan serta pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana sumber daya air.

Uraian tugas tersebut meliputi: a. melaksanakan kegiatan pengendalian pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana sumber daya air; b. melaksanakan fasilitasi dan koordinasi sesuai dengan lingkup tugasnya; c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air; dan d. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

Bidang Jasa Konstruksi

Bidang Jasa Kontruksi mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan, perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan pembinaan serta pelaksanaan dibidang Jasa Kontruksi.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Jasa Kontruksi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. penyusunan program dan kegiatan Bidang Jasa Kontruksi; b. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia; c. pelaksanaan pemberdayaan dan pengembangan usaha jasa kontruksi; d. penyelenggaraan pengembangan teknologi di bidang jasa kontruksi; e. pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan pekerjaan kontruksi; f. penyelenggaraan pembinaan jasa kontruksi baik untuk kepentingan pemerintah dan dunia usaha; g. pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di bidang jasa kontruksi; dan h. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas.

Bidang Jasa Konstruksi terdiri dari: a. Seksi Pengaturan dan Pengawasan Jasa Konstruksi; b. Seksi Pemberdayaan Jasa Kontruksi; dan c. Seksi Pengujian Konstruksi.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 8 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

1) Seksi Pengaturan dan Pengawasan Jasa Konstruksi

Seksi Pengaturan dan Pengawasan Jasa Konstruksi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana kegiatan pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan serta pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan pada seksi pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi.

Uraian tugas tersebut meliputi: a. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan perencanaan pada seksi pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi; b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja kegiatan pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi; c. melaksanakan arah kebijakan pembinaan jasa konstruksi; d. mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan jasa konstruksi; e. mewujudkan peningkatan peran masyarakat di bidang Jasa Konstruksi; f. melaksanakan penataan sistem Jasa Konstruksi; g. menjamin tata kelola penyelenggaraan jasa konstruksi yang baik; h. melaksanakan pengawasan terhadap usaha jasa konstruksi; i. melaksanakan pengawasan terhadap tenaga kerja konstruksi; j. melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi; k. melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan akreditasi dan sertifikasi jasa konstruksi; l. melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan pada seksi pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi; m. melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada seksi pengaturan jasa konstruksi; n. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pada seksi pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi; dan o. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang.

2) Seksi Pemberdayaan Jasa Kontruksi

Seksi Pemberdayaan Jasa Kontruksi mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana kegiatan pemberdayaan jasa kontruksi, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan serta pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan dibidang pemberdayaan jasa kontruksi.

Uraian tugas tersebut meliputi: a. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan perencanaan dibidang pemberdayaan jasa kontruksi; b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja kegiatan pemberdayaan jasa kontruksi;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 9 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

c. melaksanakan perencanaan sumber daya manusia; d. merencanakan dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bidang pekerjaan umum untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia; e. memperluas dan meningkatkan akses terhadap sumber pendanaan; f. mendorong usaha perasuransian untuk mengembangkan jenis pertanggungan atas resiko yang timbul dan tanggungjawab hukum kepada pihak lain dalam pelaksanaan pekerjaan kontruksi; g. mendorong penyedia jasa agar mampu bersaing dipasar nasional maupun internasional; h. mengembangkan sistem informasi jasa kontruksi; i. melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan dibidang pengaturan jasa kontruksi; j. melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibidang pengaturan jasa kontruksi; k. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan dibidang pemberdayaan jasa kontruksi; dan l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

3) Seksi Pengujian Konstruksi

Seksi Pengujian Konstruksi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana kegiatan pengujian konstruksi, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan serta pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan pada seksi pengujian jasa konstruksi.

Uraian tugas tersebut meliputi: a. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan perencanaan pada seksi pengujian konstruksi; b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja kegiatan pengujian konstruksi; c. bertanggungjawab secara langsung atas terselenggaranya kegiatan laboratorium untuk menjamin mutu dan hasil penyelidikan, pemetaan dan pengujian yang memenuhi standar; d. menjamin konsistensi pelaksanaan kegiatan pengujian konstruksi sesuai dengan persyaratan pada metode pengujian yang telah ditetapkan; e. memastikan bahwa pelaksanaan teknis dan ketersediaan sumber daya yang diperlukan telah sesuai dengna persyaratan standar; f. memeriksa kondisi peralatan laboratorium dan lapangan secara rutin satu bulan sekali dalam rangka pemeliharaan peralatan uji laboratorium dan lapangan; g. melaksanakan pelatihan personil laboratorium yang relevan; h. melaksanakan kegiatan uji banding antar laboratorium/uji profesiensi; i. melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan pada seksi pengujian konstruksi; j. melaksanakan evaluasi dan penyusunan laporan pada seksi pengujian konstruksi; k. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pada seksi pengujian konstruksi; dan l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 10 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan

Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan mempunyai tugas pokok penyelenggaraan penataan ruang, koordinasi, fasilitasi, pengawasan, pengendalian, pemanfaatan penyelenggaraan penataan ruang wilayah serta pertanahan di Provinsi Kepulauan Riau.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. pelaksanaan penyiapan dan penyusunan program kegiatan Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan; b. pelaksanaan penyusunan peraturan daerah bidang penataan ruang kawasan strategis Provinsi; c. pelaksanaan pengembangan sistem informasi dan data base tentang peraturan, pedoman, informasi di bidang penataan ruang; d. pelaksanaan sosialisasi peraturan, pedoman, dan norma standar prosedur dan kriteria (NSPK) kepada masyarakat Provinsi Kepulauan Riau; e. pelaksanaan pembinaan pelaksanaan penataang ruang di kabupaten/kota; f. pelaksanaan pengembangan aparatur dan masyarakat di bidang penataan ruang; g. pelaksanaan penelitian dan pengembangan ilmu di bidang penataan ruang; h. pelaksanaan pemberian rekomendasi izin pemanfaatan ruang serta pemberian rekomendasi sanksi atas pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah kawasan strategis provinsi; i. penyelenggaraan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang terhadap pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang; j. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dalam pengendalian dan penertiban penyelenggaraan penataan ruang; k. pelaksanaan fasilitasi penyelesaian perselisihan dalam pelaksanaan penataan ruang antar Kabupaten/Kota; l. pelaksanaan fasilitasi dan operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil bidang penataan ruang Provinsi Kepulauan Riau; m. pelaksanaan fasilitasi peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang; n. pelaksanaan penyusunan perencanaan pemanfaatan dan penguasaan pertanahan; o. pelaksanaan fasilitasi pemberian izin lokasi lintas Daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; p. pelaksanaan fasilitasi penetapanan lokasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum; q. pelaksanaan fasilitasi penyelesaian sengketa tanah garapan lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 11 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

r. pelaksanaan fasilitasi Penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau; s. pelaksanaan fasiliasi penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; t. pelaksanaan fasilitasi Penyelesaian masalah tanah kosong pada kawasan strategis pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau; u. pelaksanaan Inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong pada kawasan strategis pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau; v. pelaksanaan fasilitasi Penyelesaian masalah tanah kosong lintas daerah daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; w. pelaksanaan Inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; x. pelaksanaan perencanaan penggunaan tanah yang hamparannya pada kawasan strategis pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau; y. pelaksanaan perencanaan penggunaan tanah yang hamparannya lintas daerah kabuapten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; dan z. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas. Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan terdiri dari: a. Seksi Perencanaan Tata Ruang; b. Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang; dan c. Seksi Pertanahan.

1) Seksi Perencanaan Tata Ruang Seksi Perencanaan Tata Ruang mempunyai tugas pokok penyusunan bahan perumusan kebijakan umum, penyelenggaraan, fasilitasi dan pembinaan bidang Penataan Ruang.

Uraian tugas tersebut meliputi: a. menyiapkan bahan penetapan peraturan daerah bidang penataan ruang kawasan strategis Provinsi; b. menyiapkan bahan penyusunan dan penetapan rencana rinci tata ruang kawasan strategis Provinsi;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 12 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

c. menyiapkan bahan penyusunan Peraturan Daerah tentang insentif dan disinsentif pemanfaatan ruang kawasan strategis Provinsi Kepulauan Riau; d. menyiapkan bahan pengembangan sistem informasi dan komunikasi, penyebar luasan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat tentang penataan ruang tingkat Provinsi; e. menyusun rumusan pembangunan dan pengembangan data Base sistem informasi tata ruang wilayah, satu peta satu kebijakan (one map policy) di provinsi kepulauan riau; f. menyiapkan bahan pemberian bimbingan supervisi dan konsultasi pelaksanaan penataan ruang; g. menyiapkan program pendidikan dan pelatihan bidang penataan ruang; h. menyiapkan program penelitian dan pengembangan bidang penataan ruang; i. sosialisasi peraturan perundang-undangan dan pedoman bidang penataan ruang; dan j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

2) Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang mempunyai tugas pokok penyusunan bahan perumusan kebijakan umum, pengawasan, pengendalian dan pemanfaatan ruang.

Uraian tugas tersebut meliputi: a. menyiapkan bahan sosialisasi NSPK, SPM, bimbingan, supervisi, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, penelitiandan pengembangan penataan ruang tingkat Provinsi dan kawasan strategis Provinsi; b. menyiapkan bahan pemberian rekomendasi izin pemanfaatan ruang serta pemberian rekomendasi sanksi atas pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah kawasan strategis provinsi; c. menyiapkan bahan dalam rangka koordinasi penyelenggaraan penataan ruang terhadap pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang; d. menyiapkan bahan pelaksanaan fasilitasi penyelesaian perselisihan dalam pelaksanaan penataan ruang antar Kabupaten / Kota; e. menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian bidang perencanaan tata ruang; f. menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaran penataan ruang; g. menyiapkan bahan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan penataan ruag terhadap pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang; h. memfasilitasi dan operasionalisasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bidang Penataan ruang Provinsi Kepulauan Riau; i. menfasilitasi peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfatan ruang;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 13 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

j. menyiapkan bahan pemberian rekomendasi insentif dan disinsentif dalam penataan ruang; dan k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

3) Seksi Pertanahan Seksi Pertanahan mempunyai tugas pokok penyusunan bahan perumusan kebijakan, dalam rangka penguasaan tanah agar sesuai dengan peruntukannya.

Uraian tugas tersebut meliputi: a. menyiapkan bahan penyusunan perencanaan pemanfaatan dan penguasaan pertanahan; b. menyiapkan bahan fasilitasi pemberian izin lokasi lintas Daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; c. menyiapkan bahan fasilitasi penetapanan lokasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum; d. menyiapkan bahan fasilitasi penyelesaian sengketa tanah garapan lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; e. menyiapkan bahan fasilitasi Penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau; f. menyiapkan bahan fasiliasi penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; g. menyiapkan bahan fasilitasi Penyelesaian masalah tanah kosong pada kawasan strategis pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau; h. menyiapkan bahan fasilitasi Inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong pada kawasan strategis pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau; i. menyiapkan bahan fasilitasi Penyelesaian masalah tanah kosong lintas daerah daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; j. menyiapkan bahan Inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; k. menyiapkan bahan Perencanaan penggunaan tanah yang hamparannya pada kawasan strategis pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau; l. menyiapkan bahan Perencanaan penggunaan tanah yang hamparannya lintas daerah kabuapten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; dan m. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 14 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan dan Pertanahan RuangDinas Pekerjaan Umum, Penataan Organisasi

GambarStruktur Diagram 2.1.

2.1.2. Struktur 2.1.2. Organisasi Struktur

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 15 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

2.2. Sumber Daya Perangkat Daerah

2.2.1. Sumber Daya Manusia

Jumlah seluruh pegawai Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan akhir tahun 2016 sebanyak 132 orang terdiri dari 61 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 69 orang Pegawai Non PNS, dengan rincian sebagai berikut : a. Berdasarkan Tingkat Pendidikan TINGKAT PENDIDIKAN S2 Tabel 2.1. Sumber Daya Manusia Berdasarkan 9.32% SMA Tingkat Pendidikan 41.53%

No Tingkat Pendidikan Jumlah S1 42.37% 01 Paska Sarjana (S2) 11 orang

02 Sarjana (S1) 48 orang Diploma 3 03 Diploma III 8 orang 6.78% 04 S M A 49 orang Gambar 2.2. Diagram SDM J u m l a h 130 orang Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan formal masih didominasi oleh tingkat pendidikan Sarjana (S1) berjumalh 50 orang atau sebesar 42,37 persen dan tingkat pendidikan paska sarjana (S2) berjumlah 11 orang atau sebesar 9,32 persen maka total SDM Dinas PUPP berjumlah 61 orang atau sebesar 51,69%, maka SDM Dinas PUPP cukup baik sebesar 50 % lebih. Untuk itu masih perlu ditingkatkan kemampuan dan pendidikan pegawai Dinas PUPP dan saat ini 2 orang lagi melanjutkan pendidikan S-2 sebanyak 2 orang. b. Berdasarkan Pangkat dan Golongan Jumlah jabatan struktural sesuai dengan Pergub SOTK bahwa Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan sebanyak 20 Jabatan, sedangkan jabatan non struktural terdiri dari jabatan fungsional khusus dan jabatan fungsional umum (staf). Jabatan fungsional sebanyak 3 orang dan jabatan fungsional umum sebanyak 109 orang. Adapun rincian jumlah jabatan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2. Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pangkat dan Golongan

NO PANGKAT & GOLONGAN JUMLAH 01 Pembina Utama Muda (IV.c) 1 orang 02 Pembina Tk. 1 (IV.b) 2 orang 03 Pembina (IV.a) 6 orang 04 Penata Tk. 1 (III.d) 11 orang 05 Penata (III.c) 8 orang 06 Penata Muda Tk. 1 (III.b) 13 orang 07 Penata Muda (III.a) 15 orang 08 Pengatur (II.c) 4 orang 09 dibawah Pengatur (II.a) 1 orang 10 Pegawai Non PNS 69 Orang Gambar 2.3. Diagram SDM J u m l a h 130 orang Berdasarkan Pangkat dan Golongan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 16 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Pegawai dengan pangkat dan golongan Penata Muda Tk.1 (III.b) adalah yang terbanyak dengan jumlah 29 pegawai. Dan Pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan 95,65 persen. c. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2.3. Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jenis Kelamin

NO PANGKAT & GOLONGAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL 01 Pembina Utama Muda (IV.c) 1 orang - 1 orang 02 Pembina Tk. 1 (IV.b) 1 Orang 1 Orang 2 orang 03 Pembina (IV.a) 5 Orang 1 Orang 6 orang 04 Penata Tk. 1 (III.d) 8 Orang 3 Orang 11 orang 05 Penata (III.c) 4 Orang 4 Orang 8 orang 06 Penata Muda Tk. 1 (III.b) 10 Orang 5 Orang 13 orang 07 Penata Muda (III.a) 10 Orang 5 Orang 15 orang 08 Pengatur (II.c) 2 Orang 2 Orang 4 orang 09 dibawah Pengatur (II.a) 1 Orang - 1 orang 10 Pegawai Non PNS 52 Orang 17 Orang 69 Orang J u m l a h 94 Orang 38 Orang 130 orang

Grafik Perbandingan Persentase Jenis Kelamin

100% 80% 60% 40% 20% 0% IV.c IV.b IV.a III.d III.c III.b III.a II.c II.a P T T Laki-Laki Perempuan

Gambar 2.4. Grafik Perbandingan Persentase SDM Berdasarkan Jenis Kelamin Persentase jumlah pegawai dengan jenis kelamin perempuan sebesar 25 persen (Lihat grafik diatas). Jumlah Persentase perempuan yang terbesar pada golongan III.a dengan jumlah 4 orang. 2.2.2. Aset Yang DiKelola

Aset yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum , Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau per 3 Januari 2017 berdasarkan Buku Induk Inventaris, dalam pelayanan masyarakat, berupa kantor, kendaraan dinas, kendaraan operasional, dan perlengkapan kantor dengan nilai total aset adalah sebesar Rp 9.752.315.563,00 ( Sembilan Milyar Tujuh Ratus Lima Puluh Dua Juta Tiga Ratus Lima Belas Ribu Lima Ratus Enam Puluh Tiga Rupiah ). Sisanya adalah aset tanah dan infrastruktur yang merupakan infrastruktur publik.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 17 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Sedangkan jumlah nilai aset yang telah dihapuskan pada tahun 2010 sebesar 715.120.500,00 (Tujuh Ratus Lima Belas Juta Seratus Dua Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah) dan pada tahun 2012 sebesar 1.464.359.140,00 (Satu Milyar Empat Ratus Enam Puluh Empat Juta Tiga Ratus Lima Puluh Sembilan Seratus Empat Puluh Rupiah). Adapun rincian jumlah aset yang dikelolah oleh Dinas Pekerjaan Umum, khususnya aset peralatan dan mesin adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4. Jumlah Aset yang Dikelola oleh Dinas PUPP Provinsi Kepri NO ASET YANG DIKELOLA JUMLAH 01 Mobil Mini Bus (Innova) 1 Unit 02 Sepeda Motor 6 Unit 02 Televisi Samsung 43” 3 Unit 03 AC Panasonic 1 PK 4 Unit 04 UPS 15 Unit 05 Laptop / Notebook 35 Unit 06 Printer 66 Unit 07 Komputer PC 6 Unit 08 Conference System 1 Unit J u m l a h 137 unit

2.3. Kinerja Pelayanan PD Berdasarkan Laporan Penilaian SPM Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010 - 2015 memiliki kinerja pelayanan dasar PD adalah sebagai berikut :

2.3.1. Realisasi Anggaran dan Kinerja pada Periode 2015 - 2016 Dari hasil Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2015 - 2016, Dinas Pekerjaan Umum (dulu) memiliki kinerja yang baik dilihat dari rata-rata realisasi anggaran sebesar 89.12%. Dari tahun 2010 - 2015 Dinas Pekerjaan Umum terus meningkatkan kinerjanya dilihat dari rasio antara realisasi dan anggaran yang semakin meningkat. Dinas Pekerjaan Umum memiliki realisasi rata-rata pertumbuhan anggaran sebesar 8.02% diikuti rata-rata relisasi anggaran sebesar 8.67%. Realisasi anggaran Dinas Pekerjaan Umum Periode 2010 - 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Realisasi Anggaran Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Periode 2010 - 2015

Rata-rata Pertumbuhan Rasio antara Tahun Anggaran Pada Tahun Realisasi Anggaran pada Realisasi dan Anggaran Ke- Tahun Ke- Anggaran Tahun Anggaran Realisasi Ke 2010 Rp 582,119460,000.00 Rp 456,673,331,715.38 78.45 % - - 2011 Rp 166,084.820.082.00 Rp 147,424,257,975.20 88.76 % -71.47 -67.72 2012 Rp 199,495,312,750.00 Rp 182,625,522,185.00 91.54 % 20.12 23.88 2013 Rp 297,217.570,000.00 Rp 287,806,830,567.00 96.83 % 48.98 57.59 2014 Rp 560, 028,975,021.00 Rp 519,654,584,462.00 92.79 % 88.42 80.56 2015 Rp 347,556,974,313.00 Rp 229,952,212,786.00 86.31 % -37.94 -42.27

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 18 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Rata-rata Pertumbuhan Rasio antara Tahun Anggaran Pada Tahun Realisasi Anggaran pada Realisasi dan Anggaran Ke- Tahun Ke- Anggaran Tahun Anggaran Realisasi Ke Rata-rata Rp 358,750,518,694.33 Rp 304,022,789,948.43 89.12 % 8.02 8.67

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Tahun 2010 - 2015 Dari segi pelayanan terhadap masyarakat maupun terhadap pihak-pihak lainnya yang terkait urusan kedinasan, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan telah berusaha sebaik mungkin, namun begitu ada beberapa kendala yang harus segera diatasi untuk meningkatkan pelayanan yang prima, yaitu sebagai berikut :

1. Faktor Administrasi dan SDM, meliputi : . Keterlambatan penerbitan SK Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pelaksana Teknis, Panitia Pengadaan, Pejabat Pengelola Keuangan dan perangkat lainnya; . Adanya pergantian struktur organisasi baik secara struktural maupun fungsional di Dinas PUPP Provinsi Kepulauan Riau; . Pelaksanaan kegiatan yang lambat di awal tahun dan menumpuk di akhir tahun sudah berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama sehingga sudah menjadi bagian dari kultur organisasi di Dinas PUPP Provinsi Kepulauan Riau. Dalam hal ini adanya kebiasaan menunda pelaksanaan kegiatan; . Keengganan menjadi pejabat pembuat komitmen maupun pejabat pelaksana teknis kegiatan sehingga 1 orang bertanggung jawab pada beberapa kegiatan dengan volume pekerjaan yang besar; . Sering terjadi kesalahan dalam pembuatan SPM pada proses pembayaran pekerjaan; 2. Faktor Perencanaan . Masa penyusunan dan penelaahan anggaran relatif lama. Masa penyusunan dan penelaahan anggaran yang lama mengakibatkan keterlambatan pembentukan panitia pengadaan barang dan jasa. Panitia pengadaan barang dan jasa tersebut bertugas untuk menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan, menyusun harga perkiraan sendiri, menyiapkan dokumen pengadaan, dan mengumumkan pengadaan di media cetak dan elektronik. Apabila pembentukan panitia pengadaan barang dan jasa tersebut mengalami keterlambatan, maka bisa dipastikan pelaksanaan program/proyek tersebut terhambat. Belum lagi ditambah oleh proses lelang yang memakan waktu cukup lama sehingga semakin memperlambat penyerapan anggaran maupun realisasi fisik. . Pelaksanaan kegiatan sering mengabaikan jadwal pelaksanaan kegiatan dan pencairan dana dalam DPA serta Kerangka Acuan Kerja. . Adanya keterlambatan regulasi dari tingkat pusat sehingga DPA yang sudah ditetapkan harus dirubah didalam proses perubahan anggaran untuk menyesuaikan dengan regulasi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 19 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

yang baru, hal ini berakibar terhadap pelaksanaan program. Terjadi efisiensi anggaran sehingga beberapa kegiatan mengalami penundaan. . Belum optimalnya ketersediaan data yang ada untuk menunjang proses perencanaan untuk masing – masing bidang. 3. Faktor Pengadaan Barang dan Jasa . Kurangnya SDM yang memiliki sertifikat sebagai panitia pengadaan sehingga proses pengadaan hanya ditangani oleh beberapa orang dengan volume pekerjaan yang relatif besar. . Upah yang diterima sebagai panitia pengadaan barang dan jasa tidak begitu besar. Tidak sebandingnya resiko dan upah yang diterima oleh pegawai, serta volume pekerjaan yang berat dan lama menjadikan pegawai tersebut merasa enggan untuk menjadi panitia pengadaan barang dan jasa. . Kehati-hatian pejabat pengadaan barang dan jasa dalam mengambil tindakan dalam proses pengadaan. . Adanya proses pengadaan barang dan jasa yang memakan waktu lama dalam pelaksanaan program. Disamping itu, Apabila jumlah perusahaan yang mengikuti proses pengadaan barang dan jasa kurang dari persyaratan maka harus dilakukan lelang ulang, dan hal itu akan semakin menghambat pelaksaan program

2.3.2. Kondisi umum

Luas Dan Batas Wilayah Administrasi

Secara administratif, Provinsi Kepulauan Riau memiliki dua kota yaitu Kota sebagai ibukota provinsi dan Kota , serta memiliki lima kabupaten, yaitu : Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2005 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan terakhir dengan perubahan Permendagri Nomor 56 Tahun 2015, luas daratan Provinsi Kepulauan Riau seluas 8.201,72 km², dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.5. Luas Daratan Provinsi Kepulauan Riau Menurut Permendagri Nomor 56 Tahun 2015 No Kabupaten/Kota Luas Daratan (km2) 01 Kabupaten Bintan 1.318,21 02 Kabupaten Karimun 912,75 03 Kabupaten Natuna 2.009,04 04 Kabupaten Lingga 2.266,77 05 Kabupaten Kepulauan Anambas 590,14 06 Kota Batam 960,25 07 Kota Tanjungpinang 144,56 T O T A L 8.201,72 Sumber: Permendagri Nomor 56 Tahun 2015

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 20 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Terkait dengan luas wilayah laut Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan hitungan teknis dari Balai Kajian Geomatika Bakosurtanal Tahun 2007 (dengan mengabaikan batas wilayah kewenangan pengelolaan sejauh 12 mil laut), luas laut Provinsi Kepulauan Riau sebesar 417.012,97 km². Sampai saat ini belum ada penetapan luas wilayah laut melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri. Berikut ini disajikan rincian luas laut menurut kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan perhitungan Balai Kajian Geomatika Bakosurtanal tahun 2007.

Tabel 2.6. Luas Wilayah Laut Provinsi Kepulauan Riau Berdasarkan Hitungan Teknis Dari Balai Kajian Geomatika Bakosurtanal Tahun 2007 No Kabupaten/Kota Luas Daratan (km2) 01 Kabupaten Bintan 102.964,08 02 Kabupaten Karimun 4.698,09 03 Kabupaten Natuna 216.113,42 04 Kabupaten Lingga 3.675,25 05 Kabupaten Kepulauan Anambas 149,13 06 Kota Batam 43.339,00 07 Kota Tanjungpinang 46.074,00 T O T A L 417.012,97

Sumber: Balai Kajian Geomatika Bakosurtanal tahun 2007

Letak dan Kondisi Geografis

Adapun hasil Verifikasi Tim Nasional dimaksud terdapat 1.795 pulau yang sudah bernama, kecuali satu pulau yaitu Pulau Berhala dimana saat itu masih dalam sengketa dengan Provinsi . Dengan terbitnya Permendagri Nomor 54 Tahun 2014 tentang Wilayah Administrasi Pulau Berhala, maka pulau Provinsi Kepulauan Riau bertambah 1 (satu) buah menjadi 1.796 pulau, dengan perincian terlihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 2.7. Jumlah Pulau di Provinsi Kepulauan Riau

No Kabupaten/Kota Jumlah Pulau Berpenghuni 01 Kabupaten Bintan 241 48 02 Kabupaten Karimun 251 73 03 Kabupaten Natuna 392 62 04 Kabupaten Lingga 532 76 05 Kabupaten Kepulauan Anambas - - 06 Kota Batam 371 133 07 Kota Tanjungpinang 9 2 T O T A L 1796 394 Catatan: Data Pulau di Kabupaten Anambas masih bergabung dengan Natuna Sumber: Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika Badan Informasi Geospasial (BIG), 2016

Perkembangan terakhir pulau di Provinsi Kepulauan Riau, berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 125.1/4275/BAK, tanggal 12 Oktober 2015 perihal penyampaian data pulau, ada penambahan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 21 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

pulau di Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 122 pulau. Namun demikian belum ada rincian penambahan pulau tersebut Kondisi Klimatologi.

Kondisi Demografis

Berdasarkan database kependudukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 sebanyak 1.827.234 jiwa, dengan perincian seperti terlihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau

No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (jiwa) 01 Kabupaten Bintan 141.415 02 Kabupaten Karimun 237.720 03 Kabupaten Natuna 73.360 04 Kabupaten Lingga 91.205 05 Kabupaten Kepulauan Anambas 42.153 06 Kota Batam 1.037.187 07 Kota Tanjungpinang 204.194 T O T A L 1.827.234 Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Kepulauan Riau, 2015

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 sebanyak 1.973.043 jiwa, terdiri dari 51,24% penduduk laki–laki dan 48,76% perempuan. Penyebaran penduduk di Provinsi Kepulauan Riau masih terkonsentrasi di Kota Batam yakni sebesar 56,23%, sedangkan wilayah dengan persentase penduduk paling sedikit yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar 2,27%. Secara rinci jumlah dan laju pertumbuhan penduduk pada masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.9. Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 - 2015 No Kab/Kota 2011 2012 2013 2014 2015 1 Karimun 216.146 218.475 220.882 223.117 225.298 2 Bintan 145.057 147.212 149.120 151.123 153.020 3 Natuna 70.423 71.454 72.527 73.470 74.520 4 Lingga 87.026 87.482 87.867 88.274 88.591 5 Kepulauan Anambas 38.210 38.833 39.374 39.892 40.414 6 Kota Batam 1.000.661 1.047.534 1.094.623 1.141.816 1.188.985 7 Kota Tanjungpinang 191.287 194.099 196.980 199.723 202.215 Provinsi Kepulauan Riau 1.748.810 1.805.089 1.861.373 1.917.415 1.973.043 Sumber: BPS Provinsi kepulauan Riau Tahun 2015 Pertumbuhan penduduk Provinsi Kepulauan Riau tergolong cukup tinggi, dengan rata-rata dari 2011 sampai dengan tahun 2015 sebesar 3,11%, terutama dikontribusikan dari pertumbuhan penduduk Kota Batam yang mencapai rata-rata sebesar 4,49%. Pertumbuhan penduduk yang besar di Kota Batam lebih disebabkan oleh migrasi masuk penduduk karena perkembangan Kota Batam yang sangat pesat sehingga menarik perhatian bagi penduduk dari daerah lain. Pertumbuhan penduduk terkecil berada di Kabupaten Lingga dengan rata-rata sebesar 0,47%. Secara rinci pertumbuhan penduduk per kabupaten/kota tercantum pada tabel di bawah ini.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 22 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Tabel 2.10. Pertumbuhan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 - 2015

No Kab/Kota 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata 1 Karimun 1,25 1,08 1,10 1,01 0,98 1,08 2 Bintan 1,42 1,49 1,30 1,34 1,26 1,36 3 Natuna 1,45 1,46 1,50 1,30 1,43 1,43 4 Lingga 0,59 0,52 0,44 0,46 0,36 0,47 5 Kepulauan Anambas 1,54 1,63 1,39 1,32 1,31 1,44 6 Kota Batam 4,84 4,68 4,50 4,31 4,13 4,49 7 Kota Tanjungpinang 1,58 1,47 1,48 1,39 1,25 1,43 Provinsi Kepulauan Riau 3,31 3,22 3,12 3,01 2,90 3,11 Sumber: BPS Provinsi kepulauan Riau Tahun 2015

Tingkat kepadatan penduduk di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 sebesar 186 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kota Tanjungpinang sebesar 844 jiwa/km2 selanjutnya Kota Batam sebesar 757 jiwa/km2 dan terendah di Kabupaten Natuna dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 26 jiwa/Km2. Terlihat peningkatan kepadatan penduduk Kota Batam dan Tanjungpinang sangat cepat dalam kurun waktu tahun 2011-2015. Secara rinci kepadatan penduduk per kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.11. Kepadatan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 - 2015 (jiwa/ km2) No Kab/Kota 2011 2012 2013 2014 2015 1 Karimun 142 143 145 146 147 2 Bintan 83 85 86 87 88 3 Natuna 25 25 26 26 26 4 Lingga 41 41 41 42 42 5 Kepulauan Anambas 60 61 62 63 68 6 Batam 637 667 697 727 757 7 Tanjungpinang 799 810 822 834 844 Provinsi Kepulauan Riau 164 170 175 180 186 Sumber: BPS Provinsi kepulauan Riau Tahun 2015

Kondisi Klimatologi

Kondisi iklim di Provinsi Kepulauan Riau sangat dipengaruhi oleh kondisi angin sehingga secara umum wilayah ini beriklim laut tropis basah. Terdapat musim kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh musim pancaroba. Suhu rata-rata tertinggi di Karimun sebesar 28,08 0C dan rata-rata terendah di Tanjungpinang 27,37 0C. Rata-rata Kelembaban Udara tertinggi di Natuna dan Hang Nadim (Batam) sebesar 85,92%, sedangkan rata-rata terendah di Dabo (Lingga) sebesar 82,08%. Curah hujan tertinggi di Tanjungpinang sebanyak 188,27 mm3 sedangkan curah hujan terendah di Dabo (Lingga) 105,10 mm3. Tekanan Udara tertinggi di Tanjungpinang sebesar 1.016,98 mb, sedangkan tekanan udara terendah di Karimun sebesar 1.010,62 mb. Kecepatan Angin tertinggi di Karimun sebesar 8,92 knot,

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 23 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

terendah di Hang Nadim (Batam) dan Ranai (Natuna) sebesar 3,58 knot. Penyinaran matahari tertinggi di Karimun sebesar 59,92%, terendah di Hang Nadim (Batam) dan Ranai (Natuna) sebesar 51,92%.

Secara rinci data kondisi cuaca yang tercatat di 6 stasiun BMKG di Provinsi Kepulauan Riau ditampilkan pada Tabel dibawah ini :

Tabel 2.12. Data Kondisi Cuaca Provinsi Kepulauan Riau

Ranai Dabo Tarempa Hang Nadim Tanjung No Uraian Karimun (Natuna) (Lingga) (Anambas) (Batam) pinang 1 Suhu (OC) Maksimun 32,80 34,90 34,10 30,30 95,00 33,60 Minimum 24,60 21,60 21,40 24,40 42,00 21,60 Rata-rata 28,08 28,08 27,92 NA 27,83 27,37 2 Kelembaban Udara (Persen) Maksimun 97,00 100,00 100,00 92,00 100,00 100,00 Minimum 69,00 54,00 47,00 69,00 54,00 43,00 Rata-rata 81,00 85,92 82,08 NA 85,92 83,75 3 Tekanan Udara (mb) 1.010,62 1.011,33 1.011,38 1.010,68 1.011,33 1.016,98 4 Kecepatan Angin 8,92 3,58 4,58 4,50 3,58 6,25 (knot) 5 Curah Hujan (mm3) 121,83 151,14 105,10 130,67 151,14 188,27 6 Penyinaran matahari 59,92 51,92 59,08 56,75 51,92 53,50 (persen) Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BPS, Kepulauan Riau Dalam Angka 2016)

Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Kawasan peruntukan hutan produksi adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 867/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan di Provinsi Kepulauan Riau yaitu: Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 164.662 hektar, Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) sebanyak 49.439 hektar, Kawasan Hutan yang dapat dikonversi (HPK) seluas 252.940. Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan seluas lebih kurang 231.441 hektar. Selain itu Kawasan hutan yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis (DPCLS) seluas 23.872 hektar. Non DPCLS seluas 207.569 hektar. Selanjutnya perubahan fungsi kawasan hutan seluas 60.299 hektar dan penunjukan bukan kawasan hutan menjadi kawasan hutan seluas 536 hektar.

Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kawasan peruntukan pariwisata merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan pariwisata. Rencana kawasan pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau seluas 37.929,83 Ha yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Adapun arahan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Riau diimplementasikan ke dalam 7 (tujuh) Koridor Pariwisata Daerah yang berdasarkan keunggulan kooperatif terdiri dari :

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 24 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

1) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Batam sebagai kawasan Wisata Kota, Wisata Bahari dan Wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), Wisata Minat Khusus, Wisata Terpadu, Eksklusif, Wisata Agro dan Wisata Alam; 2) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Bintan sebagai kawasan Wisata Terpadu, Eksklusif, Kawasan Wisata Terbuka Umum dan Wisata Minat Khusus; 3) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Karimun sebagai kawasan Wisata Alam, Wisata Minat Khusus dan Wisata Agro; 4) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Tanjungpinang sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata Budaya dan Wisata Kreatif; 5) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Natuna sebagai kawasan Wisata Bahari, Ekowisata dan Minat Khusus; 6) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Kepulauan Anambas sebagai kawasan Wisata Bahari dan Ekowisata; 7) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Lingga sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata Budaya, Wisata Alam dan Wisata Bahari.

Kawasan Rawan Bencana

Kawasan rawan tanah longsor / gerakan tanah adalah kawasan yang memiliki kriteria berbentuk lereng yang rawan terhadap perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah atau material campuran. Kawasan tanah longsor ditetapkan dengan ketentuan kawasan yang penurunan muka tanahnya sedang sampai tinggi. Kawasan ini tersebar di seluruh kabupaten dan kota dengan tingkat bahaya sedang. Kawasan ini terdapat di area dan kawasan bekas tambang dan kawasan terkena pemotongan lereng di Pulau Karimun dan Pulau Kundur di Kabupaten Karimun, Pulau di Kabupaten Lingga, Kabupaten Bintan, Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Secara total luas bahaya tanah longsor sebesar 149.798 hektar. Berikut ini disajikan potensi luas bahaya tanah longsor di Provinsi Kepulauan Riau sebagai berikut :

Tabel 2.13. Potensi Luas Bahaya Tanah Longsor di Provinsi Kepulauan Riau No Kabupaten/Kota Bahaya Luas (Ha) Kelas 01 Kabupaten Bintan 3.061 Sedang 02 Kabupaten Karimun 13.397 Tinggi 03 Kabupaten Natuna 26.919 Tinggi 04 Kabupaten Lingga 49.963 Tinggi 05 Kabupaten Kepulauan Anambas 48.922 Tinggi 06 Kota Batam 7.468 Tinggi 07 Kota Tanjungpinang 68 Sedang T O T A L 149.798 TINGGI Sumber : Hasil Analisa BNPB Tahun 2015

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 25 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

2.3.3. Bidang Sumber Daya Air

Daerah Aliran Sungai mencakup sebanyak tujuh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau, dengan jumlah terbanyak di Kabupaten Lingga. Mata air sebagai sumber air permukaan terdapat di lima kabupaten/kota yaitu Kabupaten Natuna, Kepulauan Anambas, Bintan, Tanjungpinang dan Lingga. DAM/Waduk tersebar di seluruh kabupaten/kota. Beberapa DAM/Waduk/Embung yang direncanakan dibangun pada yaitu RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 II – 8 Sei Raya, Sei Galang Utara, Galang Timur, Sei Ta’tas dan Sei Curus di Kota Batam, dan DAM/Waduk/Embung Dompak di Kota Tanjungpinang. Sementara itu Kolong terdapat di tiga kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan dan Kabupaten Lingga. Secara rinci data mengenai potensi sumberdaya air di Kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 2.14. Potensi Sumber Daya Kabupaten/ Kota di Provinsi Kepulaun Riau No Kab/Kota Daerah Aliran Sungai Mata Air DAM/Waduk/Embung Kolong 1 Batam Terong, Gading, Ladi, - Duriangkang, Muka - Pesung, Bukit Jodoh, Kuning, Sei Ladi, Tiban Lama, Tiban Lama, Nongsa, Sei Harapan, Balo, Nongsa, Gata, , Sekanak I, Medang, Galang Baru, Sekanak 2, Sei Galang, Kangka, Tembesi, Rempang Sembulang, Abang Besar Utara, Sei Gong, Sei Raya, Sei Galang Utara, Galang Timur, Sei Ta’tas dan Sei Curus. 2 Natuna Midai, Kampung Hilir, Nuraja, dan Balau Sedanau, Ranai - Pajang, Serasan, , Gunung Darat, Selat Lampa, Batang, Tiga Sedanau, Datuk Kelarik, Tapau, Selor, Segeram, Kelarik, Sebayar. Cinak, Cinak Besar, Kelarik Hulu, Hulu, Bunguran Timur, Binjai. 3 Kepulauan Air Abu, Nyamuk, Telaga, Tarempa, Batu Tambun, - Anambas Siantan, Batu Belah, Air Temurun, Gunung Lintang, Batu Asuk, Wampu, Ladan, Gunung Bini, Tabir, dan Gunung Mubur, Matak, Anambas, dan Gunung Samak Panai Kesayana 4 Bintan Logo, Ekang, Bintan, Gunung Waduk Tanjung Danau Kolong Gunung Cikolek, Sumpai, Angus, Lengkuas Uban/Sei , Kijang,Danau Belakang Sopor, Mapor, Katubi, Waduk Sei Jago, Mesjid Raya, Ex. Galian Pengibu, Tambelan, Waduk Lagoi, Waduk Pasir Galang Batang, Ex. Benuwa, Tambang Besar. Gesek, Kolong Enam, Galian Pasir Simpang Busung, Galang Busung, Ex. Galian Pasir Batang, Kawal, Pengujan, Bloreng, Anculai, Kangboi, Katen, Nyirih, Tembeling danSekuning dan Mantang 5 Karimun Gemuruh, Urung, Ungar, - Waduk Sei Bati, Ex. Galian Timah Sawang, Teluk Radang, Pongkar 1, Pongkar 2, Perayon, Ex. Bela, Rapit, Papan, Buru, Sentani, Paya Galian Pasir Lebuh, Pauh, Durian, Manggis, Sei Gunung Kobel, Galian Tjitim, Sebesi, Karimun, Jantan (Pulau Pasir Tempan Moro, Sugi, , Alai, Karimun Besar), Sanglar, Durai, Terong Waduk Tempan, Sawang (Pulau Kundur) dan Waduk

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 26 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

No Kab/Kota Daerah Aliran Sungai Mata Air DAM/Waduk/Embung Kolong Sidodadi, Sidomoro (Pulau Moro) 6 Tanjungpinang Dompak, Jang Hutan Waduk Sei Pulai, Sei - Lindung Timun, Dompak (Pancur) 7 Lingga Durslin, Selamak, Musal, Gunung Daik, Gemuruh Ex. Galian Timah Pengok, Sekarim, Buluh, Gunung Singkep Bidai, Posik, Mamut, Muncung, Tjempah, Mentuda, Telok, Batu Ampar, Ketam, Canot, Selapan, Kampung Jelutung, Kredong, Awak, Menserai, Duara, Resun, Tembok, dan Kampung Kerasing, Lieng, Dabo, Tanjung Sergong, Kumbang, Tinggi Langkap, Maroktua, Bajau, Ara, Temiang, Sebangka, Penuba, Air Merah Sumber: Kepmen PU No. 4/PRT/M/2015; BWSS IV Kepulauan Riau dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau, 2016

Kawasan Peruntukan Pertanian

Rencana kawasan peruntukan pertanian di Provinsi Kepulauan Riau seluas 227.682,63 Ha. Kawasan pertanian ini terdiri dari kawasan budidaya tanaman pangan, kawasan hortikultura, kawasan perkebunan dan kawasan peternakan. Pengembangan Kawasan Budidaya Tanamana Pangan, Hortikultura dan Peternakan dialokasikan di Kabupaten Lingga sebagai sentra pengembangan sektor pertanian dan Kabupaten Bintan. Pemanfaatan kawasan pertanian ditujukan untuk pemanfaatan potensi dan berdasarkan kesesuaian lahan secara berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan dan pengembangan berorientasi agribisnis pertanian.

Kawasan Rawan Gelombang Pasang dan Abrasi

Kawasan rawan gelombang pasang berada sekitar pantai rawan terhadap gelombang pasang akibat angin kencang dengan kecepatan tinggi atau gravitasi bulan atau matahari. Kriteria kawasan ini adalah kawasan yang rawan terhadap gelombang pasang dengan kecepatan antara 10 sampai 100 kilometer per jam yang timbul akibat kecepatan angin atau gravitasi bulan dan matahari. Kawasan rawan gelombang pasang ditetapkan dengan ketentuan kawasan permukiman yang berada di sekitar pantai atau pesisir. Arahan kebijakan kawasan rawan gelombang pasang adalah melalui pengamanan pantai dan penanaman mangrove untuk meredam dan agar terlindung dari gelombang pasang (rob). Gelombang pasang ini juga mengakibatkan terjadinya abrasi pantai.

Kawasan rawan abrasi meliputi kawasan yang mengalami perubahan bentuk pantai yang diakibatkan oleh gelombang laut, arus laut dan pasang surut laut terutama yang berada di pulau-pulau kecil dan pulau-pulau terluar. Pantai-pantai yang rawan terhadap abrasi antara lain: a. Pulau Karimun: Pantai Tanjung Balai sepanjang ± 4 km, Pantai Pelawan sepanjang ± 3 km, Pantai Pongkar sepanjang ± 6 km, Pantai Tanjung Sebatak sepanjang ± 4 km dan Pantai Sepedas sepanjang ± 4 km.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 27 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

b. Pulau Kundur: Pantai Timur sepanjang ± 5 km, Pantai Selat Beliah sepanjang ± 7 km, Pantai Urung sepanjang ± 3 km dan Pantai Parit Jepang sepanjang ± 3 km. b. Pulau Bintan: Pantai Trikora sepanjang ± 10 km, Pantai Tanjung Uban sepanjang ± 5 km, Pantai Sei Kecil - Sakera sepanjang ± 10 km, Pantai Lobam sepanjang ± 4 km, Pantai Senggarang sepanjang ± 4 km, Pantai Penyengat sepanjang ± 8 km, Pantai Barat Tanjungpinang sepanjang ± 8 km, Pantai Pulau Dompa, Pantai Dompak Seberang sampai Tanjung Mocoh serta pulau-pulau kecil di Kecamatan Bintan Pesisir, Mantang dan Tambelan. c. Pulau Singkep: Pantai Kota Dabo sepanjang ± 4 km, Pantai Kote sepanjang ± 3 km, Pantai Jagoh sepanjang ± 2 km dan Pantai Kebun Nyiur sepanjang ± 4 km a. Pulau Batam: Pantai Jodoh sepanjang ± 3 Km, Pantai Punggur sepanjang ± 500 m, Pantai Nongsah sepanjang ± 5 Km dan Pantai Melayu sepanjang ± 10 km. d. Pulau Ranai: Pantai Kota Ranai sepanjang ± 8 km, Pantai Tanjung sepanjang ± 4 km.

Luas kawasan rawan gelombang ekstrim dan abrasi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 125.040 hektar yang tersebar di seluruh kabupaten/kota dengan bahaya kategori Sedang, dengan perincian pada sebagai berikut :

Tabel 2.15. Luas kawasan rawan gelombang ekstrim dan abrasi di Provinsi Kepulauan Riau

No Kabupaten/Kota Bahaya Luas (Ha) Kelas 01 Kabupaten Bintan 16.016 Sedang 02 Kabupaten Karimun 16.310 Sedang 03 Kabupaten Natuna 16.024 Sedang 04 Kabupaten Lingga 32.359 Sedang 05 Kabupaten Kepulauan Anambas 19.817 Sedang 06 Kota Batam 22.745 Sedang 07 Kota Tanjungpinang 1.769 Sedang T O T A L 149.798 SEDANG Sumber : Hasil Analisa BNPB Tahun 2015

Kawasan Rawan Banjir dan Banjir Bandang

Kawasan rawan banjir adalah kawasan yang diidentifikasikan sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam banjir. Kawasan banjir terutama terdapat di kawasan tangkapan air yang daerah resapan airnya sudah mengalami kerusakan lingkungan (berubah fungsi lahan) seperti reklamasi dan wilayah dengan drainase yang kurang berfungsi secara baik, sehingga sungai tidak mampu lagi menampung jumlah aliran permukaan dan air meluap dari badan sungai. Kawasan rawan banjir tersebar di 7 kabupaten/kota dengan luasan mencapai 478.906 hektar. Untuk Kota Batam, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan termasuk kategori tinggi, sedangkan Kabupaten Karimun, Natuna, Lingga dan Kepulauan Anambas termasuk kategori sedang. Kabupaten Anambas dan Natuna termasuk kategori ringan. Potensi luas bahaya banjir terlihat pada Tabel berikut ini :

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 28 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Tabel 2.16. Potensi Luas Bahaya Banjir di Provinsi Kepulauan Riau No Kabupaten/Kota Bahaya Luas (Ha) Kelas 01 Kabupaten Bintan 95.717 Tinggi 02 Kabupaten Karimun 60.696 Sedang 03 Kabupaten Natuna 151.087 Sedang 04 Kabupaten Lingga 103.56 Sedang 05 Kabupaten Kepulauan Anambas 1.162 Sedang 06 Kota Batam 54.975 Tinggi 07 Kota Tanjungpinang 11.709 Tinggi T O T A L 478.906 TINGGI Sumber : Hasil Analisa BNPB Tahun 2015

Kondisi Waduk/Embung dan Tampungan Lainnya

Unit air baku yang dimaksud adalah (sesuai dengan Perpres Nomor 87 Tahun 2011) adalah : 1. Waduk Sei Harapan, Waduk Sei Ladi, Waduk Nongsa, Waduk Muka Kuning, Waduk Duriangkang, Waduk Sei Tembesi Baru, Waduk Sungai Rempang, Waduk Sungai Cia, Waduk Sungai Galang, dan Waduk Sungai Gong di Kota Batam; 2. Waduk Sei Pulai di Kecamatan Tanjungpinang Timur, Waduk Galang Batang di Kecamatan Gunung Kijang, Waduk Sungai Gesek di sebagian Kecamatan Toapaya dan sebagian Kecamatan Teluk Bintan, Waduk Sungai Kawal di sebagian Kecamatan Toapaya dan Sebagian Kecamatan Gunung Kijang, Waduk Lagoi di Kecamatan Teluk Bintan, Waduk Anculai di Kecamatan Teluk Sebong, dan Waduk Kangboi di sebagian Kecamatan Toapaya dan sebagian Kecamatan Teluk Bintan, Waduk Sekuning di Kecamatan Teluk Bintan, Waduk Sungai Jago-Lepan di sebagian Kecamatan Bintan Utara dan sebagian Kecamatan Seri Kuala Lobam, dan Waduk Tanjung Uban di Kecamatan Bintan Utara di Kabupaten Bintan; 3. Waduk Sei Pulai di Kecamatan Tanjungpinang Timur di Kota Tanjungpinang; dan 4. Waduk Sei Bati di Kecamatan Tebing, Waduk Sei Pongkar di Kecamatan Tebing, Waduk Sei Gunung Jantan di Kecamatan Tebing, Waduk Sentani di Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun;

Sedangkan menurut RTRW Provinsi Kepulauan Riau Sumber Air Baku untuk jaringan air bersih adalah sebagai berikut : a. Sumber air bersih di Kabupaten Bintan adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) di Tanjung Uban, Teluk Sekuni, Kijang, Lobam, Kawal, Waduk Sei Pulai, Waduk Jago, Waduk Lagoi, Waduk Sei Lepan, Waduk Sekuning, Waduk Galang Batang, Sungai Gesek, Sungai Busung, Sungai Ekang-Angculai, Sungai Kawal, Sungai Bintan, Sungai Kangboi. Dan pengembangan IPA lainnya berasal dari mata air dan embung/kolong pasca tambang;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 29 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

b. Sumber air bersih di Kota Tanjungpinang adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) waduk Sei Pulai dengan memperkuat intake Waduk Sungai Gesek dan interkoneksi Waduk Galang Batang, Estuari DAM Muara Sungai Dompak dan embung pulau dompak, Kolong Sungai Timun, Kolong Sungai Nyirih, dan Sungai Toucang. Dan pengembangan IPA lainnya berasal dari pengolahan air laut menjadi air minum (Reverse Osmosis), kolong pasca tambang, mata air dan tampungan lainnya sebagai sumber air baku. c. Sumber air bersih di Kota Batam adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) Waduk Sungai Harapan, Muka Kuning, Duriangkang, Nongsa, Sungai Ladi, Tembesi, Sekanak, Pemping, Bulang Lintang, Sungai Rempang, Sungai Cia, Sungai Gong dan Sungai Galang. Dan pengembangan IPA lainnya berasal dari pengolahan air laut menjadi air minum (Reverse Osmosis) dan mata air; d. Sumber air bersih di Kabupaten Natuna adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) di Pulau Bunguran (yang bersumber dari Sungai Ranai, Sungai Air Hijau, Sungai Ulu, Sungai Semala, Air Terjun Air Lengit, Sungai Air Kupang, Sungai Air Kimak, Sungai Tapau, Sungai Bijai, air terjun Gunung Ranai, Air Terjun Bukit Berangin, Bendung Pering); di Pulau Midai (yang bersumber dari mata air Gunung Jambat, Gunung Teledu, Sabang Muduk, sumur Limau Kecil, sumur Air Putih 1, sumur Air Putih 2, sungai Air Bunga, sungai Sebelat Laut, sungai Sabang Muduk, sungai Air Salor, sungai cabang Sungai Abit dan sungai Air Pancur); Bendung Lampa serta sumber air baku yang berasal dari embung penampungan air di pulau-pulau kecil dan mata air. e. Sumber air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) DAS Siantan, DAS Matak, DAS Mubur, DAS Jemaja, DAS Bajau, DAS Air Abu, dan DAS Telaga. Dan pengembangan IPA lainnya berasal dari pengolahan air laut menjadi air minum (Reverse Osmosis), mata air dan air baku buatan. f. Sumber air bersih di Kabupaten Karimun adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) di Pulau Karimun, Pulau Kundur, Pulau Belat, Pulau Buru, Pulau Ungar, Pulau Sugi Bawah, Pulau Combol, Pulau Durai, Kolong pongkar I dan Kolong Pongkar II, Kolong Sentani dan Kolong Depan RSUD serta pengembangan IPA lainnya dengan sumber air baku berasal dari pengolahan air laut menjadi air minum (sistem reverse osmosis), estuari dam, mata air dan kolong pasca tambang. g. Sumber air bersih di Kabupaten Lingga adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) yang bersumber dari mata air gunung Muncung, Gunung Daik, Cenot, , Limbung, Sungai Kerandin, Kudung, Sungai Pinang, Tebing Gunung Lanjut, Gunung Tunggal, Bukit Selayar, Kolong Berindat, Kolong Pasir Kuning, Kolong Serayak, Kolong Sungai Kerekel, Kolong Marok Tua, Kolong Tanah Sejuk, Kolong Raya serta pengembangan IPA lainnya dengan sumber air baku berasal dari pengolahan air laut (sistem reverse osmosis), mata air dan kolong pasca tambang;

Air baku merupakan air yang akan digunakan untuk input pengolahan air minum yang memenuhi baku mutu air baku. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari sumber air bawah tanah yaitu dari lapisan yang mengandung air di bawah permukaan tanah dangkal atau dalam, sumber air permukaan yaitu sungai, danau, rawa dan mata air serta air laut. Persentase tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan penduduk menunjukkan peningkatan dari sebesar 36,09% pada tahun 2011 menjadi 60,60% pada tahun 2015. Untuk saat ini kondisi waduk di Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagai berikut : 1. Di Kota Batam, secara keseluruhan terdapat 9 buah Waduk besar yang tersebar di Pulau Batam dan pulau sekitarnya. Adapun rincian jumlah waduk di Kota Batam adalah sebagai berikut : Tabel 2.17. Kapasitas Tampungan dan Luas Tampungan Waduk di Kota Batam

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 30 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

No Nama Waduk Volume Kapasitas Tampungan Luas Tampungan (Ha) (m3) 01 Waduk Nongsa 641.591 212,50 02 Waduk Sei Baloi 137.184 155,32 03 Waduk Sei Harapan 2.704.508 993,20 04 Waduk Sei Ladi 8.070.374 1.040,07 05 Waduk Muka Kuning 7.260.832 944,69 06 Estuari DAM Duriangkang 69.640.258 7.259,10 07 Waduk Rempang NA NA 08 Waduk Sekanak I 126.820 NA 09 Waduk Sekanak II 86.295 NA T O T A L 88.667.862 10.605 Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum

Gambar 2.5. Potensi Sumber Daya Air di Pulau Batam

2. Di Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan (Pulau Bintan) memiliki waduk yang berjumlah 7 Waduk, waduk Lagoi dikelolah oleh swasta dan diperuntukan terbatas untuk pariwisata hotel di kawasan Lagoi. Adapun rincian waduk di Pulau Bintan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.18. Kapasitas Tampungan dan Luas Tampungan Waduk di Kabupaten Bintan Volume No Nama Waduk Kapasitas Luas Tampungan Tampungan (m3) (Ha) 01 Waduk Sei Pulai (Kota Tanjungpinang) 1.750.000 725,00 02 Waduk Sei Jago (Kab. Bintan) 1.250.000 25,00 03 Waduk Tanjung Uban/Sei Jeram (Kab. 400.000 6,70 Bintan) 04 Waduk Kolong Enam 300.000 7,40 05 Waduk Lagoi 6.000.000 4.000 06 Waduk Sei Gesek NA NA 07 Embung Dompak NA NA T O T A L Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 31 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Di Pulau Bintan ada beberapa rencana pengembangan potensi waduk yang akan dikembangkan oleh pemerintah, namun masih terbatas dalam lahan dan penganggaran. Ada 7 potensi waduk yang akan dikembangkan oleh pemerintah, dan dalam waktu dekat akan dikembangkan pembangunan Waduk Kawal.

Gambar 2.6. Potensi Sumber Daya Air di Pulau Bintan

3. Di Kabupaten Karimun memiliki waduk yang berjumlah 6 Waduk, terdiri dari :

Tabel 2.19. Kapasitas Tampungan dan Luas Tampungan Waduk di Kabupaten Karimun Volume No Nama Waduk Kapasitas Luas Tampungan Tampungan (m3) (Ha) 01 Waduk Sungai Bati 378.937 15,00 02 Waduk Tempan 90.000 3,00 03 Waduk Sidodadi 100.000 2,50 04 Waduk Sentani 1.250.000 25,00 05 Waduk Prayon (Kundur Utara) 300.000 6,00 06 Waduk Sidomoro (Pulau Moro) 120.000 3,00 T O T A L 2.238.937 55,00 Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum 4. Sumber air baku di Kabupaten Lingga diambil dari berbagai macam sumber antara lain : a. Untuk pelayanan di Kelurahan Dabo, Kelurahan Dabo Lama, Desa Batu Berdaun dan Desa Tanjung Harapan menggunakan sumber berupa mata air yang terletak di Air Gemuruh Gunung Muncung. b. Untuk pelayanan di Desa Penuba menggunakan sumber berupa mata air di kampung Menserai dan kampung Tanjung Tinggi. c. Untuk pelayanan di Kelurahan Daik menggunakan sumber yang berasal dari mata air yang terletak di Gunung Daik.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 32 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Dari seluruh sistem yang ada saat ini, jumlah kapasitas terpasang adalah 150 L/detik pada tahun 2012, dengan kapasitas produksi sebesar 90 L/detik. Kondisi saat ini (2012) dapat dilihat tabel dibawah ini :

Tabel 2.20. Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Produksi Kabupaten Lingga Kawasan Pelayanan Kap. Kap. Produksi Cakupan Keterangan Terpasang (lt/dtk) Pelayanan (lt/dtk) (persen) Unit Dabo Singkep Sudah mengalami a. Bukit Timah 25 lt/dtk 25 lt/dtk 55,01% penurunan debit air b. Kampung Boyan 20 lt/dtk 20 lt/dtk baku Unit Penuba Sudah mengalami a. Tanah Tinggi 5 lt/dtk 5 lt/dtk 55,13% penurunan debit air baku Unit Daik Sudah mengalami a. Bukit Cengkeh 50 lt/dtk 20 lt/dtk 20,67% penurunan debit air b. Bukit Sempot 50 lt/dtk 20 lt/dtk baku Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum

5. Di Kabupaten Natuna tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari untuk kondisi saat ini bahwa total volume Instalasi Pengolah Air (IPA) sebesar 40 m3/tahun sedangkan jumlah kebutuhan air baku per tahun sebesar 2.233.440 m3/tahun. Jika dilihat berdasarkan jumlah tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari bahwa diketahui Jumlah penduduk yang memiliki akses air minum yang aman sebesar 3.102 jiwa, sedangkan proyeksi jumlah penduduk kabupaten/kota pada akhir tahun pencapaian SPAM sebesar 69.003 jiwa. Maka cakupan pelayanan masih sangat rendah sebesar 4,49 %. Hal ini disebabkan karena pelayanan air bersih di Kabupaten Natuna dengan sisitem perpipaan masih terpusat di kawasan perkotaan.

6. Di Kabupaten Kepulauan Anambas sumber air baku masih diperoleh dari daerah perbukitan dengan sistem pengairan gravitasi. Pelayanan air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas belum memiliki sumber air baku yang memadai dan sistem yang ada menggunakan SPAM IKK dengan kapasitas 10 – 20 liter/detik.

Kondisi Jaringan Irigasi

Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan. Luas irigasi kondisi baik di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2014 sebesar 1.354 Ha, meningkat dari tahun sebelumya sebesar 1.010 Ha. Irigasi sangat bermanfaat bagi pertanian, terutama di pedesaan. Dengan irigasi pertanian dapat berproduksi setiap tahunnya serta dapat juga dipergunakan untuk peternakan, dan keperluan lain yang bermanfaat. Persentase ketersediaan air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada menunjukkan peningkatan dari sebesar 25,91% pada tahun 2011 menjadi 30,64% pada tahun 2015.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 33 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Irigasi merupakan salah satu komponen penting ketahanan pangan nasional, dimana mengacu pada PP No. 20 Tahun 2006 definitif irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi yang menunjang kegiatan pertanian, yang jenisnyameliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi airbawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Sedangkan jaringan irigasi adalah kesatuan saluran,bangunan, dan bangunan pelengkap irigasi yang terdiri dari jaringan irigasi teknis, semi teknis, dan non teknis. Suatu jaringan yang mengaliri suatu kesatuan lahan disebut Daerah Irigasi (DI).

Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah mengatakan bahwa pembagian urusan Sumber Daya Air mengenai mengenai kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi untuk urusan Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya 1000 ha - 3000 ha, dan daerah irigasi lintas Daerah kabupaten/kota. Sedangkan untuk kewenangan provinsi untuk pengelolaan dan pengembangan SPAM pada lintas Daerah kabupaten /kota. Kondisi saat ini untuk Daerah Irigasi di Provinsi Kepulauan Riau adalah :

Tabel 2.21. Daerah Irigasi di Provinsi Kepulauan Riau Luas Daerah Luas Realisasi Tanam No Nama Daerah Irigasi (DI) Irigasi (HA) (Ha) 1 DI Tapau (Natuna) 1.505 327 2 DI Kelarik (Natuna) 1.250 120 3 DI Jemaja (Anambas) 1.200 150 4 DI Kundur (Karimun) 428 324 5 DI Bintan 80 62 6 DI Lingga 210 210 Jumlah 4.673 1.432 Persentase Capaian 30,64 Persen Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum

Melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera IV telah menangani 3 (Tiga) Daerah Irigasi yaitu : DI Tapau di Kabupaten Natuna seluas 1.505 ha, DI Kelarik (masa konstruksi) juga di Kabupaten Natuna seluas 1.250ha dan DI Jemaja di Kabupaten Kepulauan Anambas seluas 1.200 ha.

Lokasi pekerjaan (DI Jemaja) termasuk dalam Wilayah Kecamatan Jemaja Timur, yang mana area pesawahannya tersebar dalam 2 (dua) desa, yaitu Desa Ulu Maras dan Pasiran. Pada tahun 2008 produksi padi sawah tercatat sebesar 136 ton gabah, yang dihasilkan dari lahan seluas 20 Ha yang berlokasi di Kecamatan Jemaja dan Jemaja Timur dengan tingkat produktivitas tanaman padi pada tahun 2008 adalah 4 ton/hektar. Jaringan Irigasi Jemaja dibangun untuk menyediakan air irigasi lahan seluas ± 386 Ha, namun sampai dengan saat ini total luas areal yang sudah dibuka untuk lahan pertanian baru berkisar ± 150 Ha. Sumber Air berasal dari 2 (dua) bendung yang berlokasi di Kecamatan Jemaja Timur. Bendung pertama adalah Bendung Davit yang membendung sungai Davit dan berlokasi di Desa Ulu Maras dan bendung kedua adalah Bendung Jelis yang membendung sungai Jelis yang berlokasi di desa Ulu Maras.

Secara rinci kinerja urusan Bidang Sumber Daya Air dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 34 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Tabel 2.22. Kinerja Urusan Bidang Sumber Daya Air No Indikator Sat 2011 2012 2013 2014 2015 Persentase Tersedianya air irigasi untuk 1. pertanian rakyat pada sistem irigasi yang % 25,91 22,59 30,64 30,64 30,64 sudah ada (%) Persentase Tersedianya air baku untuk 2. % 36,09 51,21 54,02 55,94 60,60 memenuhi kebutuhan penduduk (%) Jumlah titik rawan banjir yang diatasi 3. % 10,00 16,00 22,00 28,00 34,00 (titik)

2.3.3. Bidang Bina Marga

Sesuai UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan, dinyatakan bahwa jalan (termasuk jembatan) sebagai bagian dari sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendu- kung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan yang dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah. Prosentase jalan provinsi berkondisi baik pada tahun 2015 telah mencapai 71,97% dan kondisi jembatan di ruas jalan provinsi sebesar 71,27 %, sedangkan panjang jalan yang ditingkatkan kelasnya 115,37 km dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dan rata-rata rasio panjang jalan terhadap jumlah kendaraan sekitar 0,24 %.

Tabel 2.23. Capaian Kinerja Pengembangan Daerah (Jalan)

Pencapaian Kondisi Awal Capaian Kinerja Tahunan Kinerja Akhir Indikator Kinerja Pembangunan Status Sumber No Sat RPJMD Daerah Capaian Data Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2010 Tahun 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata panjang jalan per luas Realisasi 2,26 2,40 2,55 2,72 2,89 3,08 3,08 % 1 % Tercapai DPU wilayah Target 2,26 2,31 2,38 2,46 2,53 2,60 2,60 % Rasio panjang jalan dengan Realisasi 0,21 0,21 0,22 0,22 0,23 0,24 0,24 % 2 % Tercapai DPU jumlah kendaraan Target 0,21 0,21 0,22 0,22 0,23 0,24 0,24 % Proporsi panjang jaringan jalan Realisasi 51,19 68,52 69,45 69,68 71,27 71,50 71,50 % 3 % Tercapai DPU dalam kondisi baik Target 51,19 53,33 56,04 58,74 61,28 63,56 63,56 % Jumlah Panjang Jalan yang Realisasi 70,12 92,37 118,23 141,35 160,36 185,49 185,49 km 4 km Tercapai DPU ditingkatkan kelasnya Target 70,12 85,12 105,12 130,12 155,12 175,12 175,12 km

Rincian capaian kinerja tahun 2010 – 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.24. Tabel Capaian Kinerja Tahun 2010 - 2015

No Indikator Sat 2011 2012 2013 2014 2015

1. Persentase jalan berkondisi baik (%) % 69,44 68,90 71,27 71,57 71,97 2. Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan 0,0010 0,0010 0,0009 0,0008 0,0008 a Panjang Jalan Provinsi (km) Tanjungpinang km 58,15 61,17 63,43 65,13 70,23 Bintan km 162,77 162,77 162,77 162,77 162,77 Batam km 78,79 87,18 93,47 98,19 112,35

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 35 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

No Indikator Sat 2011 2012 2013 2014 2015

Karimun km 117,42 123,99 128,92 132,62 143,72 Lingga km 163,62 174,39 182,47 188,54 206,72 Natuna km 104,91 114,51 121,71 127,11 143,32 Kepulauan Anambas km 46,50 47,63 48,47 49,10 51,00 Total km 732,15 771,64 801,25 823,47 890,11 b Jumlah kendaraan (unit) Tanjungpinang unit 102.364 113.738 126.375 140.417 156.019 Bintan unit 71.737 79.707 88.564 98.404 109.338 Batam unit 441.141 490.157 544.619 605.132 672.369 Karimun unit 63.157 70.175 77.972 86.636 96.262 Lingga unit 21.069 23.410 26.011 28.901 32.112 Natuna unit 13.113 14.571 16.189 17.988 19.987 Kepulauan Anambas unit 0 0 0 0 0 Total 712.582 791.757 879.730 977.478 1.086.087

Penanganan status jalan di Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 3 status jalan yaitu status jalan nasional, status jalan provinsi, dan status jalan kabupaten/kota.Status jalan nasional sudah ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Nomor: 248/KPTS/M/2015tentang penetapan status jalan nasional di Provinsi Kepulauan Riau dengan penanganan panjang jalan 586,83 km. Sedangkan status jalan provinsi ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 1863 Tahun 2016 tentang Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Provinsi Kepulauan Riau dengan panjang 896,45 km.

Secara rata-rata kondisi jalan Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2015 sudah baik sebesar 71,27 %, namun jika dilihat dari grafik sebelah diketahui Kota Tanjungpinang dan Kota Batam memiliki persentase kondisi jalan baik yang paling kecil yaitu masih dibawa 70%, hal ini disebakan karena intensitas lalu lintas di Ibukota Provinsi dan Kota Batam sangat tinggi, sehingga perlu diprioritaskan program pemeliharaan jalan provinsi. Di Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Karimun memiliki nilai prosentase kondisi jalan baik yang tinggi, yaitu sebesar 91,57% dan kondisi jalan yang masih perlu pemeliharaan sepanjang 12,12 km.

2.3.4. Bidang Perencanaan dan Tata Ruang

Tata Ruang Provinsi masih dalam pembahasan, sedangkan untuk enam Kabupaten Kota Lainnya sudah memiliki Perda RTRW, untuk Kota Batam belum memiliki Perda RTRW oleh karena itu Pemerintah Kota Batam berpedoman kepada Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2011 tentang RTR Kawasan BBK (Rencana Tata Ruang Kawasan Batam Bintan dan Karimun).

Tabel. 2.25. Perda RTRW di Provinsi Kepulauan Riau

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 36 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

No PROV/ KAB/ KOTA PERDA RTRW 1 Provinsi Kepulauan Riau Perda Nomor 1 Tahun 2017 tentang RTRWP Tahun 2017 - 2037 2 Kota Tanjungpinang Perda Nomor 10 Tahun 2014 tentang RTRW Kota Tanjungpinang Tahun 2014 - 2034 3 Kota Batam Belum Perda 4 Kabupaten Bintan Perda Nomor 2 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Bintan Tahun 2011 - 2031 5 Kabupaten Karimun Perda Nomor 7 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Karimun Tahun 2011 - 2031 6 Kabupaten Lingga Perda Nomor 2 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Lingga Tahun 2011 - 2031 7 Kabupaten Natuna Perda Nomor 10 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Natuna Tahun 2011 - 2031 8 Kabupaten Kepulauan Anambas Perda Nomor 3 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011 - 2031

Berdasarkan Kementerian Pekerjaan Umum telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. SPM bidang penataan ruang mencakup:

(1) informasi penataan ruang, (2) pelibatan peran masyarakat dalam proses penyusunan RTR, (3) izin dan pengendalian pemanfaatan ruang, (4) pelayanan pengaduan pelanggaran tata ruang, dan (5) penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik.

Untuk Pemanfaatan tanah di Provinsi Kepuluan Riau juga berpedoman kepada RTW yang telah di sahkan. Rencana Tata Ruang baik yang umum maupun yang rinci akan berdampak pada arah pemanfaatan ruang sehingga pada saat perencanaan pembangunan akan lebih terarah dan dapat memberikan dampak positif sehingga mengurangi disparitas pembangunan antar wilayah. Sedangkan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang akan meminimalisir terjadinya kesalahan pemanfaatan fungsi ruang. Terkait bidang pertanahan yang menyangkut dalam pemanfaatan dapat di sesuaikan dengan rencana tata ruang sehingga dalam pelaksanaan legalitasnya akan lebih sesuai peruntukannya sebagai mana di amantkan UU Pokok Agraria Nomor 5 tahun 1960. Sesuai dengan latar belakang dapat di rumuskan tujuan yang di capai yaitu mengawasi penyelenggaraan penataan ruang di tingkat provinsi, kabupaten dan kota melalui kegiatan pemantauan danevaluasi terhadap pengaturan, pembinaan dan pelaksanaan penataan ruang. Untuk saat ini RTRW Provinsi masih dalam proses Ranperda RTRW dan diharapkan tahun 2016 dapat ditetapkan dan disetujui oleh DPRD Provinsi Kepulauan Riau, dan RTRW yang saat ini juga belum disahkan juga yaitu RTRW Batam, sedangkan RTRW 6 kabupaten/kota lainnya sudah disyahkan dan ditetapkan.

Berdasarkan hasil monitoring aspek pengendalian RTRW kabupaten/kota, ada beberapa kondisi program yang telah diatur dalam RTRW Kabupaten/kota yang belum dijalankan, sedang dijalankan, dan sudah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 37 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

1. Kabupaten Bintan

Pengembangan jaringan jalan Jaringan jalan arteri primer di Kabupaten Bintan dalam kondisi baik, setiap arteri primer tahunnya dilakukan penambalan serta perbaikan jalan untuk menjaga kondisi jalan, adapun jalan yang belum selesai pengembangannya salah satunya yaitu jalan Km 16 – Lintas timur – Kijang.

Pengembangan sistem jaringan Kondisi jaringan jalan Kolektor primer 1 di Kabupaten Bintan dalam keadaan jalan kolektor primer baik, secara umum program peningkatan jaringan jalan di Kabupaten Bintan sudah terealisasikan.

Pengembangan sistem jaringan Secara umum kondisi jalan kolektor sekunder di Kabupaten Bintan dalam jalan kolektor sekunder kondisi baik, adapun pengembangan dilakukan dalam bentuk penambalan serta perawatan jalan. Pengembangan sistem jaringan Jaringan jalan lokal primer di Kabupaten Bintan sebagian masih belum jalan lokal primer terealisasi maupun masih dalam tahap pengerjaan, untuk jalan lingkar di pulau mantang, pengujan, kelong dan tambelan belum terealisasi Pengembangan jembatan antar Belum ada jembatan antar pulau dan jalan bebas hambatan yang terealisasi pulau dan jalan bebas di Kabupaten Bintan hambatan Normalisasi sungai utama di Kondisi sungai utama di Pulau Bintan yaitu S. Jago, S. Ekang-Anculai, S. Pulau Bintan Bintan, S. Kangboi, S. Gesek, S. Kawal, dan S. Lagoi cukup baik, sudah dilakukan normalisasi di beberapa titik. Rehabilitasi kondisi waduk di  Waduk Galang Batang belum ada peningkatan, waduk masih berbentuk Pulau Bintan waduk alami.  Waduk Sungai Gesek  Waduk Sungai Kawal belum ada peningkatan.  Kondisi Waduk Lagoi dalam kedaan baik  Waduk Aculai belum ada peningkatan  Waduk Kangboi belum ada peningkatan  Waduk Sekuning dalam keadaan baik, akan tetapi peningkatan ataupun pemeliharaan di waduk ini belum ada.  Waduk Sungai Jago-Lepan belum ada penigkatan  Waduk Tanjung Uban dalam keadaan baik peningkatan di waduk ini belum ada. Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- Dari seluruh indikasi program RTRW Kabupaten Bintan 55% sudah An terlaksana dengan baik, 25% masih dalam proses pelaksanaan dan sebanyak 20% masih belum terlaksana.

2. Kabupaten Karimun

Peningkatan Jaringan Jalan Jaringan jalan kolektor primer di Kabupaten Karimun dalam kondisi yang Kolektor Primer cukup baik, hampir seluruh jalan yang ada di indikasi program sudah terealisasi, hanya ruas Sp. Pongkar – Teluk Ranai yang masih belum selesai pengerjaannya Pengembangan sistem jaringan Kondisi jaringan jalan lokal primer berbeda-beda disetiap pulau, untuk pulau

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 38 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

jalan lokal primer karimun dan kundur kondisinya cukup baik, namun di pulau-pulau kecil seperti belat, combol, sugi, dll masih belum terealisasi Pengembangan jembatan antar Belum terealisasi dikarenakan permasalahan hutan lindung pulau Pengembangan dan  Waduk Sungai Gunung Jantan dalam keadaan baik dan di waduk ini belum peningkatan waduk terlihat ada peningkatan ataupun pemeliharaan.  Waduk Sungai Pongkar dalam keadaan baik, di waduk ini telah di bangun pintu air untuk pengendalian banjir.  Di Waduk Sei Bati telah tersedia infrastruktur pengolahan air dan infrastruktur pengendalian banjir.  Waduk Sei Sentani dalam keadaan kurang baik jika dibandingkan dengan waduk sebelumnya, pada waduk ini belum terlihat adanya peningkatan. Pengembangan dan  Sistem pengendalian Banjir berupa waduk di Waduk Sungai Jantan, peningkatan prasarana sumber Waduk Sungai Pongkar, Waduk Sei Bati di Sungai Sei Bati dan Waduk daya air Sentani di Sungai Ambat  Sistem pengaman pantai pada pantai yang rawan abrasi Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- Seluruh indikasi program RTRW Kabupaten Karimun 48% sudah terlaksana An dengan baik, 17% masih dalam proses pelaksanaan dan sebanyak 35% masih belum terlaksana.

3. Kabupaten Lingga

Peningkatan Jaringan Jalan Jaringan jalan kolektor primer di Kabupaten Lingga cukup baik kondisinya, Kolektor Primer beberapa ruas yang belum terlaksana yaitu ruas Mentunda - Sungai Tenam dan Sp. Panggak Darat - Panggak Laut, Jalan akses kawasan agropolitan Kerandin, Linau Pengembangan sistem jaringan Kondisi jaringan jalan lokal primer cukup baik, beberapa ruas belum jalan lokal primer terealisasi dianta.rnya ruas - tanjung bungsu – semarung – linau – limbung di Kecamatan Lingga Utara yang belum selesai pembangunannya

Penataan mata air sumber air Belum terlaksana baku Penataan ruang DAS Belum terlaksana Pembangunan saluran irigasi Sebagian sudah terlaksana yaitu di daerah Linau pertanian Rehabilitasi dan revitalisasi Sebagian sudah terlaksana irigasi pertanian Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- Seluruh indikasi program RTRW Kabupaten Lingga 35% sudah terlaksana An dengan baik, 24% masih dalam proses pelaksanaan dan sebanyak 41% masih belum terlaksana

4. Kabupaten Natuna

Peningkatan Jaringan Jalan Untuk jalan di Pulau Bunguran sudah cukup baik kondisinya, hanya jalan di Kolektor Primer kecamatan Bunguran Tengah yang banyak belum terlaksana rencana pembangunannya

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 39 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Pengembangan sistem jaringan Kondisi jaringan jalan lokal primer di Kabupaten Natuna masih sangat sedikit jalan lokal primer yang sudah terbangun, mayoritas masih dalam tahap awal-menengah Penataan mata air sumber air Sudah terlaksana di Pulau Bunguran, untuk pulau serasan, midai dan pulau baku subi masih belum terlaksana Pembangunan Bendungan Belum terlaksana Klarik Pengembangan Sungai Ranai, Sebagian sudah terlaksana Sungai Air Hijau, Sungai Ulu, Sungai Semala, Air Terjun Air Lengit, Sungai Air Kupang Dan Sungai Air Kimak (sumber air baku Bukit Berangin), Sungai Segeram, Sungai Tapau, Sungai Binjai, Air Terjun Gunung Ranai, Air Terjun Bukit Berangin dan Pembangunan Bendung Pering untuk air bersih di Pulau Bunguran Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- Seluruh indikasi program RTRW Kabupaten Natuna hanya 15% sudah An terlaksana dengan baik, 55% masih dalam proses pelaksanaan dan sebanyak 30% masih belum terlaksana.

5. Kabupaten Kepulauan Anambas

Peningkatan Jaringan Jalan Jaringan jalan kolektor primer banyak yang belum terealisasi seperti jalan Kolektor Primer genting-penebung, penebung-nyamuk, letung-kusik sementara jalan yang sudah dalam kondisi baik diantaranya ialah ruas kuala maras-sei hulu, air asuk-liuk, sei hulu-letung. Pengembangan sistem jaringan Ruas jalan dan jembatan lokal primer masih sangat sedikit yang terealisasi jalan lokal primer hanya ruas dalam kota Tarempa, ruas dalam kota Letung dan air sena yang sudah cukup baik kondisinya Penataan mata air sumber air Belum ada rencana jembatan dalam indikasi program RTRW Kabupaten Kep. baku Anambas yang terealisasi Pengembangan Sumber Air  Sumber Air Terjun Temburun merupakan sumber air yang berasal dari Baku air terjun temburun. Sumber Air ini digunakan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, memasak, dan lain sebagainya di Pulau Siantan  Sumber Air Waduk David merupakan air permukaan waduk tadah hujan. Sistem perpipaan dari waduk Kolong David dengan Kapasitas 10 liter/detik. Sumber Air Waduk David ini digunakan sebagai Sumber Air di Pulau Jemaja.  Sumber Air Mata Air Matak merupakan sumber mata air yang digunakan warga di pulau Matak, digunakan warga untuk keperluan sehari hari seperti, memasak, mandi, air minum dan sebaginya Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- Seluruh indikasi program RTRW Kabupaten Kepulauan Anambas hanya 14% An yang sudah terlaksana dengan baik, 31% masih dalam proses pelaksanaan dan sebanyak 55% masih belum terlaksana

6. Kota Tanjungpinang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 40 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Peningkatan Jaringan Jalan Kondisi fisik jalan dalam keadaan baik, ruas-ruas vital terutama yang dari dan Kolektor Primer menuju bandara sudah terealisasi, hanya jalan lingkar yang belum terealisasi.

Pengembangan sistem jaringan Kondisi jaringan jalan kolektor dan lokal dalam keadaan baik, pembangunan jalan lokal primer jalan di kawasan senggarang sudah hampir selesai, peningkatan- peningkatan jalan eksisting sudah terealisasi Pembangunan dan Secara umum kondisi jembatan yang sudah ada dalam kondisi baik, peningkatan jembatan jembatan-jembatan yang terkait jalan lingkar belum terealisasi Rehabilitasi dan Revitalisasi Kondisi sungai utama di Kota Tanjungpinang memang tidak dalam kondisi Sungai Utama di Kota yang baik, perlu segera dilakukan pengerasan di bibir sungai, serta Tanjungpinang pengamanan DAS sungai utama di Kota Tanjungpinang Pembangunan prasarana dan Belum terlihat pembangunan sarana dan prasarana pada kawasan abrasi sarana pada kawasan abrasi pantai, untuk kawasan rawan banjir sudah ada pelebaran gorong-gorong pantai dan rawan dibeberapa titik banjir/genangan Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- Seluruh indikasi program RTRW Kota Tanjungpinang hanya 10% yang sudah An terlaksana dengan baik, 36% masih dalam proses pelaksanaan dan sebanyak 54% masih belum terlaksana, hal ini terjadi dikarenakan RTRW Tanjungpinang baru diperdakan pada akhir 2014 sehingga perda tersebut baru berjalan kurang dari satu tahun

Infrastruktur Jaringan Wilayah Kota Batam yang terdiri dari banyak pulau, baik besar maupun kecil Jembatan telah terhubung dengan 6 (enam) buah jembatan megah yang menghubungkan 7 (tujuh) pulau yaitu Pulau Batam ke Pulau Tonto ke Pulau Nipah ke Pulau Setoko ke Pulau Rempang ke Pulau Galang dan ke Pulau Galang Baru. Semua jembatan tersebut berkonstruksi besi dan beton dengan panjang keseluruhan 2.262 meter Infrastruktur Jaringan Jalan 1. Melalui Dinas PU Kota Batam membangun sepanjang 4,5 Km jalan baru dan melaksanakan peningkatan jalan sepanjang 26,09 Km, selain tiu juga dilaksanakan pemeliharaan rutin di sepanjang 35 Km jalan Kota Batam. Berdasarkan data yang dimiliki Dinas PU Kota Batam, total ruas jalan Kota Batam tahun 2013 lalu yakni 882,57 Km dengan lebar ruas rata-rata 15,33 meter. 2. Dari total jalan ini, sebanyak 80,49 persen sudah berupa jalan aspal, 14,04 persen masih berupa kerikil dan 5,47 persen jalan tanah atau belum tembus. Jika dilihat dari kondisi jalan, sebanyak 66,66 persen dalam keadaan baik, sementara 9,32 persen jalan kota dalam kondisi sedang dan 9,72 persen rusak ringan serta 14,30 persen rusak berat. 3. Adapun ruas jalan nasional di Kota Batam berdasrkan SK Menteri Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009 yaitu 148,209 Km, jalan nasional ini terbagi 2 (dua) yaitu ruas jalan arteri nasional sepanjang 91,574 Km dan ruas jalan kolektor nasional sepanjang 56,635 Km. 4. Ruas jalan provinsi di Kota Batam yang ditetapkan dalam SK Gubernur Kepulauan Riau Nomor 530.a tahun 2010 adalah sepanjang 67,6 Km. Infrastruktur Fly Over Badan Pengusahaan Batam telah merencanakan pembangunan 2 (dua) Fly

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 41 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Over yaitu Fly over Simpang Kabil dan Fly Over Simpang Jam yang tujuannya untuk mengurai kemacetan saat jam-jam sibuk. Panjang jembatan yang direncanakan 630 m dan lebar 9 m untuk Fly Over Simpang Kabil dimana Fly Over simpang Kabil nantinya akan menghubungkan Kawasan Industri Kabil-Bandara Hang Nadim dengan Nagoya, sedangkan untuk rencana Fly Over SP.Jam akan menghubungkan antara Kawasan industri Kabil – Bandara Hang Nadim dengan Nagoya dan Pelabuhan Internasional Sekupang dengan panjang jembatan yang direncanakan yaitu 475 m dan lebar 9 m. Pengembangan Jaringan  Pengembangan dan peningkatan sungai Harapan, Sungai Muka Kuning, Sungai Sungai Duriangkang, Sungai Beduk, Sungai Tongkong, Sungai Ngeden, Sungai Puncur, Sungai Nongsa, Sungai Ladi, Sungai Baloi, Sungai Tembesi, Sungai Cia, Sungai Gong, Sungai Langkai, Sungai Bengkong, Sungai Rempang dan Sungai Galang. (RTR KSN BBK).  sungai pada DAS Terong, DAS Seraya Cundung, DAS Gading, DAS Penatu, DAS Ladi, DAS Bukit Jodoh, DAS Nongsa, DAS Balo, DAS Tiban Lama, DAS Pesung, DAS Logo, DAS Ekang, DAS Bintan, DAS Cikolek, dan DAS Sumpai di WS Kepulauan Batam-Bintan (RTR KSN Perbatasan Negara Riau-Kepri) Pengembangan dan Meliputi waduk Sei Harapan, Waduk Sei Ladi, waduk Nongsa, Waduk Muka peningkatan waduk kuning, Waduk Duriangkang, Waduk Sei Tembesi Baru, Waduk Sungai Rempang, Waduk Sungai Cia, Waduk Sungai Galang, dan Waduk Sungai Gong. 7. Kota Batam

Dam Tembesi berada di 2 (dua) Kecamatan yaitu Kec. Sagulung dan Kec. Sei Beduk, saat dilakukan monitoring Dam Tembesi masih dalam tahap peningkatan

Waduk Nongsa, waduk telah dilengkapi dengan infrastruktur pendukung seperti jalan inspeksi dan pagar pembatas dengan kondisi bagus. Secara administrasi waduk ini berada di Kecamatan Nongsa.

Waduk Muka Kuning telah dilengkapi infrastruktur berupa jalan inspeksi dan pagar pembatas dengan kondisi bagus

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 42 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Waduk Duringakang telah dilengkapi infrastruktur sistem pengendalaian air dan infrastruktur pagar pembatas dengan kondisi cukup bagus, dibeberapa titik, kondisi pagar pembatas sudah jebol/rusak sehingga masya. bisa keluar/masuk ke lokasi waduk. Waduk Sie Harapan, perlu dilakukan peningkatan infrastruktur pagar pembatas, karena kondisi pagar yang bersebelahan dengan permukiman sudah roboh. Waduk ini berada di Kec. Sekupang

Kondisi infrastruktur di Waduk Sei Ladi dalam Keadaan cukup baik, peningkatan infrastruktur pagar pembatas perlu dilakukan dikarenakan kondisi pagar sudah ada yang keropos/rusak.

2.3.5. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Jasa Konstruksi dan Pengujian Laboratorium Laboratorium Pengujian UPTD Pemberdayaan, Pengawasan Jasa Konstruksi, Pengujian dan Peralatan Dinas PU, Penataan Ruang dan Pertanahan Pemprov Kepri dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 17 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemberdayaan, Pengawasan Jasa Konstruksi, Pengujian dan Peralatan Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau, tanggal 01 Maret 2012. Laboratorium Pengujian ini menyediakan pelayanan uji bahan, yang meliputi uji kualitas material di bidang aspal, bidang beton dan bidang tanah. Personil tenaga laboratorium yang telah memiliki sertifikat keahlihan adalah sebagai berikut :

PENDIDIKAN NO N A M A TUPOKSI KETERANGAN TERAKHIR 1 TUGIMIN SMK TEKNISI LABORATORIUM TANAH BERSERTIFIKASI 2 HERU PRASTOWO SMK TEKNISI LABORATORIUM TANAH BERSERTIFIKASI 3 ADI SAYUTI SMA TEKNISI LABORATORIUM TANAH BERSERTIFIKASI ROSNELIS 4 SMK TEKNISI LABORATORIUM TANAH BERSERTIFIKASI PERMATASARI 5 EDI SAPUTRA SMK TEKNISI LABORATORIUM TANAH BERSERTIFIKASI 6 ROBY MAULUDIN SMK TEKNISI LABORATORIUM TANAH BERSERTIFIKASI 7 EKO SURONO SMA TEKNISI LABORATORIUM BETON BERSERTIFIKASI 8 RENDY OCTAVIANO SMA TEKNISI LABORATORIUM BETON BERSERTIFIKASI 9 WAWAN SETIAWAN SMA TEKNISI LABORATORIUM BETON BERSERTIFIKASI 10 PRATAMA CAHYADI SMP TEKNISI LABORATORIUM BETON BERSERTIFIKASI 11 MUHTAZAR SMK TEKNISI LABORATORIUM ASPAL BERSERTIFIKASI 12 M. ALFARABI SMA TEKNISI LABORATORIUM ASPAL BERSERTIFIKASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 43 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

13 YUDA AFRIANSYAH, ST S1 TEKNISI LABORATORIUM ASPAL BERSERTIFIKASI 14 JULI WIDYAWAN SMK TEKNISI LABORATORIUM ASPAL BERSERTIFIKASI Tabel 2.26. Personil Tenaga Laboratorium Yang Telah Memiliki Sertifikat Keahlihan

Peralatan Laboratorium Pengujian terdiri dari peralatan pengujian beton, pengujian aspal dan pengujian tanah, seperti penjabaran pada tabel-tabel berikut :

Tabel 2.27. Jumlah Peralatan Laboratorium Pengujian ASPAL NO NAMA ALAT JUMLAH/ UNIT 1 Mesin Tekan Marshall 1 2 Centrifugal Extraktor 1 3 Bak Rendam Benda Uji Marshall 1 4 Saybolt Viscometer 1 5 Alat Kadar Air Aspal 1 6 Alat Titik Nyala Aspal 1 7 Destilasi aspal Cutback 1 8 Ductilometer Aspal 1 9 Penetrometer Aspal 1 10 Oven Uji Kehilangan Berat Aspal 1 11 Los Angeles Machine 1

BETON NO NAMA ALAT JUMLAH/ UNIT 1 Ayakan Agg. Halus + Kasar 1 2 Mesin Shake (Getar) Ayakan 1 3 Oven 2 4 Molen Kapasitas 0,2 m³ 2 5 Mesin Kuat Tekan Beton 2 6 Alat Slum Test 1 7 Mould (Cetakan Beton) Besar 15 x 15 85 8 Mould (Cetakan Beton) Kecil 4 9 Mesin Lentur Beton 1 10 Kerucut SSD 1 11 Picnometer 1 12 Timbangan Digital Besar 2 13 Timbangan Digital Kecil 2 14 Timbangan Manual 2 15 Kadar Udara Beton 1 16 Hammer Test + Alat Calibrasi 1 17 Mesin Shake Beton 1

TANAH

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 44 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

NO NAMA ALAT JUMLAH/ UNIT 1 Alat Sondir 1 2 Stang Sondir 38 3 Atterberg Mesin 1 4 Atterberg Manual 1 5 Mould Convaksi 10 6 Mould CBR Perendaman 10 7 Mesin Tekan CBR 1 8 Konsolidasi 6 9 DCP 1 10 Triaxial 1 11 Hand Penetrometer 1 12 Speedy 1 13 Sandcone 1 14 Hand Bor + Stang Hand Bor 1 15 Gelas Ukur 8 16 Consolidasi 2 17 Extruder 2

Kondisi alat untuk saat ini dalam berkondisi baik dan dikategori masih baru, dan saat ini masih terus dilakukan peningkatan dalam rangka untuk mencapai sertifikat standar mutu (ISO17025 : 2005). 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah 2.4.1. Tantangan Pembangunan Bidang Bina Marga

Tantangan pembangunan bidang Bina Marga, meliputi : 1. Pemenuhan kebutuhan prasarana jalan yang mendukung sistem transportasi wilayah harus memenuhi standar keselamatan jalan dan berwawasan lingkungan dalam menunjang sektor riil dan sistem logistik daerah dan nasional; 2. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan serta operasi dan pemeliharaan prasarana jalan untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap prasarana jalan yang ada terutama kepedulian terhadap lingkungan disekitar prasarana jalan yang ada; 3. Mengantisipasi pertumbuhan prosentase kendaraan dibandingkan jalan yang terus akan mengalami peningkatan seiring perkembangan dan kompetisi global, terutama pada wilayah perkotaan; 4. Meningkatkan keterpaduan sistem jaringan transportasi dan penyelenggaraan jalan dan meningkatkan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan jalan; dan 5. Mengupayakan pengarusutamaan jender dalam proses pelaksanaan kegiatan sub-bidang jalan, baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya.

2.4.2. Tantangan Pembangunan Bidang Sumber Daya Air

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 45 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Tantangan pembangunan bidang Sumber Daya Air, meliputi : 1. Menyediakan air baku untuk mendukung penyediaan air minum; 2. Menjaga kelestarian hutan pada kawasan catchment area atau daerah tangkapan sumber air baku; 3. Mendorong sektor irigasi sebagai sektor unggulan dan mengendalikan alih fungsi lahan pertanian beririgasi; dan 4. Melakukan pengelolaan resiko yang diakibatkan oleh daya rusak air seperti banjir, kekeringan, serta abrasi pantai, dan Melakukan upaya dan langkah mitigasi dan adaptasi bidang SDA dalam menghadapi dampak negatif perubahan iklim;

2.4.3. Tantangan Pembangunan Bidang Penataan Ruang Dan Pertanahan

Tantangan pembangunan bidang Penataan Ruang Dan Pertanahan, meliputi : 1. Belum disahkannya RTRW Provinsi sampai saat ini; 2. Meningkatkan pemanfaatan Rencana Tata Ruang secara optimal dalam mitigasi dan penanggulangan bencana, peningkatan daya dukung wilayah, dan pengembangan kawasan; 3. Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang terutama melalui dukungan sistem informasi dan monitoring penataan ruang di daerah untuk mengurangi terjadinya konflik pemanfaatan ruang antarsektor, antarwilayah, dan antarpelaku; 4. Meningkatkan kepastian hukum dan koordinasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang; dan 5. Meningkatkan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat (termasuk perempuan) dlam penyelenggaraan penataan ruang.

2.4.4. Tantangan Pembangunan Bidang Jasa Konstruksi dan Pengujian Peralatan

Tantangan pembangunan bidang Jasa Konstruksi dan Pengujian Peralatan, meliputi : 1. Asosiasi konstruksi juga masih lebih cenderung mengutamakan kepentingan- kepentingan politis, sementara forum jasa konstruksi belum intens dan kurang maksimal melakukan pembinaan; 2. Memperkuat pasar konstruksi dan meningkatkan profesionalisme industri konstruksi. Termasuk perlunya memperkuat para pelaku usaha konstruksi kecil dan menengah antara lain karena lemahnya penguasaan teknologi dan akses permodalan Badan Usaha Jasa Konstruksi; 3. Masih terbatasnya peralatan pengujian; 4. Masih adanya mutu konstruksi yang belum sesuai standar; dan 5. Mengupayakan pengaruh gender dalam proses pelaksanaan kegiatan sub-bidang jasa konstruksi, baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2 - 46 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan PD

Perencanaan Strategis Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021, adalah perencanaan pembangunan yang merupakan keberlanjutan dari pembangunan tahun-tahun sebelumnya, sehingga dalam merumuskan arah kebijakan dan strategi pembangunan kedepan tidak lepas dari kondisi riil capaian pembangunan tahun sebelumnya. Lima tahun pertama dan kedua Renstra Dinas Pekerjaan umum, Panataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau telah menghasilkan berbagai kemajuan yang cukup berarti namun masih menyisahkan berbagai permasalahan pembangunan daerah yang merupakan kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan yang bermuara pada tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi. Untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana permasalahan infrastruktur dapat dipecahkan dan diselesaikan dengan baik, tiap-tiap

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 1 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

permasalahan juga diidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilannya dimasa datang. Faktor- faktor penentu keberhasilan adalah faktor kritis, hasil kinerja, dan faktor-faktor lainnya yang memiliki daya ungkit yang tinggi dalam memecahkan permasalahan pembangunan atau dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan urusan pemerintahan.

Pada bagian ini, akan diuraikan permasalahan, diuraikan permasalahan yang paling krusial tentang layanan dasar di tiap Bidang/UPTD sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing melalui penilaian terhadap capaian kinerja yang belum mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Tahun 2016 - 2021. Permasalahan akan diuraikan untuk mengetahui faktor-faktor, baik secara internal maupun eksternal, yang menjadi pendorong munculnya permasalahan tersebut. Identifikasi permasalahan pada tiap urusan dilakukan dengan memperhatikan capaian indikator kinerja pembangunan dan hasil evaluasi pembangunan lima tahun terakhir sebagai berikut :

1. Bagian Sekretariat a. Penyelenggaraan pengelolaan kegiatan sekretariat belum optimal, salah satunya pengelolahan Barang Milik Negara (BMN) yang belum optimal; b. Masih kurangnya tenaga pengelola kegiatan dan administrasi keuangan yang bersertifikat; c. Kapasitas pengendalian dan evaluasi terhadap hasil-hasil pelaksanaan realisasi program dan kegiatan Dinas Pekerjaan Umum belum optimal; dan d. Belum optimalnya data dan informasi Dinas Pekerjaan Umum yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

2. Bidang Bina Marga a. Belum seluruhnya jalan dan jembatan propinsi dalam kondisi baik dan mantap, sesuai dengan kapasitas jalan propinsi. b. Kapasitas jalan dan jembatan yang belum memenuhi standar teknis pelayanan minimal, yaitu lebar jalan yang kurang dari 6.00 m dan lebar jembatan yang kurang dari 9.00 m.

3. Bidang Sumber Daya Air a. Pembiayaan kegiatan Sumber Daya Air sangat minim dibandingan dengan kegiatan Bina Marga, sehingga mengakibatkan belum terpenuhinya target penambahan Air baku dikarenakan keterbatasan anggaran, dan proses pengadaan tanah yang lama; b. Kurangnya optimalnya koordinasi antar wilayah dalam pengelolaan SDA yang menyebabkan konservasi SDA belum optimal serta Daya dukung lingkungan yang menurun akibat pemanfaatan sumber daya air yang berlebihan.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 2 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

4. Bidang Penataan Ruang Dan Pertanahan a. Belum sepenuhnya mempedomani Rencana Tata Ruang Wilayah (Perda RTRW) Kab/Kota di Provinsi Kepulauan Riau dalam menyusun program-program pembangunan dan panduan bagi masyarakat untuk memanfaatkan ruang. b. Belum optimalnya ketaatan masyarakat terhadap rencana tata ruang, sehingga pemanfaatan ruang yang berbanding lurus dalam pemanfaatan tanah untuk pembangunan juga kurang optimal. c. belumoptimalnyapenyelesaiankonflik-konflikpertanahan, terutamamasalahgantikerugiandansantunantanahuntukpembangunanPemerintahProvinsi.

5. Bidang Jasa Konstruksi dan Pengujian Peralatan a. Laboratorium pengujian peralatan Dinas Pekerjaan Umum, Panataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau belum memiliki ISO 17025:2005. b. Kurangnya pemahaman di masyarakat luas maupun aparat daerah tentang kualitas pembangunan, sehingga perlu peningkatan penguasaan teknologi dan penyebaran Informasi bidang pekerjaan umum; c. Belum sepenuhnya penyedia jasa mengujikan hasil pelaksanaan konstruksi pada kantor laboratorium pengujian Dinas Pekerjaan Umum, Panataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau, dikarenakan peralatan uji yang masih terbatas; d. Belum optimalnya pemeliharaan peralatan laboratorium, karena banyak peralatan yang rusak tidak bisa digunakan kembali atau tidak ada pemeliharaannya; dan e. Keterbatasan SDM, peralatan teknis, dan laboratorium, dan pendukung lainnya

3.2. Telaahan Visi, Misidan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Menelaah visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang akan dilaksanakan selama kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau tersebut dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Pekerjaan Umum, Panataan Ruang dan Pertanahan yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi Gubernur dan wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau tersebut.

Hasil identifikasi Dinas Pekerjaan Umum, Panataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau tentang faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Pertanahan yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih ini juga akan menjadi input bagi perumusan isu-isu strategis pelayanan Dinas Pekerjaan Umum. Dengan demikian, isu-isu yang dirumuskan tidak saja berdasarkan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 3 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

tinjauan terhadap kesenjangan pelayanan, tetapi juga berdasarkan kebutuhan pengelolaan faktor- faktor agar dapat berkontribusi dalam pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih

Visi merupakan pernyataan cita-cita atau impian sebuah kondisi yang ingin dicapai di masa depan. Kondisi yang dicita-citakan atau diimpikan tersebut adalah kondisi yang di akhir periode dapat diukur capaiannya melalui berbagai usaha pembangunan. Usaha-usaha pembangunan yang dilaksanakan, umumnya berorientasi untuk memperbaiki tingkat hidup (level of living) masyarakat

Visi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau merupakan gambaran kesuksesan yang ingin dicapai dalam kurum waktu 5 (lima) tahun kedepan yang disusun dengan memperhatikan visi RPJPD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025 dan arah Pembangunan Nasional RPJMN Tahun 2015 – 2019.

Telaahan Visi dan Misi RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016 - 2021

RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016 - 2021 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kepulauan Riau tahap ke-3. Visi RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016 – 2021 adalah ”Terwujudnya Kepulauan Riau sebagai Bunda Tanah Melayu yang Sejahtera, Berakhlak Mulia, Ramah Lingkungan dan Unggul di Bidang Maritim”. Dengan kata kunci dari visi Provinsi Kepulauan Riau periode 2016 -2021 meliputi sebagai berikut : 1. Sebagai Bunda Tanah Melayu Mengandung arti bahwa Provinsi Kepulauan Riau diharapkan tetap menjadi wilayah yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan seni budaya melayu dalam kehidupan masyarakat. Nilai- nilai adat dan budaya melayu tersebut dilestarikan agar tidak pudar terpengaruh oleh budaya luar.

2. Sejahtera Sejahtera menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung arti aman sentosa dan makmur; selamat (terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran, dsb). Masyarakat sejahtera dapat diartikan secara luas yaitu masyarakat yang terpenuhinya kebutuhan dasarnya (pendidikan, kesehatan, pekerjaan, pangan, perumahan, dan jaminan sosial).

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 4 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

3. Berakhlak Mulia Berakhlak mulia mengandung arti bahwa diharapkan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau telah dapat mempertahankan nilai-nilai moralitas masyarakat melayu dimana Agama Islam menjadi sumber utama referensinya dengan dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dan bagi masyarakat selain Islam juga dapat melaksanakan ajaran agamanya, sehingga tercipta kerukunan antar umat beragama.

4. Ramah Lingkungan Ramah lingkungan mengandung arti bahwa wilayah Provinsi Kepulauan Riau diharapkan menjadi wilayah dengan lingkungan yang bersih, sehat, asri, dan nyaman sehingga perlu didukung dengan sistem pengelolaan lingkungan dan sistem pengelolaan sampah yang baik, pemanfaatan ruang yang memenuhi aspek daya dukung lingkungan, dan dilengkapi ruang terbuka hijau yang memadai.

5. Unggul di Bidang Maritim Unggul di bidang maritim diartikan bahwa Provinsi Kepulauan Riau dicita-citakan memiliki keuanggulan pada sektor kemaritiman, terutama sektor kelautan dan perikanan, perhubungan, dan pariwisata didukung dengan pembangunan sektor-sektor lainnya dengan berorientasi pada kemaritiman (maritim oriented). Pembangunan kemaritiman diharapkan mampu mewujudkan tujuan pembangunan bidang maritim, yaitu: meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan dan pembudidaya ikan; menghasilkan produk dan jasa kelautan yang berdaya saing tinggi; meningkatkan kontribusi sektor kelautan bagi perekonomian daerah; menciptakan lapangan kerja; meningkatkan konsumsi ikan; dan memelihara daya dukung lingkungan dan kelestarian sumber daya kelautan. Keunggulan di bidang maritim juga mencakup konektivitas antar pulau dan antar kabupaten/kota, serta pemanfaatan potensi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil untukpengembangan pariwisata bahari.

Misi yang yang ditempuh sebanyak 9 (sembilan) misi, yaitu : 1. Mengembangkan perikehidupan masyarakat yang agamis, demokratis, berkeadilan, tertib, rukun dan aman di bawah payung budaya Melayu; 2. Meningkatkan daya saing ekonomi melalui pengembangan infrastruktur berkualitas dan merata serta meningkatkan keterhubungan antar kabupaten/kota; 3. Meningkatkan kualitas pendidikan, ketrampilan dan profesionalisme Sumber Daya Manusia sehingga memiliki daya saing tinggi;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 5 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

4. Meningkatkan derajat kesehatan, kesetaraan gender, penanganan kemiskinan dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS); 5. Meneruskan pengembangan ekonomi berbasis maritim, pariwisata, pertanian untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesenjangan antar wilayah serta meningkatkan ketahanan pangan; 6. Meningkatkan iklim ekonomi kondusif bagi kegiatan penanaman modal (investasi) dan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah; 7. Meneruskan pengembangan ekonomi berbasis industri dan perdagangan dengan memanfaatkan bahan baku lokal; 8. Meningkatkan daya dukung, kualitas dan kelestarian lingkungan hidup; 9. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, aparatur birokrasi yang profesional, disiplin dengan etos kerja tinggi serta penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas.

Sesuai dengan amanah RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016 – 2021, peran Dinas Pekerjaan Umum, Panataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau untuk mendorong misi ke-2 yaitu meningkatkan daya saing ekonomi melalui pengembangan infrastruktur berkualitas dan merata serta meningkatkan keterhubungan antar kabupaten/kota. Oleh karena itu tupoksi Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi periode tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut : 1. Berkembangnya pusat-pusat pengembangan kawasan yang sudah tertuang dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah dengan disertai upaya peninjauan terhadap kebijakan yang sudah ada. Terus meningkatkan infrstruktur pendukung investasi dan peningkatan kapasitas kelembagaan dengan penyelenggaraan jalan dan jembatan yang memadai seperti Pembangunan Jembatan Batam-Bintan dan jembatan penghubung lainnya, yang berfungsi sebagai jalur perhubungan utama pengembangan pusat-pusat kawasan perkotaan dan sekaligus untuk pengembangan pariwisata daerah, dan jalan lingkar pada kawasan cepat tumbuh atau kawasan strategis lainnya maupun kawasan pusat-pusat kegiatan pada kawasan Pulau-Pulau dengan jumlah penduduk yang banyak. 2. Pengembangan perbatasan terus dilakukan dengan pembangunan infrastruktur dasar di pulau-pulau terluar dan perbatasan dan terus melakukan kerjasama dengan instansi terkait baik daerah maupun pusat dalam pengembangan pulau terluar dan perbatasan. 3. Terus meningkatkan penyediaan air bersih dan minum bagi kawasan perkotaan maupun perdesaan dengan tujuan meningkatkan kualitas perkotaan dan pedesaan yang tertinggal dengan program percepatan pembangunan desa dan program pengembangan kecamatan.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 6 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Meningkatkan penurunan persentase dan jumlah keluarga miskin dan sangat miskin dengan perencanaan dan pelaksanaan program yang lebih terkordinasi dan terintegrasi.

Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Program Gubernur dan Wakil Gubernur Misi dan Program KDH & Wakil KDH Permasalahan Faktor Faktor Pendorong Terpilih Pelayanan PD Penghambat

Meningkatkan daya saing ekonomi a. Belum a. Lahan yang a. Komitmen melalui pengembangan infrastruktur ditetapkannya belum SDM berkualitas dan merata serta Rencana Detail tersedia; mengembangk meningkatkan keterhubungan antar Tata Ruang; b. Kemampuan an kompetensi kabupaten/kota b. Terkendala SDM, baik untuk lahan belum kuantitas meningkatkan Program Prioritas KDH & Wakil KDH tersedia; dan maupun skil dan ilmu Terpilih, yaitu: c. Perencanaan kualitas pengetahuan; yang belum belum b. Tersedianya 1. Pengembangan Daerah Irigasi di terintegritas memadai; sarana dan Kabupaten Lingga, Natuna, dan dengan baik. c. Penempatan prasarana Anambas; SDM yang perkantoran 2. Penyelesaian pembangunan tidak sesuai yang memadai; Waduk Kawal dan SPAM beserta dengan jaringannya, Kabupaten Bintan; kompetensin 3. Pembangunan jalandanjembatan ya; dan (connectivity) pulau - pulau di d. Terbatasnya Karimun; anggaran 4. Pengembangan KSP Provinsi yang (PulauDompak), tersedia. terutamamenyediakaninfrastruktur jalan, bundarandanruangterbukahijau 5. Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan di Kawasan Strategis Provinsi (Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, Kab.Kepulauan Anambas, dan Pulau Dompak).

3.3. Telaah Renstra Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

Penyusunan Renstra SKPD Dinas Pekerjaan Umum, Panataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau juga memperhatikan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015-2019 adalah “Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Yang Handal Dalam Mendukung Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang merupakan rumusan upayaupaya yang akan dilaksanakan selama periode Renstra 2015 – 2019 dalam rangka mencapai visi serta mendukung upaya pencapaian target pembangunan nasional, berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 7 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Kabinet Kerja amanat RPJMN tahap ketiga serta perubahan kondisi lingkungan strategis yang dinamis adalah sebagai berikut : 1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energy, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi; 2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim; 3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip „infrastruktur untuk semua‟; 4. Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI; 5. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung fungsi manajemen meliputi perencanaan yang terpadu, pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat.

Tabel 3.2 Identifikasi Permasalahan Renstra K/L Kemenpupera Sasaran Jangka Menengah Faktor Faktor Permasalahan Pelayanan PD Renstra K/L Penghambat Pendorong

1. Meningkatnya Belum sinergis perencanaan Regulasi yang Tersedianya keterpaduan perencanaan, program antara pemerintah berubah-berubah sarana dan pemrograman dan pusat dan pemerintah daerah. dan prioritas prasarana penganggaran; program daerah perkantoran yang sangat memadai dipengaruhi oleh kebijakan politis

2. Meningkatnya dukungan Di kawasan perkotaan juga Kesadaran Lebar jalan masih konektivitas bagi terjadi kemacetan yang masyarakat memadai, dan penguatan daya saing dan diakibatkan oleh pertumbuhan dalam perlengkapan meningkatnya kemantapan kapasitas jalan yang tidak berkendara rambu yang cukup jalan nasional ; mampu mengikuti pertumbuhan masih yang kendaraan bermotor. sangat kurang

3. Meningkatnya dukungan Masih terjadinya kerusakan Ketersedian Mempunyai rata- kedaulatan pangan dan pada catchment area, lahan yang rata curah hujan energi, dan ketahanan air; perubahan pola hujan, erosi dan sangat sulit dan cukup tinggi setiap

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 8 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Sasaran Jangka Menengah Faktor Faktor Permasalahan Pelayanan PD Renstra K/L Penghambat Pendorong

sedimentasi sangat tinggi, keterbatasan tahunnya. peningkatan kejadian banjir dan anggaran kekeringan, tingginya pencemaran dan rendahnya kualitas air, serta dampak perubahan iklim yang memerlukan mitigasi dan adaptasi.

4. Meningkatnya dukungan Masih terasa berat dalam Peran daerah Kerukunan layanan infrastruktur dasar menyediakan akses dasar dalam masyarakat di permukiman dan antara lain air bersih/minum penyediaan Provinsi perumahan, dan yang layak, akses sanitasi yang pengelolahan Kepulauan Riau meningkatnya penyediaan layak, dan menyediakan prasarana sarana masih terjaga dan pembiayaan permukiman yang layak yang dasar masih dengan baik. perumahan; sehat. sangat kurang

3.4. Telaah Rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

3.4.1. Telaah Rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah

Sesuai dengan Perda RTRW Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017-2037 prioritas pemanfaatan ruang dititikberatkan pada hal-hal sebagai berikut: 1. Perwujudan Struktur Ruang Provinsi melalui perwujudan sistem perkotaan, transportasi darat - laut-udara, jaringan energi, telekomunikasi, sumberdaya air dan jaringan lainnya; 2. Perwujudan Pola Ruang Provinsi melalui pengendalian pemanfaatan kawasan lindung dan budidaya darat; 3. Perwujudan Pola Ruang Laut melalui perlindungan dan pengawasan kawasan laut, serta pengembangan dan pemanfaatan sumber daya laut; dan 4. Perwujudan Kawasan Strategis Provinsi.

Adapun indikasi program untuk mewujudkan pola ruang sesuai dengan Rancangan RTRW Provinsi Kepulauan Riau sebagai berikut: 1. Perwujudan Sistem Pusat-Pusat Kegiatan Provinsi. a. Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional, Provinsi dan Kabupaten melalui Pengembangan/Peningkatan Fungsi Kota Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) selaras daya dukung lingkungan, disertai penerapan teknologi lingkungan yang diimbangi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 9 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

pengembangan kawasan hinterland serta didukung pengembangan SDM dan sektor- sektor pendukung, yaitu diBatam; b. Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional, Provinsi dan Kabupaten melalui Pengembangan/Peningkatan Fungsi Kota Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu Tanjungpinang, Tanjung Balai Karimun, Daik, Dabo, Tarempa; c. Percepatan Pengembangan Kota-Kota Utama Kawasan Perbatasan melalui Pengembangan Baru Kota Ranai sebagai Kota Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yaitu di Kota Batam, Ranai dan Tarempa. Percepatan dan Pengembangan Kota Pusat Kegiatan Lokal melalui Pengembangan/Peningkatan fungsi dan peran pusat-pusat kegiatan lokal (PKL) meliputi , Kijang, Tanjung Uban, Tanjung Batu, Meral, Letung , Moro, Serasan, Midai, Sedanau dan Pulau Tiga d. Percepatan dan Pengembangan Kota Pusat Kegiatan Lokal melalui Pengembangan baru kota-kota sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu di Moro, Bandar Seri Bintan, Palmatak, Serasan, Sedanau, Senayang, Pancur, Tebang Laden, Pulau Tiga dan Tambelan. 2. Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana Utama a. Transportasi Darat - Pengembangan dan/atau peningkatan jaringan jalan dan jembatan dengan pengawasan optimal yang berwawasan lingkungan di Seluruh Kabupaten/Kota; - Peningkatan/Pembangunan jaringan Seluruh jalan Kabupaten/Kota; - Pembangunan jembatan antar pulau di Batam – Bintan, Pulau Tanjung Sauh – Pulau Buau, JembatanPulauLingga – PulauSelayar – Pulau Lipan - PulauSingkep, JembatanantarPulauLingga – PulauTalas – PulauMentutu – Pulau Benut Kecil – Pulau Benut Besar – Pulau Gajah – PulauKrakap – PulauBakungBesar (Senayang) – PulauTapai, JembatanantarPulauSenayang – PulauSebangka, Palmatak – Siantan, Lingga - Selayar Singkep, Pulau Dompak – Tanjungpinang, Karimun – Kundur, Sedanau – Binjai; dan Pembangunan Jembatan Antar pulau diPulauMatak – PulauSiantan – PulauBajau. Rencana pengembangan jembatan antarpulau akan menghubungkan Kabupaten Karimun sebagai pusat kegiatan wilayah Pulau Parit – Pulau Lumut, Pulau Papan – pulau Belat dan PKL Pulau Kundur. - Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan Seluruh Kabupaten/Kota. b. Sistem Jaringan Sumber Daya Air - Pengawasan, revitalisasi dan rehabilitasi sungai, waduk/dam dan mata air Seluruh Kabupaten/Kota;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 10 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

- Rehabilitasi, peningkatan dan pembangunan prasarana serta sarana pada kawasan rawan abrasi pantai dan rawan banjir seluruh Kabupaten/Kota; - Pengembangan/pembangunan irigasi pertanianKabupaten Lingga dan Kabupaten Natuna; dan - Rehabilitasi dan revitalisasi irigasi pertanian Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Kepulauan Anambas.dan Irigasi Kabupaten Bintan c. Sistem Jaringan Lainnya - Pengembangan dan penyediaan sarana dan prasarana air baku seluruh Kabupaten/Kota; - Pengembangan, rehabilitasi dan revitalisasi sistem jaringan drainase Seluruh Kabupaten/Kota. 3. Perwujudan Pola Ruang Provinsi a. Perlindungan Kawasan Lindung - Pengadaan sarana dan prasarana perlindungan dan pengawasan hutan Seluruh Kabupaten/Kota; - Perlindungan dan Konservasi kawasan resapan air seluruh Kabupaten/Kota; - Rehabilitasi dan Peningkatan pengembangan kawasan resapan air Seluruh Kabupaten/Kota; - Pengadaan sarana dan prasarana perlindungan dan pengawasan kawasan resapan air Seluruh Kabupaten/Kota; - Rehabilitasi dan peningkatan kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, dan sempadan waduk/danau Seluruh Kabupaten/Kota; - Peningkatan tertib pemanfaatan kawasan sekitar sempadan pantai, sempadan sungai, dan sempadan waduk/danau Seluruh Kabupaten/Kota; - Peningkatan kualitas kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) khususnya pada Kota Batam dan Kota Tanjungpinang. b. Kawasan Budidaya - Pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan-kegiatan jasa lingkungan seluruh Kabupaten/Kota; - Pembangunan sarana dan prasarana produksi pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan seluruh Kabupaten/Kota; - Program peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana Kelautan dan Perikanan seluruh Kabupaten/Kota; - Pengembangan Sarana dan Prasarana Pariwisata seluruh Kabupaten/Kota; - Menata kawasan perkotaan, pedesaan, dan kawasan khusus seluruh Kabupaten/Kota;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 11 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

- Membangun/ Mengembangkan sarana prasarana pengelolaan sampah dan seluruh Kabupaten/Kota; - Membangun/ Mengembangkan penyediaan air bersih seluruh Kabupaten/Kota; - Mengembangkan Prasarana dan Sarana kawasan pemukiman yang layak huni seluruh Kabupaten/Kota; - Mengembangkan Prasarana dan Sarana kawasan pemukiman yang layak huni di kawasan perbatasan seluruh Kabupaten/Kota; dan - Peningkatan, perlindungan dan pengawasan Kawasan strategis Nasional Tertentu Pulau-Pulau Kecil Terdepan Provinsi. 4. Perwujudan Kawasan Strategis Provinsi a. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi yaitu Kab. Lingga, Kab. Kep. Anambas, Kab. Natuna, Kota Tanjungpinang; b. Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Kawasan Strategis dengan memperhatikan daya dukung lingkungan, sinkronisasi kebijakan pembangunan kawasan strategis dan partisipasi stakeholders Kab. Lingga, Kab. Kep. Anambas, Kab. Natuna, Kota Tanjungpinang; c. Pembangunan sarana dan Infrastruktur pendukung Kawasan Strategis Provinsi dengan memperhatikan daya dukung lingkungan, pengawasan yang optimal dan kepentingan umum Kab. Lingga, Kab. Kep. Anambas, Kab. Natuna, Kota Tanjungpinang; d. Penyediaan dan Pengembangan Sarana Prasana Kepelabuhanan dan pelayaran Kab. Natuna; e. Penyiapan Sarana Pendukung Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dengan memperhatikan aksesibilitas dan partisipasi masyarakat Kota Batam, Kab. Bintan, Kab. Karimun, Kota Tanjungpinang; f. Mendorong Pengembangan Kota-Kota Sentra Produksi yang berbasis sumber daya daerah melalui pengembangan kota Sentra Produksi Pertanian Kab. Lingga; g. Mendorong Pengembangan Kota-Kota Sentra Produksi yang berbasis sumber daya daerah melalui pengembangan kota Sentra Produksi Perikanan Kab. Kep. Anambas; h. Peningkatan kerjasama distribusi dan produksi sumberdaya antara Kawasan Strategis Provinsi dan Kawasan Strategis Nasional di Kab. Lingga, Kab. Kep. Anambas, Kab. Natuna dan Kota Tanjungpinang; i. Revitalisasi sarana dan prasarana pendukung pada kawasan sentra-sentra produksi Kab. Lingga, Kab. Kep. Anambas, Kab. Natuna, Kota Tanjungpinang; j. Pengembangan dan pemantapan sistem pasca produksi Pertanian dan Perikanan Kab. Lingga dan Kab. Kep. Anambas;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 12 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

k. Pengembangan/pengaturan distribusi dan pemasaran hasil produksi pertanian dan perikanan Kawasan Strategis Provinsi Kab. Lingga dan Kab. Kep. Anambas; l. Pengembangan potensi sumber daya air Kab. Lingga; m. Penetapan kawasan perlindungan sumber daya air Kab. Lingga; dan n. Pengembangan transmisi sumber daya air Kab. Lingga.

Wilayah pengembangan sesuai dengan arahan prioritas dalam RTRW terdiri dari : 1. WP I, seluas 812,50 Ha; terdiri dari 4 SWP (Sub Wilayah Pengembangan) yaitu : Bukit Bestari, Tanjung Pinang Timur, Tanjung Pinang Kota, Tanjung Pinang Barat, dan Pusat Pemerintahan Provinsi, dimana pusat pelayananannya di Pulau Dompak. 2. WP II, seluas 59.851 Ha; terdiri dari 6 SWP yaitu Teluk Sebong, Gunung Kijang, Teluk Bintan, Bintan Utara, Bintan Timur, dan Tambelan. 3. WP III, seluas 1.570 Ha; terdiri dari 12 SWP yaitu Belakang Padang, Bulang, Galang, Sei Beduk, Nongsa, Sekupang, Lubuk Baja, Batu Ampar, Sabulung, Batam Kota, Batu Aji, dan Bengkong. 4. WP IV, seluas 7.984 Ha; teridir dari 9 SWP yaitu Kundur, Karimun, Kundur Utara, Kundur Barat, 5. WP IV, seluas 7.984 Ha; teridir dari 9 SWP yaitu Kundur, Karimun, Kundur Utara, Kundur Barat, Buru, Meral, Tebing, Durai, dan Moro. 6. WP V, seluas 40.481 Ha; terdiri dari 5 SWP yaitu Singkep, Singkep Barat, Lingga, Lingga Utara, dan Senayang. 7. WP VI, seluas 141.902,2 Ha; terdiri dari 11 SWP yaitu Jemaja, Siantan, Bunguran Barat, Banguran Timur, Bunguran Utara, Midai, Serasan, Paltamak, Pulau Tiga, Pulau Laut, dan Subi.

Tabel 3.3 Identifikasi Permasalahan Rancangan RTRW Provinsi Sasaran Rancangan RTRW Provinsi Permasalahan Faktor Faktor Kepulauan Riau Pelayanan PD Penghambat Pendorong

1. Revitalisasi dan Percepatan Belum ada Ketersedian lahan Tersedianya Pengembangan Kota-Kota Pusat Rencana Tata yang sangat sulit, sarana dan Pertumbuhan Nasional, Provinsi dan Ruang Terinci keterbatasan prasarana Kabupaten melalui Pengembangan/ (RTR) pada anggaran dan perkantoran yang Peningkatan Fungsi Kota Pusat Kawasan pada sinkronisasi memadai Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu kawasan tersebut program belum Tanjungpinang, Tanjung Balai dan masih belum maksimal Karimun, Daik, Dabo, Tarempa mengikuti RTRW kabupaten /kota.

2. Percepatan Pengembangan Kota- Belum ada Ketersedian lahan Tersedianya Kota Utama Kawasan Perbatasan Rencana Tata yang sangat sulit, sarana dan melalui Pengembangan Baru Kota Ruang Terinci keterbatasan prasarana Ranai sebagai Kota Pusat Kegiatan (RTR) pada anggaran dan perkantoran yang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 13 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Sasaran Rancangan RTRW Provinsi Permasalahan Faktor Faktor Kepulauan Riau Pelayanan PD Penghambat Pendorong

Strategis Nasional (PKSN) yaitu di Kawasan pada sinkronisasi memadai Ranai kawasan tersebut program belum dan masih belum maksimal mengikuti RTRW kabupaten /kota.

3. Percepatan dan Pengembangan Kota Belum ada Ketersedian lahan Tersedianya Pusat Kegiatan Lokal melalui Rencana Tata yang sangat sulit, sarana dan Pengembangan/Peningkatan fungsi Ruang Terinci keterbatasan prasarana dan peran pusat-pusat kegiatan lokal (RTR) pada anggaran dan perkantoran yang (PKL) meliputi Kijang, Tanjung Uban, Kawasan pada sinkronisasi memadai. Tanjung Batu, Meral, Letung kawasan tersebut program belum dan masih belum maksimal mengikuti RTRW kabupaten /kota.

4. Percepatan dan Pengembangan Kota Belum ada Ketersedian lahan Tersedianya Pusat Kegiatan Lokal melalui Rencana Tata yang sangat sulit, sarana dan Pengembangan baru kota-kota Ruang Terinci keterbatasan prasarana sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) (RTR) pada anggaran dan perkantoran yang yaitu di Moro, Bandar Seri Bintan, Kawasan pada sinkronisasi memadai Palmatak, Serasan, Sedanau, kawasan tersebut program belum Senayang, Pancur dan masih belum maksimal mengikuti RTRW kabupaten /kota.

5. Pembangunan jembatan antar pulau Biaya pelaksanaan Ketersedian lahan Sudah memiliki di Batam – Bintan, Palmatak – pembangunan yang sangat sulit, pengalaman Siantan, Lingga - Selayar Singkep, sangat besar dan dan keterbatasan pembangunan Pulau Dompak –Tanjungpinang, perlu melibatkan anggaran jembatan Karimun – Kundur, Sedanau – Binjai peran swasta untuk membangun

6. Pengembangan/pembangunan irigasi Belum ada Kesadaran Bantuan program pertanianKabupaten Lingga dan masterplan masyarakat untuk pemerintah baik Kabupaten Natuna, dan -Rehabilitasi pengembangan bertani masih melalui DAK dan revitalisasi irigasi pertanian daerah irigasi minim dan belum Irigasi dan Kabupaten Lingga, Kabupaten pertanian di ada upaya yang Reguler cukup Natuna, dan Kabupaten Kepulauan Lingga, natuna, keras dari besar Anambas. dan anambas pemerintah dalam pengembangan kawasan pertanian

7. Rehabilitasi, peningkatan dan Belum ada Ketersedian lahan Bantuan program pembangunan prasarana serta masterplan yang sangat sulit, pemerintah baik sarana pada kawasan rawan abrasi penangan keterbata-san melalui APBN pantai dan rawan banjir seluruh kawasan rawan anggaran dan cukup besar Kabupaten/Kota abrasi dan rawan sinkronisasi banjir pada program belum masing-masing belum maksimal kabupaten/kota

8. Pengembangan dan penyediaan Peran pemerintah Ketersedian lahan program sarana dan prasarana dasar yang dae-rah untuk yang sangat sulit, pemerintah baik

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 14 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Sasaran Rancangan RTRW Provinsi Permasalahan Faktor Faktor Kepulauan Riau Pelayanan PD Penghambat Pendorong

meliputi air bersih, Air Limbah, pembiayaan keterbata-san melalui APBN, Persampahan, Drainase Permukiman, program ini masih anggaran dan DAK, program dan penataan lingkungan yang tertata kecil terutama sinkronisasi pemberdayaan dan sehat seluruh Kabupaten/Kota pengelolahan program belum masyarakat paska kontruksi belum maksimal cukup besar belum berjalan secara dengan baik.

9. Perwujudan Kawasan Strategis Belum ada Ketersedian lahan Tersedianya Provinsi (KSP) melalui Rencana Tata yang sangat sulit, sarana dan Pengembangan dan Peningkatan Ruang Terinci keterbatasan prasarana Kualitas Kawasan Strategis dengan (RTR) pada anggaran dan perkantoran yang memperhatikan daya dukung Kawasan pada sinkronisasi memadai lingkungan, sinkronisasi kebijakan kawasan tersebut program belum pembangunan kawasan strategis dan dan masih belum maksimal partisipasi stakeholders Kab. Lingga, mengikuti RTRW Kab. Kep. Anambas, Kab. Natuna, kabupaten /kota. Kota Tanjungpinang (Pulau Dompak) 10. Percepatan penyediaan kebutuhan Belum ada RTRW Provinsi Rancangan infrastruktur pada 6 Wilayah Rencana Tata sampai saat ini RTRW telah pengembangan sesuai dengan Ruang terinci belum ditetapkan disusun dan saat arahan prioritas dalam RTRW. (RTR) pada 6 ini telah masuk kawasan wilayah dalam prolegda pengembangan untuk ditetapkan yang telah perda. ditetapkan dalam RTRW Provinsi

3.4.2. Telaah Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Berdasarkan KLHS RPJMD, program yang terkait adalah : 1. Program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan, disesuaikan target dan aksi mitigasinya 2. Program Penguatan Daya Saing Hasil Perikanan, dengan mitigasi penyediaan sumber air baku secara mandiri.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

Berdasarkan KLHS layanan kinerja PD khusunya program pembangunan jalan dan jembatan diperkirakan memberikan dampak negatif terhadap ancaman bencana alam/non alam, ketersdiaan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 15 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

kualitas air baku, udara serta degradasi hutan dan lahan wilayah pesisir, pulau kecil dan terdepan. Sehingga perlu adanya mitigasi dalam bentuk perencanaan yang matang mulai dari FS, DED dan Dokumen AMDal dan mengacu pada RTRW.

Mitigasi diuraikan pada kegiatan pada program Pembangunan/Peningkatan Jalan Jembatan

KLHS memuat kajian antara lain; a. Berdampak Negatif bagi ancaman bencana alam jika pembangunan tidak memperhatikan Lingkungan b. Jumlah kendaraan juga akan semakin meningkat dan menimbulkan efek pada kualitas udara yang buruk; c. Pembangunan yang terletak di kawasan pesisir konsep Reklamasi berdampak pada rusaknya ekosistem Lingkungan. d. Sedangkan untuk Pembangunan yg berada di kawasan Lingdung di kwatirkan menarik aktivitas di kawsan lindung sehingga mengakibatkan alih fungsi lahan dan berkurangnya ketersediaan air tanah.

Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah. Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui, maka: 1. Kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS; dan 2. Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi

Dengan mempertimbangkan fungsi KLHS tersebut maka analisis terhadap dokumen hasil KLHS ditujukan untuk mengidentifikasi apakah ada program dan kegiatan pelayanan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau dan Dinas PU di kabupaten/kota yang berimplikasi negatif terhadap lingkungan hidup. Jika ada, maka program dan kegiatan tersebut perlu direvisi agar sesuai dengan rekomendasi KLHS.

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis 3.5.1. Telaah Berdasarkan Isu Strategis RPJMN

Berdasarkan RPJM Nasional periode tahun 2015 – 2019 bahwa isu strategis Nasional yang perlu diprioritaskan dalam pembangunan jangka menengah daerah Provinsi Kepulauan Riau adalah : 1. Isu urbanisasi, kesenjangan antara kota-kota Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI), serta kesenjangan antara desa dan kota merupakan isu strategis dalam

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 16 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

pembangunan perkotaan dan perdesaan. Tingkat pertumbuhan penduduk di perkotaan yang mencapai 2,18 persen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan di perdesaan yang hanya 0,64 persen ratarata pertahunnya (BPS, 2013). Kota-kota metropolitan yang sebagian besar berada di Jawa (15% dari jumlah kota otonom) menguasai 28% PDRB Nasional, sementara kota-kota sedang di luar Jawa (56% dari jumlah kota otonom) hanya berkontribusi 6%. 2. Dalam pembangunan Bidang Tata Ruang, isu strategis utama terkait erat dengan Agenda Pemerataan Pembangunan Antarwilayah terutama Desa, Kawasan Pulau-pulau kecil dengan padat penduduk dan Kawasan Perbatasan. Pemerataan pembangunan perlu dilengkapi dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang mengintegrasikan rencana tata ruang (RTR), sebagai landasan utama dalam pembangunan, dengan rencana pembangunan yang serasi antarpemerintahan, antarsektor, antarwaktu serta antara darat dan laut. Keterpaduan pembangunan antarsektor sangat penting dalam perencanaan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan. Keterpaduan perencanaan daratan, pesisir, pulaupulau kecil dan lautan dapat mendorong kinerja pembangunan maritim dan perikanan yang menjadi salah satu fokus dalam pemerintahan ini. 3. Berdasarkan RPJMN bahwa sasaran pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau harus mampu mencapai 7,5 persen pada tahun 2019. 4. Pengembangan kegiatan ekonomi di kawasan strategis erat kaitanya dengan memberdayakan masyarakat berbasis potensi ekonomi wilayah, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas unggulan yang dilakukan melalui Mengembangkan industri manufaktur unggulan kawasan berorientasi ekspor di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan, dan Karimun, serta industri pariwisata di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang dengan memanfaatkan fasilitas perdagangan bebas dan pelabuhan bebas. 5. Percepatan penguatan konektivitas melalui Pengembangan dan pembangunan pelabuhan Batu Ampar dan Pelabuhan Tanjung Sauh di Batam, Pembangunan jalan tol Batu Ampar-Muka Kuning-Hang Nadim, dan Pembangunan ruas jalan jalan penghubung kawasan-kawasan strategis. 6. Arah kebijakan pembangunan wilayah perkotaan di Kepulauan Riau difokuskan untuk membangun kota berkelanjutan dan berdaya saing menuju masyarakat kota yang sejahtera berdasarkan karakter fisik, potensi ekonomi dan budaya lokal melalui : a. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional dengan mengambangkan PKN, PKW, dan PKL dimasing-mamsing Kabupaten Kota. b. Perwujudan Kota Layak Huni dan Layak Anak Yang Aman dan Nyaman melalui Mempercepat pemenuhan dan meningkatkan pelayanan sarana prasarana permukiman sesuai dengan tipologi dan peran kotanya, dan Mengembangkan sistem pengolahan sanitasi terpusat untuk kota besar dan Kota Metropolitan.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 17 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

7. Arah kebijakan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal di Wilayah Sumatera difokuskan pada promosi potensi daerah tertinggal untuk mempercepat pembangunan, sehingga terbangun kemitraan dengan banyak pihak melalui Pembangunan perumahan layak huni, Pembangunan sarana air bersih sehat di seluruh kampung terutama di wilayah terisolir, dan Perbaikan lingkungan permukiman tidak layak huni khususnya di kawasan perhutanan, perairan, dan pesisir. 8. Arah kebijakan Pengembangan Kawasan Perbatasan di Wilayah Sumatera difokuskan untuk meningkatkan peran sebagai halaman depan negara yang maju dan berdaulat dengan negara , Singapura, Thailand, India, Vietnam. Fokus Pengembangan Kawasan Perbatasan di Wilayah Sumatera diarahkan pengembangan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di Wilayah Sumatera, yaitu PKSN Sabang, PKSN Ranai, PKSN Batam, PKSN Dumai, PKSN Lhokseumawe, PKSN Medan, PKSN Terempa, dan PKSN Bengkalis serta mempercepat pembangunan di Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri) tahun 2015-2019. Merevitalisasi aktivitas lintas batas di pintu-pintu alternatif (ilegal) di kawasan perbatasan Riau dan Kepulauan Riau, dan Mendayagunakan Pulau-Pulau Kecil Terluar di Pulau Laut, Pulau Subi, Pulau Subi Kecil, Pulau Rondo, Pulau Berhala, Pulau Nipa dan Pulau-Pulau Kecil Terluar lainnya dengan pendekatan keamanan, ekonomi dan lingkungan. 9. Peningkatan konektivitas kawasan perbatasan baik ke pusat pertumbuhan maupun konektivitas dengan negara tetangga Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand, dilakukan dengan meningkatkan intensitas dan pelayanan keperintisan yang menghubungkan pulau- pulau di kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terluar berpenduduk terutama di Kepulauan Anambas, Kepulauan Natuna, Bintan (Tambelan), Kepulauan Miranti, penyebrangan Dumai - Tanjung Beruas (Malaka), dan Tanjung Medang - Tanjung Bruas (Malaka) serta konektivitasnya dengan sistem transportasi laut nasional dan internasional. Mengembangkan pelayanan transportasi udara internasional dan nasional, khususnya di PKSN Ranai, PKSN Dumai, dan Anambas. Berdasarkan RPJMN tahun 2015 – 2019 bahwa daftar kecamatan lokasi prioritas (lokpri) penanganankawasan perbatasan 2015-2019 adalah Kabupaten Natuna: Bunguran Timur, Serasan,Bunguran Barat, Midai, Pulau Laut, Subi, SerasanTimur, Bunguran Utara; Kabupaten Kep.Anambas: Jemaja, Jemaja Timur, Palmatak,Siantan; Kota Batam: Belakang Padang, Batam,Bulang, Sekupang, Lubuk Raja, Nongsa, BatuAmpar, Batu Aji; Kabupaten Bintan: Bintan Utara,Tambelan, Bintan Pesisir, Teluk Sebong, GunungKijang; Kabupaten Karimun: Kundur, Meral,Moro. 10. Strategi Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Sumatera bahwa Provinsi Kepulauan Riau melalui Strategi pengembangan pusat kegiatan, yang dilakukan dengan mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pertumbuhan perkebunan, agropolitan, pariwisata, minapolitan, dan pertambangan untuk pertumbuhan ekonomi wilayah; dan mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 18 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

dengan prioritas lokasi pengembangan pusat kegiatan pada periode 2015-2019 yaitu Pusat Kegiatan Wilayah antara lain Tanjungpinang, Tarempa, Daik Lingga, Dabo Pulau Singkep, Tanjung Balai Karimun, dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional antara lain Batam dan Ranai. 11. Kegiatan strategis Nasional yang sesuai dengan urusan Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Pertanahan adalah sebagai berikut : a. Pembangunan jalan terdiri dari Pembangunan Jalan Sei Buluh-Jagoh-Kote-Dabo, Pembangunan Jalan Sei Tenan-Sp. Limbung-Tj.Buton, Pembangunan Jalan Simpang Jam - Batu Ampar, Pembangunan Jalan Tj Uban-Mengkulu Bantan bayu-Sp.Gesek, Pembangunan Jalan Tol Batu Ampar - Muka Kuning - Hang Nadim, Upgrading Kilang- Kilang Eksisting (RDMP), Pembangunan Flyover Sp. Kabil dan Sp. Jam 7, dan Pembangunan Jalan Lingkar Kota Tanjung Pinang - Kab. Bintan. b. Pembangunan Sumber Daya Air terdiri dari Pembangunan Tampungan Air Baku DAS Kawal Kab. Bintan, Pembangunan Bendungan Muara Sei Gong Kota Batam, Pembangunan Estuari Dam Rempang Utara Kota Batam, Pembangunan Estuari Dam Dompak Kota Tanjungpinang, Pembangunan Estuari Dam Busung Kab. Bintan, Pembangunan Estuari Dam Teluk Nongsa Kota Batam, dan Pembangunan Estuari Dam Pulau Kepala Jeri Kota Batam.

3.5.2. Telaah Berdasarkan Isu Strategis RPJMD Provinsi Kepulauan Riau

Berdasarkan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau periode tahun 2016 – 2021, bahwa Isu strategis daerah yang perlu diprioritaskan dalam pembangunan jangka menengah daerah Provinsi Kepulauan Riau pada uraian berikut : 1. Pertumbuhan Ekonomi Pertubumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau cenderung kurang stabil, fluktuatif dengan kesenjangan yang besar setiap tahunnya. Selama kurun waktu 2008 – 2013, pertubumbuhan terrendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 3,52% dan tertinggi tahun 2012 sebesar 8,21% dan turun pada tahun 2013 sebesar 5,78%; 2. Kemiskinan Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau cenderung menurun sebesar 0,37% dalam lima tahun terakhir (2009-2014), yaitu sebesar 7,98% pada tahun 2009 menjadi 6,70% pada tahun 2014; 3. Pengangguran Angka pengangguran cukup tinggi, yaitu sebesar 6,69% pada tahun 2014. Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun 2013 dan 2012. Angka pengangguran tahun 2013 sebesar 5,63% dan tahun 2012 sebesar 5,37%. Apabila tidak memperoleh perhatian serius angka pengangguran dapat terus meningkat; 4. Kualitas Pembangunan Manusia IPM Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan kecenderungan meningkat. Angka IMP pada tahun 2013 sebesar 76,56 perlu terus

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 19 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

dipertahankan dan ditingkatkan. Pelayanan dasar terhadap air bersih dan sanitasi harus perlu ditingaktkan. 5. Kualitas dan kuantitas infrastruktur di Provinsi Kepulauan Riau belum memadai, khususnya infrastruktur jalan dan pelabuhan. Kondisi Jalan provinsi di beberapa kabupaten belum optimal. Tahun 2010 persentase tingkat kondisi jalan provinsi baik dan sedang sebesar 56,69%, dan pada tahun 2013 meningkat mencapai 68,90%. Capaian ini menunjukan masih terdapat 30,1% jalan yang masih mengalami kerusakan dan perlu mendapatkan perhatian. Sementara itu persentase terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi di wilayah provinsi tahun 2013 baru mencapai 54,59%. Ketersediaan pelabuhan-pelabuhan kecil di beberapa wilayah belum optimal, baru 32 pelabuhan dan 22 dermaga. Aksesibilitas antar pulau masih belum optimal, karena belum semua pulau yang berpenghuni memiliki pelabuhan/dermaga yang memadai; dan 6. Tingkat pengembangan daerah yang berbatasan dengan negara tetangga belum optimal. Perhatian terhadap pengembangan daerah perbatasan masih perlu ditingkatkan agar masyarakat di daerah perbatasan lebih mudah memiliki akses terhadap berbagai sumberdaya di tanah air.

3.5.3. Telaah Berdasarkan Isu Strategis sektor Pariwisata

Strategi untuk pengembangan daya tarik wisata berdasarkan keunggulan komparatif, sebagaimana dimaksud pada Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2012 Pasal 19 poin 4 meliputi : a. Pengembangan KPD Batam sebagai kawasan Wisata Kota, Wisata Bahari dan Wisata MICES (meeting, incentive, convention, exhibition, and sports) ; b. Pengembangan KPD Bintan sebagai kawasan Wisata Terpadu Eksklusif, Kawasan Wisata Terbuka Umum, dan Wisata Minat Khusus; c. Pengembangan KPD Karimun sebagai kawasan Wisata Alam, Wisata Minat Khusus dan Wisata Agro; d. Pengembangan KPD Tanjungpinang sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata Budaya dan Wisata Kreatif; e. Pengembangan KPD Natuna sebagai kawasan Wisata Bahari, Minat Khusus dan Ekowisata; f. Pengembangan KPD Anambas sebagai kawasan Wisata Bahari dan Ekowisata; dan g. Pengembangan KPD Lingga sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata Budaya, Wisata Alam dan Wisata Bahari.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 20 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

3.5.4. Telaah Berdasarkan Isu Strategis Bidang Bina Marga (BM) dan Sumber Daya Air (SDA), Penataan Ruang dan Pertanahan 1) Bidang Bina Marga

Isu strategis berdasarkan bidang Bina Marga untuk saat ini adalah : 1. Sasaran penyediaan jalan untuk melayani kebutuhan masyarakat pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ini adalah tersedianya jaringan jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi di wilayah provinsi/kabupaten/ kota; 2. Tingkat kondisi jalan provinsi/kabupaten/kota baik dan sedang yang masih rendah; 3. Menangani kemacetan pada kawasan perkotaan melalui mendukung layanan jalan perkotaan untuk transportasi massal, atau peningkatan kapasitas jalan perkotaan (Jalan Tol dalam kota, jalan By Pass dan lain-lain); 4. Penataan jalan Pantai Gurindam 12 di Tanjungpinang 5. Jalan Lingkar di Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Natuna, Kab. Karimun, Kab. Bintan, Kab. Kepulauan Anambas. 6. Jalan Lintas Barat Kab. Bintan. 7. Penataan Jalan dan Lansdkape di Pusat Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau. 8. Jalan Trans Batubi Klarik Kab. Natuna. 9. Jalan Bandara Letung Kab. Natuna 10. Perbaikan dan Pembangunan Jembatan di Kabupaten Kota 11. Pengembangan infrastruktur di kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Kepri. 12. Penyelesaian pembangunan jalan jalur ke2 Muka Kuning Tanjung Piayu Kota Batam. 13. Peningkatan jalan Coastal Area Kab. Karimun. 14. Untuk menjaga kemantapan Jalan, Penanganan jalan Provinsi perlu di selaraskan Surat Keputusan Gubernur No. 1863 Tahun 2016 tentang Ruas Jalan menurut statusnya sebagai jalan Provinsi Kepulauan Riau. 15. Jalan konektivitas Pulau Karimun, Pulau Kundur, Kabupaten Karimun 16. Pemeliharaan Berkala/Rutin Identifikasi ruas jalan prioritas yang akan di pelihara berkala/rutin 17. Pembangunan daerah irigasi identifikasi lokasi kegiatannya.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 21 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Berdasarkan isu strategis tersebut maka kegiatan penyelenggaran jalan mempunyai tujuan adalah untuk peningkatan penyelenggaraan Jalan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi, Peningkatan Kesejahteraan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup. 2) Bidang Sumber Daya Air

Isu strategis berdasarkan bidang Sumber Daya Air untuk saat ini adalah : 1. Meningkatkan produktifitas hasil pertanian dalam mendukung ketahanan pangan. 2. Mendorong pemenuhan kebutuhan air baku sebagai pencapaian target universal access terutama pada wilayah rawan air. 3. Meningkatkan fungsi pengendalian daya rusak air serta mendorong kemampuan keuangan daerah dalam penanganan infrastruktur sumber daya air. 4. Pembangunan Pengendalian Banjir di Kabupaten/ Kota melalui kegiatan Normalisasi sungai 5. Pembangunan Tanggul Pengaman Pantai 6. Pembangunan Peningkatan Sumber Air Baku yang menjadi kewenangan Provinsi 7. Pembangunan Tanggul di Pulau Kundur 8. Pembangunan saluran irigasi persawahan di kab. Lingga, Kab. Bintan, Kab. Natuna, Kab. Karimun

Berdasarkan telaah isu strategis yang telah diuraikan diatas maka dapat disimpulkan isu strategis/permasalahan Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Pertanahan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4.Skoring Identifikasi Permasalahan Kriteria (Skala 10 - 100) No Isu/Permasalahan Total 1 2 3 4 5 6 Mengembangkan industri manufaktur unggulan kawasan berorientasi ekspor di Kawasan 1 13,60 6,40 19,60 9,00 8,00 10,00 66,60 Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan, dan Karimun. Percepatan penguatan konektivitas melalui Pengembangan dan pembangunan pelabuhan 2 Batu Ampar dan Pelabuhan Tanjung Sauh di 16,00 8,80 17,60 9,00 8,00 11,00 70,40 Batam, Pembangunan jalan tol Batu Ampar - Muka Kuning - Hang Nadim Perwujudan Kota Layak Huni dan Layak Anak Yang Aman dan Nyaman melalui Mempercepat 3 14,40 8,60 16,60 6,80 9,00 12,00 67,40 pemenuhan dan meningkatkan pelayanan sarana prasarana permukiman

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 22 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Kriteria (Skala 10 - 100) No Isu/Permasalahan Total 1 2 3 4 5 6 Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Adaptif terhadap Bencana melalui mengembangkan dan menerapkan konsep kota hijau dengan green transportation, green openspace (ruang terbuka hijau), green waste 4 16,00 8,00 18,00 7,60 8,60 15,00 73,20 (pengelolaan sampah dan limbah melalui 3R), green water (efisiensi pemanfaatan dan pengelolaan air permukaan) dan green energy(pemanfaatan sumber energi yang efisien dan ramah lingkungan). Pembangunan perumahan layak huni, Pembangunan sarana air bersih sehat di seluruh 5 kampung terutama di wilayah terisolir, dan 15,60 8,40 15,60 7,60 8,00 16,00 71,20 Perbaikan lingkungan permukiman tidak layak huni khususnya di kawasan pesisir/nelayan. Mempercepat pembangunan di Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri) dan mendayagunakan Pulau-Pulau Kecil Terluar di Pulau Laut, Pulau 6 Subi, Pulau Subi Kecil, Pulau Rondo, Pulau 13,60 8,40 17,60 7,60 7,00 15,60 69,80 Berhala, Pulau Nipa dan Pulau-Pulau Kecil Terluar lainnya dengan pendekatan keamanan, ekonomi dan lingkungan.

Penyediaan Prasarana Sarana Umum dalam rangka pengembangan daya tarik wisata 7 berdasarkan keunggulan komparatif, 15,60 7,40 17,60 8,00 8,00 11,00 67,60 sebagaimana dimaksud pada Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2012.

Tingkat kondisi jalan baik provinsi/kabupaten/kota baik dan sedang yang 8 masih rendah sebesar 71%, dan menangani 16,00 8,80 16,60 8,00 8,00 15,00 69,80 kemacetan pada kawasan perkotaan melalui mendukung layanan jalan perkotaan Pengentasan permukiman kumuh sebesar 0%, 100% pelayanan air minum, dan 100% akses 9 sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan 17,60 8,40 18,60 8,00 7,60 16,00 76,20 drainase lingkungan), dan dikenal dengan gerakan 100-0-100

Meningkatkan produktifitas hasil pertanian dalam mendukung ketahanan pangan, mendorong pemenuhan kebutuhan air baku sebagai pencapaian target universal access terutama 10 pada wilayah rawan air, dan meningkatkan 15,40 8,60 17,60 7,40 7,80 12,00 68,80 fungsi pengendalian daya rusak air serta mendorong kemampuan keuangan daerah dalam penanganan infrastruktur sumber daya air.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 23 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Kriteria (Skala 10 - 100) No Isu/Permasalahan Total 1 2 3 4 5 6 Turut mendukung pelaksanaan Perpres 61/2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Mitigasi & Adaptasi Perubahan Iklim SDGs Goal 6, menjamin ketersediaan dan pengelolaan berkelanjutan air 11 15,60 7,60 18,60 8,00 8,00 11,60 69,40 dan sanitasi bagi semua SDGs Goal 11, dan mewujudkan perkotaan dan kawasan permukiman yang inklusif, aman, berketahanan, & berkelanjutan Sustainable Development Goals 3

Pembangunan jalan terdiri dari Pembangunan Jalan Sei Buluh-Jagoh-Kote-Dabo, Pembangunan Jalan Sei Tenan-Sp. Limbung- Tj.Buton, Pembangunan Jalan Simpang Jam - Batu Ampar, Pembangunan Jalan Tj Uban- 12 16,00 7,60 19,00 8,00 8,80 11,60 71,00 Mengkulu Bantan bayu-Sp.Gesek, Pembangunan Jalan Tol Batu Ampar - Muka Kuning - Hang Nadim, Pembangunan Flyover Sp. Kabil dan Sp. Jam 7, dan Pembangunan Jalan Lingkar Kota Tanjung Pinang - Kab. Bintan

Pembangunan Sumber Daya Air terdiri dari Pembangunan Tampungan Air Baku DAS Kawal Kab. Bintan, Pembangunan Estuari Dam Sei Gong Kota Batam, Pembangunan Estuari Dam Rempang Utara Kota Batam, Pembangunan 13 18,00 8,00 19,00 8,00 8,60 15,00 76,60 Estuari Dam Dompak Kota Tanjungpinang, Pembangunan Estuari Dam Busung Kab. Bintan, Pembangunan Estuari Dam Teluk Nongsa Kota Batam, dan Pembangunan Estuari Dam Pulau Kepala Jeri Kota Batam

Gambar 3.1. Grafik Identifikasi Isu Strategis/Permasalahan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 24 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

3) Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan Berdasarkan Grafik 3.1 berdasarkan nilai tertinggi skoring isu strategis/permasalahan maka 4 isu strategis yang terbaik adalah isu strategis nomor 13, 9, 4, dan 8 sebagai berikut : 1. Isu strategis tentang penyediaan sumber air baku di Provinsi Kepulauan Riau adalah menjadi isu strategis yang paling tinggi yaitu Pembangunan Sumber Daya Air terdiri dari Pembangunan Tampungan Air Baku DAS Kawal Kab. Bintan, Pembangunan Estuari Dam Sei Gong Kota Batam, Pembangunan Estuari Dam Rempang Utara Kota Batam, Pembangunan Estuari Dam Dompak Kota Tanjungpinang, Pembangunan Estuari Dam Busung Kab. Bintan, Pembangunan Estuari Dam Teluk Nongsa Kota Batam, dan Pembangunan Estuari Dam Pulau Kepala Jeri Kota Batam;

2. Isu strategis kedua tentang penyediaan pelayanan dasar dan mendukung gerakan 100-0-100 adalah Pengentasan permukiman kumuh sebesar 0%, 100% pelayanan air minum, dan 100% akses sanitasi layak (air limbah perkotaan, sampah dan drainase lingkungan), dan dikenal dengan gerakan 100-0-100;

3. Isu strategis ketiga merupakan pembangunan berkelanjutan dalammendukung isu strategis kedua yaitu mewujudkan Lingkungan yang sehat, bersih, dan tertata sekaligus memiliki permukiman yang asri dan hijau. Hal ini seperti yang telah diuraikan pada isu strategis nomor 4 tentang Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Adaptif terhadap Bencana melalui mengembangkan dan menerapkan konsep kota hijau dengan green transportation, green openspace (ruang terbuka hijau), green waste (pengelolaan sampah dan limbah melalui 3R), green water (efisiensi pemanfaatan dan pengelolaan air permukaan) dan green energy(pemanfaatan sumber energi yang efisien dan ramah lingkungan);

4. Isu strategis keempat tentang memberikan pelayanan jalan provinsi berkondisi baik dan mantap, seperti yang telah diuraikan dalam isu strategis nomor 8 yaitu Tingkat kondisi jalan baik provinsi/kabupaten/kota baik dan sedang yang masih rendah sebesar 71%, dan menangani kemacetan pada kawasan perkotaan melalui mendukung layanan jalan perkotaan.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 3 - 25 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN

Hubungan Misi, tujuan, Sasaran, dan Indikator Sasaran yang terkait dengan Dinas Pekerjaan Umum, Pentaan Ruang Pertanahan. Sesuai dengan isu strategis dan arahan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau yang mendukung misi ke-2 yang harus dijalankan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Pentaan Ruang Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau adalah meningkatkan daya saing ekonomi melalui pengembangan infrastruktur berkualitas dan merata serta meningkatkan keterhubungan antar kabupaten/kota, maka dengan ini Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang Pertanahan mempunyai 6 tujuan yang harus dicapai yaitu :

1. Terwujudnya ketahanan air dan pangan 2. Bebas Banjir di Provinsi Kepulauan Riau 3. Terwujudnya kondisi baik jalan dan jembatan, dan konektivitas antar wilayah strategi dan antar pulau 4. Terwujudnya pembinaan, pemberdayaan,dan pengawasan jasa konstruksi 5. Terwujudnya kepatuhan dan ketaatan dalam pelaksanaan Perda Tata Ruang Provinsi 6. Terwujudnya pelayanan kesekretariatan yang berkualitas

Tujuan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan pada level stakeholder dalam hal ini merupakan kondisi yang mencerminkan dampak dari pengaruh hasil sasaran-sasaran strategis (outcome/impact pada level stakeholder yang dilayani) yaitu Meningkatkan kehandalan infrastruktur DPUPP Kepulauan Riau dalam mewujudkan : Ketahanan air dan pangan, bebasbanjir

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 4 - 1 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

di ProvinsiKepri, konektivitas bagi keterhubungan antar wilayah/antar pulau, layanan infrastruktur dasar, perwujudan tertib penyelenggaran jasa konstruksi, dan penyelenggaraan tata kelola yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk mensejahterakan masyarakat.

Tabel 4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah

Indikator Tujuan/ Target Kinerja Tujuan/ Sasaran Pada No Tujuan Sasaran Tahun Ke- Sasaran 2017 2018 2019 2020 2021 Persentase Tersedianya air irigasi untuk pertanian Meningkatnya 39,64 42,64 45,64 46,64 48,64 Terwujudnya rakyat pada sistem irigasi Pemenuhan 1 ketahanan air dan yang sudah ada (%) Kebutuhan Air Baku pangan Persentase Tersedianya Bagi Penduduk air baku untuk memenuhi 67,50 70,20 73,10 74,10 76,10 kebutuhan penduduk (%) Bebas Banjir di Menurunkan genangan Jumlah titik rawan banjir 2 Provinsi Kepulauan 28 25 22 18 15 banjir (loksi) Riau Persentase jalan provinsi Meningkatkannya 67,97 69,73 71,49 73,24 75,00 berkondisi baik (%) kondisi baik jalan dan Presentase jembatan jembatan Provinsi provinsi berkondisi baik 79,88 81,24 82,30 83,51 84,72 Terwujudnya Kepulauan Riau (%) kondisi baik jalan Meningkatkan Tingkat konektivitas antar dan jembatan, dan 6,97 16,19 24,99 32,29 34,45 3 dukungan konektivitas wilayah strategis (km) konektivitas antar bagi penguatan daya wilayah strategi dan saing dan Panjang jalan yang di antar pulau meningkatkan kondisi tingkatkan sesuai mutu 16,67 18,75 38,47 52,85 58,78 baik dan kemantapan layanan jalan provinsi jalan Provinsi (km) Kepulauan Riau Menyelenggarakan Persentase Pemenuhan Pembinaan Bidang Nilai Layanan Dasar 30 50 80 90 100 Jasa Konstruksi SIPJAKI Pelatihan tenaga kerja Terwujudnya Konstruksi (tenaga ahli 60 150 150 200 200 pembinaan, konstruksi) (orang) 4 pemberdayaandan Menyelenggarakan Persentase Capaian pengawasan jasa Pemberdayaan dan Konstribusi Retribusi konstruksi Pengawasan Bidang Laboratorium Pengujian Jasa Konstruksi 0,6 0,068 0,075 0,062 0,051 Jasa Konstruksi Terhadap Total Retribusi Daerah (%) Terwujudnya Meningkatnya Persentase kab/kota yang 5 kepatuhan dan Kepatuhan dan dilakukan evaluasi 14.28 28.57 57.14 85.71 100 ketaatan dalam Ketaatan Perda Tata kesesuaian pemanfaatan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 4 - 2 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Indikator Tujuan/ Target Kinerja Tujuan/ Sasaran Pada No Tujuan Sasaran Tahun Ke- Sasaran 2017 2018 2019 2020 2021 pelaksanaan Perda Ruang Provinsi ruangnya (%) Tata Ruang Jumlah Rencana Tata Provinsi Ruang Kawasan Strategis Provinsi yang telah 1 1 2 3 4 ditetapkan dalam Perda (Perda) Persentase permintaan penetapan lokasi pengadaan tanah untuk 100 100 100 100 100 kepentingan umum dari OPD/Kab/Kota yang terfasilitasi (%) Pemenuhan Kebutuhan Administrasi Perkantoran 12 12 12 12 12 (bulan) Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana 12 12 12 12 12 aparatur (bulan) Jumlah aparatur yang mengikuti peningkatan kompetensi penunjang 20 20 20 20 20 Terwujudnya Menyelenggarakan pelaksanaan tugas dan pelayanan pelayanan 6 fungsi (orang) kesekretariatan kesekretariat yang Jumlah dokumen yang berkualitas berkualitas Perencanaan Perangkat 3 3 3 3 3 daerah yang tersusun Tersusunnya laporan capaian kinerja dan 12 12 12 12 12 keuangan (bulan) Data/informasi dan aplikasi sistem informasi 12 12 12 12 12 terkelola dengan baik (bulan)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 4 - 3 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

BAB V. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

5.1. Strategis Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang Dan Pertanahan

Strategi merupakan cara yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah. Strategi menjadi rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah. Rumusan strategi tersebut berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Sementara itu arah kebijakan merupakan pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Strategi dan Kebijakan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau disusun dengan memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan serta memperhatikan tahapan RPJPD Provinsi Kepulauan Riau.

Selanjutnya Dinas Pekerjaan Umum, Pentaan Ruang dan Pertanahan untuk melihat keterkaitan antara arahan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau dengan tujuan, sasaran yang akan dicapai (seperti yang telah diuraikan diatas). Strategi Dinas Pekerjaan Umum, Pentaan Ruang dan Pertanahan dalam mendukung pencapaiaan agenda pembangunan Provinsi Kepulauan Riau adalah mengacu kepada RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016 – 2021.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 5 - 1 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Rumusan strategi jangka menengah Dinas Pekerjaan Umum, Pentaan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau dikelompokkan berdasarkan tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut :

Tujuan ke-1 : Terwujudnya ketahanan air dan pangan

1) Meningkatkan dukungan Dinas Pekerjaan Umum, Pentaan Ruang dan Pertanahan melalui pengelolaan sumber daya air yang terpadu untuk mewujudkan Ketahanan Air, kedaulatan pangan, dan Ketahanan Energi, yang akan diwujudkan melalui sasaran strategis (1). Konservasi sumber daya air yang ditujukan agar terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber-sumber air alami dan buatan serta peningkatan kapasitas sumber-sumber air buatan, (2). Pembangunan tampungan air waduk/estuari DAM yang salah satunya adalah menyelesaian pembangunan infrastruktur Waduk Kawal di Kabupaten Bintan , (3). Rehabilitasi/peningkatan bendungan/waduk serta embung dan bangunan penampung air lainnya, (4). Restorasi sungai, revitalisasi danau/tampungan air dan konservasi rawa, dan (5). Pembangunan pengendali sedimen (check dam). 2) Pendayagunaan Sumber Daya Airyang ditujukan agar terpenuhinya kebutuhan air untuk kehidupan sehari-hari masyarakat serta untuk kebutuhan sosial dan ekonomi produktif melalui (1). Pembangunan dan peningkatan fungsi dan kondisi sarana prasarana pengelolaan air baku, dan (2). Rehabilitasi fungsi dan kondisi sarana prasarana pengelolaan air baku yang salah satunya adalah Optimalisasi pada pengelolaan sumber air baku Sungai Pulai dan Sungai Gesek. 3) Pengembangan Daerah Irigasi di Kabupaten Lingga, Natuna, dan Anambas

Tujuan ke-2 : Bebas Banjir di ProvinsiKepulauan Riau

1) Pengendalikan Daya Rusak Air yang ditujukan untuk peningkatan ketangguhan masyarakat dalam mengurangi risiko daya rusak air termasuk perubahan iklim, melalui penanganan kawasan yang terkena dampak banjir, dan abrasi pantai, yang akan dicapai melalui strategi (1). Pembangunan dan peningkatan fungsi dan kondisi sarana dan prasarana pengamanan pantai, (2). Normalisasi sungai dan pembangunan/peningkatan tanggul yang salah satunya adalah pembangunan lanjutan tanggul dan pintu air dalam upaya pengendalian banjir akibat pasang surut di Pulau Kundur, dan (3). Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 5 - 2 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Tujuan ke-3 : Terwujudnya kondisi baik jalan dan jembatan, dan konektivitas antar wilayah strategi dan antar pulau.

1) Meningkatkannya kondisi baik jalan dan jembatan Provinsi Kepulauan Riau 2) Meningkatkan dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing, dan meningkatkan kondisi baik dan kemantapan jalan Provinsi Kepulauan Riau.

Tujuan ke-4 : Terwujudnya pembinaan, pemberdayaan, dan pengawasan jasa konstruksi.

1) Peningkatan kapasitas dan kualitas sistem, sumber daya, dan tata kelola dalam menghasilkan kebijakan dan rencana pembinan konstruksi agar efektif, terintegrasi dan berkelanjutan; 2) Peningkatan pembinaan untuk mewujudkan BUJK yang berkualifikasi besar, sumber daya manusia (SDM), dan masyarakat konstruksi yang unggul, mandiri, profesional, berdaya saing tinggi; 3) Peningkatan penerapan manajemen mutu dan tertib penyelenggaraan konstruksi infrastruktur, dan pelaksanaan pengujian laboratorium pekerjaan konstruksi yang tepat dan handal; 4) Peningkatan pengkajian, penyebarluasan, dan penerapan inovasi teknologi, investasi, dan ekonomi konstruksi yang berkelanjutan.

Tujuan ke-5 : Terwujudnya kepatuhan dan ketaatan dalam pelaksanaan Perda Tata Ruang Provinsi.

1) Meningkatnya Kepatuhan dan Ketaatan Perda Tata Ruang Provinsi melalui bidang perencanaan penataan ruang; 2) Meningkatnya Kepatuhan dan Ketaatan Perda Tata Ruang - Provinsi dalam pengendalian dan pengwasan;dan 3) Meningkatnya Kepatuhan dan Ketaatan Perda Tata Ruang - Provinsi dalam Fasilitasi Pengadaan Tanah;

Tujuan ke-6 : Terwujudnya pelayanan kesekretariatan yang berkualitas.

1) Menyelenggarakan pelayanan kesekretariat yang berkualitas.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 5 - 3 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

5.2. Arah Kebijakan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan

5.2.1. Arah Kebijakan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Sebagaimana hasil musyawarah dan masukan dari hasil konsultasi publik dan musrenbang RPJMD tahun 2016 – 2021, ada beberapa poin kebijakan dari Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, adalah sebagai berikut :

1. Penyelesaian pembangunan Waduk Kawal, Kabupaten Bintan; 2. Optimalisasi pada pengelolaan sumber air baku Sungai Pulai dan Sungai Gesek; 3. Pembangunan lanjutan tanggul dan pintu air dalam upaya pengendalian banjir akibat pasang surut di Pulau Kundur; 4. Meningkatkan kondisi baik jalan dan jembatan, serta meningkatkan konektivitas antar wilayah strategis dan antar pulau 5. Pengembangan wilayah Kota Tanjungpinang melalui pengembangan wilayah kawasan tepi laut dan pesisir Tanjungpinang Barat. Pengembangan wilayah pantai gurindam 12 yang terdiri dari : a. Kawasan Pinang Marina; b. Kawasan Potong Lembu; c. Kawasan Pelantar IV; d. Kawasan Pelantar III; e. Kawasan Pelantar KUD; f. Kawasan Pelantar I – II; g. Kawasan Pelantar Penyengat; h. Kawasan Gedung Daerah; i. Kawasan Tanjung Buntung / Laman Bunda; j. Kawasan Tugu Pensil; k. Kawasan Teluk Kerinting; dan l. Kawasan Pantai Impian. 6. Konektiviti antar pulau di kabupaten Karimun yaitu Pembangunan jalan dan jembatan pada Pulau Parit – Pulau Lumut – Pulau Gunung papan – Pulau Belat – Pulau Kundur. 7. Pembangunan dan peningkatan jalan antar wilayah strategis adalah sebagai berikut : a. Jalan Lintas Barat lanjutan, jalan yang menghubungkan antara wilayah kawasan Kota Tanjungpinang menuju pelabuhan Kijang di Kabupaten Bintan; b. Jalan Coatal Area merupakan jalan pesisir yang menghubungkan pusat kota Tanjung Balai Karimun menuju kawasan bandara di kecamatan Tebing. c. Jalan Batubi – Kelarik merupakan jalan yang menghubungkan pusat ibukota Kabupaten Natuna menuju Pusat kawasan Industri di Perbatasan Negara.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 5 - 4 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

d. Pembangunan dan peningkatan jalan menuju kawasan sentral pertanian di Kabupaten Lingga. e. Pembangunan dan peningkatan jalan menuju pusat kawasan bandara dan pelabuhan. f. Pembangunan dan peningkatan jalan menuju kawasan industri, perdagangan, dan permukiman.

5.2.2. Arah Pengembangan Wilayah 1) Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Riau, prioritas pemanfaatan ruang dititikberatkan pada hal-hal sebagai berikut:

a. Perwujudan Struktur Ruang Provinsi melalui perwujudan sistem perkotaan, transportasi darat-laut-udara, jaringan energi, telekomunikasi, sumberdaya air dan jaringan lainnya; b. Perwujudan Pola Ruang Provinsi melalui pengendalian pemanfaatan kawasan lindung dan budidaya darat; c. Perwujudan Pola Ruang Laut melalui perlindungan dan pengawasan kawasan laut, serta pengembangan dan pemanfaatan sumber daya laut; dan d. Perwujudan Kawasan Strategis Provinsi, meliputi: (1) Kawasan Strategis Provinsi di Pusat Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau Istana Kota Piring, Kota Tanjungpinang; (2) Kawasan Strategis Provinsi di Kabupaten Kepulauan Anambas; (3) Kawasan Strategis Provinsi di Kabupaten Lingga; dan (4) Kawasan Strategis Provinsi di Kabupaten Natuna

2) Pengembangan Kawasan Strategis Nasional di Provinsi Kepulauan Riau Di Provinsi Kepulauan Riau ditetapkan 2 (dua) Kawasan Strategis Nasional, yaitu: Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 19 pulau kecil terdepan yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau (Pulau Sentut, Tokong Malang Biru, Damar, Mangkai, Tokong Nanas, Tokong Belayar, Tokong Boro, Semiun, Sebetul, Sekatung, Senua, Subi Kecil, Kepala, Iyu Kecil/Tokong Hiu Kecil, Karimun Kecil/Karimun Anak, Nipa, Pelampong, Batu Berhanti/Batu Berantai, dan Nongsa/Putri) dengan negara Malaysia/Vietnam/Singapura; dan Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

3) Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi Arah pengembangan wilayah disusun berdasarkan potensi dan keunggulan wilayah masing- masing kabupaten/kota dengan fokus utama pengembangan wilayah kabupaten/kota sebagai berikut:

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 5 - 5 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

a. Pengembangan pusat wisata maritim (Wisata Pantai dan Pulau) di Kabupaten Kepulauan Anambas, Kabupaten Bintan, dan Kabupaten Natuna; b. Pengembangan Pusat wisata budaya dan religi di Kabupaten Lingga dan Kota Tanjungpinang; c. Pengembangan Pusat perdagangan dan jasa, di Kota Batam, Kabupaten Karimun, dan Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan; d. Pengembangan pusat produksi perikanan tangkap dan industri pengolahan perikanan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Anambas, dan Lingga; e. Pengembangan pusat produksi pertanian, peternakan, dan perikanan budidaya di Kabupaten Lingga; f. Pengembangan pusat distribusi hasil produksi pertanian, peternakan, dan perikanan di Kota Batam, dan g. Pengembangan pendukung utama pertahanan dan keamanan nasional di Kabupaten Natuna.

4) Strategi dan Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah Per Kabupaten/Kota a. Kabupaten Karimun Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Karimun diuraikan sebagai berikut: 1. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan, dengan arah kebijakan:  Pengembangan pola intensifikasi dan diversifikasi pertanian dan perkebunan sehingga produksi pertanian dapat berorientasi pasar.  Peningkatan intensifikasi produk holtikultura dan peternakan dengan pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan di perkotaan.  Perlu didukung sarana dan prasarana produksi yang kontinuitas terkait dengan intensifikasi dan diversifikasi pola tanam. 2. Meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan dan produk kelautan dengan arah kebijakan:  Peningkatan pemanfaatan lahan non produktif sebagai lahan budidaya perikanan darat (ikan lele, gurame dan nila).  Pengembangan budidaya perikanan laut dengan sistem jaring apung atau keramba didukung pemenuhan pasokan bibit dan pakan ikan secara kontinyu.  Intensifikasi produk perikanan air tawar maupun laut serta produk olahannya di kawasan minapolitan.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 5 - 6 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

3. Mengembangkan industri manufaktur unggulan berorientasi ekspor; 4. Membangun akses jalan ruas kawasan industri menuju pusat-pusat distribusi logistik (pelabuhan) dan menuju pusat-pusat kegiatan terdekat; 5. Menyiapkan sarana dan prasarana perdagangan bebas dan pelabuhan bebas; dan 6. Mengembangkan pariwisata dengan memanfaatkan fasilitas pelabuhan bebas. b. Kabupaten Bintan Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Karimun diuraikan sebagai berikut: 1. Meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan budidaya khususnya ikan kerapu dan jenis ikan lainnya dengan sistem keramba didukung pemenuhan pasokan bibit dan pakan ikan secara kontinyu; 2. Mengembangkan industri-industri pengolahan perikanan menjadi produk bernilai tambah tinggi; 3. Mengembangkan industri manufaktur unggulan berorientasi ekspor; 4. Membangun akses jalan ruas kawasan industri menuju pusat-pusat distribusi logistik (pelabuhan) dan menuju pusat-pusat kegiatan terdekat; dan 5. Menyiapkan sarana dan prasarana perdagangan bebas dan pelabuhan bebas. c. Kabupaten Natuna Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Natuna diuraikan sebagai berikut: 1. Mengembangkan kawasan sesuai dengan Masterplan Kawasan Strategis Provinsi di Kabupaten Natuna; 2. Mengembangkan infrastruktur secara berkelanjutan untuk pengelolaan dan pengembangan kawasan yang diarahkan pada simpul transportasi laut internasional, kawasan pelabuhan internasional, kawasan perikanan tangkap dan kawasan perindustrian terpadu untuk mendukung pelayanan kepelabuhanan dan perindustrian global, internasional, kawasan pelabuhan internasional, kawasan perikanan tangkap dan kawasan perindustrian terpadu untuk mendukung pelayanan kepelabuhanan dan perindustrian global; 3. Mengembangkan pelabuhan transit pelayaran internasional dan pusat pelayanan akses pasar global; 4. Mengembangkan fasilitas pada alur pelayaran internasional yang melewati Kabupaten Natuna meliputi tempat Bunkering BBM dan STS Oil;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 5 - 7 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

5. Meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan dan produk kelautan dengan arah kebijakan: a. Pengembangan budidaya perikanan laut (terutama kerapu napoleon, kakap merah dan kerap turis) dengan sistem jaring apung atau keramba didukung pemenuhan pasokan bibit dan pakan ikan secara kontinyu. b. Intensifikasi produk perikanan air tawar maupun laut serta produk olahannya di kawasan minapolitan. c. Pengembangan industri pengolahan perikanan menjadi produk bernilai tambah tinggi. d. Peningkatan akses permodalan bagi nelayan, baik melalui bansos, koperasi, lembaga keuangan bank dan non bank. 6. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan, dengan arah kebijakan: a. Pengembangan pola intensifikasi dan diversifikasi pertanian dan perkebunan sehingga produksi pertanian dapat berorientasi pasar. b. Peningkatan intensifikasi produk holtikultura dan peternakan dengan pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan di perkotaan. c. Perlu didukung sarana dan prasarana produksi yang kontinuitas terkait dengan intensifikasi dan diversifikasi pola tanam d. Kabupaten Lingga Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Lingga diuraikan sebagai berikut: 1. Mengembangkan pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan pada zona kawasan pertanian Kawasan Strategis Provinsi di Kabupaten Lingga meliputi Desa Bukit Harapan, Desa Bukit Langkap, Desa Kerandin dan Desa Linau; 2. Meningkatkan produksi perikanan dengan mengoptimalkan eksploitasi pada zona Kawasan tangkap terdapat pada seluruh perairan Kabupaten Lingga, dan pengembangan budidaya pada zona Kawasan Perikanan budidaya meliputi Kecamatan Lingga Timur, Kecamatan Selayar, Kecamatan Lingga Utara, Kecamatan Senayang, Kecamatan Singkep Barat dan Kecamatan Singkep Selatan; 3. Melestarikan fungsi lindung pada kawasan resapan air dan mata air untuk menjaga tatanan hydro-orologi di kawasan ini; 4. Mengembangkan infrastruktur secara berkelanjutan untuk mendukung pengembangan pertanian;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 5 - 8 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

5. Mengembangkan budidaya pertanian yang mempunyai resiko minimum terhadap penurunan kuantitas dan kualitas lingkungan; 6. Meningkatkan kapasitas dan keterampilan SDM pengelolaan dan pemanfaatan hasil- hasil pertanian dan perikanan; dan 7. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan lahan Kawasan Strategis di Kabupaten Lingga e. Kabupaten Kepulauan Anambas Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Natuna diuraikan sebagai berikut: 1. Pembangunan dan pengembangan simpul transportasi udara dan laut sehingga tercipta keterpaduan antarmoda dalam menciptakan kemudahan aksesibilitas di Kepulauan Anambas, meliputi pengembangan bandar udara, terminal ferry dan terminal angkutan darat yang terletak di Palmatak; 2. Mengembangkan sumber daya energi alternatif yang bersumber dari energi arus pasang surut air laut, terutama di alur celah antar pulau yang mempunyai kecepatan arus yang cukup besar, serta sumber energi alternatif dari sumber angin dan tenaga surya; 3. Mengembangkan Pelabuhan Check Point di Kabupaten Kepulauan Anambas (Tarempa) guna mempermudah akses wisatawan luar negeri terhadap pariwisata di Kepulauan Anambas; 4. Menyediakan sarana dan prasarana yang menghubungkan akses sentra-sentra produksi perikanan, pelabuhan laut dan pariwisata; 5. Menyediakan sarana dan prasarana yang menghubungkan akses sentra-sentra produksi perikanan, pelabuhan laut dan pariwisata; 6. Melakukan pembinaan SDM terhadap pengelolaan budidaya perikanan dan hasil perikanan tangkap dan budidaya; dan 7. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap pemanfaatan Kawasan Strategis Kabupaten Kepulauan Anambas f. Kota Batam Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kota Batam diuraikan sebagai berikut: 1. Pada Pusat Kota dikembangkan kegiatan-kegiatan pelayanan perkotaan untuk mendukung pengembangan fungsi-fungsi utama wilayah Kota Batam (pemerintahan, perdagangan dan jasa, industri, alih muat angkutan laut, pariwisata, dan lain-lain),

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 5 - 9 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

serta kegiatan-kegiatan pelayanan tertentu terkait dengan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam yang didukung dengan infrastruktur yang memadai; 2. Untuk memperkuat orientasi dan pergerakan eksternal Kota Batam di era persaingan global, dilakukan peningkatan kualitas layanan dan pengembangan simpul-simpul (outlet) transportasi berupa bandara, pelabuhan laut, dan pelabuhan penyeberangan untuk menciptakan akses regional, nasional, dan internasional yang lebih berdayaguna, berhasilguna, dan berdaya saing; 3. Pengembangan Pelabuhan Internasional Batam sesuai kondisi realistik setempat diterjemahkan sebagai sebuah sistem pelabuhan bebas berskala pelayanan nasional dan internasional dengan dermaga outlet di Pelabuhan Batu Ampar dan Pelabuhan Kabil, yang telah ditetapkan untuk ditingkatkan hirarkinya menjadi “pelabuhan internasional hub” (hub international port); 4. Dalam jangka menengah arus pergerakan penumpang dan barang nasional serta internasional masih akan dilayani oleh pelabuhan nasional dan internasional yang ada di Pulau Batam, namun untuk selanjutnya akan dikembangkan pelabuhan baru pada lokasi yang strategis di Pulau Rempang dan/atau Galang; 5. Untuk menciptakan aksesibilitas yang tinggi antar Pusat Kota dan dengan Sub Pusat Kota, dan ke/dari simpul-simpul (outlet) utama transportasi (Kawasan Primer), serta ke/dari Kawasan-kawasan Sekunder (Kawasan Industri, Kawasan Pusat Pemerintahan, Kawasan Perdagangan dan Jasa, dan lain-lain) dikembangkan jalan tol, jalan lintas atas (flyover), simpang susun (interchange), jalan lintas bawah (underpass), dan jaringan transportasi massal (MRT/LRT) yang dapat berada di atas dan/atau di bawah permukaan tanah/air; 6. Untuk menunjang berbagai kegiatan penghidupan dan kehidupan kota, selain sistem jaringan transportasi juga ditingkatkan pengembangan sistem jaringan prasarana dan sarana yang lain yaitu: jaringan energi, jaringan telekomunikasi, jaringan sumber daya air, dan penyehatan lingkungan permukiman; 7. Mengembangkan Ruang Terbuka Hijau Kota (hutan lindung, hutan kota, jalur hijau, taman median jalan, tamankota, taman lingkungan, bumi perkemahan dll) dalam rangka mewujudkan tutupan hijau minimal 30 % dari luas wilayah darat kota, untuk

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 5 - 10 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

meningkatkan fungsi lindung wilayah kota, peresapan air, pengaturan iklim mikro, dan estetika kota; dan 8. Mengembangkan kawasan-kawasan budidaya sesuai kondisi, potensi, serta karakteristik sumber daya alam dan lahan berdasarkan kriteria lokasi kegiatan dan standar teknik pemanfaatan ruang menurut ketentuan perundang-undangan.

g. Kota Tanjungpinang Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kota Tanjungpinang diuraikan sebagai berikut:

1. Mengembangkan Pulau Dompak sebagai pusat pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau sesuai dengan Rencana Induk (Masterplan) Istana Kota Piring yang dibagi menjadi beberapa zona antara lain: a. Zona Perkantoran Pemerintah; b. Zona Perdagangan (Bisnis) dan Jasa; c. Zona Pariwisata, Rekreasi dan Olahraga dan Budaya; d. Zona Pemukiman (Pendopo, Rumah Jabatan, Perumahan 1, 2 dan 3); e. Zona Pelayanan Umum (Mesjid, Medical Centre, Kampus, Terminal Ferry); f. Zona Revitalisasi Kawasan Penduduk Asli/Nelayan; g. Zona Pelestarian Lingkungan dan Ruang Terbuka (Ruang Terbuka Hijau Publik, Jalan, Plaza Utama). 2. Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana transportasi massal perkotaan secara terintegrasi dan terhubung dengan jaringan transportasi laut dan udara; 3. Menyediakan dan meningkatkan sarana prasarana ekonomi, khususnya di sektor perdagangan dan jasa yang mampu mengakomodasi pasar tradisional, termasuk kegiatan koperasi dan Usaha mikro kecil Menengah (UMKM); 4. Mengembangkan sentra industri pengolahan dan kerajinan menjadi produk khas Kota Tanjungpinang; dan 5. Mewujudkan penyelenggaraan ruang yang efisien dan berkeadilan serta ramah lingkungan. Selanjutnya tabel tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 5 - 11 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

6.1. Rencana Program dan Kegiatan

Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian keberhasilan sasaran dan tujuan. Sedangkan Program dimaksudkan sebagai kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang Dan Pertanahan guna mencapai sasaran tertentu. Dengan adanya program dan kegiatan diharapkan pula dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

6.1.1. Rencana Program

Program Prioritas adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh OPD atau masyarakat, yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah. Kegiatan Prioritas adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh OPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 6 - 1 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Gambar 6.1.Diagram KeterkaitanVisi, Misi, Tujuan, Sasarandan Program Renstra

Perumusan program prioritas bagi penyelenggaraan urusan dilakukan sejak tahap awal evaluasi kinerja pembangunan daerah secara sistematis dilakukan pada identifikasi permasalahan pembangunan diseluruh urusan. Berdasarkan rumusan permasalahan pembangunan daerah di tiap urusan maka dibuatlah program prioritas dengan mempertimbangkan faktor-faktor penentu keberhasilan.

Tabel 6.1. Program Prioritas dan Indikator Kinerja

Permasalahan Pembangunan Faktor Penentu Program Indikator Target No Daerah Keberhasilan Prioritas Kinerja Kinerja Persentase Tersedianya air Masih memiliki Program Penyediaan sumber air baku di baku untuk 01 potensi sumber Pengelolaan 76,10% Provinsi Kepulauan Riau memenuhi air baku Sumber Daya Air kebutuhan penduduk (%) Tersedianya air irigasi untuk Masih terdapat area Program pertanian Terdapat sumber 02 persawahan yang belum dialiri Pengelolaan rakyat pada 48,64% air irigasi air irigasi Sumber Daya Air sistem irigasi yang sudah ada Belumbanyakpen Program PenurunanJuml Titikgenanganrawanbanjir yang 03 duduk yang Pengelolaan ah Titik Rawan 15 titik belumdapatditurunkan tinggaldibantaran Sumber Daya Air Banjir

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 6 - 2 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Permasalahan Pembangunan Faktor Penentu Program Indikator Target No Daerah Keberhasilan Prioritas Kinerja Kinerja sungai

Persentase jalan provinsi 75,00% Program berkondisi baik Tertib berlalu Peningkatan pelayanan jalan Rehabilitasi/ (%) 04 lintas di Provinsi provinsi berkondisi baik dan Pemeliharaan Kepulauan Riau Persentase mantap Jalan dan jembatan cukup baik Jembatan provinsi 84,72% berkondisi baik (%) Panjang jalan baru yang dibangun yang 34,45 km menghubungka Program n antar wilayah Kebutuhankonektivitasantarwila Pembebasanmas Pembangunan/Pe strategis 05 yah/antarpulau ih relative mudah ningkatan Jalan Panjang jalan dan Jembatan yang ditingkatkan 58.78 km sesuai mutu layanan jalan Provinsi Persentase Program kab/kota yang Meningkatkan dukungan Perda RTRW Pengendalian dan dilakukan 06 Pembangunan yang berbasis Provinsi no 1 Pengawasan evaluasi 100%

Tata Ruang Provinsi tahun 2017 Pemanfaatan kesesuaian Ruang pemanfaatan ruangnya

Rencana program indikatif yangyou akan dilaksanakan OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2016-2021 sebanyak 17 program, dimana 10 program utama (termuat dalam RPJMD Provinsi) dan 6 program rutinitas Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan. Adapun nama program yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Program Utama 1. Program Pengelolaan Sumber Daya Air; 2. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; 3. Program Pembangunan/peningkatan Jalan dan Jembatan; 4. Program Pembinaan Pengaturan dan Pengawasan Jasa Konstruksi; 5. Program Pembinaan Pemberdayaan Jasa Konstruksi; 6. Program Layanan Pengujian Jasa Konstruksi; 7. Program Penyelenggaraan Penataan Ruang;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 6 - 3 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

8. Program Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan Ruang; 9. Program PenataanPenguasaan, PemilikanPenggunaandanPemanfaatan Tanah.

Program Generik (Untuk Semua Perangkat Daerah) 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur; 4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan; 5. Program Pengembangan data/informasi; 6. Program Perencanaan Pembangunan Daerah

6.1.1. Rencana Kegiatan

Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh suatu atau beberapa satuan kerja, sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya, baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang, modal, termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau ke semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. Kegiatan-kegiatan sebagai penjabaran lebih lanjut dari program merupakan langkah terakhir dalam upaya pencapaian tujuan. Kegiatan indikatif OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 harus mampu menghasilkan output dan outcome yang memadai sebagai syarat tercapainya tujuan OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau. Secara lebih lengkap mengenai rencana program dan kegiatan, indikator kinerja dan pendanaan indikatif OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016-2021 dituangkan dalam format matriks Rencana Strategis OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau sebagaimana tertuang dalam tabel berikut :

Tabel 6.2. Program Prioritas dan Rencana Kegiatan

Awal Target No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan (2016) (2021) 01. Kegiatan Jumlah Dokumen Rencana Perencanaan Teknis Pengelohan Sumber Daya Dokumen 1 35 Pengelolahan Sumber Air Daya Air 01 Program Pengelolaan Sumber Daya Air 02. Kegiatan Pemenuhan Kebutuhan Pengaturan, Pembinaan, Pembinaan, Fasilitasi dan Fasilitasi, Koordinasi, Bulan 12 12 Koordinasi Bidang SDA Pengawasan, dan kepada Kab/Kota (bulan) Pengendalian Teknis di

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 6 - 4 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Awal Target No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan (2016) (2021) Bidang Pengelolahan Sumber Daya Air 03. Kegiatan Pengembangan, Pengelolahan, dan Bertambahnnya Luas Area Optimalisasi/Rehabilitasi Ha 1.193 1.894 Jaringan Irigasi (ha) Jaringan Daerah Irigasi, dan Daerah Pengairan Lainnya 04. Kegiatan Pengembangan, Pengelolahan, dan Bertambahnya Kapasitas Optimalisasi/Rehabilitasi m3/tahun 27.805.571 38.244.626 Volume Sumber Air Baku Waduk/Embung dan Bangunan Penampung Lainnya 05. Kegiatan Panjang Bangunan Pembangunan Pengaman Meter 350 2.500 Pangaman Pantai Pantai 06. Kegiatan Pembangunan, Perbaikan, Panjang Sungai / Saluran meter 150 2.800 dan Pengaturan Sistem Utama yang terbangun Sungai/Saluran Utama 07. Kegiatan Pemeliharaan Panjang Normalisasi Rutin Sistem Sungai Sungai/Saluran Utama meter 3.000 8.000 /Saluran Utama Lainnya Lainnya 07.a. Kegiatan Pemeliharaan Rutin Sistem Panjang Normalisasi Sungai /Saluran Utama Sungai/Saluran Utama Meter 500 700 Lainnya di Kota Lainnya Tanjungpinang & Kabupaten Bintan 07.b. Kegiatan Panjang Normalisasi Pemeliharaan Rutin Sistem Sungai/Saluran Utama Meter 500 800 Sungai /Saluran Utama Lainnya Lainnya di Kota Batam 07.c. Kegiatan Pemeliharaan Rutin Sistem Panjang Normalisasi Sungai /Saluran Utama Sungai/Saluran Utama Meter 1.500 6.000 Lainnya di Kabupaten Lainnya Karimun 07.d. Kegiatan Pemeliharaan Rutin Sistem Panjang Normalisasi Sungai /Saluran Utama Sungai/Saluran Utama Meter 500 500 Lainnya di Kabupaten Lainnya Lingga 07.f. Kegiatan Pemeliharaan Rutin Sistem Panjang Normalisasi Sungai /Saluran Utama Sungai/Saluran Utama Meter 0 0 Lainnya di Kabupaten Lainnya Natuna 07.g. Kegiatan Pemeliharaan Rutin Sistem Panjang Normalisasi Sungai /Saluran Utama Sungai/Saluran Utama Meter 0 0 Lainnya di Kabupaten Lainnya Kepulauan Anambas Kegiatan Perencanaan 02 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Jumlah Dokumen Rencana Teknis Pemeliharaan dan Jembatan Pemeliharaan Dokumen 2 17 Rutin/Berkala Jalan dan Jalan/Jembatan Jembatan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 6 - 5 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Awal Target No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan (2016) (2021) 02. Kegiatan Pemeliharaan Panjang ruas jalan provinsi Rutin/berkala pada ruas Km 635.31 672.34 berkondisi baik Jalan Provinsi 02.a. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Panjang ruas jalan provinsi Km 57,93 57,65 pada ruas Jalan Provinsi di berkondisi baik Kota Tanjungpinang 02.b. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Panjang ruas jalan provinsi Km 107,44 138,62 pada ruas Jalan Provinsi di berkondisi baik Kabupaten Bintan 02.c. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Panjang ruas jalan provinsi 111,96 Km 101,45 pada ruas Jalan Provinsi di berkondisi baik Kota Batam 02.d. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Panjang ruas jalan provinsi Km 109,53 119,84 pada ruas Jalan Provinsi di berkondisi baik Kabupaten Karimun 02.e. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Panjang ruas jalan provinsi Km 133,83 135,46 pada ruas Jalan Provinsi di berkondisi baik Kabupaten Lingga 02.f. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Panjang ruas jalan provinsi 80,71 Km 96,97 pada ruas Jalan Provinsi di berkondisi baik Kabupaten Natuna 02.g. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Panjang ruas jalan provinsi pada ruas Jalan Provinsi di Km 28,16 28,10 berkondisi baik Kabupaten Kepulauan Anambas 03. Kegiatan Pemeliharaan Panjang Bentang Jembatan Rutin/berkala Jembatan > 6 meter yang berkondisi Meter 3,261.42 3,512.24 pada ruas status jalan baik Provinsi

01. Kegiatan Perencanaan Jumlah Dokumen Rencana Teknis Pembangunan/ Pembangunan/Peningkatan Dok 9.00 35.00 Peningkatan Jalan dan Jalan/Jembatan Jembatan 02. Kegiatan Pengaturan, Pemenuhan Kebutuhan Pembinaan, Fasilitasi, Pengaturan, Fasilitasi dan Koordinasi, Pengawasan, Bulan 12 12 Koordinasi Bidang BM dan Pengendalian Teknis di kepada Kab/Kota Bidang Bina Marga Program Pembangunan/ Panjang Jalan dan 03. 03. Kegiatan DAK Bidang peningkatan Jalan dan Jembatan Jembatan yang Infrastruktur Jalan dan Km 0 21.50 terbangun/ditingkatkan Pendamping DAK bersumber dari DAK Panjang Jalan dan 03.a. Kegiatan DAK Bidang Jembatan yang Km 0 21.50 Infrastruktur Jalan terbangun/ditingkatkan bersumber dari DAK Panjang Jalan dan 03.b. Kegiatan Pendamping Jembatan yang Km 0 21.50 DAK terbangun/ditingkatkan bersumber dari DAK

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 6 - 6 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Awal Target No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan (2016) (2021) 04. Kegiatan pembangunan Panjang Jalan Baru yang Km 0.50 22.80 jalan Terbangun 04.a. Kegiatan Km Panjang Jalan Baru yang pembangunan jalan di 0.00 0.00 Terbangun Kota Tanjungpinang 04.b. Kegiatan Km Panjang Jalan Baru yang pembangunan jalan di 0.05 3.80 Terbangun Kabupaten Bintan 04.c. Kegiatan Km Panjang Jalan Baru yang pembangunan jalan di 0.00 4,00 Terbangun Kota Batam 04.d. Kegiatan Km Panjang Jalan Baru yang pembangunan jalan di 0.00 5,00 Terbangun Kabupaten Karimun 04.e. Kegiatan Km Panjang Jalan Baru yang pembangunan jalan di 0.00 3.00 Terbangun Kabupaten Lingga 04.f. Kegiatan Km Panjang Jalan Baru yang 0.00 pembangunan jalan di 2,00 Terbangun Kabupaten Natuna 04.g. Kegiatan pembangunan jalan di Panjang Jalan Baru yang 0.00 Km 5.00 Kabupaten Kepulauan Terbangun Anambas 05. Kegiatan Panjang Jembatan Pembangunan/Peningkatan Baru/ditingkatkan Meter 4,145.70 4,345.70 jembatan kapasitasnya Panjang Jalan yang 06. Kegiatan Peningkatan/ ditingkatkan kapasitas Km 0.00 41,50 Pelebaran Jalan jalannya 06.a. Kegiatan Panjang Jalan yang Peningkatan/ Pelebaran ditingkatkan kapasitas Km 0.00 9.00 Jalan Kota Tanjungpinang jalannya 06.b. Kegiatan Panjang Jalan yang Peningkatan/ Pelebaran ditingkatkan kapasitas Km 0.00 3.00 Jalan Kabupaten Bintan jalannya 06.c. Kegiatan Panjang Jalan yang Peningkatan/ Pelebaran ditingkatkan kapasitas Km 0.00 8,00 Jalan Kota Batam jalannya 06.d. Kegiatan Panjang Jalan yang Peningkatan/ Pelebaran ditingkatkan kapasitas Km 0.00 7,50 Jalan Kabupaten Karimun jalannya 06.e. Kegiatan Panjang Jalan yang Peningkatan/ Pelebaran ditingkatkan kapasitas Km 0.00 5.00 Jalan Kabupaten Lingga jalannya 06.f. Kegiatan Peningkatan/ Panjang Jalan yang Pelebaran Jalan Kabupaten ditingkatkan kapasitas Km 0.00 4,00 Natuna jalannya 06.g. Kegiatan Panjang Jalan yang Peningkatan/ Pelebaran ditingkatkan kapasitas Km 0.00 5.00 Jalan Kabupaten jalannya Kepulauan Anambas 07. KegiatanTahun Jamak Pemenuhan Penataan Penataan Pantai Gurindam Kawasan 0 Kaw 5 Kaw Kawasan Pantai Gurindam 12 Kota Tanjungpinang 08. Kegiatan Pembangunan Jalan dan Panjang jalan dan Jembatan Penghubung Km jembatan yang dibangun Antar Pulau (Connectivity) di Kabupaten Karimun

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 6 - 7 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Awal Target No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan (2016) (2021) 01. Kegiatan Sinkronisasi dan Koordinasi Rencana Pemenuhan Kebutuhan Kerja Pembinaan Jasa Pembinaan, Pengaturan, Bulan 12 12 Konstruksi Pemerintah dan Pengawasan Jasa Pusat, Provinsi dan Konstruksi Kabupaten/Kota 02. Kegiatan Pemenuhan Kebutuhan Penyelenggaraan Fasilitasi Pembinaan, Pengaturan, Bulan 12 12 Pembina Pengawasan dan dan Pengawasan Jasa Peraturan Jasa Konstruksi Konstruksi 03. Kegiatan Penyelenggaraan SIPJAKI Pemenuhan Kebutuhan Provinsi, dan Monitoring Pembinaan, Pengaturan, dan Evaluasi Bulan 12 12 dan Pengawasan Jasa Penyelenggaraan IUJK dan Konstruksi SIPJAKI Pemerintah Kabupaten/Kota 04. Kegiatan Penyusunan Jumlah Dokumen Kajian Perencanaan/Kajian Penyelenggaraan Pembina Dokumen 0 4 Penyelenggaraan Pembina Jasa Konstruksi Jasa Konstruksi 05. Kegiatan Pemenuhan Kebutuhan Sosialisasi/Desiminasi Pembinaan, Pengaturan, Peraturan Perundangan- Bulan 12 12 dan Pengawasan Jasa undangan dan Produk Konstruksi Teknologi Konstruksi 06. Kegiatan Survey Penerapan Standar Pemenuhan Kebutuhan Keamanan, Keselamatan, Program Pembinaan Pengaturan dan Pembinaan, Pengaturan, 04 Kesehatan, dan Bulan 12 12 PengawasanJasa Konstruksi dan Pengawasan Jasa Keberlangsungan Konstruksi Penyelenggaraan Jasa Konstruksi 07. Kegiatan Penyusunan Pemenuhan Kebutuhan Format Database Badan Pembinaan, Pengaturan, Bulan 12 12 Usaha dan Tenaga Kerja dan Pengawasan Jasa Jasa Konstruksi Konstruksi 08. Kegiatan Peningkatan Kab/kota yang dilakukan Kapasitas Aparatur Kab/kota 0 4 pembinaan SIPJAKI Kabupaten/Kota 09. Kegiatan Survey Pemenuhan Kebutuhan Indentifikasi dan Pemetaan Pembinaan, Pengaturan, Bulan 12 12 Tenaga Kerja Konstruksi dan Pengawasan Jasa Provinsi Konstruksi 10. Kegiatan Workshop Pemenuhan Kebutuhan Penguatan Kapasitas Pembinaan, Pengaturan, Management of Training Bulan 12 12 dan Pengawasan Jasa (MOT) Jasa Konstruksi Konstruksi Kabupaten/kota 11. Kegiatan Peningkatan Kelembagaan Tim Pembina Kab/kota yang dilakukan Kab/kota 0 1 Jasa Konstruksi pembinaan Kabupaten/Kota 12. Kegiatan Fasilitasi Pemenuhan Kebutuhan Peningkatan Kapasitas Pembinaan, Pengaturan, Kelembagaan Pemerintah Bulan 12 12 dan Pengawasan Jasa dan Masyarakat Jasa Konstruksi Konstruksi 13. Kegiatan Workshop Pemenuhan Kebutuhan Bulan 12 12 Tanda Daftar Pembinaan, Pengaturan,

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 6 - 8 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Awal Target No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan (2016) (2021) Perseorangan dan Tenaga dan Pengawasan Jasa Kerja Konstruksi Konstruksi 14. Kegiatan Workshop Pemenuhan Kebutuhan SIBIMA (Sistem Informasi Pembinaan, Pengaturan, Belajar Intensif Mandiri Bulan 12 12 dan Pengawasan Jasa Bidang Konstruksi) Konstruksi Kabupaten/Kota 15. Pengkajian Identifikasi Pemenuhan Kebutuhan kebutuhan Pembinaan Pembinaan, Pengaturan, Bulan 12 12 Jasa Konstruksi Provinsi dan Pengawasan Jasa Kepulauan Riau Konstruksi 16. Kegiatan Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Kapasitas Pembinaan Pembinaan, Pengaturan, Pengaturan dan Bulan 12 12 dan Pengawasan Jasa Pengawasan Jasa Konstruksi Konstruksi 17. Kegiatan Pembinaan Pemenuhan Kebutuhan Kapasitas Pembinaan, Pengaturan, Penyelenggaraan Fasilitasi Bulan 12 12 dan Pengawasan Jasa Pengawasan tertib jasa Konstruksi konstruksi 18. Kegiatan Sosialisasi Pemenuhan Kebutuhan Promosi Gerakan Sadar Pembinaan, Pengaturan, Bulan 12 12 Sertifikasi Tenaga Kerja dan Pengawasan Jasa Konstruksi (Gesastek) Konstruksi 19. Kegiatan workshop dan Pemenuhan Kebutuhan inventarisasi data tenaga Pembinaan, Pengaturan, Bulan 12 12 kerja konstruksi dan badan dan Pengawasan Jasa usaha Konstruksi 20. Kegiatan Pendukung Pembinaan Kelembagaan Pemenuhan Kebutuhan Jasa Konstruksi Provinsi Pembinaan, Pengaturan, Bulan 12 12 (Kewenangan Gubernur dan Pengawasan Jasa sebagai wakil Pemerintah Konstruksi Pusat di daerah) 21. Kegiatan workshop dan Pemenuhan Kebutuhan inventarisasi data harga Pembinaan, Pengaturan, Bulan 12 12 satuan material konstruksi dan Pengawasan Jasa Kabupaten/ Kota Konstruksi 22. Kegiatan Penelusuran Pemenuhan Kebutuhan Hasil Penyelenggaran Pembinaan, Pengaturan, Bulan 12 12 Pembinaan SDM Jasa dan Pengawasan Jasa Konstruksi Konstruksi 23. Kegiatan Peningkatan Pembinaan Pengaturan Pemenuhan Kebutuhan dan Pengawasan Jasa Pembinaan, Pengaturan, Konstruksi Pemerintah Bulan 12 12 dan Pengawasan Jasa Provinsi dari Pembina Konstruksi Jasa Konstruksi Pemerintah Pusat 24. Kegiatan Road Show Pembinaan Jasa Kab/kota yang dilakukan Kab/kota 0 1 Konstruksi di Pemerintah pembinaan Kabupaten/ Kota 25. Monitoring dan Evaluasi Pemenuhan Kebutuhan Program Kerja Pembinaan Pembinaan, Pengaturan, Bulan 12 12 Pengawasan dan dan Pengawasan Jasa Pengaturan Konstruksi 05 Program 01. Kegiatan Monitoring Pemenuhan Kebutuhan Bulan 12 12 PembinaanPemberdayaanJasaKonstruksi dan Evaluasi Monitoring dan Evaluasi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 6 - 9 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Awal Target No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan (2016) (2021) Penyelenggaraan SIPJAKI Perberdayaan Jasa tingkat Provinsi Konstruksi 02. Kegiatan Fasilitasi Sertifikasi Tenagan Ahli Jumlah Tenaga Ahli Lulus Orang 12 12 Konstruksi/SIBIMA (Belajar Pendidikan Mandiri) 03. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pelaksana Jasa Jumlah Peserta Orang 12 12 Konstruksi 04. Kegiatan Survey Pemenuhan Kebutuhan Identifikasi dan Pemetaan Fasilitasi Pemberdayaan Kebutuhan Pelatihan Bulan 12 12 SDM Bidang Jasa Tenaga Kerja Konstruksi di Kosntruksi Kabupaten/Kota 05. Kegiatan Pelatihan Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi Fasilitasi Pemberdayaan Bulan 12 12 dengan Mobile Tranning SDM Bidang Jasa Unit (MTU) Kosntruksi 06. Kegiatan Pemenuhan Kebutuhan Pengoperasian, Fasilitasi Pemberdayaan Pemeliharaan dan Bulan 12 12 SDM Bidang Jasa Prasarana Pendukung Kosntruksi Mobile Training Unit (MTU) 07. Kegiatan Survey Pemenuhan Kebutuhan Indentifikasi Standar Fasilitasi Pemberdayaan Bulan 12 12 Penggunaan SDM Bidang Jasa Material/Bahan Konstruksi Kosntruksi 08. Kegiatan Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Kualitas Sumber Daya Fasilitasi Pemberdayaan Bulan 12 12 Manusia Aparatur Tenaga SDM Bidang Jasa Konstruksi Pemerintah Kosntruksi Pemenuhan Kebutuhan 09. Pelatihan/Pendidikan Fasilitasi Pemberdayaan dan Sertifikasi Tenaga Bulan 12 12 SDM Bidang Jasa Kerja Konstruksi Kosntruksi 10. Kegiatan Training/ Pelatihan/ Bintek (Out of Pemenuhan Kebutuhan Office) peningkatan Fasilitasi Pemberdayaan Bulan 12 12 Kapasitas aparatur tenaga SDM Bidang Jasa konstruksi internal Kosntruksi pemerintahan 11. Kegiatan Penyusunan Pemenuhan Kebutuhan Laporan Tahunan Fasilitasi Pemberdayaan Bulan 12 12 Pembinaan Jasa SDM Bidang Jasa Konstruksi Kosntruksi 12. Kegiatan Fasilitasi dan Pemenuhan Kebutuhan Operasional SIBIMA Fasilitasi Pemberdayaan (Sistem Informasi Belajar Bulan 12 12 SDM Bidang Jasa Intensif Mandiri Bidang Kosntruksi Konstruksi) 13. Kegiatan Pemberdayaan Kerjasama Pemenuhan Kebutuhan Daerah Potensi Pasar Fasilitasi Pemberdayaan Bulan 12 12 Konstruksi antara SDM Bidang Jasa Pemerintah dan Badan Kosntruksi Usaha Pemenuhan Kebutuhan 14. Kegiatan Iventarisasi Fasilitasi Pemberdayaan Upah Tenaga Kerja Bulan 12 12 SDM Bidang Jasa Konstruksi Kosntruksi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 6 - 10 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Awal Target No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan (2016) (2021) Pemenuhan Kebutuhan 15. Kegiatan Penyiapan Fasilitasi Pemberdayaan Sarana dan Prasarana Bulan 12 12 SDM Bidang Jasa Pelatihan Kosntruksi 16. Kegiatan Pembinaan Pemenuhan Kebutuhan Pemberdayaan Kapasitas Fasilitasi Pemberdayaan Bulan 12 12 Badan Usaha Jasa SDM Bidang Jasa Konstruksi Kosntruksi 17. Kegiatan Pembinaan Pemenuhan Kebutuhan Lembaga Pengembangan Fasilitasi Pemberdayaan Bulan 12 12 Jasa Konstruksi dan SDM Bidang Jasa Asosiasi Jasa Konstruksi Kosntruksi 01. Kegiatan Pengembangan Sarana Pemenuhan Kebutuhan dan Prasarana Penunjang Sarana dan Prasarana Bulan 12 12 Laboratorium Pengujian Penunjang Laboratorium Konstruksi 02. Kegiatan Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Pelayanan Laboratorium Bulan 12 12 Layanan Laboratorium Pengujian Konstruksi 03. Kegiatan Promosi dan Sosialisasi Pelaksanaan Pemenuhan Kebutuhan Bulan 12 12 Laboratorium Pengujian Promosi dan Sosialisasi Konstruksi 04. Kegiatan Program Layanan Pengujian Jasa Pengembangan Website Pemenuhan Kebutuhan 06 Pelayanan Laboratorium Bulan 12 12 Konstruksi Layanan Website Pengujian dan Pembinaan Jasa Konstruksi 05. Kegiatan Kalibrasi dan Pemenuhan Kebutuhan Pemeliharaan Peralatan Layanan Peralatan Bulan 12 12 Laboratorium Pengujian Laboratorium yang bermutu Konstruksi baik 06. Kegiatan Pemenuhan Kebutuhan pengembangan SDM dan Kualitas dan Kuantitas Bulan 12 12 Operasional Laboratorium SDM Pengujian Konstruksi 07. Kegiatan Pemenuhan Kebutuhan Pengembangan Manajemen Mutu Manajemen Mutu Bulan 60 12 Laboratorium Pengujian Laboratorium Pengujian Konstruksi Konstruksi Persentase kesesuaian 01. Kegiatan Pengawasan pemanfaatan lahan Teknis Bidang Penataan % 12 80 terhadap Rencana Tata Ruang di Provinsi Kepri Ruang 02. Kegiatan Fasilitas Pelaksanaan Tugas Penyedik Pegawai Negeri Pemenuhan Fasilitasi Bulan - 12 Program Pengendalian dan Pengawasan Sipil (PPNS) Bidang Pelaksanaan Tugas PPNS 07 Pemanfaatan Ruang Penataan Ruang Prov.

Kepri 03. Kegiatan Pengendalian Jumlah Pemohon Telaah Kantor/ Pemanfaatan Ruang di 12 260 Kesesuaian Tata Ruang Instansi Provinsi kepulauan Riau 04. Pembentukan Pelopor Pemenuhan Kebutuhan Bidang Penataan Ruang Pelopor Bidang Penataan Bulan 60 12 Daerah Provinsi Kepulauan Ruang Riau 08 Program Penyelenggaraan Penataan 01. Kegiatan Penyusunan Jumlah Dokumen Kajian Dok - 3

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 6 - 11 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Awal Target No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan (2016) (2021) Ruang Kajian Kawasan Strategis KSP Provinsi Kepulauan Provinsi Kepulauan Riau Riau yang tersusun 02. Kegiatan Penyusunan Jumlah Dokumen RTR Rencana Rinci Tata Ruang KSP Provinsi Kepulauan Dokumen - 2 Kawasan Strategis Provinsi Riau yang tersusun Kepulauan Riau 03. Kegiatan Legalisasi Jumlah Perda RTR yang Rencana Rinci Tata Ruang Perda - 2 disyahkan Provinsi Kepri 04. Kegiatan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Jumlah Dokumen KLHS Strategis (KLHS) Rencana Dokumen - 3 yang tersusun Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi 05. Kegiatan Pemenuhan Informasi Penyebarluasan Informasi Penyelenggaran Penataan Bulan 12 12 Penyelenggaraan Ruang Penataan Ruang 06. Kegiatan Penyelenggaran Penataan Jumlah Ranperda RDTR Ranperda 1 4 Ruang di Provinsi Kab/Kota yang dievaluasi Kepulauan Riau 07. Kegiatan Fasilitasi dan Pemenuhan Fasilitas dan Koordinasi Perencanaan Koordinas Perencanaan Bulan 12 12 Penataan Ruang di Penataan Ruang Provinsi Kepulauan Riau 08. Fasilitasi Badan Koordinasi Penataan Jumlah Rapat BKPRD Rapat - 3 Ruang Daerah (BKPRD) Provinsi Kepulauan Riau 09. Penataan Kawasan Strategis Provinsi Kawasan Strategis Provinsi Kawasan 0 Dompak Kepulauan Riau 01. Kegiatan Pengadaan Jumlah OPD yang Tanah untuk Aset didampingi dalam Pekerjaan Umum, OPD 12 10 melaksanakan Pengadaan Penataan Ruang, dan Tanah Pertanahan 02. Kegiatan fasilitasi Penyelenggaraan Pemenuhan Kebutuhan Pengadaan Tanah untuk Penyelenggaraan Bulan 12 12 Kepentingan Umum Prov. Pengadaan Tanah Kepri 03. Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Tanah Dinas Pemenuhan Kebutuhan Program Penataan Penguasaan, Pekerjaan Umum, Penyelesaian Pemanfaatan Bulan 12 12 09 Pemilikan Penggunaan dan Pemanfaatan Penataan Ruang dan Tanah Tanah Pertanahan

04. Kegiatan Inventarisasi Pemenuhan Kebutuhan Milik Provinsi Kepulauan Bulan 12 12 Inventarisasi Milik Provinsi Riau 05. Kegiatan Pengukuran, Pemenuhan Kebutuhan Pemetaan Bidang, dan Pengukuran, Pemetaan Bulan 12 12 Pemetaan Tematik Bidang Bidang, dan Pemetaan Pertanahan Tematik 06. Kegiatan Fasilitasi Pemenuhan Kebutuhan Pensertifikat Tanah Fasilitasi Pensertifikat Bulan 0 12 Masyarakat (Prona dan Tanah Masyarakat Proda) 07. Kegiatan Rapat Kerja Jumlah aparatur yang Orang 12 100

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 6 - 12 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Awal Target No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan (2016) (2021) Pertanahaan di Provinsi mengikuti Rapat Kerja Kepulauan Riau Pertanahan 08. Kegiatan Perumusan Pemenuhan Kebutuhan Kebijakan Bidang Perumusan Kebijakan Bulan 12 12 Pertanahan Pertanahan 09. Kegiatan Koordinasi Pemenuhan Kebutuhan dan Evaluasi Koordinasi dan Evaluasi Bulan 0 12 Penyelenggaraan Perizinan Penyelenggaraan Perizinan Pertanahan Pertanahan Pemenuhan dokumen 10. Kegiatan Studi LARAP Dokumen 12 0 Perencanaan Studi LARAP Pemenuhan Kebutuhan 01. Kegiatan Pelaksanaan Pelaksanaan Rutinitas Bulan 12 12 Rutinitas Perkantoran Perkantoran 02. Kegiatan Penyediaan Pemenuhan kebutuhan Jasa Administrasi Bulan 12 12 Program Pelayanan Administrasi Jasa Adminsitrasi 10 Keuangan Perkantoran 03. Kegiatan Penyediaan Pemenuhan Kebutuhan Bulan 12 12 Jasa Tenaga Pendukung Jasa Tenaga Pendukung 04. Kegiatan Pengelolaan Pemenuhan Kebutuhan Bulan 12 12 Aset Pengelohan Aset 05. Kegiatan Pengelolaan Pemenuhan Kebutuhan Bulan 12 12 Arsip Pengelohan Arsip 01. Kegiatan Penyediaan/ Pengadaan dan Pemenuhan kebutuhan Bulan 12 12 Pemeliharaan Sarana/ Sarana Aparatur Peralatan Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan 11 02. Kegiatan Prasarana Aparatur Penyediaan/Pengadaan

dan Pemeliharaan Pemenuhan kebutuhan Bulan 12 12 Prasarana Prasarana Aparatur Gedung/Ruangan Perkantoran 01. Kegiatan Pendampingan Jumlah Kegiatan/Paket Pelaksanaan Kegiatan Paket 20 20 Pekerjaan yang didampingi Dinas PU, Penataan Ruang Program Peningkatan Kapasitas Sumber dan Pertanahan 12 Daya Aparatur Jumlah aparatur yang mengikuti peningkatan 02. Kegiatan Mengikuti kompetensi penunjang Orang 15 20 Pelatihan/Diklat pelaksanaan tugas dan fungsi 01. Kegiatan Penyusunan Program peningkatan pengembangan Tersusunnya laporan Laporan Pemantauan, 13 sistem pelaporan capaian kinerja dan capaian kinerja dan Bulan 12 12 Pengendalian dan Evaluasi keuangan keuangan Kinerja Program 01. Kegiatan Pengelolaan Pemenuhan data/informasi Bulan 12 12 Website SKPD yang terkelola dengan baik 02. Kegiatan Penyediaan Pemenuhan Database/ dan Pengelolahan Sistem Informasi yang Bulan 12 12 Database/Sistem Informasi terkelola dengan baik 14 Bidang Ke PU-an Program Pengembangan Data/Informasi 02.a. Kegiatan Survey,

Identifikasi , dan Database Pemenuhan Database/ Jaringan Irigasi sesuai Sistem Informasi yang Bulan 12 12 dengan kewenangan terkelola dengan baik Provinsi 02.b. Kegiatan survey, Pemenuhan Database/ Bulan 12 12 identifikasi , dan Database Sistem Informasi yang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 6 - 13 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Awal Target No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan (2016) (2021) Sungai sesuai dengan terkelola dengan baik kewenangan Provinsi 02.c. Kegiatan Survey, Pemenuhan Database/ Identifikasi , dan Database Sistem Informasi yang Bulan 12 12 Jaringan Jalan Provinsi terkelola dengan baik 02.d. Penyusunan Lager Pemenuhan Database/ Jalan Provinsi Kepulauan Sistem Informasi yang Bulan 12 12 Riau terkelola dengan baik 01. Kegiatan Koordinasi, Konsultasi, dan Jumlah dokumen Program Perencanaan Pembangunan 15 Sinkronisasi Perencanaan Perangkat Dokumen 1 1 Daerah Perencanaan/ daerah yang tersusun pelaksanaan Program

6.2. Rencana Pendanaan Indikatif

Berdasarkan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016 – 2021 Rencana Alokasi Anggaran (Pagu Indikatif) Per Urusan Pemerintahan bahwa Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan menangani 3 urusan yaitu urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, dan urusan Pertanahan. Adapun Rencana Alokasi Anggaran (Pagu Indikatif) Per Urusan yang telah ditetapkan oleh RPJMD Provinsi adalah sebagai berikut :

Tabel 6.3. Alokasi Anggaran Per Urusan

Urusan Pemerintahan/ No Tahun2017 Tahun2018 Tahun2019 Tahun2020 Tahun2021 Perangkat Daerah Urusan Pekerjaan 1 Umum dan 212,993,307,374 299,294,422,485 354,750,000,000 366,250,000,000 319,900,000,000 Penataan Ruang

Urusan 2 363,128,750 5,850,000,000 5,850,000,000 6,400,000,000 6,100,000,000 Pertanahan

T o t a l 213,356,436,025 305,144,422,485 360,600,000,000 372,650,000,000 326,000,000,000

Secara rinci indikasi rencana alokasi anggaran (pagu indikatif) setiap program pada Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan adalah sebagai berikut :

Tabel 6.4. Alokasi Anggaran Per Program No Program 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Urusan Pekerjaan Umum,Penataan Ruang danPertanahan Program Pengelolaan Sumber 1 10,000,000,000 9,814,763,324 12,321,168,847 23,000,000,000 26,360,000,000 35,400,000,000 Daya Air

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 6 - 14 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

No Program 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Program 2 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan 3,800,000,000 6,627,680,575 11,000,000,000 10,450,000,000 24,925,200,000 30,147,474,000 dan Jembatan Program Pembangunan/ 3 132,356,000,000 185,979,810,293 261,561,959,928 301,092,000,000 293,286,230,000 229,078,974,000 peningkatan Jalan dan Jembatan

Program Pembinaan Pengaturan 4 400,000,000 251,908,750 810,000,000 1,200,000,000 1,250,000,000 1,300,000,000 dan Pengawasan Jasa Konstruksi

Program Pembinaan 5 660,000,000 338,876,250 1,130,400,000 1,738,000,000 1,585,000,000 3,002,000,000 Pemberdayaan Jasa Konstruksi

Program Layanan Pengujian Jasa 6 1,750,000,000 670,846,968 826,600,000 955,000,000 1,015,000,000 1,085,000,000 Konstruksi

Program Pengendalian dan 7 0 404,278,160 920,400,000 800,000,000 900,000,000 900,000,000 Pengawasan Pemanfaatan Ruang

Program Penyelenggaraan 8 1,775,000,000 1,149,708,500 1,765,800,000 3,400,000,000 2,950,000,000 3,050,000,000 Penataan Ruang

Program Penataan Penguasaan, 9 Pemilikan Penggunaan dan 600,000,000 363,128,750 5,850,000,000 5,850,000,000 6,400,000,000 6,100,000,000 Pemanfaatan Tanah

Program Pelayanan Administrasi 10 6,950,000,000 5,375,924,027 5,031,420,710 6,900,000,000 7,718,670,000 8,043,422,000 Perkantoran

Program Peningkatan Sarana dan 11 500,000,000 153,896,500 1,026,673,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 Prasarana Aparatur

Program Peningkatan Kapasitas 12 1,075,000,000 1,468,261,083 1,000,000,000 1,150,000,000 1,150,000,000 1,150,000,000 Sumber Daya Aparatur

Program peningkatan 13 pengembangan sistem pelaporan 450,000,000 224,430,200 300,000,000 400,000,000 400,000,000 400,000,000 capaian kinerja dan keuangan

Program Pengembangan 14 1,000,000,000 284,905,500 1,300,000,000 2,125,000,000 3,137,500,000 4,656,250,000 Data/Informasi

Program Perencanaan 15 250,000,000 248,017,143 300,000,000 540,000,000 572,400,000 686,880,000 Pembangunan Daerah

TOTAL 161,566,000,000 213,356,436,025 305,144,422,485 360,600,000,000 372,650,000,000 326,000,000,000

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 6 - 15 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

BAB VIII. P E N U T U P

Rencana Strategis (Renstra) OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 merupakan panduan kerja bagi OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau selama 5 (lima) tahun ke depan. Rencana Strategis ini disusun berdasarkan kebijakan Kepala Daerah Terpilih yang direncanakan dan dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian program Kepala Daerah.

Mendasarkan pada hal tersebut, pelaksanaan Rencana Strategis OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 sangat penting mendukung pencapaian tujuan perencanaan pembangunan dalam 5 (lima) tahun ke depan. Penyusunan perencanaan pembangunan yang berkualitas akan menopang dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas terutama dalam mencapai visi dan misi Kepala Daerah.

8.1. Pedoman/Kaidah Transisi

Dalam rangka menjaga kesinambungan perencanaan pembangunan dan mengisi kekosongan acuan Rencana Kerja Tahun 2021, di mana periode rencana strategis ini berakhir sampai dengan tahun 2020, maka dokumen ini tetap akan menjadi acuan penyusunan rencana kerja Tahun 2021.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 8 - 1 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021

Program yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 tersebut adalah program transisi. Disebut program transisi karena program yang menjadi landasan (legal formal) perencanaan tahun 2021 adalah “program sementara” sebelum ditetapkannya Renstra baru yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih untuk masa jabatan tahun 2021-2025. Program transisi ini tetap mengacu pada Prioritas Pembangunan Daerah yang sudah termuat dalam Rencana Strategis Provinsi Kepulauan Riau, RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021, dan RPJPD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025 periode 5 tahun keempat.

8.2. Kaidah Pelaksanaan

Rencana Strategis OKPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Gubernur dan Wakil Gubernur hasil Pemilihan Kepala Daerah yang dilaksanakan secara langsung pada Tahun 2015 dan telah dituangkan dalam dokumen RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021. Dokumen Renstra ini merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau. Untuk itu perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut :

1. OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam Renstra OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 dengan sebaik- baiknya; 2. OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau berkewajiban untuk menyusun rencana kerja sesuai dengan tugas dan fungsi yang disusun dengan berpedoman pada Renstra dan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021; 3. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Renstra OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021, diwajibkan menjabarkan Renstra ke dalam Rencana Kerja tahunan;

Renstra OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 merupakan indikator dalam proses evaluasi laporan pelaksanaan atas kinerja lima tahunan dan tahunan, sehingga dapat meminimalisir pelaksanaan kegiatan yang menyimpang dari visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2016-2021 sesuai dengan tupoksi OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 8 - 2 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021