Laporan Kegiatan Hibah Penelitian Jurusan Arsitektur Tahun 2014
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
LAPORAN KEGIATAN HIBAH PENELITIAN JURUSAN ARSITEKTUR TAHUN 2014 SISTEM PERTAHANAN MASYARAKAT BALI AGA DITINJAU DARI KONSEP KERUANGAN DAN ARSITEKTUR Tim Peneliti : 1. Ni Made Swanendri, ST., MT 197304212000032001 2. I Wayan Yuda Manik, ST., MT 198204192008121002 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA OKTOBER 2014 DIBIAYAI DARI DANA DIPA UNIVERSITAS UDAYANA NO. DIPA-023-04.2.415253/2014 TANGGAL 5 Desember 2013, sesuai dengan SK No. 797.1/UN14.1.31/PN/2014 Tanggal 08 September 2014 dan SPK No. 808/UN14.1.31/PN/2014 Tanggal 09 September 2014 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN JURUSAN ARSITEKTUR TAHUN 2014 Judul Penelitian : Sistem Pertahanan Masyarakat Bali Aga Ditinjau dari Konsep Keruangan dan Arsitektur Ketua Peneliti : a. Nama Lengkap : Ni Made Swanendri, ST., MT b. NIDN / NIP : 0021047303 / 197304212000032001 c. Jabatan Fungsional : Lektor d. Nomor HP / email : 08123964025 / [email protected] Anggota Peneliti (1) : a. Nama Lengkap : I Wayan Yuda Manik, ST., MT b. NIDN / NIP : 0019048203 / 198204192008121002 c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli d. Nomor HP / email : 081236441907 / [email protected] Biaya Penelitian : - diusulkan ke Jurusan Rp. 20,000,000 - dana institusi lain Rp. - - inkind sebutkan - Bukit Jimbaran, 28 Oktober 2014 Menyetujui, Ketua Jurusan Arsitektur FT-UNUD Ketua Tim Peneliti Ir. I Made Suarya, ST., MT Ni Made Swanendri, ST., MT NIP. 195610151986011001 NIP. 197304212000032001 ii D A F T A R I S I halaman Halaman Sampul .................................................................................................... i Halaman Pengesahan ..................................................................................................... ii Daftar Isi ........................................................................................................................ iii Daftar Tabel ...................................................................................................................... iv Daftar Gambar .................................................................................................................. v Ringkasan ......................................................................................................................... vi BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang Permasalahan ..................................................... 1 1.2. Rumusan Permasalahn ............................................................ 2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …..................................................................... 3 2.1. Pengertian Defensibles Space ....................................................... 3 2.2. Pengertian Kriminal .................................................................... 4 2.3. Teritori dan Teritorialitas ............................................................ 5 2.4. Arsitektur Bali Aga ......................................................................... 5 BAB III. METODA PENELITIAN …................................................................... 7 3.1. Metoda Hermeneutik .................................................................... 8 3.2. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 9 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 11 4.1. Kebudayaan dan Arsitektur Bali Aga ..................................... 11 4.2. Kondisi Geografis lokasi Penelitian ......................................... 12 4.3. Struktur Keruangan Arsitektur Bali Aga ........................... 14 4.3.1. Konfigurasi Ruangan pada Permukiman dan Rumah Adat Arsitektur Sidatapa ............................................. 15 4.3.2. Konfigurasi Ruangan pada Permukiman dan Rumah Adat Arsitektur Julah ............................................................ 18 4.4. Konsep Pertahanan Masyarakat Bali Aga .......................... 25 BAB V. KESIMPULAN ............................................................................... 30 5.1. Kesimpulan ............................................................................. 30 5.2. Saran - saran .......................................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 31 LAMPIRAN - Lampiran 1 : Justifikasi Anggaran dan Jadwal Penelitian .................................. a - Lampiran 2 : Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ......... c - Lampiran 3 : Biodata Ketua dan Anggota ................................................. d iii D A F T A R T A B E L Tabel 3.1. Informasi yang Dicari pada Pendekatan Oral Tradition.................... 10 Tabel 3.2. Daftar Wawancara dan Informan .................................................... 10 iv D A F T A R G A M B A R Gambar 4.1. Peta Kabupaten Buleleng.................................................................... 13 Gambar 4.2. Peta Desa Sidatapa dan Konfigurasi Rumah Adat .................................... 16 Gambar 4.3. Tata Letak Rumah di Desa Sidatapa.................................................... 17 Gambar 4.4. Tipikal Rumah Adat ......................................................................... 18 Gambar 4.5. Peta Desa Julah................................................................................. 19 Gambar 4.6. Angkul-angkul lapis Kedua ............................................................... 22 Gambar 4.7. Variasi Bentuk Bangunan................................................................... 23 Gambar 4.8. Variasi Layout Rumah Adat Julah ..................................................... 24 Gambar 4.9. Variasi Layout Rumah Adat Julah...................................................... 24 v R I N G K A S A N Manusia adalah mahluk yang memiliki teritori dan mereka meletakkan tanda-tanda sebagai batas teritori mereka. Apabila seseorang memasuki wilayah teritori mereka,maka manuisa akan mempertahankan teritorinya dari kemungkinan yang membahayakan mereka. Rasa aman merupakan kebutuhan dasar manusia sehingga mereka dapat melakukan kegiatan dengan baik. Keamanan merupakan salah pertimbangan seseorang untuk memilih sebuah lokasi perumahan. Rasa aman dapat diciptakan dengan berbagai cara, dan salah satunya adalah melalui penataan ruangan di dalam rumah maupun permukiman. Oscar Newman mencetuskan konsep defensible space dan menyatakan bahwa lingkungan terbangun dapat memberi kesempatan pada pelaku kriminal untuk melakukan aktivitasnya, namun disisi lain lingkungan yang ditata dengan baik mampu mengurangi kesempatan seseorang untuk melakukan tindakan kejahatan. Pola tata ruangan rumah tinggal dan lingkungan harus dibuat sehingga penghuni secara langsung maupun tidak langsung menjadi agen untuk mengurangi kesempatan terjadi tindakan kriminal. Arsitektur secara luas telah dipercaya sebagai salah satu media yang mampu mengatur perilaku manusia. Hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan terbangun telah banyak dibahas terutama dikaitkan dengan bidang ilmu perilaku manusia/human behavior. Untuk menciptakan rasa aman dan mengurangi kesempatan terjadinya tindakan kriminal ada beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan seperti menghindarkan ruangan yang mati, memberi kesempatan penghuni untuk mengawasi orang luar yang beraktivitas di sekitar lingkungan mereka dan membuat barier yang jelas yang membedakan ruangan publik dan privat. Penelitian yang dilakukan oleh Brunson, dkk, 2001, menyatakan bahwa keberhasilan penerapan defensible space tergantung juga tingkat kohesivitas anggota masyarakat. Penerapan konsep keamanan pada lingkungan perumahan dicetuskan oleh Oscar Newman sekitar tahun 1980-an untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kriminalitas pada sebuah lingkungan. Masyarakat Bali khususnya masyarakat Bali Aga memiliki sistem keamanan yang diterapkan pada lingkungan desa mereka. Sistem keamanan yang diciptakan oleh masyarakat Bali Aga dibutuhkan untuk menjaga masyarakat dan lingkungan dari serangan yang dilakukan oleh desa lain, karena pada masa itu desa-desa di Bali memiliki teritori yang independen sehingga memiliki kemungkinan untuk diserang dan menyerang desa-desa lainnya. Untuk memberi rasa aman untuk masyarakat dan lingkungan mereka maka arsitektur Bali Aga memiliki konsep pertahanan yang dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri. Arsitektur Bali Aga adalah arsitektur yang berkembang pada perioda Bali kuno yaitu sekitar abad 9-12 AD. Sebutan Bali Aga digunakan hanya untuk membedakan arsitektur Bali yang berkembang setelah abad 13. Arsitektur Bali Aga tersebar dibeberapa daerah dan banyak yang lokasinya dipegunungan yang menjadi salah satu alasan disebut Bali Aga, walaupun tidak semua desa-desa Bali kuno berlokasi dipegunungan. Arsitektur Bali Aga dapat dilihat sebagai arsitektur vernakular yang dikembangkan oleh masyarakat Bali dan menjadi lapisan dasar pengembangan arsitektur di Bali. Keterbatasan bukti tertulis yang ada dan adanya jarak/gap yang cukup tinggi antara peneliti dan objek penelitian menjadi salah satu pertimbangan untuk menggunakan pendekatan hermeneutik. Pendekatan hermeneutik melihat arsitektut sebagai teks dan memposisikan artefak yang masih tersisa sebagai teks sehingga dapat dibaca dan di analisis sistem pertahanan yang dikembangkan oleh masyarakat Bali Aga. Penelitian akan dilakukan di Desa Sidatapa Kecamatan Banjar dan Desa Julah di Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng, Bali. Penentuan dua desa sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan