Biografi Jenderal Sudirman : Guru Sekaligus Pemimpin Prajurit

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Biografi Jenderal Sudirman : Guru Sekaligus Pemimpin Prajurit Biografi Jenderal Sudirman : Guru Sekaligus Pemimpin Prajurit PROFIL JENDRAL SUDIRMAN Nama Lengkap : Raden Soedirman Tempat Lahir : Desa Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah Tanggal Lahir : 24 Januari 1916 Zodiac : Aquarius Kebangsaan : Indonesia Meninggal : Magelang, 29 Januari 1950 Dimakamkan : Taman Makam Pahlawan Semaki Agama : Islam BIOGRAFI JENDRAL SUDIRMAN Jendral Sudirman PahlawanPahlawan Nasional yang sangat terkenal dengan taktaktitikk bergerilya untuk melawan penjajah. Biografi Jendral Sudirman pernah ditulis dalam sebuah buku yang berjudul Guru bangsa, Sebuah Biografi Jenderal Sudirman yangyang ditulis oleh Sardiman pada tahun 2008. Beliau dilahirkan di Bodas Karang Jati Purbalingga Jawa tengah, pada hari Senin 24 Januari 1916. Beliau memiliki nama lengkap Raden Soedirman, namun lebih dikenal dengan nama jenderal Sudirman. Kedua orang tuanya berasal dari keluarga sederhana, ayahnya bernama Karsid Kartowirodji dan ibunya Siyem. Sejak kecil jendral Sudirman dirawat oleh Raden Tjokrosoenarjo dan istrinya bernama Teoridowati yang merupakmerupakanan sebuah keluarga Priyayi. Biografi Pendidikan Jendral Sudirman di mulai Hollandsch Inlandsche School, namun ketika tahun kelima Jendral Sudirman berhenti dari sekolahnya dan kemudian melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta di sekolah Taman Siswa. Setelah itu Jendral Sudirman melanjutkan ke Sekolah Menengah Wirotomo. Jenderal Sudirman juga berbakat dalam berbagai ilmu pelajaran dan ia juga memperdalam ilmu agama. Berdasarkan buku biografi Jendral Sudirman, gurunya Suwarjo Tirtosupono dan Raden Muhammad Kholil mendidiknya dengan baik. Setelah lulus dan setelah kematian ayah tirinya beliau yang berusia 19 tahun juga sempat mengajar di sekolah Wirotomo. Jendral Sudirman juga aktif di organisasi Kepanduan Putra Muhammadiyah, beliau memimpin Hizboel Wathan. Selanjutnya beliau juga belajarbelajar satu tahun di sekolsekolahah gugururu di Surakarta yaitu di Kweekschool. Setelah itu Jenderal Sudirman juga lebih giat bergerak di organisasi kepemudaan Muhammadiyah. Jenderal Sudirman dikenal sebagai pemimpin yang pintar untuk bernegosiasi. Jendral Sudirman juga menikah dengan teman saat sekolah dulunya. Perempuan yang dinikahinya bernama Alfiah dan mempunyai keturunan 4 orang putra dan seorang putri. Sebelum kedatangan tentara Jepang, jenderal Sudirman di minta oleh Belanda untuk memberi pelatihan terhadap tentara pribumi tentang pelatihan kemiliteran. Dan pada tahun 1942, kedatangan Jepang di Indonesia semakin memperburuk keadaan ekonomi dan kesejahteraan rakyat pribumi. Banyak sekolah yang ada ditutup oleh Jepang, salah satunya adalah sekolah yang tempat beliau mengajar. Namun setelah beberapa waktu berlalu, dalam buku biografi Jendral Sudirman, beliau mampu bernegosiasi dengan pemerintah jepang untuk membuka sekolah y tersebut. Pada masa pemerintahan Jepang, berdasarkan biografi jendral Sudirman, beliau aktif memimpin organisasi bentukan Jepang yang bertujuan menjaga keamanan Indonesia dari pihak sekutu. Sudirman memimpin Syu Sangikai, bergabung dengan Pembela TanaH Air (PETA). Oleh karena itu Beliau mengikuti pelatihan di Bogor. Karena kepiwaiannya, Jendral Sudirman diangkat sebagai Komandan dan dipersenjatai dengan peralatan lengkap dan ditempatkan di Batalion Kroya, Banyumas, Jawa Tengah. Hingga sampai pada terjadinya Bom Atom Nagasaki dan Hirosima, jendral Sudirman membantu Soekarno hatta dan pejuang lainnya untuk mengamankan persiapan kemerdekaan. Setelah kemerdekaan, negara Indonesia perlu membentuk pasukan keamanan/ tentara Indonesia. Kisah perjuangan Jendral Sudirman berlanjut dengan bergabungnya beliau dengan BKR yang akhirnya berganti menjadi TKR (yang sekarang disebut TNI). Pada masa it pangkat jendral Sudirman mulai berkembang karena keuletannya. Mulai dari pangkat colonel letnan jenderal, jenderal, hingga jenderal Besar. Selain itu jenderal Sudirman juga berperan secara langsung dalam perang Ambarawa dalam mempertahankan dan mengusir tentara sekutu yang diboncengi NICA. Setelah menyusun perjanjian linggarjati dan melawan Belanda dalam Agresi Militer ke 1 dan 2, setahun kemudian jendral sudirman meninggal karena penyakit TBC yang beliau rasakan bertahun-tahun lamanya. Demikian lah biografi Jendral Sudirman, semoga bermanfaat. “Tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat. Tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu.” “Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya. Sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagipula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh. Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau orang siapapun juga.” “Karena kewajiban kamulah untuk tetap pada pendirian semula, mempertahankan dan mengorbankan jiwa untuk kedaulatan negara dan bangsa kita seluruhnya.” “Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita. Jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik manapun juga. Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan prajurit yang mudah dibelokkan haluannya. Kita masuk dalam tentara, karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara.” “Kemerdekaan satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan ribuan jiwa-harta-benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga.” “Jangan mudah tergelincir dalam saat-saat seperti ini, segala tipu muslihat dan provokasi-provokasi yang tampak atau tersembunyi dapat dilalui dengan selamat, kalau kita waspada dan bertindak sebagai patriot.” PENDIDIKAN JENDRAL SUDIRMAN Sekolah Taman Siswa HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tetapi tidak sampai tamat. Pendidikan Militer Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor KARIR JENDRAL SUDIRMAN Guru di HIS Muhammadiyah di Cilacap Panglima Besar TKR/TNI, dengan pangkat Jenderal Panglima Divisi V/Banyumas, dengan pangkat Kolonel Komandan Batalyon di Kroya PENGHARGAAN JENDRAL SUDIRMAN Jenderal Besar Anumerta Bintang Lima (1997) Biografi Tuanku Imam Bonjol ”Seorang Guru Agama Dari Tanah Bonjol” Profil Tuanku Imam Bonjol Nama : Tuanku Imam Bonjol Lahir : 1772, Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat, Indonesia Meninggal : 6 November 1864, Kota Manado, Indonesia Makam : Desa Lotta Kec. Pineleng, Minahasa, Sulawesi Utara Warga Negara : Indonesia Ayah / Ibu : Bayanuddin / Hamatun Agama : Islam Biografi Tuanku Imam Bonjol Ada banyak sekali pahlawan Indonesia yang harus kita kenang sejarahnya dan selalu kita banggakan. Bangsa yang hebat adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Salah satu pahlawan yang sangat berjasa untuk Indonesia adalah Tuanku Imam Bonjol. Nama asli dari tuanku imam bonjol adalah Muhammad sahib atau Petto syarif. Ayah beliau merupakan seorang guru agama yang bernama Buya nurdin. Ilmu agama yang beliau dapat juga dari ayahannya. Tuanku imam bonjol merupakan seorang guru agama di daerah bonjol. Oleh karena itu namanya berubah menjadi tuanku imam bonjol. Biografi tuanku imam bonjol, akan lebih dijelaskan lebih jauh lagi diartikel dibawah ini. Pada tahun 1821 terjadi perang padrie yang di pimpin oleh tuanku imam bonjol. Perang ini merupakan perang antara kaum padre yang ingin belajar agama dengan baik dan benar melawan kaum adat yang dimotori oleh pemerintahan Belanda. Dengan perlawanan yang keras dari kaum padre membuat seluruh pasukan Belanda menjadi menyerah. Pada tahun 1824 pemerintahan Belanda mengadakan perjanjian damai yang lebih dikenal dengan perjanjian masang. Tetapi tidak membutuhkan waktu yang lama, perjanjian damai tersebut juga dilanggar sendiri oleh pemerintahan Belanda. Cerita tentang pernah padrie dan perjanjian masang banyak diceritakan di berbagai buku biografi Tuanku imam bonjobonjol.l. Pada saat Belanda melanggar perjanjian tersebut, rakyat padrie dan juga dari kaum adat akhirnya sadar kalau semua hal tersebut hanya akan merugikan rakyat Sumatra barat dan membuat Belanda dapat masuk ke daerah minangkabau. Akhirnya warga padrie dan kaum adat juga melakukan perjanjian damai sendiri yang ditulis di plakat tabek patah. Pada tahun 1833 akhirnya seluruh rakyat miangkabau sumatera barat bersatu untuk mengusir Belanda dari tanah mereka. Akhirnya Belanda selama 3 tahun menyerah dna tidak dapat menguasai daerah bonjol yang merupakan daerah incaran mereka. Jika membaca buku biografi tuanku imam bonjol , anda akan tahu bagaimana perjuangan tuanku imam bonbonjoljol melawan penjajah BelBelanda.anda. Selanjutnya Belanda mengeluarkan pasukan lebih banyak yang lebih dikenal dengan pasukan sepoys. Hampir 6000 pasukan Belanda mengepung seseluruhluruh daerah di bonjol. Akhirnya daerah bonjol baru dapat direbut oleh Belanda pada 16 agustus tahun 1837. Tunaku imam bonjol dibuang oleh Belanda ke daerah cianjur, kemudian pindah ke ambon dan akhirnya beliau pindah ke lontan daerah manado. Beliau wafat pada tanggal 6 november tahun 1864 di pembuangan terakhirnya yaitu di manado. Melihat semua perjuangan beliau di buku biografi tuanku imam bonjol , memang sangat besar rasa cinta beliau terhadap Indonesia. Rasa juang dan patriotisme yang sangat tinggi harus selalu kita junjung dari beliau. Beliau adalah seorang pemimpin yang sangat baik, selain itu beliaulah yang mengajarkan tentang agama islam di seluruh tanah minangkabau. Beliau tidak hanya mementingkan kehidupannya sendiri. beliau juga memperjuangkan semua kepentingan rakyat dan benar-benar berjuang untuk mengusir Belanda dari sumatera barat. Itulah sedikit cerita tentang biografi tuanku imam bonjol. Semoga dapat dijadikan inspirasi. Penghargaan Tuanku Imam Bonjol Pahlawan
Recommended publications
  • Jurnal Perang Gerilya Jendral Sudirman Di Kediri
    JURNAL PERANG GERILYA JENDRAL SUDIRMAN DI KEDIRI TAHUN 1948- 1949 SUDIRMAN GENERAL WAR OF GUERRILLA IN KEDIRI AT 1948- 1949 Oleh: ARIF DWIWICAKSONO 12.1.01.02.0005 Dibimbing oleh : 1. Drs. HERU BUDIONO, M.Pd 2. Drs. SIGIT WIDIATOKO, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017 ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri SURATPERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017 Yang bertanda tangan dibawah ini: NamaLengkap : ARIF DWIWICAKSONO NPM : 12.1.01.02.0005 Telepun/HP : 085707204924 Alamat Surel (Email) : [email protected] JudulArtikel : PERANG GERILYA JENDRAL SUDIRMAN DI KEDIRI TAHUN 1948-1949 Fakultas – Program Studi : FKIP SEJARAH Nama Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Alamat Perguruan Tinggi :………………………………………………………… Dengan ini menyatakan bahwa: a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme; b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidak sesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggung jawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengetahui Kediri, 02 Februari 2017 Pembimbing I Pembimbing II Penulis, Drs. HERU BUDIONO, M.Pd Drs. SIGIT WIDIATOKO, M.Pd Arif Dwiwicaksono 0707086301 0717076301 12.1.01.02.0005 Arif Dwiwicaksono | 12.1.01.02.0005 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 1|| ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PERANG GERILYA JENDRAL SUDIRMAN DI KEDIRI TAHUN 1948-1949 Arif Dwiwicaksono 12.1.01.02.0005 FKIP Sejarah [email protected] Drs. Heru Budiono, M.Pd dan Drs. Sigit Widiatmoko, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK ARIF DWIWICAKSONO: Perang Gerilya Jendral Sudirman Di Kediri Tahun 1948-1949, Skripsi, Pendidikan Sejarah, FKIP UN PGRI Kediri, 2016.
    [Show full text]
  • Transformation of Panglima Laot in Aceh: from Punggawa to Customary Institution
    E3S Web of Conferences 202, 07031 (2020) https://doi.org/10.1051/e3sconf/202020207031 ICENIS 2020 Transformation of Panglima Laot in Aceh: From Punggawa to Customary Institution Mahendra Pudji Utama*, Yety Rochwulaningsih, Singgih Tri Sulistiyono, and Mujiburrahman Departement of History, Faculty of Humanities, Diponegoro University, Semarang, Indonesia. Abstract. This paper discusses how Panglima Laot transformed into the republic from kingdom era. During the kingdom era, Panglima Laot had an important role in the maritime sector, particularly in collecting vessel excise. However, during the Dutch Colonial military penetration, Panglima Laot had adapted to the war situation. After the independence, it adapted to the different situation where kingdoms were no longer exist. This political change transformed Panglima Laot in terms of function, value and position as a form of adaptation. This study uses historical method, especially analyzing local as well as the colonial sources. It also included journal as the reference. This study shows that Panglima Laot gradually transformed based on certain phase. During the war phase, Panglima Laot transformed into the war force to face the Dutch military penetration. After the independence, Panglima Laot had to adapt once again, it transforms into a customary institution serving for the fishermen within the traditional corridor. Panglima Laot eventually becomes the maritime culture of the Kingdom of Aceh for Indonesia. The existence of Panglima Laot as a customary institution managing the coastal area is recognized by the Country in the law. Keywords: Panglima Laot; Transformation; Kingdom of Aceh; Indonesian Republic. 1 Introduction As a maritime country, Indonesia has a long history and diverse maritime cultural heritage.
    [Show full text]
  • Daftar Kantor Cabang Layanan Penerimaan Pajak Akhir Tahun 2020
    Daftar Kantor Cabang Layanan Penerimaan Pajak Akhir Tahun 2020 No REGION CABANG ALAMAT 1 Sumatera Utara KC BANDA ACEH Jl. Panglima Polim No. 50-52 Banda Aceh 23122 2 Sumatera Utara KC DIPONEGORO MEDAN Jl. Diponegoro No. 18, Medan 3 Sumatera Utara KC BATAM Jl. Raja Ali Haji No. 38 Batam 4 Sumatera Utara KC PEMATANG SIANTAR Jl. DR. Sutomo No. 245 Pematang Siantar 21118 5 Sumatera Utara KC RANTAU PRAPAT Jl. Diponegoro No. 19 Rantau Prapat 21412 6 Sumatera Utara KC TANJUNG PINANG Jl. Merdeka No. 6 F- G Tanjung Pinang 29111 7 Sumatera Utara KC PEKANBARU Komp. Senapelan Plaza, Jl. Jend. Sudirman No. 69 Pekanbaru 8 Sumatera Utara KC PADANG Jl. Jend. Sudirman No. 14 Padang 25121 9 Sumatera Selatan KC BENGKULU Jl. Soewondo Parman No. 51-52, Kel. Penurunan, Kec. Ratu Samban Bengkulu 10 Sumatera Selatan KC JAMBI Jl. DR. Sutomo No. 54 Jambi 36113 11 Sumatera Selatan KC MUARA BUNGO Jl. Sudirman No. 55, RT 015 RW 006, Kel. Bungo Barat, Kec. Muara Bungo, Kabupaten Bungo, Jambi 12 Sumatera Selatan KC PALEMBANG Jl. Kapten Rivai No. 1293 Palembang 30129 13 Sumatera Selatan KC BANDAR LAMPUNG Jl. Laks. Malahayati No. 188, Teluk Betung, Bandar Lampung 14 Jabar KC RE MARTADINATA Jl. R.E. Martadinata No. 23 Bandung 15 Jabar KC SUKABUMI Jl. Jend. Achmad Yani No. 20 Sukabumi 43131 16 Jabar KC TASIKMALAYA Jl. Juda Negara Ruko No. 16-17 Tasikmalaya 17 Jabar KC CIREBON Jl. Siliwangi No. 49 Cirebon 18 Jakarta 1 KC THAMRIN, JKT Jl. MH Thamrin Kav. 22 No. 51, Tower 2 lt. 1, Jakarta 10350 19 Jakarta 1 KC KARAWANG, JKT Jl.
    [Show full text]
  • Katalog Perpustakaan Bidang Etnomusikologi
    Katalog Perpustakaan Bidang Etnomusikologi Data Pendukung Dalam Rangka Akreditasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Tahun 2017 PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS Jalan Perpustakaan No. 1, Kampus USU, Medan 20155 Telepon : (061) 8218666, Fax: (061) 8213108 Laman: library.usu.ac.id KATALOG BUKU ETNOMUSIKOLOGI #7. 780 Orc m 780 Music Music in australia: more than 150 years of Ada 77 judul dari rekapitulasi buku : development No Klas : 780 Oleh: Orchard, W. Arundel Subyek : Semua Melbourne : Georgian House, 1952 Jenis : Buku 1 eks. Bahasa : Semua ------------------------------------------------------ Tahun Terbit : #8. #1. 780 Mus 780 Win m Music education for tomorrow's society : selected Music for our time topics Oleh: Winter, Robert Oleh: Belmont, Calif : Warsworth, 1992 Jamestown : GAMT Music, 1976 2 eks. 2 eks. ------------------------------------------------------ ------------------------------------------------------ #2. #9. 780 Wil w 780 Moz The world of music The mozart companion Oleh: Willoughby, David Oleh: Madison : Brown & Benchmark, 1996 New York : W.W. Norton & Company, 1969 2 eks. 1 eks. ------------------------------------------------------ ------------------------------------------------------ #3. #10. 780 Sta m 780 Mac m Music scores ominibus Musik kontemporer dan persoalan interkultural Oleh: Star, William J. Oleh: Mack, Dieter New Jersey : Rentice-Hall, 1964 Bandung : Artiline, 2001 1 eks. 2 eks. ------------------------------------------------------ ------------------------------------------------------ #4. #11.
    [Show full text]
  • Trauma, Gender, and Traditional Performance In
    UNIVERSITY OF CALIFORNIA Los Angeles The Art of Resistance: Trauma, Gender, and Traditional Performance in Acehnese Communities, 1976-2011 A dissertation submitted in partial satisfaction of the requirements for the degree Doctor of Philosophy in Women’s Studies by Kimberly Svea Clair 2012 ABSTRACT OF THE DISSERTATION The Art of Resistance: Trauma, Gender, and Traditional Performance in Acehnese Communities, 1976-2011 by Kimberly Svea Clair Doctor of Philosophy in Women’s Studies University of California, Los Angeles, 2012 Professor Susan McClary, Chair After nearly thirty years of separatist conflict, Aceh, Indonesia was hit by the 2004 Indian Ocean tsunami, a disaster that killed 230,000 and left 500,000 people homeless. Though numerous analyses have focused upon the immediate economic and political impact of the conflict and the tsunami upon Acehnese society, few studies have investigated the continuation of traumatic experience into the “aftermath” of these events and the efforts that Acehnese communities have made towards trauma recovery. My dissertation examines the significance of Acehnese performance traditions—including dance, music, and theater practices—for Acehnese trauma survivors. Focusing on the conflict, the tsunami, political and religious oppression, discrimination, and hardships experienced within the diaspora, my dissertation explores the ii benefits and limitations of Acehnese performance as a tool for resisting both large-scale and less visible forms of trauma. Humanitarian workers and local artists who used Acehnese performance to facilitate trauma recovery following the conflict and the tsunami in Aceh found that the traditional arts offered individuals a safe space in which to openly discuss their grievances, to strengthen feelings of cultural belonging, and to build solidarity with community members.
    [Show full text]
  • PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Sebelas Maret Institutional Repository i LAPORAN KHUSUS PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh: Ratna Dewi Ayuningtyas NIM. R0006066 PROGRAM D-III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 ii PENGESAHAN Laporan khusus dengan judul: PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Diteliti oleh: Ratna Dewi Ayuningtyas NIM. R0006066 Telah diuji dan disahkan pada tanggal: Pembimbing I Pembimbing II dr. Harninto,MS. Sp.Ok Drs. Hisyam, SW. MS NIP. 130 543 962 NIP. 130 354 829 ii iii PENGESAHAN Laporan umum dengan judul : PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Disusun oleh: Ratna Dewi Ayuningtyas NIM. R0006066 Laporan ini telah diajukan dan disahkan pada tanggal: Pembimbing Lapangan Kepala Instalasi Sanitasi Sudirman, SKM Endah Kusumaningsih, ST NIP. 140 192 847 NIP. 140 336 991 iii iv ABSTRAK Ratna Dewi Ayuningtyas, 2006. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR di RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. PROGRAM D-III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNS. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses pengolahan limbah cair pada IPAL di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Kerangka pemikiran dari penelitian adalah menggambarkan bahwa rumah sakit dalam melakukan kegiatannya menghasilkan limbah cair yang bersifat fisik,kimia dan biologis. Pelaksanaan pengolahan limbah cair meliputi bak penangkap lemak, bak penampung air limbah (pengumpul 1), bak penampung air limbah (pengumpul 2), bak penyaring, bak floatasi, bak sedimentasi, bak equalisasi, bak biodetok FBK 10, bak biodetok FBK 20, bak desinfeksi (kaporit), bak kontak desinfeksi, bak uji hayati, bak pengering lumpur.
    [Show full text]
  • Tjokropranolo. General Sudirman. the Leader Who Finally Destroyed Colonialism in Indonesia
    Document generated on 10/01/2021 6:23 a.m. Journal of Conflict Studies Tjokropranolo. General Sudirman. The Leader Who Finally Destroyed Colonialism in Indonesia. Translated by Libby Krahling, Bert Jordan and Steve Dawson. Canberra: Australian Defence Studies Centre, 1995. Lucian M. Ashworth Volume 16, Number 2, Fall 1996 URI: https://id.erudit.org/iderudit/jcs16_02br02 See table of contents Publisher(s) The University of New Brunswick ISSN 1198-8614 (print) 1715-5673 (digital) Explore this journal Cite this review Ashworth, L. M. (1996). Review of [Tjokropranolo. General Sudirman. The Leader Who Finally Destroyed Colonialism in Indonesia. Translated by Libby Krahling, Bert Jordan and Steve Dawson. Canberra: Australian Defence Studies Centre, 1995.] Journal of Conflict Studies, 16(2), 137–138. All rights reserved © Centre for Conflict Studies, UNB, 1996 This document is protected by copyright law. Use of the services of Érudit (including reproduction) is subject to its terms and conditions, which can be viewed online. https://apropos.erudit.org/en/users/policy-on-use/ This article is disseminated and preserved by Érudit. Érudit is a non-profit inter-university consortium of the Université de Montréal, Université Laval, and the Université du Québec à Montréal. Its mission is to promote and disseminate research. https://www.erudit.org/en/ Tjokropranolo. General Sudirman. The Leader Who Finally Destroyed Colonialism in Indonesia. Translated by Libby Krahling, Bert Jordan and Steve Dawson. Canberra: Australian Defence Studies Centre, 1995. Every now and again seemingly ordinary people find themselves flung into an epoch- making event. Sudirman, a school teacher in the then Dutch East Indies, found himself called upon to lead the Indonesian army during the Indonesian war of independence against the Dutch.
    [Show full text]
  • PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH 18 April 2018, Aula Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang
    PROSIDING SEMINAR NASIONAL JURUSAN SEJARAH 2018 PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH 18 April 2018, Aula Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang ISBN: Editor: Indah Wahyu Puji Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd. Penyunting: 1. Wahyu Djoko Sulistyo, S.Pd., M.Pd. 2. Zafriadi, S.Pd. Desain sampul dan tata letak: 1. Ronal Ridhoi, S.Hum., M.A. Penerbit: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Redaksi: Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Jl. Semarang No. 5, Malang Telp. (0341) 585966 Seminar Nasional “Penguatan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sejarah” i KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, prosiding seminar nasional ini dapat diterbitkan. Seminar nasional ini berawal dari adanya kegelisahan tentang implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam Kurikulum 2013 edisi Revisi. Program ini memberikan tantangan baru bagi para pendidik dan pemerhati pendidikan sejarah. Meskipun demikian, pendidikan karakter sebenarnya juga bukan merupakan hal baru bagi para pendidik sejarah. Pendidikan dan pembelajaran sejarah selalu terkait dengan usaha untuk mengambil makna dari peristiwa yang terjadi dan menanamkan karakter yang baik pada peserta didik, Hal itu tentu saja tidak bisa dilakukan secara instan, melainkan memerlukan proses yang panjang dan melibatkan berbagai pihak. Oleh karenanya, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang menggagas seminar nasional tentang Penguatan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sejarah. Seminar nasional ini mengundang para mahasiswa, praktisi, ahli, dan pemerhati di bidang pendidikan dan pembelajaran sejarah. Melalui kegiatan ini mereka dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk saling belajar. Seminar ini sekaligus menjadi representasi dari keinginan komunitas untuk memberikan sumbangsih pada perkembangan studi pembelajaran dan ilmu pendidikan secara umum. Para pakar di bidang sejarah dan pendidikan karakter dihadirkan sebagai pembicara utama pada seminar ini.
    [Show full text]
  • Camscanner 07-09-2020 10.13.44
    Daftar Isi KATA PENGANTAR............................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vi DAFTAR TABEL..................................................................................... xiii BagianSatu Sejarah Aceh 1. Sejarah Singkat Aceh........................................................................ 1 2. Masa Kesultanan Aceh ..................................................................... 6 BagianDua Rumoh Aceh Adat dan Sejarah . 1. Adat Menetap .................................................................................... 20 2. Sekilas Rumoh Aceh ......................................................................... 23 3. Upacara Dan Adat............................................................................. 36 4. Upacara Pengambilan Bahan dari Hutan .......................................... 37 5. Upacara Pada Saat Mendirikan Rumah ............................................ 44 6. Upacara Adat Ketika Menempati Rumah Baru.................................. 47 7. Keterkaitan Dengan Adat Lain........................................................... 49 8. Kearifan Lokal ................................................................................... 52 Halaman iv Bagian Tiga Struktur Rumoh Aceh . 1. Alat Dan Ukuran ...............................................................................
    [Show full text]
  • National Heroes in Indonesian History Text Book
    Paramita:Paramita: Historical Historical Studies Studies Journal, Journal, 29(2) 29(2) 2019: 2019 119 -129 ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v29i2.16217 NATIONAL HEROES IN INDONESIAN HISTORY TEXT BOOK Suwito Eko Pramono, Tsabit Azinar Ahmad, Putri Agus Wijayati Department of History, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang ABSTRACT ABSTRAK History education has an essential role in Pendidikan sejarah memiliki peran penting building the character of society. One of the dalam membangun karakter masyarakat. Sa- advantages of learning history in terms of val- lah satu keuntungan dari belajar sejarah dalam ue inculcation is the existence of a hero who is hal penanaman nilai adalah keberadaan pahla- made a role model. Historical figures become wan yang dijadikan panutan. Tokoh sejarah best practices in the internalization of values. menjadi praktik terbaik dalam internalisasi However, the study of heroism and efforts to nilai. Namun, studi tentang kepahlawanan instill it in history learning has not been done dan upaya menanamkannya dalam pembelaja- much. Therefore, researchers are interested in ran sejarah belum banyak dilakukan. Oleh reviewing the values of bravery and internali- karena itu, peneliti tertarik untuk meninjau zation in education. Through textbook studies nilai-nilai keberanian dan internalisasi dalam and curriculum analysis, researchers can col- pendidikan. Melalui studi buku teks dan ana- lect data about national heroes in the context lisis kurikulum, peneliti dapat mengumpulkan of learning. The results showed that not all data tentang pahlawan nasional dalam national heroes were included in textbooks. konteks pembelajaran. Hasil penelitian Besides, not all the heroes mentioned in the menunjukkan bahwa tidak semua pahlawan book are specifically reviewed.
    [Show full text]
  • Oleh Tia Widyastini 1401411161
    PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STAD DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 SEMARANG SKRIPSI Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh Tia Widyastini 1401411161 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 i PERNYATAAN KEASLIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Tia Widyastini NIM : 1401411161 Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Judul Skripsi : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model STAD dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V SDN Tugurejo 01 Semarang Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, 13 April 2015 Tia Widyastini NIM 1401411161 ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi atas nama Tia Widyastini NIM 1401411161 berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model STAD dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V SDN Tugurejo 01 Semarang” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: hari : Senin tanggal : 20 April 2015 Semarang, 13 April 2014 Dosen Pembimbing Masitah, S.Pd., M. Pd. NIP 195206101980032001 iii PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi atas nama Tia Widyastini, NIM 1401411161 berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model STAD dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V SDN Tugurejo 01 Semarang” telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: hari : Senin tanggal : 20 April 2015 Panitia Ujian Skripsi Ketua Sekretaris Prof.
    [Show full text]
  • Analysis of M. Natsir's Thoughts on Islamic
    Integral-Universal Education: Analysis of M. Natsir’s Thoughts on Islamic Education Kasmuri Selamat Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim, Riau, Indonesia [email protected] Abstract. This paper aimed at exploring M. Natsir's thoughts on Islamic education. Using a qualitative study with a historical approach, the writer found that M. Natsir was a rare figure. He was not only a scholar but also a thinker, a politician, and an educator. As an educator, he not only became a teacher, but also gave birth to various educational concepts known as an integral and universal education concept. He was an architect and an anti-dichotomous thinker of Islamic education. According to Natsir, Islam did not separate spiritual matters from worldly affairs. The spiritual aspect would be the basis of worldliness. The foregoing indicated that religious ethics emphasized by Islamic teachings must be the foundation of life. The conceptual basis of "educational modernism" with tauhid as its foundation demonstrated that he was a figure who really cared about Islamic education. Keywords: Integral-Universal Education, M. Natsir, Thought Introduction Minangkabau, West Sumatra, is one of the areas that cannot be underestimated because there are many great figures on the national and international scales in various fields of expertise from this area, such as scholars, politicians, and other strategic fields. Among these figures are Tuanku Imam Bonjol, Haji Agus Salim, Sutan Sjahrir, Hamka, M. Natsir, and others. Everybody knows these names and their works. These figures lived in the early 20th century when three ideological groups competed with one another to dominate in the struggle for independence.
    [Show full text]