Aerasi Proses Pemberian Oksigen Ke Dalam Air Atau Air Limbah Yang Diolah

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Aerasi Proses Pemberian Oksigen Ke Dalam Air Atau Air Limbah Yang Diolah yang terbatas pada keperluan A rumah tangga seperti air minum, memasak, mencuci dan mandi. (Sumber: 52) Aerasi Proses pemberian oksigen ke dalam Air Bersih Non Domestik air atau air limbah yang diolah. Pelayanan air bersih bagi penduduk (Sumber: 44) di luar lingkungan perumahan, seperti pertokoan, industri, fasilitas Aerator umum, kebakaran dan lain‐lain yang Suatu alat yang digunakan untuk tidak terbatas dalam keperluan memasukkan oksigen atau udara rumah tangga. (Sumber: 52) ke dalam air atau air limbah. (Sumber: 24) Air Minum Air minum rumah tangga yang Aerobik melalui proses pengolahan atau Proses pengolahan yang tanpa proses pengolahan yang memerlukan oksigen. (Sumber: 48) memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Anaerobik (Sumber: 8) Proses pengolahan yang tidak memerlukan oksigen. (Sumber: 48) Air Permukaan Sumber air yang terdapat Affordability di permukaan tanah seperti Suatu konsep yang mengukur sungai, waduk, bendungan yang tingkat kemampuan keuangan merupakan tampungan air hujan, suatu keluarga untuk membeli satu danau. (Sumber: 70) suatu barang atau pelayanan. (Sumber: 44) Air Tanah Air yang terdapat dalam lapisan Air Baku (untuk Air Minum tanah atau batuan di bawah Rumah Tangga) permukaan tanah. (Sumber: 54) Air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah Air Tanah Rendah dan/atau air hujan yang memenuhi Keadaan dimana muka air tanah baku mutu tertentu sebagai air baku pada musim hujan berada pada untuk air minum. (Sumber: 8) kedalaman 1,20 meter dari permukaan tanah. (Sumber: 23) Air Bersih Domestik Pelayanan air bersih bagi Akuifer (Akifer) penduduk lingkungan perumahan 1 | Kamus Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha(KPBU) Lapisan pasir di bawah tanah yang Audit Lingkungan Hidup mengandung air yang berfungsi Suatu proses evaluasi yang mengisi kembali sistem air tanah dilakukan oleh penanggung jawab yang telah berubah misalnya akibat usaha dan/atau kegiatan untuk dieksploitasi dan dikonsumsi. menilai tingkat ketaatan terhadap (Sumber: 57) persyaratan hukum yang berlaku dan/atau kebijaksanaan dan Aliran Balik (Backflow) standar yang ditetapkan oleh Berbaliknya aliran (air) akibat adanya penanggungjawab usaha dan/ hambatan di muka aliran tersebut. atau kegiatan yang bersangkutan. Misalnya akibat pembendungan (Sumber: 52) atau penutupan aliran secara mendadak atau terhentinya sumber B tekanan air seperti matinya pompa. Back Water (Sumber: 57) Aliran tidak sejajar muka airnya dengan dasar pipa, biasanya ada Ambang bebas pembendungan di sebelah hilir Jarak antara bangunan unit paket aliran. (Sumber: 57) instalasi pengolah air dengan muka air maksimum. (SNI 6773:2008) Back Wash (Sumber: 72) Sistem pencucian media filter dengan aliran air yang berlawanan Analisis Dampak Lingkungan arah dengan aliran air pada saat (ANDAL) penyaringan. (Sumber: 19) Dokumen yang berisi mengenai telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak pentlng Badan Air Penerima kegiatan yang direncanakan. Wadah‐wadah air alamiah atau (Sumber: 6) buatan berupa laut, sungai, danau, kolam retensi, kolam detensi, kolam Analisis Mengenai Dampak tandon, sumur resapan dan sarana Lingkungan (AMDAL) resapan lainnya yang ramah Kajian mengenai dampak besar lingkungan. (Sumber : 73) dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada Badan Peningkatan lingkungan hidup yang diperlukan Pengembangan Sistem bagi proses pengambilan keputusan Penyediaan Air Minum tentang penyelenggaraan usaha (BPPSPAM) dan/atau kegiatan. (Sumber: 3) Badan non struktural (dibentuk oleh, berada di bawah dan 2 | Kamus Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha(KPBU) bertanggung jawab kepada Menteri) dalam unit pengolahan. (Sumber: yang bertugas mendukung dan 24) memberikan bantuan dalam rangka mencapai tujuan pengembangan Bak Flokulasi SPAM. (Sumber: 8) Bangunan atau sarana untuk proses pembentukan “flok” bagi Baffle partikelpartikel Sekat yang membagi ruang pengaruh pada proses pengolah menjadi beberapa pengolahan air baku. (Sumber:54) kompartemen (ruang) dan juga untuk menjaga agar scum tidak ikut Bak Koagulasi keluar lewat outlet ruang pengolah. Bangunan atau sarana untuk (Sumber: 63)2. Tembok pembatas proses pencampuran bahan kimia yang membagi reservoir/ bak (koagulan) dengan air baku untuk penampung/ bak pengolah air untuk membentuk flok. (Sumber: mengurangi turbulensi aliran. Direktorat Pengembangan Air (Sumber: Direktorat Pengembangan Minum Direktorat Jenderal Cipta Air Minum Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Karya Departemen Pekerjaan Umum, Panduan dan Tata Cara Umum, Panduan dan Tata Cara Pengolahan Air Minum, 2009) Pengolahan Air Minum, 2009) Bak Sedimentasi Bahan Berbahaya dan Beracun Bangunan atau sarana untuk (B3) menghilangkan partikel‐partikel Setiap bahan yang karena sifat dalam air dengan cara pengendapan. atau konsentrasi, jumlahnya, baik (Sumber: 54) secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/ Bakteri Anaerobik atau merusakkan lingkungan hidup, Organisme renik yang dapat kesehatan, kelangsungan hidup menguraikan limbah dan hidup manusia serta makhluk hidup lain. dalam lingkungan yang tidak ada (Sumber: 3) oksigen. (Sumber: 63) Bak Ekualisasi Bak Kontrol Kolam penampung dimana variasi Komponen jaringan perpipaan untuk di dalam aliran dan komposisi cairan meletakkan dan memeriksa katup/ dirata‐ratakan. Kolam ini digunakan valve/accessories pipa bila terjadi untuk memberikan aliran volume penyumbatan. (Sumber: Direktorat dan komposisi yang seragam ke Pengembangan Air Minum Direktorat Jenderal Cipta Karya 3 | Kamus Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha(KPBU) Departemen Pekerjaan Umum, Bangunan yang berfungsi untuk Panduan dan Tata Cara Pengolahan menyalurkan air dari satu saluran ke Air Minum, 2009) saluran yang lain yang melintasi suatu bangunan tertentu. (Sumber: Baku Mutu Air 75) Ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen Bangunan Pengambilan Air yang ada atau harus ada dan atau Baku (Intake) unsur pencemar yang ditenggang Bangunan atau konstruksi keberadaannya di dalam air. penangkap mata air yang dibangun (Sumber: 7) pada suatu lokasi sumber air yaitu sungai, mata air dan air tanah Baku Mutu Lingkungan dengan segala perlengkapannya Batas atau kadar makhluk hidup, dan dipergunakan sebagai tempat zat, energi, atau komponen yang untuk mengambil air tersebut guna atau harus ada dan atau unsur penyediaan air minum. primer yang ditanggung adanya (Sumber: 54) dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. Beban Hidrolik (Sumber: 3) Besarnya volume air maksimum yang dapat masuk ke bak sesuai Bangunan dengan besaran bak. (Sumber: 63) Konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan atau melayang Beban Hidrolik Permukaan dalam suatu lingkungan secara Perbandingan antara beban padatan tetap sebagian atau seluruhnya dan luas permukaan pengendap pada, di atas atau di bawah sekunder. (Sumber:36) permukaan tanah dan atau perairan yang berupa bangunan Beban Pelimpah gedung dan atau bukan gedung, Debit air yang diolah persatuan yang digunakan atau dimaksudkan panjang pelimpah dalam bak untuk menunjang atau mewadahi pengendap. (SNI 6774:2008) suatu penggunaan atau kegiatan (Sumber: 72) manusia. (Sumber: 52) Bentonite Clay Bangunan Pengatur Sejenis tanah lempung yang Bangunan yang berfungsi untuk digunakan sebagai material mengatur aliran air (Sumber: 75) penolong proses pengolahan air. Dapat meningkatkan kepadatan Bangunan perlintasan partikel dan berat rata‐rata 4 | Kamus Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha(KPBU) suspensi pencemar air sehingga Proses penilaian kinerja IPA memudahkan untuk diikat (instalasi Pengolahan Air) oleh koagulan. Tanah lempung ini juga suatu tim yang dibentuk khusus mempunyai daya serap terhadap setelah selesai dibangun dan senyawa‐senyawa organik. sebelum diserahterimakan dari (Sumber: 57) penyedia jasa kepada pengguna jasa. (Sumber: 37) Berwawasan Lingkungan Suatu upaya dalam mengelola lingkungan agar kelestariannya D dapat dipertahankan secara berkelanjutan, sehingga dapat Desinfeksi efisien serasi dan seimbang baik Proses pembubuhan bahan kimia untuk generasi sekarang, maupun untuk mengurangi zat organik pada untuk generasi yang akan datang. air baku dan mematikan kuman/ (Sumber: 45) organisme. (Sumber: 37) Beton Pracetak Desinfektan (Precast Concrete) Bahan (kimia) yang digunakan Elemen atau komponen beton untuk mematikan bakteri pathogen tanpa atau dengan tulangan dan memperlambat pertumbuhan pembesian, yang dicetak terlebih lumut. (Sumber: 37) dahulu sebelum dirakit menjadi bangunan. (Sumber: 46) Diffuser Piringan atau tabung berpori Beton segar dimana udara atau gas lain dipaksa Adukan beton yang bersifat dan dibentuk menjadi gelembung plastis yang terdiri dari agregat untuk difusi di dalam cairan. halus, agregat kasar, semen, dan (Sumber: 24) air, dengan atau tanpa bahan tambah atau bahan pengisi (SNI Dokumen Kontrak 1972:2008) (Sumber: 72) Suatu dokumen yang memuat persyaratanpersyaratan dan Broncaptering ketentuan‐ketentuan teknis dan Bangunan penangkap sumber air administrasi serta gambar‐gambar baku yang berasal dari mata air. teknis perencanaan yang harus (Sumber: 54) dipenuhi untuk me ‐ laksanakan pekerjaan yang diperjanjikan, sesuai C dengan dokumen pengadaannya. Commissioning (Sumber : 74) 5 | Kamus Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha(KPBU) Proses pemisahan dengan cara melewatkan campuran partikel dan E cairan melalui material berpori, dimana partikel akan terperangkap Effluen dan cairan lolos (lewat). Air yang keluar dari sistem (Sumber: 37) pengolahan. (Sumber: 48) Flok Ekosistem Gumpalan lumpur yang
Recommended publications
  • Long Range Urban Development Plan
    S REPUBLIC OF INDONESIA MINISTRY OF PUBLIC WORKS DIRECTORATE GENERAL OF HOUSING BUILDING PLANNING AND URBAN DEVELOPMENT (CIFTA KARYA) MEDAN URBAN DEVELOPMENT, HOUSING, WATER SUPPLY AND SANITATION PROJECT VOLUME III LONG RANGE URBAN DEVELOPMENT PLAN OCTOBER 1980 ENGINEERING-SCIENCE, INC. SINOTECH ENGINEERING CONSULTANTS, INC. A JOINT VENTURE in association with PADCO and P.T. DACREA PREFACE The feasibility reports emanating from the Medan Urban Development, Housing, Water Supply and Sanitation Project were submitted in draft form to the Government of Indonesia (GOI) in February 1980. These reports, together with the earlier master plan reports, were reviewed by GOI in July 1980 and discussed with the Consultant at a series of meetings at that time. The outcome of this review process was that certain changes in content and format were agreed. These changes have been incorporated into the final printed reports. A result of adopting the new guidelines provided by GOI is that differences occur between the Repelita III investments proposed in the master plan studies and those contained in the first stage program recommendations. The latter incorporate the final adjustments and represent the recommended program for Repelita III. TABLE OF CONTENTS LIST OF FIGURES LIST OF TABLES ORGANIZATION OF PROJECT REPORTS LIST OF ABBREVIATIONS SECTION 1 INTRODUCTION 1-1 1.1 GENERAL 1-1 1.2 NATIONAL DEVELOPMENT 1-2 1.3 THE GUIDING PRINCIPLES FOR MEDAN URBAN DEVELOPMENT 1-3 1.4 MAJOR CONCLUSIONS 1-3 1.5 FUTURE PROSPECTS 1-4 1.6 THE BASIC URBAN DEVELOPMENT STRATEGY
    [Show full text]
  • Analisis Pemilihan Moda Angkutan Umum Atau Pribadi Pekerja Mobilitas Non-Permanen Di Sepuluh Wilayah Metropolitan Indonesia
    ISSN 2549-3922 EISSN 2549-3930 Journal of Regional and Rural Development Planning Juni 2019, 3 (2): 142-156 DOI: http://dx.doi.org/10.29244/jp2wd.2019.3.2.142-156 Analisis Pemilihan Moda Angkutan Umum atau Pribadi Pekerja Mobilitas Non-Permanen di Sepuluh Wilayah Metropolitan Indonesia Analysis of Public or Private Transportation Mode Choices of Non-Permanent Mobility Workers in the Ten Metropolitan Areas of Indonesia Chotib1* 1Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan, Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG), Universitas Indonesia, Gedung SKSG & SIL, Jalan Salemba Raya Nomor 4 Jakarta 10430; *Penulis korespondensi. e-mail: [email protected] (Diterima: 13 Desember 2018; Disetujui: 19 Juli 2019) ABSTRACT There are several types of non-permanent mobility which are generally related to location difference between places of residence and places of work. Non-permanent mobility consists of commuting, circular, and seasonal migration. Commuting is a type of non-permanent mobility where a person works in a different place from his residence, he/she leaves in the morning and returns in the afternoon or evening every day. Circular is a type of non-permanent mobility where a person lives in a workplace (which is different from his place of residence) for less than three months but more than one day. Whereas seasonal migrantion is a type of non-permanent mobility where the person lives in the workplace (destination area) between 3 and 6 months. This study aims to identify the probability of public transportation use by workers, both as movers and stayers, in ten metropolitan regions in Indonesia, namely Mebidang (Medan metropolitan area), Palapa (Padang metropolitan area), Patungraya Agung (Palembang metropolitan area), Jabodetabek (Greater Jakarta), Bandung Raya (Bandung metropolitan area), Kedungsepur (Semarang metropolitan area), Gerbangkertosusila (Surabaya metropolitan area), Sarbagita (Denpasar metropolitan area), Banjar Bakula (Banjarmasin metropolitan area), and Maminasata (Makassar metropolitan area).
    [Show full text]
  • Dewitapub3166.Pdf (540.6Kb)
    Beyond the cost/income ratio: new approaches to measuring transport affordability in three Indonesian metropolitan regions Author Dewita, Y, Yen, BTH, Burke, M Published 2017 Conference Title ATRF 2017 - Australasian Transport Research Forum 2017, Proceedings Version Version of Record (VoR) Copyright Statement © The Author(s) 2017. The attached file is reproduced here in accordance with the copyright policy of the publisher. For information about this conference please refer to the conference’s website or contact the author(s). Downloaded from http://hdl.handle.net/10072/376701 Link to published version http://atrf.info/papers/2017/index.aspx Griffith Research Online https://research-repository.griffith.edu.au Australasian Transport Research Forum 2017 Proceedings 27 – 29 November 2017, Auckland, New Zealand Publication website: http://www.atrf.info Beyond the cost/income ratio: new approaches to measuring transport affordability in three Indonesian metropolitan regions1 Yulia Dewita2, Barbara T.H. Yen2, Matthew Burke2 Email for correspondence: [email protected] Abstract Transport related disadvantages, including unaffordable transport may lead to social exclusion and economic difficulties. In many cases, households choose to live in the city core and spend more on housing to lower their transport costs. Understanding how the affordability of transport is measured and distributed across cities is important to support the formulation of transport policies. This paper aims to examine the link between transport affordability and urban form by exploring household transport expenditures in twenty-two municipalities within Jakarta, Bandung, and Medan metropolitan areas in Indonesia. National household expenditure survey data are used to measure fuel, engine oil, minor repairs and maintenance, and public transport and other costs.
    [Show full text]
  • Hanny Uktolseya SVP Strategic Corporate Action PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
    Hanny Uktolseya SVP Strategic Corporate Action PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) DEVELOPING CONNECTIVITY FOR SOCIO-ECONOMIC GROWTH IN EAST ASIA Medan, 27th January 2021 OVERVIEW OF KUALA TANJUNG OVERVIEW OF KUALA TANJUNG Kuala Tanjung Infustrial Hub Port is located about 120 km southeast from Medan, and 40 km from the Sei Mangke Industrial Estate as a center for palm oil-based industries. As a gateway to Sumatra, Kuala Tanjung will enhance the region's economic hotspots by lowering logistics costs and increasing efficiency Kuala Tanjung Industrial Gateway Port ACEH Greater Medan Metro Area Malacca Urban Core Strait 1 Medan Metropolitan Area and KIM • Biggeest Industrial Estatae for North Langkat Sumatera, specially center of 2 manufacture industry and trade Medan Binjai 1 3 Serdang 2 Belawan Port Bedagai • Pelabuhan khusus untuk melayani kebutuhan kota terdekat dengan Deli Serdang kedalaman terbatas Tebing Tinggi 3 Kuala Namu Airport Batubara Karo 4 • Sebagai sarana yang memudahkan keluar masuknya investor 4 Sei Mangkei Special Economic Zone Dairi Kuala Tanjung-Sei Mangkei Simalungun Industrial GatewayAsahan Cluster • Kawasan Indsutri Minyak Kelapa Sawit Trans-Sumatran Rail/Road berkelas dunia GOVERMENT SUPPORT VISION OF KUALA TANJUNG PORT & INDUSTRIAL ESTATE Vision: Developing Kuala Tanjung into a ‘world-class’ international hub port according the governmental Maritime ambition requires developing it as an integrated industrial port complex 1 Current Situation 2 Goal Scattered stand-alone facilities Integrated port with value-added
    [Show full text]
  • Indonesian Mass Transit Program Support Project (P169548)
    The World Bank Indonesian Mass Transit Program Support Project (P169548) Note to Task Teams: The following sections are system generated and can only be edited online in the Portal. Please delete this note when finalizing the document. Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Project Information Document (PID) Concept Stage | Date Prepared/Updated: 01-Apr-2020 | Report No: PIDC28383 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Mar 04, 2020 Page 1 of 9 The World Bank Indonesian Mass Transit Program Support Project (P169548) BASIC INFORMATION A. Basic Project Data OPS TABLE Country Project ID Parent Project ID (if any) Project Name Indonesia P169548 Indonesian Mass Transit Program Support Project (P169548) Region Estimated Appraisal Date Estimated Board Date Practice Area (Lead) EAST ASIA AND PACIFIC Sep 28, 2021 Feb 10, 2022 Transport Financing Instrument Borrower(s) Implementing Agency Investment Project Financing Ministry of Finance, Republic Ministry of Transport of Indonesia Proposed Development Objective(s) To improve urban mobility and accessibility on high priority corridors in selected cities of Indonesia and strengthen institutional capacity for mass transit development. PROJECT FINANCING DATA (US$, Millions) SUMMARY-NewFin1 Total Project Cost 710.00 Total Financing 710.00 of which IBRD/IDA 500.00 Financing Gap 0.00 DETAILS-NewFinEnh1 World Bank Group Financing International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) 500.00 Non-World Bank Group Financing Counterpart Funding 210.00 Borrower/Recipient 210.00 Mar 04, 2020 Page 2 of 9 The World Bank Indonesian Mass Transit Program Support Project (P169548) Environmental and Social Risk Classification Concept Review Decision High Track II-The review did authorize the preparation to continue B.
    [Show full text]
  • Annual Progress Report No. 3 Quarterly
    ANNUAL PROGRESS REPORT NO. 3 October 2006 - September 2007 QUARTERLY PROGRESS REPORT NO. 10 July 2007-September 2007 SEPTEMBER 2007 This publication was produced by Development Alternatives, Inc. for review by the United States Agency for International Development under Contract No. 497-M-00-05-00005-00 ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID Photo credit: Ardita R. Çaesari, ESP Jakarta Caption: The Coordinating Minister for Peoples’ Welfare, Aburizal Bakrie and Gladys Verina who played as “Manda” in the hand washing public service announcement demonstrated proper hand washing with soap practice at the “National Campaign for Hand Washing with Soap” at the National Monument (Monas ) Jakarta, on May 6 2007. Around 2,500 children took part in the event. ANNUAL PROGRESS REPORT NO. 3 October 2006 - September 2007 QUARTERLY PROGRESS REPORT NO. 10 July 2007-September 2007 Title: Annual Progress Report No. 3 October 2006 - September 2007 Quarterly Progress Report No. 10 July 2007-September 2007 Program, activity, or project number: Environmental Services Program, DAI Project Number: 5300201 Strategic objective number: SO No. 2, Higher Quality Basic Human Services Utilized (BHS) Sponsoring USAID office and contract number: USAID/Indonesia, Contract number: 497-M-00-05-00005-00 Contractor name: DAI Date of publication: September 2007 Development Alternatives, Inc. In collaboration with: The Urban Institute Hatch Mott MacDonald Johns Hopkins Center for Communications Programs FIELD Indonesia John Snow, Inc. Rare Center for Tropical Conservation
    [Show full text]
  • Tren Urbanisasi Pada Secondary Cities Di Indonesia…| Luh Kitty Katherina
    Tren Urbanisasi pada Secondary Cities di Indonesia…| Luh Kitty Katherina TREN URBANISASI PADA SECONDARY CITIES DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1990-20101 (URBANIZATION TREND IN INDONESIA’S SECONDARY CITY, 1990-2010) Luh Kitty Katherina Peneliti di Pusat Penelitian Kependudukan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Korespodensi Penulis: [email protected] Abstract Abstrak Urbanization is identical to the main city in the Urbanisasi seringkali identik dengan kota utama di country as a location of the capital accumulation that suatu negara sebagai lokasi terjadinya akumulasi is the main attraction of high economic activities. But kapital yang menjadi daya tarik tinggi berbagai in fact, the phenomenon of urbanization has aktivitas ekonomi. Namun pada kenyataannya, penetrated even mega-urbanization in the second tier fenomena urbanisasi bahkan mega-urbanisasi telah cities in the country. This paper takes the case of merambah pada lapis kedua kota-kota di suatu negara. Indonesia’s secondary cities that are beginning to Tulisan ini mengambil kasus secondary cities (kota- have an important role in moving the national kota lapis kedua) yang mulai memiliki peran penting economy and balancing regional development. The dalam menggerakkan ekonomi nasional dan cities are Surabaya, Bandung, Medan, Semarang and penyeimbang pembangunan wilayah, yaitu Surabaya, Makassar. These cities are experiencing accelerated Bandung, Semarang, Medan, dan Makassar. Kota- growth in demography, economic and physical. These kota ini mengalami percepatan pertumbuhan, baik di growth spurt cause land requirements in cities are no bidang ekonomi, kependudukan, maupun fisik. longer able to be fulfilled so the urban activities Percepatan pertumbuhan ini menyebabkan kebutuhan began to spread to the surrounding areas. Urban lahan terbangun kota-kota tersebut tidak mampu lagi areas is widening to suburban areas.
    [Show full text]
  • Dewita428150-Published.Pdf (740.5Kb)
    The link between compact urban form and housing affordability in Indonesia: Where is the empirical evidence? Author Dewita, Y, Yen, BTH, Burke, M Published 2018 Conference Title 2018 Joint Asia-Pacific Network for Housing Research and Australasian Housing Researchers Conference: Conference Proceedings Version Version of Record (VoR) Copyright Statement After all reasonable attempts to contact the copyright owner, this work was published in good faith in interests of the digital preservation of academic scholarship. Please contact [email protected] with any questions or concerns. Downloaded from http://hdl.handle.net/10072/402078 Link to published version https://www.griffith.edu.au/cities-research-institute/news-and-events/seminars-and-events/2018- joint-apnhr-and-ahrc-conference Griffith Research Online https://research-repository.griffith.edu.au 2018 Joint Asia-Pacific Network for Housing Research and Australasian Housing Researchers Conference Griffith University, Gold Coast, Australia, June 6-8 2018 THE LINK BETWEEN COMPACT URBAN FORM AND HOUSING AFFORDABILITY IN INDONESIA: WHERE IS THE EMPIRICAL EVIDENCE? Yulia Dewita Cities Research Institute, Griffith University, Brisbane, Australia Barbara T.H. Yen Griffith School of Engineering and Built Environment, Griffith University, Gold Coast, Australia Matthew Burke Cities Research Institute, Griffith University, Brisbane, Australia Abstract Urban consolidation has become an urban planning and development paradox. One of its recurrent criticisms relates to housing affordability and the role of planning interventions such as compact city policies. Indonesia has adopted the compact city concept in recent years, but there is little knowledge of density’s effects. This paper examines whether housing and transport affordability is associated with urban compaction in three Indonesian metropolises.
    [Show full text]
  • Project and Technical Assistance Proposals 2006 - 2009
    PROJECT AND TECHNICAL ASSISTANCE PROPOSALS 2006 - 2009 Volume II Technical Assistance Proposals Ministry of National Development Planning/ Nationall Development Planning Agency FOREWORD In order to achieve the effectiveness and efficiency of the utilization of external loans and grants (PHLN), Indonesian Government has issued Government Regulation (PP) No.2/2006 on Procedure for the Provision of External Loans and Grants and the Forwarding of External Loans and Grants (to Local Government and State Owned Enterprise). To implement the regulation, several ministry decrees have been issued such as Decree of the State Ministry of National Development Planning/Bappenas No. 5/2006 on Procedure for Planning and Submitting Proposals and Assessing Projects that are Funded By External Loans and Grants. The issuance of the new regulations is one of the efforts to achieve the targets of government debt to GDP ratio of the National Medium-Term Development Plan (RPJMN 2004-2009). It is stated in RPJMN that government debt to GDP ratio is targeted to decrease from 53.9 % in 2004 to 31.8% in 2009. The external financial sources are still needed to accelerate our development efforts, however its risks, especially loan, should be managed properly. Therefore, the government has determined to improve external loan and grant management. We have been starting some improvement of external loan and grant management through (a) formulation of the borrowing strategy, (b) improvement of preparation process of PHLN projects and (c) improvement of monitoring of the PHLN project implementation. The Borrowing Strategy identifies external loans and grants needs during the RPJMN period and indicates the sector priorities that will be financed by PHLN.
    [Show full text]
  • Implementasi Peraturan Walikota Binjai Nomor 53 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Binjai Smart City Di Dinas Komunikasi Dan Informatika Kota Binjai
    IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA BINJAI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN BINJAI SMART CITY DI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BINJAI SKRIPSI Oleh : IGA CYNTIA PUTRI NPM 1503100094 Program Studi Ilmu Administrasi Publik Konsentrasi Kebijakan Publik FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SUMATERA UTARA MEDAN 2019 ABSTRAK IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA BINJAI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN BINJAI SMART CITY DI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BINJAI IGA CYNTIA PUTRI NPM: 1503100094 E-government merupakan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam dan dengan pihak luar yang diharapkan mampu meningkatkan performance pemerintahan dan memenuhi ekspektasi masyarakat akan peningkatan kualitas pemerintahan. Melalui pemanfaatan teknologi e-government bertujuan juga dalam pembangunan Kota dan penerapan Smart City (Kota Cerdas) yang tidak terlepas dari peran pemerintah sebagai penyedia layanan yang dominan dan memegang kendali. Berkaitan dengan hal tersebut Pemerintah Daerah Kota Binjai dalam hal ini Walikota dan Wakil Walikota Kota Binjai telah merealisasikan sebuah program Smart City yang bertujuan mendorong pemaksimalan informasi, teknologi untuk mewujudkan Good Local Governance. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Peraturan Walikota Binjai Nomor 53 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Binjai Smart City Di Dinas Komunikasi Dan Informatika Kota Binjai. Penelitain ini menggunakan metode deskriptif dengan analisis data kualitatif diperoleh dengan wawancara dengan
    [Show full text]
  • Mobilisedays
    Mebidangro Sustainable Urban Mobility Plan MobiliseDays 22-23 October 2020 Medan, North Sumatra, Indonesia Implemented by In partnership with 2 More information Title: Sustainable Urban Mobility Plan for Medan metropolitan area – MobiliseDays Report Printed and distributed: 26/11/2020 Authors: Egis Rail Contributors: Alexandre AZEVEDO DA CRUZ - Team Leader Ferdinand Parulian MARTERER - Local Coordinator Sarah DARMAWAN - Financial & Institutional Expert Benoit GUILLOT - Modeler Martina Cecilia ADRIANA - Urban Transport Planning Expert Rémy LAGACHE - Environment Expert Kendra TANDEGA - Senior Transport & Environment Engineer Rizki HERDIAN - Data Manager Rizqa HIDAYANI - Urban Planner Expert Copyright This publication is subject to copyright of the MobiliseYourCity Partnership and its Contributing Part- ners and authors. Partial or total reproduction of this document is authorised for non-profit purposes, provided the source is acknowledged. Disclaimer The content presented in this document represents the opinion of the authors and is not necessarily representative of the position of the individual partners of MobiliseYourCity. November 2020 Contents 1. Objective 6 2. Necessity for mobility planning in Mebidangro 7 2.1. Brief state of mobility in Indonesia 7 2.2. Growing pressure on transport infrastructure in Mebidangro 9 3. MobiliseYourCity initiative in Mebidangro 12 3.1. Definition of the initiative 12 3.2. Participation of North Sumatra province 12 4. Identification of success factors to develop mobility in Mebidangro 13 4.1. North Sumatra province leading the development of mobility 13 4.2. Mebidangro needs integration at different levels 18 5. Conclusions and way forward 22 6. Appendix: Summary of MobiliseDays 25 6.1. High-Level Kick-Off: SUMP for Mebidangro Framework and Strategy 26 6.2.
    [Show full text]
  • List of Medium-Term Planned External Loans 2020-2024
    REPUBLIC OF INDONESIA LIST OF MEDIUM-TERM PLANNED EXTERNAL LOANS 2020-2024 Ministry of National Development Planning/ National Development Planning Agency Foreword Due to considerable amount of fund needed to achieve national development goals, particularly those of national strategic projects (Major Projects) as stated in National Medium-Term Development (Rencana Pembangunan Jangka Menengah/ RPJMN) 2002-2024, the Government of Indonesia utilizes various potential sources of financing, inter alia, external loans, which are applied under the principles of transparency, accountability, effectiveness, efficiency, prudence, non-political ties, and national security prioritization. Furthermore, in order to jostle efficiency as well as to minimize obstacles during project implementation, readiness criteria are also applied under the regulation. With regard to the matter, The List of Medium-Term Planned External Loans or Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM)/ Blue Book 2020-2024 is formulated by referring to the RPJMN 2020-2024, which constitutes the last stage of the Long-Term National Development Plan (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional/ RPJPN) 2005-2025. It is still presented using the Program-Based Approach (PBA), and consists of list of programs, which each of them compiling several projects with similar outcomes. DRPLN-JM also considers current national economic situation, including the occurrence of Corona Virus Disease 2019 (COVID-2019) pandemic which surely affects stability of the national economy. DRPLN-JM 2020-2024 was issued on October 8th, 2020 under the Decree of the Minister for National Development Planning/ Head of the National Development Planning Agency Number KEP. 80/M.PPN/HK/10/2020, encompassing 73 projects under 25 programs with the total loan value of USD 25.37 billion.
    [Show full text]