4. ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Umum Sasaran Penelitian 4.1.1
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
4. ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Umum Sasaran Penelitian 4.1.1. Profil The Carters The Carters merupakan group duo asal Amerika yang terdiri dari musisi sekaligus pasangan suami istri, Beyonce Knowles dan Shawn Carter/JAY-Z. Mereka telah tampil sebagai duo sejak tahun 2014. Namun mulai resmi terbentuk sebagai grup duo The Carters pada 16 Juni 2018 di On The Run Tour II London. Pada saat yang bersamaan, mereka mengumumkan album pertama yang berjudul “Everything is Love”. Perilisan album “Everything is Love” dibawahi oleh perusahaan entertainment yang dimiliki oleh Beyonce sendiri bernama Parkwood Entertaiment. Terdapat perusahaan lain yang juga membantu merilis seperti Sony Music Entertaiment, S.C. Enterprises, dan Roc Nation (milik JAY-Z sendiri). Melalui berbagai perusahaan entertainment yang dimiliki Beyonce dan JAY-Z tersebut, mereka telah menghasilkan sekitar $17 Milliar setiap tahunnya. Hal tersebut juga menunjukkan adanya akses khusus bagi Beyonce dan JAY-Z dalam industri musik (Greenburg, June 3, 2019). Sebelum terbentuk menjadi The Carters, Beyonce dan JAY-Z telah melakukan berbagai kolaborasi bersama. Beberapa karya musik seperti Bonnie and Clyde (2002), Crazy in Love (2003), dan Drunk in Love (2013) menjadi karya kolaborasi yang telah dinikmati berbagai kalangan masyarakat. Selain itu, Beyonce dan JAY-Z juga telah melakukan beberapa konser bersama seperti On The Run Tour (2014), dan OTR II (2018). Gambar 4.1. Foto Personil The Carters Sumber: https://www.rollingstone.com/music/music-news/beyonce-jay-z- collaborators-detail-how-everything-is-love-came-together-665914/ 38 Universitas Kristen Petra Hingga saat ini, The Carters baru merilis satu album saja yaitu “Everything is Love”. Namun album ini merupakan suatu rangkaian bersambung tiga atau biasa disebut trilogy album. Rangkaian album bersambung ini dimulai dari album berjudul “Lemonade” yang dirilis oleh Beyonce pada tahun 2016. Pada album ini, Beyonce menaruh tema cinta dan kehidupan dengan ungkapan terkenal, “when life gives you lemon, make some lemonade”. Ia mengadaptasi ungkapan tersebut, lalu menggunakannya sebagai lirik seperti “I was given lemons and I made Lemonade”. Beyonce juga mulai menanamkan nilai-nilai Black Pride di dalam judul, lirik, bahkan video musik di dalam list track nya. Soundtrack dalam album Lemonade juga tergolong lagu-lagu dengan lirik yang personal. Salah satu lagu yang mengandung unsur Black Pride adalah lagu Formation (telegraph.co.uk). Dilanjutkan dengan album yang dirilis oleh JAY-Z berjudul 4:44 pada tahun 2017. Tidak jauh berbeda dengan album Lemonade, 4:44 juga bertemakan cinta dan kehidupan. Beberapa video musiknya juga mengandung nilai-nilai black pride. Judul 4:44 didapatkan JAY-Z saat ia terbangun pada pukul 4:44 pagi lalu mulai menulis lagu untuk album tersebut. Pada suatu wawancara eksklusif yang dilakukan iHeartRadio JAY-Z mengatakan, “4:44 is a song that I wrote, and it’s the crux of the album, just right in the middle of the album. And I woke up, literally at 4:44 in the morning, 4:44 AM, to write this song. So it became the title of the album and everything. It’s the title track because it’s such a powerful song, and I just believe one of the best songs I’ve ever written.” (“4.44 adalah lagu yang saya tulis, dan itu merupakan inti dari album, tepat pada bagian tengah dari album. Dan saya terbangun, benar-benar menunjukkan pukul 4:44 pagi, jam 4:44 pagi untuk menulis lagu ini. Maka hal tersebut menjadi judul dari album dan segalanya. Karena itu adalah lagu yang sangat kuat, dan saya mempercayainya sebagai salah satu lagu terbaik yang pernah saya tulis”. ) Melalui kata-kata JAY-Z tersebut dapat di lihat bahwa album 4:44 juga merupakan album yang dekat dengan penulisnya. Mengandung banyak hal-hal personal dan kuat seperti yang dikatakannya (Tutu, August 7, 2017). 39 Universitas Kristen Petra Dengan kehadiran kedua album tersebut, Beyonce dan JAY-Z pun menunjukkan hal-hal personal yang belum pernah dilihat oleh khalayak. Mereka membicarakan cinta, pernikahan, hingga nilai-nilai Black Pride pada video musik yang mereka sajikan. Hal ini belum terlihat pada berbagai album lampau milik Beyonce maupun JAY-Z. Lirik-lirik yang mereka tulis mengenai cinta, kehidupan sebelumnya tidak pernah di tuliskan dengan konotasi negatif dan sedih. Pada album Lemonade dan 4:44, terlihat kesamaan konotasi tersebut. Dimana dilanjutkan pada rangkaian album ketiga yaitu “Everything is Love” yang membawa mereka menjadi satu kesatuan grup duo. Beyonce selalu memiliki karakteristik genre Pop/RnB terhadap musik- musik yang dibawakannya. Sedangkan JAY-Z lebih cenderung kepada genre Hip- hop, Rap. Pada album “Everything is Love” mereka menggabungkan beberapa genre seperti Hip-hop, contemporary RnB, dan trap music. Sehingga para fans Beyonce maupun JAY-Z pun disajikan tampilan musik dan nada-nada kombinasi baru. Lirik-lirik pada album ini juga cenderung dikonsepkan pada cinta, kekayaan, dan keterkenalan namun dengan energy yang lebih positif. Dimana sedikit berbeda dengan rangkaian konsep yang terdapat pada album Lemonade dan 4:44 dimana lirik-liriknya lebih memiliki makna-makna negatif seperti ancaman, tidak ada harapan, kesedihan, dan sebagainya. Ketiga rangkaian ini tetap disajikan dengan unsur-unsur Black Pride, dimana adanya berbagai sajian mengenai keindahan tubuh, style, cara bicara, bahkan kulit orang Afrika-Amerika sendiri. Selain mengerjakan album, The Carters juga berkontribusi dalam beberapa charity di dunia. Mereka melakukan beberapa perjalanan kecil ke Haiti, sumbangan untuk Houston Homeless, untuk Phoenix house, partnership with Goodwill, dan Seanbell’s Children. Namun selain itu, Beyonce dan JAY-Z beberapa kali menciptakan yayasan khusus untuk berbagai bantuan-bantuan yang spesifik. Beyonce menciptakan BeyGood Foundation dimana gerakan mengumpulkan dana untuk gempa, untuk orang-orang miskin di Nepal, dan sebagainya. Selain itu Beyonce juga menciptakan Survivor Foundation untuk mengumpulkan dana khusus untuk bencana badai Katrina. Sedangkan JAY-Z juga menciptakan Shawn Carter Foundation untuk pemberian beasiswa dan sebagainya (essense.com). 40 Universitas Kristen Petra 4.1.2. Profil Anggota The Carters 4.1.2.1. Beyoncé Knowles Beyoncé Giselle Knowles adalah penyanyi, musisi dan aktris asal Amerika. Lahir di Houston, Texas pada 4 September 1981. Beyoncé anak dari pasangan Mathew Knowles dan Célestine Ann Beyincé dikenal juga dengan nama Celestine Tina Knowles. Dimana ayah yang beretnis Afrika Amerika dan ibu yang memiliki latar belakang Louisiana Creole (campuran etnis Afrika, Amerika asli dan Perancis), membuat Beyonce beretnis Afrika Amerika campuran. Gambar 4.2. Beyoncé Knowles Sumber: https://www.jetss.com/photos/2018/09/7-best-beyonce-conspiracy-theories- we-sort-of-want-to-believe/ Ia telah mengikuti dan memenangkan berbagai perlombaan menyanyi dan menari sejak masih kecil. Namun, Beyoncé mulai menjadi sorotan di dunia entertainment pada saat ia menjadi penyanyi utama/ lead singer di suatu grup bernama Girl’s Tyme atau lebih dikenal dengan Destiny’s Child . Dimana pada saat itu ayah Beyonce, Mathew Knowles menjadi manager grup Destiny’s Child tersebut. Ia bergabung bersama Kelly Rowland dan Michelle Williams di Destiny’s Child pada tahun 1990. Grup tersebut juga mendapat berbagai penghargaan yang akhirnya membuat nama Beyoncé sendiri melambung naik. Beyoncé mulai mengeluarkan album solo pertamanya pada tahun 2003 berjudul Dangerously in Love. Album tersebut membuat nama Beyoncé melambung sebagai penyanyi solo. Dangerously in Love disertakan pada Billboard 41 Universitas Kristen Petra 200 untuk lagu urutan pertama terkhusus untuk Crazy in Love dan Baby Boy. Ia juga langsung memenangkan 5 grammy awards pada album solo pertamanya ini. Setelah kesuksesan album solo pertama tersebut, Beyoncé mengeluarkan album solo keduanya berjudul B’day pada 1 September 2006, setelah pecahnya grup Destiny’s Child. Tak diragukan lagi, album solo kedua Beyoncé ini juga laris di pasaran. Dengan lagu-lagu seperti Irreplaceable, Déjà vu, dan Beautiful Liar yang menjadi top single di berbagai radio. Beyoncé melanjutkan karir aktingnya yang pernah dijalani pada film Austin Powers in Goldmember (2002). Ia melanjutkan karirnya pada beberapa film seperti The Pink Panther (2006), Dreamgirls (2006), dan Obsessed (2009). Di selang waktu melanjutkan karir akting tersebut, Beyoncé menikah dengan penyanyi rapper JAY-Z pada bulan April tahun 2008. Setelah beberapa hal yang terjadi pada dunia akting, Beyoncé pun kembali mengeluarkan album selanjutnya. Ia mengeluarkan album berjudul I am… Sasha Fierce pada tahun 2008. Dilanjutkan pada album 4 pada tahun 2011. Hingga sampai ke album keenam yaitu Lemonade pada tahun 2016 (biography.com). Sebagian besar dari hasil karya-karya musik Beyoncé memiliki karakteristik Pop, RnB. Sejak awal mula grup Destiny’s Child pun, Beyoncé, Kelly Rowland dan Michelle Williams telah membawakan lagu-lagu bergenre RnB. Hal ini menjadi karakteristik Beyoncé sendiri disaat karya musiknya keluar ke pasar. Begitu pula pada album Everything is Love yang ia lakukan bersama suaminya JAY-Z. Beyoncé juga bergabung pada berbagai yayasan amal untuk bencana alam, kemiskinan, pendidikan, dan kelaparan. Sebagian besar dari kegiatan tersebut tidak terliput oleh media. Namun beberapa yayasan yang telah tercatat Beyoncé sumbang adalah American Foundation for AIDS research, Clinton Bush Haiti Fund, Feeding America, Food Bank for New York City, GEMS, Global Poverty Project, Keep A Child Alive project, Miami Children’s Hospital Foundation, Music Rising, Stand up