Studi Tentang Gaya Gambar "Manga" Dalam Komik Indonesia
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
2. LANDASAN TEORI 2.1. Seputar Komik 2.1.1. Pengertian Komik Komik memiliki banyak arti dan sebutan, yang disesuaikan dengan tempat masing-masing komik itu berada. Secara umum, komik sering diartikan sebagai cerita yang bergambar. Berikut ini adalah pengertian komik secara khusus. Maestro komik Will Eisner menggunakan istilah “seni berturutan” untuk menjelaskan komik. Scott McCloud memberikan pendapat bahwa komik dapat memiliki arti yang banyak, antara lain: a. Gambar-gambar serta lambang-lambang lain yang ter-jukstaposisi (berdekatan, bersebelahan, istilah yang sulit dalam sekolah seni) dalam turutan tertentu, untuk menyampaikan informasi dan/atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya. b. Tokoh-tokoh pahlawan super berkostum warna cerah melawan penjahat, yang ingin menguasai dunia dengan segala tindakan kekerasan yang sensasional. c. Kelinci, tikus dan beruang lucu, berdansa dengan riang. d. Sesuatu yang merusak mental remaja negara kita. 9 Menurut Karpet Biru dalam artikelnya yang terdapat dalam web site menyebutkan bahwa: Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Komik bukan cuma bacaan bagi anak- anak. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita. Gambar membuatnya lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih mudah dimengerti, dan Alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat. Sebagai media komunikasi visual, komik dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan, salah satu bentuk promosi bisnis, alat 9 Scott McCloud, Understanding Comics (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2001), p. 9. 7 8 penyuluhan, pembentukan opini dalam pers, hingga sebagai alat kampanye atau propaganda. 10 Sedangkan menurut Imansyah Lubis, S.Sos, komik adalah media komunikasi alternatif. Berikut ini adalah pendapat dalam artikelnya di web site: Komik sebagai media komunikasi. Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia tidak dapat tidak berkomunikasi. Komunikasi merupakan sebuah fenomena pemenuhan kebutuhan manusia, terutama kebutuhan sosialnya, sejak puluhan ribu tahun lampau. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya sebagai sebuah disiplin ilmu sekaligus seni, mutual understanding atau makna bersama antara partisipan komunikasi secara efektif dan efisien tetap merupakan tujuan berkomunikasi. Tak dapat dipungkiri lagi, komunikasi dibutuhkan oleh semua orang, dalam semua latar belakang kehidupan dan penghidupan. Komunikasi didefinisikan sebagai "proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan, atau perilaku" (mengutip Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung : Mandar Maju, 1989), p. 60). Gambar pun mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika masyarakat dan perkembangan teknologi. Selain terbuka kesempatan untuk mengembangkan dunia gambar sebagai media estetika yang ekspresif, gambar tidak pernah kehilangan peranan sebagai media komunikasi. Salah satu media komunikasi yang identik dengan gambar ialah komik. Sebagai media komunikasi, komik mampu menyampaikan informasi secara efektif dan efisien melalui bahasanya sendiri. Meskipun komik memberi kesempatan berekspresi secara verbal dan visual, sebagai media seni komik tetap berada dalam batas-batas komunikasi. 11 Dari penjelasan di atas, dapat dilihat adanya persamaan arti dalam menjelaskan pengertian komik yaitu sebagai media komunikasi yang dapat memberikan informasi. 10 Karpet Biru, loc. cit. 11 Imansyah Lubis, S.Sos, “Komik: Media Komunikasi Alternatif,” Mikon Diffy 22 Desember 2001. < http://mikon.diffy.com/mikon/berita/artikel1.htm>. 9 2.1.2. Istilah Dalam Komik Dalam komik terdapat berbagai macam istilah yang sering digunakan untuk membuat komik. Berikut ini adalah istilah yang sering dipakai dalam komik: a. Icon adalah gambar yang mewakili seseorang, tempat, barang, ataupun gagasan. b. Closure adalah fenomena mengamati bagian-bagian tetapi memandangnya sebagai keseluruhan. Beberapa bentuk closure merupakan tindakan yang disengaja oleh si pencerita untuk menciptakan ketegangan atau tantangan pada penonton. Closure memungkinkan penggabungan peristiwa-peristiwa dan menyusun realita yang utuh dalam pikiran. c. Panel adalah kotak yang berisi suatu adegan. Panel komik mematahkan waktu dan ruang menjadi suatu peristiwa yang kasar, dengan irama yang patah-patah, serta tidak berhubungan. d. Balloons adalah kotak dialog yang berisi teks ucapan seorang karakter. e. Thought Balloon adalah kotak dialog yang berisi tentang apa yang dipikirkan oleh seorang karakter. f. Border adalah outline atau garis tepi halaman. g. Comic strip adalah komik yang terdiri atas beberapa baris saja (3 sampai 4 panel), biasanya dimuat dalam surat kabar.12 2.1.3. Sebutan Komik Dalam Tiap Negara Setiap negara di dunia ini memiliki sebutan yang beragam terhadap komik. Berikut ini adalah beberapa sebutan komik di sebagian negara besar: a. Di Amerika disebut sebagai “Comic book” untuk komik yang dibukukan, “Comic strip” untuk komik pendek yang terdiri atas beberapa panel. b. Di Itali komik disebut sebagai “Fummeti” yang berarti asap, kata-kata tersebut diambil dari bentuk balloon yang seperti asap. c. Perancis menggunakan istilah “Bandes Dessinêes” yang berarti komik bersambung, yang dimuat dalam surat kabar. Istilah album digunakan untuk 12 Scott McCloud, op. cit., p. 27, 63, 67; dan Ivar, “Comic Books, Strips, Manga, BD And Graphic Novels Terms,” Comic Book Dictionary 25 Februari 2002 <http://www.utv.ee/~ivar/comics/dictionary.html>. 10 menunjuk pada komik Eropa yang dibukukan, biasanya berjumlah 48 halaman dan di-hardcover. d. Potugis menggunakan istilah “Historia en Quadradinhos” yang berarti cerita dalam kotak kecil. e. Jepang menggunakan istilah manga untuk menyebutkan komik. f. Indonesia menggunakan istilah buku komik untuk menyebutkan komik yang dibuat menjadi buku dan comic strip untuk komik yang hanya terdiri atas beberapa panel. 13 Masih banyak lagi sebutan komik di tiap negara yang disesuaikan dengan bahasa masing-masing negara tersebut. 2.2. Sejarah Komik Di Beberapa Negara Besar Penghasil Komik Perkembangan komik dari dahulu sampai sekarang dapat dikatakan ada satu proses runtut perkembangan dan satu sama lain akan mempengaruhi baik untuk masa itu maupun untuk masa yang selanjutnya. Misalnya manga dapat berkembang pesat pada masa sekarang ini, tidak dapat dilepaskan dari perkembangan komik Amerika dan komik Eropa di masa sebelumnya. Komik Eropa sendiri tidak dapat terlepas dari asal mula “komik” yang berupa bahasa gambar Mesir kuno. 2.2.1. Komik Di Eropa Pada tahun 1929 komikus Belgia yang pertama adalah George Remi yang lebih dikenal dengan nama Hergê. Tintin adalah komik Hergê yang populer. Komik ini bercerita tentang Tintin yang merupakan reporter dan detektif yang berpetualang di berbagai negara. Tintin au pays des Soviets (1929) (Gambar 2.1.), Tintin au Congo (1930) (Gambar 2.2.), dan Tintin en Amerique (1931) (Gambar 2.3.) pertama kali muncul di majalah Le Petit Vingtiême dengan warna hitam putih. Saat itu Hergê begitu populer dan Tintin mendominasi bandes dessinêes mulai dari tahun 1940 sampai 1970-an. 13 Marcel Bonneff, op. cit., p. 9; dan Francios, “History Of Animation,” Francios Webpage 4 Maret 2002 <http://www.miamisci.org/youth/unity/Unity1/Francios/pages/History%20of%20Animation.htm l>. 11 Gambar 2.1. Tintin Au Pays Des Soviets Gambar 2.2. Tintin Au Congo Sumber: http://www.tintin.qc.ca/ Sumber: http://www.tintin.qc.ca/ dessins/soviet_g.jpg. dessins/congo_g.jpg. Gambar 2.3. Tintin En Amerique Sumber: http://www.tintin.qc.ca/dessins/ameriq_g.jpg. Pada tahun 1938 penerbit Dupuis menerbitkan majalah yang bernama Spirou yang memuat comic strip. Pada perkembangannya, majalah Spirou ini pernah ditutup pada saat Perang Dunia II yaitu pada bulan September 1943 sampai Oktober 1944. Setelah itu majalah Spirou dilanjutkan hingga sekarang. Majalah tersebut memuat berbagai macam comic strip yang dibuat oleh beberapa komikus terkenal. Komikus Belgia bernama Andre Franquin yang merupakan figur leader dalam komikus Eropa ikut mengisi majalah Spirou tersebut. Komiknya Spirou et Fantasio (Gambar 2.4.) , Modeste et Pompon, Gaston Lagaffe, dan Iddes noires muncul secara berkala di majalah sekitar tahun 1946 sampai 1990, bahkan diterbitkan buku komiknya. Komiknya tersebut diterjemahkan dalam 11 bahasa yang salah satunya termasuk bahasa Indonesia. 12 Gambar 2.4. Spirou Et Fantasio Sumber: http://membres.lycos.fr/gyllnord/albumsfranquin.htm. Gambar 2.5. Lucky Luke Sumber: http://www.helsinki.fi/~lakoma/comics/lucky_luke.html. Lucky Luke (Gambar 2.5.) pertama kali muncul pada tahun 1947 di majalah Spirou. Komikus Luck Luke ini adalah Maurice de Bêvêre atau yang sering disebut Morris. Morris sangat tertarik pada keliaran dunia barat karena itulah dia membuat cerita seperti Lucky Luke. Pada tahun 1948 untuk memperdalam ketertarikannya, Morris pergi ke Amerika bersama dengan Franquin dan Joseph Gillain. Mereka bertiga bekerja pada majalah Spirou yang diterbitkan oleh Dupuis. Franquin kembali ke Eropa setelah beberapa bulan dan Morris tetap di Amerika selama enam tahun. Di New York, Morris berkenalan dengan Renê Goscinny yang nantinya akan menulis cerita untuk Lucky Luke. Lucky Luke terjual