ANALISIS SIMBOL DAN MAKNA DALAM TRADISI BERASAH MASYARAKAT DESA RIAM BUNUT KECAMATAN SUNGAI LAUR KABUPATEN KETAPANG

Devi Kusmarini, Christanto Syam, Antonius Totok Priyadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak Email: [email protected]

Abstract This research conducted by a willing to analyze more about symbol and meaning sharpened spell that is a legacy for generation by forefathers. A common problem in this research is the symbol and meaning of the mantra of sharpened Ketapang local village, with a specific problem that is the symbol of the mantra sharpened, spells sharpened meaning, and implementation in schools. The method used in this research is descriptive method with qualitative research. Based on thes analysis, it is concluded that the symbols contained in the mantra of sharp Ketapang villages Local distric of the sound of 45 symbols, the following symbols: symbols Basmalah, black charcoal, blood, flesh, bone, father, mather, all, fatahan-fatahan, pontak-panting, loose tongue, loose teeth, nur, turak-turak, solar, Lailahailallah, white foam, black, decay, fertile, sindi, asalamualaikum, nur liah, life, holy, clear, sitting, chair, siti, teacher, mountain, xylophone, wind, water, seribuji, selamun sani, kamang, bute, selewah, word, kodrat, liuk, rahman, rahim, and show. The meaning contained in the honed mantra is the religious meaning and the meaning of personality, the results implemented for the world of education in learning Indonesian to the VIII SMP student 2013 curriculum odd semester.

Keywords: Meaning, Sharp Spells, Symbol.

PENDAHULUAN Atau dengan kata lain, kata dan makna lebih Mantra berisi sebuah kata atau dahulu ada sebelum adanya mantra. Mantra rangkaian kata-kata berupa doa lisan sebagai memiliki makna dan maksud untuk ditujukan hasil dari kebudayaan masyarakat dan sebagai kepada roh dan lainnya. Tentunya agar bisa hasil perkembangan sebuah kepercayaan. membuat karya berupa mantra, dibutuhkan Mantra mengandung makna mengubah kompetensi bahasa termasuk mengerti makna ataupun menghadirkan sesuatu dengan cara dari kata, frasa ataupun kalimat yang diucapkan dan diamalkan oleh penuturnya. digunakan pembuatnya untuk menghasilkan Tujuan pembacaan mantra adalah mantra tersebut. Penciptaan mantra tentu menghubungkan seseorang dari dunia nyata ke memiliki kompetensi bahasa, karena antara dunia magis seseorang sehingga memberikan kata dan makna tidak bisa dilepaskan. sugesti kepada penggunanya dan objek Mantra beirisi karangan bahasa yang sasarannya. diresapi oleh kepercayaan kepada dunia gaib Mantra mengandung kompetensi dan sakti. Mantra memiliki seni kata yang bahasa. Sebelum terciptanya mantra, tentu khas. Kata-kata dalam mantra dipilih secara penciptanya sudah mengenal kata dan cermat, kalimatnya tersusun rapi dan berulang, mengetahui maknanya. Bisa dikatakan, begitu pula iramanya. Isi mantra pun sebelum mantra diciptakan, terlebih dahulu dipertimbangkan secara cermat dan teliti. harus ada kata dengan kandungan maknanya. Ketelitian memilih kata-kata, menyusun larik,

1 dan mentetapkan irama itu sangat diperlukan, Alasan peneliti memilih mantra berasah terutama yang menimbulkan tenaga gaib. Hal sebagai objek dalam penelitian ini adalah: ini dapat dipahami karena suatu mantra yang pertama, bahasa yang digunakan pada mantra diucapkan kurang semestinya dan kurang berasah sangat khas dan unik sehingga peneliti katanya, akan hilang kekutannya atau tidak tertarik untuk menelitinya. Kedua, mantra menimbulkan efek yang diinginkan. berasah kaya akan simbol sehingga peneliti Mantra sebagai purwujudan dari tertarik untuk meneliti dan bahasa yang di dalamnya terdapat kata, frasa, menginterpretasikan simbol tersebut. Ketiga, klausa, dan kalimat memiliki posisi yang dalam mantra berasah banyak ditemukan kata sakral dimanfaatkan oleh dukun untuk yang tidak diketahui maknanya dan tidak ada menyampaikan keinginan secara tertutup. Hal panduannya dalam bahasa Indoensia. Oleh tersebut membuktikan bahwa bahasa dalam karena itu, peneliti ingin mengetahui makna sebuah mantra tidak digunakan sebagai sarana yang terdapat dalam simbol mantra berasah. komunikasi antara pemantra (dukun) dengan Alasan peneliti memilih simbol dan makna yang dimantrai, akan tetapi terjadi antara dalam penelitian ini adalah: kesatu, peneliti pemantra (dukun) dengan hal yang dipercayai. ingin mendeskripsikan bagaimana simbol yang Pentingnya kajian mengenai bahasa terdapat pada mantra berasah. Kedua, peneliti (kata, frasa, klausa, dan kalimat) pada mantra ingin memberikan pandangan kepada dalam kajian sastra tradisional didasarkan masyarakat bahwa di dalam karya sastra adanya hubungan antara mantra dan bahasa terutama mantra banyak terdapat tanda-tanda. dalam masyarakat. Bahasa dalam mantra Tanda-tanda tersebut berupa simbol berbentuk sangat khas dan unik, karena dipengaruhi oleh kata-kata yang digunakan dalam mantra latar belakang terciptannya mantra tersebut. berasah. Ketiga, alasan peneliti memilih Mantra sebagai sebuah bahasa dalam makna untuk diteliti karena mantra berasah masyarakat digunakan untuk berbagai memiliki maksud tersirat. Dalam sebuah keperluan. Dalam kehidupan masyarakat desa mantra yang digunakan khususnya mantra Riam Bunut, mantra digunakan dalam berbagai berasah pasti mempunyai makna yang bisa tradisi, satu di antaranya tradisi berasah. dipahami. Oleh karena itu, peneliti tertarik Mantra berasah adalah mantra yang untuk meneliti simbol dan makna mantra. digunakan untuk memandikan perempuan yang Selain simbol dan makna, peneliti juga baru menstruasi dan yang baru tumbuh menjelaskan mengenai waktu, alat, dan proses payudara. Mantra ini hanya dimiliki oleh orang pelaksanaannya. tertentu saja, tidak semua orang memiliki Alasan peneliti menggunakan mantra berasah. Mantra berasah merupakan pendekatan semiotik untuk menganalisis perkataan atau ucapan seorang dukun yang simbol dan makna mantra berasah karena sudah berpengalaman dan mengerti tentang pendekatan semiotik mewakili kebutuhan berasah. Selain itu, dukun juga dipercaya dalam telaah mantra mengingat bahwa sastra masyarakat setempat sebagai orang yang bukanlah komunikasi biasa dan mewakili mampu berhubungan dengan mahluk gaib. banyak segi yang aneh dan luar biasa bila Berkaitan dengan penelitian mantra dibandingkan dengan tindak komunikasi lain. berasah dalam kehidupan masyarakat desa Tugas semiotik bukanlah mendeskripsikan Riam Bunut, mantra berasah ini dipercaya tanda-tanda tertentu melainkan memberikan dapat membersihkan anak perempuan yang konvensi-konvensi yang melandasi ragam baru menstruasi atau yang baru tumbuh perilaku dan pembayangan yang paling wajar. payudara. Mantra berasah juga dipercaya Sastra memiliki sistem tanda yang paling dapat membuat anak perempuan menjadi lebih menarik dan kompleks sebab sastra merupakan cantik dan terpancar auranya. Selain itu, eksplorasi dan perenungan terus-menerus mantra berasah juga dipercaya dapat mengenai pemberian makna dan segala melindungi perempuan dari gangguan mahluk bentuknya seperti penafsiran dan cara gaib dengan cara memandikannya. penafsiran pengalaman.

2

METODE PENELITIAN data menggunakan tiga teknik yaitu Metode penelitian yang digunakan triangulasi, ketekunan pengamat, dan dalam penelitian ini adalah metode kecukupan referensi. Teknik yang deskriptif. Dalam penelitian ini digunakan dalam penelitian ini adalah ditampilkan kutipan-kutipan untuk analisis semiotik. memberi gambaran mengenai masalah penelitian. Melalui metode ini, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digambarkan dan dijelaskan tentang simbol Hasil dan makna mantra berasah desa Riam Simbol adalah tanda yang tidak Bunut kecamatan Sungai Laur kabupaten menunjukkan hubungan alamiah antara Ketapang. penanda dan petanda. Hubungan bersifat Bentuk penelitian yang digunakan arbitrer atau semau-maunya, hubungan dalam penelitian ini adalah penelitian bersifat konvensi (perjanjian) masyarakat. kualitatif. Pendekatan yang digunakan Istilah simbol juga dapat diartikan sebagai dalam penelitian ini adalah pendekatan lambang yang mengacu kepada objek semiotik. Alasan peneliti memilih tertentu di luar lambang itu. Kata sebagai pendekatan semiotik karena pendekatan lambang kebahasaan yang ada di dalam semiotik bertolak dari asumsi bahwa karya penafsiran memakai bahasa pada dasarnya sastra memiliki suatu sistem sendiri, dan adalah simbol. memiliki dunianya sendiri, sebagai suatu Mantra Becukor realitas yang hadir atau dihadirkan, Mantra becukor adalah mantra yang dihadapkan pembaca yang didalamnya digunakan dukun untuk mencukur bulu alis terkandung potensi komunikatif yang anak perempuan. Saat melaksanakan memiliki nilai artistik dan dramatik. (Semi, tradisi ini, anak perempuan akan berbaring 2012:108). Oleh karena itu, pendekatan di ranjang dengan posisi berlawanan arah. semiotik sastra sesuai untuk Alat-alat dan bahan yang digunakan mengidentifikasi simbol dan makna mantra pada saat bercukur adalah silet, air, dan berasah masyarakat desa Riam Bunut arang. Silet akan direndam terlebih dahulu kecamatan Sungai Laur kabupaten di dalam air sebelum digunakan. Sebelum Ketapang. Sumber data dalam penelitian mencukur alis, dukun akan menggosokan ini adalah penutur yang memberikan arang ke alis terlebih dahulu baru informasi berkaitan dengan masalah kemudian dicukur menggunakan silet yang penelitian. telah direndam. Setelah selesai mencukur Data dalam penelitian ini adalah bulu alis, dukun akan memberikan asam, simbol dan makna yang terdalam dalam garam, gula, dan kelapa kepada anak kutipan-kutipan berupa kata-kata, frasa, perempuan tersebut untuk dimakan. dan kalimat. Adapun dalam penelitian ini Adapun mantra bercukur sebagai berikut. peneliti menggunakan teknik pengumpul Bismillahirrahmanirrohim data berupa, wawancara, studi arang itam bulu njadi itam dokumentasi, dan teknik rekam. Alat satu darah pengumpulan data yang digunakan dalam duak daging penelitian ini yaitu peneliti sendiri sebagai tige tulang instrumen kunci, tape recorder, dan lembar empat daging pedoman wawancara. duak dari apak Dalam penelitian ini teknik yang duak dari umak digunakan untuk pengecekan keabsahan semue dari Allah

3

Simbol yang terdapat pada mantra Darah, Daging, dan Tulang bercukur adalah simbol basmalah. Analisis Simbol berikutnya yang terdapat simbol tersebut sebagai berikut. dalam mantra bercukur adalah simbol Bismillahirrahmanirrohim darah, daging, dan tulang. Analisis simbol Makna basmalah memiliki aku tersebut sebagai berikut. memulai sesuatu karena Allah, dengan satu darah menyebut nama Allah yang maha pengasih duak daging lagi maha penyayang. Simbol, basmallah tige tulang diucapkan oleh dukun pada permulaan empat daging mengucapkan mantra bercukur. Simbol darah, daging dan tulang Membaca bismillahirrahmanirrohim menjelaskan proses penciptaan manusia sangat dianjurkan dalam agama Islam yaitu berasal dari gumpalan darah yang untuk dibaca sebelum memulai segala terletak dalam rahim, selanjutnya aktivitas karena dengan mengucapkan gumpalan darah ini berproses menjadi bismillahirrahmanirrohim berarti seorang segumpal daging, kemudian berproses lagi dukun meminta ridho kepada Allah agar hingga berbentuk tulang yang dibungkusi mantra yang diucapkan atau yang oleh daging. Dari berbagai proses tersebut dibacakan memberikan manfaat kepada terbentuklah janin di dalam rahim anak perempuan yang akan dicukur bulu kemudian dilahirkan sebagai bayi yang alisnya. Manfaat yang diharapkan dari dijadikan Allah sebagai manusia di muka mencukur bulu alis adalah setelah dicukur bumi. Setelah melalui proses tersebut, bayi maka bulu alis yang akan tumbuh terus tumbuh dan berkembang menjadi selanjutnya menjadi lebih hitam dan tebal. anak-anak dan seterusnya. Dari keempat Dengan mengucapkan basmalah, dukun simbol tersebut dukun mengungkapkan berharap Allah mengabulkan apa yang gambaran dari terciptanya manusia, yaitu diinginkan olehnya, karena dukun tersebut tercipta dari gumpalan darah yang hanyalah perantara untuk membacakan kemudian atas kekuasaan Allah jadilah ia mantra bercukur tersebut. manusia seperti perempuan yang sedang Arang Itam melaksanakan tradisi berasah tersebut. Simbol berikutnya yang terdapat dalam Apak dan Umak mantra becukor adalah simbol arang itam. Simbol selanjutnya yang terdapat Analisis simbol tersebut sebagai berikut. dalam mantra bercukur adalah simbol apak Bismillahirrahmanirrohim dan umak. Penganalisisan tentang simbol arang itam bulu njadi itam apak dan umak sebagai berikut. satu darah tige tulang duak daging empat daging Simbol arang itam pada mantra duak dari apak tersbeut mempunyai arti arang yang hitam. duak dari umak Simbol arang itam tersebut mengacu Simbol apak dan umak pada mantra kepada arang yang digunakan dukun untuk tersebut menjelaskan asal kejadian menggosok bulu alis anak perempuan. manusia, sebagaimana yang sudah kita Dukun mengucapkan simbol arang itam ketahui bahwa kejadiannya dikarenakan pada mantra tersebut agar bulu alis anak adanya proses dari kedua orang tua (ibu perempauan menjadi hitam seperti arang dan bapak) dalam melakukan hubungan hitam yang digosokkan pada bulu alis anak intim. Hasil dari hubungan intim tersebut perempuan yang sedang becukor. menghasilkan segumpal darah yang akan

4 menjadi daging dan berproses menjadi akan kembali kepada penciptanya yaitu calon janin di dalam rahim. Allah. Melalui kata tersebut dukun juga Semue menyadari dan bersyukur atas kehidupan Penganalisisan dalam mantra bercukur yang telah diberikan Allah. tentang simbol semue dapat dianalisis Makna Mantra Air Kelapa sebagai berikut. Makna yang terdapat dalam mantra air empat daging kelapa yaitu makna keagamaan. Hal duak dari apak duak dari umak tersebut dapat dilihat dari kata semue dari Allah Bismillahhirohmanhirohhim yang Simbol semue pada mantra tersebut diucapkan dukun saat membacakan mempunyai arti bahwa segala sesuatu yang mantra air kelapa tersebut dengan maksud ada di bumi termasuk kehidupan manusia memuliakan Allah dan meminta rida Allah. adalah milik Allah. Allah adalah pencipta Kata Bismillahhirohmanhirohhim adalah semesta dan yang memberikan kehidupan kata yang bisa membawa kebaikan bagi kepada manusia, maka segala sesuatunya setiap muslim yang mengucapkannya. akan kembali kepada penciptanya yaitu Dengan mengucapkan kata tersebut, dukun Allah. Dengan mengucapkan mantra meminta diberkati Allah dan diberikan tersebut, dukun berharap agar anak kebaikan kepada ia dan perempuan yang perempuan yang sedang berasah dapat sedang berasah. bersyukur dan mengingat Allah sebagai Makna Mantra Tempungas pemilik alam semesta dan seluruhnya Makna yang terdapat dalam mantra isinya termasuk dirinya. tempungas yaitu makna keagamaan atau Makna Mantra Becukor religi, mantra tersebut terdapat kata Makna yang terdapat dalam mantra Lailahaillallah yang artinya tiada Tuhan becukor yaitu makna keagamaan atau selain Allah. Allah yang mengabulkan religi. Hal tersebut terdapat pada kata segala keinginan manusia, manusia hanya Bismillahhirohmanhirohhim yang bisa meminta kepada Allah dan manusia diucapkan dukun pada permulaan hanyalah perantara serta mantra sebagai membacakan mantra becukor tersebut yang medianya. Kata tersebut secara langsung dimaksudkan untuk menghormati Allah menjelaskan bahwa dukun meminta restu dan meminta rida Allah. Kata dan rida Allah agar mantra yang ia Bismillahhirohmanhirohhim secara ucapkan memberikan efek kepada anak langsung menjelaskan bahwa seorang perempuan tersebut sesuai keinginan dukun memohon kepada Allah untuk dukun. memberikan restu agar mantra yang akan Mantra Langir dibacakannya dapat memberikan efek Makna yang terdapat dalam mantra kepada anak perempuan sesuai keinganan langir yaitu makna keagamaan atau religi. dukun. Hal tersebut terlihat pada kata Kata selanjutnya yang Bismillahhirohmanhirohhim yang artinya menunjukkan nilai keagamaan atau religi dengan menyebut nama Allah yang maha terdapat pada kata semue dari Allah. pengasih lagi maah penyayang. Kata Dukun mengakui segala sesuatu yang ada tersebut diucapkan dukun pada permulaan di bumi termasuk kehidupan manusia membacakan mantra langir yang adalah milik Allah. Allah adalah pencipta dimaksudkan untuk menghormati Allah semesta dan yang memberikan kehidupan dan meminta rida Allah. Kata kepada manusia, maka segala sesuatunya Bismillahhirohmanhirohhim secara

5 langsung menjelaskan bahwa seorang yang mampu melindungi makhluknya dari dukun memohon kepada Allah untuk kejahatan. memberikan restu agar mantra yang akan Makna Mantra Besiram Kelima dibacakannya dapat memberikan efek Makna yang terdapat dalam mantra kepada anak perempuan sesuai keinganan besiram kelima yaitu makna keagamaan dukun. dan makna kepribadian. Makna keagamaan Makna Mantra Besiram Pertama dapat diketahui dari kata turut dengan Makna yang terdapat dalam mantra kodrat Allah yang mempunyai arti besiram pertama ini yaitu makna kekuasaan dan kehendak Allah yang harus keagamaan atau religi, mantra tersebut dipatuhi. Sebagai manusia yang beriman, terdapat kata Asalamualaikum yang berarti manusia harus patuh dengan ketentuan- keselamatan untukmu. Pada akhir ketentuan Allah. pembacaan mantra juga terdapat kata Makna kepribadian dapat dilihat Lailahaillallah yang artinya tiada Tuhan dari kata liuklah atimu, rahman, dan selain Allah. Dari kedua kata tersebut rahim. Kata liuk mempunyai arti sikap dan dapat disimpulkan bahwa dukun meminta tutur kata yang lemah lembut dan kata keselamatan untuk anak perempuan yang rahman dan rahim artinya sifat kasih sedang berasah hanya kepada Allah, sayang kepada sesama manusia, bahkan karena tidak ada tempat meminta selain kepada hewan dan tumbuhan. Dalam Allah dan tidak ada pula yang mampu menjalin hubungan dengan orang lain memberikan keselamatan bagi manusia ketiga sifat ini sangat diperlukan, karena kecuali Allah. dengan adanya sifat tersebut manusia dapat Makna Mantra Besiram Kedua menjaga tingkah lakunya, memaafkan Makna yang terdapat dalam mantra kesalahan orang lain, dan menolong orang besiram kedua ini yaitu makna keagamaan yang mendapat musibah. atau religi, hal tersebut dapat dilihat dari Implementasi pembelajaran mantra kata dudok di atas kursi Allah yang berarti berasah di sekolah dibagi dalam tiga duduk diantara dua sujud dalam salat atau pembahasan yaitu sebagai bahan disebut juga iftirasy. Saat pelaksanaan pembelajaran sastra, rencana implementasi besiram, perempuan akan duduk seperti dan contoh Rencana Pelaksanaan duduk diantara dua sujud, hal ini Pembelajaran (RPP). Berikut pemaparan membukuktikan bahwa pelaksanaan ketiga pembahasan tersebut. tersebut didasari dengan nilai-nilai Mantra dalam tradisi Berasah digunakan keagamaan atau nilai religi. sebagai bahan pembelajaran sastra. Makna Mantra Besiram Keempat Mantra dalam tradisi berasah dapat Makna yang terdapat dalam mantra dijadikan bahan dalam pembelajaran besiram keempat yaitu makna keagamaan bahasa dan sastra Indonesia di sekolah atau religi, mantra tersebut terdapat kata dengan alasan sebagai berikut. Lailahaillallah yang artinya tiada Tuhan Ditinjau dari Kurikulum selain Allah. Dengan kata Lailahaillallah Kurikulum adalah seperangkat dukun meminta kepada Allah agar rencana dan pengaturan mengenai tujuan, perempuan yang sedang berasah selalu isi, dan bahan pelajaran serta cara yang dalam lindungan-Nya, terhindar dari digunakan sebagai pedoman gangguan manusia dan gangguan dari penyelenggaraan kegiatan pembelajaran makhluk gaib. Hanya kepada Allah untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. manusia bisa meminta dan hanya Allah Menurut UU No. 20 Tahun 2003,

6 kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum kebudayaan lokal yang terkandung dalam yang dikembangkan untuk meningkatkan mantra tradisi berasah tersebut. dan menyeimbangkan kemampuan soft Mengembangkan Kreativitas skills dan hard skills yang berupa sikap, Pembelajaran sastra dapat keterampilan, dan pengetahuan. dikembangkan berdasarkan kecakapan Jika dilihat dari aspek kurikulum siswa baik melalui panca indera, penalaran, 2013, pembelajaran mengenai puisi sikap afektif, sosial, dan religius. tertuang dalam silabus mata pelajaran Menunjang Pembentukan Kepribadian Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII Pembelajaran mantra diharapkan semester ganjil melalui Kompetensi Dasar dapat memberikan efek yang positif (KD) 3.7. Mengidentifikasi unsur-unsur terhadap kepribadian siswa. pembangun teks puisi yang diperdengarkan Dilihat dari Aspek Pemilihan Bahan dan dibaca. 4.7. Menyimpulkan unsur- Ajar unsur pembangun dan makna teks pusi Terdapat tiga kriteria umum dalam yang diperdengarkan dan dibaca. Oleh pemilihan bahan pembelajaran sastra yaitu karena itu, hasil penelitian tentang simbol bahasa, psikologi/kejiwaan, dan latar dan makna mantra berasah ini relevan dan belakang budaya. dapat dijadikan bahan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sesuai standar SIMPULAN DAN SARAN isi pada kurikulum 2013. Simpulan Ditinjau dari Tujuan Pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian dan Pembelajaran sastra bertujuan penganalisisan terhadap mantra berasah mengembangkan kepekaan siswa terhadap masyarakat desa Riam Bunut kecamatan nilai indriawi, nilai akali, nilai afektif, nilai Sungai Luar kabupaten Ketapang dapat keagamaan, dan nilai sosial secara sendiri- diambil kesimpulan sebagai berikut. sendiri atau gabungan dari keseluruhan itu, Simbol dalam mantra berasah sebagaimana tercermin dalam karya sastra. Simbol yang terdapat dalam dalam bentuk yang paling sederhana, sembilan mantra berasah tersebut yakni, pembinaan apresiasi sastra bertujuan untuk (1) basmalah, arang itam, darah, daging, membekali siswa dengan keterampilan tulang, apak dan umak dan simbol semue mendengarkan, membaca, menulis, dan pada mantra bercukur, (2) simbol fatahan- berbicara tentang sastra. fatahan, pontak-panting, kucol lidah dan Pembelajaran sastra dapat kucol gigi pada mantra air kelapa, (3) membantu pendidikan secara utuh apabila simbol ) nur, turak-turak, surya dan mencakup empat tujuan utama sebagai lailahaillallah pada mantra tempungas, (4) berikut. simbol bueh, puteh, itam, luroh, subor, Melatih Keterampilan Berbahasa dan sindi pada mantra langir ,(5) simbol Melalui pembelajaran sastra, siswa asalamualaikum, Nur Liah dan nyawenye dapat melatih keterampilan berbahasa yang pada mantra besiram pertama, (6) simbol meliputi keterampilan menyimak, suci, bening, dudok, kursi, siti, dan berbicara, membaca, dan menulis teks pada mantra besiram kedua, (7) simbol sastra. gunong, gambang, angin, dan aik pada Sikap Peka terhadap Kebudayaan Lokal mantra besiram ketiga, (8) simbol seribuji, Melalui pembelajaran sastra selamun sani, kamang, bute, selewah dan diharapkan siswa dapat lebih peka terhadap lailahaillallah pada mantra besiram nilai-nilai luhur suatu budaya termasuklah keempat, (9) simbol kate, kodrat, liuk,

7 rahman, rahim dan tunjokkan pada mantra Faruk. 2014. Metode Penelitian Sastra. besiram kelima. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Makna yang terdapat dalam mantra Hoed, Benny H. 2011. Semiotik dan berasah Dinamika Sosial Budaya. Jakarta: Makna yang terdapat dalam mantra Komunitas Bambu. berasah yaitu makna keagamaan atau religi Hutomo, Suripan Sadi. 1991. Mutiara yang dan makna kepribadian. Hasil penelitian Terlupakan. Surabaya: Himpunan mantra berasah dapat diimplementasikan Sarjana Kesusastraan Indonesia. pada pembelajaran bahasa dan sastra Jabrohim, 2015. Teori Penelitian Sastra. Indonesia di sekolah yakni mengambil Yogyakarta: Pustaka Pelajar. kompetensi dasar 3.7 mengidentifikasi Mahsun. 2013. Metode Peneltian unsur-unsur pembangun puisi lama yang Bahasa. Jakarta: Rajawali Pers. dibaca dan didengar dengan indikator Martono. 2009. Ekpresi Puitik Puisi menentukan unsur-unsur pembangun teks Munawar Kalahan. Pontianak: puisi lama yang dibaca dan didengar serta STAIN Pontianak Press. menjelaskan unsur-unsur pembangun teks Mihardja, Ratih. 2015. Satra Indonesia. puisi lama yang dibaca dan didengar. Jakarta: Laskar . Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Saran Kualitatif. Bandung: Remaja Berdasarkan hasil analisis yang telah Rosdakarya. peneliti lakukan, ada beberapa saran yang Mulyasa, E. 2014. Guru dalam peneliti sampaikan. Adapun saran-saran Implementasi Kurikulum 2013. tersebut yaitu peneliti berharap penelitian Bandung: PT Remaja Rosdakarya. ini dapat dilanjutkan karena penelitian ini Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. hanya membahas tentang simbol dan Pengkajian Puisi. Yogyakarta: makna saja. Jadi masih banyak aspek- Gadjah Mada University Press. aspek yang lain yang dapat diteliti guna Pradopo, Rachmat Djoko. 1995. Beberapa menyempurnakan analisis terhadap mantra Teori Sastra, Metode Kritik, dan berasah desa Riam Bunut kecamatan Penerapannya. Yogyakarta. Pustaka Sungai Laur kabupaten Ketapang. Hasil Pelajar. penelitian ini dapat digunakan sebagai Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain bahan ajar oleh guru bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menyampaikan materi puisi lama. dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Pemilihan bahan ajar yang dekat dengan Bumi Aksara. siswa dapat mempermudah guru. Ratna, Nyoman Kutha.2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. DAFTAR RUJUKAN Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arsyad, Azhar. 2014. Media Syam, Christanto. 2010. Pengantar Ke Pembelajaran. Jakarta: PT Rajawali Arah Studi Sastra Daerah. Pers. Pontianak: FKIP Untan. Berger, Arthur Asa. 2010. Pengantar Waluyo, Herman J. 1989. Teori dan Semiotika. Yogyakarta. Tiara Apresiasi Puisi. Surakarta: Erlangga. Wacana. Wellek, Rene, dan Warren, Austin. 1980. Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Penelitian Sastra. Yogyakarta. CAPS. Gramedia.

8

9