Penghargaan Kebudayaan Tahun 2015
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PENGHARGAAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015 Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015 TIM PENYUSUN PROFIL PENERIMA PENGHARGAAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015 Pengarah Kacung Marijan Penanggung Jawab Dyah Chitraria Liestyati Penulis Binsar Simanullang Citra Smara Dewi Dewi Nova Dita Darfianti Dyah Chitraria Liestyati Mohamad Atqa Willy Hangguman Kameramen Franky Maxi Kiswanto M. Soleh Rulli Fotografer Dede Semiawan Denison Wisaksono Desy Wulandari Rahmat Gunawan Retno Raswati Yoki R. Priantoko Editor M. Yoesoev (Teks) Siti Turmini Kusniah (visual) Sekretariat dan Pengolah Data Haris Liza Ariesta M Desain Cover & Layout Nicholas Wila Adi (Red Studio Desain) Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KATA PENGANTAR Hakikat suatu kebudayaan yang diperoleh melalui proses belajar, mencakup seluruh tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Eksistensi kebudayaan bergantung pada peranserta dan kepedulian masyarakat, baik secara individual maupun kelompok. Dalam berbagai kondisi, perubahan yang terjadi di tengah masyarakat ditentukan oleh political will semua pihak untuk menjaga nilai – nilai budaya bangsa sebagai acuan dalam merespon perubahan tersebut. Dari sisi pemerintah, kebijakan pengembangan kebudayaan diarahkan pada terciptanya iklim yang kondusif bagi pembangunan kebudayaan. Bagaimana meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat Indonesia terhadap nilai – nilai budaya yang tumbuh di seluruh nusantara, diharapkan menjadi dasar pembangunan berwawasan kebudayaan. Program apresiasi, bukan sekedar ajang pertemuan, lebih dari itu merupakan proses pertukaran pengetahuan, keterampilan dari pengalaman seseorang kepada orang lain. Di dalamnya terkandung penilaian, pengenalan melalui perasaan, kepekaan batin, pengakuan terhadap nilai – nilai keindahan yang diungkapkan oleh seseorang dalam penciptaan suatu karya. Melalui program apresiasi ini, orang lain mendapatkan wacana baru untuk lebih mengerti, memahami, mengenali tokoh, karya dan proses berkarya. Dalam konteks ini, diharapkan terbangun kesadaran kolektif. Kita dapat menyaksikan kesungguhan dari penikmat karya melalui penjiwaan yang benar – benar dalam menilai, menghargai, menghayati suatu karya, sekaligus bertemu dengan tokoh baik secara individual maupun komunitas dan lembaga yang patut diteladani. Ada dua jenis penghargaan kebudayaan. Pertama yang diberikan langsung oleh Presiden berdasarkan usulan kepada Sekretariat Negara untuk Penerima Tanda Kehormatan, baik untuk Bintang Mahaputera Utama, Bintang Budaya Parama Dharma, maupun Satyalancana Kebudayaan. Kedua, Penghargaan Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Cq Direktorat Jenderal Kebudayaan, dengan 7 kategori, yaitu Pencipta, Pelopor dan Pembaru; Pelestari; Anak dan Remaja, Maestro Seni Tradisi, Pemerintah Daerah, Media, Komunitas dan Perorangan Asing. Khusus 4 kategori terakhir merupakan kategori baru tahun 2015. Prosedur dan mekanisme dua penghargaan kebudayaan ini tidak sama. Untuk memperoleh Gelar Tanda Kehormatan, ada tim penilai internal yang dibentuk melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan tim dari Dewan Tanda Kehormatan yang dibentuk berdasarkan SK Presiden. Setelah diseleksi oleh tim internal, dilakukan verifikasi oleh instansi berwenang, yaitu Badan Intelegen Nasional, Kejaksaan Agung, dan Kepolisian RI. Kemudian diproses lebih lanjut oleh Dewan Tanda Kehormatan untuk selanjutnya diberikan kepada Presiden. Dalam hal ini, Presiden dapat saja menolak, atau menyetujui. Sedangkan untuk penghargaan kebudayaan, Tim Penilai yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, melakukan penilaian terhadap masing – masing calon setelah proses seleksi awal oleh Sekretariat, selanjutnya verifikasi data langsung ke lapangan sebagai bahan penetapan berdasarkan Surat Keputusan Penetapan Penerima Penghargaan Kebudayaan. Untuk tahun 2015 penerima penghargaan dari Presiden terdiri atas kelas Mahaputera Utama adalah 1 orang, Kelas Bintang Budaya Parama Dharma berjumlah 3 orang, sedangkan untuk kelas Satyalancana Kebudayaan berjumlah 9 orang. Penghargaan Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berjumlah 43 orang, terdiri atas Kategori Pencipta, Pelopor dan Pembaru berjumlah 11 orang, Pelestari berjumlah 10 orang, Anak dan Remaja berjumlah 5 orang, Maestro Seni Tradisi berjumlah 5 orang, termasuk 12 penghargaan untuk 4 kategori yang baru, yaitu. Pemerintah Daerah. Diberikan kepada 3 Pemerintah Daerah: Kabupaten atau Kota yang memiliki dan mengelola sumber daya alam dan budaya secara kreatif, berkeseimbangan, dan berkelanjutan yang melibatkan partisipasi masyarakat sehingga berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat dan menginspirasi masyarakat luas. Media. Diberikan kepada 3 institusi baik media cetak, media elektronik (radio dan televisi) yang memiliki kepedulian terhadap kebudayaan. Komunitas. Ditekankan kepada 3 komunitas yang memiliki jaringan sosial dan keterlibatan masyarakat di dalamnya yang lebih bersifat independen. Selain itu, komunitas memiliki tokoh atau inisiator yang dikenal luas, serta kegiatannya tidak terpaku pada satu bidang kebudayaan saja . Perorangan Asing. Diberikan kepada 3 perorangan asing di bidang sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya, ilmu pengetahuan tentang Indonesia, dan bidang-bidang lain yang bermanfaat besar bagi bangsa dan negara Indonesia. Terkait dengan penerima penghargaan kebudayaan ini, setiap tokoh atau lembaga yang mendapatkan penghargaan memiliki keistimewaan karya yang cukup bervariatif, mencakup ide/gagasan/pikiran dan pengetahuan yang sampai sekarang masih digunakan; pengetahuan tradisi yang tertuang dalam karya – karya sastra baik tertulis maupun lisan, perwujudan ekspresi, seperti tarian, musik, lukisan, patung, keramik, desain grafis maupun karya dalam bentuk fisik, seperti bangunan, gedung, yang diantaranya bersifat monumental. Mereka semua adalah tokoh dan lembaga yang patut dihargai, karena memiliki keteladanan dan prestasi sesuai dengan karakternya masing – masing. Untuk itu patut didokumentasikan dan dibuatkan profil masing – masing sebagai inspirasi bagi kita semua. Sebagai sebuah proses, hal yang patut digarisbawahi selama tiga tahun terakhir adalah semakin banyaknya wakil pemangku kepentingan yang terlibat dan dilibatkan dalam penyelenggaraan program dan kegiatan apresiasi yang diharapkan semakin mendekati harapan masyarakat. Kepedulian masyarakat terhadap kebudayaan merupakan kunci pokok dalam penguatan karakter bangsa, jatidiri dan identitas budaya bangsa. Selamat kepada penerima Penghargaan Kebudayaan Tahun 2015. Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI SAMBUTAN SELINTAS TENTANG APRESIASI TIM PENILAI PROFIL PENERIMA Tanda Kehormatan Kelas Bintang Mahaputera Utama . Franz Magnis Suseno, Rohaniawan, Pemikir Lintas Agama, Filsuf dan Budayawan Tanda Kehormatan Kelas Bintang Budaya Parama Dharma . Goenawan Susatyo Mohamad, Sastrawan/Jurnalis/Pendiri Majalah Berita Tempo . Petrus Josephus Zoetmulder (alm) Pakar Sastra Jawa Kuno . KPH Notoprojo atau Ki Tjokrowasito (alm.) Empu Karawitan Tanda Kehormatan Kelas Satyalancana Kebudayaan . Augustin Sibarani (alm.) Karikaturis Sosial - Politik . Hildawati Sumantri (alm.) Seniman Keramik Kontemporer . I Nyoman Tjokot (alm.) Perupa, Pembaharu Seni Patung Bali . Josef Prijotomo, Perintis Arsitektur Nusantara . Kotot Sukardi (alm.) Perintis Pembuatan Film anak-anak . Moh Sjafe’i (alm.) Perintis Pendidikan Seni dan Keterampilan . M. Junus Melalatoa (alm.) Penyusun ensiklopedi Suku Bangsa Indonesia. Sauti (alm.) Pencipta Tari Serampang Dua Belas . Suryo Sumanto (alm.) Perintis Perfilman Indonesia Kategori Pencipta, Pelopor, dan Pembaru . Ananda Sukarlan, Pianis dan Komponis Musik . Avip Priatna, Konduktor Musik dan Pelopor Aransemen Paduan Suara . FrIederich Silaban, Perintis Arsitektur Kontemporer . Irvan Noe’man (alm.), Pelopor Pengembangan Ekonomi Kreatif . Marga T., Pelopor penulisan sastra popular Indonesia . Marselli Sumarno,Kritikus dan Penulis Skenario Film . Oscar Mutuloh, Pelopor Fotografi Jurnalistik . Saini Kosim, Sastrawan, Pembaru Teater Modern berdasarkan tradisi Teater Sunda . Sitor Situmorang (alm.), Sastrawan, Penyair dan Pembaru Sastra . Syahrinur Prinka (alm.), Ilustrator dan Pelopor Infografis . Wa Ode Siti Marwiah Sipala, Koreografer dan Peneliti Tari Kategori Pelestari . Agus Nuramal (Agus Pm Toh), Penerus Tradisi Lisan Aceh . Anna Kumari, Pelestari Seni dan Budaya Palembang, . Hayatunufus Tobing, Ahli Kuliner Tradisional DKI Jakarta . Muhammad Djafar, Perajin Perahu tradisional Pa’dewakang . Ni Ketut Arini, Pelestari Tari Bali Klasik . Semuel Laufa, Pelestari Budaya Alor NTT . Saur Marlina Manurung (Butet Manurung), Perintis dan Pelaku Pendidikan Alternatif Bagi Masyarakat Terasing . Viani Subiyat, Koreografer dan Pelestari Tari Papua. Vincentius Kirdjito, Pelestari Tradisi dan Ritus Alam . Yahya Andi Saputra, Seniman Tradisi Lisan dan Pelestari Budaya Betawi Kategori Anak dan Remaja . Bathara Saverigadi Dewandoro, Penari dan Koreografer Tari Tradisional . Elan Saputra Merdeka, Pelukis Muda Berbakat . Putri Yumna Salsabila Uphadana, Pelukis Muda Berprestasi . Sherina Salsabila, Penulis Remaja yang Produktif . Vicky Wahyu Hermawan Ramadhan, Penari dan Dalang Cilik Kategori Maestro Seni Tradisi . Abdul Wahab Lihu, Penutur Tuja’i, Seni Tradisi Lisan Gorontalo . Arang Imang, Pemain