Peran Yusril Ihza Mahendra Dalam Partai Bulan Bintang
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PERAN YUSRIL IHZA MAHENDRA DALAM PARTAI BULAN BINTANG DI INDONESIA PADA TAHUN 1998-2009 Neneng Komariah 106022000915 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 ABSTRAK NENENG KOMARIAH Peran Yusril Ihza Mahendra dalam Partai Bulan Bintang di Indonesia pada Tahun 1998-2009 Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, lahir di Manggar pada 5 Februari 1956, merupakan seorang Politisi di Indonesia, dan Yusril pun merupakan seorang sosok elit Islam Modernis yang memiliki potensi untuk melanjutkan pokok pemikiran Mohammad Natsir. Yusril yang sudah aktif berorganisasi sejak sekolah menengah pertama sampai menjadi mahasiswa, tidak dapat dipungkiri lagi jiwa kepemimpinannya memang sudah ada sejak dini. Peran Yusril Ihza Mahendra dalam memajukan Partai Bulan Bintang sangatlah terlihat pada Pemilu tahun 1999 dan juga pada tahun 2004, dimana pada 2 kali Pemilu ini banyak para Tokoh Partai Bulan Bintang yang menduduki kursi Parlementer, dan ini merupakan bukti dari peran Yusril Ihza Mahendra. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana kiprah dan peran Yusril Ihza Mahendra dalam Partai Bulan Bintang, terhitung sejak tahun 1998-2009, kemajuan apa yang sudah dicapai Partai Bulan Bintang sejak era kepemimpinan Yusril Ihza Mahendra. i KATA PENGANTAR Dengan nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji dan syukur bagi ALLAH SWT seru sekalian alam dengan segala rahmatNya. Shalawat serta salam tak lupa juga penulis sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa seluruh umatnya kepada pengetahuan serta semangat untuk mencari luasnya ilmu di Dunia ini, beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para tabiinnya. Skripsi yang berjudul Peran Yusril Ihza Mahendra Dalam Partai Bulan Bintang di Indonesia Pada Tahun 1998-2009, Alhamdulillah telah mampu penulis rampungkan, banyak harapan penulis dalam skripsi ini agar bermanfaat bagi banyak orang yang membacanya. Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan berkat bantuan beberapa pihak baik secara moril maupun materil, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak sekali membantu, dan ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada: 1. Dr. H. Abd Wahid Hasyim M.Ag selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. H. M. Ma’ruf Misbah MA, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam dan Shalikatus Sa’diyah, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Drs. Saidun Derani, MA, selaku dosen pembimbing yang tak pernah lelah membimbing dan memberikan saran, nasehat, bahkan selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini, terima kasih banyak pak. ii 4. Untuk kedua orang tuaku, yang selalu mendoakan penulis dalam setiap aktifitas akademisi, yang selalu meberikan dukungan baik moril maupun materil, Ayahanda ( Jayusman, S.Sos ) yang selalu sabar menanti kelulusan anak keduanya ini, Ibunda ( Nining ) yang selalu menasehati penulis, Ayah Bunda terima kasih banyak, atas jerih payah kalian berdualah, penulis dapat menyelesaikan kuliah ini. Penulispun tak lupa mengucapkan terima kasih pada kakak dan adik-adik penulis H. M. Harun, Lc, Susilawati, Siti Nur Aida, dan juga Putri Khoitunnisa, mereka telah memberikan semangat kepada penulis. 5. Untuk yang terhormat Bapak Prof. DR. Yusril Ihza Mahendra, SH yang telah meluangkan waktunya untuk wawancara di kantornya, terima kasih atas jawaban yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Terima kasih penulis ucapkan kepada DR. Ahmad Sumargono, SE, MM, yang telah meluangkan waktunya untuk wawancara di rumah kediamannya, terima kasih atas jawaban-jawabannya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Terima kasih penulis ucapkan kepada H. M. Syarifien Maloko, SH., M.Si, yang telah meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh penulis. 8. Terima kasih penulis ucapkan kepada Drs. Jurhum Lantong yang telah meluangkan waktunya untuk mengatur pertemuan penulis dengan nara iii sumber utama, sehingga penulis bertemu dan berhasil mewawancarai nara sumber. 9. Penulis ucapkan terima kasih kepada KMS. ANdi Mardiansyah, S.Hi, dan Rahmat Muslim, S.Hi, ka miming, ka liyus, ka sigit, ka guswin, yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi. 10. Seluruh pegawai Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Pasca Sarjana UIN Syari Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, dan kepada pengurus Partai Bulan Bintang dalam pengumpulan dokumen untuk skripsi. Ciputat, 06 Agustus 2011 Neneng Komariah iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan Agama yang paling banyak dianut di Indonesia, dan apabila kita membicarakan politik di Indonesia dengan mengkaitkan Islam maka memang benar bahwasanya politik di Indonesia tidak lepas dari Islam, karena Islam merupakan Agama dominan di Indonesia, dan Islam pun merupakan unsur terpenting dalam politik, dan dalam kebudayaan Indonesia pun, Islam mempengaruhinya.1 Politik Islam kembali secara besar-besaran sejak Soeharto meletakan jabatannya sebagai Presiden ke dua Republik Indonesia. Hampir setengah dari 48 partai yang di umumkan memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum tahun 1999 dapat disebut sebagai partai yang bercorak Islam. Bukan hanya jatuhnya Soeharto atau lengsernya masa Orde Baru dari kekukasaannya sebagai Presiden pada bulan mei 1998, menyusulnya krisis keuangan dan krisis ekonomi di Indonesia mengantar suatu tahapan baru dalam sejarah Indonesia. Tahapan baru ini tidak saja ditandai oleh pergantian kekuasaan dari Soeharto ke BJ.Habibie, wakil presidennya, tetapi lebih penting lagi ditandai oleh jumlah perubahan penting yang terjadi setelah pelantikan Habibie sebagai Presiden. Salah satu dari perubahan yang paling jelas adalah munculnya berbagai partai Islam setelah Habibie dengan resmi memutuskan untuk menghapus sistem tiga partai yang di paksakan oleh Soeharto. Pembentukan partai-partai Islam 1 M. Din Syamsuddin, Islam dan Politik Era Orde Baru, (PT Logos Wacana Ilmu, Ciputat), 2001. h 21-23 1 2 bertambah momentumnya dengan penghapusan Undang-Undang Organisasi Masa tahun 1985 yang mewajibkan semua organisasi untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya dasar ideologi organisasinya. Tanpa kewajiban hukum seperti itu masuk akal bila banyak orang muslim ingin menjadi Islam kembali sebagai dasar partai politik mereka.2 Perubahan-perubahan ini membuat 141 partai, termasuk sekitar 40 partai- partai Islam, resmi mendaftar ke Departemen Kehakiman untuk mengikuti pemilihan umum bulan juni 1999. Setelah diseleksi oleh Tim11, yaitu panitia yang dipercayai untuk menyeleksi partai-partai politik yang akan ikut bertanding dalam pemilihan umum, 48 partai-di mana sekitar 20 adalah partai Islamdi nyatakan memenuhi syarat untuk ikut ambil bagian, dan jumlah ini jauh lebih besar dari 10 partai Islam yag ikut berpatisipasi dalam pemilihan umum tahun 1955. Akan tetapi di sini kita harus menggaris bawahi tentang partai Islam, Partai Islam di sini ialah paling tidak ada Dua unsur yang menjadi tanda apakah sebuah partai dapat disebut Islam, pertama dalam dokumentasi mereka. Banyak hal partai seperti itu secara resmi memakai Islam sebagai dasar ideologi mereka. Contohnya seperti partai PPP, PKB, PBB. Kedua dalam kasus tertentu partai- partai Islam tetap memakai Pancasila sebagai dasar ideologinya tetapi pada saat yang sama juga menggunakan simbol-simbol lain yang berhubungan dengan Islam. Seiring Soeharto turun dari kepemimpinan Presiden, dan digantikan oleh 2 Chris Manning dan peter van Diermen. Indonesia Di Tengah Transisi’’Aspek-aspek Sosial dari Reformasi dan Krisis’ LKIS 2000 3 BJ Habibie dengan berganti kepada Era Reformasi yang di gembor-gemborkan. Perubahan pun semakin jelas ketika gerakan Reformasi pemerintahan BJ Habibie memberikan sebuah peluang kebebasan terhadap Islam dan hal inilah yang memacu banyaknya partai Islam bermunculan dan secara tidak langsung ada alasan lain lagi, kenapa partai Islam bisa timbul dengan begitu banyak setelah runtuhnya orde baru. Sejak BJ Habibie naik menjadi Presiden ada beberapa poin penting, yang mana berhubungan dengan perubahan di antaranya perubahan di bidang politik, dengan disahkannya beberapa Undang-Undang tentang partai dan inilah bagian dari perubahan perundang-undangan: 1. UU Nomor 2 tahun 1999 tentang partai Islam. 2. UU Nomor 3tahun 1999 tentang pemilihan umum. 3. UU Nomor 4tahun 1999 tentang MPR dan DPR Itulah sebabnya setelah setahun Reformasi berjalan, pemilihan umum dilaksanakan. Para pesertanya tidak lagi tiga kontestan{PPP,PDI,GORKAR} seperti masa Orde Baru, akan tetapi itu semua menjadikan membengkaknya partai-partai termasuk Islam menjadi banyak yang ikut dalam bursa pemilu dan tidak kurang dari 100 partai politik yang tumbuh yang mana didalamnnya sudah ada partai Islam yang mendirikan sebagai partai peserta pemilu.3 Akan tetapi ini merupakan sebuah momentum dalam perkembangan politik di Indonesia setelah timbulnya Era Reformasi yang pada akhirnya bermunculanya partai-partai baru menghapuskan sistim tiga partai politik yang 3 Drs.H.inu kencana syafiie,M.si.sistem politik Indonesia. Refika aditama bandumg 2005 4 sudah bercokol selama hampir kurang tiga puluh tahun lamanya di Indonesia. Sekalipun ini sebagai sejarah berjalannya perjalanan politik partai Islam dengan naiknya Gusdur menjadi Presiden pada tahun 1999 yang pada waktu itu kenaikannya masih mengalami pro dan kontra setidaknya menjadi angin segar