<<

Lingua XV (1) (2019) LINGUA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Terakreditasi Sinta 3 berdasarkan Keputusan Dirjend Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristek Dikti No 21/E/KPT/2018 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/lingua

Identitas dan Representasi: Karakter Lothar dan Lobo dalam Komik Amerika

Tisna Prabasmoro Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Jln. Raya Bandung-Sumedang KM 21 Jatinangor, Sumedang Jawa Barat, Indonesia Telepon (022)7796482 Faksimile (022) 7796482

Info Artikel Abstrak

Sejarah artikel: Komik bergenre jawara adidaya dapat menjadi sumber inspirasi dan Diterima mendemonstrasikan penanda moral yang berfaedah bagi masyarakat. Mengabaikan September 2018 beberapa aspek identitas yang problematis akan menjauhkan usaha-usaha konstruktif Disetujui yang diperlukan. Sementara penggambaran karakter perempuan, kelompok minoritas, dan homoseksual terus meningkat dari waktu ke waktu dalam hal representasi dan Desember 2018 karakterisasi nonstereotip, kontrol baku karakter jawara adidaya tetap saja berkulit Dipublikasikan putih. Karakter dari kelompok minoritas yang muncul di era awal buku komik Januari 2019 Amerika diperankan sebagai penjahat, bukan jawara adidaya/pahlawan. Penelitian ini menceritakan dan mengkaji representasi rasial dan perusakan budaya jawara Kata Kunci: adidaya berkulit hitam bernama Lothar dan Lobo yang muncul pada komik-komik identitas; perdana jawara adidaya Amerika. Penelitian ini berargumen bahwa representasi representasi; berfungsi sebagai templat untuk menggambarkan bagaimana jawara adidaya yang jawara adidaya; tidak berwarna kulit putih terus menerus tidak dihargai dan dikendalikan terlepas Lothar; Lobo dari ingatan kolektif mereka yang dalam perspektif sejarahnya sangat kompleks. Bagian akhir penelitian ini menunjukkan bahwa Lothar dan Lobo secara retoris Keyword: mengalami perlakuan rasis agar tetap berterima dengan denyut konsep-konsep identity; supremasi. representation; ; Lothar; Lobo Abstract

The superhero genre comics can be inspirational and demonstrate moral codes that benefit society. To ignore some of the problematic aspects of identity of the genre would prevent necessary correctives from taking place. While the portrait of female, minority, and homosexual characters has improved through time in terms of representation and nonstereotypical characterizations, the default superhero remains a white character. Minority characters that appeared in the earlier eras of American comic books were much more likely to be villains than heroes. The research describes and anaylizes the racial representations and cultural destruction of colored superheroes named Lothar and Lobo from the earliest American comics. The research argues that representations provide a template for how colored superheroes are actively disvalued and controlled regardless of their collective memory authentic to their historically complex experience. Finally, it suggests that Lothar and Lobo are rhetorically racialized to better fit with with the basic premise of supremacy concepts.

(C) 2019 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

* Alamat korespondensi P-ISSN 1829 9342, E-ISSN 2549-3183 [email protected] 63 Lingua. Volume XV. Nomor 1. Januari 2019

PENDAHULUAN atau jenis teks lainnya, meskipun diciptakan Dalam perjalanan sejarahnya untuk alasan hiburan dan keuntungan, adalah hingga kini, komik telah dipublikasikan dan artefak budaya; representasi dari nilai-nilai, dipasarkan dalam berbagai genre dan bentuk mitos, ideologi dan asumsi budaya (Howard untuk memenuhi kebutuhan selera pembaca. & Jackson II, 2013). Sebagai karya yang Dari segi bentuk cetaknya, terdapat paling menjadi cerminan budaya, teks-teks tersebut tidak dua jenis format komik format: Strip dapat membantu penikmat karya dalam komik () dan (Chute, 2008, hal. 453). Beberapa dari sekian banyak atau ciri-ciri kepribadian kelompok-kelompok memperkenalkan karakter fisik, geografis genre komik yang paling banyak ditemukan lain sehingga masing-masing kelompok adalah jawara adidaya (superhero), manga, dapat memahami dan menghargai identitas science fiction/ kebudayaan yang berbeda dalam masyarakat laga, petualangan, horor, humor, dan romantis yang plural. Dan lagi-lagi, karya-karya yang fiksi ilmiah ( sci-fi), fantasi, (Witek, 1992) yang ditampilkan dalam gambar berperan penting dalam memfasilitasi dialog statis berwarna atau hitam putih dalam antar kebudayaan dalam dunia tersebut kerap penceritaan yang serius, kompleks, mengkritisi, dimonopoli oleh kekuatan kalangan yang lebih banyak dalam jumlah, mereka yang lebih kuat dari segi keuangan, atau bahkan oleh kelompok menghibur, atau filosofis seperti halnya pada ras yang dalam perjalanan sejarahnya berasal karya sastra atau film. Meskipun dibesarkan jawara adidaya menjadi sandaran imajinasi dari kelompok yang lebih superior. dalam karya-karya fiksi, karakter-karakter Di negara di mana kelompok warga lagi, dengan jenis yang beragam dan tema- berkulit hitam sering diabaikan atau tidak dan refleksi kebudayaan pembacanya. Terlebih tema yang mengilutrasikan kekuatan-kekuatan diakui dalam hubungannya dengan keberadaan pada jamannya, tidak mengherankan jika atau kontribusi dan perjalanan historis yang kemudian komik menarik perhatian pembaca membanggakan, penikmat karya berkulit dan peneliti. Menyebut beberapa penelitian, hitam justru menjadi kawatir ketika mereka komik dan dan jawara adidaya telah diteliti dalam beberapa perspektif: mitos (Ferrell, ditawarkan dan terus disebarkan namun mengartikulasikan representasi fiktif yang 2000), kejahatan dan kebudayaan (Phillips tidak berkesesuaian. Mereka juga menjadi & Strobl, 2006), identitas nasional (Dittmer, gugup dan berkarut ketika harus bercermin, 2012), perang dan propaganda (Dipaulo, mengeksplorasi, atau mengartikulasikan diri mereka di tengah-tengah kekuatan yang secara 2016) dan pendidikan dan komunikasi hegemonis mendesain dan mengatur pelbagai 2011), artefak kebudayaan (Kapetanović, (Spiegel, McQuillan, Halpin, Matuk, & Diamond, aspek kehidupan mereka. Untuk dengan cepat 2013). Namun demikian, penelitian-penelitian membuktikan hal ini, satu pertanyaan yang tersebut acap kali membahas karakter- kerap diajukan adalah: apa persamaan karakter- karakter jawara adidaya berkulit putih dan karakter jawara adidaya yang termasuk dalam tidak banyak penelitian yang secara khusus karakter komik arus utama (mainstream) membahas karakter-karakter jawara adidaya seperti , , , berkulit hitam. Hulk, dan Spiderman? Mereka semua berkulit Sebagai tambahan penting, karya- putih. Pun ketika penikmat komik yang tidak berkulit putih mencoba mencerna komik- karya kreatif seperti sastra, komik, kartun, film 64 Lingua. Volume XV. Nomor 1. Januari 2019 komik berkarakter jawara adidaya berkulit sebagai suatu usaha untuk dapat berimajinasi, hitam kebingungan adalah keniscayaan. Hal ini menemukan cerminan diri mereka, atau dapat terjadi karena dalam penyajian identitas memenuhi kebutuhan idolisme mereka. dan representasi kelompoknya oleh kelompok lain, baik secara sadar atau tidak sadar, para METODE sutradara/penulis/produse mencekoki Secara umum penelitian ini membahas pembacanya dengan banyak hal yang secara pentingnya komik sebagai karya yang umum justru mengirimkan pesan-pesan sosial memiliki potensi integral untuk menenun dan politis yang negatif atau, paling tidak, tidak narasi imajinatif pembaca dan menawarkan akurat. kemungkinan untuk melihat kepahlawanan Media massa yang juga seharusnya orang-orang berkulit hitam atau ‘Black “extending the rights of individuals and heroism’ seperti yang disebutkan oleh Bernier groups” (Klaus, 2009) tidak secara merata (2012). Secara khusus penelitian ini akan mempraktikkan hal tersebut. Beberapa membahas karakter jawara adidaya bernama informasi yang disajikan media massa Lothar dan Lobo dalam perspektif identitas dan hanya lebih cenderung ke arah penggiringan representasi. Dua karakter ini muncul dalam pendapat yang bermuara pada pembangunan sejarah awal komik Amerika dan diposisikan pemufakatan dan ‘power relations’ (Curran, sebagai karakter-karakter yang dipinggirkan 2012, hal. 110) golongan. Media massa terus Untuk sampai pada tujuan penulisan, menerus menyuguhkan tayangan-tayangan penelitian ini menggunakan metode deskriptif stereotip negatif dari kelompok masyarakat/ analisis yang membahas karakterisasi Lothar etnis/ ras tertentu secara , dan pada waktu dan Lobo melalui konsep-konsep identitas, yang sama menyajikan terlalu sedikit tayangan stereotip ras, dan politik ras dan representasi dari kelompok masyakat tertentu yang lainnya. yang dikaji oleh Plous dan Williams (1995), Kurangnya representasi pada media yang Cosby dan Poussaint (2009), Howard pada umumnya menimpa kelompok minoritas dan Jackson (2013), dan Fields (2018). adalah hasil dari suatu praktik yang dikenal Implementasi metode ini didukung oleh dengan istilah penghancuran/ pengabaian studi pustaka, yang pada praktiknya adalah simbolik atau symbolic annihilation (Gerbner & penelitian kepustakaan yang menganalisis Gross, 1976). data yang terdapat pada Mandrake the Direncanakan atau tidak, rasialisme Magician dan Lobo (terbitan perdana) dan muncul dalam cerita-cerita jawara adidaya menghubungkannya dengan konsep-konsep berkulit hitam dan karakter-karakter berkulit identitas untuk dapat memunculkan tafsiran hitam diciptakan dan disesuaikan dengan cerita dan mendedahkan konsep identitas dan konsep-konsep yang secara historis telah representasi pada komik tersebut. seperti menjadi stereotip yang baku. Beberapa Latar belakang pemilihan dan penulis mereplikasi representasi negatif dan pengaplikasian konsep-konsep pada penelitian karakter-karakter berkulit hitam menjadi ini adalah karena konsep-konsep tersebut memungkinkan pembacaan yang lebih jelas dan salah satu akibat, penikmat karya berkulit memberikan sumbangan yang lebih adil pada korban dalam dunia yang bahkan fiktif. Sebagai hitam menjadi berpaling kepada kelompok- studi subkultur, suara-suara yang marjinal dari kelompok lain, terutama yang berkuasa, budaya dominan, khususnya dalam hubungan

65 Lingua. Volume XV. Nomor 1. Januari 2019 warga berkulit putih dan hitam di Amerika. buku komik Amerika, Rhoades (2008, hal. Konsep-konsep tersebut juga memungkinkan 4) berpendapat bahwa sejumlah sejarawan eksplorasi karakter-karakter jawara adidaya membagi pembabakan menjadi 5 periode berkulit hitam. Melalui penelitian ini kemudian utama: Platinum (1897-1937), Emas/Golden dapat ditelusuri bahwa suatu karya merupakan (1938-1955), Perak/Silver (1956-1972), suatu usaha untuk tidak hanya ‘membunyikan’ Perunggu/Bronze (1973-1985), dan Modern suara-suara yang sebelumnya tidak (1986-sekarang). Dari awal perkembangannya, diartikulasikan – atau telah diartikulasikan dan melalui evolusi industri, kartun namun tidak tertangkap makna suara yang berkembang menjadi buku komik hingga teropresi tersebut – tetapi juga penegasan semarainya penciptaan karakter jawara kekuasan dan preservasi kultural masyarakat adidaya pada tahun 1938, khususnya oleh dua kulit putih melalui karya-karya kreatif. perusahaan besar yang merajai industri komik

HASIL DAN PEMBAHASAN DC Comics. dan film jawara adidaya Amerika: Marvel dan Komik Jawara Adidaya Amerika: Putih dan Hitam Beberapa sejarawan sepakat bahwa komik pertama di Amerika adalah komik terjemahan berjudul The Adventures of Mr. Obadiah Oldbuck karya seorang pengarang berasal dari Swiss yang mendapat julukan Bapak Buku Komik, Rodolphe Topffer (Grove, 2016; Kunzle, 2007). Komik yang dipublikasikan pada bulan September 1842 ini merupakan terjemahan dari Les Aventures de Monsieur (a) (b) Vieux-Bois yang awalnya dipublikasikan pada Gambar 1: Sampul Muka Komik Perdana tahun 1837 di Swiss dan merupakan suplemen Superman dan Batman sebuah majalah berformat surat kabar Brother (Sullivan, 2010) Jonathan yang diterbitkan oleh Wilson & Co. Menyebut beberapa komik Amerika di New York sejak tahun 1839 (Kunzle, 2007). terbesar, dari awal sejarahnya hingga masa Selanjutnya, Wilson & Co. menerbitkan The kini, tidak akan mungkin dilakukan dengan Strange Adventures of Bachelor Butterfly pada meninggalkan nama-nama komik jawara tahun 1846 (Gabilliet, 2010, hal. 3) yang adidaya berkulit putih. Beberapa nama yang juga merupakan hasil terjemahan dari karya hingga kini masih tetap tersimpan baik dalam Rodolphe Topffer berjudul Cryptogame (Kunzle, ingatan, meskipun diciptakan pada periode 2007, hal. 162). Pada tahun 1849, Journey to emas (1938-1955), adalah Superman ‘The the Gold Diggins yang ditulis oleh Jeremiah Man of Steel’ yang muncul pertama kali dalam Saddlebas dianggap sebagai buku komik serial Action Comic #1 pada bulan Juni 1938, Batman pertama di Amerika yang diketahui: “the earliest ‘The Caped Crisader’ dalam Detective Comics known American-created sequential comic #27 pada bulan Mei 1939 (lihat gambar 1), book” (Špruncová, 2014, hal. 15; Rhode, 2010). The dan the Submariner Dalam penulisan tentang sejarah

66 Lingua. Volume XV. Nomor 1. Januari 2019 dalam #1 pada bulan Oktober paling tidak salah satu dari kelompok awal, 1939, Captain Marvel dalam #2 yang memerangi kejahatan dan beranggotakan pada bulan Februari 1940, dan dalam karakter berkulit putih dan hitam. Karakter Detective Comics #38 pada bulan April 1940. Lothar ini akan dibahas lebih mendalam pada Hingga kini, pembaca media cetak dan pemirsa bagian tulisan selanjutnya. media elektronik juga masih dapat dengan jelas Penting untuk diketahui bahwa karakter mengingat dan menikmati The Incredible Hulk berkulit hitam yang muncul dalam sejarah yang awalnya dicetak pada The Incredible Hulk awal komik Amerika selanjutnya adalah Lobo. #1 Bulan Mei 1962, Spiderman dalam Amazing Pada tahun 1965 menerbitkan Fantasy #15 pada bulan Agustus 1962, dan Lobo, karakter sekaligus nama komik bertema Iron Man dalam Tales of Suspense #39 pada koboi/west (Bould, Butler, Roberts, & Vint, bulan March 1963 (Trushell, 2004, hal. 150; 2009). Diciptakan oleh Don Arneson and Bainbridge, 2007; Lee, 2012; Shepherd, 2016; Fradkin, Weschenfelder, & Yunes, 2016). Jawara American Wild West Hero’ (Strange, 2012, hal. , Lobo adalah ‘[t]he first African adidaya berkulit putih tersebut telah banyak menceritakan pengalaman-pengalaman 1) dan ‘the first coloured supernatural mereka kepada anak-anak di seluruh pelosok dunia yang tetap menikmati penceritaannya hingga mereka dewasa. Beberapa penelitian dan pengelola situs yang mengkhususkan kajian mereka pada sejarah komik Amerika berpendapat bahwa Mandrake the Magician adalah komik strip jawara adidaya pertama di Amerika, bahkan di dunia. Diciptakan oleh , Mandrake adalah karakter berkulit putih yang (a) (b) memerangi kejahatan yang dilakukan oleh Gambar 2: Sampul Muka Komik Lobo para bandit dan mahluk luar angkasa dengan (Cooper, 2018) kemampuannya melakukan teleportasi, cowboy in comics history who became the perubahan bentuk, telekinesis, dan hipnosis. protagonist of his own strip,’ (Pizzi, 2004, Yang penting menjadi catatan adalah komik hal. 387). Komik Lobo (lihat gambar 2) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1934 hanya bertahan dua serial, yaitu seri yang melalui harian Sunday Telegraph dan beberapa dipublikasikan pada Bulan Desember 1965 surat kabar di dunia (Carter, 2003; Gavaler, dan September 1966 (Bould, Butler, Roberts, 2014) ini menampilkan karakter jawara & Vint, 2009). Setelah Lobo, beberapa karakter adidaya berkulit hitam bernama Lothar yang jawara adidaya berkulit hitam menjadi selalu menemani Mandrake dalam membasmi ternama setelah kemunculalannya pada kejahataan. Sementara kemunculan Lothar komik-komik keluaran Marvel dan DC Comics. sendiri dapat dianggap sebagai kemunculan Secara kronologis beberapa karakter komik karakter berkulit hitam pada periode awal Amerika arus utama tersebut adalah The Black sejarah komik Amerika, duet Lothar dan Panther pada #52 tahun 1966, Mandrake dianggap sebagai tim pertama, atau The pada #117 tahun

67 Lingua. Volume XV. Nomor 1. Januari 2019

1969, pada Green Lantern #85 Lothar: Raja Penghamba tahun 1972, /Power Man pada Hero Meskipun muncul pada tahun yang for Hire #1 tahun 1972, Blade pada Tomb of hampir bersamaan dengan karakter komik Dracula #10 tahun 1973, Storm pada Giant-Size jawara adidaya berkulit putih, karakter- X-Men #1 tahun 1975, Black Lightning pada karakter berkulit hitam dalam awal Black Lightning #1 tahun 1977, dan Cyborg kemunculannya tidak mendapatkan posisi pada Comics Presents #26 tahun 1980 (Booker, dan apresiasi sebaik karakter-karakter jawara 2010; Ahmed, 2012; Duncan & Smith, 2013). adidaya berkulit putih. Karakter berkulit hitam Jika hanya dilihat dari kronologis sejarah yang kemunculannya dibarengi dengan jawara kemunculannya saja, memang seperti nampak adidaya berkulit putih direpresentasikan dalam keterwakilan yang seimbang antara karakter stereotip penghuni hutan dan diperankan jawara adidaya berkulit putih dan hitam. sebagai karakter pembantu atau pelengkap Namun, jika kita telisik lebih lanjut melalui satu yang tidak memiliki otoritas (umumnya disebut pertanyaan: apakah secara umum masyarakat dengan istilah sidekick) dibandingkan dengan mengenal atau mengingat Superman, Batman, karakter utamanya. Hulk, atau Spiderman sebaik mereka mengenal atau mengingat Lothar, Lobo, Luke Cage, sidekick ini. Dalam Mandrake the Magician Karakter Lothar memenuhi fitur Black Panther, atau The Falcon? Tentu saja Lothar digambarkan sebagai pria perkasa tidak, meskipun jawabannya bergantung pada berkulit hitam dan memakai baju seperti kulit masyarakat mana yang merespon. Namun binatang citah (cheetah) dan celana pendek demikian, dari satu sisi penentu lainnya, yaitu berwarna merah (lihat gambar 3). Meskipun dari jumlah kemunculan karakter-karakter Lothar adalah sebenarnya seorang pangeran The Seven Nations, Lothar justru meninggalkan serial televisi yang ditayangkan di seluruh posisi sebagainya calon raja tersebut dan justru jawara adidaya di film-film layar lebar dan dunia saja, sudah nampak ketidakseimbangan memilih mengabdikan dirinya membantu tersebut. Sebagai satu contoh mudah yang jawara adidaya Mandrake yang berkulit putih langsung dapat disepakati: sementara karakter dalam menegakkan keadilan. Dalam beberapa Superman telah muncul paling tidak 10 kali seri publikasi, Lothar pun direpresentasikan sebagai karakter yang tidak penting: tidak lebar dan menggunakan namanya sebagai banyak diberikan porsi berbicara, dan ketika kali sejak tahun 1948 dalam film-film layar berbicara Lothar menggunakan Bahasa Inggris yang dimunculkan pertama kali pada tahun dengan tata bahasa yang salah dan pilihan kata judul film layar lebar, karakter Black Panther 1966 sebagai karakter komik, baru muncul yang sederhana, layaknya bahasa pijin (pidgin). satu kali dalam layar lebar dan menggunakan

Ketidakseimbangan ini akan lebih jelas terlihat namanya sebagai judul film pada tahun 2018. dari penokohan karakter-karakter jawara adidaya berkulit hitam yang dimarjinalkan sebagaimana yang dibahas pada paragraf- paragraf selanjutnya.

68 Lingua. Volume XV. Nomor 1. Januari 2019

dengan dan mendahulukan perhambaan kepada karakter berkulit putih.

Lobo: Pembunuh yang Buron Harus diakui bahwa pada satu sisi karakter Lobo dalam terbitan komik yang hanya dua serial tersebut telah ditempatkan pada posisi yang lebih baik jika dibandingkan dengan karakter Lothar. Tidak seperti (a) (b) Lothar yang tidak terbit pada komik yang Gambar 3: Karakter Lothar dalam Mandrake menggunakan namanya dan hanya menjadi the Magician (Spry, 2018) karakter pembantu, Lobo dimunculkan dalam komik yang menggunakan namanya Dengan perkataan lain, kemunculan sendiri dan sebagai karakter utama pada dua karakter Lothar sebagai jawara adidaya komiknya. Namun demikian, pada sisi yang berkulit hitam di masa-masa awal sejarah lain, dapat dicerna dengan mudah bagaimana komik Amerika adalah suatu bentuk rasialisme warga berkulit hitam direpresentasikan dalam dalam narasi visual. Kemunculan Lothar hayalan yang terbatas melalui karakter Lobo. harus ‘dibayar’ atau dinegosiasikan dengan Dalam komik seri perdananya, Lobo identitasnya sebagai pembantu yang tidak memang tidak disebutkan sebagai karakter berbahasa Inggris dengan baik, dan hanya berkulit hitam. Namun pada halaman-halaman pertama secara jelas kulit Lobo berwarna menutupi ‘kekurangan’ Mandrake (yang tidak coklat gelap dan Lobo, yang juga merupakan mengandalkan kekuatan fisiknya untuk dapat sekuat Lothar) yang diposisikan sebagai salah satu prajurit Uni (Union), sedang bersama karakter yang cerdas, memiliki kemampuan prajurit-prajurit berkulit hitam lainnya. Dengan manusia super yang modern, berkostum jawara penggambaran ini dapat diasumsikan bahwa adidaya yang mewah untuk jamannya, dan Lobo dan teman-temannya adalah seorang menentukan jalan keluar semua permasalahan. prajurit berkulit hitam yang merupakan bagian Dari awal kemunculannya, Lothar berpakaian dari Resimen Infantri Massachusetts ke-54 atau dan diposisikan sebagai warga hutan (The pasukan-pasukan sejenis seperti The United Seven Nations adalah a federation of African States Colored Troops (USCT) yang setelah jungle tribes) yang dapat diasumsikan memiliki Perang Saudara berakhir berkembang menjadi tingkat peradaban yang lebih rendah dari Buffalo Soldiers. Sebagai pendukung asumsi ini, peradaban masyarakat kulit putih. Dengan pada awal komik juga disebutkan bahwa cerita meninggalkan posisinya sebagai calon raja dimulai pada tanggal 1 April 1865, yaitu masa – yang dapat diartikan sebagai penunjukkan ketika berakhirnya perang Saudara Amerika identitas yang tidak mampu memimpin atau dengan penyebutan menyerahnya Lee (yang gagal dalam menunaikan tanggung jawab dimaksud adalah Robert E. Lee, pemimpin kepada bangsanya sendiri – Lothar juga Tentara Konfederasi) kepada Grant (Ulysses S. merepresentasikan karakter berkulit hitam Grant, pemimpin Tentara Uni). yang tidak dapat mengambil keputusan dengan Setelah perang usai Lobo menggunakan baik, cenderung mengadaptasi kehidupannya kuda curian, bernama Midnight, menuju Bagian

69 Lingua. Volume XV. Nomor 1. Januari 2019

Barat Amerika untuk mencari pekerjaan Pertama, dari awal kemunculannya, Lobo sebagai penggembala ternak/koboi. Sebelum adalah karakter tidak bernama. Lobo tidak akhirnya diterima bekerja, Lobo bertemu pernah menyebutkan siapa nama aslinya, dengan dua koboi berkulit putih, Ace dan terlebih dengan penuh kebanggaan. Dari Smoker, yang bekerja bersama Lobo dan selalu awal cerita, Lobo hanya disebutkan sebagai merendahkan kemampuan dan jati diri Lobo. seorang prajurit, dan terus dipanggil dengan Ketika majikan mereka ditemukan terbunuh, sebutan ‘soldier’, ‘stranger’ atau ‘cowboy’ oleh dua koboi ini yang kemudian menuduh Lobo majikan berkulit putihnya yang juga tidak melakukan pembunuhan dan perampokan. pernah menanyakan nama asli Lobo. Nama Dalam pelariannya, Lobo menolong seorang Lobo hanya baru muncul di pertengahan prospektor yang hampir tenggelam. Dari komik dan merupakan pemberian/ ciptaan prospektor ini Lobo menerima sekantung dua koboi berkulit putih sambil menuduh Lobo koin emas dengan ukiran gambar serigala dan melakukan pembunuhan dan perampokan huruf L. Singkat cerita, Lobo menangkap dan (lihat gambar 4). Kata ‘Lobo’ itu sendiri berarti menyerahkan Ace dan Smoker yang merampok seekor serigala, dan ‘a lone wolf’ – seperti yang bank kepada seorang kepala polisi/sheriff. disebutkan oleh Ace pada gambar 4 – salah Namun pelaku pembunuhan majikan Lobo satunya merujuk pada sebuah kualitas “not- sebenarnya, Johnson, telah lebih dahulu tewas very ­smart, rigid, and inlfexible being with oleh suku Indian. Hal ini menyebabkan Lobo minimal self-control, a reluctance to learn new harus terus berada dalam pelarian. (Baumeister, 2005, hal. 46). Rujukan ini kurang things, and a loathing to accept social influence” lebih senada dengan apa yang dikatakan oleh (Plous & Williams, 1995, hal. 795) perihal karakter dan stereotip masyarakat keturunan Afrika-Amerika yang “mentally inferior, physically and culturally unevolved, and apelike in appearance.” Pendeknya, karakter utama yang berkulit hitam pada komik Lobo ini tidak memiliki identitas yang paling mendasar, yaitu sebuah nama, dan identitas mendasar ini bahkan baru dimiliki setelah diberikan oleh Gambar 4: Asal Nama Lobo (Arneson & Tallarico, 1965, hal. 14) karakter berkulit putih. Juga, sesuatu/seseorang yang tidak bernama dapat dikatakan sebagai Pada terbitan awal ini, beberapa objek yang tidak penting, tidak diketahui dan hal yang berkaitan dengan permasalahan maka dari itu dapat dianggap berbahaya, atau rasialisme, identitas dan representasi Lobo tidak akan diingat/meninggalkan sejarah. sebagai karakter berkulit hitam dapat dikaji.

70 Lingua. Volume XV. Nomor 1. Januari 2019

Sebagai salah satu media yang berfungsi untuk menciptakan, mempertahankan, dan mengembangkan imajinasi, komik membantu pembaca untuk melangkah keluar dari diri mereka sendiri untuk menjadi sesuatu yang melampaui apa yang nyata. Bagi warga berkulit putih, perkembangan komik di Amerika dalam hubungannya dengan fungsi komik tersebut dapat dimaknai sebagai fungsi yang sangat positif, terutama dalam hal perkembangan Gambar 5: Ucapan Lobo kepada Midnight (Arneson & Tallarico, 1965, hal. 4) berkulit putih. Sebaliknya, melihat minimnya Kedua, selain disematkan dengan nama kreatifitas seniman dan identitas diri pembaca perkembangan karakter berkulit hitam yang berkonotasi negatif, karakter Lobo juga dalam komik dan marjinalisasi penokohan diposisikan sebagai seorang pencuri kuda dan yang tersirat atau gamblang, komik justru tertuduh pembunuh. Menyebut Lobo seorang malah mempertahankan stereotip-stereotip pencuri bisa jadi sangat dapat diperdebatkan. negatif bagi warga berkulit hitam yang dalam Meskipun tidak ada karakter pada komik yang jangka panjangnya mematikan imajinasi menuduh Lobo telah melakukan pencurian, mereka. Secara visual pembaca berkulit hitam ucapak atau percakapan seperti pada gambar akan hanya terus terpesona oleh cerita dan 5 menunjukkan bahwa kuda yang ditumpangi penokohan karakter-karakter yang dapat Lobo menuju wilayah Barat Amerika adalah terbang di udara seperti Superman, berubah milik ‘a Reb general’s horse’. Reb adalah setiap saat menjadi hijau dan perkasa seperti istilah informal yang merujuk pada prajurit The Incredible Hulk, atau dengan cepat berganti Konfederasi Amerika pada masa Perang dan berubah dengan kostum jawara adidaya Saudara, dan Lobo adalah seorang prajurit Uni. untuk menyelamatkan dunia seperti Wonder Lobo tidak memutuskan untuk berjalan, atau Woman atau Spiderman. Dalam tahapan membeli kuda, atau melakukan hal yang lain yang dilalui tanpa disadari selama menonton, yang memungkinkan rencana perjalanannya pembaca –khususnya anak-anak – berkulit tetap berjalan dengan baik tanpa menimbulkan efek pembacaan yang negatif untuk tindakannya tersebut. Lebih jelas lagi, Lobo diposisikan hitam pun mengidentifikasi dirinya yang hitam abstrak mereka dengan jawara adidaya berkulit sebagai karakter yang dituduh pembunuh. dengan menempelkan atribut-atribut fisik dan putih, dan hanya menemui kejanggalan atau Smoker dan Ace, yang memang dari awal perbedaan mendasar dalam dunia realita. kemunculannya tidak menyukai kehadiran Dalam hubungannya dengan Lobo, memiliki/diberikan keleluasaan untuk ketimpangan-ketimpangan yang hayal dan memberikan tuduhan kejahatan berat kepada nyata, pada akhir 1970-an, BOCA (The Black- Lobo. Dengan perkataan lain, makna menjadi Owned Communications Alliance) meluncurkan seseorang berkulit hitam adalah bahwa nasib kampanye iklan nasional yang menangani mereka tidak hanya dirinya sendiri, tetapi kelangkaan jawara adidaya dalam karya-karya juga oleh perkataan, perlakuan, dan alur yang ditetapkan oleh warga berkulit putih. II, 2013, hal. 228). Seperti yang ditunjukkan fiksi atau iklan Amerika (Howard & Jackson

71 Lingua. Volume XV. Nomor 1. Januari 2019 pada gambar 6, BOCA menampilkan seorang keseluruhaan berdampak pada devaluasi anak berkulit hitam yang sedang bercermin budaya (Cosby & Poussaint, 2009) seperti dan mencari jati dirinya dalam imajinasinya yang juga diutarakan oleh Akbar (1984) dalam tentang seorang jawara adidaya yang meraja Howard & Jackson II (2013, hal. 229), “an out- dalam benak dan pikirannya. group hero or mythos from an oppressive group (e.g. White culture) can also have an intended or unintended negative effects on the Black psyche.” Ini berarti, komik dan karakter Lothar dan Lobo sebagai sebuah artefak budaya, representasi dari nilai-nilai, mitos, ideologi dan asumsi budaya yang menghasilkan narasi yang membentuk kesadaran kolektif, menegaskan keyakinan dan mitologi ideologis dan budaya yang diterima pembaca. Kisah-kisah kepahlawanan dan ikon ras mereka yang secara implisit menghancurkan simbolik, budaya Gambar 6: Anak berkulit hitam berkaca (Brown, 2001) dan identitas warga berkulit hitam berpotensi memiliki pengaruh eksplisit pada pembaca “Apa yang salah dengan gambar yang tidak berkulit putih. Lothar yang hanya ini?”, yang menjadi pertanyaan mendalam seorang pembantu jawara adidaya berkulit kampanye, menjadi bukti jelas preservasi putih dan Lobo yang selalu direndahkan dan sepremasi kultural masyarakat kulit putih kemudian memerankan tokoh penjahat adalah yang membawa dampak pada kebingungan beberapa dari sekian banyak identitas dan citra perihal idolisme atau ikon dari ras atau budaya ikonik yang ditanamkan secara eksplisit dalam pembaca yang tidak berkulit putih. Dan maka imajinasi warga berkulit hitam, dan yang tidak dari itu, kampanye BOCA ini “[p]olitically, dapat memperkuat representasi budaya warga mandates for increased representation of berkulit hitam yang adil atau dapat menjadi African Americans (Fields, 2018, hal. 2), atau warisan pengetahuan dan kultural yang gerakan yang secara politis menyerukan dan membanggakan. mengungkapkan bagaimana warga kulit hitam tidak hanya berbeda dengan konsumen (dalam SIMPULAN Sebagai artefak budaya; representasi berkulit putih, tetapi juga berbeda-beda dalam dari nilai-nilai, mitos, ideologi dan asumsi semua klasifikasinya, termasuk pembaca) yang kelompoknya sendiri. budaya, komik dapat menjadi kebanggan Karakterisasi Lothar dan Lobo, yang kelompok-kelompok tertentu dengan dipinggirkan dan hanya muncul dalam serial tidak memperdaya. Komik dapat difungsikan penceritaan dan penokohohan yang fiktif namun artinya menjadi seseorang berkulit hitam, suatu sebagai karya yang memperkenalkan pembaca terbatas komik, mendefinisikan tentang apa tindakan rasial yang sengaja atau tindakan sengaja mengakibatkan warga berkulit hitam ciri kepribadian kelompok-kelompok lain perihal karakter fisik, geografis atau ciri- mempromosikan harga diri dengan rendah, sehingga masing-masing kelompok dapat tetap membenci diri mereka sendiri dan, secara hidup dalam caranya masing-masing secara

72 Lingua. Volume XV. Nomor 1. Januari 2019 terhormat dalam kehedupan masyarakat yang companion to science fiction. Routledge. plural yang aman. Namun demikian, komik yang Brown, J. A. (2001). Black superheroes, milestone mengirimkan pesan-pesan sosial dan politis comics, and their fans. Univ. Press of yang negatif atau, paling tidak, tidak akurat, Mississippi. hanya mewarisi kebingungan dan penunjukkan Carter, A. J. (2003). Myths and mandrakes. kekuasaan suatu kelompok terhadap kelompok Journal of the Royal Society of Medicine , lainnya. Belum dibesarkan seperti Superman 96 (3), 144-147. Chute, H. (2008). Comics as Literature? Reading sekelas Marvel dan DC, Lothar dan Lobo adalah Graphic Narrative. PMLA , 123 (2), 452- dan Batman oleh industri-industri film raksasa dua dari sekian banyak contoh penceritaan 465. perihal identitas dan representasi warga Cooper, D. J. (2018, Maret 2). blastoffcomics. berkulit hitam di Amerika yang dimarjinalkan. com. Dipetik Juni 10, 2018, dari The First Black Superhero, the First Black Comic Book Hero, and the First Lobo: http:// DAFTAR PUSTAKA www.blastoffcomics.com/2018/03/the-

Ahmed, M. (2012). Captain America, Watergate, first-black-superhero-the-first-black- and The Falcon: Rediscovering The Cosby, B., & Poussaint, A. F. (2009). Come on comic-book-hero-and-the-first-lobo/ American Dream. The Journal of Cult People: On the Path from Victims to Media , 151-176. Victors. Nashville: Thomas Nelson Inc. Akbar, N. (1984). Chains and Images of Curran, J. (2012). Media and power. London: Psychological Slavery. Jersey City, NJ: New Routledge. Mind Productions. Dipaulo, M. (2011). War, politics and Arneson, D., & Tallarico, T. (1965). Lobo. Dell superheroes: Ethics and propaganda in Comics. comics and film. Jefferson: McFarland & Bainbridge, J. (2007). This is the Authority. This Co. Planet is Under Our Protection”—An Dittmer, J. (2012). Captain America and the Exegesis of Superheroes’ Interrogations nationalist superhero: Metaphors, of Law. Law, Culture and the Humanities narratives, and geopolitics. Philadelphia: , 3 (3), 455-476. Temple University Press. Baumeister, R. F. (2005). The cultural animal: Duncan, R., & Smith, M. J. (Penyunt.). (2013). Human nature, meaning, and social life. Icons of the American Comic From Captain Oxford: Oxford University Press. America to Wonder Woman. Santa Bernier, C.-M. (2012). Characters of Blood: Black Barbara, California: ABC-CLIO. Heroism in the Transatlantic Imagination. Ferrell, W. K. (2000). Literature and Film as Charlottesville: University of Virginia Modern Mythology. Westport: Praeger Press. Publishers. Booker, M. K. (Penyunt.). (2010). Encyclopedia Fields, C. D. (2018). Pioneering African- of Comic Books and Graphic Novels (Vol. American women in the advertising 2). Santa Barbara, California: ABC-CLIO. business: biographies of mad black Bould, M., Butler, A. M., Roberts, A., & Vint, woman. Consumption Markets & Culture S. (Penyunt.). (2009). The Routledge , 1-3.

73 Lingua. Volume XV. Nomor 1. Januari 2019

Foote, S. (2001). Regional Fictions: Culture and case in point. Press freedom and pluralism Identity in Nineteenth-Century American in Europe: Concepts and conditions , 101- Literature. Madison, Wisconsin: Univ of 114. Wisconsin Press. Kozlovic, A. K. (2016). Superman as Christ- Fradkin, C., Weschenfelder, G. V., & Yunes, M. A. (2016). Shared adversities of children Messiah. Journal of Religion & Film , 6 (1), figure: The American pop culture movie and comic superheroes as resources 1-35. for promoting resilience. Child abuse & Kunzle, D. (2007). Father of the Comic neglect , 51 , 407-415. Strip: Rodolphe Töpffer. Univ. Press of Gabilliet, J.-P. (2010). Of Comics and Men: A Mississippi. Cultural History of American Comic Books. Lang, J. S., & Trimble, P. (1988). Whatever (B. Beaty, & N. Nguyen, Penerj.) Jackson: happened to the Man of Tomorrow? An The University Press of Mississippi. examination of the American monomyth Gavaler, C. (2014). Imperial Superhero. PS: and the comic book superhero. The Political Science & Politics , 47 (1), 108- Journal of Popular Culture , 22 (3), 157- 111. 173. Gerbner, G., & Gross, L. (1976). Living with Leckie, W. H., & Leckie, S. A. (2012). The Buffalo Journal Soldiers: A Narrative of the Black Cavalry of communication , 26 (2), 172-199. in the West. University of Oklahoma Press. television: The violence profile. Glatthar, J. T. (1991). “Glory,” the 54th Lee, P. (2012). Have Great Power, Greatly Massachusetts Infantry, and Black Soldiers in the Civil War. The History in 1960s Amazing Spider-Man. Web- Irresponsible: Intergenerational Conflict Teacher , 24 (4), 475-485. Spinning Heroics: Critical Essays on the Grove, L. (2016, March 15). http://eprints.gla. History and Meaning of Spider-Man. ac.uk. Dipetik April 25, 2018, dari http:// Dalam R. M. Peaslee, & R. G. Weiner eprints.gla.ac.uk/122993/1/122993.pdf (Penyunt.), Web-Spinning Heroics: Critical Howard, S. C., & Jackson II, R. (2013). Essays on the History and Meaning of Black Comics: Politics of Race and Spider-Man (hal. 29-39). Jefferson, North Representation. London: Bloomsbury Carolina: Mc Farland & Co. Publishing Plc. Phillips, N. D., & Strobl, S. (2006). Cultural Hughes, M. (2018, April 18). forbes.com. criminology and kryptonite: Apocalyptic Dipetik June 10, 2018, dari The Best and retributive constructions of crime And Worst Of Superman On Film And and justice in comic books. Crime, Media, TV: https://www.forbes.com/sites/ Culture , 2 (3), 304-331. markhughes/2018/04/18/the-best- Pizzi, K. (2004). Contemporary comics. Dalam K. Pizzi, & P. Hunt (Penyunt.), tv/#57c0db4f3bd4 International companion encyclopedia and-worst-of-superman-on-film-and- Batman as a Cultural of children’s literature (hal. 385-395). Artefact , Ph.D thesis. University of Zadar London: Routledge. Kapetanović, A. (2016). Department of English. Plous, S., & Williams, T. (1995). Racial Klaus, E. (2009). Media systems, equal rights stereotypes from the days of American and the freedom of press: Gender as a slavery: A continuing legacy. Journal of

74 Lingua. Volume XV. Nomor 1. Januari 2019

Applied Social Psychology , 25 (9), 795- 817. syfywire/firsts-mandrake-the-magician- Rhoades, S. (2008). A complete history of Strange, T. (2012, January 29). was-the-worlds-first-comic-superhero American comic books. New York: Peter worldofblackheroes.com. Dipetik Lang. February 13, 2018, dari World of Black Rhode, M. (2010). The State of Comic Art Bibliography in North America. Heroes: http://worldofblackheroes. Transatlantica Revue d’études african-american-wild-west-hero/ com/2012/01/29/lobo-the-first- américaines. American Studies Journal , 1, Sullivan, V. (2010). http://dc.wikia.com. (J. 1-11. Shuster, Penyunt.) Dipetik April 27, Shepherd, K. E. (2016, 5 5). Tales of the !: 2018, dari Action Comics Vol 1 1: http:// An Analysis of Nuclear Discourage in dc.wikia.com/wiki/Action_Comics_ Early Marvel Comics. South Caroline, Vol_1_1 Columbia: University of South Carolina - Trushell, J. M. (2004). American Dreams of Columbia. Mutants: The X‐Men—“Pulp” Fiction, Siegel, J. (1997). Using a pidgin language in Science Fiction, and Superheroes. Journal formal education: Help or hindrance? of Popular Culture , 38 (1), 149. Applied linguistics , 18 (1), 86-100. Vollum, S., & Adkinson, C. D. (2003). The Spiegel, A. N., McQuillan, J., Halpin, P., Matuk, C., Portrayal of Crime and Justice in the & Diamond, J. (2013). Engaging teenagers Comic Book Superheroes Mythos. Journal with science through comics. Research in of Criminal Justice and Popular Culture , science education , 43 (6), 2309-2326. 10 (2), 96-108. Špruncová, N. (2014). http://digilib.k.utb.cz. Williams, P., & Lyons, J. (2010). The rise of the Dipetik February 26, 2018, dari http:// American comics artist: creators and digilib.k.utb.cz/bitstream/handle/1 contexts. Jackson: Press of Mississippi. Witek, J. (1992). From Genre to Medium: Comics and Contemporary American Culture. 0563/28510/%C5%A1pruncov%C3 Spry, J. (2018, January 8). www.syfy.com. Dipetik Dalam R. B. Browne, & M. W. Fishwick, %A1_2013_dp.pdf?sequence=1 May 21, 2018, dari Fisrts: Mandrake the Rejuvenating the Humanities (hal. 71- 79). Bowling Green, Ohio: Bowling Green superheroes: http://www.syfy.com/ State University Popular Press. magician was the world’s first comic

75