Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

KEJAHATAN-KEJAHATAN INTERNASIONAL (TINDAK PIDANA INTERNASIONAL) DAN PERANAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC)

DALAM PENEGAKAN HUKUM PIDANA INTERNATIONAL

Oleh :

Indah Sari, SH, M.Si (Email : [email protected]) Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Suryadarma dan Aktif di Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) Fakultas Hukum Universitas Suryadarma serta anggota Asosiasi Dosen Seluruh (ADI) ------

Abstract :

International criminal law is “the law which determines what national criminal law will apply to offences actually committed if they contain an international element”. Beside that, the definition of international criminal law in the meaning of the territorial scope of municipal criminal law, the meaning of internationally prescribed municipal criminal law, in the meaning of municipal criminal law common to civilized nations, in the meaning of international co-operation in the administration of municipal criminal justice An international crimes is such an act universally recognized as a criminal which is considered a grave matter of international concern and for some valid reason cannot be left within the exclusive jurisdiction of the state, that would have control over it under normal circumstances. In the context of international criminal law, the International Criminal Court is a permanent court formed by the United Nations based on Statute of Rome 1998. The Court designated as an instrument to prosecute people who commit any international crimes.

38 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

I. PENDAHULUAN mengancam dan merugikan serta merusak tatanan kehidupan masyarakat Pertumbuhan dan perkembangan internasional. Beberapa tindak pidana Tindak Pidana Internasional dan atau kejahatan tersebut di atas, antara kebutuhannya pengaturannya diawali lain adalah agresi (agression), kejahatan oleh sejarah panjang mengenai perang perang (war crimes), pembasmian etnis yang telah terjadi sejak era tertentu (genocide), pembajakan di laut perkembangan masyarakat (piracy), penculikan (kidnapping), dan internasional tradisional sampai dengan narkotika (narkotic crimes) sudah era perkembangan masyarakat modern.1 termasuk tindak pidana yang merugikan Perang Dunia II telah melahirkan masyarakat internasional.2 berbagai tindak pidana baru yang Antonio Cassese memberikan merupakan pelanggaran atas perjanjian- pengertian Hukum Pidana Internasional perjanjian yang telah ditandatangani sebagai berikut:3 diantara negara anggota Liga Bangsa- Bangsa. Pelanggaran-pelanggaran “International Criminal Law is a body of tersebut dalam bentuk kekejaman yang International Law designed both to proscribe tiada taranya serta pelanggaran atas international crimes and to impose upon hukum perang yang tiada bandingnya states the obligation to prosecute and punish oleh pihak Jerman dan sekutunya, at least some of those crime. It also regulates kejadian-kejadian tersebut telah internasional proceeding for prosecuting and memperkuat kehendak untuk trying persons accused of such crimes.” mengajukan kembali gagasan pembentukan suatu Mahkamah Pidana Dikatakan, bahwa hukum pidana Internasional. Pada tahun 1947 masalah internasional adalah sekumpulan aturan pembentukan Mahkamah Pidana hukum internasional yang melarang Internasional diserahkan kepada kejahatan-kejahatan internasional dan International Law Commission (ILC) membebankan kewajiban kepada yang terdiri dari kelompok ahli hukum negara-negara untuk menuntut dan terkemuka dari seluruh negara, yang menghukum sekurang-kurangnya dibentuk oleh Perserikatan Bangsa- beberapa bagian dari kejahatan- Bangsa dan bertugas kejahatan itu. Di dalamnya juga menyusun suatu kodifikasi hukum mengatur prosedur untuk menuntut dan internasional. mengadili orang-orang yang dituduh melakukan kejahatan itu. Bertitik tolak dari pengalaman- pengalaman peperangan, maka Dari mengutip pendapat Antonio masyarakat internasional melalui Cassese ini akhirnya penulis tertarik Perserikatan Bangsa-Bangsa telah untuk membuat tulisan dengan judul sepakat dan menempatkan kejahatan- “Kejahatan-Kejahatan Internasional kejahtan yang dilakukan semasa (Tindak Pidana Internasional) Dan peperangan sebagai kejahatan yang Peranan International Criminal Court

1 Romli Atmasasmita, Pengantar Hukum Pidana 3 I Made Pasek Diantha, Hukum Pidana Internasional Internasional, Refika Aditama, , 2006, hal.2. Dalam Dinamika Pengadilan Pidana Internasional, 2 Ibid, hal, 4-5 Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, hal.1

39 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

(ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana saja yang menjadi subyek hukum Internasional.” Sehingga akhirnya internasional. penulis mencoba mengangkat permasalahan sebagai berikut: pertama, Kedua, penulis mencoba untuk apa-apa saja bentuk dari kejahatan- mendalami lebih dalam lagi tentang kejahatan internasional (tindak pidana Hukum Pidana Internasional. Hukum internasional)? Kedua, sejauhmana Pidana Internasional inilah yang peranan International Criminal Court nantinya sebagai teori dasar untuk (ICC) dalam penegakan hukum pidana membahas lebih lanjut kejahatan- Internasional? kejahatan internasional (tindak pidana internasional). Pada pembahasan Adapun tujuan penulisan tulisan ini kedua ini penulis mencoba melihat adalah: bagaimana sejarah dan perkembangan

1. Untuk mengkaji dan menganalisis Hukum Pidana internasional, lebih dalam apa-apa saja tindak kemudian dilanjutkan dengan pidana yang bisa dikategorikan pemaparan beberapa pendapat para ahli sebagai tindak pidana internasional, mengenai pandangan mereka mengenai bagaimana ciri-cirinya, unsur- Hukum Pidana Internasional. Tentu unsurnya serta bentuk-bentuknya. kita juga harus tahu terlebih dahulu apa saja yang menjadi objek dari studi 2. Untuk mendalami kajian lebih dalam Hukum Pidana Internasional ini. Asas- bagaimana penanganan tindak asas Hukum Pidana Internasional juga pidana internasional yang dilakukan menjadi kajian penulis dalam oleh Mahkamah Pidana Internasiona membahas Hukum Pidana (International Criminal Court/ICC). Internasional. Dan seberapa jauh peranan ICC dalam penegakan hukum pidana Ketiga, penulis membahas tentang internasional terutama dalam kejahatan-kejahatan internasional menyelesaikan perkara-perkara yang (tindak pidana internasional), dalam berkaitan dengan tindak pidana hal ini penulis melihat prasyarat sebuah internasional yang notabene tentu tindak pidana masuk kategori tindak saja menyangkut hubungan antar pidana internasional, ciri-ciri tindak negara. pidana internasional dan jenis-jenis tindak pidana internasional tersebut. Kemudian untuk menganalisis permsalahan dalam tulisan ini penulis Keempat, barulah pada point yang mencoba pertama, mengkaji hukum terkahir penulis mencoba menganalisis internasional terlebih dahulu. Dalam sejauh mana peranan International hal ini penulis mencoba melihat Criminal Court/ICC dalam penegakan pendapat beberapa ahli dalam hukum pidana internasional, penulis mendefinisikam hukum internasional, mencoba menguraikan tentang apa dan kemudian mengkaji unsur-unsur keberadaan ICC, yuridiksinya meliputi hukum internasional, sumber- apa saja, kemudian penulis sumbernya baru kemudian apa - apa menjelaskan prinsip-prinsip dari ICC. Barulah terakhir memaparkan negara-

40 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

negara apa saja yang sudah tergabung (hubungan internasional) yang dalam Statuta Roma. bukan bersifat perdata. Dari pengertian yang diberikan Berdasarkan uraian diatas, sangat Mochtar Kusumaatmadja tersebut relevan sekali bagi penulis untuk tampak bahwa hu- bungan mengkaji lebih dalam lagi tentang internasional tidaklah terbatas kejahatan-kejahatan internasional hubungan yang dilakukan oleh (tindak pidana internasional). Karena antar negara saja, tetapi dapat karya-karya tulis yang menyangkut dilakukan oleh negara dengan hubungan antar negara terutama yang subjek non negara satu sama lain.4 menyangkut tentang kejahatan- kejahatan antar negara perlu Sedangkan menurut Jawahir disebarluaskan dan disosialisaikan Thantowi dan Pranoto Iskandar kepada pemerhati hukum, penegak mengartikan hukum internasional hukum, mahasiswa fakultas hukum dan seperangkat aturan yang ditujukan tentu masyarakat pada umumnya. dan dibuat oleh negara-negara yang berdaulat secara eksklusif. Dengan mengutip pendapat II. PERMASALAHAN Lasssa Oppenheim, Jawahir dan 1. Apa-apa saja bentuk dari Pranoto selanjutnya mengatakan kejahatan-kejahatan internasional bahwa hukum internasional (tindak pidana internasional)? bukanlah suatu peraturan yang 2. Sejauhmana peranan International diberlakukan sebagaimana halnya Criminal Court (ICC) dalam suatu hukum yang dimilki suatu 5 penegkan hukum pidana negara. Internasional? Starke sendiri memberikan

definisi hukum internasional III. PEMBAHASAN publik sebagai keseluruhan hukum yang terdiri dari prinsip- A. HUKUM INTERNASIONAL prinsip dan kaidah-kaidah yang

Mengenai Hukum Internasional mengikat negara-negara untuk banyak para ahli yang mentaatinya dalam hubungan mendefinisikannya; antar negara-negara itu sendiri.

Menurut Mochtar Menurut Starke, hukum Kusumaatmadja, hukum internasional meliputi:

internasional (publik) adalah 1. Kaidah-kaidah hukum yang keseluruhan kaidah-kaidah dan berkaitan dengan fungsinya asas-asas hukum yang mengatur lembaga-lembaga atau hubungan atau persoalan yang organisasi-organisasi melintasi batas negara-negara internasional, hubungan-

4 Baca lebih lanjut Mochtar Kusumaatmadja, 5 Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar, Hukum Pengantar Hukum Internasional Buku I-Bagian Umum, Internasional Kontemporer, Refika Aditama, Bandung, Bina Cipta, Bandung, 1997, hal 1-3 2006, hal.3

41 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

hubungan mereka satu satu are the concern of international sama lain, dan hubungan community”. mereka dengan negara- negara dan individu-individu. Sumber - Sumber Hukum 2. Kaidah-kaidah hukum Internasional tertentu yang berkaitan dengan individu-individu dan Apakah sumber-sumber hukum badan-badan non negara internasional itu? Adapun sumber- sejauh hak-hak dan sumber hukum internasional 8 kewajiban individu dan adalah sebaga berikut:

badan non negara tersebut 1. Perjanjinan Internasional penting bagi masyarakat (Treaties) 6 internasional. 2. Hukum Kebiasaan

Internasional (International Salah satu definisi hukum Customary Law) internasional yang cukup dapat 3. Prinsip-prinsip Hukum diandalkan adalah definisi dari Umum yang diakui oleh Charles Cheny Hyde, seperti yang bangsa yang beradab (General dikutip oleh J.G Starke sebagai Principles Recognized Civilized berikut:7 Nations) “International law may be defined a 4. Putusan Pengadilan body of law which is composed for its (Yurisprudensi) greater part of principles and rules of 5. Karya Hukum (Writing conduct which states feel themselves Publicist) bound to observe, and therefore, do 6. Putusan Organisasi commonly observe in their relation Internasinal with each other, and which includes also: Subyek Hukum Internasional:

a) The rules of law relating to the Kebanyakan orang menyatakan functioning of international bahwa negara merupakan subyek institutions of organizations, their hukum internasional yang relations with each other, and their terutama. Hal ini adalah wajar relations with states and individual karena hubungan antar negara ,and identik dengan hubungan b) Certain rules of law relation to internasional dan istilah individuals and non-states entities hubungan antar negara kadang- so far as the rights or duties for such kadang masih banyak yang individuals and non-states entities dipergunakan orang. Tetapi dewasa ini perkembangan hukum

6 Lihat lebih lanjut J.G Starke, Pengantar Hukum 8 Baca lebih lanjut Sefriani, Hukum Internasional Internasional edisi kesepuluh buku I, Sinar Grafika, Suatu Pengantar, Rajawal Pers, Jakarta, 2009, hal Jakarta, 1992, hal 1-2 .26-53 7 Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasional, Mandar Maju, Bandung, 1990, hal.3

42 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

internasional tidak lagi criminal law atau international mendefinisikan negara Strafprocessrecht semula merupakan satu-satunya subyek diperkenalkan dan dikembangkan hukum internasional yang utama oleh pakar-pakar hukum keadaan ini disebabkan oleh internasional dari Eropa seperti: berbagai perubahan yang telah Friederich Meili pada tahun 1910 terjadi dalam masyarakat (Swiss), Georg Schwarzenberger internasional dari abad keabad pada tahun 1950 (Jerman), dan karenanya pencerminan Gerhard Mueller pada tahun 1965 masyarakat international dewasa (Jerman), J.P Froncois pada tahun ini. Sehingga subjek hukum 1967, Rolling pada tahun 1979 internasional terdiri dari:9 (Belanda), Van Bemmelen pada tahun 1979 (Belanda), kemudian 1. Negara diikuti oleh pakar hukum dari 2. Tahta Suci (Vatican) Amerika serikat seperti: Edmund 3. Palang Merah Internasional Wise pada tahun 1965 dan Cherif 4. Organisasi Internasional Bassiouni pada tahun 1986 5. Orang perorangan (individu) (Amerika Serikat).11 6. Pemberontakan dan pihak dalam sengketa (belligerent) Pengembangan Hukum Pidana Internasional sebagai salah satu Dari uraian diatas kita dapat cabang ilmu hukum dimulai dari menyatakan bahwa pertama, pekerjaan oleh Gerhard O.W. hukum internasional adalah Muelller dan Edmund M. Wise hukum yang berkaitan dengan yang telah menyusun suatu karya berfungsinya lembaga atau tulis International Criminal Law organisasi internasional dan (1965) dalam rangka proyek hubungannya dengan negara, dibawah judul, Comparative Law individu, atau diatara mereka Project dari University New York. sendiri. Kedua, hukum Pekerjaan ini kemudian internasional dibentuk oleh dilanjutkan oleh Bassiouni dan negara-negara. Ketiga, kekuatan Van. Nanda (1986), yang telah berlaku hukum internasional menulis sebuah karya tulis A dipertahankan oleh masyarakat Treatise on International Criminal 10 internasional. Law (1973).12

Menurut Pakar Hukum Pidana B. HUKUM PIDANA Internasional Georg INTERNASONAL Sehwarzenberger (1950)

memberikan enam pengertian Istilah Hukum Pidana Hukum Pidana Internasional ini Internasional atau international adalah sebagai berikut:13

9 Mochtar Kusumaatmadja, Op.Cit, hal 68-80. 11 Romli Atmasasmita, Op.Cit, hal.19. 10 Eddy O.S. Hiariej, Pengantar Hukum Pidana 12 Ibid, hal.19. Internasional, Erlangga, Jakarta, 2009, hal. 6 13 Ibid, hal 21

43 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

1. Hukum Pidana Internasional (international criminal law in the dalam arti lingkup territorial material sense of the world) hukum pidana nasional (international criminal law in the Menurut Rolling (1979: 169), meaning of the territorial scope of adanya pembedaan antara national municipal criminal law) criminal law dan international 2. Hukum Pidana Internasional criminal law, dia juga membedakan dalam arti aspek antara kedua pengertian tersebut internasional yang ditetapkan dengan istilah supranational 14 sebagai ketentuan dalam criminal law: hukum pidana nasional National criminal law atau hukum (international criminal law the pidana nasional adalah “the law meaning of internationally which has developed within the prescribed municipal criminal national legal order and which is law) founded on a national souce of law” 3. Hukum Pidana Internasional (hukum pidana nasional adalah dalam arti kewenangan hukum pidana yang berkembang internasional yang terdapat di di dalam kerangka orde peraturan dalam hukum pidana perundang-undangan nasional nasional (international criminal dan dilandaskan pada sumber law in the meaning of hukum nasional) internationally authorized municipal criminal law) International criminal law atau 4. Hukum Pidana Internasional hukum pidana internasional adalah dalam arti ketentuan hukum “the law which determines what pidana nasional yang diakui national criminal law will apply to sebagai hukum yang patut offences actually committed if they dalam kehidupan masyarakat contain an international element” bangsa yang beradab (hukum pidana internasional (international criminal law in the adalah hukum yang menentukan meaning of municipal criminal hukum pidana nasional yang akan law common to civilized nations) diterapkan terhadap kejahatan- 5. Hukum Pidana Internasional kejahatan yang nyata-nyata telah dalam arti kerjasama dilakukan bila mana terdapat internasional dalam unsur-unsur internasional di mekanisme administrasi dalamnya). peradilan pidana nasional (international criminal law in the Supranational criminal law atau meaning of international co- hukum pidana supranasional atau operation in the administration “the criminal law of the greater of municipal criminal justice.) community which comprises States 6. Hukum Pidana Internasional and peoples-means the criminal law dalam arti kata materil standards that have been developed in

14 Ibid , hal.20

44 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

that greater community” (hukum negara. Oleh karena itu, selain berasal pidana dan masyarakat yang lebih dari asas-asas hukum internasional, luas besar terdiri dari negara dan asas-asas dalam hukum pidana rakyat berarti standar hukum internasional juga berasal dari asas- pidana yang telah berkembang di asas hukum pidana nasional. Asas-asas dalam kumpulan masyarakat hukum pidana internasional tersebut tersebut) adalah:16

Adapun ruang lingkup 1. Asas Hukum Pidana pembahasan hukum pidana Internasional yang bersumber internasional meliputi tiga objek dari Hukum Nasional studi sebagai berikut:15 Asas hukum pidana internasional 1. Tindak pidana internasional yang bersumber dari hukum sejarah perkembangan, internasional secara garis besar konsepsi, dan konvensi- dibedakan ke dalam asas umum konvensi internasional yang dan asas khusus. berkaitan erat dengan tindak Adapun asas hukum pidana pidana internasional internasional yang berasal dari 2. Masalah yurisdiksi kriminal hukum internasional yang umum atas tindak pidana sifatnya adalah: internasional a. Asas Pacta Sunt Servanda 3. Prosedur penegakan hukum Yang mengandung arti bahwa pidana internasional perjanjian yang dibuat termasuk masalah mengikat para pihak ibarat perkembangan kerjasama undang - undang. Bila bilateral dan multilateral di dihubungkan dengan sumber dalam mencegah dan hukum pidana internasional, memberantas tindak pidana dapatlah dipahami bahwa internasional. perjanjian internasional 4. Instrumen penegakan hukum menempati urutan teratas pidana internasional dalam hirarki sumber hukum perkembangan masalah pidana internasional. pembentukan Mahkamah Pidana Internasional. b. Asas itikad baik atau good faith (Inggris) atau geode trouw Berbeda dengan asas hukum pada (Belanda) umumnya, sebagian asas hukum Asas ini merupakan salah satu dalam hukum pidana dituangkan prinsip yang fundamental dalam peraturan konkret. Asas-asas dalam hukum internasional hukum tersebut biasanya merupakan yang menyatakan bahwa umum dalam KUHP masing-masing semua kewajiban yang

15 Ibid, hal.34-35 baca lebih lanjut Eddy O.S. Hiariej, Pengantar Hukum 16 Untuk memahami lebih dalam mengenai asas-asas Pidana Internasional, Erlangga, Jakarta, 2009, hal.24- hukum pidana internasional baik itu bersumber dari 42 hukum internasional maupun dari hukum nasional

45 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

diembani oleh hukum dengan negara lain dalam internasional harus dilakukan rangka menahan, dengan sebaik-baiknya. menuntut, mengadili pelaku kejahatan c. Asas civitas maxima internasional. Asas ini mengandung arti bahwa ada sistem hukum c. Par in parem in hebet universal yang dianut oleh imperium semua bangsa di dunia dan Bahwa kepala negara tidak harus dihormati serta dapat dihukum dengan dilaksanakan. menggunakan hukum negara lain. Asas ini d. Asas timbal balik/ asas merupakan hak impunitas resiprokal atau kekebalan dari Asas resiprokal mengandung seorang kepala negara arti bahwa jika suatu negara asing dalam hubungan menginginkan suatu perlakuan internasional. yang baik dari negara lain,

maka negara yang 2. Asas Hukum Pidana bersangkutan tersebut juga Internasional yang bersumber harus memberikan perlakuan dari Hukum Pidana Nasional yang baik juga terhadap negara. a. Asas Legalitas Bahwa tidak ada yang dapat Sedangkan asas hukum pidana dipidana berdasarkan hukum internasional yang berasal dari yang telah ditetapkan dan hukum internasional yang diundangkan sebelum delik khusus sifatnya adalah: tersebut diterapkan secara a. Aut dedere aut punere legal. Asas legalitas ini Bahwa pelaku kejahatan kemudian tercantum dalam internasional diadili KUHP berbagai negara di menurut hukum ditempat dunia. ia melakukan kejahatan. b. Asas Territorial Dengan kata lain, pelaku Asas ini diartikan bahwa kejahatan internasional perundang-undangan hukum diadili sesuai dengan locus pidana suatu negara berlaku delicti. bagi semua orang yang

b. Aut dedere aut judicare melakukan perbuatan pidana Asas ini berarti bahwa di negara tersebut baik oleh setiap negara warga negara itu sendiri berkewajiban menuntut maupun warga negara asing. dan mengadili pelaku c. Asas Ne Bis In Idem atau kejahatan internasional principle of double jeopardy serta berkewajiban Prinsip ini menyatakan melakukan kerjasama seseorang tidak dapat dituntut lebih dari satu kali di depan

46 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

pengadilan atas perkara yang C. KEJAHATAN-KEJAHATAN sama. Asas ini bertujuan untuk INTERNASIONAL (TINDAK menjamin kepastian hukum PIDANA INTERNASIONAL) dan melindungi hak asasi Sebelum membahas lebih dalam manusia. Dalam mengenai tindak pidana perkembangan selanjutnya, internasional, perlu diketahui khususnyaa yang berkaitan lebih dahulu definisi tindak pidana dengan kejahatan-kejahatan internasional. Definisi tindak serius terhadap komunitas pidana internasional dapat masyarakat internasional, asas ditemukan dalam putusan ne bis in idem ini dapat peradilan tindak pidana Perang di disesuaikan. Amerika dalam kasus Hostages d. Asas-asas Ekstradisi yang menyatakan sebagai berikut: Dalam penegakan hukum pidana internasional, “An international crimes is such an act terkadang pelaku kejahatan universally recognized as a criminal yang akan diproses, diadili, which is considered a grave matter of atau dieksekusi tidak berada di international concern and for some wilayah negara yang akan valid reason cannot be left within the melakukan proses tersebut, exclusive jurisdiction of the state, that tetapi berada di wilayah lain. would have control over it under Jika terjadi demikian maka normal circumstances.” ektradisi tidak dapat dihindari. Dari uraian definisi tersebut dapat Ekstradisi diartikan sebagai disimpulkan bahwa tindak pidana penyerahan seseorang internasional adalah suatu tersangka atau terdakwa atau tindakan yang secara universal terpidana oleh negara ditempat diakui sebagai suatu tindak mana orang tersebut berada pidana. Pengakuan secara kepada negara yang hendak internasional ini disebabkan mengadili orang yang diminta karena tindak pidana tersebut atau melaksanakan putusan merupakan persoalan yang sangat pengadilan negara dari negara besar dan menjadi perhatian yang diminta. Sedangkan masyarakat internasional. Dengan ektradisi internasional adalah demikian, terhadap tindak pidana permintaan pemerintah suatu ini tidak hanya tunduk pada negara terhadap negara lain. yurisdiksi negara tertentu saja, Ketentuan perihal ekstradisi tetapi dapat tunduk pada biasanya diatur dalam undang- yurisdiksi semua negara atau undang masing-masing negara. Undang-undang tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan perjanjian bilateral antara satu negara dengan negara lainnya.

47 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

dapat diterapkan yurisdiksi penegakan hukum pidana universal.17 internasional, diperlukan kerjasama internasional. Adapun persyaratan tindak Kerjasama tersebut pidana internasional adalah: 18 dikarenakan kejahatan 1. Memiliki unsur tersebut sudah menjadi dilicto internasional jus gentium yang menjadi Hal ini dimaksud dengan perhatian lebih dari suatu memilki unsur internasional negara, bahkan diseluruh adalah kejahatan tersebut masyarakat dunia. Oleh dapat mengancam, baik karena itu, terhadap langsung maupun tidak kejahatan tersebut semua langsung, perdamaian dan negara berhak dan keamanan umat manusia berkewajiban menangkap, secara keseluruhan. Selain itu menahan, menuntut serta pula kejahatan tersebut diakui mengadili pelaku kejahatan sebagai perbuatan yang dimanapun tindak pidana menggoncangkan hati nurani internasional itu dilakukan. umat manusia atau melanggar nilai-nilai bersama Ciri-Ciri Tindak Pidana umat manusia. International:19

2. Memilki unsur transnasional 1. Terdapat pengakuan secara Unsur ini menunjukkan eksplisit bahwa suatu bahwa tindak pidana tersebut tindakan merupakan mempengaruhi keselamatan tindakan pidana, tindak umum dan kepentingan pidana internasional, tindak ekonomi lebih dari suatu pidana dibawah hukum negara. Tindak pidana internasional. tersebut biasanya melintasi 2. Diakui memilki sifat pidana batas-batas wilayah negara, dengan menetapkan termasuk melibatkan dan kewajiban untuk melarang mengakibatkan kepada dilakukan, mencegah, warganegara lebih dari suatu menuntut, memidana, dan negara dan menggunakan sebagainya. sarana dan prasarana atau 3. Memberikan sifat pidana cara-cara yang bersifat lintas pada suatu tindakan negara. 4. Terdapat kewajiban atau hak untuk menuntut 3. Memiliki unsur keharusan. 5. Terdapat kewajiban atau hak Unsur ini dimaksudkan untuk memidana bahwa dalam rangka pemberantasan dan

17 Oetoeng Wahjoe, Hukum Pidana Internasional 18 Ibid, hal.30-31 Perkembangan Tindak Pidana Internasional dan Proses 19 Ibid,hal.30 Penegakannya, Erlangga, Jakartan, 2011, hal. 27

48 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

6. Terdapat kewajiban atau hak pidana pembajakan atau piracy, untuk mengekstradisikan kejahatana perang atau war crimes 7. Memiliki kewajiban atau hak dan tindak pidana perbudakan untuk bekerjasama dalam hal Slavery. penuntutan dan pemidanaan Tindak pidana yang berasal dari (termasuk memberikan konvensi-konvensi internasional bantuan hukum dalam acara ini secara historis dibedakan pidana) antara tindak pidana internasional 8. Menetapkan dasar-dasar yang ditetapkan di dalam suatu yurisdiksi kriminal (teori konvensi internasional saja (subject prioritas) of single convention) dan tindak 9. Mendukung ataau pidana internasional yang menunjang ditetapkannya ditetapkan oleh banyak konvensi pengadilan atau international (subject of multiple convention) tribunal 10. Menghindarkan pembelaan Tindak pidana internasional yang dengan alasan perintah lahir dari sejarah perkembangan atasan. konvensi mengenai hak asasi manusi merupakan konsekuensi Jenis-Jenis Tindak Pidana logis akibat Perang Dunia II yang (Kejahatan-Kejahatan meliputi bukan hanya korban- Internasional)20 korban perang mereka yang termasuk combatant, melainkan Dilihat dari perkembangan dan juga korban penduduk sipil (non asal-usul tindak pidana combatant) yang seharusnya internasional ini, maka eksistensi dilindungi dalam suatu tindak pidana internasional dapat peperangan. Salah satu dari tindak dibedakan dalam: pidana ini adalah crime of genocide 1. Tindak pidana internasional sesuai dengan Deklarasi PBB yang berasal dari kebiasaan tanggal 11 Desember 1946 yang yang berkembang di dalam menetapkan genocide sebagai praktek hukum internasional kejahatan hukum internasional. 2. Tindak pidana internasional yang berasal dari konvensi- Dalam naskah rancangan ketiga konvensi internasional Undang - Undang Pidana 3. Tindak pidana internasional Internasional atau The yang lahir dari sejarah International Criminal Code perkembangan konvensi tahun 1954, telah ditetapkan 13 mengenai hak asasi manusia. kejahatan yang dapat dijatuhi pidana berdasarkan hukum Tindak pidana internasional yang internasional sebagai kejahatan berasal dari kebiasaan hukum terhadap perdamaian dan internasional adalah tindak keamanan seluruh umat manusia,

20 Untuk memahami lebih lanjut mengenai jenis-jenis Atmasasmita, Pengantar Hukum Pidana Internasional, tindak pidana internasional baca Romli Refika Aditama, Bandung , 2006, hal.40-43

49 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

ketiga belas tindak pidana ini 1. Agression adalah sebagai berikut: 2. War Crimes 3. Unlawful Use of Weapons 1. Tindakan persiapan untuk 4. Crime Againtst Humanity agresi dan tindakan agresi 5. Genocide 2. Persiapan penggunaan 6. Racial Discrimination and kekuatan bersenjata terhadap Apartheid negara lain. 7. Slyvery and Ralated Crimes S 3. Mengorganisasi atau Torture memberikan dukungan 8. Mercenarism persenjataan yang ditujukan 9. Unlawful Human untuk memasuki suatu Experimentation wilayah. 10. Piracy 4. Memberikan dukungan 11. Aircraft Hijacking untuk dilakukannya tindakan 12. Threat and Use of Force terorisme di negara asing. Againts Internationally 5. Setiap pelanggaran atas Protected person perjanjian pembatasn senjata 13. Taking of Civilian Hostages yang telah disetujui 14. Drug Offenses 6. Aneksasi wilayah asing 15. International Traffic in 7. Genocide Obscence Publication 8. Pelanggaran atas kebiasaan 16. Destruction and/or Theft of dan hukum perang National Treasures 9. Setiap pemufakatan, 17. Environmental Protection pembujukan, dan percobaan 18. Theft of Nuclear Materials untuk melakukan tindak 19. Unlawful Use of the Mails pidana tersebut pada butir 8 20. Interference of the Submarine diatas. Cables 10. Piracy 21. Falsification and 11. Slavery Counterfeiting 12. Apartheid 22. Bribery of Foreign Public 13. Threat and use of force Official. against internationally

protected persons.

D. PERANAN INTERNATIONAL Bassiouni (1986: 135) telah CRIMINAL COURT (ICC) menyebutkan terdapat 22 jenis DALAM PENEGAKAN kejahatan internasional yang HUKUM PIDANA dipandang memenuhi karakteristik tindak pidana. Ke -22 INTERNASIONAL

kejahatan jenis kejahatan Mahkamah Pidana Internasional internasional dimaksud adalah (International Criminal Court sebagai berikut: /ICC)21

21 Anis Widyawati, Hukum Pidana Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hal. 150

50 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

Mahkamah Pidana Internasional personality), artinya Mahkamah dalam konteks hukum pidana Pidana Internasional sebagai internasional adalah suatu Badan subjek hukum internasional Peradilan tetap yang dibentuk dengan kemampuan yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. dimilikinya, serta terdapat hak- Mahkamah Pidana Internasional hak dan kewajiban-kewajiban merupakan salah satu instrumen berdasarkan hukum internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa Selain memiliki karakter hukum untuk menuntut dan mengadili internasional, Mahkamah Pidana para pelaku tindak pidana atau Internasional juga memiliki kejahatan internasional. karakter hukum nasional (National Mahkamah Pidana Internasional Legal Personality), yang juga berarti didirikan berdasarkan Statuta sebagai subjek hukum nasional Roma tahun 1998 (Statute of Rome bagi negara-negara peserta 1998) yang merupakan hasil ataupun bukan negara peserta konferensi diplomatik yang (Pasal 4 ayat (2) Statuta Roma berlangsung di Roma pada tanggal tahun 1998). 15 – 17 Juli 1998. Dalam konferensi tersebut telah dihadiri Kedudukan Mahkamah Pidana oleh perwakilan masing-masing Internasional dalam kaitannya negara anggota Perserikatan dengan Perserikatan Bangsa- Bangsa-Bangsa di dunia ataupun Bangsa, karena terbentuknya utusan-utusan dari organisasi mahkamah ini tidak bisa terlepas pemerintah maupun organisasi dari prakarsa PBB melalui majelis non pemerintah. Setelah diatur umum dengan peranan oleh didalam Statuta Roma tahun 1998 Komisi Hukum Internasional. dan mulai diberlakukan ketentuan Mahkamah ini tidak berada di didalamnya, Mahkamah Pidana bawah atau sebagai bagian Internasional secara sah telah (bagian utama, bagian subsider berdiri sebagai suatu badan ataupun bagian khusus) dari PBB, peradilan internasional yang sehingga dapat dikatakan bahwa bersifat permanen (tetap) dengan mahkamah berada di luar sistem tugas, fungsi serta kewenangan- PBB dengan kedudukannya kewenangan yang dimilikinya. sejajar atau setara dengan PBB. Mahkamah Pidana Internasional Hal ini berdasarkan perjanjian (International Criminal Court) antara mahkamah dan PBB yang berkedudukan di Den Haag, tertuang di dalam Pasal 2 Statuta Belanda. Roma tahun 1998.

Keberadaan Mahkamah Pidana Internasional sebagai badan peradilan internasional yang permanen. Mahkamah ini juga memiliki karakter hukum internasional (International legal

51 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

Yurisdiksi Mahkamah Pidana pelaku kejahatan internasional Internasional 22 yang usianya kurang dari 18 tahun, maka mahkamah tidak Yuridiksi merupakan kewenangan mempunyai wewenang untuk dalam bertindak berdasarkan mengadilinya dihadapan ketentuan yang berlaku mengenai persidangan mahkamah, tugas, fungsi dan tujuannya. sehingga dapat dimintakan Seperti yurisdiksi-yurisdiksi badan pertanggungjawabannya peradilan yang lain, misalnya : berdasarkan hukum nasional Mahkamah Nuremberg 1945, negara-negara yang Mahkamah Tokyo 1946, bersangkutan (Pasal 26) Statuta Mahkamah Bekas Yugoslavia Roma tahun 1998. 1993, dan Mahkamah Rwanda 1994, keberadaaan Mahkamah b. Yurisdiksi Territorial Pidana Internasional (International Adalah kewenangan Criminal Court) juga memiliki mahkamah dalam yurisdiksi, yang diantaranya menjalankan tugas dan fungsi adalah yurisdiksi personal, sebagai badan peradilan yurisdiksi territorial, yurisdiksi internasional berdasarkan temporal, serta yurisdiksi lokasi atau wilayah hukum atas kriminal. Adapun penjelasan- perbuatan kejahatan penjelasan mengenai yurisdiksi internasional itu terjadi. Pada tersebut adalah sebagai berikut : dasarnya yurisdiksi ini berlaku

a. Yurisdiksi Personal di wilayah negara-negara Adalah kewenangan yang peserta dalam Statuta Roma dimiliki oleh mahkamah untuk tahun 1998 yang apabila terjadi mengadili para pelaku kejahatan lintas batas territorial kejahatan atau tindak pidana negara. Akan tetapi dalam yang berupa orang-orang atau hubungannya terhadap negara- individu-individu yang harus negara yang menolak atau bertanggung jawab atas tidak menjadi anggota dalam kejahatan yang dilakukan Statute Roma tahun 1998 sebagaimana telah ditentukan (tidak ikut meratifikasi isi dari didalam Statuta Roma tahun dari Statute Roma tahun 1998), 1998 (Pasal 25 ayat (1), mahkamah tidak dapat sehingga dalam hal ini, negara menerapkan yuridiksinya bukan merupakan yurisdiksi terhadap kejahatan yang terjadi personal bagi mahkamah di wilayah negara tersebut. ataupun subjek hukum Maka dengan demikian para internasional lainnya kecuali pelaku kejahatan berda di luar individu. Hal yang khusus jangkauan yurisdiksi dalam yurisdiksi personal mahkamah yang juga tidak mahkamah, yaitu mengenai

22 Ibid, hal.151-153

52 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

mendapat kekebalan d. Yurisdiksi Kriminal (imunitas) dari mahkamah. Adalah yurisdiksi yang dimiliki oleh mahkamah dalam c. Yurisdiksi Temporal menjalankan tugasnya untuk Adalah kewenangan mengadili kejahatan-kejahatan mahkamah sebagaimana diatur interansional yang termasuk didalam Pasal 11 ayat (1) atau diatur didalam Statuta dan (2) Statuta Roma tahun Roma tahun 1998. Dalam 1998 yang berbunyi: yurisdiksi kriminal mahkamah mahkamah hanya memiliki telah diatur dalam Pasal 5 yurisdiksi atas kejahatan yang Statuta Roma tahun 1998 yang dilakukan setelah mulai menyatakan kejahatan dalam berlakunya statuta ini. yurisdiksi mahkamah, antara Mahkamah tidak memiliki lain sebagai berikut : yurisdiksi atas kejahatan yang terjadi sebelumnya, hal ini 1) Kejahatan genosida (the sesuai dengan salah satu asas crime of genocide) hukum pidana internasional, 2) Kejahatan terhadap yaitu asas non retroaktif non- kemanusiaan (crimes retroactive), hal tersebut against humanity) berdasarkan pada Pasal 24 ayat 3) Kejahatan perang (war (1) Statuta Roma tahun 1998. crimes) 4) Kejahatan agresi (the Mengenai yurisdiksi temporal crimes of aggression) yang ada pada mahkamah, bahwa tidak memberlakukan Dari masing - masing jenis asas daluarsa (lapse of time) atas kejahatan - kejahatan keempat jenis kejahatan yang internasional tersebut diatas, tunduk pada yurisdiksi didalam Statuta juga sebagaimana tercantum menjelaskan secara rinci didalam Statuta Roma tahun mengenai definisi ataupun 1998, yaitu kejahatan genosida, arti mengenai kejahatan yang kejahatan terhadap dimaksud, seperti dalam kemanusiaan, kejahatan Pasal 9 Statuta Roma tahun perang, kejahatan agresi. Hal 1998, menerangkan tentang ini sesuai dengan Pasal 29 perlunya dirumuskan secara Statuta Roma tahun 1998 yang lebih rinci mengenai unsur- menyatakan bahwa tidak ada unsur masing-masing satu atau lebih kejahatan dalam kejahatan (elements of crimes) yurisdiksi mahkamah yang dalam membantu untuk tunduk pada pembatasan menafsirkan atau waktu untuk melakukan menerapkan ketentuan terkait penuntutan terhadap pelaku pasal yang menunjukkan kejahatan tersebut. jenis kejahatan yang dimaksud didalam Statuta Roma tahun 1998.

53 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

Prinsip - Prinsip Dasar yang menjadi keprihatinan Mahkamah Pidana dan kesengsaraan dunia. Internasional23 Sehingga dengan terbentuknya Mahkamah Dalam pembahasan mengenai Pidana Internasional tidak prinsip - prinsip dasar bermaksud untuk pembentukan Mahkamah Pidana menggantikan Internasional merupakan keberadaannya peranan landasan yang dijadikan dalam yurisdiksi nasional yang menjalankan tugas dan fungsi dari berlaku di setiap negara. Mahkamah Pidana Internasional itu sendiri. Menurut Boer Mauna b. Prinsip Penerimaan (2005: 297-301) dalam bukunya Merupakan prinsip yang Hukum Internasional; Pengertian, dimiliki oleh mahkamah Peranan, dan Fungsi Dalam Era dalam mengadili suatu Dinamika Global memberikan perkara di bawah ruang tetap beberapa prinsip dasar yang admissibility (masalah terdapat dalam Mahkamah penerimaan perkara) yang Pidana Internasional, antara lain tercantum di dalam Pasal 17 sebagai berikut: Statuta Roma tahun 1998. Hal tersebut merujuk pada a. Prinsip Komplementer hubungan antara sistem Prinsip ini dijelaskan di hukum nasional dan dalam Mukadimah Statuta Mahkamah Pidana Roma tahun 1998, bahwa Internasional dalam maksud dari prinsip ini menentukan suatu kasus adalah Mahkamah Pidana dinyatakan tidak dapat Internasional merupakan diterima apabila: pelengkap dari yurisdiksi pidana nasional. Pasal 1 1) Perkaranya sedang Statuta Roma tahun 1998 diperiksa dan diadili oleh memberikan penjelasan negara setempat kecuali mengenai prinsip negara tersebut tidak mau komplementer (unwilling) atau tidak (Complementary Principle). mampu (unable) secara Berdasarkan hal ini, sungguh-sungguh untuk merupakan pengakuan melaksanakan penyidikan terhadap prinsip kedaulatan atau penuntutan; negara dan harapan 2) Perkaranya telah diselidiki masyarakat internasional oleh negara setempat dan agar sistem hukum nasional negara tersebut memuat pengaturan hukum memutuskan untuk tidak untuk mengadili dan melakukan penuntutan menghukum tindak pidana terhadap orang yang

23 Ibid, hal.153-157

54 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

bersangkutan, kecuali jika ayat (2) Statuta Roma tahun keputusan itu sebagai 1998 menjelaskan bahwa akibat dari ketidakmauan mahkamah dapat (unwilling) atau menjalankan yurisdiksinya ketidakmampuan (unable) jika kejahatan terjadi di negara itu untuk sungguh- wilayah negara pihak-pihak sungguh melakukan dan orang yang melakukan penuntutan’ kejahatan tersebut adalah 3) Orang yang bersangkutan warga negara dari engara telah diadili untuk anggota Statuta tersebut. perbuatan yang sama Kemudian bagi negara bukan dengan perbuatan yang menjadi anggota dari Statuta menjadi dasar tuntutan ini maka negara tersebut mahkamah pidana melalui suatu pernyataan internasional seperti yang dapat menerima pelaksaaan disebutkan didalam Pasal yurisdiksi mahkamah atas 20 ayat (3) Statuta Roma tindak pidana seperti yang tahun 1998; diatur dalam Pasal 12 ayat (3) 4) Kasusnya tidak cukup Statuta Roma tahun 1998. berat untuk memerlukan tindakan lebih lanjut dari d. Prinsip Ratio Temporis Mahkamah Pidana (Yurisdiksi Temporal) Internasional. Maksud dari prinsip ini terkait waktu berlakunya c. Prinsip Otomatis (Automatic Statuta Roma tahun 1998 Principle) tidak berlaku bagi kejahatan Menurut prinsip ini yang terjadi sebelum adanya pelaksanaan yurisdiksi Statuta ini. Bagi negara- mahkamah atas dasar negara yang menjadi anggota tindakan tindakan pidana Statuta Roma tahun 1998 yang tercantum dalam dinyatakan telah berlaku, Statuta Roma tahun 1998 mahkamah mempunyai dengan tidak memerlukan yurisdiksi atas kejahatan- persetujuan dari negara- kejahatan yang dilakukan negara pihak yang setelah berlakunya statuta bersangkutan. Semua negara bagi negara-negara anggota secara langsung (otomatis) tersebut. Sebagai contoh, menerima yurisdiksi Negara Colombia mahkamah atas semua meratifikasi Statuta Roma kejahatan yang menjadi tahun 1998 pada tanggal 1 yurisdiksi dari mahkamah, November 2000, sedangkan yang demikian itu terdapat statuta tersebut mulai berlaku dalam paragraph 12 ayat (1) semenjak tanggal 1 Juli 2000. Statuta Roma tahun 1998. Oleh karena itu, mahkamah Sedangkan dalam Pasal 12 tidak boleh menuntut

55 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

kejahatan-kejahatan yang dapat dituntut lagi oleh terjadi di negara Colombia mahkamah atas tindak antara tanggal 1 Juli sampai pidana yang sama yang telah dengan 1 November 2000. diputuskan atau dibebaskan Hal ini ditegaskan dalam oleh mahkamah. Oleh karena Pasal 24 Statuta Roma tahun itu, seseorang tidak dapat 1998, bahwa seseorang tidak diadili lagi oleh mahkamah bertanggung jawab secara atau pengadilan lain untuk pidana untuk suatu tindakan suatu tindak pidana yang sebelum berlakunya Statuta sama sebagaimana Roma tahun 1998 bagi negara disebutkan dalam Pasal 5 yang bersangkutan. Inilah Statuta Roma tahun 1998, yang dinamakan prinsip non dimana tindak pidana itu retroactive ratio personal. telah diputuskan dengan putusan pidana atau e. Prinsip Nullum Crimen Sine dibebaskan oleh mahkamah. Lege Maksud dari prinsip ini g. Prinsip Ratio Loctie terdapat didalam Pasal 22 (yurisdiksi Teritorial) Statuta Roma tahun 1998 Merupakan prinsip bagi dibawah asas-asas umum mahkamah yang memiliki dalam hukum pidana. yurisdiksi atas kejahatan- Dijelaskan bahwa tidak kejahatan yang dilakukan di seorangpun dapat wilayah negara- negara bertanggungjawab secara anggota tanpa memandang pidana berdasarkan statuta, kewarganegaraan dari kecuali tindakan tersebut pelaku. Prinsip umum ini waktu dilakukan merupakan diatur didalam Pasal 12 ayat suatu tindak pidana yang (2) butir (a) Statuta Roma berada dalam yurisdiksi dan tahun 1998. Mahkamah kewenangan mahkamah. mempunyai yurisdiksi atas Selanjutnya prinsip nullum kejahatan-kejahatan yang crimen sine lege diperjelas oleh menerima yurisdiksinya atas Pasal 23 Statuta Roma tahun ad hoc dan wilayah yang 1998 bahwa seseorang yang ditunjuk oleh Dewan telah didakwa mahkamah Keamanan. hanya dapat dijatuhi pidana sesuai dengan ketentuan yang h. Prinsip Tanggung Jawab diatur dalam Statuta Roma Pidana secara Individual tahun 1998. Menurut Pasal 25 Statuta Roma tahun 1998, f. Prinsip Nebis in Idem mahkamah mempunyai Prinsip ini terdapat dalam yurisdiksi atas individu Pasal 20 Statuta Roma tahun sebagai “natural person”. 1998 bahwa seseorang tidak Seseorang yang melakukan

56 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

tindak pidana di wilayah j. Prinsip Hak Veto Dewan yurisdiksi mahkamah Keamanan untuk bertanggung jawab secara menghentikan Penuntutan pribadi dan dapat dihukum Merupakan hak yang dimiliki sesuai isi dalam Statuta Roma oleh Dewan Keamanan tahun 1998. Ketentuan ini (Security Council) PBB untuk merupakan pencerminan dapat mencegah mahkamah untuk mengadili dan dalam melaksanakan menghukum individu dan yurisdiksinya sesuai dengan bukan negara. Kejahatan Pasal 16 Piagam PBB. terhadap hukum Menurut pasal tersebut internasional dilakukan oleh bahwa tidak ada penyidikan individu dan bukan entitas atau penuntutan yang dapat yang abstrak. Hanya dengan dimulai atau dilaksanakan menghukum individu yang sesuai statuta untuk jangka melakukan kejahatan, hukum waktu 12 bulan setelah internasional dapat Dewan Keamanan PBB ditegakkan seperti kasus yang dalam resolusinya yang terjadi dan diadili oleh dibuat menurut Bab VII Pengadilan Nuremberg tahun Piagam, meminta mahkamah 1946. untuk menangguhkan penyidikan atau penuntutan. i. Prinsip Praduga tak bersalah Permintaan tersebut dapat (Presumption of Innocence) diperbaharui oleh Dewan Maksud dari prinsip ini dalam keadaan yang sama. adalah bahwa setiap orang Inilah yang dinamakan harus dianggap tidak bersalah prinsip defferal atau sampai dengan terdapatnya penangguhan yang dapat putusan dari pengadilan diperbaharui. Kebijaksanaan bawah mereka terbukti dan ini dalam praktiknya bisa saja dinyatakan bersalah. Diatur terjadi berlangsung terus- dalam Pasal 66 Statuta Roma menerus. Namun, meskipun tahun 1998 yang menyatakan permintaan defferal oleh setiap orang dianggap tidak Dewan Keamanan PBB bersalah sampai terbukti dapat diperbaharui atau bersalah dihadapan diulangi kembali, terdapat mahkamah sesuai dengan kemungkinan terjadinya hukum yang berlaku. Beban perubahan-perubahan politik pembuktian dan tanggung dan berkurangnya jawab terdapat kepada Jaksa unaminitas atau keseragaman Penuntutan yang akan pendapat dikalangan negara membuktikan terdakwa anggota tetap yang bersalah. mempunyai hak veto. Sehingga hal tersebut tidak memungkinkan tercapainya

57 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

lagi konsensus untuk mahkamah. Komposisi hakim mengajukan defferal kembali. mahkamah terdapat 18 hakim yang dipilih dari negara anggota Struktur Organisasi Mahkamah (peratifikasi) dengan masa tugas 24 Pidana Internasional atau jabatan selama 9 (Sembilan)

Mahkamah Pidana Internasional tahun.

merupakan badan peradilan Bagian mahkamah dari internasional menjalankan tugas- kepresidenan (the presidency) tugasnya pada lingkup kejahatan- mempunyai peran yang penuh kejahatan internasional, maka dalam menjalankan tugas yang tentunya struktur organisasi yang berkaitan dengan perkara dalam dimilikinya berbeda dengan mahkamah. Pasal 35 ayat (2), mahkamah sebelumnya ataupun menerangkan bahwa the judges badan peradilan pada umumnya. composing the presidency shall serve Struktur bagian dalam Mahkamah on a full-time basis as soon as they Pidana Internasional (International elected, yang artinya bahwa para Criminal Court) telah diatur dalam hakim (seluruh hakim Pasal 34 Statuta Roma tahun mahkamah) harus menjalankan 1998, yang terdiri dari : tugasnya atau bekerja full time

a. Kepresidenan (Presidency); setelah terpilih sebagai hakim b. Divisi Banding, Divisi mahkamah. Komposisi hakim Peradilan, dan Divisi mahkamah terdapat 18 hakim Praperadilan (an Appeals yang dipilih dari negara anggota Division, a Trial Division and a (peratifikasi) dengan masa tugas Pre Trial Division); atau jabatan selama 9 (sembilan) c. Kantor Jaksa Penuntut (The tahun.

Office of the Prosecutor); Bagian mahkamah yang d. Kepaniteraan (The Registery) selanjutnya adalah divisi-divisi Bagian Mahkamah dari dalam Mahkamah Pidana

Kepresidenan (The Presidency) Internasional. Divisi ini terbentuk mempunyai peran yang penuh setelah terpilih para hakim dalam menjalankan tugas yang mahkamah yang menjalankan berkaitan dengan perkara dalam tugas dan tanggung jawab mahkamah. Pasal 35 ayat (2), jawabnya. Berdasarkan pada menerangkan bahwa the judges Pasal 39 ayat (1) Statuta Roma composing the presidency shall serve tahun 1998 yang berbunyi:

on a full time basis as soon as they “As soon possible after the election of elected, yang artinya bahwa para the judges, the Court shall Bagianize hakim (seluruh hakim itself into the divisions specified in mahkamah) harus menjalankan article 34, paragraph (b). the Appeals tugasnya atau bekerja full time Divisions shall be composed of the setelah terpilih sebagai hakim president and four other judges, she

24 Ibid, hal. 157-158

58 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

trial divisions of not less than six dan dapat pula berinisiatif judges and the Pre-Trial division of not melakukan penyelidikan atas less than six judges. The assignment of kehendak sendiri (proprio motu) judges to division shall be based on the atas dasar informasi dan nature of functions to be performed by dokumen penyerahan perkara each division and the qualifications tentang kejahatan dalam and experience of the judges elected to yurisdiksi Mahkamah Pidana the Court, in such a way that each Internasional. division shall contain an appropriate combination of expertise in criminal Struktur bagian mahkamah law and procedure in international selanjutnya, yaitu Kepaniteraan law. The trial and Pre-Trial Divisions (the registery), tugas utama yang shall be composed predominantly of dilakukan kepaniteraan di judges with criminal trial experience”. antaranya melaksanakan tugasnya dalam bidang Arti dari penjelasan pasal di atas nonyudisial, administratif, dan mengenai susunan divisi-divisi pelayanan di bawah Presiden mahkamah adalah sebagai Mahkamah. Yang dapat berikut: menjadi anggota kepaniteraan

a) Divisi Banding yang terdiri mahkamah hanya negara peserta dari seorang Ketua (Presiden) yang mendapat rekomendasi dengan empat orang hakim dari majelis. Panitera bekerja b) Divisi Peradilan yang terdiri secara penuh waktu dalam masa dari tidak kurang dari enam jabatan selama 5 (lima) tahun orang hakim dan kemudian dapat dipilih c) Divisi Pra-Peradilan yang kembali dengan kesempatan satu terdiri dari tidak kurang dari kali saja. Dalam membantu enam hakim. tugasnya, maka panitera membentuk beberapa unit di Bagian mahkamah berikutnya, dalam Bagian Kepaniteraan itu yaitu Kantor Jaksa Penuntut (the sendiri, seperti unit korban dan Office of the Prosecutor), unit saksi, hal tersebut berguna keberadaan bagian ini terpisah dalam membantu mahkamah atau berdiri sendiri dari (dalam hal ini) hakim untuk amhkamah karena sifatnya yang melaksanakan tugasnya, yaitu independen dan mandiri dalam mengadili para pelaku kejahatan menjalankan tugas-tugasnya. internasional. Unsur jaksa diambil dari negara peserta dengan masa jabatan 9 Ketentuan dari Statuta Roma tahun dan tidak dapat diangkat tahun 1998 mempunyai arti dan kembali. Jaksa dapat bertindak maksud yang berkaitan dengan atas penyerahan dari negara atau tidak dapat diterimanya suatu melalui Dewan Keamanan PBB, perkara, yakni sebagai berikut: 25

25 Ibid, hal. 160-161

59 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

1. Suatu perkara tidak dapat bersalah, Mahkamah Pidana diterima untuk ditangani oleh Internasional (International Mahkamah Pidana Criminal Court) Internasional (International mempertimbangkan dengan Criminal Court) apabila : mengacu pada prinsip-prinsip a) Kasusnya sedang disidik hukum internasional, yaitu atau dituntut oleh suatu mengenai hal-hal sebagai negara yang mempunyai berikut: yurisdiksi atas perkara a) Tampak adanya upaya tersebut, kecuali bila hukum dan sikap nasional negara tersebut tidak suatu negara untuk bersedia atau tidak dapat “melindungi” atau melakukan penyelidikan menutupi perbuatan si dan penuntutan; pelaku dari tanggung b) Kasusnya telah diselidiki jawab yurisdiksi oleh suatu negara yang Mahkamah Pidana mempunyai yurisdiksi atas Internasional (International perkara tersebut dan Criminal Court) negara itu telah sebagaimana diatur dalam memutuskan untuk tidak Pasal 15 Statuta Roma menuntut orang yang tahun 1998. bersangkutan, kecuali b) Tindakan “penangguhan” apabila keputusan itu yang tidak dapat diambil karena dibenarkan yang bersifat ketidakmauan (unwilling) “tidak rela” membawa atau ketidakmampuan orang yang bersalah ke (unable) untuk melakukan pengadilan untuk diadili. penuntutan; c) Tidak adanya upaya c) Tersangka telah diadili hukum yang atas perbuatan yang mencerminkan tindakan diadukan atau pengadilan yang tidak sesuai dengan tidak berwenang mengadili maksud untuk membawa berdasarkan Pasal 20 ayat orang yang bersalah ke (3) Statuta Roma tahun Pengadilan untuk diadili. 1998; d) Kasusnya tidak cukup 3. Untuk menentukan berat untuk diperiksa dan “ketidakmampuan” (unable) diadili oleh Pengadilan dalam suatu kasus tertentu, Pidana Internasional Mahkamah Pidana (International Criminal Internasional (International Court). Criminal Court) mempertimbangkan apakah 2. Dalam rangka menentukan disebabkan kekurangan system ketidaksediaan Negara nasionalnya secara tertentu untuk menuntut yang

60 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

menyeluruh / sebagian besar, Dalam Statuta Roma Mahkamah sehingga negara tersebut tidak Pidana Internasional tahun 1998, mampu menghadirkan disebutkan bahwa: 27 tersangka, tidak dapat 1) Suatu negara yang menjadi menunjukkan bukti dan peserta Statuta ini menerima kesaksiannya yang diperlukan yurisdiksi pengadilan atau ada upaya hukum kea rah berkenaan dengan kejahatan pemeriksaan di pengadilan. yang disebutkan dalam Pasal 5

Dalam hal ini jenis hukuman yang (kejahatan genosida, kejahatan dapat diberikan oleh Mahkamah terhadap kemanusiaan, kepada terdakwa berupa kejahatan perang, dan (Parthiana,2006: 246-247):26 kejahatan agresi);

a) Hukuman penjara untuk 2) Dalam hal Pasal 13, huruf (a) selama jangka waktu tertentu dan (c), pengadilan dapat tetapi tidak boleh melebihi dari melaksanakan yurisdiksinya maksimum 30 tahun; kalau satu atau lebih negara berikut ini adalah peserta b) Hukuman penjara untuk statuta atau telah menerima seumur hidup, apabila hal ini yurisdiksi International Criminal dibenarkan atas dasar Court (ICC): pertimbangan mengenai beratnya kejahatan yang 3) Kalau penerimaan suatu dilakukan dan keadaan- negara yang bukan peserta dari keadaan individual dari statuta ini disyaratkan terdakwa sebagai orang yang berdasarkan ayat (2), negara akan dijatuhi hukuman tersebut dapat, dengan seumur hidup. deklarasi yang disampaikan kepada Panitera International c) Hukuman berupa denda, Criminal Court (ICC), denda ini ditetapkan menerima pelaksanaan berdasarkan kriteria yurisdiksi oleh pengadilan sebagaimana ditentukan berkenaan dengan sangkaan dalam hukum acaradan yang telah dilakukan pembuktian; secepatnya menggelar

d) Penebusan hasil, harta peradilan (Pasal 12). kekayaan dan asset yang baik secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kejahatan tersebut, tanpa merugikan hak-hak pihak ketiga yang ber’itikad baik.

26 Ibid, hal. 164 27 Ibid, hal 165.

61 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

Tabel Daftar Negara 53 Guinea 114 Trinidad & Tobago 54 Guyana 115 Tunisia Peratifikasi Statuta Roma 1998 55 Honduras 116 Uganda (terhitung sampai tanggal 20 Juni 2013) 56 Hungary 117 United Kingdom United Republic of 57 Iceland 118 Tanzakia No Negara No Negara 58 Ireland 119 Uruguay 1 Afganistan 62 Kenya 59 Italy 120 Vanuatu 2 Albania 63 Latvia 60 Japan 121 Venezuela 3 Andorra 64 Lesotho 61 Jordan 122 Zambia 4 Antigua & Barbuda 65 Liberia 5 Argentina 66 Lichenstein Sumber: Dikutip dari International Criminal Court 6 67 Lithuania (ICC) dalam buku Tolib Effendi, Hukum 7 Austria 68 Luxemboourg Pidana Internasional, Pustaka Yustisia, 8 Bangladesh 69 Madagascar 9 Barbados 70 Malawi , 2014, 242-243 10 Belgium 71 Maldives 11 Belize 72 Mali 12 Benin 73 Malta 13 Bolivia 74 Marshall Island 14 Bosnia Herzegovina 75 Mauritius Berdasarkan ketentuan dalam 15 Botswana 76 Mexico Pasal 126 Statuta Roma 1998, 16 Brazil 77 Mongolia 17 Bulgaria 78 Montenegro bahwa Statuta Roma mulai 18 Burkina Faso 79 Namibia berlaku (entry into force) setelah 19 Burundi 80 Nauru 28 20 Cambodia 81 Netherlands diratifikasi oleh 60 negara. Pada 21 Canada 82 New Zealand bulan April 2002, Statuta Roma 22 Cape Verde 83 Niger Central African 1998 dinyatakan berlaku dan ICC 23 84 Negeria Republic mulai berdiri. 24 Chad 85 Norway

25 Chile 86 Panama 26 Colombia 87 Paraguay Sebagai salah satu instrumen 27 Comoros 88 Peru penegak hukum, dalam konteks 28 Congo 89 Philiphines 29 Cook Island 90 Poland keadilan ICC memiliki fungsi 30 Costa Rica 91 Portugal umum yang ada pada hukum 31 Cote d'Ivoire 92 Republic of Korea 32 Croatia 93 Republic of Moldova pidana, sebagaimana disampaikan 33 Cyprus 94 Romania oleh LaFave yang dikutip oleh 34 Czech Republic 95 Saint kitts & Nevis 29 35 Democratic Congo 96 Saint Lucia Arie Siswanto: Saint Vncent & 36 Denmark 97 Granadies a. Retribution, yang mengandung 37 Djibouti 98 Samoa 38 Dominicia 99 San Marino arti bahwa hukum pidana Dominicam 39 100 Senegal dipergunakan untuk Republic 40 Ecuador 101 Serbia memberikan balasan dan 41 Estonia 102 Seychelles penderitaan yang setimpal bagi 42 Fiji 103 Sierra Leone 43 Finland 104 Slovakia pelaku tindak pidana 44 France 105 Slovenia berdasarkan prinsip an eye for an 45 Gabon 106 South Africa 46 Gambia 107 Spain eye. 47 Georgia 108 Suriname b. Detterance, yang berarti 48 Germany 109 Sweden 49 Ghana 110 Switzerland mencegah orang lain atau 50 Greece 111 Tazikistan pelaku untuk melakukan (lagi) The Former Yugoslav 51 Grenada 112 Republic of tindak pidana. Macedonia 52 Guatemala 113 Timor Leste

28 Lihat lebih lanjut Pasal 126 Statuta Roma. 29 Tolib Effendi, Hukum Pidana Internasional, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2014, hal.244.

62 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

c. Denunciation, yakni Ciri - Ciri Tindak Pidana menegaskan bahwa tindak International: pidana yang telah dilakukan 1. Terdapat pengakuan secara oleh pelakunya adalah eksplisit bahwa suatu tindakan tindakan salah. merupakan tindakan pidana, d. Incapacitation, menjaga tindak pidana internasional, (melalui lembaga penahanan) tindak pidana dibawah hukum supaya pelaku tidak mampu internasional. lagi melakukan tindak pidana. 2. Diakui memilki sifat pidana e. Rehabilitation, memperbaiki dengan menetapkan kewajiban pelaku tindak pidana. untuk melarang dilakukan,

mencegah, menuntut, memidana, IV. PENUTUP dan sebagainya. Pada bagian penutup ini penulis 3. Memberikan sifat pidana pada mencoba menyimpulkan dari dua suatu tindakan permasalahan yang penulis angkat 4. Terdapat kewajiban atau hak yaitu apa-apa saja bentuk kejahatan- untuk menuntut kejahatan internasional (tindak pidana 5. Terdapat kewajiban atau hak internasional) serta sejauhmana untuk memidana peranan Mahkamah Pidana 6. Terdapat kewajiban atau hak Internasional (International Criminal untuk mengekstradisikan Court/ICC) dalam menangani tindak 7. Memiliki kewajiban atau hak pidana internasional tersebut. Bahwa untuk bekerjasama dalam hal kita dapat menyimpulkan bahwa penuntutan dan pemidanaan tindak pidana internasional adalah (termasuk memberikan bantuan suatu tindakan yang secara universal hukum dalam acara pidana) diakui sebagai suatu tindak pidana. 8. Menetapkan dasar-dasar yurisdiksi kriminal (teori prioritas) Pengakuan secara internasional ini 9. Mendukung ataau menunjang disebabkan karena tindak pidana ditetapkannya pengadilan atau tersebut merupakan persoalan yang international tribunal sangat besar dan menjadi perhatian 10. Menghindarkan pembelaan masyarakat internasional. Dengan dengan alasan perintah atasan demikian, terhadap tindak pidana ini tidak hanya tunduk pada yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional negara tertentu saja, tetapi dapat (International Criminal Court) tunduk pada yurisdiksi semua negara atau dapat diterapkan yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional universal. Tindak pidana internasional dalam konteks hukum pidana ini harus mempunyai persayaratan internasional adalah suatu Badan yaitu: memiliki unsur internasional, Peradilan tetap yang dibentuk oleh memilki unsur transnasional, memiliki Perserikatan Bangsa-Bangsa. unsur keharusan. Mahkamah Pidana Internasional merupakan salah satu instrumen

63 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk interansional yang termasuk atau menuntut dan mengadili para pelaku diatur didalam Statuta Roma tahun tindak pidana atau kejahatan 1998. Dalam yurisdiksi kriminal internasional. Mahkamah Pidana mahkamah telah diatur dalam Pasal 5 Internasional didirikan berdasarkan Statuta Roma tahun 1998 yang Statuta Roma tahun 1998 (Statute of menyatakan kejahatan dalam Rome 1998) yang merupakan hasil yurisdiksi mahkamah, antara lain konferensi diplomatik yang sebagai berikut: berlangsung di Roma pada tanggal 15 a) Kejahatan genosida (the crime of – 17 Juli 1998. Dalam konferensi genocide) tersebut telah dihadiri oleh perwakilan b) Kejahatan terhadap kemanusiaan masing-masing negara anggota (crimes against humanity) Perserikatan Bangsa-Bangsa di dunia c) Kejahatan perang (war crimes) ataupun utusan-utusan dari organisasi d) Kejahatan agresi (the crimes of pemerintah maupun organisasi non aggression) pemerintah. Setelah diatur didalam

Statuta Roma tahun 1998 dan mulai Demikianlah uraian penulis tentang diberlakukan ketentuan didalamnya, kejahatan-kejahatan (tindak pidana Mahkamah Pidana Internasional internasional) dan peranan Mahkamah secara sah telah berdiri sebagai suatu Pidana Internasinal (International badan peradilan internasional yang Criminal Court / ICC) dalam bersifat permanen (tetap) dengan Penegakan Hukum Pidana tugas, fungsi serta kewenangan- Internasional. Semoga tulisan ini dapat kewenangan yang dimilikinya. bermanfaat buat pemerhati hukum, Mahkamah Pidana Internasional penegak hukum, serta praktisi hukum (International Criminal Court) terutama yang mengkaji di bidang berkedudukan di Den Haag, Belanda. Hukum Pidana Internasional dan

semoga dapat bermanfat juga bagi Mahkamah Internasional sendiri seluruh civitas akademika khususnya mempunyai prinsip-prinsip dasar di lingkungan Universitas Suryadarma yaitu: prinsip komplementer, prinsip Jakarta. Amin. penerimaan, prinsip otomatis, prinsip

ratio temporis, prinsip nullum crimen sine lege, prinsip nebis in idem, prinsip DAFTAR PUSTAKA ratio loctie, prinsip tannggungjawab

pidana secara indidual, prinsip Atmasasmita, Romli, Pengantar Hukum praduga tak bersalah, prinsip hak veto Pidana Internasional, Refika Dewan keamanan untuk Aditama, Bandung, 2006. menghentikan penuntutan. Diantha, I Made Pasek, Hukum Pidana Adapun yurisdiksi kriminal yang Internasional Dalam Dinamika dimiliki oleh mahkamah internasional Pengadilan Pidana Internasional, (internasional criminal court/ICC adalah Prenadamedia Group, Jakarta, menjalankan tugasnya untuk 2014. mengadili kejahatan-kejahatan

64 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015

Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) Dan Peranan

International Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana International

Effendi, Tolib, Hukum Pidana Internasional, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2014

Hiariej, Eddy O.S, Pengantar Hukum Pidana Internasional, Erlangga, Jakarta, 2009.

Kusumaatmadja, Mochtar, Pengantar Hukum Internasional, Buku I-Bagian Umum, Bina Cipta, Bandung, 1997.

Parthiana, Wayan, Pengantar Hukum Internasional, Mandar Maju, Bandung, 1990

Sefriani, Hukum Internasional Suatu Pengantar, Rajawali Pers, Jakarta, 2014

Starke, J.G, Pengantar Hukum Internasional Edisi Kesepuluh, Sinar Grafika, Jakarta, 1992.

Thontowi Jawahir dan Iskandar Pranoto, Hukum International Kontemporer, Refika Aditama, Bandung, 2006.

Wahjoe, Oentoeng, Hukum Pidana Internasional Perkembangan Tindak Pidana Internasional dan Proses Penegakannya, Erlangga, Jakarta, 2011

Widyawati, Anis, Hukum Pidana Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2014

Rome Statute The International Criminal Court, 17 Juli 1998.

65 Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum – Universitas Suryadarma| Volume 06 No. 1, September 2015