<<

KATA PENGANTAR

Berdasarkan amanat Pasal 19 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Arsip Nasional Republik (ANRI) wajib melakukan pengelolaan arsip statis yang berasal dari lembaga negara, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan. Pengelolaan arsip statis oleh ANRI bertujuan untuk menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti pertanggungjawaban nasional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Arsip statis yang dikelola ANRI merupakan memori kolektif, identitas bangsa, bahan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan serta sumber informasi bagi publik, sehingga perlu diolah untuk menghasilkan sarana bantu penemuan kembali (finding aids) sesuai dengan kaidah kearsipan yang benar agar dapat diakses oleh masyarakat. Ada tiga jenis finding aids yang dihasilkan dari kegiatan pengolahan arsip statis, yakni daftar, inventaris, dan guide arsip statis.

Direktorat Pengolahan pada Tahun Anggaran 2016 melaksanakan penyusunan Guide Khazanah Arsip Perusahaan. Guide arsip ini memuat informasi mengenai khazanah arsip statis perusahaan yang disimpan di ANRI.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan ANRI, tim kerja, dan semua pihak yang telah membantu penyusunan guide ini. Semoga Allah S.W.T. Tuhan Yang Maha Esa membalas amal baik yang Bapak/ Ibu berikan.

Jakarta, Januari 2017 Direktur Pengolahan,

AZMI

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...... ii DAFTAR ISI ...... iii I. PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang...... 1 B. Perusahaan di Wilayah NKRI...... 2 C. Khazanah Arsip Perusahaan di ANRI...... 3 D. Teknis Penyusunan Guide Arsip...... 5

II. URAIAN INFORMASI ...... 8 A. Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang...... 8 1. PT Jasa Tirta I ...... 8

B. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ...... 10 1. PT Perkebunan IV(Persero)/PTPN IV...... 10 2. PT Perkebunan Nusantara V (Persero)/PTPN V...... 13 3. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)/PTPN VII ...... 14 4. PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero)/PTPN VIII...... 16 5. PT Perkebunan Nusantara X (Persero)/PTPN X ...... 19 6. PT Perkebunan Nusantara XI (Persero)/PTPN XI ...... 21 7. PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero)/PTPN XIV...... 22

C. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran ...... 24 1. PT Sarinah (Persero) ...... 24

D. Sektor Pertambangan dan Penggalian ...... 26 1. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk/PT ANTAM ...... 26 2. PT TIMAH (Persero) Tbk ...... 32 3. PT Bukit Asam (Persero) Tbk ...... 38

iii E. Sektor Industri Pengolahan ...... 40 1. PT Balai Pustaka (Persero) ...... 40 2. PT 2130/ PT DSTP/ PT Dua Satu Tiga Puluh ...... 42 3. PT Industri Pesawat Terbang Nusantara/PT IPTN ...... 44 4. PT Garam (Persero) ...... 49 5. PT Industri Kereta Api/PT INKA ...... 52 6. PT Angkatan Laut (Persero)/PT PAL Indonesia ...... 55 7. PT Semen Kupang (Persero) ...... 57 8. PT Semen Baturaja (Persero) ...... 59 9. PT Semen Tonasa (Persero) ...... 61 10. PT Semen Gresik (Persero) ...... 63 11. PT Semen Madura (Persero) ...... 65 12. PT Semen Padang (Persero) ...... 67 13. PT Kertas Leces ...... 69 14. PT Kertas Padalarang ...... 72 15. PN Kertas Blabak ...... 74 16. PT Kertas Basuki Rachmat (Persero) ...... 76 17. PT Pupuk Kaltim (Persero) ...... 77 18. PT Petrokimia Gresik (Persero) ...... 80 19. PT Bentoel International Investama Tbk ...... 81

F. Sektor Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis ...... 83 1. Markplus Inc...... 83

G. Sektor Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin...... 85 1. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PT PLN ...... 85 2. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk/PT PGN ...... 87

H. Sektor Informasi dan Komunikasi ...... 89 1. PT TEMPO Inti Media Tbk ...... 89 2. Perum Pusat Produksi Film Negara (PPFN) ...... 91

iv 3. Indonesian Press Photo Service (IPPHOS)...... 111 4. PT Kompas Media Nusantara ...... 119 5. Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Cabang “Lokananta” ...... 121 6. PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)/PT INTI ...... 124 7. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk/PT Telkom ...... 126

I. Sektor Transportasi dan Pergudangan ...... 128 1. PT Kawasan Industri (Persero) ...... 128 2. PT Kawasan Industri Makasar (Persero) ...... 130 3. PT Pos Indonesia (Persero) ...... 131 4. PT Indonesia (Persero) Tbk ...... 134 5. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)/Pelindo I...... 137 6. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/Pelindo III ...... 140 7. PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)/Pelido IV ...... 142 8. PT Kereta Api Indonesia (Persero)/PT KAI ...... 145 9. PT Angkasa Pura I (Persero) ...... 148 10. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)/PT PELNI ...... 151

J. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi ...... 154 1. PT Sahid Gajah Perkasa Bank (SGP Bank) ...... 154 2. PT Bank Bumiraya Utama ...... 156 3. PT Bank Danahutama ...... 157 4. PT Bank Centris Internasional ...... 158 5. PT Hokindo Bank ...... 159 6. PT Bank Pelita ...... 160 7. PT Bank Metropolitan Raya ...... 161 8. PT Bank Mashill Utama ...... 162 9. PT Bank Dharmala ...... 163 10. PT Bank Dana Asia ...... 164 11. PT Bank Kredit Asia ...... 165 12. PT Bank Bumi Daya (Persero) ...... 166

v 13. PT Bank Central Dagang ...... 168 14. PT Bank Umum Nasional ...... 169 15. PT Uni Bank ...... 171 16. PT Sewu Internasional Bank ...... 172 17. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk/Bank BNI ...... 173 18. PT Bank Bukopin ...... 179 19. PT Jasa Raharja (Persero) ...... 183 20. PT Asuransi Kesehatan (Persero)/PT ASKES ...... 188 21. PT Tabungan Asuransi Pensiun (Persero)/PT Taspen ...... 191

K. Sektor Real Estate ...... 193 1. PT Taman Wisata Candi (TWC) , , dan Ratu Boko (Persero) ...... 193

DAFTAR PUSTAKA ...... 196

vi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Arsip statis merupakan identitas jati diri, memori kolektif, acuan, dan bahan pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang harus dikelola dan diselamatkan oleh negara. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai lembaga kearsipan nasional dibentuk dengan tujuan untuk memberikan kontribusi kepada pemerintah dan masyarakat dalam bidang kearsipan. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, mengamanatkan bahwa sebagai lembaga kearsipan nasional, ANRI wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis untuk kepentingan nasional. Arsip statis yang disimpan di ANRI harus diolah agar dapat disajikan kepada masyarakat/pengguna arsip dengan sarana bantu penemuan kembali arsip berupa daftar arsip statis, inventaris arsip statis, dan guide arsip statis (guide arsip statis khazanah dan guide arsip statis tematis). Guide arsip statis khazanah adalah sarana bantu penemuan kembali arsip statis yang memuat uraian informasi mengenai khazanah arsip statis yang dimiliki oleh lembaga kearsipan. Sedangkan guide arsip statis tematis adalah sarana bantu penemuan kembali arsip statis, berupa uraian informasi mengenai suatu tema tertentu, yang sumbernya berasal dari beberapa khazanah arsip statis yang disimpan di lembaga kearsipan. Guide arsip statis khazanah perusahaan merupakan salah satu sarana bantu penemuan kembali arsip statis dari perusahaan yang tersimpan di ANRI. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, pengertian perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba yang berbentuk badan hukum yang didirikan dan/atau berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 1

B. Perusahaan di Wilayah NKRI Dalam perekonomian Indonesia dikenal tiga pelaku ekonomi pokok (sering disebut sebagai agen–agen pemerintah dalam pembangunan ekonomi), yaitu sektor pemerintah, sektor swasta, dan sektor koperasi. Sesuai dengan konsep Trilogi Pembangunan (pertumbuhan, pemerataan, dan kestabilan ekonomi), maka masing–masing pelaku tersebut memiliki prioritas fungsi sebagai berikut. 1). BUMN, pemerataan hasil ekonomi pertumbuhan kegiatan ekonomi. 2). Swasta, pertumbuhan kegiatan ekonomi pemerataan hasil ekonomi kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi. 3). Koperasi, pemerataan hasil ekonomi pertumbuhan kegiatan ekonomi kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi. BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, yang merujuk kepada perusahaan atau badan usaha yang dimiliki pemerintah sebuah negara. Jenis BUMN dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah PERSERO dan PERUM. Peran BUMN dalam perekonomian Indonesia sangat dominan. Sesuai dengan konstitusi UUD 1945 negara berkeinginan agar roda-roda perekonomian yang penting dalam wilayah Indonesia dikelola oleh rakyat Indonesia dan digunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia. BUMN melakukan kegiatan dan menguasai hampir di semua sektor ekonomi, seperti sektor keuangan/perbankan, pertambangan, perkebunan, kehutanan, industri, perdagangan, transportasi dan jasa-jasa lain. Peran BUMN dalam perekonomian nasional adalah: 1). Menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. 2). Pelopor atau perintis dalam sektor-sektor yang belum diminati usaha swasta. 3). Pelaksanaan pelayanan umum seperti membangun jalan, fasilitas sekolah atau kesehatan, dan penyediaan air bersih. 4). Penyeimbang kekuatan- kekuatan swasta yang besar dan membantu pengembangan usaha kecil dan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 2

koperasi. 5). Sumber penerimaan negara seperti pajak, keuntungan perusahaan, maupun dari hasil produksi. Selain berupa BUMN, perusahaan juga berbentuk badan usaha milik swasta. Badan usaha milik swasta adalah badan usaha yang dimiliki sepenuhnya oleh individu atau swasta. Badan usaha ini pada umumnya selalu diasosiasikan sebagai bentuk usaha yang bertujuan untuk mencari keuntungan, sehingga ukuran keberhasilannya berdasarkan banyaknya keuntungan yang diperoleh dari hasil usahanya tersebut. Badan usaha swasta dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk, yaitu badan usaha perseorangan, firma, CV, dan Perseroan Terbatas (PT). Pelaku ekonomi ketiga adalah koperasi. Pengertian koperasi menurut undang–undang tahun 1967 adalah sistem organisasi ekonomi pada rakyat yang memiliki sifat sosial, memiliki beberapa anggota dan berbadan hukum. Koperasi adalah suatu susunan pada ekonomi sebagai salah satu bentuk usaha bersama berdasarkan pada asas kekeluargaan. Koperasi bukan sebuah perkumpulan modal akan tetapi perkumpulan dari orang–orang yang akan menjadi anggota koperasi. Sistem kerja sama yang ada dalam koperasi berdasarkan pada sebuah rasa persamaan suatu derajat, tidak membeda-bedakan antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya. Kerja koperasi juga didasari atas adanya rasa kesadaran yang dimiliki oleh seluruh anggotanya. Koperasi dijadikan sebagai salah satu wadah sosial dan juga wadah demokrasi ekonomi. Sistem kerja yang terjadi di dalam sebuah koperasi disesuaikan dengan kemauan anggotanya yang dihasilkan melalui proses mufakat yang telah disetujui oleh seluruh anggota koperasi.

C. Khazanah Arsip Perusahaan di ANRI Arsip perusahaan yang diserahkan kepada Arsip Nasional Republik Indonesia merupakan arsip statis berskala nasional yang memiliki nilai guna kesejarahan dalam berbagai bentuk dan media dari berbagai perusahaan nasional. Keberadaan khazanah arsip perusahaan di ANRI

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 3

melalui proses akuisisi. Akuisisi arsip statis adalah proses penambahan khazanah arsip statis pada lembaga kearsipan yang dilaksanakan melalui kegiatan penyerahan arsip statis dan hak pengelolaannya dari pencipta arsip kepada lembaga kearsipan. Arsip statis yang berasal dari berbagai perusahaan sebagai pencipta arsip (provenance) diselamatkan dan dilestarikan di ANRI sebagai memori kolektif dan jati diri bangsa. Direktorat Pengolahan sebagai salah satu unit kerja di ANRI memiliki tugas utama mengolah arsip statis untuk menghasilkan sarana bantu penemuan kembali arsip berupa daftar, inventaris, dan guide arsip statis. Tahun Anggaran 2016 Direktorat Pengolahan menyusun Guide Khazanah Arsip Perusahaan. Guide khazanah arsip ini menguraikan tentang khazanah arsip perusahaan yang tersimpan di ANRI, yang berasal dari berbagai perusahaan nasional, baik perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun perusahaan swasta. Dari hasil identifikasi, khazanah arsip perusahaan yang tersimpan di ANRI terdapat 73 (tujuh puluh tiga) perusahaan baik BUMN maupun swasta nasional. Khazanah arsip perusahaan terdiri atas perusahaan berskala nasional yaitu PT Jasa Tirta I; PT Perkebunan Nusantara IV; PT Perkebunan Nusantara V (Persero); PT Perkebunan Nusantara VII; PT Perkebunan Nusantara VIII; PT Perkebunan Nusantara XI (Persero); PT Perkebunan Nusantara X (Persero); PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero); PT Sarinah; PT Aneka Tambang (Persero) Tbk/ANTAM; PT TIMAH (Persero) Tbk; PT Bukit Asam (Persero), Tbk; PT Balai Pustaka; PT DSTP/2130/PT Dua Satu Tiga Puluh; PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN); PT Garam (Persero); PT Industri Kereta Api (INKA); PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia (Persero); PT (Persero) Semen Kupang; PT Semen Baturaja (Persero); PT Semen Tonasa (Persero); PT Semen Gresik (Persero); PT Semen Madura; PT Semen Padang (Persero); PT Kertas Leces; PT Kertas Padalarang Bandung; PN Kertas Blabak; PT Kertas Basuki Rahmat (Persero); PT Pupuk Kaltim (Persero); PT Petrokimia Gresik; Bentoel Internasional Investama, Tbk;

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 4

Markplus Inc.; PT PLN (Persero); PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk; PT TEMPO Inti Media; PT Kompas Media Nusantara; Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Cabang Surakarta “Lokananta”; Pusat Produksi Film Negara (PPFN); Indonesian Press Photo Service (IPPHOS); PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)/PT INTI; PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk/TELKOM; PT Kawasan Industri Medan (Persero); PT Kawasan Industri Makasar (PT KIMA); PT POS Indonesia; PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk; PT Pelabuhan Indonesia/Pelindo I (Persero); PT Pelabuhan Indonesia/Pelindo III (Persero); PT Pelabuhan Indonesia/Pelindo IV (Persero); PT Kereta Api Indonesia; PT Angkasa Pura I; PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)/PT PELNI; PT Sahid Gajah Perkasa (SGP) Bank; PT Bank Bumiraya Utama; PT Bank Danahutama; PT Bank Centris Internasional; PT Hokindo Bank; PT Bank Pelita; PT Bank Metropolitan Raya; PT Bank MashiII Utama; PT Bank Dharmala; PT Bank Dana Asia; PT Bank Kredit Asia; PT Bank Bumi Daya (Persero); PT Bank Central Dagang; PT Bank Umum Nasional; PT Uni Bank; PT Sewu Internasional Bank; PT Bank Nasional Indonesia (Persero) Tbk; PT Bank Bukopin; PT Jasa Raharja; PT ASKES; PT Taspen (Persero); PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero). Ruang lingkup arsip perusahaan adalah keseluruhan arsip statis perusahaan yang terdapat di ANRI hasil akuisisi hingga tahun 2015. Perusahaan-perusahaan tersebut meliputi perusahaan BUMN dan perusahaan swasta berskala nasional. Periode arsip dari tahun 2010 sampai 2012. Adapun jenis media arsip dalam guide ini antara lain arsip tekstual, peta, poster, foto, film, video, dan CD.

D. Teknis Penyusunan Guide Arsip Pada 1989 ANRI bekerja sama dengan Asian Guide Project menerbitkan Guide Khazanah Arsip Konvensional periode sebelum tahun 1945 yang berjudul Guide To The Sources of Asian History Vol. 1.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 5

National Archive Part I: Institusional Archives; Part II Local Archives. Guide yang tertulis dalam Bahasa Inggris tersebut berisi informasi tentang arsip pada masa VOC, Kolonial Belanda, dan kekuasaan sementara Inggris. ANRI selanjutnya menerbitkan Guide Khazanah Arsip Periode Republik Indonesia, berjudul Lembaga Pemerintah Pusat Jilid I pada tahun 2004. Guide ini menguraikan khazanah arsip dari lembaga pemerintah dengan periode setelah tahun 1945 yang tersimpan di ANRI. Pada tahun 2006, ANRI kembali menerbitkan guide yang berjudul Khazanah Mikrofilm Arsip Nasional Republik Indonesia. Khazanah arsip mikrofilm yang ditampilkan meliputi arsip masa kolonial, masa Republik Indonesia, arsip perseorangan dan manuskrip. Adapun arsip masa kolonial terdiri dari arsip periode VOC, arsip periode pemerintahan Hindia Belanda, arsip daerah/residensi (Gewestelijke Stukken), arsip masa pemerintahan Inggris, dan arsip Lembaga Non Pemerintah. Selanjutnya, khazanah arsip mikrofilm masa Republik Indonesia meliputi arsip Lembaga pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah. Guide berikutnya adalah Guide Khazanah Arsip Berbahasa Belanda di Nusantara (Wilayah ) 1772-1970 yang disusun pada Tahun Anggaran 2013. Guide khazanah arsip perusahaan ini disusun dengan melakukan identifikasi ke depo penyimpanan arsip, dengan memperhatikan data-data dari Keputusan Kepala ANRI Nomor 348 Tahun 2015 tentang Jumlah Khazanah Arsip Statis ANRI Tahun 2014; daftar dan inventaris arsip dari Ruang Baca; data-data mengenai Berita Acara Serah Terima Arsip dan Daftar Arsip sementara dari Sub Direktorat Akuisisi Arsip II, dan dengan mengunduh dari sistem informasi akuisisi; data dari Sub Direktorat Penyimpanan Arsip Direktorat Preservasi; dan penelusuran referensi pustaka dari perpustakaan, serta langsung ke instansi (PT Garam, PT Pelindo III, PTPN X di Surabaya, dan PT Telkom di Bandung). Tim juga melakukan wawancara dengan Direktorat Akuisisi untuk melengkapi data.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 6

Jenis informasi khazanah arsip statis perusahaan dalam guide ini dikelompokkan sesuai sektor-sektor dalam daftar perusahaan BUMN Kementerian BUMN (Kementerian BUMN RI. 2015. Profil BUMN Indonesia: Sinergi Membangun Negeri. Jakarta: Kementerian BUMN) yaitu sektor pengadaan air, pengelolaan sampah dan daur ulang; sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan; sektor perdagangan besar dan eceran; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor jasa profesional, ilmiah, dan teknis; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin; sektor informasi dan telekomunikasi; sektor transportasi dan pergudangan; sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor real estate. Penyusunan guide arsip dilakukan oleh tim kerja dari Sub Direktorat Pengolahan Arsip II dengan Endang Radiyani sebagai Penanggungjawab Teknis; Nurhawary sebagai Koordinator; Arum Esthu Domaz K. Bawono sebagai Sekretaris; Jajang Nurjaman, Ika Tantri Apsitasari, Novia Elita, dan Emi Jarwati, sebagai Anggota. Guide disusun pada tahun anggaran 2016. Guide arsip statis khazanah perusahaan disusun berdasarkan kaidah-kaidah pengolahan arsip statis melalui tahapan kerja sebagai berikut. 1. Melakukan identifikasi arsip yang tersimpan di depot ANRI, dengan memperhatikan laporan akuisisi, dll. 2. Menyusun rencana teknis dari awal hingga akhir. 3. Melakukan penelusuran sumber, data sekunder (referensi) yang relevan. 4. Melakukan penulisan guide, dan mengelompokkan informasi sesuai sektor-sektor. 5. Melakukan penilaian dan penelaahan guide oleh penanggungjawab kegiatan. 6. Melakukan perbaikan dan penyempurnaan guide yang dilaksanakan berdasarkan masukan dan koreksi yang telah dilakukan.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 7

7. Mempublikasikan dan mendistribusikan guide kepada Unit Penyimpanan dan Pemanfaatan di mana guide telah dilakukan pengesahan oleh Direktur Pengolahan.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 8

II. URAIAN INFORMASI

A. Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang 1. PT Jasa Tirta I Kurun Waktu 1962-1989

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 4 m arsip tekstual

Profil PT Jasa Tirta I berkedudukan di Malang, Jawa Timur tepatnya dengan alamat Jl. Surabaya No. 2A, Malang 65145. Ide pendirian badan usaha ini muncul sejak tahun 1970-an, setelah selesainya dua bendungan besar di Wilayah Sungai Brantas. Setelah melakukan studi banding ke beberapa lembaga pengelolaan air dan/atau prasarana sumber daya alam di Amerika, , Inggris, Jepang dan Perancis pada awal tahun 1980-an, diputuskan untuk mengkaji viabilitas dari pendirian suatu lembaga pengelolaan serupa di Indonesia. Dari berbagai usulan yang masuk dan berdasarkan pertimbangan strategis, maka pekerjaan mengkaji kemungkinan pendirian badan usaha ini diserahkan kepada konsultan PT Indoconsult yang dipimpin almarhum Profesor DR. Sumitro Djojohadikusumo. Setelah melalui beberapa kali pembicaraan para pakar sumber daya air pada saat itu, baik mengenai lingkup tugas dan sasaran yang hendak dicapai, PT lndoconsult menyepakati untuk menyerahkan laporan hasil studi kepada Menteri Pekerjaan Umum yang saat itu dijabat oleh DR. Ir Suyono Sosrodarsono. Pada 4 November 1986, dalam rapat yang dipimpin Menteri PU disepakati pembentukan suatu lembaga yang menangani wilayah Sungai Brantas dengan nama Perum Jasa Tirta Brantas. Setelah melalui pembahasan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 8

antar departemen yang cukup rinci dan panjang, akhirnya disepakati untuk menerbitkan peraturan pemerintah sebagai akta pendirian Perum Jasa Tirta di Wilayah Sungai Brantas. Pada 12 Februari 1990, terbitlah PP Nomor 5 Tahun 1990 tentang Perum Jasa Tirta, sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkedudukan di Kota Malang. Sebagai tindak lanjut dari penerbitan PP Nomor 5 Tahun 1990, Pada 1 Nopember 1991, lahir Peraturan Menteri PU Nomor: 56/PRT/1991 tentang Kebijaksanaan Umum Pengelolaan Perusahaan Umum (PERUM) Jasa Tirta. Peraturan ini merupakan arahan operasional bagi Perum Jasa Tirta 1. Pemerintah telah menerbitkan PP Nomor 93 Tahun 1999 (13 Oktober 1999) yang mengatur keberadaan Perum Jasa Tirta. Sesuai Pasal 2 Ayat (2) dari PP tersebut, ditetapkan Perum Jasa Tirta sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 5 Tahun 1990 diubah namanya menjadi Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I. Selanjutnya untuk mendukung pembangunan nasional dan penyesuaian lingkup tugas pengelolaan SDA serta kegiatan usaha PJT I, maka Peraturan Pemerintah (PP) tentang PJT I perlu disesuaikan yakni menjadi PP No. 46 tahun 2010 tanggal 3 Mei 2010. Dalam melaksanakan tugas pemerintah berkaitan dengan pengelolaan air dan prasarana SDA di Wilayah Sungai Kali Brantas dan Wilayah Sungai Bengawan Solo, Perum Jasa Tirta I berpedoman pada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang menjaga keseimbangan antara misi pemerintah dan misi perusahaan. Pelaksanaan tugas pokok telah diupayakan peningkatannya secara lebih memadai sesuai RKAP dan Rencana Jangka Panjang (RJP). PT Jasa Tirta I merupakan BUMN yang ditugasi untuk menyelenggarakan pemanfaatan umum atas air dan sumber-sumber air yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, serta melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan pemerintah dalam pengelolaan wilayah daerah aliran sungai. Dewasa ini daerah layanannya meliputi Wilayah Sungai Kali Brantas beserta 39 anak sungainya, Wilayah Sungai Bengawan Solo beserta 25 anak sungainya, Wilayah Sungai Jeratun

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 9

Seluna, Wilayah Sungai Serayu Bogowonto, dan Wilayah Sungai Toba Asahan. PT Jasa Tirta I hingga saat ini masih beroperasi.

Riwayat Arsip Menurut data dari Direktorat Akuisisi, arsip PT Jasa Tirta I diserahkan pada 28 Agustus 2003 dengan disertai daftar arsip statis yang diserahkan. Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Arsip terdiri dari laporan-laporan seperti completion report on Sengguruh hydropower project; Karangkates 2nd stage project detail design drawing (general); laporan pelaksanaan bantuan Luar Negeri, dan sejarah singkat pembentukan Perum Jasa Tirta.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

B. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1. PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)/PTPN IV Kurun Waktu 2004

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

Profil PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) atau PTPN IV berkedudukan di Jl. Letjen Suprapto No. 2, Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara 2015. PTPN IV didirikan Pada 11 Maret 1996 berdasarkan akta No. 37 Notaris Harun Kamil S.H. dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 10

Keputusan No. C2-8332.HT.01.01.TH96 tanggal 8 Agustus 1996 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996, tambahan Berita Negara No. 8675/1996. PTPN IV adalah hasil peleburan tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Perkebunan VI (Persero), PT Perkebunan VII (Persero) dan PT Perkebunan VIII (Persero). Peleburan ketiga BUMN tersebut ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9/1996. Berdasarkan peraturan tersebut, setelah PTPN IV didirikan maka ketiga BUMN yang dilebur dinyatakan bubar dan segala hak dan kewajibannya beralih kepada PTPN IV. Dengan berlakunya PP No. 72 tahun 2014 Pada 17 September 2014 maka PTPN IV (Persero) berubah menjadi Perseroan Terbatas. PTPN III menjadi pemegang saham PTPN IV (Persero) sebesar 90%. Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan terakhir berdasarkan Keputusan Para Pemegang Saham Nomor SK-44/MBU/03/2016 dan Nomor KPJAK/Hold/AD.NIV/03/2016 yang dinyatakan dalam Akta Nomor 05 tanggal 14 Maret 2016 yang dibuat dihadapan Notaris Nanda Fauz Iwan SH, M.Kn. Unit usaha PTPN IV berlokasi di 8 Daerah Tingkat II yaitu Simalungun, Serdang Bedagai, Asahan, Labuhan Batu, Langkat, Toba Samosir, Tapanuli Selatan dan Kota Madya Medan. Terhitung tanggal 1 September 2003, PTPN IV telah melakukan restrukturisasi dengan merubah struktur organisasi PTPN IV melalui pengelompokkan Unit Usaha dalam 6 (enam) Grup Unit Usaha (GUU), serta pendelegasian/pelimpahan sebagian wewenang/tugas Direksi kepada GUU. PTPN IV memiliki fokus usaha bisnis dalam bidang komoditas kelapa sawit dan teh, dengan hasil produk antara lain: Minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO); inti sawit (Palm Kernel/PK); minyak inti sawit (Palm Kernel Oil/PKO); ampas inti sawit (PKM); dan teh hitam. Bahan baku industri adalah minyak kelapa sawit yang diekstraksi dari daging buah (mesocarp) yang mempunyai titik beku pada suhu kamar, dan mempunyai warna merah jingga. Bahan baku CPO ini diperoleh sebanyak 22–23% dari Tandan Buah Segar

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 11

(TBS), dan mengandung beta carotene yang tinggi, yang merupakan anti- oksidan dan provitamin A. Produk lainnya adalah Inti Sawit (PK), yaitu bahan baku industri pangan yang diperoleh melalui proses pemecahan biji, yang diperoleh sebanyak 4–5% dari Tandan Buah Segar (TBS). Inti sawit mengandung Palm Kernel Oil sebanyak sekitar 45–48% yang kaya akan gugus Asam laurat bersifat cair pada suhu kamar. Dapat digunakan sebagai bahan baku industri makanan dan oleo kimia seperti cocoa butter substituted (lemak coklat) dan Surface Active Agent (Surfactant). Produk PTPN IV lainnya teh hitam adalah bahan baku industri pangan, yang diproses melalui pelayuan, penggulungan, fermentasi, pengeringan dan sortasi. Teh hitam menghasilkan larutan yang berwarna merah tembaga, mempunyai rasa dan aroma berbeda tergantung pada ketinggian tempat tumbuh dan jenis teh, serta proses pembuatannya. Manfaat teh hitam bagi kesehatan adalah untuk meningkatkan metabolisme, mengurangi nafsu makan, mengurangi resiko serangan jantung, menstimulir pembentukan sel darah putih, membantu melawan keracunan makanan, digunakan sebagai obat luar, sebagai bahan kosmetik. PTPN IV masih beroperasi hingga saat ini.

Riwayat Arsip Tidak ada keterangan mengenai berita acara penyerahan arsip PTPN IV.

Lingkup dan Isi Arsip berisi mengenai laporan tahunan 2004 dan profil perusahaan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero).

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 12

2. PT Perkebunan Nusantara V (Persero)/PTPN V Kurun Waktu 2003 dan 2005

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

Profil PT Perkebunan Nusantara V (Persero) atau PTPN V beralamat di Jl Rambutan No. 43, Pekan Baru, Riau 28294. PTPN V berdiri Pada 14 Februari 1996 di Riau sebagai hasil konsolidasi kebun pengembangan PT Perkebunan II, PT Perkebunan IV, dan PT Perkebunan V. Landasan Hukum perusahaan ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 10 Tahun 1996 tentang Penyetoran Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian PT Perkebunan Nusantara V (Persero). Peraturan tersebut kemudian disahkan oleh Notaris Harun Kamil, S.H berdasarkan Akta No. 38 tanggal 11 Maret 1996 dan disahkan melalui Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2- 8333.H.T.01.01 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 4 Oktober 1996 serta Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 8565/1996. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir sejalan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III yang mengalihkan 90% saham PTPN V dari milik Negara menjadi milik PTPN III. Perubahan struktur saham ini merubah status Perusahaan dari BUMN menjadi Anak Perusahaan Holding BUMN Perkebunan dengan PTPN III sebagai induk. Perubahan tersebut di atas dituangkan dengan Akta No. 26 tanggal 23 Oktober 2014 dibuat dihadapan Nanda Fauz Iwan, S.H. M.Kn. Notaris di Jakarta Selatan, dan telah mendapat pengesahan dari Menkumham RI

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 13

melalui Surat Nomor: AHU-10531.40.20.2014 tanggal 04 November 2014. Secara efektif Perseroan mulai beroperasi sejak tanggal 9 April 1996 dengan kantor pusat di kota Pekanbaru. PTPN V bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet. Hingga tahun 2012, Perseroan mengelola 47 unit kerja yang terdiri dari 1 unit Kantor Pusat, 4 Strategic Bussines Unit (SBU), 20 unit Kebun Inti, 3 Manajemen Kebun Plasma, 12 Pabrik Kelapa Sawit (PKS), 1 unit Pabrik PKO (minyak inti sawit), 3 fasilitas Pengolahan Karet dan 3 Rumah Sakit. Areal yang dikelola oleh Perseroan seluas 161.541 Ha, yang terdiri dari 87.015 Ha lahan sendiri/Inti dan 74.526 Ha lahan Plasma. PTPN V masih beroperasi hingga saat ini.

Riwayat Arsip Tidak ada keterangan mengenai berita acara serah terima arsip PTPN V.

Lingkup dan Isi Arsip mengenai laporan tahunan 2003 PT Perkebunan Nusantara V (Persero); Company profile PT Perkebunan Nusantara V (Persero); Prosiding Seminar Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat yang diselenggarakan oleh: PERAGI, IPB, PPKS, PTPN V dan Pemprov Riau.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

3. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)/PTPN VII Kurun Waktu 1990-2004

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 14

Profil PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) atau PTPN VII berkedudukan di Provinsi Lampung, tepatnya di Jl. Teuku Umar No. 300 Bandar Lampung 35141. PTPN VII merupakah salah satu BUMN hasil penataan kembali (restrukturisasi/konsolidasi) BUMN sub-sektor pertanian oleh pemerintah. PTPN VII dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, merupakan konsolidasi dari PT Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero) serta eks Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di Lahat dan eks Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) di Bengkulu. Akta Pendirian PTPN VII dibuat oleh Notaris Harun Kamil, S.H dengan Akte No. 40 tanggal 11 Maret 1996. Akte pendirian tersebut sudah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan keputusan No. C2-8335 HT 01.01 TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam tambahan Berita Negara RI No. 80 tanggal 4 Oktober 1996. Pada tahun 2014 berdasarkan PP Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014, tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III maka PTPN VII yang semula merupakan BUMN Perkebunan telah beralih menjadi PTPN VII yang tunduk sepenuhnya pada UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. PTPN III menjadi pemegang saham PTPN VII (Persero) sebesar 90%; dan kepemilikan Negara Republik Indonesia pada PTPN VII (Persero) sebesar 10%. Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir adalah mengenai Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PTPN VII No: KPJAK/Hold/AD.NVII/06/2016; No:SK-47/MBU/03/2016 tentang Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas yang telah dituangkan melalui Notaris Nanda Fauz Iwan dalam Akta Notaris No. 8 tanggal 14 maret 2016. Perubahan tersebut telah disahkan dan diserahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 15

AHU-0006225.AH.01.02.2016 tanggal 01 April 2016. Saat ini, wilayah kerja Perseroan meliputi 3 (tiga) Provinsi yang terdiri atas 5 Distrik, 9 Unit di Provinsi Lampung, 10 Unit di Provinsi Sumatera Selatan, dan 5 unit di Provinsi Bengkulu. PT Perkebunan Nusantara VII merupakan perusahaan agrobisnis yang bergerak dalam bidang budidaya tanaman tahunan dan tanaman semusim, pengolahan hasil perkebunan, serta penjualan dan pemasaran hasil produk yang meliputi CPO, Karet Spesifikasi Teknis (Technically-Spesified Rubber/TSR), teh hitam, serta Gula Kristal Putih. PTPN VII masih beroperasi hingga saat ini.

Riwayat Arsip Tidak ada keterangan mengenai berita acara serah terima arsip PTPN VII.

Lingkup dan Isi Arsip berisi mengenai Laporan Tahunan PT Perkebunan Nusantara X (Persero) Bandar Lampung Tahun Buku 1990, 1992, 1993, 1994, 1995, 1996; Laporan Tahunan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Tahun Buku 1996, 1998, 1999, 2000, 2001, 2004; Sejarah PT Perkebunan Nusantara VII (Persero).

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

4. PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero)/PTPN VIII Kurun Waktu 1983-2000

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 16

Profil PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) atau disingkat PTPN VIII, beralamat di Jl. Sindangsirna No. 4, Geger Kalong, Sukasari, Bandung 40153, Jawa Barat. Perusahaan perkebunan milik negara di Jawa Barat dan Banten berasal dari perusahaan perkebunan milik pemerintah Belanda yang ketika penyerahan kedaulatan secara otomatis menjadi milik pemerintah Republik Indonesia, dan kemudian dikenal dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Lama. Antara tahun 1957–1960 dalam rangka nasionalisasi atas perusahaan- perusahaan perkebunan eks milik swasta Belanda/asing (antara lain Inggris, Perancis dan Belgia) dibentuk PPN-Baru cabang Jawa Barat. Pada periode 1960–1963 terjadi penggabungan perusahaan dalam lingkup PPN-Lama dan PPN-Baru menjadi PPN Kesatuan Jawa Barat I, PPN Kesatuan Jawa Barat II, PPN Kesatuan Jawa Barat III, PPN Kesatuan Jawa Barat IV dan PPN Kesatuan Jawa Barat V. Selanjutnya selama periode 1963–1968 diadakan reorganisasi dengan tujuan agar pengelolaan perkebunan lebih tepat guna, dibentuk PPN Aneka Tanaman VII, VIII, IX dan X, yang mengelola tanaman teh dan kina, serta PPN Aneka Tanaman XI dan XII yang mengelola tanaman karet. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan, pada periode 1968–1971, PPN yang ada di Jawa Barat diciutkan menjadi tiga Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) meliputi 68 kebun, yaitu:  PNP XI berkedudukan di Jakarta (24 perkebunan), meliputi perkebunan- perkebunan eks PPN Aneka Tanaman X, dan PPN Aneka Tanaman XI;  PNP XII berkedudukan di Bandung (24 perkebunan), meliputi beberapa perkebunan eks PPN Aneka Tanaman XI, PPN Aneka Tanaman XII, sebagian eks PPN Aneka Tanaman VII, dan PPN Aneka Tanaman VIII;  PNP XIII berkedudukan di Bandung (20 perkebunan), meliputi beberapa perkebunan eks PPN Aneka Tanaman XII, eks PPN Aneka Tanaman IX, dan PPN Aneka Tanaman X.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 17

Sejak tahun 1971, PNP XI, PNP XII dan PNP XIII berubah status menjadi Perseroan Terbatas Perkebunan (Persero). Dalam rangka Restrukturisasi BUMN Perkebunan mulai 1 April 1994 sampai dengan tanggal 10 Maret 1996, pengelolaan PT Perkebunan XI, PT Perkebunan XII, dan PT Perkebunan XIII digabungkan di bawah manajemen PTP Group Jabar. Selanjutnya sejak tanggal 11 Maret 1996, PT Perkebunan (PTP) XI, PT Perkebunan (PTP) XII, dan PT Perkebunan (PTP) XIII dilebur menjadi PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII (Persero). Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII adalah salah satu diantara perkebunan milik Negara yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 1996, seperti yang dinyatakan dalam akta Notaris Harun Kamil, S.H., No. 41 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan C2- 8336.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996. Akta pendirian ini selanjutnya mengalami perubahan sesuai dengan akta Notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo, SH., No. 05 tanggal 17 September 2002 dan telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-20857 HT.01.04.TH.2002 tanggal 25 Oktober 2002. Dengan berlakunya PP No. 72 tahun 2014 Pada 17 September 2014 maka PTPV VIII berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang tunduk sepenuhnya pada UU No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas. Saham PTPN VIII (Persero) dimiliki oleh PTPN III sebesar 90%, dan oleh Negara Republik Indonesia sebesar 10%. Kegiatan usaha PTPN VIII meliputi pembudidayaan tanaman, pengolahan/produksi, dan penjualan komoditi perkebunan teh, karet, kelapa sawit, kina, dan kakao. Pusat kegiatan usaha berada di kantor Jl. Sindangsirna No. 4 Bandung, dengan kebun/unit usaha yang dikelola sebanyak 41 kebun yang tersebar di 11 kabupaten/kota di Propinsi Jawa Barat dan 2 di kabupaten di Propinsi Banten. PTPN VII masih beroperasi hingga saat ini.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 18

Riwayat Arsip Tidak ada keterangan mengenai berita acara serah terima arsip PTPN VIII.

Lingkup dan Isi Arsip berisi informasi mengenai rencana kerja pelaksanaan proyek pengembangan perkebunan INTI dan Rakyat V (PIR/NES V); Laporan Tahunan Perseroan Terbatas Perkebunan XIII Tahun 1983-1986; penanganan Perkebunan, penggarapan lahan, pembuatan bangunan, uji coba penggarapan lahan, penghapusan areal tanaman, laporan pertanggung jawaban kredit.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

5. PT Perkebunan Nusantara X (Persero)/PTPN X Kurun Waktu 2001-2007

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

Profil PT Perkebunan Nusantara X (Persero) atau PTPN X beralamat di Jl. Jembatan Merah No. 3-11, Surabaya 60175. Perusahaan didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.15 Tanggal 14 Februari Tahun 1996 tentang pengalihan bentuk Badan Usaha Milik Negara dari PT Perkebunan (Eks PTP XIX, XXI-XXII dan Eks PTP XXVII) yang dilebur menjadi PT Perkebunan Nusantara X (Persero) dan tertuang dalam akte Notaris Harun Kamil, S.H No. 43 tanggal 11 Maret 1996 yang mengalami Perubahan kembali sesuai Akte Notaris Sri Eliana Tjahjoharto, S.H. No. 1 tanggal 2 Desember 2011.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 19

Pada 2 Oktober 2014, Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan Holding BUMN Perkebunan yang beranggotakan PTPN I, II, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII, XIV dengan PTPN III sebagai induk Holding BUMN Perkebunan. Dasar hukum perubahan PTPN X (Persero) menjadi PTPN X adalah Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan Perseroan PT Perkebunan Nusantara X Nomor: PTPN X/RUPS/01/X/2014 dan Nomor: SK- 57/D1.MBU/10/2014 tentang Perubahan Anggaran Dasar. PTPN X merupakan Perusahaan Agribisnis berbasis perkebunan di Indonesia. Bisnis utama PTPN X adalah Industri Gula dan tembakau. Gula dipasarkan di dalam negeri melalui persaingan bebas dan terkoordinir (lelang dan negosiasi), sedangkan pembeli produk tetes adalah pabrikan (End User) dan tender. Tembakau dijual langsung kepada pembeli industri (pabrikan) dan pembeli pedagang (trader), juga dipasarkan ke luar negeri (ekspor) melalui lelang dengan mengirim produk contoh. Selain juga menyediakan jasa cutting bobbin (pemotongan daun tembakau menjadi pembungkus cerutu) juga memproduksi pupuk kompos sebagai hasil samping dari limbah pabrik gula. PTPN X masih beroperasi hingga saat ini

Riwayat Arsip Menurut data dari Direktorat Akuisisi, arsip PT Perkebunan Nusantara X (Persero) diserahkan pada 8 Agustus 2008, dengan disertai daftar arsip statis yang diserahkan. Tidak diperoleh keterangan mengenai berita acara serah terima arsip PTPN X.

Lingkup dan Isi Arsip yang tersedia berupa materi tercetak berjudul Membangun Kemitraan Menuai Kepercayaan: Dinamika Perjalanan Pabrik Gula PT Perkebunan Nusantara X; Bersama Mitra Membangun Perusahaan Agribisnis Tangguh; company profile PT Perkebunan Nusantara X (Persero); Annual Report 2007 PT Perkebunan Nusantara X (Persero).

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 20

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

6. PT Perkebunan Nusantara XI (Persero)/PTPN XI Kurun Waktu 2001-2004

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

Profil PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) atau PTPN XI beralamat di Jalan Merak No. 1, Surabaya, Jawa Timur. Pendirian perusahaan sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 dan merupakan gabungan antara PT Perkebunan XX (Persero) dan PT Perkebunan XXIV-XXV (Persero) yang masing-masing didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 1972 dan No. 15 Tahun 1975. Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan yang dibuat berdasarkan Akte Notaris Harun Kamil S.H, No. 44 tanggal 11 Maret 1996, telah dilakukan perubahan dan mendapat persetujuan sesuai Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-21048HT.01.04.Th.2002 tanggal 29 Oktober 2002. Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar tersebut sesuai dengan format isian Akta Notaris Model II yang tersimpan dalam database Salinan Akta Nomor 02 tanggal 02 Oktober 2002, yang dibuat oleh Notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo S.H, berkedudukan di Tangerang. Secara umum sebagian besar unit usaha di lingkungan PTPN XI telah beroperasi sejak masa kolonial berkuasa di Hindia Belanda. Kantor Pusat PTPN XI sendiri merupakan peninggalan HVA yang dibangun pada tahun 1924 dan merupakan lambang konglomerasi industri gula saat itu. Bentuk perusahaan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 21

berulang kali mengalami perubahan dan restrukturisasi terakhir terjadi pada tahun 1996 bersamaan dengan penggabungan 14 PTP menjadi 14 PTPN. PTPN XI bergerak dalam bidang usaha perkebunan tebu yang menghasilkan produk utama berupa gula pasir dan tetes, karung goni, serta alkohol dan spiritus. PTPN XI adalah perseroan terbatas agribisnis perkebunan dengan core business gula. Perusahaan ini bahkan satu-satunya BUMN yang mengusahakan komoditas tunggal, yakni gula, dengan kontribusi sekitar 16- 18% terhadap produksi nasional. Sebagian besar bahan baku berasal dari tebu rakyat yang diusahakan para petani sekitar melalui kemitraan dengan pabrik gula (PG). PTPN XI masih beroperasi hingga saat ini.

Riwayat Arsip Arsip PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) Surabaya diserahkan pada hari Rabu 16 Maret 2011 dengan penandatanganan berita acara serah terima dokumen/arsip dari Diah Rosita Sari Staf Bidang Umum kepada ANRI yang diwakili oleh Ina Mirawati Kasubdit Akuisisi Arsip Perusahaan, bertempat di Kantor PTPN XI (Persero) Jl. Merak No.1, Surabaya.

Lingkup dan Isi Arsip berisi mengenai Laporan Tahunan PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) Tahun 2001, 2002, dan 2004.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

7. PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero)/PTPN XIV Kurun Waktu 1991-1992

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 22

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

Profil PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) atau PTPN XIV berkedudukan di Selatan, tepatnya di Jl. Jenderal Urip Sumoharjo No. 72-76, Makassar. PTN XIV didirikan Pada 11 Maret 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1996. Pendirian PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) ini tertuang pada Akta Notaris Harun Kamil, S.H. Nomor 42 tanggal 11 Maret 1996. Proses pembentukannya diawali dengan pengelompokan 26 buah PT Perkebunan (Persero) menjadi 9 kelompok pada tahun 1994, sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 361/Kpts/07.210/5/1994 tentang Restrukturisasi BUMN Sektor Pertanian. Pengelompokan tersebut adalah dalam rangka optimalisasi skala usaha untuk meningkatkan daya saing menghadapi pasar bebas yang akan dimulai pada tahun 2004 (AFTA). Setelah tahap pengelompokan, maka Pada 11 Maret 1996 dibentuklah 14 buah PT Perkebunan Nusantara, salah satu di antaranya adalah PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) yang merupakan penggabungan beberapa Badan Usaha Milik Negara bidang pertanian/perkebunan di Kawasan Timur Indonesia, meliputi : 1. PT Perkebunan XXVIII (Persero) 2. PT Perkebunan XXXII (Persero) 3. PT Bina Mulya Ternak (Persero) 4. Eks Proyek PT Perkebunan XXIII (Persero) di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. PTPN XIV menghasilkan produk unggulan kelapa sawit berupa minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan inti sawit (Palm Kernel/PK). PTPN XIV saat ini masih aktif beroperasi.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 23

Riwayat Arsip Menurut data dari Direktorat Akuisisi, arsip PTPN XIV diserahkan kepada ANRI pada bulan September 2005, Tidak ada keterangan mengenai berita acara serah terima arsip PTPN XIV.

Lingkup dan Isi Arsip mengenai series surat edaran Direksi PT Perkebunan XXVIII (Persero); surat-surat Instruksi Direksi PT Perkebunan XXVIII; laporan tahunan PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) tahun 2000;

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

C. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran 1. PT Sarinah (Persero) Kurun Waktu 1962-2000

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,8 m arsip tekstual

Profil PT Sarinah (Persero) beralamat di Jl. MH. Thamrin No. 11, Gondangdia, Jakarta Pusat 10350. PT Sarinah didirikan berdasarkan gagasan Presiden RI Pertama Ir. Soekarno. Sarinah adalah nama pengasuh Presiden Soekarno di masa kecilnya. Menurut Bung Karno, Mbok Sarinah adalah sosok yang telah membentuk pandangan politiknya untuk mencintai ‘orang kecil.’ Nama Sarinah lalu diabadikan untuk sebuah pusat perbelanjaan pertama di Indonesia yang didirikan Pada 17 Agustus 1962 dengan nama PT Departemen Store Indonesia (DSI) Sarinah. Bentuk perusahaan ditetapkan sebagai perseroan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 24

terbatas (PT) sesuai dengan Anggaran Dasar No. 33 tahun 1962 tanggal 17 Agustus 1962. Secara resmi, Sarinah membuka pusat perbelanjaannya Pada 15 Agustus 1966. Misi PT Sarinah (Persero) adalah untuk mewadahi aktivitas perdagangan ritel di Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Pada 10 April 1979 Akte No. 8 tanggal 4 Oktober 1979 dari Notaris Ahmad Bajumi, telah ditetapkan perubahan Anggaran Dasar Luar Biasa dari PT Departemen Store Indonesia (DSI) Sarinah dan perubahan nama menjadi PT Sarinah (Persero). Anggaran Dasar Nomor 8 tanggal 11 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Notaris Erni Rohaini, SH, MBA, menyebutkan bidang usaha Sarinah adalah sebagai berikut. a. Menyelenggarakan usaha perdagangan barang dan jasa, meliputi perdagangan eceran (ritel), perdagangan besar (wholesale), keagenan, distribusi, dan ekspor impor. b. Menyelenggarakan usaha properti dan penyewaan ruangan untuk kegiatan perdagangan. c. Produksi atau kerjasama produksi yang berkaitan dengan kegiatan perdagangan barang dan jasa. d. Jasa hiburan (Entertainment). e. Pergudangan, pariwisata, perkantoran, apartemen, perhotelan, restoran, pendidikan di bidang ritel, prasarana dan jasa telekomunikasi, sarana olahraga dan periklanan, dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki. Kegiatan usaha Sarinah saat ini masih aktif meliputi ritel, ekspor dan impor, distribusi dan penyewaan ruangan, money changer dan perhotelan.

Riwayat Arsip Tidak ada keterangan mengenai berita acara serah terima arsip PT Sarinah (Persero).

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 25

Lingkup dan Isi Arsip PT Sarinah mengandung informasi mengenai akta pendirian perusahaan, risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), notulen rapat, hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), laporan akuntan, serta profil perusahaan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

D. Sektor Pertambangan dan Penggalian 1. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk/PT ANTAM Kurun Waktu (1931) 1942-2008

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 20,6 m arsip tekstual; 366 nomor arsip Kartografik dan Kearsitekturan

Profil PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau PT ANTAM beralamat di Gedung Aneka Tambang Jl.Letjen. TB. Simatupang No. 1 Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta 12530. Badan usaha ini juga merupakan hasil nasionalisasi perusahaan Belanda. Semua perusahaan Belanda yang berkaitan dengan penambangan timah, batubara, bauksit, dan emas ditetapkan pengelolaannya oleh Badan Urusan Perusahaan-perusahaan Tambang Negara (BUPTAN). Surat Keputusan Menteri Perindustrian Dasar/Pertambangan Nomor 2101/V/Perdatam/61 tanggal 12 Juli 1961 menetapkan untuk melikuidasi Perseroan Terbatas Penjualan Hasil Tambang Indonesia. Semua hak dan kewajiban serta kekayaan-kekayaan berikut pegawai kepada tiga Badan Pimpinan Umum (BPU) Perusahaan–perusahaan Tambang yaitu 1). BPU Perusahaan-perusahaan Tambang Batubara Negara yang membawahi semua

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 26

perusahaan tambang batubara; 2). BPU Perusahaan-perusahaan Tambang Timah Negara yang membawahi semua perusahaan tambang timah; 3). BPU Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara yang membawahi semua perusahaan tambang kecuali batubara dan timah. Pada 29 Juni 1966, Menteri Pertambangan dan Migas, Dr. Ibnu Sutowo (Mayjen TNI) mengusulkan untuk mengadakan reorganisasi BPU dan Perusahaan Negara Tambang dalam lingkungan Departemen Pertambangan dengan melebur ke dalam tiga Perusahaan Negara Tambang yang berdasarkan jenis dan golongan bahan galian tambangnya, sebagai berikut. 1. Perusahaan Negara Tambang Timah Indonesia, terdiri atas: a. Unit I (Tambang Timah Bangka); b. Unit II (Tambang Timah Belitung); c. Unit III (Tambang Timah Singkep); d. Unit IV (Peleburan Timah Indonesia Mentok); 2. Perusahaan Negara Tambang Batubara Indonesia, terdiri dari: a. Unit I (Tambang Batubara Ombilin); b. Unit II (Tambang Batubara Bukit Asam); c. Unit III (Tambang Batubara Mahakam); 3. Perusahaan Negara Antam, terdiri dari: a. Unit I (Pembangunan Pertambangan); b. Unit II (Tambang Mas Tjikotok); c. Unit III (Tambang Bauksit Kijang); d. Unit IV (Tambang Nikkel Pomalaa); e. Unit V (Tambang Mas Logas); f. Unit VI (Pemurnian/Pengolahan Logam Mulia) Dua tahun berikutnya, dikeluarkan Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 22 Tahun 1968, tanggal 5 Juli 1968, mengenai pembentukan perusahaan Antam sebagai perusahaan Negara yang merupakan penggabungan dari tujuh badan atau proyek, yakni: 1). BPU Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara (Pertambun), yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 27

No. 88 Tahun 1961 jo. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1962; 2). Perusahaan Negara (PN) Tambang Emas Cikotok, yang didirikan berdasarkan PP No. 91 Tahun 1961; 3). PN Tambang Bauksit Indonesia, yang didirikan berdasarkan PP No. 89 Tahun 1961; 4). Perusahaan Terbatas (PT) Nikkel Indonesia, yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Mr. R.E. Abdulkarnen di Makassar pada 16 Juli 1960 No. 32; 5). PN Negara Logam Mulia, yang didirikan berdasarkan PP No. 218 Tahun 1961 jo PP No. 29 Tahun 1962; 6). Proyek Intan Ex. Surat Keputusan Presidium Kabinet Dwikora No. Aa/E/90/66 tanggal 30 Juni 1966 jo No. Aa/E/89/66 tanggal 30 Juni 1966 jo Surat Keputusan Presiden RI No. 87 Tahun 1966 tanggal 12 Mei 1966; 7). Proyek- proyek Ex. Bapetamb yang dikuasakan pada BPU Pertambun menurut SK Dirjen Pertambangan tanggal 23 November 1966 No. 4/SK/-DD/Pertamb/66 jo SK Menteri Pertambangan tanggal 27 Oktober 1966 No. 01/Kpts Pertamb/1966. PN Aneka Tambang berubah menjadi perusahaan perseroan berdasarkan PP No. 26 Tahun 1974. Pada 30 Desember 1974, Aneka Tambang berubah nama menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan Akta Pendirian Perseroan No. 320. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep. 1768/MK/IV/12/1974, tentang Penetapan Modal Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Aneka Tambang. Pada 27 November 1997 PT Aneka Tambang (Persero) berubah menjadi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Pada 17 Juli 2002, nama PT Antam (Persero) Tbk berubah menjadi PT Antam Tbk. PT ANTAM merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara yang melakukan kegiatan eksplorasi, tambang, pengolahan, dan pemasaran komoditi mineral. Pendapatan ANTAM diperoleh melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan deposit mineral, pengolahan mineral tersebut secara ekonomis, dan penjualan hasil pengolahan tersebut kepada konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Komoditas utama ANTAM adalah bijih nikel kadar tinggi (saprolit), bijih nikel kadar rendah (limonit), feronikel, emas, perak dan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 28

bauksit. Jasa utama ANTAM adalah pengolahan dan pemurnian logam mulia serta jasa geologi. PT Antam (Persero) Tbk masih beroperasi hingga saat ini.

Riwayat Arsip Proses akuisisi arsip PT Aneka Tambang (Persero) Tbk telah dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pada tanggal 19 Juni 2003 di PT ANTAM Jl. Letjen Simatupang Berita Acara Serah Terima Arsip ditandatangani oleh Drs. Bambang Hendratho, MM Kepala Administrasi Umum kepada Kuncari Naswan, SH Direktur Akuisisi; penyerahan pada 20 April 2007 Berita Acara penyerahan arsip ditandatangani oleh Ir. Rinanti Agnes A. Senior Manager Operation Controlling kepada Dra. Dian Vitriana Kasubdit Akuisisi Arsip Perusahaan ANRI; tanggal 4 Mei 2007 penyerahan arsip PT Pasca Tambang Cilacap oleh Bapak Kliwon sebagai Manager PT Pasca Tambang Cilacap kepada Ibu Dra. Dian Vitriana Kasubdit Akuisisi Arsip Perusahaan ANRI; akuisisi tanggal 20 Juli 2007 tidak ada keterangan mengenai berita acara serah terima arsip; pada 6 November 2007 dilakukan penyerahan arsip dengan Berita Acara ditandatangani oleh Ronald Afan Ketua Tim Pembenahan Arsip Kantor Pusat PT Aneka Tambang Tbk, dan Kasubdit Akuisisi Arsip Perusahaan ANRI Dra. Dian Vitriana; Akuisisi arsip 28 Agustus 2008 Berita Acara ditandatangani oleh Ronald Afan Ketua Tim Pembenahan Arsip Kantor Pusat PT Aneka Tambang Tbk, dan Kasubdit Akuisisi Arsip Perusahaan ANRI Dra. Ina Mirawati; Akuisisi 3 September 2008 dan 13 Oktober 2010 tidak ada keterangan mengenai berita acara serah terima arsip. Arsip PT Aneka Tambang (Persero) periode (1931) 1942-2008 selesai diolah tahun 2015. Sebelumnya sudah pernah diolah dan dibuatkan inventaris pada tahun 2011 yang meliputi periode 1950-2006. Pengerjaan inventaris PT Aneka Tambang tersebut dikoordinir oleh Widhi Setyo Putro. Akibat adanya penambahan arsip, diperlukan revisi Inventaris Arsip PT Aneka Tambang (Persero). Oleh karena itu, tahun 2015 arsip diolah kembali dengan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 29

menggabungkan arsip yang telah diolah pada 2011 dengan arsip yang baru akan diolah. Arsip yang dikerjakan di tahun anggaran 2015 meliputi arsip yang berasal dari Kantor PT Antam (Persero) Tbk Jakarta, Unit Pertambangan Nikel Pomala, UPB Bauksit Kijang, Unit Tambang Emas Cikotok, dan Pasca Tambang Cilacap dengan kurun (1931) 1942-2008. Jumlah arsip yang dikerjakan sebanyak ± 21 meter linear arsip konvensional, kemudian mengalami penyusutan menjadi ± 20,6 meter linear setelah dikerjakan. Selain arsip konvensional, juga terdapat arsip kartografik dan kearsitekturan sebanyak 366 nomor.

Lingkup dan Isi Adapun jenis arsip PT Aneka Tambang (Persero) Tbk yang diolah terdiri atas arsip korespondensi, rapat dan musyawarah kerja, perencanaan, kerja sama, laporan-laporan, hubungan masyarakat, sumber daya manusia, organisasi, yayasan dana pensiun, produk hukum, advokasi, pengawasan, keuangan, pemasaran dan penjualan, pengembangan perusahaan, dan teknik dan operasi. Selain itu juga terdapat arsip peta lokasi penambangan mulai dari proses survey hingga proses eksplorasi dan eksploitasi. Inventaris ini terdiri dari 2 jilid, yaitu jilid satu adalah arsip tekstual; jilid kedua adalah arsip kartografi dan kearsitekturan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Sarana bantu penemuan kembali arsip PT Aneka Tambang berjudul Inventaris Arsip PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (1931) 1942-2008, Jilid I (Tekstual) dan Jilid II (Kartografik dan Kearsitekturan). Inventaris PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dikerjakan pada 2015 oleh tim yang terdiri atas Endang Radiyani (Penanggung jawab pelaksana teknis); Intan Lidwina (Koordinator); Winda Wahyuningtyas (Sekretaris); dengan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 30

anggota: Risma Manurung, Nurhawary, Nadia Fauziah D., Jajang Nurjaman, Arum Esthu Domaz, Suharti, Ghesa Ririan, dan Emi Jarwati.

Contoh Deskripsi Arsip Tekstual a. Nomor arsip 163 Rencana penambangan PT Antam 1970 (Mining Plan 1970), 1970. b. Nomor arsip 510 Berkas mengenai likuidasi PN Antam, 26 Oktober 1974-21 Februari 1975. c. Nomor arsip 795 Berkas mengenai pendirian PT Antam tahun 1952-1974, 22 Februari 1952- 31 Oktober 1997. d. Nomor arsip 1476 Berkas mengenai data-data pertambangan berupa peta dan foto udara, 1 Oktober 1974-26 Desember 1990. e. Nomor arsip 1449 Surat dari Dirut PT Antam kepada Mentamben mengenai keinginan Queensland Nickel memasok biji jenis limonit dari Pulau Gebe dan Pulau Gag, 28 Agustus-18 September 1991. f. Nomor arsip 1745 Berkas mengenai pengawasan eksploitasi aspal Buton, laporan pemeriksaan tambang aspal Buton, larangan ekspor bahan aspal Buton, pembayaran retribusi aspal Buton, pendapatan dan pengiriman batu aspal Buton, instruksi pengakutan aspal Buton, daftar laporan mingguan aspal Buton, pertanyaan anggota DPR mengenai eksploitasi aspal Buton, 6 Juni 1953-15 Mei 1965.

Contoh Deskripsi Arsip Kartografi dan Kearsitekturan a. Nomor arsip 33 Penyebaran Kegiatan Eksplorasi Timah. Dalam peta ini terdapat peta penyebaran kegiatan eksplorasi timah di Daerah Sumatera dan Kalimantan; 1 Desember 1971; 1:20000; 38,5x59 cm.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 31

b. Nomor arsip 35 Sketsa Sekitar Cilangla-Ciharus (Burahol). Dalam peta ini terdapat peta kontur permukaan medan area komplek pengolahan dan pemurnian mangan di daerah Cilangla dan Ciharus; 1:1.000; 58x33 cm; B.Purwito/Nadi. c. Nomor arsip 53. Peta Indonesia. Dalam peta ini terdapat peta lokasi kegiatan penambangan PT Aneka Tambang di Indonesia, seperti Kijang, Martapura, Sangkaropi, Pomalaa, Gebe, Jasinga, Cikotok, Cilacap, , dan lain-lain; 33x47; 29,5x42; cm. d. Nomor arsip 74. Peta Ekploitasi Gunung Pongkor. Dalam peta ini terdapat peta eksploitasi emas di Kecamatan Nanggung dan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat; 1:10.000; 111x115 cm; Dir. Jen.Per. Umum, Dep. Pert dan Energi. e. Nomor arsip 92 Peta Realisasi Penambangan Daerah: C (Bunton). Dalam peta ini terdapat peta yang menggambarkan informasi mengenai realisasi penambangan dari tahun 1974-1976 beserta rencana penambangan tahun 1977-1978 di daerah Bunton; 1:5000; 44,5x147,5 cm. f. Nomor arsip 50. Peta Lokasi Endapan Logam Mulia di Indonesia. Dalam peta ini terdapat peta rupa bumi lokasi endapan logam mulia (emas, perak, air raksa dan platina) di Indonesia; 1:6.000.000; 100x40 cm; Direktorat Sumberdaya Mineral.

2. PT TIMAH (Persero) Tbk Kurun Waktu 1950-1991

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 32

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi Tekstual 11 m arsip tekstual; 1946 lembar arsip foto

Profil PT TIMAH (Persero) Tbk dewasa ini beralamat di Jl. Jenderal Sudirman No. 51, Pangkal Pinang 33121, Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain itu, PT TIMAH (Persero) Tbk memiliki Kantor Perwakilan Jakarta yang berlokasi di Jl. Medan Merdeka Timur 15, Jakarta Pusat. Pendirian PT TIMAH (Persero) Tbk didahului oleh orang-orang Eropa yang mendirikan perusahaan penambangan Bangka Tin Winning Bedrijft (BTW) di Bangka, Gemeenschaappelijke Mijnbouw Maatschaappij Billiton (GMB) di Belitung, dan Singkep TIN Exploitatie Maatschappij (SITEM) di Singkep. Tahun 1953-1958, ketiga perusahaan Belanda tersebut dilebur menjadi tiga perusahaan Negara terpisah yaitu: BTW menjadi PN Tambang Timah Bangka, GMB menjadi PN Tambang Timah Belitung, dan SITEM menjadi PN Tambang Timah Singkep. Untuk mengawasi dan mengkoordinasikan kerja dari ketiga PN tersebut, sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 maka pemerintah membentuk Badan Pimpinan Umum (BPU). BPU Timah dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 1961 tentang Pendirian Badan Pimpinan Umum Perusahaan–perusahaan Tambang Timah Negara yang disahkan tanggal 17 April 1961. Dalam lingkungan BPU Timah ini berada 3 Perusahaan Negara, yaitu: PN Tambang Timah Bangka (PP No. 96 tahun 1961 tanggal 17 April 1961) berkedudukan di Pangkal Pinang; PN Tambang Timah Belitung (PP No. 95 Tahun 1961 tanggal 17 April 1961) di Tanjung Pandan-Belitung; dan PN Tambang Timah Singkep (PP No. 97 Tahun 1961 tanggal 17 April 1961) di Dabo-Singkep. Tahun 1968 dilakukan peleburan antara BPU dan ketiga PN (PN Tambang Timah Belitung, PN Tambang Timah Bangka, PN Tambang Timah Singkep) serta Proyek Peleburan Timah Muntok (Peltim), menjadi

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 33

Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah. Dasar dari peleburan tersebut adalah Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1968 tentang Pendirian Perusahaan Negara Tambang Timah yang disahkan tanggal 5 Juli 1968. Peleburan dilaksanakan dalam rangka mempertegas struktur dan prosedur kerja, memperlancar dan meningkatkan produksi. Dengan dilaksanakan peleburan tersebut segala hak dan kewajiban, perlengkapan, kekayaan termasuk cadangan-cadangan serta usaha-usaha lainnya dari badan/proyek tersebut beralih kepada PN Tambang Timah. Kantor Pusat PN Tambang Timah dan direksi berdomisili di Jakarta, sedangkan unit- unit produksi berkedudukan di wilayah-wilayah kerja. Unit-unit produksi tersebut adalah Unit Penambangan Timah Bangka, sebagai peralihan dari PN Tambang Timah Bangka, termaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 1961; Unit Penambangan Timah Belitung sebagai peralihan dari PN Tambang Timah Belitung, termaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 1961; Unit Penambangan Timah Singkep sebagai peralihan dari PN Tambang Timah Singkep, termaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 1961; dan Unit Peleburan Timah Muntok sebagai peralihan Proyek Peleburan Timah Muntok termaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 1961. Melalui keputusan menteri, PN Tambang Timah dapat mendirikan perwakilan di tempat yang diperlukan. PN Tambang Timah yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1968 tentang Pendirian Perusahaan Negara Tambang Timah, setelah melalui penelitian dan penilaian, telah dapat memenuhi ketentuan-ketentuan untuk dialihkan menjadi PT (Persero), sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan (Persero) Perusahaan Negara Tambang Timah (PN Tambang Timah) berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Tambang Timah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1976 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Negara Tambang Timah yang disahkan tanggal 24 Januari 1976.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 34

Dengan dialihkannya bentuk PN menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), PN Tambang Timah dinyatakan bubar, dengan ketentuan bahwa segala hak dan kewajiban, kekayaan serta perlengkapan PN Tambang Timah yang ada pada saat pembubarannya, beralih kepada Perusahaan Perseroan (Persero) Tambang Timah. PT Tambang Timah (Persero) kemudian beralih menjadi PT TIMAH (Persero) Tbk, pada 2 Agustus 1976. PT TIMAH (Persero) Tbk merupakan BUMN yang bergerak di bidang pertambangan timah dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1995. PT TIMAH (Persero) Tbk merupakan produsen dan eksportir logam timah, dan memiliki segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan hingga pemasaran. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi juga bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan, pengangkutan dan jasa. Kegiatan utama perusahaan adalah sebagai perusahaan induk yang melakukan kegiatan operasi penambangan timah dan melakukan jasa pemasaran kepada kelompok usaha mereka. Perusahaan memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang perbengkelan dan galangan kapal, jasa rekayasa teknik, penambangan timah, jasa konsultasi dan penelitian pertambangan serta penambangan non timah. PT TIMAH (Persero) Tbk hingga kini masih beroperasi.

Riwayat Arsip Menurut keterangan Direktorat Akuisisi, arsip PT TIMAH (Persero) Tbk adalah hasil akuisisi sebelum tahun 2000 dan didatangkan langsung dari PT Timah di Pangkal Pinang. Sebelum diolah, arsip ini memiliki jalan masuk berupa Daftar Arsip Sementara. Bahasa dalam arsip adalah Bahasa Indonesia, serta sejumlah kecil dalam bahasa Inggris dan Belanda. Kondisi arsip dalam keadaan baik. Media arsip adalah arsip tekstual, arsip foto dan arsip elektronik (floppy disk). Sebelum diolah, volume arsip adalah 11.5 m arsip tekstual, 39 album foto, dan 2 boks arsip dalam bentuk floppy disk.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 35

Berdasarkan hasil survey, daftar sementara ini belum memadai sebagai sarana pengaturan dan temu balik arsip, sehingga diperlukan rekonstruksi ulang untuk dapat menjadi inventaris arsip sebagai sarana akses informasi arsip. Arsip yang sudah memiliki daftar sementara adalah arsip tekstual, sedangkan arsip foto dan floppy disk belum memiliki daftar arsip sementara. Beberapa arsip dibungkus dengan kertas kissing atau di dalam folder, tidak dimasukkan ke dalam boks dan belum termasuk dalam daftar arsip sementara. Terdapat 2 boks floppy disk (disket) sejumlah 144 disket dengan ukuran 51/4’’, berisi informasi tentang masalah gaji pegawai, tunjangan, dan lain-lain, tahun 1989-1995. Karena keterbatasan alat dan sarana dalam mengolah untuk membaca disket tersebut maka arsip tidak dapat diolah.

Lingkup dan Isi Arsip PT TIMAH (Persero) Tbk berupa berkas kegiatan administrasi, laporan tahunan, personalia, organisasi dan tata laksana, masalah hukum, humas, urusan rumah tangga, kesejahteraan, pemasaran dan penjualan, finansial, eksplorasi dan penambangan, masalah teknik dan logistik, serta penelitian dan pengembangan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Sarana bantu penemuan kembali arsip PT TIMAH (Persero) Tbk sudah ada dalam bentuk inventaris yang berjudul Inventaris Arsip PT TIMAH (Persero) Tbk 1950-1991, Jilid I (Arsip Tekstual) dan Jilid II (Arsip Foto). Inventaris dibuat pada tahun 2015 oleh Tim penyusun terdiri dari Endang Radiyani (Penanggung jawab teknis), Nurhawary (Koordinator), Novia Elita (Sekretaris), dengan anggota: Nadia Fauziah Dwiandari, Hafid Furqoni, Octavia Syafarwati, Suharti, Arum Esthu Domaz K. Bawono, Nugrahita Rizky, Winda Wahyuningtyas.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 36

Contoh Deskripsi Arsip Tekstual a. Nomor arsip 5 Laporan UPT Singkep mengenai sejarah pertambangan di Singkep, disertai lampiran Akta Notaris Sie Ik Tiong tanggal 24 Desember 1959 No. 59, 24 Desember 1959-28 Januari 1964. b. Nomor arsip 8 Surat Direksi BPU Perusahaan-perusahaan Tambang Timah Negara kepada Menteri Pertambangan tentang laporan umum keadaan pertambangan timah di Indonesia, 12 Mei 1965. c. Nomor arsip 124 Berkas mengenai nasionalisasi N.V SITEM (Singkep Tin Exploitatie Maatschappij). Arsip sebagian dalam bahasa Belanda. d. Nomor arsip 136 Surat Mansyur Muhammad Kepala Bagian Hukum kepada Kadin Keuangan, Kadin Pemasaran, Kadin Perlengkapan mengenai penyampaian berkas- berkas pendirian PT Tambang Timah, lengkap dengan lampiran, 5 Juli 1968- 7 Agustus 1976. e. Nomor arsip 562 Berkas mengenai kerja sama antara PT Timah dan F.W. Payne & Son (Bickley) Ltd. dalam pembuatan Kapal Keruk Pertambangan Timah off- shore (Kapal Keruk Belitung I), 20 Juni 1978-9 Desember 1980.

Contoh Deskripsi Arsip Foto a. Timah No. 1-114. Peringatan HUT 20 Tahun Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1965 (Ukuran 3R, 8R; Warna: Hitam Putih; Sumber: Album 1.1-144) b. Timah No. 220-277. Kunjungan Kerja Menteri Pertambangan Prof. DR. Mohammad Sadli dan Rombongan di UPT Bangka dan PT Koba TIN, 17-18 Mei 1977 (Ukuran 8R; Warna: Hitam Putih; Sumber: Album 3.1-58).

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 37

c. Timah No. 376-466. Konggres Rukun Wanita Timah (Ruwati) Peleburan Diri/Konsolidasi Menjadi Sub-Unit Dharma Wanita Timah, 7-9 Desember 1979 (Ukuran 4R; Warna: Berwarna; Sumber: Album 8.1-29. d. Timah No. 405-466. Peninjauan Kembali Daerah-daerah Bekas Tambang, UPT Belitung, Tahun 1979. (Ukuran 3R; Warna: Berwarna; Sumber: Album 6. 1-62) e. Timah No. 1249-1315. Kunjungan Menteri Perindustrian Dasar dan Pertambangan di Balai Istirahat Giriwangka, Cibogo. Tanpa Tahun, antara 1959-1964 (Ukuran 3R; Warna: Berwarna; Sumber: Album 32. 1-67). f. Timah No. 817-869. Stand Timah Pada Kegiatan Pameran Pembangunan 17 Agustus 1983 di Pekanbaru, Riau (Ukuran 3R; Warna: Berwarna; Sumber: Album 15. 1-53).

3. PT Bukit Asam (Persero) Tbk Kurun Waktu (1928) 1945-2003

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi Tekstual 0,7 m

Profil PT Bukit Asam (Persero) Tbk beralamat di Jl. Parigi No. 1, Tanjung Enim 31716, Sumatera Selatan. Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya. Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 1938. Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 38

nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri batubara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan. Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batubara. Briket Batubara yang merupakan bahan bakar padat terbuat dari batubara, merupakan bahan bakar alternatif dan merupakan pengganti minyak tanah yang paling murah. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”. PT Bukit Asam (Persero) Tbk hingga saat ini masih beroperasi.

Riwayat Arsip Menurut data Direktorat Akuisisi, arsip PT Bukit Asam (Persero) diserahkan pada 15 April 2010 dengan disertai daftar arsip statis yang diserahkan. Tidak diperoleh keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Arsip berisi mengenai data-data batubara di Tanjung Enim dan Kertapati tahun 1969-1977; laporan kebakaran di Unit Produksi Ombilin; konsensus penggalian antara pihak PN. Tambang Batubara Unit Produksi Bukit Asam dengan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Selatan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 39

E. Sektor Industri Pengolahan 1. PT Balai Pustaka (Persero) Kurun Waktu 1985-2001

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

Profil Balai Poestaka atau PT Balai Pustaka (Persero) adalah sebuah lembaga penerbitan yang terletak di Jakarta. Saat ini, kantor Balai Pustaka terletak di Jl. Pulo Kambing Kav. J No. 15, Kawasan Industri Pulogadung. Balai Pustaka awalnya berdiri berdasarkan keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 63, tanggal 22 September 1917 (Hartono, 1999: 52). Badan Usaha ini didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk melanjutkan kinerja Commissie voor de Volkslectuur. Komisi yang berdiri pada 1908 tersebut dianggap berhasil menjalankan tugasnya dalam memberi pertimbangan kepada pemerintah untuk memilih naskah-naskah yang akan diterbitkan sebagai buku bacaan di perpustakaan sekolah dan masyarakat. Selain itu, jumlah kebutuhan penerbitan yang semakin membengkak mendorong pemerintah mengembangkan komisi menjadi suatu lembaga. Balai Pustaka sebagai kepanjangan tangan Pemerintah Kolonial yang saat itu berkedudukan di Batavia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bahasa-bahasa daerah tertentu di Hindia Belanda. Pada awal dibentuknya, lembaga ini memiliki empat divisi, yaitu Divisi Administrasi, Divisi Perpustakaan, Divisi Pers, dan Divisi Redaksi yang menjalankan fungsinya masing-masing. Dijalankannya sistem pendidikan modern mendorong dibangunnya perpustakaan-perpustakaan dan taman-taman bacaan sebagai salah satu sarana penunjang pembelajaran. Oleh karena itu Balai Pustaka mendirikan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 40

perpustakaan-perpustakaan di sekolah-sekolah, dan juga memberi bantuan kepada swasta untuk menyelenggarakan taman-taman bacaan masyarakat sampai ke daerah-daerah. Pada 1921, lembaga tersebut memiliki percetakan sendiri. Sejak saat itu pula, Balai Pustaka menjadi badan penerbitan dan percetakan pemerintah. Balai Pustaka telah menerbitkan buku-buku dalam berbagai bahasa seperti Melayu, Jawa, Madura, dan Sunda dalam jumlah yang signifikan. Selain itu, lembaga ini juga memproduksi terbitan berkala Panji Pustaka (Bahasa Indonesia), Kejawen (Bahasa Jawa), dan Parahyangan (Bahasa Sunda) dengan sasaran pembaca para priyayi intelektual. Melalui majalah–majalah tersebut informasi penting mengenai perkembangan keadaan Hindia Belanda dan dunia dapat tersebarluaskan. Tidak hanya itu, Balai Pustaka juga menerjemahkan dan menyadur karya sastra Eropa berbentuk prosa ke dalam Bahasa Melayu sebelum kemudian juga mencetaknya. Karya sastra pribumi pada waktu itu umumnya berupa syair, tembang, pantun, gurindam, hikayat, dan lain sebagainya. Terjemahan dan saduran karya sastra berbentuk prosa hasil kinerja Balai Pustaka kemudian mendorong munculnya sastrawan-sastrawan baru dari kalangan pribumi untuk menulis prosa juga. Novel seperti Siti Nurbaya (Marah Rusli), Salah Asuhan (Abdul Muis), dan Azab dan Sengsara (Merari Siregar) adalah beberapa contoh karya pada masa itu. Pada masa penjajahan Jepang, Balai Pustaka berganti nama menjadi Gunseikanbu Kokumin Tosyokyoku atau Biro Pustaka Rakyat. Sebagian besar kegiatan Balai Pustaka yang sebelumnya telah berjalan berhenti total demi kepentingan penjajah Jepang. Pada periode Republik, Balai Pustaka baru menerbitkan karya-karya kembali pada tahun 1950. Saat itu, Balai Pustaka berada di bawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun 1963, tempat yang telah menerbitkan ribuan karya ini berubah status menjadi Perusahaan Negara. Beberapa waktu kemudian, tepatnya pada 1985 Perusahaan Negara Balai Pustaka diubah lagi statusnya menjadi Perusahaan Umum. Pada

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 41

1996, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1996, Perum Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka berubah menjadi Perseroan Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka, dan masih aktif sampai sekarang.

Riwayat Arsip Pada 28 Oktober 2014, arsip PT Balai Pustaka (Persero) diakuisisi oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Acara serah terima arsip tersebut disaksikan oleh Saiful Bahri selaku Direktur Utama PT Balai Pustaka (Persero) dan Mustari Irawan selaku Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia. Serah terima arsip tersebut dimuat dalam Berita Acara Serah terima Arsip PT Balai Pustaka (Persero) Nomor: 002/SET/BA.10.2014 dan Nomor: KN.00.01/110/2014 tanggal 28 Oktober 2014. Jumlah arsip yang diserahkan ke ANRI oleh Balai Pustaka Pada 28 Oktober 2014 sebanyak 33 map, berisi 33 seri arsip Surat Perjanjian Penerbitan antara pihak Balai Pustaka dengan penulis/ahli waris. Akan tetapi, pada 12 November 2014 ANRI mengembalikan sebanyak 30 map berisi 30 seri arsip yang telah diserahkan sebelumnya. Selanjutnya, penyimpanan dan perawatan terhadap 30 seri arsip tersebut menjadi tanggung jawab PT Balai Pustaka.

Lingkup dan Isi Tiga seri arsip Balai Pustaka seluruhnya berupa surat-surat perjanjian antara pihak Balai Pustaka dan penulis atau ahli waris.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

2. PT 2130/ PT DSTP/ PT Dua Satu Tiga Puluh Kurun Waktu 1996-1999

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 42

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 2,2 m arsip tekstual; 654 lembar arsip foto; 6 arsip rekaman suara; 6 video

Profil PT Dua Satu Tiga Puluh (DSTP) didirikan di Jakarta berdasarkan akta pendirian No. 66 tanggal 16 Februari 1996 dengan komisaris utama Jenderal Soeharto. Adapun tujuan didirikannya perseroan untuk mendorong kegiatan inovasi, pengembangan dan penerapan teknologi pesawat melalui investasi jangka pendek atau jangka panjang. Pada tahun 1996 pula, PT Dua Satu Tiga Puluh menandatangani sebuah nota kesepahaman dengan PT IPTN untuk melaksanakan kegiatan pengembangan pesawat N-2130. PT Dua Satu Tiga Puluh menghimpun dana dari masyarakat dengan menjual lembaran saham, sedangkan IPTN bertugas untuk melaksanakan kegiatan mulai dari rekayasa dan rancang bangun, serta pembuatan prototipe pesawat terbang kelas 100 penumpang dan derivatifnya yang diberi nama N- 2130. Berdasarkan nota kesepahaman yang dibuat, DSTP memiliki hak tunggal untuk pembiayaan pesawat. Artinya, seluruh sumber pendanaan proyek N-2130 berasal dari DSTP. Nantinya, perseroan menjadi pemilik Hak Kekayaan Intelektual Pesawat N-2130, meliputi satu tipe awal Pesawat N-2130, dan semua bentuk/tipe turunannya. Perseroan juga akan memperoleh pendapatan dari hasil penjualan prototipe pesawat dan royalti atas setiap unit pesawat. Menurut rencana, proyek N-2130 dijadwalkan selesai pada tahun 2004. Krisis moneter yang melanda bursa saham di Wall Street sejak 1997 turut membuat perekonomian Indonesia menjadi lesu. Dampak yang ditimbulkan terdapat di berbagai sektor, termasuk sektor industri. Dalam situasi tersebut, saham-saham DSTP tidak banyak yang dapat terjual. Tidak banyak dana yang dapat dihimpun untuk pendanaan proyek N-2130. Pada 1999, proyek pengembangan dan produksi pesawat N-2130 dihentikan. Pada tahun yang sama, DSTP dinyatakan bangkrut dan berhenti beroperasi.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 43

Riwayat Arsip Menurut data Direktorat Akuisisi, arsip PT Dua Satu Tiga Puluh diserahkan kepada ANRI pada Oktober 1999. Berita acara serah terima arsip tidak ditemukan.

Lingkup dan Isi Arsip-arsip tekstual yang telah diserahkan ke ANRI sebagian besar berisi akta-akta notaris, surat–surat perjanjian kerjasama, dan arsip–arsip likuidasi perusahaan. Arsip audio visual sebagian besar merupakan hasil pendokumentasian pertemuan atau rapat dan kunjungan-kunjungan DSTP ke daerah. Sementara itu, Kaset rekaman suara yang berjumlah 6 buah kaset juga merekam berlangsungnya rapat dan pertemuan dengan para pejabat daerah. Arsip DSTP dalam bentuk video sejumlah 6 kaset seluruhnya merupakan dokumentasi siaran–siaran TV yang berkaitan dengan kinerja DSTP.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

3. PT Industri Pesawat Terbang Nusantara/PT IPTN Kurun Waktu 1950-1988

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 10,2 m arsip tekstual

Profil PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) berdiri di Bandung pada 1976. PT IPTN yang kini menjadi PT Dirgantara Indonesia berkantor di Jl. Pajajaran No. 154, Bandung dengan nomor telepon (022) 6054167.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 44

Pendirian PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio berdasarkan akta notaris Raden Soekarsono, S.H., No. 15 yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A.5./104/10 dan dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 56 tanggal 11 Juli 1980, Tambahan No. 516. Bisnis utama PT IPTN adalah menyelenggarakan usaha di bidang industri pesawat terbang, sistem persenjataan, jasa rekayasa teknis dan jasa perawatan, informasi teknologi, otomotif, maritim, simulasi teknologi, industri turbin, dan jasa teknis. Sebelum berdirinya IPTN, Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang terkait industri pesawat terbang. Tahun 1946 di Yogyakarta telah dibentuk Biro Rencana dan Konstruksi di lingkungan Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara (TRI AU). Biro ini didirikan untuk menyelenggarakan perbaikan, perawatan pesawat dan melakukan usaha pembuatan pesawat sendiri dengan lokasi bengkel di Pangkalan Udara Maospati Madiun. Biro tersebut dipimpin oleh Opsir Udara III (OU III) Wiweko Soepono. Kegiatan di Biro sempat terhenti akibat timbulnya pemberontakan Madiun dan Agresi Militer Belanda. Kegiatan pengembangan pesawat kemudian dipindahkan ke lapangan udara Andir (Pangkalan Udara Husein Sastranegara). Pada tahun 1953 bengkel tersebut diberi wadah tersendiri karena intensitas kegiatan penerbangan di lapangan udara Andir yang tinggi. Bengkel tersebut kemudian diwadahi dengan nama Seksi Percobaan di bawah pengawasan Komandan Depot Perawatan Teknik Udara Mayor Udara Nurtanio Pringgoadisurjo. Tanggal 24 April 1957 Seksi Percobaan ditingkatkan menjadi Depot Penyelidikan, Percobaan dan Pembuatan Pesawat Terbang. Dalam rangka mengembangkan hasil pesawat yang sudah dibuat maka dibentuk Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP) pada 1 Agustus 1960 berdasar Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Udara No. 488. Selaku Direktur LAPIP adalah Komodor Muda Nurtanio Pringgoadisurjo. LAPIP bertugas menyiapkan pembangunan industri penerbangan dalam bidang penyelidikan dan percobaan serta bertugas memproduksi pesawat. Tahun 1966

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 45

nama LAPIP diubah menjadi Lembaga Industri Pesawat Terbang Nurtanio (LIPNUR). Pencantuman nama Nurtanio pada lembaga tersebut sebagai balas jasa dalam kepeloporannya di bidang industri pesawat terbang Indonesia. Selain LIPNUR juga telah didirikan KOPELAPIP (Komando Pelaksana Industri Pesawat Terbang) pada 1965. KOPELAPIP merupakan proyek pesawat terbang komersial yang memiliki muatan politis saat Indonesia menjalankan politik konfrontasi dengan Malaysia. Tapi sayang karena keterbatasan sumber daya manusia, keuangan, dukungan bahan baku (dari Inggris), dan situasi politik yang tidak stabil akibat Gerakan 30 September tahun 1965, rencana proyek ini tidak menentu. Melalui Keputusan Menteri Utama Bidang Ekonomi dan Keuangan No. Kep/08/II/1967 kontrak kerjasama antara Pemerintah Indonesia c.q. KOPELAPIP dengan Pemerintah Belanda c.q. pabrik pesawat Fokker dibatalkan. Pada awal 70–an, usaha di bidang penerbangan juga dirintis oleh . Pada waktu itu Pertamina berperan selain pengelolaan minyak negara juga menjadi agen pembangunan ekonomi. Salah satu sektor usaha yang dipilih adalah pembangunan industri penerbangan. Pada 1974 terbentuk Divisi Advanced Technology and Teknologi Penerbangan Pertamina (ATTP). Tahun 1976, dengan menghimpun aset milik ATTP dan LIPNUR didirikan Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN). B.J Habibie yang telah kembali dari Jerman menjabat sebagai Presiden Direkturnya. Industri Pesawat Terbang Nurtanio selanjutnya menjalin kerjasama dengan CASA Spanyol untuk pembuatan pesawat CN-235 atau yang dijuluki “Tetuko”. Industri Pesawat Terbang Nurtanio berubah nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara pada 1985. Pada masa IPTN inilah, Indonesia untuk pertama kalinya membuat pesawat terbang sendiri untuk keperluan komersil. Pembuatan prototype pesawat dilakukan pada 1992, dan pada 1995 berhasil terbang perdana pesawat N–250 seri pertama yang diberi nama lain “Gatotkaca”. Setahun kemudian, N–250 seri kedua atau yang dikenal juga dengan nama “Krincing Wesi” terbang perdana di atas langit Indonesia.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 46

Krisis Ekonomi mengakibatkan restrukturisasi IPTN. Kemudian pada tahun 2000 namanya berubah menjadi PT Dirgantara Indonesia (Persero). Pergantian nama tersebut berdasarkan akta yang dibuat di hadapan Notaris Ny. Hj. Imas Tarwiah Soedrajat, MH, No. 26 Tanggal 9 Oktober 2000, dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi manusia dalam SK No. C- 741 HT.01.04-TH.2001 tanggal 25 Januari 2004. Perusahaan tersebut sampai saat ini masih aktif menjalankan aktivitas bisnisnya di bidang kedirgantaraan.

Riwayat Arsip Menurut data Direktorat Akuisisi, PT IPTN/PT DI menyerahkan arsip kepada Arsip Nasional Republik Indonesia pada 23 Agustus 1997. Tidak ada keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara umum, arsip IPTN berupa berkas keuangan, kepegawaian, surat perjanjian dan kerjasama, produksi pesawat, pemeliharaan dan perbaikan pesawat, penjualan pesawat, penelitian dan pengembangan, dan sertifikasi pesawat. Fisik arsip PT IPTN yang diserahkan kepada ANRI sebagian besar dalam kondisi baik meskipun terdapat beberapa arsip yang berjamur dan sobek.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Inventaris Arsip PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) sedang disusun pada tahun 2016. Tim penyusun terdiri dari Endang Radiyani (Penanggung Jawab Teknis), Suharti (Koordinator), Novia Elita (Sekretaris), dengan anggota: Arum Esthu Domaz K. Bawono, Winda Wahyuningtyas, Dwi Rendy Maulana.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 47

Contoh Deskripsi Arsip a. Nomor arsip 2 Berkas mengenai persiapan alih status LIPNUR menjadi PT Negara Industri Pesawat Terbang Nurtanio, 12 Maret 1967 - 31 Januari 1976. b. Nomor arsip 406 Berkas mengenai perjanjian antara LIPNUR sebagai pihak pertama yang menyerahkan pekerjaan pembuatan perumahan Panggon sebanyak 10 (sepuluh) rumah tipe T-42/LPMB termasuk pemasangan instalasi listrik dan instalasi air, pembuatan tembok penahan, dan perombakan mess kumbang sebanyak 7 unit kepada PT Angkasa Puri sebagai pihak kedua, 31 Juli - 14 September 1974. c. Nomor arsip 523 Berkas mengenai kerjasama antara Litbang HANKAM - LIPNUR dalam rangka rencana program kerjasama antara Litbang dan Australia tahap kedua tahun 1975/1978 tentang Defence Corporation (DEFCO), 8 November 1974 - 31 Januari 1975. d. Nomor arsip 550 Berkas mengenai Memorandum of Understanding (MoU) antara CASA dengan PT IPT Nusantara terkait Bilateral Airworthines Agreement (BAA) antara Republik Indonesia dan Amerika Serikat mengenai penjualan pesawat CN-235 dan C-212, 1 November 1984 - 18 Agustus 1988. e. Nomor arsip 716 Berkas mengenai ujian Ahli Perawatan Pesawat Udara (APPU) dalam rangka peningkatan kualifikasi dan mutu personil mekanik PT IPT Nusantara yang diadakan Subdirektorat Kelaikan Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan RI, 29 Desember 1986 - 14 September 1988. f. Nomor arsip 724 Berkas sertifikat pesawat C-212 oleh Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat, Instituto Nacional de Tecnica Aerospacial (INTA)

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 48

Spanyol, dan Kementerian Transportasi, Komunikasi, dan Pariwisata RI, 27 Mei 1974 - 23 Agustus 1978.

4. PT Garam (Persero) Kurun Waktu 1990-2004

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Garam (Persero) berkantor pusat di Jl. Arif Rahman Hakim, Surabaya. PT Garam (Persero) adalah sebuah perusahaan BUMN yang didirikan pada 17 April 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 138 Tahun 1961. Sejarah monopoli garam Madura telah dilakukan pemerintah kolonial sejak abad ke-19, terutama untuk menyasar pasar domestik. Akibat dari monopoli, para petani garam harus memiliki izin pemerintah untuk memproduksi garam, dan selanjutnya garam yang dihasilkan harus dijual hanya kepada pemerintah. Dalam melancarkan monopolinya, pemerintah menyerahkan urusan monopoli kepada Dinas Monopoli Garam yang terletak di Bandung. Kemungkinan karena adanya penyalahgunaan dan pemalsuan garam oleh penduduk, sejak 1897 didirikan pabrik untuk pembriketan (pembuatan garam batangan) dan pengemasan di Kalianget, Madura. Pada periode selanjutnya dilakukan ekspansi dengan membangun pabrik di Krampon, Madura pada 1903. Proses produksi garam monopoli berjalan melalui dua cara, yaitu dengan membeli garam dari para petani di Madura, dan produksi pabrik garam pemerintah di daerah-daerah gubernemen di Nembakor Barat, Gresik, dan Witte Gresik (Gresik Putih).

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 49

Pada 1921, pemerintah mengusahakan garam di bawah Jawatan Regie Garam (JRG). Dibawah pimpinan JJ. Roeloffd Vank, pada 1928 JRG memproduksi 137.822 kojang dari enam pabrik penggaraman di Sumenep, Sampang, Pamekasan, Nembakor, Gresik Putih, dan Gresik. Pada 1937, Jawatan Regie Garam berubah menjadi Jawatan Regie Candu dan Garam (De Opium en Zoutregie). Saat itu candu dan garam adalah dua komoditas yang monopolinya sama-sama dipegang pemerintah. Ketika pecah Perang Dunia II, Jepang menduduki wilayah milik Hindia Belanda. De Opium en Zoutregie berubah menjadi Senbai Kyoku. Pabrik produksi di Madura dan sekitarnya sempat terhenti, sehingga di Sumatera dilakukan produksi garam untuk mengatasi kelangkaan. Mulai 1 Oktober 1945 Jawatan Regie Candu dan Garam dipimpin oleh orang Indonesia bernama Moekarto Notowigdo, dan ditunjuk sebagai Kepala Kantor Inspeksi Regie Candu dan Garam Jawa Timur yaitu Soewahdjo Darmosarkoro. Saat datangnya tentara sekutu (NICA) di Surabaya, untuk menjaga terpenuhinya kebutuhan garam dan tetap memberi pemasukan pemerintah, kepala Jawatan Regie Tjandu dan Garam menginstruksikan pengalihan pusat distribusi dari Tanjung perak ke Pasuruan, Probolinggo, Banyuwangi dan Panarukan. Pada 19 Mei 1950, RIS menjadi NKRI, dan JRG menjadi milik Pemerintah Republik Indonesia pada 26 September 1950. Meskipun kekuasaan Barat sudah berakhir, nampaknya sebagian gaya hidup Barat sudah melekat pada diri masyarakat Indonesia. Minuman bersoda menjadi idola masyarakat saat itu. Peluang usaha tersebut dimanfaatkan pemerintah untuk mendirikan pabrik soda dari sisa produksi garam (sejak 1949 candu sudah menjadi komoditas yang dilarang). Pada 1952, karena Jawatan Regie Garam juga memproduksi soda, namanya berubah menjadi Perusahaan Garam dan Soda Negara (PGSN). Aktivitas produksi soda kemudian bertempat di pabrik soda Waru, Sidoarjo yang diresmikan pada 1956.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 50

Sampai dibukanya pabrik soda di Waru, pemerintah masih memonopoli garam. Alasan monopoli selain karena keuntungan ekonomi yang didapat, juga karena kualitas garam partikelir yang dinilai buruk karena tidak higienis dan tidak beriodium. Garam tersebut berbahaya karena dapat memicu malaria dan gondok, padahal saat itu pemerintah berupaya memberantas dua penyakit tersebut. Monopoli garam baru dihapuskan pada 10 Agustus 1957 (Rusnosuprapto, dkk., 1994: 18). Tidak dapat dipungkiri bahwa dicabutnya sistem monopoli garam membawa kemunduran bagi PN Garam karena tidak mampu bersaing dengan perusahaan partikelir. Ketersediaan aset dan SDM tidak sebanding dengan jumlah produksi, oleh karena itu secara bertahap dilakukan rasionalisasi karyawan dan penjualan sebagian aset. Jumlah karyawan sebanyak 6.551 orang pada 1969 dirasionalisasi menjadi sebanyak 2.999 orang di 1972. Perusahaan Negara Garam dan Soda dipecah pada 1961, masing-masing menjadi Perusahaan Negara Garam dan Perusahaan Negara Soda. Akan tetapi, upaya penyelamatan perusahaan yang telah ditempuh tidak mampu memperbaiki keadaan. Pada 1981, untuk kesekian kalinya PN Garam berubah lagi statusnya, menjadi Perusahaan Umum Garam. Saat itu, perusahaan berkewajiban membeli garam rakyat melalui KUD–KUD yang ada sampai di tingkat kecamatan sesuai harga yang telah ditentukan. Setelah mengalami cerita pasang surut yang panjang, sejak 1991 sampai sekarang perusahaan berubah menjadi PT Garam (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1991 tentang perubahan Status dari Perum menjadi Persero Garam. Lapangan usaha PT Garam (Persero) saat ini adalah membuat garam briket, memberi jasa dalam pembangunan proyek industri garam, reparasi dan pemeliharaan pada umumnya yang berhubungan dengan garam.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 51

Riwayat Arsip Berdasarkan data dari Direktorat Akuisisi, diketahui arsip PT Garam (Persero) diserahkan pada Mei 2005. Tidak ada keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Sebagian besar arsip PT Garam berupa surat–surat keputusan, surat-surat perjanjian kerjasama, laporan kinerja perusahaan, berkas organisasi dan tatalaksana, serta profil perusahaan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

5. PT Industri Kereta Api/PT INKA Kurun Waktu 1910-2002

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,4 m arsip tekstual

Profil PT Industri Kereta Api (INKA) terletak di Jl. Yos Sudarso No. 71, Madiun dengan nomor telepon (0351) 452271. Perusahaan ini adalah sebuah perusahaan manufaktur pertama di Asia Tenggara berbasis perkeretaapian yang berdiri pada 18 Mei 1981 di Madiun. Pendiriannya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1981 tentang Pembentukan Industri Kereta Api. Pendirian perusahaan tersebut bukanlah tanpa alasan. Pada tahun 80-an, Indonesia sedang dalam upaya pemerataan pembangunan dan bersiap menuju era industri dengan menghasilkan mesin-mesin industri sendiri. Lokomotif- lokomotif uap yang dulunya dipakai sebagai alat transportasi, sudah tidak

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 52

dioperasikan lagi. Balai Yasa Lokomotif Uap, yaitu tempat yang digunakan untuk perawatan besar lokomotif-lokomotif uap milik PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) beserta gudang persediaannya tidak lagi beroperasi. Sementara itu, sarana dan prasarana transportasi adalah perhatian penting untuk pemerataan pembangunan dan ekonomi. Untuk tujuan tersebut, pemerintah sebagai stakeholder perlu menyediakan alat transportasi yang cukup. Terdapat kesempatan dan peluang mengembangkan moda transportasi, melihat jumlah penduduk sudah bertambah sedemikian banyak. Pada tahun 1981, pemerintah mendapatkan pinjaman dari OECF (Overseas Economic Cooperation Fund). Kesempatan tersebut dimanfaatkan pemerintah Indonesia untuk memulai industri manufaktur dalam bidang perkeretaapian dengan mendirikan PT INKA di tempat yang dulunya merupakan Balai Yasa milik PJKA di Madiun. Dengan memegang prinsip membangun sambil produksi, mulai tahun 1981, PT INKA mengubah bengkel Balai Yasa menjadi pabrik. Produksi gerbong kereta dimulai, dengan membeli 400 gerbong dari Nippo Sharyo Co. Ltd. memanfaatkan pinjaman dari OECF tersebut. Madiun dipilih sebagai lokasi PT INKA karena lokasinya yang strategis. Madiun berada di persimpangan jalur yang dilalui oleh kereta api ke Surabaya, Malang, Bandung, dan Jakarta. Dengan demikian, maka diharapkan akan memperlancar aktivitas produksi maupun distribusi. Selama sepuluh tahun beroperasi, PT INKA telah memproduksi macam- macam gerbong. Selain memproduksi ratusan gerbong Nippon Sharyo, perusahaan industri kereta api ini juga merakit 4 trainset Trailer Car KRL Jabotabek Stainless Steel (1 trainset = 4 kereta), memproduksi 50 gerbong untuk angkutan batu bara di Sumatera Barat, dan menangani proyek alih teknologi KRL bersama LEN dan Pindad. Pada 1990, untuk pertama kalinya konsorsium Barata–Pindad–INKA melayani pesanan 150 buah gerbong datar container untuk diekspor ke Malaysia.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 53

Produktivitas PT INKA kian berkembang, dan berkat usahanya PT INKA memperoleh keuntungan produksi untuk pertama kalinya di tahun 1992. Sejak saat itu perusahaan terus mengembangkan usaha dengan berinovasi untuk memperluas pasar domestik dan ekspor. Usaha mengekspor gerbong-gerbong kereta untuk pasar Jepang dilakukan melalui kerjasama dengan Nippon Sharyo dan Sumitomo Corporation pada 1997. Setahun kemudian, PT INKA mengekspor 70 gerbong ke Thailand. Ekspor-ekspor produk PT INKA telah menembus pasar Filipina, Australia, Singapura, dan Bangladesh. Selain bergerak pada bidang produksi gerbong kereta, PT INKA juga melayani produksi alat transportasi lain seperti bus gandeng dan monorel, serta usaha jasa servis dan ritel dalam bidang perkeretaapian. PT INKA merupakan satu-satunya produsen industri perkeretaapian nasional dan masih aktif sampai sekarang.

Riwayat Arsip Arsip PT INKA Madiun yang ada di ANRI merupakan hasil akuisisi pada tahun 2004. Arsip tersebut diakuisisi dari Kantor Pusat PT INKA di Jalan Yos Sudarso No. 71 Madiun.

Lingkup dan Isi Hasil akuisisi dari PT INKA terdiri atas sembilan berkas arsip, dan lima buah bahan pustaka. Arsip milik PT INKA saat ini sudah diolah, sehingga dapat diakses oleh masyarakat. Pengaturan arsip milik PT INKA dikelompokkan menurut periodisasi lembaga yang bersangkutan, sehingga terdapat tiga lembaga sebagai berikut. 1. Balai Karya Djawatan Kereta Api Madiun. 2. Balai Karya Perusahaan Negara Kereta Api Madiun. 3. PT INKA.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 54

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Arsip PT INKA dapat diakses melalui jalan masuk: Inventaris Arsip PT INKA, PT Pelabuhan Indonesia IV dan Bank Bukopin Tahun 1910-2002. Inventaris ini selesai dikerjakan pada tahun 2006, oleh Sri Rustiningrum.

Contoh Deskripsi Arsip a. Nomor arsip 1 Kontrak Perjanjian Loc. 2–C. 1. No. 377 – 386, 28 Nov./ 3 Des. 1910 No. 29042 Perusahaan Lokomotif Uap, 1910. NB: dalam bahasa Jerman. b. Nomor arsip 4 Laporan Tahunan tahun 1965 Balai Karya Perusahaan Negara Kereta Api Madiun, 1965. c. Nomor arsip 7 Petunjuk mengenai peralatan tambahan rem angin untuk lokomotif tipe D 52 untuk Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA), 1968–1969. NB: dalam Bahasa Jepang. d. Nomor arsip 8 Bidang Djalan dan Bangunan Djilid II: Jembatan–jembatan yang dibangun antara tahun 1912–1935 data–data teknis mengenai beberapa materiil pokok Perusahaan Negara Kereta Api Pada 1 Oktober 1969.

6. PT Penataran Angkatan Laut (Persero)/PT PAL Indonesia Kurun Waktu 1978-2008

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 55

Profil PT Penataran Angkatan Laut/PAL Indonesia (Persero) merupakan sebuah BUMN yang beralamat di Jl. Ujung Surabaya, PO BOX 1134 Jawa Timur. Perum PAL berubah menjadi PT PAL Indonesia (Persero) sesuai Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1980, dengan BJ. Habibie sebagai Direktur Utama. Perusahaan ini memiliki jenis usaha galangan kapal dan jasa keahlian teknis dan masih beroperasi sampai sekarang. Menilik pada sejarah, industri maritim bermula dari aktivitas perdagangan dan pertahanan. Teknologi maritim dan perkapalan yang canggih selain penting untuk pertahanan juga diperlukan untuk mempercepat pengiriman barang ke wilayah lain maupun ke luar negeri. Pada 1922, Gubernur Jenderal Van der Capellen menggagas sebuah industri perkapalan. Akan tetapi, baru pada 1849 gagasan tersebut terwujud. Hal tersebut ditandai dengan dibangunnya sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal untuk armada Angkatan Laut dan niaga di pusat perdagangan terbesar yaitu Surabaya. Proyek tersebut diberi nama Marine Establishment (ME), kemudian diresmikan pada 1939. Di masa penjajahan Jepang, ME berubah nama menjadi Kaigun–se 21–24 Butai. Sarana tersebut sempat kembali menjadi milik Belanda di masa Revolusi Fisik. Akan tetapi setelah penyerahan kedaulatan kepada Indonesia, ME dikelola oleh TNI Angkatan Laut dan diubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). PAL kemudian dikembangkan menjadi sebuah unit khusus, dengan nama Komando Penataran Angkatan Laut (Konatal). TNI mengadakkan perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai tahun 1950, namun belum sampai pada pengembangan industri maritim. Pada 1978, Soedomo meminta Habibie yang saat itu baru pulang dari Jerman untuk hendaknya juga membangun industri maritim. Ia meminta Habibie membuat kapal yang kuat dan cepat untuk pertahanan musuh. Pada tahun yang sama, Konatal dilepaskan dari TNI AL dan diubah statusnya menjadi Perusahaan Umum PAL. Perusahaan menyelenggarakan usaha di bidang pembuatan kapal dagang, kapal laut, jasa teknis, dan pemeliharaan dan perbaikan. PT PAL

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 56

menjadi perusahaan pembuat kapal terbesar di Indonesia, dan masih aktif sampai saat ini.

Riwayat Arsip Menurut data Direktorat Akuisisi, arsip statis PT PAL Indonesia (Persero) diserahkan pada 29 Juli 2010 dengan disertai daftar arsip statis yang diserahkan. Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Arsip PT PAL berisi akta–akta notaris, surat–surat keputusan, laporan tahunan perusahaan, dan profil perusahaan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

7. PT Semen Kupang (Persero) Kurun Waktu 1983-2004

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

Profil PT Semen Kupang (Persero) adalah sebuah pabrik semen berskala kecil yang beralamat di Jl. Kom. L. Yos Sudarso, Namosain, Kelapa Lima, Kupang, NTT. Pabrik semen diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 14 Agustus 1983 untuk melayani kebutuhan semen untuk pasar di daerah NTB, NTT, Maluku, dan Irian Jaya serta Timur.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 57

Awalnya, perusahaan memperoleh modal dari hasil patungan PT Semen Gresik (Persero) (sekarang PT Semen Indonesia Tbk), Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD Flobamor, Pemda NTT). Pada 1991, perusahaan PT Semen Kupang berubah menjadi BUMN secara penuh dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1991 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Republik Indonesia ke dalam PT Semen Kupang dengan Mengambil Alih saham PT Semen Gresik (Persero). Pendirian PT Semen Kupang yang dirintis sejak tahun 1980 bukanlah tanpa alasan. Saat itu, distribusi semen di daerah terpencil kurang lancar karena kurangnya angkutan semen yang dapat menjangkau sampai ke daerah-daerah. Biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli semen menjadi lebih mahal karena kendala distribusi. Padahal, di wilayah sekitar Kupang terdapat bahan baku semen. Meskipun ketersediaan bahan baku tidak terlalu besar, namun dapat memenuhi kebutuhan pasar daerah–daerah sekitarnya. Di samping itu, dibukanya sebuah pabrik semen akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja di Kupang. Dengan demikian sumber daya manusia di sekitar pabrik dapat terserap tenaganya dan tidak melakukan urbanisasi ke daerah lain. Kinerja perusahaan mengalami puncaknya pada tahun 1997. Hasil produksei pabrik sempat memenuhi daerah Timor Timur dan diekspor ke Darwin, Australia. Akan tetapi pada 1998 dan 1999 krisis moneter mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian. Pada 1999, jika dilihat dalam skala nasional kontribusi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan semen nasional barulah sebesar 0,6%. Di masa krisis, pabrik tetap beroperasi dan memasok semen kepada masyarakat dengan harga yang masih dapat dijangkau. Belakangan, pabrik semen yang merupakan salah satu Industri di NTT ini diketahui memiliki dua unit pabrik produksi. Namun demikian, karena masalah kerusakan peralatan mesin dan sumber daya manusia yang minim (hanya ada sekitar 10,36% lulusan sarjana atau sebanyak 26 pegawai pada tahun 2000) pabrik tidak dapat memproduksi semen secara kontinyu dengan hasil yang

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 58

konsisten. Pabrik sempat berhenti beroperasi pada 2008 dan merintis kembali usahanya pada 2011. Berdasarkan data dari Kementerian BUMN, pada 2014 PT Semen Kupang memiliki 16 orang karyawan. Saat ini PT Seman Kupang (Persero) masih aktif berproduksi.

Riwayat Arsip Berdasarkan data dari Direktorat Akuisisi, arsip PT Semen Kupang (Persero) diserahkan pada 31 Desember 2005 dengan disertai daftar arsip statis yang diserahkan. Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Arsip yang ada berupa akta–akta perusahaan, peraturan–peraturan, laporan tahunan, profil berusahaan, dan risalah rapat.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

8. PT Semen Baturaja (Persero) Kurun Waktu 1975-2006

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

Profil PT Semen Baturaja (Persero) beralamat di Jl. Abikusno Cokrosuyoso Kertapati P.O. Box 1175 Palembang 300001. Perusahaan didirikan pada 14 November 1974 dengan Akta Notaris Joni Frederik Berthold Tumbaleka Sinjal No. 34. Perusahaan besar di Sumatera Selatan ini memproduksi terak dengan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 59

pusat produksi di Baturaja. Selain itu, PT Semen Baturaja juga memiliki pabrik untuk penggilingan dan pengantongan semen yang terletak di Palembang dan Panjang. Bahan baku semen seperti batu kapur dan tanah liat banyak ditemui di daerah-daerah tersebut. Hal itu menjadi salah satu alasan yang melandasi dipilihnya lokasi pabrik. Akan tetapi, untuk penyediaan bahan baku berupa gypsum, perusahaan juga mengimpor dari Thailand. Awalnya, kepemilikan saham perusahaan tersebut sebanyak 55% dimiliki oleh PT Semen Padang (Persero), dan sisanya dimiliki PT Semen Gresik (Persero). Akan tetapi, lima tahun setelah berdirinya 88% saham dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan PT Semen Padang dan PT Semen Gresik masing–masing hanya memegang sebesar 7% dan 5% saham perusahaan. Pada perkembangannya semenjak 1991 Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih seluruh kepemilikan saham. Sebagai upaya mengembangkan produksi perusahaan, dilaksanakan Proyek Optimalisasi I pada 1992. Dua tahun kemudian, proyek selesai dan kapasitas produksi semen meningkat menjadi 550.000 ton per tahunnya. Sukses dengan proyek yang pertama, dilakukan Proyek Optimalisasi yang kedua. Proyek dimulai pada 1996, dan selesai pada 2001. Sebagai hasilnya, perusahaan mampu meningkatkan kapasitas terpasang menjadi sebesar 1.250.000 ton pertahun. Pasar utama perusahaan adalah daerah–daerah di sekitar Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, dan Bengkulu. Proses distribusi dilakukan melalui jaringan–jaringan distributor yang terletak di wilayah–wilayah tersebut. Pada 2013, perseroan membuka sahamnya kepada publik, sehingga menjadi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. Jumlah karyawan pada tahun 2014 tercatat sebanyak 644 orang (berdasarkan data Kementerian BUMN), dan saat ini masih aktif beroperasi.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 60

Riwayat Arsip Arsip PT Semen Baturaja diserahkan pada 10 Juli 2006 bertempat di PT Semen Baturaja Persero, dengan berita acara serah terima arsip ditandatangani oleh Hasan Marjuki, SH Kepala Biro Umum PT Semen Baturaja Persero dan Dra. Dian Vitriana Kasubdit Akuisisi Arsip Perusahaan ANRI.

Lingkup dan Isi Arsip sebagian besar berisi akta-akta perusahaan, surat keputusan, surat izin mendirikan bangunan, laporan kinerja, dan rencana kerja.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

9. PT Semen Tonasa (Persero) Kurun Waktu 1962-2009

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 3,8 m arsip tekstual

Profil PT Semen Tonasa adalah produsen semen besar di kawasan Indonesia Timur, dengan pusat di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Pendirian pabrik Semen Tonasa (Persero) diawali dengan proyek Semen Tonasa I pada 1960. Lokasi proyek berada di Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Propinsi Sulawesi Selatan. Lokasi tersebut tergolong strategis, terletak diantara perbukitan kapur yang merupakan bahan dasar pembuatan semen. Pada tahun 1960, dilakukan survey untuk memperoleh gambaran kelayakan pendirian sebuah pabrik semen. Survey tersebut dilakukan oleh Bank

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 61

Industri Negara dan Biro Industri Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan. Hasil dari survey tersebut menunjukkan bahwa lokasi tersebut cukup layak untuk memproduksi semen bulk jenis Portland Cement sebanyak 120.000 ton per tahun. Menindaklanjuti hasil survey tersebut, pemerintah menerbitkan TAP MPRS Nomor 11 tahun 1960. Kemudian pada 13 Juni 1960, diadakan sebuah penandatanganan kontrak kerjasama antara Departemen Perindustrian Dasar dan Pembangunan dengan Technical Expert Cekoslovakia untuk melakukan survey lanjutan yang lebih terperinci. Kesimpulan dari hasil survey tersebut menunjukkan ketersediaan yang cukup batu kapur dan tanah liat serta air yang diperlukan dalam proses produksi. Pembangunan terus dilanjutkan hingga pada bulan November 1968, Pabrik Semen Tonasa dibuka secara resmi oleh Menteri Perindustrian M. Yusuf. Tiga tahun kemudian, pabrik menjadi milik pemerintah Republik Indonesia. Pada 1976, sebagai upaya peningkatan hasil produksi, dilakukan pembukaan pabrik Semen Tonasa II. Pabrik yang kedua ini resmi dibuka dan mulai berproduksi pada Oktober 1978. Menurut penelitian, pabrik kedua tersebut dapat menghasilkan sebanyak 500 ton semen portlant pertahun. Perkembangan perusahaan yang cukup pesat ditandai dengan mulai dibukanya sebuah pabrik yang baru, diawali dengan proyek Semen Tonasa III pada 1981. Pabrik mulai memproduksi semen pada 1984 dengan kisaran produksi sebanyak 590 ton semen pertahun. Sejak 15 September 1995 Semen Tonasa terkonsolidasi dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (sebelumnya PT Semen Gresik (Persero) Tbk) menjadi sebuah holding company. Sebanyak 99,9% sahamnya dimiliki oleh PT Semen Indonesia Tbk, sedangkan 0,01% dimiliki oleh karyawan perusahaan. Terus meningkatnya kebutuhan semen di pasaran memberi peluang perluasan produksi. Oleh karena itu, dibangun lagi sebuah pabrik yang keempat pada 1996 dengan kapasitas produksi sebanyak 2,3 juta ton per tahun. sejak 2009, Semen Tonasa membuka lagi sebuah pabrik yang kelima dengan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 62

kapasitas produksi sebesar 2,4 juta ton pertahun, dan baru diresmikan pada 2014 lalu. Saat ini, pabrik semen yang masih tetap berproduksi berjumlah empat unit, yaitu Semen Tonasa II, Semen Tonasa III, Semen Tonasa IV, dan Semen Tonasa V.

Riwayat Arsip Arsip PT Semen Tonasa (Persero) diserahkan kepada ANRI pada 9 November 2010 dengan Berita Acara Penyerahan Arsip nomor 60/BA/KS 01.02/12.00/11-2010 tentang Penyerahan Arsip Statis. Akuisisi berikutnya pada 27 Juni 2011 dengan Berita Acara Penyerahan Arsip nomor: /BA/KS 01.02/12.00/06-2011. Kedua Berita Acara ini ditandatangani oleh Kadep Sekretaris Perusahaan PT Semen TONASA H. Syahruddin F., SH, MBA dan Kasubdit Akuisisi Arsip Perusahaan ANRI Dra. Ina Mirawati.

Lingkup dan Isi Secara umum, arsip yang diserahkan berkaitan dengan laporan teknik, surat perjanjian, berita acara pengadilan, dan rencana kerja perusahaan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

10. PT Semen Gresik (Persero) Kurun Waktu 1953-1961

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,7 m arsip tekstual

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 63

Profil PT Semen Gresik (Persero) berkantor di Gedung Utama Semen Indonesia, Jl. Veteran, Gresik, Jawa Timur. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1953 dengan nama NV Pabrik Semen Gresik. Pendiriannya berdasarkan Akta Notaris Raden Mr. Soewandi No. 41. Kemudian, pada 17 April 1961 perusahaan dijadikan Perusahaan Negara (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 132. Awal beroperasi, perusahaan mampu menghasilkan 250.000 ton semen pertahun. Sebagai upaya peningkatan usaha, perusahaan yang go public sejak 1991 tersebut mengadakan konsolidasi dengan dua pabrik semen di Indonesia. Konsolidasi tersebut dilakukan berdasarkan Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 5-326/MK.016/1995 dan terealisasi pada 15 September 1995, antara PT Semen Gresik dengan PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa. Pada tahun 1999, total kapasitas terpasang PT Semen Gresik (Persero), Tbk mencapai 8,7 juta ton semen per tahun. Angka tersebut memberi kontribusi sebesar 21,7% dari kebutuhan semen nasional. Produk semen yang dihasilkan didistribusikan ke pasar domestik (Jawa, , Kalimantan) maupun mancanegara. Pada 2012 Semen Gresik terus membuka unit–unit produksi baru. Selain itu, perusahaan BUMN ini juga mengakuisisi 70 persen saham Thang Long Cement, Vietnam yang memiliki kapasitas produksi 2,3 juta ton pertahun. Akuisisi Thang Long Cement Company ini sekaligus menjadikan Semen Gresik sebagai BUMN pertama yang berstatus multi national corporation. Pada Desember 2012, perusahaan PT Semen Gresik (Persero) Tbk berubah nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Perubahan nama tersebut menandai terbentuknya Strategic Holding Group. PT Semen Gresik tetap beroperasi menjadi salah satu operational company dibawah naungan PT Semen Indonesia, bersama dengan PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa. Pemilihan nama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk agar dapat memayungi anak-anak perusahaan yang berada di lokasi geografis yang berbeda (Gresik,

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 64

Tonasa, dan Padang). Pemakaian nama tersebut diharapkan perusahaan dapat diterima dengan mudah di lingkup Internasional ataupun dalam negeri. Kondisi perusahaan yang berkembang sedemikian rupa mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan semen terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2013. Pada 2014 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memiliki kapasitas produksi 31,8 juta ton semen pertahun. Sebesar 51% saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dimiliki oleh pemerintah RI sedangkan sisanya dimiliki oleh publik.

Riwayat Arsip Arsip PT Semen Gresik diakuisisi pada 13 April 2007 bertempat di PT Semen Gresik (Persero) Tbk dengan Berita Acara Serah Terima Arsip ditandatangani oleh Purwono Ambijono, SH Kepala Bagian Sekretariat dan Protokol PT Semen Gresik Persero Tbk, dan Drs. Tulkhah Mansyur, M.Si. Direktur Akuisisi ANRI

Lingkup dan Isi Arsip–arsip yang tersedia secara garis besar adalah arsip mengenai proyek perluasan pabrik, dan surat perjanjian kerjasama.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

11. PT Semen Madura (Persero) Kurun Waktu 1976-1988

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 65

Profil PT Semen Madura saat ini telah menjadi bagian dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan berkantor di Wisma Indocement Level 13 Jl. Jenderal Sudirman kavling 70-71, Jakarta Selatan. PT Semen Madura semula berkedudukan di Kabupaten Bangkalan. Beberapa daerah di Bangkalan, seperti Kamal dan Socah merupakan daerah yang bertanah kapur. Pasir kwarsa dari tempat ini telah dimanfaatkan sebagai bahan baku semen untuk pabrik PT Semen Gresik. Sejarah PT Semen Madura tidak dapat dilepaskan dari seorang pengusaha Tionghoa di Indonesia, Soedomo Salim (Liem Sioe Liong). Pada awal tahun 1980-an, dua subyek hukum yang mengatasnamakan PT Semen Gresik dan PT Semen Madura membeli ratusan hektar tanah milik warga Bangkalan untuk pendirian pabrik semen (http://lira-bangkalan.blogspot.co.id/2012/10/pendapat- hukum-legal-opinion.html, diakses 30 Agustus 2016). Pada tahun 1982, ternyata PT Semen Madura diketahui telah diambil alih oleh Salim Group (McVey, 1992: 79). Di tahun 1980-an, berbagai sektor industri swasta mengalami kesulitan sebagai dampak dari penurunan harga minyak. Bidang industri semen misalnya, tercatat hanya menghasilkan 11.300 ton pada 1896 atau menempati sekitar 65% kapasitas industri. Indocement yang menjadi perusahaan penghasil dua pertiga semen di Indonesia, pada pertengahan tahun 1980-an mengalami penurunan pasar dan kesulitan keuangan akibat hutang Salim yang membengkak karena bernilai dollar. Pada 1984, PT Semen Madura dan beberapa pabrik semen milik Salim Group dikonsolidasikan menjadi satu, dengan nama baru PT Indocement Perkasa, atau yang lebih dikenal dengan nama Semen Tiga Roda (Setyautama, 2008: 211). Kebangkitan kembali Indocement dapat tercapai karena bantuan dari pemerintah dengan membeli 35% saham senilai 350.000 dolar Amerika. Pembelian saham oleh pemerintah ini tanpa diragukan lagi karena keterlibatan keluarga Soeharto dalam kepemilikan saham di Indocement (McVey, 1992:

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 66

79). Dapat disimpulkan bahwa saat ini Semen Madura telah menjadi PT Indocement atau Semen Tiga Roda dan masih aktif memproduksi semen untuk pasar nasional.

Riwayat Arsip Menurut data dari Direktorat Akuisisi, arsip PT Semen Madura (Persero) diakuisisi pada 11 April 2007 dengan disertai daftar arsip statis yang diserahkan. Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara umum, arsip PT Semen Madura (Persero) berupa laporan perkembangan proyek dan surat perjanjian kerjasama.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

12. PT Semen Padang (Persero) Kurun Waktu 1918-2001

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,3 m arsip tekstual

Profil PT Semen Padang (Persero) berkedudukan di Indarung, Padang 25237, Sumatera Barat. Perusahaan Semen Padang merupakan perusahaan semen tertua di Indonesia yang telah berdiri sejak 1910. PT Semen Padang memiliki bisnis utama di bidang produksi semen dalam beberapa jenis, antara lain Portland Cement, Super Masonry Cement, dan Oil Well Cement.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 67

Seiring perjalanan sejarahnya, saat ini PT Semen Padang (Persero) menjadi salah satu anak perusahaan dari PT Semen Indonesia Tbk. Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 5-326/MK.016/1995, Pemerintah melakukan konsolidasi atas tiga Pabrik semen milik Pemerintah yaitu PT Semen Tonasa (PTST), PT Semen Padang (PTSP) dan PT Semen Gresik (PTSG), yang terealisir pada 15 September 1995. Pabrik semen pertama di Indonesia ini didirikan pemerintah untuk tujuan pengurangan impor semen di Hindia Belanda. Pada 18 Maret 1910, didirikan dengan nama N.V. Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (N.V. NIPCM) di Padang. Pusat produksi semen terletak di Indarung. Pada 1929, pabrik semen ini mampu menghasilkan sekitar 800.000 sak atau sekitar 45.000 ton semen. Dua tahun setelahnya, kapasitas produksi berhasil ditingkatkan dengan peralatan baru, dan mampu menghasilkan hampir satu juta sak semen pertahun dengan harga mampu bersaing dengan semen impor. Akan tetapi, pada 1932 Semen Padang hanya memproduksi 448.000 sak. Hal tersebut karena Jepang sebagai pengimpor semen setuju untuk membayar 30 sen kepada N.V. PPCM untuk setiap sak semen yang diimpor (Furnivall, 2009: 463). Fenomena tersebut berlangsung setidaknya sampai pada 1933 karena kebijakan pembatasan impor yang semakin diperketat. Di masa penjajahan Jepang, nama pabrik diganti menjadi Semen Indarung dan berada di bawah manajerial Asano Cement, Jepang. Saat Belanda kembali ke Indonesia pada Agresi Militer I, nama pabrik diubah lagi menjadi N.V. PPCM. Akan tetapi akhirnya pada 1958 perusahaan turut dinasionalisasi oleh pemerintah Republik Indonesia. Pengawasan perusahaan berada di bawah wewenang BAPPIT Pusat, dan berganti nama menjadi Perusahaan Negara Semen Padang. Pada masa itu, perusahaan berupaya membenahi diri melalui rehabilitasi dan pengembangan kapasitas pabrik. Pabrik Indarung I ditingkatkan kapasitas produksinya menjadi 330.000 ton pertahun. Selanjutnya pabrik melakukan inovasi untuk pengembangan kapasitas produksi dari teknologi

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 68

proses basah menjadi proses kering dengan dibangunnya pabrik Indarung II, III, dan IV. Pada tahun 1995 bersamaan dengan pengembangan pabrik Indarung V, Pemerintah Indonesia mengalihkan kepemilikan sahamnya di PT Semen Padang ke PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Saat ini PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memegang saham sebesar 99,99%, sedangkan Koperasi Keluarga Besar Semen Padang memegang sisanya (sebesar 0,01 %). PT Semen Padang masih aktif berproduksi hingga saat ini.

Riwayat Arsip Arsip milik PT Semen Padang (Persero) diserahkan beberapa tahap, pada tanggal 30 Juli 2007 bertempat di PT Semen Indarung, Padang, dengan Berita Acara Serah Terima Arsip yang ditandatangani oleh Secretary Coorporation PT Semen Indarung Dewi Trini dan Kasubdit Akuisisi Arsip Perusahaan ANRI Dra. Dian Vitriana; Akuisisi berikutnya dilakukan pada tanggal 28 Mei 2012 dan tanggal 14 Mei 2013, namun tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Arsip–arsip yang ada secara garis besar berisi akta–akta, laporan-laporan kegiatan, laporan–laporan tahunan, dan risalah rapat perusahaan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

13. PT Kertas Leces Kurun Waktu 1978-2002

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 69

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,3 m arsip tekstual

Profil Pabrik Kertas Leces beralamat di Jl. Raya Leces, Probolinggo. Pabrik didirikan pada 1939 dengan nama NV Papier Fabriek Letjes. Pada tahun 1958, perusahaan turut dinasionalisasi berdasarkan Undang-Undang No. 24 tanggal 3 November 1958. Perubahan pabrik menjadi PT Pabrik Kertas Letjes (Persero) berdasarkan Akta No. 24 tertanggal 23 September 1983 juncto Akta Perubahan No. 25 tertanggal 24 April 1984 dari Mohammad Ali, S.H. Sejarah berdirinya pabrik kertas berkaitan dengan peningkatan kebutuhan kertas. Kebutuhan kertas di Hindia Belanda belum dapat terpenuhi hanya dengan mengandalkan hasil produksi satu pabrik di Padalarang. Oleh sebab itu, pada 1939 dibuka Pabrik Kertas Letjes di Probolinggo. Probolinggo dipilih selain karena memperhatikan ketersediaan suplai air dan merang, juga karena tempat tersebut merupakan salah satu pusat industri untuk Jawa Timur. Pabrik kertas mulai beroperasi pada 1940 dikepalai oleh van der Lee, dan mampu berproduksi 10 ton perhari. Di awal beroperasinya, pabrik menghasilkan kertas tulis cetak dengan bahan baku jerami yang menggunakan proses soda. Dapat dikatakan bahwa Pabrik Kertas Letjes merupakan pabrik kertas tertua kedua di Indonesia setelah Kertas Padalarang. Pabrik merupakan cabang dari N.V. Papier Fabriek Padalarang, dan keduanya di bawah naungan N.V. Papier Fabriek Nijmegen di Belanda. Sebetulnya, kebutuhan kertas di Hindia masih belum dapat terpenuhi meskipun sudah didirikan N.V. Papier Fabriek Letjes. Akan tetapi, manfaat pabrik kertas ini terasa sekali selama berkecamuknya Perang Dunia ke II. Suplai kertas impor yang macet dapat terbantu pemenuhannya oleh produsen kertas dalam negeri tersebut. Ahli–ahli pulp dan kertas pribumi tampil menjadi pemimpin perusahaan setelah kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Namun, tidak lama kemudian

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 70

terjadi Agresi Militer 1 yang menyebabkan dikuasainya kembali N.V. Papier Fabriek Letjes dan juga Padalarang oleh Belanda. Keadaan ini berlangsung selama kurang lebih dua belas tahun. Saat dinasionalisasi, Pabrik Kertas Letjes ditempatkan di bawah BAPPIT Pusat bersama dengan induknya, Pabrik Kertas Padalarang. Baru pada tahun 1961, Perusahaan Negara Kertas Letjes berdiri sendiri, terlepas dari Perusahaan Negara Kertas Padalarang melalui Peraturan Pemerintah No. 137 tahun 1961. Setelah bernaung di bawah pemerintah Indonesia, Kertas Letjes mengalami setidaknya empat kali tahap pembangunan. Tujuan akhir dari pembangunan yang dilakukan adalah untuk efektivitas dan efisiensi, agar terjadi peningkatan produksi kertas untuk pemenuhan kebutuhan ekspor dan domestik. Pembangunan tersebut masing–masing dinyatakan selesai pada 1970, 1978, 1983, dan 1986. Seiring perkembangannya, Kertas Letjes dapat meningkatkan produksi dengan memproduksi kertas sekitar sebanyak 640 ton perhari. Jenis kertas yang diproduksi adalah kertas tulis cetak, kertas tisu, kertas koran, dan kertas industri. Lebih jauh, Kertas Letjes merupakan satu–satunya pabrik kertas di Indonesia yang menggunakan bahan baku kertas bekas dan ampas tebu. Pada masa kejayaannya di tahun 1980-an, Pabrik Kertas Letjes memasarkan hasil produksi ke pasar domestik maupun mancanegara. Beberapa negara yang pernah menjadi tujuan ekspor kertas di antaranya Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Srilanka, India, Arab Saudi, Inggris, Belanda, dan Afrika Selatan. Pabrik yang terletak 12 km di Selatan Kota Probolinggo ini sempat menjadi pabrik kertas terbesar se Asia Tenggara dengan produksi 198.000 ton per tahun. Semenjak krisis moneter, BUMN tersebut mulai menurun produktivitasnya. Pabrik Kertas terus beroperasi namun dengan tersendat– sendat. Kesulitan pabrik diperparah dengan terjadinya kebakaran pada 1 Mei 2013 dan pada 26 September 2015 lalu. Saat ini sedang mengalami kekurangan modal dan terancam bangkrut.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 71

Riwayat Arsip Menurut data dari Direktorat Akuisisi, arsip PT Kertas Leces yang terletak di Probolinggo diakuisisi pada April 2005. Tidak ada keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Arsip–arsip yang ada secara garis besar berisi akta–akta, laporan-laporan kegiatan, laporan–laporan tahunan, dan risalah rapat perusahaan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

14. PT Kertas Padalarang Kurun Waktu 1991-2008

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

Profil PT Kertas Padalarang beralamat di Jalan Cihaliwung, No. 181, Padalarang, Jawa Barat. Pada 1922, Pabrik Kertas Padalarang didirikan dengan nama NV. Papier Fabriek Padalarang. Awalnya pabrik memproduksi kertas untuk kebutuhan kertas masyarakat pada umumnya saja. Sejak 1990, Kertas Padalarang mendapatkan kewenangan lebih dari pemerintah RI untuk memproduksi kertas sekuritas dan kertas uang. Perkembangan pemakaian kertas yang semakin meningkat terjadi sejak awal abad ke-20. Saat itu, mulai bermunculan media seperti koran yang semakin memperbanyak kebutuhan kertas. Pemakaian kertas terus mengalami kenaikan akibat kebutuhan dalam dunia pendidikan. Bangsawan dan priyayi

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 72

adalah golongan pribumi yang menjadi konsumen kertas olahan pabrik hasil impor. Pabrik Kertas Padalarang adalah perusahaan kertas pertama di Hindia Belanda, sekaligus cabang dari NV. Papier Fabrik di Nijmegen, Belanda. Usaha kertas di Hindia dioperasikan oleh NV. Internatio, sebuah perusahaan dagang yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di Hindia saat itu (Kanumoyoso, 2001: 22). Usaha kertas cukup berkembang, mengingat kebutuhan kertas dan masih langkanya produsen kertas dalam negeri. Pada 1939, untuk pemenuhan produksi kertas dibuka cabang pabrik kertas di Leces, Probolinggo. Di masa penjajahan Jepang, pabrik masih beroperasi meskipun tidak begitu produktif. Setelah kemerdekaan Indonesia, pabrik–pabrik turut mengalami nasionalisasi. Pada 3 Januari 1958, Penguasa Perang Djawa Barat mengambil alih N.V. Pabrik Kertas Padalarang dan cabangnya di Letjes. Keduanya kemudian ditempatkan di bawah BAPPIT (Badan pengawas Perusahaan–Perusahaan Industri dan Tambang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 136 tahun 1961 sebagai pelaksanaan Undang–Undang No. 19 tahun 1960, Perusahaan Negara Kertas Padalarang dibentuk. Adapun cabang perusahaan yang berada di Leces, Probolinggo dilepas menjadi Badan Usaha Milik Negara yang berdiri sendiri dengan nama Perusahaan Negara Kertas Leces. Sampai saat ini Pabrik Kertas Padalarang diberi kewenangan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk memproduksi kertas sekuritas dan kertas uang, selain juga masih memproduksi kertas umum, kertas rokok, dan kertas merang.

Riwayat Arsip Arsip PT Kertas Padalarang diserahkan kepada Arsip Nasional Republik Indonesia di Padalarang pada tanggal 17 Juli 2008, dengan surat penyampaian dokumen nomor 186/tar/PTP/2008 yang ditandatangani oleh Sekretariat/Humas

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 73

PT Kertas Padalarang Ida Tristanti dan diterima oleh Drs. Sutar Winarmo Arsiparis Madya pada Direktorat Akuisisi ANRI.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, arsip PT Kertas Padalarang terdiri atas akta-akta notaris, laporan tahunan perusahaan, surat-surat keputusan, dan profil perusahaan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

15. PT Kertas Blabak Kurun Waktu 1980-1989

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,3 m arsip tekstual

Profil PT Kertas Blabak beralamat di Jl. Raya Magelang-Yogyakarta Km. 10, Desa Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Perusahaan ini didirikan oleh Bank Industri Negara pada tahun 1955. Peluang industri kertas masih terbuka lebar pada tahun 1950–an karena kebutuhan kertas terus meningkat, sedangkan jumlah pabrik kertas belum banyak. Oleh karena itu dibuka sebuah pabrik kertas di Mungkid, Magelang untuk memenuhi kebutuhan kertas masyarakat. Berbeda dengan perusahaan lainnya yang memanfaatkan pulp sebagai bahan baku, Kertas Blabak justru memanfaatkan kertas bekas untuk didaur ulang. Bahan baku diperoleh dari daerah sekitar Magelang dan Jawa Tengah, dan juga impor dari luar negeri. Kertas–kertas bekas seperti koran dan HVS,

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 74

didaur ulang menjadi kertas–kertas karton, kertas gambar, duplex, dan sebagainya. Target pemasaran Kertas Blabak adalah pasar domestik, terutama di Pulau Jawa. Perusahaan ini mendistribusikan 50% hasil produksinya ke Jawa Timur, 40% ke Jawa Barat dan Banten, dan sisanya ke daerah–daerah di Jawa Tengah. Kertas Blabak pada awalnya memanfaatkan satu unit mesin kertas yang dibangun sejak 1957 dan mulai berproduksi pada 1962. Awal mula beroperasi, kapasitas hasil produksi hanya sebesar 7.200 ton per tahun. akan tetapi pada tahun 1993, pabrik menambah satu unit mesin kertas bekas pakai dari Australia yang sudah dilengkapi dengan size press, coating, dan automasi–automasi lainnya. Mesin tersebut mulai memproduksi kertas pada 1998, dengan kapasitas produksi mencapai 45.000 ton per tahun. Di tahun 1993 sebanyak 90% saham Kertas Blabak dibeli oleh PT Kertas Basuki Rachmat, dan sisanya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. PT Kertas Basuki Rachmat saat itu telah bernaung di bawah PT Indhasana. Sampai akhir tahun 2008, Pemerintah Indonesia masih memegang saham sebanyak 0,83% di Kertas Blabak. Saham tersebut kemudian dilepas kepada PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia (KBRI), nama baru semenjak PT Indhasana masuk ke Bursa Efek Indonesia tahun 2008. Pada awal tahun 2010, kepemilikan saham dibeli oleh PT Satya Mitra Mandiri, sebelum perusahaan dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri/Niaga pada bulan November 2010.

Riwayat Arsip Arsip PT Kertas Blabak diserahkan ke ANRI pada 6 Juli 2007 bertempat di PT Kertas Blabak, Mungkid-Magelang. Berita acara serah terima arsip ditandatangani oleh Bambang Widodo Kepala Bagian Legal dan Humas PT Kertas Blabak dan diterima oleh Kasubdit Akuisisi Arsip Perusahaan ANRI Dian Vitriana.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 75

Lingkup dan Isi Arsip secara umum berisi laporan–laporan teknik kegiatan perusahaan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

16. PT Kertas Basuki Rachmat (Persero) Kurun Waktu 1982-1988

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

Profil Pabrik Kertas Basuki Rachmat berkedudukan di Jalan Basuki Rachmat, Banyuwangi 68414, Jawa Timur. Perusahaan kertas ini telah memulai produksi kertas pada 1969. Pabrik ini adalah salah satu produsen kertas daur ulang yang menggunakan bahan baku kertas bekas selain juga menggunakan pulp sebagai bahan baku. Sementara itu, sebuah perusahaan yang awalnya berbisnis minyak bumi, bernama PT Petroneks beralih menjadi produsen kertas di tahun 1978. Pada tahun yang sama, perusahaan yang terletak di Banyuwangi tersebut diakuisisi oleh PT Petroneks. Setahun kemudian, PT Petroneks berubah nama menjadi PT Indhasana. Akuisisi Kertas Basuki Rachmat pada 1978 tersebut sering dianggap sebagai tahun berdirinya perusahaan, padahal sebelum itu Kertas Basuki Rachmat telah beroperasi. Kertas Basuki Rachmat memproduksi pulp dan kertas di antaranya berjenis medium liner, HVO, HVS, dan kertas gambar. Di bawah PT Indhasana, Kertas Basuki Rachmat juga mengakuisisi saham Kertas Blabak Magelang (KBM) pada 1993. Di tahun 2008, PT Indhasana berganti nama

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 76

menjadi PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia (KBRI) dan masuk ke dalam Bursa Efek Indonesia. Saat itu, saham pemerintah RI hanya tersisa sebesar 0,49%. Tak lama kemudian, pemerintah melepaskan sahamnya tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sejak saat itu perusahaan sudah bukan lagi menjadi perusahaan “plat merah”. Sampai saat ini Pabrik Kertas Basuki Rachmat masih berproduksi meskipun tidak sebesar dulu.

Riwayat Arsip Menurut data dari Direktorat Akuisisi, arsip PT Kertas Basuki Rachmat diserahkan pada 29 Juli 2010 dengan disertai daftar arsip statis yang diserahkan. Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara garis besar arsip berisi berkas–berkas rapat, neraca likuidasi, dan rencana pengembangan perusahaan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

17. PT Pupuk Kaltim (Persero) Kurun Waktu 1978-2007

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) beralamat di Jl. James Simanjuntak No. 1, Bontang 75313, Kalimantan Timur. Perusahaan ini

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 77

memproduksi amoniak, urea, dan NPK. Pusat produksi perusahaan berada di Bontang, Kalimantan Timur. Namun demikian, perusahaan juga memiliki pabrik di luar Bontang. Pabrik NPK ada juga yang berlokasi di Semarang dan Surabaya. Pupuk Kaltim juga memproduksi pupuk organik melalui unit produksinya yang berada di Demak, Banyuwangi, Parepare, Badung, dan Timur. Awal mulanya, proyek Pupuk Kaltim dikelola oleh Pertamina. Pada saat itu, pabrik pupuk merupakan pabrik terapung di atas kapal di lepas pantai Bontang. Namun demikian karena pertimbangan teknis, lokasi pabrik dipindahkan ke daratan. Pengelolaan pabrik juga diserahkan oleh Pertamina kepada Departemen Perindustrian. Pada 7 Desember 1977, PT Pupuk Kaltim diresmikan, menempati lahan di lereng perbukitan Kalimantan Timur. Pembangunan pabrik pertama dilakukan pada 8 Januari 1979. Tiga tahun berselang, tanggal 23 Maret 1982 dilakukan penandatanganan kontrak pembangunan pabrik kedua. Pabrik 1 pertama kali berproduksi pada 30 Desember 1983, dan beberapa bulan setelah itu hasil produksi berupa amoniak diekspor ke India. Amoniak buatan Pupuk Kaltim juga dikirim melalui jalur laut ke PT Petrokimia Gresik. Pabrik 1 mulai memproduksi pupuk urea pada tahun 1984, dan hasil produksi tersebut juga dikirim ke Surabaya. Meskipun telah berproduksi, Pabrik Pupuk Kaltim 1 baru diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 28 Oktober 1984, bersamaan dengan diresmikannya Pabrik Pupuk kaltim 2. Setahun kemudian, sebagai upaya pengembangan perusahaan dilakukan Pembangunan Pabrik 3. Salah satu perusahaan besar di Indonesia ini terus meningkatkan kapasitas produksinya, ditandai dengan dibangun sebuah Pabrik POPKA Pada 9 Oktober 1996. Tujuan pendirian Pabrik POPKA adalah untuk meningkatkan nilai guna Amoniak sisa dan gas CO2 yang terbuang ke atmosfer untuk dijadikan produk Urea Granul. Pabrik dengan proyeksi kapasitas produksi 570.000 ton per tahun ini memproduksi Urea Granul untuk pertama kalinya pada 1999.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 78

Pada 1998, dibangun Pabrik 4 dengan proyeksi kapsitas 570.000 ton urea granul dan 330.000 ton amoniak per tahun. Pembangunan pabrik urea selesai dan diresmikan pada 2002. Pada tahun 2003, PT Pupuk Kaltim mendapat tugas dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan untuk pendistribusian pupuk di kawasan Indonesia Timur. Beberapa tahun kemudian, Pupuk Kaltim mengembangkan usahanya dengan memproduksi Pupuk NPK Fuse Blending. Pupuk tersebut diproduksi di Bontang dengan memanfaatkan bahan fosfat impor dari Maroko. PT Pupuk Kaltim adalah salah satu BUMN yang sampai saat ini masih dapat mempertahankan kesuksesannya.

Riwayat Arsip Arsip milik PT Pupuk Kaltim diakuisisi sebanyak dua kali, masing– masing pada 14 April 2009 dengan disertai daftar arsip statis yang diserahkan, tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip; Akuisisi berikutnya pada 8 Juli 2011 bertempat di Departemen Hukum dan Kesekretariatan PT Pupuk Kaltim Bontang, Jl. James Simanjuntak no.1 Bontang, Kalimantan Timur. Berita Acara Penyerahan Dokumen Perusahaan nomor: 41/BAPD/HK/VII.2011 ditandatangani oleh Abdul Muizzi Plt. Kadep Hukum dan Kesekretariatan PT Pupuk Kaltim dan Drs. Widodo Arsiparis Madya pada Direktorat Akuisisi ANRI.

Lingkup dan Isi Arsip yang diakuisisi secara garis besar berisi akta perusahaan, laporan tahunan, surat–surat keputusan, dan berkas perubahan anggaran dasar perusahaan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 79

18. PT Petrokimia Gresik (Persero) Kurun Waktu 1988-2000

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil Petrokimia Gresik berkantor di Jl. Jendral Ahmad Yani, Gresik, Jawa Timur. Perusahaan ini pada mulanya adalah Proyek Petrokimia Surabaya. Yang dicanangkan pada tahun 1964 dengan kontrak karya tertanggal 10 Agustus 1964. Kontrak ini berlaku sejak 8 Desember 1964. Peresmian proyek dilakukan oleh Presiden Soeharto tanggal 10 Juli 1972. Tanggal peresmian proyek tersebut kemudian ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Petrokimia Gresik. Fokus bisnis utama PT Petrokimia Gresik adalah pada industri pupuk, dengan cita-cita menjadi penyedia dan produsen pupuk yang handal. Sejarah perubahan status perusahaan dapat dilihat dari skema berikut. 1. Perusahaan Umum (Perum), berdasarkan PP No. 55/1971; 2. Perseroan Terbatas, berdasarkan PP No. 35/1974 jo PP No. 14/1975; 3. Anggota Holding PT Pupuk Sriwidjaja (Persero), berdasarkan PP No. 28/1997; 4. Anggota Holding PT Pupuk Indonesia (Persero), berdasarkan SK Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia, nomor : AHU- 17695.AH.01.02 Tahun 2012. PT Petrokimia Gresik memproduksi macam-macam pupuk diantaranya pupuk urea, phonska, SP 36, dan ZA. Perusahaan memiliki visi menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen. Visi ini kemudian diimplementasikan dalam tiga misi, yaitu: mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program swasembada pangan, meningkatkan hasil usaha untuk

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 80

menunjang kelancaran kegiatan operasional dan pengembangan usaha perusahaan, dan Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industri kimia nasional dan berperan aktif dalam community development. Hingga saat ini, PT Petrokimia Gresik (Persero) masih menjadi produsen pupuk terbesar di Indonesia.

Riwayat Arsip Menurut data dari Direktorat Akuisisi, arsip PT Petrokimia Gresik diserahkan kepada Arsip Nasional RI pada tanggal 25 September 2012 dengan disertai daftar arsip statis yang diserahkan. Akuisisi berikutnya dilakukan pada 14 Mei 2013. Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Arsip PT Petrokimia Gresik memuat informasi mengenai laporan tahunan perusahaan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia.

19. PT Bentoel International Investama Tbk Kurun Waktu 2000-2003

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Bentoel Internasional Investama Tbk berkantor di Capital Place Office 6th floor, Jl. Gatot Subroto kavling 18, Jakarta Selatan. Sejarah Bentoel sudah

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 81

dimulai sejak tahun 1930-an, ketika Ong Hok Liong memulai industri rumahan di tempat tinggalnya yang berada di Malang, Jawa Timur. Industri rokok rumahan tersebut diberi nama Strootjes Fabriek Ong Hok Liong. Saat itu, industri manufaktur di Indonesia sedang berkembang, tidak terkecuali industri rokok sebagai hasil dari pengolahan tembakau. Pada 1954, Strootjes Fabriek Ong Hok Liong berganti nama menjadi Pabrik Rokok Tjap Bentoel. Perusahaan rokok ini terkenal dengan produksi rokok-rokok kreteknya. Bentoel menjadi pionir produsen kretek karena telah memproduksi rokok kretek sejak 1960-an. Pada 1987, saham Bentoel terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, dan namanya menjadi PT Bentoel International Investama Tbk. Sejak 2009, PT Bentoel Internasional Investama Tbk diakuisisi oleh British American Tobacco Group, salah satu kelompok perusahaan tembakau terbesar di dunia yang berpusat di Inggris. Saat ini, bisnis utama Bentoel adalah memproduksi dan memasarkan berbagai jenis rokok seperti rokok kretek mesin, rokok kretek tangan, dan juga rokok putih. Beberapa merk rokok yang diproduksi pabrik ini adalah Club Mild, Neo Mild, Tali Jagat, Bintang Buana, Sejati, Star Mild, dan Uno Mild (pasar lokal), serta Dunhill, Lucky Strike, dan Pall Mall (pasar internasional).

Riwayat Arsip Menurut data dari Direktorat Akuisisi, arsip PT Bentoel diserahkan kepada ANRI pada Februari 2005. Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Arsip PT Bentoel Internasional, Tbk yang disimpan di ANRI terdiri dari arsip tekstual yang memuat informasi mengenai profil perusahaan dan laporan tahunan.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 82

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

F. Sektor Jasa Profesional, Ilmiah, dan Teknis 1. Markplus Inc. Kurun Waktu 1986-2001

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual, dan 7 lembar foto

Profil Markplus adalah sebuah perusahaan yang berkedudukan pusat di Jakarta. Perusahaan ini beralamat di EightyEight@Kasablanka, 8th Floor, Jl. Casablanca Raya Kav. 88, Jakarta 12870. Markplus didirikan pada tahun 1990 oleh Hermawan Kartajaya. Berangkat dari sebuah konsultan di bidang marketing, Markplus terus berkembang menjadi perusahaan yang tidak hanya memberikan jasa di bidang marketing, namun juga di bidang lain seperti pendidikan dan media. Markplus telah tumbuh menjadi pemimpin di bidang marketing, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara. Markplus memiliki total 18 sub sektor bidang pekerjaan yang merupakan bagian dari 6 sektor besar, yaitu:  Financial Services Industry (FSI)

 Automotive, Transportation, and Logistics (ATL)  Communication, High-Tech, and Media (CHM)  Healthcare, Property, and Consumer (HPC)  Resources, Infrastructure, and Utilities (RIU)  Government and Public Services (GPS) Tahun 1994, MarkPlus Inc. mencatatkan namanya di Surabaya sebagai penyedia jasa pendidikan profesional di bidang pendidikan dan marketing.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 83

Firma ini menggunakan metodologi penelitiannya sendiri dalam mengembangkan usahanya. Firma ini berkembang seiring dengan perkembangan ekonomi Indonesia di tahun 1996. Tahun 1997-1998, Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya mengalami krisis ekonomi. Pada masa krisis ini, kebutuhan akan konsultan bisnis meningkat agar perusahaan tidak terkena dampak krisis ekonomi. Di sinilah peran Markplus meningkat di jasa konsultansi. Markplus mengembangkan perusahaanya dengan membuka cabang di tiga kota besar pada tahun 2004, yaitu di Bandung, Semarang, dan Medan. Sampai saat ini, Markplus masih berdiri dan berkembang serta memiliki sekitar 400 karyawan dan 18 cabang di seluruh Indonesia.

Riwayat Arsip Markplus menyerahkan arsipnya kepada ANRI pada tanggal 12 Mei 2015. Penyerahan ini terekam di dalam Berita Acara nomor KN.00.01/3/V/2015 dan ditandatangani oleh Hermawan Kartajaya Founder and CEO Markplus, Inc. dan Mustari Irawan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia. Penyerahan disertai daftar arsip statis yang diserahkan dan bertempat di Grand Atrium Mall Kota Casablanca di Jl. Casablanca Raya, Jakarta.

Lingkup dan Isi Arsip Markplus, Inc. yang disimpan di ANRI memuat informasi mengenai bahan-bahan seminar yang pernah diselenggarakan oleh Markplus, profil perusahaan, serta makalah-makalah dan advertorial yang pernah dibuat oleh Markplus.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 84

G. Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin 1. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PT PLN Kurun Waktu 2003-2010

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

Profil Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah perusahaan yang berkedudukan pusat di Jakarta. Perusahaan ini beralamat di Jl. Trunojoyo Blok M-I No. 135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia. Latar belakang pendirian PLN sudah dimulai sejak Indonesia masih bernama Hindia Belanda. Pada periode tersebut, perkembangan ekonomi di Pulau Jawa ditandai dengan maraknya pendirian pabrik gula dan pabrik teh. Pendirian pabrik-pabrik ini secara tidak langsung juga ikut mempengaruhi kebutuhan akan energi listrik pada masa kolonial. Perkembangan ketenagalistrikan dimulai pada tahun 1897 ketika Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM) di Batavia dengan pusatnya di Gambir. Kemudian diikuti kemunculan beberapa perusahaan listrik swasta seperti Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM), Bandoengsche Electriciteit Maatschappij (BEM), Gemeenschappelijk Electrisch Bedrijf Bandoeng en Omstreken (GEBEO) dan lainnya (Wasino, dkk : 669). Peralihan kekuasaan yang terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 85

membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW. Pada 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas kemudian dibubarkan tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, diresmikan 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1972, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara. Status PLN adalah Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang. Hingga saat ini, PLN masih menjadi perusahaan listrik nomor satu di Indonesia.

Riwayat Arsip Menurut data dari Direktorat Akuisisi, arsip PT PLN diserahkan kepada ANRI pada 11 Mei 2011 dengan disertai daftar arsip statis yang diserahkan. Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Arsip PT PLN mengandung informasi mengenai profil perusahaan dan juga sejarah singkat PLN.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 86

2. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk/PT PGN Kurun Waktu 1965-2007

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 12 m arsip tekstual

Profil Perusahaan Gas Negara (PGN) adalah perusahaan yang berkedudukan di Jl. K.H. Zainul Arifin No. 20, Jakarta 11140, Indonesia. PGN telah dirintis sejak tahun 1859, semasa pemerintahan Hindia Belanda. Awal mulanya, PGN sebuah perusahaan yang di awal pendiriannya berasal dari sebuah firma LJN Enthoven & Co. Gravenhage. Firma ini didirikan berdasarkan kebutuhan akan gas yang digunakan untuk mengisi lampu pijar di Batavia. Ministerie van Koloniën (Menteri urusan tanah jajahan) memberikan konsesi (izin) kepada firma tersebut untuk mendirikan sebuah perusahaan gas di tanah jajahan. Firma ini adalah firma satu-satunya yang diberikan izin, sehingga monopoli sangat terasa. Pada periode pertengahan kedua abad 19, proses industrialisasi telah berkembang. Tahun 1860, perusahaan-perusahaan kecil mulai mendapatkan posisinya, hingga status perusahaan berubah menjadi Naamloze Venootschap (NV). Perubahan status ini juga terjadi di tubuh firma L.I. Enthoven, sehingga firma ini berubah nama menjadi Nederlandsch Indische Gas Maatschappij (NIGM). NIGM kemudian mengembangkan sayap bisnisnya tidak hanya di sektor gas, namun juga di sektor listrik. Ekspansi NV NIGM tidak hanya terbatas pada pemasangan instalasi lampu jalan di Batavia saja, melainkan juga mulai melebarkan sayapnya ke Semarang dan Surabaya. Akhir tahun 1896, pembangunan pabrik gas di kota Semarang dimulai, dan akhirnya mulai beroperasi tanggal 15 Februari 1898. NIGM bertahan hingga tahun 1940/41. Di tahun inilah NIGM mengalami masa sulit. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh Perang Dunia (PD) II yang menyebabkan hambatan berkomunikasi antara tanah

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 87

jajahan dan tanah induknya. Belanda yang diduduki Jerman ketika itu, mengalami kesulitan komunikasi dengan dunia internasional hingga akhirnya berdampak juga dengan menyerahnya Belanda ke Jepang. Di masa pendudukan Jepang, perusahaan gas dikendalikan oleh angkatan darat dan angkatan laut. Dampaknya adalah terjadi banyak kekerasan terhadap kaum pekerja. Produsi gas dipacu tanpa melihat kesejahteraan buruh atau tenaga kerja. Setelah masa perang dengan Jepang, perusahaan gas diambilalih oleh bangsa Indonesia. Sejak saat ini industri gas perlahan dikendalikan oleh Indonesia. Tercatat pada tahun 1958, NIGM dinasionalisasi dengan nama Badan Pengambil Alih Perusahaan-perusahaan Listrik dan Gas (BPAPLG) yang kemudian beralih status menjadi BPU-PLN di tahun 1961. Tanggal 13 Mei 1965, perusahaan gas ditetapkan menjadi perusahaan negara dengan nama Perusahaan Negara (PN) Gas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tahun 1984, PN. Gas diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) dengan nama“Perusahaan Umum Gas Negara”. Perubahan terakhir berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994, PGAS diubah dari Perum menjadi perusahaan perseroan terbatas yang dimiliki oleh negara (Persero) dan namanya berubah menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero). Ruang lingkup kegiatan PGN adalah melaksanakan perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan usaha hilir bidang gas bumi yang meliputi kegiatan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga, perencanaan, pembangunan, pengembangan produksi, penyediaan, penyaluran dan distribusi gas buatan; atau usaha lain yang menunjang usaha. Kegiatan usaha utama PGN adalah distribusi dan transmisi gas bumi ke pelanggan industri, komersial dan rumah tangga. Sejak tahun 2003, PGN telah go public dengan penawaran awal sahamnya Rp. 500,00 per lembar saham. Hingga kini PGN masih terus beroperasi dan meningkatkan produksinya.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 88

Riwayat Arsip Arsip PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk diserahkan pada 29 Januari 2013, dengan Berita Acara Serah Terima Arsip Nomor: 020100.BA/LU.00.01/LUPP/2013 Nomor: HK.02/2/2013 yang ditandatangani oleh Bapak Wahyu Irianto Kepala Divisi Layanan Umum dan Pengamanan Perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) dan Bapak Kandar Direktur Akuisisi Arsip ANRI.

Lingkup dan Isi Arsip PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mengandung informasi mengenai sumber daya kepegawaian, kumpulan peraturan-peraturan (produk hukum), hasil-hasil rapat umum pemegang saham, dan tentang investasi perusahaan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

H. Sektor Informasi dan Komunikasi 1. PT TEMPO Inti Media Tbk Kurun Waktu 1971-2008

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 2.284.110 foto slide (contact print); 350.000 negatif foto.

Profil PT TEMPO adalah perusahaan yang berkedudukan di Jalan Palmerah Barat, No. 8 Jakarta Selatan. PT TEMPO Media Group berdiri sejak tahun 1973, ditandai dengan terbitnya majalah TEMPO dengan penerbit PT Grafiti Pers. Majalah ini terbit perdana pada 6 Maret 1971. Majalah TEMPO sempat

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 89

mengalami pembredelan pada tahun 1994-1998. Kebutuhan akan menerbitkan jumlah majalah TEMPO, sebuah percetakan didirikan pada tahun 1978, yaitu PT Imprint. Tahun 2001, bersamaan dengan lahirnya Koran Tempo, PT TEMPO Inti Media didirikan. PT TEMPO Inti Media pada awalnya hanya berfokus pada koran dan majalah saja. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, produk-prosuk baru bermunculan, seperti Majalah Tempo edisi Bahasa Inggris, majalah Travelounge dan juga media digital tempo.co. Tempo juga memasuki dunia bisnis pertelevisian dengan mendirikan Tempo TV. Hingga saat ini, PT Tempo tetap berdiri dan menjadi salah satu perusahaan yang maju di bidang media dan informasi.

Riwayat Arsip Arsip PT TEMPO Inti Media Tbk diserahkan kepada ANRI tanggal 4 Mei 2015 di Hotel Bidakara Jl. Jendral Gatot Subroto, Jakarta. Serah terima arsip tersebut tercatat dalam Berita Acara Serah Terima Arsip Statis Nomor: 0007/Ext.Legal/TIM/V/2015 Nomor: KN.00.01/30/V/2015 yang ditandatangani oleh Bambang Harymurti Direktur Utama PT TEMPO Inti Media Tbk dan Mustari Irawan Kepala Arsip Nasional RI.

Lingkup dan Isi Arsip PT Tempo Inti Media Tbk mengandung informasi mengenai hasil- hasil fotografer PT. Tempo Inti Media Tbk yang terdiri atas foto-foto bidang pembangunan, hukum, kesehatan, politik, pendidikan, seni budaya, ekonomi, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan, otomotif, olahraga, transportasi, flora, , tokoh-tokoh masyarakat, dan lain-lain.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 90

2. Perum Pusat Produksi Film Negara (PPFN) Kurun waktu 1951-1986

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 32.520 reel film; 25.354 foto positif; 47 lembar poster Disamping itu juga terdapat arsip hasil reproduksi berupa 563 buah video Umatic; 563 buah video Betacam dan DVcam; 3257 keping CD (terdiri dari CD-RK sebanyak 500 keping, dan CD-Film 2757 sebanyak keping).

Profil PPFN adalah perusahaan BUMN yang berkedudukan di Jakarta. Perusahaan ini berlamat di Jl. Otto Iskandar Dinata No. 125-127 Jakarta Timur 14330. Cikal bakal PPFN sudah sejak ada dari periode Hindia Belanda. Tahun 1926 dianggap sebagai tahun dimulainya perkembangan film di Indonesia. Seorang produser bernama David membuat film, Lely van di Bandung. Film ini diyakini sebagai film pertama yang dibuat di Hindia Belanda ketika itu. Kemudian disusul oleh produser Kruger Co tahun 1927/1928 membuat film berjudul Eulis Atjih dan selanjutnya diproduksi film berjudul Lutung Kasarung oleh produser film Carli. Film ini sangat terkenal dan merupakan tonggak awal dari dunia perfilman di Indonesia. Bersamaan dengan itu dibuat juga film Tjunt Jonat oleh dan oleh South Pacifik Film Co, pada tahun 1929/1930. Pada tahun 1936, di jalan Bidara Cina 123-125-127 (Sekarang Jl. Otto Iskandar 125-127 / lokasi PFN), seorang Belanda bernama dibantu oleh Wong Brothers mendirikan sebuah studio film bernama ALGEMENE NEDERLANDS INDISCHE FILM (ANIF) yang bergerak membuat film film berita (newsreels) dan film cerita (feature film). ANIF memproduksi film bicara pertama yang berjudul “” di Indonesia. Tahun 1940, ANIF bangkrut dan kepemilikannya beralih ke

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 91

sebuah perusahaan bernama Multi Film Haarlem Holland. Film yang diproduksi oleh perusahaan ini hanya bergenre dokumenter dan berita. Di zaman penjajahan Jepang, Multi Film Haarlem diganti namanya menjadi Nippon Eiga Sha, di bawah koordinasi barisan propaganda (Sandenbu). Di masa ini, film yang dihasilkan antara lain film dokumenter dan film cerita. Recording film-film berbahasa Jepang dalam bahasa Indonesia juga dilakukan. Pada masa kemerdekaan, karyawan film Indonesia yang tergabung dalam Berita Film Indonesia (BFI) melakukan peliputan film tentang perebutan kemerdekaan dan juga liputan lainnya. BFI kemudian melakukan perebutan perusahaan film Jepang, Nippon Eiga Sha. Pada 6 Oktober 1945, perusahaan ini diambil alih oleh karyawan BFI. Penyerahan dilakukan secara simbolik. Pihak Jepang diwakili oleh Ishimotto, sedangkan BFI diwakili oleh R.M. Soetarto dengan disaksikan Menteri Penerangan RI Amir Syarifudin. Peristiwa ini menandai secara resmi BFI berada di bawah kementerian penerangan RI. Peran BFI semakin penting dengan ditandai oleh peliputan-peliputan peristiwa bersejarah, contohnya peristiwa arek-arek Surabaya yang bertempur melawan tentara sekutu. Ketika masa agresi militer, kantor BFI dan barang serta asset lainnya dipindahkan ke RSCM. Tahun 1950, Regerings Film Bedrijf didirikan. Setelah pengakuan Kedaulatan RI pada tahun 1950, maka Regeerings Film Bedrijf diserahkan oleh Pemerintah Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) yang kemudian dinamakan Perusahaan Pilem Negara (PPN) dibawah Kementrian Penerangan RI. Surat Keputusan Menteri Keuangan NO 55 B/MENPEN/1975 tanggal 16 Agustus 1975, PFN berubah lagi menjadi Pusat Produksi Film Negara (PPFN) yang dalam pengelolaannya tunduk pada undang undang perbendaharaan Negara (ICW). Tahun 1978 PPFN mulai melakukan peningkatan produksi dengan membuat film cerita pendek yang bersifat Pendidikan dan Kebudayaan dengan mengangkat cerita daerah. Disamping itu, untuk kalangan remaja PPFN juga memproduksi film cerita panjang yang bertemakan perjuangan seperti film Penghianatan G30S-PKI, Kereta Api

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 92

Terakhir, Serangan Fajar, dan Jakarta 66. Sedangkan untuk film bertemakan pendidikan PPFN memproduksi film Keluarga Rakhmat yang ditayangkan melalui media televisi. Untuk film cerita anak PPFN memproduksi film boneka Si Unyil, Si Huma, dan Si Titik. Tanggal 7 Mei 1988 dengan Peraturan Pemerintah No. 5/1988 status PPFN berubah menjadi Perum Produksi Film Negara, disingkat Perum PFN. Perubahan status ini membawa dampak yang cukup luas bagi perkembangannya, karena PFN selain dituntut agar mampu untuk mandiri, juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Pemerintah. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka sejak perubahan statusnya menjadi Badan Usaha Milik Negara secara terus menerus dilakukan pembenahan di segala bidang, baik fasilitas peralatan, gedung, sumber daya manusia, manajemen dan organisasi. Hingga saat ini PPFN masih berusaha bertahan dengan mencoba memproduksi baik film cerita maupun berita.

Riwayat Arsip Arsip Film PFN yang berupa release copy ini diserahkan Kantor Pusat Produksi Film Negara (PPFN) kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada hari Sabtu, tanggal 8 Agustus 1981 di Jakarta, tercatat dalam Berita Acara No: A.318/PPFN/VIII/1981. Arsip Film PPFN ini diserahkan oleh Bapak G. Dwipayana selaku Direktur PPFN kepada Ibu Soemartini selaku Kepala ANRI, di Jakarta. Dalam perkembangannya, release copy ini dialihmediakan ke dalam bentuk video dan digital.

Lingkup dan Isi a. Arsip Film Arsip film PFN yang diserahkan ke ANRI meliputi 3 genre besar yaitu film berita/ newsreel film animasi dan boneka; dan film cerita. Film PFN sebagian juga merupakan karya berkesinambungan, seperti serial Gelora Pembangunan, Siaran Khusus, Dokumenter, dan Gelora Indonesia.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 93

Pada tahun 1992 arsip film PFN telah memiliki sarana temu balik berupa Daftar Judul dan Keterangan Isi Arsip PFN. Masing-masing daftar ini mengelompokkan arsip film PFN sebagai berikut. 1. Kelompok Film Cerita, 2. Kelompok Film Tamu Negara, 3. Kelompok Film ABRI, 4. Kelompok Film Animasi, 5. Kelompok Film Agama, 6. kelompok Film Sosial, 7. Kelompok film Dokumeneter Olahraga, 8. Kelompok film Pahlawan Nasional, 9. kelompok film dokumenter Kesehatan, 10. kelompok Film Dokumenter Perjuangan RI 1945, 11. Kelompok Film Dokumentasi Pemerintah Daerah DKI Jakarta, 12. Kelompok film Dokumenter Perindustrian, 13. Kelompok Film Dokumenter Pertanian, 14. Kelompok film Cerita Animasi, 15. Kelompok Film Dokumenter Perayaan (Peringatan), 16. Kelompok Film Semi Dokumenter, 17. Kelompok Film Dokumenter Pemerintahan Daerah, 18. Kelompok Film Dokumenter Perekonomian, 19. Kelompok Film Siaran Khusus, 20. Kelompok Film Gelora Pembangunan, dan 21. Kelompok Film Gelora Indonesia. Beberapa sarana temu balik arsip berupa Daftar Judul dan Keterangan Isi Arsip PFN ini mulai tahun 2015 telah disempurnakan menjadi Daftar Arsip.

b. Arsip Foto Arsip foto PPFN saat ini belum diolah. Jumlahnya yang tersimpan di ANRI adalah 25.354 lembar foto positif dan memuat berbagai informasi mengenai berbagai hal, antara lain tentang olahraga, meliputi: PON II, PON IV, PON Mahasiswa V, Thomas Cup, Ganefo, dll. Foto mengenai film antara lain mengenai film berjudul Sekuntum Bunga, Anggrek Bulan, Kapal Baru, dan Pulang.

c. Arsip Poster Arsip poster PPFN merupakan poster untuk mempromosikan film-film hasil produksi PPFN, di antaranya adalah Poster film Si Unyil Jadi Manusia;

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 94

Potret (1991); Hadiah Si Koko (1980); Penumpasan Sisa-sisa PKI di Blitar Selatan (Operasi Trisula) tahun 1986 ; Lembah Maut Sinila (1979). Kurun waktu sekitar tahun 1979-1991. Saat ini arsip poster PPFN belum diolah.

d. Arsip Video Arsip video PPN merupakan alih media dari film PPFN berformat reel. Pada awalnya film reel PPFN agar dapat dibaca dialih mediakan menjadi bentuk video Umatic. Seiring dengan perkembangan teknologi, player video Umatic makin sulit dicari karena tidak diproduksi lagi, maka video Umatic ini dialihmediakan menjadi bentuk Video Betacam dan DVCam. Nomor identitas/kode-kode dari arsip video Umatic tersebut diturunkan juga kepada Video Betacam dan DVCam dupikatnya. Hal ini terjadi pada periode tahun 2003-2010. Jumlah video Umatic ini adalah 563, begitu pula jumlah video Betacam dan DVCam (DVCam hanya sebagian kecil). Perkembangan teknologi yang tak dapat dibendung menyebabkan arsip-arsip ini pada sekitar tahun 2011-2015 dialihmediakan lagi ke dalam bentuk CD. Arsip CD hasil turunan dari video ini jumlahnya 500 keping dan diberi kode RK (atau Repro Kaset).

e. Arsip CD Film PPFN yang aslinya dalam format reel juga telah dialihmediakan dalam bentuk CD. Hingga tahun 2015 jumlah CD alihmedia ini adalah 2757 keping CD.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Sarana bantu penemuan kembali arsip PPFN sudah ada dalam bentuk Daftar Arsip, saat ini telah tersedia 2 buah Daftar Arsip Film yang dibuat pada tahun 2015 dan 2016, yaitu: a. Daftar Arsip Film Pusat Produksi Film Negara (PPFN): Seri Gelora Pembangunan1978-1983. Jumlah 64 film. Dibuat pada tahun 2015 oleh

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 95

Tim penyusun terdiri dari Endang Radiyani (Penanggung jawab teknis), Hafid Furqoni (Koordinator), Ghesa Ririan Mitalia (Sekretaris), dengan anggota: Nurhawary, Mochammad Satrianto, Novia Elita, Jajang Nurjaman, Suharti, Nugrahita Rizky, Emi Jarwati.

b. Daftar Arsip Film Pusat Produksi Film Negara (PPFN): Seri Siaran Khusus 1959-1978. Jumlah film yang dideskripsikan adalah 175 film. Dibuat pada tahun 2016 oleh Tim penyusun terdiri dari Endang Radiyani (Penanggung jawab teknis), Hafid Furqoni (Koordinator), Ghesa Ririan Mitalia (Sekretaris), dengan anggota: Nadia Fauziah Dwiandari, Emi Jarwati, Ika Tantri Apsitasari.

Contoh Deskripsi Arsip Film Contoh Deskripsi arsip PPFN seri Gelora Pembangunan adalah sebagai berikut.

PPFN:GP.166 INDUSTRI KEDIRGANTARAAN, UJUNG TOMBAK PEMBANGUNAN TEKNOLOGI

Nomor Film 166 Track 1 Judul INDUSTRI KEDIRGANTARAAN, UJUNG TOMBAK PEMBANGUNAN TEKNOLOGI Durasi 04’53” Tahun Produksi 1978 Narasi Bahasa Indonesia Warna Berwarna Produksi PFN

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 96

Copyright PPFN Format/No. Kaset DVD NO. 93 Sinopsis Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) sebagai pelopor industri pesawat terbang di Indonesiadan perkembangannya selama lebih dari 10 tahun.

URAIAN INFORMASI TIME CODE

Opening Gelora Pembangunan No. 166. 00.01 Judul: Industri Kedirgantaraan, Ujung Tombak Pembangunan 00.34 Tekhnologi. Logo Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). 00.36 Beberapa helikopter yang diproduksi IPTN, antara lain: PUMA 00.38 NAS-332, NBK-117, NBO-105, NBELL-412. Pesawat terbang dengan tanda registrasi PK-XAX mendarat di 00.43 landas pacu. Seorang pekerja sedang membuka moncong pesawat yang belum 00.53 selesai dirakit. Terlihat komponen-komponen pesawat yang ada di dalam moncong pesawat. Seorang petinggi IPTN sedang memberikan penjelasan kepada 00.56 Presiden Soeharto mengenai instrument-instrumen pada panel pesawat. Para tenaga kerja IPTN sedang menangani pesawat. Seorang 00.59 pegawai di bagian baling-baling dan dua lainnya di cockpit. Presiden Soeharto melihat-lihatgambar pesawat di whiteboard, 01.01 didampingi oleh Direktur Utama IPTN, B.J. Habibie. Cuplikan foto-foto tahap perakitan pesawat terbang. 01.04 Beberapa tempat di kantor pusat IPTN. 01.07 Para arsitek IPTN sedang menggambar rancangan pesawat. 01.14

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 97

01.25 Cuplikan foto-foto pesawat terbang dan helikopter beserta bagian dalamnya.

Para arsitek IPTN sedang menggambar rancangan pesawat terbang 01.28 dan mendesainnya di komputer. Pesawat Merpati lepas landas. 02.09 Para tenaga kerja IPTN sedang merakit pesawat terbang dan 02.16 helikopter. Helikopter HX-1005 yang baru selesai dirakit lalu diujicobakan. 03.02 Cuplikan foto-foto hasil rakitan IPTN yang sudah dioperasikan. 03.13 Proses perakitan pesawat terbang dan komponen-komponennya. 03.19 Para pegawai IPTN sedang makan di kantin. 04.03 Baling-baling depan pesawat terbang yang berputar. 04.08 Para pegawai IPTN yang sedang berbondong-bondong keluar dari 04.10 kantor. Pesawat Merpati yang hendak lepas landas. 04.15 Gerbang depan bangunan kantor IPTN. Terlihat para pegawai 04.17 keluar kantor. Baling-baling pesawat Merpati yang menyala. 04.18 Para pegawai IPTN berbondong-bondong pulang. 04.20 Pesawat Merpati lepas landas. 04.25 Para tenaga kerja IPTN sedang membuat rancangan pesawat 04.28 terbang. Pesawat Merpati lepas landas. 04.31 Para tenaga kerja IPTN sedang merakit pesawat terbang dan 04.34 helikopter. Helikopter HX-1005 yang baru selesai dirakit lalu diujicobakan. 04.40 Para tenaga kerja IPTN sedang merakit pesawat terbang. 04.44 Pesawat Merpati lepas landas. 04.48

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 98

Gerbang kantor IPTN dengan logo IPTN yang tertera di atas 04.50 gerbang. Closing. 04.54

PPFN:GP.203 SIDANG UMUM MPR 1978 DAN PELANTIKAN PRESIDEN RI DAN WAKIL PRESIDEN RI TANGGAL 11 - 25 MARET 1978

Nomor Film 203 Track 1 Judul JUDUL: SIDANG UMUM MPR 1978 DAN PELANTIKAN PRESIDEN RI DAN WAKIL PRESIDEN RI TANGGAL 11 S/D 25 MARET 1978 Durasi 11’48” Tahun Produksi 1978 Narasi Bahasa Indonesia Warna Berwarna Produksi PFN Copyright PPFN Format/No. Kaset DVD NO. 166; 220 BETACAM NO. 166 Sinopsis Pelaksanaan Pemilihan Umum Tahun 1977 di Jakarta; Sidang Umum MPR Tahun 1978 dan Pelantikan Jenderal (Purn.) Soeharto dan H. Adam Malik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI.

URAIAN INFORMASI TIME CODE

Opening Gelora Pembangunan No. 203. 00.01

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 99

Judul: Sidang Umum Mpr 1978 dan Pelantikan Presiden RI dan 00.27 Wakil Presiden RI Tanggal 11 S/D 25 Maret 1978. Di sekitar Masjid Istiqlal Jakarta dan Gereja Gereja Katedral 00.30 Jakarta, tampak lokasi diadakan pemungutan suara Pemilu 2 Mei 1977. Proses pemungutan suara di salah satu Tempat Pemungutan Suara 00.44 (TPS) Jakarta. Prosesi pemungutan suara di sebuah rumah sakit. 01.04 Dua orang memasukkan kertas suara ke dalam kotak suara. 01.07 Proses penghitungan suara ketiga partai peserta pemilu Tahun 01.12 1977. Pemandangan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta. 01.17 Presiden Soeharto tiba di Gedung DPR/MPR RI dalam rangka 01.19 pembukaan Sidang Umum MPR RI 1978 dan penyampaian pidato laporan pertanggungjawaban presiden sebagai mandataris MPR. Ketua MPR Adam Malik mempersilahkan Prsiden Soeharto untuk 01.47 memberikan Pidato Pertanggungjawaban sebagai presiden selama lima tahun. Pidato pertanggungjawaban Presiden Soeharto berisi 93 halaman 02.00 yang dibacakan sekitar tiga setengah jam. Dua buah bendera merah putih di gedung DPR/MPR RI Senayan 04.04 tampak berkibar. Sidang Umum MPR RI 1978 diikuti oleh 5 Fraksi yakni: Fraksi 04.14 ABRI, Fraksi Karya Pembangunan (FKP), Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (FPDI), Fraksi Persatuan Pembangunan (FPP), dan Fraksi Utusan Daerah (FUD). Dalam rapat paripurna majelis VI VII, dan VIII, MPR bermufakat 06.05 untuk kembali mencalonkan Jenderal (Purn.) Soeharto sebagai Calon Presiden RI dan Adam Malik sebagai Calon Wakil Presiden

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 100

RI. Adam Malik selaku ketua MPR RI mengumumkan Pengangkatan 06.26 Soeharto sebagai Presiden RI masa jabatan 5 tahun masa jabatan 1978-1983. Pembacaan sumpah jabatan Jenderal (Purn.) Soeharto sebagai 07.20 Presiden RI, di Gedung MPR/DPR RI masa jabatan 1978-1983. Penyerahan Ketetapan MPR (TAP MPR) mengenai Garis-Garis 07.52 Besar Halauan Negara (GBHN) kepada Presiden Soeharto selaku mandataris MPR. Wakil Presiden H. Adam Malik mengucapkan sumpah jabatan 08.45 sebagai Wakil Presiden RI periode 1978-1983. Penyerahan TAP MPR mengenai pengangkatan 09.21 H. Adam Malik sebagai Wakil Presiden RI. Pidato Pelantikan Presiden Soeharto dihadapan Sidang Umum 09.38 MPR 1978 terkait pelaksanaan tugas-tugas GBHN dan TAP MPR. Closing. 11.48

PPFN:GP.205 DUNIA PENERBANGAN KITA

Nomor Film 205 Track 1 Judul DUNIA PENERBANGAN KITA Durasi 09’03” Tahun Produksi 1978 Narasi Bahasa Indonesia Warna Monotone/Sephia Produksi PFN

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 101

Copyright PPFN Format/No. Kaset DVD NO. 424 BETACAM NO. 424 Sinopsis Seiring dengan perkembangan industri penerbangan, pemerintah Republik Indonesia mendirikan bengkel udara hingga berkembang menjadi Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio. Untuk mendidik tenga ahli penerbangan, pemerintah juga membangun Akademi Penerbangan Indonesia.

URAIAN INFORMASI TIME CODE Opening Gelora Pembangunan No. 205. 00.11 Judul: Dunia Penerbangan Kita. 00.33 Tampak dekat sebuah figure Gatotkaca. 00.36 Lambang dan tulisan “Nurtanio”. 00.37 Terlihat sebuah pesawat terbang dengan tulisan “01” dibagian 00.39 ekornya dipajang di depan sebuah bangunan. Plang nama “PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio”. 00.47 Terlihat seorang pekerja tengah memasang plat tebal pada suatu 00.50 alat dan kemudian menekan plat tersebut. Plat yang telah ditekan dengan mesin diserahkan pada pekerja lainnya. Tampak suasana pada PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio. Di 01.06 bengkel udara, para pekerja tengah sibuk dengan pekerjaannya. Tampak seorang pekerja tengah mengoperasikan sebuah mesin. 01.22 Usaha industri pesawat terbang di Indonesia dimulai dengan biro rencana dan konstruksi udara di Yogyakarta pada tahun 1946, disusul dengan dibukanya bengkel udara di Magetan yang berhasil membuat pesawat layang jenis sokling, dipimpin oleh Wiweko Soepono dan Nurtanio Pringgoadisuryo.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 102

Tampak beberapa orang pekerja tengah membersihkan kain dan 01.35 pekerja-pekerja lainnya sibuk membuat dan merakit bagian-bagian yang akan digunakan pada sebuah pesawat terbang. Tampak dekat seorang pekerja tengah sibuk bekerja. Dengan 01.51 menggunakan mesin sepeda motor Harley Davidson, telah berhasil pula dibuat sebuah pesawat yang badannya terbuat dari kain belacu dan diberi tanda “Well-X” yang kemudian dikenal dengan registrasi RI-10. Tampak dari atas suasana dalam bengkel udara beserta dengan 01.56 kesibukan dan perlengkapan di dalamnya secara menyeluruh. Pada tahun 1953 dibuka bengkel udara di Bandung dengan pengawasan Mayor Udara Nurtanio Pringgoadisuryo. Tampak beberapa orang pekerja tengah melakukan pemasangan 02.19 alat-alat pada sebuah rangka pesawat. Pada 01 Agustus 1954, perbengkelan udara di Bandung berhasil menerbangkan pesawat terbang serba logam pertama “Si Kumbang”. Pada tahun 1958 berturut-turut dapat dihasilkan pesawat pelatihan dasar Belalang 85, Belalang 90, Pesawat helikopter Kepik, Mayang dan Kolintang. Suasana bagian dalam pesawat yang penuh dengan mesin-mesin 02.37 rumit. Tampak para pekerjanya tengah sibuk memasang berbagai kelengkapan. Tampak beberapa rangka pesawat yang tengah dikerjakan, tampak 02.47 pula beberapa rangka helikopter yang tengah dikerjakan oleh para pekerja. Pada tahun 1960, fungsi perbengkelan udara meningkat menjadi Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP). Tampak tiga orang pekerja tengah memasangkan plat-plat besi 03.05 pada suatu bagian pesawat, tampak pula para pekerja yang tengah mengerjakan kerangka helikopter. Pada tahun 1961 pemerintah

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 103

mengadakan kerja sama dengan pemerintah negara Polandia dalam membangun industri pesawat terbang dan pendidikan para karyawannya. Pada tahun yang sama, 1961, diproduksi pesawat TZL 104 Gelatik. Tampak dekat sebuah helikopter yang akan mendarat, pada bagian 03.13 ekor terdapat tulisan RK-RSB. 21 Maret 1966 lembaga ini berubah menjadi Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio/LIPNUR sebagai penghormatan kepada Marsekal pertama Nurtanio Pringgoadisuryo yang gugur dalam kecelakaan pesawat terbang. Tampak dua orang tengah memeriksa bagian dalam baling-baling 03.42 pesawat terbang. Tampak alat/mesin yang ada di dalam ruang kendali pilot dan co- 03.46 pilot. Pemerintah juga meningkatkan kerja sama dengan Spanyol dan Jerman Barat. Kerjasama ini setiap bulan mampu menghasilkan pesawat ringan serbaguna C212-Aviocar dan Helikopter ringan serbaguna BO 105. Tampak bagian bawah badan pesawat terbang. 03.59 Tampak tiga buah pesawat terbang pada landasan. 04.17 Suasana dalam Akademi Peerbangan Indonesia. Akedemi ini 04.18 didirikan pada 1952 di dekat desa Curug-Tangerang. Terlihat barisan siswa akademi yang akan memasuki kawasan akademi. Terdapat plang nama bertuliskan “Pilot Training Division. The Best Pilots are Trained Here”. Suasana dalam ruang kelas, para siswa akademi terlihat tengah 04.28 berlatih melakukan komunikasi dan mengoperasikan peralatan dalam ruang kendali. Para siswa terlihat memperhatikan materi pembelajaran. Selain 04.40 calon pilot yang belajar pendidikan penerbang, tampak pula siswa lain yang belajar pengatur komunikasi, mekanik radio, pengatur

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 104

lalu-lintas udara dan syahbandar udara. Tampak para siswa belajar simbol-simbol elektronika dunia 05.00 penerbangan di dalam kelas. Akademi ini berkembang menjadi Lembaga Pendidikan penerbangan Udara dengan nama Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan Udara di bawah naungan Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Tampak kegiatan para siswa akademi tengah melakukan praktek 05.15 pembelajaran pada sebuah pesawat layang. Tampak dekat sebuah mesin pesawat dan para pelajar akademi 05.27 dipandu oleh seorang instruktur tengah memperbaikinya. Para siswa tengah sibuk melakukan praktek perbaikan mesin- 05.38 mesin pesawat pada sebuah meja panjang dan diawasi oleh seorang instruktur. Tampak seorang siswa dan instrukturnya tengah membenahi 05.46 kabel-kabel pada sebuah mesin pesawat. Tampak para siswa didampingi oleh seorang instruktur tengah 05.51 memperbaiki bagian depan pesawat Seorang isntruktur tengah menjelaskan bagian-bagian pada mesin 05.54 di ruang kendali pilot menggunakan simulator, siswa lain tampak memperhatikan dari pinggir simulator Seorang instruktur memperlihatkan dan menjelaskan salah satu 06.16 bagian dari sayap pesawat kepada para siswa di dalam kelas. Suasana kelas pelatihan para calon penerbang. 06.23 Suasana dalam kelas pelajaran komunikasi udara, navigasi dan 06.51 teknik yang ditujukan untuk keselamatan penumpang. Suasana kelas dalam pelajaran navigasi tampak para siswa 07.33 memperhatikan sebuah gambar teknik dan melakukan penyusunan balok-balok informasi pada suatu alat. Suasana di sekitar area akademi. Tampak menara bangunan 07.56

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 105

akademi dan para siswa yang berlalu lalang. Tampak dekat sebuah pesawat bertuliskan PK-ANH pada bagian 08.05 badannya dan huruf H pada bagian ekor. Seorang siswa terlihat memasuki pesawat dan melakukan prosedur pengecekan. Tampak barisan siswa lain tengah memperhatikan dari pinggir. 08.27 Tampak pesawat-pesawat terbang pada landasan yang 08.42 dipergunakan untuk latihan siswa akademi. Sebuah pesawat terlihat siap lepas landas. 08.53 Sekian dan logo PPFN. 09.07 Closing. 09.14

PPFN:GP.207 PALANG MERAH INDONESIA

Nomor Film 207 Track 2 Judul PALANG MERAH INDONESIA Durasi 10’43” Tahun Produksi 1978 Narasi Bahasa Indonesia Warna Monotone/Sephia Produksi PFN Copyright PPFN Format/No. Kaset DVD NO. 424 BETACAM NO. 424 Sinopsis Himbuan PMI akan kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya demi keselamatan sesama dan konstribusi PMI dalam memberikan pelatihan kepada anggota Palang Merah Sukarela dan Palang Merah Remaja

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 106

URAIAN INFORMASI TIME CODE Opening Gelora Pembangunan No. 207. 00.01 Judul: Palang Merah Indonesia. 00.29 Suasana jalan raya yang padat dengan arus lalu lintas dan di 00.36 pinggir jalan raya dipadati oleh jajaran bangunan. Terdengar bunyi sirine mobil PMI yang tengah melaju. Tampak dekat sebuah sirine yang tengah dinyalakan. 00.47 Terlihat anggota PMI tengah merawat seorang yang terluka dengan 00.51 membebat lukanya. Tampak dekat sebuah alat transfusi darah. 00.56 Suasana berlangsungnya sebuah operasi di kamar bedah. 00.59 Terlihat sebuah poster dari PMI yang betuliskan “Setetes Darah 01.02 Selamatkan Nyawa bagi Si Sakit”. Suasana di sebuah jalan, nampak orang-orang berkerumun di 01.04 depan sebuah kendaraan yang diparkir di pinggir jalan, kemudian tampak pula kedatangan mobil PMI. Terlihat para anggota PMI memberikan pertolongan pertama bagi 01.12 seorang korban kecelakaan. Tampak dekat seorang anggota polisi lalu lintas tengah mengatur 01.16 jalan raya. Para anggota PMI menggotong korban ke dalam mobil PMI 01.18 setelah memberikan pertolongan pertama. Tampak dekat sebuah alat transfusi darah dan suasana 01.28 berlangsungnya operasi pada kamar bedah. Tampak dekat sebuah alat pemompa darah. 01.35 Seorang petugas PMI berkomunikasi menggunakan radio 01.41 pemanggil dalam mobil PMI. Terlihat mobil PMI dan sebuah mobil ambulance memasuki rumah 01.46

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 107

sakit. Pasien korban kecelakaan dikeluarkan dari mobil PMI dan ambulance untuk dibawa masuk ke rumah sakit. Suasana ruang operasi. Tampak petugas medis tengah sibuk 02.40 selama berlangsungnya proses operasi dan terlihat pula deretan peralatan medis yang digunakan dalam operasi. Tampak dekat seorang dokter tengah memimpin proses 02.46 berlangsungnya operasi dibantu suster. Tampak pasien operasi tengah ditransfusi darah. Tampak dekat suster yang mendorong seorang pasien yang tengah 03.09 terbaring dalam kasur rumah sakit. Tampak seorang suster tengah mendorong kursi roda pasien. 03.21 Suasana di bangsal sebuah rumah sakit dimana para pasien 03.25 Nampak tengah beristirahat di tempat tidur masing-masing. Tampak seorang pasien yang baru saja dipindahkan ke kamar 03.41 pasien. Tampak seorang juru rawat tengah memeriksa seorang pasien dan 03.46 juru rawat lainnya tengah mengganti perban pasien. Tampak dekat para pasien yang tengah terluka. 03.58 Sukarelawan yang akan mendonorkan darahnya. 04.07 Seorang dokter memeriksa dengan seksama kesehatan dan 04.20 golongan darah pendonor. Kesemuanya dilakukan guna keselamatan penderita serta kesehatan para pendonor itu sendiri. Tampak para petugas medis memeriksa sampel darah di 04.31 laboratorium. PMI meluaskan usahanya dalam menerima donor darah melalui rumah sakit kabupaten dan setiap tahun mengadakan bulan dana guna mendapat sumbangan dari masyarakat untuk disalurkan. Tampak seorang petugas medis melakukan proses transfusi dari 04.41 para pendonor. Kebutuhan akan darah untuk Ibukota DKI Jakarta

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 108

mencapai 5000 botol darah. Petugas medis menyimpan botol yang berisi darah pada tempat 05.02 penyimpanan. Anak-anak yang tergabung dalam Palang Merah Remaja (PMR) 05.16 tengah berjalan menyusuri sebuah jalan sambil membawa bendera dengan simbol palang merah. Palang Merah Remaja adalah bagian dari himpunan PMR seluruh dunia khusus bagi kaum remaja. Aktivitas utama PMR adalah mengadakan latihan-latihan kepalang merahan bagi anak-anak remaja. Tampak anggota Palang Merah Sukarela membawa bendera 05.40 dengan simbol palang merah dan simbol propinsi Jawa Barat. Palang Merah Sukarela terdiri dari anggota-anggota yang ingin menyumbangkan tenaga dan jasa. Tampak anggota Palang Merah Sukarela dan Palang Merah 05.50 Remaja tengah melakukan latihan bersama dan juga mendirikan tenda-tenda medis serta memasang bendera-bendera palang merah. Tampak anggota PMR berlatih merawat atau membebat luka 05.58 dibantu oleh Palang Merah Sukarela. Tampak sebuah tenda medis bertuliskan Kabupaten Bogor. Dari 06.21 dalam tenda tampak anggota Palang Merah Sukarela menggotong keluar tandu dan meletakkan tandu di depan korban luka yang tengah dibopong oleh anggota Palang Merah Sukarela lainnya pada suatu latihan. Seorang Instruktur memberikan petunjuk dalam merawat korban 06.38 yang memerlukan tandu. Tampak anggota Palang Merah Sukarela secara bersama-sama menggotong tandu. Tampak anggota Palang Merah Sukarela dan Palang Merah 07.03 Remaja melakukan kerja bakti membersihkan areal perkampungan bersama-sama masyarakat setempat untuk meningkatkan mutu

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 109

kesehatan dan kebersihan lingkungan. Tampak para anggota Palang Merah Remaja berlarian menuju ke 07.27 lokasi tempat pembagian susu untuk membantu meningkatkan gizi masyarakat. Tampak anak-anak kecil yang mengantri untuk mendapatkan susu 07.51 yang dibagikan oleh Palang Merah Remaja. Tampak dekat sebuah bangunan yang rusak akibat bencana alam. 08.05 Para anggota Palang Merah Sukarela membantu memperbaiki 08.20 perumahan rakyat korban bencana alam angin topan di desa Leuwimalang Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Anggota Palang Merah juga membantu mendistribusikan bantuan makanan dan obat-obatan. Tampak warga korban bencana alam berkumpul menyaksikan 08.36 acara serah terima bantuan secara simbolis dari PMI kepada warga. Tampak anggota Palang Merah Sukarela membagikan bahan 08.48 pangan (beras) kepada korban bencana alam. Para warga korban bencana alam mengantri untuk mendapatkan 08.59 beras. Tampak para pejabat penting tengah berkumpul dalam acara 09.05 pemberian penghargaan kepada anggota Palang Merah. Satu persatu anggota Palang Merah Sukarela menyerahkan piala diiringi tepuk tangan para hadirin. Suasana peringatan 150 tahun Palang Merah sedunia di Indonesia 09.31 berlangsung Mei 1978 di Jakarta. Tampak spanduk bertuliskan “Red Cross May 8, 1978”. Tampak para pejabat penting dan atase negara sahabat menghadiri 09.48 acara tersebut. Tampak Ketua Umum PMI Prof. Dr. Satrio memberikan 09.52 sambutannya.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 110

Tampak Sekretaris Jenderal PMI, Soehanda memberikan 10.04 pidatonya. Ketua Umum PMI tengah memberikan penghargaan. 10.19 Tampak dekat para penerima penghargaan tengah memegang 10.24 penghargaan yang diterimanya. Tellihat kantor PMI dan spanduk bertuliskan “Palang Merah 10.28 Indonesia. The Indonesian Red Cross” dan spanduk bertuliskan “Perkuatlah barisan Palang Merah. Hari Palang Merah Sedunia 8 Mei 1978”. Suasana upacara di depan kantor PMI. 10.35 Tulisan Joignez-vouz a nous. Join in Unase a nosotros dan simbol 10.40 International Federation of Red Cross and Red Cresscent Society. Sekian dan logo PPFN. 10.43 Closing. 10.51

3. Indonesian Press Photo Service (IPPHOS) Kurun Waktu 1945-1950

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 1948 lembar foto

Profil Indonesian Press Photo Service (IPPHOS) berkedudukan di Jakarta, tepatnya di Molenvliet Oost 30, Jakarta. Pendirian IPPHOS tidak terlepas dari adanaya kebutuhan terhadap lembaga penerangan dan informasi. Dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, pemerintah memerlukan adanya lembaga penerangan untuk memberitakan kepada dunia atas kemerdekaan Republik Indonesia. Pada saat itu lembaga penerangan di

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 111

Indonesia ada tiga yakni Kementerian Penerangan, Kantor Berita Antara, dan IPPHOS (Indonesian Press Photo Service). Kementerian Penerangan dan Kantor Berita Antara merupakan lembaga pemerintah, sedangkan IPPHOS merupakan lembaga swasta yang pro republik. IPPHOS memiliki peran penting dalam rangka menandingi politik propaganda dari pemerintahan Belanda yang dilakukan oleh Regerings Voorlichtings Dienst (RVD). Foto-foto sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang banyak dimuat dalam buku-buku sejarah sebagian besar adalah hasil rekaman/koleksi dokumentasi IPPHOS. Sejak diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, IPPHOS dengan penuh semangat telah bertekad untuk ikut menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia berjuang bersama rekan-rekan pejuang lainnya dengan ‘bersenjatakan kamera foto.’ IPPHOS merupakan lembaga swasta yang bersifat mandiri. Lembaga ini disebut juga sebagai Perserikatan Perniagaan Indonesia Press Photo Service Company Limited (bentuknya IPPHOS Coy, Ltd). Sebagian besar saham IPPHOS dipegang oleh keluarga Mendur dan Umbas bersaudara. IPPHOS juga berstatus sebagai kantor berita. Hal ini disebabkan karena IPPHOS berperan mengumpulkan dan menyediakan bahan berita berupa foto atau gambar untuk media masa baik nasional maupun internasional. Selain itu, IPPHOS mempunyai terbitan resmi berupa majalah yang diberi nama IPPHOS Report yang terbit sejak 1948. Sumarto Frans Mendur dan kakaknya Alex Mendur merupakan pendiri IPPHOS, yang ikut menghadiri detik-detik pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan merekam beberapa foto sebagai alat bukti penting bagi kemerdekaan bangsa Indonesia. Mereka berdua merupakan juru potret yang telah mengabadikan dan mendokumentasikan peristiwa proklamasi oleh Soekarno-Hatta dan pengibaran Sang Saka Merah Putih oleh Latief Hendraningrat pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Klise (negatif foto) Alex Mendur pada waktu itu disita oleh Jepang, sedangkan klise Frans Mendur dikubur (ditimbun) dahulu sebelum akhirnya

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 112

disiarkan di Harian Merdeka. Foto-foto dokumentasi itu merupakan satu- satunya informasi tentang peristiwa proklamasi. Pada September 1945, fotografer muda tersebut bergabung dalam Kantor Berita Domei cabang Jakarta dan Surabaya dan juga mendirikan Biro Foto Kantor Berita Antara. Sebelumnya, Alex Mendur sempat menjadi Kepala Berita Domei setelah itu kemudian bergabung dengan Harian Merdeka yang merupakan surat kabar harian independen pertama di wilayah Republik Indonesia. Salah satu pendiri harian ini adalah Frans Mendur. Setahun kemudian, Mendur bersaudara mendirikan IPPHOS bersama teman-teman lamanya yaitu Umbas bersaudara. Pendiri IPPHOS yaitu Alex Mendur, J.K Umbas, Nyong F. Umbas, Frans Mendur, Alex Mamusung, dan Oscar Ganda. IPPHOS resmi didirikan pada 2 oktober 1946 dan beroperasi di sebuah kantor di jalan Molenvleit Oost 30 (sekarang jalan Hayam Wuruk 30) Jakarta. Kantor ini merupakan gedung bekas perusahaan Belanda, Vermouth and Cuipers. Masing-masing memiliki saham di IPPHOS dan mempunyai kegemaran yang sama dalam bidang fotografi. Visi IPPHOS adalah “Berawal dan Berakhir dengan Foto,” sedangkan misi yang diemban IPPHOS adalah “Memberikan Penerangan kepada masyarakat dalam dan luar negeri berupa foto (gambar) sekitar perjuangan kemerdekaan Indonesia dan seterusnya mengikuti politik pemerintahan Republik Indonesia.” Foto-foto karya IPPHOS merupakan penerangan yang efektif karena informasinya dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat sampai kepada yang buta huruf. Sebagai Kantor Berita Foto, IPPHOS berfungsi sebagai lembaga yang melayani penyediaan foto-foto untuk surat kabar dalam dan luar negeri. Peran vital IPPHOS pada era revolusi fisik (1945-1950) adalah menyampaikan informasi melalui berbagai media, dengan dilengkapi dan didukung foto-foto IPPHOS kepada masyarakat yang ada di kota maupun di daerah mengenai aktifitas pemerintah Republik Indonesia.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 113

Pada pertengahan abad 20, fotografi dikategorikan sebagai barang mewah karena tidak semua lembaga penerbitan atau wartawan mampu membeli kamera. Alex dan Frans Mendur yang pada saat itu telah memiliki kamera dan merupakan jurnalis yang berpengalaman. Bahkan, Alex Mendur merupakan wartawan foto profesional sejak jaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Karir Alex dimulai di harian Java Bode dan di majalah Wereld Nieuws en Sport in Beeld. Pada zaman pendudukan Jepang, Alex bekerja di Kantor Berita Domei dan Frans bekerja di Jawa Shim Bun Sha. Ketika itu, sarana fotografi pun dirasa mahal dan ada kalanya susah diperoleh. Negatif foto milik IPPHOS dibuat dari bahan kimia yang susah ditemukan karena situasi perang yang tidak memungkinkan. Untuk mengatasi kendala ini, Mendur dan Umbas bersaudara sering mendatangi Rumah Sakit Bethesda di Yogyakarta atau Carolus di Jakarta untuk mencari bahan kimia. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan ke seluruh dunia, bangsa Indonesia mengalami masa-masa sulit. Bangsa Indonesia harus menghadapi tekanan musuh dari luar negeri dan rongrongan bangsa sendiri. Dalam setiap tahap perjuangan fisik, IPPHOS selalu berperan dan ikut berbakti kepada pemerintah Indonesia melalui fotografi. IPPHOS telah mengabadikan peristiwa-peristiwa bersejarah Republik Indonesia seperti perjuangan gerilya Jenderal Sudirman, Agresi Militer I dan II, perundingan Linggarjati, perundingan Renville, kegiatan Komisi Tiga Negara, Konferensi Meja Bundar, dan lain-lain. Sejak pendiriannya 2 Oktober 1946, IPPHOS tetap mempertahankan identitasnya sebagai kantor berita swasta yang independen. Karena rasa idealisme itu, IPPHOS banyak mendapat simpati dan bantuan dari beberapa pimpinan nasional. Dalam perkembangannya, IPPHOS kemudian membuka sebuah kantor di Yogyakarta meskipun tetap mempertahankan kantornya di Molenvliet Oost 30, Jakarta. Pada 1950, IPPHOS mengalami kemajuan yang pesat dengan membuka cabang di Makassar, Surabaya, Bandung, Semarang dan Palembang. Hal ini

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 114

disebabkan karena banyak terjadi peristiwa penting di berbagai lokasi di Indonesia antara lain Pendaratan TNI di Makassar, kegiatan Panglima Kolonel A. Kawilarang di Maluku, dan peristiwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada masa revolusi, IPPHOS mempunyai pegawai hingga mencapai 30 orang dan memiliki pelanggan 17 koran (surat kabar). Tiga faktor yang mendorong keberhasilan para pendiri IPPHOS, yaitu pertama, tersedianya teknologi modern yang memungkinkan fotografer Indonesia di zaman itu dapat merekam dan mencetak foto dalam situasi sesulit apapun.Kedua, Pemerintah Indonesia ketika itu tidak memiliki pengalaman administratif kenegaraan, mereka sangat bergantung pada ideologi dan retorika untuk menjaga kelangsungan hukum dan keteraturan. Ketiga, IPPHOS tetap memiliki otonomi, namun tetap bergantung kepada para pejabat yang berpergian dengan kereta api untuk menyelundupkan foto-foto tesebut ke luar wilayah konflik. Saat ini, ketika lembaga penerangan sudah semakin banyak di Indonesia, baik pemerintah maupun swasta, membuat persaingan usaha semakin sengit dan IPPHOS tidak dapat bertahan sehingga kini sudah tidak beroperasi lagi.

Riwayat Arsip Arsip Foto IPPHOS diserahkan kepada ANRI pada 1975/1976 di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Jakarta. Arsip Foto IPPHOS diserahkan oleh Alex dan Frans Mendur selaku Pimpinan Redaksi IPPHOS kepada Dra. Sumartini selaku Kepala ANRI saat itu, dengan cara membeli. Koleksi arsip foto IPPHOS kemudian bertambah, dengan diperolehnya foto- foto ini oleh Bapak Djoko Utomo, MA melalui Bapak Saleh K. Djamhari sehingga total keseluruhan berjumlah 1929 lembar foto dalam bentuk repro (duplikat). Meskipun secara yuridis (badan hukum) IPPHOS resmi berdiri sejak 2 Oktober 1946, namun sesungguhnya IPPHOS telah bergerak jauh sebelumnya yaitu pada awal tahun 1945, sehingga didalam khazanah arsip foto ini banyak juga ditemukan foto-foto yang dibuat pada tahun 1945.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 115

Lingkup dan Isi Arsip IPPHOS mengandung informasi antara lain mengenai kemerdekaan, revolusi fisik, hingga perundingan-perundingan di masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Sarana bantu penemuan kembali arsip IPPHOS sudah ada dalam bentuk inventaris yang berjudul “Inventaris Arsip Foto Indonesian Press Photo Service (IPPHOS) 1945-1950.” Inventaris disusun pada tahun 2013 oleh Tim Penyusun terdiri dari Dwi Nurmaningsih selaku Kasubdit Pengolahan Arsip Media Baru; Okta Handi Suryandi (Koordinator Juni–Desember 2013) yang melanjutkan Dra. Maulida Abdiyana (Koordinator Januari–Mei 2013); dengan Dra. Dwi Yuli Astuti; Adhi Gesit Pambudi; Hafid Furqoni; FX. Ariyanto Adiwibowo; Ratna Absari; Zullaika Astuti; Erlina Widyanti; Yudhi Risti Purnomo; dan Roby Syafurjaya sebagai anggota.

Contoh Deskripsi Arsip Contoh deskripsi inventaris adalah sebagai berikut.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 116

Nomor Kurun Waktu Peristiwa Uraian Informasi Ukuran Nomor Album 3 1945.08.17 Proklamasi Bung Karno sedang 5R 34.2-1 Kemerdekaan memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17-8- 1945 (Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan didampingi oleh Moh. Hatta) 33 1945.11.10 Pertempuran Pertempuran dan 5R 35.4-2 Surabaya penaikan Bendera Merah Putih di Orange Hotel, Surabaya. 37 1945.11.10 Kongres Pemuda Presiden Soekarno dan 5R 35.6-2 Seluruh Indonesia Sri Paku Alam VIII tampak sedang menaiki

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 117

mobil dan mendapat sambutan dari masyarakat. 53 1945 Semboyan [Grafitti yang banyak 5R 34.8-1 Perjuangan terdapat di sepanjang jalan bertemakan dukungan terhadap perjuangan Republik Indonesia.Di sebuah tembok sebuah rumah terdapat tulisan "Indonesia never again the life blood of any nation "]. 63 1945 Laskar Rakyat Laskar rakyat yang siap 5R 34.7-1 menghadapi musuh yang akan mengganggu kemerdekaan Indonesia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 118

4. PT Kompas Media Nusantara Kurun Waktu Tanpa keterangan tahun

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 37 lembar cetakan reproduksi lukisan

Profil Kompas merupakan salah satu perusahaan media massa berskala nasional terbesar saat ini. Kompas berkedudukan di Jl. Palmerah Selatan No. 26-28, Jakarta Pusat hingga sekarang. Sebelumnya, kantor redaksi Kompas berletak di daerah Pintu Besar Selatan.Surat kabar harian ini berdiri pada 28 Juni 1965. Kompas didirikan oleh P.K Ojong dan Jakob Oetama, yang sebelumnya sejak 17 Agustus 1963 juga telah mengelola Majalah Intisari. Mendapat apresiasi yang baik, oplah Intisari pernah mencapai 11.000 eksemplar (www.kompasgramedia.com/about-kg/history). Nama Kompas merupakan nama pemberian dari Presiden Soekarno. Sebelumnya salah satu orang berpengaruh di Kompas yaitu Frans Seda memberi nama surat kabar tersebut Bentara Rakyat. Saat terbit pertama kali, Kompas terjual sebanyak 4.828 eksemplar (Sutamat, 2012: 21 dan 28). Kantor redaksi harian nasional ini awalnya masih menumpang di rumah Jakob Oetama, kemudian pindah ke kantor redaksi majalah Intisari. Baru tiga bulan berdiri, surat kabar Kompas dibredel oleh pemerintah bersama sederet surat kabar lainnya seperti Sinar Harapan, Merdeka, dan Pelita. Pembredelan tepatnya dilakukan pada 2 sampai 5 Oktober 1965. Peristiwa tersebut berkaitan dengan kekacauan politik yang terjadi pada 30 September 1965. Saat itu hanya surat kabar milik Puspen ABRI yaitu Angkatan Bersenjata dan Berita Yudha milik TNI AD saja yang boleh terbit. Diharapkan dengan adanya pembredelan tersebut dapat memunculkan kestabilan politik dan keamanan karena informasi terpusat satu tangan.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 119

Kompas merajai persuratkabaran nasional dengan menampilkan berita-berita kritis. Surat kabar ini sering mendapat teguran di masa rezim Orde Baru. Puncaknya terjadi pembredelan kedua kalinya yang menimpa Kompas pada 21 Januari sampai 5 Februari 1978. Hal tersebut karena Kompas sering memberitakan mengenai aksi-aksi protes mahasiswa yang mulai terjadi pada November 1977. Pada 16 Januari 1978 misalnya, Kompas memuat tajuk rencana dengan judul “Kas Kopkamtib Sudomo: Turun ke Jalan Akan Ditindak Tegas.” Hal ini berdasarkan aksi protes mahasiswa di Surabaya terhadap rezim Soeharto dalam peringatan Tritura 1966. Setelah peristiwa pembredelan, Kompas muncul sebagai surat kabar yang cenderung netral. Kompas menerapkan strategi cetak jarak jauh seiring permintaan konsumen yang semakin besar untuk tujuan efisiensi. Penerapan cetak jarak jauh dimulai tanggal 1 September 1997 melalui percetakan Bawen yang melayani pengiriman surat kabar untuk pelanggan di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Teknologi cetak jarak jauh berkembang hingga Makassar, Rungkut (Jawa Timur), Palembang, banjarmasin, Deli Serdang (Sumatera Utara), Sumedang, hingga Bali. Kompas semakin berkembang dengan menerapkan koran berformat e-paper pada 1 Juli 2009 yang bisa dibaca oleh pelanggan dimanapun dan kapan pun (www.profile.print. kompas.com/sejarah/). Hingga saat ini, Kompas tetap menjadi surat kabar terbesar yang ada di Indonesia. Oplah rata-rata mencapai 500.000 eksemplar dengan pembaca mencapai 1.850.000 orang per hari di seluruh Indonesia. Kompas mengembangkan sayap industrinya dengan mendirikan anak perusahaan seperti Gramedia Pustaka Utama (penerbitan buku umum), majalah Bobo (majalah anak), majalah Bola (majalah olahraga), surat kabar Tribun, surat kabar Warta Kota, tabloid Kontan, Radio Sonora, Elex Media Komputindo (buku elektronik dan komputer), serta media daring kompas.com. Kompas juga bergerak di bidang penyiaran (Kompas TV), perhotelan (Hotel Santika), dan bisnis tisu dengan merek Tessa, Multi, dan Dynasty. Kompas

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 120

mendirikan Universitas Multimedia Nusantara yang berlokasi di Tangerang di bawah pengelolaan Yayasan Media Informasi Kompas Gramedia (www.kompasgramedia.com/about-kg/history).

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Arsip PT Kompas Media Nusantara seluruhnya adalah hasil cetakan berupa reproduksi lukisan-lukisan pemandangan dan kegiatan masyarakat, antara lain Pemandangan Teluk Kecil Srigojo di Selatan Pulau Jawa, Senenan di Alun-Alun, Pemandangan di atas Gunung Kawi, Perkebunan Tembakau, Pemandian Mendit di Malang, Pemandangan di Anyer, Pelabuhan Ambon, Pemandangan Daerah Lebak.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

5. Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Cabang Surakarta “Lokananta”

Kurun Waktu Belum diketahui, diperkirakan tahun 1970-an

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 14 (empat belas) buah piringan hitam

Profil PNRI Lokananta berkedudukan di Surakarta, Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Ahmad Yani No. 39, Surakarta. Berdirinya Lokananta pada 29 Oktober 1956 tidak dapat dipisahkan dari kepentingan siaran Radio

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 121

Republik Indonesia (RRI). Sebagai salah satu lembaga penyiaran pemerintah RRI membutuhkan piringan hitam untuk kepentingan siaran radio, khususnya untuk mengisi segmen hiburan. Dengan adanya inventaris piringan hitam dirasa lebih efisien dari pada harus mendatangkan seniman atau musisi untuk siaran secara langsung di studio RRI. R. Maladi yang saat itu menjabat sebagai Dirjen Radio Departemen Penerangan adalah yang bertanggungjawab atas berdirinya Lokananta. Pada waktu itu, RRI Surakarta menjadi tempat yang paling siap untuk pendirian Lokananta. Selain itu, Surakarta merupakan salah satu pusat kebudayaan Jawa. Oleh karena dua alasan tersebut, berdirilah Lokananta yang berarti “ yang berbunyi tanpa penabuh” sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Radio Republik Indonesia (RRI) di Surakarta. Pada awal didirikan, Lokananta adalah studio rekaman sekaligus tempat produksi piringan hitam yang hanya melayani keperluan siaran RRI. Akan tetapi setelah tiga tahun berdiri, label pertama yang dimiliki pemerintah RI tersebut juga memproduksi dan menjual piringan hitam untuk kalangan umum. Penjualan piringan hitam kepada kalangan umum didasari oleh minat yang tinggi akan piringan hitam sebagai sarana hiburan masyarakat. Kedudukan Lokananta yang semula berada di bawah RRI berubah pada tahun 1961 menjadi Perusahaan Negara (PN). Lewat Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara “Lokananta”, resmilah Lokananta menjadi PN dibawah naungan Departemen Penerangan. Pada periode ini perusahaan rekaman tersebut semakin dikenal oleh masyarakat. Pada 1960 sampai 1970-an, seniman-seniman terkenal di Indonesia banyak yang melakukan rekaman di Lokananta. Beberapa seniman tersebut adalah Tititek Puspa, Bing Slamet, Sam Saimun, Waljinah, Gesang, Ida Laila, dan Bubi Chen. Lokananta tidak hanya menjadi wadah “suara emas” seniman musik pop, tetapi juga menjaring seniman tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Tercatat nama-nama seniman yang tergerak di bidang

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 122

kesenian tradisional seperti Basiyo, Ki Nartosabdo, Ki Anom Suroto, Ki Manteb Sudarsono, dan I Pande Made Sukerta pernah melakukan rekaman di tempat tersebut. Selain merekam kesenian musik dan wayang, perusahaan ini juga pernah merekam pidato-pidato Soekarno, lagu versi asli, dan koleksi kenegaraan lainnya. Pada tahun 1970-an, Lokananta beralih untuk memproduksi kaset dan tidak lagi memproduksi piringan hitam. Hal tersebut sebagai respon perkembangan teknologi dalam industri rekaman suara. Pada tahun 1983, status Lokananta berubah menjadi BUMN di lingkungan Departemen Penerangan berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 13 tahun 1983. Lokananta mendapat hak penggandaan kaset-kaset video, dan menjalin kerjasama dengan rekan sejawatnya, TVRI dan PPFN, serta perusahaan swasta PT Eka Cipta Disc. Akan tetapi keadaan di atas tidak dapat mengembalikan kejayaan Lokananta di masa sebelumnya. Muncul permasalahan akibat persaingan ketat dengan banyak perusahaan label swasta dan maraknya pembajakan rekaman Lokananta. Status Lokananta kembali berubah di tahun 1993 menjadi PT Lokananta (Persero). Dasar hukum perubahan status Lokananta tertuang pada Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1993 yang diterbitkan 5 Mei 1993. Namun demikian, kondisi Lokananta semakin lama semakin memburuk pada bidang keuangan dan teknologi yang dimiliki. Pada tahun 2001, Lokananta resmi berada di bawah Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) melalui dasar hukum Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2001 tanggal 18 Mei 2001. Tugas Lokananta sudah berubah yaitu memproduksi dan menyimpan arsip yang berbentuk suara atau audio untuk Perum PNRI. Nama Lokananta diubah menjadi PNRI Cabang Surakarta “Lokananta”. Hingga saat ini, Lokananta masih tetap berdiri dan memproduksi lagu-lagu daerah dan modern.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 123

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Arsip Lokananta seluruhnya adalah piringan hitam yang isinya berupa rekaman lagu-lagu antara lain Senja Di Kaimana, Kasih Ibu, Selamat Berpisah, Tiada Seindah Hari Ini, Hadiah Hari Ulangtahun, Ibunda Sayang, Semalam di Cianjur, dan Tamasya Ke kota Bogor.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

6. PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)/ PT INTI Kurun Waktu 1994-2000

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)/PT INTI adalah BUMN yang berkedudukan di Bandung, tepatnya di Jl. Moh. Toha No. 77 Bandung 40253, yang bergerak di bidang telekomunikasi. Kantor pusat PT INTI terletak di Bandung. PT INTI dengan demikian resmi berdiri Pada 30 Desember 1974. Bidang usaha INTI meliputi produk-produk radio sonde, radio High Frequency (HF), radio Very High Frequency (VHF), pesawat telepon dan stasiun bumi untuk Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa. Produk stasiun bumi yang disebut terakhir ini mencatatkan sejarah dalam perkembangan INTI dengan memberikan kontribusi pada prestasi penjualan tertinggi di periode ini, yaitu sebesar 24,3 milyar rupiah di tahun 1981.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 124

Tugas dari PT INTI adalah sebagai pemasok utama pembangunan jaringan telepon nasional yang diselenggarakan oleh PT Tbk dan PT Indosat Tbk. Hingga kini, PT INTI masih berfokus pada bisnis solusi Engineering, system integrator dan pengembangan produk-produk genuine. Beberapa produk genuine unggulan PT INTI antara lain: Smart PBX, General Purpose Agent (INTI Power Utilities Monitoring & Control, Flood Forecasting and Warning System) I-PERISALAH dan KWH Meter. Pengembangan untuk produk genuine INTI lainnya masih berlanjut, seperti Converter Kit untuk BBM ke Gas, Smart meter untuk Gas dan Air, EDC berbasis USSD dengan Telkomsel, Pembaca KTP Elektronik, kerja sama pengembangan dan produksi untuk sistem transportasi dengan PT KAI dengan produk Garansi (Pencegahan Pelanggaran Sinyal).

Gambar 1. Lini masa perkembangan PT INTI (sumber: www.inti.co.id)

Riwayat Arsip PT Industri Telekomunikasi Indonesia menyerahkan arsipnya ke ANRI pada 15 Desember 2000. Bertempat di PT Industri Telekomunikasi Indonesia dengan penandatanganan berita acara dari Ir. M. Toha Djamil Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan kepada Kuncari Naswan, SH Kepala Pusat Arsip Konvensional ANRI; Akuisisi kedua pada tanggal 7 Agustus 2001 di PT Industri Telekomunikasi Indonesia, berita acara serahterima ditandatangani oleh H. Buldan Hamdani, SH, MM, MBA Manager Administrasi dan Kearsipan kepada Kuncari Naswan, SH Kepala Pusat Arsip Konvensional ANRI.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 125

Lingkup dan Isi Arsip PT Industri Telekomunikasi Indonesia yang disimpan di ANRI berisi informasi mengenai laporan akuntan, auditor, dan laporan keuangan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

7. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk/PT Telkom Kurun Waktu 1954-2005

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi Arsip PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk mencakup 2,9 m arsip tekstual; satu album foto; 47 reel film; dan 47 CD hasil alih media.

Profil PT Telkom adalah BUMN yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi dan berkedudukan pusat di Graha Merah Putih, Lantai 9, Jl. Gatot Subroto Kav. 52, Jakarta. Cikal bakal dari PT Telkom bermula pada saat pemerintah Hindia Belanda mendirikan Post-en Telegraaflent dengan Staats blaad No. 52 tahun 1884. Sejak tahun 1905 perusahaan Telekomunikasi sudah berjumlah 38 perusahaan. Namun setelah itu pemerintah Hindia Belanda mengambil alih perusahaan tersebut yang berdasar kepada Staatsblaad tahun 1906. Dan sejak itu berdirilah Post, Telegraf en Telefoon Dients (PTT-Dients), dan perusahaan ini ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasar Staats Blaad No. 419 tahun 1927 tentang Indonesia Bedrijven Weet (I.B.W Undang-Undang Perusahaan Negara). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 19 tahun 1960 tentang Persyaratan Suatu Perusahaan Negara (PN), status PTT berubah menjadi Perusahaan Negara (PN). Tahun 1961 menurut Peraturan Pemerintah No. 240 Perusahaan Negara tersebut dilebur

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 126

menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi yang dimuat dalam pasal 2 I.B. Setelah berjalan sekitar 4 tahun, pada tahun 1965 pemerintah membagi perusahaan Pos dan Telekomunikasi menjadi dua bagian yaitu Perusahaan Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Pembagian tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1965. Kedua perusahaan tersebut berkembang menjadi Perusahaan Umum (Perum). Dalam Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1974 dinyatakan bahwa Perum Telekomunikasi sebagai penyelenggara jasa Telekomunikasi untuk umum baik Telekomunikasi dalam negeri maupun luar negeri. Perusahaan Umum (PERUM) Telekomunikasi merupakan penyelenggara jasa telekomunikasi untuk umum, baik hubungan telekomunikasi dalam negeri maupun luar negeri. Tentang hubungan telekomunikasi luar negeri saat itu juga diselenggarakan oleh PT Indonesia Satelite Corporation (INDOSAT), yang masih berstatus perusahaan asing yakni dari American Cable and Radio Corp yaitu suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan peraturan negara bagian Delaware, USA. Seluruh saham PT Indosat dengan modal asing ini pada tahun 1980 dibeli oleh Indonesia dari American Cable and radio Corp. Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1974 berdasarkan PP No. 53 tahun 1980, menetapkan Perumtel sebagai badan usaha yang berwenang menyelenggarakan telekomunikasi untuk umum dalam negeri dan Indosat ditetapkan sebagai badan usaha penyelenggara telekomunikasi umum untuk internasional. Memasuki Repelita V, pemerintah merasakan perlu percepatan pembangunan telekomunikasi sebagai infrastruktur yang diharapkan dapat memacu pembangunan sektor lainnya. Berdasarkan PP No. 15 tahun 1991, maka Perum dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan (persero). Mengantisipasi era globalisasi, seperti diterapkannya perdagangan bebas baik internasional maupun regional, maka PT Telkom pada tahun 1995

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 127

melaksanakan 3 program besar. Program-program tersebut adalah restrukturisasi internal, penerapan KSO (Kerja Sama Operasi), dan persiapan Go Public Internasional (International Public Offering). Hingga kini, PT Telkom masih menjadi perusahaan plat merah yang unggul di bidang telekomunikasi dan informatika.

Riwayat Arsip Arsip PT Telkom diserahkan ke ANRI pada 23 April 2013. Penyerahan ini tercatat dalam berita acara Nomor: 05/UM110/COP- F0301000/2013, KN.00.01/9/2013 yang ditandatangani oleh Jeffrey A. Budisetianto Senior Officer Document Management dan Imam Gunarto Plh. Direktur Akuisisi. Penyerahan kedua arsip PT Telkom diserahkan pada 1 Juli 2013. Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Arsip PT Telkom memuat informasi tentang profil perusahaan PT Telkom, laporan tahunan PT Telkom, rangkuman kegiatan perusahaan, rapat dengar pendapat dengan DPR, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), produk hukum dan film dokumenter mengenai pembangunan jaringan kabel bawah laut serta peluncuran satelit palapa.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

I. Sektor Transportasi dan Pergudangan 1. PT Kawasan Industri Medan (Persero) Kurun Waktu 2009-2011

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 128

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

Profil PT Kawasan Industri Medan (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan bidang usaha jasa pengelolaan kawasan industri dengan kantor pusat di Jalan Pulau Batam Nomor 1 Kompleks KIM Tahap II. Kawasan ini didirikan pada 7 Oktober 1988, dengan komposisi sahamnya terdiri dari Pemerintah Republik Indonesia (pusat) 60%, Pemerintah Propinsi Sumatera Utara 30%, dan Pemerintah Kota Medan 10%. PT Kawasan Industri Medan (Persero) yang pada saat ini masih beroperasi didirikan dengan Akte Notaris Soeleman Ardjasasmiota, S.H. Nomor 9 Tanggal 7 Oktober 1988 di Jakarta, sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Akte Notaris Asmara Noer S.H, No. 8 dan 9 tanggal 10 Maret 1988 sebagai akibat dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS- LB) tanggal 14 Januari 1998 dan telah diubah dengan Akte Notaris Erita Wagewali Sitohang, S.H Nomor 12 tanggal 7 April 2005 dan terakhir telah diubah dengan Akte Notaris Titiek Irawati S.S.H Nomor 42 tanggal 12 September 2008 sesuai dari hasil Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kawasan Industri Medan Kep- 114S.MBU2008, Nomor: Kep-23D2.MBU2008, Nomor: 5752836K2008 dan Nomor: 570106522008 tanggal 13 Agustus 2008. PT Kawasan Industri Medan (Persero) memiliki bisnis utama dalam kegiatan usaha di bidang penyiapan lahan industri dan bangunan industri siap pakai, serta sarana dan prasarana untuk industri dan juga membuka peluang industri baru dan membuka lapangan kerja baru dengan produk jasa meliputi jasa pengelolaan kawasan, penjualan kavling industri, penyewaan bangunan pabrik siap pakai, penyewaan ruangan kantor, jasa pemeliharaan kawasan, jasa pengelolaan air limbah, dan jasa penyediaan air bersih. Perusahaan saat ini masih melakukan kegiatannya.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 129

Riwayat Arsip Arsip PT Kawasan Industri Medan (Persero) diserahkan kepada Arsip Nasional Republik Indonesia pada 28 April 2011, dengan disertai daftar arsip statis yang diserahkan. Tanda Terima arsip ditandatangani oleh Mini Herawaty dari PT Kawasan Industri Medan (Persero) dan Ina Mirawati dari Arsip Nasional RI.

Lingkup dan Isi Secara umum, informasi arsip PT Kawasan Industri Medan (Persero) mengenai annual report tahun 2009, company profile, dan struktur organisasi.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

2. PT Kawasan Industri Makasar (Persero) Kurun Waktu 1987-2009

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

Profil PT Kawasan Industri Makasar (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa pengelolaan kawasan industri dengan kantor pusat berkedudukan di Jalan Perintis Kemerdekaan KM 15 Daya Makasar. Perusahaan ini didirikan berdasarkan akta notaris Soeleman Ardjsasmita, S.H Nomor 55 tanggal 31 Maret 1988 yang kemudian dirubah dengan akta notaris Asmara Noer, S.H Nomor 22 tanggal 16 Maret 1998 yang disahkan dengan Akta Nomor 4 tanggal 15 September 2008 yang

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 130

dibuat oleh Sudiono Kuntjoro, S.H, M.H dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM dalam Surat Keputusan Nomor: AHU- 12214.AH.01.02 tanggal 13 April 2009. Perusahaan ini masih aktif beroperasi dengan kegiatan usaha meliputi usaha di bidang penjualan tanah kavling untuk industri, penyewaan gudang bisnis dan sarana penunjangnya, penyewaan alat-alat berat, automotif center, penyiapan lahan industri siap bangun, penyewaan bangunan pabrik siap pakai dan gudang serta alat berat baik di bidang kontruksi maupun sebagai sarana pendukung di bidang pergudangan.

Riwayat Arsip Menurut data dari Direktorat Akuisisi, arsip PT Kawasan Industri Makasar (Persero) diserahkan kepada Arsip Nasional Republik Indonesia pada tanggal 5 Mei 2009 dengan disertai daftar arsip statis yang diserahkan. Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara umum informasi arsip PT Kawasan Industri Makasar (Persero) mengenai akte perusahaan, profil perusahaan, daftar nama perusahaan di dalam wilayah PT Kawasan Industri Makasar (Persero), pedoman tata tertib, peta kawasan, rencana kerja dan anggaran.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

3. PT Pos Indonesia (Persero) Kurun Waktu 1952-2002

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,6 m arsip tekstual

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 131

Profil PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang pelayanan umum dengan kantor pusat berkedudukan di Jalan Cilaki Nomor 73 Bandung, Jawa Barat. Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantor pos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jendral G.W Baron van Imhoff pada 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Belanda. Pada tahun 1906 Kantor Pos tersebut berganti menjadi Posts Telegraafend Telefoon Diensts. Setelah Kantor Pos Batavia didirikan, empat tahun kemudian didirikan Kantor Pos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan. Pada tahun 1945, terjadi pengambilalihan kantor pusat Post, Telegraph, dan Telephone (PTT) di Bandung oleh Angkatan Muda PTT dari pemerintahan militer Jepang yang kemudian diperingati sebagai hari Bakti Postel. Pada tahun 1961, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 240 Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi. Pada tahun 1965, PN Pos dan Telekomunikasi dibagi dua menjadi PN Pos dan Giro berdasarkan Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Pos dan Giro, dan PN Telekomunikasi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Negara Telekomunikasi. Pada tahun 1978, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1978 tentang Perusahaan Umum Pos dan Giro maka status PN Pos dan Giro diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro. Sejak saat itu

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 132

ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk dalam negeri maupun luar negeri. Pada bulan Juni 1995, Perum Pos dan Giro berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero) dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perusahaan Perseroan. Hal ini kemudian diikuti dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 5 Tahun 1995 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro menjadi Perusahaan (Persero). Dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah ini maka Perum Pos dan Giro berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Pos dan Giro. Pendirian PT Pos Indonesia (Persero) dimuat dalam akta Notaris Sutjipto, S.H Nomor117 tanggal 20 Juni 1995 tentang Pendirian Perusahaan Persero PT Pos Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan akta Notaris Sutjipto, S.H Nomor 89 tanggal 21 September 1998 dan Nomor 111 tanggal 28 Oktober 1998. PT Pos Indonesia (Persero) masih aktif beroperasi hingga saat ini dengan kegiatan utama menyelenggarakan usaha jasa pos dan giro termasuk jasa keuangan secara tunai maupun berbasis giro (account) bidang usaha jasa komunikasi, logistik, retail, keagenan, dan jasa-jasa lainnya yang menunjang penyelenggaraan usaha jasa pos dan giro sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Riwayat Arsip Arsip PT Pos Indonesia (Persero) diserahkan ke Arsip Nasional Republik Indonesia pada 7 Juli 2004, dengan disertai daftar arsip statis yang diserahkan. Bukti Serah arsip ditandatangani oleh Liestrikorawati dari PT Pos Indonesia kepada Tato Pujiarto dari Direktorat Akuisisi ANRI.

Lingkup dan Isi Secara umum informasi arsip PT Pos Indonesia (Persero) mengenai laporan-laporan, profil perusahaan dan peraturan-peraturan.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 133

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Sarana bantu penemuan kembali arsip PT Pos Indonesia sudah ada dalam bentuk inventaris yang berjudul Inventaris arsip PT Pos Indonesia dan PT Jasa Raharja Tahun 1952–2002, dibuat pada tahun 2006, oleh Sri Rustiningrum. Contoh Deskripsi Arsip a. Nomor arsip 1 Laporan delegasi Republik Indonesia ke Konferensi Perjanjian dari Perhimpunan Internasional mengenai Telekomunikasi (International Telecomunication Union Plenipotentiary Conference) yang diadakan di Buenos Aires, Argentina tanggal 3 Okober – 22 Desember 1952), 1952. b. Nomor arsip 11 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1984 tentang Perusahaan Umum Pos dan Giro, 1984. c. Nomor arsip 12 Peraturan Dinas I Kantor Pusat Perum Pos dan Giro: Lampiran I Keputusan Direksi Perum Pos dan Giro No. 112/DIRUTPOS/1988 tanggal 5 November 1988 tentang Penanganan Pengiriman Surat Pos, 1988.

4. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Kurun Waktu 1968-1973

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang penerbangan nasional dengan kantor pusat berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 44.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 134

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk didirikan berdasarkan akta notaris Raden Kadiman Nomor 137 tanggal 31 Maret 1950 yang terakhir kali diubah dengan akta notaris Fathiah Helmi, SH nomor 24 tanggal 16 November 2010. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memiliki kegiatan usaha utama yang meliputi angkutan udara niaga berjadwal dan tidak berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri, reparasi dan pemeliharaan pesawat udara, jasa penumpang operasional angkutan udara niaga, jasa layanan sistem informasi yang berkaitan dengan industri penerbangan, jasa layanan konsultasi yang berkaitan dengan industri penerbangan, jasa layanan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan industri penerbangan, jasa layanan kesehatan personil penerbangan baik untuk keperluan sendiri maupun pihak ketiga. Sejarah berdiri PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk bermula pada 16 Juni 1948. Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, memberikan idenya di hadapan pemuka pedagang Aceh untuk membeli pesawat DC 3 (Dakota) dalam rangka melanjutkan dan meningkatkan revolusi kemerdekaan melawan Belanda. Pidato Presiden Soekarno berhasil menggugah masyarakat Aceh sehingga dalam tempo dua hari masyarakat Aceh yang dipimpin oleh Bapak Djuned Yusuf dan Bapak Said Muhammad Alhabsyi, berhasil mengumpulkan uang sebanyak 130.000 Strait Dollar dan 20 kg emas. Dengan modal tersebut Opsir Udara II, Wiweko Supomo selaku ketua misi pembelian yang kemudian disusul oleh beberapa pedagang Aceh pergi ke Singapura untuk membeli pesawat DC-3 (Dakota). Pada akhir Oktober 1948 pesawat tersebut dibawa ke Indonesia dan ditempatkan di Maguwo, Yogyakarta. Pesawat tersebut kemudian diberi nama RI 001 “Seulawah” (Gunung Emas) yang diambil dari nama sebuah gunung di Aceh, dan sebagai ucapan terima kasih kepada rakyat Aceh. Seperti yang diungkapkan Rispan (2005) perusahaan penerbangan bernama Garuda Indonesia Airways dinyatakan berdiri bersamaan dengan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia pada 27 Desember 1949. Namun demikian, sejarah mencatat

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 135

bahwa pada 26 januari 1949 merupakan hari lahirnnya penerbangan niaga Indonesia. Saat ini PT Garuda Indonesia (persero) Tbk adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Pada bulan Juli 2012, Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai “World’s Best Regional Airline” dan “Maskapai Regional Terbaik di Dunia”. Sebuah lembaga konsultasi penerbangan bernama Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sidney. Garuda Indonesia juga mendapatkan penghargaan sebagai “Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini”, pada tahun 2010. Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia, juga memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai “The Best International Airline” pada bulan Januari, Februari dan Juli 2012. Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga hubungan bisnis di Indonesia yaitu bisnis penerbangan, pariwisata dan penerbangan di Indonesia bagian timur. Grup Garuda Indonesia pada saat ini memiliki lima anak perusahaan yakni PT Aerowisata, PT GMF Aero Asia, PT Abacus Distribution System, PT Gapura Angkasa dan PT Aero System Indonesia. Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi perusahaan publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara umum, informasi arsip PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengenai laporan 5 tahunan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 136

5. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)/Pelindo I Kurun Waktu 1945-2002

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang kepelabuhanan dengan kantor pusat berkedudukan di Jl. Krakatau Ujung Nomor 100 Medan, Sumatera Utara. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) didirikan berdasarkan Akta Notaris Robert Purba, S.H tanggal 02 Januari 1999 dan masih beroperasi hingga saat ini. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang dikenal juga dengan sebutan Pelindo I ini berdasarkan anggaran dasar perusahaan didirikan dengan kegiatan utama melakukan usaha di bidang penyelenggaraan dan pengusahaan jasa kepelabuhanan, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Sejarah PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dimulai semenjak zaman pemerintahan Belanda di Indonesia. Pada tahun 1945-1951 perusahaan pelabuhan berada dalam wewenang Departement van Scheefvaart (Departemen Pelayaran salah satu lembaga pada masa pemerintahan Belanda) yang memiliki tugas memberikan layanan jasa kepelabuhanan yang dilaksanakan oleh Haven Bedrijf. Pada tahun 1951, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1951 tentang Peraturan Perbaikan Pelabuhan, dibentuklah Penguasa Pelabuhan yang bertanggungjawab langsung kepada Menteri Perhubungan.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 137

Pada tahun 1952-1959 pengelolaan kepelabuhanan diselenggarakan oleh Jawatan Pelabuhan. Pada tahun 1960-1963 pengelolaan pelabuhan umum di Indonesia dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah pengendalian pemerintah. BUMN tersebut berbentuk Perusahaan Negara Pelabuhan yang dibagi menjadi Perusahaan Negara pelabuhan I-VIII yang bertugas mengelola pelabuhan umum. Hal ini berdasarkan Peaturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara, Lembaran Negara RI Tahun 1960 Nomor 59. Pada tahun 1964-1969, terjadi perubahan sistem dimana aspek komersil dari pelabuhan dilakukan oleh perusahaan negara sedangkan kegiatan operasional dikoordinasikan oleh lembaga pemerintah yang disebut Port Authority (otoritas pelabuhan). Pada tahun 1969-1983, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1969 tentang Pembubaran Perusahaan-Perusahaan Negara Pelabuhan dan Pengalihan Pembinaannya ke Dalam Organisasi Pembinaan Pelabuhan, maka sebagian besar pelabuhan umum dikelola oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP). Dengan berlakunya peraturan pemerintah sebagaimana disebut di atas, maka perusahaan negara dibubarkan dan Port Authority dirubah menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan. Pada tahun 1983-1992, pengelolaan pelabuhan umum dibedakan antara pelabuhan umum yang diusahakan dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan. Pelabuhan umum yang diusahakan dikelola oleh Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan, sedangkan pengelolaan pelabuhan umum yang tidak diusahakan dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Pada tahun 1983 lahir Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1983 tentang Pembinaan Kepelabuhanan. Perum Pelabuhan I merupakan salah satu dari 4 (empat) perum pelabuhan di Indonesia yang mengelola pelabuhan-pelabuhan yang diusahakan dan dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1983 tentang Perusahaan Umum Pelabuhan I.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 138

Pada tahun 1992-sekarang, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan I Perusahaan Perseroan (Persero), maka bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan I dirubah menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I, dengan Akta Notaris Robert Purba, S.H tanggal 02 Januari 1999 sebagaimana dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 1 November 1994 Nomor 87 dan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia tanggal 2 Januari 1999 Nomor 01.

Riwayat Arsip Arsip PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) diserahkan ke Arsip Nasional Republik Indonesia pada 21 Juni 2004. Penandatanganan Berita Acara Serah Terima Arsip Nomor: UM.50/15/22/P.I-04 bertempat di Kantor Pusat PT Pelindo. Pendatanganan berita acara oleh Bambang Rudhianto, SH, MM Senior Manager Umum kepada Kuncari Naswan, SH Direktur Akuisisi ANRI. Akuisisi berikutnya dilakukan pada 29 Juli 2010, dengan disertai daftar arsip statis yang diserahkan. Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) berisi Informasi mengenai Surat Keputusan Direksi, Struktur Organisasi dan Tata Kerja, Akta Notaris tentang Perseroan Terbatas, Laporan Tahunan/ Annual Report, Rencana Jangka Panjang Perusahaan Pelindo I, Laporan Tahunan Audit, Laporan Tahunan Badan Pengusahaan Pelabuhan Belawan, Laporan Atase Perhubungan Amsterdam, dan buku Golden Bride Jembatan Emas 1945.

Sarana Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 139

6. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/Pelindo III Kurun Waktu 1923-1988

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 4,4 m arsip tekstual Profil PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan operator terminal pelabuhan dengan kantor pusat berkedudukan di Jalan Perak Timur 610 Surabaya, Jawa Timur. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau lazimnya disebut Pelindo III didirikan berdasarkan akta notaris Imas Fatimah, S.H Nomor 5 tanggal 1 Desember 1992 dan terakhir dirubah dengan Akta Notaris Yatiningsih, S.H, M.H Nomor 72 tanggal 10 Juli 2015. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) masih aktif beroperasi dengan bisnis utama menyediakan dan mengusahakan jasa kepelabuhanan baik berupa pelabuhan tradisional (barang dan penumpang) maupun peti kemas untuk menunjang kelancaran angkatan lut dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan nasiona serta pemeliharaan peralatan pelabuhan dan jasa kesehatan. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) mengelola pelabuhan umum di 7 (tujuh) wilayah provinsi yang meliputi wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Pelabuhan ini memiliki 17 cabang pelabuhan, 2 (dua) unit pengusahaan yaitu Terminal Peti Kemas Semarang dan Unit Pealan serta 1 (satu) unit Pelaksanaan Kantor Pusat. Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) tidak terlepas dari sejarah perkembangan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II, dan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) atau Pelindo IV. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1991 tentang Pengalihan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 140

Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan III Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) yang ditandatangani pada 19 Oktober 1991 dan dituangkan dalam akta notaris Imas Fatimah, S.H Nomor 5 tanggal 1 Desember 1992 dan terakhir dirubah dengan Akta Notaris Yatiningsih, S.H, M.H Nomor 72 tanggal 10 Juli 2015. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) mengelola 43 pelabuhan yang meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)sebagai jembatan penghubung antar pulau maupun antar negara, peranan pelabuhan sangat penting dalam keberlangsungan dan kelancaran arus distibusi logistik. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) memiliki visi dan misi yaitu “Memacu Integrasi Logistik dengan Layanan Jasa Pelabuhan yang Prima”. Mendukung visi tersebut, Pelindo III menetapkan strategi-strategi yang dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang dievaluasi setiap 4 (empat) tahun sekali.

Riwayat Arsip Arsip PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) diserahkan kepada Arsip Nasional Republik Indonesia pada tanggal 20 Mei 2014 dengan Berita Acara Serah Terima Nomor: 454/TR.0102/P.III-2014 Nomor: KN.00.01/49/2014 yang ditandatangani oleh Toto Heli Yanto Direktur Personalia dan Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dan Mustari Irawan Kepala Arsip Nasional RI.

Lingkup dan Isi Secara umum, informasi arsip PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) mengenai anggaran belanja pengerukan, kecelakaan kerja, eksploitasi, satuan harga bangunan dan upah, laporan, pergudangan, peminjaman kapal tunda, pembangunan pelabuhan, tanah, kapal keruk, rencana perluasan,

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 141

pemukiman, rumah dinas, listrik, landasan pacu, pembuatan jalan, dan lain- lain.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

7. PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)/Pelindo IV Kurun Waktu 1990-2002

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

Profil PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepelabuhanan dengan kantor pusat berkedudukan di Jalan Soekarno Nomor 1 Makasar, Sulawesi Selatan. PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) didirikan dengan akta notaris Imah Fatimah, S.H Nomor 7 tanggal 1 Desember 1992 dan terakhir dirubah dengan akta notaris Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H, M. Kn nomor 08 tanggal 31 Juli 2012. PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dikenal juga dengan Pelindo IV masih aktif beroperasi dengan tugas utama menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional dengan melaksanakan kegiatan operasional yang meliputi arus kapal, arus barang, arus petikemas dan arus penumpang. Sejarah perkembangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) atau disebut juga Pelindo IV tidak terlepas dari sejarah perkembangan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), dan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). Pada periode tahun 1960-1963, berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1960 tentang Perusahaan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 142

Negara, maka pengelolaan pelabuhan umum diselenggarakan oleh Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan I-VIII. Di kawasan Indonesia timur sendiri terdapat 4 (empat) PN Pelabuhan yaitu PN Pelabuhan Banjarmasin, PN Pelabuhan Makasar, PN Pelabuhan Bitung dan PN Pelabuhan Ambon. Tahun periode 1964-1969, aspek komersial pelabuhan dilaksanakan oleh PN Pelabuhan dan aspek operasional pelabuhan dikoordinasikan dengan lembaga pemerintah yang disebut Port Authority. Pada tahun 1969- 1983, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1969 tentang Pembubaran Perusahaan-Perusahaan Negara Pelabuhan dan Pengalihan Pembinaannya ke Dalam Organisasi Pembinaan Pelabuhan. Dengan adanya penetapan tersebut, pelabuhan dibubarkan dan Port Authority digantikan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP). Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1983 tentang Pembinaan Kepelabuhanan dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 1983 tentang Perusahaan Umum Pelabuhan IV menetapkan bahwa pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum).Sejak tahun 1992, pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan IV Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan saham sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah dengan akta pendirian dituangkan dalam akta notaris Imah Fatimah, S.H Nomor 7 tanggal 1 Desember 1992. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Nomor: RIS-271/MBU/S/2012 pada 18 Juli 2012 yang dituangkan dalam akta notaris nomor 08 tanggal 31 Juli 2012 oleh Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H, M. Kn. Perubahan anggaran dasar telah mendapat bukti dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor: AHU-AH.01.10-29802 tanggal 10 Agustus 2012.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 143

Riwayat Arsip Menurut data Direktorat Akuisisi, Arsip PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) diserahkan kepada Arsip Nasional Republik Indonesia pada 6 Desember 2005, dengan disertai daftar arsip statis yang diserahkan. Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara umum Informasi arsip PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mengenai hasil rapat kerja, laporan auditor independen, laporan perhitungan tahunan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Arsip PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) sudah diolah dan memiliki finding aids berjudul“Inventaris Arsip PT INKA, PT Pelabuhan Indonesia IV, dan Bank Bukopin Tahun 1952–2002,” yang dikerjakan pada tahun 2006 oleh Sri Rustiningrum.

Contoh Deskripsi Arsip a. Nomor arsip 1 Laporan perhitungan tahunan Perum Pelabuhan IV tahun buku 1990, 1990. b. Nomor arsip 2 Laporan hasil rapat kerja tanggal 27-30 Januari 1995 PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan, 1995. c. Nomor arsip 5 Laporan Auditor Independen Badan Pengawasan dan Pembangunan Perwakilan Propinci Sulawesi Selatan atas laporan keuangan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 1998 dan 1999, 2000.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 144

8. PT Kereta Api Indonesia (Persero)/PT KAI Kurun Waktu 1923-2004

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,4 m arsip tekstual

Profil PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara di bidang transportasi dengan kantor pusat berkedudukan di Jalan Perintis Kemerdekaan Nomor 1 Bandung, Jawa Barat. PT Kereta Api Indonesia (Persero) didirikan dengan akta notaris Imas Fatimah, SH nomor 2 tanggal 1 Juni 1999 dan terakhir dirubah dengan akta notaris Surjadi Jasin nomor 49 tanggal 9 September 2009. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau dikenal juga dengan PT KAI memiliki kegiatan utama di bidang transportasi, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perseroan untuk menghasilkan barang dan/ atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/ mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas. Pada saat ini PT Kereta Api Indonesia (Persero) bergerak dalam bidang usaha pengangkutan orang, pengangkutan barang, pendidikan dan pelatihan di bidang perkeretaapian dan usaha penyewaan sarana/ prasarana/ fasilitas seperti sewa kios/gudang/ruang stasiun dan terminal peti kemas. Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di Desa Kemijen, Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju Desa Tanggung (26 Km)

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 145

dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Keberhasilan NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen- Tanggung, yang kemudian pada 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang-Surakarta (110 KM), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan kereta api di daerah lainnya. Pembangunan jalan kereta api juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914). Pada tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan kereta api sepanjang 47 KM antara Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujung Pandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak-Sambas (220 km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA. Jalan kereta api juga dibangun pada masa pendudukan Jepang yaitu sepanjang 83 km antara Bayah-Cikara dan 220 KM antara Muaro- Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan kereta api Muaro-Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang, 25.000 di antaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro- Pekanbaru. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, karyawan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada 28 September 1945. Pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur tangan lagi urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 146

di Indonesia dan dibentuknya Djawatan Kereta Api. Pada tahun 1950 dibentuk Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) dengan berdasarkan pada Indische Bedrijven Wet (IBW). Pada tahun 1963, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1963 tentang Pendirian Perusahaan Negara Kereta Api atau disingkat dengan PNKA. Pada tahun 1971, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 1971 tentang Pengalihan Bentuk Usaha Perusahaan Negara Kereta Api Menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan). Pada tahun 1991, pemerintah merubah bentuk Perjan Kereta Api menjadi Perusahaan Umum (Perum) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1990 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Jawatan (Perjan) Kereta Api Menjadi Perusahaan Umum (Perum) Kereta Api. Pada tahun 1998, pemerintah kembali mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1998 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Kereta Api Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Pada tahun 1999, Pemerintah menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1999 tentang Pengecualian Terhadap Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kereta Api dari Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan Selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Kepada Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara dengan akta pendirian yang dituangkan dalam akta notaris Imah Fatimah, S.H Nomor 2 tanggal 1 Juni 1999 yang kemudian diperbaharui dengan akta notaris nomor 14 tanggal 13 September 1999 dan mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan tanggal 1 Oktober 1999 nomor: C-17171 HT.01.01.TH.99 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 14 Januari 2000 Nomor 4 dan tambahan Berita Negara Nomor 240 tahun 2000. Anggaran Dasar Perusahaan telah disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas berdasarkan akta notaris Surjadi Jasin, SH nomor 65 tanggal 9 Agustus 2008.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 147

Pada bulan Mei tahun 2010 dikeluarkan Instruksi Direksi No 16/OT 03/ KA 2010, PT Kereta Api (Persero) yang menjadi dasar perubahan nama hingga saat ini menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI. Perubahan ini juga memicu adanya beberapa sistem, regulasi hingga tata pelayanan yang diterapkan pada perusahaan saat ini.

Riwayat Arsip Arsip diserahterimakan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) kepada Arsip Nasional Republik Indonesia dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap pertama pada 1 Juli 2005. Tidak didapati keterangan mengenai berita acara penyerahan. Penyerahan arsip tahap kedua dilaksanakan pada 1 Desember 2015 dengan Berita Acara Serah Terima arsip Nomor: HK.230/XII/1/K4- 2015 Nomor: KN.00.01/152/XII/2015 yang ditandatangani oleh Edi Sukmoro Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia dengan Mustari Irawan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia.

Lingkup dan Isi Secara umum, Informasi arsip khasanah arsip PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengenai laporan akhir penelitian, laporan akhir bimbingan teknis, Deli Courant, sertifikat pemeriksaan lokomotif, gambar teknis, dan beberapa buku mengenai indeks desimal.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

9. PT Angkasa Pura I (Persero) Kurun Waktu 1927-2007

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 148

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 2,4 m arsip tekstual; 4267 lembar foto positif; 114 roll negatif film; 16 kaset rekaman; 11 frame foto slide; 24 VCD; dan 42 Cassette Video.

Profil PT Angkasa Pura I (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa kebandarudaraan dengan kantor pusat beralamat di Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B 12 Kavling 24 Jakarta. PT Angkasa Pura I (Persero) didirikan berdasarkan akta notaris Muhani Salim, S.H tanggal 3 Januari 1993. PT Angkasa Pura I (Persero) atau dikenal juga dengan PT AP I atau angkasa pura memiliki tugas utama di bidang pengelolaan dan pengusahaan jasa kebandarudaraan dan navigasi penerbangan. Selain itu, PT Angkasa Pura I (Persero) juga memberikan pelayanan navigasi penerbangan/ air traffic services (ATS) dengan wilayah pengelolaan flight information region II yang meliputi batas wilayah udara Semarang sampai ke arah timur Indonesia batas wilayah udara . Perusahaan memiliki 3 (tiga) bidang usaha yatu Jasa Pelayanan Aeronautika Air Traffic Services (ATS), Jasa Pelayanan Aeronautika Non - ATS, Produk Non Aeronautika dan usaha lainnya yang menunjang pengusahaan bandar udara dan usaha-usaha lainnya yang menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Sejarah PT Angkasa Pura I (Persero) atau disebut juga Angkasa Pura Airports sebagai pelopor pengusahaan kebandarudaraan secara komersial di Indonesia bermula dari kunjungan kenegaraan Presiden Soekarno ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden John F Kennedy. Setibanya di tanah air, Presiden Soekarno menegaskan keinginannya kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum agar lapangan terbang di Indonesia dapat setara dengan lapangan terbang di negara maju. Pada 15 November 1962 pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1962 tentang Pendirian Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran. Tugas pokoknya yaitu mengelola dan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 149

mengusahakan Pelabuhan Udara Kemayoran di Jakarta yang saat itu merupakan satu-satunya bandar udara internasional yang melayani penerbangan dari dan ke luar negeri selain penerbangan domestik. Setelah melalui masa transisi selama dua tahun, terhitung sejak 20 Februari 1964 PN Angkasa Pura Kemayoran resmi mengambil alih secara penuh aset dan operasional Pelabuhan Udara Kemayoran Jakarta dari Pemerintah. Tanggal 20 Februari 1964 itulah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Angkasa Pura Airports. Pada 17 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 1965 tentang Perubahan dan Tambahan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1962, PN Angkasa Pura Kemayoran berubah nama menjadi PN Angkasa Pura, dengan maksud untuk lebih membuka kemungkinan mengelola bandar udara lain di wilayah Indonesia. Secara bertahap, Pelabuhan Udara Ngurah Rai-Bali, Halim Perdanakusumah-Jakarta, Polonia-Medan, Juanda-Surabaya, Sepinggan-Balikpapan, dan Sultan Hasanuddin-Ujung Pandang, kemudian bergabung dalam pengelolaan PN Angkasa Pura. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1974 tentang Perusahaan Umum Angkasa Pura, status badan hukum perusahaan diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum). Dalam rangka pembagian wilayah pengelolaan bandar udara, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1987 tanggal 19 Mei 1987, nama Perum Angkasa Pura diubah menjadi Perusahaan Umum Angkasa Pura I, hal ini sejalan dengan dibentuknya Perum Angkasa Pura II yang secara khusus diberi tugas untuk mengelola Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1992 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Angkasa Pura I Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), dengan disahkannya peraturan tersebut bentuk Perum diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Negara Republik Indonesia sehingga namanya menjadi PT Angkasa Pura I (Persero) dengan Akta Notaris Muhani Salim,

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 150

S.H tanggal 3 Januari 1993 dan telah memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman dengan keputusan Nomor: C2-470.HT.01.01 Tahun 1993 tanggal 24 April 1993 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 52 tanggal 29 Juni 1993 dengan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 2914 tahun 1993.

Riwayat Arsip Arsip PT Angkasa Pura I (Persero) diserahkan kepada Arsip Nasional Republik Indonesia pada 31 Maret 2008 dengan disertai daftar arsip yang diserahkan. Penyerahan arsip berikutnya dilakukan pada 20 Mei 2014 dengan Berita Acara Nomor: 263/TU.01.02/2014 Nomor: KN.00.01/50/2014 yang ditandatangani oleh Daan Ahmad Human Capital and General Affair Director PT Angkasa Pura I (Persero) dan Mustari Irawan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia.

Lingkup dan Isi Secara umum, informasi arsip PT Angkasa Pura I (Persero) mengenai peraturan-peraturan, surat penetapan, surat keputusan, perjanjian dan kontrak kerjasama, laporan tahunan, organisasi dan ketatalaksanaan, penelitian dan pengembangan, rencana kerja anggaran, sejarah perusahaan, foto mengenai kegiatan PT Angkasa Pura I (persero), foto mengenai kunjungan kenegaraan dan lain-lain.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

10. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)/PT PELNI Kurun Waktu 1967-1986

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 151

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,4 m arsip tekstual

Profil PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau sering juga disebut PT Pelni merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa pelayaran dengan kantor pusat berkedudukan di Jalan Gajah Mada Nomor 14 Jakarta. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) didirikan berdasarkan Akta Pendirian Nomor 31 tanggal 30 Oktober 1975 dan Akte Perubahan Nomor 22 tanggal 4 Maret 1998. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) memiliki bisnis utama berupa penyediaan jasa angkutan transportasi laut yang meliputi jasa angkutan penumpang dan jasa angkutan barang antar pulau dengan 4 (empat) segmen yaitu keagenan kapal, galangan, bongkar muat dan EMKL, serta jasa lainnya. Sejarah berdirinya PT Pelni bermula dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum tangga l5 September 1950 yang isinya mendirikan Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-kapal (Pepuska). Latar belakang pendirian Yayasan Pepuska diawali dari penolakan pemerintah Belanda atas permintaan Indonesia untuk mengubah status maskapai pelayaran Belanda yang beroperasi di Indonesia, N.V. K.P.M (Koninklijke Paketvaart Matschappij) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Pemerintah Indonesia juga menginginkan agar kapal-kapal KPM dalam menjalankan operasi pelayarannya di perairan Indonesia menggunakan bendera Merah Putih. Pemerintah Belanda dengan tegas menolak semua permintaan yang diajukan oleh pemerintah Indonesia. Pepuska berlayar berdampingan dengan armada KPM yang telah berpengalaman lebih dari setengah abad. Persaingan antara Pepuska dan KPM tidak seimbang. Pada 28 April 1952 Yayasan Pepuska resmi dibubarkan. Pada saat yang sama pemerintah mendirikan PT Pelni dengan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 152

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor M.2/1/2 tanggal 28 Februari 1952 dan No. A.2/1/2 tanggal 19 April 1952, serta Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 20 Juni 1952. Sebagai Presiden Direktur Pertama diangkatlah R. Ma'moen Soemadipraja yaitu pada periode 1952-1955. Kapal milik Yayasan Pepuska diserahkan kepada PT Pelni sebagai modal awal ditambahkan oleh Bank Ekspor Impor menyediakan dana untuk pembelian kapal sebagai tambahan dan memesan 45 "coaster" dari Eropa Barat. Sambil menunggu datangnya "coaster" yang dipesan dari Eropa, PT Pelni mencarter kapal-kapal asing yang terdiri dari berbagai bendera untuk mengisi trayek-trayek yang ditinggalkan KPM. Setelah itu satu persatu kapal-kapal yang dicarter itu diganti dengan "coaster" yang datang dari Eropa. Kemudian ditambah lagi dengan kapal-kapal hasil pampasan perang dari Jepang. Pada tahun 1961 pemerintah menetapkan perubahan status dari Perusahaan Perseroan menjadi Perusahaan Negara (PN) dan dicantumkan dalam Lembaran Negara RI No. LN 1961. Kemudian pada tahun 1975 status perusahaan diubah dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perseroan terbatas (PT) Pelni sesuai dengan Akte Pendirian No. 31 tanggal 30 Oktober 1975. Perubahan tersebut dicantumkan dalam Berita Negara RI No. 562- 1976 dan Tambahan Berita Negara RI No. 60 tanggal 27 Juni 1976. Dalam perjalanannya terjadi beberapa kali perubahan bentuk Badan Usaha. Pada tahun 1975 berbentuk Perseroan sesuai Akta Pendirian Nomor 31 tanggal 30 Oktober 1975 dan Akte Perubahan Nomor 22 tanggal 4 Maret 1998 tentang Anggaran Dasar PT Pelni yang diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 16 April 1999 Nomor 31 Tambahan Berita Negara Nomor 2203. Sampai saat ini, PT Pelni masih aktif beroperasi diantaranya dalam bidang keagenan kapal, bongkar muat, dan galangan.

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 153

Lingkup dan Isi Secara umum, informasi arsip PT Pelni yaitu mengenai surat jaminan bank yang ditata dengan menggunakan ordner.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

J. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi 1. PT Sahid Gajah Perkasa Bank/SGP Bank Kurun Waktu 1990-1997

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Sahid Gajah Perkasa Bank/SGP Bank berkantor di Jalan Jend. Sudirman Kav. 86 Jakarta. Bank ini didirikan pada 20 September 1990 dan secara resmi beroperasi pada 21 November 1991 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1099/KMK.013/1991. Nama-nama pemegang saham (per 30 April 1995) adalah PT Sahid & Co 50% dan PT Gajah Tunggal Abadi 50%. Modal yang ditanam (per 30 April 1995) dengan rincian Modal Dasar sebesar Rp 250 milyar dan Modal Disetor sebesar Rp 50 milyar. Menjelang tahun keempat dengan total aktiva Rp 274 milyar (per 30 April 1995) dan didukung oleh karyawan sebanyak 241 orang, keberadaan Bank SGP saat itu semakin kokoh. Hal tersebut ditunjang pula dengan peningkatan status Bank SGP menjadi Bank Devisa pada 12 Desember 1994 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/96/KEP/DIR. Dengan harapan bahwa investasi oleh sektor swasta, maupun modal asing yang akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang maka tidak diragukan lagi bahwa Bank SGP akan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 154

memperoleh kesempatan emas seperti juga industri perbankan Indonesia secara keseluruhan. Dalam perkembangannya jaringan Bank SGP meliputi 10 Kantor Dalam Negeri, 7 Kantor Cabang, dan 2 Kantor Kas. Dengan jaringan kantor yang telah ada termasuk bank korespondennya baik di dalam negeri maupun di luar negeri Bank SGP berada dalam posisi yang baik untuk melayani permintaan para nasabah. Susunan Dewan Komisaris sebagai berikut. Sukamdani Sahid Gitosardjono selaku Presiden Komisaris, Sjamsul Nursalim selaku Wakil Presiden Komisaris, beberapa komisaris yaitu Itjih Sjamsul Nursalim, Julia Sukamdani, Djamu Ahmad, dan Susunan Dewan Direksi yaitu Susanto Sjahrir (Presiden Direktur), Djoni Tatan (Direktur), Bambang Husodo (Direktur), Sryantoro Wiweko (Direktur). Krisis moneter di Indonesia turut berdampak pada PT Sahid Gajah Perkasa Bank. Bank ini dilikuidasi dan termasuk Bank Beku Kegiatan Usaha pada 13 Maret 1999.

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip Bank SGP berisi informasi mengenai Kebijaksanaan Perkreditan Bank (Akunting dan Prosedur), Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Sahid Gajah Perkasa Bank, Surat-surat mengenai Hasil Rapat Umum Pemegang Saham, Laporan-laporan Rapat Pemegang Saham 1993-1995, Rencana Kerja dan Anggaran 1994, Laporan Tahunan 1992, 1996, Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan 1994.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 155

2. PT Bank Bumiraya Utama Kurun Waktu 1993-1997

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil Bank Bumiraya Utama adalah salah satu unit bisnis dari keluarga konglomerat Suparno Adijanto yang berkedudukan di Jakarta. Status perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas, tercantum dalam Berita Negara No. 51 dan Tambahan Berita Negara No. 3736 tahun 1994. Pada tahun 1995 badan hukum perusahaan diperbaharui lagi dan dimuat dalam Berita Negara No. 36 tahun 1995 dan Tambahan Berita Negara No. 3739. Krisis moneter di Indonesia turut berdampak pada kerajaan bisnis keluarga Adijanto. Salah satu unit bisnis yaitu Bank Bumiraya Utama termasuk salah satu bank yang dilikuidasi sehingga harus ditalangi pemerintah. Utang yang ditanggung bank ini baru dinyatakan lunas pada 2003. Bank Bumirya Utama termasuk Bank Beku Kegiatan Usaha pada 13 Maret 1999.

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip PT Bank Bumiraya Utama berisi informasi mengenai Buku Pedoman Operasi, Buku Pedoman Kredit, Buku Pedoman Pengawasan, dan Laporan Dewan Komisaris.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 156

3. PT Bank Danahutama Kurun Waktu 1994-1997

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Bank Danahutama didirikan pada 8 Agustus 1989 yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 64 Jakarta. Jaringan kantor berjumlah 8 Dalam Negeri, 1 Kantor Cabang dan 5 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Kas dengan jumlah pegawai 183 (Per Tahun 1996). Pada 13 Maret 1999 PT Bank Danahutama ditutup dengan susunan manajemen sebagai berikut. Dewan Komisaris: Sofyan Wanandi, The Ning King, Marcia Sutedja, Helmy Husein, dan Dewan Direksi: Hadipurnama Chandra, Lukito Wanandi, Tjandra Irawan.

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip PT Bank Danahutama berisi informasi mengenai Akta, Notulen Rapat, Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham PT Bank Danahutama, Buku Pedoman Organisasi, Surat Keputusan Direksi, dan Surat-surat dari Bank Indonesia.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 157

4. PT Bank Centris International Kurun Waktu 1993-1998

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Bank Centris International berdiri pada 19 April 1993 yang beralamat di Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B-5 Jakarta. Jaringan kantor PT Bank Centris International berjumlah 13 Dalam Negeri, 2 Kantor Cabang, 9 Kantor Cabang Pembantu, dan 2 Kas Mobil dengan jumlah pegawai 141 (Per Tahun 1996). Pada 4 April 1998 PT Bank Centris International dilikuidasi dengan susunan manajemen sebagai berikut. Dewan Komisaris: Kem Kem Achmad Basar, Andri Tedjadharma, Prasetyo Utomo, Haryanto Ekapradja, dan Dewan Direksi: Suharyanto Harsono, Daud Gozali.

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip PT Bank Centris International berisi informasi mengenai Peraturan Perusahaan, Surat Keputusan, Surat Kuasa, Surat Pernyataan, Surat Edaran Operasi, Surat Edaran Pengawasan, Surat Edaran Management, Kesepakatan Bersama.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 158

5. PT Hokindo Bank Kurun Waktu 1991-1996

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Bank Pasar Warga Gotong Royong berdiri pada 1 April 1971 yang beralamat di Mangga Dua Raya Blok F I No. 1-2, Komplek Perdagangan Bahan Bangunan dan Interior Blok F1 No 1-2. Pada 16 September 1989 PT Bank Pasar Warga Gotong Royong berganti nama menjadi PT Bank Saudara. Kemudian pada 30 November 1991 berganti nama menjadi PT Hokindo Bank. Pada 4 April 1998 PT Hokindo Bank dilikuidasi dengan jumlah pegawai sebanyak 102 (Per Tahun 1996). Jaringan kantor PT Hokindo Bank yang berjumlah 5 Dalam Negeri, 4 Kantor Cabang Pembantu dan dengan susunan menejemen sebagai berikut. Dewan Komisaris: Hokiarto, Achmad Mufti, dan Dewan Direksi: Sisdjiatmo Kusumowidho, Hokianto.

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip PT Hokindo Bank berisi informasi mengenai Surat Keputusan Direksi, Executive Summary Hasil Pemeriksaan Khusus terhadap PT Hokindo Bank, Laporan Hasil Audit, Surat Pernyataan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 159

6. PT Bank Pelita Kurun Waktu 1982-1993

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Bank Pelita Jacatra berdiri pada 24 Juli 1968. Pada tahun 1972 berubah menjadi PT Bank Pelita. Bank ini beralamat di Jalan Wahid Hasyim No. 55 Jakarta, Telp. (021) 3908888, Fax. (021) 3917411. Berdasarkan SK.DIR.BI No. 25/17/KEP/DIR tertanggal 8 Mei 1992 Bank Pelita berubah status menjadi Bank Devisa. Pada tahun 1972 PT Bank Pelita bergabung dengan Bank Sulawesi, dan Bank Tani dan Industri. Jaringan kantor PT Bank Pelita berjumlah 21 Dalam Negeri, 5 Kantor Cabang, 14 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kas Mobil dengan jumlah pegawai 432 (Per tahun 1996). Pada 4 April 1998 PT Bank Pelita ditutup dengan susunan manajemen sebagai berikut. Dewan Komisaris: Sumitro Djojohadikusumo, Hashim Sumitro Djojohadikusumo, Okie Rehardi Lukita, Siswanto Sudomo, Lo Kiem Tjing, dan Dewan Direksi: Agus Anwar, Alfred Franciscus, Mansjur Jatim, Maizalius Ali, Peter Benyamin Stok.

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip PT Bank Pelita berisi informasi mengenai akta, memorandum, dan Risalah Rapat Pimpinan.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 160

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

7. PT Bank Metropolitan Raya Kurun Waktu 1993-1999

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Bank Metropolitan Raya berdiri pada 14 Februari 1992 yang beralamat di Jalan Gajah Mada No. 11/A-B Jakarta Pusat, Telp. (021) 363623, 2311333, 2312333 Fax. (021) 6334287. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/79/KEP/DIR tanggal 24 September 1997 PT Bank Metropolitan Raya berubah status menjadi Bank Devisa. Pada 25 Juni 1997 PT Bank Metropolitan Raya memutuskan untuk bergabung dengan PT Bank Perkembangan Surya Kencana dan PT Supreme Bank. PT Bank Metropolitan Raya dilikuidasi pada 13 Maret 1999 dengan jumlah jaringan kantor sebanyak 12 Dalam Negeri, 7 Kantor Cabang, 4 Kantor Cabang Pembantu. Pada saat dilikuidasi jumlah pegawai sebanyak 254 (Per Tahun 1996). Berikut susunan menejemen PT Bank Metropolitan Raya. Dewan Komisaris: Santoso Sumali dan Soejoso, sedangkan Dewan Direksi terdiri dari: Po Teddy Sutopo, Kurniawan S. Kowi, Hundiani Harsono.

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 161

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip PT Bank Metropolitan Raya berisi informasi mengenai Memorandum, Daftar Nasabah, Laporan Dewan Komisaris, Rencana Kerja dan Anggaran, Laporan Pelaksanaan dan Pokok-Pokok Hasil Audit Intern PT Bank Metropolitan Raya, Laporan Pelaksanaan Rencana Kerja Tahunan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

8. PT Bank Mashill Utama Kurun Waktu 1995-1997

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Bank Mashill Utama berdiri pada 28 Desember 1988 yang beralamat di Plaza Mashill Lantai 1-6, Jalan Jend. Sudirman Kav. 25, Jakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 25/38/KEP/DIR tanggal 7 Juli 1992 PT Bank Mashill Utama berubah status menjadi Bank Devisa. Pada 22 Agustus 1994 PT Bank Mashill Utama masuk ke dalam bursa. Jaringan kantor yang berjumlah 42 Dalam Negeri, 7 Kantor Cabang, 23 Kantor Cabang Pembantu, 11 Kantor Kas dengan jumlah pegawai 609 (Per Tahun 1996). Adapun susunan manajemen terakhir sebelum PT Bank Mashill Utama dilikuidasi tangga 13 Maret 1999, sebagai berikut. Dewan Komisaris terdiri dari Philip Sandra Widjaja, Prof. DR. Dorojatun Kuntjoro, Agustinus Tjiptoutojo Windoe, Fransiskus Chandra. Susunan Direksi terdiri dari Drajat Bagus Prasetyo, Harsono Ng., dan Maruba Sihaloho.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 162

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip PT Bank Mashill Utama berisi informasi mengenai Memorandum, Notulen Rapat Pimpinan, Laporan Kinerja Cabang dan Cabang Pembantu, Laporan Realisasi dan Anggaran, Laporan Keuangan, Tata Tertib Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

9. PT Bank Dharmala Kurun Waktu 1995

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Bank Dharmala Nugraha berdiri pada 9 Januari 1989 yang beralamat di Wisma Bank Dharmala, Jalan Jendral Sudirman Kav. 28 Jakarta. Pada 2 Desember 1994 berganti nama menjadi PT Bank Dharmala. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi BI No. 26/17/KEP/DIR tertanggal 22 Mei 1993 PT Bank Dharmala berubah status menjadi Bank Devisa. Pada tahun 1989 PT Bank Dharmala memutuskan untuk bergabung dengan PT Bank Pasar Warga Nugraha, PT Bank Dasa Swadaya Harta, PT Bank Pasar Galuh Pakuan, dan PT Bank Pasar Ngleman. Jaringan kantor PT Bank Dharmala berjumlah 39 Dalam Negeri, 16 Kantor Cabang 16 Kantor Cabang Pembantu, 2 Kantor Kas, 4 Kas Mobil.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 163

Pada 13 Maret 1999 PT Bank Dharmala ditutup dengan susunan manajemen sebagai berikut. Dewan Komisaris yang terdiri dari Suyanto Gondokusumo, Tjan Soen Eng, Hartawan Sunosubroto, Slamet Santoso Gondokusumo. Direksi terdiri dari Suhanda Wiraatmaja, Jenny Wirdjadinata, Harjono Darto To, Erly Syahada, Kinardi Rusli.

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip PT Bank Dharmala berisi informasi mengenai Laporan Tahunan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

10. PT Bank Dana Asia Kurun Waktu 1991-1993

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Bank Dana Asia berkantor pusat di Wisma Continental Permai, Jalan Kebon Sirih No. 63 Jakarta, dengan jumlah pegawai sebanyak 380 orang (per tahun 1996). PT Bank Dana Asia berdiri pada 10 Agustus 1956. PT Bank Dana Asia telah berganti nama beberapa kali, pada mulanya bernama PT Natin Bank, kemudian pada 17 September 1987 berubah menjadi PT Continental Bank, dan pada 23 September 1994 berganti nama menjadi PT Bank Dana Asia. Jaringan kantor PT Bank Dana Asia berjumlah

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 164

20 Dalam Negeri, 2 Kantor Cabang, 5 Kantor Cabang Pembantu, dan 12 Kantor Kas. Susunan manajemen bank adalah sebagai berikut. Dewan Komisaris terdiri dari Atmo Sardjono S., Andibuana Wangsajaya, Jusuf Arianto Tjondrolukito, Steve Boedy Subroto, Jahja Setaatmadja, dan Raden Bientarno. Direksi terdiri dari Abi Chabsin, Santoso Latif Liau, Hardi Yunaraga, dan I Made I Arnawa. Pemegang Saham masing-masing 50% adalah PT Bank Central Asia dan PT Bank Danamon. Saat krisis moneter terjadi di Indonesia pada 1997, Bank Dana Asia merupakan salah satu bank bermasalah. Saat ini Bank Dana Asia sudah tidak beroperasi.

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip PT Bank Dana Asia yang berisi informasi mengenai Neraca, Perhitungan Laba/Rugi, Rencana Kerja, Internal Auditor, Cash Flow dan Kebutuhan untuk menyediakan dana/Likuiditas, Laporan Dewan Komisaris.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

11. PT Bank Kredit Asia Kurun Waktu 1994-1995

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 165

Profil Bank Kredit Asia adalah perubahan nama dari Bank Tifa Mayora Sentosa pada 24 November 1993. Bank Kredit Asia tercantum dalam Berita Negara No. 87 dan Tambahan Berita Negara No. 5097 Tahun 1993. Bank ini termasuk di dalam Bank Beku Operasi pada 4 April 1998.

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip Bank Kredit Asia berisi informasi mengenai Laporan Keuangan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

12. PT Bank Bumi Daya (Persero) Kurun Waktu 1994

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Bank Bumi Daya (Persero) yang berkedudukan di Jalan Imam Bonjol No. 61 Jakarta. Adapun susunan Dewan Direksi Bank Bumi Daya: Mochamad Safiudin, Abdul Hadi, A.H. Sutanta, dan Achmad Marzuki. Pendirian PT Bank Bumi Daya (Persero) diawali dari nasionalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah RI terhadap salah satu perusahaan milik Belanda, yaitu De Nationale Handelsbank NV, melalui Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1959. Kemudian untuk melanjutkan kegiatan bank

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 166

tersebut, Pemerintah RI membentuk Perseroan Terbatas Bank Umum Negara berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 1 tahun 1959 tanggal 10 Agustus 1959. Pada 9 September 1959 melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: 120551/UM/II Pemerintah menetapkan Anggaran Dasar Bank Umum Negara. Pada tahun 1964 The Chartered Bank milik Inggris juga dinasionalisasikan dan pengelolaannya diserahkan kepada Bank Umum Negara melalui Surat Keputusan Menteri Urusan Bank Sentral No. Kep/15/UBS/65 tanggal 19 Februari 1965. Pada tahun 1965, Bank Umum Negara berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV, sebagai keputusan Pemerintah untuk mengintegrasikan Bank-bank Pemerintah ke dalam suatu wadah bank tunggal, yaitu Bank Negara Indonesia, berdasarkan Surat Keputusan Nomor: Kep.65/UBS/65 tanggal 30 Juli 1965 yang berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1965. Pada tahun 1968, berdasarkan UU RI No. 19 tahun 1968 tentang Bank Bumi Daya, Bank Negara Indonesia Unit IV berganti nama menjadi Bank Bumi Daya yang berdiri sendiri sebagai salah satu bank umum pemerintah. Di dalam UU tersebut dicantumkan tugas Bank Bumi Daya adalah memperbaiki perekonomian rakyat dan pembangunan nasional dengan melaksanakan usaha sebagai bank umum yang menitikberatkan pada sektor perkebunan dan kehutanan. Selanjutnya pada tahun 1992, Pemerintah mengeluarkan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, sebagai pengganti UU No. 14 tahun 1967 tentang Peraturan Perbankan. Sebagai pelaksanaannya Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1992 tentang Penyesuaian Bentuk Hukum Bank Bumi Daya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Kemudian pada 31 Juli 1992, Bank Bumi Daya resmi berganti nama menjadi PT Bank Bumi Daya (Persero) atas dasar Anggaran Dasar No. 135 yang dicatat pada Kantor Notaris Muhani Salim. Pada Desember 1994 mencapai Rp 25 Trilyun, dengan jaringan kantor 216 di Dalam Negeri, yang terdiri dari 138 Kantor Cabang, 55 Kantor

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 167

Cabang Pembantu, 23 Kantor Kas, dan 6 di Luar Negeri, yang terdiri dari 2 Kantor Cabang, 1 Agency, 1 DTC, 2 Kantor Perwakilan dan didukung oleh Pegawai sebanyak 7.958 orang (Per Tahun 1996). PT Bank Bumi Daya (Persero) ditutup pada bulan Juli 1999. Bank ini bergabung bersama Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia menjadi Bank Mandiri.

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip Bank Bumi Daya berisi informasi mengenai Laporan Tahunan.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

13. PT Bank Central Dagang Kurun Waktu 1997

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Bank Central Dagang berdiri pada 19 Juni 1969. Beralamat di BCD Tower Lt. 9, Jalan Jend. Sudirman Kav. 26 Jakarta. Berdasarkan Direksi BI No. 22/3/KEP/UPP tertanggal 25 Mei 1989 PT Bank Central Dagang berubah status menjadi Bank Devisa. Pada 1998 jumlah pegawai sebanyak 742. Jaringan kantor PT Bank Central Dagang sejumlah 56 Dalam Negeri, 13 Kantor Cabang, 29 Kantor Cabang Pembantu, 9 Kantor Kas, 4

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 168

Payment Point, 1 Luar Negeri, dan 1 Kantor Cabang. Pada 13 Maret 1999 PT Bank Central Dagang ditutup dengan susunan manajemen terakhir sebagai berikut. Dewan Komisaris terdiri atas Sam Handojo, Robert Tantular, The Tje Min, HR. Deddy Anggadiredja, dan Saptahari Sularso. Direksi terdiri dari Hindarto Hovert Tantular, Stanley Ranti, Purmomo Budisatrio, Sumardjo Andjum.

Riwayat Arsip Menurut keterangan Direktorat Akuisisi, berita acara serah terima arsip tidak ditemukan.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip PT Bank Central Dagang berisi informasi mengenai Surat Saham.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

14. PT Bank Umum Nasional Kurun Waktu 1983-1993

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Bank Umum Nasional yang berkedudukan di Gedung Bunas Centre, Jalan Senen Raya No. 135 Jakarta. PT Bank Umum Nasional adalah bank komersial dengan jasa pelayanan lengkap yang memiliki ijin beroperasi sebagai Bank Devisa. Didirikan pada 24 Desember 1952 dan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 169

menjadi Bank Devisa pada 26 November 1954 berdasarkan SRT LAAPLN No. 60. PT Bank Umum Nasional merupakan salah satu dari lima bank komersial devisa terkemuka di Indonesia dan dikenal karena keahlian dibidang kredit perdagangan. Jasa-jasa pembiayaan yang berhubungan dengan perdagangan masih tetap menduduki bagian terbesar dari portofolio pinjaman, dan sisanya tersebar diberbagai sektor bisnis lainnya. Di lingkup internasional pun Bank Umum Nasional memiliki akses global berkat kerjasamanya dengan lima bank utama dunia yang didukung oleh sistem transfer elektronik. Kerjasama dengan bank-bank internasional terkemuka memungkinkan kami untuk menyalurkan pinjaman antara lain dari International Bank for Reconstruction and Development dan Exim Bank of Japan Pada tahun 1974 Bank Umum Nasional memutuskan untuk penggabungan usaha bersama Bank Djasa Dana. Kemudian pada 12 Juli 1990 Bank Umum Nasional masuk ke dalam Bursa. Pada 21 Agustus 1998 Bank Umum Nasional ditutup dengan Kantor Dalam Negeri berjumlah 140, 29 Kantor Cabang, 96 Kantor Cabang Pembantu, 14 Kantor Kas. Bank Umum Nasional mempekerjakan 3.232 pegawai (per tahun 1996) dengan susunan manajemen sebagai berikut. Dewan Komisaris yaitu Ma’ruf Saleh, Sumatri, Dewi Astuti Hariyadi, Muchtar Suriadihardja. Direksi antara lain Tengku Alwin Aziz, Umar Supardi, Achmad Subaerum, Nizamuddin, Herman Suryono.

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip PT Bank Umum Nasional berisi informasi mengenai Laporan Tahunan.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 170

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

15. PT Uni Bank Kurun Waktu 1991-2001

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,4 m arsip tekstual

Profil PT United City Bank beralamat di Jalan Hayam Wuruk No 121 Kelurahan Mangga Besar, Jakarta Barat. Keterangan domisili tersebut berdasarkan Surat Tanda Daftar Perusahaan dengan Nomor TDP 09021804849 tanggal 18 Desember 1998 dan Surat Keterangan Domisili Nomor 221/1.755.00 tanggal 23 September 1991, Bank United City Bank pada mulanya bernama PT Bank Gadjah Mada dengan Notaris Meester Raden Soedja Nomor Akta 156 tanggal 23 Juli 1954. Berdasarkan Akta Nomor 3 tanggal 4 September 1968 dengan Notaris Ali Harsojo mengalami perubahan nama menjadi PT Bank Dagang Rahardja. Pada 11 Maret 1974 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. KEP.333/DJM/III-3/3/1974 PT Bank Dagang Rahardja penggabungan usaha kedalam PT Bank Permata Sari. Berdasarkan Tambahan Berita Negara RI No 94 tanggal 22 November 1974 PT Bank Permata Sari berubah nama menjadi PT United City Bank. Krisis moneter di Indonesia turut berdampak pada PT United City Bank. Bank ini dilikuidasi dan termasuk Bank Beku Kegiatan Usaha pada 13 Maret 1999.

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 171

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip Uni Bank berisi informasi mengenai Memorandum, Akta, Surat-surat Keterangan, Surat Keputusan, Risalah Rapat, Tanda Daftar Perusahaan, Laporan Pemeriksaan Bidang Kredit dan Operasional, Laporan Pelaksanaan dan Pokok-Pokok Hasil Audit Intern, Laporan Keuangan Konsolidasi, dan Laporan Auditor Independen.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

16. PT Sewu Internasional Bank Kurun Waktu 1990-1998

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,4 m arsip tekstual

Profil Sewu Internasional Bank atau dikenal juga dengan Bank Sewu, berkedudukan di Chase Plaza Lt. 1, Jalan Jend. Sudirman Kav. 21 Jakarta. Bank Sewu memiliki 14 Kantor Dalam Negeri, 6 Kantor Cabang, 4 Kantor Cabang Pembantu, dan 3 Kantor Kas. Bank Sewu adalah bank swasta nasional dari grup Gunung Sewu yang mulai beroperasi pada 16 Juli 1991, dengan akta pendirian No. 3 tertanggal 1 Mei 1991 dan akta perubahan No. 95 tanggal 20 Agustus 1991 di depan Notaris Sutjipto, S.H. Anggaran Dasar perseroan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman tanggal 23 Oktober 1991 dengan Nomor C2-5959. HT.01.01 Tahun 1991 serta diumumkan pada lembaran Berita Negara Nomor 69 tanggal 28 Agustus 1990. Izin operasi dikeluarkan oleh Menteri Keuangan tanggal 28 Juni 1991.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 172

Bank Sewu dikelola oleh Direksi yang terdiri dari seorang Presiden Direktur dan dua orang Direktur. Dalam melaksanakan tugasnya Direksi berada dibawah pengawasan Dewan Komisaris yang terdiri dari seorang Presiden Komisaris dan empat orang Komisaris. Adapun susunan manajemen Dewan Komisaris dan Direksi Bank Sewu yang dipilih dalam Rapat Umum Pemegang Saham, yaitu sebagai berikut. Dewan Komisaris terdiri dari Dasuki Angkosubroto (Presiden Komisaris), Hartadi Angkosubroto, Husodo Angkosubroto, Sean Carrara Tanuwidjaja, dan Achmad Djimar. Direksi terdiri dari Lanny Angkosubroto (Presiden Direktur), Fransiscus Asisi Wiwik Atmadja (Presiden Marketing dan Treasury), dan Dave Darmansiah Komala Noor (Direktur Operasi). Bank Sewu dilikuidasi pada 13 Maret 1999 dan dengan jumlah pegawai sebanyak 171 (per tahun 1996).

Riwayat Arsip Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip Bank Sewu berisi informasi mengenai Laporan Hasil Pemeriksaan Bank Sewu, Beberapa Memo, Kebijaksanaan Perkreditan, Laporan Direksi kepada Dewan Komisaris PT Sewu International Bank.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

17. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk/Bank BNI Kurun Waktu Arsip Tekstual: 1945-1952 Arsip Foto: 1951-1992

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 173

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 12,4 m arsip tekstual; 4720 item/ lembar arsip foto

Profil PT Bank Nasional Indonesia (Persero) saat ini berkantor pusat di Jl. Jenderal Sudirman Kavling 1, Jakarta 10220. Pendiriannya diprakarsai dan disusun oleh R.M. Margono Djojohadikusumo yang pada waktu itu adalah Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) ditandatangani oleh Presiden Soekarno dan Wapres M. Hatta pada 19 September 1945 bersamaan dengan pelaksanaan sidang kabinet pertama yang diadakan oleh Presiden Soekarno. Realisasi dari rancangan yang telah disusun mengalami kendala karena mendirikan bank harus dilandasi dasar hukum berupa UU perbankan. Lalu muncul suatu gagasan menarik dari R.M. Soerojo, notaries yang berkantor di Jakarta dan kawan lama dari R.M. Djojohadikoesoemo. Beliau menyarankan pembentukan satu yayasan sebagai ‘stasiun antara’. R.M. Margono Djojohadikoesoemo membentuk yayasan (stichting) yang diberi nama ‘Poesat Bank Indonesia’ seperti tersebut dalam pasal 1 akte notaries R.M. Soerojo di Jakarta, bernomor 14 tanggal 19 Oktober 1945. Poesat Bank Indonesia berkantor di Jalan Menteng 23, Jakarta. Susunan kepengurusan Poesat Bank Indonesia sebagaimana termuat dalam Pasal 12 Kutipan Akte Pendirian sebagai berikut, R.M. Margono Djojohadikoesoemo, menjabat Pimpinan Harian (Direktur), Mohammad Hatta menjabat sebagai ketua Yayasan Poesat Bank Indonesia, dr. Moewardi (wakil ketua), dr. Soeharto sebagai bendahara, Ir. R.M. Pandji Soerachman Tjokroadisoerio, Djohor, Mr. A.A. Maramis, dan Soepeno sebagai anggota. Poesat Bank Indonesia mendapat wewenang untuk melakukan kegiatan sebagai: bank umum yang memberi kredit, mengeluarkan obligasi, menerima simpanan giro, deposito, dan tabungan serta memberikan informasi dan penerangan dalam bidang ekonomi. Pada 4 Januari 1946, Presiden Soekarno dan Wapres Mohammad Hatta beserta pimpinan pemerintahan RI telah hijrah ke Yogyakarta dan

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 174

sekaligus menetapkan Yogyakarta sebagai ibukota RI. Ini diikuti pula oleh kepindahan Poesat Bank Indonesia ke Yogyakarta. Sementara itu, kantor pusat Poesat Bank Indonesia di Jalan Menteng Raya 23 tetap dipertahankan sebagai kantor cabang. Dari Yogyakarta, Poesat Bank Indonesia kemudian membuka beberapa kantor cabang yaitu di Solo, Kediri, dan Malang. Pada masa mempertahankan kemerdekaan, pemerintah membutuhkan banyak dana untuk perjuangan. Bulan Mei 1946, Presiden mengajak masyarakat untuk membantu perjuangan dengan cara mengumpulkan dana. Ajakan itu dapat diwujudkan melalui penjualan obligasi yang dikeluarkan bank yang dikenal sebagai Pinjaman Nasional, kemudian dikenal dengan Obligasi Nasional 1946. Landasan hukum pinjaman nasional adalah UU No. 4 Tahun 1946 tentang Pinjaman Nasional yang dikeluarkan tanggal 9 Mei 1946 yang menunjuk dan memberi hak Poesat Bank Indonesia untuk mengeluarkan obligasi (surat utang negara). Pendaftaran Pinjaman Nasional dimulai tanggal 15 Mei 1946 dan berakhir pada 15 Juni 1946. Namun kenyataannya diperpanjang hingga akhir bulan Juni 1946. Untuk memperkuat posisi Poesat Bank Indonesia maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 Tahun 1946 tentang Pembentukan Bank Negara Indonesia (BNI) yang disebut sebagai UU BNI Tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946. Dengan perubahan itu Poesat Bank Indonesia resmi menjadi Bank BNI dan melaksanakan fungsi sebagai bank sirkulasi dan bank umum. Peresmian Bank BNI dilaksanakan di Yogyakarta pada hari ulang tahun pertama Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1946. Upacara peresmian dilakukan di bekas gedung De Javasche Bank, Yogyakarta oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta. Pemerintah kemudian mengangkat R.M. Margono Djojohadikoesoemo sebagai Presiden Direktur Bank Negara Indonesia. Anggota dewan direksi lainnya juga diambil dari pimpinan Poesat Bank Indonesia, yaitu T.R.B. Sabaroedin sebagai Direktur I, Mr. Soekasno sebagai Direktur II, dan Mr. A. Karim sebagai Sekretaris Direksi. Pemerintah juga mengeluarkan UU No. 17 Tahun 1946 tentang Pengeluaran Uang RI dan UU No. 19 Tahun 1946

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 175

tentang Nilai Tukar Uang RI. Peraturan ini dimaksud sebagai landasan penyaluran Uang Republik Indonesia sebagai alat pembayaran yang sah. Dengan ditetapkannya kedua UU itu, maka Oeang Republik Indonesia (ORI) merupakan alat pembayaran pertama pemerintah RI yang sah. Untuk lebih meningkatkan peran Bank BNI dalam mendukung perjuangan, maka didirikan Cabang Bank BNI di Garut dengan pimpinan cabang Mashudi (Anggota Komite Nasional Indonesia Pusat Bandung dan Anggota Keamanan Daerah). Sebagai pertimbangan karena di wilayah tersebut terdapat tambang emas Cikotok, sebagai salah satu sumber perdanaan dalam mendukung perjuangan di wilayah Jawa Barat maupun dibawa ke Bukittinggi untuk keperluan Pemerintah Darurat RI. Tanggal 15 September 1948 didirikan cabang baru di daerah Kutaraja (sekarang Banda Aceh). Pada 19 Desember 1948 terjadi Agresi Militer Belanda II yang mengakibatkan didudukinya pusat pemerintahan RI di Yogyakarta oleh Belanda. Keadaan ini diikuti dengan ditutupnya seluruh Cabang Bank BNI, kecuali Bank BNI Cabang Kutaraja yang masih tetap melakukan kegiatan operasional sehari-hari, baik sebagai bank sirkulasi maupun bank umum yang dipimpin oleh M. Adam dan Potan Arif Harahap. Dalam situasi demikian, Pemerintah RI kemudian memberi tugas khusus kepada Bank BNI Cabang Kutaraja untuk mencetak dan mengedarkan Oeang Republik Indonesia Daerah Aceh (ORIDA) kepada rakyat Indonesia di kawasan Sumatera. Dalam perjalanan sejarahnya, Bank BNI telah mengalami beberapa kali perubahan nama. Berawal sebagai suatu yayasan dengan nama “Poesat Bank Indonesia” pada bulan Oktober 1945, pada 5 Juli 1946 namanya berganti menjadi ‘Bank Negara Indonesia’. Konferensi Meja Bundar yang berakhir 2 November 1949 meniadakan status Bank BNI sebagai bank sentral. Keputusan konferensi menetapkan De Javasche Bank diberi tugas sebagai Bank Sentral, sedangkan Bank BNI ditetapkan sebagai Bank Pembangunan. Meskipun demikian sampai akhir tahun 1954 nasib ini masih belum menentu, disebabkan adanya perbedaan pendapat antara pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan Republik Indonesia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 176

terkait kepemilikan dan pengawasan operasionalnya. Status Bank BNI sebagai bank umum secara hukum ditetapkan pada 4 Februari 1955 dengan dikeluarkannya UU Darurat No. 2 Tahun 1955 tentang Bank Negara Indonesia dan pada tahun 1961 UU Darurat terebut dijadikan Undang- undang. Berdasarkan UU tersebut tugas dan lapangan Usaha Bank BNI adalah membantu dan memajukan kemakmuran rakyat dan pembangunan perekonomian nasional. Kemudian dalam tahun 1965, melalui Penetapan Presiden No. 17 Tahun 1965 tentang Pengintegrasian Bank-bank Umum Negara dan Bank Tabungan Pos ke dalam suatu bank tunggal. Bank-bank pemerintah diintegrasikan ke dalam Bank Tunggal dengan sebutan Bank Negara Indonesia. Bank Indonesia sebagai bank sentral berubah nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit I; Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) menjadi Bank Negara Indonesia Unit II; Bank Umum Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV; Bank Tabungan Pos menjadi Bank Negara Indonesia Unit V. Bank Negara Indonesia sendiri berganti nama menjadi “Bank Negara Indonesia Unit III”. Selanjutnya pada tahun 1968 melalui UU No. 17 Tahun 1968 yang khusus mengatur kegiatan usaha Bank Negara Indonesia telah ditetapkan bahwa nama resmi Bank Negara Indonesia Unit III diganti dengan “Bank Negara Indonesia 1946”. Mulai tahun 1992 sampai sekarang bank ini masih aktif dengan nama resminya (legal name) adalah “PT Bank Negara Indonesia (Persero)”, dengan “Bank BNI” sebagai nama sebutan (call name).

Riwayat Arsip Menurut informasi dari Direktorat Akuisisi, pada 17 Nopember 2009 pimpinan Divisi Umum PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Bapak Drs. Tatak Soejadi, MBA., menyerahkan Arsip Bank BNI kepada ANRI yang diterima oleh Direktur Akuisisi arsip Bapak Tulkah Mansyur dengan rincian arsip konvensional kurun waktu tahun 1945-1952 dan arsip foto kurun waktu 1951-1992.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 177

Lingkup dan Isi Secara garis besar, Arsip PT Bank Negara Indonesia (Persero) dibedakan menjadi dua jilid Inventaris yaitu untuk arsip tekstual dan arsip foto. Inventaris Arsip Jilid I merupakan Arsip Tekstual berisi mengenai Umum yang meliputi Kesekretariatan, Rumah Tangga, Kepegawaian, Peraturan Perundangan, Perpustakaan; Keuangan dan Pembukuan yang meliputi Keuangan (Wesel, Efek, Mata Uang, Kas dan Simpanan), Pembukuan (Neraca, Bukti Pengeluaran); Statistik; dan Kredit yang meliputi Pengajuan Kredit, Stockvorming, Ekspor Impor. Sedangkan untuk Inventaris Arsip Jilid II adalah Arsip Foto mengenai beberapa kegiatan yang diadakan oleh Bank BNI, antara lain: 10 Tahun BNI 1946-1956, Aktivitas di BNI kurun waktu 1946-1956, Kunjungan PJM Presiden Soekarno di Proyek Pembangunan Kantor Bank BNI, Malam Ramah Tamah Gubernur Jakarta dengan BI dan Bank BNI dan Pengusaha-pengusaha penerbangan di King’s Palace Restoran Jakarta.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Arsip PT Bank Negara Indonesia (Persero) pada pelaksanaan akuisisi tahun 2009 sudah di olah dan ditata fisik dan informasinya dalam bentuk Inventaris pada Tahun Anggaran 2015. Inventaris berjumlah 2 (dua) jilid dibedakan berdasarkan media arsipnya. Adapun judul dari Finding Aids tersebut yaitu Inventaris Arsip PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1945-1952: Arsip Tekstual (Jilid I), dan Inventaris Arsip PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1946-1992: Arsip Foto (Jilid II). Tim pengolah terdiri atas Endang Radiyani (Penanggung jawab teknis kegiatan), Mochamad Satriyanto (Koordinator), Arum Esthu Domaz K.B (Sekretaris), dengan Risma Manurung, Hafid Furqoni, Octavia Syafarwati, Intan Lidwina, Ghesa Ririan Mitalia, Nugrahita Rizky, Emi Jarwati, dan Winda Wahyuningtyas (Anggota).

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 178

Contoh Deskripsi Arsip Tekstual a. Nomor Arsip 1 Surat kuasa dari Sekretariat Negara RI kepada R.M. Margono Djojohadikoesoemo untuk menyusun dan melakukan persiapan pembentukan Bank BNI serta Rancangan Undang-Undang Bank BNI, 26 September 1945 dan 7 Januari 1946. b. Nomor Arsip 441 Berkas mengenai Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 3 tahun 1946 tentang Kewajiban Menyimpan Uang dalam Bank, 5 Agustus-29 Oktober 1946. c. Nomor Arsip 1333 Surat dari Sekretaris Direksi Bank BNI Yogyakarta kepada Bank BNI Jakarta mengenai pinjaman nasional 1946 I dan masalah pencetakan uang, 2 September 1946.

Contoh Deskripsi Arsip Foto a. BNI No. 38-47, 10 Tahun Bank BNI Ramah Tamah dengan Kepala Cabang Bank BNI di Rumah Kediaman Mr. Abdul Karim. (Ukuran 5R; Warna: Hitam Putih; Sumber: Album 62.VIII. 38-47). b. BNI No. 86-90. Kongres Persatuan Pegawai Bank BNI di Adhuc Stat Jakarta Tahun 1954. (Ukuran 5R; Warna: Hitam Putih; Sumber: Album 69.LXVIII. 38-42). c. BNI No. 334-349. Kunjungan PJM Presiden Soekarno Di Proyek Pembangunan Kantor Bank BNI, Jalan Lada, Jakarta, 25 Desember 1961. (Ukuran 5R; Warna: Hitam Putih; Sumber: Album 43.014. 1-16).

18. PT Bank Bukopin Tbk Kurun Waktu 1970-2010 (arsip tekstual), periode 1998-2003 sudah dibuatkan inventaris

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 179

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 1, 2 m arsip tekstual (0,2 m sudah diolah; 1 m belum diolah)

Profil Bank Bukopin Tbk (BBKP) berkantor pusat di Gedung Bank Bukopin, Jl MT Haryono Kav 50-51 Jakarta Selatan, operasional Bank Bukopin kini didukung oleh lebih dari 425 outlet yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time online. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro-banking yang diberi nama “Swamitra”, yang kini berjumlah 543 outlet, sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro. Saat ini, Bank Bukopin memiliki 41 kantor cabang, 129 kantor cabang pembantu, 75 kantor fungsional, 152 kantor kas, dan 35 payment points. Bank Bukopin Tbk (BBKP) didirikan di lndonesia Pada 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (disingkat BUKOPIN) dan mulai melakukan usaha komersial sebagai bank umum koperasi di Indonesia sejak tanggal 16 Maret 1971. Beberapa tonggak penting dalam perjalanan sejarah, Bank Bukopin antara lain perubahan nama menjadi Bank Bukopin pada tahun 1989. Dalam perkembangannya, Bank Bukopin telah melakukan penggabungan usaha dengan beberapa bank umum koperasi. Kemudian pada 2 Januari 1990 dalam Rapat Anggota Bank Umum Koperasi Indonesia memutuskan menganti nama bank menjadi Bank Bukopin. Selanjutnya, pada 1993 status perusahaan berubah menjadi perseroan terbatas, serta status sebagai bank devisa yang diperoleh di tahun 1997. Pada tahun 1998, Bank Bukopin termasuk satu dari sembilan bank yang mengikuti program rekapitulasi. Bank Bukopin menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 180

Bank Bukopin melangkah maju dan menempatkannya sebagai suatu bank yang kredibel. Operasional Bank Bukopin kini didukung oleh lebih dari 280 kantor yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time on-line. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro-banking yang diberi nama “Swamitra”, yang berjumlah 543 outlet, sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro. Dengan struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juli 2006, Bank Bukopin terus mengembangkan program operasionalnya dengan menerapkan skala prioritas sesuai strategi jangka pendek yang telah disusun dengan matang. Keseluruhan kegiatan dan program yang dilaksanakan pada akhirnya berujung pada sasaran terciptanya citra Bank Bukopin sebagai lembaga perbankan yang terpercaya dengan struktur keuangan yang kokoh, sehat dan efisien. Keberhasilan membangun kepercayaan tersebut akan mampu membuat Bank Bukopin tetap tumbuh memberi hasil terbaik secara berkelanjutan. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bank Bukopin Tbk, antara lain: PT Bosowa Corporindo (pengendali) (30%), Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (KOPELINDO) (18,09%) dan Negara Republik Indonesia (11,43%). Berdasarkan Anggaran Dasar Bank, usaha BBKP mencakup segala kegiatan bank umum dengan tujuan utama memperhatikan dan melayani kepentingan gerakan koperasi di Indonesia. Pada 30 Juni 2006, BBKP memperoleh pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BBKP (IPO) kepada masyarakat sejumlah 843.765.500 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran sebesar Rp350,- per saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Juli 2006. Sampai pada saat ini, Bank Bukopin Tbk masih aktif di dunia perbankan.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 181

Riwayat Arsip Menurut data dari Direktorat Akuisisi, pelaksanaan akuisisi Arsip Bank Bukopin dilaksanakan beberapa kali, yaitu pada tahun 2004; kemudian pada tanggal 23 Maret 2007 di ANRI dengan Berita Acara Serah Terima Arsip yang ditandatangani oleh Anna Siregar, SE Koordinator Kearsipan PT Bank Bukopin Tbk kepada Dra. Dian Vitriana Kasubdit Akuisisi Arsip Perusahaan ANRI; akuisisi berikutnya pada tanggal 23 Juli 2012 dengan disertai Daftar Arsip Statis Yang Diserahkan; dan akuisisi pada tanggal 14 Mei 2013. Kedua akuisisi terakhir tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Arsip Bank Bukopin berisi informasi mengenai Laporan Tahunan 1998-2005, Kumpulan Surat-Surat Keputusan Bank Bukopin, Akta-Akta, Draf MoU Kerjasama, dan beberapa data pengurus, direksi, komisaris.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Arsip Bank Bukopin hasil pada pelaksanaan akuisisi pertama tahun 2004 sudah dibuatkan inventaris berjudul Inventaris Arsip PT INKA, PT Pelabuhan Indonesia IV, dan Bank Bukopin (1952-2002. Inventaris ini dikerjakan pada tahun 2006 oleh Sri Rustiningrum. Sedangkan arsip Bank Bukopin hasil akuisisi kedua dan ketiga belum diolah.

Contoh Deskripsi Arsip 1. Laporan Tahunan 1998 Bank Bukopin, 1999. 2. Laporan Tahunan 1999 Bank Bukopin, 2000. 3. Laporan Tahunan 2000 Bank Bukopin, 2001. 4. Laporan Tahunan 2001 Bank Bukopin, 2002. 5. Laporan Tahunan 2002 Bank Bukopin, 2003.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 182

19. PT Jasa Raharja (Persero) Kurun Waktu 1980-2002

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,1 m arsip tekstual

Profil PT Jasa Raharja (Persero) yang beralamat di Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-2, Jakarta. Perusahaan ini memiliki 28 kantor cabang, 61 kantor perwakilan, dan 60 Kantor Pelayanan PT Jasa Raharja (Persero) (KPJR) yang tersebar diseluruh Indonesia. PT Jasa Raharja (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perasuransian. Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari kebijakan pemerintah melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan milik Belanda dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan Belanda. Penjabaran undang-undang tersebut dalam bidang asuransi kerugian, pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asuransi kerugian Belanda berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1960 tentang Penentuan Perusahaan Asuransi Kerugian Belanda yang dikenakan Nasionalisasi. Adapun perusahaan-perusahaan yang dinasionalisasi yaitu perusahaan Firma Bekouw & Mijnssen di Jakarta, perusahaan Firma Blom& van Der Aa di Jakarta, dan Perusahaan Firma Sluyters di Jakarta. Peraturan pemerintah tersebut ditetapkan tanggal 16 Januari 1960, namun berlaku surut sampai tanggal 3 Desember 1957. Beberapa perusahaan yang telah dinasionalisasi tersebut ditetapkan dengan status badan hukum Perusahaan Negara Asuransi Kerugian (PNAK) sesuai dengan Undang-Undang Nomor

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 183

19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara yang seluruh modalnya merupakan kekayaan Negara Republik Indonesia. Berdasarkan Pengumuman Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No. 12631/B.U.M. II. tanggal 9 Februari 1960, nama Firma Blom & Van Der Aa, Firma Bekouw & Mijnssen, Firma Sluyters & Co, dan N.V Assurantie Maatschappij di Jakarta diganti menjadi Perusahaan Asuransi Kerugian Negara Ika Bhakti dan N.V Assurantie Kantoor Langveldt-Schroder di Jakarta diganti menjadi Perusahaan Asuransi Kerugian Negara Ika Dharma. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Eka Karya, keempat PNAK tersebut yang semula berdasarkan Pengumuman Menteri Keuangan (Badan Penguasa Perusahaan-perusahaan Asuransi Kerugian Belanda) No. 12631/B.U.M. II. tanggal 9 Februari 1960 yang nama perusahaannya disebut dengan “Ika” menjadi “Eka”. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, keempat PNAK tersebut yaitu Eka Bhakti, Eka Dharma, Eka Mulya dan Eka Sakti pada 1 Januari 1961 dilebur untuk menjadi satu perusahaan dengan nama PNAK Eka Karya. Dengan peleburan tersebut, maka segala hak dan kewajiban, kekayaan, pegawai dan usaha keempat perusahaan tersebut beralih kepada PNAK Eka Karya. Dalam Pengumuman Menteri Keuangan (Badan Penguasa Perusahaan-perusahaan Asuransi Kerugian Belanda) Nomor: 29495/B.U.M.II tanggal 31 Desember 1960, penyebutan perusahaan- perusahaan tersebut kembali menggunakan “Ika” termasuk perusahaan yang baru didirikan tersebut yaitu “Ika Karya”. Adanya perbedaan tersebut disebabkan karena Pengumuman Menteri Keuangan tersebut diterbitkan mendahului diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Eka Karya yaitu pada 24 Maret 1961.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 184

PNAK Eka Karya yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dan dapat mempunyai kantor cabang, kantor perwakilan, agen atau koresponden di dalam dan/ atau di luar negeri. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Djasa Rahardja, mulai 1 Januari 1965 PNAK Eka Karya dilebur menjadi perusahaan baru dengan nama “Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja” dan seluruh kekayaan, pegawai dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya dialihkan kepada PNAK Jasa Raharja. Berbeda dengan PNAK Eka Karya yang memberikan pertanggungan yang bersifat umum untuk segala jenis asuransi, maka PNAK Jasa Raharja didirikan dengan kekhususan memberikan pertanggungan dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang termasuk reasuransi dan perantaraan dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang. Pada 30 Maret 1965 Pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan Nomor: B.A.P.N. 1-3-3 yang menunjuk PNAK Jasa Raharja untuk melaksanakan penyelenggaraan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Pada tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi Perusahaan Umum (Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.750/KMK/IV/II/1970 tanggal 18 November 1970, yang merupakan tindak lanjut dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 Tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara Menjadi Undang- Undang. Pasal 2 ayat 2 dari UU tersebut menyatakan bahwa PERUM adalah Perusahaan Negara yang didirikan dan diatur berdasarkan ketentuan- ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 185

Pada tahun 1978 yaitu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1978 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Umum Asuransi Kerugian “Jasa Raharja”, selain mengelola pelaksanaan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Undang-Undang Nomor 34 tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, Jasa Raharja mendapat mandat tambahan untuk menerbitkan surat jaminan dalam bentuk Surety Bond. Penunjukan tersebut menjadikan Jasa Raharja sebagai pionir penyelenggara Surety bond di Indonesia, di saat perusahaan asuransi lain umumnya masih bersifat fronting office dari perusahaan surety di luar negeri sehingga terjadi aliran devisa ke luar negeri untuk kepentingan tersebut. Pada tahun 1980 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1980 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Asuransi Kerugian “Jasa Raharja” menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) tanggal 6 November 1980, status Jasa Raharja diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja. Anggaran Dasar Jasa Raharja tersebut selanjutnya dituangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah, S.H Nomor 49 Tahun 1981 tanggal 28 Februari 1981. Adanya perubahan nomenklatur kementerian, pada tahun itu juga pemerintah melalui Menteri Keuangan memperbaharui penunjukan Jasa Raharja dengan menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan No: 337/KMK.011/1981 tanggal 2 Juni 1981 tentang Penunjukan Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja untuk Menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Pada tahun 1994, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagai penjabaran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Peraturan Pemerintah tersebut mengatur antara lain ketentuan yang melarang Perusahaan Asuransi yang telah menyelenggarakan program

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 186

asuransi sosial untuk menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial. Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 hingga saat ini Jasa Raharja melepaskan usaha asuransi non wajib dan surety bond untuk lebih fokus dalam menjalankan program asuransi sosial yaitu menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Undang-Undang Nomor 34 tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

Riwayat Arsip Arsip PT Jasa Raharja (Persero) diserahkan kepada Arsip Nasional Republik Indonesia pada 3 Juni 2003 di PT Jasa Raharja (Persero). Penandatanganan penyerahan arsip dilakukan oleh Nanang H. Setiawan, SE, MM Sekretaris Perusahaan kepada Kuncari Naswan, SH Direktur Akuisisi ANRI.

Lingkup dan Isi Secara umum, Informasi arsip PT Jasa Raharja (Persero) mengenai peraturan, notulen, dana santunan, perizinan, IWPU, pemutusan hubungan kerja, perjanjian kerjasama, statistik perusahaan, usulan kenaikan jumlah dana santunan bagi korban/ ahli waris korban kecelakaan lalu lintas dan lain-lain.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Arsip PT Jasa Raharja sudah memiliki inventaris yang berjudul “Inventaris Arsip PT Pos Indonesia dan PT Jasa Raharja Tahun 1952- 2002.”

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 187

Contoh Deskripsi Arsip a. Nomor arsip 3 Instruksi Direksi Nomor Instruksi 37/VII/1981 tanggal 19 Agustus 1981 tentang Penghapusan Penggunaan Kartu Dana/Sertifikat Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ), 19 Agustus 1981. b. Nomor arsip 6 Surat dari Direktur Operasi Kantor Pusat kepada semua cabang Jasa Raharja No. P/SE/02/1/1991 tanggal 12 Januari 1991 tentang Pelaksanaan Kenaikan Dana Santunan tahun 1991, 12 Januari 1991. c. Nomor arsip 9 Surat Direktur Operasi Kantor Pusat PT Jasa Raharja (Persero) kepada Cabang Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Irian Jaya tentang Pemutusan Perjanjian Kerja Sama Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Alat Angkut Umum di Darat, Sungai/ Danau, Feri/ Penyeberangan, Laut dan Udara (IWPU) dengan Mission Aviation Fellowship (MAF), 5 Oktober 2001 – 8 Januari 2002.

20. PT Asuransi Kesehatan (Persero)/PT Askes (Persero) Kurun Waktu 1976-2008

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 2,2 m arsip tekstual

Profil PT Askes (Persero) yang saat ini beralih menjadi BPJS Kesehatan, beralamat di Jl. Letjend. Suprapto Kav. 20 No. 14 Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10510. Sejarah PT Askes (Persero) diawali sejak 1968 dengan dibentuknya Badan Penyelenggaraan Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK). Lembaga

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 188

ini merupakan kebijakan pemerintah era Soeharto untuk mengatur pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun (PNS dan ABRI) dan keluarga mereka dengan batasan tertentu. Menteri Kesehatan Indonesia Prof. Dr. G. A. Siwabessy yang kala itu menjabat menjadi orang pertama yang mengelola program besar kesehatan Indonesia ini sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968. Setelah berjalan kurang lebih 16 tahun, BPDPK yang awalnya hanya merupakan badan penyelenggara diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Husada Bhakti. Perusahaan ini dibentuk oleh pemerintah pada tahun 1984 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 dan 23 Tahun 1984. Fungsi dari Perum Husada Bhakti adalah untuk meningkatkan program jaminan dan pemeliharaan kesehatan bagi para peserta yang terdiri dari PNS, TNI/POLRI, pensiunan, dan keluarga dari peserta mulai dari istri/suami serta anak. Pada tahun 1991 Perum Husada Bhakti akhirnya diberi izin untuk memperluas jangkauan pesertanya. Jika awalnya yang dijamin hanyalah PNS, TNI/POLRI, pensiunan dan keluarganya, maka berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991, perusahaan bisa menyasar badan usaha lain beserta anggota keluarganya. Artinya pihak-pihak swasta bisa masuk ke dalam jangkauan Perum Husada Bhakti dengan membayar sebuah iuran tertentu setiap bulannya. Perusahaan Umum Husada Bhakti resmi diubah menjadi Perusahaan Perseroan atau PT Persero pada 1992. Keputusan ini diambil untuk menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992. Pengambilan keputusan ini didasarkan pada pertimbangan fleksibilitas pengelolaan keuangan. Akhirnya, dibuatlah sebuah perusahaan yang lebih mandiri agar bisa melaksanakan fungsinya dengan jauh lebih baik. Setelah menjadi Persero, nama PT Husada Bhakti (Persero) diubah menjadi Askes atau Asuransi Kesehatan. PT Askes (Persero) bekerja secara mandiri untuk mengurusi penyelenggaraan jaminan kesehatan khusus bagi warga-warga yang bekerja

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 189

kepada pemerintah hingga tahun 2005. Pemerintah akhirnya menerbitkan sebuah Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 124/MENKES/SK/XI/2001 dan Nomor 56/MENKES/SK/I/2005 untuk mengubah sistem kerja PT Askes (Persero) agar menjamin juga keluarga miskin yang tidak masuk dalam golongan Abdi Negara. PT Askes (Persero) akhirnya menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin. Dasar dari penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin atau Akseskin adalah UUD 1945, UU Nomor 23/1992 tentang kesehatan, UU Nomor 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dan yang terakhir Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 124 tahun 2014 serta Nomor 56 tahun 2005. Perjalanan dari PT Askes (Persero) akhirnya dilanjutkan lagi dengan perombakan di tahun 2014. Pemerintah Indonesia membuat sebuah badan bernama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang menggantikan fungsi PT Askes (Persero). BPJS Kesehatan bekerja secara menyeluruh untuk menjamin semua masyarakat di Indonesia tanpa terkecuali.

Riwayat Arsip Arsip PT Askes (Persero) diserahkan oleh BPJS Kesehatan kepada ANRI pada 20 Mei 2014 bertempat di Hotel Amarossa, Jakarta Selatan. Penyerahan arsip tersebut dicatat dalam Berita Acara Serah Terima Arsip BPJS Kesehatan Nomor: 76/BA/I.2/0514 Nomor: KN.00.01/51/2014 ditandatangani oleh Taufik Hidayat Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan dan Mustari Irawan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia.

Lingkup dan Isi Arsip BPJS yang disimpan di ANRI mengandung informasi mengenai Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (DPDPK), Perusahaan Umum (PERUM) Husada Bhakti, dan PT Askes (Persero). Informasi

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 190

mengenai tiga badan ini meliputi informasi hubungan masyarakat, produk hukum yang dihasilkan, stuktur organisasi dan tata laksana serta rapat dengar pendapat dengan DPR.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

21. PT Tabungan Asuransi Pensiun (Persero)/PT Taspen Kurun Waktu 1965-2012

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 4,6 m arsip tekstual

Profil PT Taspen (Persero) atau Tabungan Asuransi Pensiun merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa keuangan. Saat ini PT Taspen berpusat di Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih. Pembentukan Program Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1963 tentang Pembelanjaan Pegawai Negeri dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1963 tentang Tabungan Asuransi dan Pegawai Negeri. Adapun landasan hukum dari program kerja PT Taspen yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1956 tentang Pembelanjaan Pensiun; Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda; dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Selanjutnya pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil maka dilakukan proses penggabungan program kesejahteraan pegawai negeri yang terdiri dari Program Tabungan Hari Tua dan Pensiun yang dikelola PN Taspen.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 191

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk Perusahaan Negara, PN Taspen diubah menjadi Perum Taspen yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor: KEP.749/MK/V/II/1970. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1981 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), badan hukum Perum Taspen diubah menjadi PT Taspen (Persero). Perubahan tersebut tertuang dalam Anggaran Dasar yang dimuat dalam Akta Notaris Nomor 4 tanggal 4 Januari 1982, dibuat dihadapan Imas Fatimah, S.H., di Jakarta, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 547 tanggal 4 Februari 1983. Kemudian akta tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Nomor 04 tanggal 05 Februari 2014, dibuat di hadapan Pahala Sutrisno Amijoyo Tampubolon, S.H., M.Kn., di Jakarta, yang perubahannya telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada 12 Februari 2014 Nomor AHU-AH.01.10-04345. PT Taspen (Persero) sampai saat ini masih aktif untuk mewujudkan visi dan misi.

Riwayat Arsip Arsip PT Taspen diserahkan pada 28 Oktober 2014 dengan Berita Acara Nomor: BA-09/DIR/2014 Nomor: KN.00.01/109/2014 yang ditandatangani oleh A.A. NGR. Oka Muliawan Sekretaris Perusahaan PT Taspen dengan Mustari Irawan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia. Arsip PT Taspen (Persero) kembali diakuisisi pada 23 November 2015 dengan Berita Acara Serah Terima Nomor: BA-05/DIR/2015 Nomor: KN.00.01/150/XI/2015 antara Iwan Soeroto Sekretaris Perusahaan PT TASPEN dengan M. Taufik Deputi Bidang Konservasi Arsip ANRI.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 192

Lingkup dan Isi Secara umum, Informasi arsip PT Taspen (Persero) mengenai laporan kegiatan, rencana kerja dan anggaran, dan perkembangan PT Taspen antara lain struktur organisasi, RUPS, statistik PT Taspen, annual report, dan hearing DPR.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

K. Sektor Real Estate 1. PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) Kurun Waktu 1979-2003

Cakupan (Jumlah) dan Media Unit Deskripsi 0,2 m arsip tekstual

Profil PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) yang berkantor pusat di Jalan Raya Jogja-Solo Km. 16 Prambanan Sleman, Yogyakarta 55571. PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) juga memiliki kantor perwakilan yang beralamat di Gedung Sarinah, Jalan M.H. Thamrin Nomor 11 Lt. 12 Jakarta 10350. PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) didirikan tahun 1980, pada mulanya dengan nama PT Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1980 tentang Penyertaan Modal Negara RI untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan, yang ditindaklanjuti dengan akte Notaris

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 193

Soeleman Ardjasasmita, S.H. Nomor: 19 Tanggal 15 Juli 1980. PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko berada di bawah pengawasan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bekerja sama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Direktorat Jenderal Sejarah dan Arkeologi (bimbingan teknis). Dalam perkembangannya, dengan masuknya kawasan Ratu Boko menjadi bagian dari “Taman Wisata”, maka nama Perusahaan berubah menjadi PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) sesuai akte Notaris Soekemi, S.H. Nomor: 25 Tanggal 3 Agustus 1994. Dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 1 Tahun 1992 tentang Pengelolaan Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan serta Pengendalian Lingkungannya, kepada PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) diberi kewenangan penuh untuk mengelola Taman Wisata dimaksud. Kegiatan Usaha PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) meliputi kegiatan usaha berikut: a. Mengelola lingkungan Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Ratu Boko serta peninggalan sejarah dan purbakala lainnya sebagai taman wisata, termasuk kegiatan-kegiatan perencanaan teknis, pemeliharaan dan pengawasan lingkungannya, satu dan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Merencanakan dan mengembangkan dan memanfaatkan prasarana, sarana dan fasilitas umum lainnya di lingkungan Taman Wisata Candi untuk kegiatan pariwisata. c. Melakukan kegiatan usaha lainnya di bidang pariwisata. d. Melakukan kegiatan usaha dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki. PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko masih aktif beroperasi.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 194

Riwayat Arsip Arsip PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko diserahkan ke ANRI pada 12 Juli 2005 dengan disertai Daftar Arsip Statis Yang Diserahkan. Tidak didapati keterangan mengenai berita acara serah terima arsip.

Lingkup dan Isi Arsip PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko yang disimpan di ANRI mengandung informasi mengenai akta pendirian perusahaan, produk hukum Menteri Pariwisata dan Telekomunikasi, brosur profil perusahaan, dan kerja sama perusahaan dengan pihak lain.

Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Belum tersedia

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 195

DAFTAR PUSTAKA

BUKU/CETAKAN Agus Supriono dan Aris Toharisman, Bersama Mitra Membangun Perusahaan Agribisnis Tangguh. Surabaya: PT Perkebunan Nusantara X, 2007. Arsip Nasional Republik Indonesia, Daftar Arsip Film Pusat Produksi Film Negara (PPFN): Serie Gelora Pembangunan 1978-1983. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 2015. ------, Daftar Arsip Film Pusat Produksi Film Negara (PPFN): Seri Gelora Pembangunan 1978-1983. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 2015. ------, Daftar Arsip Film Pusat Produksi Film Negara (PPFN): Seri Siaran Khusus 1959-1978. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 2016. ------, Inventaris Arsip Foto Indonesian Press Photo Service (IPPHOS) 1945- 1950. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 2013. ------, Inventaris Arsip PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (1931) 1942-2008: Arsip Tekstual (Jilid I). Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 2015. ------, Inventaris Arsip PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (1931) 1942-2008: Arsip Kartografik dan Kearsitekturan (Jilid II). Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 2015. ------, Inventaris Arsip PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1945-1952: Arsip Tekstual (Jilid I). Jakarta, Arsip Nasional Republik Indonesia, 2015. ------, Inventaris Arsip PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1946-1992: Arsip Foto (Jilid II). Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 2015. ------, Inventaris Arsip PT INKA, PT Pelabuhan Indonesia IV, dan Bank Bukopin Tahun 1952-2002. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 2006. ------, Inventaris Arsip PT POS Indonesia dan PT Jasa Raharja Tahun 1952- 2002. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 2006. ------, Inventaris Arsip PT TIMAH (Persero) Tbk 1950-1991: Arsip Tekstual (Jilid I). Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 2015.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 196

------, Inventaris Arsip PT TIMAH (Persero) Tbk 1950-1991: Arsip Foto (Jilid II). Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 2015. Bondan Kanumoyoso, Menguatnya peran Ekonomi Negara: Nasionalisasi Perusahaan Belanda di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001. Furnivall, J.S, Hindia Belanda. Jakarta: Freedom Institute, 1999. Hartono, “Pengukuran Kinerja PT Balai Pustaka (Persero) dengan Pendekatan Balanced Scorecard”, Tesis S2, Bidang Ilmu Sosial Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia, 1999. Ishak Arep, “Beberapa Pandangan Serta Prospek Pabrik Semen Tonasa di Sulawesi Selatan dalam Konteks Pembangunan Indonesia Timur Khususnya, Indonesia Umumnya”, Penelitian dalam Rangka Proyek Peningkatan/ Pengembangan Perguruan Tinggi Universitas Tadulako. Palu: Balai Penelitian Universitas Tadulako, 1985. Jeny Eoh, “Budaya Perusahaan, Gaya Manajemen, dan Tim Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Kasus di PT Semen Gresik dan Semen Kupang”, Disertasi S3, Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia, 1991. Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia, PROFIL BUMN INDONESIA: Sinergi Membangun Negeri 2015. Jakarta: Kementerian BUMN, 2015 Mahasiswa Ilmu Sejarah UNS Angkatan 2013, Lokananta Sejak 1956: Sejarah dan Eksistensinya dalam Industri Musik di Indonesia. Surakarta: Oase Pustaka, 2016. Mamak Sutamat, Kompas: Menjadi Perkasa Karena Kata. Yogyakarta: Galangpress, 2012. McVey, Ruth (ed.), Southeast Asian Capitalist. New York: Cornel University, 1992. Perusahaan Gas Negara, Sejarah PGN 1859-2001 Edisi 1. Jakarta: Perusahaan Gas Negara, 2002. PT Jasa Raharja (Persero). 50 Tahun Jasa Raharja: Jalan Panjang Melayani. Jakarta: 2011.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 197

PT Perkebunan Nusantara X (Persero), Dari Masa ke Masa (Tahun 1996-2000). Surabaya: PTPN X, 2001. PT Perkebunan Nusantara X (Persero), Dari Masa ke Masa. Surabaya: PTPN X, 1998. ------, Membangun Kemitraan, Menuai Kepercayaan: Dinamika Perjalanan Pabrik Gula PT Perkebunan Nusantara X (2001-2006). Surabaya: PTPN X, 2007. PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero), Laporan Manajemen Perusahaan Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Tahun 2000. PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero), Laporan Tahunan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Tahun 1996. Pulo Marinus Simangunsong, “Beberapa Maslahat Management Produksi di Perusahaan Negara Kertas Padalarang”, Tesis S2, Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan Universitas 17 Agustus 1945. Jakarta: Universitas 17 Agustus 1945, 1970. Sam Setyautama, Tokoh-Tokoh Tionghoa di Indonesia. Jakarta: KPG, 2008. Tim Penyusun, PAL Indonesia: Lead Integrator Alutista Matra Laut, Membelah Samudera Mengamankan Nusantara. Surabaya: Abdistama Citrabestari, Tanpa Tahun. PT Garam (Persero), Sejarah P.N Garam. Kalianget: PT Garam, 1993. ______, Sejarah Jawatan Regie Tjandu dan Garam (1945-1949) Jawatan Regie Garam (1949-1952) PGSN (1952-1961). Kalianget: PT Garam, 1994. Tim Penyusun, Sejarah Nasionalisasi Aset-aset BUMN. Jakarta: Kementerian BUMN, 2014 Nasruddin Hars, dkk., Telekomunikasi Indonesia: Sejarah, Perkembangan dan Proyeksi ke Depan. Jakarta: PT Telkom dan IKAL, 1997. Widharma Raya Dipodiputro, “Privatisasi Program Pengembangan Pesawat Jet- N2130 Suatu Tinjauan Kebijakan Ekonomi Politik”, Tesis S2, Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia, 2001.

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 198

WEBSITE http://lira-bangkalan.blogspot.co.id/2012/10/pendapat-hukum-legal-opinion.html, diakses 30 Agustus 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunan_Nusantara_IV https://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunan_Nusantara_V https://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunan_Nusantara_VII https://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunan_Nusantara_VIII https://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunan_Nusantara_X https://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunan_Nusantara_XI https://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunan_Nusantara_XIV www.bumn.go.id www.jasatirta1.co.id www.kompasgramedia.com www.pn8.co.id www.ptpn10.com www.ptpn11.co.id www.ptpn4.co.id www.ptpn7.com

GUIDE KHAZANAH ARSIP PERUSAHAAN 199