STRUKTUR PENYAJIAN TARI NGAJAT LESUNGPADA GAWAI BATU DAYAK IBAN KABUPATEN BENGKAYANG

Veronica Mega Violeta, Imma Fretisari, Ismunandar Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP Untan PontianakEmail:[email protected]

Abstract This research is depended on the unique and the special of Ngajat Lesung folk dance that made the reseacher interested to done the research about The Structure to Present Tari Ngajat Folk Dance in Gawai Batu of Dayak Iban Peoples in Seluas rural of Seluas District and Bengkayang Regency. The purpose of this research is to describe the structure to present Ngajat Lesung folk dance.Method that used in this research is descriptive method with qualitative research type. The research approach in this research is Choreography Approach.The data results are interview, observation, and documentation. Techniques of data validation in this research are using obervation extension and triangulation sources. Techniques of data analysis in this research are data reduction, data presentation, and verification. Ngajat Lesung Dance has structures which consist of initial, middle, and end movements. Other elements contained in the structure include, Floor design, Top design, Dance Dynamics, group composition, the theme, accompaniment, make up and clothing, dance property, place of performance, The result of this research is expected to be implemented in the teaching of art and culture subject to the VIII grade of the first semester one.

Keywords: Presentation Sturcture, NgajatLesungDance, Seluas Subdistrict.

PENDAHULUAN merupakan warisan budaya masa lampau Tari Ngajat Lesung merupakan yang diwariskan secara turun temurun oleh kebudayaan yang tumbuh dan masyarakat Dayak Iban pada jaman dulunya berkembang di Desa Seluas.Seluas hingga saat ini.hingga saat ini Tari Ngajat merupakan sebuah kecamatan yang Lesung masih bisa disaksikan dalam acara tidak jauh dengan wilayah perbatasan Gawai Batu Dayak Iban Desa Seluas yang - dan terletak di dilestarikan oleh sanggar Rentak Ruai. Kabupaten Bengkayang.Dayak Iban Keberadaan Tari Ngajat Lesung yang merupakan salah satu rumpun suku berkembang di Desa Seluas ini, memiliki Dayak yang terdapat di Kalimantan peran dalam kehidupan masyarakat yaitu Barat, dan Tawau dapat menjadi hiburan serta memberikan Sabah.Tari Ngajat Lesung ini ilmu yang positif dalam hal kesenian merupakan tarian asli dari Suku Dayak diantaranya, masyarakat dapat mengetahui Iban rumpun Semanggang Sarawak kesenian Dayak Iban yang berkembang di Malaysia yang tumbuh dan berkembang Desa Seluas Kecamatan Seluas, salah satu di Desa Seluas Kecamatan Seluas Etnik Dayak yang terdapat di Kabupaten Kabupaten Bengkayang. Bengkayang pada umumnya menepati Tari Ngajat Lesung identik dengan bagian utara Kalimantan Barat. budaya Dayak Iban.Tarian ini

1 Pada mulanya dalam suku Dayak masih banyak ditarikan didaerah-daerah Iban, Tari Ngajat Lesung hanya yang bertradisi kuat dan memiliki sistem ditarikan oleh laki-laki saja sebagai tari kepercayaan yang kuat pula.Tari hiburan serta ajang untuk menunjukan bergembira atau tari pergaulan sebagai ketangkasan seorang lelaki setiap habis sarana mengungkapkan rasa gembira atau berperang, namun seiring perkembangan untuk pergaulan antar wanita dan laki- jaman dalam tari Ngajat Lesung pada laki. saat ini telah dihadirkan penari Mendokumentasikan sebuah tarian perempuan untuk menambah keindahan tidak hanya menggunakan foto, tulisan, dan tampilan tari Ngajat Lesung. Dalam video.Namun ada juga dokumentasi tarian ini penari laki-laki harus bisa menggunakan notasi tari.Notasi Tari adalah menggigit lesung sambil menari system pencatatan gerak tari dengan menggunakan kekuatan gigi serta otot menggunakan lambang-lambang.Notasi tubuh agar menjadi seimbang ketika Laban merupakan satu diantara notasi menari sedangkan penari wanita hanya dengan standar internasional khusus untuk sebagai pendamping sambil menari di notasi gerak.Mengingat kurangnya sisi kanan dan kiri laki-laki yang pengetahuan mengenai tari tradisi yang ada menggigit lesung. di Kalimantan Barat, peneliti mencoba Menurut Soedarsono (1978:4) Tari merancang. adalah ungkapan ekspresi jiwa manusia Lesung yang digunakan dalam menari dalam bentuk atau melalui gerak-gerak ini memang berbeda dengan lesung pada ritmis yang indah. Menurut Curt Sach umumnya yang biasa digunakan untuk (dalam Soedarsono, 2001:86) tari menumbuk padi.Lesung berbentuk agak merupakan salah satu cabang seni yang panjang diperkirakan mencapai 1 m dengan mendapat perhatian besar di masyarakat. lebar 30 – 40 cm, serta memiliki motif Ibarat bahasa gerak, hal tersebut menjadi ukiran agar terlihat lebih indah. Saat ini alat ekspresi manusia dalam karya gerak tari Ngajat Lesung sudah memilki seni.Melalui tari orang dapat berbicara pola gerak yang baku terdapat tiga ragam lewat gerak tanpa harus gerak tari pada Tari Ngajat Lesung, yaitu berbicara.Dengan begitu, terjalin ragam gerak Nyilang atau Ngopai, dan komunikasi sosial melalui sebuah media gerak Rentak. Musik pengiring dalam tarian tari dimana orang dapat merasakan ini adalah musik tradisi khas Dayak Iban secara nyata dalam situasi yang nyaman memiliki alunan dengan tempo yang antar individu. sedang. Robby Hidajat (2001:15) Tari Ngajat Lesung memiliki ciri khas mengatakan bahwa Tari Tradisional tersendiri dalam bentuk penyajian baik, dari kerakyatan yakni tari yang tumbuh segi gerak, musik dan busana, dilengkapi secara turun temurun dalam lingkungan dengan unsur pendukung seperti properti masyarakat etnis, atau berkembang dan tata rias serta tempat pertunjukan, dalam rakyat (etnik), sering disebut dengan mengangkat permasalahan Folkdance. Menurut Soedarsono mengenai Struktur Penyajian Tari Ngajat (1978:6) tari memiliki tiga fungsi yakni: Lesung, merupakan faktor yang mendasari tari berfungsi sebagai upacara adat, tari pemikiran dan ketertarikan penulis untuk dapat berfungsi sebagai sarana untuk meneliti dari awal hingga akhir tentang mengungkapkan kegembiraan atau Struktur Penyajian Tari Ngajat Lesung di pergaulan, dan yang terakhir berfungsi Desa Seluas Kecamatan Seluas Kabupaten sebagai tontonan. Tari yang berfungsi Bengkayang. Mengingat kurangnya sebagai sarana dalam upacara adat pengetahuan mengenai tari tradisi yang ada digunakan dalam suatu agama atau di Kalimantan Barat, peneliti mencoba kepercayaan dan upacara adat, tarian ini merancang Tari Ngajat Lesung menjadi

2 sebuah materi ajar yang dikemas Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang berdasarkan kebutuhan kurikulum 2013, Kalimantan Barat. Di mana Kabupaten agar dapat diimplementasikan pada Bengkayang terletak dibagian utara pembelajaran Seni Budaya di sekolah Provinsi Kalimantan Barat yang terbagi dengan tujuan agar siswa memahami dalam 17 kecamatan, 117 desa dan 2 tradisi yang ada di daerah Kabupaten kelurahan, serta berbatasan langsung Bengkayang. dengan wilayah Sarawak-Malaysia. Sumber data yang penulis dapatkan METODE PENELITIAN dari Tari Ngajat Lesung di Desa Seluas Metode yang digunakan dalam Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang penelitian ini adalah metode ini adalah dari tokoh dan pelaku seni yang deskriptif.Menurut Ratna (2010:336) ada di Desa Seluas Kecamatan Seluas, metode deskriptif adalah metode yang sehingga data yang didapatkan lebih akurat tidak hanya menggambarkan subjek atau dalam melakukan observasi ini.Adapun objek, penelitian yang berdasarkan sumber informan yang menjadi narasumber fakta-fakta yang ada atau sebagaimana dalam penelitian ini adalah, Simon, Utandi, adanya. Akan tetapi metode ini bisa dan Karsono. Dalam hal ini untuk langsung menganalisis subjek atau objek memperkuat data penelitian, peneliti juga penelitian, yang dilakukan dengan cara mengamati sebuah video tari Ngajat Lesung mengurai sekaligus menganalisis, untuk mempermudah peneliti melakukan diharapkan objek dapat memberikan wawancara dengan narasumber terkait makna secara maksimal. dengan gerak tari, iringan musik, tata rias Berdasarkan pendapat diatas, dapat dan busana, properti tari dan tempat disimpulkan bahwa metode deskriptif pertunjukan yang digunakan untuk adalah suatu metode atau cara untuk membuat penelitian menjadi akurat. memecahkan masalah dengan Dalam penelitian ini penulis menganalisis permasalahan atau dengan menggunakan tiga teknik pengumpulan cara mengumpulkan data. Bentuk data, yaitu observasi langsung, wawancara penelitian yang digunakan dalam dan alat pengumpulan data. Observasi penelitian ini adalah kualitatif.Menurut adalah proses teknik pengambilan data yang Sugiyono (2017:207) dalam penelitian kompleks, suatu proses yang tersusun dari kualitatif instrumentnya adalah orang berbagai proses biologis dan psikologis atau human instrument, yaitu peneliti itu melalui pengamatan dan ingatan, Sutrisno sendiri.Dalam penelitian ini penulis (dalam Sugiyono, 2017:145). menggunakan pendekatan koreografi. Menurut Ratna (2010:222) wawancara Menurut Sumandiyo (2017:35), adalah cara memperoleh data data dengan pendekatan koreografi adalah sebuah berhadapan langsung, bercakap-cakap, baik pemahaman melihat atau mengamati antara individu dengan individu maupun sebuah tarian yang dapat dilakukan individu dengan kelompok. Wawancara dengan menganalisis konsep-konsep dilakukan penulis bersama narasumber “isi”, “bentuk”, dan “tekniknya”. Ketika utama, pelaku seni yang terlibat langsung konsep koreografi diatas sesungguhnya maupun yang tidak langsung pada tari merupakan satu kesatuan bentuk tari, Ngajat Lesung di Desa Seluas. namun dapat dipahami secara terpisah. Pada saat melakukan wawancara Sebuah pemahaman konsep “isi” tidak peneliti menghubungi narasumber untuk akan hadir tanpa “bentuk”, sementara membuat janji. Teknik dokumentasi perlu konsep “bentuk” sendiri tidak akan hadir dilakukan dalam penelitian mengenai tanpa “teknik” yang baik. Strutur Penyajian Tari Ngajat Lesung yang Penelitian mengenai Tari Ngajat dilakukan dengan cara pengambilan video Lesung ini berlokasi Di Desa Seluas yang sesuai dengan fakta yang diperoleh.

3 Pada tanggal 31 Mei 2018 peneliti Menurut Sugiyono (2017:273) triangulasi mendapatkan data dokumentasi berupa dalam pengujian kredibilitas ini diartikan video tari Ngajat Lesung dalam acara sebagai pengecekan data dari berbagai pembukaan Gawai Batu Dayak Iban sumber dengan berbagai cara dan berbagai Desa Seluas. Melalui video tari yang waktu. Dengan demikian terdapat sudah peneliti dapatkan, peneliti bisa triangulasi sumber, triangulasi teknik menguraikan hasil dokumentasi berupa pengumpulan data, dan waktu. Dalam hal video ke dalam bentuk skripsi, dengan ini peneliti menggunakan Triangulasi cara peneliti mengamati video tari Sumber, di mana untuk menguji kredibilitas Ngajat Lesung serta mempelajari tari data dilakukan dengan cara mengecek data Ngajat Lesung untuk mempermudah yang telah diperoleh melalui beberapa proses penelitian dengan ini tentunya sumber. dokumentasi yang diperoleh peneliti Peneliti kembali mengecek data yang bukan merupakan rekayasa karena data telah diperoleh melalui beberapa yang diperoleh benar-benar ada. narasumber.Selanjutnya peneliti melakukan Alat pengumpulan data yang analisis dan menghasilkan suatu kesimpulan digunakan penulis adalah penulis data. Menurut Sugiyono (2017:244) analisis sendiri, kartu pencatatan data yang data adalah proses mencari dan menyusun merupakan instrument pendukung yang secara sistematis data yang diperoleh dari berfungsi sebagai alat bantu dalam hasil wawancara, catatan lapangan dan pengumpulan data. Selain peneliti dokumentasi, dengan cara sebagai instrument utama, akan mengorganisasikan data ke dalam kategori, digunakan juga alat pengumpulan data menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan lain. Alat yang digunakan antara lain: sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih Kamera sebagai alat perekam, pedoman mana yang penting dan yang akan observasi, pedoman wawancara dan dipelajari, dan membuat kesimpulan buku catatan lapangan untuk pencatatan sehingga mudah dipahami oleh sendiri hasil wawancara. Selain itu penulis juga maupun orang lain. menggunakan kamera untuk mengambil gambar yang berhubungan dengan objek HASIL PENELITIAN DAN yang diteliti. PEBAHASAN. Adapun teknik yang digunakan Hasil Penelitian penulis adalah teknik perpanjang Tari Ngajat Lesung diperkirakan mulai pengamatan dan teknik triagulasi. dikenal pada tahun 1980-an di Desa Seluas, Sugiyono (2017:271) menyatakan tari Ngajat Lesung merupakan tarian asli perpanjangan pengamatan yaitu: peneliti Suku Dayak Iban dari rumpun Malaysia kembali kelapangan, melakukan yang tumbuh dan berkembang di Desa pengamatan dan wawancara lagi dengan Seluas. Berdasarkan penuturan bapak informan-informan atau narasumber Utandi, dayak Iban yang berada di Desa yang pernah ditemui maupun yang baru. Seluas merupakan pecahan dari kampung Tujuan dari perpanjang pengamatan ini Pareh Kecamatan Seluas yang sekarang adalah menjadikan hubungan penulis lebih dikenal dengan Desa Semunying Jaya. dan narasumber semakin akrab, saling Suku Dayak Iban di Desa Seluas dan mempercayai dan saling terbuka Semunying Jaya sama-sama berasal dari sehingga tidak ada informasi yang rumpun Malaysia. dirahasiakan. Peneliti mendapatkan informasi dari Triangulasi dalam pengujian Pak Usandi, Pak Simon dan Pak Karsono, kreadibilitas ini diartikan sebagai ketiga narasumber memaparkan bahwa tari pengecekan data dari berbagai sumber Ngajat Lesung ini berfungsi sebagai tari dengan berbagai cara dan waktu. hiburan. Tarian ini tercipta karena pada

4 jaman dulunya para lelaki dalam suku yang diundang pada Gawai Batu Dayak Dayak Iban masih memiliki tradisi Iban, gerak tarinya belum memiliki pola berperang atau dalam istilahnya yang baku. Sekitar tahun 2000-an Sanggar mengayau.Setelah pulang berperang Emperaja Sukma telah berganti nama (mengayau) para lelaki ini menghibur menjadi Sanggar Seni Rentak Ruai yang dirinya dengan menari sambil menggigit diketuai oleh anak kandung dari Bapak lesung dan dinamakan Ngajat Lesung Utandi yaitu Bapak Simon. yang artinya Menari Lesung, yang pada Tari Ngajat Lesung sudah mulai aktif jaman dulunya sanggat berat bisa ditarikan kembali pada tahun 2000-an dan mencapai puluhan kilo. Setiap lelaki sudah ditentukan satu penari laki-laki dan yang bisa menari dengan menggigit dua penari perempuan ditarikan sebagai tari lesung akan dianggap perkasa, di sinilah hiburan untuk menyambut tamu dan telah sang lelaki menunjukan keperkasaannya memiliki gerak dengan pola-pola gerak dan sebagai ajang untuk mencari jodoh. yang baku. Hadirnya penari perempuan Namun semakin lama tradisi berperang dalam tarian ini sebagai pendamping penari itu pun mulai menghilang, tetapi laki-laki dan juga agar tarian memiliki masyarakat suku Dayak Iban dari variasi dari segi sajian tari karena Semanggang Malaysia yang menetap di menampilkan gerak penari laki-laki dan Desa Seluas ini tetap mempertahankan gerak penari perempuan sehingga terlihat tradisi tari Ngajat Lesung hingga lebih indah untuk disaksikan.Usia tidak sekarang. dipermasalahkan dalam tarian ini, baik yang Makna tari Ngajat Lesung Dayak belum menikah maupun yang sudah Iban yang ada di Desa Seluas ini sama menikah boleh menarikannya. Bagi penari dengan Dayak Iban yang ada di daerah laki-laki, yang terpenting adalah masih lain yakni ingin menunjukan memiliki gigi serta otot tubuh yang kuat. keperkasaan seorang lelaki yang menari Kemudian tari Ngajat Lesung sambil menggigit lesung yang cukup mengalami pergeseran fungsi menjadi tari berat dengan menggunakan kekuatan tontonan/pertunjukan, karena untuk pertama gigi. Menurut Pak Karsono sendiri tari kalinya pada tahun 2013 tarian ini Ngajat Lesung ini memiliki tema untuk ditampilkan untuk mengikuti kompetisi mengingatkan manusia bahwa setiap Festival Budaya Bumi Khatulistiwa di dalam diri manusia sendiri memiliki Pontianak mewakili Kabupaten kekuatan, di mana kekuatan yang Bengkayang ditingkat Provinsi, tarian ini dimiliki manusia ini bersumber dari berhasil mencuri hati para juri dan lolos Yang Maha Kuasa dan kekutan itu menuju tingkat Nasional. Pada tahun 2014 diberi suatu keistimewaan, misalnya tari Ngajat Lesung ditampilkan kembali bagi laki-laki yang menari tarian ini. dalam acara Ragam Kreatif Indonesia di Ketika menggigit lesung bukan Taman Mini Indonesia Indah mengandalkan kekuatan gaib dari Jakarta.Kemudian tahun 2015 tari Ngajat leluhur tetapi kekuatan dari diri sendiri Lesung juga diminta untuk mengisi acara di dengan mengandalkan kekuatan gigi dan Kantor Satu Atap Bupati otot. Bengkayang.Hingga saat ini tari Ngajat Tari Ngajat Lesung pertama kali Lesung semakin dikenal dan selalu dibawa di Desa Seluas pada tahun 1980- ditarikan dalam acara Gawai Batu Dayak an oleh orang tua dari Bapak Utandi dan Iban Desa Seluas. para tetua-tetua lainnya melalui sebuah Informasi selanjutnya yang didapatkan sanggar bernama Emperaja Sukma. Pada dari ketiga narasumber, yaitu Bapak saat itu tari Ngajat Lesung hanya terdiri Usandi, Bapak Simon Petrus dan Bapak dari laki-laki saja ditarikan untuk Karsono dapat disimpulkan bahwa tari menyambut tamu dari desa-desa lain Ngajat Lesung adalah tari tradisional karena

5 tari tersebut termasuk tari untuk tenaga yang besar untuk menarikan tarian bergembira dan untuk tontonan ini terutama penari laki-laki.Tidak terdapat masyarakat. Tari Ngajat Lesung ini desain dramatik dalam tari Ngajat Lesung, tergolong jenis tari berkelompok, karena karena tarian ini tidak memiliki kenaikan ditarikan lebih dari satu orang.Pola klimaks atau penurunan klimaks. garap tari Ngajat Lesung termasuk Berikut di bawah ini peneliti dalam tari rakyat yang di mana tari mendeskripsikan masing-masing motif tersebut merupakan tari yang ditarikan gerak Nyilang, Ngopai dan Rentak. secara turun temurun dalam lingkungan Motif Gerak Nyilang, gerak pada masyarakat Dayak Iban dari rumpun bagian kaki dalam tari Ngajat Lesung Sarawak Malaysia Semanggang di Desa dinamakan gerak Nyilang. Gerak Nyilang Seluas Kecamatan Seluas Kabupaten ini digunakan sebagai gerak awal, tengah, Bengkayang. dan akhir dalam tari Ngajat Lesung.Geraknya dimulai dari kaki kanan Struktur Penyajian Tari Ngajat didepan disusul kaki kiri berada didepan Lesung kaki kanan dengan posisi agak menyilang, 1. Gerak Tari Ngajat Lesung selanjutnya saat kaki kiri maju kedepan Gerak pada Tari Ngajat Lesung ini disusul kaki kanan berada didepan kaki kiri terdapat tiga bagian yaitu awal-tengah- dengan posisi agak menyilang begitu akhir.Menurut informasi yang didapat seterusnya dari awal hingga akhir. dari ketiga narasumber tari ini dibuka Motif Gerak Ngopai, gerak pada dari pemain musik yang memukul bagian tangan dalam tari Ngajat Lesung bebenai sebanyak 5 kali kemudian satu dinamakan gerak Ngopai. Gerak Ngopai ini penari laki-laki dan dua penari juga digunakan sebagai gerak awal tengah perempuan dengan posisi berbaris dan akhir dalam tarian Ngajat sejajar, penari laki-laki berada Lesung.Gerak Ngopai digunakan oleh dibelakang, kemudian penari mulai penari perempuan sedangkan penari laki- bergerak dengan gerak Nyilang , Ngopai laki untuk gerak tangannya spontan dan Rentak. Setelah mendekati lesung mengikuti arah tubuh. Gerak Ngopai yang telah diletakan tak jauh dari posisi dimulai dari tangan kanan direntangkan dan penari berdiri, penari perempuan yang agak dibengkokan, posisi telapak tangan paling depan bertugas mengambil lesung menghadap ke bawah, tangan kiri dilipat di dengan kedua tangan dan membawa depan dada serong depan kanan dengan lesung ke tengah arena pertunjukan telapak tangan menghadap ke bawah, secara sambil menari. Tari Ngajat Lesung dari bersama-sama tangan diayunkan ke awal hingga akhir tidak mengalami samping kanan dan ke depan sehingga perubahan ragam gerak karena tarian ini posisi tangan kanan berada didepan dan hanya memiliki satu ragam gerak yang tangan kiri menekuk disamping kiri, terdiri dari tiga motif gerak yaitu selanjutnya bergantian tangan kiri Nyilang, Ngopai, dan Rentak, serta direntangkan disamping kiri agak memiliki keunikan pada aksen bagian dibengkokan, posisi telapak tangan bahu yang menjadi ciri khas gerak menghadap ke bawah, tangan kanan dilipat tradisi Dayak Iban. di depan dada serong depan kiri dengan Tari Ngajat Lesung ini merupakan telapak tangan kanan menghadap ke bawah, sebuah gerak tari yang dalam setiap secara bersama-sama diayunkan kesamping geraknya memiliki ruang, waktu dan kiri dan ke depan sehingga posisi tangan tenaga.Hampir disetiap ragam gerak tari kiri berada didepan dan tangan kanan Ngajat Lesung ini memiliki ruang yang menekuk disamping kanan begitu luas dengan waktu yang digunakan seterusnya dari awal hingga akhir. tergolong sedang, serta dibutuhkan

6 Motif Gerak Rentak, gerak pada kaki dan lengan diarahkan kebelakang, bagian kaki dalam tari Ngajat Lesung kedepan atau serong. dinamakan gerak Rentak. Gerak ini Tari Ngajat Lesung tergolong tarian biasanya digunakan oleh penari laki-laki yang tidak banyak memiliki pola ragam gerak Rentak beriringan dengan dengan gerak, tari Ngajat Lesung juga memiliki gerak Nyilang.Gerak Rentak dimulai pola desain statis yaitu menggunakan garis- ketika penari laki-laki menari dengan garis lurus pada anggota badan walaupun gerak Nyilang kemudian secara reflek anggota badan lain bergerak. Selain desain mengangkat kaki kanan dan kiri secara di atas tari Ngajat Lesung juga memiliki bergantian seperti melompat kecil. desain tinggi, yaitu desain yang dibuat pada Gerak kaki Rentak ini akan muncul bagian dada para penari ke atas.Tarian ini secara reflek oleh penari laki-laki. memang melibatkan semua anggota tubuh penari maka dari itu tarian ini juga memiliki 2. Desain Lantai desain medium merupakan desain yang Tari Ngajat Lesung ini memiliki dipusatkan pada daerah sekitar dada ke desain lantai yaitu, pola garis lengkung, bawah sampai pinggang penari. Desain yang dimaksud dengan pola garis rendah juga terdapat dalam tarian ini, lengkung adalah garis lengkung yang merupakan desain yang dipusatkan dari dapat dibuat lengkung kedepan, pinggang penari sampai lantai misalnya kebelakang, kesamping dan serong.Dari ketika penari laki-laki akan mengambil dasar garis lengkung ini juga dapat lesung menggunakan gigi terlebih dahulu dibuat lingkaran misalnya dari posisi berlutut kemudian membungkukan badan serong membentuk lingkaran.Dalam hal ke depan. ini, desain lantai yang terdapat pada gerak awal tari Ngajat Lesung adalah 4. Dinamika desain lantai lurus.Kemudian desain Tari Ngajat Lesung memiliki dinamika lingkaran terdapat di gerak tengah pada yang sedemikian rupa seperti pergantian saat para penari mengelilingi lesung level pada saat penari wanita meletakan sebagai properti dan penari laki-laki lesung di tengah arena pertunjukan dengan bersiap menggigit lesung. Selanjutnya posisi berlutut kemudian berdiri kembali, desain lantai lingkaran juga terdapat di selanjutnya penari laki-laki yang kembali gerak akhir yaitu pada saat para penari berlutut saat hendak bersiap-siap menggigit kembali mengelilingi lesung menuju lesung. Selanjutnya juga terdapat tempo keluar arena pertunjukan. dalam tari Ngajat Lesung yaitu ketika gerak tari yang mengalun sesuai dengan iringan 3. Desain Atas musik. Terdapat juga pergantian gerak Tari Ngajat Lesung juga memiliki badan yang terdapat pada penari laki-laki desain atas, yang dimaksud dengan yaitu pergantian gerak badan ketika akan desain atas adalah desain yang berada di mulai bersiap menggigit lesung penari laki- atas lantai yang dilihat oleh penonton laki berdiri terlebih dahulu kemudian hanya dari arah depan saja. Tari Ngajat berlutut, mencondongkan tubuh Lesung ini memiliki beberapa desain kebelakang, selanjutnya kembali posisi atas diantaranya desain datar yaitu berlutut dan membungkuk untuk menggigit desain yang apa bila dilihat dari arah lesung. penonton badan penari tampak dalam postur semua anggota badan tampak 5. Komposisi Kelompok mengarah kesamping. Kemudian Dalam tari Ngajat Lesung ada terdapat juga desain dalam yang beberapa desain yang terdapat pada tarian merupakan desain apabila dilihat dari tersebut antara lain desain serempak arah penonton, badan tampak seperti (unison), desain berimbang (balanced). 1)

7 Desain serempak (unison) yaitu terdapat mana, pada saat proses menggigit lesung pada gerak awal di desain lantai pada menjadi simbol utama dalam tarian ini. pola lantai 1 dan 2 ketika penari menari Karena disini para laki-laki akan memasuki arena pertunjukan, kemudian menunjukan kekuatannya sekaligus menarik desain lantai gerak tengah pada pola hati para wanita yang menyaksikannya, lantai 2 yaitu ketika penari dengan posisi maka dari itu berdasarkan informasi dari sejajar, selanjutnya pada desain lantai narasumber tarian ini dulunya juga sebagai gerak akhir pada pola lantai 1 dan 3, ajang mencari jodoh karena wanita akan ketika penari akan keluar arena memilih laki-laki yang mampu menggigit pertunjukan. 2). Desain berimbang lesung sambil membawanya menari. terdapat pada desain lantai gerak tengah pada pola lantai 3 yaitu ketika penari 7. Iringan Musik laki-laki maju ke depan dari antara Pada masyarakat Dayak Iban, dulunya kedua penari perempuan, kemudian alat musik yang digunakan untuk mengiring pada pola lantai 4 yaitu ketika penari tari Ngajat Lesung ini hanya berupa gong. laki-laki kembali sejajar dengan penari Pada tahun 1980-an saat mulai dibawanya perempuan, selanjutnya kedua penari tari Ngajat Lesung ini di Desa Seluas, perempuan yang maju ke depan secara mulailah dikenal alat musik pengiring tari bersamaan. Ngajat Lesung ini. Informasi yang didapatkan dari bapak Usandi alat musik 6. Tema ini dibawa langsung dari Semanggang Tema yang digunakan dalam tari Malaysia. Berdasarkan informasi yang Ngajat Lesung ini merupakan kehidupan didapat dari ketiga narasumber alat musik masyarakat suku Dayak Iban yang saat yang digunakan untuk mengiring tari ini bermukim di Desa Seluas.Ngajat Ngajat Lesung adalah Gendang, Gong lesung memiliki arti Menari Lesung. (Tawek), Bebenai (Canang) dan Kolintang Tarian ini dulunya ditarikan oleh para (Engkerumung).Tidak terdapat syair dalam laki-laki Iban sehabis berperang yang iringan musik ini.

Gambar 1. Jenis Alat Musik Gendang Gambar 2. Jenis Alat Musik Kolintang.

Gambar 3. Jenis Alat Musik Gong Gambar 4. Jenis Alat Musik Bebenai

8 8. Tata Rias dan Busana mempertajam ekspresi dari karakter Tata rias yang digunakan pada tarian yang dibawakan.Tata rias yang tari Ngajat Lesung adalah tata rias digunakan oleh penari Ngajat Lesung simbolis, berfungsi mempertegas dan ini memang tergolong sangat sederhana menebalkan garis-garis wajah, tetapi tetap indah dipandang oleh dimana penari tetap menunjukan penonton. wajah aslinya tetapi sekaligus

Gambar 5. Tata Rias Penari Perempuan. Gambar 6. Tata Rias Penari Laki-Laki

Untuk tata busana pada tari Ngajat serta rok tenun khas dayak iban. Panjang Lesung ini menggunakan tata busana rok yang digunakan sepanjang simbolis, yaitu tata busana yang selutut.Untuk kepala menggunakan Sugu memiliki simbol-simbol khusus dalam Ganggang atau jamang.Busana yang pertunjukan yang berbeda dari busana digunakan adalah cawat atau sirat belit, sehari-hari.Busana yang digunakan baju tenun, celana, serta rompi yang terbuat merupakan pakaian khas suku Dayak dari kulit dan bulu domba yang dibagian Iban Semanggang Malaysia. Tata tengah baju terdapat tengkorak kepala Busana Penari Perempuan bagian atas monyet lengkap dengan aksesoris kepala memakai teratai khas dayak iban, baju yang dihiasi bulu burung dan kepala dalam warna hitam tak berlengan, korset burung.

Gambar 7. Busana Penari Perempuan Gambar 8. Busana Penari Laki-Laki

9 9. Properti Tari Pada awal pembuatan berat lesung Pada jaman dulu properti tari Ngajat mencapai 13kg ini dikarenakan kayu Lesung dalam masyarakat Dayak Iban masih dalam keadaan baru, lama-lama Semanggang Malaysia terbuat dari kayu kelamaan berat kayu pun berkurang yang sangat berat salah satunya kayu jenis sehingga hanya menjadi 8kg namun ini belian.Masyarakat Dayak Iban dari tetap masih tergolong cukup berat untuk Semanggang Malaysia ini salah satunya dibawa menari sambil digigit. Untuk bernama bapak Usandi datang dan menambah keindahan lesung pada sisi kiri bermukim di Desa Seluas.Beliau jugalah dan kanan lesung diberi ukiran bermotif yang memperkenalkan tari Ngajat Lesung dayak dan motifnya tergolong motif ini pada sanak saudaranya yang turut kreasi, tidak ada makna dalam ukiran ini bermukim di Desa Seluas. hanya sebagai kebutuhan estetika agar Lesung ini memiliki panjang kurang terlihat indah dan unik dimata penonton. lebih 1m dengan lebar sekitar 30-40cm.

Gambar 9. Properti Tari (Lesung).

10. Tempat Pertunjukan berbentuk arena karena penonton dapat Untuk saat ini Tari Ngajat Lesung ini menyaksikan tarian dari sisi depan, sisi ditampilkan di panggung yang dibuat kanan dan sisi kiri, dan juga berbentuk secara swadaya oleh masyarakat dalam panggung tertutup karena tempat acara Gawai Batu Dayak Iban di Desa pertunjukan yang digunakan berdinding Seluas, panggung yang digunakan dan beratap.

Gambar 10. Tempat Pertunjukan Tari Ngajat Lesung.

Rancangan Implementasi Tari Ngajat selalu berubah-ubah.Pada tahun 2018 ini Lesung Di Desa Seluas Kecamatan pemerintah mewajibkan menggunakan Seluas. kurikulum 2013kurikulum ini merupakan Dalam pendidikan di Indonesia setiap kurikulum yang mulai dilaksanakan di tahunnya kurikulum yang digunakan masing-masing sekolah di

10 Indonesia.Berkaitan dengan tari.Desain lantai merupakan unsur pengimplementasian hasil penelitian pendukung tari Ngajat Lesung, Desain skripsi ini, tari Ngajat Lesung dapat atas menggunakan desain datar, desain dijadikan bahan rujukan guru Seni tinggi, desain statis, desain medium dan Budaya SMP kelas VIII untuk dijadikan desain rendah. referensi dalam pembelajaran seni tari Kemudian tarian ini juga memiliki disekolah.Struktur penyajian tari Ngajat dinamika, seperti pergantian level, tempo Lesung yang didalamnya juga terdapat dan pergantian gerak badan.Tari Ngajat elemen pendukung dapat dijadikan Lesung memiliki komposisi kelompok sebagai bahan ajar. serempak dan berimbang.Tema dalam Berkenaan dengan bahan ajar tarian merupakan kehidupan masyarakat tersebut maka siswa diharapkan mampu Dayak Iban yang saat ini bermukim di mengapresiasi seni tari daerah setempat Desa Seluas Kecamatan Seluas Kabupaten atau seni tari tradisional.Siswa juga Bengkayang.Iringan musik dalam tari diharapkan mampu mengidentifikasi dan Ngajat Lesung diantaranya gendang, menampilkan tari Ngajat Lesung pada gong, bebenai, dan kolintang.Tata rias dan materi tari daerah setempat. busana dalam tarian ini adalah realis dan Elemen pendukung yang terdapat simbolis.Properti yang digunakan dalam dalam sebuah tari Ngajat Lesung yaitu : tarian ini adalah lesung, Tempat gerak tari, properti tari, iringan musik, tata pertunjukan yang digunakan dalam tari rias dan busana, serta tempat pertunjukan Ngajat Lesung ini adalah panggung tari. Skripsi tentang tari Ngajat Lesung ini berbentuk arena dan tertutup. dapat menambah materi pembelajaran dalam mata pelajaran Seni Budaya Saran tentang tari Tradisional.Maka elemen Peneliti mengajak kepada pembaca pendukung tari juga dapat diajarkan untuk menanamkan rasa sosial pada diri sebagai materi untuk siswa SMP kelas sendiri, terutama rasa kemanusiannya VIII dengan KD 3.1 Memahani keunikan terhadap lingkungan dan budaya tari gerak tari tradisional dengan tradisional. Peneliti juga berharap kepada menggunakan unsur pendukung tari dan pembaca untuk dapat melestarikan dan KD 4.1 Memeragakan keunikan tari menjaga kebudayaan daerah setempat tradisional dengan menggunakan unsur dengan cara mempelajari kesenian- pendukung tari. kesenian daerah masing-masing terutama kebudayaan yang ada di Kalimantan KESIMPULAN DAN SARAN Barat. Hasil penelitian ini diharapkan Kesimpulan dapat menjadi acuan bagi pendidik Tari Ngajat Lesung merupakan tarian sebagai materi pembelajaran tari yang yang tercipta sebagai tari tradisional dalam mengapresiasi kesenian hiburan.Karna pada jaman dulu, daerah setempat, agar dapat dikenal oleh masyarakat Dayak Iban terutama untuk siswa dan semakin menumbuhkan rasa laki-laki masih memiliki tradisi bangga dan cinta terhadap kesenian tanah berperang/mengayau.Terdapat tiga motif air. gerak dalam tari Ngajat Lesung ini yaitu motif gerak Nyilang, Ngopai dan DAFTAR PUSTAKA Rentak.Tari Ngajat Lesung merupakan Hijadat, Robby.2001. Koreografi Tunggal jenis tari berkelompok karna terdiri dari Pertunjukan Praktikum Matakuliah tiga penari, tidak ada batasan umur untuk Koreografi Tunggal. Malang: menarikan tarian ini.Selain gerak, dalam Departemen Pendidikan Nasional struktur penyajian tari Ngajat Lesung juga Universitas Negeri Malang Fakultas terdapat unsur-unsur pendukung Sastra.

11 Hidajat, Robby. 2005. Wawasan Seni Soedarsono.1978. Diklat Pengantar Tari. Malang: Jurusan Seni dan Pengetahuan Tari dan Komosisi Desain Fakultas Sastra Universitas Tari.Yogyakarta : Akademik Seni Negeri Malang. Tari Indonesia. Jazuli, M. 2014. Manajemen Seni Soedarsono.2001. Metodologi Penelitian Pertunjukan Edisi 2. Yogyakarta : Seni Pertunjukan dan Seni Graha Ilmu. Rupa.Bandung : MSPI. Murgiyanto. 1992. Koreografi. Jakarta : Soedarsono. 2010. Tari-tarian Pusat Perbukuan Departemen Indonesiab Jilid I. Jakarta : Proyek Pendidikan dan Kebuudayan. Pengembangan Media Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Kebudayaan, Direktorat Jendral Metodologi Penelitian Kajian Kebudayaan, Departemen Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pendidikan dan Kebudayaan. Pada Umumnya. Yogyakarta: Sugiyono, 2017.Metode Penelitian Pustaka Belajar. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Suanda, Endo dan Sumaryono. 2006. Bandung : CV, Alfabeta. Tari Tontonan. Jakarta : Lembaga Sumandiyo, Y Hadi. 2011. Koreografi: Pendidikan Nusantara. Bentuk-Teknik-Isi. Yogyakarta : Cipta Media.

12