Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di

Cover depan Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkah dan karunia-Nya sehingga Laporan Kinerja 2019 Balai Besar POM di Palangka Raya dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan Kinerja Balai Besar POM di Palangka Raya tahun 2019 merupakan sarana evaluasi atas pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi yang disusun dalam bentuk pertanggungjawaban kinerja kepada masyarakat serta memberikan nilai tambah kepada publik. Dimana seluruh rangkaian kegiatan pengawasan Obat dan Makanan harus dapat dirasakan manfaatnya dan memenuhi ekspektasi masyarakat. Tahun 2019 adalah tahun kelima/tahun terakhir pelaksanaan Rencana Strategis Balai Besar POM di Palangka Raya Tahun 2015-2019. Laporan Kinerja 2019 Balai Besar POM di Palangka Raya berisi pencapaian kinerja yang menggambarkan akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik yang diukur secara kuantitatif. Selain itu, laporan ini disusun sebagai sarana pengendalian dan capaian kinerja (performance result) dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih (good governance and clean government).

i

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Balai Besar POM di Palangka Raya sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan POM RI telah menetapkan visi yaitu obat dan makanan aman, meningkatkan kesehatan masyarakat dan daya saing bangsa. Untuk mewujudkan visi tersebut Balai Besar POM di Palangka Raya telah menetapkan misi yang dijabarkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar POM di Palangka Raya Tahun 2015-2019. Pada tahun 2019 ini, Balai Besar POM di Palangka Raya berupaya untuk meningkatkan kinerja pengawasan dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari Obat dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan, khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah. Laporan Kinerja Balai Besar POM di Palangka Raya diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penilaian, sarana evaluasi pencapaian kinerja Balai Besar POM di Palangka Raya, serta memberikan kontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan di masa mendatang.

Palangka Raya, Februari 2020 Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Palangka Raya

Dra. Trikoranti Mustikawati, Apt.

ii

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Highlight

iii

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Ikhtisar Eksekutif

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Balai Besar POM di Palangka Raya sebagai bagian dari unit kerja Badan POM memiliki kewajiban menyusun Laporan Kinerja. Laporan Kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) Balai Besar POM di Palangka Raya, disamping sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Balai Besar POM di Palangka Raya dan membangun upaya perbaikan kinerja di masa mendatang. Tahun 2019 merupakan tahun kelima/tahun terakhir dalam implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang dituangkan pada Rencana Strategis Balai Besar POM di Palangkaraya tahun 2015-2019. Selama tahun 2019 Balai Besar POM di Palangka Raya telah melaksanakan program dan kegiatan untuk mencapai 6 (enam) Sasaran Strategis dengan 16 (enam belas) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) OTK Baru tahun 2019. Dari hasil perhitungan tingkat efisiensi capaian output terhadap input penggunaan anggaran ketigabelas kegiatan Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut, semua kegiatan dinilai esifien. Secara umum capaian kinerja Balai Besar POM di Palangka Raya cukup baik dilihat dari rerata Nilai Kinerja Pencapaian sebesar 106.50%. Adapun dilihat dari hasil analisis capaian kinerja yang telah dilakukan berdasarkan 4 (empat) perspektif dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Perspektif Stakeholder meliputi Sasaran Strategis 1 yaitu “Terwujudnya Obat dan Makanan yang aman dan bermutu di Provinsi Kalimantan Tengah” dengan 6 (enam) Indikator Kinerja Utama (IKU) telah mencapai melebihi target dengan skor Nilai Sasaran Strategis (NSS) sebesar 117,54%. 2. Perspektif Konsumen meliputi Sasaran Strategis 2 yaitu “Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai Besar POM Di Palangka Raya” dengan 2 (dua) IKU telah mencapai target optimal dengan skor NSS sebesar 105,51%. 3. Perspektif Proses Internal yang meliputi 3 (tiga) Sasaran Strategis, yaitu SS ke-3 “Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja Balai Besar POM Di Palangka Raya” dan SS ke-5 “Menguatnya penegakan hukum di bidang Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai Besar POM Di Palangka Raya” dengan masing-maisng 1 (satu) IKU telah mencapai target optimal dengan nilai capain sebesar 119,26% dan 166,66% sedangkan SS ke-4 yaitu

iv

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

“Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko di Provinsi Kalimantan Tengah” dengan 5 (lima) IKU belum mencapai target optimal dengan nilai capaian sebesar 81,78%. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Organisasi meliputi Sasaran Strategis ke-6 yaitu ” Terwujudnya RB Balai Besar POM Di Palangka Raya sesuai roadmap RB Badan POM 2015-2019” dengan 1 (satu) IKU juga belum mencapai target dengan skor NSS sebesar 92,90%.

Dengan demikian, kedepan perlu lebih diperhatikan lagi upaya untuk pencapain indikator kinerja yang masih belum optimal yaitu pada upaya pencapaian pada Sasaran Strategis ke-4 dan ke-6. Beberapa hal yang masih perlu dilakukan perbaikan demi peningkatan kinerja pada masa yang akan datang adalah sebagai berikut :

1. Intensifikasi pembinaan dan pengawasan tehadap sarana produksi obat dan makanan, terutama pada sarana Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) agar dapat memenuhi ketentuan. 2. Perencanaan kinerja dan anggaran perlu dilakukan dengan lebih cermat dan apabila melakukan revisi anggaran dan kegiatan dilakukan secara lebih selektif memberi daya ungkit mendukung capaian sasaran strategis. 3. Pengawalan pelaksanaan rencana aksi pencapaian target setiap indikator kinerja melalui penerapan SAKIP di Balai POM di Palangka Raya yang diukur setiap bulan sampai dengan level individu.

v

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Daftar Isi

Kata Pengantar ...... i Highlight ...... iii Ikhtisar Eksekutif ...... iv Daftar Isi ...... vi Daftar Tabel ...... vii Daftar Gambar ...... x BAB I...... 1 PENDAHULUAN...... 1 A. Gambaran Umum Organisasi ...... 1 B. Struktur Organisasi ...... 8 C. Isu Strategis dan Upaya Menghadapinya ...... 11 BAB II...... 23 PERENCANAAN KINERJA ...... 23 A. Rencana Strategis Tahun 2015-2019 ...... 23 B. Perjanjian Kinerja Tahun 2019 ...... 34 BAB III...... 38 AKUNTABILITAS KINERJA ...... 38 A. Capaian Kinerja Organisasi...... 38 B. Realisasi Anggaran ...... 103 BAB IV...... 114 PENUTUP ...... 114 A. Kesimpulan Umum atas Capaian Kinerja ...... 114 B. Rencana Perbaikan Kinerja ...... 115 LAMPIRAN ...... 116 Lampiran I. Rencana Strategis BBPOM di Palangka Raya 2015-2019 ...... 118 Lampiran II. Rekapitulasi Aksi Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2019 ...... 137 Lampiran III. Indeks dan Hasil Penilaian Pusat Tahun 2019 ...... 146

vi

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Daftar Tabel

Tabel 2. Indikator kinerja utama, target dan cara pengukuran masing-masing indikator Sasaran Strategis 1 ...... 27 Tabel 3. Indikator kinerja utama, target dan cara pengukuran masing-masing indikator Sasaran Strategis 2 ...... 29 Tabel 5. Indikator kinerja utama, target dan cara pengukuran masing-masing indikator Sasaran Strategis 4 ...... 31 Tabel 6. Indikator kinerja utama, target dan cara pengukuran masing-masing indikator Sasaran Strategis 5 ...... 32 Tabel 7. Indikator kinerja utama, target dan cara pengukuran masing-masing indikator Sasaran Strategis 6 ...... 34 Tabel 8. Perjanjian Kinerja Balai Besar POM Di Palangka Raya Tahun 2019 ...... 35 Tabel 9. Kriteria Penilaian yang digunakan dalam Evaluasi Kinerja 2019...... 36 Tabel 11. Perbandingan capaian Balai Besar POM di Palangka raya dengan Balai lain yang sejenis/setara ...... 39 Tabel 12. Hasil Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ...... 40 Tabel 13. Realisasi Indeks Pengetahuan Masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM Palangka Raya ...... 42 Tabel 14. Capaian kegiatan yang menunjang IPOM tahun 2019 ...... 45 Tabel 15. Realisasi Persentase Obat yang Memenuhi Syarat tahun 2019 ...... 46 Tabel 16. Perbandingan Realisasi dan Capaian Persentase Obat yang Memenuhi Syarat tahun 2019 dan tahun 2018 ...... 46 Tabel 17. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Balai lain yang sejenis/ setara ...... 47 Tabel 18. Realisasi Persentase Obat Tradisional yang Memenuhi Syarat tahun 2019 ...... 49 Tabel 19. Perbandingan Realisasi tahun 2019 dengan tahun 2018 ...... 50 Tabel 20. Profil target, realisasi dan capaian persentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat tahun 2019 ...... 52 Tabel 21. Perbandingan Realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018 ...... 52 Tabel 22. Perbandingan Realisasi tahun 2019 dengan Balai lain yang setara ...... 53 Tabel 23. Perbandingan target Realisasi tahun 2019 ...... 54 Tabel 24. Perbandingan Realisasi tahun 2019 dengan tahun 2018 ...... 55 Tabel 25. Perbandingan Realisasi tahun 2019 dengan tahun 2018 ...... 55 Tabel 26. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019 ...... 57

vii

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Tabel 27. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018 ...... 57 Tabel 28. Perbandingan realisasi tahun 2019 dengan balai lain yang setara ...... 58 Tabel 29. Profil realisasi, target dan capaian indeks kepatuhan pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya tahun 2019 ...... 60 Tabel 30. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018 ...... 61 Tabel 31. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara 61 Tabel 32. Profil realisasi, target dan capaian indeks kesadaran masyarakat terhadap obat dan makanan aman di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya tahun 2019 ...... 63 Tabel 33. Perbandingan Indeks Pengetahuan Masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya tahun 2019 dengan Balai lain ...... 64 Tabel 34. Perbandingan Jumlah dan Jenis Layanan Publik tahun 2019 ...... 66 Tabel 35. Realisasi Indeks Pengetahuan Masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM Palangka Raya ...... 68 Tabel 36. Realisasi Indeks Pengetahuan Masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM Palangka Raya tahun 2019 dan tahun 2019 ...... 69 Tabel 37. Perbandingan Indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya tahun 2018 dengan Balai lain ...... 69 Tabel 38. Profil layanan Balai Besar POM di Palangka Raya dari tahun 2015-2019 ...... 71 Tabel 39. Realisasi Persentase Pemenuhan Pengujian Obat dan Makanan Sesuai Standar di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2019 ...... 73 Tabel 40. Profil Realisasi Persentase Pemenuhan Pengujian sesuai Standar di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2018 dan 2019 ...... 74 Tabel 41. Pengujian Sampel Obat dan Makanan Tahun 2019 ...... 75 Tabel 42. Perbandingan Hasil Audit GLP tahun 2018 dan 2019 ...... 75 Tabel 43. Realisasi Persentase sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya tahun 2019 ...... 77 Tabel 44. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018 ...... 78 Tabel 45. Perbandingan realisasi tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara ...... 78 Tabel 46. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018 ...... 81 Tabel 47. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara 81 Tabel 48. Realisasi persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu di Kalimantan Tengah ...... 83 Tabel 49. Realisasi Presentase Keputusan Penilaian Sertifikasi yang Diselesaikan Tepat Waktu di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya Tahun 2019 ...... 83

viii

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Tabel 50. Perbandingan Persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2019 dengan Balai lain ...... 84 Tabel 51. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019 ...... 86 Tabel 52. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018 ...... 87 Tabel 53. Realisasi perkara yang diselesaikan hingga tahap II di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya Tahun 2019 ...... 90 Tabel 54. Jumlah perkara yang diselesaikan hingga tahap II dalam tahun 2019 ...... 92 Tabel 55. Hasil Penyidikan obat dan Makanan tahun 2019 ...... 94 Tabel 56. Realisasi Nilai AKIP BBPOM di Palangka Raya Tahun 2019 ...... 97 Tabel 57. Evaluasi Nilai SAKIP BBPOM di Palangka Raya Tahun 2019 ...... 97 Tabel 58. Realisasi Nilai AKIP BBPOM di Palangka Raya Tahun 2015 s.d Tahun 2019 ...... 98 Tabel 59. Perbandingan Nilai AKIP BBPOM di Palangka Raya dengan Balai Lain ...... 98 Tabel 60. Indeks Kepuasan Masyarakat Per Unsur Tahun 2018 dan 2019 ...... 100 Tabel 61. Tabel realisasi anggaran per sasaran strategis ...... 104 Tabel 62. Tingkat Efisiensi Kegiatan BBPOM Palangka Raya ...... 106 Tabel 63. Tingkat Efisiensi Kegiatan per Sasaran Strategis ...... 108

ix

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Daftar Gambar

Gambar 1. Profil Pengawasan Sarana Produksi Obat dan Makanan di Kalimantan Tengah ..... 4 Gambar 2. Profil Pengawasan Sarana Distribusi Obat dan Makanan di Kalimantan Tengah .... 4 Gambar 3. Peta Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (disertai keterangan jarak tempuh dari pusat kantor UPT) ...... 6 Gambar 4. Lama waktu perjalanan dari Kota Palangka Raya dan dari Kota Pangkalan Bun.... 8 Gambar 5. Struktur Organisasi Balai Besar POM di Palangka Raya ...... 10 Gambar 6. Penindakan terhadap temuan Obat Keras yang dijual di sarana yang tidak berhak ...... 11 Gambar 7. Contoh Hoax tentang Obat yang tersebar di Provinsi Kalimantan Tengah ...... 12 Gambar 8. Penindakan terhadap Toko yang menjual produk kosmetik ilegal ...... 13 Gambar 9. Sosialisasi keamanan pangan kepada komunitas ibu-ibu PKK di Desa Baru, Buntok, Kabupaten Barito Selatan ...... 14 Gambar 10. Siswa SMAN 2 Palangka Raya saat meraih medali emas melalui karya tulis ilmiah tentang akar bajakah yang memiliki aktivitas anti-kanker ...... 15 Gambar 11. Bimtek CPOTB dalam rangka pendampingan UMKM Obat Tradisional ...... 17 Gambar 12. Audit surveillance yang dilaksanakan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) .... 18 Gambar 13. Aksi Penertiban Pasar dari Kosmetika Ilegal bersama lintas sektor di Kab. Kotawaringin Timur ...... 19 Gambar 14. Pendampingan penuh pengembangan akar bajakah sebagai obat tradisional ... 20 Gambar 15. Dialog interaktif RRI Kalteng Menyapa dengan tema Peran Balai Besar POM di Palangka Raya terhadap fenomena Akar Bajakah ...... 21 Gambar 16. Peta Strategi Balai Besar POM Di Palangka Raya ...... 24 Gambar 17. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis berdasarkan prioritas pembangunan RPJMN 2015-2019 ...... 25 Gambar 18. Grafik Perbandingan capaian Tahun 2019 dengan tahun 2018 ...... 43 Gambar 19. Graffik Perbandingan Realisasi Indeks IPOM terhadap Balai Lain ...... 43 Gambar 20. Persentase Pemenuhan Pengujian sesuai standar Balai Besar POM di Palangka Raya dengan Balai Besar POM di Jogjakarta dan Balai Besar POM dan Balai Besar POM ...... 74 Gambar 21. Realisasi Persentase perkara yang diselesaikan hingga tahap II di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2018 dan 2019 ...... 91

x

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Gambar 22. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara ...... 92 Gambar 23. Grafik pagu dan realisasi anggaran tahun 2015-2019 ...... 104 Gambar 24. Nilai kinerja berdasarkan aplikasi monev dja ...... 111

xi

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Cover BAB I

xii

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

BAB I. PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Organisasi 1. Latar Belakang Organisasi Seiring kemajuan teknologi yang semakin pesat, termasuk dalam industri farmasi, obat tradisional, kosmetik dan makanan serta semakin mudahnya akses perdagangan produk-produk Obat dan Makanan baik antar provinsi maupun antar negara, maka perlu adanya penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM). Sebagai upaya untuk meningkatkan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan, Pemerintah pada tanggal 10 Maret 2017 telah mengeluarkan Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2017 tentang Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan. Dalam Instruksi Presiden ini dijelaskan Instruksi Presiden kepada 11 (sebelas) Kementerian/Lembaga termasuk pemerintah daerah untuk meningkatkan efektivitas dan penguatan pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenangnya masing-masing.

Adanya Instruksi Presiden yang baru ini tentu memperkuat posisi strategis Badan POM sebagai perisai utama dalam mengawal sistem Pengawasan Obat dan Makanan. Sebagai salah satu upaya Badan POM dalam meningkatkan pengawasan Obat dan Makanan adalah dengan dilakukannya perubahan sistem Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Badan POM melalui ditetapkannya Peraturan Kepala Badan POM Nomor 12 Tahun 2018 pada tanggal 22 Juni 2018 tentang perubahan Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan POM. Adanya peraturan baru ini tentu berdampak langsung pada perubahan organisasi, mulai dari struktur organisasi, tugas dan fungsi, cakupan pengawasan hingga capaian kinerja organisasi, baik Pusat maupun Balai.

2. Tugas dan Fungsi Organisasi Tugas dan wewenang Badan POM sesuai Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2017 ialah : 1) Menyusun dan menyempurnakan regulasi terkait pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan tugas dan fungsinya; 2) Melakukan sinergi dalam menyusun dan menyempurnakan tata kelola dan bisnis proses pengawasan Obat dan Makanan; 3) Mengembangkan sistem pengawasan Obat dan Makanan;

1

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

4) Menyusun pedoman untuk peningkatan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan; 5) Melakukan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan Obat dan Makanan; dan 6) Mengoordinasikan pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan dengan instansi terkait.

Adapun tugas Balai Besar/Balai POM sesuai Pasal 3 Peraturan Kepala Badan POM Nomor 12 Tahun 2018 ialah melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang pengawasan Obat dan Makanan sesuai peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan tugasnya, Balai Besar/Besar POM berdasarkan pasal 4 Peraturan Badan POM Nomor 12 Tahun 2018 menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1) Penyusunan rencana dan program di bidang pengawasan Obat dan Makanan; 2) Pelaksanaan pemeriksaan sarana/fasilitas produksi Obat dan Makanan; 3) Pelaksanaan pemeriksaan sarana/fasilitas distribusi Obat dan Makanan dan/atau sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian; 4) Sertifikasi produk dan sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi Obat dan Makanan; 5) Pelaksanaan pengambilan contoh (sampling) Obat dan Makanan; 6) Pelaksanaan pengujian Obat dan Makanan; 7) Pelaksanaan intelijen dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan; 8) Pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi dan pengaduan masyarakat dibidang pengawasan Obat dan Makanan; 9) Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dibidang pengawasan Obat dan Makanan; 10) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang pengawasan Obat dan Makanan; 11) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga; dan 12) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

2

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Balai Besar POM di Palangka Raya sebagai salah satu UPT Badan POM di daerah yang sebelumnya setingkat eselon III yaitu Balai POM di Palangka Raya, berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM Nomor 12 Tahun 2018 mengalami peningkatan eselonisasi menjadi Balai Besar POM di Palangka Raya atau setingkat eselon II. Perubahan ini menjadi sebuah prestasi dan kebanggaan tersendiri bagi segenap jajaran pimpinan dan staf Balai Besar POM di Palangka Raya.

Selanjutnya, Badan POM juga telah mengeluarkan Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.01.1.242.08.18.4076 tanggal 14 Agustus 2018, tentang Pembentukan Loka POM di Kabupaten. Keputusan Badan POM ini merupakan wujud dari upaya Badan POM dalam melakukan penguatan kapasitas kelembagaan dan juga untuk memperluas cakupan pengawasan Obat dan Makanan di daerah. Selain itu, adanya pembentukan Loka POM ini juga akan semakin mendekatkan peran Badan POM kepada masyarakat dalam memberikan kemudahan dalam pelayanan publik, seperti pembinaan dan fasilitasi pelaku usaha.

Sesuai dengan keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.01.1.22.06.18.3240 tahun 2018 tentang penunjukan Balai Besar/Balai POM sebagai koordinator Loka POM, maka dalam pelaksanaan tugas dan fungsi yang belum mampu dilakukan Loka POM secara optimal dapat dikoordinasikan dan diselenggarakan oleh Balai Besar POM di Palangka Raya sampai dengan Loka POM dapat melaksanakannya secara bertahap hingga mandiri.

Di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dibentuk 1 (satu) Loka POM yaitu Loka POM di Kabupaten Kotawaringin Barat. Adapun tugas dan fungsi dari Loka POM Kabupaten Kotawaringin Barat, sesuai dengan pasal 36 Peraturan Badan POM Nomor 12 Tahun 2018 adalah melakukan inspeksi dan sertifikasi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi Obat dan Makanan dan sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian, sertifikasi produk, pengambilan contoh (sampling) dan pengujian Obat dan Makanan, intelijen, penyidikan, pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi, pengaduan masyarakat, koordinasi dan kerja sama di bidang pengawasan Obat dan Makanan, serta pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Dalam menjalankan tugasnya, Loka POM terdiri atas Kepala dan kelompok jabatan fungsional.

3

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Adapun sasaran pengawasan Obat dan Makanan Balai Besar POM di Palangka Raya dapat dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Gambar 1. Profil Pengawasan Sarana Produksi Obat dan Makanan di Kalimantan Tengah

Gambar 2. Profil Pengawasan Sarana Distribusi Obat dan Makanan di Kalimantan Tengah

Dengan profil sasaran pengawasan Obat dan Makanan di Provinsi Kalimantan Tengah seperti tergambar di atas, walaupun dari segi jumlah tidak terlampau banyak namun dari segi akses (kondisi geografis) ke sarana sangat memungkinkan untuk tidak terawasi. Hal ini menuntut adanya sistem pengawasan Obat dan Makanan yang efektif dan optimal untuk melindungi masyarakat dari produk-produk yang berisiko terhadap kesehatan. Balai Besar POM di Palangka Raya perlu melakukan analisis risiko untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta penguatan kemitraan dengan para pemangku

4

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya kepentingan di daerah untuk bersinergi dengan Balai Besar POM di Palangka Raya guna efektivitas dan efisiensi pengawasan Obat dan Makanan.

3. Aspek Strategis Organisasi a. Internal Sebagai organisasi penyelenggara pelayanan publik, Balai Besar POM di Palangka Raya berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari Obat dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan dan secara terus-menerus meningkatkan pengawasan serta memberikan pelayanan kepada seluruh pemangku kepentingan. Untuk menunjang pelaksanaan fungsi tersebut Balai Besar POM di Palangka Raya melakukan peningkatan kualitas terhadap sarana dan prasarana dengan menyediakan alat-alat laboratorium yang memenuhi standar, penyediaan buku-buku standar acuan yang menunjang dalam pelaksanaan tugas, serta pelaksanaan ISO 17025:2017, ISO 14001:2015 dan ISO 9001:2015 yang berkesinambungan dan dipertahankan secara konsisten.

Luas lahan Balai Besar POM di Palangka Raya adalah 10.788 m2 dengan luas bangunan 2.753 m2, selain digunakan sebagai fungsi perkantoran dan administrasi juga termasuk fungsi pelayanan publik dan pengujian. Laboratorium pengujian merupakan tulang punggung pengawasan Obat dan Makanan yang dilaksanakan oleh Balai Besar POM di Palangka Raya. Balai Besar POM di Palangka Raya senantiasa berupaya memutakhirkan peralatan laboratoriumnya guna memenuhi standar untuk menghasilkan hasil uji yang valid dan dapat dipercaya.

Sesuai dengan peran dan fungsi dari Balai Besar POM di Palangka Raya diperlukan sejumlah SDM dengan kompetensi yang baik dan sesuai untuk mendukung tugas-tugas Balai Besar POM di Palangka Raya. Jumlah SDM yang dimiliki Balai Besar POM di Palangka Raya sampai tahun 2019 adalah sejumlah 57 (lima puluh tujuh) ASN. Peningkatan sumber daya manusia di Balai Besar POM di Palangka Raya dikembangkan seiring dengan misi Badan POM RI sebagai organisasi pembelajar (learning organization) dengan pendidikan berkelanjutan, yaitu dengan memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi kepada seluruh pegawai dan dengan memberikan

5

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

pelatihan atau workshop baik secara internal oleh Badan POM maupun penyelenggara eksternal.

Penyediaan sarana dan prasarana merupakan pendukung utama dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan SDM dan sarana prasarana yang dimiliki serta didukung dengan anggaran sebesar Rp. 28.833.936.000,-. Balai Besar POM di Palangka Raya menjalankan tugas dan fungsinya di bidang pengawasan Obat dan Makanan berperan dalam pencapaian sasaran strategis Badan POM.

b. Eksternal Provinsi Kalimantan Tengah atau dikenal dengan sebutan Bumi Tambun Bungai, mempunyai luas sekitar 153.364 km yang merupakan provinsi nomor dua terluas di . Dengan luas wilayah tersebut, kesempatan untuk tumbuhnya lokasi perdagangan baru semakin terbuka. Dengan posisinya yang berada ditengah-tengah wilayah Pulau Kalimantan, Provinsi Kalimantan Tengah banyak dijadikan sebagai interconnection atau penghubung dengan daerah-daerah lain. Selain itu, dengan adanya pelabuhan di beberapa kabupaten, seperti di Sampit, Pangkalan Bun, Sukamara dan Pulang Pisau, maka akses masuk ke wilayah Kalimantan Tengah semakin mudah.

Gambar 3. Peta Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (disertai keterangan jarak tempuh dari pusat kantor UPT) 6

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Dengan didukung pembangunan infrastruktur yang semakin pesat, maka kondisi seperti ini mengakibatkan volume produk Obat dan Makanan di wilayah Kalimantan Tengah semakin meningkat. Disisi lain, produk- produk substandar, tanpa izin edar, produk palsu, maupun produk yang mengandung bahan berbahaya semakin mudah masuk ke wilayah Kalimantan Tengah.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Balai Besar POM di Palangka Raya maupun Loka POM di Kabupaten Kotawaringin Barat pada prinsipnya ialah sama hanya dibedakan berdasarkan cakupan wilayah kerja. Cakupan wilayah kerja Loka POM di Kotawaringin Barat meliputi 4 (empat) kabupaten, yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Sukamara dan Kabupaten Seruyan. Adapun cakupan pengawasan Balai Besar POM di Palangka Raya yang meliputi seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu berjumlah 9 Kabupaten dan 1 Kota meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Katingan, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kabupaten Kotawaringin Timur.

Transportasi dari Kota Palangka Raya ke ibukota kabupaten semakin mudah dikarenakan banyaknya perbaikan jalan darat dengan pengaspalan maupun pembangunan jembatan. Selain transportasi darat, tersedia juga transportasi melalui udara untuk beberapa ibukota kabupaten yaitu Kabupaten Kotawaringin Timur (Sampit), Kotawaringin Barat (Pangkalan Bun), Murung Raya (Puruk Cahu) dan Barito Utara (Muara Teweh). Namun untuk menjangkau sampai ke tingkat kecamatan masih banyak pula yang mengalami kesulitan dan hambatan dikarenakan sebagian besar jalan belum diaspal dan dibangun jembatan serta juga terbatasnya sarana transportasi umum baik melalui jalur darat dan air (sungai).

Jarak tempuh dan lama waktu perjalanan dari Kota Palangka Raya ke wilayah kerja dan lama waktu perjalanan dari Kota Pangkalan Bun ke wilayah kerja dalam lingkup Loka Kotawaringin Barat dapat dilihat pada Gambar 4.

7

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Gambar 4. Lama waktu perjalanan dari Kota Palangka Raya dan dari Kota Pangkalan Bun

B. Struktur Organisasi

Stuktur Organisasi dan Tata Kerja Badan POM disusun berdasarkan Peraturan Badan POM Nomor 26 Tahun 2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan. Khusus Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar/Balai POM disusun berdasarkan aturan terbaru sesuai struktur Organisasi dan Tata Kelola Kerja (OTK) baru yaitu Peraturan Badan POM Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang mencabut Peraturan Badan POM Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tersebut di atas, Balai Besar POM di Palangka Raya didukung struktur organisasi yang terdiri dari 4 (empat) bidang, 1 (satu) bagian, 4 (empat) seksi, 2 (dua) subbagian, dan kelompok jabatan fungsional yang melaksanakan tugas sebagai berikut :

1. Bidang Pengujian mempunyai tugas melaksanakan kebijakan operasional di bidang pengujian kimia dan mikrobiologi Obat dan Makanan. Bidang Pengujian terdiri atas Seksi Pengujian Kimia, Seksi Pengujian Mikrobiologi, dan Kelompok Jabatan Fungsional, dengan tugas sebagai berikut :

8

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

a. Seksi Pengujian Kimia mempunyai tugas melakukan pengujian kimia Obat dan Makanan. b. Seksi Pengujian Mikrobiologi mempunyai tugas melakukan pengujian mikrobiologi Obat dan Makanan.

2. Bidang Pemeriksaan mempunyai tugas melaksanakan kebijakan operasional di bidang inspeksi dan sertifikasi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi Obat dan Makanan dan sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian, serta sertifikasi dan pengambilan contoh (sampling) produk Obat dan Makanan. Bidang Pemeriksaan terdiri atas Seksi Inspeksi, Seksi Sertifikasi dan Kelompok Jabatan Fungsional dengan tugas sebagai berikut : a. Seksi Inspeksi mempunyai tugas melakukan inspeksi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi Obat dan Makanan dan sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian, serta pengambilan contoh (sampling) produk Obat dan Makanan. b. Seksi Sertifikasi mempunyai tugas melakukan sertifikasi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi dan produk Obat dan Makanan.

3. Bidang Penindakan mempunyai tugas melaksanakan kebijakan operasional di bidang penindakan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan.

4. Bidang Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas melaksanakan kebijakan operasional di bidang pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi, dan pengaduan masyarakat serta penyiapan koordinasi pelaksanaan kerja sama di bidang pengawasan Obat dan Makanan.

5. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang milik negara, teknologi informasi komunikasi, evaluasi dan pelaporan, urusan kepegawaian, penjaminan mutu, tata laksana, kearsipan, tata persuratan serta kerumahtanggaan. Bagian Tata Usaha terdiri atas Subbagian Program dan Evaluasi, Subbagian Umum dan Kelompok Jabatan Fungsional yang melaksanakan tugas sebagai berikut : a. Subbagian Program dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana, program, anggaran, pengelolaan keuangan,

9

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

penjaminan mutu, tata laksana, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kinerja. b. Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan persuratan, kearsipan, kepegawaian, teknologi informasi komunikasi, perlengkapan, dan kerumahtanggaan.

6. Kelompok Jabatan Fungsional,mempunyai tugas melaksanakan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Gambar 5. Struktur Organisasi Balai Besar POM di Palangka Raya

10

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

C. Isu Strategis dan Upaya Menghadapinya

Kemajuan ilmu dan teknologi membawa perubahan yang besar pada industri farmasi dan makanan. Dengan adanya penemuan baru maka skala produksi berkembang cepat baik dari segi jumlah, jenis, maupun kualitas produknya. Produsen sebagai pilar pertama bertanggung jawab untuk menjamin produk-produk yang diedarkan bermutu, aman, dan berkhasiat/bermanfaat. Pada pilar kedua, Badan Pengawas Obat dan Makanan (termasuk Balai Besar POM di Palangka Raya) melakukan pengawasan terhadap peredaran produk-produk tersebut. Tidak kalah penting adalah pengawasan pilar ketiga yang dilakukan oleh masyarakat sebagai pengguna akhir untuk mengkonsumsi suatu produk.

Dalam pelaksanaan tugasnya, Balai Besar POM di Palangka Raya mendukung suksesnya progam dan kebijakan nasional, yaitu Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk menjamin kesehatan rakyat Indonesia dari obat, obat tradisional, suplemen, kosmetik dan makanan yang tidak memenuhi syarat.

Berikut isu-isu strategis terkait tugas pokok dan fungsi Balai Besar POM di Palangka Raya pada tahun 2019 sebagai berikut :

1. Peredaran obat keras di sarana yang tidak mempunyai kewenangan Dari hasil pemeriksaan dan pengawasan sarana distribusi dan pelayanan obat, masih banyak ditemukan obat keras di sarana yang tidak memiliki hak dan kewenangan untuk mendistribusikannya, antara lain di toko obat, toko sembako, bahkan di lapak-lapak yang ada di pasar tradisional. Hal ini terjadi karena belum semua aspek CDOB diterapkan pada seluruh rantai distribusi obat yaitu produsen, distributor, sampai dengan sarana pelayanan.

Gambar 6. Penindakan terhadap temuan Obat Keras yang dijual di sarana yang tidak berhak

11

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Mudahnya akses ke provinsi lain atau pulau lain, serta jumlah PBF yang relatif sedikit, juga menyebabkan peredaran obat di wilayah Kalimantan Tengah menjadi sulit ditelusur.

2. Maraknya Isu Hoax tentang Produk Obat dan Makanan yang beredar Media komunikasi massa (misal media online) senantiasa berkembang mengikuti kemajuan zaman dan teknologi. Kemudahan dalam penggunaannya menjadikan media online penyebar berita yang sangat cepat berpengaruh pada masyarakat.

Saat ini, berita-berita hoax sangat mudah kita temukan di media online. Hoax merupakan ketidakbenaran informasi yang beredar di masyarakat, salah satunya melalui media sosial. Sebagian besar masyarakat masih mempercayai beredarnya berita hoax tentang Obat dan Makanan, padahal berita ini tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Berita hoax dapat menggiring opini serta menimbulkan keresahan masyarakat. Oleh karena itu, hal ini menjadi tantangan bagi Balai Besar POM di Palangka Raya untuk lebih meningkatkan pengawasan produk Obat dan Makanan serta meningkatkan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat dalam memerangi berita hoax.

Gambar 7. Contoh Hoax tentang Obat yang tersebar di Provinsi Kalimantan Tengah

12

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

3. Kosmetik Tanpa Izin Edar (TIE) masih beredar di wilayah Kalimantan Tengah Komoditi kosmetik juga menjadi perhatian khusus Balai Besar POM di Palangka Raya. Merebaknya pendistribusian produk kosmetik TIE melalui agen-agen tidak resmi (misal sales freelance) membuka peluang jual beli kosmetik TIE oleh pedagang kecil. Hal ini menjadi tantangan bagi Balai Besar POM di Palangka Raya untuk meningkatkan pengawasan terhadap peredaran kosmetik di catchment area-nya. Hasil pengawasan tahun 2019, menunjukan bahwa kosmetik TIE masih ditemukan di sarana distribusi kosmetik dengan jenis yang bervariasi.

Gambar 8. Penindakan terhadap Toko yang menjual produk kosmetik ilegal

4. Belum meratanya sosialisasi akan pentingnya keamanan pangan di masyarakat desa, baik sebagai konsumen maupun sebagai pelaku usaha industri rumah tangga pangan Pembangunan ekonomi desa/kelurahan merupakan subsistem dari pembangunan ekonomi kabupaten/kota dan merupakan subsistem dari pembangunan ekonomi provinsi yang berlanjut sebagai penopang perkembangan ekonomi secara nasional. Kurang lebih 80% penduduk berada di pedesaan, maka pembangunan ekonomi harus melibatkan secara langsung atau tidak langsung penduduk pedesaan. Oleh sebab itu pengembangan ekonomi pedesaan menjadi hal yang wajib untuk dilakukan. Namun demikian,

13

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

sosialisasi akan pentingnya keamanan pangan belum merata di masyarakat desa.

Gambar 9. Sosialisasi keamanan pangan kepada komunitas ibu-ibu PKK di Desa Baru, Buntok, Kabupaten Barito Selatan

5. Maraknya Promosi dan Iklan Produk online Promosi dan iklan produk obat tradisional, suplemen kesehatan dan kosmetik tengah menjamur terutama dengan merebaknya situs-situs belanja secara online. Situs belanja online menawarkan beragam produk disertai kemudahan belanja, seperti subsidi ongkos kirim, pembayaran, serta voucher diskon. Beberapa diantaranya adalah merchant official yang merupakan agen resmi penjualan produk kosmetik. Namun demikian, tidak sedikit yang tergolong sarana distribusi kosmetik umum. Tidak hanya kosmetik, obat, obat tradisional, suplemen kesehatan marak diperjualbelikan melalui media sosial antara lain facebook, whatsapp, dan Instagram. Perubahan gaya hidup, transaksi jual beli melalui jasa titip produk dari luar negeri dan perkembangan teknologi serta terjangkaunya harga beli memungkinkan semua orang memiliki smartphone sehingga mendekatkan masyarakat dengan aplikasi penjualan pada smartphone yang mendorong dan memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi belanja secara online.

Produk yang diperoleh melalui transaksi belanja online sulit tertelusur sumber penjualnya. Identifikasi produk, terkait kemasan, label, izin edar, maupun tanggal kedaluwarsa sulit dipastikan karena konsumen baru mengetahui produk setelah barang diterima. Konsumen dapat terjerumus pada pembelian

14

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

produk ilegal ataupun palsu. Lebih jauh lagi, konsumen berpotensi terpapar bahan kimia yang dilarang (berbahaya).

6. Fenomena Akar Bajakah Fenomena akar bajakah yang sedang viral khususnya di Kalimantan Tengah hingga diluar pulau Kalimantan ini berawal dari prestasi siswa-siswi SMAN 2 Palangka Raya yang berhasil mendapatkan Medali Emas pada ajang World Invention Creativity (WICO) di Seoul, Korea Selatan. Karya ilmiah yang disusun mengenalkan akar bajakah yang tumbuh di tanah Kalimantan Tengah sebagai tumbuhan obat yang memiliki potensi sebagai anti-kanker. Karya ilmiah ini diawali dari ide pencarian tumbuhan berkhasiat asli Kalimantan Tengah yang diyakini secara empiris telah digunakan turun temurun sejak lama oleh masyarakat pedalaman untuk dapat mengatasi penyakit kanker.

Gambar 10 . Siswa SMAN 2 Palangka Raya saat meraih medali emas melalui karya tulis ilmiah tentang akar bajakah yang memiliki aktivitas anti-kanker

Kemenangan siswa siswi tersebut memunculkan reaksi berlebihan di kalangan masyarakat Kota Palangka Raya dalam menyikapi fenomena ini. Akibatnya, banyak ditemukan penjual akar dan batang dipinggir jalan hingga media sosial yang diakui sebagai bajakah yang digunakan dalam penelitian tersebut. Tidak sedikit permintaan masyarakat di luar Kalimantan Tengah yang secara masif ingin membeli akar bajakah untuk dikonsumsi oleh para penderita kanker. Padahal perlu diketahui bahwa penelitian mengenai akar bajakah masih dalam tahap sangat awal untuk dapat dikatakan sebagai obat kanker. Selain itu, terdapat lebih dari 200 jenis dari akar bajakah di Kalimantan

15

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Tengah ataupun di wilayah provinsi Kalimantan lainnya dimana tidak semua orang mengetahui jenis akar bajakah yang digunakan dalam penelitian karya ilmiah tersebut.

7. Penarikan Obat Ranitidin Pada tanggal 13 September 2019, US FDA dan EMA mengeluarkan peringatan tentang adanya temuan cemaran NDMA dalam jumlah yang relatif kecil pada sampel produk yang mengandung bahan aktif Ranitidin, dimana NDMA merupakan turunan zat nitrosamin yang dapat terbentuk secara alami. Studi global memutuskan nilai ambang batas cemaran NDMA yang diperbolehkan adalah 96 ng/hari (acceptable daily intake), bersifat karsinogenik jika dikonsumsi di atas ambang batas secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Hal ini menjadi dasar oleh Badan POM untuk melakukan pengujian beberapa sampel/ produk Ranitidin dan hasil uji sebagian sampel mengandung cemaran NDMA dengan jumlah yang melebihi batas yang diperbolehkan. Penarikan obat ini meresahkan masyarakat yang telah mengonsumsi obat Ranitidin.

Dalam menghadapi isu-isu strategis tersebut, Balai Besar POM di Palangka Raya bersama stakeholder melakukan upaya-upaya terkait keamanan serta mutu Obat dan Makanan sebagai berikut :

a. Peningkatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian produksi dan distribusi Obat dan Makanan Terkait dengan perubahan paradigma pengawasan Obat dan Makanan dari watch dog control yang reaktif menjadi pro-active control, pengawasan pelaku usaha dilakukan berbasis risiko. Pendekatan ini fokus kepada upaya preventif melalui komunikasi risiko strategis, meningkatkan pembinaan dan bimbingan dalam rangka mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan dan daya saing produk Obat dan Makanan, meningkatkan kemitraan dengan lintas sektor dan pelaku usaha, serta meningkatkan partisipasi publik melalui penyebaran informasi. Dengan upaya ini diharapkan pelaku usaha yang telah mandiri dan memiliki daya saing yang kuat, jumlahnya semakin meningkat, serta dapat menghasilkan produk- produk Obat dan Makanan yang aman, bermutu dan bermanfaat.

16

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Program KIE dan pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD), serta fasilitasi/pendampingan merupakan bentuk komitmen Balai Besar POM di Palangka Raya agar keamanan pangan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di perkotaan saja. Sementara itu, peningkatan pengawasan post market Obat dan Makanan dilaksanakan melalui fokus prioritas sampling dan pengujian Obat dan Makanan berbasis risiko, intensifikasi pemberantasan produk ilegal dan pemberantasan produk Tdak Memenuhi Syarat (TMS). Perluasan cakupan pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) melalui operasional mobil keliling serta pengawasan sarana post market sesuai dengan Good Manufacturing Practice (GMP) dan Good Distribution Practice (GDP).

Gambar 11. Bimtek CPOTB dalam rangka pendampingan UMKM Obat Tradisional

Balai Besar POM di Palangka Raya juga melakukan upaya verifikasi terhadap pemenuhan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), penerapan CPPOB pada produsen pangan dan penerapan Cara Ritel Pangan yang Baik di sarana peredaran. Selain itu juga dilakukan pengawasan terhadap produk pangan baik di sarana produksi IRTP yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah maupun di sarana peredaran dan penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran di bidang pangan, pengujian laboratorium terhadap parameter keamanan dan mutu pangan dan gizi pangan, pengawasan terhadap kesesuaian label serta pengawasan terhadap keamanan kemasan pangan yang beredar melalui sampling dan pengujian.

17

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya b. Penguatan sistem, sarana, dan prasarana Penguatan sistem, sarana, dan prasarana dilakukan dengan menerapkan Quality Management System (QMS) dan pemenuhan persyaratan Good Laboratory Practice (GLP), peningkatan sarana prasarana penunjang pengawasan Obat dan Makanan, peningkatan standar kompetensi laboratorium, serta pengujian berbasis analisis risiko yang berkesinambungan.

Gambar 12. Audit surveillance yang dilaksanakan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)

Komitmen penerapan sistem mutu ISO 17025:2017, ISO 14001:2015 dan ISO 9001:2015 yang konsisten merupakan upaya Balai Besar POM di Palangka Raya dalam mengawal pelaksanaan tugas pengawasan Obat dan Makanan di Provinsi Kalimantan Tengah. c. Peningkatan teknologi, informasi dan komunikasi Perkembangan Teknologi Informasi (TI) dapat menjadi potensi bagi Balai Besar POM di Palangka Raya untuk melakukan pelayanan secara online, baik melalui website maupun sosial media. Jalur komunikasi ini memudahkan akses dan jangkauan masyarakat. Selain itu, juga dapat dimanfaatkan sebagai wadah untuk melakukan sosialisasi, komunikasi, dan edukasi. Pengembangan sistem berbasis TI secara internal perlu dilakukan untuk memudahkan akses pendataan, review, dan evaluasi dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dan relevan. Sistem berbasis TI yang telah dibangun dan digunakan Balai Besar POM di Palangka Raya meliputi aplikasi

18

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

SIMAS (Sistem Manajemen Surat), SIPINTER (Sistem Informasi Pelaporan Internal Terpadu), Aplikasi E-UMKM HARATI (Sistem Informasi Peningkatan Kinerja dan Pelayanan Sertifikasi UMKM) dan SANPRABU (Sistem Manajemen Pengelolaan Barang Bukti) . d. Peningkatan kerjasama lintas sektor Dalam rangka pembagian peran Balai Besar POM dengan lintas sektor terkait, peningkatan kerja sama dilaksanakan melalui fokus prioritas pemantapan sistem kerjasama operasional pengawasan Obat dan Makanan; peningkatan operasi terpadu pengawasan obat tradisional, kosmetika, dan makanan; perkuatan jejaring komunikasi; serta pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).

Gambar 13. Aksi Penertiban Pasar dari Kosmetika Ilegal bersama lintas sektor di Kab. Kotawaringin Timur e. Komitmen dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi Komitmen pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Balai Besar POM di Palangka Raya dilakukan melalui pelaksanaan agenda Reformasi Birokrasi oleh tiap Kelompok Kerja, meliputi 6 (enam) dari 8 (delapan) area yang ada yaitu manajemen perubahan, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, penguatan tata laksana, penguatan sistem manajemen aparatur, dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

19

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya f. Pengawasan media online Untuk menjawab tantangan merebaknya promosi dan/atau iklan produk Obat dan Makanan melalui media online, mulai tahun 2018 Balai Besar POM di Palangka Raya memperluas cakupan pengawasan promosi dan/atau iklan produk kosmetik ke online shop, market place dan media sosial. Secara simultan, kegiatan sampling, penandaan label, serta pengujian sampel kosmetik online pun terus dilakukan. Pada tahun 2019, cakupan pengawasan promosi dan/atau iklan produk kosmetik pun mulai merambah siaran/tayangan media elektronik seperti radio dan televisi. g. Pendampingan Penuh dalam Pengembangan Akar Bajakah Peran utama Balai Besar POM di Palangka Raya dalam hal ini adalah memberikan dukungan secara penuh dalam mengembangkan produk akar bajakah untuk menjadi produk obat tradisonal yang dapat diedarkan secara luas dan digunakan oleh masyarakat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Melalui pendampingan dan bimbingan tentang Cara Produksi Obat Tradisonal yang Baik (CPOTB), penjelasan dan pendampingan untuk sertifikasi Usaha Menengah Obat Tradisional (UMOT) dan pendaftaran izin edar sediaan produk obat tradisional golongan jamu dari akar bajakah.

Gambar 14. Pendampingan penuh pengembangan akar bajakah sebagai obat tradisional

20

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Balai Besar POM di Palangka Raya juga aktif dalam memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat melalui dialog interaktif media televisi lokal maupun secara langsung kepada para penjual akar dan batang dipinggir jalan Kota Palangka Raya yang meng-klaim sebagai bajakah. Dengan ini diharapkan kepada masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi fenomena akar bajakah, mengingat eksploitasi tumbuhan yang terjadi secara masif untuk meraup keuntungan ekonomi.

Gambar 15. Dialog interaktif RRI Kalteng Menyapa dengan tema Peran Balai Besar POM di Palangka Raya terhadap fenomena Akar Bajakah h. Press Release Penarikan Ranitidin Untuk menjawab keresahan masyarakat terkait informasi penarikan Ranitidin Badan POM mengeluarkan Press Release melalui website dimana menginformasikan obat apa saja yang mengandung NDMA melebihi ambang batas aman. Selain itu Badan POM juga memerintahkan seluruh industri farmasi pemegang izin edar produk Ranitidin untuk menghentikan sementara produksi, distribusi dan peredarannya. Sebagai bentuk tanggung jawab industri farmasi dalam menjamin mutu dan keamanan obat yang diproduksi dan diedarkan, beberapa industri farmasi telah melakukan pengujian secara mandiri terhadap cemaran NDMA dan menarik secara sukarela produk Ranitidin dengan kandungan cemaran melebihi ambang batas yang diperbolehkan.

Badan POM terus melakukan pengujian sampel produk Ranitidin, Pengujian dan kajian risiko akan dilanjutkan terhadap seluruh produk yang mengandung Ranitidin untuk menjadikan dasar pengambilan keputusan selanjutnya. Dalam hal ini Badan POM juga mengeluarkan daftar obat pengganti Ranitidin untuk menjawab keresahan masyarakat pengonsumsi obat Ranitidin.

21

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

22

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Perencanaan tahun 2019 Balai Besar POM Di Palangka Raya tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Balai POM Di Palangka Raya tahun 2015-2019 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan di Palangka Raya Nomor HK.04.1.99.04.15.547 tanggal 30 April 2015. Renstra tersebut memuat visi, misi, budaya organisasi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, target kinerja program dan kegiatan Balai POM Di Palangka Raya. Dengan adanya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2017 terkait penguatan pengawasan obat dan makanan serta dengan adanya perubahan struktur organisasi sesuai Peraturan Badan POM Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Badan Pengawas Obat dan Makanan, dilakukan revisi Renstra Balai POM Di Palangka Raya pada tanggal 7 September 2018 menjadi Revisi Renstra Balai Besar POM Di Palangka Raya sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Nomor 28 Tahun 2017 tanggal 20 Desember 2017. Pada Revisi Renstra Balai Besar POM Di Palangka Raya terjadi perubahan pendekatan manajemen kinerja, yang semula berdasarkan Logical Framewok berubah menggunakan pendekatan Balance Score Card. Balance Score Card merupakan instrumen untuk melakukan analisis strategi dan untuk memahami posisi terkini suatu organisasi dalam memahami lingkungannya berupa kekuatan dan kelemahan internal organisasi serta peluang dan ancaman eksternal organisasi. Pada akhirnya, akan diketahui kekuatan yang dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang khusus, dan kelemahan mana yang dapat membuat organisasi rawan pada saat menghadapi ancaman tertentu, sehingga organisasi dapat merencanakan strategi yang baik. Tujuan yang akan dicapai Balai Besar POM Di Palangka Raya dalam kurun waktu 2018-2019 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya jaminan produk Obat dan Makanan aman, berkhasiat/bermanfaat, dan bermutu dalam rangka kesehatan masyarakat. 2. Meningkatkan daya saing produk Obat dan Makanan di pasar lokal dan global dengan menjamin keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu serta mendukung inovasi.

23

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Berdasarkan pertimbangan dari 4 (empat) perspektif dalam pendekatan Balance Score Card, maka sasaran strategis dalam periode waktu 2015-2019 yang diharapkan dapat dicapai oleh Balai Besar POM Di Palangka Raya sebagai berikut :

Gambar 16. Peta Strategi Balai Besar POM Di Palangka Raya

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Balai Besar POM Di Palangka Raya akibat adanya peningkatan klasifikasi UPT dari Balai POM Di Palangka Raya menjadi Balai Besar POM Di Palangka Raya serta perubahan struktur organisasi sesuai Peraturan Badan POM Nomor 12 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Balai Besar POM Di Palangka Raya menetapkan 6 (enam) sasaran strategis dengan 16 (enam belas) indikator yang dilengkapi dengan target kinerja sebagai berikut :

24

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Tabel 1. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Balai Besar POM Di Palangka Raya Periode 2015-2019 (OTK Baru)

Dengan memperhatikan prioritas pembangunan RPJMN 2015-2019, maka kedudukan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 17. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis berdasarkan prioritas pembangunan RPJMN 2015-2019

25

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

SASARAN KEGIATAN 1

TERWUJUDNYA OBAT DAN MAKANAN YANG AMAN DAN BERMUTU DI WILAYAH KERJA BBPOM DI PALANGKA RAYA

Sistem pengawasan Obat dan Makanan yang diselenggarakan oleh Balai Besar POM Di Palangka Raya merupakan suatu proses yang komprehensif, mencakup pengawasan pre- market dan post-market serta kepuasan masyarakat terhadap layanan Balai Besar POM Di Palangka Raya, yang terdiri dari :

1. Penilaian (pre-market) dilakukan sebelum produk beredar dengan memberikan rekomendasi hasil pemeriksaan sarana terkait permohonan izin edar; 2. Pengawasan setelah beredar (post-market) dilakukan untuk melihat konsistensi mutu produk, keamanan dan informasi produk yang dilakukan dengan melakukan sampling produk Obat dan Makanan yang beredar, serta pemeriksaan sarana produksi dan distribusi Obat dan Makanan serta pengawasan label/penandaan dan iklan di wilayah kerja Balai Besar Di Palangka Raya; 3. Pengujian laboratorium. Hasil uji laboratorium merupakan dasar ilmiah yang digunakan untuk menetapkan apakah produk memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat selain hasil inspeksi terhadap ketentuan dari nomor ijin edar, tanggal kedaluwarsa dan kondisi sampel, yang selanjutnya produk yang tidak memenuhi syarat ditarik dari peredaran: 4. Penegakan hukum di bidang pengawasan Obat dan Makanan. Penegakan hukum didasarkan pada bukti hasil pengujian, pemeriksaan, maupun investigasi awal. Proses penegakan hukum sampel dengan projusticia dapat berakhir dengan pemberian sanksi administratif atau diproses secara hukum pidana; 5. Tindak lanjut oleh pelaku usaha dan instansi terkait terhadap hasil pengawasan Obat dan Makanan dari kegiatan pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, hasil pengujian sampel dan pengaduan. Peran aktif pelaku usaha dan instansi terkait dalam menindaklanjuti rekomendasi hasi pengawasan dan kualitas tindak lanjut hasil pengawasan bersama lintas sektor akan meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan; dan 6. Kepuasan masyarakat terhadap layanan BPOM. Layanan BPOM yang dapat diakses langsung oleh masyarakat secara langsung atau melalui media televisi dan elektronik maupun media sosial serta secara tidak langsung terhadap kondisi Obat dan Makanan yang beredar di masyakarat.

26

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran ini, telah ditetapkan 6 indikator kinerja utama. Keenam indikator dengan target kinerja tahun 2019 dan cara pengukuran masing- masing indikator adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Indikator kinerja utama, target dan cara pengukuran masing-masing indikator Sasaran Strategis 1

27

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

SASARAN KEGIATAN 2

MENINGKATNYA KEPATUHAN DAN KEPUASAN PELAKU USAHA SERTA KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP KEAMANAN, MANFAAT DAN MUTU OBAT DAN MAKANAN DI WILAYAH KERJA BBPOM DI PALANGKA RAYA

Pengawasan Obat dan Makanan merupakan suatu program dengan banyak sektor, baik pemerintah maupun non pemerintah. Jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu produk Obat dan Makanan pada dasarnya merupakan kewajiban dari pelaku usaha. Untuk itu pelaku usaha wajib mematuhi ketentuan/peraturan yang telah ditetapkan pemerintah sebagai regulator dalam rangka perlindungan masyarakat.

Pengawasan oleh pelaku usaha dilakukan dari hulu ke hilir, karena pelaku usaha mempunyai peran dalam memberikan jaminan produk Obat dan Makanan yang memenuhi syarat dimulai dari proses pemilihan bahan baku, produksi dan distribusi yang memenuhi ketentuan hingga produk tersebut dikonsumsi masyarakat. Dari sisi pemerintah, Badan POM bertugas menyusun kebijakan dan regulasi terkait Obat dan Makanan yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha dan mendorong penerapan Program Manajemen Risiko (PMR).

Dalam sub sistem pengawasan Obat dan Makanan, masyarakat sebagai pihak ketiga bertindak sebagai konsumen, kesadaran masyarakat terkait Obat dan Makanan yang diproduksi dan diedarkan ke pasaran masih berpotensi untuk tidak memenuhi syarat, sehingga masyarakat harus lebih cerdas dalam memilih dan menggunakan produk Obat dan

28

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Makanan yanag aman, berkhasiat dan bermutu. Keberhasilan sasaran kegiatan ini diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan cara pengukuran masing-masing indikator sebagai berikut :

Tabel 3. Indikator kinerja utama, target dan cara pengukuran masing-masing indikator Sasaran Strategis 2

SASARAN KEGIATAN 3

MENINGKATNYA PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP OBAT DAN MAKANAN AMAN DI WILAYAH KERJA BBPOM DI PALANGKA RAYA

Dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat yang tinggi dalam pengawasan Obat dan Makanan, sesuai dengan prinsip dasar pilar ketiga pengawasan Obat dan Makanan, Balai Besar Di Palangka Raya perlu secara aktif memberikan pengetahuan kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) melalui berbagai forum dan media. Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman, masyarakat diharapkan akan mampu menimbulkan sikap dan perilaku yang mampu membentengi diri sendiri dari produk Obat dan Makanan yang tidak memenuhi syarat. Keberhasilan sasaran kegiatan ini diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan cara pengukuran indikator sebagai berikut :

29

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Tabel 4. Indikator kinerja utama, target dan cara pengukuran masing-masing indikator Sasaran Strategis 3

SASARAN KEGIATAN 4

MENINGKATNYA EFEKTIVITAS PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN BERBASIS RISIKO DI WILAYAH KERJA BBPOM DI PALANGKA RAYA

Pengawasan Obat dan Makanan merupakan pengawasan komprehensif (full spectrum) mencakup standarisasi, penilaian produk sebelum beredar, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, sampling dan pengujian produk, serta penegakan hukum. Dengan penjaminan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu produk Obat dan Makanan yang konsisten /memenuhi standar aman, berkhasiat/bermanfaat, dan bermutu, diharapkan Balai Besar POM Di Palangka Raya mampu melindungi masyarakat dengan optimal. Efektivitas pengawasan Obat dan Makanan didukung oleh pelaku usaha terhadap hasil pengawasan Obat dan Makanan yang sudah dilakukan dan penguatan koordinasi pengawasan Obat dan Makanan untuk peningkatan tindak lanjut oleh lintas sektor.

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan ini, telah ditetapkan 5 indikator kinerja utama. Kelima indikator dengan target kinerja tahun 2019 dan cara pengukuran masing-masing indikator sebagai berikut :

30

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Tabel 5. Indikator kinerja utama, target dan cara pengukuran masing-masing indikator Sasaran Strategis 4

31

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

SASARAN KEGIATAN 5

MENINGKATNYA EFEKTIVIAS PENYIDIKAN TTINDAK PIDANA OBAT DAN MAKAN DI WILAYAH KERJA BBPOM DI PALANGKA RAYA

Motif ekonomi serta lemahnya sanksi hukum yang kurang menimbulkan efek jera, dimanfaatkan para pelaku kejahatan Obat dan Makanan untuk mencari celah dalam mendapatkan keuntungan yang besar. Perkembangan teknologi dalam transaksi jual beli dalam place market, perubahan gaya hidup masyarakat, lemahnya regulasi memberi peluang meningkatkan perkembangan kejahatan menjadi semakin tinggi dan inovatif sehingga tantangan menjadi semakin kompleks. Kejahatan tersebut saat ini telah berkembang dengan menggunakan modus-modus baru yang mampu menyasar ke berbagai aspek masyarakat. Tanda disadari, masyarakat sebagai pengguna menerima dampak negatif yang timbul secara masif, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam jangka panjang terhadap kesehatan, ekonomi hingga aspek sosial kemasyarakatan. Hal tersebut perlu diatasi dan diantisipasi oleh Badan POM melalui penyidikan tindak pidana Obat dan Makanan yang efektif sehingga mampu memberikan efek jera dan mengurangi tindak pidana di bidang Obat dan Makanan.

Keberhasilan sasaran kegiatan ini diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan cara pengukuran indikator sebagai berikut :

Tabel 6. Indikator kinerja utama, target dan cara pengukuran masing-masing indikator Sasaran Strategis 5

32

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

SASARAN KEGIATAN 6

TERWUJUDNYA RB BALAI BESAR POM DI PALANGKA RAYA SESUAI ROADMAP RB BPOM 2015-2019

Sejalan dengan pengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) seperti yang termuat dalam RPJMN 2015-2019, Balai Besar POM Di Palangka Raya berupaya untuk terus melaksanakan Reformasi Birokrasi (RB) di 6 (enam) area perubahan. Hal ini dalam rangka mencipatakan birokrasi yang bermental melayani yang berkinerja tinggi sehingga kualitas pelayanan publik Badan POM akan meningkat. Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik secara konsisten ditandai dengan berkembangnya aspek keterbukaan, akuntabilitas, efektivitas, efisiensi, supremasi hukum, keadilan dan partisipasi masyarakat.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) menjadi landasan untuk memantapkan penerapan prinsip-prinsip good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu, untuk menginstitusionalisasi keterbukaan informasi publik, telah ditetapkan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Badan POM. Badan POM berupaya untuk meningkatkan hasil penilaian eksternal meliputi penilaian RB, Opini BPK, dan SAKIP. Selain upaya internal, peningkatan hasil penilaian suprasistem akan terwujud dengan adanya dukungan eksternal antara lain dukungan kebijakan pemenuhan target kuantitas dan kualitas SDM di Badan POM agar beban kerja lebih realistis, penguatan organisasi dan dukungan anggaran.

Sumber daya yang meliputi 5M (man, material, money, methode, and machine) merupakan modal penggerak organisasi. Ketersediaan sumber daya yang terbatas baik jumlah dan kualitasnya, menuntut Balai Besar POM Di Palangka Raya untuk mengelola sumber daya tersebut seoptimal mungkin dan secara akuntabel agar dapat mendukung terwujudnya sasaran program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya, pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh seluruh elemen organisasi.

Untuk melaksanakan tugas Balai Besar POM Di Palangka Raya diperlukan penguatan kelembagaan/organisasi. Penataan dan penguatan organisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi secara proporsional menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Besar POM Di

33

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Palangka Raya. Penataan tata laksana bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem dan prosedur kerja.

Penguatan kapasitas SDM dalam pengawasan Obat dan Makanan perlu dilakukan. Dalam hal pengelolaan SDM harus sejalan dengan mandat transformasi Undang-Undang ASN yang dimulai dari penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pola karir; pangkat dan jabatan; pengembangan karir; penilaian kinerja; disiplin; promosi-mutasi; penghargaan; penggajian dan tunjangan; perlindungan jaminan pensiun dan jaminan hari tua; sampai dengan pemberhentian.

Keberhasilan sasaran kegiatan ini diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan cara pengukuran indikator sebagai berikut :

Tabel 7. Indikator kinerja utama, target dan cara pengukuran masing-masing indikator Sasaran Strategis 6

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2019

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Kepala Balai Besar POM Di Palangka Raya menandatangani Perjanjian Kinerja untuk mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang ditetapkan dalam dokumen Revisi Rencana Strategis 2015-2019 yang dilakukan setelah penerbitan DIPA Balai Besar POM Di Palangka Raya Tahun Anggaran 2019 dengan jumlah anggaran sebesar Rp 28.833.936.000,-. Perjanjian Kinerja ditetapkan pada tanggal 4 Januari 2019, yang merupakan komitmen yang disepakati antara Kepala Balai Besar POM Di Palangka Raya dengan Kepala Badan POM yang memuat sasaran strategis dan indikator kinerja yang relevan yang akan dicapai untuk mewujudkan target yang telah ditetapkan berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh Balai Besar POM Di Palangka Raya.

Perjanjian Kinerja dimanfaatkan untuk memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi, melaporkan capaian realisasi kinerja dan menilai keberhasilan organisasi. Oleh karena itu, pencapaian realisasi Perjanjian Kinerja Balai Besar POM

34

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Di Palangka Raya selalu dimonitoring setiap triwulan melalui aplikasi e-Performance untuk digunakan sebagai bahan evaluasi perbaikan triwulan berikutnya.

Perjanjian Kinerja Balai Besar POM Di Palangka Raya Tahun 2019 sebagai berikut :

Tabel 8. Perjanjian Kinerja Balai Besar POM Di Palangka Raya Tahun 2019

KRITERIA PENCAPAIAN INDIKATOR

Pengukuran capaian kinerja digunakan sebagai dasar menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan untuk mencapaia tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja. Capaian kinerja organisasi dari setiap pernyataan kinerja diukur dengan

membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja.

35

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Penetapan kriteria pencapaian indikator ini bertujuan untuk :

1. Mencegah penetapan target kinerja tahunan yang rendah. 2. Pemanfaatan monitoring kinerja secara berkala yang merupakan penerapan SAKIP sesuai Peraturan Presiden Nomo 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Capaian kinerja yang dimaksud dalam laporan ini adalah capaian kinerja secara mandiri terhadap kinerja Balai Besar POM Di Palangka Raya guna memberikan gambaran efisiensi dan efektivitas kegiatan yang dilaksanakan.

Untuk pengukuran kinerja dengan indikator kinerja lebih dari satu, Nilai Pencapaian Sasaran (NPS) diukur dengan pembobotan masing-masing indikator, yang ditentukan berdasarkan kontribusi indikator tersebut dalam pencapaian sasaran. Sasaran yang hanya memiliki satu indikator, pencapaian NPS diukur dengan faktor pengali pembobotan satu sehingga nilainya tetap sama dengan persentase pencapaian indikator kinerja sasaran.

Kriteria penilaian yang digunakan dalam evaluasi kinerja pada laporan ini sebagai berikut :

Tabel 9. Kriteria Penilaian yang digunakan dalam Evaluasi Kinerja 2019

36

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

37

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Untuk memberikan gambaran lebih lanjut tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan yang dilaksanakan pada tahun berjalan, capaian kinerja organisasi diukur dari pernyataan kinerja sasaran strategis Balai Besar POM di Palangka Raya. Analisis capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan realisasi kinerja tahun 2019 terhadap target yang telah ditetapkan, membandingkan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019 dengan tahun 2018, membandingkan realisasi kinerja tahun 2019 dengan standar nasional dan Balai lain pada cluster yang sama, analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya serta melakukan analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.

Pada tahun 2019, Balai Besar POM di Palangka Raya telah berhasil mencapai 4 sasaran strategis yang ditetapkan dan belum berhasil mencapai target pada 2 sasaran strategis seperti tergambar pada tabel dibawah ini.

Tabel 10. Pencapaian Sasaran Strategis

Capaian No Sasaran Strategis Kriteria (NPS)

Terwujudnya Obat dan Makanan yang aman dan bermutu di Provinsi 1 117,54% Memuaskan Kalimantan Tengah

Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat 2 terhadap keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan di wilayah 105,51% Memuaskan kerja BBPOM di Palangka Raya

Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan 3 119,26% Memuaskan aman di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya

Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis 4 81,78% Cukup risiko di Provinsi Kalimantan Tengah

Meningkatnya efektivitas penyidikan tindak pidana Obat dan Makanan Tidak Dapat 5 166,66% di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya Disimpulkan

Terwujudnya RB BBPOM di Palangka Raya sesuai roadmap RB BPOM 6 92,90% Cukup 2015 – 2019

38

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Bila dibandingkan dengan pencapaian kinerja 3 Balai lain dengan beban kerja yang setara yaitu Balai Besar POM di Jogjakarta, Balai Besar POM di Mataram, dan Balai Besar POM di Banjarmasin, maka diperoleh hasil seperti tabel dibawah ini.

Tabel 11. Perbandingan capaian Balai Besar POM di Palangka raya dengan Balai lain yang sejenis/setara

Capaian Capaian Capaian Capaian No Sasaran Strategis BBPOM di BBPOM di BBPOM di BBPOM di Palangka Raya Mataram Banjarmasin Terwujudnya Obat dan Makanan yang aman dan 1 117,54% 105,66% 105,94% 104,37% bermutu di Provinsi Kalimantan Tengah Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap 2 105,51% 120,78% 104,48% 121,10% keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan 3 119,26% 122,55% 120,92% 114,21% Makanan aman di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat dan 4 81,78% 107,06% 111,16% 71,51% Makanan berbasis risiko di Provinsi Kalimantan Tengah Meningkatnya efektivitas penyidikan tindak pidana Obat 5 166,66 % 123,08% 123,81% 76,39% dan Makanan di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya Terwujudnya RB BBPOM di 6 Palangka Raya sesuai roadmap 92,90% 96,33% 95,88% 91,53% RB BPOM 2015 – 2019

Secara umum, capaian Balai Besar POM di Palangka Raya dan 3 balai lain yang berada pada satu cluster relatif setara. Untuk sasaran strategis 1, 2 dan 3, Balai Besar POM di Palangka Raya dan 3 balai besar lainnya berhasil mencapai realisasi diatas 100% dengan kriteria memuaskan. Pada sasaran strategis 4, Balai Besar POM di Yogyakarta dan Balai Besar POM di Mataram mendapat kriteria memuaskan pada

39

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

capaiannya, sedangkan Balai Besar POM di Palangka Raya mendapat kriteria cukup dan Balai Besar POM di Banjarmasin masih dalam kriteria kurang.

Pada pengukuran capaian sasaran strategis 5, Balai Besar POM di Palangka Raya masuk dalam kategori tidak dapat disimpulkan karena capaian sasaran ini lebih dari 125%. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2019, capaian jumlah penyelesaian Berkas Perkara sampai dengan Tahap II pada tahun sebelumnya dan tahun berjalan melebihi target yang ditetapkan. Pada tahun 2019, Balai Besar POM Di Palangka Raya berhasil menyelesaikan sebanyak 7 (tujuh) perkara carry over tahun 2018 dan 2017 serta target perkara tahun 2019. Kemudian capaian Sasaran Strategis 6 dengan indikator nilai AKIP menunjukkan bahwa Balai Besar POM di Palangka Raya dan 3 Balai Besar lain adalah setara, yaitu memperoleh kriteria cukup dengan capaian dibawah 100% dari target yang ditetapkan.

ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

Pada Rencana Strategis Balai Besar POM di Palangka Raya telah ditetapkan 6 sasaran strategis dan 16 indikator Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan pencapaian seperti yang tercantum pada lampiran sebagai berikut :

Tabel 12. Hasil Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

No Sasaran Program Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

Indeks Pengawasan Obat dan Makanan di wilayah kerja 71 71,53 100,75 BBPOM di Palangka Raya

Persentase Obat yang memenuhi syarat di Provinsi 94 96,26 102,40 Kalimantan Tengah

Persentase Obat Tradisional Terwujudnya Obat dan yang memenuhi syarat di 60 85,75 142,92 Makanan yang aman dan Provinsi Kalimantan Tengah 1. bermutu di Provinsi Kalimantan Tengah Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi 87 98,45 113,16 syarat di Provinsi Kalimantan Tengah

Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat di Provinsi 80 95,69 119,61 Kalimantan Tengah

Persentase Makanan yang 71 89,73 126,38 memenuhi syarat di Provinsi

40

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

No Sasaran Program Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

Kalimantan Tengah

Indeks kepatuhan (compliance Meningkatnya kepatuhan index) pelaku usaha di bidang 61 65,35 107,13 pelaku usaha dan Obat dan Makanan di wilayah kesadaran masyarakat kerja BBPOM di Palangka Raya terhadap keamanan, 2. manfaat dan mutu Obat Indeks kesadaran masyarakat dan Makanan di wilayah (awareness index) terhadap kerja BBPOM di Palangka Obat dan Makanan aman di 66 68,57 103,89 Raya wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya

Meningkatnya pengetahuan masyarakat Indeks pengetahuan terhadap Obat dan 3. masyarakat terhadap Obat dan 61 72,75 119,26 Makanan aman di Makanan aman di wilayah wilayah kerja BBPOM di kerja BBPOM di Palangka Raya Palangka Raya

Persentase pemenuhan pengujian sesuai standar di 97 100,04 103,13 Provinsi Kalimantan Tengah

Persentase sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan di 41,8 3,70 8,85 wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya

Meningkatnya efektivitas Persentase sarana distribusi pengawasan Obat dan Obat yang memenuhi 49,8 47,91 96,20 4. Makanan berbasis risiko di ketentuan di wilayah kerja Provinsi Kalimantan BBPOM di Palangka Raya Tengah Persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu di 90 100 111,11 wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya

Rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan makanan yang dilaksanakan 46,95 42,07 89,61 wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya

Meningkatnya efektivitas penyidikan tindak pidana Persentase perkara yang 5. Obat dan Makanan di diselesaikan hingga tahap II di 50 83,33 166,66 wilayah kerja BBPOM di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya Palangka Raya

Terwujudnya RB BBPOM di Palangka Raya sesuai 6. Nilai AKIP BBPOM Di Palangka 81 75,25 92,90 roadmap RB BPOM 2015 Raya – 2019

41

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

SASARAN STRATEGIS 1.

Terwujudnya Obat dan Makanan yang aman dan bermutu di Wilayah Kerja BBPOM di Palangka Raya

Indikator Kinerja Sasaran Strategis 1

1. Indeks Pengawasan Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya

a. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

Tabel 13. Realisasi Indeks Pengetahuan Masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM Palangka Raya

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kriteria

Indeks Pengawasan Obat dan Makanan (IPOM) di wilayah kerja 71 71,53 100,75 Memuaskan BBPOM di Palangka Raya

Nilai Indeks Pengawasan Obat dan Makanan (Indeks POM) adalah suatu ukuran untuk menilai tingkat efektivitas kinerja pengawasan Obat dan Makanan yang dilakukan oleh Badan POM yang akan diukur menggunakan 3 (tiga) dimensi yaitu pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan Indeks POM sementara ini dilakukan melalui pengumpulan data sekunder dari Laporan Tahunan, Laporan Kinerja, dan laporan kinerja hasil pengawasan lain yang relevan.

Indeks POM dihitung menggunakan metodologi statistik dan Analitycal Hierarchy Process (AHP) untuk pembobotan indikator kinerja pembentuk indeks. Indeks ini dihitung berdasarkan capaian kinerja Badan POM pada tahun n-1 yaitu tahun 2018. Realisasi Indeks POM Balai Besar POM di Palangka Raya tahun 2019 telah mencapai target dengan kriteria indeks “memuaskan”.

42

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya b. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

71 71,53 72 70 70 68 66 Series1 64 62 60,2 Series2 60 58 56 54 2018 2019

Gambar 18. Grafik Perbandingan capaian Tahun 2019 dengan tahun 2018

Berdasarkan grafik capaian Indeks POM Tahun 2019 bila dibandingkan dengan tahun 2018, Indeks POM Balai Besar POM di Palangka Raya mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu 11,33 poin dengan capaian 100,75% terhadap target tahun berjalan. c. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

IPOM Tahun 2019

78,33 80 78 76 73,2 70,64 74 71,53 72 71 Target 70 Nasional 68 66 BBPOM BBPOM BBPOM BBPOM Palangka Raya Yogyakarta Mataram Banjarmasin

Gambar 19. Graffik Perbandingan Realisasi Indeks IPOM terhadap Balai Lain

43

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Realisasi Indeks POM di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya, Balai Besar POM Yogyakarta dan Balai Besar POM di Mataram telah melampaui target nasional, sedangkan Balai Besar POM di Banjarmasin masih belum memenuhi target. d. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan

Pada Tahun 2018, terdapat perubahan variabel pengukuran Indeks POM. Perubahan variabel pengukuran ini mengakibatkan secara total Nilai Indeks POM Badan POM tahun 2018 (71,84) turun jika dibandingkan dengan Indeks POM 2017 (72) untuk skala nasional. Untuk Balai Besar/Balai POM, variabel baru pengukuran Indeks POM yaitu pada dimensi masyarakat (Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap jaminan keamanan Obat dan Makanan) dan pada dimensi pelaku usaha (Indeks Kepatuhan Pelaku Usaha dalam memenuhi ketentuan Badan POM). Selain perbedaan variabel tersebut, data yang digunakan dalam pengukuran juga berbeda. Untuk tahun 2018, data yang digunakan adalah data realisasi, bukan capaian. Walaupun secara nasional nilai Indeks POM menurun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun capaian nilai Indeks POM pada Balai Besar/Balai POM relatif meningkat dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja Badan POM mampu mendorong tercapainya Indeks POM yang semakin baik. e. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Nilai Indeks POM dipengaruhi oleh semua kegiatan pengawasan Balai Besar POM POM di Palangka Raya, mencakup sampling dan pengujian Obat dan Makanan, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi Obat dan Makanan, rekomendasi tindak lanjut pengawasan, penyidikan terhadap pelanggaran Obat dan Makanan, tingkat kepuasan masyarakat, pemberdayaan komunitas, sertifikasi sarana, bimbingan teknis kepada pelaku usaha, pengawasan label/penandaan dan iklan, serta pengujian laboratorium pihak ketiga.

44

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Tabel 14. Capaian kegiatan yang menunjang IPOM tahun 2019

Program/Kegiatan Indikator Target Realisasi Capaian

Pengujian laboratorium sampel obat Jumlah sampel yang diperiksa 2482 2483 100,04% dan makanan

Audit sarana dalam rangka Sertifikasi, Jumlah sarana yang diaudit dan 9 9 100% Labelisasi Halal, dan Surveilan dibina

Jumlah komunitas yang Pemberdayaan komunitas - 160 - diberdayakan

Pengawasan Sarana Produksi Obat, Obat Tradisional, Kosmetika, NAPZA, Jumlah sarana produksi yang 81 81 100% Prekursor, Makanan dan Bahan diperiksa Berbahaya

Pengawasan Sarana Distribusi Obat, Obat Tradisional, Kosmetika, NAPZA, Jumlah sarana distribusi yang 744 791 106,31% Prekursor, Makanan dan Bahan diperiksa Berbahaya

Jumlah perkara di bidang obat Penyidikan Obat dan Makanan 12 12 100% dan makanan

Pengujian Sampel Pihak Ketiga Jumlah sampel yang diuji - 650 -

Pengukuran Kepuasan Masyarakat Nilai - 86,96 -

Berdasarkan tabel diatas, semua kegiatan sudah dilaksanakan sesuai target, bahkan beberapa ada yang melebihi target. Capaian jumlah sampel yang diuji tahun 2019 dipengaruhi oleh :

 Terjadi perubahan metode sampling menjadi metode acak pada beberapa komoditi antara lain obat dan obat tradisional menyebabkan ketersediaan sampel di pasaran tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada proses pengambilan sampel;  Beberapa obat dan bentuk sediaan pada prioritas sampling sudah tidak diproduksi dan tidak ditemukan di peredaran;  Kebutuhan sarana prasarana pengujian seperti metode analisis, alat laboratorium, suku cadang alat laboratorium (high technology), reagensia dan

45

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

media mikrobiologi, serta alat gelas (glassware) untuk pengujian belum sepenuhnya tercapai; dan  Upaya dalam pemenuhan ruang lingkup pengujian dan pelaksanaan verifikasi metode analisa menyebabkan jumlah sampel yang diuji lebih besar dari target yang ditetapkan.

f. Evaluasi dan analisis terkait tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan kinerja periode sebelumnya

Berdasarkan capaian indikator baru yaitu Indeks Pengawasan Obat dan Makanan dari tahun 2018 hingga tahun 2019 yang meningkat, dapat dinyatakan bahwa Indikator Kinerja Utama (IKU) ini dapat mencermikan kinerja pengawasan secara keseluruhan.

2. Persentase Obat yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah

a. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

Tabel 15. Realisasi Persentase Obat yang Memenuhi Syarat tahun 2019

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KRITERIA

Persentase obat yang memenuhi syarat di 94% 96,26% 102,40% Memuaskan Provinsi Kalimantan Tengah

Persentase obat yang memenuhi syarat diperoleh dengan rumus : % Obat MS = 100 % - % Obat TMS % Obat TMS = (Sampel Obat yang TMS illegal atau TMS rusak/kedaluarsa atau TMS pengujian dan atau TMK label/penandaan) dibagi total sampling x 100 %

Realisasi presentase Obat yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 sudah melebihi target yang ditetapkan, yaitu 96,26% dengan kriteria capaian “Memuaskan”.

b. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tabel 16. Perbandingan Realisasi dan Capaian Persentase Obat yang Memenuhi Syarat tahun 2019 dan tahun 2018

PROFIL 2018 2019 TARGET 83% 60% REALISASI 98,56% 96,26% CAPAIAN 105,41% 102,4%

46

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Realisasi dan capaian persentase Obat yang memenuhi syarat tahun 2018 dan 2019 telah melampaui target yang ditetapkan, meskipun pada tahun 2019 terjadi penurunan terhadap realisasi dan capaian jika dibandingkan dengan tahun 2018.

c. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

Tabel 17. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Balai lain yang sejenis/ setara

INDIKATOR BBPOM BBPOM BBPOM BBPOM KINERJA YOGYAKARTA MATARAM PALANGKARAYA BANJARMASIN Persentase obat yang memenuhi syarat di 89,79% 98,2% 96,26% 92,42% Provinsi Kalimantan Tengah

Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil realisasi persentase obat yang memenuhi syarat di Balai Besar POM di Palangka Raya lebih rendah dari Balai Besar POM Mataram namun masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan Balai Besar POM di Banjarmasin dan Balai Besar POM di Yogyakarta. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan luas cakupan wilayah pengawasan serta profil obat beredar pada masing-masing Balai.

Terhadap target nasional Balai Besar POM di Palangka Raya telah mampu memenuhi target 94% yang telah ditetapkan.

d. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan

Keberhasilan Balai Besar POM di Palangka Raya dalam memenuhi target realisasi persentase obat memenuhi syarat tidak terlepas dari upaya dalam meningkatkan pengawasan obat beredar dari segi inspeksi sarana distribusi dan penindakan terhadap obat ilegal.

Di wilayah pengawasan Obat dan Makanan Balai Besar POM di Palangka Raya, tidak terdapat industri farmasi obat sehingga upaya dalam hal mengurangi sampel Obat TMS hanya terbatas melalui intervensi pada proses distribusi di PBF , Apotek, Toko Obat dan Rumah Sakit.

Adanya peningkatan jumlah sampel Tidak Memenuhi Syarat (TMS) ditahun 2019 (17 sampel) dibandingkan tahun 2018 (6 sampel) menyebabkan realisasi serta capaian obat memenuhi syarat menurun. Perubahan dalam ruang lingkup indikator

47

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

mengakibatkan meningkatnya jumlah sampel TMS. Pengukuran terhadap indikator persentase obat yang memenuhi syarat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya obat memenuhi syarat diukur hanya berdasarkan hasil pengujian laboratorium saja, pada tahun 2019 untuk menyatakan obat memenuhi syarat dilihat dari 2 aspek yaitu penilaian dari aspek pemeriksaan dan aspek pengujian laboratorium. Penilaian dari aspek pemeriksaan merupakan tambahan kriteria untuk menentukan obat memenuhi syarat yaitu memiliki nomor izin edar/legal; tidak kedaluwarsa, tidak rusak; memenuhi ketentuan label/penandaan; memenuhi syarat berdasarkan pengujian laboratorium. Dari 17 sampel Obat TMS penyumbang terbesar merupakan hasil sampling dari Loka POM Kotawaringin Barat sebanyak 14 sampel (TMK penandaan) dan sisanya 3 sampel (TMK penandaan) merupakan hasil sampling Balai Besar POM di Palangka Raya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dibentuknya Loka POM Kotawaringin Barat, pengawasan terhadap produk obat beredar di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah semakin intensif. e. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Adapun program/kegiatan yang mendukung capaian obat memenuhi syarat antara lain :

 Peningkatan kompetensi personel pengujian serta penambahan peralatan laboratorium uji;  Koordinasi yang baik antara Badan POM dan Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia, terkait produk obat TMK Penandaan maupun TMS hasil pengujian terutama pada wilayah yang memiliki industri farmasi;  Pengawasan intensif tindak lanjut perintah penarikan obat yang tidak memenuhi syarat;  Penyebaran informasi melalui website Badan POM RI berupa public warning maupun daftar penarikan obat atau recall termasuk tindak lanjut Aksi Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan Penyalahgunaan Obat;  Pembinaan kepada pelaku usaha dalam menerapkan CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik).

48

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

3. Persentase Obat Tradisional yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah

a. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

Tabel 18. Realisasi Persentase Obat Tradisional yang Memenuhi Syarat tahun 2019

INDIKATOR INERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KRITERIA

Persentase obat tradisional yang Tidak dapat memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan 60% 85,82% 143,03% disimpulkan Tengah

Persentase obat tradisional yang memenuhi syarat diperoleh dengan rumus : % Obat Tradisional MS = 100 % - % Obat Tradisional TMS % Obat Tradisional TMS = (sampel Obat Tradisional yang TMS ilegal atau TMS rusak/kedaluwarsa atau TMS pengujian dan atau TMK label/penandaan) dibagi total sampling x 100 %

Realisasi presentase obat tradisional yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 sudah melebihi target yang ditetapkan, yaitu 85,82% dengan kriteria capaian “Tidak Dapat Disimpulkan”

b. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Perbandingan Realisasi tahun 2019 dengan tahun 2018 PROFIL 2018 2019 TARGET 83% 60% REALISASI 96,70% 85,82% CAPAIAN 116,51% 143,03%

Realisasi presentase obat tradisional yang memenuhi syarat di tahun 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya menunjukkan ada penurunan persentase, namun pada persentase capaian justru terjadi peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan adanya penurunan target yaitu 83% pada tahun 2018 menjadi 60% pada tahun 2019.

49

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

c. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

Tabel 19. Perbandingan Realisasi tahun 2019 dengan tahun 2018

INDIKATOR BBPOM BBPOM BBPOM BBPOM KINERJA YOGYAKARTA MATARAM PALANGKARAYA BANJARMASIN Persentase obat tradisional yang memenuhi syarat di 71,94% 89,6% 85,82% 93,69% Provinsi Kalimantan Tengah

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa realisasi persentase Obat Tradisional yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan balai lain yang setara.

Realisasi persentase obat tradisional yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah telah melampaui target nasional yang ditetapkan yaitu sebesar 60%.

d. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan

Capaian persentase obat tradisional yang memenuhi syarat di tahun 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena penurunan target pada tahun 2019 menjadi 60%.

Realisasi persentase obat tradisional yang memenuhi syarat, menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan realisasi disebabkan oleh meningkatnya jumlah sampel TMS. Pada tahun 2018 ditemukan sebanyak 13 sampel TMS, sedangkan pada tahun 2019 sebanyak 55 sampel TMS. Hal ini disebabkan perubahan dalam ruang lingkup indikator. Pengukuran terhadap indikator persentase obat tradisional yang memenuhi syarat berbeda dari tahun- tahun sebelumnya. Jika sebelumnya obat tradisional memenuhi syarat diukur hanya berdasarkan hasil pengujian laboratorium saja. Pada tahun 2019 terdapat penambahan beberapa kriteria dari aspek inspeksi untuk menentukan Obat tradisional memenuhi syarat yaitu memiliki nomor izin edar/legal; tidak kedaluwarsa; tidak rusak; memenuhi ketentuan label/penandaan; memenuhi syarat berdasarkan pengujian.

50

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Dari 386 sampel obat tradisional yang diperiksa sebanyak 9 produk TMS pengujian, 43 produk TMK penandaan (tidak mencantumkan kode produksi, netto, t a n g g a l kedaluwarsa), dan 3 produk tanpa ijin edar.

Dari 55 produk obat tradisional, penyumbang terbesar TMS merupakan hasil sampling dari Loka POM Kotawaringin Barat yaitu 35 produk (TMK penandaan dan TMS pengujian) dan sisanya 20 produk (TMK penandaan, TMS Pengujian dan Tanpa Ijin edar) merupakan hasil sampling Balai Besar POM Di Palangka Raya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dibentuknya Loka POM Kotawaringin Barat, pengawasan terhadap produk obat tradisional beredar di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah semakin intensif. e. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Beberapa kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian obat tradisional yang memenuhi syarat antara lain :  Intervensi pengawasan yang dilakukan terhadap sarana produksi obat tradisional untuk meningkatkan kepatuhan produsen terhadap peraturan yang berlaku serta pemenuhan penerapan Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), termasuk aspek kesesuaian penandaannya, sehingga produk obat tradisional yang dihasilkan memenuhi standar baik secara kualitas maupun kesesuaian dengan dokumen registrasi;  Publikasi hasil pengawasan obat tradisional oleh Badan POM berupa Public Warning melalui website Badan POM yang diteruskan juga kepada lintas sektor terkait di Kalimantan Tengah meliputi informasi identitas obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan mutu (mengandung bahan kimia obat), tanpa izin edar agar diketahui oleh masyarakat dan tidak memilihnya untuk dikonsumsi karena dapat merugikan kesehatan. Hal ini mendorong produsen obat tradisional memenuhi standar mutu;  Kegiatan penyebaran informasi;  Pengembangan metode analisa yang menyesuaikan dengan tren produk beredar; dan  Penerapan sanksi (proses projustitia maupun non projustitia) sesuai ketentuan yang berlaku.

51

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

4. Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah

a. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

Tabel 20. Profil target, realisasi dan capaian persentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat tahun 2019

INDIKATOR INERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KRITERIA Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan 83% 98,45% 123,06% Memuaskan Tengah

Persentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat diperoleh dengan rumus : % Suplemen Kesehatan MS = 100% - % Suplemen Kesehatan TMS % Suplemen Kesehatan TMS = (sampel Suplemen Kesehatan yang TMS ilegal atau TMS rusak/kedaluwarsa atau TMS pengujian dan atau TMK label/penandaan) dibagi total sampling x 100%

Realisasi presentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 sudah melebihi target yang ditetapkan, yaitu 98,45% dengan kriteria capaian “Memuaskan”.

b. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tabel 21. Perbandingan Realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

PROFIL 2018 2019 TARGET 82% 87% REALISASI 100% 98,45% CAPAIAN 121,95% 113,16%

Realisasi dan capaian presentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat di tahun 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya menunjukkan ada penurunan.

52

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

c. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

Tabel 22. Perbandingan Realisasi tahun 2019 dengan Balai lain yang setara

INDIKATOR BBPOM BBPOM BBPOM BBPOM KINERJA YOGYAKARTA MATARAM PALANGKARAYA BANJARMASIN Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat di 97,96% 94,67% 98,45% 90,53% Provinsi Kalimantan Tengah

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa realisasi persentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah adalah yang paling tinggi dibandingkan 3 balai lainnya yang setara.

Realisasi persentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah telah melampaui target nasional yang ditetapkan yaitu sebesar 87%.

d. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan

Realisasi dan capaian persentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat, menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan disebabkan oleh ditemukannya 2 sampel suplemen kesehatan yang TMK penandaan (tidak mencantumkan kode produksi, netto, kedaluwarsa) sedangkan pada tahun 2018 tidak ditemukan sampel TMS.

Hal ini disebabkan perubahan definisi operasional. Pengukuran terhadap indikator persentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebelumnya suplemen kesehatan memenuhi syarat diukur hanya berdasarkan hasil pengujian laboratorium saja, namun pada tahun 2019 terdapat tambahan beberapa kriteria dari aspek inspeksi untuk menentukan suplemen kesehatan memenuhi syarat yaitu memiliki nomor izin edar/legal; tidak kedaluarsa; tidak rusak; memenuhi ketentuan label/penandaan; memenuhi syarat berdasarkan pengujian.

53

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Hal yang perlu dikembangkan terkait dengan pengawasan adalah kaji ulang terhadap kriteria parameter kritis pengujian suplemen kesehatan pada pedoman Prioritas Sampling.

Ditemukannya sampel TMS merupakan hasil dari pengawasan suplemen kesehatan yang beredar pada wilayah Loka POM Kotawaringin Barat. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dibentuknya Loka POM Kotawaringin Barat, pengawasan terhadap produk suplemen kesehatan di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah semakin intensif.

e. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Menurunnya hasil realisasi dan capaian persentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat di tahun 2019, semakin memacu Balai Besar POM di Palangka Raya untuk meningkatkan pengawasan melalui kegiatan sebagai berikut :  Pemeriksaan sarana distribusi Suplemen Kesehatan sesuai dengan pedoman inspeksi yang diterbitkan oleh Badan POM;  Penyebaran informasi melalui penyuluhan, leaflet, brosur, pameran, talk show, media masa baik cetak maupun elektronik terhadap penggunaan dan pemilihan Suplemen Kesehatan yang aman dan bermutu kepada masyarakat sehingga masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih Suplemen Kesehatan; dan  Peningkatan kompetensi petugas sampling dan pengujian melalui pelatihan internal akan berpegaruh dalam peningkatan kualitas sampling Suplemen Kesehatan dan identifikasi sampel suplemen kesehatan yang diambil.

5. Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah

a. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

Tabel 23. Perbandingan target Realisasi tahun 2019

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kriteria Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat di 80% 98,45% 123,06% Memuaskan Provinsi Kalimantan Tengah

Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat diperoleh dengan rumus : % Kosmetik MS = 100 % - % Kosmetik TMS % Kosmetik TMS = (sampel Kosmetik yang TMS ilegal atau TMS rusak/kedaluwarsa atau TMS pengujian dan atau TMK label/penandaan) dibagi total sampling x 100 %

54

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Realisasi presentase kosmetik yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 sudah melebihi target yang ditetapkan, yaitu 98,45% dengan kriteria capaian “Memuaskan”.

b. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tabel 24. Perbandingan Realisasi tahun 2019 dengan tahun 2018

PROFIL 2018 2019 TARGET 82% 80% REALISASI 99,62% 95,69% CAPAIAN 108,28% 109,99%

Capaian persentase kosmetik yang memenuhi syarat di tahun 2019 sebesar 109,99% lebih tinggi dari capaian tahun 2018 yaitu 108,28% atau naik sebesar 1,71 point. Jika dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2019 yaitu 80%, maka realisasi pada tahun 2019 sebesar 95,69% atau telah melebihi target. Meskipun dengan adanya pasar bebas AFTA dan dimulainya MEA sejak di tahun 2018 yang menyebabkan semakin meningkatnya peredaran kosmetik impor, target IKU di tahun 2019 tetap dapat tercapai.

c. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

Tabel 25. Perbandingan Realisasi tahun 2019 dengan tahun 2018

BBPOM BBPOM BBPOM BBPOM INDIKATOR KINERJA YOGYAKARTA MATARAM PALANGKARAYA BANJARMASIN Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat di wilayah 109,99% 116,80% 75,67% 76,23% kerja BBPOM Di Palangka Raya

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa realisasi persentase kosmetik yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah adalah yang paling tinggi dibandingkan 3 Balai Besar lainnya. Hal ini sebanding dengan target yang ditetapkan Balai Besar POM di Palangka Raya adalah paling tinggi yaitu 87%. Meskipun demikian persentase capaian Balai Besar POM di Palangka Raya masih lebih rendah jika dibandingkan dengan Balai Besar POM di Yogyakarta, hal ini disebabkan oleh target Balai Besar POM di Yogyakarta lebih rendah yaitu 83%.

Realisasi persentase kosmetik yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah telah melampaui target nasional yang ditetapkan yaitu sebesar 80%.

55

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya d. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan

Dalam rangka pengawalan Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor HK.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika, dilakukan pengujian terhadap bahan berbahaya dibatasi dalam sampel kosmetika. Pemilihan parameter uji dalam rangka pengujian keamanan sampel kosmetika dilakukan menggunakan pendekatan analisis risiko. Notifikasi disatu sisi mengharuskan pemerintah sebagai pelindung masyarakat bekerja ekstra dalam pengawasan kosmetika di peredaran, namun di sisi lain pelaku usaha mendapatkan kesempatan lebih besar untuk mengembangkan usaha dan konsumen memiliki pilihan lebih banyak di peredaran, termasuk yang beredar secara online.

Hasil pengawasan terhadap sarana distribusi kosmetik pada tahun 2019 menunjukkan bahwa kategori temuan yang masih ditemukan pada saat pemeriksaan adalah sampel tidak terdaftar/tanpa ijin edar dan sampel Tidak Memenuhi Syarat (TMS) mutu/label. Kategori kosmetik yang tidak memenuhi syarat antara lain mengandung bahan berbahaya (pewarna Rhodamin B dan merkuri/Hg). e. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Meskipun Balai Besar POM di Palangka Raya sudah berhasil mencapai target persentase kosmetik yang memenuhi syarat, namun untuk menurunkan angka kosmetik yang tidak memenuhi syarat diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :  KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) guna meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap penggunaan kosmetik yang memenuhi standar, karena pada umumnya masyarakat cenderung menggunakan Kosmetik dengan hasil yang instan untuk sediaan perawatan kulit (memutihkan, mengencangkan, menghaluskan), warna yang mencolok pada sediaan rias wajah (mengandung pewarna dilarang), kosmetik tanpa ijin edar (illegal) baik impor maupun lokal;  Pengawasan terhadap pelaku usaha kosmetik yaitu distributor/agen kosmetik, klinik/salon kecantikan dan toko/pengecer kosmetik masih perlu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan agar kosmetik yang beredar di masyarakat memenuhi syarat mutu dan keamanan;  Penerapan sanksi (proses projustitia maupun administratif) sesuai ketentuan yang berlaku terhadap pelaku usaha yang melakukan pelanggaran antara lain

56

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

memproduksi kosmetik mengandung bahan berbahaya, menjual kosmetik tanpa ijin edar, menjual kosmetik yang sudah ditarik dari peredaran (yang sudah masuk dalam Public Warning);  Penyebaran informasi melalui penyuluhan, leaflet, brosur, pameran, talk show, media masa baik cetak maupun elektronik terhadap penggunaan kosmetik yang aman dan bermutu kepada masyarakat;  Penyebaran Informasi kepada stakeholder dan masyarakat tentang adanya Public Warning produk kosmetik yang diterbitkan oleh Badan POM; dan  Pembentukan Satgas Pengawasan Produk Obat dan Makanan illegal dengan anggota lintas sektor terkait.

6. Persentase Makanan yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah

a. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

Tabel 26. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

INDIKATOR INERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KRITERIA

Persentase makanan yang Tidak Dapat memenuhi syarat di Provinsi 71% 89,73% 126,38% Disimpulkan Kalimantan Tengah

Persentase makanan yang memenuhi syarat diperoleh dengan rumus : % makanan MS = 100% - % makanan TMS % makanan TMS = (sampel makanan yang TMS ilegal atau TMS rusak/kedaluwarsa atau TMS pengujian dan atau TMK label/penandaan) dibagi total sampling x 100%

Realisasi presentase makanan yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 sudah melebihi target yang ditetapkan, yaitu 89,73% dengan riteria capaian “Tidak Dapat Disimpulkan”.

b. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tabel 27. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

PROFIL 2018 2019 TARGET 89,6% 71% REALISASI 93,60% 89,73% CAPAIAN 104,46% 126,38%

57

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Persentase capaian Makanan yang memenuhi syarat di provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 d i b a n d i n g dengan tahun sebelumnya menunjukkan ada kenaikan yang signifikan.

c. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

Tabel 28. Perbandingan realisasi tahun 2019 dengan balai lain yang setara

INDIKATOR BBPOM BBPOM BBPOM BBPOM KINERJA YOGYAKARTA MATARAM PALANGKARAYA BANJARMASIN Persentase Makanan yang memenuhi syarat di wilayah kerja 72,11% 59,78% 89,73% 74,40% BBPOM Di Palangka Raya

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa realisasi persentase makanan yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah adalah yang paling tinggi dibandingkan 3 balai lainnya yang setara yaitu sebesar 89,73%.

Realisasi persentase makanan yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah telah melampaui target nasional yang ditetapkan yaitu sebesar 71%.

d. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan

Persentase capaian Makanan yang memenuhi syarat dibandingkan dengan tahun sebelumnya menunjukkan adanya kenaikan, namun disatu sisi realisasi presentase Makanan yang memenuhi syarat m e n g a l a m i p e n u r u n a n . Hal ini disebabkan adanya penurunan target pada tahun 2019 menjadi 71%.

Penurunan target disebabkan karena adanya perubahan dalam alur pemeriksaan makanan yang dimulai dari sampling hingga pengujian. Sampling dilakukan tidak hanya sebatas jenis Makanan yang diuji petik dalam pengawasan, tetapi mencakup keseluruhan jenis makanan yang beredar di Provinsi Kalimantan Tengah. Pengukuran terhadap indikator persentase makanan yang memenuhi syarat berbeda dari tahun- tahun sebelumnya. Sebelumnya makanan memenuhi syarat diukur hanya berdasarkan hasil pengujian laboratorium saja, namun pada tahun 2019 terdapat

58

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

beberapa kriteria tambahan dari aspek inspeksi untuk menentukan makanan memenuhi syarat yaitu memiliki nomor izin edar/legal; tidak kedaluwarsa; tidak rusak; memenuhi ketentuan label/penandaan; memenuhi syarat berdasarkan pengujian.

Dari 750 sampel Makanan yang diperiksa sebanyak 18 sampel TMS pengujian, 48 sampel TMK penandaan (tidak mencantumkan kode produksi, netto, kadaluarsa), 7 sampel TMS penandaan dan pengujian. e. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian indikator persentase Makanan yang memenuhi syarat antara lain :  Intervensi pemenuhan persyaratan pengawasan pre-market dan post-market terhadap sarana produksi pangan dengan P-IRT maupun registrasi MD berakibat pada meningkatnya tingkat kepatuhan produsen dalam memenuhi persyaratan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), sehingga mutu pangan yang dihasilkan meningkat dan produk pangan yang dihasilkan memenuhi persyaratan aman, bermutu dan bermanfaat;  Peningkatan kompetensi personel pengujian sehingga dapat menguji lebih banyak parameter uji; dan  Penyebaran informasi melalui penyuluhan, leaflet, brosur, pameran, talk show, media masa baik cetak maupun elektronik kepada masyarakat.

Dari pencapaian 6 target indikator pada sasaran strategis 1, maka dapat dihitung nilai pencapaian sasarannya (NPS) sebagai rata-rata dari nilai

pencapaian indikatornya (NPI).

NPS = NPI 1 + NPI 2 + NPI 3 + NPI 4 + NPI 5 + NPI 6

6 NPS= 100,75% + 102,40% + 142,92% + 113,16% + 119,61% + 126,28% 6

NPS = 117,54%

Dengan Nilai NPS di atas 100%, maka Balai Besar POM di Palangka Raya berhasil mencapai sasaran mewujudkan Obat dan Makanan yang aman dan bermutu di Provinsi Kalimantan Tengah.

59

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

SASARAN STRATEGIS 2.

Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya

Indikator Kinerja Sasaran Strategis 2

1. Indeks kepatuhan (compliance index) pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya

a. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

Tabel 29. Profil realisasi, target dan capaian indeks kepatuhan pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya tahun 2019

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN KRITERIA

Indeks kepatuhan (compliance index) pelaku usaha di bidang Obat dan 61,0 65,35 107,31 Memuaskan Makanan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya

Indeks Kepatuhan (compliance index) Pelaku Usaha di bidang Obat dan Makanan dihitung menggunakan metodologi statistik dan Analitycal hierarchy process (AHP) untuk pembobotan indikator kinerja pembentuk indeks. Indeks ini dihitung berdasarkan capaian kinerja BPOM pada tahun n-1.

Kepatuhan merupakan suatu bentuk keberterimaan dalam melaksanakan berbagai aktivitas yang bersifat profit/non profit sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku terkait dengan Obat dan Makanan. Indikator pembentuk indeks kepatuhan pelaku usaha terdiri dari data hasil pemeriksaan sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan (GMP); sarana distribusi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan (GDP); sarana pelayanan obat, narkotika, psikotropika dan prekusor yang memenuhi ketentuan; hasil pengawasan iklan dan penandaan Obat dan Makanan; dan indikator industri pangan olahan yang menerapkan Program Manajemen Risiko (PMR). Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif menggunakan skala pembobotan

60

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Analytical Hierarchy Process (AHP) yang terdiri dari Obat 0.233; Obat Tradisional 0.187; Kosmetik 0.173; Suplemen Kesehatan 0.178; dan Pangan Olahan 0.230. Hasil pengukuran indeks kepatuhan (compliance index) pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya adalah sebesar sebesar 65,35% tercapai sebesar 107,31% dengan kriteria “memuaskan”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembinaan yang dilakukan Balai Besar POM di Palangka Raya kepada pelaku usaha telah berhasil meningkatkan kepatuhan pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan aman di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya.

b. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tabel 30. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tahun 2018 (%) Tahun 2019 (%)

Realisasi 59 65,35

% Capaian 98,33 107,13

Indeks kepatuhan (compliance index) pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai Besar POM POM di Palangka Raya mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 capainnya sebesar 98,33% dengan kriteria “cukup”, sedangkan pada tahun 2019 capaiannya sebesar 107,13% dengan kriteria “memuaskan”

c. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

Tabel 31. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

BBPOM BBPOM BBPOM BBPOM INDIKATOR KINERJA YOGYAKARTA MATARAM PALANGKA RAYA BANJARMASIN

Indeks kepatuhan (compliance index) pelaku usaha di bidang 83,89 65,39 65,35 87,79 Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya

Target Tahun 2019 : 61

61

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Berdasarkan hasil pengukuran indeks kepatuhan pelaku usaha Obat dan Makanan skala Nasional Tahun 2019 diperoleh nilai 81.18 (Baik). Mencermati tabel di atas Balai Besar POM POM di Palangka Raya, Balai Besar POM di Yogyakarta, Balai Besar POM di Mataram dan Balai Besar POM di Banjarmasin telah mencapai bahkan melampaui target tahun 2019 yang ditetapkan sebesar 61%. Namun bila dilihat terhadap skala nasional, indeks kepatuhan Balai Besar POM di Palangka Raya dan Balai Besar POM di Mataram masih dibawah skala nasional. Sedangkan Balai Besar POM di Yogyakarta dan Balai Besar POM di Banjarmasin telah mencapai indeks di atas skala nasional. d. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan

Realisasi indeks kepatuhan pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya adalah 65,35 dengan kriteria capaian “memuaskan”. Hal ini didukung oleh hasil pemeriksaan sarana produksi dan distribusi Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai Besar POM POM di Palangka Raya. Pada tahun 2019, sarana produksi yang memenuhi ketentuan sebanyak 3,7% dan sarana distribusi obat yang memenuhi ketentuan sebesar 47,91%. Hal ini juga berjalan sinergis dengan tindak lanjut hasil pemeriksaan sarana pelayanan kefarmasian yang mulai tahun 2019 langsung diberikan kepada penanggung jawab sarana/pemilik usaha dan pelaku usaha diminta untuk memberikan feedback langsung berupa laporan tindakan pencegahan dan tindakan perbaikan (CAPA). Layanan informasi juga diberikan bagi pelaku usaha yang akan mendaftarkan produk pangan dan obat tradisional, terutama untuk Industri Mikro Kecil dan Menengah meliputi persyaratan registrasi, pemenuhan CPPOB/CPOTB termasuk penataan ruang dan pendampingan pelaku usaha. e. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk menunjang nilai indeks kepatuhan pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan adalah :

 Balai Besar POM di Palangka Raya telah melakukan bimtek kepada tenaga pengawas dan pengelola sarana pelayanan kefarmasian Dinas Kesehatan

62

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

kabupaten/kota dan Provinsi Kalimantan Tengah selama 2 tahun berturut-turut yaitu tahun 2017 dan 2018;  Bimtek/fasilitasi/pendampingan pemenuhan persyaratan registrasi produk untuk UMKM baik terkait Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) maupun Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik (CPOTB);  Bimtek Fasilitator bagi petugas Dinas Kesehatan provinsi/kab/kota se-Kalimantan Tengah serta petugas dari Dinas Penanaman Modal, Perijinan Terpadu Satu Pintu terkait Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Dalam pelaksanaan bimtek fasilitator ini, Balai Besar POM di Palangka Raya bekerjasama dengan Badan POM; dan  FGD Pengawasan Obat dan Makanan terkait Inpres Nomor 3 Tahun 2017 dan Permendagri Nomor 41 Tahun 2018 kepada Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, DPMPTSP kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah.

f. Evaluasi dan analisis terkait tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan kinerja periode sebelumnya

Pada tahun 2018 telah dilakukan reviu Renstra 2015-2019 seiring dengan terbentuknya OTK baru di Balai Besar POM di Palangka Raya. Pada Renstra sebelumnya indikator untuk mengukur peningkatan kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya adalah Indeks Kepatuhan Pelaku Usaha (Compliance Index) dan Indeks Kesadaran Masyarakat (awareness Index). Pada tahun 2019 ini, tolak ukur keberhasilan sasaran startegis ini dapat diukur secara menyeluruh pada indikator yang ditetapkan.

2. Indeks kesadaran masyarakat (awareness index) terhadap Obat dan Makanan aman di masing-masing wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya

a. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

Tabel 32. Profil realisasi, target dan capaian indeks kesadaran masyarakat terhadap obat dan makanan aman di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya tahun 2019

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kriteria

Indeks kesadaran masyarakat 66 68,57 103,89 Memuaskan (awareness index) terhadap Obat dan

63

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Makanan aman di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya

Indikator pembentuk indeks kesadaran masyarakat adalah sejauh mana pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam memilih Obat dan Makanan yang aman untuk dikonsumsi. Indeks kesadaran masyarakat dihitung berdasarkan konversi nilai pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang memenuhi ketentuan kaidah terhadap KLIK yaitu Kemasan yang baik, pembacaan Label, pemilihan produk yang memiliki Izin edar dan produk yang tidak Kadaluarsa.

Capaian indeks kesadaran masyarakat (awareness index) di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya telah melebihi target yang telah ditetapkan pada tahun 2019, yaitu mencapai 103,89%.

b. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Indikator indeks kesadaran masyarakat merupakan salah satu indikator keberhasilan sasaran strategis 2 yang baru diukur pada tahun 2019 ini, sehingga perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2018.

c. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

Tabel 33. Perbandingan Indeks Pengetahuan Masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya tahun 2019 dengan Balai lain

Skala BBPOM BBPOM BBPOM BBPOM Indikator Kinerja Nasional Palangka Raya Yogyakarta Mataram Banjarmasin Indeks kesadaran masyarakat (awareness index) terhadap Obat dan Makanan aman di 68,78 68,67 68,66 67,17 64,77 wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa indeks kesadaran masyarakat (awareness index) terhadap Obat dan Makanan aman pada Balai Besar POM di Palangka Raya dan 3 balai besar yang berada dalam satu cluster masih berada di bawah skala nasional. Namun demikian, bila dibandingkan terhadap target tahunan yang tetapkan terhadap balai dengan target sebesar 66, maka capaian Balai Besar POM POM di Palangka Raya dan 2 balai lainnya telah meningkat dengan kisaran capaian diatas 100% dan 1 balai dibawah 100%.

64

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

d. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan

Beberapa hal yang telah dilakukan oleh Balai Besar POM POM di Palangka Raya hingga mendapatkan nilai Indeks Kesadaran Masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman sebesar 68,67, antara lain :

 Kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang Pemberantasan Obat Ilegal, Kemanan Obat Tradisional, Keamanan Produk Kosmetik, Keamanan Produk Pangan dan Kemasan Pangan secara bersama-sama tokoh masyarakat dan lintas sektor terkait di wilayah Kalimantan Tengah;  Kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi tentang Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman melalui Kegiatan Car Free Day;  Kgiatan penyebaran informasi mengenai obat, obat tradisional, pangan, splemen kesehatan, kosmetik dan bahan berbahaya melalui penyampaian Iklan Layanan Masyarakat di radio, spanduk, billboard, videotron, SMS Blast, Media Sosial Instagram ,dan talkshow di media elektronik; dan  Penyebaran informasi dengan menayangkan video edukasi dan pemberian media edukasi dalam bentuk leaflet, brosur tentang obat, obat tradisional, pangan, suplemen kesehatan, kosmetik dan bahan berbahaya disetiap pertemuan yang dilakukan oleh Balai Besar POM Palangka Raya dan di ruang tunggu konsultasi bagi konsumen yang melakukan konsultasi maupun pengaduan langsung. e. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Beberapa kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian indikator nilai indeks Kesadaran Msyarakat terhadap Obat dan Makanan adalah kegiatan layanan publik. Kegiatan tersebut antara lain :

65

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Tabel 34. Perbandingan Jumlah dan Jenis Layanan Publik tahun 2019

Jumlah Jumlah No Jenis Layanan 2018 2019 Layanan permintaan informasi dan pengaduan konsumen 1 378 406 melalui Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) 2 Pengaduan Masyarakat yang ditindaklanjuti 85 332 Penyuluhan kepada masyarakat (bimtek, penyebaran 3 informasi, talk show di TV, iklan di media cetak dan 272 335 elektronik, permintaan narasumber) 4 Penyebaran informasi di Loka POM Kotawaringin Barat 5 235 Jumlah 740 1308

Dari tabel perbandingan jumlah dan jenis layanan publik tahun 2019, dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan jumlah dan jenis layanan dari tahun 2018. Peningkatan ini seiring dengan terbentuknya OTK baru Balai Besar POM di Palangka Raya dan keberadaan Loka POM Kotawaringin Barat, sehingga kapasitas dan cakupan pelayanan publik dapat diberikan secara optimal. Kegiatan penyebaran informasi obat dan makanan pada seluruh komunitas dilakukan melalui :

 Penyebaran brosur, banner, poster, pemasangan billboard, pameran dan videotron di tempat-tempat strategis dan penayangan Iklan Layanan Masyarakat melalui media televisi dan radio, penyebaran informasi tentang obat dan makanan melalui media sosial Instagram dan Facebook serta upaya mendorong peran aktif masyarakat dalam mencari informasi dan pengetahuan tentang obat dan makanan;  Penyuluhan dan penyebaran informasi tentang KIE GNPOPA di Kota Palangka Raya, sebanyak 50 orang;  Penyuluhan dan penyebaran informasi tentang KIE Keamanan Obat dan Makanan bersama Tokoh Masyarakat telah dilakukan di Kota Palangka Raya 2550 orang, Kabupaten Kotawaringin Barat 500 orang, kabupaten Kotawaringin Timur 500 orang, dan Kabupaten Kapuas 500 orang;  Penyuluhan dan penyebaran informasi tentang KIE Keamanan Obat dan Makanan kepada pramuka 250 orang dan PKK Provinsi Kalimantan Tengah 250 orang;

66

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

 Penyebaran informasi tentang KIE Keamanan Obat dan Makanan kepada masyarakat melalui Car Free Day dalam Rangka HUT Badan POM (BPOM18 FUNFEST BAKTI UNTUK NEGERI) sebanyak 110 orang; dan  Pemenuhan permintaan menjadi narasumber pada acara perkemahan Wira Karya Kalteng di Kota Palangka Raya sebanyak 500 orang, pelatihan penyuluhan keamanan pangan di Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Kabupaten Murung Raya sebanyak 150 orang. f. Evaluasi dan analisis terkait tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan kinerja periode sebelumnya

Pada tahun 2018 telah dilakukan reviu Renstra 2015-2019 seiring dengan terbentuknya OTK baru di Balai Besar POM di Palangka Raya. Pada Renstra sebelumnya indikator untuk mengukur peningkatan kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya adalah Indeks Kepatuhan Pelaku Usaha (Compliance Index) dan Indeks Kesadaran Masyarakat (Awareness Index). Namun pada tahun 2018, Indikator Indeks Kesadaran Masyarakat masih belum dilakukan penilaian. Indikator baru ini diukur pada tahun 2019 untuk mendukung sasaran strategis 2. Sehingga tolak ukur keberhasilan sasaran startegis ini dapat diukur secara menyeluruh pada indikator yang ditetapkan.

Dari pencapaian 2 target indikator pada sasaran strategis 2, maka dapat dihitung nilai pencapaian sasarannya (NPS) sebagai rata-rata dari nilai pencapaian indikatornya (NPI) dikalikan dengan bobotnya.

NPS = NPI 1 + NPI 2 2 NPS= 107,13% +103,89% 2 NPS = 105,51%

Dengan Nilai NPS di atas 100%, maka Balai Besar POM di Palangka Raya berhasil mencapai sasaran meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya.

67

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

SASARAN STRATEGIS 3.

MENINGKATNYA PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP OBAT DAN MAKANAN AMAN DI WILAYAH KERJA BBPOM DI PALANGKA RAYA

Indikator Kinerja Sasaran Strategis 3

1. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

Tabel 35. Realisasi Indeks Pengetahuan Masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM Palangka Raya

Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian Kriteria

Indeks Pengetahuan Masyarakat terhadap Obat dan Makanan 61,00 72,75 119,26 Memuaskan aman di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya

Indeks Pengetahuan Masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya adalah nilai indeks yang diperoleh dari hasil survei terhadap pelaksanaan KIE yang telah dilakukan Badan POM.

Survei yang dilakukan bertujuan untuk menggali sejauh mana pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam memilih serta mengkonsumsi Obat dan Makanan. Seberapa baik pemahaman masyarakat dalam memilih serta mengkonsumsi Obat dan Makanan dengan benar. Dari sini dapat dilihat juga sejauh mana informasi dan/atau pengaruh sumber media informasi terhadap pemahaman masyarakat.

Capaian indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya sudah melebihi target yang ditetapkan yaitu 119,26% dengan kriteria „Memuaskan‟. Ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil survei terhadap pelaksanaan KIE yang telah dilakukan Balai Besar POM di Palangka Raya, masyarakat memahami dan dapat memilih serta mengkonsumsi Obat dan Makanan dengan benar.

68

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

2. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tabel 36. Realisasi Indeks Pengetahuan Masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM Palangka Raya tahun 2019 dan tahun 2019

Realisasi % Capaian Indikator Kinerja 2018 2019 2018 2019

Indeks Pengetahuan Masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman 55,45 72,75 92,42 119,26 di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya

Capaian indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya pada Tahun 2019 mengalami peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan indeks pengetahuan masyarakat pada tahun 2018 dari 92,42% menjadi 119,26%. Ini menunjukkan adanya perbaikan yang dilakukan selama tahun 2019 melalui beberapa kegiatan penunjang sehingga masyarakat di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah meningkat pengetahuan dan pemahamannya dalam memilih serta menggunakan Obat dan Makanan.

3. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

Tabel 37. Perbandingan Indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya tahun 2018 dengan Balai lain

Indeks Indeks BBPOM Indeks BBPOM Indeks BBPOM Indeks BBPOM Indikator Kinerja Nasional Palangka Raya Yogyakarta Mataram Banjarmasin

Indeks Pengetahuan Masyarakat terhadap 75,06 72,75 75,98 73,76 69,67 Obat dan Makanan

aman

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa realisasi indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya masih dibawah realisasi indeks nasional. Begitu juga dengan indeks Balai Besar POM di Mataram dan Balai Besar POM di Banjarmasin yang realisasinya masih dibawah indeks Nasional. Hanya realisasi kinerja Balai Besar POM di Yogyakarta paling tinggi diantara balai yang diperbandingkan sekaligus diatas realisasi Indeks nasional.

69

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan

Beberapa hal yang telah dilakukan oleh Balai Besar POM di Palangka Raya hingga mendapatkan nilai indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman sebesar 72,75 pada tahun 2019, antara lain :  Dilakukan Kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang Pemberantasan Obat Ilegal, Keamanan Obat Tradisional, Keamanan Produk Kosmetik, Keamanan Produk Pangan dan Kemasan Pangan secara bersama-sama tokoh masyarakat dan lintas sektor terkait di wilayah Kalimantan Tengah;  Dilakukan Kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman melalui Kegiatan Car Free Day yang terpusat di Kota Palangka Raya;  Dilakukan kegiatan penyebaran informasi mengenai Obat, Obat Tradisional, Pangan, Suplemen Kesehatan, Kosmetik dan Bahan Berbahaya melalui penyampaian Iklan Layanan Masyarakat di radio, spanduk, media sosial Instagram dan talkshow di beberapa media elektronik;  Dilakukan Program Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) dan Pasar Aman dari Bahan Berbahaya dengan penambahan komunitas yang baru pada tahun 2019; dan  Kegiatan penyebaran informasi mengenai Obat, Obat Tradisional, Pangan, Suplemen Kesehatan, Kosmetik dan Bahan Berbahaya dilakukan di semua komunitas dengan umur mulai dari usia sekolah dengan melalui operasional mobil laboratorium keliling, perguruan tinggi melalui KIE, komunitas yang diberdayakan Ibu PKK, perangkat desa, penjual/kelompok ritel pangan/PKL (Pedagang Kreatif Lapangan), Industri Pangan Rumah Tangga melalui program Gerakan Keamanan Pangan Desa, komunitas sekolah SD/MI, Pramuka dan komunitas Pasar Aman dari Bahan Berbahaya.

5. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Beberapa kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian indikator nilai indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan adalah kegiatan layanan publik. Selama Tahun 2019, Balai Besar POM di Palangka Raya melakukan layanan publik sebanyak 335 layanan yang terdiri dari 331 permintaan informasi (termasuk penerimaan sampel PNBP) dan 4 layanan pengaduan. Produk layanan publik yang disediakan oleh

70

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Balai Besar POM di Palangka Raya antara lain permintaan informasi umum tentang Obat dan Makanan, permintaan uji sampel PNBP, dan permintaan data publik. Berikut profil jumlah layanan publik (permintaan informasi dan pengaduan) Balai Besar POM di Palangka Raya Tahun 2016-2019, dimana semua status pengaduan telah closed :

Tabel 38. Profil layanan Balai Besar POM di Palangka Raya dari tahun 2015-2019

Jenis Produk Layanan Layanan Layanan Layanan Layanan Layanan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

Pemintaan 262 296 336 406 331 Informasi

Pengaduan 1 17 1 2 4

Kegiatan penyebaran informasi obat dan makanan pada seluruh komunitas dilakukan melalui :  Penyebaran brosur, banner dan spanduk di tempat-tempat strategis, penayangan Iklan Layanan Masyarakat melalui media cetak dan elektronik (radio) serta penyebaran informasi tentang Obat dan Makanan melalui media sosial Instagram, Facebook serta Twitter mendorong peran aktif masyarakat dalam mencari informasi dan pengetahuan tentang Obat dan Makanan;  Penyebaran informasi juga dilakukan melalui media massa (koran Palangka Ekspress) dan media elektronik (radio RRI, KPFm dan televisi TVRI, KPTv). Materi informasi yang disampaikan berupa Cek KLIK, Cara Memilih Kosmetik dan Obat Tradisional yang Baik, dll;  Pemberdayaan masyarakat melalui KIE bersama Tokoh Masyarakat Kalimantan Tengah, penyebaran informasi melalui operasional mobil laboratorium keliling, Sosialisasi pada saat Car Free Day, kepada semua lapisan masyarakat mulai dari masyarakat umum, komunitas sekolah, pramuka, komunitas pedagang, pelaku usaha IRTP hingga mahasiswa tentang Obat dan Makanan, Kosmetik, Obat Tradisional, termasuk penyalahgunaan Narkoba dan Obat-obat tertentu serta hygiene sanitasi hingga cek KLIK dan cara menggunakan Aplikasi Cek BPOM serta BPOM Mobile kepada total 8.560 masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah meliputi wilayah Kota Palangka Raya, Kabupaten Kapuas, Kabupaten, Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat;

71

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

 Setiap tahun Balai Besar POM di Palangka Raya mempunyai target pemberdayaan 3 desa baru di tiap Kabupaten dan pengawalan desa-desa yang sudah diintervensi di tahun tahun sebelumnya. Pada tahun 2019 kabupaten yang diintervensi yaitu Kabupaten Barito Selatan dengan 3 desa baru yang diintervensi pada tahun 2019 adalah Desa Baru, Kelurahan Buntok Kota dan Kelurahan Hilir Sper;  Balai Besar POM di Palangka Raya juga melakukan kegiatan intervensi Pasar Aman dari Bahan Berbahaya baik melalui kegiatan penyuluhan pasar, bimtek petugas pasar, monitoring evaluasi dari sampel yang dijual di pasar tersebut, maupun kampanye pasar. Intervensi Pasar Aman dari Bahan Berbahaya pada tahun 2019 dilaksanakan di Kabupaten Barito Utara yaitu Pasar Bebas Banjir;  Hubungan koordinasi yang baik dengan lintas sektor melalui program Gerakan Kemanan Pangan Desa di Kabupaten Barito Selatan dan Pasar Aman dari Bahan Berbahaya di Kabupaten Barito Utara. Dukungan tidak hanya didapat dari pemerintah daerah saja tetapi juga dari masyarakat desa serta komunitas pedagang pasar yang ditunjukkan dengan diterapkannya prinsip-prinsip keamanan pangan di desa dan pengelolaan pasar yang baik sehingga menuju pasar yang bebas bahan berbahaya. Kerjasama dan koordinasi yang baik antara Balai Besar POM di Palangka Raya, pemerintah daerah kabupaten dan masyarakat desa serta komunitas pedagang pasar dibuktikan dengan dicapainya prestasi Kelurahan Buntok Kota dan Desa Bebas Banjir yang menjadi salah satu nominator terbaik tingkat nasional.

6. Evaluasi dan analisis terkait tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan kinerja periode sebelumnya

Pada tahun 2018 telah dilakukan reviu Renstra 2015-2019 seiring dengan terbentuknya OTK baru Balai Besar POM di Palangka Raya. Pada Renstra sebelumnya indikator untuk mengukur peningkatan pengetahuan masyarakat adalah jumlah layanan publik yang dilakukan. Indikator ini masih belum menggambarkan tingkat pengetahuan masyarakat sehingga dilakukan reviu Renstra dan didapatkan indikator baru yaitu indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya yang dianggap dapat mengukur kinerja Balai Besar POM di Palangka Raya dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya .

72

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

SASARAN STRATEGIS 4.

Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya

Indikator Kinerja Sasaran Strategis 4

1. Persentase pemenuhan pengujian Obat dan makanan sesuai standar di Provinsi Kalimantan Tengah

a. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

Tabel 39. Realisasi Persentase Pemenuhan Pengujian Obat dan Makanan Sesuai Standar di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2019

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) KRITERIA

Persentase pemenuhan pengujian Obat dan Makanan sesuai Standar di Provinsi 97 100,04 103,13 Memuaskan Kalimantan Tengah

Persentase pemenuhan pengujian sesuai standar di Provinsi Kalimantan Tengah diperoleh dengan rumus sebagai berikut ; Persentase pemenuhan pengujian sesuai standar = (jumlah sampel yang diuji dengan parameter uji yang tercantum dalam standar dibagi sampel yang harus diuji) x 100 %.

Dalam rangka pemenuhan pengujian Obat dan Makanan sesuai standar di Provinsi Kalimantan Tengah, Balai Besar POM Di Palangka Raya mengacu pada parameter uji kritis yang tercantum dalam Pedoman Sampling dan Pengujian Obat dan Makanan tahun berjalan.

Capaian persentase yaitu 100,04% menunjukkan bahwa Balai Besar POM di Palangka Raya telah berhasil memenuhi seluruh parameter uji kritis yang diwajibkan untuk diuji sesuai dengan Pedoman Sampling yang telah di tetapkan oleh Badan POM.

73

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

b. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tabel 40. Profil Realisasi Persentase Pemenuhan Pengujian sesuai Standar di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2018 dan 2019

2018 2019 INDIKATOR CAPAIAN CAPAIAN KINERJA TARGET REALISASI TARGET REALISASI (%) (%) (%) (%) (%) (%)

Persentase pemenuhan pengujian Obat dan 92,49 103,26 Makanan sesuai 100 92,49 97 100,04 Standar di Provinsi Kalimantan Tengah

Tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi kenaikan yang cukup menggembirakan terhadap realisasi persentase pemenuhan pengujian sesuai standar di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 dibandingkan tahun 2018. Realisasi pada tahun 2018 menunjukkan hasil masih dibawah target namun pada tahun 2019 telah berhasil ditingkatkan dengan jumlah kenaikan yang cukup signifikan.

Realisasi persentase pemenuhan pengujian sesuai standar pada tahun 2019 yang melebihi 100% disebabkan adanya penambahan jumlah sampel yang di-sampling dari pada target yang ditetapkan yaitu sebanyak 1 sampel.

c. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

Gambar 20. Persentase Pemenuhan Pengujian sesuai standar Balai Besar POM di Palangka Raya dengan Balai Besar POM di Jogjakarta dan Balai Besar POM Banjarmasin dan Balai Besar POM Mataram

BBPOM di INDIKATOR BBPOM di BBPOM di BBPOM di KINERJA Palangka Raya Jogjakarta Banjarmasin Mataram

Persentase pemenuhan pengujian Obat dan 100,04 Makanan sesuai Standar 100 100 100 di Provinsi Kalimantan Tengah

Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa realisasi persentase pemenuhan pengujian sesuai standar di Balai Besar POM di Palangka Raya dan 3 balai besar lain sudah mencapai target nasional.

74

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

d. Analisis penyebab keberhasilan peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan

Selama tahun 2019 jumlah sampel yang di uji sesuai standar yaitu sebanyak 2483 sampel dari 2482 target sampel yang ditetapkan dengan persentase capaian sebesar 100,04%. Pengujian 2483 sampel mencakup sebanyak 11.716 parameter uji kimia dan 5925 parameter uji mikrobiologi sesuai parameter uji kritis yang tertera pada pedoman sampling masing-masing komoditi.

Tabel 41. Pengujian Sampel Obat dan Makanan Tahun 2019

TARGET REALISASI JUMLAH PARAMETER JUMLAH PARAMETER NO KOMODITI SAMPEL SAMPEL UJI KIMIA UJI MIKROBIOLOGI

1 OBAT 455 455 2241 33

OBAT 2 383 383 1869 1311 TRADISIONAL

3 KOSMETIK 766 766 3897 2280

SUPLEMEN 4 128 129 541 1152 KESEHATAN

5 PANGAN 750 750 3168 2149

Keberhasilan Balai Besar POM di Palangka Raya dalam mencapai Persentase Pemenuhan Pengujian sesuai Standar tidak terlepas dari upaya dalam hal penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 17025:2017, serta pemenuhan standar Good Laboratory Pratice (GLP) yang terdiri dari kompetensi personel, pemenuhan standar ruang lingkup dan pemenuhan standar alat laboratorium yang telah di tetapkan. Keberhasilan ini dibuktikan dengan meningkatnya persentase capaian pada Audit GLP.

Tabel 42. Perbandingan Hasil Audit GLP tahun 2018 dan 2019

Capaian (%) Elemen GLP Tahun 2018 Tahun 2019

Ruang Lingkup 71 76,2

Peralatan 76,1 80,6

75

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Kompetensi 88,7 91,6

e. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Program/kegiatan yang telah dilakukan dalam menunjang pencapaian kinerja meliputi :  Perencanaan kebutuhan pelatihan dan pengadaan peralatan laboratorium yang disesuaikan dengan pengembangan kompetensi dan pemenuhan alat laboratoratorium terkait parameter uji kritis;  Penerapan Sistem Mutu ISO 17025:2017 dan ISO 9001:2015 yang merupakan pengakuan pihak ketiga terhadap kompetensi laboratorium dalam melakukan kegiatan pengujian;  Pelatihan internal dan eksternal berupa bimbingan teknis laboratorium , In House Training terkait pelaksanaan Sistem Mutu ISO 17025:2017 dan peningkatan kompetensi pengujian, magang serta pelatihan analisis instrumen;  Kegiatan verifikasi metoda analisa sebanyak 21 metode yang bertujuan untuk membuktikan bahwa metode analisa yang digunakan menghasilkan hasil uji yang valid;  Kegiatan uji profisiensi maupun uji kolaborasi yang diselenggarakan oleh PPPOMN yaitu sebanyak 16 kali; dan  Program kalibrasi alat laboratorium, baik yang dilakukan secara internal oleh PPPOMN dan secara eksternal melalui laboratorium kalibrasi eksternal yang bertujuan untuk memastikan alat ukur atau instrumen yang digunakan memberikan hasil pengukuran sesuai standar Nasional maupun internasional. program kalibrasi alat ukur/alat laboratorium dilakukan setiap tahun. f. Evaluasi dan analisis terkait tindak lanjut atas Rencana perbaikan kinerja periode sebelumnya

Tindak lanjut atas rencana perbaikan kinerja periode sebelumnya antara lain :

 Melakukan pelatihan yang terkait dengan kompetensi penggunaan alat LC MS MS dan GC MS untuk dapat melakukan pengujian sesuai standar pada pedoman sampling tahun berjalan;

76

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

 Meningkatkan penerapan Sistem Manajeman Mutu ISO 17025:2017 dan ISO 9001:2015 secara konsisten; dan  Peningkatan sarana dan prasarana utama maupun penunjang sesuai dengan Standar Minimum Alat Laboratorium.

1. Persentase sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan di wilayah Kerja BBPOM di Palangka Raya

a. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

Tabel 43. Realisasi Persentase sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya tahun 2019

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN KRITERIA

Persentase sarana produksi Obat dan Sangat Makanan yang memenuhi ketentuan di 41,80 3,70 8,85 kurang wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya

Persentase sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya diperoleh dengan rumus sebagai berikut : Persentase sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan : (Jumlah Sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan dibagi target jumlah sarana produksi Obat dan Makanan yang diprioritaskan berdasarkan kajian risiko untuk diperiksa) x 100%

Sarana produksi yang diperiksa adalah sarana produksi pangan dan sarana produksi obat tradisional karena di Provinsi Kalimantan Tengah tidak terdapat sarana produksi obat, bahan baku obat, produk biologi dan sarana khusus (misalnya: unit transfusi darah, fasilitas radiofarmaka, laboratorium sel punca dan rumah sakit), serta kosmetik golongan A dan B.

Sarana produksi pangan mencakup sarana produksi MD dan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)/Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan definisi operasional sebagai berikut :

 Tidak Memenuhi Ketentuan untuk sarana produksi pangan MD adalah yang memperoleh rating C dan D; dan  Tidak Memenuhi Ketentuan untuk sarana produksi IRTP/UMKM adalah yang memperoleh level 3 dan 4.

77

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Sebagian besar sarana produksi yang diperiksa adalah sarana IRTP dan sebagian kecil sarana MD dan Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT). Karakteristik IRTP di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah masih dikelola dengan sangat sederhana dan tidak secara rutin melakukan produksi sehingga sarana yang diperiksa adalah sarana-sarana baru yang belum pernah mendapat pembinaan dan sarana yang belum mempunyai nomor Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) yang juga menjadi target pemeriksaan. Hal ini yang memberikan kontribusi realisasi dan persentase capaian sangat kecil yaitu sebesar 3,70% atau sebesar 8,85% dari target yang ditetapkan sebesar 41,80%. Sarana IRTP tidak seluruhnya yang sudah mempunyai nomor PIRT namun yang belum mempunyai nomor PIRT juga dilakukan pemeriksaan.

b. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tabel 44. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tahun 2018 (%) Tahun 2019 (%)

Realisasi 4,43 3,70

% Capaian 16,13 8,85

Pada tahun 2019 realisasi mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018 yang diikuti penurunan persentase capaian terhadap target jika dibandingkan persentase capaian terhadap target tahun 2018.

c. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

Tabel 45. Perbandingan realisasi tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

Indikator Kinerja BBPOM BBPOM BBPOM BBPOM Yogyakarta Mataram Palangka Raya Banjarmasin Persentase sarana produksi obat dan makanan yang memenuhi ketentuan di 103.40 142,38 8.85 32.56 wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa persentase realisasi sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya paling rendah jika dibandingkan 3 balai lainnya dalam 1 cluster. Jika dibandingkan dengan Balai Besar POM di Banjarmasin dengan kondisi perekonomian yang hampir sama, maka realisasi dan persentase capaian tidak jauh berbeda.

78

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

d. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan

Penyebab rendahnya realisasi dan persentase capaian disebabkan karena beberapa hal sebagai berikut :  Lingkup sarana yang diperiksa adalah industri pangan dan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP). IRTP merupakan sarana binaan Dinas Kesehatan, sehingga tindak lanjut hasil pengawasan IRTP berada di bawah wewenang pemerintah daerah terkait;  Sarana produksi yang diperiksa diprioritaskan untuk sarana produksi yang belum masuk target pengawasan pada tahun sebelumnya sehingga sarana tersebut belum dilakukan pembinaan secara berkesinambungan; dan  Tidak konsistensinya sarana untuk menerapkan perbaikan dari temuan hasil pengawasan sebelumnya.

Untuk mencapai target tahun 2020 maka akan dilakukan monitoring surat tindak lanjut hasil pemeriksaan IRTP ke Dinas Kesehatan sehingga diharapkan IRTP yang tidak memenuhi ketentuan dari hasil pemeriksaan Balai Besar POM di Palangka Raya akan dilakukan pembinaan oleh Dinas Kesehatan setempat. e. Analisis program/kegiatan yang menunjang kebidaerhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Di Provinsi Kalimantan Tengah tidak terdapat sarana produksi obat, bahan baku obat, produk biologi dan sarana khusus (misalnya: unit transfusi darah, fasilitas radiofarmaka, laboratorium sel punca dan rumah sakit), serta kosmetik golongan A dan B. Sesuai dengan karakteristik daerahnya, maka Balai Besar POM di Palangka Raya melakukan optimalisasi pembinaan pada sarana IRTP dan sebagian kecil sarana MD dan UMOT dalam pemenuhan CPPB dan CPOTB serta meningkatkan monitoring surat tindak lanjut hasil pemeriksaan IRTP ke Dinas Kesehatan sehingga diharapkan IRTP yang tidak memenuhi ketentuan dari hasil pemeriksaan Balai Besar POM di Palangka Raya akan dilakukan pembinaan oleh Dinas Kesehatan setempat.

79

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

f. Evaluasi dan analisis terkait tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan kinerja periode sebelumnya

Indikator persentase sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya merupakan hasil reviu Renstra 2015-2019 OTK baru, indikator sebelumnya yang mengukur efektifitas pengawasan obat dan makanan di level kegiatan adalah presentase cakupan pengawasan sarana produksi Obat dan Makanan. Berdasarkan hasil rekomendasi, maka indikator ini diubah menjadi pesentase sarana produksi obat dan makanan yang memenuhi ketentuan supaya lebih menggambarkan kinerja Balai Besar POM di Palangka Raya.

2. Persentase sarana distribusi Obat yang memenuhi ketentuan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya

a. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN KRITERIA

Persentase sarana distribusi Obat yang memenuhi ketentuan di wilayah kerja 49.8 47.91 96.20 Cukup BBPOM Di Palangka Raya

Persentase sarana distribusi Obat yang memenuhi ketentuan di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya diperoleh dengan rumus sebagai berikut : Persentase sarana distribusi Obat yang memenuhi ketentuan : (Jumlah Sarana distribusi obat diperiksa yang memenuhi ketentuan dibagi jumlah sarana distribusi obat yang diperiksa) x 100%

Sarana distribusi obat yang diperiksa meliputi sarana distribusi (Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan instalasi farmasi kabupaten/kota) dan sarana pelayanan kefarmasian (apotek, instalasi farmasi RS, klinik, puskesmas, toko obat berizin). Definisi Operasional dari sarana yang memenuhi ketentuan adalah sarana yang tidak mendapatkan tindak lanjut temuan berupa sanksi peringatan keras, penghentian sementara kegiatan dan rekomendasi pencabutan izin. Capaian persentase sarana distribusi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya hampir mencapai target yang ditetapkan yaitu 47,91% dari target yang ditetapkan sebesar 49,8% dengan kriteria “cukup”. Sehingga dapat dinyatakan bahwa capaian sarana distribusi Obat yang memenuhi ketentuan di

80

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

wilayah kerja Balai BesarPOM di Palangka Raya sebesar 96,20% dari target yang ditetapkan adalah “baik”.

b. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tabel 46. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tahun 2018 (%) Tahun 2019 (%)

Realisasi 64,48 47,91

% Capaian 143,29 96,20

Pada Reviu Renstra 2015-2019 ditetapkan definisi operasional yang baru untuk kriteria sarana yang memenuhi ketentuan pada pemeriksaan sarana distribusi dan pelayanan obat yang mulai diterapkan pada tahun 2019. Hal ini mempengaruhi menurunnya realisasi yang dicapai pada tahun 2019 bila dibandingkan dengan realisasi yang dicapai tahun 2018.

c. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

Tabel 47. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

BBPOM BBPOM BBPOM BBPOM Indikator Kinerja Yogyakarta Mataram Palangka Raya Banjarmasin

Persentase sarana distribusi obat dan makanan yang 111,07 111,76 96,20 87,53 memenuhi ketentuan

Dari perbandingan dengan 3 balai lainnya dalam 1 cluster dapat disimpulkan bahwa sarana distribusi/pelayanan kefarmasian di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya lebih banyak yang memenuhi ketentuan atau patuh terhadap ketentuan yang berlaku dibandingkan Balai Besar POM di Banjarmasin, namun lebih sedikit bila dibandingkan dengan Balai Besar POM di Mataram dan Balai Besar POM di Yogyakarta.

d. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan

Beberapa hal yang menunjang keberhasilan pencapaian target persentase distribusi obat yang memenuhi ketentuan adalah :

81

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

 Mulai diberlakukannya aturan yang mengharuskan PBF mempunyai sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), sehingga pihak sarana berupaya untuk memenuhi persyaratan/perundang-undangan yang berlaku;  Pembinaan kepada pelaku usaha, penerapan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku terhadap sarana distribusi/pelayanan obat yang tidak memenuhi ketentuan; dan  Koordinasi dan kerja sama lintas sektor dengan Dinas Kesehatan kabupaten/kota sehingga tindak lanjut pada tahun 2018 yang masih berupa rekomendasi dapat ditindaklanjuti oleh sarana dengan efektif dan maksimal. e. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Secara berturut-turut pada tahun 2017 dan 2018 Balai Besar POM di Palangka Raya telah menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Tenaga Pengawas Lintas Sektor dan Petugas Sarana Pelayanan Kesehatan. Sasaran peserta yang mengikuti adalah petugas Dinas Kesehatan, petugas pengelola obat di Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK), Puskesmas dan Rumah Sakit. Hal ini menambah pemahaman petugas terkait dengan Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis CDOB maupun peraturan Kepala Badan POM Nomor 4 tahun 2018 tentang tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian. f. Evaluasi dan analisis terkait tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan kinerja periode sebelumnya

Pelatihan Tenaga Pengawas Lintas Sektor dan Petugas Sarana Pelayanan Kesehatan di atas mendukung rekomendasi perbaikan kinerja periode sebelumnya yaitu Pengawasan yang terus menerus dan berkesinambungan terhadap sarana distribusi obat agar selalu menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), dan sarana pelayanan obat agar menerapkan prinsip-prinsip CDOB secara konsisten.

Pada tahun 2019 telah dilakukan pemeriksaan klinik yang berada di daerah perkebunan sawit dan juga pemeriksaan sarana pelayanan obat yang menjangkau sampai di Kecamatan Samuda dan Parenggean di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur. Hal ini sesuai dengan rekomendasi perbaikan yang disampaikan tahun sebelumnya bahwa Balai Besar POM di Palangka Raya akan meningkatkan

82

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

pengawasan peredaran obat di jalur perifer/kecamatan di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah.

3. Persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya

a. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

Tabel 48. Realisasi persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu di Kalimantan Tengah

IndiKator Kinerja Target Realisasi % Capaian Kriteria

Persentase keputusan penilaian sertifikasi di wilayah kerja BBPOM Di 90 100 111,11 Memuaskan Palangka Raya

Persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu di Provinsi Kalimantan Tengah diperoleh dengan rumus sebagai berikut: Pesentase keputusan penilaian sertifikat yang diselesaikan tepat waktu di Provinsi Kalimantan Tengah: (keputusan penilaian sertifikasi pada tahun berjalan dan carry over tahun sebelumnya yang diselesaikan tepat waktu dibagi jumlah permohonan penilaian sertifikasi pada tahun berjalan) x 100 %

Keputusan penilaian sertifikasi surat hasil pemeriksaan atau surat rekomendasi proses penilaian sarana produksi obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik dan pangan olahan dalam pendaftaran produk, serta pemeriksaan PBF dalam rangka sertifikasi CDOB.

Capaian persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu di Kalimantan Tengah sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu 111,11% dengan kriteria “memuaskan”, sehingga bias dikatakan bahwa sebanyak 100% pengajuan sertifikasi pada Balai Besar POM Palangka Raya telah diselesaikan tepat waktu.

b. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tabel 49. Realisasi Presentase Keputusan Penilaian Sertifikasi yang Diselesaikan Tepat Waktu di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya Tahun 2019

Realisasi 2018 Realisasi 2019 Indikator Kinerja (%) (%) Persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu di wilayah kerja BBPOM Di 94,44 100 Palangka Raya

83

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Berdasarkan tabel di atas realisasi persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2019 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan peningkatan kinerja dari penilaian sertifikasi di Balai Besar POM Palangka Raya termasuk kesadaran dan kepatuhan pelaku usaha dalam melengkapi persyaratan sertifikasi sesuai peraturan yang berlaku.

c. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

Tabel 50. Perbandingan Persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2019 dengan Balai lain

BBPOM BBPOM BBPOM BBPOM Indikator Kinerja Palangka Raya Yogyakarta Mataram Banjarmasin

Persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan 111,11% 102,69% 120,48% 89,81% tepat waktu

Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa realisasi persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya dengan nilai 100% sudah melebihi target nasional yaitu 83 %.

d. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan

Penilaian sertifikasi yang dilaksanakan adalah salah satu Pelayanan Prima yang diberikan oleh Balai Besar POM di Palangka Raya kepada pelaku usaha. Dalam memberikan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu meliputi penerbitan surat rekomendasi dan surat hasil pemeriksaan sarana produksi Obat dan Makanan dengan memberikan penilaian terhadap penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), Cara Produksi Kosmetik yang Baik (CPKB) serta Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) untuk sarana Distribusi Obat (PBF). Proses penilaian tersebut dilaksanakan dalam rangka untuk mendapatkan ijin edar dari Badan POM. Dalam proses penilaian sertifikasi hingga penerbitan surat rekomendasi/surat hasil pemeriksaan tersebut yaitu 14 (empat belas) hari kerja. Untuk penerbitan Surat Keterangan Impor (SKI)/Surat Keterangan Ekspor (SKE) Obat dan Makanan selama ini belum dilakukan oleh Balai Besar POM di Palangka

84

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Raya. Hal ini dikarenakan di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah belum memiliki importir Obat dan Makanan yang harus diawasi.

Salah satu kendala dalam melaksanakan pelayanan penilaian sertifikasi antara lain keterbatasan sumber daya manusia (SDM) karena jumlah permohonan penilaian sertifikasi dalam rangka pemenuhan ijin edar Badan POM meningkat dibandingkan tahun 2018.

Namun dengan terbatasnya jumlah SDM yang ada dan upaya peningkatan kompetensi serta efisiensi pengelolaan SDM, keputusan penilaian sertifikasi di Provinsi Kalimantan Tengah dapat diselesaikan tepat waktu. e. Analisa program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Beberapa kegiatan di tahun 2019 yang menunjang keberhasilan pencapaian target persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu adalah :

 Kegiatan Pelayanan Prima dan Bimtek E-Registrasi Pendaftaran Pangan Olahan Bagi UMKM;  Bimtek/fasilitasi/pendampingan pemenuhan persyaratan registrasi produk untuk UMKM baik terkait CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik) maupun CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik);  Bimtek Fasilitator bagi petugas Dinas Kesehatan provinsi/kab/kota se-Kalimantan Tengah serta petugas dari Dinas Penanaman Modal, Perijinan Terpadu Satu Pintu terkait CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik). Dalam pelaksanaan bimtek fasilitator ini, Balai Besar POM di Palangka Raya bekerjasama dengan Badan POM; dan  Peningkatan kompetensi petugas Balai Besar POM Di Palangka Raya dalam bentuk magang di Kedeputian Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Badan POM RI.

Permohonan pemeriksaan sarana baru dalam rangka ijin edar meningkat sebesar 81,81% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 hanya ada 2 (dua) permohonan penilaian sertifikasi dalam rangka mendapatkan ijin edar Badan POM, sedangkan pada tahun 2019 terdapat 9 (sembilan) permohonan penilaian sertifikasi berupa 4 (enam) sarana produksi pangan, 1 (satu) sarana produksi obat tradisional (UMOT) dan 4 (empat) sarana distribusi obat (Pedagang Besar Farmasi).

85

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Dengan adanya Loka POM Kotawaringin Barat ikut berkontribusi meningkatkan permohonan pemeriksaan sarana baru dalam rangka mendapatkan ijin edar Badan POM. Dari 9 (sembilan) penilaian sertifikasi yang dilakukan, 3 (tiga) diantaranya merupakan penilaian sertifikasi sarana produksi yang dilakukan oleh Loka POM Kotawaringin Barat.

Selain melakukan penilaian sertifikasi terhadap sarana produksi/distribusi Obat dan Makanan tersebut di atas, Balai Besar POM di Palangka Raya juga melakukan pemeriksaan bersama tim dari Dinas Penanaman Modal, Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Palangka Raya dan Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dalam rangka perizinan Calon Sarana Apotek dan Calon sarana Industri Rumah Tangga Pangan sebanyak 7 (tujuh) sarana.

f. Evaluasi dan analisis terkait tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan kinerja periode sebelumnya

Berdasarkan Peraturan Badan POM Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan, pada bulan Oktober tahun 2018 terbentuk OTK baru dan kenaikan eselonisasi dari eselon III menjadi eselon II serta terjadi perubahan struktur organisasi. Dimana saat masih eselon III kegiatan sertifikasi merupakan output dari Seksi Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen namun setelah menjadi eselon II, kegiatan setifikasi menjadi output tersendiri dari Seksi Sertifikasi dibawah Bidang Pemeriksaan. Peningkatan eselon ini meningkatkan efektivitas kegiatan sertifikasi dan pengawasan premarket Obat dan Makanan.

4. Rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan makanan yang dilaksanakan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya a. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

Tabel 51. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KRITERIA

Rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan makanan yang dilaksanakan di 46.95 42.07 89,61 Cukup wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya

Rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan Makanan yang dilaksanakan di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

86

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan makanan yang dilaksanakan = (Jumlah tindak lanjut/feedback dari pelaku usaha dan instansi terkait dibagi Jumah rekomendasi hasil pengawasan yang diterbitkan oleh Balai kepada pelaku usaha dan instansi terkait)x100%

Yang dimaksud tindak lanjut adalah feedback/respon dari pelaku usaha atau instansi terkait terhadap rekomendasi hasil pengawasan yang diterbitkan oleh Balai atas keputusan Kepala Balai atau unit pusat Badan POM. Rekomendasi adalah hasil pengawasan dihitung berdasarkan pelanggaran berupa pembinaan, peringatan, peringatan keras atau rekomendasi PSK/Pencabutan Ijin/Pencabutan NIE, tindak lanjut kasus, dari hasil pemeriksaan sarana (pemeriksaan sarana produksi, sarana distribusi, saryanfar), hasil pengujian sampel, hasil pengawasan iklan (kepada media lokal, KPID), hasil pengawasan label, penanganan kasus, dan pengaduan konsumen.

Capaian rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan Makanan yang dilaksanakan di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya sebesar 42,07% dengan capaian 89,61% dengan kriteria “cukup” dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 46,95% . b. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tabel 52. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tahun 2018 (%) Tahun 2019 (%)

Realisasi 49,56 42,07

% Capaian 123,90 89,61

Berdasarkan tabel di atas realisasi rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan Makanan yang dilaksanakan di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya menurun dibandingkan tahun 2018. c. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

BBPOM BBPOM BBPOM BBPOM Indikator Kinerja Yogyakarta Mataram Palangka Raya Banjarmasin

Rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan makanan yang 118,15 81,20 89,61 54,28 dilaksanakan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya

87

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Berdasarkan tabel perbandingan dengan 3 balai lainnya dalam 1 cluster dapat dilihat bahwa realisasi dan persentase capaian Balai Besar POM di Palangka Raya berada di bawah Balai Besar POM di Yogyakarta, namun berada di atas Balai Besar POM di Mataram dan Balai Besar POM di Banjarmasin. Hal ini menunjukkan bahwa respon pelaku usaha dan lintas sektor di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah terhadap tindak lanjut hasil pemeriksaan yang disampaikan sudah baik. d. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan

Sesuai dengan surat Deputi I Badan POM Nomor B-PW.02.03.341.3.10.17.5232 tanggal 12 Oktober 2017 tentang Pemberian Sanksi Administratif Fasilitas Pelayanan Kefarmasian dengan merujuk pada Permenkes tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (Permenkes 73 tahun 2016), Puskesmas (Permenkes 74 tahun 2016), dan Rumah Sakit (Permenkes 72 tahun 2016), pada tahun 2019 Balai Besar POM di Palangka Raya menerapkan sanksi administrasi dari hasil pemeriksaan sarana pelayanan kefarmasian langsung ke sarana/pelaku usaha menggantikan penerbitan rekomendasi melalui Dinas Kesehatan kabupaten/kota. Perubahan tata cara pemberian sanksi meningkatkan efektivitas dalam mendapatkan tindak lanjut/feedback dari pelaku usaha atau instansi terkait berupa laporan CAPA yang berpengaruh langsung dalam peningkatan rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan Makanan yang dilaksanakan di wilayah kerja Balai Besar POM Di Palangka Raya dari tahun sebelumnya. e. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Beberapa kegiatan di tahun 2019 yang menunjang keberhasilan pencapaian target rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan Makanan adalah :

 Kegiatan FGD hasil pengawasan obat dan makanan dengan lintas sektor terkait; dan  Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait.

88

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya f. Evaluasi dan analisis terkait tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan kinerja periode sebelumnya

Pada tahun 2018 telah dilakukan reviu Renstra 2015-2019 seiring dengan terbentuknya OTK baru di BBPOM di Palangka Raya. Pada Renstra sebelumnya belum ada indikator yang tepat untuk mengukur efektivitas pengawasan Obat dan Makanan. Setelah dilakukan reviu pada Renstra, didapatkan indikator baru yaitu rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan Makanan yang dilaksanakan yang dianggap dapat mengukur kinerja Balai Besar POM di Palangka Raya dalam meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko dari hulu ke hilir.

Dari pencapaian 5 target indikator pada sasaran strategis 4, maka dapat dihitung nilai pencapaian sasarannya (NPS) sebagai rata-rata dari nilai pencapaian indikatornya (NPI).

NPS = NPI 1 + NPI 2 + NPI 3 + NPI 4 + NPI 5 5 NPS= 103,13% + 8,85% + 96,20% +111,11% + 89,61% 5 NPS = 81,78%

Dengan Nilai NPS di bawah 100%, maka Balai Besar POM di Palangka Raya belum berhasil meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya

89

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

SASARAN STRATEGIS 5.

Meningkatnya efektivitas penyidikan tindak pidana Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya

Indikator Kinerja Sasaran Strategis 5

1. Persentase perkara yang diselesaikan hingga tahap II di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya a. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

Tabel 53. Realisasi perkara yang diselesaikan hingga tahap II di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya Tahun 2019

INDIKATORKINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN KRITERIA

Persentase perkara yang Tidak Dapat diselesaikan hingga tahap II di wilayah 50 83.33 166.66 Disimpulkan kerja BBPOM Di Palangka RayaBBPOM Di

Persentase perkara yang diselesaikan hingga tahap II diwilayah kerja BBPOM di Palangka Raya diperoleh dengan rumus sebagai berikut : Persentase perkara yang diselesaikan hingga tahap II = ( jumlah perkara tahap II tahun n dan tahun sebelumnya dibagi Total perkara di tahun n dan tahun sebelumnya yang diselesaikan hingga tahap II) x100%

Perkara yang dimaksud adalah kasus yang ditindaklanjuti secara projustitia berdasarkan hasil gelar kasus, sedangkan tahap II adalah perkara yang telah diselesaikan hingga tahap penyerahan tersangka dan barang bukti ke Kejaksaan Tinggi.

Capaian persentase perkara yang diselesaikan hingga tahap II di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya mencapai target yang ditetapkan yaitu 166.66% dengan kriteria “tidak dapat disimpulkan”. Hal ini dikarenakan adanya penyelesaian Berkas Perkara tahun sebelumnya sampai dengan Tahap II sebanyak 7 perkara sehingga menambah capaian realisasi tahun 2019 meskipun 2 perkara dari 5 target perkara tahun 2019 tidak tercapai sehingga dapat dinyatakan bahwa Balai Besar POM di Palangka Raya telah berhasil menyelesaikan perkara hingga tahap II sebanyak 83.33%.

90

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya b. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

83,33

50 2019 2018

Tahap II

Gambar 21. Realisasi Persentase perkara yang diselesaikan hingga tahap II di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2018 dan 2019

Berdasarkan tabel di atas realisasi persentase perkara tahun 2019 yang diselesaikan hingga tahap II di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya meningkat dari tahun 2018. Seluruh perkara carry over dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 dapat diselesaikan sampai dengan tahap II ditahun 2019. Keberhasilan pencapaian ini disebabkan karena beberapa hal, diantaranya adalah terjadinya restrukturisasi organisasi diinternal Badan POM, dimana fungsi penyidikan berdiri secara mandiri menjadi Deputi Bidang Penindakan. Perubahan OTK baru yang terjadi di Balai Besar POM Di Palangka berupa peningkatan eselon berdampak fungsi penyidikan berdiri sendiri dibawah Bidang Penindakan yang secara teknis berpengaruh positif dalam penyelesaian berkas perkara menjadi lebih fokus, terarah dan cepat. Faktor keberhasilan pendukung yang lain adalah adanya kerjasama dan koordinasi yang baik dengan Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah cq. Direktorat Reserse Kriminal Khusus Korwas PPNS dan Kejaksaaan Tinggi Kalimantan Tengah sehingga penyelesaian perkara menjadi semakin baik dan tepat waktu.

91

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya c. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

100 BBPOM Palangka 83,33 86,67 Raya 80 68,75 BBPOM Jogjakarta 61,54 60 BBPOM Mataram 40 BBPOM 20 Banjarmasin 0 Tahap II

Gambar 22. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa realisasi persentase perkara yang diselesaikan hingga tahap II di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya, Balai Besar POM di Jogjakarta, Balai Besar POM di Mataram dan Balai Besar POM di Banjarmasin melebihi target nasional. d. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan

Tabel 54. Jumlah perkara yang diselesaikan hingga tahap II dalam tahun 2019

Uraian Penyelesaian Tahap II Perkara Tahap II Tahun 2019

3 Perkara (tahun 2019) BBPOM di Palangka Raya 7 perkara (Carry Over tahun sebelumnya)

Loka POM Kotawaringin Barat 2 perkara (Tahap II di awal Tahun 2020)

Jumlah 10 perkara

Perkara dinyatakan telah selesai hingga tahap II apabila telah menyerahkan barang bukti dan tersangka ke Kejaksaan Tinggi. Balai Besar POM di Palangka Raya berhasil mencapai target presentase perkara yang diselesaikan hingga tahap II di wilayah kerja BBPOM di Palangka Raya dan peningkatan kinerja di tahun 2019 disebabkan oleh beberapa hal antara lain :

92

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

. Komitmen dan dukungan dari pimpinan untuk penyelesaian berkas perkara hingga tahap II; . Perka Badan POM Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan POM menjadikan fungsi penindakan Bidang Penindakan BBPOM di Palangka Raya lebih terarah dalam penyelesaian berkas perkara; . Kerjasama yang baik dalam tim Bidang Penindakan PPNS Balai Besar POM di Palangka Raya; . Kerjasama dan koordinasi yang baik antara PPNS Balai Besar POM di Palangka Raya dengan Sie Korwas PPNS Direktorat Reskrim Khusus Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah; . Kerjasama dan koordinasi yang baik antara PPNS Balai Besar POM di Palangka Raya dengan Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah; . Kerjasama dan koordinasi yang baik antara PPNS Balai Besar POM di Palangka Raya dengan Kejaksaan Negeri di kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah; . Kerjasama dan koordinasi yang baik antara PPNS Balai Besar POM di Palangka Raya dengan Pengadilan Negeri di kabupaten/kota di Kalimantan Tengah; dan . Sikap kooperatif tersangka dalam proses penyidikan sampai dengan pelimpahan tahap II ke Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah. e. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Kegiatan yang dilakukan tahun 2019 untuk menunjang keberhasilan pencapaian indikator perkara yang diselesakan hingga tahap II adalah pelaksanaan investigasi sebanyak 43 (empat puluh tiga) kasus. Hasil investigasi tersebut ditindaklanjuti sebagai bahan kegiatan penyidikan hingga dihasilkan 5 (lima) perkara yang dilakukan pro justitia. Jenis pelanggaran tersebut antara lain :

93

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Tabel 55. Hasil Penyidikan obat dan Makanan tahun 2019

No Jenis Komoditi Yang Dilanggar Perkara Nilai Barang Bukti

1. Kosmetik TIE, Obat Keras TIE 2 Rp 629.865.500 2. Kosmetik TIE 1

3. Obat Tradisional TIE 2 Rp 728.838.000

Total Rp 1.358.703.500

Berdasarkan definisi operasional dalam pencapaian output yaitu jumlah perkara sampai dengan tahap SPDP, Balai Besar POM Di Palangka Raya berhasil mencapai 100% dari target 5 (lima) perkara dimana 2 (dua) diantaranya merupakan target Loka POM Kotawaringin Barat Keberhasilan ini merupakan hasil operasi Balai Besar POM di Palangka Raya bersama Korwas PPNS Polda Kalteng dan Loka POM Kotawaringin Barat bersama Polres Kotawaringin Barat.

Dalam pelaksanaan proses penyidikan Balai Besar POM Di Palangka Raya, kegiatan pengawasan dan penindakan dapat dilakukan secara komprehensif dari hulu ke hilir hingga kecamatan didaerah dan perbatasan provinsi dipengaruhi oleh cukup tingginya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam menggunakan sediaan farmasi yang terdaftar di Badan POM serta partisipasi aktif dalam mengawal ada indikasi tindak pidana Obat dan Makanan di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah.

Kendala yang dialami dalam menangani perkara tindak pidana Obat dan Makanan di Balai Besar POM Palangka Raya dan Loka Kotawaringin Barat selama tahun 2019, antara lain :

 Pengembalian Berkas Perkara untuk dilengkapi (P19) atas petunjuk Jaksa Penuntut Umum (JPU). Untuk menghindari berkas perkara yang P 19 oleh JPU maka dilakukan peningkatan koordinasi dan kompetensi PPNS Balai Besar POM di Palangka Raya antara lain dengan melaksanakan Coaching Clinic dan asistensi penyelesaian Berkas Perkara dengan narasumber Aspidum Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah dan Kasie Korwas PPNS Polda Kalteng.  Perkara yang didapat oleh Loka POM Kotawaringin Barat baru dapat ditindak pada bulan November tahun 2019 sehingga proses tahap II untuk

94

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

1 (satu) perkara baru dilaksanakan pada tanggal 09 Januari 2020 dan 1 (satu) perkara sudah P21 menunggu untuk proses Tahap II pada Bulan Februari 2020. Hal ini dikarenakan pelaku usaha menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan pengadaan dan pendistribusian sediaan farmasi karena mengetahui bahaya yang diakibatkan terhadap kesehatan dan hukuman apabila melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku.

Keberadaan barang bukti memiliki peran yang penting dalam upaya pembuktian suatu tindak pidana. Oleh karena itu, pendataan dan pengelolaan barang bukti hasil operasi penindakan harus dilakukan dengan cermat dan teliti. Dengan terbitnya Peraturan Kepala Badan POM Nomor 21 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pengelolaan Barang Bukti di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan,, Balai Besar POM di Palangka Raya memperbaiki pengelolaan barang bukti yang sebelumnya dilakukan secara manual diubah dalam bentuk Aplikasi SANPRABU (Sistem Manajemen Pengelolaan Barang Bukti). Dengan adanya aplikasi SANPRABU diharapkan dapat menghemat waktu dan meminimalisir kesalahan, tersedianya pangkalan data daftar barang bukti yang komprehensif, serta mudahnya akses.

Beberapa upaya untuk meningkatkan capaian penyelesaian perkara hingga Tahap II dilakukan hal-hal sebagai berikut :

. Kegiatan investigasi awal dan pendalaman informasi dilaksanakan sejak awal tahun dan kontinu setiap periode tertentu; . Peningkatan koordinasi Lintas Sektor terhadap aparat penegak hukum CJS (Criminal Justice System) antara lain Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah, Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah, Kejaksaan Negeri dan Pengadilan Negeri; . Peningkatan koordinasi lintas sektor antar instansi antara lain Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) dan instansi lainnya; . Peningkatan kompetensi petugas bidang penindakan melalui pelatihan dalam bidang investigasi dan penyidikan; dan . Pemenuhan fasilitas dan sarana prasarana pendukung kegiatan penyidikan dan investigasi (alat khusus investigasi).

95

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

2. Evaluasi dan analisis terkait tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan kinerja periode sebelumnya

Tahun 2018 telah dilakukan reviu Renstra 2015-2019 seiring dengan terbentuknya OTK baru di Balai Besar POM Palangka Raya. Kegiatan penyidikan Obat dan Makanan yang semula menjadi tugas pokok dan fungsi dari Seksi Pemeriksaan dan Penyidikan setingkat eselon 4 berubah menjadi tugas pokok dan fungsi Bidang Penindakan setingkat eselon 3. Perubahan eselon ini meningkatkan efektivitas penyidikan tindak pidana yang diharapkan dapat memberantas tindak pidana Obat dan Makanan sehingga masyarakat dapat terlindungi dari Obat dan Makanan yang beresiko terhadap kesehatan.

Perubahan Indikator Penyidikan pada reviu Renstra 2015-2019, mengubah indikator “jumlah perkara di bidang Obat dan Makanan” menjadi “Persentase perkara yang diselesaikan hingga tahap II di wilayah kerja Balai Besar POM di Palangka Raya” meningkatkan gambaran efektivitas kinerja penyidikan tindak pidana di bidang Obat dan Makanan.

96

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

SASARAN STRATEGIS 6.

Terwujudnya RB BBPOM di Palangka Raya sesuai roadmap RB Badan POM 2015- 2019

Indikator Kinerja Sasaran Strategis 6

1. Nilai AKIP BBPOM Di Palangka Raya a. Perbandingan target dan realisasi tahun 2019

Tabel 56. Realisasi Nilai AKIP BBPOM di Palangka Raya Tahun 2019

Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian Kriteria

Nilai AKIPBBPOM di Palangka Raya 81 75,25 92,90 Cukup

Nilai hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Balai Besar POM di Palangka Raya adalah nilai hasil dari penilaian/evaluasi yang dilakukan oleh Inspektorat Utama BPOM atas impelementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang dilakukan oleh Balai Besar POM di Palangka Raya. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Balai Besar POM di Palangka Raya memperoleh nilai 75.25 atau predikat BB. Penilaian tersebut menunjukkan bahwa Balai Besar POM di Palangka Raya telah cukup akuntabel dan berkinerja baik, serta telah memiliki manajemen kinerja yang andal. Rincian penilaian tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 57. Evaluasi Nilai SAKIP BBPOM di Palangka Raya Tahun 2019

Komponen Yang Dinilai Bobot (%) Nilai

Perencanaan Kinerja 30 88,64 Pengukuran Kinerja 25 67,50 Pelaporan Kinerja 15 74,64 Evaluasi Internal 10 69,93 Capaian Kinerja 20 67,97

Nilai Hasil Evaluasi 100 75,25

Tingkat Akuntabilitas Kinerja BB (sangat baik)

97

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

b. Perbandingan realisasi dan capaian tahun 2019 dengan tahun 2018

Tabel 58. Realisasi Nilai AKIP BBPOM di Palangka Raya Tahun 2015 s.d Tahun 2019

Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019

Nilai AKIP BBPOM di Palangka Raya 63,08 72,84 73,48 74,82 75,25

(Target Tahun 2019 sebesar 81)*

Meskipun terbentuknya OTK Baru dan adanya Review Renstra pada Tahun 2018, indikator kinerja pada Sasaran Strategis 6 tidak mengalami perubahan. Nilai AKIP masih menjadi indikator kinerja yang mendukung terwujudnya RB Balai Besar POM di Palangka Raya, sehingga kesesuaiannya terhadap Roadmap RB BPOM tahun 2015-2019 masih dapat diukur. Berdasarkan grafik di atas realisasi nilai AKIP Balai Besar POM di Palangka Raya meningkat dari tahun 2015 hingga tahun 2018. Hal ini mencerminkan adanya upaya Balai Besar POM di Palangka Raya yang berkelanjutan untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja.

c. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan Balai lain yang sejenis/setara

Tabel 59. Perbandingan Nilai AKIP BBPOM di Palangka Raya dengan Balai Lain

Target BBPOM BBPOM BBPOM BBPOM Indikator Kinerja Nasional Palangka Raya Yogyakarta Mataram Banjarmasin

Nilai AKIP 81 75,25 78,03 77,66 74,14

Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa realisasi nilai AKIP Balai Besar POM di Palangka Raya dan 3 balai lain yang setara belum mencapai target nasional. Untuk balai yang berada pada satu cluster, Balai Besar POM di Yogyakarta memperoleh nilai AKIP paling tinggi, dan berhasil mendapatkan peringkat 3 besar nilai AKIP tertinggi nasional.

d. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang telah dilakukan

Berdasarkan tabel evaluasi Nilai SAKIP BBPOM di Palangka Raya Tahun 2019 oleh Inspektorat, terdapat beberapa hal yang perlu mendapat penyempurnaan, yaitu :

98

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

 Perencanaan Renstra Balai Besar POM di Palangka Raya sudah memadai. Namun mengingat adanya perkembangan organisasi di lingkungan Badan POM, Balai Besar POM di Palangka Raya terus melakukan perbaikan melalui penyesuaian dengan Renstra organisasi. Selain itu, dokumen renstra belum memuat tujuan yang disertai dengan indikator dan target.  Pengukuran Belum adanya prosedur formal terkait pengumpulan dan pengukuran data kinerja yang sistematis dan mampu telusur meskipun secara aktual telah terdapat mekanisme internal untuk pengumpulan dan pengukuran data kinerja dari masing-masing bidang.  Pelaporan Kinerja Laporan kinerja telah disampaikan tepat waktu dan telah dipublikasikan, namun belum dimanfaatkan secara optimal sebagai acuan dalam penilaian kinerja atau perbaikan perencanaan organisasi.  Evaluasi Kinerja Evaluasi intemal terhadap pencapaian target telah dilakukan, namun belum dituangkan secara optimal dalam laporan.  Capaian Kinerja Komparansi capaian kinerja pada Balai Besar POM di Palangka Raya pada prinsipnya sama degan tahun sebelumnya, yaitu belum memanfaatkan hasil evaluasi internal baik periode tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mendukung naiknya nilai AKIP dari tahun sebelumnya antara lain :

 Pengukuran kinerja cascading di Balai Besar POM di Palangka Raya dari pejabat eselon 2 hingga pejabat eselon 3 dan 4 dengan memanfaatkan aplikasi e- performance berdasarkan Balance Score Card. Pengukuran ini telah diintegrasikan dengan aplikasi e-SKP yang merupakan pengukuran kinerja individu.;  Penerapan sistem mutu sesuai ISO 9001:2015 secara konsisten diwujudkan dengan keberhasilan Balai Besar POM di Palangka Raya memperoleh sertifikat ISO 9001:2015 dengan OTK lama menjadi sertifikat ISO 9001:2015 sesuai OTK baru melalui audit resertifikasi oleh TUV REINLAND pada tahun 2019;

99

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

 Balai Besar POM Di Palangka Raya telah melakukan reviu Renstra 2015-2019 sesuai OTK baru dengan metode Balance Score Card, memakai 4 perspektif (stakeholder, customer, internal proses, dan learning & growth) menghasilkan 6 sasaran strategis dan 16 indikator kinerja utama; dan  Menyusun SKP secara cascading dari eselon 2, eselon 3, eselon 4 hingga ke individu. e. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja

Pencapaian sasaran indikator Nilai AKIP Balai Besar POM di Palangka Raya didukung oleh beberapa kegiatan sebagai berikut :

 Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat Tingkat Kepuasan Masyarakat merupakan tolok ukur untuk menilai kualitas pelayanan dan gambaran tentang kinerja pelayanan publik Balai Besar POM di Palangka Raya. Survei dilaksanakan oleh Inspektorat BPOM mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Hasil survei tingkat kepuasan masyarakat digunakan sebagai bahan pertimbangan penetapan kebijakan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik di masa depan. Hasil pengukuran tingkat kepuasan masyarakat tahun 2019 adalah sebagai berikut :

Tabel 60. Indeks Kepuasan Masyarakat Per Unsur Tahun 2018 dan 2019

Nilai IKM 2018 2019 Naik/Turun

U1 Persyaratan Pelayanan 82,03 85,33 3,24

U2 Sistem/Mekanisme/Prosedur Layanan 81,23 85,33 4,10

U3 Waktu Pelayanan 79,07 82,61 3,54

U4 Biaya/Tarif Pelayanan 80,62 83,70 3,08

U5 Kesesuaian Produk Pelayanan 81,75 85,87 4,12

U6 Kompetensi Petugas 84,10 85,33 1,23

U7 Perilaku Petugas 85,73 85,87 0,14

U8 Penanganan Pengaduan 94,67 96,74 2,07

U9 Sarana Prasarana 84,0 91,85 7,85

Rata-rata 83,70 86,96 3,26 * Mutu Pelayanan “Sangat Baik” (biru)

100

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Survei Kepuasan Masyarakat tahun 2019 pada Balai Besar POM di Palangka Raya dilakukan terhadap 2 (dua) layanan. Hasil survei dengan jumlah responden yang mengisi kuesioner secara keseluruhan sebanyak 46 orang menunjukkan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap penyelenggaraan layanan publik sebesar 86,96. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu layanan Balai Besar POM di Palangka Raya mendapat kategori B (Baik). Nilai tersebut naik sebesar 3,26 apabila dibandingkan dengan tahun 2018, dan mutu pelayanan “sangat baik” pada komponen penanganan pengaduan dan sarana prasarana.

 Pemenuhan sarana dan prasarana sesuai standar. Pemenuhan standar sarana dan prasarana kerja dihitung berdasarkan PerKa Badan POM Nomor 20 tahun 2015 tentang Standar Sarana dan Prasarana Kantor di Lingkungan BPOM dan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.04.01.1.22.04.18.2167 Tahun 2018 tentang Standar Minimal Peralatan Laboratorium Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan POM yang telah ditetapkan untuk masing-masing balai. Realisasi pemenuhan sarana dan prasarana sesuai standar adalah 80,6% dengan capaian 108,92% melebihi dari target 74%. Untuk pemenuhan sarana dan prasarana tahun 2019 dilakukan pengadaan alat laboratorium sebanyak 16 unit, pengadaan meubelair, pengadaan alat pengolah data berupa personal komputer, printer, proyektor, dll serta perlengkapan sarana gedung.

 Penyusunan dokumen perencanaan, penganggaran dan evaluasi yang dilaporkan tepat waktu. Dokumen yang telah dilaporkan tepat waktu pada tahun 2019 sebanyak 10 dokumen (100%) meliputi dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2019, dokumen RKAKL/DIPA tahun 2019, Laporan Kinerja tahun 2018, Laporan triwulanan I, Laporan triwulanan II, Laporan triwulanan III, Laporan Tahunan tahun 2019, Laporan Keuangan Semester 1, Laporan Keuangan tahun 2019, Revisi Renstra 2015-2019. Keberhasilan capaian jumlah dokumen perencanaan, penganggaran dan evaluasi yang dilaporkan tepat waktu dipengaruhi oleh : - Komitmen yang tinggi oleh pimpinan dan staf Balai Besar POM di Palangka Raya; - Perencanaan program dan kegiatan yang melibatkan semua bidang hingga terwujud perencanaan yang lebih akurat;

101

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

- Ketersediaan data dan informasi yang memadai dengan adanya tim evaluasi dan monitoring yang anggotanya terdiri dari perwakilan dari masing-masing bidang; - Kualitas dan kuantitas SDM terkait perencanaan, penganggaran, keuangan, dan evaluasi sudah sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan; dan - Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi melalui bit.ly dan Google Sheets serta media sosial whatssapp grup sebagai sarana berbagi informasi, komunikasi dan koordinasi dalam melakukan monitoring dan evaluasi capaian kinerja.

 Peningkatan dan Perkuatan Program Reformasi Birokrasi melalui Agen Perubahan. Salah satu tugas dan tanggung jawab agen perubahan BPOM adalah membantu tim RB BPOM dalam mempromosikan, melakukan sosialisasi, dan internalisasi nilai-nilai organisasi maupun program Reformasi Birokrasi kepada pegawai di BPOM. Indeks persepsi pegawai BPOM terhadap implementasi RB dilakukan melalui survei tahun 2019, menunjukkan skor rata-rata 3,07. Indeks persepsi pegawai Balai Besar POM di Palangka Raya terhadap implementasi RB berada di atas skor rata-rata nasional yaitu 3,32 dan 3,30 skor untuk Loka POM Kotawaringin Barat. Pada tahun 2019, Balai Besar POM di Palangka Raya melalui Tim Agen Perubahan telah melakukan sosialisasi dan internalisasi RB kepada seluruh pegawai melalui penandatanganan komitmen bersama seluruh pegawai Balai Besar POM di Palangka Raya, sosialisasi melalui spanduk, banner, poster, dan wallpaper di komputer, serta pembacaan area perubahan dalam RB serta penjelasannya pada setiap apel disiplin di Balai Besar POM di Palangka Raya.

 Menyusun langkah-langkah percepatan implementasi RB dalam meraih WBK/WBBM di Balai Besar POM di Palangka Raya dengan melakukan workshop dan studi banding pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi yang diikuti oleh Tim Reformasi Birokrasi. Dari Kegiatan ini tersusun rencana kerja dan inovasi dalam setiap Kelompok Kerja Reformasi Birokrasi berdasarkan pengamatan pada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang telah berhasil mendapatkan nilai SAKIP A.

102

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

 Peran Satgas SPIP dalam melakukan pengendalian proses kegiatan atau evaluasi internal secara berkesinambungan.

f. Evaluasi dan analisis terkait tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan kinerja periode sebelumnya

Pada tahun 2019, Badan POM telah mengembangkan aplikasi e-performance yang berdasarkan Balance Score Card dan pengukuran kinerja cascading dari pejabat eselon 2 sampai dengan eselon 4 di Balai Besar POM di Palangka Raya. Pengukuran ini telah diintegrasikan dengan aplikasi e-SKP yang merupakan pengukuran kinerja individu. Pengembangan aplikasi e-performance ini jauh lebih baik dari versi tahun 2017 yang hanya mengukur kinerja pejabat eselon 2. Disisi lain, aplikasi SIASN juga telah berperan besar dalam pengukuran SKP pegawai, namun belum dimanfaatkan secara maksimal secara terintegrasi untuk mengukur indikator kinerja pendukungnya. Diharapkan perkembangan ini dapat menaikkan nilai SAKIP di tahun berikutnya.

B. Realisasi Anggaran

1. Uraian Realisasi Anggaran Pada tahun 2019 Balai Besar POM Di Palangka Raya memperoleh anggaran sesuai DIPA awal yang diterbitkan tanggal 5 Desember 2018 sebesar Rp 27.401.412.000,- Anggaran tersebut menurun sebesar 21,64% jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2018 akibat berkurangnya anggaran belanja modal sebesar Rp 7.963.205.000,- yang dialokasikan untuk renovasi gedung laboratorium dan pengadaan alat laboratorium.

Pada tanggal 18 Oktober 2019 Balai Besar POM Di Palangka Raya mendapat tambahan anggaran belanja pegawai menjadi Rp 28.833.936.000,- atau 5,28% dari pagu semula yang terbagi dua untuk operasional Balai Besar POM Di Palangka Raya sebesar Rp 27.023.839.000,- operasional Loka POM Kotawaringin Barat sebesar Rp 1.810.097.000,-. Meskipun terjadi penurunan anggaran dan berkurangnya anggaran untuk operasional Loka POM Kotawaringin Barat, anggaran tersebut tetap meningkatkan kinerja pencapaian sasaran Balai Besar POM Di Palangka Raya.

Realisasi anggaran pada tahun 2019 sebesar Rp 28.422.621.309,- atau 98,57% terhadap anggaran yang dikelola. Realisasi ini meningkat 18,32% dibandingkan realisasi anggaran yang dikelola tahun 2018.

103

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

40 37 35 30 29 30 30 28 25 20 27 20 16 pagu 17 15 realisasi 13 10 5 0 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 23. Grafik pagu dan realisasi anggaran tahun 2015-2019

Pengelolaan anggaran Balai Besar POM di Palangka Raya sesuai dengan prinsip- prinsip akuntabilitas dan berpedoman pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku dengan mengutamakan penggunaan anggaran secara efektif dan efisien.

Upaya yang telah dilakukan Balai Besar POM Di Palangka Raya dalam pengelolaan anggaran dan percepatan penyerapan anggaran adalah :

 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi anggaran secara berkala  Revisi anggaran untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan

Realisasi anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen penetapan kinerja/perjanjian kinerja adalah sebagai berikut :

Tabel 61. Tabel realisasi anggaran per sasaran strategis

No Sasaran Strategis Target Anggaran Realisasi Anggaran % capaian

Terwujudnya Obat dan Makanan yang 1 aman dan bermutu di Provinsi 6.742.864.691 6.648.372.412 98,60 Kalimantan Tengah Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap 2 keamanan, manfaat dan mutu Obat dan 1.105.163.250 1.097.866.430 99,34 Makanan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya Meningkatnya pengetahuan masyarakat 3 terhadap Obat dan Makanan aman di 1.983.081.000 1.872.959.956 94,45 wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya

104

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Meningkatnya efektivitas pengawasan 4 Obat dan Makanan berbasis risiko di 1.848.561.059 1.813.348.586 98,10 Provinsi Kalimantan Tengah Menguatnya penegakan hukum di bidang 5 Obat dan Makanan di wilayah kerja 418.205.000 413.627.908 98,91 BBPOM Di Palangka Raya Terwujudnya RB BBPOM Di Palangka 6 Raya sesuai roadmap RB BPOM 2015 - 16.736.061.000 16.576.446.117 99,05 2019

Rendahnya capaian anggaran di sasaran ketiga “Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya” dikarenakan terbatasnya jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat, pasar aman dan desa sehingga dilakukan pemadatan pelaksanaan kegiatan. Namun hal ini tidak mempengaruhi pencapaian indikator sasaran 3, terbukti dengan terpenuhinya target output dari kegiatan Pemberdayaan Masyarakat serta Desa dan Pasar yang telah diintervensi masuk dalam nominasi nasional pada Desa Pangan Aman dan Pasar Aman dari Bahan Berbahaya.

Hal yang perlu dilakukan untuk mengefektifkan anggaran dalam pencapaian sasaran strategis adalah dengan menghapuskan kegiatan-kegiatan yang tidak berdampak langsung pada pencapaian sasaran, menambah jumlah dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia serta memfokuskan anggaran untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang menunjang peningkatan realisasi indikator pada sasaran strategis.

2. Analisis Efisiensi Kegiatan Fokus pengukuran efisiensi adalah indikator input dan output dari suatu kegiatan. Dalam hal ini efisiensi diukur berdasarkan capaian suatu kegiatan dibandingkan dengan penggunaan input, yng lebih sedikit tetapi menghasilkan output yang sama/lebih besar atau penggunaan input yang sama dapat menghasilkan output yang sama/lebih besar, atau presentase capaian output sama/lebih tinggi daripada presentase input yang digunakan. Efisiensi suatu kegiatan diukur dengan membandingkan indeks efisiensi (IE) terhadap standar efisiensi (SE)

105

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Indeks efisiensi (IE) diperoleh dengan membagi % capaian output terhadap % capaian input (dalam laporan ini, yang dimaksud capaian input adalah realisasi anggaran), sesuai rumus berikut :

Standar efisiensi (SE) merupakan angka pembanding yang dijadikan dasar dalam menilai efisiensi. Dalam hal ini, SE yang digunakan adalah indeks efisiensi sesuai rencana capaian, yaitu I, yang diperoleh dengan menggunakan rumus :

Efisiensi suatu kegiatan ditentukan dengan membandingkan IE terhadap SE, mengikuti formula logika berikut :

Jika IE . SE, maka kegiatan dianggap efisien Jika IE < SE, maka kegiatan dianggan tidak efisien

Kemudian, terhadap kegiatan yang efisien atau tidak efisien tersebut diukur

tingkat efisiensi (TE) yang menggambarkan seberapa besar efisiensi/ketidakefisienan yang terjadi pada masing-masing kegiatan, dengan

menggunakan rumus berikut :

Tingkat efisiensi kegiatan yang dilaksanakan BBPOM Di Palangka Raya tahun 2019 sebagaimana tertuang dalam tabel berikut :

Tabel 62. Tingkat Efisiensi Kegiatan BBPOM Palangka Raya

NO KEGIATAN TE KATEGORI

1 Penyidikan obat dan makanan 0,01 EFISIEN 2 Pengujian Laboratorium Sampel Obat dan Makanan 0,02 EFISIEN Pengawasan Sarana Produksi Obat, Obat Tradisional, Kosmetika, NAPZA, 3 0,07 EFISIEN Prekursor, Makanan dan Bahan Berbahaya Pengawasan Sarana Distribusi Obat, Obat Tradisional, Kosmetika, NAPZA, 4 0,09 EFISIEN Prekursor, Makanan dan Bahan Berbahaya

106

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Dokumen Perencanaan, Penganggaran, Evaluasi dan Laporan Keuangan yang 5 0,01 EFISIEN Tepat Waktu 6 Dukungan Teknis dan Manajemen Laboratorium 0,02 EFISIEN 7 Penguatan Kelembagaan Pengawasan Obat dan Makanan di Kabupaten/Kota 0,03 EFISIEN 8 Keputusan Hasil Pengawasan Obat dan Makanan yang Ditindaklanjuti 2,49 EFISIEN 9 Audit sarana dalam rangka Sertifikasi, dan Surveilan 0,04 EFISIEN 10 Komunitas yang Diberdayakan 0,01 EFISIEN 11 Desa Pangan Aman 0,12 EFISIEN 12 Pasar Aman dari Bahan Berbahaya 0,10 EFISIEN 13 Pengadaaan Sarana Prasarana Penunjang Kerja 0,01 EFISIEN

Pada tahun 2019 Balai Besar POM Di Palangka Raya melaksanakan 16 (enam belas) kegiatan utama untuk mendukung 6 sasaran strategis yang semua kegiatan termasuk kategori efisien. Nilai Tingkat Efesiensi (TE) kegiatan diperoleh bervariasi antara 0,01 sampai 2,49. Dalam hal ini semakin tinggi TE maka semakin rendah ketidakefisienan yang terjadi. Kegiatan Keputusan Hasil Pengawasan Obat dan Makanan yang Ditindaklanjuti mempunyai TE tertinggi karena output yang diperoleh paling tinggi dibandingkaan kegiatan lain. Capaian output mencapai 331,58% dengan input hanya sebesar 94,95%. Tingginya efisiensi pada kegiatan Keputusan Hasil Pengawasan Obat dan Makanan yang Ditindaklanjuti karena pencapaian output yang tinggi dapat dicapai dengan menggunakan sedikit anggaran.

Berdasarkan data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa walaupun dengan sumber daya (dana) terbatas, Balai Besar POM Di Palangka Raya mampu menghasilkan kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis melalui pelaksanaan kegiatan yang efektif dan efisien.

Dalam konteks ini, tingkat efisiensi adalah bersifat relatif, artinya kegiatan yang dinyatakan efisien dapat berubah menjadi tidak efisien setelah dievaluasi oleh pihak lain, begitu pula sebaliknya.

Perhitungan efisiensi kegiatan didasarkan pada rasio antara output dan input, dalam bentuk anggaran. Kedepan pengukuran efisiensi kegiatan perlu mempertimbangkan input yang lain dengan dukungan data yang lebih memadai. Pengukuran efisiensi kegiatan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran1.5.

107

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Nilai efisiensi sasaran diperoleh dari nilai rata-rata efisien kegiatan, sebagai berikut :

Tabel 63. Tingkat Efisiensi Kegiatan per Sasaran Strategis

NO SASARAN STRATEGIS TE KATEGORI

Terwujudnya Obat dan Makanan yang aman dan bermutu di Provinsi Kalimantan 1 0,03 EFISIEN Tengah Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap 2 keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM Di 0,04 EFISIEN Palangka Raya Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di 3 0,06 EFISIEN wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko di Provinsi 4 0,18 EFISIEN Kalimantan Tengah Menguatnya penegakan hukum di bidang Obat dan Makanan di wilayah kerja 5 0,01 EFISIEN BBPOM Di Palangka Raya

6 Terwujudnya RB BBPOM Di Palangka Raya sesuai roadmap RB BPOM 2015 - 2019 0,01 EFISIEN

Berdasarkan perhitungan efisiensi sasaran, dapat diketahui bahwa efisiensi paling tinggi terdapat pad sasaran strategis “Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko di Provinsi Kalimantan Tengah”, sedangkan efisiensi paling rendah pada sasaran kelima “Meningkatnya efektivitas penyidikan tindak pidana Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya”, meskipun capaian indikator tidak terpenuhi namun capaian output masih dapat dipertahankan sesuai target karena perbedaan definisi operasional pada output ialah berdasarkan jumlah perkara yang diselesaikan sampai dengan SPDP sedangkan definisi operasional pada indikator didasarkan pada perkara yang diselesaikan sampai tahap II.

Berdasarkan besarnya anggaran untuk kegiatan pengawasan Obat dan Makanan (selain gaji) di Balai Besar POM Di Palangka Raya dapat diperoleh sebagai berikut :

1. Porporsi anggaran tertinggi adalah untuk pencapaian sasaran pertama yaitu “Terwujudnya Obat dan Makanan yang aman dan bermutu di Provinsi Kalimantan Tengah”. Anggaran yang direalisasikan untuk sasaran pertama sebesar Rp 6.648.372.412,- atau 23,39% dari keseluruhan realisasi

108

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

anggaran. Anggaran ini dipergunakan untuk sampling dan pelaksanaan pengujian Obat dan Makanan beserta sarana penunjangnya dan sebagian kegiatan pengawasan sarana produksi dan distribusi Obat dan Makanan serta pengawasan iklan dan penandaan termasuk juga pemberdayaan masyarakat melalui media elektronik dan media sosial. Tingginya anggaran yang direalisasikan untuk kegiatan tersebut sebanding dengan hasil pencapaian seluruh indikator dari 6 indikator yang diukur terhadap target. Indikator Indeks Pengawasan Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai Besar POM Di Palangka Raya mendapat nilai cukup baik, namun 5 indikator lainnya mendapat nilai baik.

2. Porporsi anggaran terbesar kedua adalah untuk pencapaian sasaran keenam yaitu “Terwujudnya RB BBPOM Di Palangka Raya sesuai roadmap RB BPOM 2015-2019”. Anggaran yang direalisasikan untuk sasaran keenam sebesar Rp 2.985.015.975,- atau 10,50% dari keseluruhan realisasi anggaran. Anggaran ini banyak dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan internal organisasi Balai dan Loka. Meskipun indikator pada sasaran keenam belum mencapai target, namun nilai AKIP yang dicapai Balai Besar POM Di Palangka Raya diatas rata-rata nilai AKIP yang dicapai secara nasional, sehingga perlu dilakukan pengkajian lebih dalam untuk efisiensi dan efektivitas anggaran terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan supaya lebih fokus pada target pencapaian sasaran keenam.

3. Porporsi anggaran terbesar ketiga adalah untuk pencapaian sasaran ketiga yaitu “Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya. Anggaran yang direalisasikan untuk sasaran ke-3 sebesar Rp 1.872.959.956,- atau 6,59% dari keseluruhan realisasi anggaran. Anggaran ini dipergunakan untuk penyuluhan berupa KIE kepada 8.560 penduduk yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah, pemberdayaan masyarakat di 6 desa dan pemberdayaan 5 pasar. Indikator indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya mendapat nilai cukup baik, meskipun nilainya di bawah rata- rata capaian nasional namun melebihi target, sehingga perlu dilakukan pengkajian lebih dalam untuk efisiensi dan efektivitas anggaran terhadap

109

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan supaya lebih fokus pada target sasaran ketiga.

4. Porporsi anggaran terbesar keempat adalah sasarana keempat “Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko di Provinsi Kalimantan Tengah”. Anggaran yang direalisasikan untuk sasaran keempat sebesar Rp 1.813.348.586,- atau 6,38% dari keseluruhan realisasi anggaran. Anggaran ini digunakan untuk beberapa kegiatan meliputi jaminan mutu hasil pengujian, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi Obat dan Makanan beserta tindak lanjutnya terhadap sarana dan lintas sektor terkait, serta sertifikasi Obat dan Makanan. Dalam pencapaian sasaran keempat juga dipengaruhi pencapaian sasaran pertama dan kelima yang didalam kedua sasaran tersebut terdapat kegiatan pengawasan terhadap pelaku usaha sarana produksi dan distribusi. Dua indikator mendapat nilai belum mencapai target dari 4 indikator yang diukur pada sasaran keempat, sedangkan 2 indikator lainnya mendapat nilai memuaskan. Perlu dilakukan kajian lebih dalam untuk efisiensi dan efektivitas anggaran terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan supaya lebih fokus pada target sasaran keempat.

5. Porporsi anggaran yang kecil adalah untuk pencapaian sasaran kedua “Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai Besar POM Di Palangka Raya. Anggaran yang direalisasikan untuk sasaran kedua sebesar Rp 1.097.866.430,- atau sebesar 3,87% dari keseluruhan realisasi anggaran. Anggaran ini dipergunakan untuk pembinaan kepada pelaku usaha di Provinsi Kalimantan Tengah, pemeriksaan sarana produksi, distribusi dan pengawasan iklan dan penandaan. Namun demikian pencapaian sasaran kedua juga dipengaruhi oleh pencapaian sasaran pertama dan keempat, dimana di dalam kedua sasaran tersebut juga terdapat kegiatan pengawasan terhadap pelaku usaha sarana produksi dan distribusi. Satu indikator dari 2 indikator mendapat nilai cukup dan 1 indikator mendapat nilai baik diatas rata-rata capaian nasional, sehingga perlu dilakukan pengkajian lebih dalam untuk efisiensi dan efektivitas anggaran terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan supaya lebih fokus pada target sasaran kedua.

110

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

6. Porporsi anggaran terkecil adalah untuk pencapaian sasaran kelima “Meningkatnya efektivitas penyidikan tindak pidana Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya”. Anggaran yang direalisasikan untuk sasaran kelima sebesar Rp 413.627.908,- atau 1,46% dari keseluruhan realisasi anggaran. Anggaran ini digunakan untuk proses investigasi dan penyidikan perkara Obat dan Makanan. Penggunaan anggaran cukup efektif dan efisien dibuktikan pada capaian output tercapai melebihi target karena anggaran juga digunakan untuk menyelesaikan perkara carry over tahun sebelumnya sebanyak 7 kasus meskipun target indikator sasaran indikator kelima belum tercapai karena baru mendapatkan perkara pada akhir tahun.

Gambar 24. Nilai kinerja berdasarkan aplikasi monev dja

Berdasarkan aplikasi monev.anggaran.kemenkeu.go.id diperoleh nilai kinerja Balai Besar POM Di Palangka Raya tahun 2019 sebesar 91,93 atau kategori Baik, namun tidak dapat dibandingkan dengan perolehan nilai kinerja tahun lalu karena belum tercantum pada Lapkin tahun 2018. Sesuai PMK No 249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga, Nilai kinerja pada aplikasi monev ini diperoleh dari perhitungan otomatis pada aplikasi monev yang merupakan hasil dari penyerapan anggaran, konsistensi antara perencanaan dan implementasi, pencapaian keluaran, efisiensi dan pencapaian hasil. Lalu dilakukan pembobotan dari aspek implementasi dan aspek manfaat sehingga menghasilkan nilai tersebut sesuai gambar.

111

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Efisiensi dalam pencapaian hasil mendapat nilai 9,48 kurang dari 20 yang merupakan target yang harus dicapai. Hal ini dipengaruhi karena pengadaan barang dan jasa melalui proses pengadaan langsung baru dilakukan di semester kedua sehingga mempengaruhi capaian output dan realisasi anggaran pada penilaian semester pertama. Untuk efisiensi dan efektivitas kinerja pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa tahun mendatang yang melalui proses pengadaan langsung untuk direalisasikan pada semester pertama.

.

.

112

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

113

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan Umum atas Capaian Kinerja

Pada tahun 2019 Balai Besar POM di Palangka Raya telah melaksanakan program dan kegiatan untuk mencapai 6 (enam) Sasaran Strategis dengan 16 (enam belas) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) OTK Baru tahun 2019. Dari hasil perhitungan tingkat efisiensi capaian output terhadap input penggunaan anggaran keenambelas kegiatan Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut, semua kegiatan diapat dinilai esifien. Secara umum capaian kinerja Balai Besar POM di Palangka Raya cukup baik dilihat dari rerata Nilai Kinerja Pencapaian sebesar 106.50%.

Adapun dilihat dari hasil analisis capaian kinerja yang telah dilakukan berdasarkan 4 (empat) perspektif dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Perspektif Stakeholder meliputi Sasaran Strategis 1 yaitu “Terwujudnya Obat dan Makanan yang aman dan bermutu di Provinsi Kalimantan Tengah” dengan 6 (enam) Indikator Kinerja Utama (IKU) telah mencapai melebihi target dengan skor Nilai Sasaran Strategis (NSS) sebesar 117,54%.

2. Perspektif Konsumen meliputi Sasaran Strategis 2 yaitu “Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya” dengan 2 (dua) IKU telah mencapai target optimal dengan skor NSS sebesar 105,51%.

3. Perspektif Proses Internal yang meliputi 3 (tiga) Sasaran Strategis, yaitu SS ke-3 “Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya” dan SS ke-5 “Menguatnya penegakan hukum di bidang Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya” dengan masing-maisng 1 (satu) IKU telah mencapai target optimal dengan nilai capain sebesar 119,26% dan 166,66% sedangkan SS ke-4 yaitu “Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko di Provinsi Kalimantan Tengah” dengan 5 (lima) IKU belum mencapai target optimal dengan nilai capaian sebesar 81,87%.

114

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Organisasi meliputi Sasaran Strategis ke-6 yaitu ” Terwujudnya RB BBPOM Di Palangka Raya sesuai roadmap RB BPOM 2015-2019” dengan 1 (satu) IKU juga belum mencapai target dengan skor NSS sebesar 92,90%.

B. Rencana Perbaikan Kinerja

Dengan demikian, kedepan perlu lebih diperhatikan lagi upaya untuk pencapain indikator kinerja yang masih belum optimal yaitu pada upaya pencapaian pada Sasaran Strategis ke-4 dan ke-6. Beberapa hal yang masih perlu dilakukan perbaikan demi peningkatan kinerja pada masa yang akan datang adalah sebagai berikut :

1. Intensifikasi pembinaan dan pengawasan tehadap sarana produksi Obat dan Makanan, terutama pada sarana Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) agar dapat memenuhi ketentuan.

2. Perencanaan kinerja dan anggaran perlu dilakukan dengan lebih cermat dan apabila melakukan revisi anggaran dan kegiatan dilakukan secara lebih selektif

3. Pengawalan pelaksanaan rencana aksi pencapaian target setiap indikator kinerja melalui penerapan SAKIP di Balai POM di Palangka Raya yang diukur setiap bulan sampai dengan level individu.

115

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

LAMPIRAN

116

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I. REVISI RENSTRA BALAI BESAR POM DI PALANGKA RAYA 2015-2019

1. a. Matriks Kinerja dan Pendanan Balai Besar POOM Di Palangka Raya Tahun 2015-2017 (OTK lama) b. Matriks Kinerja dan Pendanan Balai Besar POOM Di Palangka Raya Tahun 2018-2019 (OTK baru) 2. R encana Kinerja Tahun 2019 Perjanjian Kinerja Tahun – Rencana Aksi Penetapan Kinerja 2019 3. Pengukuran Kinerja Tahun 2019 4. Pengukuran Kinerja Kegiatan Tahun 2019 5. Pengukuran Tingkat Efisiensi Kinerja Kegiatan Tahun 2019

LAMPIRAN II. REKAPITULASI AKSI PELAKSANAAN KEGIATAN (RAPK)

1. RAPK Balai Besar POM Di Palangka Raya 2019 2. RAPK Pengujian Sampel 3. RAPK Pengawasan Sarana Produksi 4. RAPK Pengawasan Sarana Distribusi 5. RAPK Pengawasan Iklan dan Penandaan Labe 6. RAPK Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) 7. RAPK Matriks Tindak Lanjut oleh Pelaku Usaha dan Instansi Terkait

LAMPIRAN III. INDEKS DAN HASIL PENILAIAN PUSAT

1. Indeks Pengawasan Obat dan Makanan Tahun 2018 2. Indeks Kepatuhan Pelaku Usaha Tahun Tahun 2019 3. Indeks Pengetahuan Obat dan Makanan Tahun 2019 4. Indeks Kesadaran Masyarakat Tahun 2019 5. Hasil Evaluasi LAKIP Tahun 2019

117

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran I. Rencana Strategis BBPOM di Palangka Raya 2015-2019

Lampiran 1.a

Matriks Kinerja dan Pendaaan Balai Besar POM Di Palangka Raya 2015-2017 (OTK Lama) Revisi Renstra Balai Besar POM Di Palangka Raya 2015-2019

Sasaran Program Alokasi (dalam Miliar Target Unit Program/ (Outcome)/Sasaran rupiah) Lokasi Organisasi Kegiatan Kegiatan Pelaksana (Output)/Indikator 2015 2016 2017 2015 2016 2017

Balai Pengawas Obat dan Makanan di Palangka Raya6353.4 SS 1 Menguatnya sistem 3.655 4.245 4.038 BBPOM di pengawasan Obat Palangka dan Makanan Raya

1.1. Persentase obat Provinsi 92.00 92.50 93.00 yang memenuhi Kalimantan syarat Tengah 1.2. Persentase obat Provinsi 80.00 81.00 82.00 Tradisional yang Kalimantan memenuhi syarat Tengah

1.3. Persentase Provinsi 89.00 90.00 91.00 Kosmetik yang Kalimantan memenuhi syarat Tengah 1.4. Persentase Provinsi 79.00 80.00 81.00 Suplemen Kalimantan Kesehatan yang Tengah memenuhi syarat 1.5. Persentase Provinsi 88.10 88.60 89.10 makanan yang Kalimantan memenuhi syarat Tengah SS 2 Meningkatnya 1.982 2.317 2.656 BBPOM di kemandirian pelaku Palangka usaha, kemitraan Raya dengan pemangku kepentingan dan partisipasi masyarakat

2.1. Tingkat Kepuasan Provinsi 76 78 80 Masyarakat Kalimantan Tengah 2.2. Jumlah Provinsi 2 3 4 Kabupaten/Kota Kalimantan yang memberikan Tengah komitmen untuk pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan dengan memberikan alokasi anggaran pelaksanaan regulasi Obat dan Makanan SS 3 Meningkatnya 4.554 5.475 6.743 BBPOM di kualitas kapasitas Palangka kelembagaan BPOM Raya

3.1. Nilai SAKIP Balai Provinsi B B B POM Di Palangka Kalimantan Raya dari Badan Tengah POM Program Pengawasan Obat dan Makanan

118

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Sasaran Program Alokasi (dalam Miliar Target Unit Program/ (Outcome)/Sasaran rupiah) Lokasi Organisasi Kegiatan Kegiatan Pelaksana (Output)/Indikator 2015 2016 2017 2015 2016 2017

SP. 1 Menguatnya sistem 3.655 3.843 4.038 BBPOM di pengawasan Obat Palangka dan Makanan Raya

1.1. Persentase obat Provinsi yang memenuhi Kalimantan 92.00 92.50 93.00 syarat Tengah 1.2. Persentase obat Provinsi Tradisional yang Kalimantan 80.00 81.00 82.00 memenuhi syarat Tengah

1.3. Persentase Provinsi Kosmetik yang Kalimantan 89.00 90.00 91.00 memenuhi syarat Tengah 1.4. Persentase Provinsi Suplemen Kalimantan 79.00 80.00 81.00 Kesehatan yang Tengah memenuhi syarat 1.5. Persentase Provinsi makanan yang Kalimantan 88.60 89.10 89.10 memenuhi syarat Tengah SP. 2 Meningkatnya 1.982 2.317 2.656 BBPOM di kemandirian pelaku Palangka usaha, kemitraan Raya dengan pemangku kepentingan dan partisipasi masyarakat

2.1. Tingkat Kepuasan Provinsi 76 78 80 Masyarakat Kalimantan Tengah 2.2. Jumlah Provinsi 2 3 4 Kabupaten/Kota Kalimantan yang memberikan Tengah komitmen untuk pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan dengan memberikan alokasi anggaran pelaksanaan regulasi Obat dan Makanan Pengawasan Obat dan Makanan di BBPOM Palangka Raya

Meningkatnya kinerja 101 116 134 BBPOM di pengawasan obat dan Palangka makanan di seluruh Raya Indonesia 1 Jumlah sampel Provinsi 2,5 2,5 2,5 2.502 2.624 2.753 yang diuji Kalimantan menggunakan Tengah parameter kritis 2 Pemenuhan target Provinsi 100 100 100 0.000 0.000 0.000 sampling produk Kalimantan Obat di sektor Tengah publik (IFK) 3 Persentase cakupan Provinsi 100 100 100 0.075 0.080 0.084 pengawasan sarana Kalimantan produksi Obat dan Tengah Makanan

119

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Sasaran Program Alokasi (dalam Miliar Target Unit Program/ (Outcome)/Sasaran rupiah) Lokasi Organisasi Kegiatan Kegiatan Pelaksana (Output)/Indikator 2015 2016 2017 2015 2016 2017

4 Persentase cakupan Provinsi 27 27 28 0.684 0.725 0.767 pengawasan sarana Kalimantan distribusi Obat dan Tengah Makanan

5 Jumlah Perkara di Provinsi 4 4 4 0.394 0.414 0.434 bidang obat dan Kalimantan makanan Tengah

6 Jumlah layanan Provinsi 260 260 260 1.440 1.504 1.572 publik Balai POM di Kalimantan Palangka Raya Tengah

7 Jumlah Komunitas Provinsi 3 6 9 0.542 0.813 1.084 yang diberdayakan Kalimantan Tengah 8 Persentase Provinsi 76 81 86 2.562 3.385 4.551 pemenuhan sarana Kalimantan prasarana sesuai Tengah standar 9 Jumlah dokumen Provinsi 10 9 10 1.992 2.090 2.192 perencanaan, Kalimantan penganggaran, dan Tengah evaluasi yang dilaporkan tepat waktu

120

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 1.b

Matriks Kinerja dan Pendaaan Balai Besar POM Di Palangka Raya 2018-2019 (OTK Baru) Revisi Renstra Balai Besar POM Di Palangka Raya 2015-2019

Alokasi (dalam Sasaran Program Target Unit Program/ Miliar rupiah) (Outcome)/Sasaran Kegiatan Lokasi Organisasi Kegiatan (Output)/Indikator 2018 2019 2018 2019 Pelaksana

Balai Besar POM di Palangka Raya . SS 1 Terwujudnya Obat dan 3.688 3.684 BBPOM di Makanan yang aman dan Palangka bermutu di Provinsi Raya Kalimantan Tengah

1.1. Indeks Pengawasan Obat Provinsi 70 71.0 dan Makanan Kalimantan Tengah 1.2. Persentase obat yang Provinsi 93.5 94.0 memenuhi syarat Kalimantan Tengah 1.3. Persentase obat Provinsi 83 60.0 Tradisional yang Kalimantan memenuhi syarat Tengah 1.4. Persentase Kosmetik yang Provinsi 92 80.0 memenuhi syarat Kalimantan Tengah 1.5. Persentase Suplemen Provinsi 82 87.0 Kesehatan yang memenuhi Kalimantan syarat Tengah 1.6. Persentase makanan yang Provinsi 89.6 71.0 memenuhi syarat Kalimantan Tengah SS 2 Meningkatnya kepatuhan 1.786 1.701 BBPOM di pelaku usaha dan Palangka kesadaran masyarakat Raya terhadap keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan di Wilayah Kerja Balai Besar POM di Palangka Raya 2.1. Indeks kepatuhan Provinsi 60 (compliance index) pelaku Kalimantan 61.0 usaha di bidang obat dan Tengah makanan 2.2. Indeks kesadaran Provinsi - masyarakat (awareness Kalimantan 66.0 index) terhadap Obat dan Tengah Makanan aman SS 3 Meningkatnya 2.039 1.122 BBPOM di pengetahuan masyarakat Palangka terhadap Obat dan Raya Makanan aman di Wilayah Kerja Balai Besar POM di Palangka Raya

121

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Alokasi (dalam Sasaran Program Target Unit Program/ Miliar rupiah) (Outcome)/Sasaran Kegiatan Lokasi Organisasi Kegiatan (Output)/Indikator 2018 2019 2018 2019 Pelaksana 3.1. Indeks pengetahuan Provinsi 60 masyarakat terhadap Obat Kalimantan 61.0 dan Makanan Tengah amanMakanan

SS 4 Meningkatnya efektivitas 1.103 1.327 BBPOM di pengawasan Obat dan Palangka Makanan berbasis risiko di Raya Provinsi Kalimantan Tengah 4.1 Persentase pemenuhan Provinsi 100 100 0.083 0.055 pengujian sesuai standar Kalimantan Tengah 4.2 Persentase sarana produksi Provinsi 30 41.8 0.083 0.055 obat dan makanan yang Kalimantan memenuhi ketentuan Tengah 4.3 Persentasi sarana distribusi Provinsi 45 49.8 1.020 1.023 obat yang memenuhi Kalimantan ketentuan Tengah 4.4 Persentasi keputusan Provinsi 75 90.0 0 0.084 penilaian sertifikat yang Kalimantan terselesaikan tepat waktu Tengah 4.5 Rasio tindak lanjut hasil Provinsi 45 46.95 0 0.340 pengawasan yang Kalimantan dilaksanakan Tengah SS 5 Meningkatnya efektivitas 0.411 0.491 BBPOM di penyidikan tindak pidana Palangka Obat dan Makanan di Raya Wilayah Kerja Balai Besar POM di Palangka Raya 5.1. Persentase penyelesaian Provinsi 48 50.0 0.411 0.375 berkas perkara yang Kalimantan diselesaikan hingga tahap Tengah II SS 6 Terwujudnya Reformasi 27.770 17.914 BBPOM di Birokrasi Balai Besar POM Palangka di Palangka Raya sesuai Raya dengan road map Reformasi Birokrasi BPOM 2015-2019 6.1 Nilai AKIP BPOM Provinsi 78 81.00 27.770 17.379 Kalimantan Tengah Program Pengawasan Obat dan Makanan Pengawasan Obat dan Makanan di Balai Besar POM di Palangka Raya Meningkatnya kinerja 36.797 26.239 BBPOM di pengawasan obat dan makanan Palangka di seluruh Indonesia Raya 1 Jumlah perkara di bidang Provinsi 4 - 0.411 obat dan makanan Kalimantan Tengah

122

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Alokasi (dalam Sasaran Program Target Unit Program/ Miliar rupiah) (Outcome)/Sasaran Kegiatan Lokasi Organisasi Kegiatan (Output)/Indikator 2018 2019 2018 2019 Pelaksana 2 Jumlah sampel yang diuji Provinsi 2,5 - 3.688 menggunakan parameter Kalimantan kritis Tengah 3 Persentase cakupan Provinsi 100 - 0.083 pengawasan sarana Kalimantan produksi obat dan Tengah makanan 4 Persentase cakupan Provinsi 28 - 1.020 pengawasan sarana Kalimantan distribusi obat dan Tengah makanan 5 Jumlah layanan publik Provinsi 260 - 1.786 BB/BPOM Kalimantan Tengah 6 Jumlah komunitas yang Provinsi 12 - 2.039 diberdayakan Kalimantan Tengah 7 Persentase pemenuhan Provinsi 91 - 26.236 sarana dan prasarana Kalimantan sesuai standar Tengah 8 Jumlah dokumen Provinsi 9 - 1.534 perencanaan, Kalimantan penganggaran dan Tengah evaluasi yang dilaporkan tepat waktu 9 Persentase obat yang Provinsi 93.5 94.0 0.709 0.668 memenuhi syarat Kalimantan Tengah 10 Persentase obat tradisional Provinsi 83 60.0 0.568 0.535 yang memenuhi syarat Kalimantan Tengah 11 Persentase suplemen Provinsi 82 87.0 0.185 0.174 kesehatan yang memenuhi Kalimantan syarat Tengah 12 Persentase kosmetik yang Provinsi 92 80.0 1.131 1.064 memenuhi syarat Kalimantan Tengah 13 Persentase pangan olahan Provinsi 89.6 71.0 1.093 1.029 yang memenuhi syarat Kalimantan Tengah 14 Persentase sarana produksi Provinsi - 30.0 0.083 0.055 obat dan makanan yang Kalimantan memenuhi keterntuan Tengah

15 Persentase sarana Provinsi - 30.0 1.020 1.023 distribusi obat dan Kalimantan makanan yang memenuhi Tengah ketentuan 16 Persentase pemberian Provinsi - 90.0 0 0.084 rekomendasi/layanan Kalimantan sertifikasi yang Tengah diselesaikan tepat waktu 17 Persentase rekomendasi Provinsi - 46.95 0 0.340 hasil pengawasan obat dan Kalimantan makanan yang Tengah ditindaklanjuti

123

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Alokasi (dalam Sasaran Program Target Unit Program/ Miliar rupiah) (Outcome)/Sasaran Kegiatan Lokasi Organisasi Kegiatan (Output)/Indikator 2018 2019 2018 2019 Pelaksana 18 Persentase perkara yang Provinsi - 50.0 0.411 0.375 diselesaikan hingga tahap Kalimantan 2 Tengah 19 Tingkat pengetahuan Provinsi 60 61 2.039 2.471 masyarakat terhadap obat Kalimantan dan makanan Tengah 20 Nilai AKIP Balai Provinsi 78 81 27.770 17.379 Kalimantan Tengah

124

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 1.2a

Rencana Kinerja Tahun 2019

125

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 1.2b

Perjanjian Kinerja Tahun 2019

126

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

127

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 1.2c

Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Tahun 2019

128

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 1.3

Pengukuran Kinerja Tahun 2019

PENGUKURAN KINERJA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI PALANGKA RAYA TAHUN 2019

SASARAN CAPAIAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI STRATEGIS (%)

1 Terwujudnya Obat Indeks Pengawasan Obat dan 71.00 71.53 100.75 dan Makanan yang Makanan aman dan bermutu di Provinsi Persentase Obat yang Memenuhi 94.00 96.26 102.41 Kalimantan Tengah Syarat

Persentase Obat Tradisional yang 60.00 85.75 142,92 Memenuhi Syarat

Persentase Kosmetik yang 80.00 95.69 119.61 Memenuhi Syarat

Persentase Suplemen Kesehatan 87.00 98.45 113.16 yang Memenuhi Syarat

Persentase Makanan yang 71.00 89.73 126.38 Memenuhi Syarat

2 Meningkatnya Indeks kepatuhan (compliance 61.00 65.35 107.13 kepatuhan dan index) pelaku usaha di bidang Obat kepuasan pelaku dan Makanan usaha serta kesadaran Indeks kesadaran masyarakat 66.00 68.57 103.89 masyarakat (awareness index) terhadap Obat terhadap dan Makanan aman keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan di Wilayah Kerja Balai Besar POM di Palangka Raya

3 Meningkatnya Indeks pengetahuan masyarakat 61.00 72.75 119.26 pengetahuan terhadap Obat dan Makanan aman masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di Wilayah Kerja Balai Besar POM di Palangka Raya

129

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

SASARAN CAPAIAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI STRATEGIS (%)

4 Meningkatnya Persentase pemenuhan pengujian 97.00 100.04 103.13 efektivitas sesuai standar pengawasan Obat dan Makanan Persentase sarana produksi obat 41.8 3.70 8.86 berbasis risiko di dan makanan yang memenuhi Provinsi Kalimantan ketentuan Tengah Persentasi sarana distribusi obat 49.8 47.91 96.21 yang memenuhi ketentuan

Persentasi keputusan penilaian 90.00 100.00 111.11 sertifikat yang terselesaikan tepat waktu

Rasio tindak lanjut hasil 46.95 42.07 89.61 pengawasan Obat dan Makanan

yang dilaksanakan

5 Meningkatnya Persentase penyelesaian berkas 50.00 83.33 166.67 efektivitas perkara yang diselesaikan hingga penyidikan tindak tahap II pidana Obat dan Makanan di Wilayah Kerja Balai Besar POM di Palangka Raya

6 Terwujudnya Nilai AKIP BPOM 81.00 75.25 92.90 Reformasi Birokrasi BBPOM di Palangka Raya sesuai roadmap Reformasi Birokrasi BPOM 2015-2019

Kegiatan : Pengawasan Obat dan Makanan di Balai Besar POM di Palangka Raya Rp.28.833.936.000,-

130

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 1.4

Pengukuran Tingkat Efisiensi Kinerja Kegiatan Tahun 2019

SASARAN INDIKATOR KEGIATAN INDIKATO % NO TARGET REALISASI PROGRAM KINERJA PENDUKUNG R KINERJA CAPAIAN

1 Terwujudnya Indeks Pengujian sampel Input : Dana 1.865.800.978 1.808.253.204 96,92 Obat dan Pengawasan Obat Obat dan Makanan yang dan Makanan di Makanan, Layanan aman dan wilayah kerja dukungan bermutu di BBPOM Di laboratorium, Provinsi Palangka Raya Pengadaan Alat Output : 3539 3624 102,40 Kalimantan laboratorium, Jumlah Tengah Pemeriksaan Output sarana produksi, kegiatan Pemeriksaan pendukung sarana distribusi, Pengawasan iklan dan penandaan, Laporan dukungan investigasi, KIE melalui media elektronik dan media sosial Persentase Obat Pengujian sampel Input : Dana 968.223.845 959.219.583 99,07 yang memenuhi obat, Layanan syarat di Provinsi dukungan Output : 152 152 100,00 Kalimantan laboratorium, Jumlah Tengah Pengadaan Alat Output laboratorium kegiatan pendukung Persentase Obat Pengujian sampel Input : Dana 950.205.008 942.234.697 99,16 Tradisional yang oba tradisional, memenuhi syarat Layanan dukungan Output : 128 128 100,00 di Provinsi laboratorium, Jumlah Kalimantan Pengadaan Alat Output Tengah laboratorium kegiatan pendukung Persentase Pengujian sampel Input : Dana 883.091.368 878.972.150 99,53 Suplemen suplemen Kesehatan yang kesehatan, Output : 42,67 43 100,77 memenuhi syarat Layanan dukungan Jumlah di Provinsi laboratorium, Output Kalimantan Pengadaan Alat kegiatan Tengah laboratorium pendukung Persentase Pengujian sampel Input : Dana 1.049.439.184 1.035.774.649 98,70 Kosmetik yang kosmetik, Layanan memenuhi syarat dukungan Output : 255 255 100,00 di Provinsi laboratorium, Jumlah Kalimantan Pengadaan Alat Output Tengah laboratorium kegiatan pendukung Persentase Pengujian sampel Input : Dana 1.026.104.309 1.023.918.131 99,79 Makanan yang makanan, Layanan memenuhi syarat dukungan Output : 250 250 100,00 di Provinsi laboratorium, Jumlah Kalimantan Pengadaan Alat Output Tengah laboratorium kegiatan pendukung 2 Meningkatnya Indeks kepatuhan Pemeriksaan Input : Dana 199.746.250 194.045.393 97,15 kepatuhan (compliance index) sarana produksi, pelaku usaha pelaku usaha di Pemeriksaan Output : 2706 2791 103,14 dan kesadaran bidang Obat dan sarana distribusi Jumlah masyarakat Makanan di obat dan napza, Output terhadap wilayah kerja Pengawasan iklan kegiatan keamanan, BBPOM Di dan penandaan pendukung manfaat dan Palangka Raya mutu Obat Indeks kesadaran KIE, Desa Pangan Input : Dana 905.417.000 903.821.037 99,82

131

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

SASARAN INDIKATOR KEGIATAN INDIKATO % NO TARGET REALISASI PROGRAM KINERJA PENDUKUNG R KINERJA CAPAIAN dan Makanan masyarakat Aman, Pasar Aman Output : 13 13 100,00 di wilayah (awareness index) bebas dari bahan Jumlah kerja BBPOM terhadap Obat dan berbahaya Output Di Palangka Makanan aman di kegiatan Raya masing-masing pendukung wilayah kerja BB/BPOM 3 Meningkatnya Indeks KIE Input : Dana 1.983.081.000 1.872.959.956 94,45 pengetahuan pengetahuan masyarakat masyarakat Output : 24 24 100,00 terhadap Obat terhadap Obat dan Jumlah dan Makanan Makanan aman di Output aman di wilayah kerja kegiatan wilayah kerja BBPOM Di pendukung BBPOM Di Palangka Raya Palangka Raya 4 Meningkatnya Persentase Pengujian sampel Input : Dana 1.026.104.309 1.019.845.606 99,39 efektivitas pemenuhan Obat dan pengawasan pengujian sesuai Makanan, Layanan Output : 894,33 917 102,53 Obat dan standar di Provinsi dukungan Jumlah Makanan Kalimantan laboratorium, Output berbasis risiko Tengah Pengadaan Alat kegiatan di Provinsi laboratorium pendukung Kalimantan Persentase sarana Pemeriksaan Input : Dana 19.486.250 18.258.720 93,70 Tengah produksi Obat dan sarana produksi Makanan yang Output : 20 20 100,00 memenuhi Jumlah ketentuan di Output wilayah kerja kegiatan BBPOM Di pendukung Palangka Raya Persentase sarana Pemeriksaan Input : Dana 224.038.000 215.881.620 96,36 distribusi Obat sarana distribusi yang memenuhi Output : 186 198 106,45 ketentuan di Jumlah wilayah kerja Output BBPOM Di kegiatan Palangka Raya pendukung Persentase Keputusan/Sertifik Input : Dana 110.796.000 106.399.772 96,03 keputusan asi Layanan Publik penilaian sertifikasi yang Diselesaikan Output : 9 9 100,00 yang diselesaikan Jumlah tepat waktu di Output wilayah kerja kegiatan BBPOM Di pendukung Palangka Raya Rasio tindak lanjut Pemeriksaan Input : Dana 468.136.500 452.962.868 96,76 hasil pengawasan sarana produksi, Obat dan Pemeriksaan Output : 282,25 470 166,52 makanan yang sarana distribusi, Jumlah dilaksanakan di Pengujian sampel, Output wilayah kerja Operasional kegiatan BBPOM Di laboratorium pendukung Palangka Raya keliling, pengaduan pelanggan 5 Menguatnya Persentase Penyidikan dan Input : Dana 418.205.000 413.627.908 98,91 penegakan perkara yang penindakan hukum di diselesaikan bidang Obat hingga tahap II di Output : 5 5 100,00 dan Makanan wilayah kerja Jumlah di wilayah BBPOM Di Output kerja BBPOM Palangka Raya kegiatan Di Palangka pendukung Raya 6 Terwujudnya Nilai AKIP BBPOM Dokumen Input : Dana 3.030.145.000 2.985.015.975 98,51 RB BBPOM Di Di Palangka Raya Perencanaan,

132

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

SASARAN INDIKATOR KEGIATAN INDIKATO % NO TARGET REALISASI PROGRAM KINERJA PENDUKUNG R KINERJA CAPAIAN Palangka Raya Penganggaran, Output : 12 12 100 sesuai Evaluasi dan Jumlah roadmap RB Laporan Keuangan Output BPOM 2015 - yang tepat waktu, kegiatan 2019 Penguatan pendukung Kelembagaan Pengawasan Obat dan Makanan di Kabupaten/Kota, Layanan sarana dan prasarana internal

133

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Pengukuran Tingkat Efisiensi Tahun 2019

% Capaian Output SASARAN INDIKATOR NO KEGIATAN PENDUKUNG IE SE Kategori TE PROGRAM KINERJA Input Output 1 Terwujudnya Indeks Pengujian sampel Obat dan 96,92 102,39 1,06 1 Efisien 0,06 Obat dan Pengawasan Obat Makanan, Layanan Makanan yang dan Makanan di dukungan laboratorium, aman dan wilayah kerja Pengadaan Alat bermutu di BBPOM Di laboratorium, Pemeriksaan Provinsi Palangka Raya sarana produksi, Kalimantan Pemeriksaan sarana Tengah distribusi, Pengawasan iklan dan penandaan, Laporan dukungan investigasi, KIE melalui media elektronik dan media sosial Persentase Obat Pengujian sampel obat, 99,07 100,00 1,01 1 Efisien 0,01 yang memenuhi Layanan dukungan syarat di Provinsi laboratorium, Pengadaan Kalimantan Alat laboratorium Tengah Persentase Obat Pengujian sampel oba 99,16 100,26 1,01 1 Efisien 0,01 Tradisional yang tradisional, Layanan memenuhi syarat dukungan laboratorium, di Provinsi Pengadaan Alat Kalimantan laboratorium Tengah Persentase Pengujian sampel suplemen 99,53 100,77 1,01 1 Efisien 0,01 Suplemen kesehatan, Layanan Kesehatan yang dukungan laboratorium, memenuhi syarat Pengadaan Alat di Provinsi laboratorium Kalimantan Tengah Persentase Pengujian sampel kosmetik, 98,70 100,00 1,01 1 Efisien 0,01 Kosmetik yang Layanan dukungan memenuhi syarat laboratorium, Pengadaan di Provinsi Alat laboratorium Kalimantan Tengah Persentase Pengujian sampel makanan, 99,79 100,00 1,00 1 Efisien 0,00 Makanan yang Layanan dukungan memenuhi syarat laboratorium, Pengadaan di Provinsi Alat laboratorium Kalimantan Tengah 2 Meningkatnya Indeks kepatuhan Pemeriksaan sarana 97,15 103,11 1,06 1 Efisien 0,06 kepatuhan (compliance produksi, Pemeriksaan pelaku usaha index) pelaku sarana distribusi obat dan dan kesadaran usaha di bidang napza, Pengawasan iklan masyarakat Obat dan dan penandaan terhadap Makanan di keamanan, wilayah kerja manfaat dan BBPOM Di mutu Obat Palangka Raya dan Makanan Indeks kesadaran KIE, Desa Pangan Aman, 99,82 100,00 1,00 1 Efisien 0,00 di wilayah masyarakat Pasar Aman bebas dari kerja BBPOM (awareness index) bahan berbahaya Di Palangka terhadap Obat Raya dan Makanan aman di masing- masing wilayah kerja BB/BPOM

134

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

% Capaian Output SASARAN INDIKATOR NO KEGIATAN PENDUKUNG IE SE Kategori TE PROGRAM KINERJA Input Output 3 Meningkatnya Indeks KIE 94,45 100,00 1,06 1 Efisien 0,06 pengetahuan pengetahuan masyarakat masyarakat terhadap Obat terhadap Obat dan Makanan dan Makanan aman di aman di wilayah wilayah kerja kerja BBPOM Di BBPOM Di Palangka Raya Palangka Raya 4 Meningkatnya Persentase Pengujian sampel Obat dan 99,39 102,53 1,03 1 Efisien 0,03 efektivitas pemenuhan Makanan, Layanan pengawasan pengujian sesuai dukungan laboratorium, Obat dan standar di Provinsi Pengadaan Alat Makanan Kalimantan laboratorium berbasis risiko Tengah di Provinsi Persentase sarana Pemeriksaan sarana 93,70 100,00 1,07 1 Efisien 0,07 Kalimantan produksi Obat dan produksi Tengah Makanan yang memenuhi ketentuan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya Persentase sarana Pemeriksaan sarana 96,36 106,32 1,10 1 Efisien 0,10 distribusi Obat distribusi yang memenuhi ketentuan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya Persentase Keputusan/Sertifikasi 96,03 100,00 1,04 1 Efisien 0,04 keputusan Layanan Publik yang penilaian Diselesaikan sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya Rasio tindak lanjut Pemeriksaan sarana 96,76 166,52 1,72 1 Efisien 0,72 hasil pengawasan produksi, Pemeriksaan Obat dan sarana distribusi, Pengujian makanan yang sampel, Operasional dilaksanakan di laboratorium keliling, wilayah kerja pengaduan pelanggan BBPOM Di Palangka Raya 5 Menguatnya Persentase Penyidikan dan penindakan 98,91 100 1,01 1 Efisien 0,01 penegakan perkara yang hukum di diselesaikan bidang Obat hingga tahap II di dan Makanan wilayah kerja di wilayah BBPOM Di kerja BBPOM Palangka Raya Di Palangka Raya 6 Terwujudnya Nilai AKIP BBPOM Dokumen Perencanaan, 98,51 100 1,02 1 Efisien 0,02 RB BBPOM Di Di Palangka Raya Penganggaran, Evaluasi dan Palangka Raya Laporan Keuangan yang sesuai tepat waktu, Penguatan roadmap RB Kelembagaan Pengawasan BPOM 2015 - Obat dan Makanan di 2019 Kabupaten/Kota, Layanan sarana dan prasarana internal

135

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Pengukuran Tingkat Efisiensi Tahun 2019

SASARAN % Capaian Output NO IE SE Kategori TE PROGRAM Input Output 1 Terwujudnya Obat 98,60 101,95 1,03 1 Efisien 0,03 dan Makanan yang aman dan bermutu di Provinsi Kalimantan Tengah

2 Meningkatnya 99,34 103,10 1,04 1 Efisien 0,04 kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya

3 Meningkatnya 94,45 100,00 1,06 1 Efisien 0,06 pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya

4 Meningkatnya 98,10 115,96 1,18 1 Efisien 0,18 efektivitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko di Provinsi Kalimantan Tengah

5 Menguatnya 98,91 100,00 1,01 1 Efisien 0,01 penegakan hukum di bidang Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya 6 Terwujudnya RB 99,05 100,00 1,01 1 Efisien 0,01 BBPOM Di Palangka Raya sesuai roadmap RB BPOM 2015 - 2019

136

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran II. Rekapitulasi Aksi Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2019

Lampiran 2.1.

REKAPITULASI AKSI PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2019 BALAI BESAR POM DI PALANGKA RAYA

TARGET TARGET KUMULATIF REALISASI (KUMULATIF) SASARAN STRATEGIS - NO TAHUNA INDIKATOR KINERJA N B3 B6 B9 B12* B3 B6 B9 B12* SK. 1 Terwujudnya Obat dan Makanan yang aman dan bermutu di Provinsi Kalimantan Tengah 1 Indeks Pengawasan Obat dan 71 0 0 0 71 0 0 0 71,53 Makanan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya 2 Persentase Obat yang 94 100 98 96 94 100 97,79 97,39 96,26 memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah 3 Persentase Obat Tradisional 60 90 80 70 60 98.63 87,07 85,84 85,75 yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah 4 Persentase Suplemen Kesehatan 87 96 90 85 80 100 100 100 98,45 yang memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah 5 Persentase Kosmetik yang 80 95 93 90 87 100 98,87 96,74 95,69 memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah 6 Persentase Makanan yang 71 86 81 76 71 87,30 88,75 88,03 89,73 memenuhi syarat di Provinsi Kalimantan Tengah Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, manfaat dan SK. 2 mutu Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya 1 Indeks kepatuhan (compliance 61 0 0 0 61 0 0 0 65,35 index) pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya 2 Indeks kesadaran masyarakat 66 0 0 0 61 0 0 0 68,57 (awareness index) terhadap Obat dan Makanan aman di masing-masing wilayah kerja BB/BPOM Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM Di SK. 3 Palangka Raya 1 Indeks pengetahuan masyarakat 61 0 0 0 61 0 0 0 72,75 terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya

Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko di Provinsi Kalimantan SK. 4 Tengah 1 Persentase pemenuhan 97 100 99 98 97 100 100 100 100,0 pengujian sesuai standar di 4 Provinsi Kalimantan Tengah 2 Persentase sarana produksi Obat 41,80 56,80 51,80 46,8 41,8 0 1,43 1,16 3,70 dan Makanan yang memenuhi ketentuan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya

137

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

TARGET TARGET KUMULATIF REALISASI (KUMULATIF) SASARAN STRATEGIS - NO TAHUNA INDIKATOR KINERJA N B3 B6 B9 B12* B3 B6 B9 B12* 3 Persentase sarana distribusi 49,80 64,80 59,80 54,8 49,8 55,06 56,39 53 47,91 Obat yang memenuhi ketentuan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya 4 Persentase keputusan penilaian 90 90 90 90 90 100 100 100 100 sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya 5 Rasio tindak lanjut hasil 46,95 43,95 44,95 45,95 46,95 10,26 38,95 59,63 42,07 pengawasan Obat dan makanan yang dilaksanakan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya Menguatnya penegakan hukum di bidang Obat dan Makanan di wilayah kerja BBPOM Di Palangka SK. 5 Raya 1 Persentase perkara yang 50 20 30 40 50 42,86 75,00 88,89 83,33 diselesaikan hingga tahap II di wilayah kerja BBPOM Di Palangka Raya SK. 6 Terwujudnya RB BBPOM Di Palangka Raya sesuai roadmap RB BPOM 2015 - 2019 1 Nilai AKIP BBPOM Di Palangka 81 0 0, 0, 81 0 0 0 75,25 Raya

138

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 2.2

REKAPITULASI AKSI PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2019 PENGUJIAN SAMPEL

Total Hasil uji TMK Perhitunga UPT TMS Total n Output Jenis TMK Label Jumlah Jumlah MS Belu No Jumlah TMS TMS DJA Produk / sampel Sampel (MK TMK TMK Uji m samplin MK yang (jumlah TIE/ Penandaa masuk yang penandaa Penanda Penanda (Khusu seles g n Penandaa diperiks sampel yg Ilegal/ kedaluarsa rusak n Lab diuji an dan an dan s ai uji n dan TMS a selesai dan MS uji MS Uji TMS uji Pangan Palsu lab) * uji lab ** Lab *** lab **** Purposi diperiksa) ve) Sampel obat, Obat bahan alam, kosmetik, suplemen kesehatan yang diperiksa sesuai

standar 1 Obat Palangka Raya 230 0 0 0 3 230 230 228 0 2 0 0 2 0 230 Kabupaten Kotawaringin 65 0 0 0 10 65 65 55 0 10 0 0 10 0 65 Barat Palangka Raya 125 0 0 0 0 125 125 124 0 1 0 0 1 0 125 Kabupaten Kotawaringin 35 0 0 0 4 35 35 31 0 4 0 0 4 0 35 Barat

TOTAL 455 0 0 0 17 455 455 438 0 17 0 0 17 0 455 2 Obat Palangka Raya 168 0 0 0 4 168 168 161 3 4 0 0 7 0 168 Tradisional/ Obat Bahan Kabupaten Alam Kotawaringin 31 0 0 0 14 31 31 19 1 11 0 0 12 0 31 Barat Palangka Raya 131 3 0 0 1 128 128 118 4 6 0 0 13 0 131

Kabupaten

Kotawaringin 56 0 0 0 22 56 56 33 1 22 0 0 23 0 56

Barat

TOTAL 386 3 0 0 41 383 383 331 9 43 0 0 55 0 386

138

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Total Hasil uji TMK Perhitunga UPT TMS Total n Output Jenis TMK Label Jumlah Jumlah MS Belu No Jumlah TMS TMS DJA Produk / sampel Sampel (MK TMK TMK Uji m samplin MK yang (jumlah TIE/ Penandaa masuk yang penandaa Penanda Penanda (Khusu seles g Penandaa diperiks sampel yg Ilegal/ kedaluarsa rusak n Lab diuji n an dan an dan s ai uji n dan TMS a selesai dan MS uji MS Uji TMS uji Pangan Palsu lab) * uji lab ** Lab *** lab **** Purposi diperiksa) ve) 3 Suplemen Palangka Raya 60 0 0 0 0 60 60 60 0 0 0 0 0 0 60 Kesehatan Kabupaten Kotawaringin 9 0 0 0 1 9 9 7 0 2 0 0 2 0 9 Barat Palangka Raya 40 0 0 0 0 40 40 40 0 0 0 0 0 0 40 Kabupaten Kotawaringin 20 0 0 0 1 20 20 20 0 0 0 0 0 0 20 Barat

TOTAL 129 0 0 0 2 129 129 127 0 2 0 0 2 0 129 4 Kosmeti Palangka Raya 291 0 0 0 16 291 291 273 1 17 0 0 18 0 291 k Kabupaten Kotawaringin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Barat Palangka Raya 301 0 0 0 10 301 301 288 3 10 0 0 13 0 301 Kabupaten Kotawaringin 174 0 0 0 2 174 174 172 0 2 0 0 2 0 174 Barat

TOTAL 766 0 0 0 28 766 766 733 4 29 0 0 33 0 766 Total Obat 295 0 0 0 13 295 295 283 0 12 0 0 12 0 295 Total Obat 199 0 0 0 18 199 199 180 4 15 0 0 19 0 199 Tradisional Total Suplemen 69 0 0 0 1 69 69 67 0 2 0 0 2 0 69 Kesehatan Total Kosmetik 291 0 0 0 16 291 291 273 1 17 0 0 18 0 291

Total Obat 160 0 0 0 4 160 160 155 0 5 0 0 5 0 160 Total Obat 187 3 0 0 23 184 184 151 5 28 0 0 36 0 187 Tradisional Total Suplemen 60 0 0 0 1 60 60 60 0 0 0 0 0 0 60 Kesehatan

139

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Total Hasil uji TMK Perhitunga UPT TMS Total n Output Jenis TMK Label Jumlah Jumlah MS Belu No Jumlah TMS TMS DJA Produk / sampel Sampel (MK TMK TMK Uji m samplin MK yang (jumlah TIE/ Penandaa masuk yang penandaa Penanda Penanda (Khusu seles g Penandaa diperiks sampel yg Ilegal/ kedaluarsa rusak n Lab diuji n an dan an dan s ai uji n dan TMS a selesai dan MS uji MS Uji TMS uji Pangan Palsu lab) * uji lab ** Lab *** lab **** Purposi diperiksa) ve) Total Kosmetik 475 0 0 0 12 475 475 460 3 12 0 0 15 0 475 TOTAL Obat, OT, Sk 1736 3 0 0 88 1733 1733 1629 13 91 0 0 107 0 1736 dan Kos Sampel Makanan yang diperiksa sesuai standar 1 Pangan Palangka Raya 101 0 0 0 52 101 101 77 2 21 0 1 24 0 101 Kabupaten Kotawaringin 50 0 0 0 24 50 50 41 4 1 0 4 9 0 50 Barat Palangka Raya 439 0 0 0 44 439 439 408 5 19 7 0 31 0 439 Kabupaten Kotawaringin 160 0 0 0 15 160 160 151 2 7 0 0 9 0 160 Barat

Total Pangan 151 0 0 0 76 151 151 118 6 22 0 5 33 0 151

Total Pangan 599 0 0 0 59 599 599 559 7 26 7 0 40 0 599

TOTAL PANGAN 750 0 0 0 135 750 750 677 13 48 7 5 73 0 750

140

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 2.3

REKAPITULASI AKSI PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2019 PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI

Total Target Jumlah sarana Jumlah No Sarana Produksi UPT Sarana yang sarana MK TMK yang ada diperiksa yang 1 tahun * diperiksa

1 Industri Farmasi (IF) Palangka Raya 0 0 0 0 0

Kab. Kotawaringin Barat 0 0 0 0 0

TOTAL 0 0 0 0 0

2 Fasilitas Bahan Baku Obat/ Palangka Raya 0 0 0 0 0 Produk Biologi/Sarana Khusus (Unit Transfusi Darah, Kab. Kotawaringin Barat 0 0 0 0 0 Radiofarmaka, Lab Sel Punca) TOTAL 0 0 0 0 0

3 Industri Obat Tradisional Palangka Raya 0 0 0 0 0 (IOT) Kab. Kotawaringin Barat 0 0 0 0 0

TOTAL 0 0 0 0 0

4 Industri Ekstrak Bahan Alam Palangka Raya 0 0 0 0 0 (IEBA) Kab. Kotawaringin Barat 0 0 0 0 0

TOTAL 0 0 0 0 0

5 Usaha Kecil Obat Tradisional Palangka Raya 2 2 3 0 3 (UKOT) Kab. Kotawaringin Barat 0 0 0 0 0

TOTAL 2 2 3 0 3

6 Industri Kosmetik Palangka Raya 0 0 0 0 0

Kab. Kotawaringin Barat 0 0 0 0 0

TOTAL 0 0 0 0 0

7 Industri Pangan Palangka Raya 1 1 1 0 1

Kab. Kotawaringin Barat 2 2 1 0 1

TOTAL 3 3 2 0 2

8 Industri Rumah Tangga Palangka Raya 787 58 58 2 56 Pangan (IRTP) Kab. Kotawaringin Barat 50 18 18 1 17

TOTAL 837 76 76 3 73

Total BB/BPOM 790 61 62 2 60

Total Loka 1 52 20 19 1 18

Total loka 2 0 0 0 0 0

TOTAL 842 81 81 3 78

141

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 2.4 REKAPITULASI AKSI PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2019 PEMERIKSAAN SARANA DISTRIBUSI

Total

Target Jumlah sarana yang Jumlah No Sarana Distribusi UPT Sarana diperiksa 1 sarana yang ada MK TMK tahun yang diperiksa

1 Pedagang Besar Palangka Raya 8 7 7 3 4 Farmasi (PBF) Kab. Kotawaringin Barat 0 0 0 0 0

TOTAL 8 7 7 3 4

2 Apotek Palangka Raya 273 109 111 63 48

Kab. Kotawaringin Barat 68 44 46 19 27

TOTAL 341 153 157 82 75

3 Toko Obat Palangka Raya 179 20 19 15 4

Kab. Kotawaringin Barat 36 15 13 0 13

TOTAL 215 35 32 15 17

4 Instalasi Farmasi Palangka Raya 16 12 11 6 5 Kabupaten/Kota (IFK) dan/ atau Instalasi Kab. Kotawaringin Barat 4 4 4 0 4 Farmasi Rumah Sakit (IFRS) TOTAL 20 16 15 6 9 5 Rumah Sakit (RS) Palangka Raya 27 15 15 12 3

Kab. Kotawaringin Barat 6 6 6 1 5

TOTAL 33 21 21 13 8

6 Puskemas Palangka Raya 129 25 28 20 8

Kab. Kotawaringin Barat 46 15 19 3 16

TOTAL 175 40 47 23 24

7 Klinik Palangka Raya 43 3 6 2 4

Kab. Kotawaringin Barat 43 6 6 0 6

TOTAL 86 9 12 2 10

8 Fasilitas Distribusi Palangka Raya 209 57 34 14 20 Obat Tradisional dan/ atau Suplemen Kab. Kotawaringin Barat 15 15 4 3 1 Kesehatan TOTAL 224 72 38 17 21

9 Fasilitas Distribusi Palangka Raya 479 107 91 36 55 Kosmetik Kab. Kotawaringin Barat 30 25 16 6 10

TOTAL 509 132 107 42 65

10 Fasilitas Distribusi Palangka Raya 127 197 273 152 121 Pangan Olahan Kab. Kotawaringin Barat 215 62 82 24 58

TOTAL 342 259 355 176 179

Total BB/BPOM 1490 552 595 323 272

Total Loka 1 463 192 196 56 140

Total sarana distribusi Obat 878 281 291 144 147

TOTAL 1953 744 791 379 412

142

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 2.5

REKAPITULASI AKSI PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2019 PENGAWASAN IKLAN DAN PENANDAAN

Bulan

Jumlah Iklan dan Label

Yang Diawasi

Juli

Mei

Juni

April

Komoditi

Total

Maret

Januari

Agustus

Oktober

Februari

Desember

November September

MK 84 129 83 156 101 70 99 75 149 176 71 39 1.232 Palangka Raya 77 116 71 149 96 48 90 73 93 146 64 21 1.044

Kab. Kotawaringin Barat 7 13 12 7 5 22 9 2 56 30 7 18 188

TMK 3 39 25 36 30 10 62 28 43 64 53 42 435 Iklan Palangka Raya 1 39 20 28 30 9 58 23 39 59 34 31 371

Kab. Kotawaringin Barat 2 0 5 8 0 1 4 5 4 5 19 11 64

Total iklan 87 168 108 192 131 80 161 103 192 240 124 81 1.667

MK 147 361 469 345 284 180 291 224 191 354 179 217 3.242 TOTAL Palangka Raya 111 277 412 293 218 131 229 182 151 303 137 192 2.636

Kab. Kotawaringin Barat 36 84 57 52 66 49 62 42 40 51 42 25 606

TMK 8 17 29 14 15 15 17 19 14 35 39 14 236 Label Palangka Raya 4 13 18 9 12 5 12 11 5 24 18 5 136

Kab. Kotawaringin Barat 4 4 11 5 3 10 5 8 9 11 21 9 100

Total label 155 378 498 359 299 195 308 243 205 389 218 231 3.478

143

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 2.6

REKAPITULASI AKSI PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2019 KIE

BBPOM PALANGKARAYA

Frekuensi/Jumlah

No Kegiatan UPT

Total

Juli

Mei

Juni

April

Maret

Januari

Agustus

Oktober

Februari

Desember

November September

Palangka Raya 39 31 20 22 25 19 22 50 32 28 20 21 329 Layanan informasi 1 Kab. a) Kotawaringin 4 6 3 3 5 5 7 11 5 8 13 3 73 Barat Palangka Raya 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 Layanan 2 Kab. pengaduan b) Kotawaringin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 Barat Palangka Raya 39 31 20 22 26 19 23 50 32 28 20 22 332 Jumlah pengaduan 3 yang selesai Kab. ditindaklanjuti c) Kotawaringin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Barat

Komunikasi, Palangka Raya 0 4 3 1 0 0 0 0 0 1 1 1 11 Informasi, dan 4 Edukasi (KIE) bersama tokoh Kab. masyarakat d) Kotawaringin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Barat

KIE di Area Car Palangka Raya 0 1 0 1 1 2 0 1 0 0 0 0 6 Free Day (CFD), 5 Pameran, Kab. Sosialisasi e) Kotawaringin 0 1 0 0 5 1 0 2 0 1 0 0 10 Barat Komunikasi, Palangka Raya 28 30 10 4 32 10 15 24 54 45 18 20 290 Informasi, dan 6 Edukasi (KIE) Kab. melalui media Kotawaringin 9 11 9 13 16 13 3 22 26 33 28 30 213 sosial f) Barat Komunikasi, Palangka Raya 0 0 1 0 3 0 0 0 0 1 0 2 7 Informasi, dan 7 Edukasi (KIE) di Kab. media Kotawaringin 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5 elektronik/cetak g) Barat Palangka Raya 0 0 1 1 1 0 1 4 4 2 3 4 21 Sebagai 8 Kab. Narasumber h) Kotawaringin 0 0 1 0 3 0 0 2 1 0 0 0 7 Barat Palangka Raya 106 97 55 51 89 50 62 129 122 105 62 71 999 Total Kab. Kotawaringin 13 20 15 16 29 19 10 37 32 43 42 33 309 Barat TOTAL 119 117 70 67 118 69 72 166 154 148 104 104 1308

144

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 2.7

RENCANA AKSI PELAKSANAAN KEGIATAN MATRIKS TINDAK LANJUT

Pelaku Usaha Instansi Terkait Total Total Tindak Tindak No Komoditi UPT Lanjut Hasil Lanjut Hasil Pengawasan Jumlah Pengawasan Jumlah yang Feedback** yang Feedback** Dilakukan Dilakukan oleh BPOM* oleh BPOM* Palangka Raya 116 56 93 42 Kab. Kotawaringin 1 Obat 50 9 1 0 Barat TOTAL 166 65 94 42

Obat Palangka Raya 13 1 1 1 Tradisional/ 2 Kab. Kotawaringin Obat Bahan 1 0 0 0 Barat Alam TOTAL 14 1 1 1

Palangka Raya 0 0 0 0 Suplemen 3 Kab. Kotawaringin Kesehatan 0 0 0 0 Barat TOTAL 0 0 0 0 Palangka Raya 57 9 0 9 Kab. Kotawaringin 4 Kosmetik 15 12 0 0 Barat TOTAL 72 21 0 9 Palangka Raya 104 0 50 19 Kab. Kotawaringin 5 Pangan 98 92 2 2 Barat TOTAL 202 92 52 21 TOTAL BALAI 290 66 144 71 TOTAL LOKA 164 113 3 2 TOTAL 454 179 147 73

145

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran III. Indeks dan Hasil Penilaian Pusat Tahun 2019

Lampiran 3.1

INDEKS PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2019

Provinsi BB/BPOM IPOM Sumatera Barat BBPOM di 78,83 BPOM di Jambi 78,33 DI Yogyakarta BBPOM di Yogyakarta 78,33 Kalimantan Barat BBPOM di 78,28 Maluku BPOM di Ambon 76,64 Jawa Timur BBPOM di 76,58 Sumatera Utara BBPOM di 75,58 Jawa Tengah BBPOM di 75,06 Nusa Tenggara Timur BPOM di 74,09 Sumatera Selatan BBPOM di 73,59 Jawa Barat BBPOM di 73,47 Nusa Tenggara Barat BBPOM di Mataram 73,2 Tengah BPOM di 72,69 BPOM di Bengkulu 72,55 Sulawesi Utara BBPOM di 72,31 Riau BBPOM di 72,12 Papua BBPOM di 72,06 Bali BBPOM di 71,67 Kalimantan Tengah BPOM di Palangkaraya 71,53 DKI BBPOM di Jakarta 71,5 Maluku Utara BPOM di 71,17 Kalimantan Selatan BBPOM di Banjarmasin 70,64 Aceh BBPOM di 69,98 Sulawesi Selatan BBPOM di Makasar 69,62 Kalimantan Timur BBPOM di 68,8 Lampung BBPOM di 68,46 Papua Barat BPOM di 67,51 Sulawesi Tenggara BPOM di 66,65 Kepulauan Bangka Belitung BPOM di 63,9 Gorontalo BPOM di Gorontalo 63,45 Banten BPOM di 62,26 Kepulauan Riau BPOM di Pangkal Pinang 58,49 Sulawesi Barat BPOM di 51,85 Average 70,95

146

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 3.2

INDEKS KEPATUHAN PELAKU USAHA TAHUN 2019

IKPU PROVINSI

89,44

84,32

83,37

82,30

81,18

81,17

81,14

81,01

80,78

80,38

79,79

79,49

79,45

78,92

78,43

78,16

77,34

75,71

74,53

73,61

73,01

72,94 72,82

72,53

70,54

70,27

68,95

68,04

65,35

58,80

54,30

52,32 43,46

38,53 indeks

6,92

BALI

IKPU

RIAU

ACEH

JAMBI

PAPUA

BANTEN MALUKU

JAKARTA

LAMPUNG

BENGKULU

GORONTALO

J A W A B A R A T

J A W A T I M U R

YOGYAKARTA PAPUA BARAT

JAWA TENGAH

MALUKU UTARA

SULAWESI BARAT

SULAWESI UTARA

KEPULAUAN RIAU

SUMATERA BARAT

SUMATERA UTARA

SULAWESI TENGAH

SULAWESI SELATAN SUMATERA SELATAN

KALIMANTAN BARAT

KALIMANTAN TIMUR

KALIMANTAN UTARA

SULAWESI TENGGARA

KALIMANTAN TENGAH

KALIMANTAN SELATAN NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG provinsi

147

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 3.3

INDEKS PENGETAHUAN OBAT DAN MAKANAN TAUHN 2019

INDEKS NASIONAL

No. PROVINSI INDEKS St. Dev: n 1 Aceh 73,76 15,52 1350 2 Sumatera Utara 73,21 14,59 1630 3 Sumatera Barat 70,48 16,80 1720 4 Riau 76,21 15,95 1150 5 Jambi 71,72 17,79 1080 6 Sumatera Selatan 76,06 13,78 670 7 Bengkulu 72,03 18,82 970 8 Lampung 76,44 19,65 780 9 Kep. Bangka Belitung 77,98 11,92 890 10 Kep. Riau 79,06 13,19 1460 11 DKI Jakarta 75,74 14,35 480 12 Jawa Barat 73,66 14,74 1210 13 Jawa Tengah 76,98 15,26 1300 14 Yogyakarta 75,98 11,79 460 15 Jawa Timur 77,93 14,54 1040 16 Banten 71,50 18,95 680 17 Bali 74,63 16,25 1340 18 NTB 73,76 13,96 590 19 NTT 76,68 14,74 1100 20 Kalimantan Barat 73,00 16,89 740 21 Kalimantan Tengah 72,75 15,27 920 22 Kalimantan Selatan 69,67 17,61 920 23 Kalimantan Timur 73,15 15,03 980 24 Kalimantan Utara 77,02 13,09 490 25 Sulawesi Utara 78,27 15,39 960 26 Sulawesi Tengah 71,27 17,74 770 27 Sulawesi Selatan 78,92 13,03 910 28 Sulawesi Tenggara 67,01 15,90 830 29 Gorontalo 70,83 11,49 290 30 Sulawesi Barat 65,53 15,14 490 31 Maluku 69,34 15,51 1110 32 Maluku Utara 71,71 16,49 1000 33 Papua Barat 75,58 14,86 1340 34 Papua 76,73 15,23 3220 Nasional 75,06 15,54 34870

148

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

No. LOKA INDEKS St. Dev: n 1 72,07 17,37 390 2 Kab. Aceh Selatan 74,67 14,92 529 3 Kab. Aceh Tengah 74,72 15,92 271 4 Kab. Banggai 72,84 13,05 340 5 Kab. Banyumas 78,08 13,43 383 6 Kab. Belitung 78,91 12,82 500 7 Kab. 72,76 16,54 284 8 Kab. 70,59 14,49 500 9 Kab. Buleleng 74,04 15,01 642 10 Kab. Dharmasraya 69,42 14,12 541 11 Kab. Ende 72,12 16,96 299 12 Kab. Hulu Sungai Utara 72,33 22,14 330 13 Kab. Indragiri Hilir 66,52 11,57 270 14 Kab. Jember 80,04 14,56 341 15 Kab. 76,43 15,06 305 16 Kab. Kepulauan Sangihe 76,23 13,53 494 17 Kab. Kotawaringin Barat 73,51 15,35 507 18 Kab. Maluku Tenggara Barat 72,51 15,57 551 19 Kab. Manggarai Barat 77,70 14,72 381 20 Kab. Merauke 77,53 16,41 661 21 Kab. Mimika 75,45 13,50 1327 22 Kab. Pulau Morotai 73,36 14,74 540 23 Kab. Rejang Lebong 75,71 18,00 552 24 Kab. Sanggau 73,84 14,99 340 25 Kab. Sorong 75,57 16,28 682 26 Kab. Tanah Bumbu 71,20 13,68 270 27 Kab. Tanggerang 72,96 18,12 430 28 Kab. Toba Samosir 73,05 13,86 210 29 Kab. Tulang Bawang 80,69 14,52 360 30 Kota 73,34 15,68 390 31 Kota 79,99 16,61 470 32 Kota 73,57 11,95 332 33 Kota Palopo 71,64 11,59 510 34 Kota Payakumbuh 67,10 12,89 630 35 Kota Sungai Penuh 72,81 17,42 531 36 Kota 80,74 13,68 544 37 Kota Tanjungbalai 73,48 12,63 27 38 Kota Tanjungpinang 76,17 14,21 711 39 Kota Tarakan 77,02 13,09 490 40 Kota 75,24 17,13 320

149

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 3.4

INDEKS KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2019

No Provinsi Indeks 1 Kep. Riau 73.79 2 Bali 72.77 3 Kep. Bangka Belitung 72.70 4 DKI Jakarta 72.38 5 Sulawesi Selatan 71.35 6 Riau 70.59 7 Kalimantan Timur 70.46 8 Papua Barat 70.34 9 Jawa Timur 69.74 10 Kalimantan Utara 69.69 11 Jawa Tengah 69.54 12 Sulawesi Utara 69.35 13 Aceh 69.04 14 Papua 69.02 15 Yogyakarta 68.66 16 Kalimantan Tengah 68.57 17 NTT 68.12 18 Sumatera Utara 68.10 19 Banten 68.06 20 Bengkulu 67.95 21 Maluku Utara 67.95 22 Sulawesi Tengah 67.70 23 Lampung 67.60 24 Jawa Barat 67.52 25 Sumatera Barat 67.18 26 NTB 67.17 27 Kalimantan Barat 67.08 28 Maluku 67.06 29 Sumatera Selatan 66.75 30 Gorontalo 66.59 31 Jambi 66.53 32 Sulawesi Barat 66.00 33 Kalimantan Selatan 64.77 34 Sulawesi Tenggara 64.58

Nasional 68.78

150

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

Lampiran 3.5 Hasil Penilaian LAKIP tahun 2019

TAHUN 2019 No Balai/Balai Besar POM Diatas/Dibawah Nilai Kategori Predikat Rata Rata 1 Balai Besar POM di Surabaya 78,07 BB Sangat Baik 3,17 2 Balai Besar POM di Yogyakarta 78,03 BB Sangat Baik 3,13 3 Balai Besar POM di Bandung 77,97 BB Sangat Baik 3,07 4 Balai Besar POM di Palembang 77,76 BB Sangat Baik 2,86 5 Balai Besar POM di Mataram 77,66 BB Sangat Baik 2,76 6 Balai Besar POM di Samarinda 77,15 BB Sangat Baik 2,25 7 Balai Besar POM di Jakarta 77,11 BB Sangat Baik 2,21 8 Balai Besar POM di Pekanbaru 76,96 BB Sangat Baik 2,06 9 Balai POM di Jambi 76,86 BB Sangat Baik 1,96 10 Balai Besar POM di 76,61 BB Sangat Baik 1,71 11 Balai Besar POM di Padang 76,55 BB Sangat Baik 1,65 12 Balai Besar POM di Semarang 76,14 BB Sangat Baik 1,24 13 Balai Besar POM di Serang 75,88 BB Sangat Baik 0,98 14 Balai POM di Palu 75,77 BB Sangat Baik 0,87 15 Balai POM di Kupang 75,70 BB Sangat Baik 0,80 16 Balai Besar POM di Banda Aceh 75,39 BB Sangat Baik 0,49 17 Balai Besar POM di Palangkaraya 75,25 BB Sangat Baik 0,35 18 Balai Besar POM di Denpasar 74,75 BB Sangat Baik -0,15 19 Balai Besar POM di Manado 74,60 BB Sangat Baik -0,30 20 Balai Besar POM di Jayapura 74,44 BB Sangat Baik -0,46 21 Balai POM di Kendari 74,32 BB Sangat Baik -0,58 22 Balai POM di Gorontalo 74,18 BB Sangat Baik -0,72 23 Balai Besar POM di Banjarmasin 74,14 BB Sangat Baik -0,76 24 Balai POM di Ambon 74,07 BB Sangat Baik -0,83 25 Balai Besar POM di Bandar Lampung 73,93 BB Sangat Baik -0,97 26 Balai POM di Manokwari 73,23 BB Sangat Baik -1,67 27 Balai Besar POM di Pontianak 72,32 BB Sangat Baik -2,58 28 Balai POM di Bengkulu 72,24 BB Sangat Baik -2,66 29 Balai POM di Pangkalpinang 72,22 BB Sangat Baik -2,68 30 Balai POM di Batam 71,87 BB Sangat Baik -3,03 31 Balai POM di Mamuju 70,12 BB Sangat Baik -4,78 32 Balai Besar POM di Medan 69,78 B Baik -5,12 33 Balai POM di Sofifi 65,93 B Baik -8,97 Rata-rata 74,9 BB Sangat Baik

151

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019 | Balai Besar POM di Palangka Raya

152