Ikhtisar Perkembangan Sastra Jawa Modern Periode Kemerdekaan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
i ii IKHTISAR PERKEMBANGAN SASTRA JAWA MODERN PERIODE KEMERDEKAAN iii Sanksi Pelanggaran Pasal 44: Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, di-pidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, meng-edarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). © copyrights reserved 2001, Kalika, Yogyakarta iv IKHTISAR PERKEMBANGAN SASTRA JAWA MODERN PERIODE KEMERDEKAAN Tim Peneliti BALAI BAHASA YOGYAKARTA Penanggung Jawab KoordinatorKepala Balai Bahasa Yogyakarta AnggotaSri Widati Tirto Suwondo Slamet Riyadi Dhanu Priyo Prabowa Pardi Herry Mardianto PembantuImam Budi UtomoTeknis KataAgung Pengantar Tamtama Sapardi Djoko Damono Kalika Press Jalan Wachid Hasjim No. 99 Yogyakarta 55262 e-mail: [email protected] BEKERJA SAMA DENGAN YAYASAN ADIKARYA IKAPI DAN FORD FOUNDATION v IKHTISAR PERKEMBANGAN SASTRA JAWA MODERN PERIODE KEMERDEKAAN Tim Peneliti BALAI BAHASA YOGYAKARTA Penanggung Jawab Koordinator Kepala Balai Bahasa Yogyakarta Anggota Sri Widati Slamet Riyadi Tirto Suwondo Dhanu Priyo Prabowa Pardi PembantuImam Teknis Budi Utomo Herry Mardianto Kata Pengantar Agung Tamtama Editor Sapardi Djoko Damono PracetakHerry Mardianto Dyah Tavipa Desain SampulWiwib, Anis, Agus Sinandar Anis ISBN: 979 – 9420 – 07 – 5 Cetakan Pertama, Juli 2001 Penerbit Kalika Press Jalan Wachid Hasjim No. 99 Yogyakarta 55262 e-mail: [email protected] Telp./Fax. (0274) 418312 vi Daftar Isi Daftar Isi vii Pengantar Sapardi Djoko Damono viii Sekapur Sirih xii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Pengantar 1 1.2 Pokok-Pokok Pikiran 17 1.3 Sistematika 18 BAB II DINAMIKA PERUBAHAN SOSIAL-BUDAYA 21 BAB III LINGKUNGAN PENDUKUNG SASTRA JAWA MODERN PERIODE KEMERDEKAAN 43 3.1 Pengarang dan Kepengarangan 43 3.1.1 Pengarang dan Kepengarangan Masa Orde Lama 48 3.1.2 Pengarang dan Kepengarangan Masa Orde Baru 63 3.2 Pengayom dan Kepengayoman 91 3.2.1 Lembaga-Lembaga Pemerintah 92 3.2.2 Lembaga-Lembaga Swasta 98 3.3 Penerbit dan Penerbitan 103 3.4 Pembaca 147 3.5 Kritik 198 3.5.1 Kritik Sastra pada Masa Orde Lama 202 3.5.2 Kritik Sastra pada Masa Orde Baru 216 BAB IV KARYA-KARYA SASTRA JAWA MODERN 246 4.1 Jenis Karya 246 4.1.1 Prosa 247 4.1.2 Puisi 268 4.1.3 Drama 290 4.1.4 Cerita Bergambar 295 4.2 Beberapa Karya Penting 298 4.3 Perkembangan Bahasa 315 4.4 Perkembangan Tema 347 BAB V PENUTUP 386 Daftar Pustaka 393 vii Pengantar ------------------------------------------------------------ Sapardi Djoko Damono Karya sastra adalah benda budaya; ia diciptakan oleh manusia. Konon manusia adalah makhluk sosial, yang perkem- bangan jiwanya tidak ditentukan sejak lahir tetapi dibentuk oleh lingkungannya. Lingkungan manusia itu, yang disebut kebuda- yaan, sulit ditentukan batasnya. Manusia adalah produk kebuda- yaan sekaligus pencipta kebudayaan sebab setiap sosok manusia merupakan hasil pengaruh sosok lain yang sekaligus juga mem- pengaruhinya. Dalam kaitannya dengan struktur atau hubungan- hubungan antara kebudayaan dan perkembangan masyarakat ada dua pandangan yang perlu disebutkan. Pandangan pertama me- nyatakan bahwa proses perubahan budaya itu terjadi secara alamiah sesuai dengan cara berpikir orang-orang yang membentuk masyarakat itu. Pandangan ini tidak memberikan tekanan pada hubungan-hubungan antara proses tersebut dengan faktor-faktor lingkungan manusia. Pandangan kedua menyatakan bahwa per- kembangan kultural masyarakat tergantung sama sekali pada kondisi material hidupnya, yakni sumber energi, teknologi, dan sistem produksi yang ada dalam kelompok-kelompok masyarakat itu. Jelas bahwa menurut pandangan kedua ini kebudayaan dan berbagai faktor yang disebut itu merupakan suatu struktur. Pan- dangan kedua itu juga menekankan pentingnya keadaan geografis dan iklim ke dalam struktur tersebut, di samping kepercayaan dan ideologi dalam artian yang sempit. Hubungan-hubungan antara iklim, keadaan geografis, sumber energi, teknologi, dan organisasi produksi dengan demi- kian sangat menentukan perannya dalam perkembangan kebuda- yaan. Dan karena karya sastra adalah benda budaya, untuk meng- hayati dan memahaminya dengan lebih baik diperlukan penge- viii tahuan tentang latar belakang kebudayaan yang telah mengha- silkannya. Tentu saja karya sastra bisa saja didekati sebagai suatu benda budaya yang otonom, yang penghayatan dan pema- hamannya tergantung sama sekali pada dirinya sendiri dan penga- laman serta pengetahuan pembaca. Dengan demikian jelas bahwa kedudukan sastra dalam masyarakat memang rumit; meskipun konon ia bisa saja dihayati lepas dari lingkungannya, tetapi toh pembaca tidak bisa melepaskan dirinya dari kebudayaan yang telah menghasilkannya. Sastra Jawa modern adalah hasil kebu- dayaan orang Jawa, namun bisa saja ia dihayati dan dipahami oleh siapa pun yang non-Jawa – tidak peduli apakah ia memiliki pengetahuan tentang kebudayaan yang telah menghasilkan ba- caannya itu. Apa pun yang terjadi, pengarang dan pembaca karya sastra –seperti halnya karya sastra itu sendiri—merupakan produk kebudayaan, yang mungkin saja berbeda-beda. Dengan demikian sastra Jawa modern adalah produk kebudayaan Jawa modern, yang keberadaannya ditentukan ber- bagai faktor yang sudah disebut sebelumnya. Jika ia ditulis oleh pengarang yang tinggal di Jawa, maka berbagai faktor yang ber- kaitan dengan tempat tinggalnya itu akan berpengaruh terha- dapnya. Keadaan geografis, iklim, organisasi sosial, dan teknologi yang ada dalam masyarakat itu memiliki andil dalam pencip- taannya. Pendekatan terhadap sastra berdasarkan pandangan itu biasa dikenal sebagai pendekatan makro. Sastra Jawa modern, jika ditulis oleh pengarang yang tinggal di Pulau Jawa, diciptakan berdasarkan berbagai faktor tersebut. Jawa hanya memiliki dua musim, di Jawa perkembangan teknologi pencetakan tidak se- canggih seperti di beberapa tempat lain, di Jawa penghargaan masyarakat terhadap karya sastra berbeda dari negeri lain pula, organisasi sosial di Jawa berbeda dari yang kita temui di daerah lain, dan seterusnya. Kita tidak bisa membayangkan penghayatan dan pemahaman yang baik atas haiku, misalnya, jika kita sama sekali tidak mengetahui bahwa ada empat musim di Jepang; orang juga tidak akan bisa mengapresiasi tembang Jawa yang sangat ketat bentuknya itu jika tidak pernah mengenal perkembangan ix pemikiran estetik orang Jawa. Berdasarkan pendekatan inilah rupanya buku ini disiapkan untuk kita. Sudah dikatakan sebelumnya bahwa lingkungan manusia itu sulit ditentukan batasnya, dan salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh penyusun buku ini adalah menentukan batas- batas itu – apa saja yang dianggap penting dalam penciptaan karya sastra. Yang paling dekat dengan penciptaan karya sastra tentu saja adalah pengarang, penerbit, pembaca (yang menyangkut juga pengayom), dan tanggapan atau kritik atasnya. Lingkungan itulah yang dicoba digambarkan dan diuraikan dalam buku ini. Hasilnya adalah karaangan yang memberikan gambaraan serta uraian menyeluruh mengenai lingkungan sastra Jawa modern di samping tentang benda budaya itu sendiri. Dalam melakukan tugasnya, penyusun buku ini pantas telah melakukan tugasnya dengan baik. Dengan membaca buku ini kita bisa mengetahui fungsi dan kedudukan sastra Jawa modern dalam masyarakat, di samping hubungan-hubungannya yang rumit dengan berbagai faktor lain yang mempengaruhinya. Pandangan masyarakat tentang sastra- wan diulas dengan jelas, fungsi dan kedudukan sastrawan dalam perkembangan masyarakat digambarkan dengan baik, berbagai organisasi sosial, misalnya sistem reproduksi sastra, yang mem- bantu penulisan dan penerbitannya juga diuraikan dengan runtut. Buku ini ditulis dalam bahasa Indonesia, oleh sebab itu pem- bacanya tentu saja juga menjangkau khalayak non-Jawa. Kha- layak semacam itu perlu mendapat gambaran dan uraian mengenai kebudayaan yang telah menghasilkan karya sastra Jawa modern. Siapa tahu kemudian ada yang berminat mempelajari bahasa dan sastra Jawa, atau membaca terjemahan sastra Jawa dalam bahasa Indonesia. Buku ini pasti akan membantu mereka. Karya sastra adalah rekaman perkembangan pemikiran masyarakat. Sastra Jawa yang ditulis selama puluhan tahun sejak kemerdekaan jelas merekam perubahan-perubahan yang paling subtil dalam pemikiran masyarakat Jawa – yang tidak saja berdiri sendiri tetapi juga berada di lingkungan pemikiran masyarakat lain. Pembaca buku ini tentu bisa mengambil inti sari gambaran x dan uraian yang ada untuk kemudian membayangkan suatu kebu- dayaan Jawa modern. Kebudayaan itulah yang telah menghasilkan sastra Jawa modern, benda budaya yang sekaligus juga ikut mengembangkan kebudayaan Jawa modern. Di samping itu, buku ini menawarkan ruang bagi siapa pun yang berniat mengadakan penelitian mengenai sastra Jawa modern. Di situlah antara lain letak pentingnya buku ini. Itulah jasanya yang harus kita catat. *** xi Sekapur Sirih Setelah buku Ikhtisar Perkembangan Sastra Jawa Modern Periode Prakemerdekaan diterbitkan oleh Gadjah Mada Univesity Press (2001), keinginan untuk menerbitkan buku Ikhtisar Pekem- bangan Sastra Jawa Modern Periode Kemerdekaan ini pun muncul. Keinginan ini sangat mendasar karena sebuah sejarah