EXECUTIVE SUMMARY

FUZZY LOGIC DALAM PENENTUAN PRIORITAS HOTEL UNTUK INDUSTRI PARIWISATA HALAL DI KOTA GARUT Oleh

Siti Romlah M.Ag Rizky Fajar Ramdhani,S,ST.,M.T Ivan Fanani Qomusuddin, ST, M.T

Abstrak Kabupaten Garut merupakan salah satu dari 13 Kabupaten yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Barat sebagai destinasi wisata halal, karena beragam wisata yang dimilki oleh Kabupaten Garut seperti wisata alam, budaya, minat khusus, dan buatan sangat mendukung dalam pengembangan wisata halal di , khususnya Jawa Barat. Terlebih lagi penduduk Garut merupakan mayoritas beragama Islam (99,77%). Berbagai fasilitas pilihan untuk wisata syariah seperti hotel terus dikembangkan dengan berprinsip muslim friendly. Namun. Penggunaan syariah pada hotel di Garut seperti dipromosikan oleh Dinas Pariwisata Garut merupakan self declaration, sampai saat tidak ada hotel di Garut yang sudah memiliki sertikat halal. Sehingga poin masalah yang ingin dirumuskan dan diketahui dalam penelitian ini adalah sejauhmana hotel-hotel di Garut, khususnya di kawasan wisata Cipanas telah memenuhi konsep syariah berdasarkan Permen Paweka No. 2 Tahun 2014 mengenai “Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah”. Pendekatan yang dipakai penulis dalam menganalisa hotel tersebut adalah dengan pendekatan fuzzy logic, yang memiliki kelebihan yakni, dapat digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian baik bidang eksakta maupun bidang sosial. Metode tersebut peneliti terapkan untuk menentukan prioritas hotel berdasarkan variabel produk, pelayanan, dan pengelolalaan yang ada dalam kriteria hotel syariah hilal-1 Permen Paweka No. 2 Tahun 2014 mengenai “Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah”. Kriteria-kriteria ini akan dimasukan ke dalam variabel-variabel sistem fuzzy, sehingga hotel di Garut dapat ditentukan apakah baik sekali, baik, standar, atau buruk.

Kata Kunci :, Fuzzy Logic, Hotel Syariah, Garut

A. Latar Belakang Penelitian Pada satu dekade terakhir, pariwisata berbasis halal sudah menjadi trend baru dalam perkembangan pariwisata di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Sejumlah negara semakin gencar mengembangkan sektor pariwisata halal, termasuk pemerintah Indonesia. Indonesia sebagai negara dengan mayoritas

1

muslim terbesar, pemerintah tidak ingin Indonesia hanya menjadi pasar, tetapi juga menjadi pemain utama. Berdasarkan Laporan Mastercard-Crescent Rating Global Travel Market Index (GMTI) tahun 2019 akhirnya Indonesia berhasil menduduki peringkat teratas sebagai destinasi wisata halal terbaik bersama dengan Malaysia dengan skor 78. Salah satu faktor pendukung dalam perkembangan pariwisata halal ini adalah tersedianya fasilitas yang memadai bagi para wisatawan baik mancanegara ataupun domestik yang mencerminkan nilai-nilai yang sesuai dengan syariah Islam, ketersedian makanan dan minuman halal, penginapan dan hotel yang memadai. Pada tahun 2014, Kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif dalam peraturan Menteri mengesahkan Permen Paweka No. 2 Tahun 2014 mengenai “Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah”. Pedoman ini berisi semua ketentuan- ketentuan baik keharusan maupun larangan jika ingin mendirikan usaha hotel syariah. Dalam Permen tersebut dikatakan usaha hotel yang berbasis syariah adalah usaha hotel yang penyelenggaraannya diharuskan memenuhi kriteria syariah Islam. Garut sebagai salah satu kabupaten di Jawa Barat telah menjadi salah satu perhatian khusus oleh pemerintah Jawa barat dalam mengembangkan destinasi wisata syariah. Garut memiliki beragam objek wisata yang sangat melimpah dan indah antara lain: wisata wisata seni dan budaya, wisata sejarah, wisata alam, wisata olahraga, wisata belanja, dan wisata rohani serta kerajinan. Wisata-wisata alam yang terdapat di kabupaten Garut antara lain Cipanas, situ , situ bagendit, pantai sayang heulang, pantai santolo, pantai rancabuaya, Pantai Manalusu, Pantai Gunung Geder, Pantai Karang Paranjen, Kampung Dukuh, Kawah Papandayan, Curug Orok, Curug Citiis, dan Curug Sanghyang Taraje, serta memiliki kesenian kesenian seperti Pencak Ular, Debus, Surak Ibra, Lais dan Raja Dogar. Selain wisata dan kesenian Kabupaten Garutjuga memiliki beberapa kerajinan seperti Kerajinan Kulit, Akar Wangi, Batik Garutan dan Miniatur Domba Garut. Dari sekian banyak objek wisata di kabupaten Garut, Cipanas merupakan destinasi wisata favorit wisatawan. Karena segala potensi Pemerintah Garut terfokus kepada wisata cipanas tersebut. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten

2

Garut Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2019-2025 menetapkan Wisata Cipanas sebagai wisata primer kabupaten Garut. Berdasarkan fakta tersebut berbagai fasilitas pilihan untuk wisata syariah seperti hotel terus dikembangkan dengan berprinsip muslim friendly. Diantara banyak hotel yang ada di Kabupaten Garut, khususnya di sekitar objek wisata Cipanas memang belum ada hotel satu pun yang mengklaim hotelnya berlabel syariah. Ini menjadi sebuah tantangan sekaligus peluang bagi semua pemangku kepentingan dalam rangka meningkatkan daya saing pariwisata halal di kabupaten Garut, terutama untuk menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara yang beragama Islam. Penentuan hotel syariah yang sesuai dengan Permen Paweka No. 2 Tahun 2014 dibutuhkan sebuah metode yang bisa memilih prioritas paling tinggi dalam memilih hotel tersebut. Tentunya dalam kasus ini, beberapa variabel seperti seberapa baik atau memenuhi sebuah hotel masuk dalam kriteria halal yang disyaratkan dalam peraturan tersebut, akan sangat sulit direpresentasikan. Oleh karena itu dalam penelitian ini diterapkan konsep fuzzy logic yang telah dikenal sebagai konsep logika yang dapat merepresentasikan variabel-variabel yang tidak eksak (Dian, 2014). Senada dengan apa yang sampaikan oleh Maria Yus Trinity Irsan, dkk (2019), Fuzzy Logic merupakan pengembangan dari Binary Logic yang dapat digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian baik bidang eksakta maupun bidang sosial. Dalam penelitian (Beni, 2017) mengatakan Fuzzy Logic adalah metodologi yang dirasa cocok dalam solusi permasalahan yang timbul dalam industri pariwista yang mempunyai karakteristik unik, Fuzzy Logic menyediakan cara sederhana untuk menggambarkan kesimpulan pasti dari informasi yang ambigu, samar-samar, atau tidak tepat. Seperti membantu dalam pemilihan hotel halal di Garut yang masih minim dibantu dengan kriteria hilal-1 menurut Permen Paweka No. 2 Tahun 2014. Berkaitan dengan masalah tersebut maka penulis mengambil judul penelitian: “ Fuzzy Logic dalam penentuan prioritas Hotel untuk industri pariwisata halal di kota Garut”.

3

B. Tujuan Penelitian

Saat ini pemerintah kota Garut melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sedang giat mengelola industri pariwisata halal seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke kota Garut. Dalam beberapa tahun ini terjadi peningkatan jumlah hotel di Garut, menggambarkan semakin menariknya bisnis di pariwisata di kota Garut. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prioritas hotel yang sesuai standarisasi halal yang sesuai dengan Permen Paweka No. 2 Tahun 2014 dengan menggunakan fuzzy logic di kota Garut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau atau rekomendasi bagi pengambil kebijakan di lingkungan pemerintah daerah dan pusat seperti Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Barat, Dinas Pariwisata Garut, MUI, Departemen Agama, pelaku usaha dan juga masyarakat. Sehingga, Garut mampu mengembangkan destinasi wisata syariah yang berdaya saing dan mampu menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu andalan dalam memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat.

C. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Analisis penelitian ini menggunakan metode logika fuzzy Mamdani yang diperkenalkan oleh Mamdani dan Assilian (1975). Operasi dari sistem fuzzy ada 4 tahapan dalam inferensi Mamdani, tahapan tersebut : pembentukan himpunan fuzzy (fuzzyfication), penerapan fungsi implikasi, komposisi (penggabungan) aturan. Penegasan (defuzzyfication) dengan metode Centroid (Center of Gravity). Variabel Fuzzy terdiri atas 3 variabel yaitu produk (X1) dengan 14 atribut, pelayanan (X2) dengan 8 atribut, dan pengelolaan (X3) dengan 2 atribut yang diambil dari Kriteria Hilal-1 Multlak menurut Permen Paweka No. 2 Tahun 2014.

D. Hasil Penelitian Dalam menganalia logika fuzzy dalam penelitian ini menggunakan alat bantu software Matlab. Proses yang dilakukan terhadap input supaya menghasilkan

4

output berisikan alur metode fuzzy. Berikut ini merupakan diagram alur proses fuzzy logic yang dapat dilihat pada gambar 1. Tiga buah crisp input: Produk, Pelayanan dan Pengelolaan digunakan sebagai input pada proses fuzzifikasi untuk menghasilkan fuzzy input sesuai dengan membership function input yang dibuat. Hasil proses fuzzifikasi tersebut kemudian digunakan sebagai input pada proses evaluasi rule, untuk menghasilkan fuzzy output, sesuai dengan rule yang telah ditentukan. Selanjutnya fuzzy output akan diinputkan pada proses defuzzifikasi untuk menghasilkan crisp output, dalam hal ini adalah nilai Halal Hotel di Garut.

Gambar 1 Diagram alur fuzzy logic

Proses dari sistem fuzzy ada 4 tahapan, yaitu: 1. Pembentukan himpunan fuzzy (fuzzyfication). Variabel input dan output dibagi menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy. Berikut ini merupakan Fuzzy

5

Interference System (FIS), yaitu terdapat tiga input hotel yang meliputi: produk, pelayanan dan pengelolaan. Tabel 1 Pembentukan Himpunan Fuzzy

Himpunan produk/ FIS TAHAP-1 Variabel Input Himpunan Fuzzy Domain Produk Hotel Buruk [0-60] Standar [40-80] Baik [60-100] Himpunan Pelayanan/FIS TAHAP-2 Variabel Input Himpunan Fuzzy Domain Pelayanan Hotel Buruk [0-60] Standar [40-80] Baik [60-100] Himpunan Pengelolaan/FIS TAHAP 3 Variabel Input Himpunan Fuzzy Domain Pengelolaan Hotel Buruk [0-60] Standar [40-80] Baik [60-100] Himpunan Output Hotel/FIS TAHAP 4 Variabel Output Himpunan Fuzzy Domain Hotel Halal Buruk [0-60] Standar [40-70] Baik [50-80] Baik Sekali [60-100]

Berdasarkan perhitungan fungsi keanggotaan tahap selanjutnya adalah membuat FIS variabel input yang ditunjukan oleh warna kuning. Himpunan fuzzy terdiri dari tiga yaitu Buruk, Standard dan Baik. Berikut ini merupakan tampilan FIS variabel input pada software Matlab dapat dilihat pada gambar 1

6

Gambar 1 Tampilan FIS Variabel Input pada Software Matlab

2. Penerapan fungsi implikasi. Implikasi adalah kaidah atau rules fuzzy untuk menghasilkan output dari setiap rule fuzzy logic. Bentuk umum aturan yang digunakan dalam fungsi implikasi: IF x is A THEN y is B

Dengan x dan y adalah skalar A dan B adalah himpunan fuzzy. Prosisi yang mengikuti IF disebut anteseden, sedangkan proposisi yang mengikuti THEN disebut konsekuen. Dalam FIS Tahap 1 dari hasil observasi didapatkan nilai untuk variabel produk hotel A = 90% (Baik), pelayanan hotel A= 84 (Standar) dan Pengelolaan Hotel A = 100% (Baik), maka Rule dapat dibuat: Rule 1: IF (Produk is Baik) and (Pelayanan is Baik) and (Pengelolaan is Baik) then (hotel Hotel is Baik Sekali). Dalam aturan implikasi dapat dibuat beberapa aturan untuk membuat output fuzzy, yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2 Aturan Pembentukan Implikasi Fuzzy

FIS Variabel No. Output Produk Pelayanan Pengelolaan 1. Buruk Buruk Buruk Buruk 2. Buruk Buruk Baik Buruk 3. Standar Buruk Buruk Buruk 4. Buruk Standar Standar Buruk 5. Standar Buruk Standar Buruk 6. Baik Buruk Standar Standar

7

7. Buruk Standar Baik Standar 8. Standar Standar Standar Standar 9. Buruk Baik Baik Baik 10. Buruk Baik Standar Baik 11. Baik Standar Standar Baik 12. Standar Standar Baik baik 13 Baik Standar Baik Baik sekali 14. Standar Baik Baik Baik sekali 15. Baik Baik Baik Baik sekali (sumber : dikembangkan dalam penelitian ini, 2020)

Berikut ini Gambar 2 berisi Rule Fuzzy Logic dalam Matlab.

Gambar 2 Rule Fuzzy Logic

3. Komposisi (penggabungan) aturan. Himpunan fuzzy dapat dioperasikan dengan beberapa macam Peneliti menggunakan mode operasi intersection

dengan basis ekspresi operator minimum µa∩b(u)= min{ µA(u), µB(u)}, dengan dasar logika AND. 4. Penegasan (defuzzyfication). Defuzzification merupakan proses untuk merubah nilai output fuzzy menjadi nilai crisp, yang dalam penelitian ini menggunakan metode defuzzyfikasi: centroid (Center of Gravity). Himpunan fuzzy output terdiri dari empat yaitu Buruk, Standar, Baik dan Baik sekali.

8

Berikut ini merupakan tampilan FIS variabel output pada software Matlab dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Tampilan Fis Variabel Output pada Software Matlab

Berdasarkan hasil perhitungan Defuzzification dengan metode Central of Gravity didapatkan klasifikasi himpunan output sebagai berikut : Tabel 3 Hasil Fuzzy Logic Hotel Garut

Klasifikasi COG No Nama Hotel X1 X2 X3 Himpunan (%) output 1 Hotel Cahaya Vila 97,14 80 90 82.6 Baik Sekali 2 Hotel Harmoni Garut 88,57 82,5 70 82.6 Baik Sekali 3 Hotel Santika Garut 90 82,5 70 82.6 Baik Sekali 4 Favehotel Cimanuk 90 82,5 80 82.6 Baik Sekali 5 Hotel Danau Dariza 82,86 82,5 80 82.6 Baik Sekali 6 Hotel Tirta Gangga 97,14 82,5 80 82.6 Baik Sekali 7 Hotel Sabda Alam 82,86 77,5 80 82.6 Baik Sekali 8 Hotel Sumber Alam 78,57 77,5 80 81.6 Baik Sekali 9 Hotel Kencana 68,57 77,5 60 60 Standar 10 Hotel Augusta 60 72,5 60 55 Standar

Berdasarkan hasil Defuzzification didapatkan bobot 82.6% untuk kriteria prioritas pertama yaitu Hotel Sabda Alam, Hotel Tirta Gangga, Hotel Danau Dariza ,Fave Hotel, Hotel Santika, Hotel Harmoni, Hotel Cahaya Villa. Hotel Sumber alam

9

terdapat pada kriteria prioritas hotel ke-2 dengan bobot 81.6% , Hotel Kencana untuk pemilihan prioritas ke-3 dengan bobot 60%. Hotel Augusta mendapatkan nilai terkecil dengan bobot 55%. Dari hasil penelitian maka dapat disimpulakan mengenai pelaksanaan produk, pelayanan, dan pengelolalan hotel- hotel di Garut, khususnya di kawasan wisata Cipanas Garut sebagian besar memang telah menerapkan prinsip-prinsip syariah yang ditentukan dalam kriteria mutlak Hilai-1 dalam Peraturan Menteri Pariwisata dan ekonomi kreatif No. 2 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel . Berdasarkan hasil pengamatan ada beberapa hal yang sesuai dengan kriteria mutlak Hilai-1 dalam Peraturan Menteri Pariwisata dan ekonomi kreatif No. 2 tahun 2014 diantaranya dari segi produk, tidak tersedia akses untuk pornografi dan tindakan asusila dalam bentuk apapun, dan tersedia dapur yang hanya mengolah makanan dan minuman yang halal. Pelayanan, pemberian informasi masjid terdekat dengan hotel, hanya menyajikan pilihan makanan dan minuman halal, dan spa hanya melayani pijat kesehatan dan perawatan kecantikan, terlihat fasilitas spa yang transparan. Namun demikian, masih dapat dijumpai beberapa kekurangan diantaranya dari segi produk, penyediaan sajadah yang masih kurang, belum ada peralatan untuk berwudhu yang baik dan khusus di kamar hotel. Pelayanan, belum ada pemberian informasi jadwal waktu shalat yang secara tetap, penggunaan musik rekaman yang religius, masih beragam, dan belum adanya sertifikat halal untuk makanan dan minuman yang disediakan dan sistem pengelolaan jaminan halal. Hal ini sangat wajar karena memang hotel-hotel tersebut tidak melabelkan secara khusus atau tidak mendaftarkan sebagai hotel syariah.

E. Rekomendasi

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa akamodasi hotel di Garut untuk digunakan sebagai destinasi pariwisata halal telah siap dan mendukung pengembangan industri pariwisata halal. Namun demikian secara formal hotel-hotel di Garut harus di dorong mempunya sertifikat halal, sabagai legalitas formal, guna

10

mendapatkan kepercayaan masyarakat. Ada beberapa rekomendasi yang sebaiknya dilakukan oleh Kementerian Pariwisata : 1. Infrastruktur, Menghimbau hotel di Garut untuk lebih muslim friendly dengan menyediakan sarana ibadah yang layak. Seperti penyedian tempat wudlu khusus di kamar hotel, menyediakan toilet pria dan wanita terpisah dan tertutup, dan ada pembatas antar urinoir, dan hotel menyediakan pembatas antara ruang sholat pria dan wanita. 2. Kelembagaan Adanya dukungan dari Pemerintah Propinsi/Kabupaten untuk membantu pengembangkan hotel syariah, dalam bentuk bantuan dana sertifikat, pelatihan atau kemudahan perizinan, dan lain sebagainya, peraturan Menteri Pariwisata Nomor 2 Tahun 2014 perlu diturunkan menjadi peraturan daerah dengan merancang dan menyusun muatan hotel syariah dalam PERDA kepariwisataan, mengembangkan dan menguatkan organisasi kepariwisataan halal yang menangani bidang hotel syariah dengan membentuk Dewan Pengawas Syariah, meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang memiliki sertifikasi kompetensi yang menangani hotel syariah dalam upaya pengembangan pariwisata halal, penguatan koordinasi antar lembaga yang terlibat langsung dengan penyediaan hotel syariah, dan Pendampingan bagi pelaku industri pariwisata halal di Jawa Barat untuk mendapatkan kemudahan dalam memperoleh sertifikat halal. 3. Aksesibilitas dan informasi Sosialisasi mengenai konsep dan tujuan pengembangan hotel syariah kepada aparat pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha (industri) pariwisata di Garut melalui media cetak maupun daring, tersedianya travel guide untuk wisatawan yang membeli produk wisata halal atau hotel halal, peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan destinasi pariwisata halal dan hotel syariah.

Referensi

11

Abdul, Rasyid. (2018). Urgensi Regulasi Pariwisata Halal, dari https://business- law.binus.ac.id/2018/12/30/urgensi-regulasi-pariwisata-halal/. Diakses tanggal 10 Agustus 2020. Agus, T. 2014. Studi Perbandingan Metode Fuzzy Tsukamoto dan Fuzzy Mamdani untuk Seleksi Pegawai Teladan pada PT. Gracia Pharmindo, h,64 Al-Qardhawi , Yusuf. (1417). Membumikan Syariat Islam, Terjemah Muhammad Zakki & Yasir Tajid,. Surabaya: dunia ilmu Offset. Al-Qardhawi , Yusuf. (2007). Halal dan Haram dalam Islam, Terjemah, H. Mu’ammal Hamidy,. Surabaya: dunia ilmu Offset. Amanda, Gita. (2019). Jabar Terpilih Sebagai Destinasi Wisata Halal Terfavorit ASR, dari https://nasional.republika.co.id/berita/q180rj423/jabar-terpilih- sebagai-destinasi-wisata-halal-terfavorit-. Diakses tanggal 10 Agustus 2020. Azizah, Nora. (2019). Cipanas Garut Masih Jadi Tempat Favorit Wisatawan, darihttps://www.republika.co.id/berita/q3blv7463/cipanas-garut-masih-jadi- tempat-favorit-wisatawan. Diakses tanggal 10 Agustus 2020. Basalamah, Anwar. (2011). Hadirnya Kemasan Syariah Dalam Bisnis Perhotelan Di Tanah Air. : Binus University Beni, B., (2017). Analisis Rantai Pasok Pariwisata Dengan Pendekatan Fuzzy Logic di Kota Bandung. Magister Tek.Industri Universitas Pasundan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (2009). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta Diskominfo. (2019). 5 Tahun Kembangkan Pariwisata Halal,I ndonesia Akhirnya Raih Peringkat Pertama. [online] diskominfo. Tersedia pada: http://diskominfo.go.id/asp/ [Diakses 1 Desember 2019]. Hamzah, M. & Yudiana, Yi. (2015). Analisis komparatif potensi industri halal dalam wisata syariah dengan konvensional. Retrieved from http://catatanek18.blogspot.co.id/2015/02/analisis komparatifpotensiindustri.html Juhaya S. Praja, (1995). Filsafat Hukum Islam. Bandung: UNINUS. Kemenpar. (2015). Laporan Akhir Kajian Pengembangan Wisata Syariah. Jakarta. Kemenpar. (2019). Pariwisata Diproyeksikan Jadi Penyumbang Devisa Terbesar Lima Tahun ke Depan, dari https://www.kemenparekraf.go.id/post/siaran- pers-pariwisata-diproyeksikan-jadi-penyumbang-devisa-terbesar-lima- tahun-ke-depan. Diakses tanggal 10 Agustus 2020. Komar, Richard. (2006). Hotel Managament, Jakarta: Grasindo. Koran Sindo. (2015). 13-provinsi-siap-jadi-tujuan-wisata-syariah, dari https://nasional.sindonews.com/berita/994208/162/13-provinsi-siap-jadi- tujuan-wisata-syariah. Diakses tanggal 10 Agustus 2020. M. Nur Rianto Al Arif. (2012). Lembaga Keuangan Syariah, Bandung: Pustaka Setia. Muhsin, (2018). Pemetaan Kesadaran Merek Kosmetik Halal Di Kalangan Remaja Kota Bandung. Jakarta : Kementarian Agama RI.

12

Ni Wayan Suwithi. (2010). Pengelolaan Hotel Training. Bandung : Alfabeta, 2010. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2019-2025. Garut. Purwanti, Septinana Budi dan Ekawati, Nia. (2019). Fuzzy Logic Menentukan Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja Pegawai Kecamtan Dengan Metode Mamdani. Computer and Science Industrial Engineering (COMASIE), S.l.], v. 1, n. 01, p. 52-61, nov. 2019. ISSN 2715-6265. Puspitasari, Anggi. (2017). Penggunaan Fuzzy Inference System (FIS) Metode Mamdani Untuk Menentukan Kinerja Pelayanan PDAM. Bekasi : AMIK BSI Bekasi. Qomariah, Noer (2019). Indonesia-Peringkat-Pertama-Global-Muslim-Travel- Index. Diakses tanggal 10 Agustus 2020. Rusmiyati, Kurnia. (2015). Regulasi Penggunaan Brand Syariah Pada Bisnis Perhotelan Di Daerah Istimewa . Yogyakarta : Fakultas Hukum- Universitas Islam Indonesia. Sugiono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sulastiyono, Agus. (2008). Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Bandung : Alfabeta. Suyitno. (2016). Pengantar Pariwisata, ed. Faisa Kartika Sari, Pertama . : Latif Kitto Mahesa. Tri Wiyan, Dian & Christioko, Very. (2014). Penerapan Fuzzy Logic Pada Sistem Pendukung Penentuan Loyal Customer. Makasar : STMIK Dipanegara. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Republik Indonesia Tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah. Ramli,Noriah, Ahmad Ibrahim Kulliyyah of Laws, Halal Tourism: The Way Forward, University of Kashmir, India IIUM-2009. Yudhantari, Dessy, dkk. (2017). Analisis Penerapan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No. 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah di Rumah Tawa Hotel Syariah Bandung. Prosiding keuangan dan Perbankan Syariah. Volume 3 Nomor 1. Bandung : UNISBA. Zulkifli,Wan Shahida, Suhaimi, Khairil Awang & Yaakob Che Man. ( 2011). The Implementation of Shariah Compliance Concept Hotel: De Palma Hotel Ampang, Malaysia. In 2nd International Conference on Humanities, Historical and Social Sciences (IPEDR), Vol. 17, 138142.

13