Executive Summary Fuzzy Logic Dalam Penentuan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
EXECUTIVE SUMMARY FUZZY LOGIC DALAM PENENTUAN PRIORITAS HOTEL UNTUK INDUSTRI PARIWISATA HALAL DI KOTA GARUT Oleh Siti Romlah M.Ag Rizky Fajar Ramdhani,S,ST.,M.T Ivan Fanani Qomusuddin, ST, M.T Abstrak Kabupaten Garut merupakan salah satu dari 13 Kabupaten yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Barat sebagai destinasi wisata halal, karena beragam wisata yang dimilki oleh Kabupaten Garut seperti wisata alam, budaya, minat khusus, dan buatan sangat mendukung dalam pengembangan wisata halal di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Terlebih lagi penduduk Garut merupakan mayoritas beragama Islam (99,77%). Berbagai fasilitas pilihan untuk wisata syariah seperti hotel terus dikembangkan dengan berprinsip muslim friendly. Namun. Penggunaan syariah pada hotel di Garut seperti dipromosikan oleh Dinas Pariwisata Garut merupakan self declaration, sampai saat tidak ada hotel di Garut yang sudah memiliki sertikat halal. Sehingga poin masalah yang ingin dirumuskan dan diketahui dalam penelitian ini adalah sejauhmana hotel-hotel di Garut, khususnya di kawasan wisata Cipanas telah memenuhi konsep syariah berdasarkan Permen Paweka No. 2 Tahun 2014 mengenai “Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah”. Pendekatan yang dipakai penulis dalam menganalisa hotel tersebut adalah dengan pendekatan fuzzy logic, yang memiliki kelebihan yakni, dapat digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian baik bidang eksakta maupun bidang sosial. Metode tersebut peneliti terapkan untuk menentukan prioritas hotel berdasarkan variabel produk, pelayanan, dan pengelolalaan yang ada dalam kriteria hotel syariah hilal-1 Permen Paweka No. 2 Tahun 2014 mengenai “Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah”. Kriteria-kriteria ini akan dimasukan ke dalam variabel-variabel sistem fuzzy, sehingga hotel di Garut dapat ditentukan apakah baik sekali, baik, standar, atau buruk. Kata Kunci :, Fuzzy Logic, Hotel Syariah, Garut A. Latar Belakang Penelitian Pada satu dekade terakhir, pariwisata berbasis halal sudah menjadi trend baru dalam perkembangan pariwisata di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Sejumlah negara semakin gencar mengembangkan sektor pariwisata halal, termasuk pemerintah Indonesia. Indonesia sebagai negara dengan mayoritas 1 muslim terbesar, pemerintah tidak ingin Indonesia hanya menjadi pasar, tetapi juga menjadi pemain utama. Berdasarkan Laporan Mastercard-Crescent Rating Global Travel Market Index (GMTI) tahun 2019 akhirnya Indonesia berhasil menduduki peringkat teratas sebagai destinasi wisata halal terbaik bersama dengan Malaysia dengan skor 78. Salah satu faktor pendukung dalam perkembangan pariwisata halal ini adalah tersedianya fasilitas yang memadai bagi para wisatawan baik mancanegara ataupun domestik yang mencerminkan nilai-nilai yang sesuai dengan syariah Islam, ketersedian makanan dan minuman halal, penginapan dan hotel yang memadai. Pada tahun 2014, Kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif dalam peraturan Menteri mengesahkan Permen Paweka No. 2 Tahun 2014 mengenai “Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah”. Pedoman ini berisi semua ketentuan- ketentuan baik keharusan maupun larangan jika ingin mendirikan usaha hotel syariah. Dalam Permen tersebut dikatakan usaha hotel yang berbasis syariah adalah usaha hotel yang penyelenggaraannya diharuskan memenuhi kriteria syariah Islam. Garut sebagai salah satu kabupaten di Jawa Barat telah menjadi salah satu perhatian khusus oleh pemerintah Jawa barat dalam mengembangkan destinasi wisata syariah. Garut memiliki beragam objek wisata yang sangat melimpah dan indah antara lain: wisata wisata seni dan budaya, wisata sejarah, wisata alam, wisata olahraga, wisata belanja, dan wisata rohani serta kerajinan. Wisata-wisata alam yang terdapat di kabupaten Garut antara lain Cipanas, situ cangkuang, situ bagendit, pantai sayang heulang, pantai santolo, pantai rancabuaya, Pantai Manalusu, Pantai Gunung Geder, Pantai Karang Paranjen, Kampung Dukuh, Kawah Papandayan, Curug Orok, Curug Citiis, dan Curug Sanghyang Taraje, serta memiliki kesenian kesenian seperti Pencak Ular, Debus, Surak Ibra, Lais dan Raja Dogar. Selain wisata dan kesenian Kabupaten Garutjuga memiliki beberapa kerajinan seperti Kerajinan Kulit, Akar Wangi, Batik Garutan dan Miniatur Domba Garut. Dari sekian banyak objek wisata di kabupaten Garut, Cipanas merupakan destinasi wisata favorit wisatawan. Karena segala potensi Pemerintah Garut terfokus kepada wisata cipanas tersebut. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten 2 Garut Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2019-2025 menetapkan Wisata Cipanas sebagai wisata primer kabupaten Garut. Berdasarkan fakta tersebut berbagai fasilitas pilihan untuk wisata syariah seperti hotel terus dikembangkan dengan berprinsip muslim friendly. Diantara banyak hotel yang ada di Kabupaten Garut, khususnya di sekitar objek wisata Cipanas memang belum ada hotel satu pun yang mengklaim hotelnya berlabel syariah. Ini menjadi sebuah tantangan sekaligus peluang bagi semua pemangku kepentingan dalam rangka meningkatkan daya saing pariwisata halal di kabupaten Garut, terutama untuk menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara yang beragama Islam. Penentuan hotel syariah yang sesuai dengan Permen Paweka No. 2 Tahun 2014 dibutuhkan sebuah metode yang bisa memilih prioritas paling tinggi dalam memilih hotel tersebut. Tentunya dalam kasus ini, beberapa variabel seperti seberapa baik atau memenuhi sebuah hotel masuk dalam kriteria halal yang disyaratkan dalam peraturan tersebut, akan sangat sulit direpresentasikan. Oleh karena itu dalam penelitian ini diterapkan konsep fuzzy logic yang telah dikenal sebagai konsep logika yang dapat merepresentasikan variabel-variabel yang tidak eksak (Dian, 2014). Senada dengan apa yang sampaikan oleh Maria Yus Trinity Irsan, dkk (2019), Fuzzy Logic merupakan pengembangan dari Binary Logic yang dapat digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian baik bidang eksakta maupun bidang sosial. Dalam penelitian (Beni, 2017) mengatakan Fuzzy Logic adalah metodologi yang dirasa cocok dalam solusi permasalahan yang timbul dalam industri pariwista yang mempunyai karakteristik unik, Fuzzy Logic menyediakan cara sederhana untuk menggambarkan kesimpulan pasti dari informasi yang ambigu, samar-samar, atau tidak tepat. Seperti membantu dalam pemilihan hotel halal di Garut yang masih minim dibantu dengan kriteria hilal-1 menurut Permen Paweka No. 2 Tahun 2014. Berkaitan dengan masalah tersebut maka penulis mengambil judul penelitian: “ Fuzzy Logic dalam penentuan prioritas Hotel untuk industri pariwisata halal di kota Garut”. 3 B. Tujuan Penelitian Saat ini pemerintah kota Garut melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sedang giat mengelola industri pariwisata halal seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke kota Garut. Dalam beberapa tahun ini terjadi peningkatan jumlah hotel di Garut, menggambarkan semakin menariknya bisnis di pariwisata di kota Garut. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prioritas hotel yang sesuai standarisasi halal yang sesuai dengan Permen Paweka No. 2 Tahun 2014 dengan menggunakan fuzzy logic di kota Garut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau atau rekomendasi bagi pengambil kebijakan di lingkungan pemerintah daerah dan pusat seperti Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Barat, Dinas Pariwisata Garut, MUI, Departemen Agama, pelaku usaha dan juga masyarakat. Sehingga, Garut mampu mengembangkan destinasi wisata syariah yang berdaya saing dan mampu menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu andalan dalam memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. C. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Analisis penelitian ini menggunakan metode logika fuzzy Mamdani yang diperkenalkan oleh Mamdani dan Assilian (1975). Operasi dari sistem fuzzy ada 4 tahapan dalam inferensi Mamdani, tahapan tersebut : pembentukan himpunan fuzzy (fuzzyfication), penerapan fungsi implikasi, komposisi (penggabungan) aturan. Penegasan (defuzzyfication) dengan metode Centroid (Center of Gravity). Variabel Fuzzy terdiri atas 3 variabel yaitu produk (X1) dengan 14 atribut, pelayanan (X2) dengan 8 atribut, dan pengelolaan (X3) dengan 2 atribut yang diambil dari Kriteria Hilal-1 Multlak menurut Permen Paweka No. 2 Tahun 2014. D. Hasil Penelitian Dalam menganalia logika fuzzy dalam penelitian ini menggunakan alat bantu software Matlab. Proses yang dilakukan terhadap input supaya menghasilkan 4 output berisikan alur metode fuzzy. Berikut ini merupakan diagram alur proses fuzzy logic yang dapat dilihat pada gambar 1. Tiga buah crisp input: Produk, Pelayanan dan Pengelolaan digunakan sebagai input pada proses fuzzifikasi untuk menghasilkan fuzzy input sesuai dengan membership function input yang dibuat. Hasil proses fuzzifikasi tersebut kemudian digunakan sebagai input pada proses evaluasi rule, untuk menghasilkan fuzzy output, sesuai dengan rule yang telah ditentukan. Selanjutnya fuzzy output akan diinputkan pada proses defuzzifikasi untuk menghasilkan crisp output, dalam hal ini adalah nilai Halal Hotel di Garut. Gambar 1 Diagram alur fuzzy logic Proses dari sistem fuzzy ada 4 tahapan, yaitu: 1. Pembentukan himpunan fuzzy (fuzzyfication). Variabel input dan output dibagi menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy. Berikut ini merupakan Fuzzy 5 Interference System (FIS), yaitu terdapat tiga input hotel yang meliputi: produk, pelayanan dan