Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea pISSN 2302-299X Vol. 9 No. 2, Agustus 2020 eISSN 2407-7860 Akreditasi LIPI: 764/AU1/P2MI-LIPI/10/2016 Akreditasi KEMENRISTEKDIKTI: 36b/E/KPT/2016 Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea adalah publikasi ilmiah hasil penelitian bidang kehutanan. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun pada bulan Maret dan Agustus oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar, Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan .

Wallacea Journal of Forestry Research is a scientific publication reporting research findings in the field of forestry. The journal is regularly published twice a year in April and August by Environment and Forestry Research and Development Institute of Makassar, Research Development and Innovation Agency, Ministry of Environment and Forestry of Indonesia. Penanggung Jawab (Responsible person) : Ir. Misto, M.P. (Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar) Dewan Redaksi (Editorial Boards): Ketua (Editor in chief), merangkap anggota : Dr. Abdul Kadir Wakka, S.Hut, M.Si (Sosial Ekonomi Kehutanan, BP2LHKM)

Anggota (Members): 1. Dr. Dede J. Sudrajat, S.Hut, MT (Teknologi Benih, 5. Yonky Indrajaya, S.Hut, MT, M.Sc (Perencanaan Genetika Populasi, BP2TPTH) Hutan, BPTA) 2. Dr. Muhammad Asdar, S.Hut, M.Si (Pengelolaan Hasil 6. Dr. Retno Prayudyaningsih, S.Si. M.Sc (Mikrobiologi, Hutan, BP2LHKM) BP2LHKM) 3. Dr. Forest. Muhammad Alif K. Sahide, S.Hut M.Si 7. Dr. Ir. Hunggul Yudono Setio Hadi Nugroho, M.Si (Kebijakan Kehutanan, UNHAS) (Konservasi Sumber Daya Hutan, BP2LHKM) 4. Dr. Andes Hamuraby Rozak, S.Hut, M.Sc (Ekologi dan Evolusi, LIPI)

Mitra bestari (Peer reviewer) : 1. Prof Dr. Tukirin Partomihardjo (Konservasi Tumbuhan, 16. Dr. Ir. Ris Hadi Purwanto, M.Agr.Sc. (Manajemen Hutan (Forest LIPI) carbon/biomass), UGM) 2. Prof. Dr. rer. nat. Muh Aris Marfai, S.Si., M.Sc 17. Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc F Trop (Ekologi Flora, IPB) (Penginderaan Jauh dan Kebencanaan, UGM) 18. Dr. Ir. Irdika Mansur, M.For.Sc (Rehabilitasi bekas tambang, 3. Prof. Dr. Yusuf Sudo Hadi, M.Agr (Teknologi Hasil Hutan, IPB) IPB) 19. Naresworo Nugroho, Ph.D (Pengolahan Hasil Hutan, IPB) 4. Prof. Dr. Ir. Y. Purwanto DEA (Etnobotani, LIPI) 20. Dr. Ir. A. Ngalokan Gintings, MS (Hidrologi dan Konservasi 5. Prof. Dr. Rosichon Ubaidillah, MPhil (Entomologi Tanah, MKTAI) (Biosistematika), LIPI) 21. Dr. Ir. Rudi A Maturbongs, M.Si (Konservasi Biologi, UNIPA) 6. Prof. Dr. Ir. Baharuddin Nurkin, M.Sc (Silvikultur, UNHAS) 22. Muhammad Kamal, S.Si., M. GIS., Ph.D (Remote Sensing and GIS, 7. Prof. Dr. Ir. Daud Malamassam, M.Agr. (Inventarisasi Mapping, , Fakultas Geografi, UGM) Hutan/Perencanaan Hutan, UNHAS) 23. Dr. Ir. Usman Arsyad, M.S (Perencanaan Rehabilitasi Lahan, 8. Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc (Ekologi Hutan, UNHAS) UNHAS) 24. Dr. Ir. Syamsuddin Millang, M.S (Agroforestri, UNHAS) 9. Prof. Dr. Ir. Budi Leksono, M.P. (Pemuliaan Tanaman 25. Dr. Ir. Andi Sadapotto, M.P. (Serangga dan Hama Hutan, UNHAS) Hutan, BBP2BPTH) 26. Dr. Ir. Supriyanto, DEA (Teknologi Benih, IPB) 10. Prof. Dr. Ir. Musrizal Muin, M.Sc (Pengawetan Kayu, 27. Dr. Sapto Indrioko S.Hut. M.P (Pemuliaan Pohon, UGM) UNHAS) 28. Dr. rer. silv. Muhammad Ali Imron, S.Hut, M.Sc (Ekologi dan 11. Prof. Dr. Ir. Muhammad Restu, M.P (Genetika dan Konservasi Satwa Liar, UGM) Pemuliaan Hutan, UNHAS) 29. Prof. Dr. Husna (Fungi Mikoriza Arbuskula (Silvikultur), UHO) 12. Prof. Dr. Ir. Amran Achmad, M.Sc (Konservasi Biologi, 30. Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib (Ekowisata, IPB). UNHAS) 31. Dr. Efi Yuliati Yovi, SHut, M.Life.Env.Sc (Manajemen Hutan, IPB) 13. Prof. Dr. Ir. Supratman, M.P. (Manajemen Hutan, UNHAS) 32. Dr. Dra. Dida Syamsuwida, M.Sc, (Silvikultur, BP2TPTH). 14. Prof. Dr. Ir. Muh. Dassir, M.Si (Sosiologi Antropologi 33. Dr. Risma Illa Maulany, S.Hut M. Natresst (Pengelolaan Satwa Kehutanan, UNHAS) Liar, UNHAS). 15. Prof. Dr. Ir. Samuel A. Paembonan, M.Sc (Silvikultur, 34. Dr. Ir. Ronggo Sadono (Biometrika dan Pemodelan, Manajemen UNHAS) Hutan, UGM) Redaksi Pelaksana (Managing Editor) : Ketua (Chairman) : Ir. Turbani Munda, M.Hut (Kepala Seksi Data, Informasi dan Kerjasama) Anggota (Members) : 1. Masrum 3. Jumain, S.E. 5. Muhammad Taufiq Hidayat 2. Ir. Hermin Tikupadang, M.P. 4. Kasmawati, S.Kom Diterbitkan oleh (Published by): Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar (Environment and Forestry Research and Development Institute of Makassar) Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (Research, Development and Innovation Agency) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia (Ministry of Environment and Forestry of Indonesia) Alamat (Address) : Jalan Perintis kemerdekaan Km. 16 Makassar 90243, Selatan, Indonesia Telepon (Phone) : +62-411-554049; Faks (Fax) : +62-411-554058 E-mail : [email protected] OJS : http://jurnal.balithutmakassar.org ©JPKW-2020. Open access under CC BY-NC-SA license. PENGANTAR REDAKSI

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea (JPK Wallacea) adalah publikasi ilmiah hasil penelitian bidang kehutanan dengan No. ISSN 2302-299X (Print) dan No. eISSN 2407-7860 (Elektronik) dengan Digital Object Identifier (DOI) Prefix: 10.18330. Syukur alhamdulillah Vol. 9 No. 2 JPK Wallacea ini telah terbit pada tanggal 31 Agustus 2020 secara online dan merupakan terbitan ke-sepuluh melalui submission online. Pada terbitan kali ini terdapat 7 (tujuh) naskah dengan penulis berasal dari berbagai institusi yaitu; Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, LIPI, Forest Research and Development Center, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Flores, Balai Taman Nasional Wakatobi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim. Adapun issue kali ini terkait tema konservasi tumbuhan, khususnya di kebun raya. Penambahan koleksi tumbuhan Kebun Raya Purwodadi melalui eksplorasi di Taman Nasional Alas Purwo, diperoleh sebanyak 24 jenis tumbuhan dari kegiatan ini yang 8 jenis di antaranya belum dimiliki oleh KR Purwodadi. Selain itu, terdapat 5 jenis tumbuhan yang termasuk dalam IUCN red list, yaitu Aglaonema simplex, Brucea javanica, Cycas rumphii, Melanolepis multiglandulosa, dan Musa acuminata. Kegiatan ini telah meningkatkan jumlah koleksi tumbuhan di KR Purwodadi dan berkontribusi positif terhadap kelengkapan data jenis tumbuhan di TN Alas Purwo. Tema lain terkait dengan hasil hutan bukan kayu (rotan). Rotan merupakan salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu yang menjanjikan dan tumbuh tersebar luas di Indonesia. Keberadaan rotan, khususnya rotan komersial, terancam oleh eksploitasi yang berlebihan secara ilegal. Penelitian ini dilakukan di Hutan Lindung Bukit Tiban (HLBT) tujuannya menginvestigasi keberadaan spesies rotan dan mengobservasi karakteristik morfologis serta pemanfaatan dari spesies rotan dari Batam. Sepuluh spesies rotan telah berhasil ditemukan di Hutan Lindung Bukit Tiban, Kesepuluh spesies rotan tersebut potensial untuk dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan, anyaman, maupun tali-talian. Hanya lima spesies yang berpotensi untuk digunakan sebagai pengganti rotan komersial yang saat ini umum dimanfaatkan. Tema lain terkait konservasi lahan, khususnya reklamasi lahan bekas tambang nikel. Tambang nikel merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar di Indonesia, namun kegiatan ini juga meninggalkan lahan dengan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang buruk. Kondisi lahan seperti itu berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman sehingga menghambat upaya reklamasi. Penanaman jenis-jenis legum, salah satunya sengon laut (Falcataria moluccana), pada reklamasi lahan bekas tambang bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Tanaman legum mempunyai rasio C/N rendah sehingga introduksi mikroorganisme tanah penambat nitrogen merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengembalikan kesuburan tanah. Bakteri penambat nitrogen mampu menyediakan senyawa nitrogen yang bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Hasil penelitian diperoleh 5 isolat bakteri dari bintil akar sengon laut yang tergolong pada genus rhizobium (3 isolat) dan Bradyrhizobium (2 isolat). Tema lain terkait: Pemanenan hasil hutan, khususnya akibat yang ditimbulkannya berupa kerusakan tegakan tinggal di PT Tunas Timber Lestari, Papua. Kegiatan pemanenan kayu dapat menyebabkan terjadinya kerusakan tegakan tinggal, hal ini dapat terjadi karena teknik pemanenan kayu yang tidak tepat. Kerusakan tegakan tinggal pada penebangan lebih disebabkan faktor kurang terampilnya operator chainsaw dalam menentukan arah rebah; Kerusakan tegakan tinggal akibat penyaradan rata-rata sebanyak 23 pohon (9,99%) per ha, dengan rincian kerusakan banir 1 pohon (4,4%), luka batang 7 pohon (2,97) dan roboh/miring 15 pohon (65,2%).

Foreword | I Aspek lain terkait Ilmu tanah hutan yakni diversitas dan biomassa cacing tanah pada masa bero berbeda di Kawasan Taman Nasional Kalimutu. Cacing tanah mempunyai peran sebagai bioindikator karena keberadaannya sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Menurunnya kualitas lingkungan yang disebabkan oleh pemanfaatan lahan secara terus menerus (pertanian hortikultura) akan menyebabkan diversitas cacing tanah juga menurun. Untuk mengantisipasi penurunan kualitas lahan maka lahan perlu diistirahatkan (bero) karena akan memfasilitasi pemulihan secara alami. Indikator terjadinya pemulihan lahan di antaranya ditinjau dari diversitas dan indeks nilai penting cacing tanah. Aspek berikutnya terkait konservasi sumber daya alam, yaitu upaya perlindungan daerah pemijahan ikan kakap merah (Lutjanus bohar) di Perairan Pulau Hoga, Kaledupa- Taman Nasional Wakatobi. Daerah pemijahan ikan ekonomis tinggi Lutjanus bohar merupakan satu dari delapan sumber daya penting Wakatobi dan juga merupakan habitat kritis yang terdapat di perairan Pulau Hoga. Upaya perlindungan yang telah dilakukan oleh Taman Nasional Wakatobi adalah dengan memasukkannya dalam zona pariwisata (zona larang ambil). Hasil penelitian menujukkan bahwa upaya perlindungan daerah pemijahan ikan Lutjanus bohar yang dilakukan selama dua tahun terakhir menunjukkan dampak positif dengan meningkatnya jumlah dan ukuran panjang ikan. Akan tetapi, pelanggaran fungsi zonasi di perairan Pulau Hoga masih menunjukkan peningkatan. Pelanggaran tersebut berupa kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan di daerah pemijahan. Tema terakhir terkait perlindungan hutan, khususnya gaya kepemimpinan MPA dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan berbasis masyarakat. Pelibatan masyarakat dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan di tingkat tapak menjadi penting karena masyarakat memiliki peran sentral dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Salah satu program yang melibatkan masyarakat dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan adalah Masyarakat Peduli Api (MPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan Ketua MPA Wonorejo adalah gaya transformasional dengan karakter berkharisma, menginspirasi anggota, mendorong intelektualitas, dan memberikan perhatian secara individual. Ketua MPA dengan gaya kepemimpinannya memiliki peran penting dalam menggerakkan anggota-anggota MPA untuk dapat berperan dalam pengendalian kebakaran. Pada kesempatan ini, kami atas nama pengelola JPK Wallacea mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada mitra bestari (peer reviewers) yang telah menelaah naskah pada terbitan ini, sebagai berikut: 1. Prof Dr. Tukirin Partomihardjo (Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor). 2. Dr. Ir. Rudi A. Maturbongs, M.Si (Universitas Negeri Papua, Manokwari). 3. Dr. Ir. Ris Hadi Purwanto, M.Agr. Sc (Universitas Gadjah Mada, ) 4. Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc F Trop (Institut Pertanian Bogor, Bogor). 5. Prof. Dr. Ir. Musrizal Muin, M.Sc. (Universitas Hasanuddin, Makassar). 6. Dr. Efi Yuliati Yovi, SHut, M.Life.Env.Sc (Institut Pertanian Bogor, Bogor). 7. Prof. Dr. Ir. Daud Malamassam, M.Agr. (Universitas Hasanuddin, Makassar). 8. Prof. Dr. Ir. Samuel Paembonan, M.Sc (Universitas Hasanuddin, Makassar). 9. Prof. Dr. Husna (Universitas Halu Oleo, Kendari).

Semoga publikasi ini dapat bermanfaat dan berkontribusi dalam peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Makassar, Agustus 2020

Ketua Dewan Redaksi

II | Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol. 9 No.2, August 2020

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea pISSN 2302-299X Vol. 9 No.2, Agustus 2020 eISSN 2407-7860 Akreditasi KEMENRISTEKDIKTI: Akreditasi LIPI: 36b/E/KPT/2016 764/AU1/P2MI-LIPI/10/2016

DAFTAR ISI (Table of Contents)

Deden Mudiana, Elga Renjana, Elok Rifqi Firdiana, Linda Wige Ningrum, 83-92 Melisnawati H. Angio, dan Rony Irawanto ...... PENAMBAHAN KOLEKSI TUMBUHAN KEBUN RAYA PURWODADI MELALUI EKSPLORASI DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO (Plants Collection Enrichment of Purwodadi Botanic Garden Through Exploration in Alas Purwo National Park) Rizki Ary Fambayun dan Titi Kalima ...... 93-109 POPULATION OF POTENTIAL RATTAN IN BUKIT TIBAN PROTECTION FOREST, BATAM, INDONESIA (Populasi Rotan Potensial di Hutan Lindung Bukit Tiban, Batam, Indonesia) Ramdana Sari dan Retno Prayudyaningsih...... 111-120 ISOLASI DAN POTENSI BAKTERI FIKSASI NITROGEN SIMBIOTIS DARI BINTIL AKAR Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W.Grimes UNTUK MENDUKUNG REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG NIKEL (Isolation and Potency of Symbiotic Nitrogen Fixation Bacteria from Nodules of Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W.Grimes for Supporting Nickle Postmining Area Reclamation) Yuniawati dan Dulsalam ...... 121-132 KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PEMANENAN KAYU DI PT TUNAS TIMBER LESTARI, PAPUA (Residual Stand Damage Due to Timber Harvesting in PT Tunas Timber Lestari, Papua) Agustinus J. P. A. Saga ...... 133-141 DIVERSITAS DAN BIOMASSA CACING TANAH PADA MASA BERO BERBEDA DI KAWASAN TAMAN NASIONAL KALIMUTU (Earthworm Diversity and Biomass in Different Fallow System in The National Park Areas) Muhajirin, La Ode Orba, dan La Ode Sahari ...... 143-150 UPAYA PERLINDUNGAN DAERAH PEMIJAHAN IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus bohar) DI PERAIRAN PULAU HOGA, KALEDUPA-TAMAN NASIONAL WAKATOBI (Protection Efforts of Lutjanus bohar (The Two-Spot Red Snapper) Spawning Area in Hoga Island Waters, Kaledupa-) Kushartati Budiningsih, Elvida Yosefi Suryandari, dan Ane Dwi Septina ...... 151-164 GAYA KEPEMIMPINAN MPA DALAM PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN BERBASIS MASYARAKAT (The MPA’s Leadership Style in Community-Based Forest and Land Fire Management)

Table of Contents | III

IV | Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol. 9 No. 2, Agustus 2020

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea pISSN 2302-299X Vol. 9 No.2, Agustus 2020 eISSN 2407-7860 Akreditasi KEMENRISTEKDIKTI: Akreditasi LIPI: 36b/E/KPT/2016 764/AU1/P2MI-LIPI/10/2016

Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh difotokopi tanpa izin dan biaya

Deden Mudiana, Elga Renjana, Elok Rifqi Firdiana, Linda Wige Ningrum, Melisnawati H. Angio, dan Rony Irawanto (Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, LIPI). PENAMBAHAN KOLEKSI TUMBUHAN KEBUN RAYA PURWODADI MELALUI EKSPLORASI DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 No.2, Agustus 2020, hlm: 83 - 92 Abstrak Kebun Raya Purwodadi (KR Purwodadi) merupakan lembaga konservasi ex situ tumbuhan dataran rendah beriklim kering yang bertujuan untuk menyelamatkan dan melindungi keanekaragaman hayati dari kepunahan. Dalam mendukung upaya konservasi ex situ, kegiatan eksplorasi tumbuhan di habitat aslinya perlu dilakukan. Taman Nasional (TN) Alas Purwo memiliki kawasan hutan dataran rendah dengan keanekaragaman tumbuhan yang melimpah. Selain berfungsi sebagai kawasan konservasi, TN Alas Purwo juga menjadi objek wisata alam dan religi, sehingga berpeluang mengalami kerusakan ekosistem. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian keanekaragaman tumbuhan dengan kegiatan eksplorasi dan pengoleksian material tumbuhan untuk tujuan konservasi ex situ di KR Purwodadi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September 2019 dengan metode jelajah. Sebanyak 24 jenis tumbuhan diperoleh dari kegiatan ini yang 8 jenis di antaranya belum dimiliki oleh KR Purwodadi. Selain itu, terdapat 5 jenis tumbuhan yang termasuk dalam IUCN red list, yaitu Aglaonema simplex, Brucea javanica, Cycas rumphii, Melanolepis multiglandulosa, dan Musa acuminata. Kegiatan ini telah meningkatkan jumlah koleksi tumbuhan di KR Purwodadi dan berkontribusi positif terhadap kelengkapan data jenis tumbuhan di TN Alas Purwo. Kata Kunci: IUCN, Kebun Raya Purwodadi, konservasi ex situ, TN Alas Purwo

Rizki Ary Fambayun dan Titi Kalima (Forest Research and Development Center, Bogor - Indonesia). POPULASI ROTAN POTENSIAL DI HUTAN LINDUNG BUKIT TIBAN, BATAM, INDONESIA Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 No.2, Agustus 2020, hlm: 93 - 109

Abstrak Rotan merupakan salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu yang menjanjikan dan tumbuh tersebar luas di Indonesia. Keberadaan rotan, khususnya rotan komersial, terancam oleh eksploitasi yang berlebihan secara ilegal. Kami melakukan penelitian di Hutan Lindung Bukit Tiban (HLBT) untuk menginvestigasi keberadaan spesies rotan di lokasi ini dan mengobservasi karakteristik morfologis serta pemanfaatan dari spesies rotan dari Batam. Dalam penelitian ini, kami menggunakan metode deskriptif eksploratif. Kami juga melakukan wawancara terhadap masyarakat lokal yang membantu selama di lapangan. Karakteristik morfologi yang kami teliti antara lain habitus, daun (warna daun, pucuk daun, susunan daun, lutut, ocrea, dan organ pemanjat/sirus/flagela), dan buah. Kunci identifikasi, ilustrasi bersama dengan karakteristik penciri dari tiap spesies ditampilkan dalam tulisan ini. Sepuluh spesies rotan telah berhasil ditemukan di HLBT yaitu Calamus sp.1 (Daemonorops verticillaris (Griff.) Martius), Calamus sp.2 (Calamus rugosus Beccari), rotan sabut (Daemonorops sabut Beccari), rotan buah kecil (Daemonorops didymophylla Beccari), Plectocomia sp. (Plectocomia elongata Martius ex Blume), rotan bukit (Daemonorops sepal Beccari), rotan dahan (Korthalsia rostrata Blume), Calamus sp.5 (Calamus spectatissimus Furtado), Calamus sp. (Daemonorops longipes (Griff.) Martius), dan Calamus sp.6 (Calamus tanakadatei Furtado). Kesepuluh spesies rotan tersebut potensial untuk dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan, anyaman, maupun tali-talian. Hanya lima spesies yang berpotensi untuk digunakan sebagai pengganti rotan komersial yang saat ini umum dimanfaatkan. Kata kunci: Bukit Tiban, Calamus, Daemonorops, Korthalsia, rotan

Abstract Sheet | V

Ramdana Sari dan Retno Prayudyaningsih (Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar). ISOLASI DAN POTENSI BAKTERI FIKSASI NITROGEN SIMBIOTIS DARI BINTIL AKAR Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W.Grimes UNTUK MENDUKUNG REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG NIKEL Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 No.2, Agustus 2020, hlm: 111 - 120

Abstrak Tambang nikel merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar di Indonesia, juga meninggalkan lahan dengan sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang buruk. Kondisi lahan seperti itu berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman sehingga menghambat upaya reklamasi. Penanaman jenis-jenis legum, salah satunya sengon laut (Falcataria moluccana), pada reklamasi lahan bekas tambang bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Tanaman legum mempunyai rasio C/N rendah sehingga introduksi mikroorganisme tanah penambat nitrogen merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengembalikan kesuburan tanah. Bakteri penambat nitrogen mampu menyediakan senyawa nitrogen yang bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, pemanfaatan jenis tanaman cepat tumbuh seperti sengon laut cocok untuk memulihkan lahan kritis. Tujuan penelitian ini adalah melakukan isolasi dan karakterisasi bakteri fiksasi nitrogen simbiotis dari bintil akar sengon laut sehingga dapat dibuat inokulum dan diaplikasikan pada tanaman di lahan bekas tambang nikel. Sebanyak 5 isolat bakteri diperoleh dari bintil akar sengon laut yang tergolong pada genus rhizobium (3 isolat) dan Bradyrhizobium (2 isolat). Semua isolat yang diperoleh berbentuk batang, Gram negatif dan tidak membentuk endospora. Uji fisiologis yang dilakukan menunjukkan bahwa kelima isolat bersifat aerob, motil, tumbuh optimal pada media YEMA (Yeast Extract Mannitol Agar) dengan pH 6 dan 7, tetapi tidak tumbuh pada pH 4. Uji potensi yang meliputi Acetylen Reduction Assay dan uji Indole Acetic Acid menunjukkan bahwa isolat A3.1 SL 5 memiliki nilai tertinggi, yaitu 9,01 ppm dan 0,447 ppm dan berpotensi dikembangkan sebagai inokulum. Kata kunci: Isolasi, Sengon, Fiksasi nitrogen, Rhizobium, Bradyrhizobium

Yuniawati dan Dulsalam (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan). KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PEMANENAN KAYU DI PT TUNAS TIMBER LESTARI, PAPUA Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 No.2, Agustus 2020, hlm: 121 - 132 Abstrak Kegiatan pemanenan kayu dapat menyebabkan terjadinya kerusakan tegakan tinggal, hal ini dapat terjadi karena teknik pemanenan kayu yang tidak tepat. Penelitian dilaksanakan di areal IUPHHK-HA PT Tunas Timber Lestari di Provinsi Papua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Jumlah pohon yang ditebang dan disarad pada 3 petak tebang dengan masing-masing 3 plot contoh pengamatan, setiap plot contoh pengamatan memiliki luas 2 ha (total luas areal pengamatan 18 ha) adalah rata-rata sebanyak 16 pohon per ha; 2). Rata-rata jumlah tegakan tinggal (pohon berdiameter ≥ 20 cm) yang rusak akibat penebangan adalah 26 pohon (13,00%) per ha, dengan rincian kerusakan tajuk 4 pohon (15,39%), patah cabang 13 pohon (50,00%), luka batang 2 pohon (7,69%) dan batang roboh/miring 7 pohon (26,92%); 3). Kerusakan tegakan tinggal pada penebangan lebih disebabkan faktor kurang terampilnya operator chainsaw dalam menentukan arah rebah; 4). Kerusakan tegakan tinggal akibat penyaradan rata-rata sebanyak 23 pohon (9,99%) per ha, dengan rincian kerusakan banir 1 pohon (4,4%), luka batang 7 pohon (2,97) dan roboh/miring 15 pohon (65,2%) ; dan 5). Penyebab kerusakan tegakan tinggal pada penyaradan adalah belum dibuat jalan sarad sehingga traktor sarad terlalu sering melakukan gerakan manuver. Kata kunci: Penebangan, penyaradan, kerusakan, tegakan tinggal

Agustinus J. P. A. Saga (Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Flores). DIVERSITAS DAN BIOMASSA CACING TANAH PADA MASA BERO BERBEDA DI KAWASAN TAMAN NASIONAL KALIMUTU Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 No.2, Agustus 2020, hlm: 133 - 141

VI | Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 No.2, Agustus 2020

Abstrak Cacing tanah mempunyai peran sebagai bioindikator karena keberadaannya sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Menurunnya kualitas lingkungan yang disebabkan oleh pemanfaatan lahan secara terus menerus (pertanian hortikultura) akan menyebabkan diversitas cacing tanah juga menurun. Untuk mengantisipasi penurunan kualitas lahan maka lahan perlu diistirahatkan (bero) karena akan memfasilitasi pemulihan secara alami. Indikator terjadinya pemulihan lahan di antaranya ditinjau dari diversitas dan indeks nilai penting cacing tanah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui diversitas cacing tanah di lahan yang telah dibero di kawasan Taman Nasional Kelimutu. Metode monolith sampling secara acak di tiga kedalaman tanah diterapkan pada lahan dengan masa bero berbeda (5, 10, 15 dan 20 tahun) untuk mengukur indeks nilai penting, indeks diversitas, kemerataan, kerapatan, dan biomass cacing tanah. Hasil penelitian menunjukkan ada 4 jenis cacing tanah yang ditemukan pada lahan yang dibero, yaitu Pontoscolex, Megascolex, Lumbricus dan Perithima. Jenis Pontoscolex mendominasi yang ditunjukkan oleh Indeks Nilai Penting tertinggi. Sementara keanekaragaman cacing tanah lebih tinggi pada lahan dengan durasi masa bero 5 tahun dan 20 tahun. Durasi masa bero juga terbukti mempengaruhi populasi cacing tanah, tetapi tidak berpengaruh terhadap biomassanya. Untuk kedalaman tanah tidak terlihat ada pengaruh disetiap kedalaman. Penerapan masa bero mampu memperbaiki kualitas lahan dengan meningkatkan populasi cacing tanah sehingga produktivitas lahan dapat dipertahankan. Kata kunci: Indeks Nilai Penting, diversitas, lahan bero, cacing tanah

Muhajirin, La Ode Orba, dan La Ode Sahari (Balai Taman Nasional Wakatobi). UPAYA PERLINDUNGAN DAERAH PEMIJAHAN IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus bohar) DI PERAIRAN PULAU HOGA, KALEDUPA-TAMAN NASIONAL WAKATOBI Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 No.2, Agustus 2020, hlm: 143 - 150 Abstrak Daerah pemijahan ikan ekonomis tinggi Lutjanus bohar merupakan satu dari delapan sumber daya penting Wakatobi dan juga merupakan habitat kritis yang terdapat di perairan Pulau Hoga. Upaya perlindungan yang telah dilakukan oleh Taman Nasional Wakatobi adalah dengan memasukkannya dalam zona pariwisata (zona larang ambil). Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi upaya perlindungan habitat Lutjanus Bohar dengan mengkaji dinamika populasi dari sisi jumlah, ukuran panjang ikan dan kasus pelanggaran yang terjadi di daerah pemijahan. Pengambilan data dilakukan pada kurun waktu 2018-2019. Metode pengumpulan data jumlah dan ukuran ikan mengacu pada pedoman monitoring Spawning Aggregation Site (SPAGs), dan pengamatan dengan sensus visual bawah air (Underwater Visual Census). Data kasus pelanggaran dikumpulkan dengan wawancara. Analisis yang digunakan adalah deskriptif. Hasil penelitian menujukkan bahwa upaya perlindungan daerah pemijahan ikan Lutjanus bohar yang dilakukan selama dua tahun terakhir menunjukkan dampak positif dengan meningkatnya jumlah dan ukuran panjang ikan. Akan tetapi, pelanggaran fungsi zonasi di perairan Pulau Hoga masih menunjukkan peningkatan. Pelanggaran tersebut berupa kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan di daerah pemijahan. Upaya perlindungan ini perlu dijadikan acuan untuk mengevaluasi upaya perlindungan yang telah dilakukan selama ini, jumlah patroli dan model sosialisasi terhadap nelayan perlu dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran nelayan. Kata kunci: Daerah pemijahan ikan, zonasi, Lutjanus bohar

Kushartati Budiningsih, Elvida Yosefi Suryandari, dan Ane Dwi Septina (Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim). GAYA KEPEMIMPINAN MPA DALAM PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN BERBASIS MASYARAKAT Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 No.2, Agustus 2020, hlm: 151 - 164 Abstrak Pelibatan masyarakat dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan di tingkat tapak menjadi penting karena masyarakat memiliki peran sentral dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Salah satu program yang melibatkan masyarakat dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan adalah Masyarakat Peduli Api (MPA). Lembaga MPA berupa kelompok terdiri dari para anggota yang

Abstract Sheet | VII

bergabung secara sukarela. Sebagai organisasi, MPA memerlukan kepemimpinan yang mampu menggerakkan para anggota untuk menjalankan perannya. MPA Wonorejo di Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Selatan, merupakan salah satu MPA yang berhasil. Dalam hal ini ketua MPA memperoleh penghargaan Wana Lestari dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2018. Dengan metode studi kasus, penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi gaya kepemimpinan yang telah diterapkan pada MPA Wonorejo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan Ketua MPA Wonorejo adalah gaya transformasional dengan karakter berkharisma, menginspirasi anggota, mendorong intelektualitas, dan memberikan perhatian secara individual. Ketua MPA dengan gaya kepemimpinannya memiliki peran penting dalam menggerakkan anggota-anggota MPA untuk dapat berperan dalam pengendalian kebakaran.

Kata kunci: Kebakaran hutan dan lahan, masyarakat peduli api, kepemimpinan trasnformasional

VIII | Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 No.2, Agustus 2020

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea pISSN 2302-299X Vol. 9, Issue 2, August 2020 eISSN 2407-7860 Accreditation Number (KEMENRISTEKDIKTI): Accreditation Number (LIPI): 36b/E/KPT/2016 764/AU1/P2MI-LIPI/10/2016

The keywords noted here are the words which represent the concept applied in a writing. These abstracts are allowed to copy without permission from the publisher and free of charge.

Deden Mudiana, Elga Renjana, Elok Rifqi Firdiana, Linda Wige Ningrum, Melisnawati H. Angio, and Rony Irawanto (Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, LIPI) PLANTS COLLECTION ENRICHMENT OF PURWODADI BOTANIC GARDEN THROUGH EXPLORATION IN ALAS PURWO NATIONAL PARK Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 Issue 2, August 2020, page: 83 - 92

Abstract Purwodadi Botanic Garden (KR Purwodadi) is an ex situ conservation institution for dry climate lowland plants aiming at saving and protecting biodiversity from extinction. In supporting ex situ conservation efforts, plant exploration activities in their natural habitat need to be carried out. Alas Purwo National Park has a lowland forest area with abundant plant diversity. In addition to functioning as a conservation forest, this area is also a natural and religious tourist attraction, so it is likely to undergo ecosystem damage. Therefore, this plant diversity study with the activity of plants exploration and collection was carried out for the purpose of ex situ conservation in KR Purwodadi. This study was conducted in August to September 2019 using an explorative method. A total of 24 species were obtained, of which 8 species were not yet cultivated by KR Purwodadi. Besides, there were 5 species included in the IUCN red list, namely Aglaonema simplex, Brucea javanica, Cycas rumphii, Melanolepis multiglandulosa, and Musa acuminata. This study has increased the number of plant collections in KR Purwodadi and contribute positively to the comprehensiveness of plant species data in Alas Purwo National Park. Keywords: Alas Purwo National Park, ex situ conservation, IUCN, Purwodadi Botanic Garden

Rizki Ary Fambayun and Titi Kalima (Forest Research and Development Center, Bogor - Indonesia). POPULATION OF POTENTIAL RATTAN IN BUKIT TIBAN PROTECTION FOREST, BATAM, INDONESIA Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 Issue 2, August 2020, page: 93 - 109

Abstract Rattan is one of the promising non-timber forest products which grow widely in Indonesia. The occurrence of rattan species, especially the commercial species, is threatened due to illegal over- exploitation. The study has been done in the Bukit Tiban Protection Forest (BTPF) to investigate the occurrence of rattan species and observe the characteristic of morphology properties and their utilization. In this study, a descriptive exploration method was applied and we performed an interview with local people in the field regarding the utilization. Morphological characteristics observed including habitus, leaves (such as color, leaflets, leaf arrangement, knee, ocrea, and climbing organ/cirrus/flagellum), and fruit. The identification key, illustrations, as well as the diagnostic character of each species were presented. Ten species of rattans were found in the BTPF, namely Calamus sp.1 (Daemonorops verticillaris (Griff.) Martius), Calamus sp.2 (Calamus rugosus Beccari), rotan sabut (Daemonorops sabut Beccari), rotan buah kecil (Daemonorops didymophylla Beccari), Plectocomia sp. (Plectocomia elongate Martius ex Blume), rotan bukit (Daemonorops sepal Beccari), rotan dahan (Korthalsia rostrata Blume), Calamus sp.5 (Calamus spectatissimus Furtado), Calamus sp. (Daemonorops longipes (Griff.) Martius), and Calamus sp.6 (Calamus tanakadatei Furtado). Those ten species of rattan are potentially used for handicrafts, basketry, and ropes. Only five of ten species of rattan have been used commercially. Keywords: Bukit Tiban, Calamus, Daemonorops, Korthalsia, rattan

Abstract Sheet | IX

Ramdana Sari and Retno Prayudyaningsih (Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar) ISOLATION AND POTENCY OF SYMBIOTIC NITROGEN FIXATION BACTERIA FROM NODULES OF Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W.Grimes FOR SUPPORTING NICKLE POSTMINING AREA RECLAMATION Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 Issue 2, August 2020, page: 111 - 120 Abstract Nickel mine is one of the contributors foreign to exchange earners in Indonesia. However, the former mining area creates a complex problem in the physical, chemical, and biological soil properties which directly affect the ability of plant growth for restoration. The planting of legume species, one of them is sengon laut (Falcataria moluccana), in the reclamation of ex-mining land aims to improve soil properties. Legume plants have low C/N ratio so the introduction of nitrogen-fixing soil microorganisms is one alternative that can be used to improve soil fertility. Nitrogen fixing bacteria can provide nitrogen compounds that can be directly utilized by plants. In addition, the utilization of fast-growing species such as sengon laut is suitable for rehabilitation of critical lands. This study aims to isolate and characterize symbiotic nitrogen fixation bacteria so it can be made as inoculum and applied on revegetation in nickel postmining area. Five bacterial isolates were obtained from nodules of sengon laut belonging to genus Rhizobium (3 isolates) and Bradyrhizobium (2 isolates). All isolates obtained were rod-shaped, Gram negative and did not have endospores. Physiological tests showed that all isolates were aerobic, motile, grew optimally on YEMA media at pH 6 and 7, but did not grow at pH 4. Initial potential test of Acetylen Reduction Assay and IAA test showed that A3.1 SL 5 isolate has the highest value (9.01 ppm and 0.447 ppm) and potential to be inoculum. Keywords: Isolation, Sengon, Nitrogen fixation, Rhizobium, Bradyrhizobium

Yuniawati and Dulsalam (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan). RESIDUAL STAND DAMAGE DUE TO TIMBER HARVESTING IN PT TUNAS TIMBER LESTARI, PAPUA Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 Issue 2, August 2020, page: 121 - 132 Abstract Timber harvesting activities can cause damage to residual stands, this can occur due to improper timber harvesting techniques. The study was conducted at one of PT Tunas Timber Lestari’s IUPHHK-HA in Papua Province. The results showed that: 1). The number of trees felled and skidded on 3 logging compartment with each of the 3 plot of observation sample has an area of 2 ha (the total area of the research is 18 ha) is 16 trees on average; 2). The average number of residual stand (trees with a diameter of ≥ 20 cm) damaged by logging is 26 trees (13.00%) per ha with details of damage to canopy of 4 trees (15.39%), broken branches of 13 trees (50.00%), the trunk wound of 2 trees (7.69%) and the collapsed/tilted of 7 trees (26.92%); 3). Damage to the residual stand in felling is caused more by the lack of skilled chainsaw operators in determining felling direction; 4) Damage to residual stands due to skidding is an average of 23 trees (9.99%) per ha, with details of 1 trees buttress (4.4%), wounds injuries of 7 trees steam (2.97) and collapsed/slanted 15 trees (65.2%); and 5). The cause of damage to the residual stand on skidding is that the skid trail has not been made and the skid tractor maneuvers too often. Keywords: Felling, skidding, damage, residual stand

Agustinus J. P. A. Saga (Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Flores). EARTHWORM DIVERSITY AND BIOMASS IN DIFFERENT FALLOW SYSTEM IN THE AREAS Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 Issue 2, August 2020, page: 133 - 141 Abstract Earthworms have a role as bioindicators so that their existence is very sensitive to changes in the environment. The decreasing of land quality caused by continuous use (horticultural agriculture) will also decrease the diversity of earthworms. To anticipate degradation of land quality, the land needs to be rested

X | Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol. 9, Issue 2, August 2020

(bero) so that it will facilitate natural recovery. Indicators of land restoration include the diversity and importance index of earthworms. Therefore, the research aim was to determine the diversity of earthworm in the fallow system lands at Kelimutu National Park areas. The monolith random sampling method at three soil depths was applied to several fields with different fallow periods (5, 10, 15 and 20 years) to measure importance value index, diversity index, evenness, density, and earthworm biomass. The results showed that there were 4 types of earthworms found in the land given, namely Pontoscolex, Megascolex, Lumbricus and Perithima. Pontoscolex dominates which is indicated by the highest importance value index. While the diversity of earthworms was higher in fallow land with a duration period of 5 and 20 years. The duration of the fallow period is also shown to affect populations of earthworms but has no effect on its biomass. For soil depths not seen no effect at each depth. The results of this study further strengthen the evidence that the application of the bero period can improve land quality by increasing the earthworm population so that land productivity can be maintained. Keywords: Important Value Index, diversity, fallow system, earthworm

Muhajirin, La Ode Orba, and La Ode Sahari (Balai Taman Nasional Wakatobi). PROTECTION EFFORTS OF LUTJANUS BOHAR (THE TWO-SPOT RED SNAPPER) SPAWNING AREA IN HOGA ISLAND WATERS, KALEDUPA-WAKATOBI NATIONAL PARK Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 Issue 2, August 2020, page: 143 - 150 Abstract A spawning area of Lutjanus bohar, a marine fish of high economic value, is one of the eight important resources of Wakatobi and also a critical habitat in the waters of Hoga Island. For protecting the area, Wakatobi National Park has stated the area as a tourism zone (no-take zone). This research was conducted to evaluate progress toward spawning-area protection by examine number of individuals, length size of fish, and trespassing cases that occurred in the spawning area. Research was carried out in 2018-2019. Number of individuals and size of fish were collected by referring to the monitoring guidelines for the Spawning Aggregation Site (SPAGs), and observations with an Underwater Visual Census. Trespassing case data were collected by interview key persons. Descriptive analysis was used to describe progress toward spawning-area protection. The results indicate that the protection effort of spawning area has a positive impact in increasing number of individuals and length of Lutjanus bohar. However, number of trespassing cases in the waters of Hoga Island still shows an increase. Fishing activities are the most trespassing cases occurred in the spawning area. This approach should be implemented to evaluate the progress towards protection efforts, besides increasing the number of patrols and socialization with fishermen to increase their awareness. Keywords: Fish spawning area, zoning, Lutjanus bohar

Kushartati Budiningsih, Elvida Yosefi Suryandari, and Ane Dwi Septina (Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim). THE MPA’S LEADERSHIP STYLE IN COMMUNITY-BASED FOREST AND LAND FIRE MANAGEMENT Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.9 Issue 2, August 2020, page: 151 - 164 Abstract Community involvement in forest and land fires management at site level is important due to the community can play a central role in preventing forest and land fires. One of the programs that involves the community in controlling forest and land fires is the Fire Care Community or Masyarakat Peduli Api (MPA). The MPA institution is a group consisting of members who join voluntarily. As a organization, MPA requires leadership that is able to mobilize members to carry out their role. MPA Wonorejo in Musi Banyuasin Regency, South Sumatra Province, is one of the successful MPAs. In this case the leader of MPA Wonorejo received the Wana Lestari award from the Minister of Environment and Forestry in 2018. With the case study method, this research was conducted to explore the leadership style that has been applied to the Wonorejo MPA. The results showed that MPA Wonorejo's leadership style is a transformational style with charismatic characters, inspires members, encourages intellectuality and provides individual attention. The leader of MPA has an important role in mobilizing MPA members to play a role in fire control.

Keywords: Forest and land fire, the fire care community (MPA), transformational leadership style

Abstract Sheet | XI