BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil PT. Bank Rakyat Tbk. (BBRI) (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan pada 16 Desember 1895 oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja di Purwokerto.

Gambar 1.1 Logo Bank Rakyat Indonesia Sumber: www.bri.co.id

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 pasal 1 disebutkan bahwa Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai bank pemerintah pertama di Republik Indonesia. Pada tahun 1948, kegiatan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sempat terhenti sementara waktu dan kembali aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Seiring berjalannya waktu berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai bank umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status Bank Rakyat Indonesia berubah menjadi perseroan terbatas. Pada tahun 2003, 30% saham Bank Rakyat Indonesia (BRI) dijual oleh Pemerintah Indonesia, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang masih digunakan sampai dengan saat ini. Adapun visi dan misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. adalah sebagai berikut:

1

A. Visi Menjadi the most valuable Bank di Asia Tenggara dan home to the best talent. B. Misi  Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada segmen mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.  Memberikan pelayanan dengan fokus kepada nasabah melalui sumber daya manusia yang profesional dan memiliki budaya berbasis kinerja (performance-driven culture), teknologi informasi yang handal dan future ready, dan jaringan kerja konvensional maupun digital yang produktif dengan menerapkan prinsip operasional dan risk management excellence.  Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dengan memperhatikan prinsip keuangan berkelanjutan dan praktik Good Corporate Governance yang sangat baik.

1.1.2 Profil PT. Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada dekade awal beroperasi, fokus utama bank adalah membangun nilai- nilai inti dan profesionalisme di bidang perbankan. Sebagai hasilnya, Bank Niaga dikenal luas sebagai penyedia produk dan layanan berkualitas yang terpercaya. Pada tahun 1987 di pasar domestik, Bank Niaga membedakan dirinya dari para pesaingnya dengan menjadi Bank yang pertama menawarkan layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia kepada nasabahnya. Pencapaian ini dikenal luas sebagai masuknya Indonesia ke dunia perbankan modern. Kepemimpinan bank dalam penerapan teknologi terkini semakin dikenal di tahun 1991 dengan menjadi yang pertama memberikan nasabahnya layanan perbankan online.

2

Gambar 1.2 Logo Bank CIMB Niaga Sumber: www.cimbniaga.co.id

Sebagai pemilik saham pengendali dari Bank Niaga dan Lippo Bank, sejak tahun 2007 Khazanah memandang penggabungan (merger) sebagai suatu upaya yang harus ditempuh agar dapat mematuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang telah ditetapkan oleh . Penggabungan ini merupakan merger pertama di Indonesia terkait dengan kebijakan SPP. Nama Bank Niaga berubah menjadi CIMB Niaga pada bulan Mei 2008 dan Lippo Bank secara resmi bergabung ke dalam CIMB Niaga pada tanggal 1 November 2008 yang diikuti dengan pengenalan logo baru kepada masyarakat luas. Pada tahun 2017, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meningkatkan status bank CIMB Niaga ke dalam klasifikasi tertinggi yakni Bank BUKU 4. Adapun visi Bank CIMB Niaga adalah menjadi perusahaan ASEAN yang terkemuka. Dan misinya adalah menyediakan layanan perbankan universal di Indonesia secara terpadu sebagai perusahaan dengan kinerja unggul di kawasan ASEAN dan kawasan utama lainnya, serta mendukung percepatan integrasi ASEAN dan menghubungkannya dengan kawasan lain.

1.2 Latar Belakang Penelitian Pengguna internet di Indonesia terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017 sekitar 54,68% penduduk Indonesia sudah terhubung dengan internet dan mengalami kenaikan sebesar 10,12% di tahun

3

2018 menjadi 64,8% penduduk. Sedangkan di tahun 2019 jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 196,71 juta dari 171,17 juta di tahun 2018. Dari Gambar 1.3 di bawah dapat dilihat penetrasi pengguna internet di Indonesia pada tahun 2019 adalah sebesar 73,7% dan terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia 80,00%

70,00%

60,00%

50,00%

40,00%

30,00%

20,00%

10,00%

0,00% 2014 2016 2017 2018 2019

Gambar 1.3 Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

Saat ini tujuan penggunaan internet tidak hanya sebatas media penyedia informasi, tetapi juga mempengaruhi sistem di dunia bisnis. Dengan meningkatnya pertumbuhan teknologi internet, banyak perusahaan yang telah mengembangkan strategi yang dirancang untuk mendorong pelanggan agar melakukan layanan mandiri melalui internet atau disebut juga dengan self service technologies/SSTs. (Lovelock dan Wirtz, 2011:255) Perkembangan teknologi informasi ini menimbulkan evolusi yang mengarah kepada layanan perbankan digital (digital banking). Layanan perbankan digital (digital banking) adalah layanan atau kegiatan perbankan dengan menggunakan sarana elektronik atau digital milik bank, dan/atau melalui media digital milik calon nasabah dan/atau nasabah bank, yang dilakukan secara mandiri. (OJK, 2018). Perkembangan perbankan saat ini memberikan dan menawarkan kemudahan bagi nasabah melalui layanan operasional yang sangat beragam,

4 termasuk layanan e-banking (electronic banking). Saat ini hampir semua bank umum memiliki layanan e-banking. Adapun layanan e-banking pada industri perbankan meliputi ATM (), internet banking, mobile banking, SMS banking, kartu kredit, kartu debit, phone banking, Electronic Data Capture (EDC) dan video banking. Dari layanan e-banking tersebut, layanan mobile banking memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan layanan e-banking lainnya. Mengingat mobile banking dapat digunakan dimana dan kapan saja. (OJK,2015) Raynanda (2014) pada penelitiannya tentang pengaruh mobile banking terhadap kinerja perbankan Indonesia menyimpulkan bahwa layanan keuangan digital berupa aplikasi mobile banking memiliki hubungan positif dengan kinerja profitabilitas bank, namun belum berpengaruh secara signifikan. Adanya hubungan positif mobile banking dengan kinerja profitabilitas bank menjelaskan perbedaan kondisi perbankan Indonesia setelah dan sebelum masyarakat memanfaatkan aplikasi mobile banking sebagai layanan keuangan digital. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2019) mengenai inovasi digital banking dan kinerja perbankan di Indonesia menunjukkan hasil bahwa penerapan inovasi digital banking memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perbankan yang diukur dari return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Dalam efesiensi kinerja operasional perbankan yang diukur dengan biaya operasional pendapatan operasional (BOPO), inovasi digital banking juga berpengaruh positif dan signifikan. Berdasarkan peraturan otoritas jasa keuangan tentang kegiatan usaha dan jaringan kantor berdasarkan modal inti bank, bank dikelompokkan menjadi 4 BUKU yakni BUKU 1, BUKU 2, BUKU 3 dan BUKU 4. Bank BUKU 1 merupakan bank yang memiliki modal inti sampai dengan kurang dari Rp 1 triliun. Bank BUKU 2 memiliki modal inti paling sedikit Rp 1 triliun hingga sampai dengan kurang dari Rp 5 triliun. Bank BUKU 3 memiliki modal inti paling sedikit Rp 5 triliun sampai dengan kurang dari Rp 30 triliun. Sementara itu, bank BUKU 4 memiliki modal inti paling sedikit Rp 30 triliun. (www.ojk.go.id) Kini tercatat ada tujuh bank BUKU 4, yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT. Tbk. (BMRI), PT. Tbk. (BBCA), PT.

5

Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), PT. Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), PT. Bank Panin Tbk. (PNBN), dan PT. Indonesia Tbk. (BDMN). Consumer News and Business Channel (CNBC) Indonesia merangkum enam bank BUKU 4 yang telah menyampaikan rilis kinerja sepanjang 2019. Berikut adalah peringkat bank BUKU 4 berdasarkan perolehan laba bersih:

Tabel 1.1 Peringkat Bank BUKU 4

Berdasarkan Perolehan Laba Bersih Sepanjang 2019

Perolehan Laba Perolehan Laba No. Nama Bank Kenaikan (2019) (2018) PT. Bank Rakyat 1 Indonesia Tbk. Rp 34,41 triliun Rp 32,2 triliun 6,15 % (BBRI) PT. Bank Central 2 Asia Tbk. Rp 28,6 triliun Rp 25,9 triliun 10,5% (BBCA) PT. Bank Mandiri 3 Rp 27,5 triliun Rp 25,02 triliun 9,9% Tbk. (BMRI) PT. Bank Negara 4 Indonesia Tbk. Rp 15,38 triliun Rp 15,02 triliun 2,5% (BBNI) PT. Bank Danamon 5 Rp 3,7 triliun Rp 3,43 triliun 7,87% Indonesia Tbk. (BDMN) PT. Bank CIMB 6 Niaga Tbk. Rp 3,48 triliun Rp 3,45 triliun 4,88% (BNGA)

Sumber: www.cnbcindonesia.com

Berdasarkan Tabel 1.1 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) memperoleh laba paling tinggi pada tahun 2019 dan 2018. Perolehan laba Bank

6

Rakyat Indonesia tersebut naik sebesar 6,15% dari Rp 32,2 triliun di tahun sebelumnya menjadi Rp 34,41 triliun. Sedangkan bank yang memperoleh laba paling rendah pada 2019 adalah PT. Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) dengan laba Rp 3,48 triliun naik 4,88% dari 3,45 triliun di tahun sebelumnya. Sedangkan untuk Bank Panin (PNBN) belum merilis laporan keuangan tahun 2019. Berdasarkan data yang diperoleh, maka saham yang diteliti adalah saham Bank Rakyat Indonesia dan Bank CIMB Niaga. Sebagai bank kategori BUKU 4 dengan peroleh laba tertinggi pada tahun 2019, berikut gambar pergerakan saham PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) periode 31 Desember 2017 sampai 31 Desember 2019:

5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0

Gambar 1. 4 Pergerakan Saham Bank BRI Sumber: www.finance.yahoo.com

Berdasarkan Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa harga saham bank BRI mengalami fluktuasi dimana titik terendah terjadi pada 22 Mei 2018 dengan harga penutup saham sebesar 2.720. Sedangkan titik tertinggi memiliki harga penutup saham sebesar 4.550 pada 16 Juli 2019.

7

1600

1400

1200

1000

800

600

400

200

0

Gambar 1. 5 Pergerakan Saham Bank CIMB Niaga Sumber: www.finance.yahoo.com

Dari Gambar 1.5 dapat dilihat pergerakan harga saham bank CIMB Niaga periode 31 Desember 2017 sampai 31 Desember 2019 sebagai bank BUKU 4 dengan perolehan laba bersih paling rendah mengalami fluktuasi saham. Titik terendah harga penutup saham adalah 805 pada 26 November 2018 dan titik tertinggi pada 2 Februari 2018 dengan harga penutup saham 1.490. Investasi adalah penanaman sejumlah uang untuk periode tertentu dengan tujuan menerima pembayaran di masa depan yang akan mengkompensasikan kerugian investor untuk waktu dana yang telah diinvestasikan, adanya tingkat inflasi di masa yang akan datang dan ketidakpastian di masa depan (Reilly dan Brown, 2011:4). Menurut Fahmi (2012) dalam dunia investasi dikenal adanya hubungan kuat antara risiko dan imbal hasil, yaitu jika risiko dalam suatu investasi tinggi maka imbal hasil atau keuntungan juga akan tinggi begitu pula sebaliknya jika risiko dalam suatu investasi rendah maka imbal hasil juga akan rendah. Strategi digital berupa perbankan digital saat ini diterapkan sebagai strategi usaha oleh bank - bank di Indonesia dan bukan hanya semata-mata inisiatif Information Technology (IT). Menurut para bankir Indonesia, ancaman - ancaman keamanan siber mempunyai risiko besar terhadap usaha digital dalam dua sampai tiga tahun ke depan (PricewaterhouseCoopers Indonesia, 2018).

8

Ekonomi digital yang berkembang cepat membawa keuntungan sekaligus tantangan bagi berbagai pihak mulai dari masyarakat biasa hingga otoritas tertinggi moneter. Kepala departemen manajemen risiko Bank Indonesia (BI) Eni V Panggabean mengatakan digitalisasi ekonomi penting untuk mempercepat transaksi sehingga konsumsi meningkat. Dengan demikian, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi serta kemudahan dan kenyamanan bertransaksi juga semakin baik. Tetapi, ekonomi digital juga rawan terhadap serangan cyber ataupun fraud yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. (www.cnbcindonesia.com) Sejalan dengan kepala departemen penelitian dan pengaturan perbankan OJK, Antonius Hari menjelaskan bahwa ancaman cyber crime sudah menjadi kejahatan nomor satu bagi dunia perbankan, terlebih di era digital seperti sekarang. (www.ekonomi.kompas.com) Pengukuran risiko merupakan aspek yang perlu dipertimbangkan oleh investor dalam berinvestasi. Pendekatan yang paling umum digunakan untuk mengukur risiko adalah value at risk (VaR). Value at risk (VaR) dapat didefinisikan sebagai estimasi kerugian maksimum yang akan didapat selama periode waktu (time periode) tertentu dalam kondisi pasar normal pada tingkat kepercayaan (confidence interval) tertentu. Ada tiga metode utama untuk menghitung VaR yaitu metode parametrik (disebut juga metode varians-kovarians), metode simulasi Monte Carlo dan metode simulasi historis (Jorion, 2007). Menurut Jorion (2007) simulasi historis merupakan metode penghitungan VaR yang bersifat non-parametric model sehingga tidak membutuhkan asumsi normalitas. Data portofolio asli langsung dapat digunakan untuk menentukan nilai VaR tanpa harus melalui pengolahan menjadi distribusi normal. Metode ini menjadi populer karena lebih sederhana, tidak memerlukan asumsi tertentu sehingga mudah diinterpretasikan. Selanjutnya, untuk menguji validitas dari value at risk (VaR) perlu dilakukan uji yaitu uji backtesting. Langkah yang dilakukan dalam backtesting adalah membandingkan kerugian sebenarnya dengan kerugian yang diprediksi oleh model VaR. Model backtesting yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kupiec Test dengan pendekatan loglikehood ratio.

9

Berdasarkan penjabaran latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Backtesting dan Value at Risk (VaR) dengan Metode Simulasi Historis Dalam Sub Sektor Bank (Studi Kasus pada Saham Bank Rakyat Indonesia dan Bank CIMB Niaga)”.

1.3 Rumusan Masalah Perkembangan teknologi internet menyebabkan perbankan di Indonesia perlu mengembangkan layanannya menjadi layanan digital. Dengan pengembangan layanan digital ini ancaman-ancaman seperti keamanan siber menjadi risiko di dunia perbankan. Dalam membuat keputusan investasi, investor perlu mengukur risiko yang mungkin terjadi. Salah satu pendekatan untuk mengukur risiko adalah value at risk (VaR) yang dapat menunjukkan estimasi kerugian maksimum yang akan didapat selama periode waktu tertentu, sehingga hasil perhitungan value at risk (VaR) pada saham yang diteliti diharapkan bisa dijadikan sebagai referensi untuk pertimbangan investor dalam mengambil keputusan berinvestasi.

1.3.1 Pertanyaan Penelitian Sesuai dengan pemaparan latar belakang dan rumusan masalah, muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Bagaimana nilai value at risk pada saham Bank Rakyat Indonesia dan Bank CIMB Niaga dengan menggunakan metode simulasi historis? b. Bagaimana validitas backtesting model Kupiec Test dengan pendekatan loglikehood ratio pada value at risk saham Bank Rakyat Indonesia dan Bank CIMB Niaga dengan menggunakan metode simulasi historis?

1.4 Tujuan Penlitian a. Mengetahui nilai value at risk pada saham Bank Rakyat Indonesia dan Bank CIMB Niaga dengan menggunakan metode simulasi historis. b. Menguji validitas value at risk saham Bank Rakyat Indonesia dan Bank CIMB Niaga dengan menggunakan metode simulasi historis melalui backtesting model Kupiec Test dengan pendekatan loglikehood ratio.

10

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan referensi mengenai perhitungan risiko model value at risk dengan metode simulasi historis pada saham sub sektor bank.

1.5.2 Aspek Praktis Hasil perhitungan value at risk pada saham Bank Rakyat Indonesia dan Bank CIMB Niaga diharapkan bisa menjadi acuan investor untuk mengambil keputusan investasi.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada saham Bank Rakyat Indonesia dan Bank CIMB Niaga untuk mengetahui nilai risiko dengan menggunakan metode simulasi historis. Data dalam penelitian ini adalah nilai saham Bank Rakyat Indonesia dan Bank CIMB Niaga pada 31 Desember 2017 sampai 31 Desember 2019 yang didapat dari dari www.finance.yahoo.com.

1.7 Sistematika Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini diuraikan pembahasan tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diuraikan pembahasan tentang teori-teori yang terkait penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan pembahasan tentang tentang karakteristik penelitian, alat pengumpulan data, tahapan penelitian, pengumpulan data dan sumber data serta teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini merupakan bab terakhir dalam penelitian yang mengurai tentang kesimpulan dan saran.

12