<<

FUNGSI DAN MAKNA BAGI MASYARAKAT JEPANG

SKRIPSI

Skipsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatea Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian skripsi dalam bidang ilmu sastra

OLEH

WULAN DWI SAVITRI

160722019

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG EKSTENSI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian tentang “Fungsi Dan Makna Omamori Bagi

Masyarakat Jepang” ini mengalami banyak kesulitan, namun berkat bimbingan dan dukungan dari dosen pembimbing, maka kesulitan yang dialami dapat teratasi.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak baik berupa bimbingan maupun pengarahan, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Budi Agustono MS, selaku Dekan Fakultas Imu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Hamzon Situmorang, MS., Ph.D selaku Ketua Jurusan Sastra

Jepang Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Hamzon Situmorang, MS., Ph.D selaku Dosen Pembimbing 1,

terima kasih atas segala dukungan, kritik, dan saran yang telah diberikan

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Alimansyar, SS., M.A., Ph.D selaku Dosen Pembimbing II yang

telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa di

Jurusan Sastra Jepang.

i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6. Kedua orang tua saya, abang saya dan adik-adik saya yang senantiasa

memberi semangat, doa, moril, maupun material untuk meraih cita-cita

setinggi-tingginya.

7. Kepada teman-teman saya mahasiswa Sastra Jepang Ekstensi 2016 yang

tidak mungkin satu-persatu disebutkan namanya, yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak telah

menemani dalam suka maupun duka, semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

8. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat saya tuliskan namanya satu-

persatu, terima kasih telah membantu dan memberi semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Harapan penulis semoga Tuhan selalu melindungi kita dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua orang. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, April 2018 Penulis,

Wulan Dwi Savitri NIM: 160722019

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...... i

DAFTAR ISI ...... iii

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ...... 1

1.2 Rumusan Masalah ...... 5

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ...... 5

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ...... 6

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 11

1.6 Metode Penelitian...... 12

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JIMAT JEPANG ...... 14

2.1 Kepercayaan Masyarakat Jepang Tehadap Jimat ...... 14

2.2 Sejarah Omamori ...... 17

2.3 Simbol-Simbol Jimat Pembawa Keberuntungan Dalam Kepercayan

MasyarakatJepang ...... 21

2.3.1 Omamori ...... 22

2.3.2 ...... 23

2.3.3 Maneki Neko ...... 23

2.3.4 Boneka Daruma ...... 24

2.3.5 O-mikuji ...... 25

2.3.6 Kaeru (Kaeru)...... 25

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.4 Jenis-jenis Omamori...... 25

BAB III MAKNA DAN FUNGSI OMAMORI BAGI MASYARAKAT

JEPANG ...... 35

3.1 Makna Omamori Bagi Masyarakat Jepang ...... 35

3.1.1 Kōtsū Anzen ...... 36

3.1.2 Yakuyoke ...... 37

3.1.3 Kaiun ...... 37

3.1.4 Gakugyō jōju ...... 38

3.1.5 Shōbai Hanjō ...... 39

3.1.6 Enmusubi...... 39

3.1.7 Anzan ...... 40

3.2 Fungsi Omamori Bagi Masyarakat Jepang ...... 40

3.2.1 Sebagai Keselamatan Saat Bepergian ...... 41

3.2.2 Sebagai Penangkal Bahaya ...... 41

3.2.3 Sebagai Pembawa Keberuntungan ...... 42

3.2.4 Sebagai Keberhasilan Dalam Studi ...... 42

3.2.5 Sebagai Kesuksesan Dalam Berniaga ...... 43

3.2.6 Sebagai Keberhasilan Hubungan Dalam Percintaan ...... 43

3.2.7 Sebagai Kelancaran Kelahiran Anak ...... 44

3.3 Analisis Pendapat Terhadap Omamori...... 45

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...... 49

4.1 Kesimpulan ...... 49

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.2 Saran ...... 50

DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

LAMPIRAN

v

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia dalam berbagai bidang kehidupan. Selain telah berhasil membangun hampir semua bidang kehidupan, negara Jepang merupakan negara yang memiliki keragaman seni dan budaya tradisional. Kebudayaan merupakan suatu fenomena sosial dan tidak dapat dilepaskan dari perilaku dan tindakan warga masyarakat yang mendukung atau menghayatinya. Dalam kehidupan masyarakat Jepang, hal mempertahankan dan meneruskan nilai-nilai budaya merupakan komponen pendukung untuk kelangsungan hidup. Hinder dalam Tri (2013), menyatakan bahwa sejak zaman dahulu hingga sekarang, rasa penyatuan terhadap alam terwujud dalam kebudayaan, kesusastraan, maupun kesenian tradisional Jepang dan juga membawa pengaruh besar dalam banyak aspek kehidupan. Sedangkan sebagai perwujudan kebudayaan tersebut adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Masyarakat

Jepang masih tetap melakukan gyoji (acara-acara tradisional) dan juga melakukan festival-festival setiap musimnya. Bahkan masyarakat Jepang mampu memperluas dan memperkenalkan nilai-nilai tradisi dan kebudayaan mereka kepada negara

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA lain. Kebudayaan dan tradisi tersebut sebagian besar berasal dari kepercayaan masyarakat Jepang.

Masyarakat Jepang memiliki kepercayaan animis. Masyarakat Jepang kuno merasakan dan menyadari kekuatan alam dan melebihi kekuatan manusia, kekuatan magis, dan kesakralan dalam fenomena alam, seperti angin, hujan, dan guntur serta benda-benda alam seperti batu, air terjun, pohon, gunung, dan hewan.

Mereka menghormati dan menyembah fenomena dan benda-benda alam tersebut sebagai . Selain benda-benda alam tersebut mereka juga menyembah berbagai benda lainnya seperti cermin, pedang dan batu mulia, (Alimansyar,

2017 : 12). Sehingga bagaimanapun majunya negara Jepang, mereka tetap melestarikan adat istiadat kebiasaan dan ritual-ritual rutin yang telah ditetapkan sejak dahulu.

Salah satu bentuk kebudayaan tersebut adalah jimat. Jimat adalah sejenis barang atau tulisan yang digantungkan pada tubuh, kendaraan, atau bangunan dan dianggap memiliki kesaktian untuk dapat melindungi pemiliknya, menangkal penyakit dan tolak bala serta sebagai pegangan hidup yang baik yang berbentuk benda keramat (bertuah). Namun, jimat di Jepang mempunyai arti tersendiri yang berkaitan dengan tradisi dan budaya. Dalam kepercayaan masyarakat Jepang mengenal adanya jimat yaitu omamori. Kepercayaan mereka terhadap omamori merupakan pengaruh kepercayaan sebagai kepercayaan asli masyarakat

Jepang. Shinto berkembang menjadi agama masyarakat Jepang dengan tempat pemujaan setempat untuk kami rumah tangga dan kami pelindung setempat.

Kegiatan peribadatannya mengutamakan pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan alam lingkungannya, sehingga para penganut agama Shinto mempercayai

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA banyak kami. Omamori merupakan benda-benda fisik yang mengandung esensi spiritual dan kekuasaan kami. Kekuatan ini yang diyakini masyarakat Jepang membuat mereka berhasil dalam bidangnya. Omamori juga memiliki manfaat untuk mendapatkan berkat dan menghindarkan diri dari gangguan makhluk jahat dan membuat mereka berhasil dalam pencapaian bisnis maupun dalam pendidikan serta menawarkan dukungan untuk keuntungan pribadi. Secara umum, omamori yang paling sering dilihat adalah berbentuk kantung kecil yang terbuat dari kain berdekorasi, berisikan secarik kertas dan di dalamnya tertulis nama kami atau suatu aksara doa. Omamori tersebut dibuat di pabrik kemudian didistribusikan ke seluruh jinja yang di Jepang, tertulis pula nama jinja tempat dibuatnya omamori tersebut, serta fungsi omamori tersebut. Omamori selanjutnya akan dikelola oleh

Kannushi. adalah sebutan khusus untuk para pendeta dalam agama

Shinto. Ia bertugas melaksanakan upacara-upacara ritual agama Shinto di jinja, termasuk dalam pengelolaan keuangan tempat tersebut. Dalam pengelolaan keuangan jinja, tugas kannushi turut mengawasi pendapatan dan pengeluaran keuangan, seperti dalam perhitungan hasil penjualan omamori dari pengunjung jinja. Omamori dapat bertahan selama setahun, setelah itu omamori tersebut harus dibawa ke jinja untuk dikembalikan. Karena jika tidak dikembalikan, omamori tersebut akan menyerap terlalu banyak nasib buruk atau kehabisan kekuatan spiritual. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan Shinto tentang pentingnya pembaruan. Omamori yang sudah lama disucikan lalu dibakar di wadah bundar di depan jinja. Membakar omamori yang sudah lama merupakan suatu bentuk penghormatan terhadap Shinto yang telah melindungi seseorang sepanjang tahun.

Setelah itu, pengunjung masuk ke dalam altar. Mencangkupkan kedua tangannya

3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA di depan dada dan berdoa. Ada pula yang membungkuk, kemudian menggoyangkan tali menjuntai yang ada di altar tersebut. Omamori tidak boleh dibuang ke tempat sampah, hal ini dianggap sebagai penghinaan terhadap kami.

Omamori didapat dengan datang langsung dan berdoa ke jinja pada saat tahun baru dengan cara membeli omamori dari petugas jinja sesuai dengan keinginan.

Beberapa jenis omamori yang umum dimiliki masyarakat Jepang adalah Kōtsū

Anzen Omamori, Yakuyoke Omamori, Kaiun Omamori, Gakugyō Jōju Omamori,

Shōbai Hanjō Omamori, Enmusubi Omamori, dan Anzan Omamori. Karena bentuknya kecil, masyarakat Jepang menggantungkan omamori pada tas, ponsel, atau kaca spion dalam mobil serta terpasang rapi di pintu toko atau restoran.

Omamori juga dijadikan souvenir ketika menjenguk orang sakit atau melahirkan, dan dihadiahkan pada orang yang hendak mengikuti ujian masuk sekolah dan perguruan tinggi. Harga dari omamori perbuah berkisar antara 500 yen hingga

1000 yen.

Menurut survei yang dilakukan oleh Kahoku Shinpo dalam website Artforia, yaitu sebuah surat kabar lokal di Miyagi, Jepang mensurvei terhadap 600 masyarakat Jepang tentang “apakah anda mempunyai omamori, baik yang diletakkan dibadan sendiri maupun di dalam mobil yang dibawa setiap hari. Hasil survei tersebut adalah 56,7 % dari responden menjawab “punya”, sedangkan 42 % menjawab tidak punya. Masyarakat Jepang menganggap akan merasa lebih nyaman ketika membeli omamori, walaupun kebanyakan masyarakat Jepang juga, membeli omamori hanya sebagai souvenir dari jinja saja.

Berdasarkan fenomena hal tersebut, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Fungsi dan Makna Omamori Bagi Masyarakat Jepang”.

4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1.2 Rumusan Masalah

Omamori merupakan benda-benda fisik yang mengandung esensi spiritual dan kekuatan kami atau Budha. Kekuatan yang diyakini masyarakat Jepang membuat mereka berhasil. Dari waktu ke waktu omamori menjadi populer, sehingga omamori menjadi tradisi Jepang yang hidup sampai sekarang. Di setiap jinja memiliki gaya omamori yang berbeda dan variasi karakter kanji yang memiliki arti sesuai dengan harapan seseorang. Omamori ikut bagian dari perkembangan budaya Jepang saat ini. Masyarakat Jepang terus menjaga tradisi kebudayaan omamori tersebut dengan mengikuti perkembangan zaman pula tanpa menghilangkan makna dari setiap jenis omamori tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut, penulis bermaksud meneliti dengan membuat rumusan permasalahan pada penelitian skripsi ini yaitu :

1. Bagaimana makna omamori bagi masyarakat Jepang?

2. Bagaimana fungsi omamori bagi masyarakat Jepang?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam hal ini penulis merasa perlu adanya pembatasan ruang lingkup pembahasan, sehingga masalah yang akan dibahas lebih terarah dan memudahkan pembaca, serta dapat membantu memahami dan menganalisa topik permasalahan nantinya.

Sesuai dengan latar belakang masalah pada penulisan skripsi ini, maka penulis membatasi ruang lingkup agar tidak terlalu luas yaitu 7 jenis omamori akan diteliti makna dan fungsi omamori yang lazim digunakan bagi masyarakat Jepang.

Penulis bermaksud melakukan penelitian terhadap makna yang terdapat dalam

5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA setiap omamori dan fungsi dari setiap jenis omamori yang ada. Penulis juga meneliti sejarah omamori, pengaruh kepercayaan masyarakat Jepang, yang sangat erat hubungannya dalam mendukung pembahasan penelitian skripsi ini.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu dengan objek omamori pernah dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yaitu Aminullah

Gea dalam skrisipnya yang berjudul “Fungsi Omamori dalam Masyarakat Jepang”

(2012). Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui lebih bagaimana masyarakat Jepang dalam memaknai dan memfungsikan omamori dalam kehidupan sehari-hari serta penulis menggunakan teori dari Buku Eugene R.

Swanger dan Peter Takayama yang menjelaskan mengenai fungsi tujuh jenis omamori yang umum digunakan masyarakat Jepang. Penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Penelitian mengenai omamori juga dilakukan oleh Dania Sakti. Seorang mahasiswa Universitas Gajah Mada dengan judul penelitian “Persepsi Kaum

Muda Jepang Terhadap Omamori” (2008). Penelitian ini menjelaskan bagaimana pandangan kaum muda Jepang dalam memaknai konsep omamori dalam kehidupan sehari-hari, dengan cara mewawancarai langsung kaum muda Jepang tersebut. Kemudian penulis juga meneliti perkembangan tradisi menyimpan dan membawa omamori dalam kehidupan masyarakat Jepang dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.

6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dalam penelitian skripsi ini, penulis melakukan penelitian yang sama dengan penelitian Aminullah Gea, yaitu menggunakan teori dari Buku Eugene R.

Swanger dan Peter Takayama. Penulis juga menambahkan jimat Jepang lainnya, yang dianggap masyarakat Jepang membawa keberuntungan, di antaranya maneki-neko, boneka daruma, ofuda, dll. Sedangkan metode pengumpulan data menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan buku, mencari jurnal dan referensi terkait. Pada penelitian ini, diperoleh adanya situasi yang menunjukkan orang Jepang tetap meneruskan kehidupan keagamaan dalam perilaku mereka sebagai penjaga tradisi kebudayaan mereka.

1.4.2 Kerangka Teori

Dalam sebuah penulisan skripsi, kerangka teori adalah hal yang sangat penting. Karena di dalam kerangka teori tersebut akan dimuat teori-teori yang relevan dalam menjelaskan masalah yang sedang diteliti. Kemudian kerangka teori ini yang digunakan sebagai landasan teori atau dasar pemikiran untuk memahami, menjelaskan, dan menilai suatu objek atau data yang dikumpulkan, sekaligus sebagai pembimbing yang menuntun dan memberi arah dalam penelitian yang dilakukan. Teori berarti pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi topik yang dipelajari.

Setiap tradisi kebudayaan memiliki sistem budaya, terdapat serangkaian konsep yang abstrak dan luas ruang lingkupnya, yang hidup dalam alam pikiran dari sebagian besar warga masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan bernilai dalam hidup. Sistem nilai budaya berfungsi sebagai suatu pedoman

7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA orientasi bagi segala tindakan manusia dalam hidupnya. Sebagai wujud nilai budayanya memuat antara lain makna dan fungsi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kerangka Teori Makna. Makna memuat paparan bentuk-bentuk simbolis sebagai ekspresi yang terdefinisikan serta kontekstualisasi bentuk tersebut dalam keseluruhan struktur pemaknaan yang tidak terlepas dari wujud simbolnya. Dengan demikian, suatu sistem pemaknaan menjadi latar budayanya yang terpadu bagi fenomena yang digambarkan.

Menurut Ogden dan Richards dalam Sudaryat, (2009 : 13), mengidentifikasi makna dalam konteks estetik berbeda dengan pengertian makna dan konteks simbolik. Omamori merupakan fenomena simbolik (lambang dari jimat Jepang).

Omamori yang menunjukkan salah satu bentuk kepercayaan masyarakat Jepang yang masih ada hingga saat ini. Masyarakat Jepang percaya omamori adalah cara untuk mempercepat pekerjaan kami karena di dalam omamori ada kami yang melindungi mereka.

Makna, bersifat intersubyektif karena ditumbuh-kembangkan secara individual, namun makna tersebut dihayati secara bersama, diterima, dan disetujui oleh masyarakat. Makna merupakan hubungan antara kata dan benda yang bersifat instrinsik yang berada dalam suatu sistem dan diproyeksikan dalam bentuk lambang. Odgen dan Richards (dalam Sudaryat, 2009 : 14) mendefinisikan tentang makna menjadi 14 rincian, dijelaskan bahwa makna itu :

1. Suatu sifat yang intrinsik;

2. Hubungan dengan benda-benda lain yang unik dan sukar dianalisis;

3. Kata lain tentang suatu kata yang terdapat di dalam kamus;

4. Konotasi kata;

8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Suatu esensi, suatu aktivitas yang diproyeksikan ke dalam suatu objek;

6. Tempat sesuatu di dalam suatu sistem;

7. Konsekuensi praktis dari suatu benda dalam pengalaman kita

mendatang;

8. Konsekuensi teoritis yang terkandung dalam sebuah pernyataan;

9. Emosi yang ditimbulkan oleh sesuatu;

10. Sesuatu yang secara aktual dihubungkan dengan suatu lambang oleh

hubungan yang telah dipilih;

11. a. Efek-efek yang membantu ingatan jika mendapat stimulus asosiasi-

asosiasi yang diperoleh;

b. Beberapa kejadian lain yang membantu ingatan terhadap kejadian

yang pantas;

c. Suatu lambang seperti yang kita tafsirkan;

d. Sesuatu yang kita sarankan;

e. Dalam hubungannya dengan lambang penggunaan lambang yang

secara aktual dirujuk;

12. Penggunaan lambang yang dapat merujuk terhadap apa yang

dimaksud;

13. Kepercayaan menggunakan lambang sesuai dengan yang kita

maksudkan;

14. Tafsiran lambang;

a. Hubungan-hubungan;

b. Percaya tentang apa yang diacu; dan

c. Percaya kepada pembicara tentang apa yang dimaksudkannnya.

9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jika ditinjau secara etimologi, dalam bahasa Jepang kata omamori berasal dari kata kerja mamoru, yang berarti melindungi atau menahan. Dengan demikian pada awalnya kepercayaan masyarakat Jepang terhadap omamori muncul dari kebutuhan dasar masyarakatnya akan perlindungan dari rasa aman dalam hidup.

Selain itu masyarakat Jepang dikenal sebagai masyarakat yang begitu menghargai dan memelihara budaya yang telah diturunkan oleh para leluhur mereka, sehingga hal itulah yang membuat masyarakat Jepang masih menyakini adanya omamori.

Teori kedua yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaitu Teori Fungsi.

Fungsi memuat ekspresi personal (mengkomunikasikan pandangan dan ide manusia), sosial (mempengaruhi perilaku kolektif orang banyak) dan fisik

(bermanfaat sebagai ruang hunian, yang efisien dalam penampilan dan tuntutan kegiatan), yang bertujuan mengoptimalisasi pemenuhan kebutuhan manusia.

Malinowski menerangkan bahwa pendekatan yang fungsional mempunyai suatu nilai praktis yang mengajarkan tentang kepentingan relative dari berbagai kebiasaan yang beragam-ragam dan bagaimana kebiasaan-kebiasaan itu tergantung satu dengan yang lainnya. (www.blog.unnes.ac.id/prestia/2015/12/03/ teori-fungsionalisme-malinowski).

Teori fungsionalisme dapat secara bermanfaat diterapkan dalam analisa mekanisme-mekanisme kebudayaan secara tersendiri. Malinowsky beranggapan bahwa semua unsur kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat, dimana unsur itu terdapat. Durkheim mengungkapkan bahwa masyarakat adalah sebuah kesatuan dimana di dalamnya terdapat bagian-bagian yang dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut mempunyai fungsi masing-masing yang membuat sistem menjadi seimbang. Bagian tersebut saling terinterdependensi satu sama lain dan

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA fungsional, sehingga jika ada yang tidak berfungsi makan akan merusak keseimbangan sistem. Dalam hal ini, masyarakat Jepang memfungsikan masing- masing omamori berdasarkan dari jenis omamori tersebut, diantara fungsinya tersebut adalah untuk kebahagiaan, untuk keamanan berlalu lintas, untuk asmara/romansa, untuk penangkal setan/kejahatan, untuk keberuntungan, untuk edukasi dan untuk kesehatan.

Menurut Van Peursen, pemikiran fungsional menyangkut hubungan, pertautan, dan relasi yang dapat digunakan untuk meringkas dan menjelaskan sejumlah gejala modern. Pemikiran fungsional dapat dilihat sebagai suatu pembebasan dari subtansialisme yang dahulu mengurung manusia.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis berdasarkan pokok permasalahannya adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui makna omamori bagi masyarakat Jepang.

2. Untuk mengetahui fungsi omamori bagi masyarakat Jepang.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian ini, hasilnya diharapkan memberikan manfaat antara lain :

1. Bagi peneliti dan pembaca, dapat memberikan pengetahuan tentang

makna omamori bagi masyarakat Jepang.

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Bagi peneliti dan pembaca, dapat memberikan pengetahuan tentang

fungsi omamori bagi masyarakat Jepang.

3. Bagi pembaca, dapat bermanfaat dan menambah bahan bacaan dan

sumber penelitian untuk Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera.

1.6 Metode Penelitian

Menurut Sutedi (2007 : 22), metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam penelitian mulai dari perencanaan, pengumpulan data, dan pengambilan kesimpulan serta disesuaikan dengan berdasarkan pada tipe dan jenis penelitiannya. Pada dasarnya penelitian bertujuan untuk memecahkan atau mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang sedang dihadapi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan mengumpulkan data, menganalisis data dan kemudian menyajikan hasil analisis data tersebut. Penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. (Koentjaraningrat, 1976 : 30). Selain itu, penulis juga menggunakan metode kepustakaan (liberary research) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan buku-buku ataupun artikel, jurnal dan bahan-bahan pustaka yang relevan dengan topik permasalahan penelitian yang dipilih penulis.

Kemudian penulis menyajikan hasil analisis data penelitian ini menggunakan metode informal. Metode informal adalah cara memaparkan dengan

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menggunakan kata-kata biasa. (Sudaryanto, 1993 : 145). Data-data yang telah dianalisis kemudian disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga membantu memudahkan para pembaca memahami analisis data penelitian ini.

Penulis menyajikan hasil analisis data dengan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini berupa Makna dan Fungsi

Omamori Bagi Masyarakat Jepang.

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG JIMAT JEPANG

2.1 Kepercayaan Masyarakat Jepang Terhadap Jimat

Kepercayaan terhadap benda merupakan hal aneh bagi masyarakat umum.

Hal ini dikarenakan kita hidup di dunia modern, sehingga modernisasi membuat manusia lebih rasional. Tetapi ini berlaku bagi masyarakat Jepang. Hasilnya, manusia memiliki kebebasan untuk menafsirkan Tuhan mereka. Namun ketika seseorang yang sangat menghormati “sesuatu” melampaui rasionalitas. Hal ini menjadi aneh ketika bangsa dikenal sebagai sekuler, percaya pada “sesuatu”. Bagi masyarakat Jepang, menjalankan tradisi dan menghormatinya merupakan tugas dan tujuan dalam hidup mereka.

Shinto merupakan suatu kepercayaan yang menyembah terhadap roh-roh nenek moyang dan para leluhur. Shinto merupakan kepercayaan yang terbentuk dari adat-istiadat asli masyarakat Jepang, termasuk juga di dalamnya kepercayaan terhadap takhayul. Tsuda menjelaskan, Shinto adalah kepercayaan religius yang ditemukan dalam adat masyarakat di Jepang dan diwariskan secara turun temurun di Jepang, termasuk juga kepercayaan terhadap hal-hal yang bersikap gaib,

(Alimansyar, 2017:2). Para penganut Shinto percaya pada sebuah jimat yang berguna sebagai pelindung.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “azimat” adalah barang atau tulisan yang dianggap mempunyai kesaktian dan dapat melindungi pemiliknya. Jimat berasal dari bahasa Portugis “factitius” berarti sesuatu yang ada pengaruh dan efeknya. John M Gobay mengatakan bahwa jimat adalah benda

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berkuasa atau dianggap sakti atau berjiwa, yang dapat menolak penyakit dan menyebabkan kebal. Dalam masyarakat Jepang, jimat disebut dengan omamori

(お守り). Omamori merupakan salah satu simbol benda yang membawa keberuntungan bagi masyarakat Jepang. Omamori saat ini telah banyak berubah sehingga menjadikan omamori sebagai objek hiasan pribadi. Omamori diproduksi di pabrik dan kemudian didistribusikan ke jinja maupun otera. Namun ada juga jinja yang memproduksi langsung omamori tersebut. Pabrik omamori hanya akan memproduksi omamori yang populer dan banyak dibeli oleh masyarakat Jepang.

Dahulu omamori di Jepang tidaklah seperti sekarang ini. Bentuk-bentuknya bermacam-macam, di antaranya ;

1. Hyoutan, omamori yang berbentuk seperti labu. Dalam cerita , hyoutan

berisi abu kayu yang digantung di atas tiang, yang dapat membantu kapal

dalam menghindari bahaya di laut (Philippi dalam Swanger, 1981:243).

Hyoutan juga berfungsi membawa kemakmuran, jika digantung di rumah,

dan membantu seseorang anggota keluarga yang memilki masalah peminum.

2. (Lonceng), memiliki fungsi, jika orangtua meletakkan suzu ke dalam

tas anak-anak mereka maka itu dapat menyelamatkan anak-anak mereka dari

lalu lintas. Ada sesuatu yang unik dari suzu, jika kita percaya suzu memiliki

kekuatan, maka suzu tersebut akan mendatangkan kemakmuran. Sebaliknya

jika kita ragu-ragu mempercayainya, maka akan mendatangkan kemalangan.

3. Takara no kozuchi (palu), bentuk omamori ini berfungsi sebagai kesehatan

anak dan kelancaran dalam melahirkan anak. Dukun di Jepang menggunakan

omamori ini sebagai mediator untuk roh, dan menggunakan drum sebagai alat

untuk memanggil arwah dari dunia lain. Bentuk omamori takara kozuchi

15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tidak cocok untuk petani atau bidang pertanian, karena dianggap tidak

memberikan hasil panen yang baik bagi mereka.

Dewasa ini, omamori bergerak dan berubah dalam berbagai bentuk dan pemaknaan sehingga muncul omamori-omamori yang berukuran mini seperti saat ini. Omamori berukuran kecil yang ada saat ini lebih praktis karena bisa disimpan dengan nyaman. Omamori yang umum digunakan oleh masyarakat Jepang adalah bentuk omamori bukuro, omamori yang dimasukkan dalam kantong khusus yang didesain sesuai dengan lokasi pembuatannya, dan dapat memilih desain sesuai dengan yang inginkan. Menurut Oto Tokohiko dalam skripsi Dania Sakti (2008:

27) menuliskan bahwa yang disebut dengan “omamori adalah sebuah azimat berupa potongan kecil kertas atau kain, yang berbentuk persegi panjang yang dijual jinja dan otera, yang dipercaya dapat mendatangkan kesehatan, keselamatan rumah tangga, kesuksesan dalam bidang finansial”.

Masyarakat Jepang percaya omamori merupakan cara untuk mempercepat pekerjaan kami, karena kami di dalam kantong omamori tersebut dapat melindungi mereka. Interpretasi omamori menurut Tanabe dan pembaca ajaran agama dalam tulisan Nidaul menyebutkan bahwa;

“Omamori adalah azimat-azimat yang mewakili manifestasi entitas rohani

seperti Tuhan. Jimat tersebut biasanya terdiri dari doa atau beberapa bentuk

prasasti agama, doa, atau teks suci yang ditempatkan di dalam tas atau wadah

yang sama dan dibawa”.

Hubungan antara masyarakat Jepang dengan omamori dapat digambarkan sebagai intersubjektivitas. Intersubjektivitas berarti hubungan antara yang lain dan manusia. Masyarakat Jepang melestarikan omamori sebagai yang lain daripada

16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA manusia. Masyarakat Jepang meletakkan omamori di tempat yang tepat dan diyakini menciptakan keajaiban. Omamori dapat dijadikan sebuah hadiah yang memungkinkan seseorang untuk menunjukkan keprihatinan terhadap orang lain.

Omamori sebagai objek yang kuat karena memiliki kekuasaan dari setiap jenisnya.

Melalui tradisi omamori tersebut, masyarakat Jepang menjadi paham bahwa segala sesuatu memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda, yang menjadikannya dunia ini selaras.

2.2 Sejarah Omamori

Berbicara mengenai asal-usul tradisi masyarakat Jepang, dalam menjalankan praktik mempercayai, memiliki dan membawa omamori dalam kehidupan masyarakat Jepang sehari-hari tidak terlepas dari periodisasi sejarah masyarakat

Jepang. Pada zaman Nara sudah dikenal adanya jimat pembawa keberuntungan seperti busur dan panah yang memberikan kehidupan, sebuah palu yang dengan kemampuan untuk mengabulkan keinginan, syal yang dapat mengusir serangga dan reptil, persik yang mengusir setan-setan. (Mendez, 2015:153). Sejak zaman itu pula, muncul benda-benda lain yang dianggap membawa keberuntungan yang memiliki kekuatan magic.

Omamori muncul pada zaman Heian, datang dari Hikayat Genji oleh

Murasaki Shikibu. Dalam cerita hikayat tersebut, Genji sedang sakit dan segala macam mantra diucapkan namun tidak ada yang dapat menyembuhkannya.

Setelah itu ia pergi ke gunung untuk menemui pertapa. Pertapa memberinya sebuah jimat dan meminta Genji untuk menelan jimat tersebut. Akhirnya Genji sembuh dari penyakitnya berkat jimat tersebut. Kemudian, pesona omamori

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menjadi populer pada zaman Tokugawa. Bentuk omamori modern sekarang ini mengambil bentuk yang sama yang digambarkan dalam The Tale of Genji, selembar kertas kecil yang mengusung nama kami dalam bahasa Sansekerta. Pada waktu itu, Shinto menjadi agama resmi dan semua masyarakat Jepang harus mengikuti Shinto.

Menurut Ono Sokyo dalam Ali (2017: 1), Shinto bukan sekedar keyakinan beragama, tetapi gabungan dari sikap, pola pikir, dan cara melakukan sesuatu yang sudah ada sejak 2000 tahun lalu dan sudah menjadi bagian dari cara hidup orang Jepang. Agama Shinto sangat mempercayai dan menjunjung tinggi keberadaan dan kesakralan kami yang dianggap memiliki kekuatan dan telah menguasai alam semesta sejak zaman dahulu. Tidak hanya diyakini mendiami langit, tetapi kami juga diyakini hidup di antara kekuatan unsur-unsur alam serta hadir dalam jiwa setiap orang. Wujudnya direpresentasikan ke dalam unsur-unsur alam seperti langit dan bumi tetapi juga benda-benda alam yang disakralkan.

Seperti pepohonan dan bebatuan. Pada intinya, semua benda dan makhluk yang bergerak, dan dapat menimbulkan kekuatan ghaib, dapat diasumsikan sebagai kami. Oleh karena itu, istilah kami dianggap tepat untuk mengekspresikan objek dari kepercayaan masyarakat Jepang tersebut. Dalam ajaran Shinto, “jika seseorang menganggap sesuatu adalah kami, maka sesuatu tersebut akan menjadi kami”. Bagi masyarakat Jepang yang menyakini keberadaan dan kekuatan kami maka untuk itu diharapkan dapat melayani kami dengan penuh ketulusan dan rasa syukur. Selain kepercayaan terhadap kami yang dianggap dapat memberikan kebahagiaan dalam kehidupan mereka, masyarakat Jepang juga percaya akan keberadaan aragami. Aragami adalah roh yang ganas dan jahat. Oleh karena itu,

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA terdapat dua kekuatan ghaib yang saling berlawanan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat Jepang, yaitu kekuatan kami dan aragami. Dengan alasan kekuasaan yang saling berlawanan itulah, Shinto sebagai agama rakyat mencoba memanfaatkan kekuasaan kami yang membawa pengaruh baik untuk perlindungan dan kekuatan diri dengan tujuan mengangkal pengaruh jahat yang dimiliki aragami.

Setelah agama Budha masuk pada abad ke-6, seperti halnya agama-agama lain yang masuk ke Jepang setelahnya, agama Budha kemudian berusaha agar diterima di lingkungan masyarakat Jepang pun turut menghormati tradisi yang berkembang dikalangan masyarakat Jepang masa itu. Dalam praktiknya, agama

Budha mengadopsi konsep keyakinan agama Shinto terhadap suatu kekuatan yang menguasai alam semesta tersebut untuk kemudian diamalkan dan dikembangkan menurut ajaran agama Budha. Hal ini diperkuat dengan adanya anggapan bahwa kami yang terdapat dalam kepercayaan Shinto merupakan jelmaan dari Budha.

Dainichi Nyorai yang arti harfiahnya “cahaya yang besar” merupakan figur yang disamakan dengan Mahavairarocana, salah satu dewa dari kelompok dewa-dewa penjuru mata angin dalam ajaran Budha Mahayana, kedudukannya sama dengan

Amaterasu-Ohmikami. (Alimansyar, 2017:15)

Pada zaman dahulu, masyarakat Jepang mengikuti bangsa Cina kuno untuk melakukan perenungan diri sebanyak tiga kali dalam setahun. Periode pertama adalah pada hari kelima dibulan kelima, yang sekarang diperingati sebagai Hari

Anak atau Kodomo no Hi. Periode kedua adalah pada hari kesembilan dibulan sembilan, yaitu saat penyelenggaraan Festival Bunga Terati atau Kikumode.

Selanjutnya, periode ketiga adalah pada tanggal 31 Desember yang merupakan

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA saat paling penting untuk melakukan perenungan diri yang dikenal dengan istilah o-misoka.

Pada malam o-misoka, seorang biksu akan membunyikan lonceng sebanyak

108 kali di kuil Budha. 108 bunyi yang digunakan pada waktu menjelang pergantian tahun tersebut menandakan semua pengaruh jahat dan kemalangan yang menimpa manusia. Pada saat gema lonceng terakhir dibunyikan, masyarakat

Jepang percaya bahwa semua pengaruh roh jahat akan pergi dari diri mereka dan meninggalkan satu roh yang dipercaya dapat menjaga dan menyingkirkan semua kesusahan di tahun yang baru.

Menjelang tengah malam, orang-orang dari berbagai daerah telah memadati jinja untuk berdoa dengan harapan mendapat berkat dari roh-roh leluhur. Di samping itu, ada alasan khusus mereka berbondong-bondong mendatangi jinja untuk mendapatkan omamori yang penjualannya dimulai setelah gema lonceng terakhir dibunyikan.

Selain itu, dihari-hari biasa pun, ada banyak juga orang yang mendatangi jinja tertentu untuk memanjatkan doa kepada kami dan selanjutnya membeli omamori untuk menjamin terkabulnya sebuah doa dan harapan. Pada zaman

Tokugawa, desain omamori sangatlah sederhana, tetapi masyarakat Jepang saat itu tidak memperdulikan desain melainkan hanya tujuan dan fungsinya saja.

Menurut Yanagita, omamori telah berubah dari waktu ke waktu dan menjadi tradisi di setiap kota di Jepang. “Masyarakat Jepang mungkin selalu percaya dalam azimat dari satu jenis atau lain, tapi azimat modern sekarang diberikan oleh jinja, pertama kali menjadi populer di periode Tokugawa dan seterusnya, dan

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA praktik dalam menggunakan azimat bagi seseorang juga hal yang baru” (Yanagita dalam Swanger, 1981:240)

Seiring dengan perkembangan peradaban masyarakat Jepang, desain omamori mengalami perubahan, omamori-bukuro yang terbungkus rapi di dalam sebuah kantong yag terbuat dari kain tebal bertuliskan nama kami dan nama jinja juga memiliki gambar karakter-karakter kartun terkenal, seperti Mickey Mouse, Hello

Kitty, Snoppy, dan Kerropi bahkan 12 tanda zodiak.

Pada masa sekarang ini, bentuk dan material sebuah omamori telah mengalami perkembangan. Seperti layaknya sebuah aksesoris gantungan pada telepon genggam (HP), omamori juga dibuat dengan model yang modern, seperti berbentuk lonceng. Omamori sering kali tergantung pada resleting tas dan kaca spion mobil. Untuk mendapatkan omamori, dapat langsung datang dan berdoa di jinja-jinja tertentu.

2.3 Simbol-Simbol Jimat Pembawa Keberuntungan Dalam Kepercayaan

Masyarakat Jepang

Manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak lepas dari simbol, khususnya dalam kehidupan spiritual. Penciptaan simbol dalam kehidupan spiritual manusia menandakan adanya kepercayaan dan keyakinan terhadap sesuatu yang bersifat abstrak sekaligus wujud ekspresi terhadap kepercayaan pribadi terhadap yang didewakan. Daya imajinasi yang melampaui logika diungkapkan secara simbolis melalui berbagai perwujudan yang nyata, namun dibalik perwujudan bentuk tersimpan suatu keyakinan mendalam. Kenyataan memang berupa fakta-fakta, terkadang menyimpan psikis sebab fakta-fakta tersebut berupa simbol. Kata

21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA simbol berasal dari bahasa Yunani, yaitu symbolos atau symbola berarti suatu benda ingatan atau tanda pengingat. Menurut Dillistone, sebuah simbol pada mulanya adalah sebuah benda, sebuah tanda, atau sebuah kata, yang digunakan untuk saling mengenali dan dengan arti yang sudah dipahami.

Simbol adalah semacam tanda yang mengandung maksud tertentu berupa objek, kejadian, bunyi bicara atau bentuk-bentuk tertulis yang diberi makna oleh manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), simbol adalah lambang.

Lambang bertujuan merepresentasikan sesuatu hal yang bersifat abstrak. Berikut ini, simbol-simbol jimat yang dianggap masyarakat Jepang dapat membawa keberuntungan.

2.3.1 Omamori

Omamori merupakan sebuah jimat yang dapat memberikan perlindungan bagi seseorang yang memegangnya. Jimat berbentuk kantung yang terbuat dari kain, yang di dalamnya terdapat aksara doa, dan ada juga nama jinja tempat omamori tersebut dibuat.

2.3.2 Ofuda

Ofuda sebuah kertas atau kayu keberuntungan berbentuk persegi panjang yang berisi aksara doa. Lembaran kertas ini sangat rapuh. Oleh karena itu, kertas tersebut ditempatkan di antara dua piring yang disebut fudabasami. Ofuda muncul pada abad ke-16 di era Genroku (1688-1704).

Pada saat itu ziarah ke kuil merupakan hal yang penting bagi kehidupan spiritual masyarakat Jepang. Ofuda dijadikan sebagai omiyage atau dosan. Hal ini

22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sebagai dokumentasi untuk membuktikan bahwa penziarah telah datang ke semua kuil yang ada di Jepang, yang tertulis tanggal pada lembaran ofuda tersebut.

Ofuda diletakkan di (altar Shinto), atau dapat juga digantung di rumah untuk melindungi seluruh keluarga, serta diletakkan di dapur untuk melindungi dari kebakaran. Ofuda yang populer dikenal dengan Jingu-Taima yang dikeluarkan oleh Kuil Ise.

2.3.3 Maneki Neko

Bagi masyarakat Jepang, maneki neko diyakini sebagai simbol keberuntungan.

Bagi yang membelinya, mengharapkan keberuntungan akan datang ke dalam kehidupannya. Selain itu, maneki neko dibuat dengan karakter yang berbeda-beda.

Perbedaan ini dapat dilihat dari segi warna, bentuk kaki, dan ornamen, yang menjadikan maneki neko lebih diminati oleh masyarakat Jepang.

Setiap warna maneki neko memiliki nilai mitos tersendiri. Misalnya, hitam sebagai simbol pelindung dari arwah jahat dan penyakit, kuning keemasan sebagai simbol kemakmuran dan kekayaan, dan maneki neko warna belang (putih, hitam, orange) sebagai simbol keberuntungan. Postur kucing yang sedang mengangkat tangan kirinya, dipercaya mendatangkan kekayaan dan keberuntungan serta dipercaya mendatangkan bisnis yang baik sehingga biasanya dipajang di toko, restoran dan berbagai tempat usaha.

2.3.4 Boneka Daruma

Boneka Daruma adalah boneka dengan bentuk bulat pendek dengan bagian dalam yang kosong serta tidak memiliki kaki dan tangan. Boneka memiliki frasa

23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA nanakorobi, yang artinya tujuh kali jatuh, delapan kali bangkit sendiri. Dalam perkembangannya, boneka Daruma mempunyai peranan dalam pembentukkan karakter masyarakat Jepang. Seperti boneka Daruma yang ketika jatuh akan bangkit lagi melambangkan sifat pantang menyerah. Boneka Daruma yang ketika didorong jatuh akan bangkit lagi menggambarkan dalam kehidupan ada saatnya berada di atas/makmur dan berada di bawah/kesusahan.

Boneka Daruma ini merupakan perwujudan dari pendeta yakni

Daruma pendiri aliran Zen. Daruma dipercaya sebagai pembawa keberuntungan dan lambang harapan yang belum tercapai. Boneka ini bisa dibeli kapan saja, akan tetapi orang-orang Jepang lebih sering membelinya pada saat ada perayaan atau festival terutama pada tahun baru. Pada tanggal 6-7 Januari setiap tahunnya diadakan pasar Daruma di dekat kuil Daruma. Kuil ini terdapat di kawasan

Takasaki di Prefektur Gunma. Kota Takasaki adalah produsen terbesar Boneka

Daruma. Selain diadakan pasar Daruma di kuil, di Takasaki juga terdapat museum Daruma. Boneka Daruma memiliki warna yang bermacam-macam.

Boneka Daruma tersedia dalam warna yang berbeda-beda, dan masing- masing warna tersebut memiliki arti yang berbeda pula sesuai dengan tujuannya masing-masing, di antaranya; warna merah melambangkan keberuntungan secara umum, kemenangan, kelulusan; warna putih melambangkan untuk keuntungan dalam perniagaan atau usaha;warna putih melambangkan hal-hal yang dirayakan atau kemenangan; warna ungu dilambangkan untuk pengabulan harapan, kemajuan karir; warna emas untuk kekayaan dan kesenangan; warna biru untuk kesuksesan dalam hidup dan peningkatan prestasi belajar; warna pink sebagai perwujudan cinta, pernikahan, dan proses kelahiran yang selamat; warna hijau

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA melambangkan kesehatan; warna kuning untuk kuning untuk kehidupan yang dinamis, kecantikan. Pada umumnya Boneka Daruma memiliki warna kemerahan dengan wajah seorang pria dengan alis dan kumis yang tebal.

2.3.5 O-mikuji

O-mikuji adalah kertas ramalan nasib yang berisi ramalan keberuntungan dan kesialan dalam tahun tersebut. Setiap individu boleh mempercayai atau tidak mempercayai apa yang tertulis pada kertas ramalan nasib, hal ini karena tidak ada ketentuan khusus. Setelah membeli o-mikuji, membaca isinya, kebanyakan orang menggulungnya lalu mengikatkannya di tempat yang telah disediakan di halaman jinja.

2.3.6 Kaeru (Katak)

Dalam bahasa Jepang yang kaeru berarti “untuk kembali”. Kaeru adalah simbol (katak) yang dipercaya membawa nasib baik. Oleh karena itu, katak menggambarkan orang-orang atau barang-barang yang akan kembali ketempat asal mereka atau rumah. Masyarakat Jepang biasanya menggantung katak kecil di dompet, tas, dll. Ketika bepergian dipercaya akan membawa harapan orang tersebut untuk kembali dengan selamat.

2.4 Jenis-jenis Omamori

Omamori sebagai benda yang diyakini mempunyai kekuatan untuk menangkal setiap ketidakberuntungan dalam hidup muncul dalam beraneka ragam jenis dan fungsi. Setiap omamori dibuat untuk melindungi pemiliknya dari

25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kemalangan yang berbeda-beda. Setiap jinja dibangun dengan tujuan untuk mengenang, menghormati dan menjadikannya sebagai tempat beribadah umat kepada kami. Di seluruh Jepang terdapat begitu banyak bangunan, baik jinja maupun otera sebagai sarana umat untuk berkomunikasi dengan Tuhannya, baik dengan cara berdoa sendiri-sendiri maupun melalui pelaksanaan sebuah ritual keagamaan.

Mengingat banyaknya jumlah kami yang menjadi objek keyakinan masyarakat Jepang dan dalam bahasa Jepang sering disebut “yaoyorozu no kami”

(delapan juta kami). Dalam kehidupan masyarakat Jepang setiap kami dipercaya mempunyai kekuatan tertentu yang mewakili setiap fase kehidupan manusia, maka terdapat pula banyak jenis omamori. Jenisnya pun terus bertambah seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan rasa aman dan perlindungan dari beragam bentuk keresahan yang timbul dimasa modern dewasa ini. Tidak dapat diketahui secara tepat berapa jumlah seluruh jenis omamori saat ini beredar di masyarakat. Akan tetapi berdasarkan hasil pembacaan sejumlah literature budaya Jepang serta hasil penelusuran data internet, dapat diperoleh sejumlah keterangan mengenai jenis-jenis omamori beserta fungsinya masing- masing.

Hasil pendataan mengenai jenis-jenis omamori yang dilakukan penulis berdasarkan keterangan yang diperoleh dari buku Eugene R. Swanger dan Peter

Takayama menyebutkan terdapat jenis omamori yang pada umumnya banyak digunakan oleh masyarakat Jepang. Sesuai dengan daftar permintaannya yaitu untuk keselamatan berlalu lintas ( 交通安全 ), menghindari kejahatan ( 厄 除 ), terbukanya keberuntungan ( 開運), pendidikan dan lulus ujian ( 学 業 成 就 ),

26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kemakmuran dalam bisnis (商売繁盛), memperoleh pasangan dan pernikahan (縁

結び), kehamilan dan kelahiran yang mudah (安産). Berikut ini penjelasannya :

1. Kōtsū Anzen ( 交通安全)

Kōtsu Anzen adalah jenis omamori yang digunakan masyarakat Jepang untuk melindungi dari marabahaya saat bepergian atau berdarmawisata. Omamori ini biasanya dibawa saat mereka akan bepergian atau berwisata ke suatu tempat.

Dahulu, omamori ini digunakan untuk melindungi pengembala. Tapi sekarang ini

Kōtsu Anzen omamori ini yang paling populer di antara jenis omamori lainnya.

Sehingga dibuat stiker untuk keselamatan lalu lintas dan dijual satu set dengan omamori sebagai hadiah bagi siapa saja yang ingin bepergian. Kōtsu Anzen omamori dapat digantungkan pada ransel sekolah pelajar di Jepang sebagai bentuk perlindungan saat mereka berjalan ke sekolah.

2. Yakuyoke ( 厄除)

Yakuyoke merupakan jenis omamori yang digunakan masyarakat Jepang agar terhindar dari kejahatan. Di dalam fase perjalanan hidup ini diperuntukkan bagi orang-orang yang berada pada usia yang dapat dikatakan kritis. Untuk laki-laki yaitu yang berada pada usia 25, 41, 42, dan 43. Sedangkan untuk perempuan yaitu yang berusia 19, 32, 33, dan 34. Kekuatan kami akan mengusir kemalangan yang berhubungan dengan waktu yang berubah atau ketidakpastian, dan juga akan menambah stabilitas hidup.

3. Kaiun ( 開運)

Kaiun merupakan omamori yang dipakai untuk membuka jalan terbukanya keberuntungan. Omamori jenis ini dikenal dengan “beruntung pesona” karena dapat menarik keberuntungan dan cocok untuk semua orang.

27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4. Gakugyō jōju ( 学業成就)

Omamori ini dipakai oleh kalangan pelajar yang akan melaksanakan ujian sekolah ataupun seseorang yang akan melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Dengan memakai omamori ini maka diharapkan akan mempermudah kelancaran dalam ujian. Omamori ini sering terselip di kotak pensil mereka bahkan orang tua di Jepang sengaja membeli omamori ini untuk anak-anak mereka.

5. Shōbai Hanjō ( 商売繁盛)

Merupakan omamori yang digunakan untuk berbisnis. Jika seseorang memiliki bisnis sendiri, maka diharapkan akan membawa keberuntungan bagi mereka serta bisnia usaha yang dimiliki dapat mendatangkan keberkahan.

6. Enmusubi ( 縁結び)

Merupakan omamori yang dipakai dalam dunia percintaan. Jika seseorang tidak memiliki pacar, maka efeknya adalah untuk menarik simpati seseorang.

Sementara bagi orang yang sudah memiliki pacar, maka efeknya adalah untuk menjalin cinta atau mempererat dalam hubungan percintaan. Banyak kalangan anak muda di Jepang yang menggunakan omamori jenis ini untuk segera mendapatkan jodoh.

7. Anzan ( 安産)

Anzan merupakan omamori yang dipakai untuk memudahkan kelahiran atau omamori yang biasa dibawa oleh ibu hamil. Bagi ibu hamil berharap akan melahirkan anak yang baik nantinya. Serta dengan memakai omamori jenis ini, maka menghilangkan rasa kekhawatiran para ibu terhadap anak yang akan dilahirkan.

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Adapun sebenarnya jumlah omamori di Jepang itu banyak sekali. Dalam buku yang berjudul “Omamori-zukan” yang ditulis oleh Tim Peneliti dari

Shintoku Kudoku Kenkyuukai (Dania, 2008:35) dapat diketahui bahwa di negara

Jepang yang terbentang dari Tohoku hingga Kyushu tercatat terdapat 146 kuil

(jinja maupun otera) yang menjual omamori. Dari 146 kuil yang ada, terdapat 56 jenis omamori yang ada di kuil tersebut.

TABEL JENIS-JENIS OMAMORI

Sumber : Buku “Omamori-zukan” karangan Shintoku Kudoku Kenkyuukai

NO Jenis Omamori Fungsi

1. Kootsu Anzen Omamori Untuk keselamatan saat bepergian

2. Kanai Anzen Omamori Untuk kesehatan serta keselamatan

diri dan keluarga

3. Gakugyoojoju Omamori Untuk keberhasilan dalam studi

4. Anzan Omamori Untuk kelancaran kelahiran anak

5. Enmusubi Omamori Untuk keberhasilan hubungan

percintaan

6. Shoobaihanjo Omamori Untuk kesuksesan dalam berniaga

7. Yakuyoke Omamori Untuk menghindarkan kemalangan

di usia-usia rawan dalam hidup

manusia, yaitu diusia 25, 41-43

tahun untuk laki-laki dan diusia 19,

32-34 tahun untuk perempuan

8. Michihiraku Omamori Agar pemiliknya selalu menemukan

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA jalan kebaikan dan kebenaran dalam

hidup

9. Gakutoku Omamori Untuk keberhasilan dalam studi

10. Shichifukujin Omamori Untuk keselamatan, kesehatan,

kesuksessan dalam studi, serta

kesejahteraan.

11. Hoosaiyoke Omamori Untuk perlindungan diri dari

kemalangan

12. Gei no Omamori Untuk kesuksessan pertunjukkan

seni

13. Shiawase Omamori Untuk kebahagiaan

14. Omamori Diyakini sebagai pembuka jalan

menuju keberuntungan

15. Eto Omamori Untuk membuka jalan

keberuntungan diawal tahun yang

baru

16. Kubosa Omamori Untuk mencapai kesuksesan dalam

bisnis dan perniagaan menurut

pemikiran Shinto

17. Hada Omamori Untuk melindungi diri dari bencana,

penyakit, dan kemalangan

18. Byooki Heiyu Omamori Untuk kesembuhan dari suatu

penyakit

19. Kin’un Omamori Untuk kelancaran finansial keluarga

30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA atau perusahaan

20. Kaifuku Omamori Untuk proses pemulihan kesehatan

21. Shooun Omamori Agar kehidupan pemiliknya selalu

dinaungi oleh nasib baik

22. Iyakugyooshugo Omamori Untuk perlindungan kesehatan diri

23. Idainyuushi Omamori Agar pemiliknya lulus ujian masuk

sekolah kedokteran

24. Wagoo Anzen Omamori Untuk keharmonisan kehidupan

keluarga

25. Shison Han’ei Omamori Untuk kelangsungan dan

kemakmuran keturunan anak cucu

26. Suinan’yoke Omamori Untuk menangkal terjadinya

bencana banjir dan kecelakaan kapal

laut

27. Kookuu Anzen Omamori Untuk keamanan dan keselamatan

dalam penerbangan

28. Fukuzeni Kaiun Omamori Untuk perbaikan nasib dan

keberuntungan dalam hal keuangan

29. Kaijoo Anzen Omamori Untuk keamanan dan keselamatan

dalam perjalanan laut

30. Bokefuuji Omamori Untuk menghindarkan diri dari

petaka ataupun penyakit

31. Bijinjooju Omamori Untuk kecantikan yang memesona

32. Fukutoku Omamori Untuk keberuntungan dan kebajikan

31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA moral pemiliknya

33. Tozan Anzen Omamori Untuk keamanan dan keselamatan

dalam pendakian gunung

34. Hiboo Kaiun Omamori Untuk mencegah kebakaran

35. Toire Shugo Omamori Untuk perlindungan kamar mandi

36. Kinshu no Omamori Agar tidak mabuk dan terhindar dari

racun yang terdapat dalam minuman

beralkohol

37. Yakuyoke Omamori Untuk menghindarkan diri dari

kemalangan dengan bantuan Raijin

38. Ganfuuji Omamori Untuk mencegah penyakit kanker

39. Kodomo no Omamori Untuk pertumbuhan dan kesehatan

anak

40. Eigo Jootatsu Omamori Untuk kelancaran dan kemajuan

dalam mempelajari bahasa Inggris

41. Kokugo Jootatsu Omamori Untuk kelancaran dan kemajuan

dalam mempelajari bahasa Jepang

42. Shakai Jootatsu Omamori Untuk kelancaran dan kemajuan

dalam bermasyarakat

43. Kenkoochooju Omamori Agar pemiliknya diberikan

kesehatan dan umur yang panjang

44. Gakuryoku Koojoo Omamori Untuk kemajuan potensi diri dalam

pelajaran

45. Supootsu Shooun Omamori Untuk keberuntungan atau

32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kemenangan dalam olahraga

46. Kaiun Shoofuku Omamori Untuk perbaikan nasib dan

membuka jalan keberuntungan

47. Shodoo Jootatsu Omamori Untuk kelancaran dan kemajuan

dalam berkaligrafi

48. Yakushinyorai Omamori Untuk kesembuhan dari suatu

penyakit menurut petunjuk Budha

49. Kamado Omamori Untuk perlindungan dapur

50. Sakanatsuri Omamori Untuk nasib baik dalam memancing

51. Tabi no Omamori Untuk keamanan dan keselamatan

dalam perjalanan

52. Tsurijin Omamori Untuk keberuntungan nelayan

53. Ryoori Jootatsu Omamori Untuk kemajuan dalam mempelajari

masakan

54. Musume Michinari Omamori Untuk kebahagiaan anak perempuan

55. Kamon Han’ei Omamori Untuk kemakmuran dan

kesejahteraan seluruh keluarga

56. Noorinsuisangyoo Hatten Untuk kemajuan bisnis atau industri

Omamori pertanian, perhutanan, dan perikanan

Setiap kuil yang ada di Jepang tidak semuanya memiliki omamori tersebut.

Seperti kuil Tenmangu di Dazaifu memiliki 9 jenis omamori berbeda yang melayani fungsi-fungsi yang berbeda pula. Sementara itu kuil Sensoji di distrik

Asakusa Tokyo, yang sebaliknya mengaku mengeluarkan omamori lebih banyak

33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA daripada kuil di tempat lain di Jepang, mempunyai 15 bentuk omamori untuk enam kebutuhan. Omamori lainnya seperti di kuil Kompira di Shikoku, menawarkan 77 jenis omamori berbeda untuk 45 kebutuhan, termasuk untuk kebutuhan-kebutuhan khusus seperti agar berhasil dalam pemilu, menghasilkan tanaman tembakau yang baik, melindungi mesin kapal, dan mencegah polusi air.

Di Jepang dikenal juga jenis omamori yang tidak biasa, yang hanya ditemukan disatu kuil di Jepang.

1. Jōhō anzen kigan adalah jenis omamori yang dibuat dalam bentuk kartu memori yang diberkati. Omamori ini dapat membantu melindungi informasi digital anda dan membuat teknologi anda bekerja dengan lancar. Omamori ini dapat ditemukan di Denden-gu, sebuah kuil untuk roh telekomunikasi di Kyoto.

2. Kumajo adalah omamori yang digunakan untuk melindungi anda dari beruang, agar tidak ikut pergi bersama anda ketika anda mendaki. Omamori ini sebagai perlindungan diri dari beruang.

3. Pet Omamori adalah omamori yang digunakan untuk melindungi anjing atau hewan peliharaan anda lainnya. Karena bukan hanya manusia saja yang butuh perlindungan dan bantuan.

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III

MAKNA DAN FUNGSI OMAMORI BAGI MASYARAKAT JEPANG

3.1 Makna Omamori Bagi Masyarakat Jepang

Dalam memaknai lambang atau simbol adalah hal yang saling berhubungan dengan pembentukan makna dari suatu benda itu sendiri, baik benda mati, maupun benda hidup, melalui proses komunikasi kelompok komunitas masyarakat tertentu. Makna adalah hubungan antara kata dan benda yang bersifat intrinsik yang berada dalam suatu sistem yang diproyeksikan dalam bentuk lambang.

Dalam Shinto menganggap semua benda hidup dan benda mati memiliki jiwa dan kekuatan. Selain itu, dalam perkembangannya simbol-simbol keyakinan terhadap segala sesuatu yang hidup dan benda mati dimunculkan dalam bidang seni. Dalam hal ini omamori dianggap sebagai salah satu bentuk kepercayaan masyarakat Jepang yang dapat memiliki kesaktian untuk melindungi diri.

Menurut pendapat Folley dalam Ulfa (2010:28) mengatakan, “A symbol is a sign in which the relationship between its form and meaning is stricly conventional, neither due to physical similarity or contextual constraints.”

Terjemahan : Simbol adalah tanda dimana hubungan di antara bentuk dan artinya benar-benar sesuai dengan adat kebiasaan, bukan karena persamaan bentuk ataupun keterbatasan kontekstual. Suatu objek dianggap sebagai simbol yang memiliki makna dalam suatu kelompok masyarakat, tetapi oleh kelompok masyarakat lainnya bisa saja objek yang sama tidak memiliki makna sama sekali.

35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Seperti yang telah dipaparkan dalam skripsi ini pada bab sebelumnya, bahwa omamori memiliki bentuk yang bermacam-macam, di antaranya omamori mame geta atau jimat geta mini, omamori berbentuk lonceng, dan omamori bukuro. Pada bab ini, penulis akan membahas bentuk omamori bukuro saja. Omamori bukuro adalah sebuah jimat yang dibungkus oleh potongan kain berdekorasi warna warni yang di dalamnya terdapat lipatan kertas atau potongan kayu bertuliskan nama kami yang sudah didoakan agar memberikan perlindungan pada saat bepergian.

Omamori ini didesain dengan berbagai bentuk khas berdasarkan lokasi pembuatannya, namun biasanya tertulis nama jinja tempat dibuatnya omamori tersebut serta fungsi omamori tersebut, seperti jimat untuk cinta, studi, pekerjaan, dan lain-lain. Harga omamori perbuah berkisar antara ¥ 500 hingga ¥ 1000

(dalam website http://J-CUL.com/omamori-jimat-keberuntungan-orang-jepang/)

3.1.1 Kōtsū Anzen Omamori ( 交通 安全 お守り)

Omamori ini berbentuk sebuah kantong yang mempunyai tinggi 8 cm, dan lebar 4,5 cm. Di dalam kantong terdapat lipatan kertas atau potongan kayu bertuliskan nama kami yang sudah didoakan. Omamori ini dipercaya masyarakat

Jepang dapat melindungi diri dari marabahaya pada saat diperjalanan. Selain itu, omamori ini juga bermakna sebagai perdamaian dan kemakmuran dalam sebuah keluarga. Pada bungkus kain omamori terdapat tulisan kanji 交通 安全 お守り dan gambar rambu-rambu lalu lintas. Omamori ini memiliki tali yang berfungsi sebagai pengait. Kōtsū Anzen Omamori lazimnya digantung di kaca spion mobil.

Dan pada umumnya omamori jenis ini berwarna biru. Warna biru pada bungkus kain omamori ini memiliki makna, kesetiaan, kekuatan, keramahan, rasa cinta,

36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kekuasaan dan warna perbedaan. Makna kekuatan pada omamori ini adalah berhubungan dengan fungsi omamori yaitu memiliki kekuatan yang dapat melindungi diri pada saat perjalanan.

3.1.2 Yakuyoke Omamori ( 厄除お守り)

Omamori ini merupakan jenis jimat yang digunakan masyarakat Jepang agar terhindar dari kejahatan. Omamori ini berbentuk sebuah kantong yang mempunyai tinggi 8 cm, dan lebar 4,5 cm dan memiliki tali pengait. Omamori ini diperuntukkan bagi orang yang berada pada usia yang dikatakan kritis dalam perjalaanan hidupnya. Untuk laki-laki yang berada pada usia 25, 41, 42, dan 43, serta untuk perempuan yang berusia 19, 32, 33 dan 34. Kekuatan kami pada omamori diyakini akan mengusir kemalangan yang berhubungan dengan waktu yang berubah-ubah dan ketangkasan dan juga akan menambah stabilitas hidup.

Omamori ini didoakan agar memberikan perlindungan dari bencana dan menjauhkan dari kejahatan. Pada bungkus kain omamori terdapat tulisan kanji 厄

除お守り. Pada umumnya Yakuyoke Omamori berwarna hitam, makna warna hitam pada bungkus omamori ini sebagai hal yang misterius dan luar biasa, serta memiliki makna keharmonisan dan spiritual.

3.1.3 Kaiun Omamori ( 開運 お守り)

Omamori yang sudah didoakan agar membuka jalan keberuntungan. Pada bungkus kain omamori terdapat tulisan kanji 開運 お守り. Omamori ini berbentuk sebuah kantong yang mempunyai tinggi 8 cm, dan lebar 4,5 cm dan memiliki tali pengait. Pada umumnya, omamori ini berwarna pink sehingga

37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA omamori ini digantung sebagai hiasan aksesoris handphone. Makna warna pink adalah rasa cinta, rsa romantis, sesuatu yang manis dan kejenakaan. Pada zaman

Heian, warna pink tidak hanya ditujukan untuk kaum perempuan. Namun, pada zaman sekarang didominan untuk kaum perempuan. Warna pink dianggap sebagai warna yang memberikan harapan agar selalu beruntung dan diliputi oleh kasih sayang.

3.1.4 Gakugyō Jōju Omamori ( 学業 成就 お守り)

Omamori merupakan jimat yaang paling populer di kalangan pelajar atau mereka yang sedang berjuang dengan masa depan pendidikannya. Hal ini karena, banyak pelajar yang menggunakan jimat ini untuk pendidikan dan agar dapat lulus ujian dan sukses dalam studi. Pada bungkus kain omamori terdapat tulisan kanji

学業 成就 お守り yang berwarna merah dengan corak warna perak. Omamori ini berbentuk sebuah kantong yang mempunyai tinggi 8 cm, dan lebar 4,5 cm. Di dalam kantong terdapat lipatan kertas atau potongan kayu bertuliskan nama kami yang sudah didoakan. Pada umumnya, Gakugyō Jōju Omamori berwarna putih.

Dalam budaya Jepang, warna putih dianggap sebagai warna kesucian dan ketulusan sehingga sering digunakan dalam upacara keagamaan Shinto. Selain itu warna putih bermakna pengharapan yang ikhlas, bersih dan terang. Makna warna perak pada kain melambangkan kemewahan dan keseriusan, serta dianggap warna yang memiliki kaitan dengan teknologi tinggi. Sehingga makna warna omamori memiliki kaitan dengan fungsi omamori yaitu keseriusan dan kegigihan dalam belajar dapat membuat pelajar berhasil.

38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.1.5 Shōbai Hanjō Omamori (商売繁盛お守り)

Omamori yang dipercaya mendatangkan kesuksesan dalam bisnis dan berbagai hal lainnya yang berkaitan dengan keuangan baik itu individual atau perusahaan. Pada bungkus kain omamori terdapat tulisan kanji 商売繁盛お守り yang berwarna emas. Warna emas bagi masyarakat Jepang mempunyai makna kekayaan, kemakmuran, kecerahan dan kemegahan. Selain itu, warna emas mempunyai arti kegembiraan dan kebahagiaan. Sedangkan warna kantong omamori ini adalah kuning. Warna kuning memiliki makna kebahagiaan serta dianggap warna yang ceria dan sebagai simbol harapan. Warna kuning juga dianggap sebagai perubahan dan relaksasi. Karena memiliki makna seperti itu maka omamori ini dibuat dengan warna kuning agar pemegang omamori tersebut menjadi makmur.

3.1.6 Enmusubi Omamori ( 縁結び お守り)

Omamori ini merupakan omamori yang sangat populer karena masyarakat

Jepang percaya jika Enmusubi Omamori ini dapat membantu pasangan yang belum menemukan jodohnya untuk segera menemukan cintanya dan sesegera mungkin melaksanakan pernikahan. Omamori ini juga digunakan untuk pasangan yang sudah menikah, adapun tujuannya adalah agar hubungan suami-istri tetap langgeng dan harmonis. Pada bungkus kain omamori terdapat tulisan kanji 縁結

び お守り. Warna dari kantong omamori ini adalah merah, ada sebuah corak seperti gambar kuil, yang berwarna emas, hijau, dan orange. Warna merah melambangkan kekuatan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Warna ini juga mempunyai arti doa dan harapan, serta warna merah dapat mengekspresikan

39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA semangat untuk meraih keberhasilan dan semangat hidup. Sedangkan warna hijau melambangkan kesegaran, keabadiaan, kesucian, dan kehidupan baru. Warna orange mempunyai makna kehangatan dan energi. Sehingga makna warna-warna tersbut dapat membantu keberhasilan dalam hubungan percintaan.

3.1.7 Anzan Omamori ( 安産お守り)

Omamori ini berfungsi untuk melindungi kandungan seseorang wanita hamil agar selalu sehat dan sang ibu dapat melahirkan dengan lancar serta menghilangkan rasa kekhawatiran ibu akan anak yang dilahirkan. Pada bungkus kain omamori terdapat kanji 安産お守り yang berwarna hitam dan gambar bayi yang menjadi ciri khas omamori ini. Warna hitam memiliki makna keharmonisan dan luar biasa. Warna kantong Anzan Omamori ini adalah pink dan putih. Warna putih kantong omamori ini memiliki makna kesucian, tak berdosa, keluguan, kelembutan serta cinta suci. Warna pink memiliki arti rasa cinta dan sesuatu yang manis yaitu bayi yang sudah lahir.

3.2 Fungsi Omamori Bagi Masyarakat Jepang

Pada umumnya, masyarakat Jepang membuat perlindungan diri dengan membeli jimat maupun dengan penyembahan. Penyembahan dipercaya dapat menghalau kekuatan roh jahat, malapetaka, dan segala penyakit. Dalam kehidupan manusia pasti ada saat mengalami masa krisis. Manusia membutuhkan pertolongan atau perlindungan untuk menghadapi masa krisis tersebut.

Masyarakat Jepang percaya terhadap benda yang memiliki kekuatan supranatural

40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA yang dapat menghalau roh-roh jahat, malapetaka dan segala penyakit dengan omamori. Adapun fungsi dari omamori adalah sebagai berikut;

3.2.1 Sebagai Keselamatan Saat Bepergian

Kōtsū Anzen Omamori adalah azimat yang berfungsi untuk keselamatan pemiliknya dalam berlalu lintas atau berkendaraan. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Jepang mempercayai adanya kekuatan Doosoojin atau Dewa

Penguasa Jalanan dan sifat masyarakat Jepang akan kebutuhan terbebas dari rasa cemas dan khawatir saat akan menempuh perjalanan, baik dengan mengendarai kendaraan sendiri maupun menaiki kendaraan umum, seperti bus, pesawat, kapal laut dan kereta api. Sehingga membuat masyarakat Jepang membutuhkan sebuah benda yang dapat mempresentasikan wujud serta kekuatan Doosoojin untuk menemani mereka dalam setiap perjalanan, agar tercipta rasa aman dan terhindar dari resiko kecelakaan. Maka masyarakat Jepang pergi ke jinja untuk berdoa dan membeli Kōtsū Anzen Omamori.

Bahkan, All Nippon Airlines (ANA) membuat omamori ini dengan warna biru untuk keselamatan saat perjalanan udara. Pemilihan warna biru ini karena didasarkan pada warna maskapai. Dan untuk omamori tersebut, diberikan sebuah label khusus, yaitu koku-anzen yang artinya keselamatan perjalanan udara.

3.2.2 Sebagai Penangkal Bahaya (keselamatan diri)

Omamori ini digunakan sebagai penangkal bahaya yang dapat menjauhkan kejahatan atau bencana apapun dari pemilik pemegang omamori. Masyarakat

Jepang dikenal sebagai bangsa yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan

41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA yang begitu pesat. Akan tetapi masyarakat Jepang tidak dapat lepas dari dunia supranatural. Omamori ini digunakan oleh masyarakat Jepang agar terhindar dari kejahatan. bentuk-bentuk kejahatan yang ditemui bermacam-macam, baik itu nyata ataupun magic. Oleh karena itu, agar aman dan selamat dari kejahatan tersebut. Maka masyarakat Jepang memakai yaku yoke omamori untuk memperkuat kesadaran dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dan biasanya disimpan di dalam dompet.

3.2.3 Sebagai Pembawa Keberuntungan

Perkembangan zaman tidak membuat masyarakat Jepang meninggalkan keyakinannya terhadap beberapa benda yang dapat membawa keberuntungan.

Mereka akan membeli benda tersebut, yaitu kaiun omamori, serta memakainya atau menyimpannya di dalam dompet. Sehingga selalu membuka jalan agar selalu beruntung.

3.2.4 Sebagai Keberhasilan Dalam Studi

Gakugyō Jōju Omamori adalah azimat yang dipercaya untuk mencapai keberhasilan dalam studi. Adapun kuil yang terkenal sebagai tempat peribadatan terhadap Dewa Ilmu Pengetahuan dan Kesusasteraan adalah Kita no Tenmangu yang terletak di Kyoto. Pembangunan kuil didedikasikan terhadap roh dari seorang ilmuwan bernama Sugawara Michizane yang kemudian dipuja-puja sebagai Dewa Ilmu Pengetahuan dan Kesusasteraan.

42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Maka dari itulah para siswa menyimpan Gakugyō Jōju Omamori tersebut dengan cara digantungkan pada resleting tas para siswa atau disimpan dengan rapi di dalam tempat pensil atau tas sekolah agar mencapai keberhasilan.

3.2.5 Sebagai Kesuksesan Dalam Berniaga

Shōbai Hanjō Omamori terdiri dari tiga buah kata, yaitu shōbai yang berarti dagang, perdagangan, atau bisnis, hanjō yang berarti kemakmuran, dan omamori yang berarti azimat. Dengan kata lain Shōbai Hanjō Omamori adalah azimat yang dipercaya dapat mendatangkan keuntungan berdagang, kesuksesan dalam bisnis yang akan dijalankan, serta untuk kemakmuran dan kesejahteraan.

Dalam kepercayaan masyarakat Jepang, ada begitu banyak kami, diantaranya terdapat satu sosok kami yang dipuja sebagai Dewa Kemakmuran, yang diyakini dapat membawa berkah dan keuntungan dalam urusan perniagaan sehingga dapat mendatangkan kemakmuran bagi pemiliknya. Kuil yang biasa digunakan untuk menyembah atau berdoa kepada Dewa Kemakmuran, antara lain adalah kuil

Daigoku dan kuil . Agar seorang pebisnis atau orang yang menjalankan usaha perniagaan lainnya senantiasa merasa didekat Dewa Kemakmuran maka mereka membutuhkan Shōbai Hanjō Omamori ini untuk disimpan.

3.2.6 Sebagai Keberhasilan Hubungan Dalam Percintaan

Enmusubi Omamori berasal dari dua buah kata, yaitu Enmusubi yang berpadanan kata dengan engumi yang memiliki arti perkawinan atau pernikahan, dan kata omamori yang berarti azimat. Dengan kata lain, enmusubi omamori

43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA adalah sebuah azimat untuk kelanggengan kehidupan perkawinan atau rumah tangga seseorang.

Dalam praktiknya, enmusubi omamori diyakini sebagai omamori yang dapat melindungi hubungan percintaan atau hubungan suami istri agar senantiasa langgeng dan rukun, dan dapat juga membantu pemiliknya dalam proses mencari jodoh atau pasangan.

3.2.7 Sebagai Kelancaran Kelahiran Anak

Anzan Omamori terdiri dari dua buah kata, yaitu anzan suru yang berarti melahirkan anak dengan mudah (selamat), dengan lancar, dan omamori adalah azimat. Dengan kata lain, anzan omamori adalah azimat untuk perempuan yang sedang mengandung yang diyakini dapat membantu kelancaran proses kelahiran seorang anak, selain itu anzan omamori juga berfungsi untuk melindungi kesehatan dan pertumbuhan bayi dalam kandungan.

Pada masa sebelum Perang Dunia II, para wanita yang sedang mengandung biasanya akan mengunjungi jinja dengan membawa sehelai obi untuk didoakan oleh seorang pendeta Shinto. Setelah diucapkan doa-doa oleh seorang pendeta

Shinto, mereka percaya bahwa roh dari Anzan no kami telah masuk ke dalam obi tersebut, dan menyakininya sebagai sebuah jimat. Selanjutnya, obi tersebut akan dililitkan pada perut wanita yang sedang mengandung. Akan tetap, pemakaian obi sebagai anzan omamori ini hanya berlangsung sampai Perang Dunia II selesai.

Selanjutnya, tercipta omamori dengan bentuk yang dikenal sekarang ini dan masyarakat mulai menggunakannya karena alasan kepraktisan. Adapun kuil yang

44

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA terkenal sebagai tempat beribadah untuk memohon keselamatan dalam proses kelahiran seorang anak adalah kuil Suitengu yang terletak di Tokyo.

3.3 Analisa Pendapat Terhadap Omamori

Pada setiap perayaan Tahun Baru, masyarakat Jepang berduyun-duyun mendatangi jinja (sebagian kecil ke otera) untuk berdoa, serta memohon keselamatan dan kesehatan ditahun yang baru, baik untuk diri sendiri maupun untuk keluarga dan kerabatnya. Setelah kunjungan ke kuil tersebut, masyarakat

Jepang akan membeli satu atau beberapa buah omamori.

Omamori merupakan salah satu hasil kebudayaan bangsa Jepang yang masih bertahan hingga generasi modern seperti saat ini. Seiring dengan perkembangan zaman, omamori pun turut mengalami berbagai perkembangan, baik dari segi bentuk maupun fungsinya.

Masyarakat Jepang seringkali bersikeras mengklaim bahwa mereka bukanlah masyarakat yang religius dan tidak begitu mempercayai takhayul serta hal-hal ghaib dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, kenyataan bahwa praktik tradisi mempercayai dan menyimpan omamori dalam kehidupan sehari-hari mereka, masih ada hingga sekarang ini.

Dewasa ini, sebagian besar dari masyarakat Jepang, yaitu kalangan kaum muda Jepang sudah tidak lagi mempercayai adanya omamori. Omamori merupakan azimat keberuntungan yang dianggap dapat melindungi pemiliknya dari hal-hal buruk dalam hidup mereka. Mereka mendapatkan omamori tersebut dari orangtua, akan tetapi mereka sudah tidak lagi mempercayai adanya kekuatan

45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA magic dalam omamori dan menganggap omamori tersebut sebagai souvenir saja.

Dan menyimpan omamori sebagai bentuk penghargaan.

Omamori yang sudah ada sejak zaman Nara, dan terus berkembang hingga sampai sekarang ini. Omamori yang umum dimiliki masyarakat Jepang adalah,

Kōtsū Anzen Omamori ( 交通 安全 お守り), Yakuyoke Omamori ( 厄除お守り),

Kaiun Omamori ( 開運 お守り), Gakugyō Jōju Omamori ( 学業 成就 お守り),

Shōbai Hanjō Omamori ( 商売繁盛お守り ), Enmusubi Omamori ( 縁結び お守

り), dan Anzan Omamori ( 安産お守り). Hal ini disebabkan karena keunikan omamori yang turut membawa budaya Jepang dan juga desain gambarnya semakin menarik saja, di antaranya membeli omamori dengan gambar-gambar lucu seperti Snoopy, Hello Kitty, Mickey Mouse, Doraemon dan tokoh-tokoh kartun lainnya.

Omamori dipakai oleh siapapun, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.

Mereka percaya dengan adanya omamori dapat memperkuat keyakinan tujuan dan maksud omamori yang diinginkan serta dapat memotivasi diri. Siapapun juga dapat pergi ke kuil untuk meminta omamori ke pendeta sesuai dengan omamori yang diinginkan. Ada juga orang-orang yang membeli omamori di toko-toko omamori, karena alasan yang lebih praktis tanpa harus pergi ke kuil. Bukan hanya oleh penduduk asli Jepang saja, omamori ini juga menjadi barang yang banyak diburu oleh turis asing. Karena pada umumnya mereka membeli omamori tersebut sebagai kenang-kenangan saat berkunjung di Jepang dan juga sebagai oleh-oleh keluarga.

Bagi masyarakat Jepang, keindahan adalah sesuatu yang selaras dengan alam dan dapat memberikan kesan atau efek bagi yang melihatnya. Pada umumnya,

46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA omamori diproduksi dengan kain yang beragam jenis warna. Warna adalah komunikasi non-verbal yang memiliki makna. Pada zaman dahulu, bangsa Jepang pun menggunakan warna sebagai salah satu komunikasi non-verbal. Hal ini terlihat dari sistem tingkat jabatan pada zaman Asuka (552-710) yang disusun oleh Pangeran Shotoku Taishi yang disebut Sistem Tingkat Jabatan Dua Belas

(Kani Junikail). Sistem ini menggunakan warna sebagai penanda jabatan atau kedudukan seseorang dalam pemerintahan. Warna tersebut digunakan pada topi yang memiliki warna yang berbeda sesuai tingkat jabatan. Urutan kedudukan dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah adalah warna ungu, biru, merah, kuning, putih, dan hitam.

Pada zaman sekarang orang memilih warna tidak hanya mengikuti selera pribadi saja. Namun juga berdasarkan kegunaan warna dan makna dibalik warna tersebut. Warna juga dapat mempengaruhi emosi dan jiwa manusia serta dapat menggambarkan suasana hati seseorang. Omamori didesain dengan bentuk dan warna yang bermacam-macam. Dari berbagai jinja dan otera yang ada di Jepang, diketahui bahwa omamori memiliki ketidaksamaan warna antara yang satu dengan yang lainnya. Desain dan warna omamori yang didistribusikan ke jinja maupun otera tidaklah sama. Pada umumnya omamori berwarna merah dan putih, yang memiliki makna kekuatan dan harapan.

Bagi masyarakat Jepang, omamori dijadikan sebagai benda pelengkap dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Jepang juga percaya bahwa omamori mempunyai kekuatan yang dapat memberikan keuntungan dalam hidup mereka.

Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa dengan membawa atau menyimpan omamori membuat perasaan lebih tenang dan lebih aman. Asumsi lain adalah jika

47

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA seseorang memiliki sebuah omamori karena pemberian dari orang lain maka sebagai bentuk penghargaan dan rasa terima kasih kepada si pemberi omamori, mereka akan tetap menyimpan omamori tersebut.

Oleh karena itu, keberadaan omamori ditengah kehidupan bangsa Jepang harus mereka hargai dan hormati. Kepercayaan masyarakat Jepang terhadap omamori ini didasari oleh kepercayaan asli yaitu kepercayaan animisme.

Kepercayaan animisme merupakan kepercayaan yang mempercayai kami-gami atau banyak dewa. Setiap kami memiliki tugas dan perannya masing-masing.

Didasari hal tersebut maka ada begitu banyak pula jenis omamori di Jepang. Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan masyarakat Jepang terhadap omamori sangat mempengaruhi kehidupan mereka, sebab Jepang percaya dengan hal-hal yang mistis.

48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Jepang seperti kita ketahui adalah negara yang maju. Tetapi dibalik semua itu,

Jepang mempunyai kebudayaan dan tradisi yang kuat. Kebudayaan dan tradisi tersebut sebagian besar berasal dari kepercayaan mereka. Maka dari itu, dalam pandangan masyarakat Jepang, omamori diyakini sebagai simbol keberuntungan.

Sehingga menjadikan omamori sebagai kebutuhan dalam hidup sehari-hari.

Omamori digunakan oleh masyarakat Jepang sebagai motivator atau sugesti diri untuk memperkuat kesadaran diri mereka. Omamori dapat pula dijadikan sebagai souvenir untuk sanak keluarga atau kerabat.

1. Omamori berbentuk sebuah kantong brokat warna merah, yang mempunyai

tinggi 8 cm, dan lebar 4,5 cm. Omamori berisi selembar kertas yang disebut

“Shinsatsu” yang ditulis nama kuil atau nama kami yang omamori tersebut

dibuat. "Shinsatsu" adalah “Go-”, yaitu benda yang tempat tinggal

kami. Go-Shintai sebuah objek penyembahan yang dipercaya kami tinggal di

dalamnya, Go-Shintai hanyalah sebuah simbol dan bukanlah diri kami yang

sesungguhnya.

2. Terdapat 7 jenis omamori yang lazim digunakan masyarakat Jepang yaitu,

Kōtsū Anzen Omamori ( 交通 安全 お守り) berfungsi sebagai keselamatan

saat bepergian, Yakuyoke Omamori ( 厄除お守り) berfungsi sebagai

penangkal bahaya (keselamatan diri), Kaiun Omamori ( 開運 お守り)

49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berfungsi sebagai pembawa keberuntungan, Gakugyō Jōju Omamori ( 学業

成就 お守り) berfungsi sebagai keberhasilan dalam studi, Shōbai Hanjō

Omamori ( 商売繁盛お守り ) berfungsi sebagai kesuksesan dalam berniaga,

Enmusubi Omamori ( 縁結び お守り) berfungsi sebagai keberhasilan

hubungan dalam percintaan, Anzan Omamori ( 安 産 お 守 り ) berfungsi

sebagai kelancaran kelahiran anak.

4.2 Saran

Dari kesimpulan dan hasil penelitian mengenai fungsi dan makna omamori bagi masyarakat Jepang, maka penulis memberikan saran sebaiknya ;

1. Sebaiknya buku-buku yang membahas tentang tradisi kehidupan di Jepang,

khususnya omamori, lebih diperbanyak lagi dalam bentuk terjemahan

Indonesia. Agar dapat menambah ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi

tentang Jepang.

2. Jepang adalah negara maju dan kaya akan teknologinya. Kaitannya dengan

kenyataan ini, seharusnya Jepang tidak mempercayaai hal-hal gaib yang

terdapat dalam omamori. Karena sesungguhnya hanya Tuhan yang dapat

melindungi kita dari apapun.

3. Sebaiknya dengan membaca skripsi ini, dapat memberi pelajaran kepada

pembaca untuk tidak mempercayai hal-hal gaib dan mendorong kita untuk

mempercayai satu Tuhan.

4. Sebaiknya kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, harus

mempertahankan kebudayaan tradisional dengan tetap menyelenggarakan

50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berbagai kegiatan tradisional, baik perayaan pelestarian maupun penggunaan busana tradisional, sebagai mana halnya dengan bangsa.

51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR PUSTAKA

Alimansyar. 2012. Keunikan Perilaku Beragama Orang Jepang, 2012 (Laporan

Mata Kuliah Prof. INOUE). . Tohoku University.

Alimansyar. 2017. Shinto Agama Asli Orang Jepang. Medan : USUPress.

Danandjaja, James. 1997. Folklor Jepang Dilihat Dari Kacamata Indonesia.

Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.

Herlina, Sandra. 2011. Suatu Telaah Budaya : Agama dalam Kehidupan Orang

Jepang. Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, 1 (2), 113-

118.

Koentjaraningrat. 1976. Manusia Dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta :

Djambatan

Mendez, Eric Texeira.2015. Ancient Magic and Modern Accessories: A Re-

Examination Of The Omamori Phenomenon. The Hilltop Review. Vol 7

Issue 2 Spring. Western Michigan University: Michiggan

______1989. Japan Echo Inc., Moto Akasaka Bldg (peny). Jepang

Dewasa Ini. Internasional Society for Educational Information, Inc. Tokyo,

Japan.

Situmorang, Hamzon. 2006. Ilmu Kejepangan I. Medan : USUPress.

Situmorang, Hamzon. 2017. Minzoku Gaku (Ethnologi) Jepang (Edisi Revisi).

Medan : USUPress.

Sudaryat, Yayat. 2009. Makna Dalam Wacana. Bandung : CV Yrama Widya

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta.

52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Swanger, Eugene R.1981. A Preliminary Examination Of The Omamori

Phenomenon. Springfield: Wittenberg University. ali-mansyar.blogspot.co.id/2012/03/hari-libur-nasional-jepang.html http://digilib.fib.ugm.ac.id/mobile/read/aeb693ac7dd7b0bc7dc68cf29d7d514a http://repository.petra.ac.id/17181/1/2010-

Fungsi%2C_Makna%2C_dan_Simbol_(Sebuah_Kajian_Teoritik).pdf https://en.wikipedia.org/wiki/Omamori https://environment.harvard.edu.religion/religion/shinto/ https://id.wikipedia.org/wiki/Perspektif https://nippon.club.net/2015/12/04/omamori-jimat-ala-jepang/ https://matcha-jp.com/id/307 https://www.kompasiana.com/rahaditya_kiki/omamori-jimat-ala- jepang_5528c9f96ea834e5518b4593 www.japanesestation.com www.tofugu.com

53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAK

FUNGSI DAN MAKNA OMAMORI BAGI MASYARAKAT JEPANG

Jepang adalah salah satu negara maju di kawasan Asia Timur. Tapi masyarakatnya masih menghargai budaya dan tradisi-tradisi leluhur. Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat Jepang yang sampai saat ini masih menjalankan dan merealisasikan segala penyembahan dan ritual sehubungan dengan kepercayaan yang mereka anut. Negara Jepang merupakan salah satu negara religius dan dalam satu tahun penuh terdapat kegiatan ritual keagamaan yang tetap berlangsung.

Omamori adalah hasil kebudayaan bangsa Jepang, yang berwujud sebuah benda yang diyakini masyarakat Jepang dapat membawa keberuntungan, keselamatan saat bepergian, penangkal bahaya, keberhasilan dalam studi, kesuksesan dalam berniaga, keberhasilan hubungan dalam percintaan, dan kelancaran kelahiran anak. Omamori berbentuk sebuah kantong yang di dalamnya terdapat mantera atau doa dari kami, dan permukaan kain omamori terdapat kanji yang mencerminkan fungsi dari omamori tersebut. Penggunaan omamori dalam kehidupan masyarakat Jepang telah dilakukan dari generasi ke generasi, yang menjadikan omamori memiliki beragam fungsi yang unik dan menarik.

Kepercayaan mereka terhadap omamori merupakan pengaruh kepercayaan

Shinto sebagai kepercayaan asli mereka. Bagian utama dari bentuk kepercayaan

Shinto difokuskan pada doa untuk menghindari nasib buruk yang akan menimpa dan agar jauh dari penyakit. Doa tersebut ditujukan kepada kami agar memberikan

54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA perlindungan dalam hidup dan masa depan yang penuh dengan harapan serta kesuksesan dalam hidup.

Melekatnya omamori pada kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang bisa dilihat dari jenis-jenis omamori yang ada. Beberapa omamori yang umum dimiliki masyarakat Jepang adalah Kōtsu Anzen Omamori, yaitu jimat untuk menjaga pemiliknya agar selamat dalam perjalanan dan saat mengemudikan kendaraan.

Ada juga Yaku-yoke Omamori, yaitu omamori untuk menghindarkan pengaruh jahat dan bencana. Shōbai Hanjō Omamori dipercaya untuk memberi keuntungan dalam berbisnis, omamori jenis ini banyak dimanfaatkan oleh mereka yang memiliki usaha. Bagi kaum pelajar, Gakugyō Jōju Omamori sangat populer karena jimat ini dipercaya bisa membawa nasib baik dalam hal pelajaran bagi para pelajar. Pelajar selalu membawa omamori ini saat mereka menghadapi ujian. En- musubi Omamori adalah jimat untuk hubungan asmara.

Bagi masyarakat Jepang, dengan mempraktikkan omamori dalam kehidupan sehari-hari, mereka yakin hal itu dapat melindungi dan memberi kekuatan kepadanya. Sebab, omamori bagi masyarakat Jepang dianggap sebagai motivator untuk mendorong mereka sukses dalam apapun. Selain itu dikarenakan ada semacam sugesti diri yang terbangun dalam diri masyarakat Jepang jika mereka memilih omamori yang tepat. Itulah sebabnya mereka tidak akan sungkan untuk membeli omamori yang diinginkan setiap tahun atau di setiap kesempatan.

Sehingga dapat dikatakan penggunaan omamori di Jepang sampai saat ini cukup merajalela. Dalam penelitian skripsi ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat

Jepang masih percaya dengan hal-hal mistis yang sangat mempengaruhi kehidupan mereka.

55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 要旨

日本社会におけるお守りの機能と意味

にほん ひがし あじあちほう せんしんこく ひと 日本は 東 アジア地方にある先進国の一つである。しかし、人々は

そせん ぶんか でんとう そんちょう おお にほんじん しんねん かんれん 祖先の文化や伝統を 尊重している。多くの日本人が信念に関連するすべ

れいはい ぎしき じつげん しょうめい にほん しゅうきょうてき ての礼拝と儀式を実現していることから 証明できる。日本は 宗教的な

こっか ひと 1ねんかん しゅうきょうてきぎしきかつどう おこな 国家の一つで、1年間に宗教的儀式活動がまだ 行 われている。

お守りは危険の抑止、研究の成功、貿易の成功、ロマンスにおける

関係の成功、滑らかな出産、幸運などをもたらすと信じられる日本文化で

ある。お守りは、神からの呪文や祈りが中に入っている袋での形をしてお

り、表面布には機能を表す漢字がある。日本人の生活におけるお守りの使

用は昔から現在にかけて行われ、お守りにはユニークで興味深いさまざま

な機能がある。

しんねん お守りの信念は、神道信仰の本来の信念である。神道の信念形式の

びょうき ふうん さ いの しゅうちゅう きぼう み 主要なことは、病気や不運を避けるために祈りに 集中する。希望に満ち

じんせい みらい ほご ている人生や未来を保護するために、その祈りは神に向けられている。

日本人の日常生活におけるお守りはその種類から見える。日本人で

いっぱんに持っているお守りは、交通安全お守りという。これは車両を運

56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 転してるか旅行中に安全に保つお守りである。次に厄除けというお守りも

あくま さいがい あり、悪魔や災害の影響を避けるためのお守りである。ビジネス上の利点

をもたらすことを信じられるお守り商売繁盛という。このお守りはビジネ

スを行っている人が使用している。学業成就というお守りは学習に幸運を

もたらすと信じられているから、学生にとって人気がある。学生は試験を

受けるときに、このお守りをよく持つ。縁結びというのは恋愛のためのお

守りである。

日常生活の中でお守りを実践することは自身を保護し、力を与える

ことができると日本人には信じている。なぜなら、お守りは日本人にとっ

てすべて成功に導くものと考えている。また、適切なものお守りを選ぶと、

日本人の中にはある自覚を持つようになる。そのため、毎年またはあらゆ

る機会には、日本人が望むお守りを買うことをためらってない。したがっ

て、お守りは今までどこでも日本社会の中で人気が高い。本稿の結論とし

ては、まだ生活に大きな影響を与える神秘的なことを日本人は信じている

ということである。

57

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LAMPIRAN

1. Kōtsū Anzen Omamori ( 交通 安全 お守り)

2. Yakuyoke Omamori ( 厄除お守り)

3. Kaiun Omamori ( 開運 お守り)

58

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4. Gakugyō Jōju Omamori ( 学業 成就 お守り)

5. Shōbai Hanjō Omamori ( 商売繁盛お守り )

6. Enmusubi Omamori ( 縁結び お守り)

59

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 7. Anzan Omamori ( 安産お守り)

60

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA