DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.162.02 P-ISSN: 0216-7484 E-ISSN: 2597-8926

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BACA TULIS HITUNG (CALISTUNG) BAGI MASYARAKAT DI DISTRIK ULILIN

Andi Saparuddin Nur1), Tobias Nggaruaka2), Agus Kichi Hermansyah3) Jurusan Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Musamus1) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra , FKIP Universitas Musamus2) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Musamus3) Email: [email protected]), [email protected]), [email protected])

Abstract The ability of Calistung is a basic knowledge that must be possessed by someone to be able to learn various things. still has lliteracy problems related to the low ability of Calistung, especially in Baidub Village, Ulilin District. The purpose of this service is to provide training and assistance to the community in Kampung Baidub to be able to improve the ability of Calistung. Service methods used are through the stages of observation, socialization, mentoring training, monitoring and evaluation. The activity will take place in May-August 2019 with the target of the illiterate community and students of Bupul XII Elementary Inpres in Baidub Village, Ulilin District. The results of this dedication were obtained by Calistung learning media in the form of simple counting tools (abacus), picture cards, word boards, and Calistung books. The level of community participation and students participating in the activities is very high as indicated by the ability of the community Calistung and elementary students in Baidub Village to increase after the implementation of the service. Keywords: learning media; Calistung; Ulilin District. Abstrak Kemampuan Calistung merupakan pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempelajari berbagai hal. Kabupaten Merauke masih memiliki permasalahan penuntasan buta aksara terkait rendahnya kemampuan Calistung khususnya di Kampung Baidub, Distrik Ulilin. Tujuan dilaksanakannya pengabdian ini adalah untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat di Kampung Baidub agar mampu meningkatkan kemampuan Calistung. Metode pengabdian yang digunakan melalui tahapan observasi, sosialisasi, pelatihan pendampingan, monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada Bulan Mei-Agustus 2019 dengan sasaran masyarakat buta aksara dan siswa SD Inpres Bupul XII di Kampung Baidub, Distrik Ulilin. Hasil pengabdian ini diperoleh media pembelajaran calistung berupa alat hitung sederhana (sempoa), kartu bergambar, papan kata, dan buku Calistung. Tingkat partsisipasi masyarakat dan siswa mengikuti kegiatan tergolong sangat tinggi yang ditunjukkan dengan kemampuan Calistung masyarakat dan siswa SD di Kampung Baidub mengalami peningkatan setelah pelaksanaan pengabdian. Kata Kunci: Media Pembelajaran, Calistung, Distrik Ulilin

1. PENDAHULUAN memunculkan berbagai persoalan, Pendidikan sejatinya diantaranya buta aksara. Berdasarkan membebaskan dari belenggu hasil survey yang dilakukan oleh Badan keterbelakangan menuju peradaban yang Pusat Statistik (BPS) 2018, tingkat buta lebih baik. Namun kenyataannya, masih aksara paling tinggi terdapat di Provinsi banyak masyarakat yang belum sebesar 28,75% (Kusuma & merasakan akses pendidikan. Tidak Halidi, 2018). Kondisi tersebut perlu adanya akses pendidikan yang memadai mendapatkan perhatian khusus, terlebih lagi pemberantasan buta aksara

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 16 No. 2 Tahun 2019 | 105

DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.162.02 P-ISSN: 0216-7484 E-ISSN: 2597-8926 diamanatkan di dalam Permendiknas tersebut tidak terlepas dari kondisi Nomor 35 Tahun 2006 (Kemdiknas, ekonomi masyarakat Kampung Baidub 2006). Kabupaten Merauke sebagai tapal yang sangat bergantung pada hasil batas NKRI memiliki peranan penting perkebunan. Akan tetapi, Kepala dalam menjaga persatuan dan kesatuan Kampung Baidub juga menyadari bangsa. Peranan tersebut tidak akan pentingnya pendidikan buat masa depan mudah dilaksanakan jika masih banyak warganya. Masih tingginya angka buta masyarakat yang berada dalam kondisi aksara di Kampung Baidub merupakan buta aksara. Sejalan dengan kebijakan permasalahan yang wajib dan mendesak pemerintah pusat, pemerintah diselesaikan. Masyarakat Kampung Kabupaten Merauke juga memiliki Baidub sebagian besar adalah suku asli komitmen yang kuat untuk menuntaskan Papua yaitu Suku Yei (68,5%) buta aksara (Maya, 2018). Distrik yang membutuhkan sarana pembelajaran menjadi fokus pemberantasan buta membaca, menulis, dan menghitung aksara diantaranya Distrik Okaba, yang interaktif dan menarik. Terlebih Distrik Jagebob, Distrik Sota, dan masyarakat yang buta aksara dan buta Distrik Ulilin. angka yang lebih didominasi oleh orang Distrik Ulilin merupakan distrik tua. yang berbatasan langsung dengan Penggunaan media pembelajaran Negara Papua Nugini dan Kabupaten membaca, menulis, dan menghitung Boven Digoel. Kampung yang (Calistung) sangat efektif dalam mengalami tingkat buta aksara paling membangkitkan motivasi belajar. Media tinggi di Distrik Ulilin adalah Kampung pembelajaran merupakan sarana untuk Baidub. Angka melek huruf masyarakat memanipulasi konsep abstraksi dari Kampung Baidub hanya 32,6% dengan suatu informasi menjadi lebih dekat tingkat partisipasi pendidikan dasar dengan pengalaman belajar sebelumnya. 29,53%. Fasilitas pendidikan berupa Sebagai contoh untuk membelajarkan sekolah sangat terbatas dengan jumlah konsep geometri kepada siswa akan pengajar yang terbatas pula. terasa sulit jika hanya melalui objek Berdasarkan hasil wawancara abstrak, namun jika diilustrasikan ke bersama Kepala Kampung Baidub, dalam bentuk visual atau benda konkret terungkap bahwa warga memiliki maka siswa akan lebih mudah keinginan kuat untuk belajar dan memahaminya (Nur & Nurvitasari, menyekolahkan anaknya, namun kondisi 2017); (Supriyadi & Nur, 2019). Seperti yang ada memaksa warga kurang peduli halnya dengan Calistung, siswa yang terhadap masalah pendidikan. Orang tua hanya mengenal konsep membaca lebih senang jika anaknya ikut berkebun, melalui bacaan tanpa ada pengenalan berburu atau mencari kayu gaharu di huruf atau kata terlebih dahulu akan hutan karena hasil yang diperoleh dapat sangat sulit. Konsep perhitungan jika langsung dirasakan dibandingkan jika tidak didahului dengan pengenalan harus bersekolah. Pandangan warga angka atau objek yang mengilustrasikan

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 16 No. 2 Tahun 2019 | 106

DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.162.02 P-ISSN: 0216-7484 E-ISSN: 2597-8926 makna angka maka tentu tidak akan tersebut juga berbeda. Menurut mampu menghasilkan kemampuan (Hermansyah, 2017b) siswa SD tidak berhitung dengan baik. mampu membaca dan menulis Hasil penelitian Hermansyah disebabkan lambatnya respon verbal (Hermansyah, 2017a) menyebutkan terakuisi menjadi simbol abstrak dalam bahwa pemahaman anak dalam bentuk huruf dan tanda kalimat. membaca lebig baik diawali dengan Meskipun siswa mampu berbicara pengetahuannya tentang berbicara dengan baik jika kemampuannya pengalaman di lingkungan sekitar. Anak memahami huruf lambat maka akan perlu didekatkan dengan situasi yang berakibat pada kurangnya kemampuan nyata serta memiliki makna dalam membaca dan menulis. Sementara itu, kehidupannya. (Nur, 2016) (Nur & Massang, 2016) menyebutkan mengungkapkan bahwa mempelajari bahwa kemampuan matematika siswa sesuatu yang bersifat konteks (sesuai dipengaruhi oleh faktor keluarga dan diri dunia nyata) lebih memudahkan siswa sendiri. Siswa yang malas berhitung atau mengolah abstraksi informasi daripada menganggap matematika kurang memperolehnya melalui penjelasan bermanfaat dalam kehidupannya dapat guru. Membaca, menulis dan berhitung menjadikan seseorang tidak dapat merupakan keterampilan dasar yang berhitung. Sejalan dengan hal tersebut, dibutuhkan oleh setiap manusia. (Nggaruaka, 2017) menemukan bahwa Kemampuan Calistung tidak dapat seseorang yang telah berada pada tahap langsung diberikan tanpa adanya dewasa, namun belum mampu membaca stimulus. Menurut (Nggaruaka, 2017) dan menulis lebih banyak dipengaruhi seseorang dalam belajar berbahasa harus oleh faktor lingkungan, seperti berada di menguasai keterampilan berbicara sesuai komunitas yang buta aksara sehingga dengan kondisi alamiahnya. Berbicara tidak memiliki kepentingan untuk merupakan instrumen dalam belajar atau merasa malu karena kondisi merangsang kognisi seseorang membaca buta aksara seakan-akan telah menjadi dan menulis. Hal tersebut disebabkan identitas. berbicara merupakan aktivitas fisik yang Oleh karena itu, pendekatan dilakukan secara verbal sedangkan pemberantasan buta aksara dan buta membaca dan menulis merupakan angka di Kampung Baidub sebagai aktivitas mental yang membutuhkan wujud nyata dukungan terhadap program banyak abstraksi. Pemerintah Kabupaten Merauke yang Target kegiatan pengabdian menjadikan pendidikan dasar sebagai Calistung di Kampung Baidub adalah pilar pembangunan menjadi sangat siswa SD dan masyarakat. Permasalahan urgen. Pendekatan yang dilakukan Calistung yang dialami siswa SD adalah melalui program pembuatan dengan masyarakat Kampung Baidub media pembelajaran Calistung untuk adalah hal berbeda. Pendekatan yang siswa SD Negeri Bupul XII dan digunakan untuk mengatasi masalah masyarakat Kampung Baidub.

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 16 No. 2 Tahun 2019 | 107

DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.162.02 P-ISSN: 0216-7484 E-ISSN: 2597-8926

2. METODE PELAKSANAAN masih mengalami masalah calistung Kegiatan pengabdian ini bertempat di balai kampung. dilaksanakan di Kampung Baidub d. Monitoring dan Evaluasi Distrik Ulilin pada Bulan Mei-Agustus Bentuk monitoring yang dilakukan 2019. Metode pelaksanaan dalam adalah memastikan seluruh aparat kegiatan pengabdian ini dibedakan atas kampung dan masyarakat mendukung beberapa tahapan utama, yaitu: terlaksananya kegiatan dengan terlibat a. Observasi langsung dalam pelatihan calistung. Proses mengumpulkan data Hambatan dan kendala yang dihadapi di tentang masyarakat Kampung Baidub lapangan secepat mungkin didiskusikan yang masih mengalami kesulitan dengan aparat kampung untuk calistung dan siswa yang belum mampu memperoleh solusi terbaik. Sementara calistung. Tim pengabdian melakukan itu, bentuk evaluasi kegiatan dilakukan audiensi bersama aparat kampung dan dengan mentabulasi jumlah masyarakat pihak sekolah dalam menganalisis yang belum mampu calistung sebelum kebutuhan paling mendesak warga untuk dan sesudah kegiatan berlangsung. menangani masalah calistung. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN b. Sosialisasi Pelaksanaan kegiatan diawali Pada kegiatan ini, dilakukan dengan melakukan survey lapangan di wawancara bersama guru SD Inpres Kampung Baidub Distrik Ulilin untuk Bupul XII, aparat kampung, dan menganalisis kebutuhan pengabdian Bamuskam Kampung Baidub. Tujuan pada tanggal 31 Mei 2019. Tujuan dilakukannya sosialisasi agar informasi dilaksanakannya survey adalah untuk kegiatan dapat tersampaikan ke seluruh memantapkan persiapan pelatihan warga dan siswa yang memerlukan pembuatan media Calistung di SD Inpres pelatihan dan pendampingan pembuatan Bupul XII dan Kampung Baidub. Tim media pembelajaran Calistung. pengabdian melakukan diskusi bersama c. Pelatihan dan pendampingan kepala kampung untuk memetakan Kegiatan pelatihan dan masyarakat yang masih tergolong buta pendampingan dilakukan sebanyak dua aksara serta pendekatan yang tepat tahap. Tahap pertama dilakukan digunakan pada saat pelatihan. Tim juga pendampingan dan pelatihan bagi guru melakukan diskusi dengan Kepala SD SD Inpres Bupul XII. Guru diberikan Inpres Bupul XII untuk memperoleh bimbingan teknis terkait penggunaan informasi tentang kesulitan guru media pembelajaran Calistung di dalam membelajarkan siswa dan jumlah siswa kelas. Untuk mencapai tujuan yang belum mampu Calistung. pelaksanaan kegiatan, siswa ikut telibat Berdasarkan hasil survey dalam proses pendampingan diperoleh data sebanyak 18 warga masih pembelajaran media calistung. Tahap belum dapat melakukan Calistung, 43 kedua dilakukan pelatihan dan warga dapat membaca dan menghitung pendampingan pada masyarakat yang

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 16 No. 2 Tahun 2019 | 108

DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.162.02 P-ISSN: 0216-7484 E-ISSN: 2597-8926 namun belum dapat menulis dengan kepala kampung dan kepala sekolah baik. Sementara itu, terdapat 30 siswa diperoleh kesepatakan jadwal yang belum mampu membaca dan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: menulis dengan baik. Pertemuan dengan

Tabel 1. Jadwal kegiatan PkM Calistung di Kampung Baidub

Tanggal Kegiatan 15 Juni 2019 Pembahasan media Calistung yang akan digunakan pada kegiatan pelatihan 21-23 Juni 2019 Pelaksanaan pelatihan Calistung di Kampung Baidub 20-21 Juli 2019 Monitoring dari rumah ke rumah terkait perkembangan kemampuan Calistung 3-4 Agustus 2019 Evaluasi kegiatan dan tindak lanjut

Berdasarkan diskusi bersama tripleks, dan kertas. Adapun media kepala kampung diperoleh kesepakatan Calistung yang digunakan adalah: terkait media Calistung yang akan sempoa, kartu huruf, kartu bergambar, digunakan merupakan alat-alat buku calistung, kotak operasi hitung sederhana dan mudah dijumpai di bilangan negatif, dan media tulis kata. lingkugan sekitar seperti kayu, plastik,

Gambar 1. Pertemuan dengan kepala kampung Proses pembuatan media Calistung dalam kegiatan PkM ini adalah dengan melibatkan mahasiswa semester akhir ikut mendiskusikan perangkat calistung dalam mengembangkan serta membuat serta terjun langsung ke lapangan konsep alat peraga yang akan digunakan. bersama tim. Konsolidasi untuk Bentuk konkrit keterlibatan mahasiswa pemantapan waktu pelatihan

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 16 No. 2 Tahun 2019 | 109

DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.162.02 P-ISSN: 0216-7484 E-ISSN: 2597-8926 didiskusikan bersama dan diperoleh SD Inpres Bupul XII dan tanggal 23 Juni kesepakatan pada tanggal 22 Juni 2019 2019 di Balai Kampung Baidub. tim PkM melaksanakan pengabdian di

Gambar 2. Konsolidasi tim untuk kegiatan pelatihan Calistung Pelaksanaan pelatihan Calistung dari tim PkM. Siswa menunjukkan sikap pada tanggal 22 Juni 2019 berlangsung antusias yang tinggi dalam mengikuti di SD Inpres Bupul XII diikuti oleh 46 kegiatan, ditandai dengan banyaknya siswa dan 4 guru. Kegiatan diawali siswa yang ingin tampil di depan kelas. dengan sambutan dari ketua tim PkM Pada sela-sela kegiatan, guru juga ikut dan Kepala Sekolah beserta perkenalan bertanya terkait dengan teknik merakit tim dengan guru dan siswa. Selanjutnya, media yang digunakan, khususnya pada kegiatan dipusatkan di ruang kelas media berhitung seperti sempoa. dengan membagi siswa ke dalam Penggunaan media Calistung yang tingkatan kelas tinggi dan kelas rendah. mudah dan murah menjadi daya tarik Pada kegiatan simulasi media Calistung, bagi guru mengikuti kegiatan PkM. guru ikut memperhatikan pengarahan

Gambar 3. Siswa belajar merangkai huruf menggunakan media kartu bergambar

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 16 No. 2 Tahun 2019 | 110

DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.162.02 P-ISSN: 0216-7484 E-ISSN: 2597-8926

Kepala SD Inpres Bupul XII peralatan sederhana yang terdapat di memberikan apresiasi kepada tim yang lingkungan sekitar. telah memberikan pelatihan pembuatan Minat masyarakat, khususnya media Calistung bagi siswa dan guru. yang masih mengalami kendala Kegiatan yang dilaksanakan di SD calistung tergolong tinggi. Sebanyak 74 Inpres Bupul XII merupakan langkah warga yang mengikuti kegiatan nyata kehadiran perguruan tinggi yang pelatihan 62% diantaranya masih sangat dibutuhkan oleh sekolah di daerah memerlukan bimbingan terkait masalah perbatasan dan terpencil. Calistung. Masyarakat dengan Kegiatan pelatihan pada tanggal 23 kemampuan Calistung kategori rendah Juni 2019 dipusatkan di Balai Kampung merupakan warga lanjut usia dengan usia Baidub dengan mengundang masyarakat 50-80 tahun sedangkan masyarakat serta prajurit TNI satuan tugas penjaga dengan kemampuan Calistung kategori perbatasan (Satgas Pamtas RI-PNG). sedang merupakan penduduk lokal yang Kegiatan di balai kampung difokuskan sebagian besar adalah hasil perkawinan pada keterlibatan masyarakat dalam campuran lintas negara. belajar calistung secara mandiri agar Kegiatan pelatihan Calistung di dapat membantu anak-anak balai kampung mendapatkan respon mengembangkan sarana belajar yang positif dari berbagai pihak termasuk efektif di rumah. Pelaksanaan kegiatan prajurit TNI Satgas Pamtas di Kampung diawali dengan pemaparan singkat dari Baidub. Bentuk perhatian yang diberikan tim pengabdian tentang media Calistung terhadap kelancaran kegiatan adalah yang dapat dikembangkan menggunakan dengan mengamankan seluruh rangkaian kegiatan.

Gambar 4. Peserta pelatihan Calistung di balai kampung

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 16 No. 2 Tahun 2019 | 111

DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.162.02 P-ISSN: 0216-7484 E-ISSN: 2597-8926

Pelaksanaan monitoring sebagai media Calistung. Masyarakat upaya keberlanjutan kegiatan pelatihan memberikan respon yang sangat baik dilaksanakan secara door to door. Tim dengan menunjukkan kemampuan pengabdian memastikan seluruh hasil Calistung kepada tim. Kepala kampung kegiatan dapat diterapkan oleh juga ikut mendata masyarakat sebelum masyarakat dan guru sehingga dan sesudah pelaksanaan kegiatan mempercepat proses penuntasan buta pengabdian kemampuan Calistungnya aksara di Kampung Baidub. Pelaksanaan mengalami peningkatan. Berikut hasil monitoring dilaksanakan tim bersama peningkatan kemampuan Calistung yang kepala kampung mendatangi rumah dialami oleh masyarakat Kampung warga dan menanyakan kemajuan yang Baidub setelah pelaksanaan kegiatan. telah diperoleh melalui penggunaan

50 Buta Aksara 40 Calistung Kategori 30 Rendah 20 Calistung Kategori Sedang 10 Calistung Kategori Tinggi 0 Pra Kegiatan Pasca Kegiatan

Gambar 5. Peningkatan Kemampuan Calistung Masyarakat Kampung Baidub Monitoring juga dilaksanakan di diberikan oleh guru, diperoleh data SD Inpres Bupul XII terkait penggunaan peningkatan kemampuan Calistung media pembelajaran Calistung oleh siswa setelah kegiatan seperti pada siswa. Berdasarkan informasi yang gambar 6.

35 Tidak bisa Calistung 30 25 Calistung Kategori 20 Rendah 15 Calistung Kategori 10 Sedang 5 Calistung Kategori Tingi 0 Pra Kegiatan Pasca Kegiatan

Gambar 6. Peningkatan Kemampuan Calistung Siswa SD Inpres Bupul XII

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 16 No. 2 Tahun 2019 | 112

DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.162.02 P-ISSN: 0216-7484 E-ISSN: 2597-8926

Peningkatan kemampuan Calistung. Kepala sekolah dan guru SD Calistung yang diperoleh setelah Inpres Bupul XII sangat mengapreasiasi pelaksanaan pelatihan dan kegiatan pelatihan dan pendampingan pendampingan tergolong cukup tinggi, yang telah dilaksanakan oleh tim khususnya pada masyarakat di Kampung pengabdian sehingga mampu Baidub. Tercatat masyarakat yang telah menghasilkan suatu media pembelajaran mampu Calistung kategori tinggi yang dapat membantu siswa menjadi dua kali lipat dari sebelum meningkatkan kemampuan Calistung. pelaksanaan kegiatan. Masyarakat yang Pendidikan merupakan ujung masih buta aksara sebelumnya tombak dari perubahan kondisi suatu berjumlah 18 orang menjadi tersisa 2 bangsa menuju ke arah yang lebih baik orang setelah dilaksanakan kegiatan dan bermartabat. Masyarakat yang telah pelatihan. Masyarakat yang belum memahami arti penting pendidikan mampu Calistung sebanyak 2 orang sejatinya telah menemukan puing-puing tersebut merupakan warga usia lanjut peradaban dan memiliki harapan untuk dengan keterbatasan penglihatan. membangun masa depan yang lebih Berdasarkan informasi dari kepala cerah. Pelatihan pembuatan media kampung, masyarakat sangat antusias pembelajaran Calistung yang dalam mempelajari Calistung baik yang dilaksanakan di Kampung Baidub difasilitasi oleh aparat kampung maupun Distrik Ulilin merupakan langkah awal belajar mandiri bersama anak-anak di untuk memastikan tidak terdapat lagi rumah. Dorongan belajar yang mulai ruang gelap ketertinggalan pendidikan di tumbuh merupakan awal yang baik bagi pelosok negeri. Berkembangnya pemberantasan buta aksara di Kampung pengetahuan dan pemahaman Baidub, Distrik Ulilin. masyarakat di Kampung Baidub terkait Sementara itu, kemampuan Calistung merupakan harapan untuk Calistung di SD Inpres Bupul XII mulai lahirnya generasi yang terbebas dari buta menunjukkan hasil yang aksara. menggembirakan. Sebanyak 26 siswa 4. PENUTUP yang sebelum pelaksanaan pelatihan belum dapat Calistung berkurang Pelaksanaan kegiatan pelatihan menjadi 7 siswa dan terus menunjukkan pembuatan media Calistung di Distrik kemajuan untuk dapat membaca dengan Ulilin menghasilkan perangkat media lancar. Hampir setengah jumlah siswa Calistung berupa sempoa, kartu telah berada pada kemampuan Calistung bergambar, papan kata, dan buku kategori sedang yang sebelum Calistung. Media yang digunakan pelaksanaan kegiatan lebih didominasi selanjutnya dikembangkan sendiri oleh siswa belum dapat Calistung. masyarakat dan guru untuk keperluan Peningkatan yang dialami siswa tidak pembelajaran secara mandiri. terlepas dari peran aktif guru dalam Penggunaan media pembelajaran mengembangkan media pembelajaran Calistung dapat membantu masyarakat

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 16 No. 2 Tahun 2019 | 113

DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.162.02 P-ISSN: 0216-7484 E-ISSN: 2597-8926 dan siswa memahami proses membaca, Mengenalkan Nilai-Nilai Moral menulis dan berhitung secara lebih cepat. Kemanusiaan melalui Bermain Adapun saran untuk keberlanjutan Peran. Edukasi, 4(1). program penuntasan buta aksara adalah Hermansyah, A. K. (2017b). Nilai-Nilai perlu adanya perhatian bagi masyarakat Kemanusiaan dalam Buku 100 yang memiliki disabilitas serta usia Cerita Anak Pilihan dan lanjut. Pengembangan media Calistung Kesesuaiannya sebagai Bahan hendaknya dapat membantu masyarakat Pembelajaran Sastra di Indonesia. yang memiliki berbagai keterbatasan Al Ibtida, 4(1). fisik. UCAPAN TERIMA KASIH Kemdiknas. Pedoman Pelaksanaan Tim pengabdian mengucapkan Gerakan Nasional Percepatan terima kasih kepada DRPM Penuntasan Wajib Belajar Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Pendidikan Tinggi yang telah mendanai dan Pemberantasan Buta Aksara, kegiatan ini melalui Skema Pengabdian Pub. L. No. Permendiknas No.35 Kemitraan Masyarakat (PkM) Tahun Tahun 2006 (2006). Indonesia. Anggaran 2019. Kusuma, A. I., & Halidi, R. (2018). 5. DAFTAR PUSTAKA Kemendikbud : Tingkat Buta Aksara di Indonesia Turun Drastis. Hermansyah, A. K. (2017a). Desain Retrieved February 22, 2019, from Pembelajaran Berbicara untuk https://www.suara.com/health/201 Merauke: Universitas Musamus. 8/09/04/140511/kemendikbud- Nur, A. S. (2016). Pengaruh Penerapan tingkat-buta-aksara-di-indonesia- Pembelajaran Kontekstual Setting turun-drastis Kooperatif Tipe Team Games Maya. (2018). Pemda Merauke Fokus Tournament (TGT) Terhadap Pemberantas Buta Aksara, Hari Kemampuan Pemecahan Masalah Aksara Internasional. Retrieved Matematika. Aksioma Jurnal October 8, 2018, from Pendidikan Matematika, 5(1), 15– https://portal.merauke.go.id/news/ 25. 3659/pemda-merauke-fokus- Nur, A. S., & Massang, B. (2016). pemberantas-buta-aksara-hari- Pengaruh Pola Asuh Orang Tua , aksara-internasional.html Konsep Diri , dan Motivasi Nggaruaka, T. (2017). Implementasi Berprestasi terhadap Prestasi Teknik Retrival dalam Belajar Matematika Siswa Kelas Pembelajaran Bahasa Indonesia di IX SMP Negeri di kota Merauke, SMP. In Seminar Nasional 2(2), 89–96. Kependidikan Fakultas Keguruan Nur, A. S., & Nurvitasari, E. (2017). dan Ilmu Pendidikan (pp. 88–96). Geometry Skill Analysis In

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 16 No. 2 Tahun 2019 | 114

DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.162.02 P-ISSN: 0216-7484 E-ISSN: 2597-8926

Problem Solving Reviewed From Supriyadi, & Nur, A. S. (2019). The Difference of Cognitive Style Pembuatan Media Pembelajaran Students Junior High School. Matematika dan IPA yang Journal of Educational Science Terintegrasi dengan Nilai Budaya and Technology, 3(3). Lokal Pada SMP YPK Tomer. Sarwahita, 16(1), 56–67.

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 16 No. 2 Tahun 2019 | 115