Pedoman Pengamalan ABS-SBK
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
SEMINAR KEBUDAYAAN MINANGKABAU GEBU MINANG 2010 SKM-GM 2010 Padang, 12 - 13 Desember 2010 PEDOMAN PENGAMALAN ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH SYARAK MANGATO ADAT MAMAKAI, ALAM TAKAMBANG JADI GURU Didahului dengan Pidato Kunci ( Keynote Speaker) Dari Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A. Disepakati dalam Seminar Kebudayaan Minangkabau Gebu Minang 2010 SKM-GM 2010 Padang, 13 Desember 2010 SEKRETARIAT GERAKAN EKONOMI DAN BUDAYA MINANG JAKARTA, 2010 Jl. Kayumanis I No.24 RT.002/02 Jakarta Timur 13130 Telp./Faks : 021. 859 03567, 0812 822 0321 DAFTAR ISI I. UMUM A. Sekapur Sirih Dewan Eksekutif Gebu Minang B. Pidato Kunci Prof.Dr. Azyumardi Azra, M.A. C. Kata Sambutan Ketua Umum Gebu Minang D. Laporan Ketua Umum Panitia Penyelenggara SKM-GM 2010 E. Rekomendasi Terpilih Dari Seminar Kebudayaan Minangkabau Gebu Minang Kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat F. Pegiat Seminar Kebudayaan Minangkabau Gebu Minang 2010 G. Daftar FGD ( Focused Group Discussion ) II. PEDOMAN PENGAMALAN ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH SYARAK MANGATO ADAT MAMAKAI, ALAM TAKAMBANG JADI GURU I. PENDAHULUAN 1. Minangkabau dalam Lintasan Sejarah. 2. Tantangan, Peluang, dan Rujukan. a. Tantangan dan Peluang. b. Rujukan Ayat-ayat Al Quran dan Hadits Nabi yang Terkait dengan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. c. Pepatah dan Petitih yang Terkait dengan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. d. Rujukan Hukum. e. Rujukan Kelembagaan. II. BAGIAN PERTAMA A. Ajaran. 1. Pengertian. 2. Hakikat Ajaran Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. 3. Intisari Ajaran Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. 4. Fungsi Ajaran Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. B. Tolok Ukur Perwujudan. 1. Tolok Ukur Rohaniah. 2. Tolok Ukur Lahiriah. III. BAGIAN KEDUA A. Kelembagaan. 1. Wilayah Kebudayaan Minangkabau. 2. Koordinasi Pembangunan Nagari. 3. Lembaga-lembaga Kewaspadaan terhadap Bencana.Alam. B. Tatanan Sosial Minangkabau. 1. Tiga Jenis Lareh. 2. Lareh Koto Piliang. 3. Lareh Bodi Caniago. 4. Lareh nan Panjang. C. Unsur-unsur Tatanan Sosial Minangkabau. 1. Kaum dan Tanah Ulayat Kaum. 2. Suku dan Tanah Ulayat Suku. 3. Nagari dan Ulayat Nagari. 4. Peranan Harta Pusaka. 2 D. Hubungan Kekerabatan dan Nama Diri Orang Minangkabau. 1. Hubungan Kekerabatan. 2. Anak-anak Minangkabau. 3. Keluarga dan Harato Pusako Randah. 4. Malakok. 5. Bundo Kanduang/Kaum Perempuan. 6. Kaum Muda. 7. Nama Diri. 8. Pemberian Gelar Sako dan Sangsako. E. Kesetaraan dan Jejaring Kerjasama antara Warga Minangeanah dan Minangrantau. F. Kepemimpinan Sosial. 1. Tungku Tigo Sajarangan. 2. Forum Tungku Tigo Sajarangan. 3. Jejaring Informasi dan Koordinasi. IV. BAGIAN KETIGA A. Akhlak. 1. Ruang Lingkup. 2. Akhlak Ibu dan Kaum Perempuan Minangkabau. 3. Akhlak Bapak dan Kaum Pria Minangkabau. 4. Akhlak Anak dan Kaum Muda Minangkabau. 5. Akhlak Penghulu, Tungganai, dan Mamak. 6. Peran Alim Ulama dan Pembinaan Akhlak Umat. 7. Kewajiban Mengubah Nasib. 8. Akhlak Berusaha. B. Pembekalan Para Pelaku Utama Ajaran Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. 1. Pembekalan Calon Ibu dan Calon Bapak. 2. Pembekalan Calon Alim Ulama. 3. Pembekalan Calon Pemangku Adat. C. Jaminan Nafkah yang Memadai bagi Alim Ulama dan Pemangku Adat Purnawaktu. 1. Jaminan Nafkah Tetap. 2. Sumber Jaminan Nafkah Tetap. V. BAGIAN KEEMPAT ; SANKSI TERHADAP PELANGGARAN a. Sanksi MoraL dan Sanksi Sosial. b. Sanksi Adat. c. Sanksi Hukum. d. Paga Nagari. VI. BAGIAN KELIMA : IKHTIAR MEMBANGUN KESEJAHTERAAN. A. Bidang Sosial Ekonomi. 1. Badan Usaha. 2. Pendayagunaan Sumber Daya Alam di Darat dan di Laut. 3. Pembangunan Potensi Maritim. 4. Dukungan Modal Usaha. 5. Kepariwisataan. B. Bidang Sosial Budaya. 1. Bahasa Minang. 2. Pepatah Petitih. 3. Kesenian. 4. Pencak Silat dan Olah Raga Tradisional Lainnya. VII. BAGIAN KEENAM : PENANGGULANGAN BENCANA. 1. Penanggulangan Bencana 2. Tujuh Saran Kebijakan Pemerintah Jangka Pendek dan Jangka Menengah. 3. Kewaspadaan terhadap Ancaman terhadap Nilai-nilai Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. 3 VIII. BAGIAN KETUJUH : LINGKUP KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA. A. Hak, Tanggung Jawab, dan Kewajiban Kewarganegaraan. 1. Filsafat, Ideologi, dan Hukum Nasional. 2. Hak Asasi Manusia. 3. Harmonisasi Hukum. B. Kerjasama dan Program Prioritas. a. Kerjasama Kelembagaan. b. Program Prioritas. c. Pembekalan Pejabat Pemerintah. IX. BAGIAN KEDELAPAN A. Bahan Kajian. a. Kajian Norma. b. Kajian Kelembagaan. c. Kajian Hukum. d. Kajian Kesejarahan. B. Lembaga-lembaga Kajian dan Advokasi. a. Lembaga Kajian dan Advokasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. b. Lembaga Kajian dan Advokasi Pembangunan Nagari. c. Lembaga Kajian dan Advokasi Pembanagunan Potensi Maritim. d. Lembaga Kajian dan Advokasi Pemulihan Hak atas Tanah Ulayat. X. BAGIAN KESEMBILAN : PELAKSANAAN. 1. Pengamalan dan Penyempurnaan Pedoman Pengamalan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. 2. Pembentukan Forum Tungku Tigo Sajarangan. 3. Pengubahan Pedoman Pengamalan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. III. LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Pokok - pokok ajaran adat minangkabau, Adat Basandi Syarak - Syarak Basandi Kitabullah beserta penjelasannya dan berlaku untuk seluruh wilayah minangkabau B. Kesimpulan Hasil Pembahasan SKM GM 2010 1. Komisi A : ABS-SBK Dan Tungku Tigo Sajarangan 2. Komisi B : Membangun Nagari Kemasa Depan Di Sumatera Barat 3. Komisi C : Pendayagunaan Pottensi Maritim Dan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir 4. Komisi D : Pemulihan Hak Atas Tanah Ulayat 5. Komisi E : Masalah Mitigasi Bencana Dan Kegiatan Pasca Bencana 6. Transkrip Tulis tangan hasil SKM-GM 2010 C. Hasil Seminar Dalam Rangka Pra KKM - Revolusi Biru Dan Penanggulangan Bencana, 7-8 Agustus 2010 di Teluk Bayur D. Hasil Pra Kongres Kebudayaan Minangkabau 12 Oktober 2010 di Padang E. Hasil Kesepakatan Pertemuan Antara Gebu Minang Dengan Para Tetua Masyarakat Kurai Lima Jorong 21 November 2010 F. Daftar Hadir Sidang Komisi SKM-GM 2010 G. Daftar Hadir Peserta SKM-GM 2010 H. Makalah-makalah Pembicara pada SKM GM 2010 I. Daftar Bacaan J. Photo Dokumentasi 4 5 SEKAPUR SIRIH DEWAN EKSEKUTIF GEBU MINANG Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wa taala, kepengurusan Gerakan Ekonomi dan Budaya Minang (Gebu Minang) periode 2005-2010 mempersembahkan naskah ‘Pedoman Pengamalan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah; Syarak Mangato Adat Mamakai; Alam Takambang Jadi Guru” — yang dibahas dan disempurnakan dalam Seminar Kebudayaan Minangkabau Gebu Minang di Padang pada tanggal 12-13 Desember 2010 - kepada seluruh masyarakat Minangkabau, baik di Ranah maupun di Rantau. Pasal 4 Anggaran Dasar Gebu Minang (2005) menegaskan bahwa Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah; Syarak Mangato Adat Mamaki; Alam Takambang Jadi Guru adalah merupakan dasar organisasi, yang jelas harus ditindaklanjuti. Namun, oleh karena belum tersedianya rujukan yang memadai, Gebu Minang merasa perlu untuk mengambil prakarsa untuk memulai rumusan yang amat mendasar tersebut. Upaya penyusunan ini dimulai dengan rangkaian seminar, lokakarya, serta focused group discussion, di Jakarta dan di berbagai kota di Sumatera Barat, yang kemudian dilewakan kepada seluruh orang Minangkabau melalui fasilitas internet. Naskah ini dibangun dan juga dilewakan setapak demi setapak, untuk menampung [hampir] seluruh pendapat dan pandangan mengenai tema ini, paling akhir dalam Drat 19, bulan November 2010 . Sedianya, naskah ini direncanakan untuk dibahas dan diputuskan oleh seluruh – atau sebagian besar orang Minangkabau – dalam sebuah Kongres Kebudayaan Minangkabau ( KKM ). Namun rencana tersebut tidak dapat dilaksanakan oleh karena satu dan lain hal, sehingga jadwal pelaksanaan KKM tersebut terpaksa tertunda beberapa kali. Upaya membahas dan mengambil kesimpulan terhadap naskah ini akhirnya dapat dilangsungkan dalam format Seminar Kebudayaan Minangkabau Gebu Minang 2010. Harus diakui bahwa tidaklah mudah untuk merumuskan sebuah naskah yang mampu menampung semua pandangan dan disetujui oleh semua orang . Terdapat demikian banyak pendapat dan tafsir terhadap materi yang akan dibahas, yang kelihatannya telah demikian lama tidak sempat atau belum sempat dibahas secara mendasar dan mendalam. Syukur Alhamdulillah, setelah melalui rangkaian panjang kegiatan yang sangat melelahkan, dan didukung oleh berbagai kalangan yang juga merasakan adanya kebutuhan untuk merumuskan dan menyepakati Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah; Syarak Mangato Adat Mamaki; Alam Takambang Jadi Guru sebagai jati diri, identitas kultural, dan rujukan moral, akhirnya Pedoman Pelaksanaan ini dapat disepakati. Sudah barang tentu Pedoman Pelaksanaan ini belumlah sempurna. Selain oleh karena ada sebagian masyarakat Minangkabau yang merasa pandangannya belum terwadahi dalam Pedoman Pelaksanaan ini, juga oleh karena adat yang salingka nagari beserta pemahaman kita tentang syarak tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu kepengurusan Gebu Minang periode 2005-2010 berharap agar dokumen ini dapat disempurnakan secara berlanjut di masa datang. Kepada seluruh fihak dan kalangan yang dengan bermurah hari telah memberikan saran, masukan, bahkan kritik – khususnya kepada para sanak yang telah datang dari nagari-nagari yang jauh untuk hadir dalam Seminar Kebudayaan Minagkabau 2010 – kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu melimpahkan rahmat, nikmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua. Amin. Jakarta, 31 Desember 2010. 6 KONSOLIDASI KULTURAL SUKU BANGSA MINANGKABAU: Aktualisasi ABS-SBK di tengah Tantangan Lokal, Nasional