Volume 4 Nomor 2 E-ISSN: 2527-807X Juli-Desember 2019 P-ISSN: 2527-8088

REFLEKS PAN KE DALAM BAHASA TABA: LANGKAH AWAL MENGUJI HIPOTESIS ADRIANI & KRUYT (1914)

Burhanuddin [email protected] Mahyuni [email protected] Sukri [email protected] Universitas Mataram

Abstract: This study aims to explain Proto-Austronesian (PAN) reflexes in the Taba Language in North as a first step to test the hypotheses of Adriani & Kruyt (1914). To explain the problem methodologically, a direct interview method was used in the field to Taba speakers. Interviews used 200 basic vocabulary and 500 cultural vocabulary words. The data analysis uses a top- down approach, a method of comparison and shared innovation according to those found in the principles of historical linguistic studies. Phonologically the Austronesian languages of South , including Taba, according to Adriani & Kruyt (1914) occur the final vowel removal and middle sound removal in the initial pressured word. The results of the identification turned out that not all PAN's final vocals experienced the disappearance of the Taba language, but experienced retention and innovation. Likewise in the middle position, there is very little PAN sound that is eliminated from the initial pressured word. Whether Adriani & Kruyt's hypothesis (1914) applies to other Austronesian languages of South Halmahera that need to be studied further. Keywords: historical linguistics, retention, innovation, phonological feature

PENDAHULUAN Makian Timur (di Pulau Makian) dan Bahasa Taba (Tb) disebut juga Dialek (di Pulau Kayoa). bahasa Makian Timur, merupakan Sebenarnya, di bagian barat Pulau salah satu bahasa Austronesia yang Makian terdapat bahasa Makian Barat. digunakan di bagian timur Pulau Bahasa ini oleh sebagian besar ahli Makian, Halmahera Selatan Provinsi linguistik historis digolongkan ke Maluku Utara. Istilah bahasa Taba dalam bahasa Non-Austronesia (NAN). digunakan oleh Bowden (2001) dan Di wilayah Halmahera Selatan, wilayah Kamholz (2014), sedangkan bahasa bahasa antara bahasa-bahasa Makian Timur digunakan Blust (2013) Austronesia dan Non-Austronesia tidak dan Lewis dkk (2016). Bahasa Taba memiliki batas-batas geografis yang juga digunakan di Pulau Kayoa jelas karena keberagamannya. Oleh (sebelah selatan Pulau Makian) dan karena itulah, dalam tulisan ini tersebar di beberapa tempat di Pulau digunakan istilah bahasa-bahasa Halmahera dan . Oleh para ahli Austronesia Halmahera Selatan, linguistik seperti Masinambow (1967), karena di wilayah ini terdapat penutur Blust (2013), Kamholz (2014) dan Lewis bahasa Non-Austronesia yang dkk (2016), isolek Taba di Pulau Kayoa kompleks. dianggap sebagai dialek yang berbeda Secara linguistik historis, bahasa dengan di Pulau Makian. Oleh karena Taba digolongkan ke dalam itu, Blust (2013) membagi bahasa Taba Subkkelompok Halmahera Selatan menjadi dua dialek, yaitu Dialek bersama lima bahasa Austronesia

85

Burhanudin, Mahyudi & Sukri lainnya, yaitu Buli (Bl), Maba (Mb), jamak si dijadikan sebagai penanda Sawai (Sw), Gebe (Gb), dan Gane (Gn) nomina jamak, dan (4) menggunakan (Burhanuddin, Sumarlam & Mahsun genetif terbalik (urutan pemilik- 2017 bandingkan dengan Blust 1978; termilik). Badan Bahasa 2008, dan Kamholz, Berdasarkan uraian di atas, tulisan 2014). Selanjutnya, Blust (1978), ini bermaksud menjelaskan dua hal, Kamholz (2014), dan Burhanuddin, yaitu bentuk inovasi internal aspek Sumarlam & Mahsun (2019) membagi fonologi dan aspek leksikal yang terjadi bahasa-bahasa tersebut menjadi dua dalam bahasa Taba, dari perspekstif kelompok, yaitu Halmahera-Timur- linguistik historis. Studi ini bersifat Tengah-Selatan (HTTS) yang terdiri linguistik historis karena atas Buli, Maba, Sawai, dan Gebe) dan pengidentifikasian terhadap kedua Halmahera Selatan-Selatan (HSS) yang aspek tersebut dilakukan melalui terdiri atas Gane dan Taba. Menurut perbandingan unsur kebahasaan yang Blust (1978), Kelompok Halmahera terdapat dalam bahasa Taba dengan Selatan terdiri atas Buli, Maba, Patani, lima bahasa Halmahera Selatan lain Sawai, Gane, dan Taba, tetapi Badan yang sekerabat dengannya. Bahasa (2008), mengidentifikasi Maba dan Patani sebagai dua dialek dari satu TINJAUAN PUSTAKA bahasa, sedangkan Kamholz (2014) dan Ada beberapa studi yang relevan Burhanuddin (2017) menambahkan dengan studi ini baik dari aspek tujuan Gebe dalam kelompok ini. maupun objek yang dikaji. Pertama, Subkelompok Halmahera Selatan Adriani & Kruyt (1914) menjelaskan oleh sebagian besar linguistik historis ciri-ciri Subrumpun Halmahera termasuk dalam Kelompok Halmahera Selatan-Papua (HSPB). Menurutnya, Selatan-Papua Barat (SHWG). Istilah Subrumpun HSPB memiliki empat ciri, Kelompok Halmahera Selatan-Papua yaitu (1) hilangnya vokal akhir; (2) Barat diperkenalkan oleh Adriani & banyak kata menunjukkan Kruyt (1914), dan didukung oleh Blust penghilangan posisi tengah pada silabe (1978, 1983/84, dan 1993). Keanggotaan yang diawali oleh tekanan; (3) kata kelompok ini terbentang dari barat ganti orang ketiga jamak si dijadikan mencakup semua bahasa Austronesia sebagai penanda nomina jamak; dan (4) di Halmahera Selatan, Kepulauan Raja menggunakan genetif terbalik (urutan Ampat, Waigeo, Salawati, Misol, Pesisir pemilik-termilik). Kedua, Kamholz Utara Kepala Burung, Pesisir Teluk (2014) menjelaskan fonem Proto- Cenderawasi, Kepulauan Biak, Hingga Subrumpun HSPB dan Sarmi di paling timur pesisir utara, mengelompokkan bahasa-bahasa daratan Papua. Secara keseluruhan SHWG dalam beberapa kelompok. jumlah bahasa yang termasuk dalam Ketiga, Jamulia (2016) menjelaskan kelompok ini diperkirakan antara 27-41 hubungan budaya komunitas- bahasa (Badan Bahasa 2008; Blust komunitas Halmahera Selatan dari 2013; dan Lewis dkk. 2016), termasuk perspektif budaya dan bahasa, tetapi bahasa Taba. tidak berdasarkan kerangka kerja Adriani & Kruyt (1914), dengan dalam studi linguistik historis yang menggunakan data terbatas dalam sesungguhnya. bahasa Buli dan Taba, menyimpulkan Ketiga, Burhanuddin, Sumarlam, bahwa Kelompok Halmahera Selatan- Mahsun, & Fernandez (2016) Papua Barat memiliki empat ciri, yaitu menjelaskan tentang urgensi bahasa- (1) hilangnya vokal akhir, (2) banyak bahasa Halmahera Selatan perlu dikaji kata menunjukkan penghilangan posisi secara linguistik historis. Keempat, tengah pada silabi yang diawali oleh studi Burhanuddin, Sumarlam, tekanan, (3) kata ganti orang ketiga Fernandez, & Mahsun (2017) berjudul 86 Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019

Refleks PAN ke dalam Bahasa Taba: Langkah Awal Menguji Hipotesis Adriany & Kruyt (1914)

Kekhasan Aspek Fonologi dan Leksikal Trussel (2014) dalam Blust’s Bahasa Sawai di Maluku Utara Austronesian Comparative Dictionary. Perspektif Linguistik Historis. Studi ini Lalu, data dianalisis menggunakan menjelaskan tentang perbedaan bahasa pendekatan top-down, dengan melihat Sawai dengan bahasa Halmahera perubahan bunyi dari PAN dan PHS ke Selatan lainnya (Maba, Taba, Buli, dalam bahasa-bahasa Halmahera Gane, dan Gebe) secara linguistik baik Selatan dengan metode komparatif, secara fonologis maupun leksikon. teknik inovasi bersama. Secara metodolologis, penjelasan terhadap hal tersebut dilakukan REFLEKS PAN DAN RESPONS dengan cara membandingkan bahasa TERHADAP HIPOTESIS ADRIANI & Sawai dengan lima bahasa Halmahera KRUYT (1914) Selatan lainnya. Kelima, studi Sesuai tujuannya, pada bagian ini Burhanuddin, Ahmadi & Yulida (2018) dijelaskan refleks PAN ke dalam tentang Refleks Proto-Austronesia bahasa Taba yang terurai pada (PAN) ke dalam Bahasa Buli di Maluku subbagian pertama. Hasil identifikasi Utara. Studi ini bertujuan menjelaskan tersebut kemudian dibandingkan tentang pola perubahan PAN ke dalam dengan hipotesis Hipotesis Adriani & bahasa Buli tanpa mengaitkan dengan Kruyt (1914) yang diuraikan pada hipotesis yang dibuat Adriani & Kruyt subbagian kedua. (1914), meskipun bahasa Buli Refleks PAN ke Taba merupakan anggota Subrumpun Berdasarkan data yang Halmahera Selatan-Papua Barat. dikumpulkan, dalam bahasa Taba, Keenam, studi Burhanuddin (2018) ditemukan pola refleks PAN ke dalam yang berjudul Internal Innovation of Taba. Taba in Northern Maluku Historical Linguistics Perspective. Studi ini mirip *p dengan studi yang dilakukan Hasil identifikasi menunjukkan Burhanuddin, Sumarlam, Fernandez & PAN *p pada posisi awal mengalami Mahsun (2017), hanya saja objek perubahan secara teratur menjadi h, kajiannya bahasa Sawai. Keenam, sedangkan menjadi f dan s terjadi Burhanuddin, Mahyuni & Sukri (2019) secara tidak teratur. Hanya sedikit tentang tanggapan secara umum data ditemukan *p mengalami retensi, tentang hipotesis Adriani & Kruyt artinya terjadi secara tidak teratur. (1914). Studi ini melibatkan enam Pada posisi tengah, *p dalam bahasa bahasa Halmahera Selatan, yaitu Taba mengalami retensi dan inovasi (h Maba, Buli, Sawai, Gane, Taba, dan dan b) masing-masing terjadi secara Gebe. Namun, studi yang secara tidak teratur. jika data diperluas, spesifik menjelaskan ihwal hipotesis perubahan menjadi h dimungkinkan tersebut dalam bahasa Taba belum terjadi secara teratur. Adapun pada dijelaskan. posisi akhir hanya mengalami inovasi secara tidak teratur menjadi q. METODE PENELITIAN Data (1a) Data kebahasaan dalam bahasa PAN Taba Taba dan lima bahasa Halmahera *paniki (kelelawar) nhik *p>h/#- Selatan lainnya dikumpulkan *pe u (penyu/kura-kura) h n menggunakan metode wawancara ɲ ɛ *paqiC (pahit) mhait berupa 200 kosa kata dasar dan 1000 kosa kata dasar, teknik catat dan *penuq (penuh) mɛhɔn rekam (Mahsun, 2013). Metode Dalam Burhanuddin, Sumarlam, & dokumentasi digunakan untuk Mahsun (2019) dinyatakan bahwa PAN mengumpulkan Proto-Austronesia *paniki „kelelawar‟> *panik> *fanik (*p (PAN) yang direkonstruksi Blust &

Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019 87 Burhanudin, Mahyudi & Sukri

> f teratur dalam bahasa-bahasa *qetut (kentut) citɔi Halmahera Selatan) > *fnik> *hnik *kuta(n,ɲ)a (tanya) kutan (perubahan *p atau *f menjadi: h *pitu (tujuh) pit teratur dalam bahasa Taba) > Taba: (2e) nhik (metatesis). PAN *peɲu (penyu)> *Niteq „aren, enau‟ nɔu *t > ø/#-# *feɲu> *heɲu> *henu> Taba: hɛn. PAN (2f) *paqiC (pahit)> *paqit> *pait> *fait> *dakit (rakit) dat *t > t /-# *hait> Taba: mhait. Adapun PAN *lumut (lumut) lumut *penuq „penuh‟ > *fenuq > *henuq > *qetut (kentut) citɔi *henu > *hen > *mhen > *mhen > *mehen > Taba: mɛhɔn (disimilasi). *C (1b) Data (3a)-(3f) memperlihatkan *pariaq (pare) pɔpare *p > p/#- bahwa PAN *C mengalami retensi dan *pitu (tujuh) pit inovasi masing-masing terjadi secara tidak teratur. Pada posisi tengah (1c) mengalami inovasi menjadi t secara *paRi (pari) fa *p > f/#- teratur dan menjadi: y secara tidak *pija (berapa) fis ɔ teratur. Adapun pada posisi akhir (1d) mengalami perubahan secara tidak *qatep (atap) yɔtas *p > s/#- teratur menjadi: s dan ø. Perubahan *C (1e) menjadi: t pada posisi akhir *sepat (empat) phɔt *p > p/#-# dimungkinkan terjadi secara teratur *kapua (kapas) kailupa jika datanya diperluas. (1f) (3a) *tipis (tipis) mnihis *p > h/#-# *CawiN (tahun) taun *C > t/#- *sipan (lipan) lihan (3b) (1g) *Caki (berak/tahi) cioi *C > c/#- *qasep „asap‟ ɲɛasɔq *p > q/-# (3c) (1h) *kuCu (kutu) kut *C > t/#-# *tiup „tiup‟ uho *p > q/-# *maCa (mata) mtɔ *t *aCay (mati) mɔt Data (2a)-(2f), apabila dicermati, *qiCeluR (telur) tɔlɔ PAN *t pada posisi awal mengalami (3d) retensi dan inovasi masing-masing *aCas (atas) yase *C > y/#-# tidak teratur menjadi: ø dan n. Pada (3e) posisi antarvokal, *t mengalami retensi *likaC (kilat) lilas *C > s/-# secara teratur, menghilang secara tidak teratur. Begitu juga pada posisi akhir (3f) mengalami retensi secara teratur. *kuliC (kulit) likɔ *C > ø/-# (3g) (2a) *langiC (langit) langit *C > t/-# *takut (takut) kiu *t > ø/#- *paqiC (pahit) mhait *tiyup (tiup) uho *c (2b) PAN *c mengalami perubahan *tipis „tipis‟ mnihis t > n/#- menjadi s dan terjadi secara tidak (2c) teratur dalam bahasa Taba, misalnya *tilen (telan) tɔlan t > t/#- *pica „kapan‟ menjadi Taba: paisɔ. (2d) *k *qatep (atap) yɔtas t > t /#-# PAN *k pada posisi awal mengalami *rantay (kalung) rante retensi secara teratur. Selain itu, pada

88 Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019

Refleks PAN ke dalam Bahasa Taba: Langkah Awal Menguji Hipotesis Adriany & Kruyt (1914) posisi awal mengalami penghilangan *qutaɳ (hutang) utaɳ secara teratur dan menjadi l secara *qasawa (kawin) isow tidak teratur. Pada posisi tengah, *k *qatimun (timun) timu mengalami retensi dan penghilangan (5d) secara teratur, sedangkan menjadi: y *qiSu (hiu) wɔi *q > w/#- dan l terjadi secara tidak teratur. (5e) Adapun pada posisi akhir PAN *k *laɳaw (lalat) plaɳ *q > t/#- mengalami retensi secara tidak teratur. (5f) (4a) *Caqu (tahu) unak *q > ø/#-# *kutana (tanya) kutan *k > k/#- *liseqeS (telur kutu) lɔs *kuliC (kulit) likɔ *paqiC (pahit) mhait *kamay (tangan) kɔmɔ (5g) *kapua (kapas) kɔpas *daraq (darah) loq *q > q/-# (4b) (5h) *kaSu (kamu) au *k > ø/#- *Rumaq (rumah) um *q > ø/-# *ka-wanan(kanan) ɔyan *pariaq (pare) pɔpare *kasiw (kayu) ay *peɲuq (penyu) hɛn (4c) *salaq (salah) sɔl *kikur (ekor) kaku *k > k/#-# *takut (takut) kiu *b *siku (siku) kuo Pada posisi awal, PAN *b mengalami retensi dan inovasi (4d) (menjadi: p) secara tidak teratur, yaitu *wakaR (akar) wowo *k > ø/#-# *dakit (rakit) dat PAN *buɳa „bunga‟ dan *bubu „cucu‟ > Taba: bu a dan buq (PAN *b > b/#-) *Caki (tahi/berak) ciɔi ɳ serta PAN *baɳun „bangun‟ > Taba: (4e) paɳin (PAN *b > p/#-. Begitu juga pada *Sikan (ikan) iyan *k > y/#-# posisi tengah, menghilang secara tidak (4f) teratur, yaitu PAN *buɳa „bunga‟ > *likaC (kilat) lilas *k > l/#-# Taba: buɳa. (4g) *d dan *z * (ayam) manic *k > k/-# Bunyi *d mengalami retensi dan *q inovasi (menjadi: l) secara tidak teratur Pada posisi awal PAN *q mengalami pada posisi awal, yaitu PAN *dakit penghilangan dan menjadi: y secara „rakit‟ > Taba: dat serta *deɳeR „dengar‟ teratur. pada posisi awal juga berubah > Taba: lɔɳga. Adapun PAN *z pada menjadi ɲ, w, dan t secara tidak teratur. posisi tengah mengalami perubahan Pada posisi dan akhir, *q juga menjadi: l secara tidak teratur, hanya mengalami penghilangan secara ditemukan pada PAN *maquzan „hujan‟ teratur. Pada posisi akhir, mengalami > Taba: ulan. retensi secara tidak teratur. *j dan *g (5a) Pada posisi tengah PAN *j *qasep (asap) ɲɛasɔq *q > ny/#- mengalami perubahan, menjadi: s (PAN (5b) *pija „berapa‟ > Taba: fisɔ) dan ø (PAN *qatep (atap) yɔtas *q > y/#- *ulej > Taba: lɛt), serta menjadi: t (PAN *qasiRa (garam) yasin *ijuSung „hidung‟ > Taba: hungo) pada *qasin (asin) miyasin posisi akhir masing-masing terjadi secara tidak teratur. Adapun pada (5c) posisi awal, PAN *g mengalami retensi *qudaɳ (udang) ulaɳ *q > ø/#- secara tidak teratur, misalnya *garut

Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019 89 Burhanudin, Mahyudi & Sukri

„garuk‟ dan *jagah „jaga‟ > gag dan jaga- (8b) jaga. Niteq (aren/enau) nɔu *N > n/#- *m dan *n (8c) PAN *m pada posisi tengah dan *Nipis (tipis) mnihis *N > n/#-# akhir masing-masing mengalami (8d) retensi secara teratur, sedangkan pada *waNu (madu) madu *N > d/#-# posisi awal mengalami retensi secara (8e) tidak teratur. *qaNiCu „setan‟ guwo *N > ø/#-# (6a) (8f) *manuk (ayam) manic *m > m/#- *maquzaN (hujan) ulan *N > n/-# *maCa (mata) mtɔ *kawanaN (kanan) oyan (6b) *CawiN (tahun) taun *ami (kami) am *m > m/#-# *qasiN (asin) miyasin *Rumah (rumah) um *ɲ dan *ɳ *miqmiq (air kencing) maimi Pada posisi awal dan tengah, PAN *lumut (lumut) lumut *ɲ berubah menjadi: n, secara tidak *qatimun (timun) timu teratur. *lima (lima) lima (9a) (6c) *ɲamuR (embun) nomi *ɲ > n/#- *inum (minum) imin *m > m/-# *ɲiuR (kelapa) niwi *ɲ > n/#- *tanam (tanam) tɔnam (9b) *enem (enam) pɔnam *peɲuq (penyu) hɛn *ɲ > n/#-# Pada posisi tengah dan akhir, PAN *kutaɲa (tanya) kutan *n masing-masing mengalami retensi secara teratur. Adapun pada posisi PAN *ɳ pada posisi tengah masing- awal menghilang secara tidak teratur. masing mengalami retensi dan inovasi (menjadi: m dan ø) secara tidak teratur. (7a) Adapun pada posisi akhir mengalami *nia (dia/ia) i *n > ø/#- retensi secara teratur dan menjadi: n (7b) secara tidak teratur. *manuk (ayam) manic *n > n/#-# (10a) *tanem (tanam) tɔnam *bubuɳan (bubungan) puɳan *ɳ > ɳ/#-# *rantay (kalung) rante *laɳaw (lalat) plaɳ *paniki (kelelawar) nhik (10b) *enem (enam) pɔnam *baliɳbiɳ (belimbing) balimbin *ɳ > m/#-# dan sebagainya (10c) (7c) *baɳbaɳ (kupu-kupu) babaɳ *ɳ > ø/#-# *Sipan (lipan) lihan *n > n/-# (10d) *baɳun (bangun) paɳin *baɳbaɳ (kupu-kupu) babaɳ *ɳ > ɳ/-# *N *qudaɳ (udang) ulaɳ Pada posisi awal, PAN *N menjadi: *tepeɳ (mencicipi) tohaɳ m dan n secara tidak teratur, *ulaɳ (ulang) mulaɳ sedangkan pada posisi tengah menjadi: dan sebagainya n, d, dan ø, masing-masing secara tidak (10e) teratur. Adapun pada posisi akhir *baliɳbiɳ (belimbing) balimbin *ɳ > n/-# mengalami perubahan menjadi: n secara teratur. *s dan *S Pada posisi awal dan akkhir PAN *s (8a) mengalami retensi secara tidak teratur. NiSawa (napas) manɔwɔq *N > m/#-

90 Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019

Refleks PAN ke dalam Bahasa Taba: Langkah Awal Menguji Hipotesis Adriany & Kruyt (1914)

Adapun pada posisi tengah dan akhir *qiCeluR (telur) tɔlɔ mengalami retensi secara teratur. *baliɳbiɳ (belimbing) balimbin (11a) *salaq (salah) sɔl *salaq (salah) sɔl *s > s/#- dan sebagainya *siwa (sembilan) siwɔ (14a) (11b) *rantay (kalung) rante *r > r/#- *qasawa (kawin) isow *s > s/#-# (14b) *qasin (asin) miyasin *garut (garuk) gag *r > ø/#-# *isa „satu‟ isɔ (14c) *qasiRa (garam) yasin *kersiq (bersih) beresi *r > r/#-# (11c) (15a) *dalis (halus) alus *s > s/-# *baReq (bengkak) mbos *R > ø/#-# *i-atas (di atas) yase *daRaq (darah) loq PAN *S masing-masing menghilang (15b) dan menjadi: l pada posisi awal secara *waSiR (air) wɔya *R > ø/-# tidak teratur, sedangkan pada posisi *wakaR (akar) wowo tengah menghilang secara teratur. *nyiuR (kelapa) niwi (12a) *deɳeR (dengar) lɔɳa *Sipan (lipan) lihan *S > l/#- dan sebagainya. (12b) (16a) *Sepat (empat) phɔt *S > ø/#- *waSiR (air) wɔya *w > w/#- *Sikan (ikan) iyan *wakaR (akar) wowo (12c) (16b) *duSa (dua) plu *S > ø/#-# *waNu (madu) madu *w > m/#- *kaSu (kamu) au (16c) *qiSu (hiu) wɔi *kawanaN (kanan) oyan *w > ø/#-# *kaSiw (pohon) ai *a *h, *l, *r, *R, dan *w Pada posisi awal, PAN *a PAN *h menghilang secara tidak mengalami retensi dan menghilang teratur, misalnya *h > zero/-# = 136. secara tidak teratur. Pada silabe Pada posisi awal dan tengah, *l penultima masing-masing mengalami mengalami retensi secara teratur. PAN retensi dan inovasi (menjadi: o) secara *r menghilang secara tidak teratur teratur, sedangkan menjadi: i terjadi pada posisi tengah, dan mengalami tidak teratur. Pada silabe ultima, PAN retensi secara tidak teratur pada posisi *a mengalami retensi secara teratur, awal. PAN *R menghilang pada posisi menjadi: o secara tidak teratur. Adapun tengah dan akhir secara teratur. pada posisi akhir menghilang dan Adapun PAN *w mengalami retensi dan menjadi: o secara teratur, serta inovasi (menjadi: m) pada posisi awal mengalami retensi secara tidak teratur. secara tidak teratur. Adapun pada (17a) posisi tengah menghilang secara tidak *aku (saya/aku) yak *a > a/#- teratur. (17b) (13a) *apuq (anaknya cucu) bu *a > ø/#- *laɳiC (langit) laɳit *l > l/#- *lahut (laut) wɔlat (17c) *lumut (lumut) lumut *likaC (kilat) lilas *a > a/#K- dan sebagainya *CawiN (tahun) taun *tanem (tanam) tonam (13c) *dakit (rakit) dat dan sebagainya. *ulej (cacing) lɛt *l > l/#-#

Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019 91 Burhanudin, Mahyudi & Sukri

(17d) *Sepat (empat) phɔt *e > ø/#K- *maCa (mata) mtɔ *a > o/#K- (18e) *aCay (mati) mɔt *qasep (atap) ɲɛasɔq *e > o/-K# *Nisawaq (napas) manɔwɔq *tanem (tanam) tonam *kamay (tangan) k m ɔ ɔ (18f) dan sebagainya. *qatep (atap) yɔtas *e > a/-K# (17e) *deɳeR (dengar) lɔɳa *qasawa (kawin) isow *a > i/#K- *enem „enam‟ pɔnam (17f) (18g) *Sepat (empat) phɔt *a > o/-K# *ulej (cacing) lɛt *e > e/-K# (17g) *i *Sipan (lipan) lihan *a > a/-K# Pada posisi awal, PAN *i *qudaɳ (udang) ulaɳ menghilang secara teratur dan *aCas (atas) yase mengalami retensi secara tidak teratur. *quta (hutang) ura ɳ ɳ Pada silabe penultima, PAN *i dan sebagainya. mengalami retensi secara teratur dan (17h) menjadi: o secara tidak teratur. Pada *buɳa (bunga) buɳa *a > a/-# silabe ultima dan posisi akhir juga (17i) mengalami retensi secara teratur, *pica (kapan) paisɔ *a > o/-# sedangkan pada posisi menjadi: e dan ø *maCa (mata) mtɔ pada posisi akhir terjadi secara tidak *isa „satu‟ psɔ teratur. *pija „berapa‟ fisɔ (19a) dan sebagainya. *inum (minum) imin *i > i/#- (17j) (19b) *lima (lima) plim *a > ø/-# *qasiRa (garam) yasin *i > ø/#- *nia (dia) i *ijuSuɳ (hidung) huɳɔ *qasawa (kawin) isow *ini (ini) inɛ *kutana (tanya) kutan *isa (satu) psɔ dan sebagainya. (19c) *e *nia (dia/ia) i *i > i/#K- PAN *e mengalami retensi dan *Sikan (ikan) iyan inovasi (menjadi: i dan ø) secara tidak *pica „kapan‟ paisɔ teratur pada silabe penultima, serta *likaC „kilat‟ lilas menjadi: o terjadi secara teratur. dan sebagainya. Adapun pada silabe ultima berubah (19d) menjadi: a secara teratur, sedangkan *giliɳ (giling) goliɳan *i > o/#K- mengalami retensi dan inovasi (menjadi: o) secara tidak teratur. (19e) *laɳiC (langit‟) laɳit *i > i/-K# (18a) *tipis (tipis) mnihis *penuq (penuh) m h n *e > e/#K- ɛ ɔ *miqmiq (air kencing) maimi (18b) *labaw (tikus) lɔs *qetut (kentut) citɔi *e > i/#K- dan sebagainya. (18c) (19f) *enem (enam) pɔnam *e > o/#K- *ini (ini) inɛ *i > e/-# *deɳeR (dengar) lɔɳa *qiCeluR (telur) tɔlɔ (19g) (18d) *ami (kami) am *i > ø/-#

92 Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019

Refleks PAN ke dalam Bahasa Taba: Langkah Awal Menguji Hipotesis Adriany & Kruyt (1914)

*paniki (kelelawar) nhik *ay dan *aw (19h) PAN *ay pada posisi akhir *gusi (gusi) gusi mengalami inovasi secara tidak teratur *Suanji (janji) janji *i > i/-# menjadi e, o, dan ø, sedangkan *aw *adi (yang) idia menghilang secara tidak teratur. *Caqi (tahi/berak) ciɔi (21a) *u *aCay (mati) mɔt *ay > ø/-# Pada silabi penultima dan akhir, (21b) PAN *u mengalami retensi secara *kulay (cacing) lɛt *ay > e/-# teratur. Selain mengalami retensi, PAN *rantay (kalung) rante *u mengalami inovasi menjadi: i secara (21c) teratur dan menghilang secara tidak *kamay (tangan) kɔmɔ *ay > ɔ/-# teratur pada silabe penultima. Pada (22) posisi akhir juga menghilang secara *la aw (lalat) pla *aw > ø/-# teratur, sedangkan pada silabe ultima ɳ ɳ mengalami retensi dan menghilang Hipotesis Adriany & Kruyt (1914) secara tidak teratur. dalam Cerminan Bahasa Taba (20a) Dua dari empat hipotesis mengenai *buɳa (bunga) buɳa *u > u/#K- ciri Subrumpun Halmahera Selatan- *duSa (dua) psɔ Papua Barat (HSPB) (termasuk bahasa *kutu (kutu) kut Taba) bersifat fonologis. Yaitu, bunyi *lusuɳ (lesung) lusiɳ vocal pada posisi akhir menghilang dan sebagainya. secara teratur dan vokal menghilang pada kata yang bertekanan pada silabe (20b) awal. Mencermati refleks vocal PAN ke *inum (minum) imin *u > i/#K- dalam bahasa Taba dapat dijelaskan *gusi (gusi) ngisi sebagai berikut. *qasawa (kawin) isow Mengenai hilangnya bunyi vokal *lumut (lumut) lumut, pada posisi akhir. Jika dicermati dan sebagainya. refleks vokal: a dapat dikatakan bahwa (20c) bunyi tersebut tidak hanya menghilang *ulej (cacing) let *u > ø/#K- secara teratur (data 17j)) tetapi juga *ma-quzaN (hujan) ulan mengalami perubahan secara teratur (20d) menjadi: ɔ (perhatikan data (17i)). *penyuq (penyu) hen *u > ø/-K# Selain itu, terdapat retensi PAN *a (20e) dalam bahasa Taba bersifat tidak *ikuR (ekor) kaku *u > u/-K# teratur (lihat data (17h)). Artinya, (20f) untuk vokal: a, hipotesis Adriani dan *kaSu (kamu) au *u > u/-# Kruyt (1914) tidak mutlak benar. *susu (susu) susu Untuk vokal *e, sejauh belum *bubu (cucu) buq ditemukan etimon PAN yang berada *waNu (madu) madu pada posisi akhir sehingga untuk dan sebagainya. menjelaskan perihal keterperubahan vokal *e dalam bahasa Taba tidak (20g) dapat dilakukan. Vokal *i, justru *kutu (kutu) kut *u > ø/-# mengalami retensi secara teratur pada *aku (saya/aku) yak posisi akhir (lihat data (19h)) dan *telu (telu) ptɔl belum ditemukan penghilangan secara *walu (delapan) pɔwal teratur pada posisi akhri (hanya dan sebagainya. ditemukan dua data, (lihat data (19g). Adapun vokal *u, tidak hanya terjadi

Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019 93 Burhanudin, Mahyudi & Sukri penghilangan secara teratur, tetapi Barat mengalami penghilangan vokal mengalami retensi secara teratur (lihat pada posisi akhir tidak mutlak sifatnya. data 20f dan 20g) sehingga hipotesis Sebab, vokal akhir bahasa Taba (salah Adriani dan Kruyt (1914) perlu ditinjau satu anggota Subrumpun HSBP) tidak (bandingkan dengan Burhanuddin, hanya menghilang tetapi mengalami Mahyuni, dan Sukri, 2019). retensi (dipelihara/tidak berubah) dan Mengenai penghilangan vokal pada inovasi (perubahan) secara teratur. silabe yang bertekanan awal, dapat Begitu juga dengan penghilangan vocal dikemukakan bahwa data yang pada silabe bertekanan awal, terbatas memperlihatkan hal tersebut masih sifatnya. Kaitan dengan hal tersebut, terbatas, yaitu PAN *maCay „mata‟ > perlu dilakukan studi pada bahasa- Taba: mtɔd. Data tersebut bahasa anggota HSPB yang lain yang memperlihatkan terjadi penghilangan untuk membuktikan apakah gejala *a pada silabe penultima. Sebenarnya, yang dihipotesis Adriani dan Kruyt penghilangan sejenis tersebut (1914) tersebut dominan terjadi atau ditemukan pada beberapa data lain, tidak. tetapi kata-kata tersebut tidak bertekanan seperti yang dimaksud UCAPAN TERIMAKASIH Adriani dan Kruyt (1914). Artikel ini disusun berdasarkan Mencermati gejala keterperubahan hasil penelitian lapangan yang didanai bunyi dalam bahasa Taba (salah satu oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan anggota Subrumpun Halmahera Pendidikan Tinggi Republik Selatan-Papua Barat), hipotesis Adriani melalui Penelitian Kompetitif Nasional dan Kruyt (1914) dapat dikatakan Skema Riset Dasar selama 2019-2021. belum dapat diterima seutuhanya. Artinya, hipotesis tersebut perlu DAFTAR PUSTAKA direvisi dan diperluas. Sebab, vokal Adriani, N & Kruyt, AC. 1914. De Bare’e- PAN pada posisi akhir tidak hanya sprekende Toradjas van Midden- menghilang tetapi juga dipelihara dan Celebes. Batavia: Landsdrukkerij mengalami perubahan. Begitu juga Badan Bahasa. 2014. Bahasa dan Peta dengan hipotesis kedua, ciri tersebut Bahasa di Indonesia. Jakarta: untuk sementara dapat dikatakan Departemen Pendidikan Nasional. bukanlah ciri yang dominan bahasa- Blust, Robert A. 1978. “Eastern Malayo- bahasa Subrumpun HSPB karena Polynesian: A Subgrouping Argument” gejalah tersebut tidak terjadi dalam dalam SA Wurm and Lois Carrington bahasa Taba yang merupakan salah (eds). Second International Conference satu anggota Subrumpun HSPB. on Austronesian Linguistics Proceedings. Pacific Linguistics Series C SIMPULAN (61): 181-234 Mencermati refleks PAN ke dalam Blust, Robert A. 1983-84. “More on the Bahasa Taba, dapat dikemukakan Position of the Languages of Eastern bahwa keterperubahan tersebut ada Indonesia”. Oceanic Linguistics Journal, yang bersifat teratur dan tidak teratur. (22-23): 1-28 Perubahan yang bersifat teratur dan Blust, Robert A. 1993. “Central and tidak teratur tersebut ada yang bersifat Central-Eastern Malayo-Polynesian”. retensi dan inovasi. Perubahan yang Oceanic Linguistics Journal, (32): 241- 293 berupa retensi dan inovasi tersebut terjadi pada hamper semua fonem PAN Blust, Robert A. 2013. The Austronesian ke dalam bahasa Taba. Jika dikaitkan Languages. Revision Edition. Canberra: Pacific Linguistics dengan hipotesis Adriani dan Kruyt (1914), bahwa bahasa-bahasa Blust, Robert A. & S. Trussel. 2014. Subrumpun Halmahera Selatan-Papua Austronesian Comparative Dictionary.

94 Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019

Refleks PAN ke dalam Bahasa Taba: Langkah Awal Menguji Hipotesis Adriany & Kruyt (1914)

Available online at www.trussel2.com/ Burhanuddin, Mahyuni, & Sukri. 2019. ACD “Response to Adriani and Kruyt (1914): Bowden, J. 2001. Taba: Descripstions of a About South Halmahera-West New South Halmahera Language. Canberra: Guinea Feature”. In Advances in Social Pacific Linguistics Science, Education and Humanities Research (ASSEHR) 338: Proceding of Burhanuddin, Sumarlam, Mahsun, & The 5th International Seminar Prasasti Fernandez. 2016. “Urgensi Studi Linguistik Historis Bahasa Subrumpun Burhanuddin, Sumarlam, & Mahsun. 2019. Halmahera Selatan-Papua Barat”. “The Complexity of Phonological Proceeding International Seminar Change in South Halmahera Prasasti III, Current Research in Languages”. Jurnal Dialectologia, 22 Linguistics: 184-189 Jumalia, Jumahir. 2016. “The Genealogi Burhanuddin, Sumarlam, & Mahsun. 2017. Relationship of Language and Culture “Kedudukan Bahasa Gebe di of South Halmahera Languages” (Draf Halmahera Tengah Maluku Utara: Disertasi) Makasar: Faculty of Cultural Studi Pendahuluan dari Aspek Science Postgraduate Program of Linguistik Historis”. Jurnal Arkhais, 8 Hasanuddin University (1) Kamholz, David Christopher. 2014. Burhanuddin, Ahmadi, & Yulida. 2018. Austronesians in Papua: Diversification Refleks PAN to Buli in . and Change in South Halmahera-West In Advances in Social Science, New Guinea. (Disertasi Doctor of Education and Humanities Research Philosophy). Berkeley: University of (ASSEHR), volume 148, Proceedings of California The Sixth International Conference in Lewis, M. Paul dkk, ed. 2016. Ethnologue: Language and Arts (ICLA-6):113-121. Languages of the World. 17th edition. Burhanuddin, Sumarlam, Fernandez, & Dallas, Texas: Summer Institute of Mahsun (2017). “Kekhasan Aspek Linguistics, Inc. Fonologi dan Leksikal Bahasa Sawai di Mahsun. 2013. Metode Penelitian Bahasa. Maluku Utara Perspektif Linguistik (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali Historis” dalam Prosiding Seminar Grafindo. Nasional Kajian Mutakhir Bahasa, Masinambow, EKM. 1976. Konvergensi Sastra, dan Budaya Daerah untuk Etnolinguistik di Halmahera Tengah: Membangun Kebhinekatunggalikaan Sebuah Analisa Pendahuluan. Negara Kesatuan Republik Indonesia Semarang: IKIP Semarang Press (1): 78-85

Burhanuddin. 2018. “Internal Innovation of

Taba in Northern Maluku Historical Linguistics Perspective”. Jurnal Humanus, 16 (2): 239-247

Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019 95

96 Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019