Volume III JURNAL Nomor 2 Komunikasi Oktober 2014 ISSN 2301-9816 Serupa Tapi Tak Sama: Disagregasi dalam Morning show di Indonesia

Maritta Cinintya Rastuti

Abstrak/Abstract Tulisan ini memisahkan istilah berita pagi – yang lebih dikenal – dari morning show, sehingga memperkenalkan istilah baru dalam format televisi di Indonesia. Daya tarik Morning show sebagai format program berita yang lebih santai dan informal, menimbulkan perbedaan yang sistematis sehingga mudah untuk diadaptasi. Alhasil, Morning show berhasil menyebar ke berbagai benua serta menjadi agen globalisasi media. Berfokus pada tiga program di Indonesia, yang berada di bawah definisi Wieten (2000), artikel ini mengeksplorasi penyesuaian oleh stasiun televisi Indonesia dalam memasukkan muatan lokal pada format global. Penolakan oleh pelaku media lokal terhadap homogensiasi, memunculkan disagregasi yang berhasil membedakan satu program dari yang lain.

This article separates the term of morning news program – which is better known as – from morning show, hence introduces a new genre of format in Indonesia. The lures of morning show as a more relaxed, informal form of news program has created such systematic distinctions that are easy to adapt. As a result, morning show can spread across continents and become an agent of media globalization. Focusing on three national programs that fall under the category of morning show according to Wieten (2000), the article explores adjustments attempted by Indonesian television stations in promoting local contents in the global format. Resistance of local media players to homogeneity generates emerges disaggregation that successfully differentiates one program from the other.

Kata kunci/Keywords:

Program berita pagi, morning show, disagregasi, program televisi, budaya populer

News programme, morning show, disaggregation, television programme, pop culture

Maritta Cinintya Rastuti orning show erat kaitannya dengan waktu. Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Cukup jelas dari namanya, Morning show Sosial dan Ilmu Politik Mditayangkan pada pagi hari atau dalam Universitas Indonesia, Depok 16424 bahasa penyiaran, slot early morning. Penempa- tan ini tepat pada titik transisional dalam siklus [email protected] harian kita, layaknya penempatan berita malam (Morse, 1986). Morning show menghantarkan pe- nontonnya dari ranah privat – dimana sedang berlaku masa istirahat di rumah – untuk mem- persiapkan diri ke ranah publik, yaitu bekerja . Morning show bukan tipe program berita baru. Faktanya, di Amerika Serikat sudah menayang- kan program berita genre morning show pada ta- hun 1950 bersama komedian Ernie Kovacs di stasiun televisi NBC (Broadcast Pioneers of Phil- adelphia, 2005). Semenjak itu, stasiun televisi di Amerika Serikat berlomba untuk menayang- kan Morning show terbaik mereka. Muncul Today (NBC) pada tahun 1952, diikuti oleh rival sejatin- ya1, Good Morning America (ABC) pada tahun 1975. Format morning show menyebar ke seluruh dunia, termasuk Inggris (Jones, 2004), juga mer- 1Persaingan antara Today Show dan Good Morning Show terdoku- mentasi baik dalam buku Top of The Morning: Cutthroat World of Morning Show (2013) karya jurnalis Brian Stelter.

119 Maritta Cinintya Rastuti, Serupa Tapi Tak Sama, Disagregasi dalam Morning show di Indonesia embet ke negara-negara di Skandinavia (Wieten, dapat menekankan lagi perbedaan masing-mas- 2000), televisi Australia pun tidak ketinggalan ing program. (Worringham & Buxton, 2013), hingga akhirnya masuk ke Indonesia. Morning show adalah tren Mendefinisikan Morning Show global. Istilah morning show lebih banyak digunakan di Kana- Kemunculan program berita dengan genre da dan Amerika Serikat, sedangkan morning show diawali oleh Apa Kabar Indonesia Pagi adalah istilah yang lebih sering dipakai di Eropa, Skan- (TVOne) pada tahun 2008. Format penyampaian dinavia, dan Inggris. Penggunaan istilah breakfast televi- berita yang ditampilkan oleh program ini – pem- sion lebih harafiah seperti yang dijelaskan Paddy Scannell bawaan santai tanpa adanya meja layaknya pro- (1996) ‘in all its ways of attending to the present moment gram berita biasa – memancing program berita and producing it as the moment it is: breakfast time, time- pagi lain untuk mengubah tampilan set visual to-get-up, to wash, shave, dress, clean teeth, snatch a bite meski tetap membawakan paket berita keras. to eat and off to school, factory, shop, office or wherever.’ Baru kemudian muncul 8 Eleven Show (Metro TV) Meski demikian kedua istilah tidak ada perbedaan. Mes- pada tahun 2011, dengan sekelompok pembawa ki demikian, demi konsistensi dalam tulisan ini, penulis berita yang karismatik serta konten yang leb- akan tetap menggunakan istilah morning show untuk leb- ih ringan namun tetap news worthy2. Kedua pro- ih menonjolkan Amerikanisasi, konsep yang akan penulis gram ini nampak mencuat dari program berita perkenalkan lebih jauh pada bagian berikutnya. pagi yang lain tidak hanya karena ditayangkan Wieten (2000: 175) mendeskripsikan morning show pada saluran berita televisi, namun pengemasan sebagai acara yang hadir pada awal pagi hari atau keti- program tersebut. Sampai NET TV muncul den- ka jam sarapan. Berita pagi ini mengambil slot early gan program morning show tandingan yang paling morning hingga awal slot daytime yaitu dari pukul 6:00 mendekati format morning show yang ada di Amer- hingga pukul 11:00.3 Subjek berita yang disampaikan ika Serikat. Tulisan ini ingin melihat morning sangat luas dan beragam, berbeda dengan program ber- show sebagai genre baru dalam program televisi ita kebanyakan. Morning show akan melingkupi di Indonesia, sebagai pintu masuk dalam mengek- sains, budaya, pendidikan, lingkungan, industri hiburan splorasi bagaimana stasiun televisi melakukan dan budaya popular (Wieten, 2000: 178). Dibawakan oleh distinction dan disagregasi dalam mengadopsi for- sekelompok pembawa berita, program ini biasanya disiar- mat global ini. kan secara langsung, dan menargetkan demografik orang Melalui tulisan ini, penulis akan memperkenalkan kon- kantoran yang hendak berangkat kerja dan orang dewasa sep morning show atau breakfast television sebagai salah serta orang tua yang berada di rumah (Wieten, 2000: 176). satu genre program berita yang ada di layar kaca Indone- Oleh karena sasaran demografis ini, tipikal format paruh sia. Sejatinya, morning show tidak sama dengan program pertama sebuah morning show akan menyampaikan beri- berita pagi, atas dasar karakter yang dijabarkan oleh Jan ta keras4; sering menayangkan berita terkini mengenai isu Wieten (2000) dalam tulisannya Breakfast Television: In- besar yang terjadi pada malam sebelumnya, berita politik fotainers at Daybreak. Bagian berikutnya, penulis ingin dan wawancara/diskusi dengan narasumber ahli, laporan menelusuri fenomena global television news yang dipa- bisnis, berita olahraga, laporan cuaca (untuk kawasan na- parkan oleh Chris Patterson (2000) dan Lisbeth Clausen sional dan regional), serta laporan lalu lintas, menargetkan (2013) mengenai Amerikanisasi dari berita global, bahwa pada mereka –para pekerja – yang sedang mempersiapkan homogenisasi dalam program morning show erat kaitan- diri untuk berangkat kerja. Untuk paruh kedua dalam for- nya dengan fenomena ‘global television news’. Dalam mat morning show, ada pergeseran audiens. Para pekerja sesi ini, penulis berargumen bahwa morning show adalah sudah berada di jalan, biasanya tidak menonton televisi sebuah genre yang mudah diadaptasi lintas budaya. Se- lagi. Sehingga dengan durasi program yang relatif panjang hingga meski ada kemiripan konten akibat bentuk yang itu, Morning show harus memenuhi segmen kedua yaitu mengglobal, ada upaya untuk melakukan lokalisasi kont- orang-orang yang masih berada di rumah, yang dominan en. Terakhir, penulis melakukan analisa komparatif ibu rumah tangga, sehingga konten berita berubah men- dengan metode tekstual analisis yang berkonsen- jadi berita lunak, seperti berita human-interest, informasi trasi pada tiga program berita dalam periode 2008 gaya hidup, demo masak hingga penampilan live music. – 2013, sesuai dengan ciri-ciri yang dijabarkan Meski penjabaran di atas dapat menjelaskan bentuk oleh Wieten (2000), serta melihat lebih jauh apa- dari morning show, namun hal tersebut bukan jantung dari kah ketiga program ini melakukan disagregasi program ini. Gaya penyampaian oleh presenter adalah satu (Paxson, 2010) untuk menguatkan kembali ciri khas dari masing-masing program. Penulis kemu- 3Segmentasi waktu pada program televisi dan radio untuk mengi- kuti pola dan komposisi audiens sepanjang waktu. Ini juga berguna dian mengambil kesimpulan bahwa pelaku media untuk pembelian slot iklan berdasarkan waktu ketimbang program. di Indonesia meski terinspirasi dengan format Pembagian waktu hanya terjadi pada hari kerja, dengan komposisi global tidak hanya mampu melakukan lokalisa- late fringe (pukul 00:00), post late fringe/graveyard slot (pukul si konten namun juga disagregasi program agar 01:00 – 05:00), early morning (pukul 06:00 – 09:00), daytime (pukul 10:00 – 16:30), early fringe (pukul 16:30 – 19:30), primetime (pukul 19:30 – 22:00), dan late news (pukul 23:00 – 00:00. AllBusiness.com, 2Newsworthy atau kelayakan berita adalah parameter untuk sebuah 2000) isu/kasus/berita yang menarik untuk diangkat dalam sebuah media. 4Menurut Encyclopedia Britannica (2015) Berita keras atau hard Menurut Bill Kovach dan Tom Rosentiel (2001), terdapat 9 elemen news berkaitan dengan kebaruan berita mengenai peristiwa baru jurnalisme yang menjadikan sebuah berita menjadi layak untuk diliput dan dipublikasikan nasional, maupun internasional. atau kejadian yang dianggap memiliki signifikansi lokal, regional,

120 Jurnal Komunikasi Indonesia Volume III, Nomor 2, Oktober 2014

Tabel 1. Perbandingan Tiga Morning show di Indonesia

Sumber: Dikompilasi melalui laman resmi stasiun televisi (TVOnenews.tv, netmedia.tv, dan Youtube). hal utama yang menjadikan morning show, sebuah genre Penyiar atau pembawa berita yang baik mudah baru. Presenter terlihat lebih santai serta lebih banyak untuk dikenali oleh penontonnya, dan karena ini, bergerak (Wieten, 2000; Jones, 2004; Gunter, 1989; Wor- produser program yang baik akan bekerja keras ringham & Buxton, 2013). Meskipun berita konvensional untuk mencari kecocokan di antara keduanya sudah mengadopsi gaya yang kurang formal, penyam- (Bittner, 1991). Nama besar atau figur karismatik sering paian berita masih terlihat lebih kaku atau ‘public address digunakan untuk memandu morning show, misal jurnalis mode’ (Corner, 1995). Presenter program berita konven- veteran seperti Barbara Walters6 atau Sir David Frost7. Ji- sional menyampaikan dengan statis: presenter berada di kalau mereka bukan presenter terkenal, tayangan Morning satu tempat, tatapan mata menuju kamera karena memb- show menghantarkan mereka pada popularitas, misal Matt aca teleprompter, terdapat meja untuk meletakan kertas, Lauer di Today Show atau Diane Sawyer di Good Morn- dan yang paling terlihat secara visual adalah senyum tipis ing America. Di Indonesia, nama Tommy Tjokro, Prabu yang hanya dikeluarkan pada awal dan akhir program. Presenter morning show tidak seperti ini. 6Berawal sebagai Today Girl di tahun 1964, Barbara Walters bersama Presenter lebih fleksibel untuk pindah dari satu titik ke beberapa pemandu wanita berperan sebagai presenter tambah- an yang membahas topik mode, gaya hidup, cuaca, dan hiburan. titik lain serta lebih mudah beradaptasi dengan perubah- Kemudian pada tahun 1966, Walters naik pangkat sebagai co-host an situasi ketika program sedang berjalan. Kemampuan bersama Gene Shalit dan Frank McGee hingga tahun 1974. Walters untuk berimprovisasi, humor, dan spontanitas sangat dib- menjadi selebriti semenjak keluar dari Today dan memandu 20/20 utuhkan5 dalam memandu program Morning show (Wi- kemudian The View. 7Sir David Frost menjadi terkenal melalui wawancara legendaris eten, 2000, hlm. 188). Ini adalah alasan mengapa pre- bersama mantan Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon pada senter morning show berperan besar. Faktor manusia tahun 1977, mengenai kasus Watergate. Frost menjadi salah satu melumasi kelancaran dari setiap stasiun televisi. dari “Famous Five” yang meluncurkan TV-am di stasiun ITV pada tahun 1983 (Jones, 2004). Pada tahun 1993, Frost hengkang dari 5Namun ketika sedang membacakan berita, presenter diharapkan TV-am dan memandu program sendiri berjudul Breakfast with Frost lebih serius (Wieten, 2000, hlm. 188) hingga tahun 2005. 121 Maritta Cinintya Rastuti, Serupa Tapi Tak Sama, Disagregasi dalam Morning show di Indonesia

Revolusi, dan Marissa Anita dibesarkan oleh popularitas 8 er, yang kemudian menjadi panutan bagi Morning show Eleven Show (Metro TV). Namun dalam beberapa kasus, lain di seluruh dunia. Dave Garroway, presenter perta- Morning show menunjukan selebriti sebagai presenter ma dari Today, dianggap sebagai salah satu faktor utama untuk menarik audiens yang lebih banyak, seperti pere- pengukuhan Today, dengan cara kerjanya yang kasual nang Sharron Davies pada The Big Breakfast, aktor Adri- namun efektif (Murray, 1999). Tom Shales, kritikus dari an Maulana hingga aktris Nirina Zubir dalam Indonesian Washigton Post, menyebut Garroway “the least grating, Morning show (NET TV). the most seemingly trustworthy, and one of the most assur- Presenter menciptakan identitas dan kesamaan da- ing intruders ever to enter millions of American homes.” lam program yang heterogen dan bersegmen. Presenter (Bliss, 2013). Gaya Garroway menyelamatkan Today dari wajib menjaga atmosfer tidak hanya agar terus mengalir kehancuran8 dengan karismanya sehingga ia pun disebut dan menarik, namun juga mudah beradaptasi pada peran sebagai tolak ukur bahkan pionir dari semua presenter spesifik yang dibutuhkan pada beberapa situasi. Presenter yang beraspirasi untuk membuat penonton merasa spesial Morning show harus mahir untuk memadukan penyam- (Murray, 1999: 89). paian informasi dengan hiburan. Penulis merumuskan Terdapat satu momen sangat penting yang mengam- elemen yang membentuk sebuah program genre morning plifikasi karakter Today: sebagai program yang memadu- show, sebagai berikut. kan berita dengan emosi universal. Dalam Perang Korea yang sedang berlangsung pada tahun 1952, tentara Amer- Sebuah Tren: Format Global dan Konten Lokal ika Serikat adalah bagian dari pasukan perdamaian yang Kata “baru” sering dihubungkan dengan morn- dikirim Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk melawan in- ing show. Meskipun pada faktanya, di Amerika vasi Korea Utara ke Korea Selatan. Today merekam pesan Serikat, morning show adalah genre yang sudah Sersan Daniel Sinnot dan Sersan Bill Cassidy, dua tentara lama beredar. Kemunculan Today pada saluran yang ditarik dari garda depan, dari Seoul, Korea Selatan. NBC di tahun 1952 adalah dobrakan, hingga kri- Hasil rekaman video dikirim langsung ke New York dan tik memprediksi program ini hanya akan bertah- dipertontonkan pada keluarga ketika program sedang an sementara. Kenyataannya, 63 tahun kemudi- tayang langsung. Emosi yang dikeluarkan sungguh nyata an Today tetap hidup dan semakin berkembang dan memilukan – menjadi bukti nyata keberhasilan me- (Bliss, 2013). Edward Bliss (2013), mantan jour- dium televisi dan lebih jauh keberhasilan Today dalam nalis di saluran televisi Amerika, CBS, memasu- menangkap momen berharga (Mink, 2003). kan dalam bukunya Now The News: The Story of Selama 23 tahun, Today memonopoli pangsa pas- Broadcast Journalism, pengumuman dari NBC ar morning show, hingga rival sejatinya Good Morning yang Bliss sebut sebagai “immodest” atau cong- America (GMA) lahir di saluran televisi ABC pada ta- kak, namun bagi penulis merupakan definisi se- hun 1975. Sejak pertama langsung terlihat bahwa GMA benarnya dari morning show: berbeda. Presenter pertama GMA adalah seorang aktor televisi, dikenal oleh penonton, bernama David Hartman Before you leave home in the morning, even be- (Timberg, 2002). Dapat dikatakan langkah ini sangat kon- fore you finish your second cup of coffee, you are troversial karena sebelum GMA, presenter Morning show going to become an ear and eye witness to every berlatar belakang jurnalis atau pembawa berita. Meski major world event – as it happened while you slept, begitu, Hartman dinilai ramah, kebapakan dengan energi as it happens now… This is the program that en- dan rasa ingin tahu yang tinggi, punya kemiripan dengan tertains as it informs. This is the morning briefing Dave Gorroway. Hartman serta pasangan siarannya Joan session that will arm you with information to meet Lunden merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan the day more fully than any citizen has even been GMA. Latar belakang Hartman mampun menggaet seleb- armed before. riti untuk tampil pada program tersebut, serta peran Lund- en sebagai istri dan ibu yang bekerja sangat dipahami oleh Kelahiran Today, sebagai Morning show pertama dan audiens GMA (Browne & Browne, 2001). terlama tayang, bukan tidak diliputi perasaan skeptikal. Ada dua hal lain yang membedakan GMA serta pada Bell (2011: x) menuliskan dalam pendahuluan buku From akhir mengalahkan Today dari perang rating: sasaran pe- Yesterday to Today: Six Decades of America’s Favor- nonton dan posisi GMA – digawangi oleh David Hartman ite Morning Show, Morning show adalah “test pattern” dan Joan Lunden. Target utama penonton GMA sangat atau uji coba sebuah pola – pola kebiasaan. Bell men- spesifik – perempuan pekerja tipikal berusia 32 tahun. jelaskan bahwa sebelum televisi menayangkan program Sedangkan Today masih didesain untuk melayani berita morning show, sarapan pagi didominasi dengan acara untuk audiens umum (Browne & Browne, 2001). Faktor radio. Bahkan petinggi NBC sendiri masih kurang ya- lain adalah GMA tidak berada dibawah divisi berita me- kin bahwa penonton dapat melakukan banyak hal: sara- lainkan divisi hiburan (Jones, 2004; Browne & Browne, pan, bersiap-siap, dan nonton televisi dalam waktu yang 2001), memunculkan istilah baru yang memadukan “in- sama (hlm. x). Semua berubah ketika Today pertama kali tayang, diproduseri oleh Pat Weaver, tahun pertama Today 8 Pada penayangan perdana, Today tidak memiliki performa yang dapat menarik 15.7 juta penonton – bertambah 5.2 juta baik. Program ini dinilai terlalu kaku, seperti berada di “pos perang” penonton pada tahun berikutnya. Pertumbuhan ini men- dengan jumlah jam dinding yang banyak, dereten telepon, pengeras suara, dll. Garroway berhasil menarik perhatian penonton agar tetap gukuhkan keberadaan Today – dan semua program Morn- tertarik, namun Today ing show (Battaglio, 2011). akhir Fred J. Muggs, seekor simpanse, bersama Mattew J. Culligan, Format program Today adalah berita bercampur den- yang memaksa Garroway tidak untuk menghasilkan melakukan secara jual beli finansial. melalui Hingga pro- gan feature gaya hidup serta kepribadian dari para present- gram tersebut. Melalui revolusi ini, catatan merah Today mulai menghilang (Murray, 1999). 122 Jurnal Komunikasi Indonesia Volume III, Nomor 2, Oktober 2014 formation” dan “entertainment” menjadi “infotainment” tuk menayangkan program Morning show yang meng- (Browne & Browne, 2001; Wieten, 2000). hibur melainkan lebih pada informasi ekonomi dan Lisensi progam breakfast television yang dikeluarkan bisnis yang dibawakan secara serius. oleh Independent Broadcasting Authority (IBA) milik In- Tidak dapat dipungkiri bahwa morning show merupa- ggris di tahun 1980, memicu munculnya Morning show kan format global yang dapat diadopsi bentuknya meski (Wieten, 2000). Namun sebenarnya program Morning lintas budaya. Semenjak kemunculan Today dan GMA, show mulai lebih awal di Inggris dari tahun tersebut. Pada tidak hanya saluran televisi jaringan namun juga saluran tahun 1977, Yorkshire Television mencoba – kemudian televisi kabel berlomba untuk membuat program Morning gagal – menayangkan Good Morning Calendar secara re- show terbaik. Bahkan kompetisi ini berhasil menguran- gional (Jones, 2004). Baru kemudian satu minggu setelah gi pemasukan berita malam dan program Morning show pengumuman IBA, BBC1 melahirkan Breakfast Time, dua dinilai slot yang paling menguntungkan saat ini di Amer- minggu kemudian TV-am menayangkan program Good ika Serikat (Worringham & Buxton, 2013). Kesuksesan Morning Britain, yang disokong oleh jurnalis papan atas program-program Morning show di Amerika, mendorong seperti Sir David Frost dan Angela Rippon (Gunter, 1989; televisi di negara lain untuk menciptakan kebudayaan Jones, 2004; Wieten, 2000). Secara karakter, Breakfast yang sama. Wieten (2000) menekankan bahwa tidak su- Time (BBC1) justru lebih santai dan ringan, ketimbang lit melihat kesamaan format antara breakfast television di Good Morning Britain (TV-am), yang lebih serius dan Eropa dengan morning shows di Amerika Serikat. Wieten intelektual (Wieten, 2000: 182), meski begitu kedua pro- bahkan menduga ini adalah gejala Amerikanisasi pada gram ini memiliki fitur serupa: penempatan waktu slot, televisi dan jurnalisme televisi. Kemunculan berbagai pro- durasi 3 jam tayang, dan pembawaan informal. Kemuncu- gram berita pagi yang menunjukan karakteristik Morning lan Morning show di Inggris kemudian diikuti oleh beber- show seperti yang dikemukan Wieten mengindikasikan apa negara di Eropa – juga Skandinavia – seperti Swedia, sebuah fenomena global. kemudian Finlandia, Jerman, dan Belanda. Tapi Morning show bukan bentuk franchise, meski Fenomena Morning show tidak luput di region Asia tidak bisa juga mengindahkan penjelasan Moran (2006) Tenggara bahkan masuk ke beberapa negara lebih awal bahwa “format televisi adalah satu set panduan yang siste- daripada di Indonesia. Filipina sudah mengadopsi format matis sehingga mudah untuk diadaptasi.” Format Morning Morning show sejak tahun 1999 melalui program Unang show masih masuk dalam kategori Moran mengenai for- Hirit. Program ini tayang di GMA Network merupakan mat televisi. Ada formula serta karakter yang mencolok Morning show terlama di televisi Filipina, tayang dari menjadikan Morning show genre tersendiri pada program pukul 05.00 hingga 08.00 pagi (GMA Network, 2015). televisi, sehingga sangat menarik untuk diadaptasi meski Program Morning show termasuk program populer di lintas negara maupun budaya. Daya tarik Morning show Filipina, mungkin akibat kedekatan secara kultural den- jatuh pada proses kreativitas yang digunakan pada sebuah gan negara yang pernah menjajahnya, Amerika Serikat.9 format yang konvensional. Meski format ini berasal dari Seperti GMA, Unang Hirit sangat menekankan pada negara Barat, dalam program televisi global pengadopsian penyampaian berita menghibur yang jauh dari kesan se- ke dalam budaya lokal menjadi sangat penting. rius. Dalam studio, program ini menggunakan sofa ser- Glokalisasi bisa jadi salah satu alternatif lain, pendeka- ta mengedepankan talkshow dalam membahas suatu isu tan dari produksi Morning show ke dalam konteks lokal. secara mendalam. Durasi waktu yang panjang memper- Iwabuchi (2004) mendeskripsikan “merasa glokal” yang bolehkan program ini untuk tampil dalam format majalah mana dunia global berada di ranah lokal dan konteks lokal juga menghadirkan permainan antara tamu undangan dan yang berada dalam format global. Dalam jargon bisnis, presenter juga secara interaktif mengajak penonton. Con- “glokal” mengambil perspektif pasar global, namun mem- toh program Morning show lain adalah Umagang Kay buat penyesuaian untuk penerimaan lokal. Dalam hal ini, Ganda di ABS-CBN dan Good Morning Boss di PTV. tidak ada budaya lokal yang hilang akibat standardisasi. Morning show asal negara Filipina bisa jadi yang paling Dominasi dunia Barat dalam penyajian berita internasi- menyerupai format Amerika Serikat dan Eropa. onal juga menghasilkan sebuah standar. Meskipun begitu, Berbeda dengan Filipina, Malaysia masih menitikber- stasiun televisi lokal berhasil mendomestifikasi konten atkan pada keseriusan berita meski dibawakan dengan tersebut agar lebih ramah terhadap lokal. cara santai. Malaysia Hari Ini di TV3 merupakan program Lisbeth Clausen menulis dalam bukunya Global Morning show tertua bergenre bual bicara atau talkshow News Production (2013), bahwa gagasan yang sama da- tayang perdana di tahun 1994. Berdasarkan Facebook lam melihat globalisasi sebagai “McDonaldisation” atau resmi10, Malaysia Hari Ini tayang setiap hari kerja dari “Coca-colanisation”, dapat diterapkan dalam fenomena Senin hingga Jumat pada pukul 07.00 – 09.00 pagi. Sama homongenisasi produksi berita global (hlm. 10). Clausen seperti program Morning show di beberapa negara lain, mengacu pada tulisan Chris Paterson (2000), seorang ak- Malaysia Hari Ini menyajikan berita dengan santai sem- ademisi dari Amerika Serikat, tentang global television bari duduk di sofa tanpa penggunaan meja. Berita yang news. Paterson menjelaskan bahwa homogenisasi dan disampaikan berupa human interest serta disajikan dalam menurunnya keberagaman dalam berita televisi secara bentuk talkshow. Sedangkan Singapura tidak tertarik un- global disebabkan oleh bahan berita yang terkonsentrasi pada satu sumber: agen berita internasional dan imperi- 9 Penulis sendiri yang mengambil kesimpulan bahwa morning show alisme stasiun berita internasional. Paterson melanjutkan adalah program populer di Filipina melalui analisa. Mayoritas sta- bahwa sedikit yang memberi perhatian terhadap gejala siun televisi di Filipina (dari berapa sampai berapa) menayangkan ini karena industri berita cepat sekali berubah dan sulit morning show. 10Website TV3 (http://www.tv3.com.my/mhi) tidak bisa diakses menentukan efek dari perubahan tersebut. Padahal efek pada tanggal 28 Juni 2015 globalisasi ini dapat mengancam eksistensi sebuah ke-

123 Maritta Cinintya Rastuti, Serupa Tapi Tak Sama, Disagregasi dalam Morning show di Indonesia budayaan dan pluralitas ideologi, yang mana membawa dibedakan ini dapat menyebabkan kemiripan se- identitas nasional dan lokal. cara visual maupun dalam konten. Sehingga ti- Dalam studi Paterson (2000), program berita lokal ter- dak dapat dipungkiri kemiripan ini menyebabkan lalu percaya akan objektivitas, keseimbangan, serta ke- homogenisasi dalam program morning show. mentahan bahan berita yang disediakan oleh agen berita Hingga bagian ini, penulis yakin bahwa Morning show internasional. Karena kementahan ini, terutama, program adalah sebuah keberhasilan global yang mudah sekali lokal dapat mengkonstruksikan berita internasional mere- untuk diadopsi. Morning show disebut sebagai program ka sendiri. Argumen Paterson menggambarkan dominasi yang berhasil memunculkan genre baru pada tayangan agen internasional yang terlalu kuat, sehingga stasiun lo- televisi. Alasan lain yang semakin mengkotakan genre kal menggunakan materi secara langsung tanpa mengu- ini, karena keberhasilannya untuk beradaptasi dengan bahnya kembali. Clausen (2003) tidak setuju dengan ini. kebutuhan audiens modern, seperti yang disebut di atas, Dari hasil temuan Clausen pada televisi nasional Je- penonton yang defisit waktu dan atensi, dimana menonton pang, mematahkan argumen Paterson bahwa agen lokal televisi menjadi prioritas nomor sekian, jika disandingkan akan menggunakan langsung materi berita tanpa peruba- dengan prioritas-prioritas utama penonton ini. Tentu argu- han atau adanya kesadaran untuk mendomestifikasi kont- men Paterson tidak serta merta dapat disamakan dengan en tersebut. Clausen menjelaskan bahwa ini dapat terjadi fenomena Morning show yang menular ke seluruh dunia. karena agen internasional sering kali menggunakan fram- Dalam bagian ini, ditemukan bahwa mengadopsi format ing lokal (Clausen, 2003: 13) namun tetap menggunakan ini harus disertai dengan konteks lokal sebagaimana yang konsep dan kebijakan ‘global’. Padahal, contohnya di Je- dilakukan oleh ketiga program Morning show yang penu- pang, tidak ditemukan berita internasional Jepang yang lis analisa. menyadur persis dari agen internasional. Televisi Jepang Penulis melakukan analisis terhadap tiga pro- mampu menggunakan kamera sendiri untuk merekam ke- gram morning show yang ada di stasiun televisi jadian tersebut sehingga menghasilkan berita yang sudah nasional Indonesia, yaitu: Apa Kabar Indonesia didomestifikasi. Pagi di TVOne, 8 Eleven Show di Metro TV, dan Konteks ini dirasa cukup sulit dicari relasinya dengan Indonesia Morning show (IMS) di NET. Pemili- fenomena morning show namun penulis ingin mengge- han ini dilakukan berdasarkan penjelasan Wieten makan temuan Paterson dan Clausen bahwa globalisasi (2000) mengenai morning show yang mencakup dan homogenisasi berita tidak hanya pada kulit luar; for- slot waktu, format, dan target khalayak. Ketiga mat. Hubungan teks dengan audiens dalam produk me- program memiliki slot waktu yang sama-sama dia global, terutama berita, sering kali tidak diacuhkan pada jam umum morning show, yaitu antara slot (Paterson, 2000), padahal hubungan memiliki implikasi early morning hingga awal slot daytime. Ketiga yang luas. Artikel ini menambah kontribusi terhadap pe- program juga memiliki format majalah, dimana nelitian Clausen bahwa “sebuah bentuk komunikasi poli- paket berita beragam. Di antara paket ini adalah tik yang terstruktur juga genre media konvensional dapat paket berita panjang dan pendek; berita keras dan terpengaruh oleh tren globalisasi bahkan mempunyai per- ringan; wawancara dengan ahli; hingga demo ma- an dalam hal ini.”11. Penulis ingin mendalami lebih jauh sak. Ketiga program juga memiliki target audiens bagaimana hubungan teks global yang dihasilkan oleh sesuai kriteria Wieten (2000), yakni pekerja yang morning show dapat didomestifikasi oleh pelaku media di hendak berangkat kerja dan orang dewasa yang Indonesia. berada di rumah. Target audiens ketiga program Budaya tiru tidak asing lagi di Indonesia. Su- ini adalah ibu dan ayah rumah tangga, pengang- dibyo (2004: 67) menilai bahwa “homogenisasi isi media guran, atau orang yang bekerja di rumah (Wieten, menjadi fenomena yang menggelikan dan memprihatink- 2000: 176). an.” Ia menjelaskan bahwa ciri khas atau spesialisasi mer- Data yang diperlukan untuk keperluan tulisan upakan satu hal yang langka pada televisi Indonesia (hlm. ini dikumpulkan melalui analisis tekstual. Anal- 67), sampai munculnya Metro TV, stasiun televisi khusus isis dilakukan melalui analisis konten dengan berita pertama di Indonesia. Gejala keseragaman isi juga menonton ketiga acara tersebut, baik yang baru terjadi pada lini pemberitaan televisi (hlm. 68), contohnya tayang di tahun 2013 maupun yang sudah tayang program berita kriminal. Sudibyo et al. meneliti adanya pada tahun-tahun sebelumnya. Data primer program televisi “serupa tapi tak sama” (hlm. 67), dima- tersebut dikumpulkan melalui dokumentasi di na program berita kriminal menjadi tren dan ada di setiap situs web resmi13 stasiun televisi dan dengan stasiun televisi kecuali Metro TV dan GlobalTV. Beberapa verifikasi lewat jejaring sosial, Youtube.14 Tidak di antara program berita kriminal adalah Sergap (RCTI), Buser dan Derap Hukum (SCTV), Patroli dan Jejak Ka- 13TVOne menyediakan halaman khusus untuk arsip video sus (), Sidik (TPI), Kriminal (Trans TV), Indone- cuplikan dari tayangan Apa Kabar Indonesia Pagi meski video sia Crime Story (Lativi), Tajuk Kriminal Perkotaan dan terakhir yang dimunculkan adalah video tanggal 23/04/2013. Modus (TV7)12, dan Sidik Jari (). Ini menandakan Sedangkan Metro TV tidak memberikan halaman khusus arsip video 8 Eleven Show (TVOne, n.d; Metro TV, n.d) bahwa homogenisasi adalah sebuah fenomena yang tidak 14NET. memiliki kanal resmi dalam Youtube, sehingga seluruh hanya muncul pada program hiburan namun juga program video IMS terarsip di dalam Youtube. Sedangkan Apa Kabar berita. Dengan karakter morning show yang mudah Indonesia Pagi dan 8 Eleven Show tidak memiliki kanal khusus resmi. Maka, penulis mengetik kata kunci ‘Apa Kabar 11Terjemahan bebas dari Global News Production (Clausen, 2003: 13) Indonesia Pagi ’ dan ‘8 Eleven Show’ untuk mendapatkan do- 12TV7 adalah nama lama Trans 7 sebelum dibeli oleh Trans kumentasi video tidak resmi dari penonton kedua tayangan Corp. tersebut (Netmediatama, n.d)

124 Jurnal Komunikasi Indonesia Volume III, Nomor 2, Oktober 2014 semua stasiun televisi memiliki situs web resmi, (2000). Andy menyatakan bahwa sasaran penon- hanya TVOne dan NET. yang secara lengkap ton merupakan para pelaju yang akan berangkat mengarsipkan video program mereka dalam situs bekerja, sedang berada di jalan, bahkan sudah tiba web resmi. Selain itu, NET. juga memiliki kanal di tempat kerjanya. Juga, menargetkan audiens resmi di Youtube sebagai pengarsipan program perempuan utamanya ibu rumah tangga, sebagai mereka. Sedangkan Metro TV tidak memiliki si- pangsa pasar yang masih berada di rumah ketika tus web resmi dan kanal resmi di Youtube. Un- Apa Kabar Indonesia Pagi tayang. Secara spesifik, tuk mendapatkan video, dilakukan penelusuran sesuai dengan target TVOne sendiri, penonton melalui Youtube dengan memasukkan kata kun- utama mereka adalah segala gender dengan usia ci “8 Eleven Show Metro TV.” Hasil penelusuran 40 – 60 tahun berasal dari kelas A-B-C-D. Untuk memperlihatkan tiga puluh empat ribu seratus menggaet audiens ini, maka terbentuk tayangan hasil. Semua dokumentasi berupa video potongan yang mampu menggali isu mendalam, namun ha- maupun program secara utuh. rus dibawakan dengan ringan untuk orang-orang Penyajian data bersifat deskriptif dan dituju- yang akan memulai harinya. kan untuk memperoleh keterangan, informasi, Tayang selama 2 jam, dari pukul 06.30 hingga 08.30 dan data mengenai kasus yang dipilih. Analisis WIB, pemilihan durasi program ini sudah mengalami be- ditujukan untuk mengetahui elemen-elemen da- berapa kali penyesuaian. Andy menerangkan bahwa Apa lam Morning show sebagaimana diarahkan oleh Kabar Indonesia Pagi menanggapi dengan serius hasil Wieten (2010: 175-191) dalam esainya Breakfast riset yang dilakukan TVOne kepada audiens mengenai Television: Infotainers At Daybreak. Di antara el- preferensi program yang ditayangkan. Sebelumnya, Apa emen tersebut adalah profil program, konten ber- Kabar Indonesia Pagi pernah tayang selama 3,5 jam. ita, pembagian segmen, pemilihan gaya bicara, Tetapi hasil riset menunjukan bahwa penonton tidak dapat dan aspek visual program. bertahan terlalu lama menonton berita, durasi 2 jam dinilai paling tepat. Durasi program kemudian mempengaruhi Apa Kabar Indonesia Pagi (TVOne) bentuk berita yang disajikan oleh Apa Kabar Indonesia Mendobrak format berita konvensional adalah syarat Pagi. sebuah program yang tayang di TVOne. Sehingga, kemu- Apa Kabar Indonesia Pagi adalah tayangan news talk- nculan Apa Kabar Indonesia Pagi bukan sebuah panggi- show. Berita keras berupa kabar terbaru yang sebelumnya lan untuk mengeksploitasi pasar yang belum tersentuh na- dibacakan pada Kabar Pagi diperdalam dengan dialog mun bentuk kreativitas untuk menghasilkan produk baru. bersama narasumber pada Apa Kabar Indonesia Pagi. Menurut Winny Charita, Presenter dan Asisten Produser Pada segmen pertama yaitu pembacaan headline surat ka- Apa Kabar Indonesia Pagi, program ini sudah ada dalam bar, Apa Kabar Indonesia Pagi hadir di jalur pejalan kaki cetak biru TVOne; untuk menayangkan program berita di- Jl. MH Thamrin, . Berita berupa kilasan serta lapo- alog yang “ikonik, dekat dengan narasumber, mendalam, ran lengkap juga menyajikan peristiwa terkini yang terjadi namun dibawakan dengan santai.” di Indonesia dan luar negeri. Tidak luput penyajian kabar Tidak dapat dipungkiri, Apa Kabar Indonesia Pagi terbaru dari peristiwa yang terjadi sepanjang malam atau merupakan pelopor format Morning show di Indonesia. dini hari sebelumnya. Setelah segmen pertama, presenter Tayang perdana pada tahun 2008, menurut situs web re- akan masuk ke Lobby Wisma Nusantara dan mengadakan smi TVOne, Apa Kabar Indonesia Pagi adalah sebuah diskusi mendalam dengan beberapa narasumber sesuai isu tayangan berita yang memadukan pola news konvensional yang diangkat. Dalam penayangannya, Apa Kabar Indo- dengan kreativitas On Air Presentation (“Apa Kabar In- nesia Pagi dapat menjabarkan 3 – 4 topik: dari isu ter- donesia”, 2010). Winny menjelaskan bahwa belum ada hangat hingga isu ringan dengan human interest. Ini yang program berita yang “dapat membawa penontonnya bera- menjadi ciri khas Apa Kabar Indonesia Pagi, bahwa pro- da ke jantung Jakarta, yaitu Bunderan Hotel Indonesia.” gram ini tidak menggunakan format majalah. Andy Suharyanto, Produser Apa Kabar Indonesia Pagi, Variasi konten ditekankan pada prioritas berita ber- menambahkan bahwa sebelum program ini tayang, berita dasarkan nilai berita tersebut: tinggi atau rendah. Agar dibawakan terlalu serius: menghindari format dialog yang terlalu monoton maka ditampilkan juga paket berita, laporan langsung dari re- TVOne yang pertama membawa pemirsa ke luar ruan- porter yang berada di tempat lain, vox pop, atau wawan- gan dengan tayang langsung dari Wisma Nusantara dan cara via telepon dengan narasumber yang lain. Selain itu, sekitar Jalan MH. Thamrin. Kemudian kami membuat Winny menjelaskan bahwa pemilihan narasumber yang program menjadi lebih santai, mengapa? Karena kami mewakili kedua belah pihak – pro dan kontra – menjaga adalah program yang mengutamakan dialog. Penting penonton untuk bertahan.15 Sehingga Apa Kabar Indo- untuk membuat narasumber lebih nyaman untuk mencip- takan kedekatan. Ini menjadi format yang kemudian di- 15Winny memberikan contoh pada tayangan program tanggal 28 Juni replikasi oleh televisi lain, terutama melihat kesuksesan 2015 yang mengangkat isu kasus pembunuhan anak kecil bernama Angeline. Kepolisian Bali menetapkan Margaret, ibu angkat Ange- dari format ini. line, sebagai tersangka. Sebagai praktek dari variasi format yang digunakan Apa Kabar Indonesia Pagi, mereka mewawancarai kuasa Penayangan Apa Kabar Indonesia Pagi dengan format santai ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, - hukumnyataan. Angeline, Tidak sampai Hotman di sini, Paris TVOne yang beradamewawancarai di studio. kuasa Kemudian hukum program ini memiliki target audiens sama dengan mengajaktersangka Kabidjuga ibu Humas kandung Kepolisian Angeline Bali yang untuk berdomisili turut memberi di Banyu per- karakter Morning show yang dikemukakan Wieten wangi. Selain untuk memenuhi kaedah jurnalistik: “cover both sides”,

125 Maritta Cinintya Rastuti, Serupa Tapi Tak Sama, Disagregasi dalam Morning show di Indonesia nesia Pagi mewawancarai minimal 2 narasumber. Topik bawaan yang ringan ini tidak hanya terlihat dari yang dibahas biasanya adalah isu politik, ekonomi, atau cara pembacaan presenter tapi juga lead berita kenegaraan, yang sedang hangat diperbincangkan di me- “yang tidak disampaikan seperti anchor yang dia. Narasumber yang diundang adalah orang-orang ahli membacakan dalam studio.” Menurut pantauan atau orang-orang yang terlibat dalam isu tersebut. Itu men- penulis, 8 Eleven Show menggunakan soft lead gapa durasi penayangan program mengambil waktu 2 jam namun tetap diramu agar berita tersebut terasa agar diskusi bisa mendalam. Durasi waktu ini kemudian dekat dengan penonton sehingga menarik mer- harus menghilangkan variasi konten lain seperti live music eka untuk meninggalkan aktivitas yang sedang selain masalah efisiensi waktu atas durasi yang semakin dilakukan dan menonton televisi. diperpendek, ada karakter TVOne yang dipertaruhkan jika Meski diadakan dalam studio, 8 Eleven Show dipertahankan. Winny menjelaskan bahwa seiring ber- menggunakan istilah “outdoor” karena minimn- jalannya waktu, TVOne merasa karakter utama mereka ya penggunaan LCD, layar hijau, CGI, dan meja, berada di berita serta informasi olahraga, “sehingga harus mereka memilih “menggunakan set yang real” mengurangi hal-hal yang tidak relawan dengan karakter serta minim penggunaan teleprompter. Maka di tersebut.” Namun begitu, Apa Kabar Indonesia Pagi tetap sini kemampuan presenter dalam improvisasi mempertahankan elemen esensial di Morning show yaitu sangat dibutuhkan dan ini adalah perbedaan per- laporan lalu lintas disampaikan langsung oleh perwakilan tama 8 Eleven Show dengan Apa Kabar Indonesia dari Polda Metro Jaya. Acara ini juga bersifat interaktif, Pagi, keutamaan karisma presenter. dimana penonton dipersilahkan untuk menghubungi pro- Pada awal tayang, 8 Eleven Show dipandu gram dan menyampaikan opini mereka dengan isu yang oleh dua model presenter: utama dan talkshow sedang dibahas. Intisari diskusi disampaikan dalam beber- ekonomi. Marissa Anita, Tommy Tjokro, dan Pra- apa kalimat yang ditampilkan di layar kaca. bu Revolusi adalah trio pemandu utama yang Seperti Morning show seharusnya, presenter adalah tit- membuka serta menutup program. Kedekatan ik fokus, begitu juga yang terjadi di Apa Kabar Indonesia serta karakter mereka yang kuat, memberikan Pagi. Dipandu oleh Arief Fadhli, Indy Rahmawati, dan nilai hiburan tersendiri bagi penonton. Misaln- Winny Charita, program ini mengutamakan kemampuan ya, Tommy Tjokro tiba di studio, in frame dalam presenter untuk berimprovisasi dan chit-chat. Menurut keadaan sedang melilitkan dasi dan mengenakan Winny ini kedekatan masing-masing presenter akan mem- jas atau Marissa Anita bernyanyi diiringi saxo- bentuk harmoni yang membuat program semakin menarik. phone. Dimana Apa Kabar Indonesia Pagi tidak mengadakan acara masak, sedangkan 8 Eleven 8 Eleven Show (Metro TV) Show sering melakukan acara masak dengan koki Program Morning show lain adalah 8 Eleven tamu di bagian awal acara. Dan ketika koki sele- Show di Metro TV. Tayang pertama kali pada ta- sai masak, maka makanan tersebut akan disajik- hun 2011, sesuai namanya, program ini tayang an kepada narasumber yang sedang diundang, dari pukul 08:00 hingga 11:00 WIB. Menurut lalu disantap bersama presenter dan kru produk- Yunanto Hariandja, Eksekutif Produser 8 Eleven si. Presenter juga berpartisipasi dalam kegiatan Show di tahun 2011, kehadiran program ini diran- yang mereka liput. cang agar berkesinambungan dengan program Program ini awalnya dipandu oleh tiga pre- Metro Pagi yang sebelumnya tayang dari jam 5 senter, yaitu Prabu Revolusi, Tommy Tjokro, hingga jam 8 pagi. Yunanto mengklasifikasikan 8 dan Marissa Anita. Karena format program yang Eleven Show sebagai “newstainment” perpaduan mengedepankan karisma para presenternya, antara “news” dan “entertainment” untuk me- maka ketiga nama tersebut melambung dan mer- nekankan bahwa program ini bertolak belakang eka pun dikenal sebagai selebriti. Ketiga present- dengan sebelumnya, Metro Pagi, program beri- er memiliki latar belakang jurnalistik, pernah ta konvensional yang dibacakan serius, 8 Eleven bekerja sebagai reporter di Metro TV maupun sta- Show adalah program berita berbalut hiburan. siun televisi lain. Tommy Tjokro, misalnya, mer- upakan reporter di Metro TV sebelum akhirnya Genre 8 Eleven Show harus beda (dari program menjadi presenter di 8 Eleven Show. Ia kemudian sebelumnya) karena pada jam ini durasi panjang, pindah dari Metro TV dan menjadi presenter di segmentasi beragam, serta ada variasi berita (for- saluran televisi kabel Bloomberg TV Indonesia. mat majalah, red.) […] Itu mengapa kami menye- Sebelum menjadi presenter 8 Eleven Show, Prabu but “show”. Jam 8 hingga 11 adalah jam sepi, Revolusi merupakan presenter berita Metro Pagi, mereka tidak duduk nonton, melainkan berakti- Editorial Media Indonesia, dan Indonesia This vitas. Kami harus bisa menggaet penonton untuk Morning. Terakhir dan mungkin yang paling ter- mendengarkan acara kami dan mengundang mer- kenal16 adalah Marissa Anita. Sebelum menjadi eka untuk menonton berita maupun paket yang se- presenter 8 Eleven Show, Marissa Anita menjadi dang ditayangkan. reporter lapangan selama tiga tahun. Kini, Maris- sa Anita tampil memandu acara berita pagi lain, 8 Eleven Show dibawakan secara ringan den- yaitu Indonesia Morning show di NET. gan mengutamakan metode “chit-chat” dan im- provisasi. Yunanto menekankan bahwa pem- 16Ketika memasukkan kata kunci “8 Eleven Show” pada mesin pencari Google maka nama Marissa Anita yang paling banyak Winny menerangkan bahwa ini merupakan cara agar berita yang disebut. Bahkan pada halaman pertama Google, nama presenter disampaikan semakin menarik. lain tidak disebut. 126 Jurnal Komunikasi Indonesia Volume III, Nomor 2, Oktober 2014

Tabel 2. Komposisi berita berat dan ringan dalam 8-11 Show

Sumber: Dikompilasi dari berbagai arsip video 8-11 Show pada situs web Youtube. Selain presenter utama, Maria Kalai bertugas (IMS) di NET. Stasiun televisi yang dibentuk di tahun sebagai presenter dalam segmen ekonomi dengan 2013, tayang pada saluran televisi free-to-air, NET serta metode talkshow. Talkshow tersebut menyajikan hadir juga secara live-streaming di laman resmi stasiun konten yang serius namun dibawakan dengan tersebut. Cuplikan-cuplikan program mereka juga terse- cara yang lebih ringan. Namun sebelum masuk dia di kanal Youtube NET. juga menjadi saluran televisi ke dalam segmen, presenter utama akan memb- pertama di Indonesia yang direkam menggunakan kamera acakan lead yang menghantarkan pada segmen High Definition (HD). tersebut. Selain ekonomi, 8 Eleven Show juga Berbeda dengan kedua program sebelumnya, IMS membahas kesehatan, gaya hidup, hiburan, dll. tampil lebih kaku karena berada di dalam studio. Para Pemilihan target audiens menjadi pembeda presenter duduk di belakang meja, sehingga memberikan kedua 8 Eleven Show dari Morning show yang batasan bagi presenter dengan memaksa mereka duduk di lain. Pemilihan jam tayang pada pukul 8 pagi ten- tempat. Meskipun begitu, IMS penyampaian berita ma- tu membawa dampak pada target penonton yang sih tetap santai. Isi berita cenderung menjadi lebih soft. berbeda dari Morning show lainnya. Dari jam Misalnya, pemberitaan mengenai pemimpin mancanegara tayangnya, target audiens program ini adalah un- bukan tentang kebijakan politik mereka namun kehidupan tuk orang dewasa yang tinggal di rumah, dan bu- pribadi mereka.17 Ini yang disebut Kemal Ramdan, As- kan untuk para pekerja kantoran. Yunanto mem- sistant Vice President of News, sebagai cara NET. dalam benarkan bahkan menambahkan target audiens mengarusutamakan berita: lain yang berada di luar kebiasaan, bahwa: “tar- get (8 Eleven Show) adalah ibu rumah tangga dan “Ide awal muncul dari Wishnutama – pendi- mahasiswa”. Yunanto menjelaskan bahwa kedua ri NET. – tentang program berita yang lebih demografis ini adalah audiens yang masih berada “pop”, lebih mudah dicerna, dan lebih mu- di rumah ketika 8 Eleven Show tayang. Penempa- dah diterima oleh anak muda. Apabila berita tan demo masak dalam program tidak hanya un- tersebut sedang membicarakan masalah (be- tuk menonjolkan karisma presenter, namun juga rat), tidak menggunakan bahasa yang ‘njeli- ditujukan untuk ibu rumah tangga. met’ (susah dipahami, red.) “ Menargetkan mahasiswa yang mayoritas bera- da pada umur 19 – 24 tahun adalah langkah lain Tema “Spirit of Sunrise” yang menjadi tagline bagi 8 Eleven Show untuk bisa berbeda dari kom- bagi IMS, sungguh dikhidmati secara visual di- petitornya. Sebagai stasiun televisi berita den- mana warna biru cerah mendominasi set studio. gan demografis penonton A – B+ yang berhasil Harapan NET. semangat IMS dapat memenuhi menarik audiens usia di atas 30 tahun, menarik budaya penonton Indonesia yang sangat membu- audiens yang lebih muda adalah langkah untuk tuhkan informasi di pagi hari; seperti membaca memperluas cakupan audiens – namun penulis surat kabar atau media online, ketika mencari tidak akan membahas jauh tentang ini. Yunanto berita di televisi, IMS harus jadi tujuan pertama menjelaskan bahwa penempatan live band yang mereka. berasal dari kalangan mahasiswa – bukan grup IMS hadir dari pukul 06:00 sampai 09:00 WIB, yang terkenal – dan membawakan lagu-lagu lebih pagi setengah jam dari Apa Kabar Indone- populer yang familiar di kuping penonton muda. sia Pagi dan lebih pagi 2 jam dari 8 Eleven Show. Adanya musik menekankan lebih jauh bahwa Pemilihan waktu serta durasi menurut Kemal program 8 Eleven Show adalah “show” dimana ke- tidak memiliki alasan khusus, melainkan “un- masan program ini menarik. tuk mengisi slot saja” karena program NET saat tayang belum terlalu banyak “sehingga semua Indonesia Morning Show (NET) program memiliki durasi yang panjang.” Namun Program berita pagi terbaru dan termuda dari ketiga program yang dianalisa adalah Indonesia Morning show 17Contoh IMS edisi 13 Juni 2013 yang membahas perceraian Vladimir Putin. 127 Maritta Cinintya Rastuti, Serupa Tapi Tak Sama, Disagregasi dalam Morning show di Indonesia seiring waktu, NET sudah lebih paham pola per- Kristin Yullianti). Presenter memandu segmen ilaku penonton yang mana mereka tidak bisa me- bersama atau sendiri secara bergantian. Karena nonton berita terlalu lama, tiga jam dinilai terlalu usia IMS yang masih muda, maka banyak konten panjang. Mulai tahun 2015, durasi IMS diper- news package yang tidak diproduksi sendiri, teru- pendek menjadi 1,5 jam. tama berita mancanegara. Dipandu oleh Shahnaz Soehartono, Adrian Melihat dari pembagian segmen, mayoritas Maulana, dan Marissa Anita, IMS memiliki per- konten yang diproduksi oleh IMS adalah berita paduan antara jurnalis dan non-jurnalis. Seperti dengan presentase 60% (berita) dan 40% (hibu- Adrian Maulana, presenter IMS yang tidak ber- ran). Bagi NET. berita yang dibalut kreativitas asal dari latar belakang jurnalis, lebih dikenal se- tidak hanya menonjolkan keunikan dari stasiun bagai selebriti18. Kemal menjelaskan formasi pre- televisi, namun juga bentuk resistensi dari format senter yang digunakannya, semakin menekankan yang lama yang kemasan penting agar penonton posisi IMS sebagai program berita yang kreatif, bertahan lebih lama dalam menonton berita tidak yang mana Adrian Maulana berperan sebagai beralih ke baca cepat atau hanya mengandalkan presenter yang dapat “memberikan sudut pan- audio. Kedepannya, NET. ingin lebih fokus dalam dang non jurnalis”. Sedangkan, Shahnaz Soehar- memproduksi berita yang lebih berkualitas na- tono dan Marissa Anita yang merupakan alum- mun tetap mempertahankan presentase konten ni Metro TV19 dengan pengetahuan jurnalisme yang disajikan. Sebagai stasiun televisi umum, mereka dapat menggunakan framing, konteks, berita yang dihasilkan NET. pasti kalah cepat news judgement. Pengalaman mereka dalam me- dari stasiun televisi berita, namun NET. yakin mandu program kompetitor IMS, 8 Eleven Show akan kemampuannya untuk menggali berita lebih memberikan nuansa yang disebut Kemal sebagai dalam maupun mencari sisi lain dari isu tersebut. “news-y namun entertaining,” mengkombinasikan NET. mengaku berkiblat pada beberapa program kredibilitas jurnalistik dengan kreativitas yang Morning show di Amerika Serikat seperti GMA menghibur. Shahnaz dan Marissa tidak hanya dan This Morning (CBS). membaca berita melalui teleprompter namun juga Namun begitu, Kemal merasa belum menemu- mampu melakukan improvisasi dan chit-chat. kan persis istilah yang tepat untuk IMS, alih-alih IMS menampilkan paket informasi terkini da- ia menyebut program ini sebagai “variety news lam bentuk hard news – namun dibacakan dengan karena pemilihan berita yang ‘gado-gado’”. Perlu santai untuk membedakan berita yang disajikan ditekankan bahwa NET menolak menggunakan pada NET 5 – light news, entertainment, olah- istilah Morning show karena genre tersebut raga, serta informasi lalu lintas. Program diba- mengemban kata “show” sehingga menonjolkan gi menjadi 3 segmentasi untuk mengakomodir unsur hiburan. Meski, Indonesia Morning show target audiens yang berbeda-beda. Sesi pertama juga menggunakan istilah “show” berbeda dengan dialokasikan dari pukul 06.00 – 07.00 menayang- Metro TV yang berani mengklaim genre tersebut, kan berita keras, update mengenai berita sema- NET justru ingin mengaksentuasi program berita lam serta berita olahraga. Sesi kedua pada pukul yang dibawakan dengan santai. 07.00 – 08.00, hari sudah semakin siang, jenis Target utama audiens IMS, sesuai dengan tar- berita yang disampaikan bergeser menjadi lebih get utama penonton NET anak muda dari usia 19 ringan seperti prakiraan cuaca, laporan lalu lin- – 30 tahun. Ini sebabnya, IMS bertujuan untuk tas, soft news, ekonomi kreatif, serta sesi talkshow menghasilkan program berita yang pop, tidak ha- yang disebut Kemal sebagai “modul” karena seti- nya secara visual juga pemilihan konten terutama ap modul membahas topik berbeda secara men- unsur hiburannya, misal IMS menghadirkan mu- dalam. Dari sesi kedua hingga sesi terakhir, IMS sisi populer seperti Raisa dan Sheila On 7, hingga sudah memasuki waktu santai atau “leisure time” yang masuk dalam genre indie di Indonesia, sep- sehingga berita yang disampaikan cenderung se- erti Sore. Ada upaya dari NET untuk memperle- makin ringan. Sesi terakhir dari pukul 08.00 – bar usia penonton pada ranah usia yang menjan- 09.00 sudah minim berita, informasi disampaikan jikan lebih banyak khalayak yaitu di usia 30 – 50 metode obrolan antara presenter dan narasumber tahun. Langkah ini secara efektif diaplikasikan seperti koki dalam demo masak atau wawancara pada IMS dengan kehadiran Adrian Maulana, dengan musisi setelah mereka tampil dalam IMS. aktor yang populer pada dekade 1990-an, kurang Segmen kuliner dimana presenter akan melaku- familiar di anak muda namun dikenal oleh audi- kan demo masak bersama dengan koki tamu. ens dengan usia yang lebih dewasa terutama di Sama seperti 8 Eleven Show, IMS memiliki satu kalangan ibu-ibu. presenter bertanggung jawab atas segmen kulin- er (Karen Carlotta) dan satu presenter bertang- Disagregasi pada Morning Show Lokal gung jawab atas segmen Senam & Sehat (Maria Berdasarkan hasil temuan, ketiga program di atas – meskipun menolak – masuk dalam kategori 18Terkenal pada decade 1990-an sebagai aktor layar televisi, Adrian Maulana juga meniti karir sebagai presenter hingga model. morning show atau breakfast television yang sudah 19 Marissa Anita merupakan pemandu 8 Eleven Show dari tahun muncul di Amerika Serikat hingga Eropa. Keti- 2011 hingga 2013. Sedangkan Shahnas Soehartono sempat me- ga program jatuh pada slot early morning dengan mandu 811 on the weekend serta program berita berbahasa Inggris, durasi waktu selama tiga jam, menunjukan karak- World News, sebelum bergabung di Indonesian Morning Show pada tahun 2013. ter morning show yang memiliki durasi panjang

128 Jurnal Komunikasi Indonesia Volume III, Nomor 2, Oktober 2014 serta demografis dan psikografis yang luas. Durasi 174), penyesuaian konten juga ditemukan dalam yang panjang pada jam “sibuk” ini, mendorong ke- morning show. tiga program untuk melakukan segmentasi atau Disagregasi pada ketiga program bukan hanya sesi agar menunjukan transisi dari penonton paruh pembeda biasa. Metro TV mengaku melakukan pertama (para pekerja) ke penonton paruh kedua survey dan analisa mendalam tentang pasar usia (orang-orang yang masih berada di rumah). Seg- mahasiswa yang membutuhkan informasi ber- mentasi ini menghasilkan konten berita beragam ita di pagi hari. Begitu juga dengan NET yang yang disebut Wieten (2000) sebagai format majalah. melakukan analisa tentang kesulitan target au- Pengemasan berita dibalut ringan, bisa jadi melalui diens mereka dalam memahami sebuah isu berat pembawaan presenter maupun lebih menyeluruh yang terlalu membingungkan, sehingga NET had- dimulai dari penulisan lead. Pembawaan present- ir untuk membumikan isu tersebut. Berdasarkan er lebih santai dari pembaca berita konvensional, permintaan pasar, Metro TV dan NET mengh- serta menggunakan metode chit-chat, improvisasi, adirkan program yang sesuai dengan kemauan dan minim penggunaan teleprompter. Kemiripan penonton. Meski penonton tidak bisa melakukan elemen-elemen di atas mengkategorikan ketiga kustomisasi seenaknya seperti yang dimaksud program tersebut sebagai Morning show sehingga Paxson (2010) pada pengguna internet, televisi sekilas terlihat adanya kemiripan atau homogeni- pun melakukan langkah yang sama untuk men- sasi yang dikatakan oleh Patterson. Namun, homo- jaga penontonnya. genisasi ini relatif. Disagregasi yang terjadi pada ketiga program Homogenisasi konten hanya terlihat di per- ini bertujuan agar konten yang mereka sam- mukaan, untuk memberikan penekanan bahwa paikan bisa diterima oleh target pasar yang yang program tersebut masuk kategori morning show. dituju. Hasil observasi menemukan bahwa konten Sedangkan dari hasil analisis tekstual, ketiga pro- yang mendominasi memang ditujukan agar lebih gram ini melakukan inovasi tidak hanya untuk diterima oleh audiens. Apa Kabar Indonesia Pagi membedakan antara satu program dengan pro- menitikberatkan pada diskusi mendalam, agar gram lain namun juga melokalisasi format global audiens laki-laki lebih menikmati program ini. 8 agar lebih diterima pada masyarakat Indonesia. Eleven Show paham bahwa pemilihan jam tayang Menempatkan ketiga program ini dalam spek- yang sebagian besar didominasi oleh penonton trum, terlihat jelas bahwa Apa Kabar Indonesia perempuan, maka dipilih berita serius dengan Pagi memberi perhatian lebih terhadap diskusi, sudut pandang ringan yang didapat dinikmati menjadikan program ini lebih serius dari dua pro- oleh kaum perempuan. Lebih dari itu, 8 Eleven gram yang lainnya. Sedangkan, 8 Eleven Show Show berani membuka program dengan penampi- berada ditengah dengan porsi berita yang lebih lan musik live selain untuk mengumumkan per- banyak dan mendalam, serta berani tampil lebih bedaan 8 Eleven Show dengan program berita siang dan menargetkan audiens yang berada di sebelumnya, Metro Pagi, juga untuk menarik per- luar karakteristik penonton morning show. IMS hatian mahasiswa/i agar menonton berita. Lalu, dapat dikatakan yang paling mirip dengan for- IMS memberi porsi lebih banyak pada berita rin- mat Morning show di Amerika Serikat dan Ero- gan agar program ini diterima audiens perem- pa yang mana NET. ingin menonjolkan program puan segala usia juga anak muda. berita pop yang jauh dari karakter program beri- Disagregasi ini dapat dilihat juga sebagai upa- ta di stasiun berita seperti TVOne dan Metro TV. ya semua program untuk mengadopsi format glob- Meski secara karakter ketiga program ini jatuh al ke dalam konteks lokal. Contohnya, pelaporan pada satu genre yang sama – dibalik istilah yang cuaca dalam program televisi nasional tidak bisa digunakan secara internal berbeda-beda – mere- meniru persis seperti pelaporan cuaca pada pro- ka tetap melakukan pembeda yang menimbulkan gram Morning show di Amerika Serikat dan Ero- disagregasi. pa. Kemal Ramdan dari NET menyatakan bah- Penulis berargumen bahwa yang terjadi ada- wa konsep pelaporan cuaca yang interaktif dan lah disagregasi pada konten program. Menurut menghibur seperti pada program Morning show Paxson (2010), disagregasi muncul ketika pilihan di Amerika Serikat tidak menarik karena topik konsumen terhadap media semakin bertambah. cuaca dinilai kurang penting bagi masyarakat In- Jumlah penonton semakin bertambah karena per- donesia. Biasanya, program berita nasional mem- tumbuhan penduduk (hlm.172) dan tidak semua berikan slot beberapa menit untuk memberitahu penonton memiliki selera yang sama. Ini menye- prakiraan cuaca serta suhu di beberapa kota besar babkan produser berupaya membedakan karya tanpa ada presenter yang memandu. Contoh lain, mereka, menargetkan pada demografis dan psik- pelaporan lalu lintas, yang mana program morn- ografis audiens yang lebih sempit sehingga lebih ing show global tidak memberi perhatian khusus tersegmentasi (hlm. 8). Kustomisasi konten atau pada segmen ini. Berbanding terbalik dengan pro- penyesuaian konten adalah cara yang sekarang gram berita televisi nasional, laporan lalu lintas banyak digunakan agar penonton bisa mendapat- menjadi segmen integral terutama untuk audiens kan pengalaman media lebih menyeluruh, sesuai yang bermukim di DKI Jakarta atau kota-kota be- dengan hal-hal yang disukai atau yang dibenci. sar di Pulau Jawa lainnya. Meski penyesuaian konten lebih sering digunakan Perlu ditilik bahwa yang paling utama dari dalam konteks media baru, seperti Internet da- adopsi format global ini, program lokal masih me- lam mesin pencari Yahoo, Google, atau Bing (hlm. nolak untuk sepenuhnya mengikuti. Dari ketiga 129 Maritta Cinintya Rastuti, Serupa Tapi Tak Sama, Disagregasi dalam Morning show di Indonesia program yang penulis teliti, tidak ada satu pun Morning show adalah tiga program yang masuk program yang mengikuti jalur GMA. GMA pro- dalam kategori morning show. gram morning show yang berada di bawah divisi Saya berargumen meski terjadinya proses glo- hiburan dan bukan divisi berita. Pilihan GMA ini balisasi morning show, pelaku media lokal sadar merupakan pilihan yang kontroversial meskipun bahwa masih ada ruang untuk melakukan loka- mengirimkan pesan yang kuat terhadap kom- lisasi terhadap konten tersebut. Bahkan dalam petitor mereka tentang nadi sesungguhnya dari bentuk yang mentah seperti sumber berita dari program mereka. Ketiga program Morning show agen berita internasional yang memaksa berita masih berada di bawah divisi berita, karena mer- lokal untuk meniru habis-habisan tanpa diubah, eka bersikeras bahwa utamanya ini program ber- masih memungkinkan adanya domestifikasi. Glo- ita yang dibalut dengan hiburan sebagai bentuk kalisasi, sebagai bentuk hibridasi antara globalisa- kreativitas serta penekanan pada inovasi format si dan lokalisasi, menjembatani pengaruh global berita. dengan penyesuaian lokal. Maka ini sesungguhnya yang dilakukan oleh pelaku media di Indonesia. Kesimpulan Menariknya, lokalisasi yang dilakukan Tulisan ini mendefinisikan morning show se- bukan sekedar penyesuaian konten seperti min- bagai satu format televisi yang sistematis dengan imalisir durasi laporan cuaca atau menekankan karakter yang sangat mencolok. Alhasil, format ini laporan lalu lintas saja. Penggunaan morning mudah sekali diadaptasi tidak hanya secara lokal, show sebagai identitas program pun ditolak oleh namun global; lintas negara dan lintas budaya. ketiga progam morning show di Indonesia. Seti- Program morning show pasti menargetkan dua ap stasiun televisi merasa hadir dengan ide dan tipe audiens: pelaju yang hendak berangkat kerja formatnya sendiri, memberi sedikit kredit kepada dengan orang-orang yang masih berada di rumah. para pionir morning show. Penolakan ini, penulis Pemilihan target audiens ini memberikan dasar rasa, merupakan teriakan yang lebih keras dari atas pembangunan morning show. Durasi pan- satu program untuk program lain. Karena setiap jang – minimal 2 jam; setiap topik maupun format program sudah dapat memetakan sendiri target secara sadar diproduksi untuk mengakomodir ke- audiens, memiliki karakter serta format yang butuhan audiens yang berbeda; serta peran inte- spesifik, serta melakukan penyesuaian berdasar- gral presenter dalam membawa program ini lebih kan preferensi audiens mereka. Alhasil, setiap santai dan ringan; membentuk sebuah morning morning show di Indonesia tidak hanya mampu show. Adaptabilitas format ini memperbolehkan melokalisir kontennya namun juga melakukan Morning show menyebar dari Amerika Serikat, disagregasi untuk membedakan program mereka Eropa, hingga Asia termasuk Indonesia. Apa Ka- dengan yang lain. bar Indonesia Pagi, 8 Eleven Show, dan Indonesia

Daftar Pustaka

Battaglio, S. (2011). From Yesterday to Today: Six Decades of America’s Fa- Morse, M. (1986). The Television News Personality and Credibility: Reflec- vorite Morning Show. Philadelphia, PA: Running Press. tions on the News in Transition. Dalam Modelski, T. (ed.). Studies in Bittner, J. R. (1991). Broadcasting and telecommunication: An IntroductIon. Entertainment: Critical Approaches to Mass Communication (55-79). Third Edition. Englewood Cliff, New Jersey: Prentice-Hall. Bloomington: Indiana Press. Bliss Jr., E. (2013). Now the News: The Story of Broadcast Journalism. New Murray, M. D. (1999). Encyclopedia of Television News. Phoenix, Arizona: The York: Columbia University Press. Oryx Press. Browne, R., & Browne, P. (2001). The Guide to Popular Culture. Net Mediatama Indonesia. (2013). About Net. Diambil pada Januari 14, 2014, Madison, Wisconsin: The University of Wisconsin Press. dari netmedia.co.id: http://www.netmedia.co.id/about Clausen, L. (2003). Global News Production. Copenhagen: Copenhagen Paterson, C. (2000). Global News Television. Dalam Beynon, J. & Dunkerley, Business School Press. D. (eds). Globalization: The Reader (170-171). New York: Routledge. Corner, J. (1995). Television Form and Public Address. London: Edward Ar- Paxson, P. (2010). Disaggregation and Convergence. Dalam Paxson, P. (ed), nold. Mass Communications and Media Studies: An Introduction (171- Encyclopedia Britannica. (2015). Hard news | Journalism | Retrieved 14 Juni 189). New York: Continuum. 2014 dari brittanica.com: http://www.britannica.com/topic/hard- Scannell, P. (1996). Radio, Television and Modern Life. Oxford: Blackwell. news. Shahaf, S., & Oren, T. (2013). Introduction: Television Formats Global Frame- GMA Network. (2015). Unang Hirit. Retrieved 28 Juni 2014, dari gmanetwork. work for Television Studies. Dalam Shahaf, T. & Shahaf, O. (ed.). com: http://www.gmanetwork.com/news/show/unanghirit Global Television Formats: Understanding Television Across Borders Gunter, B. (1989). The U.K.: Measured Expansion on a Variety of Fronts. Da- (1-21). London: Routledge. lam Becker, L. B. & Schoenbach, K. B. (eds). Audience Responses Sudibyo, A. (2004). Ekonomi Politik Media Penyiaran. : LKiS. to Media Diversification: Coping with Plenty. Hillsdale, New Jersey, Timberg, B. (2002). Television Talk: A History of the TV Talk Show. Austin, TX: AS: Lawrence Erlbaum Associates. The University of Texas Press. Iwabuchi, K. (2004). Feeling glocal: Japan in the global television format busi- TVOne. (n.d.). Tentang Kami. (http://www.TVOnenews.tv/tentangkami/, Pro- ness. Dalam A. Moran, A. & Keane, M. (eds). Television Across Asia: ducer) Diambil pada Januari 14, 2014, dari TVOnenews.tv. Television Industries, Programme Formats and Globalization (21 - TVOne. (2010). Apa Kabar Indonesia. Diambil pada Januari 7, 2014, dari 35). London: RoutledgeCurzon. TVOnenews.tv: http://video.TVOnenews.tv/program/apa_kabar_in- Jones, I. (2004). Morning Glory: A History of British Breakfast Television. Tiver- donesia/4/ ton, Devon: Kelly Publications. Wieten, J. (2000). Breakfast Televison: Infotainers at Daybreak. Dalam Wieten, Mink, E., Dolphin, ‎L. & Brown, C. (2003). This is Today: A Window on Our J. , Murdock, G. , Dahlgren, P. (eds.), Television Across Europe: A Time. Kansas City, Missouri: National Broadcasting Company. Comparative Introduction (p. 175-197). London: Sage Publications. Moran, A., & Malbon, J. (2006). Understanding the Global TV Format. Port- Worringham, R., & Buxton, R. (2013). Morning Television Program. Dalam land, Oregon: Intellect Books. Newcomb, H. (ed). The Encyclopedia of Television (1532-1533). New York: Routledge.

130