Mengenal Sosok Pemikiran Abdul Rachman
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Kata Pengantar Sungguh saya sudah sangat nyaman dengan keadaan saya saat ini di Eden dengan aktivitas keseharian mengurusi tanaman, bersih- bersih rumah, lalu sekali-kali menemui tamu-tamu Eden, baik yang ingin bertanya tentang Eden maupun yang datang untuk berobat atau terapi, yang jumlahnya juga tak banyak. Selebihnya saya menikmati Wahyu-wahyu Tuhan yang dituliskan Paduka Bunda Lia Eden. Hari-hari terasa begitu lapang dan menenteramkan walaupun setiap hari tak ada waktu jeda pensucian di antara kami, dan itu terus berkelangsungan, karena itu adalah hakekat Surga. Secara bergiliran kami disucikan dari segala potensi dan sifat-sifat buruk yang kami miliki agar kami senantiasa suci sehingga diperkenankan untuk berada di Surga-Nya. Menjalani pensucian tabiat itu tak mudah karena yang ditegurkan kepada kami bukan lagi kesalahan, tapi sifat bawaan yang sudah ada dalam diri dan telah menyatu. Kesulitannya adalah pensucian ini tidak “hitam atau putih”, tetapi juga menyangkut rasa, insting dan perenungan mendalam. Karena dia bukan lagi pensucian atas kesalahan yang terasa oleh kami bila kami melakukan kesalahan, tetapi dia berada dalam kebaikan, kebenaran, ketulusan, ketotalitasan, kejujuran, keikhlasan dan dari segala sifat baik yang kami miliki. Tetapi sifat-sifat baik itu belumlah matang, dan mumpuni. Atau di dalam segala kebaikan-kebaikan itu ada sepercik dorongan dari sifat atau potensi buruk dan kelemahan yang masih ada pada diri kami sehingga segala kebaikan dan kebenaran itu tidak i murni adanya. Dan hanya Tuhan dan malaikat-Nya-lah yang dapat mensucikan sampai sedemikian. Rigidnya Pensucian Surga diberlakukan Tuhan karena Mukjizat Surga hanya dapat terolah bila kesucian kami telah matang dan juga setara. Pensucian itu adalah penghancuran sifat-sifat buruk dan kelemahan, dan penyempurnaan sifat-sifat baik agar dapat terolah menjadi karunia Surga sehingga menjadi suatu karya nyata yang dapat dikemukakan Tuhan untuk kebaikan umat manusia. Dari pencapaian-pencapaian pensucian itulah sedikit demi sedikit Tuhan mengaruniakan Berkah-Nya. Setiap kami berhasil melewati pensucian, maka Tuhan pun menambahkan pengetahuan dan kemampuan kepada kami semua sesuai dengan bidang yang kami geluti dan kami urusi. Jadi segala kelapangan, kemudahan menjalankan Amanah Tuhan di Eden sangat bergantung pada pensucian kami. Begitupun Mukjizat Surga terbuka bergantung pada pencapaian kami menaklukkan segala sifat-sifat buruk kami tersebut. Dan setiap pensucian kami, senantiasa melibatkan Paduka Bunda Lia Eden. Karena dari beliaulah Teguran dan Peringatan Tuhan itu disampaikan kepada kami. Beliau sangat awas melihat setiap gelagat kesalahan kami karena memang itulah yang menjadi tanggung jawab beliau yang harus menjaga kesucian kami selalu agar segala rencana Surga dan Kerajaan-Nya dapat terselenggara. Ujian pensucian itu sifatnya terkadang sangat personal, tapi terkadang pula melibatkan kami semua secara bersama-sama termasuk Paduka Bunda sendiri. Demikian, ketika kami dianggap Tuhan lulus menempuh ujian dan pensucian ‘Delegitimasi’ dari Tuhan, melalui sebuah ujian yang berat dan musykil di Monas, maka kami menapaki babak baru perjalanan dalam Takdir Tuhan ini. Tepatnya pada 5 Juni 2015, kami ii diperintahkan untuk membuka Website Komunitas Eden dan kami pun merilis Wahyu-wahyu Tuhan yang diterima Paduka Bunda ke Website Eden tersebut. Kami ini telah menyerahkan seluruh hidup dan perjalanan kami dalam ketentuan Surga dan Kerajaan-Nya. Oleh karena itu, kami hanya beraktivitas menjalankan Amanah Tuhan dan kami senantiasa berada di rumah Eden. Namun pada 19 Februari 2016, saya menerima undangan untuk menghadiri 30 tahun Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci), tempat saya beraktivitas waktu masih menjadi mahasiswa IAIN Syarif Hidayatullah dahulu. Semula saya mengira tak diperkenankan pergi, namun ternyata yang mengagetkan saya adalah bahwa justru saya diperintahkan Tuhan untuk memenuhi undangan tersebut dan bahkan diminta membawa Risalah–risalah Eden ke pertemuan tersebut. Sejak saat itulah segala aktifitas saya tak lagi seleluasa dahulu. Sekarang saya harus berada di depan komputer untuk menanggapi segala hal yang berkaitan dengan Eden. Karena sejak kepulangan saya dari acara tersebut, saya mendapatkan tugas baru dan diperintahkan Tuhan untuk membuka akun Facebook. Dan setelah itu turunlah Wahyu Tuhan yang berkaitan dengan pengangkatan saya sebagai Imam Mahdi yang bertanggung jawab terhadap umat Islam dan pelurusan akidahnya agar kembali kepada ajaran yang tauhid, rendah hati, berbudi pekerti yang luhur dan meluruh dalam Kehendak Tuhan yang ingin menyatukan seluruh umat-Nya menjadi satu. Di tengah situasi umat Islam yang tercabik-cabik seperti sekarang ini, adalah sebuah utopia untuk menyatukannya, apalagi penyatuan seluruh umat-Nya. Namun, konflik agama kini berada di iii dalam situasi yang genting, yang bisa merambat kepada perang dunia, dan itulah yang hendak dicegah Tuhan. Dan bila keadaan sekarang tak bisa dihentikan, maka sangat dimungkinkan skala perang akan mendunia dan manusia pun menggunakan senjata-senjata canggih, semisal senjata kimia maupun biologi, bahkan mereka pun dimungkinkan menggunakan senjata nuklirnya untuk saling memusnahkan. Dan bila ini terjadi, maka peradaban manusia dan kehidupan bumi tak dapat lagi diselamatkan. Demikian Tuhan menurunkan Surga dan Kerajaan-Nya dan mengutus Malaikat Jibril Ruhul Kudus menjadi pemimpinnya bersama Paduka Bunda Lia Eden menyampaikan Wahyu–wahyu Tuhan, pertolongan dan penyelamatan bagi umat manusia dan peradabannya. Dan Tuhan pun menurunkan ilmu dan pengetahuan yang terbaru dari-Nya, dan juga menyibak makna ayat-ayat rahasia dalam semua Kitab Suci. Amanah Surga yang pertama yang harus kami sampaikan adalah pembuktian bahwa sesungguhnya Tuhan itu Esa. Dan Tuhan pun menjelaskan lewat Wahyu-Nya tentang Wujud dan Kekongkritan Diri-Nya agar manusia di akhir zaman ini tak lagi menerka-nerka dan meraba-raba dalam spekulasi filosofis, maupun kejumudan dogma dan doktrin agama, yaitu dengan mengkongkritkan penjelasan tentang Wujud-Nya sehingga penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi sebuah kepastian yang hakiki, di mana tak ada lagi dualitas dan perdebatan antara alam semesta dengan Tuhan di satu sisinya, tetapi Dia satu dalam Monotheisme Mutlak. Demikian penjelasan Wujud Tuhan Yang Maha Bulat menjadi sumber dari penyatuan agama dan penyatuan semua bidang pengetahuan, baik spiritual, sains, filsafat, kosmologi, biologi dan iv semua pengetahuan yang lainnya. Tak lagi terpisah dan terpilah satu sama lainnya. Dualitas itu telah menyatu menjadi satu dalam Peradaban Surga, dan itulah peradaban manusia mendatang. Adapun kami semua di Eden sedang diperjalankan Tuhan untuk meretas dan mengawali perjalanan Surga yang seluas langit dan bumi. Dan itu diawali dari rumah Mahoni 30 yang hanya seluas 250 meter dan berada di bilangan Senen, yang kumuh dan dipenuhi banyak kejahatan dan narkoba. Demikian Tuhan mengawali Surga- Nya. Demikianlah filosofi Surga yang dibangun di tengah Neraka. Adapun kumpulan tulisan-tulisan saya yang ada di hadapan Anda saat ini adalah upaya yang diperkenankan Tuhan kepada saya untuk menjawab dan menjernihkan segala kesalahpahaman, terutama kesalahpahaman umat Islam terhadap Eden, yang di dalam tulisan ini terutama banyak menjawab ketidakpahaman Prof. DR. Marzani Anwar, peneliti utama Balai Litbang Agama, terhadap pensucian Eden. Adalah menjadi kepatutan saya untuk menjawab segala kesalahpahamannya terhadap Eden agar publik memahami kebenaran yang sesungguhnya. Demikian tulisan saya yang lainnya adalah respon saya terhadap segala persoalan yang sampai kepada saya, tanpa saya mencarinya. Persoalan dan pertanyaan itu datang dengan sendirinya lewat kiriman teman-teman di Facebook. Semua tulisan yang saya tuliskan memiliki benang merah yang sama antara yang satu dengan yang lainnya, yakni mengajak semua saudara-saudara untuk memahami lebih dekat tentang Takdir Surga, Takdir Kerasulan yang diturunkan Tuhan di akhir zaman ini, di mana Tuhan sedang berwahyu kembali kepada manusia melalui Utusan-Nya, Malaikat Jibril. Dan Tuhan memilih Utusan-Nya dari kalangan manusia, yaitu Paduka Bunda Lia Eden, untuk menuliskan segala Pewahyuan-Nya dan pembimbingan dari Malaikat-Nya. v Seluruh jawaban yang saya tuliskan ini merupakan jawaban kekinian atas pengetahuan yang saya terima pada saat ini. Sedangkan Takdir Surga dan KerajaanNya masih berada dalam keberlangsungannya, maka jawaban yang saya tuliskan ini bisa saja mengalami perubahan bila ada Ketentuan-ketentuan Tuhan yang baru dihadirkan-Nya di kemudian hari. Semoga penjelasan saya ini dapat dipahami dan dimengerti karena sesungguhnya Pewahyuan dan Penjelasan Tuhan belum sampai pada kegenapannya. Sesuatu yang tidak mudah untuk dijelaskan bahwa Eden adalah benar-benar Takdir Kerasulan, karena kesenjangan pemahaman umat saat ini terlalu jauh dengan era Kerasulan. Manusia pada saat ini, di satu sisi mereka tak mempedulikan nilai- nilai sakral Ketuhanan, sebagian besar memilih pragmatisme dan sekularisme. Sementara kaum beragama jatuh pada dogmatisme yang sempit, cupat dan menutup diri terhadap perkembangan dan lajunya pengetahuan, bahkan sebagian jatuh pada ideologi radikalisme dan terorisme dengan teologi kematiannya. Sebuah pandangan hidup yang lari dari kenyataan dan mengejar fatamorgana Surga dengan menciptakan Neraka di bumi. Sebuah pilihan yang sangat menyedihkan. Bagaimana menghidupkan nilai-nilai Ketuhanan dan spiritualitas yang paralel dengan kemajuan ilmu pengetahuan tetapi tidak dibatasi oleh sekat-sekat agama, menjadi universal dan netral dalam