Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Dengan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Dengan LAMPIRAN 65 Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian SEKOLAH MENENGAH ATAS GAGATAN BOYOLALI KARANGGEDE KAB. BOYOLALI TERAKREDITASI B NISS : 304040914013 NIDS : C 25164001 Alamat : Karangmojo,Sranten, Karanggede, Boyolali 57381 Telp.081329197 133 SURAT KETERANGAN Nomor : 005/ 103.16/ SMA/GA/2013 Kepala SMA Gagatan Karanggede menerangkan dengan sesungguhnya bahwa : Nama : SITI MUNJAYANAH NIM : 152008023 Fakultas : FKIP Jurusan Pendidikan Sejarah Telah melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Belajar Sejarah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Make a Match Pada Siswa Kelas XI-IPS 1 SMA Gagatan Karanggede Tahun Ajaran 2012-2013. Pada tanggal 5 dan Sd. 12 September 2012 dalam rangka memenuhi tugas pembuatan skripsi sebagaimana dipersyaratkan dalam Ujian Sarjana. Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Karanggede, 6 Febuari 2013 Kepala, SMA Gagatan Karanggede Drs. Makmun NIP. 19610222 1986031011 66 Lampiran 2. Hasil Ulangan Harian Kelas XI-IPS-1 SMA Gagatan Karanggede Tahun Ajaran 2012/ 2013 Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Semester 1 Kelas XI IPS-1 No. N0 PG 70 U 30 Total 100 1 000000001 51,5 16 67,5 2 000000002 45 18 64,5 3 000000003 42 18 60 4 000000004 46 22 58,25 5 000000005 50,75 25 75,75 6 000000006 56 22 78 7 000000007 40,25 16 56,25 8 000000008 47 18 65 9 000000009 54,25 25 79,25 10 000000010 49 28 77 11 000000011 52 16 68 12 000000012 47,25 24 71,25 13 000000013 45,75 22 67.75 14 000000014 47 24 71 67 Lampiran 3. RPP Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah : Gagatan Karanggede Mata pelajaran : Sejarah Kelas/Semester : XI – IPS 1/ 1 Alokasi Waktu : 2 x45 menit SIKLUS I Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Model Make a Match A. Standar Kompetensi 1. Menganalisis Perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional. B. Kompetensi Dasar 1.2 Menganalisis pengaruh perkembangan masyrakat diberbagai daerah di Indonesia. C. Indikator 1.2.1 Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya kerajaan- kerajaan Hindu- Buddha di berbagai daerah. D. Tujuan Pembelajaran a. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru,siswa dapat menjelaskan tentang perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. b. Setelah memperhatikan penyampaian materi dari guru, siswa dapat menjelaskan tentang perkembangan kerajaan –kerajaan yang bercorak Hindu- 68 Budha yaitu kutai, Tarumanegara, Holing, Melayu, Sriwijaya, Mataram Kuno, Medang Kamulan, Kediri, Singasari, Bali, Pajajaran, Majapahit. c. Setelah menemukan pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban,siswa dapat Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya kerajaan-kerajaan Hindu- Buddha di berbagai daerah d. Setelah mempresentasikan materi dalam kartu soal dan kartu jawaban siswa dapat menyebutkan 4 kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dan Prasasti peninggalan kerajaan tersebut . E. Materi Pembelajaran Muncul dan berkembangnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah. F. Metode Pembelajaran • Ceramah • Tanya jawab • Kelompok • Penilaian hasil belajar • Model pembelajaran Make a Match Alokasi G. Langkah-Langkah Pembelajaran Waktu 1. Kegiatan Pendahuluan 10 mnt • Apersepsi: Guru menyiapkan beberapa kartu soal dan kartu jawaban (dengan warna yang berbeda). • Siswa menerima penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran. • Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran Make a Match. 69 2. Kegiatan lnti 40 mnt Eksplorasi • Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan “Sebutkan kerajaan Hindu tertua di Indonesia?”. Siswa mendengarkan penjelasan materi tentang muncul dan berkembangnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah. Elaborasi • Siswa kelas XI-IPS dibagi menjadi 2 kelompok (kelompok A dan kelompok B), dan mereka saling berhadap-hadapan. • Tiap siswa menerima kartu-kartu soal untuk kelompok A dan kartu jawaban untuk kelompok B. • Tiap siswa diminta untuk mencari pasangan kartunya (kelompok A mencari pasangan kartu di kelomnok B, begitu sebaliknya) dengan batas waktu yang telah ditentukan. • Siswa yang sudah menemukan pasangan kartunya melaporkan kepada guru, dan guru membuat catatan pada lembar instrumen yang sudah dipersiapkan. • Siswa yang sudah menemukan pasangan saling duduk berdekatan, sedangkan bagi siswa yang belum menemukan pasangan berkumpul dalam kelompok sendiri. • Siswa mendapat konfirmasi tentang kebenaran pasangan kartu tersebut. • Satu pasangan siswa mempresentasikan materi yang diperolehnya. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan. • Siswa yang sudah selesai presentasi diberi aplaus sebagai tanda penghargaan. 70 • Pasangan berikutnya mempresentasikan dan begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi. Konfirmasi • Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi pelajaran. 3. Kegiatan Penutup 40 mnt • Siswa diberi evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa. • Siswa mengerjakan evaluasi yang telah diberikan guru secara individu. • Pelajaran selesai dan ditutup oleh guru. H. Sumber Belajar/Alat l. Sumber: a. Silabus Sejarah Kelas XI program Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Gagatan Karanggede b. Tri widiarto dan Esther Arianti. 2007. Masa Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia . Salatiga: Widya Sari Press. c. Wardiah Q.,Siti,dkk. 2001. Sejarah Nasional Umum Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Bumi Aksara. d. Matroji. 2008. Sejarah 2 SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Bumi Aksara. e. Departemen Pendidikan Nasional.2006.Standar Isi 2006,Mata pelajaran Sejarah SMA/MA.Jakarta :Pusat Kurikulum f. Buku-buku penunjang yang relevan. 71 2. Alat : • Kartu soal dan kartu jawaban • Gambar dan digunakan untuk memperlihatkan letak dan bentuk kerajaan serta prasasti yang ditinggalkan pada waktu guru menjelaskan materi. I. Penilaian a. Teknik penilaian : Tes b. Bentuk penilaian : Tes Tertulis c. Skor * Matching Tes 1 Jawaban benar 0 Jawaban salah * Tes Uraian 2 Jawaban benar 1 Jawaban sebagian benar ½ Jawaban salah 0 Tidak menjawab d. Instrument/ Item Tes. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c,d, atau e pada jawaban yang paling tepat ! 1. Kerajaan Hindu tertua di Indonesia adalah . ….. a. Kutai b. Majapahit c. Mataram Kuno d. Kediri e. Singasari 2. Prasati Tugu berisi tentang . a. Bekas telapak kaki Purnawarman yang disamakan dengan bekas telapak kaki dewa wisnu. b. Keberanian Purnawarman c. Kejayaan kerajaan Taruma Negara d. Penggalian Sungai Gomati e. Kebesaran raja Purnawarman. 3. Kerajaan Holing diperintah oleh …… a. Kertanegara b. Ratu Sima 72 c. Mulawarman d. Anusapati e. Hayamwuruk 4. Kerajaan Singasari menjalin hubungan dan mengakui kedaulatan Kerajaan Melayu hal ter sebut di wujudkan dengan….. a. Pemberikan hadiah berupa perhiasan emas dan perak b. Pemberian hadiah berupa keris c. Menjalin kerjasama dalam bidang politik d. Pemberian hadiah berupa arca Amoghapasu oleh Kertanegara e. Menjalin Kerjasama dalam bidang perdagangan 5. Kerajaan Sriwijaya salah satu yang dianggap sangat besar dalam sejarah nusantara sebab… a. Sriwijaya maju dalam pendidikan,banyak orang-orang dari mancanegara yang belajar ke Sriwijaya. b. Sriwijaya sebagai kerajaan Budha yang terbesar c. Sriwijaya sebagai kerajaan yang paling tangguh pada masa itu sehingga disegani oleh kerajaan lain d. Sriwijaya merupakan kerajaan yang terkenal samapai mancanegara e. Berbagai peran dimainkan oleh Sriwijaya seperti sebagai pusat agama Budha,kerajaan maritime maupun pusat perdagangan 6. Sumber sejarah tertua tentang Mataram Kuno yaitu…. a. Prasasti Tuk mas b. Prasati Canggal c. Tambo T’ang d. Cerita Parahyangan e. Prasasti Mantyasih 7. Kerajaan Kediri mengalami keruntuhan pada zaman kekuasaan………… a. Jayabhaya b. Sarweswara c. Areyyeswara d. Bameswara e. Kertajaya 8. Puncak kebesaran Singasari terjadi ketika diperintah…… a. Ken Arok b. Kertanegara c. Jayabaya d. Tunggul Ametung e. Tohjoyo 9. Majapahit mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh…. a. Hayam wuruk b. Raden Wijaya c. Kertanegara d. Rajasawardhana 73 e. Jayanegara 10. Keberadaan kerajaan bali dapat diketahui dari prasasti…. a. Kedukan bukit,Talang tuo,Blanjong b. Blanjong,Sanur,Talang Tuo c. Telaga Batu, Kedukan Bukit, Sanur d. Sanur,Blanjong,Prasasti berangka tahun 835 (913 M ) e. Prasasti berangka tahun 835 (913 M), Talang Tuo, Telaga Batu Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang jelas dan tepat! 1. Sebutkan faktor-faktor perkembangan dan kemajuan sriwijaya! 2. Jelaskan maksud gambar telapak kaki dalam prasasti Ciareuteun ! 3. Sebutkan 5 peninggalan sejarah kerajaan Kediri ! 4. Apa yang menyebabkan runtuhnya kerajaan majapahit! 5. Sebutkan Candi peninggalan –peninggalan kerajaan Majapahit ! Mengetahui, Gagatan, September 2012 Guru Mata Pelajaran, Peneliti, (Santoso Raharjo, S.Pd) (Siti Munjayanah) Kepala SMA Gagatan Karanggede (Drs. Makmun ) 74 Lampiran 4. Hand Out Materi Ajar Siklus I Perkembangan Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Kerajaan Kutai Kerajaan tertua bercorak Hindu di Indonesia adalah kerajaan Kutai. Kerajaan ini terletak di Kalimantan, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menggambarkan kerajaan tersebut. Tujuh buah yupa merupakan sumber utama bagi para ahli untuk menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Dari salah satu yupa tersebut, diketahui bahwa raja yang memerintah Kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Putra Aswawarman adalah Mulawarman. Dari yupa, diketahui bahwa pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hamper seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur. Kerajaan Tarumanegara
Recommended publications
  • Representation of Pluralism in Literary History from Riau Island, Indonesia
    Athens Journal of Philology - Volume 6, Issue 2 – Pages 83-104 Representation of Pluralism in Literary History from Riau Island, Indonesia By Mu᾽jizah One kind of the genre in literature is literary history, often called historiography traditional. In 17th--19th century this type of work was commonly found in the Riau Island manuscripts, especially in Pulau Penyengat. This area in ancient times became a scriptorium of Malay manuscripts. Several authors and scribes’ works, such as Raja Haji, Raja Ali Haji, Raja Ibrahim, and Salamah Binti Ambar and a descendant of Encik Ismail bin Datuk Karkun, were found in the region. Their works among others are Tuhafat An-Nafis, Silsilah Melayu, dan Bugis, and Hikayat Negeri Johor. In Indonesia, the manuscripts are kept in the National Library of Indonesia in Jakarta and Indrasakti Foundation in Riau Island. Some manuscripts among others were found in the Leiden University Library and KITLV Library in Netherlands. The historiography is useful to explore the source of historical knowledge, especially in search for understanding the process in the formation of Malay ethnic group with plural identities in Indonesia. The aim is to find representation of pluralism in the past Malay literary history which has contributed and strengthened nationalism. In the study we use qualititative research and descriptive methods of analysis. The research has found that the Malay ethnic group in Indonesia derived from various ethnic groups that integrated and became a nation with pluralities. According to the myth, the Malay ethnic group came from the unity between the upper-world or the angelic world and the under-world depicted as the marriage between Putri Junjung Buih and a human being.
    [Show full text]
  • THE PERCEPTION of COASTAL COMMUNITY of MANGROVES in SULI SUBDISTRICT, LUWU by Bustam Sulaiman
    THE PERCEPTION OF COASTAL COMMUNITY OF MANGROVES IN SULI SUBDISTRICT, LUWU by Bustam Sulaiman Submission date: 18-Nov-2019 07:47PM (UTC-0800) Submission ID: 1216836611 File name: LUTFI_2.docx (103.65K) Word count: 4691 Character count: 26032 THE PERCEPTION OF COASTAL COMMUNITY OF MANGROVES IN SULI SUBDISTRICT, LUWU ORIGINALITY REPORT 7% 5% 5% 4% SIMILARITY INDEX INTERNET SOURCES PUBLICATIONS STUDENT PAPERS PRIMARY SOURCES gre.magoosh.com 1 Internet Source 1% report.ipcc.ch 2 Internet Source 1% Tri Joko, Sutrisno Anggoro, Henna Rya Sunoko, 3 % Savitri Rachmawati. "Pesticides Usage in the 1 Soil Quality Degradation Potential in Wanasari Subdistrict, Brebes, Indonesia", Applied and Environmental Soil Science, 2017 Publication Submitted to Southern Illinois University 4 Student Paper <1% Yangfan Li, Xiaoxiang Zhang, Xingxing Zhao, 5 % Shengquan Ma, Huhua Cao, Junkuo Cao. <1 "Assessing spatial vulnerability from rapid urbanization to inform coastal urban regional planning", Ocean & Coastal Management, 2016 Publication "Microorganisms in Saline Environments: 6 Strategies and Functions", Springer Science and Business Media LLC, 2019 <1% Publication Bustam Sulaiman, Azis Nur Bambang, 7 % Mohammad Lutfi. " Mangrove Cultivation ( ) as <1 an Effort for Mangrove Rehabilitation in the Ponds Bare in Belopa, Luwu Regency ", E3S Web of Conferences, 2018 Publication abyiogren.meb.gov.tr 8 Internet Source <1% ufdc.ufl.edu 9 Internet Source <1% ejournal2.undip.ac.id 10 Internet Source <1% Shin Hye Kim, Min Kyung Oh, Ran Namgung, 11 % Mi Jung Park. "Prevalence of 25-hydroxyvitamin <1 D deficiency in Korean adolescents: association with age, season and parental vitamin D status", Public Health Nutrition, 2012 Publication link.springer.com 12 Internet Source <1% worldwidescience.org 13 Internet Source <1% Mohammad Lutfi, Muh Yamin, Mujibu Rahman, 14 % Elisa Ginsel Popang.
    [Show full text]
  • Tracing the Maritime Greatness and the Formation of Cosmopolitan Society in South Borneo
    JMSNI (Journal of Maritime Studies and National Integration), 3 (2), 71-79 | E-ISSN: 2579-9215 Tracing the Maritime Greatness and the Formation of Cosmopolitan Society in South Borneo Yety Rochwulaningsih,*1 Noor Naelil Masruroh,2 Fanada Sholihah3 1Master and Doctoral Program of History, Faculty of Humanities, Diponegoro University, Indonesia 2Department of History Faculty of Humanities Diponegoro University, Indonesia 3Center for Asian Studies, Faculty of Humanities, Diponegoro University, Indonesia DOI: https://doi.org/10.14710/jmsni.v3i2.6291 Abstract This article examines the triumph of the maritime world of South Borneo and Received: the construction of a cosmopolitan society as a result of the trade diaspora and November 8, 2019 the mobility of nations from various regions. A “liquid” situation has placed Banjarmasin as a maritime emporium in the archipelago which influenced in Accepted: the 17th century. In fact, the expansion of Islam in the 16th to 17th centuries December 8, 2019 in Southeast Asia directly impacted the strengthening of the existing emporium. Thus, for a long time, Banjarmasin people have interacted and even Corresponding Author: integrated with various types of outsiders who came, for example, Javanese, [email protected] Malays, Indians, Bugis, Chinese, Persians, Arabs, British and Dutch. In the context of the maritime world, the people of South Borneo are not only objects of the entry of foreign traders, but are able to become important subjects in trading activities, especially in the pepper trade. The Banjar Sultanate was even able to respond to the needs of pepper at the global level through intensification of pepper cultivation.
    [Show full text]
  • The Journal of Social Sciences Research ISSN(E): 2411-9458, ISSN(P): 2413-6670 Vol
    The Journal of Social Sciences Research ISSN(e): 2411-9458, ISSN(p): 2413-6670 Vol. 6, Issue. 4, pp: 399-405, 2020 Academic Research Publishing URL: https://arpgweb.com/journal/journal/7 Group DOI: https://doi.org/10.32861/jssr.64.399.405 Original Research Open Access The Role of Minangkabau Ulamas in the Islamization of the Kingdoms of Gowa and Tallo Nelmawarni Nelmawarni* Department of Islamic History, Center for Graduate Management UIN Imam Bonjol Padang, 25153 Padang, West Sumatra, Indonesia Martin Kustati Department of English, Faculty of Islamic Education and Teacher Training UIN Imam Bonjol Padang, 25153 Padang, West Sumatra, Indonesia Hetti Waluati Triana Deparment of Language and Literature, Faculty of Adab and Humanities UIN Imam Bonjol Padang, 25153 Padang, West Sumatra, Indonesia Firdaus Firdaus Department of Islamic Law, Center for Graduate Management UIN Imam Bonjol Padang, 25153 Padang, West Sumatra, Indonesia Warnis Warnis Community Service and Research Center UIN Imam Bonjol Padang, 25153 Padang, West Sumatra, Indonesia Abstract The study aims to explain the important role of Minangkabau ulamas in the Islamization of the Bugis kingdoms in South Sulawesi. The historical approach was used in this study where the Heuristic activities were carried out to collect the main data. Document analysis of books, papers, journals and other relevant writings and interviews with customary figures were done. The results of the study found that the three ulamas came from Minangkabau and expertise in their respective fields and spread Islam. Datuk ri Bandang, who lived in Gowa had expertised in the field of jurisprudence, taught and propagated Islam by using Islamic sharia as its core teaching.
    [Show full text]
  • 5 Bab Ii. Pasukan Elite Kerajaan Majapahit Ii.1
    BAB II. PASUKAN ELITE KERAJAAN MAJAPAHIT II.1 Landasan Teori II.1.1 Kerajaan Pada masa lalu Indonesia dihuni dengan macam – macam kerajaan diberbagai wilayah Indonesia, dari kerajaan Hindu, Buddha hingga Islam. Definisi Kerajaan adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang aristocrat (bangsawan) yang jabatannya diperoleh dari garis keturunan penguasa, masa jabatan raja berlaku seumur hidup, kecuali raja itu sendiri yang mengundurkan diri (Suhelmi, 2007, h.233). Sistem pemerintahan kerajaan dapatdisebut monarki, arti kata monarki yang berasal dari Bahasa Yunani, kata mono yang artinya satu dan archeim yang artinya pemerintahan, jadi sistem pemerintahan monarki adalah suatu negara yang dipimpin oleh satu orang atau seorang raja (Rachmat, Sukidjo, Tukimo, 2002, h.26). Menurut (Mark), sistem pemerintahan kerajaan atau monarki adalah sistem pemerintahan yang tertua di dunia pada abad ke 3 SM, dilihat dari salah satu peradaban besar tertua di dunia yaitu bangsa Mesir Kuno yang pemimpin bangsanya adalah Fir’aun dengan sistem Monarki Absolut, raja pertama Mesir Kuno adalah Menes (https://www.ancient.eu/egypt, 29/01/2016, para 7). Gambar II.1 Pelat Narmer Abad ke 3 SM Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0b/NarmerPalette_ROM- gamma.jpg/800px-NarmerPalette_ROM-gamma.jpg (Diakses pada 21/04/2020) Hampir semua sistem pemerintahan di masa lalu adalah sistem kerajaan, tak terkecuali Indonesia. Pada masa lalu Indonesia memiliki kerajaan - kerajaan yang terkenal seperti Kerajaan Majapahit, Kerajaan Kutai, Kerajaan Sriwijaya dan masih 5 banyak lagi. Pada periode kerajaan – kerajaan di Indonesia, kerajaan tidak dijadikan sebagai pusat pemerintahaan saja, tapi juga dijadikan tempat menyebarluaskan kepercayaan, dari agama Hindu, agama Buddha dan juga agama Islam.
    [Show full text]
  • The Industrial Tree Operations of the Nusantara Fiber Group
    The industrial tree operations of the Nusantara Fiber group. February 2021 Colofon The industrial tree operations of the Nusantara Fiber group This report is part of the project 'Corporate Transformation in Indonesia's Pulp & Paper Sector' Supported by Good Energies Foundation www.goodenergies.org February 2021 Contact: www.aidenvironment.org/pulpandpaper/ [email protected] Front page image: Forest clearing by Nusantara Fiber's plantation company PT Industrial Forest Plantation Landsat 8 satellite image, early October 2020 Images: Images of Industrial Forest Plantations used in the report were taken with the support of Earth Equalizer www.facebook.com/earthqualizerofficial/ Graphic Design: Grace Cunningham www.linkedin.com/in/gracecunninghamdesign/ Aidenvironment Barentszplein 7 1013 NJ Amsterdam The Netherlands + 31 (0)20 686 81 11 www.aidenvironment.org [email protected] Aidenvironment is registered at the Chamber of Commerce of Amsterdam in the Netherlands, number 41208024 Contents The industrial tree operations of the Nusantara Fiber group | Aidenvironment Executive summary p. 6 Conclusions and recommendations p. 8 Introduction p. 11 CHAPTER ONE Company profile 1 Nusantara Fiber group: company profile p. 12 1.1 Industrial tree concessions p. 13 1.2 Company structure p. 14 CHAPTER TWO Deforestation 2 Deforestration by the Nusantara Fiber group p. 16 for industrial 2.1 Forest loss of 26,000 hectares since 2016 p. 18 trees 2.2 PT Industrial Forest Plantation p. 20 2.3 PT Santan Borneo Abadi p. 22 2.4 PT Mahakam Persada Sakti p. 25 2.5 PT Bakayan Jaya Abadi p.26 2.6 PT Permata Hijau Khatulistiwa p.27 CHAPTER THREE Palm oil 3 The palm oil businesses of Nusantara Fiber directors p.
    [Show full text]
  • MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI KERAJAAN KUTAI KARTANEGARA Samsir IAIN Samarinda [email protected] Abstract the Condition Of
    MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI KERAJAAN KUTAI KARTANEGARA Samsir IAIN Samarinda [email protected] Abstract The condition of Islam in the beginning of its entry in Kutai Kertanegara was still simple. After following developments today as developments in the field of science and technology, the process of spreading Islam has progressed. After Islam was accepted by the king and the people of Kutai in a peaceful manner. So the King of the Crown Prince or the Noble King of Islam ordered his people to abandon the teachings of their religion by replacing Islam. The development of Islamic religious teachings increased rapidly with the birth of several Islamic organizations which not only fought for the interests of a group of people but also maintained the existence of Islam, besides the strategic location of Kutai Kartanegara. The Central Kalimantan region is central, causing it to get migration from all parties which gives rise to races and acculturation of cultures which gives rise to a culture that has a variety of styles. In the 16th century, the migration of the Malay to the East was due to the pressure of political pressure which violently flared in western Indonesia with the fall of Malacca in 1511 AD. The great flow of Malay migration to the East began with capital to Makassar where they controlled spices. -rempah Maluku together with Javanese people. Aceh's expansion of Johor and other regions of the Malacca Peninsula at the beginning of the 17th century. The disruption of the Dutch over Malacca in 1941 AD in Western Indonesia added to the swift flow to the East.
    [Show full text]
  • Tenaga Dalam Volume 2 - August 1999
    Tenaga Dalam Volume 2 - August 1999 The Voice of the Indonesian Pencak Silat Governing Board - USA Branch Welcome to the August issue of Tenaga Dalam. A lot has occurred since May issue. Pendekar Sanders had a very successful seminar in Ireland with Guru Liam McDonald on May 15-16, a very large and successful seminar at Guru Besar Jeff Davidson’s school on June 5-6 and he just returned from a seminar in England. The seminar at Guru Besar Jeff Davidson’s was video taped and the 2 volume set can be purchased through Raja Naga. Tape 1 consists of blakok (crane) training and Tape 2 has about 15 minutes more of blakok training followed by a very intense training session in various animal possessions including the very rare Raja Naga possession. Guru Besar Davidson and his students should be commended on their excellent portrayal of the art. Tape 1 is available to the general public, but due to the intense nature of tape 2 you must be a student. It is with great sadness that I must report that Guru William F. Birge passed away. William was a long time personal student of Pendekar Sanders and he will be missed by all of the people that he came into contact with. 1 Tribute to Guru William F. Birge Your Memory Will Live On In Our Hearts. 2 DJAKARTA aeroplane is a lead-coloured line of sand beaten by EX ‘PEARL OF THE EAST’ waves seeping into a land as flat as Holland. The Dutch settlers who came here in 1618 and founded The following is a passage from the wonderful Batavia must have thought it strangely like their book Magic and Mystics of Java by Nina Epton, homeland.
    [Show full text]
  • Mill Name Parent Company Country State Or Province
    MILL NAME PARENT COMPANY COUNTRY STATE OR PROVINCE DISTRICT 1 Abago Braganza Colombia Meta Puerto Gaitán 2 Abdi Budi Mulia Aathi Bagawathi Manufacturing Indonesia Sumatera Utara Labuhanbatu Selatan 3 Abedon Kretam Holdings Malaysia Sabah Semporna 4 Ace Oil Mill Ace Oil Mill Malaysia Pahang Rompin 5 Aceitera Chiapaneca Blanca Palomeras Mexico Chiapas Acapetahua 6 Aceites CI Biocosta Colombia Magdalena Aracataca 7 Aceites Cimarrones Aceites Colombia Meta Puerto Rico 8 Aceites De Palma Aceites De Palma Mexico Veracruz Hueyapan de Ocampo 9 Aceites Morichal CI Biocosta Colombia Meta San Carlos de Guaroa 10 Aceites Sustentables De Palma Aceites Sustentables De Palma Mexico Chiapas Ocosingo 11 Aceydesa Aceydesa Honduras Colón Trujillo 12 Adei Plantation Nilo 1 Kuala Lumpur Kepong Indonesia Riau Pelalawan 13 Adei Plantation Nilo 2 Kuala Lumpur Kepong Indonesia Riau Pelalawan 14 Adela Felda Global Ventures Malaysia Johor Kota Tinggi 15 Adimulia Palmo Lestari Adimulia Palmo Lestari Indonesia Jambi Batang Hari 16 Adolina Perkebunan Nusantara IV Indonesia Sumatera Utara Serdang Bedagai 17 Aek Loba Socfin Group Indonesia Sumatera Utara Asahan 18 Aek Nabara Selatan Perkebunan Nusantara III Indonesia Sumatera Utara Labuhanbatu 19 Aek Nopan Kencana Inti Perkasa Indonesia Sumatera Utara Labuhanbatu Utara 20 Aek Raso Perkebunan Nusantara III Indonesia Sumatera Utara Labuhanbatu Selatan 21 Aek Sibirong Maju Indo Raya Indonesia Sumatera Utara Tapanuli Selatan 22 Aek Tinga Mandiri Sawit Bersama Indonesia Sumatera Utara Padang Lawas 23 Aek Torop Perkebunan
    [Show full text]
  • Awal Pengaruh Hindu Buddha Di Nusantara
    AWAL PENGARUH HINDU BUDDHA DI NUSANTARA Agustijanto Indradjaja Pusat Arkeologi Nasional, Jl. Condet Pejaten No. 4, Jakarta Selatan 12510 [email protected] Endang Sri Hardiati [email protected] Abstrak. Berbicara tentang awal pengaruh Hindu Buddha di Nusantara sejauh ini selalu dimulai pada sekitar abad ke-5 M. yang ditandai oleh kehadiran kerajaan Kutai dan Tarumanagara di Nusantara dan masih sedikit perhatian terhadap periode sebelum itu. Padahal periode awal sampai dengan abad ke-5 M. adalah periode krusial bagi munculnya kerajaan yang bercorak Hindu- Buddha di Nusantara. Penelitian terhadap periode awal sejarah dimaksudkan untuk mengungkapkan dinamika sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat Nusantara sehingga mampu menerima dan menyerap unsur-unsur budaya asing (India) yang pada puncaknya memunculkan sejumlah ARKENASkerajaan bersifat Hindu-Buddha di Nusantara. Metode analisis yang dipakai adalah metode analisis tipologis dan kontekstual serta beberapa analisis C-14 atas temuan diharapkan dapat menjelaskan kondisi masyarakat Nusantara pada masa lalu. Hasil penelitian ini dapat mengidentifikasikan sejumlah tinggalan arkeologi seperti sisa tiang rumah, sisa perahu, keramik, tembikar, manik-manik, alat logam, dan sejumlah kubur yang diidentifikasi berasal dari periode awal sejarah. Berdasarkan tinggalan tersebut dapat direkonstruksi kondisi sosial-ekonomi masyarakat Nusantara dan peranannya di dunia internasional di Kawasan Asia Tenggara. Kata kunci: Awal sejarah, Hindu-Buddha, Nusantara, Budaya India. Abstract. Early Hindu-Buddhist Influence in the Indonesian Nusantara. So far discussions about early Hindu-Buddhist influence in the Indonesian Archipelago (Nusantara) have always been started at around 5th Century AD, which is characterized by the presence of the kingdoms of Kutai and Tarumanagara in the archipelago, while the earlier period is barely noticed although the period between early and 5th century AD is a crucial period for the emergence of Hindu- Buddhist kingdoms in the archipelago.
    [Show full text]
  • Unilever Palm Oil Mill List
    2017 Palm Oil Mills No. Mill Name Parent Company RSPO Certified Country Province District Latitude Longitude 1 ABDI BUDI MULIA PKS 1 AATHI BAGAWATHI MANUFACTURING SDN BHD No Indonesia Sumatera Utara Labuhan Batu 2.0512694 100.252339 2 ABEDON OIL MILL KRETAM HOLDING BERHAD Yes Malaysia Sabah Kinabatangan 5.312106 117.9741 3 ACEITES CIMARRONES SAS ACEITES S.A. Yes Colombia Meta Puerto Rico 3.035593889 -73.11146556 4 ACEITES MANUELITA YAGUARITO CI BIOCOSTA Yes Colombia Meta San Carlos de Guaroa 3.882933 -73.341206 5 ACEITES MORICHAL CI BIOCOSTA No Colombia Meta San Carlos de Guaroa 3.92985 -73.242775 6 ADELA POM FELDA No Malaysia Johor Kota Tinggi 1.552768 104.1873 7 ADHYAKSA DHARMASATYA ADHYAKSA DHARMASATYA No Indonesia Kalimantan Tengah Kotawaringin Timur -1.588931 112.861883 8 ADITYA AGROINDO AGRINDO No Indonesia Kalimantan Barat Ketapang -0.476029 110.151418 9 ADOLINA PTPN IV No Indonesia Sumatera Utara Serdang Bedagai 3.568533 98.94805 10 ADONG MILL WOODMAN GROUP No Malaysia Sarawak Miri 4.541035 114.119098 11 AEK BATU WILMAR No Indonesia Sumatera Utara Labuhan Batu 1.850583 100.1457 12 AEK LOBA SOCFIN INDONESIA Yes Indonesia Sumatera Utara Asahan 2.651389 99.617778 13 AEK NABARA RAJA GARUDA MAS Yes Indonesia Sumatera Utara Labuhan Batu 1.999722222 99.93972222 14 AEK NABARA SELATAN PTPN III Yes Indonesia Sumatera Utara Labuhan Batu 2.058056 99.955278 15 AEK RASO PTPN III Yes Indonesia Sumatera Utara Labuhan Batu 1.703883 100.172217 16 AEK SIBIRONG MAJU INDO RAYA No Indonesia Sumatera Utara Tapanuli Selatan 1.409317 98.85825 17 AEK SIGALA-GALA
    [Show full text]
  • Laporan Individu Praktik Pengalaman Lapangan (Ppl) Sma Negeri 1 Seyegan
    LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMA NEGERI 1 SEYEGAN 10 Agustus s/d 12 September 2015 Disusun Oleh: Wahyu Ratna Putra 12406241032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang berjalan dari tanggal 10 Agustus sampai dengan tanggal 12 September 2015 dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam tidak lupa penulis sampaikan kepada junjungan nabi besar Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam. Penyusunan laporan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini dimaksudkan unuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Laporan ini sekaligus sebagai bukti bahwa penulis telah melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Seyegan. Penulis menyadari banyak hal yang belum dipahami terkait tugas dan tanggung jawab guru, baik sebagai pengajar maupun yang lain di sekolah ini. Penulis memerlukan waktu lama untuk mempelajar hal-hal yang baru tersebut. Namun waktu terus berjalan tidak dapat diputar kembali, kesempatan penulis praktik mengajar di SMA Negeri 1 Seyegan telah habis. Berbekal pengalaman yang penulis peroleh ini, akan terus ditingkatkan sehingga nantinya benar-benar dirasakan ketika terjun sebagai seorang pendidik. Berbagai bimbingan, dorongan, serta semangat telah penulis dapatkan dari segenap pihak.. Pada kesempatan ini, penulis menyampikan terima kasih yang tidak terhingga kepada: 1. Prof. Rochmad Wahab, Ph.D selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada kami untuk melaksanakan PPL tahun 2015. 2. Dr. Aman, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) PPL yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan PPL berlangsung, sekaligus dosen pembimbing mata kuliah pengajaran mikro atas bimbingan dan motivasinya.
    [Show full text]