Pemekaran Wilayah Dan Politik Identitas Studi Kasus Di Waisarisa, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
TESIS PEMEKARAN WILAYAH DAN POLITIK IDENTITAS STUDI KASUS DI WAISARISA, KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT, MALUKU Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Magister Humaniora (M.Hum.) pada Program Magister Ilmu Religi dan Budaya Oleh : FABIOLA SINTHYA SEITTE 076322002 UNIVERSITAS SANATA DHARMA PROGRAM MAGISTER ILMU RELIGI DAN BUDAYA YOGYAKARTA 2009 ii Prof. Dr. A. Supratiknya Lembaran Pernyataan Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Fabiola Sinthya Seitte, NIM: 076322002, dengan ini menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis oleh orang lain kecuali yang diacu secara tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Yogyakarta, 11 Desember 2009, Penulis iii iv Motto Takut akan Tuhan adalah permulaan Pengetahuan, (Amsal 1: 7a) v vi Kata Pengantar Ide penulisan tesis ini berawal dari rasa keprihatinan yang saya pendam dari Ambon terhadap nasib salah seorang adik (dan ribuan tenaga kerja lainnya) yang mengalami PHK pada pabrik pengolahan kayu lapis di Waisarisa, Kabupaten Seram Bagian Barat. Rasa keprihatinan ini kemudian menjadi suatu hal yang menarik ketika saya diperhadapkan pada mata kuliah Marxisme. Ide ini kemudian oleh Pa‟ Budiawan diarahkan bukan pada masalah ketidakadilan yang dialami tetapi pada bagaimana para mantan pekerja ini bergulat dengan identitas-identitas mereka sebagai mantan pekerja pabrik maupun sebagai etnis mayoritas dan minoritas dalam sebuah kabupaten baru. Saya mengakui untuk sampai pada tahap ini, saya sangat tertolong oleh berbagai bantuan yang diberikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, secara pribadi saya ingin mengucapkan danke banya voor semua orang yang telah membantu saya selama saya berstudi di IRB yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Danke voor Direktur Program Pasca Sarjana, Kaprodi dan Wakaprodi IRB. Untuk semua dosen yang selama ini telah membekali saya dengan sejumlah ilmu, Pa‟ Nardi, Romo Bas, Bu‟ Katrin, Romo Moko, Pa‟George, Romo Hary Susanto, Mbak Devi dan Mbak Stefani, khususnya untuk Pa‟ Budiawan dan Pa‟ Anton Haryono yang begitu sabar membimbing saya serta mengajarkan saya banyak hal baik, termasuk secara tidak langsung dan tanpa disadari oleh kalian. Bahkan penulisan tesis ini tidak akan selesai tanpa bimbingan dan arahan kalian berdua. Untuk Romo Banar atas diskusi-diskusi menarik yang semakin menambah wawasan saya. Untuk mbak Hengki atas pelayanannya serta mas-mas dan mbak pada WS dan perpustakaan. Danke voor Ketua STAKPN Ambon, R. Souhaly, SH,MH, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar, serta para Pembantu Ketua I,II dan III. Pemda Propinsi Maluku Bidang Kesra yang telah membantu dengan dukungan dana pada awal saya berstudi. Sesama rekan dari STAKPN Ambon di Jogja, Bapa Agus, Bu Angky, Usi Udi, Usi Ko, Usi Echi dan Ona, serta untuk Nn Venty atas semua bantuannya. Teman-teman IRB angkatan 2007, Vivin, Novel, vii Sansan, Tia, Uul, Anas, Karin, Trisno, Boy, Mas Dedy, Wahyu, khusus buat Bu Risma untuk dorongannya yang tak henti-hentinya. Danke voor Drs.Nataniel Elake, M.Si (Bu‟ Tanel) yang selalu memberikan bantuan setiap kali saya perlukan, bahkan untuk semua informasi yang diberikan termasuk membagi pengalaman selama berstudi di Makasar untuk saya. Semua kebaikan itu saya tidak bisa membalasnya, hanya doa yang dapat saya berikan semoga engkau tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang. Juga untuk para informan serta perangkat Desa Waisarisa dan staf kantor Bupati SBB yang telah memberikan sejumlah informasi yang saya butuhkan untuk kelengkapan penulisan ini. Khusus untuk Mas Yanto dan Usi Nonce atas kesediaan menjadi bapa dan mama piara saya selama penelitian di Waisarisa. Juga untuk Keluarga Kakisina di Piru, Bapa Agus, Mama Ati, Bu Ade dan Usi Moni yang selalu memberikan bantuan dan dukungan untuk saya. Juga untuk Keluarga Ahyate (Angky, Erna dan anak-anak). Untuk sahabatku Pdt. Lita Tuamely (ingatlah “viva forever together”), Jus Anamofa, Fani dan Wien, Plavius, Eby H serta semua teman-teman lain atas kebersamaan selama ini. Juga untuk Keluarga Anguarmase untuk bantuannya dalam penyelesaian tesis ini. Danke banya voor kakak-kakak dan adik-adikku, Bu Ampi, Usi Lisa, Ade Nova, O64N dan Bu Cila serta semua keponakanku, Icky, Ge, Bapin, Adri (Topilus), Dave (Rambo), Dinda, Ona Kety atas semua bantuan dan dorongan semangat yang tak terkira, terutama dalam mengurus kedua buah hatiku serta menjadi teman bermain mereka. Keluarga besar Seitte-Frans (khusus untuk Opa Cada) dan keluarga Lekitoo (Mama Yo dan Son), Keluarga Suryaman serta Nn Ema T. Natalis Mathias Lekitoo, suamiku tercinta serta kedua buah hatiku, Jovi dan Ona Tasya, atas semua pengorbanan yang diberikan selama ini, untuk doa yang tak henti-hentinya, untuk cinta dan kepercayaan yang berwujud pada kerelaan kalian mengizinkan mama pergi belajar jauh di tana orang, untuk celoteh yang menguatkan ketika kerinduan menyergap hati bahkan untuk kesabaran kalian menanti mama pulang. Pada akhirnya kesuksesan ini merupakan buah dari pengorbanan kalian. viii Papa Agus dan Mama Sien Seitte, nama kalian yang saya cantumkan terakhir dalam lembaran ini, bukan bermaksud mengecilkan arti kehadiran dan pengorbanan kalian tapi saya tetap meyakini bahwa yang terakhir akan menjadi yang pertama. Karena itu kalian adalah orang pertama dalam hati saya. Karena kalianlah saya ada. Untuk semua keringat, doa dan air mata yang kalian taruhkan hanya untuk hidup anak-anakmu. Semuanya tidak akan sia-sia, teriring doa yang tulus, semoga Tete Manis mau kasih umur panjang voor papa deng mama supaya tetap menjadi sombar untuk anak- cucu. ix ABSTRAK Setelah terjadi reformasi, otonomisasi daerah seakan-akan memberikan peluang bagi daerah-daerah untuk berkembang. Dari sisi jumlah, terjadi peningkatan jumlah propinsi diikuti dengan peningkatan kabupaten kota dan kecamatan-kecamatan yang merupakan salah satu syarat mutlak terjadinya pemekaran. Dari aspek tujuan, pemekaran bertujuan untuk mendekatkan pemerintah dengan rakyatnya yang diwujudkan dalam bentuk pembangunan- pembangunan diberbagai bidang. Tapi Otonomi daerah yang berwujud pada pemekaran wilayah menyisakan banyak persoalan. Daerah-daerah yang merasa tidak puas beramai-ramai menuntut mekar lepas dari kabupaten atau propinsi induk dengan harapan dapat mengatur diri sendiri. Pemekaran daerah juga setidaknya ikut memberikan harapan bagi masyarakat di daerah mekaran baru, khususnya akses ke sumber-sumber daya publik. Etnis yang termarjinalkan mulai bangkit dan memperjuangkan hak-haknya. Terjadi tegangan antara para pendatang dan putera daerah. Masalah tegangan antara para pendatang dan putera daerah juga terjadi pada Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Perebutan sumber-sumber daya publik pasca pemekaran kabupaten seakan-akan menjadi sebuah arena pertarungan identitas “asli” dan bukan. Isu pengutamaan putera daerah yang beredar bersamaan dengan perjuangan pemekaran kabupaten seakan-akan menjadi sebuah harga mati. Putera daerah mengklaim hak mereka pada sumber-sumber daya publik. Tesis ini bermaksud menunjukkan bahwa motivasi pemekaran kabupaten Seram Bagian Barat untuk kepentingan masyarakat, yakni agar masyarakat SBB dapat menikmati pembangunan yang setara dengan daerah-daerah lainnya. Selain itu motif lainnya adalah memperjuangkan nasib putera daerah yang setiap kali harus kalah dan tersingkir dalam perebutan sumber-sumber daya publik. Namun motivasi motivasi terselubung yang dibawa oleh masing-masing tokoh pemekaran justru menjadikan putera daerah berada pada tingkatan yang sama dengan para pendatang. Identitas sebagai yang asli/lokal bukan menjadi sebuah jaminan kesuksesan dalam perebutan sumber-sumber daya publik. Putera daerah pada x akhirnya harus mengalami hal yang sama ketika masih berada dalam wilayah administratif Kabupaten Maluku Tengah. Masyarakat Waisarisa yang adalah mantan pekerja pabrik turut merasakannya. Bagi mereka ketika bersama dalam perebutan sumber daya publik, sesama mantan pekerja pabrik yang merupakan etnis lain dianggap merupakan saingan. Tetapi ketika mereka sama-sama gagal dalam perebutan sumber daya publik tersebut, kebersamaa mereka wujudkan dalam kehidupan yang harmonis sebagai sesama mantan pekerja pabrik. xi Daftar Isi Halaman Judul ……………………………………………………....………i Lembar Persetujuan ....…..…………………………………………....…...…ii Lembar Pengesahan ........................................................................................iii Lembar Pernyataan .........................................................................................iv Lembar Motto …....……………………………………………………...........v Kata Pengantar ………………………………………………………....……..vi Abstrak ……………...……………………………………..………….....…..ix Daftar Isi ……………………………………………………………....……...xi Bab I. Pendahuluan 1. Latar Belakang ..…… …………………....……………....…...1 2. Perumusan Masalah ................…………………….....……...5 3. Tujuan Penelitian .……........………………………....……...6 4. Kerangka Konseptual ....……………………………....…....6 5. Tinjauan Pustaka ...........................................................13 6. Metodologi Penelitian ............................................................17 7. Sistematika Penulisan ...........................................................20 Bab II. Seram Bagian Barat: Geografi, Demografi dan Mitos-Sejarah 1. Pengantar ...............................................................................21 2. Gambaran Umum Seram Bagian Barat ..................................24 A. Letak Geografis