PENGARUH TEKNOLOGI AL DIGITAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN BACA-TULIS AL QURAN SISWA SMPN 185 JAKARTA

TESIS

Disusun oleh : Ridholloh NIM : 21140110000003

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Rif’at Syauqi Nawawi, MA Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/ 1437 H

ABSTRAK

Ridholloh (NIM: 2114011000003) Pengaruh Teknologi Al Quran Digital dan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Baca Tulis Al Quran Siswa SMPN 185 Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknologi pembelajaran Al Quran dengan pendekatan Al Quran Digital dan motivasi belajar terhadap kemampuan baca tulis Al Quran (selanjutnya disebut “BTA”). Latar belakang dalam penelitian ini bersumber dari landasan agama yakni perintah inovasi dalam Al Quran surat At-taubah ayat 122, perintah ini diperkuat dengan kondisi dan situasi kegiatan belajar mengajar di sekolah yang masih bersifat tradisional dan tidak adaptif terhadap perkembangan zaman. Selain itu, diperkuat dengan penelitian akademis terdahulu yang relevan membuktikan pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran digital dan motivasi belajar dapat meningkatkan prestasi belajar Al Quran khususnya pada sudut kemampuan BTA. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IX SMPN 185 Jakarta, menggunakan metode penelitian eksperimen dengan teknik treatment by level design, untuk menganalisis dan menguji hipotesis peneliti menggunakan analisis varian (ANAVA) dua jalur. Kelas yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan Quran Digital disebut “kelas eksperimen”, sedangkan kelas yang mengikuti pembelajaran Al Quran secara manual atau konvensional disebut “kelas kontrol”. Instrumen yang digunakan berupa soal tes dan angket. Hasil penelitian dengan analisis varian (ANAVA) dua Jalur, menunjukkan bahwa(1) Ada pengaruh pemberian teknologi pembelajaran Al Quran Digital terhadap kemampuan BTA. Berdasarkan uji hipotesis bertaraf signifikansi 0.05 menunjukan bahwa angka sig. untuk Al Quran digital= 0.03, berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini diperkuat dengan adanya perbedaan rata-rata kemampuan BTA yang signifikan antara kelas ekspreimen dengan nilai 80.61, sedangkan kelas kontrol dengan nilai 76.60. (2) Ada pengaruh tingkat motivasi belajar siswa terhadap kemampuan BTA siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan rata-rata antara siswa yang memiliki motivasi tinggi yaitu 82,1 sedangkan rata-rata siswa yang memiliki motivasi rendah sebesar 75.9. (3) Kemampuan BTA siswa yang memiliki motivasi tinggi pada kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hasil perhitungan bahwa kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi pada kelas eksperimen memiliki skor rata-rata sebesar 90.26. Bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi pada kelas kontrol memiliki skor rata-rata sebesar 73.95. (4) Kemampuan BTA siswa yang memiliki motivasi rendah pada kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Hasil perhitungan bahwa kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah pada kelas kontrol diperoleh subset 80.28. Bagi siswa siswa yang memiliki motivasi belajar rendah pada kelas eksperimen diperoleh subset 71.54. (5) Ada interaksi yang signifikan antara penggunaan Al Quran Digital dan Motivasi Belajar terhadap kemampuan BTA. Hasil penelitian diperoleh angka sig= 0.003, lebih kecil dari taraf sig=0.05 dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan yang diperoleh adalah Pembelajaran Al Quran dengan pendekatan Teknologi Quran Digital bagi siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi dirasakan sangat baik dan tepat, namun bagi siswa yang memiliki motivasi rendah, mereka lebih nyaman belajar dengan manual dengan cara sederhana.

Kata kunci: Pembelajaran Al Quran, Teknologi Quran Digital, Motivasi Belajar, Kemampuan Baca Tulis Al Quran.

I

ABSTRACT

Ridholloh (NIM: 2114011000003) Pengaruh Teknologi Al Quran Digital dan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Baca Tulis Al Quran Siswa SMPN 185 Jakarta. This research was aurned to know the effect of digital Quran Learning Technology and learning Motivation on student Quran literacy, known as BTA (Baca Tulis Al Quran). The background underlying this research was religious based reason. That is the command of being opened to innovation explained in At-Taubah verse 122, in wich the command is emphasized and is contradicted to the condition and the situation of teaching-learning activities at school wich still use the traditional methods and unreliable to the changing of era. Beside, previous related researches was also used to become the reason underlying tihis study, wich have proven scientifically that Quran digital learning technology and learning motivation can improve student’s learning achievement of BTA and can improve their motivation in learning Quran. Then, this study was expected to create, active learning, innovation, creativity, effectiveness, fun, happy, and meaningful. Experimental study was applied to get through this research using “treatment by level design technique”. Then, two ways ANOVA (Analysis of Variance) was used for dara analysis and hypothesis testing. This research found that (1)there was an effect of giving student s a treatment using digital Quran learning technology on student BTA. It was proven by using the significant value of 0.05 showed that the score was 0.03, which means that the Ho is rejected and H1 is accepted. (2) there was an effect of learning motivation on student Quran Literacy. The result showed that there was difference of the average score between student with high motivation 82.1 and student who have low motivation 75.9 (3) the ability of student BTA with high motivation in experiment class was higher than in the control one The result showed that the group of students who have high motivation to learn the experimental class had an average score of 90.26. For students who have high motivation to learn the control class has an average score of 73.95. (4) The ability of BTA students who have low motivation in the control class higher than the experimental class. The result showed that the group of students who have low learning motivation in class gained control subset 80.28. For students of the students who have low learning motivation in the experimental class gained 71.54 subset. (5) There was a significant interaction between the use of the Quran Digital and Motivation to the abilty of BTA. The results were obtained figures sig = 0.003, smaller than the level sig = 0:05 so Ho refused and H1 accepted. The conclusion is learning Quran with Quran Digital Technology approach for students who have a high level of motivation to learn has been very good and appropriate, but for students who have low motivation, they are more comfortable learning the user in a simple methode and media.

Keywords: Learning the Koran, Quran Digital Technology, motivation to learn, Quran Literacy.

II

BTA

. BTA

ANOVA)

BTA H1 BTA BTA

BTA

BTA

BTA

H1

III

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya layak untuk dipersembahkan kepada Allah swt. Dzat Maha Alim yang telah mempercikkan sedikit dari keilmuan-Nya yang sangat luas sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Pengaruh Teknologi Al Quran Digital dan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Baca Tulis Al Quran Siswa SMPN 185 Jakarta” untuk memperoleh gelar Magiter Pendidikan Agama Islam pada Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada manusia yang menjadi pusat magnet keilmuan dunia-akhirat serta penuntun umat, yakni Nabi Muhammad saw. Harapan dan doa penulis semoga Tesis ini menjadi bagian dari khazanah keilmuan dalam kategori Pendidikan Islam Modern Abad 20.

Dengan selesainya penyusunan tesis ini, penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Rektor UIN Syarif hidayatullah Jakarta yang telah memberikan izin dan motivasi untuk melanjutkan studi pada program Pascasarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan dorongan untuk terus semangat dalam menggarap tesis ini. 3. Dr. Fahriany, M.Pd. Ketua Prodi Magister FITK yang telah memicu dan memacu penulis, agar dapat menyelesaikan studi dengan baik. 4. Dr. Jejen Musfah, MA. Sekjur Prodi Magister FITK yang telah mendorong dan menasehati pribadi agar tegar dalam menjalani proses penggarapan tesis ini. 5. Pof. Dr. Rif’at Syauqi Nawawi, MA. Guru besar FITK yang menjadi Pembimbing I dalam tesis ini telah memberikan bimbingan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, serta arahan kelimuan Pendidikan Islam sehingga tesis ini menjadi bermutu dan berbobot. 6. Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum FITK yang menjadi Pembimbing II dalam tesis ini telah memberikan konsep metodologi yang baik sehingga alur dan metodologi dalam tesis ini menjadi sistematis dan teruji secara statistik.

IV

7. Drs. Iwan Purwanto. Kepala sekolah SMPN 185 yang telah memberikan izin penelitian di sekolah SMPN 185 sehingga peneliti dapat mengambil data secara valid dan lengkap. 8. Fajar Subijakto, M.Pd. Wakasek SMPN 185 yang telah membantu menemukan referensi dalam penyusunan dalam tesis ini. 9. Guru-guru SMPN 185. Seluruh guru bidang studi yang telah memberikan doa restu demi terlaksananya penelitian dengan lancar dan baik. 10. Orangtua dan keluarga. Ayahanda Ismatullah, Ibunda Tarwiyah, Adinda Nurjannah, Nur’aini dan Nur shifa yang selalu memberikan senyuman dan nasihat ketabahan ketika asa dirasa sudah sampai di ujung batas. 11. Shifa fauziah, S.Pd.I. Guru Al Azhar Cibubur yang telah membantu dan memberikan saran dan kritik dalam penulisan tesis ini. 12. Velma Alicia, S.Pd, Hayin Azizah, S.Pd dan Khudri, S.Pd serta seluruh rekan Pengurus, dan BPH FORMA dan Kelas A Magister PAI angkatan 2014 yang selalu ada dan memberikan dorongan demi selesainya tesis ini. 13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian tesis ini.

Semoga Allah membalas amal kebaikan semua pihak terkait. Semoga karya ilmiah ini menjadi permulaan yang baik untuk pribadi penulis khususnya dan pembaca umumnya untuk terus mencari dan menggali ilmu pengetahuan sampai akhir hayat.

Jakarta, 3 Mei 2016

Ridholloh

V

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ...... I KATA PENGANTAR ...... IV DAFTAR ISI ...... VI DAFTAR TABEL ...... VII DAFTAR GAMBAR ...... VIII BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Identifikasi Masalah ...... 6 C. Batasan Masalah ...... 7 D. Rumusan Masalah ...... 7 E. Tujuan Penelitian ...... 7 F. Manfaat Penelitian ...... 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Teknologi Al Quran Digital dalam Pembelajaran ...... 9 B. Motivasi Belajar Al Quran ...... 20 C. Pembelajaran Al Quran ...... 31 D. Penelitian Terdahulu ...... 47 E. Kerangka Berfikir ...... 49 F. Hipotesis Teoritis ...... 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ...... 48 B. Populasi dan Sampel ...... 51 C. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 52 D. Sumber Data ...... 52 E. Teknik Pengumpulan Data ...... 53 F. Teknik Analisis Data ...... 59 G. Hipotesis Statistika ...... 61 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ...... 65 B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ...... 79 C. Hasil Pengujian Hipotesis ...... 80 D. Pembahasan Hasil Penelitian ...... 88 E. Keterbatasan Penelitian ...... 95 BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ...... 96 B. Implikasi ...... 98 C. Saran ...... 99 DAFTAR PUSTAKA ...... 101 LAMPIRAN ...... 107

VI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Pembelajaran Sesuai dengan Generasi ...... 14 Tabel 2.2 Teori Atribusi ...... 24 Tabel 2.3 Rumus Teori Ekspektasi Motivasi ...... 25 Tabel 2.4 Cara Membaca Huruf Al ...... 45 Tabel 3.1 Desain Pembelajaran ...... 51 Tabel 3.2 Desain Faktorial 2x2 ...... 53 Tabel 4.1 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...... 65 Tabel 4.2 Komposisi Responden Berdasarkan Asal Sekolah ...... 65 Tabel 4.3 Komposisi Responden Berdasarkan Usia ...... 66 Tabel 4.4 Komposisi Responden Berdasarkan Pendidikan Orangtua ...... 66 Tabel 4.5 Hasil Kemampuan BTA Siswa dengan Quran Digital ...... 67 Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan BTA Siswa dengan Quran Digital ...... 68 Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Siswa dengan Pembelajaran Konvensional ...... 69 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Siswa dengan Pembelajaran Konvensional ...... 70 Tabel 4.9 Hasil Kemampuan BTA Siswa dengan Quran Digital dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah ...... 71 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan BTA Siswa dengan Quran Digital dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah ...... 72 Tabel 4.11 Hasil Kemampuan BTA Siswa dengan Quran Digital dan memiliki Motivasi Tinggi ...... 73 Tabel 4.12 Distrbusi Frekuensi Hasil Kemampuan BTA Siswa dengan Quran Digital dan memiliki Motivasi Tinggi ...... 74 Tabel 4.13 Kemampuan Baca Tulis Al Quran Siswa yang mengikuti Pembelajaran Al Quran secara Manual dengan Motivasi Rendah ...... 75 Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan BTA Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Al Quran Secara Manual denganMotivasi Rendah ...... 76 Tabel 4.15 Kemampuan BTA Siswa yang mengikuti Pembelajaran Al Quran secara manual dengan Motivasi Tinggi ...... 77 Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Kemampuan BTA Siswa yang mengikuti Pembelajaran Al Quran secara manual dengan Motivasi Tinggi ...... 78 Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ...... 79 Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ...... 79 Tabel 4.19 Hasil Mean dan Standar Deviasi Siswa dengan Quran Digital dan Konvensional ...... 80 Tabel 4.20 Hasil Uji Hipotesis Penggunaan Quran Digital dan Manual atau konvensional ...... 81 Tabel 4.21 Hasil Mean dan Standar Deviasi siswa Motivasi Tinggi dan Motivasi Rendah ...... 82 Tabel 4.22 Hasil Uji Hipotesis antara Motivasi Tinggi dan Motivasi Rendah ...... 82

VII

Tabel 4.23 Hasil Mean dan Standar Deviasi Siswa Motivasi Tinggi Quran Digital dan Manual atau konvensional ...... 83 Tabel 4. 24 Hasil Uji Hipotesis kemampuan BTA siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi melalui Teknologi Quran Digital dan Manual atau konvensional ...... 84 Tabel 4.25 Hasil Mean dan Standar Deviasi Quran Digital dan Manual atau konvensional Siswa Motivasi Rendah ...... 85 Tabel 4.26 Hasil Uji Hipotesis kemampuan BTA siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi Melalui Pendekatan Teknologi Quran Digital dan Manual atau Konvensional ...... 85 Tabel 4.27 Hasil Uji Hipotesis Interaksi antara Teknologi dengan Motivasi Belajar ...... 86 Tabel 4.28 Uji Tukey ...... 87 Tabel 4.29 Rekapitulasi Temuan Kuantitatif selama Penelitian ...... 91

VIII

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Belajar Edgar Dale ...... 10 Gambar 2.2 Sistem Kerja Komputer ...... 12 Gambar 2.3 Evolusi Sumber Daya Pembelajaran ...... 15 Gambar 2.4 Indeks Al Quran Digital ...... 18 Gambar 2.5 Tampilan Terjemah Al Quran Digital ...... 19 Gambar 2.6 Teori Hierarchy Moslow ...... 25 Gambar 2.7 Alur Komunikasi Metode Ceramah ...... 31 Gambar 2.8 Interaksi antara Komputer-Guru dan Siswa ...... 35 Gambar 2.9 Indikator Kemampuan Membaca Al Quran ...... 46 Gambar 2.10 Indikator Kemampuan Menulis Al Quran ...... 46 Gambar 4.1 Histogram kemampuan BTA siswa dengan pembelajaran Al Quran Digital ...... 68 Gambar 4.2 Histogram kemampuan BTA siswa dengan pembelajaran manual atau konvensional ...... 70 Gambar 4.3 Histogram kemampuan BTA siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan pembelajaran Al Quran Digital ...... 72 Gambar 4.4 Histogram Kemampuan BTA Siwa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dengan Pendekatan pembelajaran Al Quran Digital ...... 74 Gambar 4.5 Histogram Kemampuan BTA Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah pembelajaran manual atau konvensional ...... 76 Gambar 4.6 Histogram Kemampuan BTA Siswa Memiliki Motivasi Belajar Tinggi Dengan pembelajaran manual atau konvensional ...... 78 Gambar 4.7 Suasana Belajar pada kelas yang menggunakan Al Quran Digital ...... 88 Gambar 4.8 Suasana Belajar pada kelas konvensional ...... 89

IX

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ...... 107 Lampiran 2 Kisi-kisi Soal BTA dan angket Motivasi Belajar ...... 109 Lampiran 3 Instrumen mengukur Pengetahuan BTA ...... 111 Lampiran 4 Lembar Praktikum BTA ...... 117 Lampiran 5 Angket Motivasi Belajar ...... 118 Lampiran 6 Panduan Skoring/penilaian ...... 125 Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Instrumen ...... 126 Lampiran 8 Hasil Uji Reliabilitas ...... 144 Lampiran 9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ...... 146 Lampiran 10 Daftar Nilai siswa ...... 154 Lampiran 11 Distribusi Frekuensi...... 157 Lampiran 12 RPP ...... 161 Lampiran 13 Daftar Hadir Siswa ...... 165 Lampiran 14 Daftar Uji Referensi ...... 167 Lampiran 14 Foto Kegiatan Belajar Mengajar SMPN 185 ...... 175 Lampiran 15 Grand Desain Penelitian ...... 177

X

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di , penggunaan teknologi dalam pembelajaran masih jarang digunakan. Sebagaimana dikutip dalam Susilana & Riana (2009: 65) pada praktek pembelajaran, masih banyak guru yang tidak menggunakan media atau tanpa media. Hal ini disebabkan karena kemampuan guru yang sangat minim terhadap perkembangan iptek, namun begitu keadaan ini tidak serta merta membuat guru menjadi objek kesenjangan teknologi dan komunikasi. Banyak faktor penyebab fenomena ini, diantaranya karena mereka lahir dalam situasi kondisi yang berbeda generasi, zaman, perkembangan teknologi, informasi bahkan transportasi.

Generasi umat manusia sebagaimana dikemukakan Marc Prensky (2001) terbagi menjadi dua macam tipologi yaitu, digital native dan digital immigrants. Guru tergolong dalam kategori digital immigrants (pendatang baru dalam dunia digital) mereka diperkenalkan dengan dunia iptek zaman ini, dimana pada masa silam guru belajar di sekolah atau di kampus tidak pernah mengenal dunia digital seperti; komputer dan internet. Fenomena ini tentu saja berdampak pada proses pembelajaran di kelas. Belajar saja tidak pernah apalagi bisa mengoperasikannya dengan lancar.

Siswa masuk dalam kategori digital native (kaum yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam kondisi serba canggih dengan teknologi mutakhir). Sejak dini, mereka sudah diperkenalkan dengan dunia digital, sehingga mereka aktif dan terampil dalam menjalankan dan menggunakan teknologi tersebut. Perbedaan kemampuan teknologi antara guru dengan siswa menjadi sebuah perbedaan yang kontras di dalam kelas, maka tidak heran jika anak-anak usia sekolah sekarang lebih cekatan dibanding gurunya dalam ranah teknologi modern.

Kesenjangan teknologi merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari. Kendati demikian, guru diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan siswa. Oleh karenanya, mau tidak mau guru harus belajar untuk melakukan adaptasi terhadap perkembangan teknologi anak, agar bisa mengarahkan serta memfungsikan teknologi dengan baik dan benar. Guru harus mengerti apa yang dibutuhkan siswa saat ini, juga hal-hal yang dapat membuat mereka tertarik untuk mengikuti KBM dengan baik. Dengan demikian terciptalah pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan, menggembirakan serta berbobot. Salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan yakni dengan menyelipkan teknologi dalam pembelajaran di kelas, termasuk dalam pembelajaran Al Quran yang dikenal dengan mata pelajaran Baca Tulis Al Quran (selanjutnya disebut “BTA”).

Al Quran adalah kitab suci terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Bahasa yang digunakan merupakan bahasa asli setempat masyarakat saat itu, yaitu bahasa Arab yang dikenal mempunyai tingkat kesusasteraan yang tinggi. Bahasa Arab tergolong dalam kategori bahasa asing. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi dan metode yang inovatif dalam upaya pemerolehan bahasa tersebut. Al Quran sendiri memerintahkan untuk terus berinovasi, termasuk inovasi dalam bidang pembelajaran. Dalam surat At-Taubah ayat 122 disebutkan:

1 2

“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (Qs. At-Taubah: 122)

Pendalaman ilmu agama harus dibarengi dengan kajian kitab suci agama tersebut. Sebab, di dalamnya terkandung banyak referensi, solusi serta undang-undang dalam menjalani kehidupan sebagai hamba. Salah satu tahap awal untuk dapat menguasai dan memahami kandungan Al Quran adalah melalui kemampuan membaca. Kemahiran ini ditandai dengan penguasaan huruf hijaiyah lalu dilanjutkan dengan ilmu . Tujuan kemahiran ini adalah agar supaya bacaan Al Quran sesuai dengan tempat keluarnya huruf (Makharijul Huruf) dan porsi panjang pendek Mad-nya.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Kemenag (2015), sekitar 65 persen umat Islam Indonesia buta aksara Al Quran, alias tidak dapat membaca Al Quran. Sementara sisanya 35 persen yang bisa membaca Al Quran terdapat 21 persen tidak mau membaca Al Quran. Data ini mengalami kenaikan yang signifikan setelah pada tahun 2008 Kemenag mengadakan riset yang mengacu pada data siswa di sekolah terdapat temuan bahwa setelah belajar dari usia prasekolah/TK, SD, SMP atau SMA umumnya para siswa belum mampu membaca menulis Al Quran dengan baik. Data ini diperkuat dengan hasil seleksi masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari jumlah 11.747 peserta, 15 persen diantaranya dikategorikan memiliki kemampuan membaca dan menulis kategori rendah- sedang. Kelemahan ini juga berdampak pada tingkatan hafalan dan pemahaman siswa dalam menguasai Al-Quran.

Pada dasarnya Al Quran itu mudah untuk dipelajari dan dikaji berbagai macam makna yang terkandung di dalamnya. Allah swt telah memberikan stimulus terhadap para pembelajar Al Quran melalui firman-Nya yang diulang sebanyak 4 kali dalam surat Al Qamar ayat 17, 22, 32 dan 40 sebagai berikut:

“Dan sungguh, telah Kami Mudahkan al-Quran untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (Qs: Al Qamar: 17, 22, 32, 40)

Berdasarkan ayat di atas, seyogyanya guru menggunakan alat bantu/media untuk membantu penyampaian materi bahan ajar agar siswa bisa dengan mudah menyerap informasi lebih utuh. Selain itu, pembelajaran akan menjadi efektif dan efisien waktu. Berdasarkan pengamatan sementara di sekolah, banyak fasilitas dan sarana-prasarana yang bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas, namun karena lemah dan kurangnya pelatihan dan pengetahuan dalam mengoperasikan fasilitas tersebut, membuat target pencapaian hasil belajar siswa menjadi kurang maksimal. Fenomena ini terjadi pada semua mata pelajaran termasuk dalam pelajaran BTA. 3

Kemampuan BTA harus diupayakan sejak dini. Senada dengan hal tersebut Supardi (2004) melalui Jurnal Penelitian Keislaman yang berjudul “Perbandingan Metode Membaca Al Quran Bagi Pembelajar Pemula Di TKA/TPQ Kelurahan Bareng Malang” melahirkan sebuah teori bahwa “Semakin baik memberikan kemampuan dasar membaca Al Quran berarti semakin berpeluang bagi siswa untuk lebih baik dan professional dalam mengkaji dan menggali hakikat makna Al Quran”. Kesadaran fonologis yang diperoleh pada masa anak-anak dapat berperan sebagai prasyarat atau fasilitator bagi keterampilan membaca pada fase berikutnya.

Kemahiran BTA termasuk dalam kategori kemahiran berbahasa Asing. Seiring dengan hal tersebut Muhbib (2008: 135) mengatakan bahwa dalam usaha pemerolehan bahasa asing dapat dilakukan dengan empat macam teknik pendekatan, salah satunya Pendekatan kemampuan berbahasa melalui .(مدخم انتكىونوجى) dengan pendekatan teknologi teknologi nampaknya harus dikembangkan dan diaplikasikan sesuai dengan perkembangan anak didik. Jamil Itzani dan Ahmad Freinchici dalam kesempatan Konferensi Internasional Tunisia (2012: 236) mengutip perkataan Sahabat Ali bin Abi Thalib bahwa :

“Ajarkanlah anak kalian bukan berdasarkan ilmu pengetahuan (di zaman) kalian, karena sesungguhnya mereka (anak) diciptakan sesuai dengan (ilmu pengetahuan) zaman mereka dan bukan zaman kalian (orangtua).”

Qoul Sahabat Ali k.w di atas dapat direalisasikan pada keadaan di sekolah sebagai tempat belajar dan mengajar. Benang merah pada pesan Sahabat Nabi di atas yakni sebagai guru idealnya adaptif dengan perkembangan teknologi yang juga mempengaruhi iklim, kondisi dan psikologi peserta didik. Yusuf Hadimiarso (2004:6) mengemukakan bahwa “Teknologi pendidikan mempunyai potensi untuk meningkatkan produktivitas pendidikan meliputi: mempercepat tahap belajar, membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik, serta membina dan mengembangkan kegairahan belajar anak”

Teknologi berpotensi meningkatkan kemampuan BTA siswa di sekolah. senada dengan hal ini, Clement L Chau (2014) melalui penelitian yang berjudul “Positive Technological Development for Young Children in the Context of Children’s Mobile Apps” berpendapat bahwa “Teknologi dan media interaktif memiliki potensi untuk meningkatkan potensi anakdengan tanpa merubah esensi dari pelajaran”. Diantara upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan permainan kreatif, eksplorasi, aktivitas fisik, pengalaman luar, percakapan, interaksi sosial, media dan teknologi. Seluruh aktifitas tersebut merupakan satu kesatuan yang diyakini dapat merangsang kemampuan positif anak. Tentunya semua itu berjalan dengan baik asal penggunaan dan porsinya tepat.

Teknologi dalam pembelajaran memiliki prinsip belajar dimana saja dan dengan siapa saja. Menurut Annete Cederholm (2010) melalui Disertasi yang berjudul “The Use Of Technology In Developmental Education” berpendapat bahwa fasilitas dan gaya mengajar selama proses pembelajaran di dalam kelas berlangsung, perlu diubah format dan desainnya dengan menggunakan blog, ipod dan video game sebagai bagian pengiriman materi bahan ajar mereka. Pembelajaran dari tradisional harus diubah sesuai dengan zamannya dari yang bersifat teksbook sekarang beralih ke zaman serba digital. 4

Meskipun banyak pakar mengamini bahwa teknologi membawa kemajuan atau manfaat, ada pula sumber yang mengatakan bahwa teknologi itu bisa berdampak negatif bagi anak. Seperti dikemukakan oleh Maryono & Istiana (2008: 42-43) teknologi membuat seseorang terasing dari lingkungannya, merusak moral, menggangu kesehatan dan mempengaruhi kejiwaannya serta berakibat menurunnya kemampuan berfikir. Disamping itu, teknologi menyebabkan meningkatnya angka pengangguran karena tenaga manusia semakin tergeser dengan komputer. Teknologi pun diduga dapat mencemarkan lingkungan hidup. Karena bahan-bahan pembuatnya terbuat dari plastik dan silikon yang akan membahayakan kesehatan manusia.

Selain melalui teknologi pembelajaran ada banyak faktor yang dapat mendongkrak kemampuan belajar anak diantaranya adalah motivasi belajar. Motivasi diberikan untuk mendorong anak agar terus meningkatkan prestasi belajarnya. Seyogyanya memang motivasi itu lahir dan tumbuh alami dari dalam diri siswa, namun dibutuhkan pula rangsangan dari luar siswa, misalkan dari pihak keluarga, lingkungan dan pihak sekolah.

Berdasarkan informasi yang penulis dapat dari guru BK di sekolah, ternyata banyak sekali siswa yang tersangkut berbagai macam masalah. Sebagian besar permasalahan siswa dilatar-belakangi oleh permasalahan keluarga seperti orangtua yang bersifat diktator, perceraian, tidak adanya perhatian orang tua, bahkan ada diantara mereka yang tidak diasuh orangtua kandungnya dan akhirnya tinggal dengan orang lain. Tentunya permasalahan ini menjadi kendala serius yang dapat menghambat prestasi belajar siswa di sekolah. Kondisi ini membuat kurangnya motivasi belajar pada siswa yang mengalami hal tersebut dan efeknya akan menggangu kelancaran proses KBM di kelas, termasuk dalam pelajaran BTA. Oleh sebab itu, motivasi dari luar seperti pihak sekolah dalam hal ini guru diharapkan bisa dilaksanakan secara maksimal dan berkesinambungan sehingga terciptalah pembelajaran yang nyaman tanpa rasa takut. Rasyad (2006: 90) mengungkapkan bahwa “bagi guru, peranan motivasi menjadi penting dalam proses belajar mengajar, karena dapat menimbulkan kemauan, memberi semangat, serta menimbulkan kesadaran untuk meningkatkan prestasi belajar.”

Motivasi belajar Al Quran datang dari banyak dalil Al Quran dan hadis nabi Muhammad saw. Semua dalil mengarahkan umat islam agar merasa dekat dengan Kitab sucinya. Berbagai stimulus diberikan oleh Allah, mulai dari ganjaran pahala dalam membacanya, kesembuhan dari penyakit dan ilmu pengetahuan. Seperti pesan yang terkadung dalam surat Al-Isro ayat 79 Allah berfirman:

وَوُىَّزِلُ مِهَ انْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ نِهْمُؤْمِىِيهَ وَالَ يَّزِيدُ انّظَانِمِيهَ إَالَ خَسَاراً )اإلسرء: 97( “Dan Kami Turunkan dari al-Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (al-Quran itu) hanya akan menambah kerugian.” (Qs. Al Isra: 79)

Secara spesifik, Nabi Muhammad saw. memberikan motivasi kepada umatnya agar membaca Al Quran, karena ganjaran pahalanya yang sangat istimewa. Dalam hadis Nabi yang terhimpun dalam kitab Jami‟ Tirmidzi juga dikutip oleh Seorang Ulama Muhammad Al-Hanafi (1999: 115) dalam kitabnya “Muhyi al-din Syaikh Zadah “berbunyi:

5

“Dari Abdullah bin Mas‟ud Rodhiyallahu „anhu berkata, Rasulullah Sholallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Quran), maka ia akan mendapatkan kebaikan (pahala), dan pahalannya akan dilipatgandakan sebanyak 10 kali lipat. Aku (Nabi Muhammad) tidak mengatakan bahwa Alif Laam Miim, itu satu huruf, tapi Alif satu huruf, Laam satu huruf, dan Miim satu huruf”. (HR. Tirmidzi)1

1Takhrij hadis tentang membaca Al Quran secara ringkas sebagai berikut:

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Al Hanafi telah menceritakan kepada kami Adl dlahhak bin Utsman dari Ayyub bin Musa ia berkata; Aku mendengar Muhammad bin Ka'ab Al Quradli berkata; Aku mendengar Abdullah bin Mas'ud berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an), maka baginya satu pahala kebaikan dan satu pahala kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali, aku tidak mengatakan ALIF LAAM MIIM itu satu huruf, akan tetapi ALIF satu huruf, LAAM satu huruf dan MIIM satu huruf." (dalam Jami’ Al Tirmidzi bab Ma Ja’a Fi Man Qoro’a Harfan Min Al Quran no 2910)

Kualitas hadis : Abu Isa berkata; Hadits ini mencapai derajat Hasan Shahih Gharib dari jalur ini, aku telah mendengar Qutaibah berkata; telah sampai berita kepadaku bahwa Muhammad bin Ka'ab Al Quradli dilahirkan pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masih hidup, dan Muhammad bin Ka'ab diberi sebutan dengan Abu Hamzah. 6

Motivasi belajar Al Quran sebagai variabel kedua dalam penelitian ini diberikan melalui dorongan baik secara verbal (lisan) maupun fisik (penghargaan atau reward). Sedangkan teknologi pembelajaran Al Quran sebagai variabel pertama dalam penelitian ini berbentuk Software Al Quran Digital PC yang akan dipasang pada unit komputer di laboratorium sekolah. Variabel ketiga yang diambil pada penelitian ini adalah kemampuan baca tulis Al Quran siswa.

Tujuan pemberian motivasi belajar Al Quran dan penggunaan teknologi pembelajaran Al Quran sejalan dengan salah satu indikator dalam kurikulum pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tingkat SMP/MTs. yang berbunyi: “siswa diharapkan dapat membaca dan menulis Al Quran dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam tatanan kebahasaan Al Quran”. Oleh karenanya melalui penelitian ini penulis berkeyakinan bahwa dengan menyisipkan kedua variabel tersebut dalam proses pembelajaran Al Quran baik dari segi sarana belajar (faktor eksternal) dan jiwa si pembelajar (internal) diharapkan adanya pengaruh yang positif pada prestasi belajar khususnya kemampuan baca tulis Al Quran, sehingga pada akhirnya kualitas bacaan dan tulisan Al Quran siswa menjadi lebih baik.

Objek Penelitian ini adalah sekolah tingkat satuan SMPN di daerah Kecamatan Kebayoran lama Jakarta Selatan, yaitu SMPN 185. Sekolah tersebut dipilih untuk menjadi obyek penelitian berdasarkan berbagai pertimbangan penulis diantaranya, karena dalam salah satu mata pelajaran di sekolah tersebut terdapat satu mata pelajaran khusus yakni Pelajaran Baca Tulis Al Quran yang tepisah jamnya dengan pelajaran Agama Islam. Dengan kondisi ini guru bisa ber-eksplorasi dalam kegiatan mengajar Al Quran dengan bebas tanpa harus menggangu pelajaran Agama. Namun, tetap mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar pelajaran agama Islam pada materi membaca surat Al Quran.

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian eksperiment dengan judul: “ Pengaruh Penggunaan Teknologi Al- Quran Digital dan Motivasi Belajar terhadap Kemampuan Baca-Tulis Al Quran Siswa di SMPN 185 Jakarta.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis telah berhasil mengidentifikasi 5 masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pembelajaran Agama Islam khususnya Al Quran yang terjadi di kelas pada umumnya berjalan dengan sistem pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher centre), dan menjadikan guru sebagai satu satunya sumber pengetahuan sehingga kurang memberikan ruang untuk siswa berkembang. 2. Lemahnya penguasaan guru Pendidikan Agama Islam dalam menggunakan media yang mutakhir dan mengikuti perkembangan zaman siswa. 3. Rendahnya motivasi belajar siswa di kelas dalam mempelajari Al Quran. 4. Rendahnya minat baca Al Quran siswa disebabkan pembelajaran yang monoton. 5. Rendahnya kemampuan baca-tulis Al Quran siswa karena minimnya pengetahuan tentang ilmu tajwid. 7

C. Batasan Masalah

Dari berbagai macam masalah yang telah teridentifikasi tersebut di atas, juga keterbatasan penulis untuk memfokuskan permasalahan, maka masalah akan dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:

1. Penggunaan teknologi pembelajaran diidentifikasi dengan teknologi Al Quran digital yang berbentuk Software PC yitu Al-Kalam digital Versi 1.0 yang diterbitkan oleh CV Dipenogoro Bandung dan dibuat oleh Dr. Khadijah Dahlan. Sebagai media alat bantu pembelajaran Agama yang adaptif dengan perkembangan zaman khususnya dalam kemampuan Baca-Tulis Al Quran siswa yang sistem penggunaanya mudah. 2. Pemberian motivasi belajar siswa dilakukan dengan memberikan rangsangan dari luar diri siswa berupa penghargaan (reward) dan penilaian. 3. Kemampuan baca tulis Al Quran siswa ditujukan pada siswa/i SMPN 185 Jakarta kelas IX tahun ajaran 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang ada, penulis memfokuskan penelitian ini pada 3 rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan teknologi Al Quran digital berpengaruh positif terhadap kemampuan baca tulis Al Quran siswa ? 2. Apakah motivasi berpengaruh positi terhadap kemampuan baca tulis Al Quran siswa? 3. Apakah penggunaan teknologi Al Quran digital dan motivasi secara bersama- sama berpengaruh positif terhadap kemampuan baca tulis Al Quran siswa ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan dan rumusan masalah, penulis menganalisa tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah penggunaan teknologi Al Quran digital memberikan pengaruh positif pada siswa pada ranah kemampuan baca tulis Al Quran siswa dan seberapa besar pengaruh tersebut. 2. Untuk mengungkap motivasi belajar siswa pada pelajaran Baca Tulis Al Quran siswa dan seberapa besar pula pengaruhnya terhadap kemampuan baca tulis Al Quran. 3. Untuk menganalisa apakah penggunaan teknologi Al Quran digital dan motivasi belajar memiliki interaksi terhadap kemampuan baca tulis Al Quran siswa.

8

F. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang penulis bagi dalam penelitian ini menjadi dua bagian, yaitu:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memperkaya khazanah dalam ruang lingkup inovasi pendidikan sehingga terciptalah pembelajaran yang efektif dan menyenangkan yakni melalui teknologi Al Quran digital. Melalui motivasi belajar., terciptalah suasana yang nyaman dan siswa diberi ruang bebas untuk menggali sumber belajar. Manfaat lain adalah untuk memberikan gambaran bagaimana penggunaan teknologi Al Quran digital dan motivasi belajar di dalam kelas, serta memperkuat kedudukan teori tentang teknologi pembelajaran dan pemberian motivasi belajar sebagai alternatif untuk membantu mempermudah proses belajar mengajar di kelas.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis yang bisa diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi penulis, untuk memperkaya khazanah keilmuan pribadi khususnya Pendidikan Islam.

b. Bagi guru, untuk menambah referensi tentang media pembelajaran dengan menggunakan teknologi di sekolah sehingga menumbuhkan kreatifitas guru untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi dalam psikologi peserta didik agar dapat memahami karakteristik siswa yang beragam.

c. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk sekolah agar dapat memfasilitasi ruangan kelas. Meningkatkan mutu pendidikan di tingkat SMPN dengan pembelajaran yang berbasis pada IT.

d. Bagi pihak pengelola Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (UIN JKT) untuk menambah karya ilmiah yang berbasis riset dan teknologi pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam ruang kelas di sekolah.

e. Pemerintah penentu kebijakan pendidikan, sebagai bahan informasi penggunaan media yang tepat untuk siswa di sekolah (percontohan), agar dapat dilakukan merata di seluruh jenjang pendidikan, tentunya disertai dengan pelatihan kompetensi guru.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Teknologi Al Quran Digital dalam Pembelajaran 1. Teori Teknologi Pembelajaran

Teknologi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah “keseluruhan saran untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia”. Secara sederhana teknologi dapat diartikan sebagai media/alat yang modern dan sesuai dengan perkembangan zaman, dimana tujuan pembuatanya adalah untuk mempermudah dan mempercepat proses penyampaian komunikasi atau proses suatu pekerjaan.

Teknologi dan pembelajaran adalah suatu kajian yang tidak bisa dipisahkan. Sebab, salah satu pendekatan yang digunakan dalam bidang pendidikan adalah pendekatan teknologi. Nasution (1991:2) mengemukakan bahwa “teknologi pendidikan suatu cara mengajar yang menggunakan alat-alat tehnik modern yang sebenarnya dihasilkan khusus untuk keperluan pendidikan yang akan dimanfaatkan dalam pendidikan seperti radio, film opaque projector, ohp, tv, video tape recorder, computer, dan masih banyak perangkat lainnya.”

Berdasarkan uraian definisi di atas jelaslah bahwa Teknologi merupakan semua komponen meliputi benda, media dan alat modern yang adaptif terhadap perkembangan zaman yang bertujuan untuk memudahkan penggunanya dalam mencapai keperluan hidupnya. Jika dikaitkan dengan pembelajaran, maka semua komponen tersebut digunakan dan dikerahkan demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Tujuan utama teknologi pembelajaran sebagaimana diungkap Warsita (2008:10) adalah untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Lebih lanjut Warsita menambahkan bahwa Edgar Dale merupakan tokoh yang berjasa dalam pengembangan teknologi pembelajaran modern. Dale mengeluarkan toeri kerucut pengalaman berupa rentangan tingkat pengalaman belajar dari yang bersifat langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol verbal, yang merupakan suatu rentangan (kontinum) dari yang bersifat konkret ke abstrak.

9 10

teks

high pictures or audio only

Audiovisual/Media

Dramatization Demontsration

Simulation/Role Play

low Direct Purpose/Full Experience

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Belajar Dale (Stremba & Bisson: 2009)

Berdasarkan Gambar 2.1 dapat difahami bahwa menurut teori Dale terdapat empat jenis pengalaman belajar, yaitu: a) mengamati dan berinteraksi dengan lambang verbal, misalnya dengan mendengarkan ceramah b) mengamati dan berinteraksi dengan mediated events, misalnya menonton slide, video/VCD, film c) mengamati dan berinteraksi dengan actual events, misalnya fieldtrip, demonstrasi, sosiodrama; d) melakukan dalam pengalaman langsung, misalnya memasak, mencangkul kebun sekolah. Teknologi pembelajaran pada saat itu masih condong ke pendekatan media. Oleh karena itu, merupakan klasisfikasi media yang bertolak pada teori komunikasi. (Warsita, 2008: 12)

Teknologi banyak berperan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Peran tersebut secara garis besar menurut Sharon, dkk (2011: 15) dibagi menjadi dua.

a. Teknologi dan media digunakan untuk mendukung penyajian pengajaran. Kondisi ini terjadi apabila pengajarannya berpusat pada guru. Teknologi hanya berperan untuk membantu tercapainya pesan yang akan disampaikan dalam pembelajaran bukan menjadi sumber utama belajar.

b. Teknologi dan media menjadikan siswa sebagai pengguna utama. Kondisi ini terjadi apabila pengajaran berpusat pada siswa. Siswa berperan aktif dalam memberdayagunakan sumber belajar. Teknologi dijadikan sebagai obyek dalam menemukan dan mencari bahan belajar atau bahkan evaluasi belajar siswa.

11

Melalui penelitian ini, peran teknologi yang akan difokuskan pada pembelajaran yang bersifat student centre, yang menjadikan siswa sebagai pengguna utama teknologi dan media tersebut. Sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.

2. Macam-Macam Teknologi dalam Pembelajaran

Teknologi pembelajaran saat ini sangat beragam. Teknologi berkembang dan berevolusi dengan pesat dengan cepat. Abdulhak & Darmawan (2013: 184) menyatakan bahwa kawasan pengembangan teknologi dalam pembelajaran diorganisasikan dalam 4 kategori:

a. Teknologi Cetak

Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan, seperti buku-buku dan bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Warsita (2008: 28) menambahkan bahwa teknologi cetak ini menjadi dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain dan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang. 2) Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif. 3) Keduanya berbentuk visual yang statis. 4) Pengembangan sangat bergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan persepsi visual. 5) Keduanya berpusat pada peserta didik. 6) Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.

b. Teknologi Audiovisual

Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan audio dan visual. Warsita (2008: 30) menjelaskan bahwa memproyeksikan gambar, pemutaran kembali suara dan penanyangan visual yang berukuran besar dan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Bersifat linier. 2) Menampilkan visual yang dinamis. 3) Secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditegaskan bahwa teknologi audiovisual merupakan perpaduan antara grafik dan suara. Gambar gambar yang ditayangkan menjadi lebih hidup karena diiringi dengan bunyi, yang membuat peenggunaanya semakin tertarik untuk melihat dan juga mendengar apa bentuk yang lanjutan yang telah dipersiapkan oleh pembuatnya. 12

c. Teknologi berasaskan Komputer

Teknologi berbasis komputer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan mengggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. Teknologi ini melahirkan media pembelajaran berbasis komputer.

Rusman (2013: 176) mengatakan bahwa saat ini komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana komunikasi dan pengolahan data tetapi juga sebagai sarana belajar multimedia yang memungkinkan peserta didik membuat desain dan rekayasa suatu konsep ilmu pengetahuan. Sistem kerja unit komputer digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Sistem Kerja Komputer (Rusman: 2013)

Sekali lagi Rusman (2013: 186-187) menambahkan bahwa karakteristik dari pembelajaran berbasis komputer adalah sebagai berikut:

1) Representasi isi, pembelajaran berbasis komputer tidak sekedar memindahkan teks dalam buku, atau modul menjadi berbasis komputer, tetapi materi diseleksi yang betul-betul representatif untuk dibuat pembelajaran berbasis komputer. 2) Visualisasi dengan video dua dimensi, tiga dimensi dan animasi (multimedia), materi dikemas secara multimedia yang terdapat di dalamnya teks, animasi, sound dan video sesuai dengan tuntunan materi. 3) Menggunakan warna yang menarik dan grafik dengan resolusi yang tinggi, tampilan berupa template dibuat dengan teknologi rekayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap speech sistem komputer. 4) Tipe-tipe pembelajaran yang bervariasi, variasi tipe pembelajaran sesuai dengan kajian teori dalam Computer Based Instructon, yakni empat tipe 13

pembelajaran: (a) Tipe Pembelajaran Tutorial,(b) Tipe Pembelajaran Simulasi, (c) Tipe Pembelajaran Permainan/Game (d) Tipe Pembelajaran Latihan/Drill. 5) Respon Pembelajaran atau Penguatan, Pembelajaran berbasis komputer memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan oleh siswa pada saat mengoperasikan program. 6) Mengembangkan prinsip self evaluation. Pembelajaran berbasis komputer juga menyediakan fasilitas dimana siswa dapat melatih kemampuan dalam penguasaan materi dengan menjawab soal-soal yang telah disediakan. 7) Dapat digunakan secara klasikal atau individual. Pembelajaran berbasis komputer dapat digunakan oleh siswa secara individual, tidak hanya dalam settingan (pengaturan) sekolah tapi juga dirumah.

Berdasarkan keterangan di atas ditegaskan bahwa komputer merupakan salah satu media yang tidak hanya berfungsi sebagai alat hitung, namun dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Berbagai macam fitur ditawarkan melalui teknologi ini, mulai dari pengetikan, penghitungan cepat, presentasi bahkan teknologi ini menjadi pintu masuk pembelajaran online yang saat ini sedang merebak. d. Teknologi terpadu Teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Dengan kata lain teknologi terpadu lebih sering disebut dengan multimedia. Warsita (2008; 36-37) membagi karakteristik teknologi terpadu atau multimedia menjadi beberapa bagian:

1) Dapat digunakan secara acak, di samping secara linier. 2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembanganya. 3) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman peserta didik, relevan dengan kondisi peserta didik, dan dibawah kendali peserta didik. 4) Prinsip-prinsip teori belajar kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran. 5) Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan. 6) Bahan belajar menunjukan interaktifitas peserta didik yang tinggi. 7) Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan contoh dari banyak sumber media.

Berdasarkan keterangan di atas ditegaskan bahwa teknologi terpadu merupakan kombinasi dari berbagai macam media yang dipadupadankan menjadi media bahan ajar dalam pembelajaran. Teknologi terpadu bisa dikatakan sebagai teknologi mutakhir dan komprehensif, karena teknologi ini sudah menggunakan perpaduan komputer dengan teknologi lain yang menggunakan prinsip teori belajar seperti memperhatikan aspek kognitif dan psikomotorik peserta didik. 14

3. Urgensi Teknologi dalam Pembelajaran

Teknologi merupakan alat penunjang pembelajaran. Keberadaanya sangat dibutuhkan dalam rangka mensukseskan hasil belajar dan meningkatkan mutu pendidikan di sebuah lembaga pendidikan. Prencsky (2013: 12) sebagaimana dikutip Schrumm mengatakan bahwa kedatangan teknologi digital di sekolah meskipun berjalan lambat dan tidak merata teknologi akan berdampak dalam jangka panjang dan memungkinkan guru dan siswa untuk bermitra dengan cara lebih pribadi dan individu.

Pendidikan saat ini memasuki era modern, fenomena ini menurut Drajat (1995: 16) ditandai dengan pengajaran yang berlangsung dari sederhana kepada yang majemuk, dari yang konkret kepada yang mujarad, benda dahulu baru kaidah, analisis dahulu baru kontruksi, mengingat hanya untuk yang benar-benar berguna dan dipahami, bahasa daerah menjadi bahasa pengantar, pendidikan fisik untuk kesehatan, dan menggunakan metode ilmiah dalam pendidikan. Oleh karenanya terdapat beberapa alasan mendasar mengapa membutuhkan teknologi dalam pendidikan. Sebagaimana diungkapkan oleh Richardus (2014: 2-12) bahwa ada beberapa alasan yaitu:

a. Perilaku Pembelajaran Generasi Terkini

Bayi yang lahir di atas tahun 90-an sudah biasa melihat berbagai teknologi informasi dan komunikasi dalam lingkungan kehidupanya sehari-hari. Berbeda dengan generai lama yang ketika lahir baru ada televisi dan radio, generasi milineal ini lahir ketika teknologi semacam telepon genggam, komputer, SMS, PDA (Personal Digital Assistant), internet, games (playstation, Xbox, Nintendo) dan piranti digital lainnya sedang dalam puncak perkembangannya. Dengan demikian tidak mengherankan jika dikatakan bahwa generasi ini sangatlah handal dalam menggunakan perangkat teknologi, karena sumber daya ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka sehari-hari. (Richardus , 2014: 2) Terkait dengan proses pendidikan dan pembelajaran, generasi ini berada dalam empat domain berbeda yang bekerja secara simultan. Mereka belajar melalui interaksi dalam keluarga di rumah, melalui kegiatan pendidikan di sekolah, melalui aktifitas dan relasi dengan teman-teman komunitas di ranah-ranah publik, dan melalui proses pengunduhan informasi di dunia maya.

Tabel 2.1 Klasifikasi Pembelajaran Sesuai dengan Generasi (Richardus: 2014)

VETERAN BABY BOOMERS XERS MILLENIALS < 1946 1946-1964 1965-1980 > 1981 Rumah Rumah Rumah Rumah

Sekolah Sekolah Sekolah

Ranah publik Ranah public

Dunia maya

15

b. Evolusi Bentuk sumber Daya Pembelajaran

Dalam dunia pembelajaran, jika diperhatikan secara seksama telah terjadi empat kali revolusi besar-besaran karena ditemukannya empat buah konsep dan atau produk “teknologi” dalam berkomunikasi. Pertama adalah ketika ditemukannya ”konsep berbahasa” dalam prasejarah manusia, ketika individu- individu di dunia ini menemukan konsep “bahasa” sebagai alat berkomunikasi, maka mulailah zaman revolusi pembelajaran pertama. Kedua adalah konsep tulisan alphabet revolusi ketika ilmu yang tadinya hanya ”menempel” pada seseorang, yang semakin tua semakin hilang memori dan kemampuan penularannya, mulai dapat ditorehkan. Ketiga adalah revolusi ketika telah ditemukannya mesin cetak. Teknologi memperbanyak berkas cetakan di atas kertas dalam waktu cepat, maka dimulailah era penerbitan koran dan majalah berkata lainnya. Keempat adalah revolusi ketika ditemukannya teknik digitalisasi dalam laboratorium komputer. Dengan adanya kemajuan teknologi ini, berkas- berkas berbasis teks dan gambar yang biasanya dicetak pada kertas data disimpan dalam bentuk file elektronik.

• Penemuan Konsep Revolusi 1 Bahasa

• Penemuan Konsep Revolusi 2 Tulisan Alphabet

Revolusi 3 • Penemuan Mesin Cetak

Revolusi 4 Penemuan Konsep digital

Gambar 2.3 Evolusi Sumber Daya Pembelajaran (Richardus: 2014)

Berdasarkan gambar 2.3 dideskripsikan bahwa pembelajaran terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman. Semakin meningkat dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, maka berdampak pula pada unsur-unsur yang berkenaan dengan orang banyak misalnya pendidikan. Termasuk dalam metode, media strategi sampai pada konsep sumber daya pembelajaran. 16 c. Keterbatasan fisik dan panca indra manusia

Teknologi dibuat untuk membantu manusia dalam aktifitasnya. Manusia perlu dibantu karena pada dasarnya kemampuan seorang individu sangatlah terbatas. Selain terbatasnya kemampuan mengingat-ingat suatu peristiwa atau kejadian, kecenderungan tingkat daya ingat seseorang menurun sejalan dengan pertambahan usia. Demikian halnya juga terjadi pada panca indra. Keterbatasan tersebut tidak hanya dalam keterbatasan fisik, tapi juga keterbatasan lokasi, keterbatasan akses, keterbatasan jangkauan, keterbatasan ingatan serta keterbatasan konsistensi. d. Tuntutan penyelenggaraan proses yang efektif dan efisien

Dalam domain manajemen penyelenggaraan Institusi Pendidikan, terdapat sejumlah besar sumber daya yang dibutuhkan, seperti: manusia, fasilitas dan sarana prasarana, konten dan pengetahuan, serta jejaring kemitraan. Di mata pemiliki dan pengelola organisasi, terkait dengan pemanfaatan berbagai sumber daya tersebut, tingkat kesuksesan dan keberhasilan kinerja. Penjelasan urgensi di atas memperkokoh eksistensi teknologi dalam pembelajaran bahwa penggunaan berbagai macam alat/media modern dalam pendidikan adalah sebuah keharusan dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Senada dengan hal tersebut, Miarso (2005: 601) seorang pakar Teknologi Pendidikan Indonesia, menambahkan bahwa ada 6 manfaat penerapan teknologi pendidikan, yaitu:

1) Meningkatkan produktifitas pendidikan dengan jalan: (a) Memperlaju penahapan belajar. (b) Membantu guru agar dapat menggunakan waktunya lebih baik. (c) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak membina dan mengembangkan kegiatan belajar anak didik.

2) Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan: (a) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional. (b) Memberikan kesempatan anak didik untuk berkembang sesuai dengan kemampuan perorangan mereka.

3) Memberikan dasar pembelajaran yang lebih ilmiah dengan jalan: (a) Perencanaan program pembelajaran secara bersistem. (b) Pengembangan bahan ajaran yang dilandasi penelitian.

4) Meningkatkan kemampuan pembelajaran dengan memperluas jangkauan penyajian, kecuali itu penyajian pesan dapat lebih konkret.

5) Memungkinkan belajar lebih akrab, karena dapat: (a) Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran di dalam dan di luar sekolah. (b) Memberikan pengalaman tangan pertama.

17

6) Memungkinkan pemerataan pendidikan yang bermutu, terutama dengan: (a) Dimanfaatkan bersama tenaga atau kejadian langka. (b) Didatangkannya pendidikan kepada mereka yang memerlukan.

Penjelasan manfaat diatas membuat sebuah paradigma baru bahwa teknologi pendidikan jika dilaksanakan dengan tepat, sistematis dan cermat akan menghasilkan tujuan pembelajaran yang diinginkan, tepat sasaran (efektif) dan menghemat waktu (efisien).

4. Teknologi Al Quran Digital

Menelusuri pandangan Al Quran tentang teknologi, mengundang kita menengok sekian banyak ayat al-Quran yang berbicara sekitar alam raya. Menurut sebagian Ulama, terdapat sekitar 750 ayat Al Quran yang berbicara tentang alam materi dan fenomenanya dan memerintahkan manusia untuk mengetahui dan memanfaatkan alam ini. Menurut Quraisy Shihab (1997: 441) “Teknologi dan hasil- hasilnya disamping harus mengingatkan manusia kepada Allah, juga harus mengingatkan bahwa manusia yang kepadanya tunduk segala yang berada dalam alam raya ini”.

Allah Berfirman dalam Surat Ar-Rahman: 33

-يَا هَعْشَشَ الْدِيِ وَالْإًِسِ إِىِ اسْتَطَعْتُنْ أَى تٌَفُزُوا هِيْ أَقْطَاسِ السَوَاوَاثِ وَالْأَسْضِ فَاًفُزُوا لَا تٌَفُزُوىَ إِلَا بِسُلْطَاىٍ -٣٣

“Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah).”

Diantaranya dalam . سلطاى Ulama berbeda pendapat mengenai tafsir dari kata tafsir Al-Lubab Fi Ulumi Al Kitab (1918: 331) kata tersebut diartikan “kekuatan untuk menguasai sesuatu, kekuasaan, kemampuan dan bukti-bukti” secara eksplisit Fakhru Al-Razy (tt: 306) dalam Tafsirnya mengatakan bahwa makna dari kata adalah “ilmu pengetahuan” tentu jika yang dimaksud demikian maka strategi, media, metode dan teknologi pun terhimpun di dalamnya.

Seluruh komponen dalam ilmu pengetahuan harus mengikuti arus perkembangan zaman. Arif (2002: 50) mengungkapkan bahwa “Pada dasarnya metode-metode tersebut tidak ada yang tertinggal pada setiap periode. Disamping diakui banyak metode yang lahir sesuai dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan kemajuan zaman”. Perkembangan metode pendidikan Islam diukur dari seberapa modern media yang digunakan oleh setiap pendidikan dalam mengaplikasikan metode yang ada. Salah satu buah dari kemajuan modern dalam pendidikan Islam itu adalah Al Quran Digital.

Definisi Al Quran sebagaimana termaktub dalam “Al Mukhtaru Min Ulumi Al Quran Al Karim” karya Abu Ahmad (1412 H: 11) merupakan “ilmu Allah yang diturunkan melalui Malaikat Jibril a.s pada qolbu (hati) penutup dari para Nabi dan Rasul yaitu Nabi Muhammad saw. dengan berbahasa Arab yang memiliki 18 keistimiewaan daya I‟jaz, yang diperintahkan untuk beribadah dan mengkodifikasinya, dimana para sahabat mengambilnya dari mulut (ucapan) Nabi Muhammad, dan menjaganya baik melalui hafalan maupun mushaf yang telah terhimpun”. Demikian mulianya Al Quran yang terjaga mulai dari proses penyampaian melalui Malaikat Jibril, sampai kepada Nabi dan kemudian dikodifikasikan oleh para sahabat yang kemurniannya terjamin sampai hari kiamat.

Al Quran yang kini beredar di tengah masyarakat terbagi menjadi dua versi output yaitu versi cetak dan versi digital. Al Quran versi cetak juga merupakan inovasi dalam teknologi mesin cetak. Menurut Growman sebagaimana dikutip Denfeer (1988: 68) Al Quran pertama kali yang dicetak dengan mesin cetak tipe yang dapat dipindahkan tersebut dibuat di Hamburg pada 1964 lengkap dengan tanda bacanya. Sedangkan naskah yang pertama kali dicetak oleh orang Islam terbit pada tahun 1987.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka lahirlah Al Quran digital. Menurut Arif (2014, para .4) Al Quran Digital merupakan peralatan digital yang berfungsi untuk membantu belajar membaca Al Quran karena di dalamnya terkandung Al Quran lengkap 30 juz, suara lantunannya, terjemahan dan fitur-fitur pendukung lainnya. Senada dengan hal tersebut Talib (2010: 331) berpendapat bahwa Al Quran digital merupakan salah satu pilihan software Al Quran yang menarik karena kelengkapannya, Al Quran digital juga diperkaya dengan indeks Al Quran yang memudahkan bagai penggunanya menemukan ayat yang berkaitan dengan topik-topik tertentu.

Indeks dalam Al Quran digital juga disetting agar pengguna bisa menemukan status golongan Surat dalam Al Quran apakah termasuk surat Makiyyah yakni surat yang diturunkan sebelum nabi melaksanakan hijrah atau surat Madaniyah yakni surat yang diturunkan setelah nabi melakukan hijrah.

Gambar 2.4 Tampil Indeks dalam Al Quran Digital (Al-Kalam: 2009) 19

Lebih lanjut, secara eksplisit Arif (2014, para. 6) menambahkan 4 manfaat penggunaan Al Quran Digital, sebagai berikut:

a. Al Quran digital merupakan media terbaik untuk belajar membaca Al-Qur'an tanpa bimbingan ustadz/guru. b. Al Quran digital dapat mendengarkan bacaannya sekaligus melihat ayat yang dibaca juga dapat memperhatikan tajwidnya. c. Al Quran digital dapat mengulangi bacaan berkali-kali sehingga melancarkan bacaan. d. Al Quran digital membantu memahami makna bacaan karena dilengkapi dengan terjemahan bahasa Indonesia.

Penggunaan Al Quran digital akan berjalan dengan baik dan lancar tentunya apabila didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai di sekolah. Meskipun dikatakan media terbaik tanpa bimbingan guru, di kelas guru tetap berperan sebagai fasilitator karena tanpa arahan dan pengawasan guru rasanya mustahil siswa belajar sesuai dengan koridor, di tambah lagi ruang lingkup objek penelitian dalam penelitian ini adalah sekolah.

Gambar 2.5 Tampilan Terjemah Al Quran digital (Al-Kalam: 2009)

Selain keunggulan dan manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan Al Quran digital, sebagai sebuah mesin yang memiliki keterbatasan, Al Quran digital memiliki beberapa kelemahan. Sebagaimana dilansir dalam harian surat kabar baik versi cetak maupun online diantaranya: 20

1) Ada kemungkinan terjemahan Al Quran digital memiliki makna yang berbeda karena Al Quran digital dapat dibajak oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 2) Al Quran Digital bebas beredar tanpa tanda Tashih dari Kemenag. (Andi, 2015. para. 3-5). 3) Pemilik Audio Quran digital belum bisa menyimpan rekaman dan video di dalamnya. (Sapta, 2006. para.4).

Aplikasi penerapan teknologi Al Quran digital pada penelitian ini adalah teknologi berbasis pada komputer yang dijalankan dengan Software Al Quran digital. Pembelajaran berbantuan komputer diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyediakan beragam opsi yang mampu menstimulasi pembelajar untuk menggunakan potensi kognitifnya (Salma & Siregar, 2007: 168).

B. Motivasi Belajar Al Quran 1. Motivasi Belajar

Motivasi sering disebut dengan kata “dorongan”. Menurut Iska (2011:82) Motivasi dalam arti sempit adalah “hasrat untuk melakukan sesuatu”. Sedangkan dalam arti luas motivasi adalah “Serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi- kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu“. Definisi lebih lanjut dikemukakan oleh Al Za‟balawi (2007; 191) “Motivasi adalah potensi fitrah yang terpendam, yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan kepada dirinya atau memuaskan kebutuhan primernya, atau menolak bahaya yang membawa kesakitan dan kesedihan kepadanya.”

Senada dengan definisi di atas Sardiman (1992: 74) menambahkan bahwa “Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalanan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan”.

Belajar menurut para pakar pendidikan Rasyad (2006: 14) adalah perubahan tingkah laku dan perilaku. Lebih lanjut Sumardi (1984: 232) menambahkan bahwa belajar itu membawa perubahan dan perubahan itu terjadi karena usaha yang pada pokoknya adalah didapatkan kecakapan baru.

Sementara motivasi belajar sebagaimana diutarakan oleh Uno (2008: 23) adalah “dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.” Suardi (2015: 44) mengungkapkan bahwa “motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar. Sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar“. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit tertinggal belajarnya dan sangat sedikit pula tingkat kejenuhan dalam belajarnya. 21

Menanggapi fenomena belajar sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, dibawah ini dicantumkan beberapa ciri motivasi yang ada pada diri seseorang menurut Suardi (2015: 45) yaitu:

a. Tekun dalam menghadapi tugas. b. Dapat bekerja secara terus-menerus dalam waktu lama. c. Ulet dalam menghadapi kesulitan. d. Tidak mudah putus asa. e. Tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh. f. Menunjukan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar. g. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain. h. Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin. i. Senang mencari dan memecahkan masalah.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan salah satu unsur penting dalam pembelajaran dalam rangka mendorong dan mendongkrak semangat belajar anak serta menghadapi berbagai permaslahan dalam belajar. Sehingga dapat tercipta suasana belajar yang sesuai dengan semboyan PAIKEM GEMBROT yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Menyenangkan, Menggembirakan dan Berbotot.

Ada banyak unsur yang dapat memotivasi siswa agar dapat membuat prestasi belajar siswa melesat di sekolah. Raid (2009: 33) mengungkapakan unsur-unsur motivasi belajar tersebut adalah: 1) Lingkungan yang memotivasi, 2) Sekolah yang memotivasi, 3) Motivasi internal, 4) Motivasi eksternal. Pejelasan rincinya sebagai berikut:

1) Lingkungan yang memotivasi Suasana yang kondusif, aman dan nyaman dapat meningkatkan mood belajar anak sehingga anak termotivasi untuk mendapatkan nilai yang tinggi di lingkunganya.

2) Sekolah yang memotivasi Sekolah yang baik adalah sekolah yang memberikan wadah kepada siswa untuk kreatif dan inovatif. Dengan penghargaan terhadap para siswanya tentu akan membuat siswa merasa dihargai karyanya, dan akhirnya akan memicu dan memacu prestasi belajar di sekolahnya.

3) Motivasi internal Motivasi internal adalah motivasi yang lahir dari dalam diri orang itu sendiri. Misalnya sorang siswa menjadi rajin belajar karena berkeinginan menjadi juara pertama di kelasnya, tak peduli ada yang memintanya ataupun tidak. Pribadinya digerakkan dan dimotivasi oleh dirinya sendiri. (Manis, 2010: 3)

22

Adapun tips yang dapat dilakukan agar menimbulkan motivasi intrinsik menurut Hakim (2005: 30) adalah:

a) Memahami manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari setiap pelajaran. b) Memilih bidang studi yang paling disenangi dan paling sesuai dengan minat. c) Memilih jurusan bidang studi yang sesuai dengan bakat dan pengetahuan. d) Memilih bidang studi yang paling menunjang masa depan.

4) Motivasi eksternal Motivasi eksternal adalah motivasi yang datang dari luar orang itu. Misalnya, seorang siswa jadi rajin belajar setelah dijanjikan akan dibelikan sepeda motor baru oleh orang tuanya (Manis, 2010: 4). Adapun tips yang dapat dilakukan agar dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik menurut Hakim (2005: 30-31) adalah:

a) Keinginan mendapat nilai ujian yang baik. b) Keinginan menjadi juara kelas atau juara umum. c) Keinginan naik kelas atau lulus ujian. d) Keinginan menjaga harga diri atau gengsi. e) Keinginan untuk menang bersaing dengan orang lain. f) Keinginan menjadi siswa teladan. g) Keinginan untuk melaksanakan anjuran atau dorongan dari orang lain seperti orang tua, kakak, teman akrab, guru, dan orang lain disegani serta mempunyai hubungan yang erat.

Motivasi eksternal dapat dilakukan secara maksimal oleh guru di sekolah. Secara eksplisit Purwanto (1985: 41) menambahkan beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam rangka meningkatkan motivasi belajar, yaitu:

(1) Hindarkanlah sugesti dan kondisi yang negatif (kurang menunjang dan menggairahkan). (2) Ciptakan situasi kompetensi yang sehat, baik antar individu dalam kelompok/kelasnya maupun self competition. (3) Adakan pre-making (atas dasar prisip goal gradient) makin jelas dan dekat pada tujuan/saran makin kuat motif (berusaha). (4) Dalam hal tertentu, ganjaran dan hadiah (reward and punishment) atau insentif dapat juga diberikan dalam bentuk penghargaan dengan pujian, piagam, fasilitas, kesempatan promosi, dan sebagainya. Bila dipandang mungkin dapat juga dipergunakan hukuman pedagogis (punishment, penalty).

23

2. Teori Motivasi Belajar

Motivasi merupakan kekuatan atau tenaga atau daya. Suatu keadaan kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu, untuk bergerak ke arah tujuan tertentu baik disadari maupun tidak disadari (Purwanto, 1985: 37). Agar motivasi itu tepat sasaran diperlukan kerangka, yakni teori dasar dalam mengembangkannya. Menurut Djiwandono (2006: 330) setidaknya ada sembilan macam teori motivasi yang bisa diterapkan, yaitu:

a. Motivasi dan penguat Konsep motivasi ini berkaitan erat dengan prinsip-prinsip bahwa tingkah laku yang telah diperkuat pada waktu yang lalu barang kali diulang. Misalnya siswa yang rajin belajar dan mendapat nilai bagus diberi hadiah. Sedangkan tingkah laku yang tidak diperkuat atau dihukum tidak akan diulang, misalnya siswa yang menyontek dihukum. Siswa yang telah di re-inforced atau diperkuat untuk belajar. Contohnya dengan memberikan nilai yang bagus atau pujian dari orang tua dan guru akan termotivasi untuk belajar. Tetapi sebaliknya, siswa yang tidak diperkuat untuk belajar, karena mereka telah belajar tetapi tidak mendapatkan nilai yang bagus, atau pujian dari orang tua atau gurunya tidak memuji belajarnya tidak akan termotivasi untuk belajar. (Djiwandono, 2006: 330)

b. Hadiah dan penguat (reward and reinforce) Sebagian besar reinforcer ditentukan oleh pribadi dan situasi. Nilai reinforcer dari reward (hadiah) tidak begitu saja diterima oleh siswa, karena semua itu bergantung pada banyak faktor. Contoh, ketika guru mengatakan kepada siswa supaya mengumpulkan pekerjaannya karena akan dinilai, dengan maksud nilai merupakan reinforcer bagai hampir semua siswa (Djiwandono, 2006; 331).

c. Cognitive dissonance Kebutuhan untuk menyatakan bahwa dirinya adakah seorang yang baik (positif) merupakan suatu motivator yang kuat. Teori ini berpegang bahwa orang akan marah atau tidak senang jika nilai kepercayaannya ditentang oleh tingkah laku yang secara psikologis tidak konsisten. Dalam situasi pendidikan, cognitive dissonance, sering dipakai jika siswa menerima umpan baik, yang tidak menyenangkan bagi prestasi akademik mereka (Djiwandono, 2006: 332).

24 d. Teori Atribusi Teori ini berpegang pada prinsip jika sesuatu yang baik terjadi maka yang baik itu karena kemampuan mereka. Sebaliknya jika sesuatu yang buruk terjadi pada mereka akan percaya bahwa ini karena tidak ada kontrol. Djiwandono menambahkan bahwa teori atribusi menyebutkan ada 4 penjelasan untuk sukses dan gagal dalam presatsi yaitu: (1) kemampuan, (2) usaha, (3) tugas yang sulit, (4) keberuntungan atau nasib. Empat atribusi ini dapat mewakili penjelasan tentang sukses dan gagal sebagai mana tabel berikut.

Tabel 2.2 Teori Atribusi (Djiwandono: 2006)

Teori atribusi menggambarkan dan menyarankan implikasi dari penjelasan orang -orang akan kesuksesan dan kegagalan mereka locus of Stabil control Stabil tidak stabil internal : kemampuan : usaha : Sukses : "saya pandai" “saya berusaha keras” Gagal: "saya bodoh" “saya tidak berusaha” eksternal : tugas yang sulit keberutungan (nasib) Sukses : “tugas itu mudah " "saya beruntung" (nasib saya baik) “saya tidak beruntung” (nasib saya gagal : “tugas itu sangat sulit" sedang sial)

Kemampuan dan usaha adalah dari dalam (internal) dan tugas yang sulit dan keberuntungan atau nasib adalah dari luar (eksternal) adalah kemampuan tidak sama dengan usaha. Kemampuan ada hubungan dengan stabil artinya tidak dapat berubah. Sedangkan usaha dapat berubah(Djiwandono, 2006: 334).

e. Coingtons Theory Of Self Worth Menurut teori ini, seorang individu belajar dari persepsi masyarakat bahwa sesorang dinilai karena prestasinya. Faktor kunci untuk motivasi berprestasi dapat dijelaskan sebagai berikut: bagaimana seseorang mencoba untuk mempertahankan persesi bahwa dia mempunyai kemampuan yang positif yang merupakan basis dari self worth (menghargai dirinya sendiri). Jika seseorang gagal dalam melaksanakan tugas, persepsi orang bahwa dia tidak mampu. Kegagalan menciptakan perasaan diri yang tidak berharga dan menolak dirinya sendiri. (self rejection) sebagai akibatnya, ketika individu dihadapkan pada tugas yang kemungkinan akan gagal, mereka akan menghindari situasi atau mengembangkan strategi untuk melindungi diri dari kurangnya kemampuan. (Djiwandono, 2006: 338).

25 f. Expentacy Theories Of Motivation Teori ini berpandangan bahwa sebagian besar bergantung pada harapan seseorang untuk mendapatkan reward (hadiah). Teori ini mengatakan bahwa motivasi manusia untuk mencapai sesuatu bergantung pada hasil perkiraan mereka akan adanya kesempatan untuk sukses, dan nilai yang mereka tempatkan pada sukses. (Djiwandono, 2006: 341).

Tabel 2.3 Rumus Teori Ekspektasi Motivasi (Djiwandono: 2006)

Meramalkan kemungkinan akan Nilai insentif untuk

kesuksesan sukses

Motivasi X

(M) (PS) (IS)

g. Teori Humanistik untuk Motivasi

Interpretasi humanistik terhadap motivasi menekankan adanya kebebasan, pilihan, menentukan dirinya sendiri dan berjuang untuk pertumbuhan pribadi. Dengan penekanan ini ahli-ahli psikologi humanistik cenderung menjadi sangat cocok dengan pendekatan kognitif. (Djiwandono, 2006: 345) Banyak teori-teori humanistik menggambarkan kebutuhan, seperti disinggung dalam teori Maslow. Maslow (1954, para.2) Seorang ahli teori motivasi, mengungkapkan bahwa hierarki pada kebutuhan manusia terdiri dari Self Actualization (aktualisasi diri), Esteem (penghargaan/penghormatan) Love and Belonging (rasa cinta dan rasa memiliki), Safety Needs (Perasaan aman) Psychology Needs (kebutuhan Psikologis). Secara jelas digambarkan kebutuhan manusia tersebut digambarkan dengan piramid berikut:

Gambar 2.6 Teori Hierarchy Moslow (Uno: 2008) 26

Teori motivasi berdasarkan gambar 2.6 mengungkap bahwa kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan mendasar yang tidak bisa lepas dari kebutuhan manusia, dan puncaknya adalah aktualisasi diri menempatkan dirinya sesuai pada bidangnya. Secara lebih lengkap menurut Djiwandono (2006: 346) urutan motivasi berdasarkan kebutuhan yang paling tinggi adalah:

1) Self actualization : Memenuhi kebutuhan untuk dirinya sendiri dimana orang bisa atau mampu melakukan. 2) Esteem appreciation : Mencari kenutuhan akan keindahan, tersusun dengan rapi. 3) Intellectual achievement : Kebutuhan untuk mengerti dan menyelidiki. 4) Self-esteem : Keinginan untuk mendapatkan persetujuan dan pengakuan. 5) Belonging : Kebutuhan untuk diterima dan dicintai. 6) Safety : Kebutuhan untuk merasa aman secara fisik maupun psikis dan bebas dari bahaya. 7) Survival : Tingkat kebutuhan yang paling dasar yakni makanan, air, udara dan perumahan.

h. Motivasi dan kepribadian Motivasi sering dilihat sebagai sifat-sifat kepribadian seseorang yang relatif stabil. Beberapa orang dimotivasi untuk berprestasi, beberapa orang dimotivasi untuk bekerja sama dengan orang lain, dan mereka mengekspresikan motivasi ini dalam banyak cara yang berbeda-beda. Motivasi sebagai suatu sifat yang stabil adalah suatu konsep yang berbeda dengan motivasi untuk melakukan sesuatu yang spesifik atau khusus dalam situasi tertentu. Motivasi sebagai suatu sifat kepribadian adalah suatu hasil yang besar dari sejarah reinforcement seseorang. (Djiwandono, 2006: 349). i. Motivasi berprestasi Motivasi beprestasi adalah daya penggerak dalam diri siswa untuk mencapai taraf prestasi setinggi mungkin, sesuai dengan yang ditetapkan oleh siswa itu sendiri. Oleh karenanya, siswa diharuskan untuk bertanggung jawab mengenai keberhasilan yang akan diperolehnya. Biasanya individu yang memiliki motivasi tinggi akan menampilkan perilaku yang berbeda dengan orang yang motivasi berprestasi rendah (Hawadi, 2001: 87). Teori ini dikembangkan oleh Mc Clelland dalam bukunya Human Motivation (1987). Dalam bukunya dikatakan bahwa level motivasi berprestasi seseorang dapat dibedakan menurut empat hal, yaitu: 1) Tanggung jawab Individu yang memiliki motivasi level tinggi akan merasa dirinya bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Ia akan menyelesaikan setiap tugas yang dan tidak akan meninggalkan tugas itu sebelum selesai.

27

2) Mempertimbangkan resiko Individu yang memiliki motivasi level tinggi akan memilih tugas dengan derajat kesukaran yang lebih sulit yang menantang kemampuannya. Namun, masih memungkinkan berhasil menyelesaikannya dengan baik.

3) Memperhatikan umpan balik Individu dengan level motivasi prestasi tinggi akan menyukai pemberian umpan balik atas hasil kerjanya berupa reward (penghargaan).

4) Kreatif dan inovatif Individu yang memiliki level motivasi prestasi tinggi cenderung akan bertindak kreatif dengan mencari cara baru untuk menyelesaikan tugas se- efisien dan seefektif mungkin. (Hawadi, 2001: 87)

Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada teori motivasi belajar siswa pada sektor motivasi berprestasi yang diyakini dapat memicu dan memacu hasil belajar siswa ke arah yang lebih baik. Oleh karenanya indikator yang digunakan pun sesuai dengan 4 kategori meliputi: tanggung jawab, mempertimbangkan resiko, memperhatikan umpan balik, serta kreatif dan inovatif.

3. Sumber Motivasi Belajar Al Quran

Motivasi dalam bahasa Arab disebut dengan dafa‟a. Dalam Mu‟jam Al Ashry -yang berarti “memberikan motivasi”. Motivasi belajar Al "دفع إلى" kata (900 :1998) Quran hendaknya memang datang dari diri sendiri atau biasa disebut motivasi intrinsik serta diiringi dengan tujuan mempelajari kitab Suci. Senada dengan hal )الذفاع الذاخلى( tersebut Muhammad Abdul Qodir dalam “Thuruqu Ta’limi At Tarbiyah Al Islamiyah“ (1981: 69) mengemukakan bahawa tujuan dasar untuk mendalami Al-Quran adalah sebagai berikut:

a. Kemantapan membaca sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan dan menghafal ayat-ayat atau surat-surat yang mudah bagi mereka. b. Kemampuan memahami kitab Allah secara sempurna, memuaskan akal dan mampu menenangkan jiwanya. c. Kesanggupan menerapkan ajaran Islam dalam menyelesaikan problema hidup sehari-hari. d. Kemampuan memperbaiki tingkah laku murid melalui metode pengajaran yang tepat. e. Kemampuan memanifestasikan keindahan retorika dan Uslub Al Quran. f. Penumbuhan rasa cinta dan keagungan Al Quran dalam jiwanya. g. Pembinaan pendidikan Islam berdasarkan sumber-sumbernya yang utama dari Al Quran al karim.

Motivasi untuk belajar Al Quran meliputi membaca, menulis dan memahami kandungan di dalam kitab suci ini diperintahkan langsung oleh Allah melalui firman pertama-Nya dalam Al Qur‟an yakni surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi: 28

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang Menciptakan,(1). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2)Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia (3)Yang mengajar (manusia) dengan pena (4)Dia Mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (5).”

Motivasi belajar Al Quran tidak hanya bersumber dari firman Allah, tetapi juga tecantum dalam banyak hadis Nabi Muhammad saw, bahkan beberapa diantaranya mencapai derajat hadis Shohih. Dalam kitab Shahih Muslim karya Ulama Imam Abi Husain Muslim bin Al Hajjaj Al Qusyairi Al Nasaiburi atau yang lebih dikenal dengan Imam Muslim, dalam bab Fadhli Qiro’ati Al Qur’ani wa Surati Al Baqarah pada urutan hadis ke 804, dari shahabat Abu Umamah Al- Bahili radhiallahu „anhu: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:

“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa‟at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” (HR. Muslim 804)

Berdasarkan hadis di atas terdapat kesimpulan bahwa Nabi Muhammad saw. memerintahkan untuk membaca Al-Qur`an dengan bentuk perintah yang bersifat tegas. Diakhiri dengan sebuah motivasi dorongan akan ganjarannya karena nanti pada hari kiamat, Allah swt. akan menjadikan pahala membaca Al-Qur`an sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, datang memberikan syafa‟at dengan seizin Allah kepada orang yang rajin membacanya.

Selain motivasi yang bersifat internal dari dalam kesadaran diri individu, hendaknya dalam rangka mendorong siswa mencintai Al-Quran seorang guru harus mencari apa yang mendorong siswa dan perangsang/stimulus atau motivasi yang menarik siswa untuk melakukan perbuatan itu )الذفاع الخاسخى( eksternal hendaknya mengedepankan prinsip motivasi yang baik untuk anak didik, disamping harus menjauhkan saran-saran atau sugesti negatif yang dilarang Agama atau yang bersifat asosial dan asusila yang lebih penting lagi adalah membina pribadi anak didik agar dalam diri anak didik terbentuk adanya motif- motif yang mulia, luhur dan dapat diterima masyarakat (Purwanto, 1985: 77).

Lingkungan belajar harus memberi rangsangan dan mendukung kegiatan belajar mengajar. Sekolah harus memberi motivasi, hal ini menunjukan bahwa motivasi merupakan pengalaman yang berlingkup sekolah, dan iklim sekolah beserta etos sekolah merupakan pertimbangan yang penting (Raid, 2009: 32) Faktor yang membentuk lingkungan yang memberikan rangasangan meliputi: menarik bagi penglihatan banyak pilihan dan ruang (Raid, 2009: 58) Motivasi membantu pencapaian prestasi yang pada gilirannya membantu memudahkan beban mengingat. 29

Seorang motivator, dalam hal ini guru harus memiliki pedoman dalam mendorong prestasi siswa di kelas. Pedoman ini harus diilhami oleh para guru sebagai bahan acuan sebelum membuat teknik motivasi yang tepat untuk siswa di kelas. Djiwandono (2006: 374) mengatakan sedikitnya ada 4 pedoman yang harus dijalani yaitu:

1) Yakinkan bahwa siswa mempunyai kesempatan untuk memenuhi kebutuhan mereka menjadi anggota salah satu kelompok dan mempunyai rasa memiliki secara memuaskan. 2) Ciptakan suasana kelas menjadi satu tempat yang menyenangkan dan nyaman. 3) Kenalilah bahwa siswa-sisa yang datang ke sekolah adalah siswa dengan kebutuhan dasar yang berbeda karena pengalaman-pengalaman yang lalu bantulah siswa mengambil tanggung jawab yang tepat atas sukses dan kegagalan mereka. 4) Mendorong siswa untuk melihat hubungan antara usaha-usaha mereka sendiri dan prestasi prestasinya.

Pedoman di atas akan menjadi landasan dalam memberikan teknik motivasi dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Menurut Iska (2011: 82) ada berbagai macam bentuk motivasi belajar yang dapat diberikan selama pembelajaran berlangsung, diantaranya dapat berupa :

(a) Memberi angka Menilai merupakan salah satu upaya motivasi karena membuat siswa berpacu dan bersaing dengan teman-temannya. (b) Hadiah Pemberian sesuatu yang disenangi siswa diyakini akan membantu memotivasi agar berlaku lebih baik lagi. (c) Memberikan ulangan/tes/ujian Tes baik lisan maupun tulisan, pilihan ganda maupun esai akan membuat siswa dihargai usaha belajarnya selama ini. Selain itu juga dapat mengukur seberapa besar kemampuan belajar mereka. (d) Ego involment Menumbuhkan kesadaran agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan. (e) Mengetahui hasil Setelah mengikuti ulangan atau tes, sebaiknya hasil tes tersebut dibagikan pada siswa karena biasanya siswa cenderung ingin mengetahui hasilnya. (f) Pujian Pemberian semangat secara verbalisme diyakini akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan anak.

Dalam penelitian ini, penulis akan mengupayakan menggunakan teknik motivasi selama mengajarkan materi pelajaran Baca Tulis Al Qur‟an secara runtut mulai dari memberi angka atau nilai, memberikan hadiah, memberikan ulangan sampai pada tahap memberikan pujian, agar diperoleh hasil yang maksimal. 30

4. Pengukuran Motivasi Belajar Al Quran

Penilaian motivasi belajar siswa merupakan hal penting dalam rangka evaluasi pembelajaran sekaligus estimasi langkah pembelajaran selanjutnya apakah pengayaan atau pendalaman materi. Sylva sebagaimana dikutip oleh Tanner dan Sonia (2006: 76- 77) bahwa anak anak pada dasarnya tergolong ke dalam dua kategori, yaitu: 1) Anak yang cakap, dan 2) Anak yang kurang cakap.

Adapun karakteristik anak yang cakap diantaranya:

a. Termotivasi oleh keinginan untuk belajar. b. Menghadapi tugas yang sulit dengan cara yang fleksibel dan reflektif. c. Percaya diri akan sukses, percaya bahwa mereka dapat melakukannya jika mereka berusaha. d. Percaya bahwa intelejensi dapat ditingkatkan. e. Jika siswa melihat teman lainnya bekerja keras, siswa akan mengatakan pada dirinya sendiri harus bekerja lebih keras.

Adapun karakteristik anak yang kurang cakap yaitu:

1) Memiliki motivasi yang biasa-biasa saja. 2) Tampaknya menerima bahwa mereka akan gagal karena mereka tidak cukup cerdas. 3) Percaya bahwa jika sesuatu akan terlalu sulit, tak ada yang bisa mereka lakukan. 4) Cenderung menghindari tantangan. 5) Tidak percaya diri bahwa mereka dapat meningkatkan kecerdasan mereka.

Klasifikasi di atas jika dikaitkan dengan materi Al Quran, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa anak yang cakap akan memiliki motivasi belajar Al Quran yang tinggi dan cenderung akan menyelesaikan tugas berkaitan dengan materi Al Quran dengan baik serta berusaha semaksimal mungkin meningkatkan kemampuan baca-tulis Al Quran. Sebaliknya, anak yang kurang cakap akan menghindari tugas pelajaran Al Qur‟an dan tidak semangat dalam mengikuti pelajaran tersebut.

Dengan mengacu pada indikator diatas ada berbagai tehnik pendekatan dan pengukuran motivasi yang dikemukakan Purwanto (1985: 40-41) diantaranya:

(a) Tes tindakan (performance test) disertai observasi untuk memperoleh informasi dan data tentang prestasi, keuletan, ketabahan, dan kemampuan menghadapi masalah, durasi dan frekuensinya dalam hal ini berbagai eksperimen dapat dilakukan. (b) Kuesioner dan inventor terhadap subjeknya untuk mendapat informasi tentang devosi dan pengorbanan aspirasinya (c) Mengarang bebas untuk mengetahui cita-cita dan aspirasinya (d) Tes prestasi dan skala sikap untuk mengetahui kualifikasi dan arah sikapnya.

31

Dalam penelitian ini peneliti menggali informasi untuk mengetahui level motivasi belajar siswa itu tinggi atau rendah, peneliti menggunakan teknik angket menggunakan skala Likert. Siswa yang dalam hal ini sebagai subyek dalam penelitian diharuskan mengisi kuesioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaaan tentang motivasi, isinya disesuaikan dengan prinsip serta unsur dalam motivasi belajar berikut dengan pedoman karakteristik belajar anak sesuai dengan motivasinya. Setelah didapatkan hasil melalui angket berupa nilai dalam skala ordinal.

C. Pembelajaran Al Qur’an 1. Model Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional dikenal juga dengan pembelajaran tradisional. Jelantik (2015: 65) mengatakan bahwa “pembelajaran konvensional model pembelajaran yang lebih didominasi oleh proses pembelajaran yang berpusat pada guru”. Pembelajaran konvensional juga memiliki ruang yang sangat terbatas khususnya dalam hal penggunaan media dan sarana pembelajaran. Secara kasat mata dapat terlihat bahwa dampak dari pembelajaran ini terdapat pada siswa. Siswa menjadi kurang leluasa dalam melakukan eksplorasi berbagai refrensi, alat peraga dan media bahan ajar sehingga terdapat kejenuhan karena pembelajaran bersifat pasif.

Model pembelajaran konvensional menganut aliran esensialisme. Aliran pendidikan ini merupakan aliran yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia (Jalaluddin & Idi, 2012: 95). Oleh karena itulah Pembelajaran konvensional juga biasa disebut dengan pembelajaran dengan sistem tradisional. Sistem ini mengenal prinsip anti teknologi yang cenderung menyerang para pakar indonsesia termasuk para ilmuwan. (Soyomukti, 2010: 156).

Menurut Harsanto (2007: 134), Dalam pembelajaran konvensional, siswa aktif mendengarkan dan guru aktif berceramah atau siswa aktif mencatatat dan guru diam atau mengerjakan hal yang lain. Salah satu dari contoh model pembelajaran konvensional adalah menggunakan metode ceramah. Metode ceramah adalah metode pengajaran yang sangat sederhana dan karena sebab itulah metode ini banyak digunakan. Dengan metode ini, pengajaran disampaikan secara lisan oleh guru kepada siswa. Pada dasarnya ceramah murni cenderung pada bentuk komunikasi satu arah (Gulo, 2002: 137).

Gambar 2.7 Alur komunikasi Metode Ceramah (Gulo: 2002) 32

Metode ceramah dikenal sebagai metode yang paling awal muncul dalam pembelajaran sebelum metode lain ditemukan dan dikembangkan. Namun selayaknya sebuah metode tentunya memiliki berbagai macam kelebihan dan kekurangan.

Adapun kelebihan metode ceramah menurut Anas (2014: 14) yaitu:

a. Suasana kelas berjalan dengan tenang. Hal ini disebabkan siswa melakukan aktivitas yang sama, sehingga dapat melakukan pengawasan secara komprehensif. b. Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama. c. Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat. d. Melatih para siswa untuk menggunakan pendengaranya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat.

Adapun kekurangan metode ceramah menurut Gulo (2002: 140) yaitu:

1) Ceramah cenderung pada pola strategis ekspositorik yang berpusat pada guru. 2) Metode ceramah cenderung menempatkan posisi siswa sebagi pendengar dan pencatat. 3) Keterbatasan kemampuan pada tingkat rendah karena bersifat verbal maka kemampuan mengingat yang diharapkan sangat terbatas. 4) Proses ceramah berlangsung menurut kecepatan bicara dan logat bahasa yang dipakai guru.

Langkah langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran Al Quran yang bertumpu pada kompetensi guru seperti dikemukakan oleh Muhammad Abdul Qodir (1981: 71-72) sebagai berikut:

a) Guru mempersiapkan kelompok ayat yang lengkap dengan uraian, maksud dan tujuannya. Menjelaskan arti secara umum dan pokok-pokok pikiran dalam susunan kalimat yang jelas dan mudah dimengerti. b) Guru mengelompokkan setiap bacaan Al Quran dalam satuan ayat-ayat yang mempunyai kesatuan makna yang utuh sesuai dengan jam pelajaran yang telah ditentukan bidang studi Al- Quran. c) Guru membaca satuan ayat yang telah ditetapkan sebagai contoh, guru membaca dengan penuh khidmat, pelan-pelan, ucapan yang sempurna menurut ketentuan tajwid, makhraj serta mewaqafkan atau mewashalkan pada tempatnya. d) Guru meminta seorang siswa atau lebih untuk membaca ayat-ayat tersebut dengan khidmat, lambat-lambat agar mereka biasa membaca dengan baik, tepat ucapan huruf-hurufnya dan memahami maknanya. e) Guru menerangkan arti kata-kata yang sulit dan kalimat yang agak kabur pengertiannya secara ringkas terutama kata-kata yang menjadi tumpuan pemahaman maknanya. f) Guru mengadakan diskusi dengan siswa terkait bacaan Al Quran tersebut. 33

g) Guru meminta siswa membaca sekali lagi dengan jelas secara bergilir, sehingga memberi kesempatan mereka mendapat pengetahuan yang cukup dari bacaan tersebut.

Berdasarkan pemamaparan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Model pembelajaran konvensional terkenal dengan model pembelajaran yang bersifat satu arah, yakni guru sebagai pusat informasi (teacher centre).

2. Model Pembelajaran Modern

Model Pembelajaran Modern dikenal sebagai Pembelajaran yang mutakhir, terbaru dan memberikan kesan elegan. Arasy (2013, para. 1) mengatakan bahwa “Pembelajaran Modern adalah pembelajaran yang mengikuti arus perkembangan zaman, dimana era sekarang ini adalah era teknologi informasi yang mengalir deras melalui berbagai macam media, televisi, media cetak dan dunia online”. Teknologi akhir-akhir ini telah merambah ke semua lini, mulai dari perekonomian, perindustrian dan tidak terkecuali pendidikan. Pembelajaran dikenal dengan istilah audio-visual instruction karena menggunakan alat peraga audio-visual karena memang sebagian besar dari pengetahuan yang diperoleh dan dimiliki manusia adalah berasal dari pendengaran dan penglihatan (Drajat: 1995: 146).

Model pembelajaran modern menganut aliran rekonstruktivisme. Aliran ini berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern (Soyomukti, 2010: 116). Perombakan ini bersumber dari pengetahuan psikologis anak anak yang berubah-ubah dan proses pengajaran yang kemudian harus diikuti oleh para guru (Vaizey, 1982: 124). Selain itu, cara mengajar para guru dan alat-alat digunakan dalam pendidikan akan berubah dengan sangat pesat termasuk dalam teknologi pendidikan (Vaizey, 1982: 128). Dengan kata lain pembelajaran modern membawa sebuah misi perubahan baik dalam sistem maupun metdoe dan media pembelajaran. Salah satu model pembelajaran modern adalah dengan menggunakan perangkat komputer.

Komputer adalah alat elektronik canggih yang mempunyai potensi kuat dan luas dalam menyimpan data, para ahli psikolog dan ahli pendidikan telah banyak menggunakan alat ini. Dewasa ini di Indonesia pengajaran model komputer baru dilaksanakan secara masal dalam Ujian Nasional tahun 2016. Walaupun pelaksanaanya kurang merata di seluruh sekolah di Indonesia, tetapi menjadi sebuah harapan baru penggunaan teknologi pembelajaran masal pada satuan pendidikan tingkat Nasional.) meskipun terlambat. Menurut Hansen sebagaimana dikutip Drajat (1995: 22) penggunaan komputer telah dilakukan di dunia pada tahun 1950-an seperti sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama di Amerika Serikat telah mempergunakan komputer dalam pengajaran.

Penggunaan media komputer dalam pembelajaran memiliki berbagai kelebihan. Rusman (2013: 190) mengemukakan bahwa penggunaan komputer dalam pembelajaran di kelas dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi siswa yang lambat (slow learner), dan memacu efektivitas belajar bagi siswa yang cepat (fast 34 learner), komputer dapat memberikan umpan balik dari hasil belajar dan memberikan pengukuhan terhadap hasil belajar mereka, komputer memiliki kemampuan untuk mengitegrasikan warna, musik (suara), dan animasi grafik. Keuntungan dari pemakaian komputer ini dapat terlaksana dengan baik jika fasilitas sekolah memadai dengan adanya perangkat komputer lengkap dengan piranti tambahan lain.

Sebagaimana halnya sebuah terobosan baru, tentu disamping kelebihan terdapat kekurangan. Dalam penggunaan komputer sebagai media pembelajaran di sekolah aktifasi dan aplikasi media komputer membutuhkan biaya pengadaan, pemeliharaan dan perawatan yang besar, penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan perangkat keras dengan spesifikasi yang sesuai (Rusman, 2013: 191). Seorang peneliti dari Korea, Yee Jin Shin dalam bukunya Digital World Hurt The Children mengemukakan bahwa penggunaan perangkat digital pada anak dapat membuat jiwa anak menjadi hampa, mengurangi kesempatan berbagi rasa dengan orang lain dan menghambat perkembangan emosi serta kemampuan bersosialisasi anak (2014: 65). Resiko penggunaan komputer ini dapat menjadi bahan perhatian tenaga pengajar khususnya agar dapat meminimalisir bahkan meniadakan dampak negatif pemakaian komputer dalam pembelajaran di sekolah.

Menurut Stolurow dan Davis sebagaimana dikutip oleh Drajat (1995: 22) model mengajar komputer itu atas dua fase: pratutorial dan tutorial. Fase pratutorial ialah mengenai dimana dan bagaimana aspek-aspek pengalaman belajar dipilih oleh penyusun program pengajaran akan menemukan kebutuhan siswa dalam usahanya mengikuti tujuan pelajaran. Pada fase ini ditetapkan tujuan pembelajaran dan tugas untuk menganalisa karakteristik tingkah laku yang ditetapkan penampilan mereka pada pra tes atau tugas yang relevan dengan tingkat kecerdasan mereka.

Interaksi antara program dengan siswa sama halnya dengan interaksi guru dengan siswa. Akan tetapi, komputer dapat mempersiapkan berbagai cara untuk kehidupan individu yang banyak dalam waktu yang pendek, dan biaya yang lebih rendah daripada dilakukan oleh guru. Menurut Stolurow dan davis sebagaimana dikutip oleh Drajat (1995: 24) Bahwa proses interaksi itu dapat dibagi menjadi dua subfungsi, yaitu:

a) Implementasi atau fungsi guru yang menyangkut kaidah pengambilan keputusan dalam rangka mengutip isi umpan balik agar dicapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. b) Monitor atau fungsi prosesor yang menyangkut pengamatan respons siswa, peramalan tanggapan yang akan datang dan mengambil keputusan apakah program itu akan dilanjutkan atau akan diadakan perubahan berasaskan laporan pencapaian. 35

Gambar 2.8 Interaksi antara Komputer-Guru dan Siswa (Drajat: 1995)

Menurut Gambar 2.8, Komunikasi dua arah ini berlangsung antara guru dan siswa dan antara guru dengan prosesor. Selanjutnya, monitor komputer (fungsi prosesor) memperlengkapi suatu gambaran atau model pola belajar siswa-siswa (Drajat, 1995: 25). Proses interaksi ini membuat siswa menerima informasi akurat karena selain mendapatkan informasi dari guru, diperkuat lagi dengan informasi dari prosesor atau komputer. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat difahami bahwa model pembelajaran modern merupakan sebuah perubahan dalam keseluruhan komponen dalam pembelajaran dari tradisi yang lama menuju milennium baru. Salah satu bentuk model pembelajaran modern adalah penggunaan perangkat komputer dalam pembelajaran. Melalui perangkat ini, diharapkan ada feedback atau umpan balik dari pihak guru dan siswa sehingga terjadi interaksi yang positif antara keduanya.

3. Metode Pembelajaran Al Quran

Dalam ."هٌهح" atau "طشيقت" Metode dalam bahasa Arab disebut dengan ”اسلىب وكيفيت“ Mu‟jam Al-Ashri (1998: 1231) kata “Thoriqoh” mengandung makna yang berarti cara atau metode. Kata Thoriqoh banyak digunakan oleh para Ulama طشق التذسيس sebagai judul kitab yang mereka karang dalam ranah Tarbiyah seperti kitab karya Shalih Nashirat yang bermakna “Metode dalam pembelajaran Bahasa العشبيت" Arab”. Sementara kata “Manhaj” dalam Mu‟jam Al Munjid (1953: 920) bermakna yang bermakna “jalan yang terang”. Kata manhaj juga tidak kalah "الطشيقت الىاضر" banyak digunakan para Ulama sebagai judul yang bermakna metode, seperti kitab .”yang bermakna “Metode dalam Ilmu Al Quran "هٌهح علىم القشاى"

Metode pembelajaran sebagaimana diungkapkan Abdul Hamid, dkk (2008: 3) “segala hal yang termuat dalam setiap proses pengajaran, baik itu pengajaran matematika, kesenian olah raga, ilmu alam dan ilmu lain sebagainya”. Metode mengajarkan Al Quran berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Mulai dari 36 metode klasik sampai dengan yang menggunakan teknologi modern. Berikut kami sajikan metode mengajarkan Al- Quran yang klasik. Metode belajar Al Quran era 90- an sebagaimana dikemukakan Alam (1992: 14) sebagai berikut:

a. Lihat b. Dengar c. Baca d. Tulis e. Tanyakan f. Hafalkan

Secara historis, metode pembelajaran Al Quran telah ada sejak Al Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad dan disebarkan kepada para Sahabat. Kala itu mereka menyalin bacaan Al Quran melalui hafalan, tulisan di pelepah kurma, batu, dan tulang. Seiring perkembangan zaman dan IPTEK, metode pembelajaran Al- Qur‟an berkembang dari masa ke masa. Secara garis besar metode pembelajaran Al Quran dibagi menjadi tiga, yaitu metode baghdadiyah, Iqra, dan Qiro‟ati (Kinoysan, 2008: 62).

1) Metode Baghdadiyah Metode ini pernah menjadi standar belajar Al-Qur‟an hampir di seluruh dunia, tetapi dengan metode ini banyak anak-anak yang baru bisa lancar membaca Al-Qur‟an ketika menduduki kelas 6 SD. Menurut Ahsin Saho seperti dilansir Republika (2014, para 6) kelebihan metode ini tereltak pada peletakan pemahaman Al Quran. Pembelajaran metode baghdadiyah mensyaratkan setiap murid untuk menghafal nama huruf sebelum merangkainya dengan harakat.

2) Metode Qira‟ati Metode ini dianggap lebih praktis karena ada bukunya, panduan cara mengajarnya, dan cara mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam metode ini tidak menggunakan metode Baghdadiyah dimana anak cenderung hanya sekedar menghafal dan tidak faham masing-masing huruf, sehingga anak harus dituntun dalam membaca Al-Qur‟an. Dalam metode ini mengajarkan huruf-huruf Arab dan Tajwid (ilmu membaguskan bacaan Al-Qur‟an).

3) Metode Iqra‟ Metode Iqra‟ yang lahir belakangan ini mirip dengan metode Qira‟ati. Prinsipnya sama dengan metode Qira‟ati buku ini juga disertai petunjuk dan cara mengevaluasi. Metode iqro‟ adalah suatu metode membaca Al-Qur‟an yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro‟ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna. Kelebihan metode yang dilahirkan oleh As‟ad Humam ini mempunyai karakteristik yang fleksibel untuk segala umur, baik usia TK maupun orangtua (pemula), selain mendorong keaktipan pembelajar Iqra juga dilatih untuk menulis dengan menyalin kata atau kalimat yang ada dalam buku atau modul. (Roqib, 2009: 105) 37

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Irliana Faiqotul (2011) terdapat beberapan kelebihan dan kekurangan metode Iqro, yakni dari segi kelebihannya metode ini dapat memberikan kemudahan bagi tutor dalam menyampaikan materi dan bagi siswa yang belajar akan mendapatkan kemudahan dalam menerima materi. Sedangkan kekurangannya, semakin sering siswa tidak hadir maka akan semakin tertinggal, jika siswa sama sekali tidak memahami huruf Arab/ataupun latin, maka akan berimbas pada lambatnya proses pembelajaran.

4. Media Pembelajaran Bahasa Al Quran

Al Quran tertulis dengan bahasa asing yakni bahasa Arab. Oleh karenanya dalam upaya pemerolehan bahasa Al Quran secara komprehensif, dibutuhkan pula unsur-unsur penting dalam pembelajaran bahasa seperti halnya media pembelajaran.

Menurut Rasyad (2006: 114) secara metodologis, media pembelajaran bertujuan: a. Membantu memperjelas pokok bahasan yang disampaikan. b. Membantu guru memimpin diskusi. c. Membantu meringankan peranan guru. d. Membantu merangsang peserta didik berdialog dengan dirinya sendiri (internal dialog). e. Membantu mendorong peserta didik aktif belajar. f. Mempermudah guru mengatasi masalah ruang tempat dan waktu. g. Memberi pengalaman nyata kepada peserta didik. h. Memberikian perangsang dan pengalaman yang sama kepada peserta didik.

Dari uraian di atas jika direalisasikan dengan pembelajaran bahasa Al Quran, diperoleh makna bahwa pendayagunaan dan pengembangan media pembelajaran bahasa Al Quran hendaknya memperhatikan nilai efektif (tepat sasaran) dan efisien (ekonomis) serta memiliki pengaruh positif terhadap aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Selain itu, siswa membutuhkan rangsangan dengan media pembelajaran yang bervariasi sehingga alat indra mereka dapat digunakan secara maksimal.

1) Jenis media Pembelajaran bahasa Al Quran

Secara umum Al Fauzan (2004) dalam kitabnya Mudzakairah Al Daurah Al Tadiribiyyah Li Mu’Allimi Al Lughah Al Arabiyah yang dikutip oleh Hamid (2008:174) mengemukakan bahwa media pembelajaran bahasa dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu: (1) Media perangkat/peralatan (al- ajhizah), (2) Media materi pembelajaran (al mawad al ta’limiyah al ta’allumiya) (3) Kegiatan penunjang pembelajaran (al nasyathat al ta’limiyah). 38

Sementara ditinjau dari segi penggunaan media dikaitkan dengan indera yang digunakan manusia untuk memperoleh pengetahuan, Hamid (2008: 175) mengelompokkan media menjadi tiga macam, yaitu media pandang (visual/bashariyah), media dengar (audio/sam‟iyah), dan media dengar pandang (audiovisual/sam‟iyah bashariyah). Penjelasannya sebagai berikut:

a) Media Bashariyah (media pandang/visual) Media pandang (bashariyah/visual) dapat berupa alat peraga, yaitu benda benda dan gambar. Dalam konteks pembelajaran bahasa Al Quran dapat dianalogikan belajar Al-Quran melalui benda dan gambar dapat berupa tulisan Al Quran dalam benda seperti pelepah kurma kulit, tulang dan batu, semua media yang dipakai pada zaman Rasulullah dahulu yang sekarang bertansformasi menjadi tersusun rapi dan tercetak menjadi satu Mushaf Al Quran.

b) Media Sam‟iyah (media dengar/audio) Media dengar (sam‟iyah/audio) yang dapat digunakan untuk pembelajaran bahasa antara lain: radio, tape recorder, dan laboratorium bahasa. Dalam konteks pembelajaran bahasa Al Quran dapat dianalogikan belajar Al-Quran melalui radio atau kaset yang berisikan surat-surat Al Quran yang indah dan syahdu dibacakan oleh para Qari terkenal seperti Kh. Muammar ZA, Kh. Imron Rosadi atau KH. Mukmin Ainul Mubarak.

c) Media Sam‟iyah Bashariyah (dengar-pandang/audiovisual) Media pembelajaran bahasa yang paling lengkap adalah media dengar pandang (sam‟iyah bashariyah/audiovisual), karena dengan media ini terjadi proses saling membantu antara indra dengar dan indra pandang, yang termasuk jenis media ini adalah televisi, VCD, komputer dan laboratorium bahasa yang mutakhir. Dalam konteks pembelajaran bahasa Al Quran dapat dianalogikan belajar Al-Quran melalui media audio-visual ini dapat berupa VCD pembelajaran Al Quran, TV dengan program belajar Al Quran seperti yang dilaksanakan pada program TV negeri yaitu TVRI dengan tema “Teletilawah”, media lainya adalah dengan menggunakan teknologi komputer seperti aplikasi software Al Quran digital yang akan digunakan pada penelitian ini.

2) Prinsip Pemilihan dan Pendayagunaan Media Pembelajaran Bahasa Al- Quran

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh tenaga pengajar sebelum memutuskan menggunakan media pembelajaran bahasa, agar tidak keluar dari tujuan dalam pendayagunaan media bahan ajar tersebut. 39

Menurut Rusman (2013: 168) setidaknya ada empat prinsip yang dapar dijadikan acuan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu:

a) Menentukan media pembelajaran berdasarkan identifikasi tujuan pembelajaran atau kompetensi dan karakteristik aspek materi pelajaran yang akan di pelajari. b) Mengidentifikasi karakteristik media pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa, penggunaanya dikuasai guru, tersedia di sekolah, mudah menggunaanya, tidak memerlukan waktu yang banyak atau sesuai dengan waktu yang disediakan, dapat mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan kreatifitas siswa. c) Mendesain penggunaanya dalam proses pembelajaran bagaimana tahapan penggunaanya sehingga menjadi proses yang utuh dalam proses pembelajaran. d) Mengevaluasi penggunaan media pembelajaran sebagai bahan umpan balik dari efektivitais dan efisiensi media pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis mengelaborasikan pada pemilihan media pembelajaran bahasa Al Quran sebagai berikut:

Pertama, ketika hendak membelajarkan Al Quran di kelas, tenaga pengajar harus merumuskan tujuan pembelajaran dengan jelas dan tepat, sesuai dengan indikator yang ada pada kurikulum satuan bahan ajar. Jika misalnya tujuan pembalajaran agar siswa dapat menguasai ilmu tajwid dengan benar, maka media yang digunakan dapat berupa gambar atau mengenai konsep ilmu tajwid dilengkapi dengan contoh yang relevan dengan materi pembelajaran saat itu.

Kedua, dalam menggunakan media, tenaga pengajar harus memperhatikan kesesuaian media dengan tingkat kecerdasan, pengalaman belajar serta usia peserta didik. Selain itu, tenaga pengajar diharapkan sudah menguasai media yang akan digunakan selama pembelajaran berlangsung. Media yang baik hendaknya dapat mendorong siswa menjadi lebih kreatif dan mandiri dalam melaksanakan tugas. Jika misalnya peserta didik yang diajarkan adalah siswa SMP, otomatis berbeda dengan media yang akan digunakan pada SD, karena pengetahuan dasar dan porsi pengetahuan tentang ilmu Al Quran berbeda.

Ketiga, hendaknya tenaga pengajar membuat desain pembelajaran Al- Quran mulai dari tatap muka pertama sampai dengan akhir pembelajaran. Jika misalnya tenaga pengajar menggunakan media Al Quran digital, maka hendaknya seluruh proses pembelajaran berikut dengan penggunaan media digital tersebut disusun dengan baik agar hasil yang diperoleh dari penggunaan media tersebut maksimal. 40

Ke empat, untuk mengetahui apakah media pembelajaran bahasa Al Quran tersebut memiliki asas manfaat dan daya tarik terhadap peserta didik, hendaknya tenaga pengajar mendesain evaluasi hasil belajar Al Quran dengan menggunakan media tersebut. Evaluasi dapat dilakukan dengan tes akhir kemampuan penguasaan Al Quran siswa atau melalui angket yang disebar pada peserta didik. Hasil yang diperoleh bisa menjadi acuan untuk tetap digunakannya media pembelajaran tersebut atau menggantinya dengan media pembelajaran yang lain.

5. Kemampuan Baca Tulis Al Quran a. Kemampuan Membaca

Membaca merupakan sarana yang utama untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa, khususnya bagi pembelajaran bahasa Arab non Arab dan tinggal di luar Negara-Negara Arab seperti para pembelajar di Indonesia. Membaca Al Quran bagi umat Islam Indonesia lebih dikenal dengan sebutan “mengaji”. Secara jelas diterangkan dalam ayat 195 surat Al-Syu‟ara bahwa Al- Quran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Bahasa atau dialek Arab yang digunakan oleh mayoritas masyarakat Arab pada waktu itu. Selanjutnya selanjutnya pada ayat 198-199 dikemukakan bahwa Al Quran yang berbahasa Arab diturunkan kepada masyarakat yang tidak berbahasa Arab, maka masyarakat tersebut tidak akan mungkin mengimaninya karena mereka tidak bisa menangkap isi pesan yang terkandung di dalamnya. (Asrori, 2004: 10).

Pada hakikatnya, membaca sebagaimana penjelasan Masna dan Raswan adalah “mengubah simbol tulisan Arab yang berbentuk konsonan dan vokal menjadi dua simbol lain yaitu simbol bunyi dan makna” (2015: 202). Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang tidak mudah dan sederhana, tidak sekedar membunyikan huruf-huruf atau kata-kata akan tetapi sebuah keterampilan yang melibatkan berbagai kerja akal dan fikiran. (Abdul Hamid, dkk: 2008; 46).

Membaca menurut Qurais Shihab dalam Mukjizat Al-Quran (1998; 433) diambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari kata inilah muncul beragam makna seperti menyampaikan, menela‟ah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak tertulis. Dengan demikian, membaca bukan hanya sekedar memindahkan aksara ke dalam bahasa lisan tapi lebih pada mengetahui esensi daan inti dari bacaan yang dimaksud oleh si pengarang. Syariffudin (2008: 21) menambahkan bahwa perintah membaca, menelaah, meneliti, menghimpun dan sebagainya dikaitkan dengan kalimat “bismi rabbika” dengan menyebut nama Tuhanmu. Hal ini memberi isyarat bahwa membaca apapun disyaratkan harus ikhlas, disamping tuntunan memilih bacaaan yang tidak mengantar kepada hal-hal yang bertentangan dengan nama Allah.

41

Cara membaca al-Quran yang baik akan dapat dicapai dengan memahami tajwid. Kata tajwid berasal dari kata bahasa Arab jawwada yang artinya memperbaiki, atau membuat jadi baik. Dalam pengertian teknis, ada dua pengertian di dalamnya, Pertama : Pengucapan yang benar dan benar dalam mendaras. Kedua, Membaca dengan kecepatan sedang (Ahmad: 1988: 202).

Dalam Ulumul Quran kita mengenal istilah “Qira‟at”. Gus Arifin & Suhendri mengatakan bahwa Qira‟at merupakan bacaan yang disandarkan kepada salah seorang Imam dari Qurra yang tujuh, sepuluh atau empat belas: seperti Qira‟at Nafi, Qira‟at Ibn Katsier, Qira‟at Ya‟kub dan lain sebagainya (2010: 28) Dari segi jumlah, macam-macam Qira‟at dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bacaan, yang terkenal (Arifin & Suhendri, 2010: 36), yaitu:

(1) Qira‟at Sab‟ah, adalah Qira‟at yang dinisbahkan kepada para Imam Qurra‟ yang tujuh yang termasyhur. Mereka adalah Nafi‟, Ibn Katsir, Abu Amru, Ibn Amir, Ashim, Hamzah dan Kisa‟i. (2) Qira‟at Asyirah, adalah Qira‟at sab‟ah diatas ditambah dengan tiga qira‟at lagi, yang disandarkan kepada Abu Ja‟far, Ya‟kub dan Khalaf Al-Asyir. (3) Qira‟at Arba‟ Asyarah, adalah Qira‟at Asyarah lalu ditambah dengan empat qira‟at lagi yang disandarkan kepada Ibn Muhaisin, Al-Yazidi Hasan Al Bashri dan Al A‟masy.

Di Negara kita, Qira‟at termasyhur dan paling sering digunakan adalah Qira‟at Ashim. Nama lengkapnya adalah Ashim bin Abu Al-Nujud. Ada yang mengatakan bahwa nama ayahnya adalah Abdullah, sedang Abu Al- Nujud adalah nama panggilannya. Nama panggilan Ashim sendiri adalah Abu Bakar, ia masih tergolong Tabi‟in, beliau wafat pada tahun 127 H. (Arifin & Suhendri, 2010: 38).

Keterampilan membaca Al Quran menurut Supardi (2004: 99) diklasifikasi menjadi dua tahap yaitu tahap pemula dan tahap lanjut. Tahap pemula orientasi pembelajaran membaca yakni membunyikan lambang-lambang hururf hijaiyah. Kalimah pendek dalam bahasa Arab hingga membaca ayat-ayat pendek Al Quran dan belum sampai pada pemberian makna. Berbeda dengan membaca tahap lanjut berorientasi pada membaca pemahaman terhadap konteks yang dibaca.

Membaca Al Quran bernilai Ibadah, oleh karenanya sebagaimana ibadah maka terdapat Rukun yang harus dipenuhi dalam membaca al Quran sebagaimana Ali Jumah (1425H: 6) mengulas dalam kitabnya “Ahkamu At-Tilawah wa At- Tajwid Al-Muyassarah” ada 3 rukun dalam membaca Al Quran yaitu:

(a) Sesuai dengan kaidah dan aturan dalam bahasa Arab. (b) Sesuai dengan tulisan yang terdapat dalam Mushaf Usmani. (c) Ketersambungan sanad dengan Ulama Qurra yang masyhur.

Melalui penelitian ini, peneliti menggunakan siswa sebagi peserta dalam tahap pemula dalam kemahiran membaca Al Quran dengan mengikuti pedoman sesuai dengan rukun dalam membaca Al Quran yaitu: kesesuaian dengan kaidah bahasa Arab dan menggunakan Mushaf Usmani. 42 b. Tujuan Kemampuan Membaca

Bahasa itu pada dasarnya oral atau lisan tampak jelas pada pilihan kata yang digunakan Al-Quran untuk mengacu pada bahasa. (Asrori, 2004: 9) secara umum, Selamet (2012; 58) berpendapat bahwa tujuan membaca adalah memahami dan benar dalam membaca. Selain itu, Tujuan (فهن الوقشء) teks bacaaan pembelajaran membaca menurut Muhammad (1989: 196-197) sebagaimana dikutip oleh Masna dan Raswan adalah sebagai berikut:

1) Mampu membedakan huruf. 2) Memahami secara benar simbol tulisan seperti tanda baca. 3) Memahami makna kata dalam kalimat.

Tujuan dasar pada kemahiran membaca Al Quran adalah kesesuaian bacaan Al Quran yang benar (fasih) agar terhindar dari kesalahan dalam membaca Al-Quran dalam istilah ilmu tajwid biasa disebut dengan “Lahn”. Kesalahan tersebut menurut Nizham (2008: 14) dibagi menjadi dua macam, yaitu:

(1) Lahnu Jali atau kesalahan yang tampak, yaitu kesalahan dalam membca lafadz-lafadz Al Quran yang menyalahi kaidah bahasa Arab sehingga mengakibatkan perubahan dalam makna. Kesalahan ini terjadi karena dza). Atau) ر dal) dengan) د mengubah huruf, misalkan mengubah huruf mengubah harakat. Misalkan yang seharusnya kasrah menjadi fathah. Para ulama sepakat bahwa hukum mengenai kesalahan ini adalah haram. (2) Lahnul khafi, yaitu kesalahan dalam membaca Al Quram yang menyalahi kaidah ilmu tajwid. Adapun hukum memgenai kesalahan ini, para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan makruh dan ada pula yang mengatakan haram.

Secara spesifik, tujuan dari pembelajaran Al Quran khususnya keterampilan membaca Al Quran sebagaimana dikemukakan oleh Muhammad Abdul Qodir (1981: 80-81) adalah sebagai berikut:

(1) Siswa dapat membaca kitab allah dengan mantap, baik dari segi ketepatan harakat, saktat (tempat-tempat berhenti) membunyikan huruf-huruf sesuai dengan makhrajnya dan persepsi maknanya. (2) Siswa mengerti makna Al Quran dan berkesan dalam jiwanya. (3) Siswa mampu menumbuhkan rasa haru, khusyu, dan tenang jiwanya serta takut kepada Allah swt. (4) Membiasakan murid-murid akan kemampuan membaca pada mushaf dan memperkenalkan istilah-istilah yang tertulis baik untuk waqaf, mad (tanda panjang) dan idgham.

Senada dengan hal di atas, Supardi seorang peneliti dari Lembaga Penelitian STAIN Mataram yang dimuat dalam jurnal Penelitian Islam (2004) mengatakan “Kefasikhan dalam membaca Al Quran. Tidak sekedar melatih mengucapkan huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan bunyi pengucapaannya, akan tetapi jauh dari itu akan berimplikasi pada makna yang berbeda dari pengucapan yang berbeda dari hakikat sesungguhnya. Ketelitian dalam membimbing membaca 43 menjadi kunci pokok dalam pembelajaran membaca Al Quran sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengucapaan bacaanya (Supardi, 2004: 106). Meskipun begitu, Rasulullah memberikan motivasi belajar Al Quran tidak hanya bagi kaum yang sudah Mahir dalam membacanya, bahkan pembelajar yang masih terbata-bata tak luput dari perhatian Nabi saw. Sebagaimana dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Sayidatina Aisyah r.a yang terhimpun dalam Shahih Muslim urutan ke 798 yang berbunyi:

“Dari Aisyah r.h.a berkata bahwa Rasulullah saw.bersabda, “Orang yang Ahli dalam Al Qur‟an akan berada bersama Malaikat pencatat yang mulia lagi benar, dan orang terbata-bata membaca Al-Qur‟an sedang ia bersusah payah (mempelajarinya), maka baginya pahala dua pahala.” (HR.Muslim: 798) c. Kemampuan Menulis

Menulis huruf Arab tidaklah susah seperti kelihatannya, menulis itu mudah seperti yang dibayangkan karena pembelajaran bahasa adalah sebuah logika murni. Dimulai dari huruf yang tungal sampai tahap derivasi kepada huruf yang lain (Najar, 1969: 22). Secaran umum Hidayatullah (2012: 29) menjelaskan bahwa “Menulis adalah bentuk tuntunan pada penggunaan bahasa, jadi cara menulis itu seharusnya menyesuaikan diri dengan bentuk-bentuk bunyi dan perubahan di dalamnya. Tulisan merupakan turunan dari bahasa lisan dalam arti bahwa sistem aksara mengikuti perkembangan bunyi dan tidak berjalan dengan ketentuan sendiri”. Kemampuan menulis adalah kemampuan yang dapat kita aplikasikan setelah kemampuan membaca. Diantara keterampilan-keterampilan berbahasa, keterampilan menulis adalah keterampilan tertinggi dari empat keterampilan berbahasa. Pembelajaran menulis terpusat pada: kemampuan menulis dengan tulisan yang benar dan memperbaiki khot (Abdul Hamid: 2008: 49).

Syarifudin (2008: 21) mengutarakan pendapatnya bahwa bersama dengan seruan membaca, wahyu perdana di muka juga memadukan perintah menulis, yang tersirat dari kata “Al-Qalam” yang bermakna “pena”. demikian pakar tafsir kontemporer memahai kata”Qalam” sebagai segala macam alat tulis menulis sampai kepada mesin-mesin tulis dan cetak yang canggih. Anjuran ,menulis ini ditegaskan pada wahyu yang turun menyusul wahyu perdana itu .

, demi pena dan apa yang mereka tuliskan.“ (Al Qalam: 1) 44

Menurut M.Quraish Shihab (2002: 379) dalam Tafsir Al Misbah kata "Al - Qalam" ada yang memahaminya dalam arti sempit, yakni pena tertentu. Ada juga yang memahaminya secara umum yaitu alat tulis apapun, termasuk komputer canggih sekalipun. Lalu yang memahaminya dalam arti sempit, ada memahami sebagai pena yang digunakan malaikat untuk menulis takdir baik dan buruk serta segala kejadian dan makhluk yang tercatat di Lauh Mahfuzh, atau pena yang digunakan malaikat untuk mencatat amal baik dan buruk manusia, atau pena yang digunakan Sahabat Nabi menulis ayat-ayat al-Qur'an.

Menulis kembali ayat Al-Quran merupakan kemahiran tingkat tinggi karena pada hakikatnya berbeda secara struktur dan kaidah dengan bahasa Ibu yakni bahasa Indonesia. Masna & Raswan (2015: 225) menambahkan bahwa dalam dunia alamiah, menulis adalah kemampuan terakhir seorang penutur bahasa apapun. Kemampuan yang pertama dimiliki seseorang adalah menyimak apa yang diucapkan oleh orang yang yang sudah bisa berbicara, selanjutnya baru bisa bicara setelah beberapa tahun. Oleh karenanya kemampuan menulis harus dilatihkan dan bukan dihafalkan, semakin banyak berlatih menulis maka akan menghasilkan tulisan yang semakin berkualitas, intinya adalah mencoba, berlatih dan terus berlatih. d. Tujuan Kemampuan Menulis

Kemampuan menulis bahasa Arab Qur‟ani yang notabene bukan Bahasa ibu bagi siswa masuk dalam kateogori penguasaan Aksara yang mencakup keseluruhan sistem tulisan. Aksara merupakan istilah umum untuk graf dan grafem. Graf adalah satuan terkecil dalam aksara yang belum ditentukan statusnya. Sedangkan grafem adalah satuan terkecil dalam aksara yang menggambarkan fonem. Urutan huruf dalam suatu sistem aksara dinamakan abjad atau alfabet. Misalnya dalam aksara Arab, abjad itu dimulai dari alif sampai ya. (Hidayatullah, 2012: 28)

Wafi, Ali Abdul Wahid dalam kitab “Nasy’ah Al-Lughah Inda Al-Insan Wa Al-Thifl” menjelaskan sejarah dari aksara Arab bahwa bentuk tulisan yang paling lama berasal dari sistem tulisan al-masnad al-yamani dalam bentuk Tiang- tiang. Bentuk kedua adalah bentuk al-nibthi salah satu macam tulisan al-arumi seperti tulisan naqusy (gambar-gambar) pada kuburan. Kemudian sampai pada tulisan Arab yang diambil dari al-nibthi, dengan beberapa perubahan, perubahan itu terjadi sampai pada sistem tulisan seperti sekarang dan bukan dalam bentuk naqusy (1947: 251-254)

Secara umum tujuan kemampuan menulis ada dua, sebagaimana diungkapkan oleh Ibrahim ”(1427 H: 61) yaitu memperkuat struktur dan kata yang telah dikuasai oleh peserta didik dan juga meneruskan kemampuan siswa sampai membuat siswa dituntut terbiasa dalam inovasi berbahasa Arab.

45

6. Pedoman dalam Baca Tulis Al-Quran

Setiap bahasa memiliki karakteristik dan aturan kaidah tatabahasa yag berbeda dengan bahasa yang lain. Tidak terkecuali bahasa Al Quran yakni bahasa Arab. Dalam kitabnya “Learn The Language Of Holy Qur‟an”Abdullah Abbas Nadwi (1996: 30) mengatakan ada 3 pedoman dalam bahasa Arab, yaitu:

ta, jika di dahului huruf lain, ditulis ( ث ) :a. Di dalam bahasa Arab, huruf ketiga .( ة ) dan ث dengan bentuk Bentuk yang pertama disebut dengan Ta Al-Maftuhah yang digunakan untuk penulisan kata ganti, sedangkan bentuk ta’ yang kedua disebut dengan Ta‟ Al- Marbuthoh yang letaknya pada akhir kata untuk menunjukkan jenis perempuan, dan berubah bunyi menjadi ha (abjad ke 26) apabila terletak di akhir kalimat. jika dibaca washal maka dibaca al-qori‟atu, namun jika القاسعت Misalnya kata dibaca waqaf maka dibaca al-qoriah.

al yang mengawali suatu kata mungkin dilafalkan huruf )ال( b. Kata sandang lam-nya dengan jelas, mungkin juga luluh, bergantung kepada huruf awal kata dasarnya. )ف( )ق( )ب( )ج( )ذ( )خ( )م( )و( Jika setelah kata sandang itu adalah huruf huruf maka bunyi lam-nya pada kata sandang yang mendahukuinya harus )ٍ( )ئ( -huruf al) زشوف القوشيت dilafalkan dengan jelas. Huruf-huruf tersebut dinamakan الفالذ, البشوج, الداهعت. : qoamariyah) Misalnya saja kata

Jika setelah kata sandang al adalah hururf-huruf selain yang tersebut di atas, bunyi lam pada kata sandang tersebut luluh (tidak keluar), tetapi berasimilasi )ث( )ث( )د( :dengan huruf awal kata dasarnya yang dibubuhi tanda syidah. yaitu Hururf hururf tersebut dinamakan )ر( )س( )ص( )س( )ش( )ص( )ض( )ط( )ظ( )ل( )ث( التىبت, الثىاب, الذليل. :huruf al-syamsiyah) (1996: 30) Misalnya kata) زشوف الشوسيت Untuk lebih jelasnya penulis memberikan ilustrasi dalam tabel berikut:

Tabel 2.5 Cara Membaca Al dalam Al Qur’an

Al- Qamariyah As- Syamsiyah At-taubah التىبت Al-buruj البشوج Ats-tsawab الثىاب Al-jami'ah الداهعت Ad-dalil الذليل Al-falah الفالذ

selain ditulis seperti pada tabel di atas, juga dapat ditulis )ا( c. Huruf pertama, alif huda sebagi ganti )هذئ( dengan tanda kecil huruf ya, seperti pada kata .alif al-maqshurah الف الوقصىسة Alif seperti itu dinamakan .)هذا ( penulisan ini dihilangkan, hanya tanda fathah pada )ئ( Dalam tulisan versi modern, tanda ya tanpa) )هذئ( hururf berikutnya yang menunjukan bunyi seperti ini. Jadi bunyi ) sudah cukup dijadikan petunjuk. 46

Berdasarkan pemaparan mengenai kemampuan membaca dan menulis Al-Quran, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa indikator keberhasilan seseorang dalam membaca al Quran adalah sebagai berikut:

Kemampuan membaca Al Quran

Menguasai Ilmu Menguasai Mengikuti Ulama Tajwid Makharijul Huruf Qurra

Gambar 2.9 Indikator Kemampuan Membaca Al Quran

Adapun indikator keberhasilan seseorang dalam kemahiran menulis Al-Qur‟an dapat dicapai dengan kriteria sebagi berikut:

Kemampuan menulis Al Quran

kesesuaian kerapihan tulisan dengan kaidah

Gambar 2.10 Indikator Kemampuan Menulis Al Quran

47

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini didasari oleh beberapa kajian penelitian yang terdahulu, adapun penelitian maupun teori yang digunakan yang relevan dengan penelitian ini adalah:

Pertama, Supardi (2004) “Perbandingan Metode Membaca Al Quran Bagi Pebelajar Pemula Di TKA/TPQ Kelurahan Bareng Malang” melalui Jurnal Penelitian Keislaman lahir sebuah teori bahwa “Semakin baik memberikan kemampuan dasar membaca Al Quran berarti semakin berpeluang bagi siswa untuk lebih baik dan professional dalam mengkaji dan menggali hakikat makna Al Quran”. Kesadaran fonologis yang diperoleh pada masa anak-anak dapat berperan sebagai prasyarat atau fasilitator bagi keterampilan membaca pada fase berikutnya.

Perbedaan kajian teori yang digagas oleh Supardi dengan penelitian penulis terletak pada substansi penelitian. Peneliti mencoba mengungkap pengaruh dari sebuah teknologi pembelajaran berupa Al Quran Digital, sedangkan Supardi mengungkap bagaimana perbandingan antara satu metode membaca Al Quran dengan metode lainnya. Selain itu, Supardi memfokuskan penelitian pada tingkat pemula yakni siswa TK, berbeda dengan penulis yang mengambil siswa SMP kelas IX sebagai sampelnya.

Kedua, Irliana Faiqotul H. (2011) dengan Tesis yang berjudul “Penerapan Metode Iqro‟ Pada Pembelajaran Calistung” (Studi Kasus Kelompok Belajar Merpati di Dusun Wonosari Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember). Hasil riset yang peneliti ambil dalam tesis Irliana ini adalah penerapan Metode Iqro' diterapkan untuk warga belajar yang lebih bisa mengaji/membaca huruf Arab daripada membaca huruf latin; Metode Iqro' hanya diterapkan pada tahap membaca permulaan sehingga digunakan sebagai pengantar belajar/media pembelajaran, sebab Metode Iqro' dalam penerapannya juga didukung oleh metode abjad; penerapan Metode Iqro' didukung dengan teknik penyampaian yang menyenangkan, serta menjawab kebutuhan warga maka dapat menarik minat warga belajar untuk mau belajar. Hal ini terbukti bahwa minat dan antusias belajar warga sangat bagus ditinjau dari keseluruhan proses pembelajaran.

Perbedaan penelitian ilmiah yang dilakukan Irliana dengan penelitian yang digarap oleh penulis terletak pada substansi penelitian. Irliana mengkaji bagaimana langkah pelaksanaan metode Iqro di lapangan pada siswa Calistung (baca tulis hitung), sedangkan penulis mengkaji pengaruh dari penerapan teknologi Quran digital dan motivasi belajar terhadap siswa SMPN kelas IX.

Ketiga, Tri Retno (2010) melalui Tesis yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran VCD dan Media Cetak terhadap prestasi belajar Biologi ditinjau dari Motivasi Belajar pada siswa SMP”. Mengemukakan hasil penelitiannya bawa prestasi belajar Biologi yang diajar dengan menggunakan pembelajaran VCD lebih baik daripada media cetak.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Tri Retno dengan penelitian penulis terletak pada ranah bidang penelitian, diantaranya pada variable bebas dan terikatnya juga pada alat ukur yang digunakan. Peneliti menggunakan variable teknologi Quran Digital yang mempengaruhi kemampuan baca tulis Al Quran. 48

Ke-empat, Clement L Chau (2014) melalui penelitian yang berjudul “Positive Technological Development for Young Children in the Context of Children’s Mobile Apps” Teknologi dan media interaktif memiliki potensi untuk meningkatkan prestasi dengan tanpa merubah isi pelajaran, melakukan kegiatan permainan kreatif, eksplorasi, aktivitas fisik, pengalaman luar, percakapan, dan interaksi sosial, media dan teknologi itu satu kesatuan yang diyakini dapat merangsang kemampuan positif anak tentu dengan tehnik penggunaan dan porsinya tepat.

Perbedaan kajian teori yang diprakarsai oleh Clement dengan penelitian penulis terlihat pada materi dan media yang digunakan dalam penelitian. Peneliti menggunakan aplikasi Software Al Quran digital untuk PC sedangkan yang digunakan Clement adalah pembelajaran dalam bentuk aplikasi pada telepon genggam. Selain itu, objek kajiannya pun berbeda. Jika Clement menggunakan anak kecil secara umum sebagai objeknya, maka penelitian ini menggunakan siswa SMP di sekolah.

Ke-lima, Marc Prenscky (2001) seorang futurolog abad 20 yang memusatkan keimuannya pada bidang teknologi pembelajaran melalui penelitian yang berjudul Digital Native, Digital Immigrant, melahirkan sebuah teori bahwa Manusia dikelompokkan menjadi dua. Pertama, Pendatang baru dalam dunia digital yang belum tahu teknis penggunaan dan pemanfaatan. Kedua, Kaum yang lahir, bertumbuh dan berkembang dalam kondisi serba canggih dengan teknologi mutakhir. Oleh karenanya terdapat perbedaan dalam cara berfikir dan cara menggunakan pikiran untuk memproses informasi. Anak-anak yang sejak lahir merasakan teknologi komputer sejak usia dini memiliki otak yang berbeda dengan generasi sebelumnya

Ke-enam, Annete Cederholm (2010) melalui Disertasi yang berjudul “The Use Of Technology In Developmental Education” University of Alabama, menghasilkan teori bahwa pembelajaran di dalam kelas dalam kegiatan mengajar mahasiswa, perlu diubah dengan menggunakan "Blog, iPod dan video game" sebagai bagian pengiriman materi kuliah mereka. Generasi muda mahasiswa kemungkinan besar akan menghilangkan instruktur untuk kuliah dari pembelajaran tradisional berubah sesuai dengan zamannya. Jika zaman dahulu banyak berbentuk teksbook sekarang beralih ke zaman serba digital.

49

E. Kerangka Berfikir

Kemampuan baca-tulis Al Quran siswa yang baik dan sempurna dipengaruhi oleh banyak faktor. Suasana belajar yang nyaman dan kondusif akan menimmbulkan suasana belajar yang menyenangkan. Kondisi ini akan memberikan pengaruh terhadap semangat belajar anak. Selain itu, kelengkapan sarana dan prasarana juga mempengaruhi hasil belajar anak.

Penggunaan teknologi seperti media pembelajaran diharapkan akan memacu dan memicu prestasi belajar anak. Teknologi Al Quran digital merupakan teknologi pembelajaran yang berbasis komputer (software) dilengkapi dengan tambahan piranti suara dan gambar (audiovisual) yang menarik. Pembelajaran melalui teknologi ini mempunyai nilai interaktif yang lebih tinggi dibandingkan dengan media pembelajaran yang lain. Pembelajaran Al-Quran akan lebih menarik dan berpusat pada keaktifan siswa yang dikenal dengan learning by student centries dan meminimalkan pembelajaran yang terpusat pada guru atau learning by teacher centries. Al Quran digital dengan kelebihanya berupa gambar animasi yang menarik serta suara asli para Imam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi akan membangkitkan minat belajar siswa dan mendekatkan pembelajar dengan sumber asli bacaan Al Quran, sehingga diharapkan melalui pendekatan ini anak belajar langsung dan dapat mengkoreksi secara langsung ketepatan bacaan Al-Quran siswa. Selain itu, untuk mendongkrak kemampuan menulis al Quran, aplikasi ini dilengkapi dengan fitur”copy” ayat Al Quran dan dapat di “paste” ke dalam Ms. Word sehingga memudahkan anak untuk meniru dan berlatih ketepatan huruf dan syakal dalam menulis Al Quran. Melalui teknologi ini, diharapkan dapat diketahui apakah terdapat pengaruh antara pembelajaran klasik dengan menggunakan Al-Quran non digital (mushaf) dengan pembelajaran modern dengan menggunakan Al Quran digital, sehingga diharapkan adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa khususnya pada kemampuan baca tulis Al Quran siswa.

Teknologi termasuk dalam kategori motivasi eksternal. Teknologi diharapkan dapat mendorong semangat belajar anak selama pembelajaran Baca-Tulis Al Quran berlangsung. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat/tinggi terhadap mata pelajaran tertentu akan berusaha untuk meraih nilai yang tinggi terhadap mata pelajaran tersebut. Selanjutnya, motivasi itu akan mendorong untuk lebih bersemangat dalam belajar. Berdasarkan kerangka berfikir diatas membuat gambaran adanya interaksi antara kedua variable tersebut. Dengan demikian “teknologi Al Quran Digital” dan “Motivasi Belajar” dapat bersinergi dan memberikan berpengaruh terhadap kemampuan baca-tulis Al Quran siswa.

50

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori-teori dalam penelitian ini, penulis menyusun 5 (lima) hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis Pertama Siswa yang belajar dengan menggunakan teknologi Quran Digital memiliki kemampuan baca tulis Al Quran lebih tinggi daripada siswa yang belajar dengan teknologi Al Quran non digital.

2. Hipotesis Kedua Siswa yang memiliki motivasi tinggi memiliki kemampuan baca tulis Al Quran lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi rendah.

3. Hipotesis Ketiga Siswa yang belajar dengan menggunakan teknologi Quran Digital dan memiliki motivasi tinggi memiliki kemampuan baca tulis Al Quran lebih tinggi daripada siswa yang belajar dengan teknologi Al Quran non digital dan memiliki motivasi tinggi.

4. Hipotesis Keempat Siswa yang belajar dengan menggunakan teknologi Quran non digital dan memiliki motivasi rendah memiliki kemampuan baca tulis Al Quran yang lebih tinggi daripada siswa yang belajar dengan teknologi Al Quran Digital dan memiliki motivasi rendah.

5. Hipotesis Kelima Terdapat interaksi pengaruh teknologi pembelajaran Al Quran Digital dengan motivasi belajar terhadap kemampuan baca tulis Al Quran siswa di SMP 185 Jakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian adalah suatu upaya secara sistematis untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan atau fenomena yang kita dapatkan (Punaji: 2010: 31) Metode penelitian yang akan dipakai pada kesempatan kali ini adalah penelitian eksperiment. Penelitian ini menggunakan teknik Desain Faktorial 2x2, pemilihan metode ini berdasarkan adanya perlakuan. Sebagaimana diungkap Emzir (2008:93) desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain.

Istilah faktorial mengacu pada fakta bahwa desain tersebut melibatkan beberapa faktor. Setiap faktor memiliki dua atau lebih tingkatan (Emzir, 2008: 106). Dalam penelitian ini faktor teknologi pembelajaran memiliki dua tingkatan karena terdapat dua jenis pembelajaran, yaitu teknologi pembelajaran Al Quran dengan pendekatan digital dan teknologi pembelajaran Al Quran tanpa pendekatan digital (versi cetak). Untuk faktor motivasi belajar memiliki dua tingkatan yaitu motivasi belajar rendah dan motivasi belajar tinggi. Untuk melihat pengaruh antara variabel, maka kelompok ekspreiment yang diberikan treatment (perlakuan) disebut dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi treatment, kelompok ini biasa disebut kelompok kontrol (Iskandar, 2013: 65). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians dua jalan (ANOVA) untuk menguji hipotesis yang menyatakan perbedaan rata-rata kelompok-kelompok sampel yang menggunakan Treatment By Level (Kadir, 2015: 346).

1. Desain Pembelajaran

Adapun desain pembelajaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Pembelajaran dalam Penelitian

Pertemuan Kelas eksperimen Kelas Kontrol Pengumpulan Data tatap muka Tes awal tentang baca tulis Al Quran ke-1 Kedua kelas mendapat proses pembelajaran dan porsi waktu yang sama dalam mendapatkan amteri pelajaran Al Quran tatap muka absen siswa dan memberikan ke- 2 -11 memberikan latihan soal pembelajaran pembelajaran secara dengan Al Quran konvensional digital (ceramah) tatap muka diberikan tes tertulis dengan soal yang ke 12 sama pada waktu yang bersamaan pula post test

51 52

Perlakuan dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu materi pembelajaran yang akan diberikan, strategi pembelajaran yang diterapkan, dan prosedur pelaksanaan.

a) Materi pembelajaran Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah Baca Tulis Al Quran kelas IX semester genap yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan tingkat kognitif dan psikomotorik dari indikator. Materi pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah materi surat Al Baqarah ayat 1-10. Materi pembelajaran Baca Tulis Al Quran yang sama diberikan kepada kedua kelompok dalam penelitian ini, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Urutan penyajian materi terhadap dua kelompok juga sama. Perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol hanya terjadi pada teknologi pembelajaran Al Quran dengan pendekatan Al Quran digital dan pembelajaran Al Quran secara konvensional menggunakan mushaf cetak.

b) Teknologi pembelajaran Teknologi pembelajaran yang ingin diterapkan dalam penelitian ini adalah teknologi Al Quran digital yang berbentuk Software PC yitu Al- Kalam digital Versi 1.0 yang diterbitkan oleh CV Dipenogoro Bandung dan dibuat oleh Dr. Khadijah Dahlan. sebagai media alat bantu pembelajaran agama yang adaptif dengan perkembangan zaman khususnya dalam kemampuan Baca-Tulis Al Quran siswa yang easy user. Perlu diketahui bahwa dalam aktivitas pembelajaran sehari-hari di kelas, guru pengampu mata pelajaran Baca Tulis Al Quran selama ini sudah melaksanakan teknologi pembelajaran Al Quran dengan metode ceramah. Oleh karena itu, dalam penerapan penelitian ini, terhadap kelompok kontrol dilakukan kegiatan belajar mengajar melalui teknologi pembelajaran Al Quran secara konvensional, sedangkan terhadap kelompok eksperimen dilakukan kegiatan belajar mengajar melalui teknologi pembelajaran Al Quran dengan pendekatan digital.

c) Prosedur pelaksanaan Sebelum menjelaskan prosedur pelaksanaan perlakuan ini terlebih dahulu dikaji faktor-faktor kesamaan dan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa kelompok atau kelas perlakuan mempunyai karakteristik yang dapat dianggap sama, kecuali perlakuan teknologi pembelajaran yang digunakan. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai kedua kelompok atau kelas juga sama sesuai dengan tujuan yang dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Siswa yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IX SMP Negeri 185 Jakarta pada semester genap yang mengikuti mata pelajaran baca tulis Al Quran dan guru yang mengajar hanya satu orang dimana guru tersebut mempunyai latar belakang pendidikan sarjana Pendidikan Agama Islam serta kondisi dan fasilitas kelas untuk belajar sama. 53

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diduga bahwa perbedaan kemampuan baca tulis Al Quran siswa dalam penelitian ini disebabkan perlakuan sesuai dengan rancangan penelitian pada tabel 3.1, kegiatan eksperimen ini melibatkan dua kelompok subjek. Setiap kelompok subjek diberi perlakuan yang disediakan yaitu kelompok A1 mendapat perlakuan teknologi pembelajaran Al Quran dengan pendekatan digital dan kelompok A2 mendapat perlakuan teknologi pembelajaran Al Quran tanpa dengan pendekatan digital. Guru yang melaksanakan proses pembelajaran di sekolah dimana penelitian dilakukan menggunakan rancangan program pembelajaran yang dikembangkan sendiri sebagai acuan dalam proses pembelajarannya. Oleh sebab itu, rancangan program pembelajaran tersebut dinyatakan sebagai instrumen perlakuan dan sebagai pedoman bagi pelaksanaan eksperimen dalam memberikan perlakuan sebagaimana yang dirancang. Rancangan program pembelajaran baca tulis Al Quran secara lengkap ada pada lampiran bagian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian (Setyosari; 2013: 139). Variabel penelitian ini dibagi menjadi dua: (a) Teknologi pembelajaran Al Quran (X1) sebagai variabel bebas dengan mempertimbangkan (b) Motivasi belajar siswa (X2) sebagai variabel atribut serta (c) kemampuan baca tulis Al Quran (Y) sebagai variabel terikat. Variabel teknologi pembelajaran Al Quran (A), terdiri atas teknologi pembelajaran Al Quran dengan pendekatan Digital (A1), dan teknologi pembelajaran Al Quran tanpa dengan pendekatan digital (A2), sedangkan variabel Motivasi belajar (B), terdiri atas Motivasi belajar tinggi (B1), dan Motivasi belajar rendah (B2).

3. Bentuk Paradigma Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen dengan teknik desain faktorial 2x2. Adapun tabel lengkapnya sebagai berikut:

Tabel 3.2 Desain Faktorial 2x2

Variabel Perlakuan A Teknologi Pembelajaran Al Quran

Variabel Atribut Digital (A1) Manual (A2) Motivasi Tinggi (B1) A1B1 A2B1

Motivasi Rendah (B2) A1B2 A2B2

54

Keterangan

1. A : Variabel Perlakuan yaitu Teknologi Pembelajaran Al Quran 2. B : Variabel Atribut yaitu Motivasi Belajar 3. A1 : Teknologi Pembelajaran Al Quran dengan Digital 4. A2 : Teknologi Pembelajaran Al Quran Manual 5. B1 : Motivasi Belajar Tinggi 6. B2 : Motivasi Belajar Rendah 7. A1B1 : Kelompok siswa yang mendapat perlakuan Teknologi Al Quran digital dengan Motivasi belajar tinggi. 8. A2B1 : Kelompok siswa yang mendapat perlakuan Teknologi Al Quran manual dengan Motivasi belajar tinggi. 9. A1B2 : Kelompok siswa yang mendapat perlakuan Teknologi Al Quran digital dengan Motivasi belajar rendah 10. A2B2 : Kelompok siswa yang mendapat perlakuan Teknologi Al Quran manual dengan Motivasi belajar rendah

B. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian dikenal istilah populasi dan sampel. Kelompok kecil yang diamati disebut dengan sampel, sementara kelompok lebih besar yang menjadi saasaran generalisaasi disebut populasi (Donald,dkk, tt: 189). Adapun rincian kedauanya sebagai berikut:

1. Populasi

Adapun Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 185 Jakarta Tahun Pelajaran 2015-2016 berjumlah 240 orang.

2. Sampel

Berdasarkan populasi tersebut diatas, peneliti akan memilih 2 kelas sebagai sampel, selanjutnya dengan teknik secara acak sederhana (simple random sampling) dipilih kelas yang akan diberi perlakuan dengan teknologi pembelajaran Al Quran dengan pendekatan digital dan teknologi pembelajaran Al Quran tanpa dengan pendekatan digital.

Langkah selanjutnya adalah melaksanakan tes awal kemampuan baca tulis Al Quran, untuk mengelompokkan siswa dalam kelompok motivasi belajar rendah dan kelompok motivasi belajar tinggi. Hasil motivasi belajar siswa ini kemudian disusun dari skor yang tertinggi sampai skor yang terendah untuk semua kelompok sampel dari masing-masing kelas.

Pada setiap instrumen tes terdapat butir-butir (Item) pertanyaan atau pernyataan. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, maka setelah dikonsultasikan dengan ahli, diujicobakan, dan dianalisis dengan analisisis item atau uji beda. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total dilakukan dengan menguji signifikansi 55

perbedaan antara 27% skor kelompok atas dan 27% skor kelompok bawah (Sugiyono, 2013:183).

Penentuan jumlah siswa pada kelompok motivasi belajar rendah dan kelompok siswa motivasi belajar tinggi untuk masing-masing kelas sesuai dengan kriteria 27 % dari jumlah sampel masing-masing kelas. Selanjutnya ditetapkan sejumlah siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan sejumlah siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel dengan membagi populasi menjadi dua kelompok perlakuan yaitu kelompok siswa yang mendapat perlakuan teknologi pembelajaran Al Quran dengan pendekatan digital dan kelompok siswa yang mendapat perlakuan dengan teknologi pembelajaran Al Quran tanpa dengan pendekatan digital.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada satuan pendidikan tingkat Sekolah Lanjutan Pertama Negeri yang berada di bawah sanggar kecamatan Kebayoran lama yaitu:

Nama sekolah : SMPN 185 Jakarta Kelas : IX (Sembilan) Alamat : Jl. Kemandoran 1 Pulo Mawar Grogol Utara Kebayoran- lama Jakarta Selatan. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada semester Genap tahun ajaran 2015/2016. Pada jam aktif belajar di sekolah yaitu hari senin-jumat pada pukul 06.30-12.00 WIB.

D. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu data pokok (primer) dan data penunjang (data sekunder). Penjelasan rincinya sebagai berikut:

1. Data primer

Data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data siswa SMPN 185 Jakarta terkait pembelajaran Al Qur’an khususnya keterampilan membaca dan menulis Al Quran. Data primer dalam penelitian ini berupa hasil tes kemampuan baca tulis Al Quran siswa dan hasil kuesioner motivasi belajar siswa.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh dari sumber-sumber seperti literatur dan studi pustaka lain yang dapat memberikan data dan informasi yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

56

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini memerlukan dua macam data pokok, yaitu data kemampuan Baca tulis Al Quran sebagai variabel terikat dan data tingkat motivasi belajar sebagai variabel bebas. Untuk mengungkapkan kedua data pokok tersebut diperlukan dua macam instrumen, yaitu: (1) instrumen untuk mengukur kemampuan baca tulis Al Quran dan (2) instrumen untuk memilah tingkat motivasi belajar yaitu motivasi rendah dan motivasi tinggi. Adapun tahapan pengembangannya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Instrumen Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan baca tulis Al Quran siswa kelas IX SMP Negeri 185 Jakarta.

a. Definisi Konseptual

Kemampuan baca tulis Al Quran merupakan kategori tingkat penguasaan ranah kognitif dan psikomotorik, yang harus dikuasai siswa secara maksimal dalam pembelajaran Al Quran. Siswa tidak akan dapat sampai pada derajat pemahaman makna hakiki apabila terhambat dalam kemampuan baca tulis Al Quran. Kemampuan membaca Al Quran yang baik ditandai dengan sesuainya bacaan dengan makharijul hurufnya, ketepatan dalam ilmu tajwid dan kesepadanan dengan ragam Imam Qurra. Sedangkan kemampuan menulis Al Quran ditandai dengan kesesuaian tulisan dengan naskah asli yang diiringi dengan kerapihan dan keindahan tulisan. Kemampuan ini merupakan hasil dari pembelajaran Al Quran yang ditempuh selama kurun waktu tertentu berdasarkan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

b. Definisi Operasional

Kemampuan baca tulis Al Quran adalah skor yang diperoleh siswa dalam tes akhir setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan teknologi pembelajaran Al Quran dengan pendekatan digital dan tanpa dengan pendekatan digital. Kemampuan baca tulis Al Quran ini adalah skor yang diperoleh responden dalam menjawab butir-butir tes baca tulis Al Quran yang diberikan kepadanya. Skor yang diperoleh siswa menunjukkan tingkat penguasaan kemampuan dibidang kognitif yang meliputi dimensi pengetahuan melalui tes pilihan ganda dan psikomotorik yang meliputi keterampilan melalui lembar pengamatan baca tulis Al Quran. Instrumen untuk mengukur kemampuan baca tulis Al Quran dalam penelitian ini dikembangkan dalam bentuk tes. Tes kemampuan baca tulis Al Quran dari materi pokok dan sub pokok yang tercantum dalam kurikulum Pelajaran Baca Tulis Al Quran SMP kelas IX Semester Genap Tahun Pelajaran 2015-2016. Bentuk tes hasil belajar adalah pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Tes pilihan ganda untuk mengukur tingkat penguasaan kemampuan siswa disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa kelas IX SMP Negeri 185 Jakarta. 57

Pada tes pilihan ganda ini setiap butir soal berisi satu pertanyaan dengan satu jawaban yang benar, maka skor yang diberikan untuk pilihan jawaban yang benar adalah 1 (satu) sedangkan untuk jawaban yang salah diberikan skor 0 (nol). c. Kisi-kisi instrumen kemampuan baca tulis Al Quran Berdasarkan rumusan definisi konseptual dan operasional tentang kemampuan baca tulis Al Quran tersebut diatas, maka instrumen kemampuan baca tulis Al Quran yang dikembangkan dalam bentuk tes pilihan ganda terangkum dalam instrumen yang telah teruji validasi dalam lampiran 2. d. Jenis Instrumen Jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan baca tulis Al Quran adalah tes hasil belajar (achievement test) yang telah dikembangkan oleh peneliti yang mengacu pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran BTA kelas IX SMP Negeri 185 Jakarta. e. Pengujian Validitas dan Penghitungan Reliabilitas Proses kalibrasi instrumen dilakukan dengan menganalisa hasil uji coba tes baca tulis Al Quran siswa sebagai alat pengumpul data, maka terlebih dahulu diketahui validitas (validity) dan realiabilitas (reliability) (Anwar, 2012:40). Proses pengembangan instrumen tes kemampuan baca tulis Al Quran dimulai dengan penyusunan butir soal. Tahap berikutnya konsep instrumen ini diperiksa oleh para panelis, yaitu seberapa jauh butir- butir instrumen tersebut mengukur pemahaman siswa secara keseluruhan baik aspek kognitif dan psikomotorik dari variabel kemampuan baca tulis Al Quran. Setelah instrumen disetujui, maka instrumen tersebut diujicobakan kepada peserta didik sebagai sampel uji coba. Pengujian validitas butir tes untuk mengukur aspek pemahaman dan pengetahuan baca tulis Al Quran siswa dihitung dengan Korelasi Product Moment dan perhitungan koefisien reliabilitas menggunakan rumus Alpa Cronbach. Adapun tahapan-tahapan awal dalam perhitungan statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk menghitung validitas butir tes pengetahuan baca tulis Al Quran siswa digunakan rumus Korelasi Uji Validitas Item atau butir dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS 21. Untuk proses ini, akan digunakan Uji Korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabel yang dimaksud. Dalam hal ini masing-masing item yang ada di dalam variabel X dan Y akan diuji relasinya dengan skor total variabel tersebut. Agar penelitian ini lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) Hasil perhitungan rhitung dicocokan dengan harga rtabel pada taraf signifikan N200 = 0,138. Jika rhitung lebih besar daripada rtabel atau (rhitung > rtabel) berarti butir soal tersebut dinyatakan valid. 58

Soal tes ini diberikan kepada seluruh siswa kelas IX SMPN 16 JAKARTA diluar sampel yakni kelas a dan b jumlah responden sebanyak 200 siswa. Dari 40 soal yang diujikan Terdapat 9 soal yang tidak valid yaitu : soal_21, soal_23, soal_25, soal_27, soal_29, soal_31, soal_33, soal_35, soal_37 tidak valid. Sementara soal yang valid terdapat 31 soal adalah soal nomor, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,9,10, 11, 12,13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 26, 28, 30, 32, 34, 36, 37, 38, 39 dan 40. Perhitungan validitas secara lengkap ada pada lampiran penelitian ini.

Hasil perhitungan uji validitas butir tes yang valid menunjukkan bahwa butir tes tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Adapun butir tes yang tidak valid adalah butir tes yang tidak dapat digunakan dalam penelitian ini. Dalam analisis ini, butir tes dikatakan valid maka sudah tentu reliabel (Sunarto, 2010:353).

2) Untuk menghitung koefisien reliabilitas peneliti merujuk pada Rumus Alpha Cronbach (Abdullah & Sutanto, 2015: 259 )sebagai berikut:

Keterangan:

Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat. Ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:

 Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna  Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi  Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat  Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah

Hasil perhitungan melalui rumus crobanch menunjukan dari keseluruhan 40 soal diperoleh angka hitung= 0.94 ini menunjukan bahwa soal tersebut memiliki realibilitas yang sempurna. 59

3) Perhitungan indeks kesukaran adalah untuk menentukan apakah satu butir tes termasuk kategori mudah, sedang dan sukar. Untuk itu merujuk pada Sugiyono (2013: 187) digunakan rumus sebagai berikut:

P = B

JS Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Jumlah peserta uji coba yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh peserta uji coba

Tingkat kesukaran butir tes dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : mudah, sedang dan sukar, yakni: P 0,00 sampai 0,30 = tes sukar P 0,30 sampai 0,70 = tes sedang P 0,70 sampai 1,00 = tes mudah .

2. Instrumen Variabel Moderator / Atribut a. Definisi konseptual Instrumen variabel moderator dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang memliki dampak sangat besar dalam kehiduan siswa berupa tingkah laku, perhatian belajar. Baik dorongan tersebut bersifat internal dari dalam dirinya ataupun dari luar seperti motivasi dari guru bidang studi berupa nilai, penghargaan, reward dan pujian. Motivasi belajar yang saling terkait satu sama lain diharapkan menjadi sebuah senjata ampuh untuk meng-upgrade semangat belajar dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam keterampilan Baca tulis Al Quran.

b. Definisi operasional Perbedaan motivasi belajar rendah dan motivasi belajar tinggi siswa diperoleh dari hasil angket tentang baca tulis Al Quran. Isi kuesioner tersebut meliputi: Bagaimana tanggung jawabnya terhadap mata pelajran, kerutinitasanya, ketahanannya dalam mencapai tujuan belajar, usaha-usaha ke arah yang lebih baik serta harapannya terhadap teman dan guru- gurunya.

Instrumen untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa ini dikembangkan dalam bentuk angket. Angket ini diberikan kepada koresponden berupa 30 butir soal yang didesain memalui skala Likert. Dimana siswa bisa menjawab dengan pilihan 5 jawaban yaitu: Setuju, Sangat Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Kisi kisi Angket Motivasi Belajar dapat dilihat pada bagian lampiran 2.

60

c. Jenis instrumen Jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa adalah angket berupa kuesioner yang telah dikembangkan oleh peneliti yang mengacu pada indikator-indikator kemampuan dan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran baca tulis Al Quran. Instrumen yang digunakan dalam mengukur motivasi ini adalah menggunakan skala likert. Karena pertimbangan peneliti skala ini dapat digunakan untuk mengukur sikap. Bentuk pernyataan disusun dengan lima pilihah sikap yaitu: SS (sangat setuju), S (setuju), R (Ragu-Ragu), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju). (Reksoatmojo, 2007: 198) Proses pengembangan instrumen tes tingkat motivasi belajar siswa dimulai dengan penyusunan butir kuesioner. Tahap berikutnya konsep instrumen ini diperiksa oleh para panelis, yaitu seberapa jauh butir-butir pernyataan tersebut mengukur aspek kajian teoritis dan motivsai belajar Al Quran. Setelah instrumen disetujui maka instrumen tersebut diujicobakan kepada peserta didik sebagai sampel uji coba. Setelah didapatkan hasil berupa nilai dalam skala ordinal, peneliti mengkonversikan hasil tersebut ke dalam skala interval dengan menggunakan aplikasi MSI (Metode Succesive Interval). Aplikasi ini dapat diunduh di: http://sambas.staf.upi.edu/2013/01/16/methode-succesive-interval-msi/

3. Varibel Pelakuan

Variabel perlakuan dalam penelitian ini adalah teknologi pembelajaran (A) yang terdiri dari teknologi pembelajaran Al Quran dengan pendekatan digital (A1) dan teknologi pembelajaran Al Quran manual (A2) sebagai variabel bebas.

1) Definisi konseptual (konstruktif) Teknologi pembelajaran sebagai mana media/alat untuk menyampaikan atau mentransfer ilmu harus dapat merangsang siswa untuk bertindak lebih aktif dalam belajar. Melalui kelebihan fitur yang ada pada Al Quran dapat memotivasi dan memberikan dorongan positif terhadap pembelajaran Al Quran. Pembelajaran dengan teknologi Al Quran digital merupakan pembelajaran berbasis multimedia yang menggunakan software digital yang menampilkan animasi yang mutakhir dan terkini dengan gambar berupa teks ayat Al Quran dilengkapi dengan tajwid berwarna yang dapat memudahkan penggunanya mengenali hukum tajwid sesuai dengan bacaanya. Sedangkan pembelajaran Al Quran manual atau konvensional berjalan dengan deskripsi guru menggunakan metode ceramah sebagai metode pembelajaran dan menjadikan mushaf Al Quran cetak sebagai media belajar dalam proses belajar di kelas.

61

2) Definisi Operasional Mekanisme dari pembelajaran menggunaakan teknologi Al Quran digital dilakukan dengan terlebih dahulu menginstal aplikasi “Al-Kalam” yang merupakan salah satu produsen Al Quran digital. Selanjutnya melalui Software ini akan ditampilkan suara bacaan ayat Al Quran yang langsung dicontohkan oleh Imam besar Masjidil Haram seperti Imam As- Sudais, Imam Sa’ad Al Ghoimidi dan Misy’ari Rasyid. Dengan demikian siswa tidak hanya mad panjang pendeknya namun langgam dan ragam lagunya dapat di-ikuti oleh siswa sehingga terkesan lebih syahdu dan haru. Selain itu, software ini pun dilengkapi dengan terjemah per-ayat bahkan untuk memperluas kajian penguasaan Al Quran disediakan tafsir dari berbagai Imam Mufassir seperti Ibnu Abbas. Tidak hanya sampai disitu, software ini dipercanggih dengan kemudahan akses alias easy user sehingga bisa dipakai dan dipoerasikan oleh para pemula, semua ayat, terjemah dan tafsir bisa dikopi dalam bentuk word untuk dibaca dan diprint out. Pembelajaran Al Quran secara konvensional berjalan seperti layaknya pembelajaran di kelas, dimulai dengan guru mencontohkan cara membaca ayat yang benar kemudian baru siswa mengikuti bacaan ayat tersebut dan begitu seterusnya dan diakhiri dengan evaluasi dan latihan soal.

4. Kontrol Validitas Internal dan Eksternal

1. Validitas Internal

Dalam upaya memperoleh hasil penelitian yang benar-benar sebagai implikasi atas perlakuan (treatment) penelitian, maka diperlukan upaya pengontrolan terhadap kesahihan internal yang meliputi: a. Pengaruh historis, yang dikontrol dengan upaya mencegah timbulnya kejadian-kejadian tertentu yang tidak diinginkan selama waktu penelitian berlangsung yang akhirnya dapat mempengaruhi hasil perlakuan. b. Pengaruh kematangan dan kejenuhan, yang dikontrol dengan pelaksanaan penelitian tanpa merubah kondisi-kondisi yang berlaku sehingga subyek penelitian tidak mengalami perubahan fisik maupun mental yang dapat mempengaruhi hasil perlakuan. c. Pengaruh tes kemampuan baca tulis Al Quran, yang dikontrol dengan pelaksanaan tes dilakukan pada saat mata pelajaran kelompok Pembelajaran Al Quran sehingga tidak menimbulkan kesan adanya kegiatan penelitian yang sedang berlangsung. d. Pengaruh pengukuran hasil belajar, yang dikontrol dengan tidak mengadakan perubahan butir-butir soal yang dipakai setelah diadakan uji coba, kecuali membuang butir-butir soal yang tidak valid. e. Pengaruh kehilangan peserta eksperimen, yang dikontrol dengan mengadakan pengontrolan absensi secara ketat kepada setiap subyek perlakuan. 62 f. Kontaminasi dalam kelas eksperimen, yang dikontrol dengan memberikan perlakuan yang sama baik kepada sampel penelitian maupun kepada siswa lain yang bukan termasuk sampel penelitian. g. Kontaminasi antar kelas eksperimen, yang dikontrol dengan cara tidak memberikan informasi tentang adanya kegiatan penelitian. (Sugiyono. 2013: 189).

2. Validitas Eksternal

Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga validitas eksternal adalah sebagai berikut: a. Kesahihan populasi yaitu suatu upaya yang dilakukan dengan mengadakan pengontrolan terhadap implikasi suatu perlakuan yang dialami oleh sampel penelitian agar dapat digeneralisasi kedalam populasi dengan jalan: 1) Mengambil sampel yang dilibatkan dalam penelitian sesuai dengan karakteristik populasi yaitu seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 185 Jakarta pada semester Genap Tahun Pelajaran 2015- 2016. 2) Penentuan kelas perlakuan dalam hal ini kelompok siswa yang mendapat perlakuan dengan strategi pembelajaran konstruktivisme dengan pendekatan konflik kognitif dan tanpa dengan pendekatan konflik kognitif dilakukan secara acak (random). b. Subyek yang menjadi sampel penelitian ini (dua kelompok perlakuan) ditentukan berdasarkan tingkat motivasi belajar Al Quran yang terbagi atas klasifikasi motivasi belajar rendah dan motivasi belajar tinggi. c. Kesahihan ekologi, upaya pengontrolan ini dilakukan untuk menjamin kondisi subyek penelitian terhindar dari pengaruh-pengaruh lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian yaitu dengan jalan: 1) Membuat situasi kelas yang digunakan untuk perlakuan sama dengan kondisi pembelajaran sehari-hari dan kelas-kelas lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak merubah tatanan kelas yang ada, serta jadwal pembelajaran yang berlaku. 2) Tidak memberitahukan kepada siswa bahwa mereka sedang dijadikan subyek penelitian agar mereka tetap menunjukkan sikap secara alamiah seperti dalam kehidupan sehari-hari, dan selama penelitian berlangsung tetap menggunakan guru yang mengajar pada mereka sehari-hari sehingga situasi yang ada tetap normal seperti biasanya (Sugiyono, 2013: 190).

63

F. Teknik Analisis Data

1. Uji persyaratan analisis

Menurut Gall (2007:318) dalam “Educational Research" sesuai dengan jenis penelitian ini, maka sebelum teknik statistik digunakan untuk pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu data-data yang diperoleh dideskripsikan dengan mengungkapkan:

a. Nilai rata-rata/Mean Nilai rata-rata dapat dirumuskan dengan:

X = Σf. X Σf

b. Standar deviasi Standard deviation atau penyimpangan standar didasarkan pada konsep penyimpangan yang diakarkan dari rata-rata. Rumus standar deviasi adalah sebagai berikut:

s = Σf . (X – Xl) 2 n

s = Standar Deviasi populasi xl = rata-rata dari populasi n = banyak data populasi ataupun sebuah sampel f = frekuensi

c. Modus Modus adalah nilai atau skor pada tabel distribusi yang frekuensi kemunculannya paling tinggi.

d. Median Median merupakan indeks dari kecenderungan terpusat (central tendency), jika sebuah angka menempati posisi tengah dalam tiap distribusi yang telah di urutkan.

e. Daftar distribusi frekuensi dan histogram. Histogram dibangun oleh baris-baris yang lebarnya saling bersinggungan antar interval kategori variabel dan tingginya menyatakan frekuensi. (Arikunto dan Safrudin, 2013:111-115)

Selanjutnya, asumsi-asumsi tersebut dibuktikan melalui pengujian persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov untuk mengetahui apakah data penelitian yang diteliti memiliki sebaran yang normal atau tidak, sedangkan pengujian homogenitas menggunakan Levene Homogeneity untuk mengetahui apakah variansi kelompok homogen atau tidak. 64

2. Pengujian hipotesis

Untuk memperoleh kesimpulan atas pengajuan hipotesis dalam penelitian ini, maka perlu diadakan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis varians atau ANAVA dua jalur (Murwani, 2012:60).

G. Hipotesis Statistika

Untuk menguji hipotesis penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:

1. Hipotesis Pertama H○ : µ A₁ ≤ µ A₂ H₁ : µ A₁ > µ A₂ Siswa yang belajar dengan menggunakan teknologi Quran Digital memiliki kemampuan baca tulis Al Quran lebih tinggi daripada siswa yang belajar dengan teknologi Al Quran non digital.

2. Hipotesis Kedua H○ : µ B₁ ≤ µ B₂ H₁ : µ B₁ > µ B₂ Siswa yang memiliki motivasi tinggi memiliki kemampuan baca tulis Al Quran lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi rendah.

3. Hipotesis Ketiga H○ : µ A₁ B₁ ≤ µ A₂ B₁ H₁ : µ A₁ B₁ > µ A₂ B₁ Siswa yang belajar dengan menggunakan teknologi Quran Digital dan memiliki motivasi tinggi memiliki kemampuan baca tulis Al Quran lebih tinggi daripada siswa yang belajar dengan teknologi Al Quran non digital dan memiliki motivasi tinggi.

4. Hipotesis Keempat H○ : µ A₂ B₂ ≥ µ A₁ B₂ H₁ : µ A₂ B₂ < µ A₁ B₂ Siswa yang belajar dengan menggunakan teknologi Quran Digital dan memiliki motivasi rendah memiliki kemampuan baca tulis yang lebih tinggi daripada siswa yang belajar dengan teknologi Al Quran non digital dan memiliki motivasi rendah.

5. Hipotesis Kelima H○ : INT AXB = 0 H₁ : INT AXB ≠ 0 Terdapat interaksi antara teknologi Quran Digital dengan motivasi belajar terhadap kemampuan baca tulis Al Quran siswa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Dalam deskripsi data penelitian ini akan dikemukakan deskripsi karakteristik responden, data hasil penelitian yakni berupa skor terendah, skor tertinggi, skor rata-rata, modus, median, simpangan baku dan variansi. Selanjutnya akan dihitung distribusi frekuensi dan grafik dalam bentuk hasil histogram untuk masing-masing kelompok data. Berdasarkan analisis data yang dilakukan melalui perhitungan statistik diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:

1. Deskripsi Karakteristik Responden Pada penelitian ini responden ditelisik berdasarkan jenis kelamin, jurusan, asal sekolah dan umur responden. a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Jumlah Prosentase

1 Laki-laki 30 47%

2 Perempuan 34 53%

Jumlah 64 100%

Tabel di atas menunjukan responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 30 orang dan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 34 orang. Dengan demikian responden berjenis kelamin perempuan lebih dominan.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Sekolah

Tabel 4.2 Komposisi Responden Berdasarkan Asal Sekolah

No Asal Sekolah Jumlah Prosentase 1 MI/SDI 10 16%

2 SD 54 84% Jumlah 64 100%

Tabel di atas menunjukan karakteristik responden berdasarkan asal sekolah yaitu sekolah umum berjumlah 84% dan responden yang berasal dari sekolah agama berjumlah 16%. Dengan demikian lulusan sekolah umum non Agama lebih mendominasi siswa SMPN 185 Jakarta.

65 66

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.3 Komposisi Responden Berdasarkan Usia

No Asal Sekolah Jumlah Prosentase

1 Kurang dari 15 tahun 0 0%

2 15 sampai 16 tahun 59 92%

3 Lebih dari 16 tahun 5 8%

Jumlah 64 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa karakteristik responden yang beruisa 15 sampai 16 tahun sebanyak 59 orang, sementara sisanya 5 siswa berusia lebih dari 16 tahun. Dengan demikian masa usia yang paling dominan dalam penelitian ini adalah siswa dengan masa usia antara 15 sampai 16 tahun dengan prosentase sebesar 92% .

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Orangtua

Tabel 4.4 Komposisi Responden Berdasarkan Pendidikan Orangtua

No Pendidikan Jumlah Prosentase

1 SLTA 40 63%

2 Diploma 14 22%

3 Sarjana (S1/S2/S3) 10 15%

Jumlah 64 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa latar belakang pendidikan wali murid yang berpendidikan SLTA sebanyak 40 orang, Diploma sebanyak 14 orang, dan sarjana sebanyak 10 orang. Dengan demikian kualifikasi pendidikan orangtua murid didominasi oleh pendidikan SLTA atau sederajat.

67

2. Data Hasil Penelitian

a. Kemampuan Baca Tulis Al Quran Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Al-Quran dengan Pendekatan Teknologi Al Quran Digital.

Data tentang hasil Kemampuan Baca Tulis Al Quran siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Al Quran digital yang memiliki motivasi belajar rendah maupun yang memiliki motivasi belajar tinggi dijabarkan sebagai berikut. Rentang skor yang diperoleh adalah 23,80; dengan skor minimum= 70.45; dan skor maksimum= 94.25; sedangkan rata-rata (mean)= 80.61; median= 80.45; modus= 79.45 dan simpangan baku= 6.92. Adapun penjelasan secara sistematis melalui SPSS dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Kemampuan BTA Siswa dengan Quran Digital

Statistics

Kemampuan Baca Tulis Al Quran

Valid 32 N Missing 0 Mean 80,6120

Median 80,4500

Mode 79,45

Std. Deviation 6,92859

Variance 48,005

Range 23,80

Minimum 70,45

Maximum 94,25

Sum 2579,58

Tabel uji statistik melalui SPSS diatas dilengkapi dengan Distribusi skor hasil kemampuan baca tulis Al Quran siswa. Frekuensi dan interval kelas siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknologi Al Quran Digital baik yang memiliki motivasi belajar tinggi maupun rendah dapat dilihat pada tabel berikut:

68

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan BTA Siswa dengan Quran Digital

Interval Frekuensi Frekuensi Frekuensi Kelas Absolut Kumulatif Relative (%)

70-75 8 79 25% 76-80 11 229 34% 81-85 5 273 16% 86-90 5 333 16% 91-95 3 189 9% Jumlah 32 100

Berdasarkan distribusi frekuensi di atas diperoleh histogram skor hasil Kemampuan Baca Tulis Al Quran siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Al Quran digital dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.1: Histogram Kemampuan BTA siswa dengan Quran digital 69

b. Kemampuan Baca Tulis Al Quran Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Al-Quran Secara Manual atau Konvensional

Data tentang hasil Kemampuan Baca Tulis Al Quran siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran secara manual atau konvensional tanpa pendekatan teknologi Al Quran digital baik yang memiliki motivasi belajar rendah maupun yang memiliki motivasi belajar tinggi mempunyai rentang skor 11,56; dengan skor minimum 72.87; dan skor maksimum 84.43; rentangan=36.69; sedangkan rata-rata (mean)= 76.60; median= 76.095; modus= 76.10; dan simpangan baku= 2.75. Adapun penjelasan secara sistematis melalui SPSS dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Kemampuan BTA Siswa dengan Pembelajaran Al- Quran Secara Manual atau Konvensional

Statistics

Kemampuan Baca Tulis Al Quran

Valid 32 N Missing 0 Mean 76,6035

Median 76,0950

Mode 76,10

Std. Deviation 2,75867

Variance 7,610

Range 11,56

Minimum 72,87

Maximum 84,44

Sum 2451,31

Tabel uji statistik melalui SPSS diatas dilengkapi dengan Distribusi skor hasil kemampuan baca tulis Al Quran siswa. Frekuensi dan interval kelas siswa yang mengikuti pembelajaran dengan manual atau konvensional, tanpa menggunakan teknologi Al Quran Digital pada kelompok siswa baik yang memiliki motivasi belajar tinggi maupun rendah dapat dilihat pada tabel berikut

70

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan BTA Siswa dengan Pembelajaran Al-Quran Secara Manual atau Konvensional

Interval Frekuensi Frekuensi Frekuensi Kelas Absolut Kumulatif Relative (%)

70-73 4 30 12% 74-76 20 440 63% 77-80 5 339 16% 81-84 3 193 9% Jumlah 32 100

Berdasarkan distribusi frekuensi di atas diperoleh histogram skor hasil kemampuan baca tulis Al Quran siswa yang mengikuti pembelajaran Al-Quran secara manual atau konvensional sebagai berikut:

Gambar 4.2 Histogram Kemampuan BTA Siswa dengan Pembelajaran Al-Quran Secara Manual atau Konvensional

Berdasarkan dua Histogram di atas, nampak jelas bahwa secara keseluruhan dari 64 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dan kontrol. Siswa yang melalui pembelajaran dengan Teknologi Al Quran Digital memiliki kemampuan BTA lebih tinggi dibandingkan siswa yang melalui pembelajaran secara konvensional. 71

c. Hasil Kemampuan Baca Tulis Al Quran Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Al Quran Dengan Pendekatan Teknologi Al Quran Digital dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah.

Data tentang hasil Kemampuan Baca Tulis Al Quran siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Al Quran digital yang memiliki motivasi belajar rendah, mempunyai rentang skor= 3.40 dengan skor minimum= 70.45; dan skor maksimum= 73.85; sedangkan rata- rata (mean)= 71.54; median= 71.35; modus= 71.35 dan simpangan baku= 1.23. Adapun penjelasan secara sistematis melalui SPSS dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Kemampuan BTA Siswa dengan Quran Digital dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah

Statistics

Kemampuan Baca Tulis Al Quran

Valid 8 N Missing 0 Mean 71,5438

Median 71,3500

Mode 71,35

Std. Deviation 1,23590

Variance 1,527

Range 3,40

Minimum 70,45

Maximum 73,85

Sum 572,35

Tabel uji statistik melalui SPSS diatas dilengkapi dengan Distribusi skor hasil kemampuan baca tulis Al Quran siswa. Frekuensi dan interval kelas siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknologi Al Quran Digital pada kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dapat dilihat pada tabel berikut:

72

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan BTA Siswa dengan Quran Digital dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah

Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Frekuensi Absolut Kumulatif Relative (%)

70 -71 6 137 75%

72 -73 2 187 25%

Jumlah 8 100

Berdasarkan distribusi frekuensi di atas diperoleh Histogram skor hasil Kemampuan Baca Tulis Al Quran siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan memiliki motivasi belajar rendah melalui pendekatan teknologi Al Quran digital dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.3 Histogram Kemampuan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan pendekatan Al Quran digital. 73

d. Hasil Kemampuan Baca Tulis Al Quran siswa yang Mengikuti Pembelajaran Al Quran dengan Pendekatan Teknologi Al Quran Digital dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi.

Data tentang hasil Kemampuan Baca Tulis Al Quran siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Al Quran digital yang memiliki motivasi belajar tinggi, mempunyai rentang skor 7,45; dengan skor minimum= 86.80; dan skor maksimum= 94.25; sedangkan rata- rata (mean)= 90.26; median= 89.45; modus= 89.45 dan simpangan baku= 2.75. Adapun penjelasan secara sistematis melalui SPSS dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.11 Hasil Kemampuan BTA Siswa dengan Quran Digital dan memiliki Motivasi Tinggi

Statistics

Kemampuan Baca Tulis Al Quran

Valid 8 N Missing 0 Mean 90,2606

Median 89,4500

Mode 89,45

Std. Deviation 2,75780

Variance 7,605

Range 7,45

Minimum 86,80

Maximum 94,25

Sum 722,09

Tabel uji statistik melalui SPSS diatas dilengkapi dengan Distribusi skor hasil kemampuan baca tulis Al Quran siswa. Frekuensi dan interval kelas siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknologi Al Quran Digital pada kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat dilihat pada tabel berikut:

74

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan BTA Siswa dengan Quran Digital dan memiliki Motivasi Tinggi

Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Frekuensi Absolut Kumulatif Relative (%) 85-90 5 136 63% 91-95 3 262 37% Jumlah 8 100 Berdasarkan distribusi frekuensi di atas diperoleh Histogram skor hasil Kemampuan Baca Tulis Al Quran siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan memiliki motivasi belajar tinggi melalui pendekatan teknologi Al Quran digital. dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.4 Histogram Kemampuan BTA Siwa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dengan Pendekatan Al Quran digital

Berdasarkan dua histogram di atas, nampak jelas bahwa motivasi belajar memiliki pengaruh terhadap kemampuan Baca Tulis Al Quran siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi memiliki kemampuan BTA lebih tinggi dibandingkan siswa yang sama memiliki motivasi tinggi namun melalui pembelajaran konvensional atau manual. 75

e. Hasil Kemampuan Baca Tulis Al Quran Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Al Quran Secara Manual atau Konvensional dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah.

Data tentang hasil Kemampuan Baca Tulis Al Quran siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran secara manual atau konvensional dengan tanpa pendekatan teknologi Al Quran digital yang memiliki motivasi belajar rendah, mempunyai rentang skor 7,39; dengan skor minimum= 77.05; dan skor maksimum= 84.44 ; sedangkan rata-rata (mean)= 80.28; median= 79.49; modus= 77.70 dan simpangan baku= 2.98. Adapun penjelasan secara sistematis melalui SPSS dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.13 Kemampuan BTA Siswa yang mengikuti Pembelajaran Al- Quran Secara Manual atau Konvensional dan Motivasi Rendah

Statistics

Kemampuan Baca Tulis Al Quran Valid 8 N Missing 0 Mean 80,2800 Median 79,4925 a Mode 77,70

Std. Deviation 2,98232

Variance 8,894

Range 7,39

Minimum 77,05

Maximum 84,44

Sum 642,24

Tabel uji statistik melalui SPSS diatas dilengkapi dengan Distribusi skor hasil kemampuan baca tulis Al Quran siswa. Frekuensi dan interval kelas siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran secara manual atau konvensional tanpa menggunakan teknologi Al Quran Digital pada kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dapat dilihat pada tabel berikut:

76

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan BTA Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Al Quran secara Manual dan Motivasi Rendah

Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Frekuensi Absolut Kumulatif Relative (%)

75-80 5 161 63

81-85 3 175 37

Jumlah 8 100

Berdasarkan distribusi frekuensi di atas diperoleh Histogram skor hasil Kemampuan BTA siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan memiliki motivasi belajar rendah dengan Pembelajaran Al Quran secara manual atau konvensional dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.5 Histogram Kemampuan BTA Siswa dengan Pembelajaran Al Quran secara Manual dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah 77

f. Hasil Kemampuan Baca Tulis Al Quran Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Al Quran Secara Manual atau Konvensional dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi.

Data tentang hasil Kemampuan Baca Tulis Al Quran siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan tanpa pendekatan teknologi Al Quran digital yang memiliki motivasi belajar tinggi, mempunyai rentang skor 1.58 , dengan skor minimum= 72.87; dan skor maksimum= 74.45; sedangkan rata- rata (mean)= 73.95 ; median= 74.095; modus= 74.45 dan simpangan baku= 5.70. Adapun penjelasan secara sistematis melalui SPSS dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.15 Kemampuan BTA Siswa dengan Pembelajaran Al Quran secara Manual atau Konvensional dan Motivasi Tinggi

Statistics Kemampuan Baca Tulis Al Quran Valid 8 N Missing 0 Mean 73,9575 Median 74,0950 Mode 74,45 Std. Deviation ,57093 Variance ,326 Range 1,58 Minimum 72,87 Maximum 74,45 Sum 591,66

Tabel uji statistik melalui SPSS diatas dilengkapi dengan Distribusi skor hasil kemampuan baca tulis Al Quran siswa. Frekuensi dan interval kelas siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran secara manual atau konvensional tanpa menggunakan teknologi Al Quran Digital pada kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat dilihat pada tabel berikut:

78

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Kemampuan BTA Siswa dengan Pembelajaran Al Quran Secara Manual dengan Motivasi Tinggi

Interval Frekuensi Frekuensi Frekuensi Kelas Absolut Kumulatif Relative (%) 70-72 1 12 12% 73-74 7 274 88% Jumlah 8 100

Berdasarkan distribusi frekuensi di atas diperoleh Histogram skor hasil Kemampuan Baca Tulis Al Quran siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran secara manual atau konvensional tanpa pendekatan teknologi Al Quran digital dengan memiliki motivasi belajar tinggi dengan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.6 Histogram Kemampuan BTA Siswa dengan Pembelajaran Al Quran Secara Manual dan Memiliki Motivasi Tinggi

Berdasarkan dua histogram di atas terlihat jelas bahwa siswa dengan motivasi tinggi kemudian mengikuti pembelajaran Al Quran secara manual atau konvensi-onal tanpa Al Quran Digital memperoleh nilai akhir kisaran 72 sampai 74 lebih kecil dibandingkan siswa yang memiliki motivasi rendah dengan model pembe-lajaran yang sama dengan kisaran skor antara 75 sampai 85.

79

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data

Sebelum diadakan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

Berdasarkan hasil perhitungan pada SPSS hasil uji normalitas melalui Kolmogorov diperoleh hasil sig. 0,27. Sesuai dengan indeks normalitas jika Sig di atas 0,05 maka berdistribusi normal. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Uji Normalitas.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KEMAMPUAN_ ,165 32 ,27 ,926 32 ,031 BTA_SISWA

a. Lilliefors Significance Correction

2. Uji Homogenitas

Selain uji normalitas salah satu syarat yang perlu dilakukan dalam menganalisis data dengan menggunakan analisis variansi (ANAVA) adalah uji homogenitas. Pengujian homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah antara populasi bersifat homogen. Ringkasan hasil perhitungan uji homogenitas masing- masing kelompok sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances Kemampuan Baca Tulis Al Quran Levene Statistic df1 df2 Sig. 1,106 1 30 ,301

Berdasarkan hasil perhitungan homogenitas pada tabel sebelumnya menunjukan nilai sig = 0.301 lebih besar dari sig 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data penelitian memiliki varians yang sama (homogen). 80

C. Hasil Pengujian Hipotesis

Sesudah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, ternyata data penelitian berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis penelitian. Data hasil kemampuan baca tulis Al Quran siswa dihitung dengan menggunakan analisis variansi ANAVA dua jalur.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dirumuskan hasil uji hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis Pertama Perbedaan Kemampuan Baca Tulis Al Quran antara Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Al Quran melalui Pendekatan Teknologi Quran Digital dengan Manual atau konvensional.

Secara keseluruhan data yang diperoleh dari tes kemampuan baca tulis Al Quran siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran digital (kelompok A1) memiliki skor rata-rata 80.61 dengan simpangan baku 6.92. Sedangkan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan tanpa pendekatan teknologi Quran digital (kelompok A2) memperoleh skor rata-rata 76.60 dengan simpangan baku 2.75. Secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.19 Hasil Mean dan Standar Deviasi Siswa dengan Quran Digital dan Manual atau konvensional

Descriptive Statistics Dependent Variable: Kemampuan Baca Tulis Al Quran Teknologi Pembelajaran Mean Std. Deviation N Digital 80,6120 6,92859 32 Manual 76,6035 2,75867 32 Total 78,6078 5,60778 64

Tabel di atas menunjukan bahwa jika dibandingkan skor rata-rata kemapuan baca tulis Al Quran antara kelompok yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran digital dengan pembelajaran Al Quran dengan model Konvensional atau manual, nampak terlihat bahwa skor rata-rata yang diperoleh kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran digital lebih tinggi dari pembelajaran Al Quran dengan model Konvensional atau manual tanpa pendekatan teknologi Quran digital. Adapun hasil uji hipotesis dapat dilihat dalam tabel berikut: 81

Tabel 4.20 Hasil Uji Hipotesis Penggunaan Quran Digital dan Konvensional atau Manual

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Kemampuan Baca Tulis Al Quran Source Type III Sum of Df Mean Square F Sig. Squares Corrected Model 257,093a 1 257,093 9,245 ,003 Intercept 395467,562 1 395467,562 14221,469 ,000 Teknologi 257,093 1 257,093 9,245 ,003 Error 1724,083 62 27,808 Total 397448,738 64 Corrected Total 1981,176 63 a. R Squared = ,130 (Adjusted R Squared = ,116)

Hasil perhitungan analisis varians untuk teknologi pembelajaran menunjukkan bahwa nilai sig = 0.003, sedangkan nilai signifikansi α = 0,05, ini berarti nilaiSig

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan dari jumlah total 64 siswa sebagai responden dalam penelitian ini, sebanyak 32 siswa yang tergolong dalam kelas eksperimen yakni kelas yang melalui pembelajaran Al Quran dengan Teknologi Al Quran digital memiliki kemampuan BTA lebih tinggi dibandingkan dengan kelas control yakni sebanyak 32 siswa yang melalui pembelajaran secara konvensional.

2. Hipotesis Kedua Perbedaan Kemampuan Baca Tulis Al Quran antara Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan Motivasi Belajar Tinggi.

Secara keseluruhan data yang diperoleh dari angket kuesioner siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran Al Quran baik yang melalui pendekatan Quran Digital atau manual (kelompok B1) memiliki skor rata- rata 82.10 dengan simpangan baku 8.63. Sedangkan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang mengikuti pembelajaran Al Quran (kelompok B2) memperoleh skor rata-rata 75.91 dengan simpangan baku 5.02.

82

Tabel 4.21 Hasil Mean dan Standar Deviasi Siswa Motivasi Tinggi dan Motivasi Rendah Descriptive Statistics Dependent Variable: Kemampuan Baca Tulis Al Quran Motivasi Belajar Mean Std. Deviation N MOTIVASI TINGGI 82,1091 8,63592 16 MOTIVASI RENDAH 75,9119 5,02155 16 Total 79,0105 7,62883 32

Data di atas menunjukan bahwa jika dibandingkan skor rata-rata hasil kemampuan baca tulis Al Quran antara kelompok yang memiliki motivasi belajar rendah dengan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, nampak terlihat bahwa skor rata-rata yang diperoleh kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran Al Quran baik dengan pendekatan teknologi Quran digital maupun manual lebih tinggi dari kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang diajar dengan pendekatan teknologi Quran digital atau manual. Adapun hasil uji hipotesis dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.22 Hasil Uji Hipotesis antara Siswa Motivasi Tinggi dan Motivasi Rendah Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Kemampuan Baca Tulis Al Quran Source Type III Sum of Df Mean F Sig. Squares Square Corrected Model 307,241a 1 307,241 6,157 ,019 Intercept 199764,934 1 199764,934 4003,498 ,000 MOTIVASI_BELAJAR 307,241 1 307,241 6,157 ,000 Error 1496,928 30 49,898 Total 201569,102 32 Corrected Total 1804,169 31 a. R Squared = ,170 (Adjusted R Squared = ,143)

Hasil perhitungan analisis varians untuk motivasi belajar menunjukkan bahwa nilai sig = 0.000, sedangkan nilai signifikansi α = 0,05, ini berarti nilaiSig

pendekatan teknologi Quran digital dengan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran digital.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan dari jumlah total 64 siswa sebagai responden dalam penelitian ini, sebanyak 16 siswa tergolong dalam siswa motivasi belajar tinggi memiliki kemampuan BTA lebih tinggi dibandingkan dengan 16 siswa yang tergolong dalam kategori siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

3. Hipotesis Ketiga Perbedaan Kemampuan Baca Tulis Al Quran Siswa Motivasi Belajar Tinggi Melalui Pendekatan Teknologi Quran Digital dan Konvensional

Hasil perhitungan Anava dua jalur menunjukkan bahwa kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran Digital memiliki skor rata-rata sebesar 90.26 dengan simpangan baku 2.57. Sedangkan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran Al Quran tanpa Quran Digital kognitif memiliki skor rata-rata sebesar 73.95 dengan simpangan baku 0.57. Adapun keterangan lengkapnya ada dalam tabel berikut:

Tabel 4.23 Hasil Mean dan Standar Deviasi Quran Digital dan Manual atau konvensional Siswa Motivasi Tinggi

Descriptive Statistics Dependent variable: kemampuan baca tulis al quran Siswa yang memiliki motivasi belajar Mean Std. Deviation N tinggi Digital 90,2606 2,75780 8 Manual 73,9575 ,57093 8 Total 82,1091 8,63592 16

Berdasarkan tabel di atas jika dibandingkan skor rata-rata hasil kemampuan baca tulis Al Quran kelompok yang memiliki motivasi tinggi lebih cocok belajar menggunakan pembelajaran modern dengan menggunakan teknologi Al Quran Digital dibandingkan belajar dengan pembelajaran konvensional yang hanya mengandalkan kompetensi guru semata. Temuan ini tentunya menambah referensi riset bahwa anak anak yang memiliki motivasi tinggi akan melesat prestasinya jika dibantu dengan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan mereka. Mereka lebih cepat tanggap mengoperasikan media dan cenderung memiliki insting untuk belajar secara mandiri. Adapun hasil uji hipotesis dapat dilihat dalam tabel berikut: 84

Tabel 4.24 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan BTA Siswa Motivasi Belajar Tinggi dengan Teknologi Quran Digital dan konvensional

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: KEMAMPUAN BACA TULIS AL QURAN

Source Type III Sum Df Mean F Sig. Partial Eta Noncent. Observed of Squares Square Squared Parameter Powerb

Corrected 1063,168a 1 1063,168 268,08 ,000 ,950 268,089 1,000 Model 9

107870,370 1 107870,3 27200, ,000 ,999 27200,707 1,000 Intercept 70 707 siswa_motiva 1063,168 1 1063,168 268,08 ,000 ,950 268,089 1,000

si_tinggi 9

Error 55,520 14 3,966

Total 108989,058 16

Corrected 1118,688 15 Total

Dengan demikian, mengacu pada data di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar memiliki pengaruh terhadap penggunaan teknologi pembelajaran yang digunakan selama proses belajar berlangsung, yang pada akhirnya berpengaruh pada kemampuan BTA siswa. Jika dilihat secara detail pada kelompok siswa motivasi tinggi sebanyak 8 siswa yang belajar Al Quran menggunakan teknologi Al Quran digital memiliki kemampuan BTA lebih tinggi dibandingkan dengan siswa motivasi tinggi sebanyak 8 siswa mengikuti pembelajaran Al Quran secara konvensional.

4. Hipotesis Ke Empat Perbedaan Kemampuan Baca Tulis Al Quran Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah Melalui Pendekatan Teknologi Quran Digital dan Manual atau konvensional.

Hasil perhitungan Anava dua jalur menunjukkan bahwa kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran Digital memiliki skor rata-rata sebesar 71.54 dengan simpangan baku 1.23. Sedangkan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang mengikuti pembelajaran Al Quran tanpa Quran Digital kognitif memiliki skor rata-rata sebesar 80.28 dengan simpangan baku 2.98 Adapun keterangan lengkapnya ada dalam tabel berikut: 85

Tabel 4.25 Hasil Mean dan Standar Deviasi Quran Digital dan Manual atau konvensional Siswa Motivasi Rendah

Descriptive Statistics Dependent Variable: Kemampuan Baca Tulis Al Quran Siswa yang memiliki motivasi Mean Std. Deviation N belajar rendah Digital motivasi rendah 71,5438 1,23590 8 Manual motivasi rendah 80,2800 2,98232 8 Total 75,9119 5,02155 16

Berdasarkan tabel di atas jika dibandingkan skor rata-rata hasil kemampuan baca tulis Al Quran kelompok yang memiliki motivasi rendah lebih cocok belajar menggunakan pembelajaran konvensional dibandingkan belajar menggunakan teknologi Al Quran Digital. Temuan ini tentunya menambah referensi riset bahwa tidak semua siswa cocok dengan sesuatu hal yang modern dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Adapun hasil uji hipotesis dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4. 26 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan BTA Siswa Motivasi Belajar Rendah dengan Pendekatan Teknologi Quran Digital dan Konvensional

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Kemampuan Baca Tulis Al Quran Source Type III Sum of df Mean F Sig. Squares Square Corrected 305,288a 1 305,288 58,587 ,000 Model 92201,804 1 92201,804 17694, ,000 Intercept 200 Siswa_motiva 305,288 1 305,288 58,587 ,000 si_rendah Error 72,952 14 5,211 Total 92580,044 16 Corrected 378,240 15 Total a. R Squared = ,807 (Adjusted R Squared = ,793)

86

Dengan demikian, mengacu pada data sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar memiliki pengaruh terhadap kemampuan BTA siswa. Meskipun secara keseluruhan siswa yang belajar menggunakan Al Quran digital memiliki hasil lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar Al Quran secara konvensional, namun jika dilihat secara detail pada kelompok siswa motivasi rendah sebanyak 8 siswa yang belajar Al Quran secara konvensional memiliki kemampuan BTA lebih tinggi dibandingkan dengan siswa motivasi rendah sebanyak 8 siswa mengikuti pembelajaran Al Quran menggunakan teknologi Al Quran digital.

5. Hipotesis Ke Lima Interaksi antara Teknologi Quran Digital dan Motivasi Belajar terhadap Kemampuan Baca Tulis Al Quran Siswa.

Hasil analisis data dengan menggunakan Anava dua jalur seperti yang tertera pada tabel 4.27 interaksi antara teknologi Quran digital dan motivasi belajar terhadap kemampuan baca tulis Al Quran menunjukkan bahwa nilai sig = 0.000, sedangkan nilai signifikansi α = 0,05, ini berarti nilaiSig

Tabel 4.27 Hasil Uji Hipotesis Interaksi antara Teknologi dengan Motivasi Belajar

tests of between-subjects effects dependent variable: kemampuan baca tulis al quran Source type iii sum of df mean F sig. squares square corrected model 1675,697a 3 558,566 121,737 ,000 Intercept 199764,934 1 199764,934 43538,046 ,000 teknologi_pembelajaran 114,515 1 114,515 24,958 ,000 motivasi_belajar 307,241 1 307,241 66,962 ,000 teknologi_pembelajaran 1253,941 1 1253,941 273,292 ,000 * motivasi_belajar Error 128,472 28 4,588 Total 201569,102 32 corrected total 1804,169 31

87

Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi yang signifikan antara teknologi Quran digital dan motivasi belajar terhadap kemampuan baca tulis Al Quran siswa. Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua siswa cocok dengan teknologi Al Quran Digital, juga sebaliknya tidak semua siswa nyaman dengan pembelajaran konvensional. Khusus bagi siswa yang memiliki motivasi tinggi, mereka lebih cepat melesat jika belajar menggunakan IT, belajar Al Quran dengan menggunakan teknologi pembelajaran Al Quran Digital. Siswa yang memiliki motivasi rendah lebih nyaman belajar dengan pembelajaran konvensional yang hanya menggunakan mushaf Al Quran, karena pembelajaran menjadi mudah dan cepat dicerna jika berlangsung tanpa harus menguasai sebuah alat baru. Fenomena interaksi ini membuat diadakannya uji lanjut dengan menggunakan Uji Tukey. Adapun hasil outputnya sebagai berikut:

Tabel 4.28 Uji Tukey

Kemampuan Baca Tulis Al Quran Tukey HSDa,b Teknologi dan motivasi belajar N Subset 1 2 3

Digital motivasi rendah 8 71,5438 Manual motivasi tinggi 8 73,9575 Manual motivasi rendah 8 80,2800 Digital motivasi tinggi 8 90,2606 Sig. ,134 1,000 1,000

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,000. b. Alpha = ,05.

Hasil perhitungan uji Tukey di atas menunjukkan bahwa siswa yang belajar menggunakan cara manual atau tanpa Al Quran digital bagi kelompok yang memiliki motivasi belajar rendah menujukkan angka Subset sebesar 80.28 sedangkan siswa yang belajar menggunakan Quran digital bagi kelompok yang memilki motivasi rendah menunjukkan angka Subset sebesar 71.54. Dengan demikian pembelajaran manual siswa bermotivasi rendah 80.28. lebih tingi dibandingkan pembelajaran digital siswa bermotivasi rendah 71.54. Bagi kelompok siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan pendekatan teknologi Al- Quran memiliki angka sebesar 90.26 sedangkan siswa yang belajar dengan pendekatan pembelajaran secara manual motivasi tinggi memiliki angka sebesar 73.95. Dengan demikian pembelajaran dengan Quran digital siswa bermotivasi tinggi sebesar 90.26>73.95 untuk pembelajaran secara manual siswa bermotivasi tinggi. 88

Hasil perhitungan uji Tukey ini sekaligus memberikan kesimpulan bahwa kemampuan baca tulis Al Quran dari kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang mengikuti pembelajaran Al Quran melalui pendekatan pembelajaran Al Quran secara manual tanpa Teknologi Quran Digital lebih tinggi daripada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran melalui pendekatan teknologi Quran Digital. Kemampuan baca tulis Al Quran dari kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang melalui pembelajaran dengan Al Quran digital lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran secara manual siswa bermotivasi rendah.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil rangkaian penelitian yang dilakukan peneliti ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan kemampuan baca tulis Al Quran antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan Teknologi Quran Digital dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan model Konvensional atau manual mengandalkan metode ceramah. Penggunaan pendekatan Quran Digital dan model Konvensional ternyata memberikan kemampuan baca tulis Al Quran yang berbeda pula.

1. Temuan Deskriptif a. Pembelajaran Al Quran dengan teknologi Al Quran Digital

Gambar 4.7 Suasana belajar menggunakan Al Quran Digital

Berdasarkan pengamatan selama penelitian yang berlangsung selama 12 kali tatap muka pada kelas yang menggunakan treatment teknologi Al Quran digital, diperoleh temuan bahwa siswa mengikuti pembelajaran dengan senang dan gembira serta fokus dalam belajar Al Quran. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dapat melesat mendapatkan nilai yang tertinggi setelah mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan Al Quran Digital. Siswa 89

terangsang kognitif dan psikomotoriknya untuk dapat belajar Al Quran secara maskimal. Bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah pun demikian walaupun hasilnya tidak begitu signifikan melesat seperti anak yang memiliki motivasi tinggi, namun secara keseluruhan prestasi belajar siswa yang menggunakan Al Quran digital lebih tinggi dibandingkan mereka yang menggunakan media konvensional. Sebagaimana halnya media pada umumnya, kelebihan penggunaan Al Quran digital diiringi dengan beberapa kekurangan diantaranya penggunaan listrik yang memakan biaya besar, hanya bisa dipraktikan di sekolah yang memiliki faasilitas lengkap atau di rumah siswa yang memiliki sarana komputer atau laptop yang lengkap. Oleh karenanya tidak semua golongan dalam hal ini siswa dapat merefleksikannya dengan mudah. Selain itu, penggunaan komputer secara berlebihan dapat menyebabkan sakit mata, nyeri pada persendian dan peregangan otot.

b. Pembelajaran Al Quran secara Konvensional

Gambar 4.8 Suasana Belajar Al Quran secara Konvensional

Kegiatan belajar mengajar baik di kelas eksperimen yakni kelas yang belajar Al Quran dengan teknologi Al Quran digital maupun kelas kontrol yakni kelas yang belajar Al Quran secara konvensional dilaksanakan dalam kurun waktu yang sama yakni seminggu 2 kali tatap muka, 4 jam pelajaran dan dilaksanakan pada objek yang sama yakni kelas IX SMPN semester genap tahun Ajaran 2015/2016.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada kelas yang belajar Al Quran secara konvensional, nampak pembelajaran Al Quran berlangsung secara tradisional. Guru memulai pelajaran Al Quran sesuai dengan materi pelajaran yang sesuai dengan silabus. Guru mencontohkan cara membaca Al Quran 90

kemudian siswa membaca secara seksama. Setelah itu, siswa membaca satu persatu maju ke depan untuk mempraktikan membaca Al Quran. Guru melanjutkan pelajaran dengan menulis teks ayat Al Quran di papan tulis lengkap dengan terjemahnya. Siswa diminta untuk menulis teks ayat tersebut di buku tulis. Pembelajaran berlangsung satu arah dan monoton terpusat hanya pada guru sebagai satu satunya sumber belajar. Kegiatan ini dilakukan selama 12 kali pertemuan selama penelitian.

Pembelajaran Al Quran secara konvensional meskipun terlihat kuno dan terkesan mengandalkan metode ceramah memiliki berbagai kelebihan. Diantaranya siswa fokus terhadap penjelasan guru, para siswa menggunakan pendengaranya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat, guru tidak perlu menyiapkan bahan belajar sehingga pembelajaran berlangsung efisien waktu dan hemat biaya. Disamping itu, belajar Al Quran langsung dengan guru sebagi mursyid Al Quran membuat mereka ta’zhim dan hormat terhadap guru nya, karena sentuhan langsung sang guru dalam mempelajari Al Quran.

Pembelajaran Al Quran secara konvensional merupakan model pembelajaran yang paling pertama digunakan sejak awal dikenal pembelajaran sampai saat ini. Tentunya diantara kelebihan dari pembelajaran konvensional yang awet dan tahan lama ini terdapat berbagai kekurangan. Pembelajaran berlangsung hanya satu arah dari guru ke murid tanpa ada timbal balik antara keduanya. Model pembelajaran ini bergantung pada kompetensi yang dimiliki guru. Tidak semua siswa bisa menangkap pengetahuan yang disampaikan guru secara seimbang, ada siswa yang menangkap pembelajaran secara sempurna, namun tidak sedikit yang bisa menyerap pelajaran seadanya.

c. Motivasi belajar

Kegiatan yang saat ini banyak digelar dalam ruang lingkup kelas besar diantaranya adalah “Motivasi Diri”, apapun bentuknya mulai dari seminar talkshow, acara ini selalu diminati banyak orang. Salah satu sebabnya adalah mereka membutuhkan semangat, dorongan dan kepercayaan diri walaupun hanya sekedar kata, perhatian dan saran. Demikian halnya dengan siswa di sekolah. Guru merupakan motivator ulung di kelas, tugasnya bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran, memberikan tugas dan ulangan semata, namun guru harus bisa membuat anak percaya diri, menemukan bakatnya dan bisa meraih prestasi yang gemilang. Siswa sebagaimana halnya manusia, banyak dihadapkan oleh banyak permasalahan baik di rumah dengan orang tuanya, dengan adiknya atau dengan teman sebayanya. Jika kita lihat, lebih banyak waktu yang mereka habiskan di luar sekolah dibanding waktu belajar di sekolah, maka tidak heran jika mereka pergi sekolah tidak hanya membawa beban buku dan alat tulis ke sekolah melainkan beban problematika kehidupan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis di sekolah terbukti 91

bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung ceria, bersemangat, selalu melakukan inovasi dalam belajar, tidak puas dengan jawaban guru, belajar mandiri tanpa harus ada yang memerintahkan si anak untuk belajar. Sementara siswa yang memiliki motivasi belajar rendah cenderung tidak suka belajar, tidak pernah mengulang pelajaran sekolah, serta tidak fokus belajar. Oleh karenanya peran guru diharapkan dapat mendongkrak semangat belajar siswa, guna menciptakan pembelajaran yang efektif dan nyaman bagi mereka.

d. Kemampuan baca tulis Al Quran

Diantara indikator kemampuan berbahasa asing yang baik adalah siswa mampu membaca dan menulis bahasa tersebut dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku. Data Kemenag sebagaimana disingung pada “Pendahuluan” menunjukan bahwa kualitas kemampuan baca tulis Al Quran terus merosot tiap tahunnya. Data ini diperkuat dengan kondisi riil di lapangan pada sekolah-sekolah negeri yang mayoritasnya muslim hanya sedikit sekolah negeri yang mau mencantumkan pelajaran Al Quran sebagai salah satu bidang studi di sekolah tersebut. Keterpurukan ini merupakan tanggung jawab semua pihak, termasuk guru Agama di sekolah. Hendaknya guru memberikan nuansa baru dalam belajar Al Quran di kelas, agar siswa tertarik untuk belajar lebih jauh, ketika minat itu timbul mungkin tidak hanya sampai pada tahap baca tulis melainkan sampai pada tahap penguasaan dan pemahamaan Al Quran. Berdasarkan pengamatan penulis, anak anak lebih senang dan antusias jika diajar dengan media yang sesuai dengan perkembangan zaman mereka, kesulitan apapun jika mereka senang dengan pelajaran yang berlangsung akan merangsang insting mereka untuk berfikir keras dan belajar mandiri tanpa harus diberi arahan.

2. Temuan Kuantitatif

Tabel 4.29 Rekapitulasi temuan kuantitatif selama penelitian

Nilai Nilai Digital Manual No Kelas Motivasi Motivasi Motivasi Motivasi tinggi Rendah tinggi tinggi 1 94,25 70,6 94,25 74,45 2 93,25 72,95 93,25 74,45 3 92,65 71,35 92,65 74,45 4 kelas 89,45 73,85 89,45 72,87 5 eksperimen 87,8 70,45 87,8 73,87 6 86,8 70,45 86,8 73,55 7 89,45 71,35 89,45 73,7 8 88,43 71,35 88,435 74,32 92

Nilai Nilai Digital Manual No Kelas Motivasi Motivasi Motivasi Motivasi Tinggi Rendah Rendah Rendah 1 74,45 84,435 70,6 84,435 2 74,45 79,435 72,95 79,435 3 74,45 84,435 71,35 84,435 4 kelas 72,87 81,935 73,85 81,935 5 Kontrol 73,87 77,7 70,45 77,7 6 73,55 77,7 70,45 77,7 7 73,7 77,05 71,35 77,05 8 74,32 79,55 71,35 79,55 a. Pengaruh Teknologi Al Quran Digital Terhadap Kemampuan Baca Tulis Al Quran

Pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan baca tulis Al Quran kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran Digital adalah 80.61dengan simpangan baku sebesar 6.92, lebih tinggi daripada skor rata-rata kemampuan baca tulis Al Quran dari kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan tanpa teknologi Quran Digital dengan skor rata ratanya 76.60 dan simpangan baku 2.75.

Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa secara keseluruhan penggunaan pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran digital lebih baik dari pada pembelajaran Al Quran dengan tanpa pendekatan teknologi Quran digital.

Pengujian hipotesis ketiga membuat temuan kuantitatif dalam penelitian ini menjadi spesifik. Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran Digital memiliki skor rata-rata sebesar 90.26 dengan simpangan baku 2.57. Sedangkan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran Al Quran tanpa Quran Digital kognitif memiliki skor rata-rata sebesar 73.95 dengan simpangan baku 0.57.

Pengujian hipotesis ke-empat tidak kalah menarik, kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran Digital memiliki skor rata-rata sebesar 71.54 dengan simpangan baku 1.23. Sedangkan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang mengikuti pembelajaran Al Quran tanpa Quran Digital kognitif memiliki skor rata-rata sebesar 80.28 dengan simpangan baku 2.98. 93

Berdasarkan dua hipotesis di atas dapat ditarik sebuah temuan bahwa secara spesifik kelompok siswa yang memiliki motivasi rendah lebih tertarik pada pembelajaran Al Quran secara manual terbukti nilai akhir mereka lebih besar dibandingkan dengan kelompok siswa bernotivasi rendah yang melalui pembelajran Al Quran dengan teknologi digital. Sementara pada kelompok siswa yang memiliki motivasi tinggi mereka lebih gemar belajar menggunakan teknologi Al Quran digital, terbukti nilai akhir mereka lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok siswa bermotivasi tinggi yang melalui pembelajaran Al Quran secara manual atau konvensional.

Hasil ini bermakna bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan baca tulis Al Quran siswa dapat dilakukan melalui pemilihan teknologi pembelajaran yang tepat. Sebagai contoh untuk mengurangi kesalahan baca Tulis Al Quran siswa dapat dengan melakukan pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran digital. Dalam hal ini siswa dituntut untuk belajar dan menemukan sendiri serta berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk menemukan dan memecahkan permasalahan yang disajikan guru. Dalam proses pembelajaran ini, siswa juga dapat menggali potensi dirinya dalam upaya membangun konsep-konsep yang benar dari hasil penemuan dan kreativitasnya. b. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Kemampuan Baca Tulis Al Quran

Dari hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh data bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti pembelajaran Al Quran baik melalui pendekatan Quran Digital atau manual (kelompok B1) memiliki skor rata-rata 82.10 dengan simpangan baku 8.63. Bagi kelompok siswa dengan memiliki motivasi belajar rendah yang mengikuti pembelajaran Al Quran (kelompok B2) memperoleh skor rata-rata 75.91 dengan simpangan baku 5.02. Hasil perhitungan analisis varians untuk motivasi belajar menunjukkan bahwa nilai sig = 0.000, sedangkan nilai signifikansi α = 0,05, ini berarti nilaiSig

Hasil uji hipotesis yang ada menunjukkan makna bahwa motivasi belajar itu penting dan harus dipupuk sedini mungkin. Semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa, maka semakin tinggi kemampuan baca tulis Al Quran siswa. Motivasi belajar dibutuhkan oleh siswa, secara keseluruhan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah cenderung memiliki kemampuan lebih rendah dibanding siswa yang memiliki motivasi rendah. 94

c. Interaksi Antara Teknologi Al Quran Digital dan Motivasi Belajar terhadap Kemampuan Baca Tulis Al Quran

Pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa dari baris interaksi pada ringkasan tabel Anava Dua Jalur diperoleh hasil antara teknologi Quran digital dan motivasi belajar terhadap kemampuan baca tulis Al Quran menunjukkan bahwa nilai sig = 0.000, sedangkan nilai signifikansi α = 0,05, ini berarti nilaiSig

Kemampuan baca tulis Al Quran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor internal yang turut mempengaruhi hasil kemampuan baca tulis Al Quran adalah tingkat motivasi belajar siswa. Tingkat motivasi belajar siswa merupakan latar belakang pemahaman konsep dasar yang dimiliki siswa. Perbedaan tingkat motivasi belajar yang dimiliki siswa tentunya akan berpengaruh terhadap kemampuan baca tulis Al Quran. Perbedaan ini juga memberikan hasil belajar Al Quran yang berbeda pula.

Motivasi belajar memiliki pengaruh terhadap penggunaan teknologi pembelajaran yang digunakan selama proses belajar berlangsung, yang pada akhirnya berpengaruh pada kemampuan BTA siswa. Jika dilihat secara detail pada kelompok siswa motivasi tinggi sebanyak 8 siswa yang belajar Al Quran menggunakan teknologi Al Quran digital memiliki kemampuan BTA lebih tinggi dibandingkan dengan siswa motivasi tinggi sebanyak 8 siswa mengikuti pembelajaran Al Quran secara konvensional.

Meskipun secara keseluruhan siswa yang belajar menggunakan Al Quran digital memiliki hasil lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar Al Quran secara konvensional, namun jika dilihat secara detail pada kelompok siswa motivasi rendah sebanyak 8 siswa yang belajar Al Quran secara konvensional memiliki kemampuan BTA lebih tinggi dibandingkan dengan siswa motivasi rendah sebanyak 8 siswa mengikuti pembelajaran Al Quran menggunakan teknologi Al Quran digital.

95

E. Keterbatasan penelitian

Pelaksanaan penelitian telah diupayakan untuk diawasi dan dikontrol agar hasilnya dapat diterima kebenarannya teruji secara klinis dan ilmiah sesuai dengan prosedur dan tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu telah dilakukan berbagai proses mulai dari populasi, penarikan sampel, penyusunan instrumen, uji coba instrumen, sampai dengan perlakuan terhadap masing-masing kelompok sampel. Namun upaya-upaya yang dilakukan tidak terlepas dari berbagai kekurangan dan kelemahan sebagai akibat dari keterbatasan penelitian yang ada. Keterbatasan penelitian merupakan faktor-faktor yang tidak dapat dihindari dan dikendalikan, terutama pada saat pelaksanaan perlakuan.

Adapun keterbatasan penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Keterbatasan waktu dalam penelitian antara bulan Februari sampai dengan bulan April 2016, sehingga mempengaruhi keputusan yang diperoleh peneliti untuk membuat kesimpulan. Disamping itu, penelitian ini hanya melibatkan satu sekolah saja yaitu pada SMP Negeri 185 pada siswa kelas IX. Oleh karena itu, hasil penemuan-penemuan pada penelitian ini hanya berlaku secara terbatas pada kelas IX, dan belum tentu memperoleh hasil yang sama apabila dilakukan penelitian di lain tempat. 2. Penelitian ini hanya mengontrol tingkat motivasi belajar siswa, sehinga tidak tertutup kemungkinan adanya pengaruh variabel-variabel yang lain seperti minat siswa, kreativitas siswa, soft skill dan lain lain. 3. Kelompok perlakuan berada pada kelas yang berbeda dan jadwal perlakuan disesuaikan dengan jadwal pelajaran di sekolah sehingga tidak tertutup kemungkinan antara kedua kelompok perlakuan tersebut terjadi saling komunikasi di luar jam pelajaran sehingga akan mempengaruhi kemampuan siswa. BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada pokok permasalahan, tujuan penelitian kemudian dihubungkan dengan metode penelitian akademis serta dikupas dalam analisis dan pembahasan penelitian, maka penulis menarik kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

Pertama, teknologi Al Quran Digital memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan Baca Tulis Al Quran. Secara deskriptif digambarkan, siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran melalui teknologi Al Quran Digital nampak lebih fokus dan serius dalam mengikuti pelajaran. Mereka tertarik dan gemar mengikuti proses belajar Al Quran. Selain itu, ilmu pengetahuan mengenai cara membaca Al Quran mereka dapatkan secara lengkap meliputi makharijul huruf dan tajwid langsung dari suara Imam Masjidil Haram melalui perangkat komputer. Tulisan yang bervariatif juga membuat mereka senang untuk menulis Al Quran pada lembar yang telah disediakan penulis. Kecenderungan nilai positif dari penggunaan teknologi Al Quran digital, diiringi dengan berbagai macam sisi negatif dari penggunaanya. Lawan dari pembelajaran Al Quran modern dengan teknologi Al Quran digital adalah Pembelajaran Al Quran konvensional.

Secara analisis kuantitatif, kemampuan baca tulis Al Quran siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran Digital memiliki skor rata rata 80.61 dengan simpangan baku 6.92 lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran Al Quran tanpa dengan pendekatan teknologi Quran Digital yang memiliki skor rata-rata 76.60 dengan simpangan baku 2.75. Data ini diperkuat hasil perhitungan analisis untuk teknologi pembelajaran menunjukkan bahwa nilai sig = 0.003, sedangkan nilai signifikansi α = 0,05, ini berarti nilaiSig

Pengujian hipotesis ketiga tidak kalah menarik, kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran Digital memiliki skor rata-rata sebesar 90.26 dengan simpangan baku 2.57. Sedangkan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran Al Quran tanpa Quran Digital kognitif memiliki skor rata-rata sebesar 73.95 dengan simpangan baku 0.57. Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa “Pembelajaran Al Quran dengan pendekatan Teknologi Quran Digital bagi siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi dirasakan sangat baik dan tepat. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi didorong dengan Quran Digital dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat

96 97 melakukan eksperimen yang dapat membuktikan kebenaran konsep tajwid yang dibangun dalam struktur kognitifnya.

Pengujian hipotesis ke-empat membuat temuan kuantitatif dalam penelitian ini menjadi unik dan spesifik. kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran Digital memiliki skor rata-rata sebesar 71.54 dengan simpangan baku 1.23. Sedangkan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang mengikuti pembelajaran Al Quran tanpa Quran Digital kognitif memiliki skor rata-rata sebesar 80.28 dengan simpangan baku 2.98. Bagi siswa yang memiliki motivasi rendah, mereka lebih nyaman belajar dengan manual dengan cara sederhana”. Hal ini disebabkan karena siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah yang belajar melalui pembelajaran Al Quran secara konvensional akan mudah belajar apabila pembelajaran Al Quran, mempercepat proses belajar tanpa ada penghalang menuju sumber aslinya, serta membuat mereka menggunakan daya fikirnya secara maksimal.

Secara deskriptif, pembelajaran Al Quran secara konvensional meskipun terlihat kuno dan terkesan mengandalkan metode ceramah memiliki berbagai kelebihan. Diantaranya siswa fokus terhadap penjelasan guru, para siswa menggunakan pendengaranya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat, guru tidak perlu menyiapkan bahan belajar sehingga pembelajaran berlangsung efisien waktu dan hemat biaya. Disamping itu, belajar Al Quran langsung dengan guru sebagi mursyid Al Quran membuat mereka ta’zhim dan hormat terhadap guru nya, karena sentuhan langsung sang guru dalam mempelajari Al Quran. Pembelajaran Al Quran secara konvensional merupakan model pembelajaran yang paling pertama digunakan sejak awal dikenal pembelajaran sampai saat ini. Tentunya diantara kelebihan dari pembelajaran konvensional yang awet dan tahan lama ini terdapat berbagai kekurangan. Pembelajaran berlangsung hanya satu arah dari guru ke murid tanpa ada timbal balik antara keduanya. Model pembelajaran ini bergantung pada kompetensi yang dimiliki guru. Tidak semua siswa bisa menangkap pengetahuan yang disampaikan guru secara seimbang, ada siswa yang menangkap pembelajaran secara sempurna, namun tidak sedikit yang bisa menyerap pelajaran seadanya.

Kedua, motivasi belajar Al Quran memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan baca tulis Al Quran. Secara deskriptif digambarkan, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran Al Quran, mereka juga giat dalam mencari sumber bahan ajar lain yang relevan dengan materi. Selain itu, siswa yang memiliki motivasi tinggi biasa belajar dengan atau tanpa diawasi baik oleh guru maupun orang tua karena mereka biasa mengulang pelajaran di sekolah sebelum pelajaran dimulai. Secara analaisis kuantitatif melalui data yang diperoleh dari angket motivasi belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran Digital (kelompok B1) memiliki skor rata-rata 75.91 dengan simpangan baku 5.02. Bagi kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran digital (kelompok B2) memperoleh skor rata-rata 82.10 dengan 98

simpangan baku 8.63. Ini menujukkan bahwa jika dibandingkan skor rata-rata kemampuan baca tulis Al Quran antara kelompok yang memiliki motivasi belajar rendah dengan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, nampak terlihat bahwa skor rata-rata yang diperoleh kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran Al Quran lebih tinggi dari kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, baik yang diajar juga dengan pendekatan teknologi Quran Digital maupun tanpa Quran digital. Hasil perhitungan analisis varians untuk kedua kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar menunjukkan bahwa nilai sig = 0.000, sedangkan nilai signifikansi α = 0,05, ini berarti nilaiSig

Ketiga, terdapat interaksi antara penggunaan pembelajaran Al Quran menggunakan Teknologi Quran Digital dengan tingkat motivasi belajar terhadap kemampuan baca tulis Al Quran siswa. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisis data yang menunjukkan bahwa nilai sig = 0.000, sedangkan nilai signifikansi α = 0,05, ini berarti nilai Sig< nilai α (0.000<0.05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran Al Quran dengan pendekatan yang berbeda pada tingkat motivasi belajar siswa yang berbeda dapat memberikan kemampuan baca tulis Al Quran yang berbeda pula.

B. Implikasi

Secara keseluruhan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran Al- Quran dengan pendekatan teknologi Quran Digital memberikan dampak pada kemampuan baca tulis Al Quran lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran Al Quran secara konvensional tanpa dengan pendekatan teknologi Quran Digital. Hasil penelitian ini akan memberikan implikasi yang strategis, terutama berkenaan dengan pengembangan program pembelajaran Al Quran di sekolah tingkat SMP. Secara operasional implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan teknologi pembelajaran ternyata berpengaruh terhadap pencapaian kemampuan baca tulis Al Quran dan pembelajaran Al Quran ternyata berinteraksi dengan tingkat motivasi belajar siswa. Ini terbukti bahwa bagi siswa pembelajaran dengan pendekatan teknologi Quran Digital lebih efektif dari pada pembelajaran dengan tanpa pendekatan teknologi Quran digital. Karena bagi siswa yang memiliki motivasi tinggi melalui teknologi pembelajaran Al Quran Digital siswa lebih cepat memahami konsep (kognitif) tajwid, makharijul huruf, dan siswa mampu menjawab berbagai bentuk pertanyaan dari guru mengenai baca tulis Al- Quran dengan sangat baik dan mampu mengaplikasikanya dalam keterampilan (psikomotorik). Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa pembelajaran Al Quran 99

dengan pendekatan teknologi Quran Digital perlu digunakan untuk siswa sehingga dengan dapat mengalami perkembangan dalam kemahiran baca tulis Al Quran. 2. Pembelajaran Al Quran hendaknya dirancang sedemikian rupa agar dapat mendongkrak semangat belajar siswa dan memotivasi mereka agar mencapai tujuan dan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran Al Quran serta kebutuhan siswa kelas IX SMP, sehingga dalam penyusunannya harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, diorganisasikan secara sistematik dan berkesinambungan dan mencakup hal-hal yang faktual dan esensial. 3. Penyediaan media dan sumber belajar yang dibutuhkan siswa sehingga pembelajaran Al Quran lebih menarik dan bersifat mutakhir sesuai dengan perkembangan zaman pembelajarnya dan dalam lingkup sekolah sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran.

C. Saran

Berdasarkan penemuan dari hasil penelitian maka penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk Guru a. Disarankan untuk dapat memilih teknologi pembelajaran ketika mengajar di kelas dengan tepat, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. b. Guru hendaknya berusaha meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan media pembelajaran yang adaptif dan berevolusi sesuai dengan perkembangan mengingat strategi ini belum pernah digunakan di SMP Negeri 185 Jakarta. c. Guru hendaknya berusaha meningkatkan kemampuannya khususnya dalam memahami psikologi peserta didik agar dapat memahami karakteristik siswa dan memotivasi agar mereka bisa melesat dan memperbaiki cara belajar dengan baik.

2. Untuk Sekolah

Dalam upaya mendukung terjadinya proses perubahan dalam pembelajaran dibutuhkan dukungan seluruh pihak di sekolah, diharapkan memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk melakukan berbagai upaya pembaharuan dalam pembelajaran Al Quran khususnya dalam mengadopsi pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran Digital menjadi alternatif teknologi pembelajaran Al Quran di sekolah. Selain itu, hendaknya pihak sekolah dapat memfasilitasi ruangan kelas dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada tingkat SMPN dengan pembelajaran berbasis IT.

100

3. Untuk Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Hendaknya pihak kampus memberikan kesempatan kepada mahasiswa calon guru di sekolah untuk membuat karya ilmiah berbasis riset dan teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman saat ini.

4. Untuk Penentu Kebijakan

Bagi penentu kebijakan baik ditingkat nasional maupun lokal disarankan untuk memberdayakan secara maksimal kemampuan guru sebagai fasilitator, dengan diberikannya pelatihan-pelatihan tentang menyusun teknologi pembelajaran. Pelatihan-pelatihan ini akan memberikan masukan dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas guru dalam proses mengajar di kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Cetak

Abdul Qodir, Muhammad. (1981 M/ 1401 H) Thuruqu Ta’limi At Tarbiyah Al Islamiyah. Kairo: Maktabah Al Nahdoh Al Mishriyyah.

Abdul wahab, Muhbib. (2008) Epistimologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta: UIN Press.

Abdulhak, Ishak, & Deni Darmawan. (2013) Teknologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Abdullah Abbas Nadwi. (1996) Learn The Language Of Holy Qur’an. Belajar Mudah Bahasa Al-Quran terj. Tim redaksi Mizan Bandung: Mizan.

Al Abrasy, Muhammad Athiyah & Abu Faith Al-Tanawy. (Tt.) Al Mujaz Fi Al Thuruq Al Tarbawiyah. Kairo: Maktabah Al Nahdhoh Al Mishriyah.

AECT. (1994) (Yusuf Hadi Miarso, terj.) Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Ahmad, Abu. (1412 H/1992 )Al Mukhtaru Min Ulumi Al Quran Al Karim. Al Azhar Islamic Research.

Alam Pitchard & John Woollard. (2010). Psycologhy for The Classroom. New York: Routledge.

Alam, Tombak. (1992) Metode Membaca dan Menulis Al-Qur’an. Jakarta: Rineka Cipta Ali Jum’ah, Imad (1425 H) Ahkamu At-Tilawah wa At-Tajwid Al-Muyassarah. Riyadh: Darul Nafais. Anas, Muhammad. (2014) Mengenal Metode Pembelajaran. Pasuruan: Pustaka Hulwa

Annuri, Ahmad. (2011) Panduan Tahsin Tilawwah Al-Quran dan Pembahasan ilmu tajwid. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Anwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. : Pustaka Pelajar.

Arifin, Gus & Suhendri Abu Faqih. (2010) Al Quran Sang Mahkota Cahaya. Jakarta: Elek Media Komputindo.

Arif, Armai. (2005) Reformasi Pendidikan Islam. Jakarta: Crsd Press. ______. (2002) Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.

Arikunto, Suharsimi & Safrudin. (2013). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Atabik, Ali & Ahmad Zuhdi. (1965) Al Ashry. Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum.

Asrori. Imam. (2004). Sintaksis Bahasa Arab. Malang: Misykat. 101 102

B.F Nel. (1974). Fundamental Orientation In Psychological Pedagigics. Grahamstown: University publishers PTY.

Buckhingham. (2013) Digital Media. In Lynne schrum . Teknologi Pendidikan bagi Para Pemimpin Sekolah (Frida dwiyanti terj.) Jakarta: Indeks.

Budiyanto, Muhammad. (1995) Prinsip-Prinsip Metodologi Buku Iqra. Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus AMM.

Cathy, D & David,T G. (2009) The Future Of Learning Institutions In A Digital Age. London, Cambridge: The Mit Press.

Clegg, Brian. (2006) Instant Motivation. (Harahap Zulkifli, Terj.), Jakarta: Erlangga.

Djiwandono, Sri Esti Wryani. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Donald A, Lucy CJ & Asghar R. (tt) Introduction To Research In Education (Arief Furchan, Terj.)Surabaya: Usaha Nasional. Drajat, Zakiah. (1995) Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Bumi Aksara

Eko Indrajit, Richardus. (2014) Peran Teknologi Informasi Pada Perguruan Tinggi, Kosep dan Strategi Inplementasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Emzir. (2013) Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo.

Fathi dziyab, Ahmad & Ahmad Hasan Muhammad. (2010) Mafahimu Wa Asalib Tadrisu At-Tarbiyah Al-Islamiyah. Al Jandaria.

Gall, Meredith D. (2007) Educational Research. Boston: Pearson.

Gani Irwan & Siti Amelia. (2015) Alat Analisis Data. Yogyakarta: Andi IKAPI.

Gulo W. (2002) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo

Haer, Talib. (2010) Panduan Praktis Menguasai Komputer. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Hakim, Thursan. (2005) Belajar Efektif. Jakarta: Niaga Sawdaya.

Hamid, Abdul dkk (2008) Media Pembelajaran bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press

Harsanto, Radno. (2007) Pengelolaan Kelas Yang Dinamis Yogyakarta: Kanisius

Hawadi, Reni Akbar. (2001) Psikologi Perkembagan Anak. Jakarta: Gramedia

Hidayatullah, Moch Syarif. (2012) Cakrawala Linguistik Arab. Tanggerang Selatan: Al-kitabah. 103

Humam, As’ad.(1990) Buku Iqra Klasikal.Yogyakarta: Balai LITBANG LPTQ Nasional Team Tadarus AMM.

Al Imam Muslim Al Hajjaj. (2008) Shahih Muslim. Lebanon: Dar Al Kotob Al Ilmiyah.

Iskandar, (2013) Metodologi Penelitian Pendidikan dan sosial. Ciputat: Referensi.

Iska, Zikri Neni. (2011) Perkembangan Peserta Didik Perspektif Psikologi. Jakarta: Kizi Brothers.

Jalaluddin & Abdullah Idi. (2012) Filsafat Pendidikan. Jakarta: Grafindo.

Jaramy, Ibrahim Muhammad. (2001) Mu’jam Ulum Al Quran. Damaskus: Darul Qolam.

Jelantik, Ketut. (2015). Menjadi Kepala Sekolah Yang Professional. Yogyakarta: Defublish

Jinshin, Yee. (2014) Digital World Hurt The Children (Adji Anisa., terj) Jakarta: Noura Books.

Kadir. (2015) Statistika Terapan: Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS. Jakarta: Rajawali Pers.

Kinoysan. (2008) Love Al Quran. Jakarta: PT Grasindo.

Omrod, Jeanne Ellis. (2009). Educational Psycology Developing Learners. Jakarta: Erlangga.

Ma’luf, Luwis. (1952) Al Munjid. Beirut: Al Katsulikiyyah.

Manis, Hoeda. (2010) Learning is Easy. Jakarta: Gramedia.

Masna, Moh & Raswan. (2015) Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta: UIN Press.

Miarso, Yusufhadi (2005) Menyemai Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Mudjito, (2001) Pembinaan Minat Baca. Jakarta : Universitas Terbuka.

Muhaemin, (2008) Al Quran dan Hadis. Jakarta: Grafindo

Muhammad Al Hanafi. (1999 ) Hasyiatu Muhyi Al Din Syaikh Zadah. Libanon Beirut: Daar Al-Kutub Al Ilmiyah.

Murwani. (2012) Statistika Terapan. Jakarta: Uhamka.

Nasution, S (1994) Teknologi Pendidikan. Jakarta: bumi aksara.

Nata, Abudin. (2009) Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: kencana.

Nizham, Abu (2008) Buku Pintar Al Quran. Jakarta; Qultum Media.

Najar, Philip (1969). without teacher. Beirut: Dar Al Ilm Lilmalayin. 104

Punaji, S. (2010) Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta: Kencana.

Purwanto, Ngalim (1985) Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya.

Raid, Gavin. (2009) Memotivasi siswa di dalam kelas. Jakarta: Indeks.

Rahibi Abdu Al Rahman. (tt) Al Qoshru wa Al Aswaru.Libanon Beirut: Dar Al Faros.

Rasyad, Aminuddin. (2006) Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Reksoatmoji, Tedjo. (2007) Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Rusman. (2013) Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Salma, Dewi & Siregar, Eveline. (2007) Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: kencana.

Sapta. (2006) “Puasa di zaman digital”. dalam Majalah Tempo edisi 25 September – 1 Oktober 2006.

Sardiman. (2012) Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta. Rajawali pres.

Sharon E.S Deborah L James D.R. (2011) Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar. terj. )Jakarta: kencana.

Shihab, Quraish. (1997) Wawasan Al-Qur’an. Bandung : Mizan.

______(1998) Mukjizat Al Quran. Bandung: Mizan.

______(2002) Tafsir Al Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.

Soyomukti, Nurani. (2010) Teori-teori Pendidikan. Jogjakarta: Ar Ruz Media

Suardi, Moh. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Depublish.

Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuantitif, kualitatif dan R & D. Bandung; Alfabeta.

Sumardi S. (1984) Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Supardi (2004) Perbandingan Metode Membaca Al Quran Bagi Pebelajar Pemula Di TKA/TPQ Kelurahan Bareng Malang dalam Jurnal Penelitan Keislaman 1/12/2004.

Sunarto (2013) Pengantar statistika untuk Penelitian Pendidikan, sosial, ekonomi, komunikasi, komunikasi dan bisnis. Bandung: Alfabeta.

Susilana, Rudi & Cepi Riyana. (2009) Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Syarifuddin, Ahmad. (2008) Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al Quran. Depok: Gema Insani. 105

Tanner, Howard & Sonia Jones. (2006) Assesment: A Practical Guide For Secondary Teachers. London: Continuum International Publishing Grup.

Taringan, Henry Guntur. (2008) Membaca Sebagi Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: Angkasa. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. (2007) Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT Imtima.

Al Tirmidzi, Abu Isa Muhammad. (1999) Jami’ Al Tirmidzi. Ar Riyadh: Dar Al Salam.

Umar, Abu Hafash. (1918) Al-Lubab Fi Ulumi Al Kitab. Beirut: Dar Al Kitab

Uno, Hamzah. (2008) Teori Motivasi dan Pengukurannnya. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Basyirudin. (2002) Metdologi Pembelajaran Agma Islam. Jakarta: Ciputat Press.

Van Denfeer. (1988) Ilmu Al Qur’an dan Pengenalan Dasar Jakarta: Rajawali

Vaizey, John. (1982) Pendidikan di Dunia Modern. Jakarta: Gunung Agung.

Wafi, Ali Abdul Wahid. (1947) Nasy’ah Al-Lughah Inda Al-Insan Wa Al-Thifl. Kairo: Dar El-Fikr El Arabi.

Warsita, Bambang. (2008) Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Wilis, Daher Ratna. (2011) Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Yunus, Mahmud. (1975) Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Arab. Jakarta: Hidakarya Agung.

Al Za’balawi (2007). Tarbiyatul Muraahiq Bainal Islam wa Ilmin Nafs (Abdul hayyie, dkk., terj.). Depok: Gema Insani

Sumber Online

Arif. (2014) Al Quran digital, Teknologi yang Memudahkan Belajar Al Quran “ Melalui http://qurandigital.com/home diakses pada 12 Desember 2015 pukul 14.00 WIB. Chau, Clement L (2014) melalui penelitian yang berjudul “Positive Technological Development for Young Children in the Context of Children’s Mobile Apps” melalui: http://pqdtopen.proquest.com/pubnum/3624692 diakses pada 16 Maret 2015 pukul 14.30 WIB)

Cederholm, Annete (2010) melalui Disertasi yang berjudul “The Use Of Technology In Developmental Education” University of Alabama. melalui: http://pqdtopen.proquest.com/pubnum/3439803.html diakses pada 16 Maret 2015 pukul 14.40 WIB )

106

Faiqotul, Irliana H. (2011) dengan Tesis yang berjudul “Penerapan Metode Iqro’ Pada Pembelajaran Calistung (Studi Kasus Kelompok Belajar Merpati di Dusun Wonosari Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember). Melalui http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/11436 diakses pada 10 Januari 2016)

Maslow (2013) Maslow’s Hierarcy of needs: Motivation Theory. 22 November 2013. Diunduh 3 Mei 2015 puku 21:55 WIB dari http://studyob.com/maslow-hierarcy- of-needs

Nur Aminah, Andi (2015)” Hati-Hati Pada Al Quran Digital”.

http://republika.co.id/berita/koran/khazanahkoran/15/08/25/ntmx8a27hatihatipada- alquran-digital diakses pada 12 Desember 2015 pukul 14.20 WIB.

Prensky, M. (2001). Digital Native, digital Immigran. On The Horizon ( MCB University Press, Vol. 9. No.5 October 2001). Diunduh 9 April 2015 pukul 14.10 WIB melalui http://www.marcprensky.com/writing/prensky/digitalnativesdigitalimmigrants/part 1.pdf

Retno, Tri (2010) melalui Tesis yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran VCD dan Media Cetak terhadap prestasi belajar Biologi ditinjau dari Motivasi Belajar pada siswa SMP”. melalui http://dglib.unc.ac.id/dokumen/detail20934/ diakses pada 16 April 2015 pukul 12.00 WIB.

LAMPIRAN

107

LAMPIRAN 1

108

109

LAMPIRAN 2 Kisi Kisi Soal Materi Baca Tulis Al Quran Item Soal No Aspek Indikator No Jumlah Membaca surah - siswa dapat membedakan Al-Quran bunyi huruf hijaiyah dengan 9,10, 2 a) Makharijul benar huruf 1 - siswa dapat membaca ayat Al Quran sesuai dengan ilmu 1,2,3,4 tajwid. 8 ,5,6,7,8 b) Ilmu tajwid - Siswa menguasai ilmu dasar tajwid dasar - Siswa dapat menulis ayat 11,12, dengan baik dan benar sesuai 3 Menulis surah 13, 2 dengan kaidah Al Quran Al Quran - Siswa dapat menyusun ayat 14, 29, 4 dalam Al Quran dengan tepat. 30, 31 - Siswa dapat menyebutkan 15,16, bunyi ayat surah Al Quran 4 17,18, dengan benar Menghafal ayat 3 - Siswa dapat mengetahui Al Quran informasi mengenai jumlah 19, 27, 3 ayat, nomor surat dan 28 golongan surah Al Quran -Siswa dapat menyebutkan 20,21, arti ayat dalam surah Al 3 22, Quran - Siswa dapat menyebutkan Mengetahui makna yang tersirat dalam 24,25, terjemah makna 3 4 ayat yang terkandung dalam 26 yang terkandung surah Al Quran Ayat Al Quran - Siswa dapat menyebutkan hikmah dan implementasi 23 1 surah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah Total 31 Soal Valid

110

Kisi Kisi Angket Motivasi belajar Al Quran

No. Item Jumlah No Aspek Indikator Positif Negatif Intrinsik - Suka terhadap 8, 18, 5 a) Perasaan pelajaran Baca Tulis 22, 24, suka Al Quran. 25.. - Suka membaca Al 3 b) Hasrat 27, 29 28 Quran. - Keinginan siswa 2 untuk membaca, menghafal dan 11, 30

menterjemah Al Quran 1 - Kemauan siswa 8 c) Kecerdasa 3, 7, 4, 5, 13, memperoleh nilai n 15, 23 17 baik - Kesadaran siswa 5 26, 19, untuk belajar Al 1, 14 22 Quran - Kesadaran siswa 3 d)Kemandiri 16, 20, untuk mendalami Al an 21 Quran - Kesadaran siswa 3 7, 10, untuk tidak 21 mencontek 3 - Dorongan untuk 2 a) Ekstrinsik 12, 26 9 berprestasi

30 Jumlah Total

Angket

111

LAMPIRAN 3 Tes Pengetahuan Baca-Tulis Al-Quran Nama : ...... Kelas : ...... Pelajaran : Baca Tulis Al Quran PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah bismillah sebelum mengerjakan soal 2. Tulis nama dan kelas pada kolom yang telah disediakan 3. Kerjakan soal yang menurut anda paling mudah 4. Isilah soal ini dengan jujur dan objektif 5. Bacalah hamdalah setelah selesai mengerjakan soal

Beri tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, d, dan e, pada lembar jawaban 1. Apa yang dimaksud dengan izhar…. a. Jelas b. Samar c. Dengung d. Melebur 2. Apa yang dimaksud dengan ikhfa…. a. Jelas b. Samar c. Dengung d.Melebur 3. Apa yang dimaksud dengan iqlab…. a. Jelas b. Samar c. Membalikan d. Melebur 4. Apa yang dimaksud dengan idghom…. a. Jelas b. Samar c. Dengung d. Melebur 5. Sebutkan hukum bacaan ayat berikut…. هُدًي ّلِلْوُّتَقِييَ

a. Izhar b.Ikhfa c. Iklab d. Idgom

6. Sebutkan hukum bacaan ayat berikut …. يٌُفِقُىىَ

a. Izhar b.Ikhfa c. Iklab d. Idgom

112

7. Sebutkan hukum bacaan ayat berikut….

هُنُ اّلْوُفْلِحُىىَ

a. Mad iwadh b. Mad wajib c. Mad jaiz d.Mad aridh 8. Sebutkan hukum bacaan ayat berikut…. أُوّْلَـئِك

a. Mad iwadh b. Mad wajib c. Mad jaiz d. Mad aridh 9. Bagaimana cara membaca ayat berikut….

غِشَبوَحٌ وَّلَهُنْ غِشَبوَحٌ a.Gisyawatun walahum b. Gisyawatuw walahum c. Gisawatun walahum d. Gisawatuw walahum 10. Bagaimana cara membaca ayat berikut…. هِي زَثِهِنْ

a.min robbihhim b. min robahum c.mir robbihim d.man robbihim 11. Bagaimana penulisan ayat yang benar di bawah ini…. اّلَرِييَ يُىهٌُِىىَ.b اّلَرٌِ يُؤْهٌُِىىَ.a اّلَرِييَ يُؤْهٌُِىا.d اّلَرِييَ يُؤْهٌُِىىَ.c

12. Bagaimana penulisan ayat yang benar di bawah ini…. زَذَقٌَْبهُنْ يٌُفِقُىىَ.b زَشَكٌَْبهُنْ يٌُفِقُىىَ.a زَشَقٌَْبهُنْ يٌُفِقُىىَ.d زَظَقٌَْبهُنْ يٌُفِقُىىَ.c

13. Bagaimana tulisan ayat yang benar di bawah ini…. وَثِبآلحِسَحِ هُنْ .b وَثِبآلخِسَحِ هُنْ .a وَثِبآلجِسَحِ هُنْ .d وَثِبآلهسَحِ هُنْ .c

113

14. Bagaimana susunan urutan surat dibawah ini yang benar….

1-- ذَّلِكَ اّلْكِّتَبةُ الَ زَيْتَ فِيهِ هُدًي ّلِلْوُّتَقِييَ 2-- واّلَرِييَ يُؤْهٌُِىىَ ثِوَبأًُصِلَ إِّلَيْكَ وَهَب أًُصِلَ هِي قَجْلِكَوَثِبآلخِسَحِ هُنْ يُىقٌُِىىَ 3- اّلَرِييَ يُؤْهٌُِىىَ ثِبّلْغَيْتِوَيُقِيوُىىَ اّلّصَالحَ وَهِوَب زَشَقٌَْبهُنْ يٌُفِقُىىَ

4- اّلن

a. 1-2-3-4 b. 4-3-2-1 c. 4-1-3-2 d. 1-3-2-4

15. Sebutkan bunyi ayat ke3 dalam surat Al Baqarah….

ذَّلِكَاّلْكِّتَبةُ الَ زَيْتَ فِيهِ هُدًي ّلِلْوُّتَقِييَ.a

اّلَرِييَ يُؤْهٌُِىىَ ثِبّلْغَيْتِوَيُقِيوُىىَ اّلّصَالحَ وَهِوَب زَشَقٌَْبهُنْ يٌُفِقُىىَ.b

أُوّْلَـئِكَ عَلًَ هُدًي هِيزَثِهِنْ وَأُوّْلَـئِكَ هُنُ اّلْوُفْلِحُىىَ.c

واّلَرِييَ يُؤْهٌُِىىَ ثِوَبأًُصِلَ إِّلَيْكَوَهَب أًُصِلَ هِي قَجْلِكَ وَثِبآلخِسَحِ هُنْ .d يُىقٌُِىىَ

16. Sebutkan bunyi ayat ke5 dalam surat Al Baqarah….

ذَّلِكَاّلْكِّتَبةُ الَ زَيْتَ فِيهِ هُدًي ّلِلْوُّتَقِييَ.a

اّلَرِييَ يُؤْهٌُِىىَ ثِبّلْغَيْتِوَيُقِيوُىىَ اّلّصَالحَ وَهِوَب زَشَقٌَْبهُنْ يٌُفِقُىىَ.b

أُوّْلَـئِكَ عَلًَ هُدًي هِيزَثِهِنْ وَأُوّْلَـئِكَ هُنُ اّلْوُفْلِحُىىَ.c

واّلَرِييَيُؤْهٌُِىىَ ثِوَب أًُصِلَ إِّلَيْ كَوَهَب أًُصِلَ هِي قَجْلِكَ وَثِبآلخِسَحِ هُنْ .d يُىقٌُِىىَ

114

17. Sebutkan bunyi ayat ke2 dalam surat Al Baqarah….

ذَّلِكَاّلْكِّتَبةُ الَ زَيْتَ فِيهِ هُدًي ّلِلْوُّتَقِييَ.a

اّلَرِييَ يُؤْهٌُِىىَ ثِبّلْغَيْتِوَيُقِيوُىىَ اّلّصَالحَ وَهِوَب زَشَقٌَْبهُنْ يٌُفِقُىىَ.b

أُوّْلَـئِكَ عَلًَ هُدًي هِيزَثِهِنْ وَأُوّْلَـئِكَ هُنُ اّلْوُفْلِحُىىَ.c

واّلَرِييَ يُؤْهٌُِىىَ ثِوَبأًُصِلَ إِّلَيْكَ وَهَب أًُصِلَ هِي قَجْلِكَ وَثِبآلخِسَحِ هُنْ .d

يُىقٌُِىىَ

18. Sebutkan nama surat yang ke 2 dalam Al Quran…. a. Ali Imran b. An Nisa c. Al Hujurat d. Al Baqarah

19. Ada berapa jumlah ayat dalam surat Al Baqarah…. a. 267 ayat b. 266 ayat`` c. 286 ayat d. 296 ayat

20. Apa arti dari nama surat Al Baqarah …. a. Pembukaan b. Sapi betina c. Sapi jantan d. hewan ternak

21. Apa arti ayat kedua dalam surat Al Baqarah…. a. Kitab ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. b. Mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat. c. Mereka yang beriman kepada (al-Quran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau d. Menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka, 22. Apa arti surat Al Baqarah ayat kelima…. a. Kitab ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. b. Mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, menginfakkan sebagian rezeki.

115

c. Mereka yang beriman kepada (al-Quran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau. d. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhan-nya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. 23. Apa hikmah yang bisa kita petik dari surat Al Baqarah ayat 5…. a. Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. b. Mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, c. Mereka yang beriman kepada (al-Quran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. d. menginfakkan sebagian rezeki yang kami Berikan kepada mereka, 24. Tafsir dari ayat ke 4 yang menerangkan bahwa ada kitab yang diturnunkan sebelum kamu(nabi Muhammad) adalah…. a. Al-Quran b. Sutasoma c. Injil d. Bibel

dalam surat Al Baqarah ayat 2 menurut ulama اّلْكِّتَبةُ Tafsir dari ayat .25

tafsir adalah kitab…. a.Injil b.Taurat c. Al Quran d. Zabur 26. Dibawah ini yang bukan termasuk golongan muttaqin menurut tafsir dari surat Al Baqarah ayat 3 adalah orang-orang yang…. a. Beriman b. Melaksanakan shalat c. Melaksanakan zakat d. berpuasa

27. Surat Al Baqarah tergolong dalam kategori surat.. a.Makiiyah b. Madaniyah c.Juz Amma d. Pilihan

28. Surat Al Baqarah menduduki urutan surat ke….dalam Al Quran a. Ke dua b. Ke tiga c. Ke empat d. Ke lima

116

29. Isilah kolom kosong berikut dengan ayat yang sesuai…. وَهِوَب زَشَقٌَْبهُنْ ......

يٌُفِقُىىَ .d يُىقٌُِىىَ .c يُؤْهٌُِىىَ .b يٌُفِقُىىَ .a

30. Isilah kolom kosong berikut dengan ayat yang sesuai…. وَأُوّْلَـئِكَ هُنُ ......

هُهّْتَدِييَ .d هُّصْلِحُىىَ .c اّلْوُّتَقِييَ .b اّلْوُفْلِحُىىَ .a

31. Isilah kolom kosong berikut dengan ayat yang sesuai…. عَلَيْهِنْ أَأًَرَزْتَهُنْ أَمْ ّلَنْتٌُرِزْهُنْ الَ....

يٌُفِقُىىَ .d يُىقٌُِىىَ .c يُؤْهٌُِىىَ .b يٌُفِقُىىَ .a

117

LAMPIRAN 4 Lembar Praktikum Baca Tulis Al Quran Siswa

Nama Siswa : Mata Pelajaran : Semester : Hari/Tanggal : Indikator : Siswa dapat membaca dan menulis Al Quran dengan baik dan benar

Soal 1. Bacalah teks Surat Al Baqarah ayat 1 - 5 sesuai dengan kaidah ilmu tajwid! 2. Tulislah teks Surat Al Baqarah ayat 1 - 5 sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Al Quran!

No Aspek Penilaian Skor Maksimal Perolehan

Psikomotorik

1 Membaca Al Quran

1. tajwid 20

2. makharijul huruf 20

3. Irama 20

2 Menulis Al Qur'an

1. Kerapihan 20 2. Kesesuaian Kaidah Penulisan 20 ______

Jumlah Skor

Pedoman skor akhir : Nilai < 70 : Kurang baik Nilai 70-79 : Cukup Nilai 80-90 : Baik Nilai 91-100 : Istimewa

118

LAMPIRAN 5 Angket Motivasi Belajar Nama : ...... Kelas : ...... Pelajaran : Baca Tulis Al Quran PETUNJUK PENGISIAN 6. Bacalah bismillah sebelum mengerjakan angket 7. Tulis nama dan kelas pada kolom yang telah disediakan 8. Kerjakan soal yang menurut anda paling mudah 9. Isilah angket ini dengan jujur dan objektif 10. Angket ini digunakan untuk kepentingan penelitian, tidak mempengaruhi nilai Anda!

Beri tanda silang ( X ) pada kolom kosong berikut . Sangat Tidak No Kriteria Sangat Setuju Ragu Tidak Setuju Setuju Setuju Setelah mendapatkan pelajaran Baca Tulis Al Quran dari guru, 1 saya malas menyelesaikan soal- soal yang ada dalam buku jika belum diminta oleh guru. Semangat untuk belajar Al Quran 2 mempengaruhi keberhasilan saya dalam pelajaran Agama Islam. Saya akan berusaha mendapatkan nilai pelajaran Baca Tulis Al 3 Quran yang setingi-tingginya diantara teman-teman satu kelas.

119

Saya malas mentargetkan nilai tes/ulangan pelajaran Baca Tulis 4 Al Quran yang lebih baik jika dibandingkan nilai tes sebelumnya

Ketika saya menjumpai soal pelajaran Baca Tulis Al Quran 5 yang sulit untuk dikerjakan, saya enggan mencari jawaban di buku atau sumber lain

Seandainya dari beberapa kali hasil tes Baca Tulis Al Quran nilai yang saya peroleh 6 ternyata kurang baik (belum mencapai KKM), saya tetap bersemangat dalam belajar. Saya berusaha sebaik-baiknya dalam menghadapi tes/ulangan 7 Baca Tulis Al Quran agar mendapatkan nilai yang sangat baik Dalam mengerjakan tugas Baca Tulis Al Quran saya 8 berusaha sebaik-baiknya menyelesaikan dengan tepat waktu

120

Ketika saya dirumah, saya malas mengulang jawaban latihan soal-soal Baca Tulis Al 9 Quran yang di kerjakan disekolah yang saya anggap sulit. Saya berusaha menemukan jawaban soal Baca Tulis Al 10 Quran yang saya kerjakan dengan benar. Saya berusaha untuk mempersiapkan materi 11 pelajaran dengan baik pada pelajaran Baca Tulis Al Quran di sekolah Saya membuat ringkasan materi-materi praktis Baca 12 Tulis Al Quran untuk mempermudah belajar. Ketika saya menerima PR atau tugas Baca Tulis Al Quran 13 yang kurang jelas, saya malu menanyakan kepada guru. Saya enggan memiliki Al Quran terjemah atau tafsir lain, 14 selain buku yang diwajibkan oleh guru

121

Dalam menghadapi tes Baca Tulis Al Quran, saya 15 mempersiapkan diri dengan belajar tekun dan berlatih soal- soal. Saya tekun mengerjakan soal-

16 soal Baca Tulis Al Quran tanpa

disuruh oleh siapapun

Saya malas mengerjakan

PR/tugas pelajaran Baca Tulis

17 Al Quran yang diberikan oleh

guru jika belum dibimbing oleh

orang lain yang lebih mampu.

Ketika ada jadwal Baca tulis

Al Quran, saya membaca

18 materi pelajaran Baca Tulis Al

Quran yang akan disampaikan

esok.

Saya berusaha secara serius

dalam menanggapi suatu

19 permasalahan dalam tanya

jawab tentang soal-soal Baca

Tulis Al Quran

122

Bila saya belum puas dengan

penjelasan guru Baca Tulis Al

20 Quran, saya akan mencari

keterangan yang lain diluar jam

pelajaran

Ketika ada ulangan atau tes

Baca Tulis Al Quran, saya

21 berusaha untuk

mengerjakannya dengan

kemampuan sendiri

Saya merasa puas bila nilai

Baca Tulis Al Quran saya di 22 raport lebih baik dari pada

mata pelajaran lain

Ketika nilai tes Baca Tulis Al Quran yang lalu kurang baik maka pada tes yang akan 23 datang saya harus mendapatkan nilai yang lebih baik dari tes yang lalu

123

Saya gembira jika guru saya ingin menambah waktu 24 belajar Al Quran untuk memecahkan materi pelajaran Agama Islam yang sulit Saya senang untuk memperdalam materi Baca 25 Tulis Al Quran guru akan menambah jam pelajaran di sore hari. Pada saat pelaksanaan tes pelajaran Baca Tulis Al Quran, saya menghabiskan waktu 26 yang telah ditentukan untuk meneliti jawaban, meskipun semua teman sudah keluar

Waktu belajar Al Quran saya 27 dirumah terjadwal dengan baik

Pada waktu dirumah, saya enggan mempelajari kembali 28 materi pelajaran Al Quran yang telah diajarkan disekolah Untuk menghindari kesulitan dalam mempelajari Al Quran, 29 diluar jam pelajaran saya belajar kelompok untuk belajar Baca Tulis Al Quran.

124

Pada waktu luang atau jam-jam kosong di sekolah, saya enggan memanfaatkan perpustakaan 30 guna membaca buku-buku yang berkaitan dengan pelajaran Baca Tulis Al Quran.

125

LAMPIRAN 6

Panduan Skoring Soal Tes Kognitif Kemampuan Bta Siswa

Jumlah Jumlah skor skor Jumlah betul betul betul skor 1 3,22 11 35,48 21 67,74 2 6,45 12 38,70 22 70,96 3 9,67 13 41,93 23 74,19 4 12,90 14 45,16 24 77,41 5 16,12 15 48,38 25 80,64 6 19,35 16 51,61 26 83,87 7 22,58 17 54,83 27 87,09 8 25,80 18 58,06 28 90,32 9 29,03 19 61,29 29 93,54 10 32,25 20 64,51 30 96,77 31 100

Panduan skoring soal tes Psikomotorik kemampuan BTA siswa

Nilai < 70 : Kurang baik Nilai 70-79 : Cukup Nilai 80-90 : Baik Nilai 91-100 : Istimewa

Panduan skoring angket motivasi kemampuan BTA siswa

Nilai Makna 5 Sangat setuju 4 Setuju 3 Ragu-Ragu 2 Tidak setuju 1 Sangat tidak setuju

126

LAMPIRAN 7 HASIL UJI VALIDITAS SOAL

RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 4 2 2 4 2 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 5 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 6 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 7 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 8 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 11 1 2 3 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 12 2 1 4 2 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 13 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 14 1 2 3 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 15 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 16 3 4 1 3 1 3 3 1 3 1 3 1 3 1 3 17 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 20 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 21 1 4 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 22 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 23 3 4 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 24 4 1 1 4 1 4 4 1 4 1 4 1 4 1 4 25 4 1 1 4 1 4 4 1 4 1 4 1 4 1 4 26 1 4 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 27 2 1 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 28 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 29 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 30 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 31 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 34 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 35 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 36 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1

127

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 3 4 4 3 2 2 3 1 3 4 4 1 3 2 4 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 1 2 2 3 2 3 1 3 2 4 2 3 2 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 3 1 4 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 1 1 3 1 1 3 1 3 3 3 1 4 1 3 1 3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 3 1 4 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 1 1 4 1 1 3 1 3 4 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 3 1 3 4 3 1 4 1 3 1 3 2 2 1 2 2 3 2 3 1 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 3 1 4 1 3 1 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3

128

32 33 34 35 36 37 38 39 40 TOTAL 4 3 4 2 4 2 4 2 4 124 2 2 2 2 2 1 2 2 2 85 3 3 3 3 3 3 1 3 1 95 4 2 4 3 4 3 2 4 2 125 4 3 4 3 4 3 3 4 3 139 3 3 3 3 3 3 4 3 4 134 2 3 2 3 2 3 1 2 1 77 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 1 3 1 3 1 3 1 1 1 59 2 3 2 3 2 3 2 2 2 90 3 3 3 3 3 3 1 3 1 96 4 3 4 3 4 3 2 4 4 127 4 3 4 3 4 3 3 4 3 140 3 3 3 3 3 3 1 3 1 96 2 3 2 3 2 3 2 2 2 92 1 3 1 3 1 3 3 1 3 86 1 3 1 3 1 3 1 1 1 62 2 3 2 3 2 3 2 2 2 89 3 3 3 3 3 3 3 3 3 120 4 3 4 3 4 3 4 4 4 150 4 3 4 3 4 3 1 4 1 116 3 3 3 3 3 3 2 3 2 110 2 3 2 3 2 3 3 2 3 104 1 1 1 1 1 1 4 1 1 80 1 3 1 3 1 3 4 1 4 95 2 3 2 3 2 3 1 2 1 80 3 3 3 3 3 3 2 3 2 107 4 3 4 3 4 3 3 4 3 140 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 3 3 3 3 3 3 2 3 2 110 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 1 3 1 3 1 3 1 1 1 59 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 4 3 4 134 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113

129

RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 37 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 38 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 39 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 40 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 41 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 42 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 43 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 44 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 45 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 46 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 47 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 48 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 49 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 50 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 51 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 52 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 53 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 54 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 55 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 56 2 2 4 2 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 57 3 3 1 3 1 3 3 1 3 1 3 1 3 1 3 58 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 59 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 60 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 61 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 62 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 63 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 65 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 66 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 67 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 68 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 69 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 70 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 71 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 72 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 73 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2

130

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 1 1 3 1 1 3 1 3 3 3 1 4 1 3 1 3 2 2 1 2 2 3 2 3 1 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 3 1 4 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3

131

32 33 34 35 36 37 38 39 40 TOTAL 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 4 3 4 134 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 4 3 4 134 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 4 3 4 134 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 4 3 4 134 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 1 3 1 95 4 3 4 3 4 3 2 4 2 126 1 3 1 3 1 3 3 1 3 85 2 3 2 3 2 3 1 2 1 77 3 3 3 3 3 3 2 3 2 108 4 3 4 3 4 3 3 4 3 139 1 3 1 3 1 3 1 1 1 59 2 3 2 3 2 3 2 2 2 90 3 3 3 3 3 3 3 3 3 121 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 4 3 4 134 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 1 3 1 95 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72

132

RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 74 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 75 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 76 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 77 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 78 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 79 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 80 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 81 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 82 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 83 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 84 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 85 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 86 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 87 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 88 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 89 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 90 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 91 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 92 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 93 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 94 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 95 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 96 2 2 4 2 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 97 3 3 1 3 1 3 3 1 3 1 3 1 3 1 3 98 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 99 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 100 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 101 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 102 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 103 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 104 2 2 4 2 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 105 3 3 1 3 1 3 3 1 3 1 3 1 3 1 3 106 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 107 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 108 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1

133

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 1 2 2 3 2 3 1 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 1 2 2 3 2 3 1 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 1 2 2 3 2 3 1 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 1 1 3 1 1 3 1 3 3 3 1 4 1 3 1 3 2 2 1 2 2 3 2 3 1 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 1 1 3 1 1 3 1 3 3 3 1 4 1 3 1 3 2 2 1 2 2 3 2 3 1 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3

134

32 33 34 35 36 37 38 39 40 TOTAL 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 4 3 4 134 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 1 2 1 77 3 3 3 3 3 3 2 3 2 108 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 1 2 1 77 3 3 3 3 3 3 2 3 2 108 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 1 2 1 77 3 3 3 3 3 3 2 3 2 108 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 4 3 4 134 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 1 3 1 95 4 3 4 3 4 3 2 4 1 125 1 3 1 3 1 3 3 1 3 85 2 3 2 3 2 3 1 2 1 77 3 3 3 3 3 3 2 3 2 108 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 1 3 1 95 4 3 4 3 4 3 2 4 2 126 1 3 1 3 1 3 3 1 3 85 2 3 2 3 2 3 1 2 1 77 3 3 3 3 3 3 2 3 2 108 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113

135

RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 109 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 110 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 111 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 112 2 2 4 2 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 113 3 3 1 3 1 3 3 1 3 1 3 1 3 1 3 114 4 4 2 4 2 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 115 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 116 2 2 4 2 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 117 3 3 1 3 1 3 3 1 3 1 3 1 3 1 3 118 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 119 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 120 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 121 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 122 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 123 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 124 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 125 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 126 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 127 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 128 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 129 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 130 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 131 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 132 2 2 4 2 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 133 3 3 1 3 1 3 3 1 3 1 3 1 3 1 3 134 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 135 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 136 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 137 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 138 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 139 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 140 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 141 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 142 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 143 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 144 2 2 4 2 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 145 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

136

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 1 1 3 1 1 3 1 3 3 3 1 4 1 3 1 3 2 2 4 2 2 3 2 3 4 3 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 1 1 3 1 1 3 1 3 3 3 1 4 1 3 1 3 2 2 1 2 2 3 2 3 1 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 3 1 4 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 3 1 4 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 1 1 3 1 1 3 1 3 3 3 1 4 1 3 1 3 2 2 1 2 2 3 2 3 1 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 3 1 4 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

137

32 33 34 35 36 37 38 39 40 TOTAL 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 1 3 1 95 4 3 4 3 4 3 2 4 2 126 1 3 1 3 1 3 3 1 3 85 2 3 2 3 2 3 4 2 4 116 3 3 3 3 3 3 1 3 1 95 4 3 4 3 4 3 2 4 2 126 1 3 1 3 1 3 3 1 3 85 2 3 2 3 2 3 1 2 1 77 3 3 3 3 3 3 2 3 2 108 4 3 4 3 4 3 3 4 3 139 1 3 1 3 1 3 1 1 1 59 2 3 2 3 2 3 2 2 2 90 3 3 3 3 3 3 3 3 3 121 4 3 4 3 4 3 4 4 4 152 1 3 1 3 1 3 1 1 4 62 2 3 2 3 2 3 2 2 2 90 3 3 3 3 3 3 3 3 3 121 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 1 3 1 95 4 3 4 3 4 3 2 4 2 126 1 3 1 3 1 3 3 1 3 85 2 3 2 3 2 3 1 2 1 77 3 3 3 3 3 3 2 4 4 111 4 3 4 3 4 3 3 4 3 139 1 3 1 3 1 3 1 1 1 59 2 3 2 3 2 3 2 2 2 90 3 3 3 3 3 3 3 3 3 121 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 1 3 1 95 4 3 4 3 4 3 2 4 2 126 3 3 3 3 3 3 3 3 3 121

138

RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 146 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 147 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 148 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 149 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 150 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 151 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 152 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 153 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 154 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 155 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 156 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 157 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 158 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 159 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 160 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 161 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 162 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 163 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 164 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 165 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 166 4 4 1 4 1 4 4 1 4 1 4 1 4 1 4 167 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 168 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 3 3 1 3 1 169 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 170 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 171 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 172 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 4 1 173 4 4 1 4 1 4 4 1 4 1 4 1 4 1 4 174 4 4 2 4 2 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 175 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 176 2 2 4 2 4 2 2 4 2 4 3 4 2 4 2 177 1 1 3 1 4 1 1 3 1 3 3 3 1 3 1 178 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 179 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 180 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 181 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 182 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 183 2 2 4 2 4 2 2 1 2 1 3 1 2 1 4

139

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 1 2 2 3 2 3 1 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 1 2 2 3 2 3 1 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 3 1 4 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3 1 4 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 1 1 4 1 1 3 1 3 4 3 1 4 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 3 1 4 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 1 4 1 1 3 1 3 4 3 1 4 1 3 1 3 2 2 4 2 2 3 2 3 4 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 1 1 1 1 3 3 1 3 1 3 1 4 1 3 1 3 1 2 2 2 3 3 4 3 2 3 2 4 1 3 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 1 4 4 4 3 4 3 4 3 1 4 1 3 4 3 1 1 2 1 3 3 4 3 2 3 1 4 1 3 1 3

140

32 33 34 35 36 37 38 39 40 TOTAL 3 3 3 3 3 3 1 3 1 95 3 3 3 3 3 3 2 1 2 106 3 3 3 3 3 3 1 3 1 95 1 3 1 3 1 3 2 4 2 75 2 3 2 3 2 3 1 2 1 77 3 3 3 3 3 3 2 3 2 108 4 3 4 3 4 3 1 1 1 110 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 1 2 1 77 3 3 3 3 3 3 4 4 4 113 4 3 4 3 4 3 3 4 3 139 1 3 1 3 1 3 4 4 1 65 2 3 2 3 2 3 2 3 2 91 3 3 3 3 3 3 3 3 3 121 4 3 4 3 4 3 4 4 4 152 1 3 1 3 1 3 2 1 2 72 2 3 2 3 2 3 2 2 2 90 3 3 3 3 3 3 3 3 3 121 4 3 4 3 4 3 3 4 3 139 3 3 3 3 3 3 4 3 4 134 1 3 1 3 1 3 4 1 4 98 2 3 2 3 2 3 4 3 4 95 3 3 3 3 3 3 1 3 1 97 1 3 1 3 1 3 1 1 1 61 2 3 2 3 2 3 3 2 3 103 3 3 3 3 3 3 4 3 1 98 4 3 4 3 4 3 1 4 1 113 1 3 1 3 1 3 4 1 4 98 2 3 2 3 2 3 4 2 4 116 3 3 3 3 3 3 4 4 4 124 4 3 4 3 4 3 2 4 2 127 3 3 3 3 3 3 1 3 1 98 4 3 4 3 4 3 4 4 4 149 1 3 1 3 1 3 2 3 4 72 2 3 2 3 2 3 2 2 2 92 3 3 3 3 3 3 3 3 3 115 4 3 4 3 4 3 4 4 4 137 1 3 1 3 1 3 2 1 2 86

141

RESPPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 184 3 3 1 3 4 3 3 1 3 1 3 1 3 1 4 185 1 1 4 1 2 1 1 2 1 2 3 2 1 2 4 186 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 187 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 1 4 188 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 1 4 189 3 3 2 3 2 1 3 4 3 2 3 2 3 2 3 190 4 4 4 4 3 1 4 3 4 3 4 3 4 3 4 191 1 1 4 1 4 1 1 4 1 4 3 4 1 1 4 192 2 2 3 2 3 1 2 3 2 3 3 3 2 1 4 193 3 3 4 3 4 1 3 4 3 1 3 4 3 1 4 194 4 4 4 4 2 1 1 2 4 2 4 4 4 2 4 195 4 1 3 4 3 1 1 4 1 3 3 3 3 3 1 196 4 1 4 4 4 2 1 4 2 4 3 4 3 1 2 197 3 1 4 3 4 3 3 4 3 1 3 4 3 1 3 198 4 1 4 4 2 1 1 4 4 2 4 2 4 2 4 199 4 1 4 4 3 1 1 4 1 3 3 4 3 1 4 200 4 1 4 4 4 1 1 4 1 3 4 4 4 1 4

142

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 1 3 1 3 3 4 3 3 3 1 4 1 3 2 2 1 2 3 3 4 3 1 3 2 4 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 2 3 1 4 3 3 1 1 3 4 4 3 4 3 3 3 1 4 1 3 1 1 1 1 3 3 4 3 4 3 1 4 1 3 1 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 1 1 1 4 4 3 4 3 1 3 1 4 1 3 1 3 2 3 3 3 4 3 1 3 1 4 3 3 1 1 3 3 3 3 4 3 3 3 1 4 1 3 2 2 4 2 2 3 2 3 4 3 2 4 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 1 1 3 3 3 3 1 3 3 3 1 4 1 3 2 2 4 3 3 3 2 3 4 3 2 4 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 TOTAL 1 3 1 3 1 3 1 3 3 1 3 94 2 3 2 3 2 3 2 3 1 2 1 87 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 107 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 1 123 1 3 1 3 1 3 1 3 4 2 4 110 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 102 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 129 4 3 1 3 4 3 4 3 1 4 1 100 3 3 1 3 3 3 4 3 2 3 2 103 1 3 1 3 1 3 1 3 3 1 3 103 2 3 1 3 2 3 2 3 4 2 4 113 3 3 1 3 3 3 4 3 1 3 1 105 4 3 4 3 1 3 4 3 2 4 2 124 1 3 1 3 1 3 4 3 3 1 3 102 2 3 2 3 2 3 4 3 4 2 4 115 3 3 3 3 3 3 4 3 1 4 4 114 3 4 3 4 1 4 4 4 1 3 3 122

143

Rekapitulasi hasil uji Validitas melalui uji korelasi pada SPSS No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sig 0.508 0.419 0.803 0.509 0.779 0.454 0.467 0.812 0.485 0.808 Ket valid valid valid valid valid valid valid Valid valid valid

No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 sig 0.433 0.815 0.510 0.702 0.470 0.758 0.759 0.478 0.817 0.804 Ket valid valid valid valid valid valid valid Valid valid valid

No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 sig 0.071 0.780 0.039 0.493 0.095 0.766 0.087 0.772 0.055 0.808 Ket tidak valid tidak valid tidak valid tidak Valid tidak valid

No 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 sig 0.022 0.795 0.071 0.783 0.072 0.805 0.078 0.448 0.744 0.457 Ket tidak valid tidak valid tidak valid tidak Valid valid Valid

Analisis hasil pada kolom jumlah responden 200 orang maka r tabel nya adalah= 0, 138 rumusnya adalah jika nilai R hitungnya lebih besar dar R tabel menyatakan butir soal tersebut valid. Sebaliknya, jika Rhitung lebih kecil disbanding Rtabel maka soal dinyatakan drop atau tidak valid.

Soal tes ini diberikan kepada seluruh siswa kelas IX SMPN 16 JAKARTA diluar sampel yakni kelas a dan b jumlah responden sebanyak 200 siswa. Dari 40 soal yang diujikan Terdapat 9 soal yang tidak valid yaitu : soal_21, soal_23, soal_25, soal_27, soal_29, soal_31, soal_33, soal_35, soal_37 tidak valid. Sementara soal yang valid terdapat 31 soal adalah soal nomor, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,9,10, 11, 12,13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 26, 28, 30, 32, 34, 36, 37, 38, 39 dan 40

144

LAMPIRAN 8 Hasil Uji Reliabilitas Soal

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Deleted soal1 99,85 464,691 ,471 . ,948 soal2 99,90 468,336 ,378 . ,949 soal3 99,46 448,541 ,783 . ,946 soal4 99,85 464,483 ,473 . ,948 soal5 99,47 450,260 ,758 . ,946 soal6 99,99 467,693 ,417 . ,949 soal7 99,94 467,062 ,430 . ,949 soal8 99,48 448,000 ,794 . ,946 soal9 99,91 466,137 ,448 . ,949 soal10 99,56 448,831 ,789 . ,946 soal11 99,78 466,708 ,436 . ,949 soal12 99,50 448,261 ,797 . ,946 soal13 99,86 464,814 ,475 . ,948 soal14 99,68 453,686 ,676 . ,947 soal15 99,80 465,671 ,430 . ,949 soal16 99,64 450,875 ,735 . ,946 soal17 99,63 450,648 ,736 . ,946 soal18 99,92 466,556 ,441 . ,949 soal19 99,54 448,873 ,799 . ,946 soal20 99,49 450,231 ,785 . ,946 soal21 99,09 487,143 -,074 . ,950 soal22 99,48 450,020 ,759 . ,946 soal23 99,10 487,212 -,046 . ,950 soal24 99,90 465,749 ,457 . ,948 soal25 99,09 486,279 ,088 . ,950 soal26 99,63 450,587 ,744 . ,946 soal27 98,10 487,829 -,097 . ,950 soal28 99,62 450,570 ,751 . ,946 soal29 99,09 486,525 ,048 . ,950 soal30 99,56 448,831 ,789 . ,946 soal31 99,10 486,760 ,012 . ,950

145

soal32 99,60 448,985 ,776 . ,946 soal33 99,10 486,368 ,063 . ,950 soal34 99,59 449,902 ,762 . ,946 soal35 99,10 486,358 ,064 . ,950 soal36 99,52 448,261 ,786 . ,946 soal37 99,10 486,201 ,068 . ,950 soal38 99,84 467,231 ,408 . ,949 soal39 99,52 451,708 ,720 . ,946 soal40 99,83 466,393 ,418 . ,949

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's N of Items Alpha Alpha Based on Standardized Items ,949 ,934 40

Secara keseluruhan dari 40 soal, melalui rumus cronbach diperoleh angka Rhitung sebesar 0.949 sementara menurut indeks reliabilitas jika nilai lebih dari 0.9 maka soal tersebut memiliki realibilitas sempurna

146

LAMPIRAN 9 Hasil Uji Tingkat kesukaran

soal_1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 3 1.5 1.5 1.5

1 197 98.5 98.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

soal_2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 4 2.0 2.0 2.0

1 196 98.0 98.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

soal_3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 6 3.0 3.0 3.0

1 194 97.0 97.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

soal_4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 2 1.0 1.0 1.0

1 198 99.0 99.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

soal_5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 3.5 3.5 3.5

1 193 96.5 96.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

147

Soal_6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 .5 .5 .5

1 199 99.5 99.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 .5 .5 .5

1 199 99.5 99.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 .5 .5 .5

1 199 99.5 99.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 .5 .5 .5

1 199 99.5 99.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 .5 .5 .5

1 199 99.5 99.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

148

Soal_11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 .5 .5 .5

1 199 99.5 99.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 .5 .5 .5

1 199 99.5 99.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 .5 .5 .5

1 199 99.5 99.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 .5 .5 .5

1 199 99.5 99.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 2 1.0 1.0 1.0

1 198 99.0 99.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

149

Soal_16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 .5 .5 .5

1 199 99.5 99.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 .5 .5 .5

1 199 99.5 99.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 .5 .5 .5

1 199 99.5 99.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 3 1.5 1.5 1.5

1 197 98.5 98.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 2 1.0 1.0 1.0

1 198 99.0 99.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

150

Soal_21

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 200 100.0 100.0 100.0

Soal_22

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 196 98.0 98.0 98.0

1 4 2.0 2.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_23

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 200 100.0 100.0 100.0

Soal_24

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 196 98.0 98.0 98.0

1 4 2.0 2.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_25

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 200 100.0 100.0 100.0

Soal_26

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 197 98.5 98.5 98.5

1 3 1.5 1.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_27

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 200 100.0 100.0 100.0

Soal_28

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

151

Valid 0 195 97.5 97.5 97.5

1 5 2.5 2.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_29

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 200 100.0 100.0 100.0

Soal_30

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 4 2.0 2.0 2.0

1 196 98.0 98.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_31

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 200 100.0 100.0 100.0

Soal_32

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 .5 .5 .5

1 199 99.5 99.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_33

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 200 100.0 100.0 100.0

Soal_34

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 3 1.5 1.5 1.5

1 197 98.5 98.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_35

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

152

Soal_21

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 200 100.0 100.0 100.0

Soal_36

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 3 1.5 1.5 1.5

1 197 98.5 98.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_37

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 200 100.0 100.0 100.0

Soal_38

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 4 2.0 2.0 2.0

1 196 98.0 98.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_39

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 3.5 3.5 3.5

1 193 96.5 96.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Soal_40

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 12 6.0 6.0 6.0

1 188 94.0 94.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

153

Analisis berdasarkan hasil yang ditujukan nilai MEAN pada tabel statistik ditafsirkan pada tingkat kesukaran, yaitu:

No Tingkat kesukaran Kategori

1 0.00 – 0.20 Soal baik

2 0.21 - 0.71 Sedang

3 0.71 – 1.00 Mudah

Maka untuk soal no 40 diperoleh nilai 0.94 berarti tingkat kesukaran soal nomor 40 adalah MUDAH

154

LAMPIRAN 10 Daftar Nilai Kelas Eksperimen

Nilai Post-tes No Nama kelas Pengetahuan Praktikum Jumlah SKOR BTA BTA MOTIVASI 1 Uli Aznihah IX-2 93,5 95 94,25 86,67 2 Hani Ismalia IX-2 93,5 93 93,25 84,67 3 Anggraini Puspita IX-2 90,3 95 92,65 82,67 4 Tegar Nurul IX-2 83,9 95 89,45 80,67 5 Nur budi IX-2 80,6 95 87,8 80 6 Nurul Hidayah IX-2 80,6 93 86,8 78, 67 7 Siti Mutiara IX-2 83,9 95 89,45 78, 67 8 Truly Cahya IX-2 83,87 93 88,43 76, 67 9 Andini Juwita IX-2 74,2 88 81,1 75, 3 10 Salwa Salsabila IX-2 74,2 87 80,6 74,67 11 Rizki Apriyani IX-2 70,9 90 80,45 74 12 Rizka Amelia IX-2 74,2 90 82,1 73, 3 13 Ahmad Atmadin IX-2 70,9 90 80,45 73, 3 14 M. Ibrahim IX-2 74,1 90 82,05 72,67 15 Anisa Nabila IX-2 74,1 90 82,05 72,67 16 Tri Yulianto IX-2 70,9 90 80,45 72 17 Ainurrahma IX-2 74,1 88 81,05 71,3 18 Firmansyah IX-2 70,9 88 79,45 70 19 Bahrilian Fidesto IX-2 74,1 85 79,55 70 20 Indah Aptilia IX-2 70,9 88 79,45 69,3 21 Novi Aryanti IX-2 70,9 85 77,95 68,67 22 Haifa Nur IX-2 74,1 85 79,55 67, 3 23 Susi IX-2 70,9 88 79,45 67, 3 24 Adinda Anggun IX-2 70,9 88 79,45 66, 67 25 Hatya Suryatna IX-2 61,2 80 70,6 66 26 Muh. Renaldy IX-2 70,9 75 72,95 66 27 Bayu Setyo Aji IX-2 67,7 75 71,35 64, 67 28 Putri Nurul IX-2 67,7 80 73,85 62 29 Raafi Maulana IX-2 70,9 70 70,45 60 30 Nur Wahid IX-2 70,9 70 70,45 55,3 31 Agil Fauzi IX-2 67,7 75 71,35 54 32 Arie Setiawan IX-2 67,7 75 71,35 49,3

155

Daftar Nilai Kelas Kontrol

Nilai Post-tes No Nama kelas Pengetahuan Praktikum Jumlah SKOR BTA BTA MOTIVASI 1 Sutrisna IX-6 83,87 85 84,43 62, 67 2 Raras Ayu IX-6 83,87 75 79,43 62 3 Indi Rahma IX-6 83,87 85 84,43 62 4 Didik Agung IX-6 83,87 80 81,93 58 5 Asep Idris IX-6 77,4 78 77,7 58 6 Aida Tazkia IX-6 77,4 78 77,7 55,3 7 Mukhammad A IX-6 74,1 80 77,05 48 8 Bustan M IX-6 74,1 85 79,55 48 9 Rizka Fardilah IX-6 70,9 80 75,45 70, 67 10 Febri Irawan IX-6 67,74 85 76,37 70, 67 11 Robiatul A IX-6 70,9 80 75,45 70, 67 12 Nashem H IX-6 70,9 80 75,45 70 13 Mohammad H IX-6 77,41 75 76,20 70 14 Rahmadandi D IX-6 74,19 78 76,09 69, 3 15 Arif Widjaya IX-6 74,19 78 76,09 68 16 Ahmad Rivaldo IX-6 74,19 78 76,09 66, 67 17 Dyah Kusuma IX-6 80,64 73 76,82 66, 67 18 Arid Wildan IX-6 77,41 76 76,70 66 19 Ayu Yuliasih IX-6 70,96 80 75,48 65, 3 20 Syfa Maulidta IX-6 74,19 78 76,09 65, 3 21 Annisa H IX-6 74,19 78 76,09 64, 67 22 Al khaimi S IX-6 77,41 75 76,20 64, 67 23 Akbar Yoga IX-6 77,41 76 76,70 64, 67 24 Nurul Insani IX-6 74,19 78 76,09 64 25 Finda Febriana IX-6 70,9 78 74,45 78 26 Arpiansyah IX-6 70,9 78 74,45 76, 67 27 Riyan Maulana IX-6 70,9 78 74,45 76 28 Muh. Rizki IX-6 67,74 78 72,87 76 29 Fildzah Sharfina IX-6 67,74 80 73,87 75,3 30 Megasari S IX-6 74,1 73 73,55 72 31 Herawati IX-6 77,4 70 73,7 72 32 Anggita Adha IX-6 80,64 68 74,32 71,3

156

Rekapitulasi Nilai Akhir Kemampuan Baca Tulis Al Quran Siswa SMPN 185 Tahun Ajaran 2015/2016 NO A1 A2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2 B1 B2 1 94,25 84,43 94,25 70,6 74,45 84,43 94,25 70,6 2 93,25 79,43 93,25 72,95 74,45 79,43 93,25 72,95 3 92,65 84,43 92,65 71,35 74,45 84,43 92,65 71,35 4 89,45 81,93 89,45 73,85 72,87 81,93 89,45 73,85 5 87,8 77,7 87,8 70,45 73,87 77,7 87,8 70,45 6 86,8 77,7 86,8 70,45 73,55 77,7 86,8 70,45 7 89,45 77,05 89,45 71,35 73,7 77,05 89,45 71,35 8 88,43 79,55 88,435 71,35 74,32 79,55 88,43 71,35 9 70,6 74,45 74,45 84,43 10 72,95 74,45 74,45 79,43 11 71,35 74,45 74,45 84,43 12 73,85 72,87 72,87 81,93 13 70,45 73,87 73,87 77,7 14 70,45 73,55 73,55 77,7 15 71,35 73,7 73,7 77,05 16 71,35 74,32 74,32 79,55

1. A : Variabel Perlakuan Yaitu Teknologi Pembelajaran Al Quran 2. B : Variabel Atribut yaitu Motivasi Belajar

3. A1 : Teknologi Pembelajaran Al Quran dengan Digital 4. A2 : Teknologi Pembelajaran Al Quran tanpa Digital 5. B1 : Motivasi Belajar Tinggi 6. B2 : Motivasi Belajar Rendah 7. A1B1 : Kelompok siswa yang mendapat perlakuan Teknologi Al Quran digital dengan Motivasi belajar tinggi.

8. A2B1 : Kelompok siswa yang mendapat perlakuan Teknologi Al Quran manual dengan Motivasi belajar tinggi.

9. A1B2 : Kelompok siswa yang mendapat perlakuan Teknologi Al Quran digital dengan Motivasi belajar rendah

10. A2B2 : Kelompok siswa yang mendapat perlakuan Teknologi Al Quran manual dengan Motivasi belajar rendah.

157

LAMPIRAN 11

Distribusi Frekuensi Kemampuan BTA Siswa Dengan Quran Digital Kemampuan Baca Tulis Al Quran

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

70,45 2 6,3 6,3 6,3

70,60 1 3,1 3,1 9,4 71,35 3 9,4 9,4 18,8

72,95 1 3,1 3,1 21,9 73,85 1 3,1 3,1 25,0 77,95 1 3,1 3,1 28,1 79,45 4 12,5 12,5 40,6 79,55 2 6,3 6,3 46,9 80,45 3 9,4 9,4 56,3 80,60 1 3,1 3,1 59,4 81,05 1 3,1 3,1 62,5 Valid 81,10 1 3,1 3,1 65,6

82,05 2 6,3 6,3 71,9 82,10 1 3,1 3,1 75,0 86,80 1 3,1 3,1 78,1 87,80 1 3,1 3,1 81,3 88,44 1 3,1 3,1 84,4 89,45 2 6,3 6,3 90,6 92,65 1 3,1 3,1 93,8 93,25 1 3,1 3,1 96,9

94,25 1 3,1 3,1 100,0 Total 32 100,0 100,0

158

Distribusi Frekuensi Kemampuan BTA siswa Tanpa Al Quran digital Kemampuan Baca Tulis Al Quran

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

1 3,1 3,1 3,1 72,87

73,55 1 3,1 3,1 6,3

73,70 1 3,1 3,1 9,4

73,87 1 3,1 3,1 12,5

74,32 1 3,1 3,1 15,6

74,45 3 9,4 9,4 25,0

75,45 3 9,4 9,4 34,4

75,48 1 3,1 3,1 37,5

76,10 6 18,8 18,8 56,3

Valid 76,21 2 6,3 6,3 62,5 76,37 1 3,1 3,1 65,6

76,71 2 6,3 6,3 71,9

76,82 1 3,1 3,1 75,0

77,05 1 3,1 3,1 78,1

77,70 2 6,3 6,3 84,4

79,44 1 3,1 3,1 87,5

79,55 1 3,1 3,1 90,6

81,94 1 3,1 3,1 93,8

84,44 2 6,3 6,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

159

Kemampuan BTA Siswa motivasi belajar rendah melalui pendekatan teknologi Al Quran digital Kemampuan Baca Tulis Al Quran Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 70,45 2 25,0 25,0 25,0 70,60 1 12,5 12,5 37,5 71,35 3 37,5 37,5 75,0 Valid 72,95 1 12,5 12,5 87,5

73,85 1 12,5 12,5 100,0 Total 8 100,0 100,0

Distribusi Frekuensi Kemampuan BTA siswa motivasi belajar tinggi melalui pendekatan teknologi Al Quran digital. Kemampuan Baca Tulis Al Quran Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

86,80 1 12,5 12,5 12,5 87,80 1 12,5 12,5 25,0 88,44 1 12,5 12,5 37,5 89,45 2 25,0 25,0 62,5 Valid 92,65 1 12,5 12,5 75,0 93,25 1 12,5 12,5 87,5 94,25 1 12,5 12,5 100,0 Total 8 100,0 100,0

160

Distribusi Frekuensi Kemampuan BTA Siswa Motivasi Belajar Rendah Dengan Tanpa Pendekatan Teknologi Al Quran Digital Kemampuan Baca Tulis Al Quran Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 77,05 1 12,5 12,5 12,5 77,70 2 25,0 25,0 37,5 79,44 1 12,5 12,5 50,0 Valid 79,55 1 12,5 12,5 62,5

81,94 1 12,5 12,5 75,0 84,44 2 25,0 25,0 100,0 Total 8 100,0 100,0

Distribusi Frekuensi Kemampuan BTA Siswa Motivasi Belajar Tinggi Dengan Tanpa Pendekatan Teknologi Al Quran Digital Kemampuan Baca Tulis Al Quran Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 72,87 1 12,5 12,5 12,5 73,55 1 12,5 12,5 25,0 73,70 1 12,5 12,5 37,5 Valid 73,87 1 12,5 12,5 50,0 74,32 1 12,5 12,5 62,5 74,45 3 37,5 37,5 100,0 Total 8 100,0 100,0

161

LAMPIRAN 12 RPP (kelas eksperimen)

Sekolah : SMP Negeri 185 Jakarta Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas /Semester : IX/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 1-5 Kompetensi Dasar : 1.1. Membaca QS. Al Baqarah dengan tartil. Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan) Tujuan Pembelajaran  Siswa dapat membaca surat Al-Baqarah dengan fasih, menyalin dengan benar dan hafal dengan lancar

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility )

Materi Pembelajaran  Surat Al-Baqarah

Metode Pembelajaran  Metode Audio-Visual  CTL  Metode dengar ucap Media Pembelajaran  Multi media komputer berbasis Aplikasi Al Quran Digital

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan  Apersepsi  Guru memotivasi siswa mengenai keutamaan membaca Al-Qur’an.  Guru bercerita sedikit tentang nuzul al Quran surat Al-Baqarah Kegiatan Inti 1). Eksplorasi  Guru menghidupkan aplikasi Al Quran digital dan men-setting suara Imam Masjid Al Haram untuk mendemonstrasikan bacaan surat Al-Baqarah. 2). Elaborasi  Guru menjelaskan maksud warna-warni tajwid yang ada pada layar computer

162

 Siswa berlatih membacanya dengan perlahan sambil melihat hukum tajwidnya dengan petunjuk warna warni tajwid pada layar  Siswa diminta menyampaikan kesulitan-kesulitan yang dialami, guru menampung kesulitan tersebut dan memberikan solusi.  Guru memperdengarkan bacaan Al Quran surat Al Baqarah oleh Imam melalau Al Quran Digital 3) Konfirmasi  Guru bertanya jawab tentang hukum tajwid yang belum diketahui siswa  Guru meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan materi ayat dan terjemah dari bacaan surat Al-Baqarah

Kegiatan Penutup  Guru bersama siswa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran. Kemudian mengingatkan kembali poin-poin penting dan ringkasan dari makna surat Al- Baqarah. Sumber Belajar  Buku Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk SMP,  Mushaf Al-Qur’an  Al-Qur’an Digital  Situs Islami di Internet

Penilaian Indikator Pencapaian Teknik Bentuk Instrumen / Soal Kompetensi Penilaian Instrumen . Membaca potongan-potongan Tes Tes Pilihan . Bacalah surat Al- ayat dalam tertulis Ganda Baqarah QS. Al-Baqarah dengan benar. dengan fasih, . Membaca keseluruhan ayat kemudian dalam QS. Al-Baqarah dengan hafalkan! tartil dan benar.

Jakarta, 4 Februari 2016 Peneliti Bid. Studi PAI

Ridholloh, S.Pd.I

163

RPP (kelas kontrol)

Sekolah : SMP Negeri 185 Jakarta Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas /Semester : IX/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 1-5 Kompetensi Dasar : 1.1. Membaca QS. Al Baqarah dengan tartil. Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan)

Tujuan Pembelajaran  Siswa dapat membaca surat Al-Baqarah dengan fasih, menyalin dengan benar dan hafal dengan lancar

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility )

Materi Pembelajaran  Surat Al-Baqarah

Metode Pembelajaran  Metode Ceramah Media Pembelajaran  Mushaf Al Quran Cetak

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan  Apersepsi  Guru memotivasi siswa mengenai keutamaan membaca Al-Qur’an.  Guru bercerita sedikit tentang nuzul al Quran surat Al-Baqarah Kegiatan Inti 1). Eksplorasi  Guru meminta siswa membuka surat Al Baqarah dan memperhatikan teks ayat tersebut. 2). Elaborasi  Siswa berlatih membacanya dengan perlahan sambil melihat hukum tajwidnya  menyampaikan kesulitan-kesulitan yang dialami, guru menampung kesulitan tersebut dan memberikan solusi.

164

3) Konfirmasi  Guru bertanya jawab tentang hukum tajwid yang belum diketahui siswa  Guru meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan materi ayat dan terjemah dari surat Al-Baqarah

Kegiatan Penutup  Guru bersama siswa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran. Kemudian mengingatkan kembali poin-poin penting dan ringkasan dari makna surat Al- Baqarah. Sumber Belajar  Buku Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk SMP.  Mushaf Al-Qur’an cetak.

Penilaian

Indikator Pencapaian Teknik Bentuk Instrumen / Soal Kompetensi Penilaian Instrumen . Membaca potongan- Tes tertulis Tes Pilihan . Bacalah surat Al-Baqarah potongan ayat dalam Ganda dengan fasih, kemudian QS. Al-Baqarah hafalkan! dengan benar. . Membaca keseluruhan ayat dalam QS. Al- Baqarah dengan tartil dan benar.

Jakarta, 4 Februari 2016 Peneliti Bid. Studi PAI

Ridholloh, S.Pd.I

165

LAMPIRAN 13

166

167 LAMPIRAN 14 DAFTAR UJI REFERENSI

No Judul Buku Pengarang Penerbit Halaman Verifikasi

1 Thuruqu Ta’limi At Abdul Qodir, Kairo: Maktabah Al Nahdoh Al Mishriyyah 69 Sudah Tarbiyah Al Muhammad (1981 M/ 1401 H) Islamiyah 2 Epistimologi dan Abdul Wahab, Muhbib Jakarta: UIN Press 135 Sudah metodologi pembelajaran (2008) bahasa Arab 3 Teknologi Pendidikan Abdulhak, Ishak, & Bandung: Remaja Rosdakarya 184 Sudah Deni Darmawan (2013) 4 Learn The Language Of Abdullah Abbas Nadwi Bandung: Tim Redaksi Mizan 30, 31 Sudah Holy Qur’an. (1996) (terj. Belajar Mudah Bahasa Al-Quran) 5 Metode Membaca dan Alam, Tombak. Jakarta: Rineka Cipta 14 Sudah Menulis Al-Qur’an. (1992) 6 Ahkamu At-Tilawahwa Ali Jum’ah, Imad Riyadh: Darul Nafais 6 Sudah At-Tajwid Al-Muyassarah (1425 H) 7 Reliabilitas dan Validitas Anwar, S Yogyakarta: Pustaka Pelajar 40 Sudah (2012) 8 PengantarIlmu dan Arif, Armai Jakarta: Ciputat Press 50 Sudah Metodologi Pendidikan (2002) Islam 9 Evaluasi Program Arikunto, Suharsimi Jakarta: Bumi Aksara 111-115 Sudah Pendidikan &Safrudin (2013) 10 Sintaksis Bahasa Arab Asrori. Imam. Malang: Misykat 9-10 Sudah (2004) 168

11 Digital Media Buckhingham. In Lynne Jakarta: indeks 12 Sudah (terj.Teknologi schrum . (2013) Pendidikan bagi Para (Frida dwiyanti terj.) Pemimpin Sekolah) 12 Psikologi Pendidikan Djiwandono, Sri Esti Jakarta: Grasindo 330-334 Sudah Wiryani (2006) 338, 341, 345, 349, 374-375 13 Introduction To Research Donald A, Lucy CJ Surabaya: 189 Sudah In Education &Asghar R (Arief Usaha Nasional Furchan, Terj.) (tt) 14 Metodik Khusus Drajat, Zakiah Jakarta : BumiAksara 16, Sudah Pengajaran Agama Islam (1995) 22-25, 146

15 Peran Teknologi Eko Indrajit,Richardus Yogyakarta: Graha Ilmu. 2-12 Sudah Informasi Pada Perguruan (2014). Tinggi, Kosep dan Strategi Inplementasi 16 Metodologi Penelitian Emzir Jakarta: Raja Grafindo 93, 106 Sudah Pendidikan Kuantitatif (2013). dan Kualitatif 17 Educational Research Gall, Meredith D. Boston: Pearson. 318 Sudah (2007) 18 BelajarEfektif Hakim, Thursan Jakarta: Niaga Swadaya 30-31 Sudah (2005)

19 Psikologi Perkembangan Hawadi, Reni Akbar Jakarta: Gramedia 87 Sudah Anak (2001)

169

20 Cakrawala Linguistik Hidayatullah,Moch Tanggerang Selatan: 28-29 Sudah Arab Syarif Al-Kitabah. (2012) 21 Metodologi Penelitian Iskandar Ciputat: Referensi 65 Sudah Pendidikan dan Sosial. (2013) 22 Perkembangan Iska, ZikriNeni Jakarta: Kizi Brothers 82 Sudah PesertaDidik Perspektif (2011). Psikologi 23 Mu’jam Ulum Al Quran Jaramy, Ibrahim Damaskus: DarulQolam 214 Sudah Muhammad (2001) 24 StatistikaTerapan: Contoh Kadir Jakarta: Rajawali Pers 346 Sudah dan Analisis Data dengan (2015) Program SPSS 25 Learning is Easy Manis, Hoeda Jakarta: Gramedia 3-4 Sudah (2010) 26 Menyemai Teknologi Miarso, Yusufhadi Jakarta: Kencana 6, Sudah Pendidikan (2005). 601 27 Hasyiatu Muhyi Al Din Muhammad Al Hanafi Libanon Beirut: Daar Al Kutub Al Ilmiyah. 115 Sudah Syaikh Zadah. (1999) 28 StatistikaTerapan Murwani Jakarta: Uhamka 60 Sudah (2012) 29 TeknologiPendidikan Nasution, S Jakarta: Bumi Aksara 2 Sudah (1994). 30 Buku Pintar Al-Quran Nizham, Abu Jakarta; Qultum Media 14 Sudah (2008) 31 Arabic Without Teacher Najar, Philip Beirut: Dar Al Ilm Lilmalayin. 22 Sudah (1969) 32 Metode Penelitian Punaji, S Jakarta: Kencana 31 Sudah Pendidikan & (2010) Pengembangan. 170

33 Psikologi Pendidikan Purwanto, Ngalim Bandung: Remaja Karya 37, Sudah (1985) 40-41, 77 34 Memotivasi Siswa di Raid, Gavin Jakarta: Indeks 32-33 Sudah dalam Kelas (2009) 58 35 Al Qoshruwa Al Aswaru Al Rahibi Abdu Al Libanon Beirut: Dar Al Faros 35 Sudah Rahman. (2003) 36 Teori Belajar dan Rasyad, Aminuddin Jakarta: Uhamka Press 14, 90 Sudah Pembelajaran (2006). 37 Statistika untuk Psikologi Reksoatmoji, Tedjo Bandung: RefikaAditama 198 Sudah danPendidikan (2007) 38 Belajar dan Pembelajaran Rusman Bandung: Alfabeta 176, Sudah Berbasis Komputer (2013) 186-187 39 Mozaik Teknologi Salma, Dewi &Siregar, Jakarta: Kencana 168 Sudah Pendidikan Eveline (2007) 40 Puasa di Zaman Digital Sapta Majalah Tempo edisi 25 September – Para.4 Sudah 1 Oktober 2006 41 Interaksi dan Motivasi Sadiman Jakarta. Rajawali Press 74 Sudah Belajar Mengajar (2012) raja grafindo 42 Wawasan Al-Qur’an Shihab, Quraish Bandung : Mizan 441 Sudah (1997) 43 Belajar dan Pembelajaran Suardi, moh Yogyakarta: Depublish 44-45 Sudah (2015) 44 Metode Penelitian Sugiyono Bandung; Alfabeta 175, Sudah Pendidikan, Pendekatan (2013) 183, Kuantitif, Kualitatif dan R 185-190 & D 45 Psikologi Pendidikan Sumardi S Jakarta: Raja Grafindo Persada 232 Sudah (1984)

171

46 Perbandingan Metode Supardi Jurnal Penelitan Keislaman 99, Sudah Membaca Al Quran Bagi 1/12/2004. 106 Pebelajar Pemula di TKA/TPQ Malang 47 Pengantar Statistika untuk Sunarto Bandung: Alfabeta 353 Sudah Penelitian Pendidikan, (2013) Sosial, Ekonomi, Komunikasi, Komunikasi dan Bisnis 48 Media Pembelajaran Susilana, Rudi & Cepi Bandung: Wacana Prima 65 Sudah Riyana (2009) 49 Mendidik Anak Syarifuddin, Ahmad Depok: Gema Insani 21 Sudah Membaca, Menulis dan (2008) Mencintai Al-Quran 50 Assesment: A Practical Tanner, Howard & London: Continuum International Publishing 76-77 Sudah Guide For Secondary Sonia Jones. Grup Teachers (2006) 51 Teori Motivasi dan Uno, Hamzah Jakarta: Bumi Aksara 23 Sudah Pengukurannnya (2008) 52 Nasy’ah Al-Lughah Inda Wafi, Ali Abdul Wahid. Kairo: Dar El-Fikr El Arabi. 251-254 Sudah Al-Insan Wa Al-Thifl (1947) 53 Teknologi Pembelajaran : Warsita, Bambang Jakarta: RinekaCipta 10-11 Sudah Landasan dan Aplikasinya (2008). 28, 30, 36-37 54 Tarbiyatul Muraahiq Al Za’balawi Depok: GemaInsani 191 Sudah Bainal Islam waIlmin (Abdul hayyie, (2007) Nafs dkk.,terj.). 56 Jami’ Al Tirmidzi Imam Tirmidzi Ar-Riyadh: Dar Al Salam 654 Sudah (1999)

172

57 Digital World Hurt The Yee Jin Shin Jakarta: Erlangga 65 Sudah Children (2014) 58 Al-Lubab Fi Ulumi Al Abu Hafash Umar bin Beirut: Dar Al Kitab 331 Sudah Kitab Ali Ad Dimasqy (1918) 59 Ilmu Al Qur’an dan Van Denfeer Jakarta: Rajawali 68 Sudah pengenalan dasar (1988) 60 Panduan Praktis Talib Haer Jakarta: Elex Media Komputindo 331-333 Sudah Menguasai Komputer (2010) 61 Mu’jam Al Ashry Ali Atabik Yogya: Yayasan Ali Maksum 900 Sudah (1998) 62 Mu’jam Al Munjid Luis Ma’luf Beirut: Al Katsulikiyah 920 Sudah (1952) 63 Al Quran dan Hadis Muhaemin Jakarta: Grafindo 17 Sudah (2008) 64 Menjadi Kepala Sekolah A.A Ketut Jelantik Yogyakarta: Defublish 65 Sudah Yang Professional (2015) 65 Filsafat Pendidikan Jalaluddin& Idi Jakarta: Grasindo 95 Sudah (2012) 66 Teori-teori Pendidikan Nurani Soyomukti Jogjakarta: Ar Ruz Media 116, Sudah (2010) 156 67 Pengelolaan Kelas Yang Radno Harsanto Yogyakarta: Kanisius 134 Sudah Dinamis (2007) 68 Strategi Belajar Mengajar W. Gulo Jakarta: Grasindo 137, Sudah (2002) 140-142 69 Mengenal Metode Anas, Muhammad Pasuruan: Pustaka Hulwa 14 Sudah Pembelajaran (2014) 70 Pendidikan di Dunia John Vaizey Jakarta: Gunung Agung 124, Sudah Modern (1982) 128 71 Media Pembelajaran Abdul Hamid, dkk Malang: UIN Malang Press 3 Sudah bahasa Arab (2008) 173

72 Evaluasi Pembelajaran Masna, Moh & Raswan Jakarta: UIN Press 202 Sudah Bahasa Arab (2015) 73 Mukjizat Al Quran Shihab, Quraish Bandung: Mizan 433 Sudah (1998) 74 Al Quran Sang Mahkota Arifin, Gus &Suhendri Jakarta: Elek Media Komputindo. 28, 36, 38, Sudah Cahaya Abu Faqih (2010). 75 Al Mukhtaru Min Ulumi Abu Ahmad Al Azhar Islamic Research (1412 H/1992 ) 11 Sudah Al Quran Al Karim 76 Tafsir Al Mishbah Shihab Quraish Jakarta: :Lentera Hati 379 Sudah (2002) 77 Shahih Muslim Imam Muslim Al Hajjaj Lebanon: Dar Al Kotob (2008) 290 Sudah 78 Love Al Quran Kinoysan Jakarta: Grasindo 62 Sudah (2008) 79 Metodologi Pembelajaran Usman Basyirudin Jakarta: Ciputat Press 33-34 Sudah Agama Islam (2002) 80 Al Quran digital, Arif http://qurandigital.com/home Jurnal Sudah Teknologi yang (2014) Memudahkan Belajar Al Quran 81 Positive Technological Chau, Clement L http://pqdtopen.proquest.com/pubnum/3624692 Jurnal Sudah Development for Young (2014) Children in the Context of Children’s Mobile Apps 82 Disertasi “The Use Of Cederholm, Annete http://pqdtopen.proquest.com/pubnum/3439803. Jurnal Sudah Technology In html (2010) Developmental Education” University of Alabama.

174

83 Tesis “Penerapan Metode Faiqotul, Irliana H. http://karya- Jurnal Sudah Iqro’ pada Pembelajaran ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/ Calistung (Studi Kasus 11436 Kelompok Belajar (2011) Merpati di Dusun Wonosari Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember). 84 Maslow’s Hierarcy of Maslow http://studyob.com/maslow-hierarcy-of-needs Jurnal Sudah needs: Motivation Theory. 22 November 2013 (2013) 85 Hati-HatiPada Al Quran NurAminah, Andi http://republika.co.id/berita/koran/khazanahkora Jurnal Sudah Digital n/15/08/25/ntmx8a27hatihatipada-alquran- digital (2015) 86 Digital Native, digital Prensky, M. http://www.marcprensky.com/writing/prensky/di Jurnal Sudah Immigran. On The gitalnativesdigitalimmigrants/part1.pdf Horizon ( MCB University Press, Vol. 9. (2001). No.5 October 2001)

175

LAMPIRAN 15

FOTO KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR AL-QUR’AN SMP N 185

176

177

LAMPIRAN 16

GRAND DESAIN PENELITIAN

178