• 298

SUATU TINJAUAN FILOSOFIS TERHADAP PENGANGKATAN ANAK OLEH WARGA -NEGARA KETURUNAN TIONGHOA

L--______OIeh: Heri Tjandrasari, S.H. ______

PENDAHULUAN sebut di atas yang sifatnya abstrak, dapat dijabarkan di dalam bentuk kai­ Manusia di dalam hidupnya senan­ dah, dalam hal ini kaidah hukum. tiasa mempunyai hasrat untuk hidup Di Indonesia, kaidah-kaidah ini dapat teratuL Untuk menunjang hal terse­ dijumpai di berbagai bidang tata hu­ but, maka diperlukan apa yang dina­ kum, seperti Hukum Tata Negara, makan perangkat patokan yang meru­ Hukum Administrasi Negara, Hukum pakan pedoman untuk berperilaku Pidana, dan Hukum Perdata. Termasuk secara pan tas. Patokan-patokan untuk ke dalam Hukum Perdata, yang meng· berperilaku pantas terse but dinamakan atur bidang kehidupan pribadi adalah: norma atau kaidah. Norma atau kaidah a) Hukum Pribadi, (b) Hukum Keluar­ ini timbul dari apa yang disebut nilai, ga yang mencakup masalah-masalah: yaitu konsepsi abstrak di dalam diri keturunan, kekuasaan orang tua , per· manusia mengenai apa yang dianggap walian , pendewasaan, curatele, perka­ baik dan apa yang dianggap buruk. winan, dan orang yang hilang, dan Nilai-nilai tersebut sangat besar fungsi­ c) Hukum Waris (Purnadi Purbacaraka nya bagi keteraturan kehidupan ber­ dan Soerjono Soekanto, 1982). sarna. Norma atau kaidah , mengatur Di Indonesia, di mana sering dike­ baik diri pribadi manusia ataupun nal sebagai negara yang mempunyai • kehidupan antar pribadinya. Norma masyarakat majemuk atau pluralistik, atau kaidah yang mengatur diri pribadi maka sistem hukum yang berlakupun manusia terdapat di bidang kepercaya­ adalah berbhineka. Hal ini erat hu­ an dan kesusilaan, sedangkan yang bungannya dengan masih diterapkan· mengatur kehidupan antar pribadi rna­ nya di masyarakat Hukum Islam, nusia adalah bidang kesopanan dan Hukum Adat dan hukum yang lain, hukum. Tujuan norma hukum adalah di samping Hukum Nasional yang ber· agar tercapai kedamaian di dalam kehi­ laku. dupan bersama. Kedamaian adalah Dalam kehidupan sehari-hari, di keserasian antara ketertiban dan keten­ masyarakat dikenal apa yang dinama­ teraman. Hal ini adalah merupakan kan pengangkatan anak (adopsi) wa­ tujuan hukum, sedangkan yang menja­ laupun belum ada suatu undang-un­ di tugas hukum adalah mencapai ke­ dang atau peraturan tertulis yang serasian antara kepastian hukum de­ mengatur mengenai hal ini. Hukum ngan kesebandingan hukum. Adat yang ada di berbagai daerah di Secara konkret, pasangan nilai ter- Indonesia telah lama mengenal ada- FIIO$ofi PenianiluJ tan Anal! 299 nya lembaga pengangkatan anak irii. fah Pengangkatan anak dalam hukum adat Seperti telah dikemukakan, bahwa biasanya bertujuan selain untuk melan­ oleh karena tiadanya suatu kesatuan jutkan keturunan dan kela~jutan harta hukum dalam bidang lembaga peng­ warisan, juga untuk pemellharaan. Hu­ angkatan anak, maka apa yang men­ kum Islam juga mengenal pengangkat­ jadi pengertian ten tang pengangkatan an anak, namun demikian anak angkat anak itu sendiripun bermacam-macam ini tidaklah mempunyai hak mewaris pula. , dalam bukunya Hu­ sebagaimana dalam hukum adat. Hak kum Perdata Adat Jawa Barat mem­ yang diberikan kepada anak angkat berikan pengertian anak angkat se bagai dalam Islam hanyalah sebagai mewali anak orang lain yang diangkat sebagai bagi si pengangkat ( , tanpa anaknya sendiri. Sedan~kan Wirj ono tahun). Prodjodikoro memberikan pengertian Hukum Perdata Indonesia sendiri, bahwa pad a hakikatnya seorang anak yang berasal dari Burgerlijk Wetboek baru dapat dianggap sebagai anak ang­ Belanda tidak mengenal adanya lem­ kat, apabiJa orang yang mengangkat baga pengangkatan anak. Khusus ba­ anak itu memandang dalam larnr dan gi warganegara Indonesia keturunan batin anak itu sebagai keturunannya Tionghoa yang tunduk pada Burger­ sendiri. lijk We tboek diadakan peraturan ier­ Ordonansi 191 7 Staatsblad 1917 sendiri dalam Ordonnan tie 191 7 S taats­ No. 129 yang mengatur pengangkatan blad 19 17 N omor 129 Bab II. Peng­ anak bagi warganegara Indonesia ketu­ angkatan anak yang tidak berdasarkan runan Tionghoa dalam pasal-pasalnya hukum adat maupun hukum Islam dan yang penulis anggap penting adalah: kini sering dilakukan di Pengadilan bahwa yang diperbolehkan mengang­ Negeri, sampai sedemikian jauh adalah kat anak adalah laki-Iaki y ang bersta­ berdasarkan Surat Edaran Mahkamah tus mempunyai istri atau duda atau Agung Republik Indonesia No.2 Ta­ wanita yang berstatus janda yang tidak hun 1979 yang kemudian disempurna­ mempunyai keturunan laki-laki (dalam kan dengan Surat Edaran yang dike­ garis laki-laki) atau anak laki-laki ang­ luarkan oleh instansi yang sama yaitu kat. Bagi janda diperbolehkan meng­ SE. MA. No.6 Tahun 1983. angkat anak bila tidak ada wasiat Tulisan ini ingin mengemukakan (testamen). dari beka s suaminya yang serba sedikit mengenai pengaturan melarang istrinya mengangkat anak pengangkatan anak khususnya ba­ (Pasal 5). Anak yang boleh diangkat gi warganegara Indonesia keturunan adalah anak/ orang laki-laki eina yang Tionghoa dan falsafah apa yang ter­ tidak beristri dan tidak mempunyai kandung dalam pengangkatan anak ter­ anak, lagi pula belum diangkat anak sebut beserta perkembangannya. oleh orang lain (pasal 6). Sedangkan usia orang yang diangkat paling sedikit P~raturan Pengangkatan Anak ba­ 18 tahun Ie bih muda dari ayah yang li Warganegara Indonesia Keturunan akan mengangkat dan 15 tahun lebih l'ionghoa dan Latar Belakang Falsa- muda dari ibu atau janda yang akan

Juni1986 300 Hukum dan Pembangunan •

mengangkat (pasal 7). Setiap pen gang­ kenyataan, bahwa da1am kehidupan katan harus ada persetujuan dari para sehari-hari, masyarakat Tionghoa rna· pihak yang melakukan pengangkatan sih kuat dipengaruhi oleh pemujaan anak. Juga kalau yang diangkat telah terhadap arwap. leluhur mereka yang mencapai usia 15 tahun (Pasal 8). Dan telah tiada/meninggal dunia. Selain pengangkatan anak hanya boleh dila­ kenyataan ini , juga masih berakar kuat kukan dengan akta notaris (pasal 10). dalam adat-istiadat masyarakat Tiong­ Dari apa yang dikemukakan di atas, hoa bahwa penerus keturunan adalah maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hanya anak laki-Iaki. Jadi bagi masya­ disyaratkan bagi pengangkatan anak rakat Tionghoa pengangkatan anak adalah terutama bagi orang laki-Iaki merupakan hal yang penting sekali, atau wanita yang telah menikah, se­ karena ada perintah dalam agama yang dangkan anak yang diangkat haruslah dianutnya bahwa anak laki-Iakilah anak laki-Iaki. Atau dengan perkataan yang diwajibkan dan diberi wewenang • lain seorang wanita yang tidak meni- meneruskan nama keluarga serta mela­ kah/ tidak be rsuami tidak diperkenan­ kukan upacara penghormatan arwah kan untuk mengangkat anak. Demi leluhur, sehingga bila dari suatu per· • kian pula, bahwa anak perempuan kawinan seseorang tidak mempunyai tidak diperkenankan un tuk diangkat anak laki-Iaki, maka suami-istri yang sebagai anak angkat. bersangkutan boleh mengangkat anak Sebagai akibat hukum dari peng­ laki-Iaki. Dengan demikian dapat dika­ angkatan anak adalah bahwa anak takan bahwa apa yang menjadi latar angkat se cara hukum memperoleh na­ belakangnya adalah justru falsafah hi­ ma keturunan dari bapak angkat (pa­ dup dari orang Tionghoa itu sendiri. sal 11). Anak angkat dijadikan sebagai Selain itu juga dapat dikemukakan di anak yang dilahirkan da ri perkawinan sini bahwa pengangkatan anak sebagai­ orang tua angkat (Pasal 12 ayat (1» . mana dimaksud adalah pengangkatan Selain i tu, anak angkat menjadi ahli anak yang lebih cenderung demi ke· waris dari orang tua angkat dan hu­ pentingan orang tua yang akan meng­ bungan perdata yang berpangkal pada angkatnya. Kepentingan anak dalam keturunan karena kelahiran antara hal ' ini . ce nderung untuk ' dikatakan anak angkat dengan orang tua kan­ sebagai kurang diperhatikan. dung, akibat pengangkatan anak men­ jadi pu tus . Perubahan eli dalam Masyarakat yang Apabila kita hanya melihat at au Menimbulkan Perubahan Hukum membac a peraturan me ngenai pengang­ Max Weber berpendapat bahwa katan anak ini, maka dengan tidak perubahan-perubahan yang terjadi pa­ segera kita dapat menafsirkan apa da hukum harus sesuai dengan per­ gerangan yang ada di balik ini se mua ubahan-perubahan yang terjadi pada se hanya mereka yang telah sistem sosial dari masyarakat yang . menikah yang diperkenankan meng­ mendukung hukum yang bersangkutan angkat anak, lagipula hanya anak laki, (Soerjono Soekanto, 1980). Tidaklah lakilah yang boleh diangkat. Dari berIebihan kiranya apabila dikatakan • Filosofi Penllanllhatan Anah 301 bahwa dari tahun ke tahun di Indone- Guru Pinandita, 1984). • sia pun masyarakatnya terus berkem- Demikian . pula haln ya dengan apa bang sehingga dengan demikian juga yang terjadi terhadap peraturan yang mendorong adanya perubahan pada mengatur mengenai pengangkatan anak sistem sosial dari masyarakatnya. De­ bagi warganegara Indonesia keturunan ngan adanya kebutuhan-kebutuhan Tionghoa. Dalam perkembangannya yang semakin lama semakin berkem­ dengan perubahan-perubahan yang ter­ bang, maka hukum pun kemudian jadi di masyarakat, maka bukan saja mengikuti perkembangan ini. hanya orang yang telah menikah Sejalan dengan bunyi Pasal 27 yang diperbolehkan untuk mengangkat Undang-undang No. 14 Tahun 1970 anak, tetapi juga se orang wanita yang ten tang Ketentuan-ketentuan Pokok tidak/belum menikah kemudian diper­ Kekuasaan Kehakiman yang menyata­ bolehkan untuk mengangkat anak. kan bahwa: (1) Hakim sebagai penegak Selain itu, juga bukan saja hanya anak hukum dan keadilan wajib menggali, laki-laki yang diperbolehkan untuk mengikuti dan memahami nilai-nilai diangkat, tetapi kemudian anak perem­ hukum yang hidup dalam masyarakat. puan boleh diangkat. Dapat dikatakan Maka hakim dengan putusannya men­ lebih berkembang lagi, sesuai de­ ciptakan yurisprudensi yang merupa­ ngan pengalaman penulis sendiri un­ kan pula salah satu sumber hukum. tuk memban tu menguruskan seseorang Dalam mengadili perkara-perkara yang yang mengangkat anak adalah bahwa dihadapinya maka hakim akan mene­ seorang wanita yang tidak/ belum me­ rapkan saja hukumnya, dalam kasus­ nikah ternyata diperkenankan oleh kasus yang hukumnya atau undang­ pengadilan . untuk bukan saja meng­ undangnya sudah jelas. Dalam kasus angkat seorang anak laki-laki atau yang hukum at au undang-undangnya anak perempuan Cina, namun anak tidak atau belum jelas, maka hakim se orang Indonesia asli sekalipun. akan menafsirkan hukum atau undang­ Dua buah penetapan pengadilan undang melalui cara atau metode yang yang berhasil penulis peroleh sewaktu lazim berlaku dalam ilmu hukum. mengurus pengangkatan anak bagi Dalam kasus di mana terjadi pelang­ seorang wanita Tionghoa yang tidak/ garan/penerapan hukum yang berten­ belum menikah telah membuktikan tangan dengan hukum/undang-undang bahwa memang peraturan yang ada yang berlaku, maka hakim akan meng­ telah berkembang bersama adanya gunakan hak mengujinya yang dapat yudsprudensi. Ketetapan Pengadilan berupa f ormele toetsing maupun mate­ Negeri Utara No. 711 /1 981 riele toetsing. Sedangkan dalam kas us P dalam pertimbangannya antara lain : yang belum ada undang-undangfhu­ bahwa walaupun pengangkatan anak kum yang mengaturnya, maka hakim seperti ini dahulu dilarang oleh un­ harus menemukan hukumnya dengan dang-undang (UU No. 129 Tahun menggaJi dan mengikuti nilai-nilai hu­ 1917 jis No. 8 1 Tahun 19 19 , No. kum yang hidup dalam masyarakat 55 7 Tahun 1924 dan No. 92 Tahun (Purwoto S. Gandasubrata, dalam 1925) akan tetapi dengan perkem-

, JlIl1i 1986 302 Huku.m dan Pembangunal1 bangall lI1asyarakat pada waktu ini, terlihat bahwa pertimbangan hukum­ maka undang-undang tersebut yang su­ nya menyiratkan dan menyuratkan dah lebih kurang 56 tahun diundang­ bahwa kepentingan anak angkat dile­ kan. tidak dapat lagi sesuai dengan takkan di atas segala-galanya, telmasuk kt!adaan masyarakat pada waktu ini, kepentingan orang tua sebagaimana yaitu banyaknya anak-anak yatim mulanya yaitu sebagai penyambung piatu ataupun anak-anak terlantar, keturunan. yang sangat mendambakan keh.id4pan Dalam pada itll Subekti menyata­ dan kasih sayang yang layak sebagai kan bahwa Ordonansi Tahun 1917 No. manusia yang tanpa salahnya dilahir­ 129 bagi warganegara keturunan Cina kan di dunia ini, pula karena pemo­ yang hanya membolehkan pengangkat­ hon, walaupull belum membentuk ru­ an anak lelaki, sudah mengizinkan mahtangga yang utuh akan tetapi juga mengangkat anak wanita. Keada­ naluri keibuannya sebagai seorang wa­ an masyarakat telah berubah dan men­ ni ta, tidak disangsikan lagi oleh ha­ desak ke arah diperbolehkannya peng­ kim sebagaimana te rlihat di muka angkatan anak wanita juga. Lembaga sidang, manapun untuk memberikan adopsi m e~ang kit a lihat sudah ber­ kasih sayang dan perawatan yang baik ubah fungsinya sepanjang masa. Kalau bahkan lebih baik daripada apabi/a dulu ia dimaksudkan untuk menyam­ allak tersebu t masih iku t orang tua bung keturunan (pancer-lelaki), seka­ aslinya. rang pertimbangan sosial menjadi lebih

Dalam penetapan y~ng lain yaitu berat (Subekti, dalam Guru Pinandita, Penetapan Pengadilan yang sarna na­ 1984). mun berbeda kasus Penetapan No. Barangkali memang benar bahwa 332/Pdt/1984 Pengadilan Negeri lakar­ tugas hakim untuk menentukan keadil karta Utara dalam salah satu pertim­ an dan hukum dalam masyarakat ada­ bangannya mengemukakan: .. . dan lah berat. Namun di samping itu tentu mengingat pula kepada kedudukan saja dapat pula dikatakan bahwa tugas pemohon yang mempunyai penghasil­ terse but amat mulia. Ia dapat menjadi an yang tetap dan untuk ukuran ke­ pemimpin dalam pembaharuan hu­ luarga di Indonesia penghasilan perno­ kum melalui yurisprudensiyurispru­ hon dapat digolongkan mampu, maka densi yang dibuatnya. Mungkin dan lenyaplah kekhawatiran atas kesang­ boleh jadi kepemimpinan demikian gupan pemohon untuk rnemelihara yang dimaksud oleh Charles Himawan dan mendidik dengan penuh kasih sebagai "Indonesia enlightened leader­ sayang anak tersebut sebagai anaknya ship" dalam bukunya The Foreign sendiri, oleh karena itu tidak ada Investment Process in Indonesia. alasan bagi pengadilan untuk meragu­ kan k/?mampuan dan tanggung jawab Kesimpulan pemohon dalam mendidik dan mem­ Dari apa yang telah penulis uraikan, besarkan anak tersebut hingga menjadi maka dapat ditarik suatu kesimpulan manusia yang berguna. bahwa dengan tetap diberlakukan­ DaTi kedua ketetapan di atas, jelas nya peraturan pengangkatan anak ba- Filosoft Pengangkatan Anak 303

. gi warganegara Indonesia keturunan pengangkatan anak menjadi suatu un- Tionghoa dengan pembaharuan hukum dang-undang yang berlaku bagi semua yang tengah berjalan, apa yang menja­ orang di semua wilayah Republik di harapan masyarakat bersangkutan Indonesia. Hal ini disebabkan karena dapat . terpenuhi, yaitu bahwa demi pembentuk hukum haruslah mem­ kepentingan anak diperkenankan peng­ perhatikan beberapa aspek yang ada angkatan anak yang semula tidak di­ di dalam masyarakat se ndiri. Indonesia perkenankan. Selain itu juga dapat yang terdiri dari berbagai sistem hu­ disimpulkan bahwa secara umum bagi kum adat, tentu tidak mudah untuk Indonesia akan amat sukar untuk menyerasikan semua nilai-nilai yang . . membuat suatu undang-undang atau ada menjadi satu nilai yang dapat peraturan yang mengatur mengenai dianuti oleh seluruh bangsa Indonesia.

DAFT AR KEPUSTAKAAN Engelbrecht, Kitab-kitab Un dang-un dang, Undang-undang dan Peraturan-peraturan Re· publik Indonesia (Leiden: PT. Gunung Agung, 1960). Gandasubrata, S., Purwoto, dalam Guru Pinandita Sumbangsih untuk Prof Djokosoetono, S.H. (Jakarta: Lembaga Penerbit Faku1tas Ekonomi Universitas Indonesia, 1984). Hazairin, Hukum Kewarisan Bilateral Menuru t Al-Quran (Jakarta : Tinta Mas , ta npa tahun). Himawan, Charles, The Foreign Investment Process in Indonesia (Singapura: Gunung Agung, 1980). Prodjodikoro, Wirj ono, Hukum Perkawinan di Indonesia (Jakarta: Sumur , 1976). _ Purbacaraka, Purnadi dan Soerjono Soekanto, Sendi·sendi Ilmu Hukum dan Tata Hukum (Bandung: Alumni, 1982). Saleh, Wantjik, K., Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri (Jakarta: Bina Aksara, 1981). Soekanto, Soerjono, Pokok-pokok Sosiologi Hukum (Jakarta: RajawaJi Press, 1980). Soepomo, R., Hukum Perdata Adat Jawa Barat (Jakarta: Jambatan, 1976). SUrat Edaran Mahkamah Agung RepubJik Indonesia No.2 Tahun 1979. Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia No.6 Tahun 1983 .

}I/lli 1986 , 272 Hukum dan Pemba ngunan

yang terkena penyaringan dan diha· jatuhnya Vietnam dan Laos ke tangan puskan.23 komunis tahun 1975.26 Skandal ko· Di samping itu pemilu 1977 diwar· rupsi Pertamina menjadi masalah kare· nai oleh beberapa persoalan penting na ini berkaitan dengan pertanyaan lainnya dari masa antara 1971 sampai bagaimana pemerintah mengelola sua. 1977. Persoalan pertama adalah masa­ tu perusahaan milik negara yang da­ lah strategi pembangunan. Hal ini lam pertumbuhannya telah menjadi dipersoalkan oleh sekelompok maha· Negara dalam negara. dan sulit untuk siswa. Masalah strategi pembangunan dikendalikan. Skandal ini cepat diakhi ini kemudian meluas sehingga menim· ri dengan pergantian pimpinan Perta· bulkan pertentangan di kalangan pe· mina, akan tetapi ini merupakan per· • merintah sendiri dan akhirnya ber· so alan strategi pembangunan terutama muara dalam peristiwa "15 Januari tentang pemakaian sumber energi yang - 1974", Seiring dengan persoal an stra- terbatas bagi dana pembangunan.27 tegi pembangunan, politik Indonesia Skandal Palapa mempersoalkan pena· diwarnai oleh perdebatan keras antara nganan tender yang dengan mana kelompok Islam dengan pemerintah memberikan kesempatan bagi peneri· • dalam masalah Rancangan Undang· maan jasa komisi pada sejumlah peja· undang Perkawinan. Rancangan ini ke· bat negara. Sementara itu masalah mudian menimbulkan huru-hara di da· jatuhnya Vietnam dan Laos membuat lam persidangan DPR sehingga sidang pertanyaan akan perlunya suatu ideo· lerpaksa dihentikan. Akhirnya persoal· logi yang kuat bagi menahan kemung· an ini dapat diselesaikan dalam suatu kinan berkembangnya komunisme. panitia khusus dan setelah ditempuh Ada pun kecaman terhadap hal ini di · jalan di luar forum perkawinan?4 dasarkan pada anggapan bahwa pem­ Masalah lain yang juga memberikan bangunan . yang dijalankan selama ini pengaruh pada jal annya pemilu 1977 lebih berorientasi phisik, sehingga me· • adalah skandal Pertamina, skandal ninggalkan nilai·nilai dasar kehidupan • Palapa 25 dan masalah internasional,

26persoalan ini meniadi pembicaraan ka­ 23William Liddle. ·"1977 Indonesia Elec­ rena berkaitan dengan adanya anggapan atas tion and Legitimation of New Order", dasar teori ·domino tentang kejatuhan Asia Kemial S. Sandhu (ed.), Southeast Asian Tenggara ke tang an komunisme. Untuk sua' Affairs 1978 (Singapura: Institute of South­ tu gambaran umum dan menyeluruh lihat east Asian Studies 1978). Juwono Sudarsono, Perimbangan Kekuatan di Asia Tenggara (Jakarta: Pidato pada Dies 24Harold Crouch, "15th January 1974 Natalis UI XXX, 1980). Dua pengamat Affairs' (Canberra: Dyason House, 1974), politik dati kelompok Islam yang menonjoi number 1; Sri Suparin S. Sudarman. Politik masalah ini dapat dibaca kumpulan tulisan Pembinaan Kekuatan ABRI: Studi Kasus di Ridwan Saidi, Politik Pembangunan dan DP R RI, 1971-1977 (Jakarta: Skripsi pada Pembangunan PoUtik (Jakarta: Penerbit FIS UI, 1979) Nurul Islam, 1983), dan Sjaifuddin Zuhri, Kaleidoskop Politik I dan II. 25 Juwono Sudarsono, Lingkungan Polio tik dan Strategi Pembangunan, makalah da­ 27perdebatan hal ini kemudian difor­ lam Seminar Lingkungan Hidup yang dise­ mulasikan ialan keluarnya dalam kerangka lenggarakan oleh Pusat Studi nmu Idng­ trilogi pembangunan (a) pemerataan penda­ kungan UI tahun 1981. Persoalan ini me­ patan, (b) percepatan pembangunan ekono­ nguasai berita dalam pers Indonesia semasa mi, dan (c) stabilitas politik yang dinamis. -Kabinet Pembangunan II (1973-1978), Lihat pidato Presiden 16 Agustus 1978 .

• 15 TDhun Pemilu 273

suatu bangsa . 28 mengkritik kebijaksanaan pemerintah. persoalan penting y ang juga perlu Larangan terse but memperlihatkan ke­ dikemukakan adalah masalah Kongres inginan pemerintah untuk bertahan PDI. Kongres ini merupakan pertemu· dan adanya keterbatasan bagi part ai­ an untuk membuktikan keberhasilan partai politik untuk memanfaatkan fusi lima organisasi yang bergabung kelemahan pemerintah yang ada sela­ di dalamnya. Kongres pada akhirnya rna ini.30 tidak dapat menghasilkan suatu kese· Kalau dalam pemilu 1971, hal-hal pakatan yang mantap, kecuali kembali yang berhubungan dengan ideologi menegaskan kesatuan dalam mencari dikesampingkan , malah diharamkan, • identitas.29 . dan masyarakat diajak melihat per­ Menjelang kampanye yang berlang· kembangan Indonesia di masa depan sung sejak 24 Februari 1977 seJama dengan program-program pembangun­ dua bulan , berkembang sejumlah masa· an dari pemerintah; maka dalam pe­ lah yang kemudian mewarnai hasil milu 1977 timbuJ pertanyaan tentang pemilu tahun bersangkutan. Pernyata· strategi yang di pergunakan pemerin­ an Pangkopkamtib tentang adanya tah dalam membangun Indonesia men­ Komando Jihad, suatu penamaan ter­ capai . masyarakat adil dan makmur. hadap usaha menegakkan pemerintah­ Hal mana berbeda dengan pemilu . an Islam, membuat keadaan menjadi 1982 di mana masaJah-masaJah ideolo- . panas. Hal ini dip an dang oleh kelom­ gi kembali tampil , maJah berada di pok Islam se bagai usaha memojokkan tengah pergumulan kekuatan-kekuatan mereka, dan dapat memberikan arti politik Indonesia. Kelihatannya peng­ bahwa pemerintah berhadapan dengan kaitan ideologi dengan program dalam Islam. Di sam ping itu Kopkamtib pembangunan Indonesia menjadi per­ juga mengumumkan adanya " 4Iarang­ hatian utama daJam pemilu 1982. an", yaitu (1) diJarang mengadakan Selepas Sidang Umum (SU) MPR intimidasi at as lawan, (2) dilarang 1978 kehidupan politik daJam politik menghina kehormatan pemerintah dan nasional semakin jelas. Struktur politik pejabatnya, (3) dilarang memecah be­ yang ingin dibangun kini telah menjadi lah persatuan bangsa, dan (4) dilarang kenyataan. Kemenangan Golkar dalam • pemilu 1971 dan 1977, dan ke berhasil- an dalam menetapkan Garis-garis Besar 28Tulisan yang secara tepat mengkaii Haluan Negara · (GBHN), serta Pedo­ persoaJan p erdebatan· antara ideologi d,eng an pembangunan dan di mana letak nilai-nilai man Penghayatan dan Pengamalan , Oeliar Noer, Ide%gi, Politik dan • Pembangunan (Jakarta: Yayasan Perkhid­ Pancasila (P4) dilihat merupakan titik- rnatan, 1 9 8 3). 29Manuel Kaisepo, "POI dalam Meneari Identitas", p,.isma, No. 12 Oesernber 1981; 300eliar Noer , "Lima Kesan dan Pemi­ lihat ju ga Sontam Napitupulu, Pembentukan lihan Vmum 1977", Oeliar Noer, Bunga Partai Demokrasi Indonesia: proses fusi Ramp ai dan Nege ri Kanguru. Kumpulan lima partai politik, 1973-1976 (Jakarta: Karangan (Jakarta: Penerbit Panji Masyara­ Skripsi pada FIS VI, 1981), Chatarina H. kat, 1981). hIm. 1 9 7-205. Lihat juga Wil­ Soedirdjo, Perkembangan Partai Demokrasi liam Liddle, "1977 Indonesia Election: The Indonesia Periode 1976- 1981 (Jakarta: Second New Orde Parliamentary", Asi" Skripsi pada FIS VI, 1982). Suroey. Vol. XVIII. No. 2, Februan 1978.

, Juni 1986 • 274 . Hukum dan Pem ba ngu nan

tolak untuk lebih memantapkan pem­ sikan dalam kaitannya dengan asas bangunan politik menuju cita-cita . tunggal.31 Orde Baru_ Demikian juga dengan pe­ Kalaudalam pemilu 1977, wilayah ngertian ten tang penyederhanaan ke­ Timor Timur disebabkan beberapa partaian sudah semakin jelas. Persoal­ hal 32 ditempuh cara yang berl ainan annya kini berpindah kepada bagai­ dengan pemilihan di wilayah lainnya, mana partai-p artai politik dan juga kini dalam pemilu 1982 sudah terjadi golongan karya berantisipasi dalam beberapa peru bah an yang menuntut • pembangunan Indonesia. keterlibatan penuh wilayah terse but Dengan mandat baru dan beban dalam pelaksanaan pemilu. Akhi-rnya tugas yang diberikan MPR, Presiden disepakati pembagian wilayah Timor dengan segera membentuk pemerin­ Timur untuk menentukan jumlah kur­ tahan yang dimaksudkan untuk merea­ si yang mewakili wilayah terse but di lisir hal-hal yang dimaksudkan oleh tingkat nasional .33 GBHN. Pemerintah dengan segera Dalam pada itu kerudupan partai· mengusahakan sejumlah kebij aksanaan partai politik Indonesia masih penuh ekonomi terutama dalam upaya men­ dengan pertentangan intern. Perten­ capai trilogi pemban gun an (pemerata­ tangan mana sedemikian kuatnya an pendapatan dan penyebaran hasil ­ sehingga menggoyahkan sendi-sendi hasilpem bangunan, percepatan pe r­ yang diciptakan ketika fusi mulai tum buhan ekonomi, dan stabilitas di canangkan. PDI me rupakan salah sa· politik yang din amis) dan yang pen­ tu contoh menonjol untuk itu. Per­ ting adalah devaluasi pada pertengah­ tentangan daJam tubuh PDI bermuJa an November 1978. dari ketidakpercayaan terhadap kepe­ Yang paling menarik adalah masa· mimpinan PDI di bawah Sanusi Har­ Jah bagaimana menempatkan Pancasi­ djadinata. Pertikaian ini kemudian me­ la dan UUD 1945 agar tidak sampai libatkan sej umJah pejabat pemerintah menjadi perhatian yang dapat menim­ dan diakhiri dengan dibentuknya suatu bulkan gangguan padanya. Perdebatan kompromi antara kekuatan-kekuatan ini terutama dikemukakan oJeh partai dalam tubuh PDI yang saling berten· . - _ . . ' - politik sehubungan dengan belum je- · - lasnya batasan yang dipergunakan, se­ 31 Perdebatan asas tunggal dimulai · de­ dangkan seluruh kekuatan politik yang ngan adanya pidato Presiden (lihat uraian bab selanjutnya). Tanggapan paling keras ada telah mencantumkan Pancasila dan datang dari Siafruddin Prawiran egara dalam UUD 1945 sebagai salah satu cirinya .. suratnya kepada Presiden yang dipublikasi­ kan oleh Dewan Da'wah .Islamiyah. Iridone-. Hal ini kemudian berkaitan dengan sia , Jakarta; Untuk suatu. uraian yang pan- pemakaian lambang yang akan diper­ janglebar, terutama, berhubungan dengan asas. partai, lihat Deliar No er, Islam, Panca­ gunakan dalam masa kampanye. Sete­ sila dan Asas Tunggal (Jakarta: Y a yasan , lah melalui perdebatan akhirnya dise­ Perkhid matan , 1983). pakati lambang yang sarna dengan 32Liddle, op. cit.; Rusli Karim, Perjalan­ an Partai Politik diIndonesia: suatupotret pemilu 1977. Ada pun masalah Panca­ pasang-su rut (Jakarta: CV. Raja~ali, 1983), sila dalam kedudukan sebagai salah . hIm. 184 satu ciri kekuatan politik dimodiflka- 33 Harm aily , op. cit. , hIm. 122.

• • •

16 TGhu n pemilu 275

• ABRI 27 Maret eli Pakanbaru tangan . Ada pun pertentangan ini 1980 ernpersoalkan bobot masing-masing dan di depan Hari Jadi Komando Pa· :nsur yang berfusi dan yang utama sukan Sandi Yudha (Kopasandha) 16 pertentangan antara tokoh·tokoh da· April 1980 di Cijantung, Jakarta. lam tubuh PNI yang kemudian mena· Pidato ini menimbulkan kembali masa· . 34 rik unsur·unsur I amnya. lah konsensus nasional yang menjadi Perselisihan dalam tubuh kekuatan dasar pembinaan struktur politik dan politik tidak saja terjadi di dalam PDI, pengembangan masyarakat. 36 Pidato tetapi juga dalam Golongan Karya. terse but menegaskan posisi militer da· Golkar menghadapi persoalan dalam lain politik Indonesia selain periu ada· Musyawarah Nasional II yang diada· nya penegasan ciri dasar organisasi kan di Denpasar. Persoalan yang tim· politik dan kedudukan "Islam" dalam bul berkisar pada peranan unsur, ada· kehidupan politik Indonesia, terutama nya kritikan unsur tentang birokrasi tentang pengertian masih dipakainya pemerintah termasuk dalam tubuh pencirian dalam kekuatan politik di Golkar sendiri, adanya tuduhan biro· luar Pancasil a. krasi kapitalis, adanya kesenjangan ko· Dalam hal ini reaksi yang terbentuk munikasi dan dialog serta masalah juga bermacam·macam. PPP sendiri "massa mengambang". Unsur·unsur di· terpecah dua, NU mengecam beberapa maksud adalah " Tri Karya Golkar" ya· bagi an isi pidato terutama tentang itu Sentral Organisasi Karya Sosial pencirian golongan politik , sementara Indonesia (SOKSI), Koperasi Serba Muslimin Indonesia (MI) menyokong Usaha Gotong Royong (KOSGORO), maksud Presiden. Golkar mendukung dan Musyawarah Karyawan Gotong gagasan Presiden se dangkan PDI berta· Royong (MKGR). Ketiga organisasi ini han pada penge rtian seperti yang di· dianggap sebagai cikal bakal berdiri· maksudkan dalam UU No. 3/ 1975 nya Golkar di masa Orde Lama yang ten tang Partai Politik dan Golongan kemudian berkembang menjadi sejum· Karya. Dalam menanggapi perdebatan lah kelompok Induk Organisasi (KI­ ini, Pangkopkamtib mengingatkan ada· NO). Semen tara itu sumber dukungan nya bahaya Suku, Agama, Ras dan

Golkar kini le bih ditentukan oleh · Antar Golongan(SARA). • militer (ABRI), aparat birokrasi pe· Dari sekian banyak reaksi yang merintah (KORPRI) dan kelompok muncul, reaksi paling keras datang profesionaJ .35 dari sekelompok tokoh masyarakat Persoalan politik yang utama dan yang kemudian dikenaJ dengan nama mendasar adalah tentang pidato Presi Petisi 50. 37 Kelompok ini memo den di depan Rapat Pimpinan (Rapim) persoaJkan dan berpendapat baJlwa

telah ada usaha polarisasi menuju •

. 34van Dijk , "Th e Partai Demokra si In­ donesia - Golkar 's Second Nat ional Congo 36 Lih a t uralan . . p a d a baglan . seb elumnya ress" R . , eV!e W of Indo nesia and Ma lay an dan ulasan p ada b a gian ini. ::fairs (RIMA), V ol. 13, No. I, Juni 79. 37Van Dijk, "The General Elections Act and Two Speeches by Suhart o" , RIMA. Vol. • 35Van Dijk, Ibid. • • 14, No.2, 1 980. - • Juni 1986

• • •

276 Hukum dan Pem bangunan

konflik sosial baru. Hal ini dihubung· beberapa peristiwa seperti keresahan kan dengan pendapat bahwa Panca· buruh yang mempersoaIkan skala upah sila sebagai ideologi tidak boleh ditaf· layak, pemogokan awak pesawat Ga· sir)can tunggal, apalagi dengan pem· ruda yang bermula dari protes atas benaran tindakan jika dikaitkan de· pemecatan dan pemberhentian bebe­ ngan Sapta Marga.38 Sapta Marga rapa di antara mereka. merupakan janji kesetiaan seorang pra· Dalam kaitan dengan keresahan ini, juri! Indonesia kepada bangsa dan timbul masalah pemilikan dan pema- • • nega ra. Di sam ping itu kelompok ini kaian tanah_ Dua kasus utama: Siria-ria berpendapat bahwa Soeharto bukanlah tentang pemilikan tanah, dan Jenggera­ penafsir tunggalPancasila apalagi jika wah tentang pemakaian tanah menjadi interpretasi lawan diartikan melawan pangkal berkembangnya masalah ini. Pwcasila. Mereka berpendapat akan Perdebatan ini dengan segera menjadi ada bahaya su bversif, infiltrasi, dan isyu di tingkat nasional. PDI berperan intimidasi dalam pemilu yang menda· besar untuk mempersoaIkan ini di tang.39 kalangan . perwakilan. Pada akhirnya Keprihatinan kelompok ini kemu· pemerintah mengambil sejurnlah tin­ dian disalurkan ke dalam lembaga dakan untuk mengatasi hal tersebut, perwakilan, dan ditanggapi oleh pihak terutama karena berkaitan dengan rna­ pemerintah, malahan Presiden sendiri salah landrefoml. Kebijaksanaan rneng­ kemudian meminta disiarkannya teks adakan Prona di bidang agraria mem­ resmi atas salin an pidato tersebut dan perlihatkan kesungguhan pemerintah juga menyerahkannya . kepada DPR mengatasi hal tersebut. Dalam pada itu untuk menjadi bahan pertimbangan.40 perkembangan ekonomi telah pula me­ Persoalanc-sosial yang timbul dalam nimbulkan keresahan. Terjadinya aksi­ masa antara ini berkisar pada tema aksi di Ujung Pandang dan beberapa keresahan sosial. Dalam Sapta Krida kota di pulau Jawa memperlihatkan Kabinet Pembangunan III yang men· hal ini. Keresahan yang berpangkal dasari trilogi pembangunan, dirumus· pada kesenjangan kemajuan ekonomi kan bahwa pemerataan pendapatan yang secara sosial mempercepat kere­ 41 dan h~sil-hasil pembangunan menjadi sahan dalam masyarakat. perhatian utama pemerintah. Erat ber­ Keresahan lain yang timbul adalah kaitan dengan hal tersebut tercetuslah masalah penataan di perguruan tinggi. Usaha pemerintah menata kehidupan kampus perguruan tinggi mendapat 38Van Diik. Ibid. tanggapan dan reaksi keras dari kalang­ 39Van Dijk, Ibid., perhatikan pula pan­ an kampus (aksi tunjuk rasa terutama dangan kelompok ini dalam "Pernyataan pada kalangan mahasiswa). Aksi ini Sikap Terhadap Pemilu". Rusli Karim ...• semakin meluas dengan adanya peme­ . . op. cit., hlm. 216- 217. Untuk suatu bacaan lengkap. lihat. Kelompok Keria Petisi 50 I catan beberapa mahasiswa dalam p.e- Perny ataan Keprihatinan. Meluruskan Perja· Ian an Orde Baru: Pertanggung Jawaban Pe· tisi 50 kepada Raky at Indonesia. Jakarta: kata pengantar 1 Maret 1983. 41Van Diik. " Social U nrest". R IMA, 40V an Diik. Ibid. V ol. 14, No.1, 1980. - • 15 Tahun Pem ilu 277

laksanaan Normalisasi Kehidupan Kam- dalam triologi pembangunan dengan US.42 Hal ini kemudian melibatkan kenyataan yang ada dan hidup dalam ~ekuatan PQlitik di DPR dengan ada­ masyarakat. Politik Indonesia kembali nya interpelasi oleh 25 anggota (22 pad a format di mana ideologi menjadi dari PPP, dan 3 dari PDI) ,Yang ber~o­ pusat perhatian sebagai tindak lanjut kok pada meminta perhatJan pemenn­ kemajuan di bidang non-ideologis. tah untuk melaksanakan UU Perguru­ an Tinggi tahun 1961 seperti apa Kampanye dalam Pemilihan Umum adany.a dan menjamin kebebasan de­ Usaha untuk mendapatkan dukung­ mokrasi di kampus-kampus_ Hak inter­ an suara dalam rangka pemilu adalah pelasi ini tidak jadi diajukan kare~a melalui kampanye.45 Kampanye bet­ tidak mencapai ketentuan tata tertlb arti masalah-masalah politik dikete­ 43 DPR. ngahkan , diperdebatkan, dan diperta­ Dua masalah lain berfokus pada janl. Penajaman ini dimaksudkan un­ penilaian religi ikut mewarnai kehi­ tuk mendapatkan alternatif dari ma­ dupan politik masa kini, yaitu kasus sing-masing kelompok yang ikut dalam pembajakan pesawat Garuda "Woyla" pemilihan. Penajaman ini dapat juga oIeh sejumlah pemuda berlatar bela­ bermuara pada perbedaan yang sengit kang pandangan· tertentu_ Peristiwa ini dan menjurus kepada pengrusakan ma­ Iebih menyudutkan kelornpok Islam, syarakat itu sendiri. walaupun pemerintah melihatnya ber­ Dalam hal mencegah kemungkinan sifat partial. Di samping itu persoalan pecal1l1ya masyarakat disebabkan oleh kehadiran dalam upacara keagamaan pertarungan mendapatkan dukungan pad a Hari Natal menjadi hangat setelah • suara dalam pemilu , pemerintah kemu­ Pimpinan Majelis Ulama Indonesia dian mengadakan pembatasan. Pemba­ (MU!) di bawah pimpinan me­ tasan ini kemudian dipersoalkan oleh ngeluarkan fatwa yang melarang, ha­ partai-partai politik sebagai intimidasi ram hukumnya, kehadiran seorang dan paksaan yang dimaksudkan untuk Muslim dalam kegiatan tersebut.44 memenangkan pihak yang didukung Keseluruhan peristiwa di atas ber­ pemerintah, GolkaI'. Dengan demikian pola pada perbedaan antara harapan dalam pemilu 1971 terlihat bagaimana partai-partai politik berjuang untuk mempertahankan eksistensi dan hak 42Van Dijk. Ibid. hidupnya yang dirasakan terancam 43Dalam tata tertib DPR. suatu usul • • • UllSlatif rancangan untuk dapat dibicarakan oleh pembatasan yang diberikan oleh pada tingkat pleno harus disetujui oleh Be­ mua fraksi di DPR. Lihat tata tertib DPR RI 1978-1982.

44pro dan kontra dari kalangan orang­ orang Islam dalam pemerintahan terjadi 4S Salah satu tahapan penting dalam pe­ karena hal ini (kehadiran Muslim dan acara milihan umum adalah kegiatan ini. Kampa­ reami Natal) merupakan persoaIan akidah nye itu sendiri menuntut kesadaran para Islam. Dalam hubungan ini tidak lama ke­ kontestan dan masyarakat luas (termasuk mUdian Hamka. Ketua Umum MUI. meng­ pemerintah) untuk memandang kegiatan ini IUldurkan diri dari iabatannya. Selang bera­ inheren t dengan kegiatan ataupun meme­ Pa waktu beliau pun meninggal dunia. nangkan dukungan suara.

Juni 1986 -

278• . Hukum dan Pem bangunan

pernerintah.46 Sekber Golkar. Apa1agi ketika seke· Isyu karnpanye yang paling utarna lornpok intelektual (terutama orang· dalarn Pernilu ' 1971 adalah rna salah orang univerSitas) rnernberikan, antu· pernbangunan dan ideologi. Terna siasnya kepada kernungkinan menang. kampanye "pernbangunan yes, ideolo· nya Sekber Golkar.49 Dengan demi­ gi no" rnernperlihatkan hal derni· kian dapat kita simpulkan bahwa kian.47 Ketika itu rnasyarakat rnasih di bawah suasana masih tidak senang· diliputi ,kekeeewaan terhadap rnasa nya anggota masyarakat kepada partai· larnpau , di mana kehidupan negara partai politik akibat trauma rnasa lalu ; yang partai politik ikut serta di dalarn· dukungan pihak militer, penawaran nya tidak rnenunjukkan adanya pern· rene ana pernbangunan yang diharap. bangunan. Pembanguharl sendiri diarti· · kan, dukungan kaurn eendekiawan di kan wujud ekonorni dan pi sik. Partai· kalangan perguruan mernberikan partai politik dilihat oleh sebagian be· suara besar bagi Sekber Golkar. Perlu sar rnasyarakat rnasih disibukkan de· pula diketahui bahwa ketika itu tokoh· ngan masalah pertentangan ideologi, tokoh Islam yang dulunya pernah terli· semen tara Sekber Golkar seeara tegas bat dalam politik Indonesia di tahun rnenyatakan tujuannya rnelakukan J950·an, tidak memperlihatkan keter· • pembangunan sebagai usaha- mewuj.1id- libatannya untuk mengerahkan -flara • , kan eita·citaOrdeBaru . pengikutnya memilih salah satu partai • Dalam masa pemilu 197 1, terutarna Islam yang pemilu iniso Faktor uta· • t~rlihat dalam rnasa kampanye, peran manya terletak pada kekeeewaan me­ yang dimainkan rniliter Inem berikan reka terhadap sikap dan ketegasan pengarufi kepada kemenangan Gol· pemerintah yang rnenolak rnereka du­ • kar.48 Keterlibatan pihak rniliter d.a­ duk dalam sl:lsunan pengurus Partai lam usaha mernenangkan Sekber Gol· Muslirnin Indonesia. Di · samping itu kar dilihat sebagai perpanjangan ke­ terlihat juga adanya segolongan warga inginan pernerintah lebih rnernperce· negara yang tersingkir akibat peratur· pat kemajuan yang dieapai oleh an yang ada, yaitu orang-orang bekas anggota PKI dan yang dikategorikan sama. 46Masashi Nishihara, Golkar and the In­ Hal yang tidak kurang penting di· donesian Elections of 19 71. Monograph perhatikan adalah adanya sekelompok Series. Modern Indonesia Project (Ithaca, New York: Cornell University Press, 1972), pernuda dan rnahasiswa yang men·

lihat juga K. Ward, The 1971 Election in • Indonesia : An East Java Case Study. Mono· graph Series. Modern Indonesia Project (Ithaca, New York: Cornell University Press, 49 A. Samsuddin, dkk., op cit., him. 3- 1973). Tulisan yang mengumpulkan pan· dangan dari beberapa ahli dilakukan Oey 6. Hong Leed (ed.), Indonesia After the 1971 50 Allan Samson, "Islam and Politics in Electio ns, University of Hull Publications, Indonesia", Asian Survey, VIII, No. 12 De· 1974). sember 1968, hIm . 1001- 1017. U ntuk sua­ 47 A. Samsuddin, dkk. , op. ~ it. , hIm. 81- tu pembicaraan y ang cukup panjang ba ca 124. Deliar N oer, Admin istra t io n o f Islam in Indonesia. Monograph Series. Modem Indo· 48Harold Crouch, "The Armies, Parties nesia Project (Ithaca, New York : C ornell and the Election" Ind one.ia, April 1971. University Press, 1980). •

• • J 5 Tafiuil Pemilu 279

dirikan Golongan Putih (Golput).51 Kampus" yang bertujuan menjaga ke· Golongan putih ini merupakan suatu bebasan mimbar di dalam kampus gerakan moral yang bertujuan mene· dan berusaha mengembangkan kebe­ gakkan prinsip-prinsip demokrasi dan basan tadi ke dalam masyarakat luas. Kelihatannya kampanye dalam pe- hak-hak asasi manusia untuk rakyat. , Pengelompokkan ini bersifat kultural, milu memang diwarnai oleh ketidak- tidak melembagakan diri dalam suatu biasaan kekuatan politik dan masya­ organisasi dan mewakili pribadi-priba- rakat hidup dalam negara yang demo­ • di. Golongan putih didirikan dengan kratis, di mana kampanye sebagai alasan bahwa aspirasi politik mereka bagian penting kurang dimanfaatkan. tidak terwakili oleh wadah politik for­ Di samping sua sana psikologis seperti mal yang ada pada waktu itu. ketidakpereayaan masyarakat kepada Golongan putih memprogramkan partai politik dari pengalaman di masa pendidikan politik sebagai alat ampuh lalu , juga keterlibatan militer dalam untuk menyebarkan , ide-ide melalui pengendalian keamanan dengan ketat pers dan mengadakan kampanyeseper­ ikut pula menentukan perkembangan ti juga partai politik dan Golkar. kampanye. Hal ini berbeda dengan Golongan putih menekankan niatnya kampanye dalam perhilu 1977. Diwamai oleh suatu tuduhan ada- untuk menegakkan kembali aturan , , pem1ainan , menega·kkan JDrinsip kebe- nya Komando Jihad, walanpun tidak ba_san, hakasasi dam demokrasi. Keli- diartikan adanya keterlibatan PPP, , hatannya pengelompokkan ini meneo- telah memojokkan kekuatan politik ba meneari Jalan keluar sehubungan Islam ' untuk bertarung dalam ' pemilu dengan adanya intimidasi dan paksaan 1977. Di sisi lain adanya penggabung- ' dala m masyarakat selama pemilu berja­ an kekuatan politik Islam dalam Ian. Golongan ini memperjuangkan PPP telah memberikan keuntungan agar seorang rakyat yang mau ikut bagi PPP dalam masa kampanye . Hal pemilihan harus diberikan kebebasan ini terlihat dari adanya dukungan yang untuk memilih apa saja dan yang di · diberikan oleh tokoh-tokoh Islam , inginkan tanpa adanya suatu paksaan. seperti , Mohammad Golongan putih ini dengan segera Roem , Kasman Singodimedjo dan Bur­ menyebar ke seluruh pelosok tanah hanuddin Harahap yang seeara jelas • aIr, terutama di mana kelompok .ma· mendukung PPP dan meminta para hasiswa setempat merasa perlu terlibat pengikutnya juga melakukan hal yang dalam pemilu. Lebih lanjut di Jakarta sama. S2 berdiri pula "Gerakan Kebebasan Dalam kampanye pemilu 1977, isyu

• kampanye berpola pada persoalan re­ generasi kepemimpinan politik, renca­ 51 A. Samsuddin, dkk. , op. cit. hIm. 125- 133. Untuk suatu bacaan y ang luas na dimasukkannya aliran kepercayaan dan. ditulis oleh yang terlihat, lihat Arief dan penegasan kedudukan dan peran BUdiman, "The Student Movement in Indo­ nesia: A Study of the Relationship Between Komite Nasional Pemuda Indonesia CUltures and Structure", A sian Suroey, Vol. XVIII, No . 6 Juni 197 8 hIm 609- 625. ' . 52Deliar Noer, " Islam . . . ", op. c it.

Juni 1986 280 Hukum dan Pe mbangunan

(KNPI) dalam rancangan GBHN, perlu mahasiswa pad a akhir tahun 1977 adanya wasit yang adil, dan tidak ke­ dan menjelang SU MPR 1918. Keha­ tinggalan masalab calon Presiden. ngatan ini diperkuat dengan masalab Masalab regenerasi kepemimpinan aliran kepercayaan_ politik menyangkut secara utama pada Persoalan masuknya aliran keperca­ masalab suksesi di kalangan militer yaan dalam GBHN menimbulkan sua­ antara Angkatan 1945 dengan angkat­ sana tegang an tara kelompok Islam de­ an sela,njutnya_ Persoalan ini sedemi­ ngan piliak pemerintah. Isyu ini kemu­ kian hangatriya sehingga menjadi salah dian berkembang luas karena kelom­ satu mata acara dalam pertemuan pok Islam kembali diingatkan dengan pimpinan senior ABRI pada Desember masalah Islam Jamaah dan me lil1 at 1977.53 Persoalan suksesi ini kemu­ hal ini sebagai usaba pemerintah me­ dian berjangkit ke dalanl kalangan sipil nurunkan gradasi keimanan seorang yang dihubungkan dengan masalah pe­ pemeluk agama Islam.56 Persoalan ini ra-nan dan fungsi KNPI. Kl'.'PI didiri­ kemudian berkepanjangan dengan walk kan pada akhir tahun 1973 oleh seke­ au t anggota-anggota PPP dalam penge­ lompok tokoh pemuda, secara pribadi, saban hal terse but pada SU MPR 1978. yang pernah bersama-sama kelompok Hal ini kembali menghangat dalam ma­ militer menegakkan Orde Baru. KNPI sa antara 1978-1982 yaitu saat mana kemudian lebili dikendalikan dalam ja­ persoalan identifas nasional menjadi lur keinginan dan kehendak serta rna salah antara piJihan asas tunggal ketentuan-ketentuan yang diinginkan denganyang di luar itu S7 oleh pemerintab.54 Dalam hubungan Dalam masa kampanye pemilu ini terjadi pertentangan di kalangan 1977, gejolak masalah timbul dengan generasi muda. Kekuatan mahasiswa adanya berita tersiksanya anggota PPP di kampus-kampus, teru tam a Jakarta, di Jawa Timur yang menyebabkan Bandung . dan Yogyakarta , menolak Pangkopkamtib segera mengadakan masuknya KNPI dalam GBHN jika Forum Kontak' dan Komunikasi. Fo­ dikaitkan bahwa lembaga tersebut me­ rum ini dimaksudkan untuk mengada­ rupakan satu-satunya wadah penyalur­ kan pengendalian terhadap semua pe­ an aspirasi generasi muda Indonesia.55 serta dan aparat pelaksana pemiJu _ Persoalan ini kemudian dilanjutkan de­ Forum ini kemudian mengadakan per­ ngan adanya aksi-aksi protes kalangan temuan sebanyak enam kali berikut- • •

53pertemuan ini diadakan selama 2 hari, 56Sikap MUI terhadap Aliran Kepercay a­ diikutioleh seluruh perwira tinggi aktif an tanggaJ 10 Desember 1977. Lihat juga termasuk yang bertugas pada organisasi di pernyataan pemimpin-pemimpin Umat Is' luar jajaran militer; Liddle, "1977 Indone- lam Indonesia yang ditarida tangani oleh 24 . " I 't Sla ... ~ DC . Cl . orang. Untuk suatu tulisan yang k e ras dapat 54Van Dijk, "Toward 1977 Indonesian dibaca H.M. Rasjidi, Sekali Lagi Umat Islam Election" , RIMA, Vol. 1 2 , No . 1 , 1978. Indonesia di Persim pangan Ja lan (Jakart a : PT. Sinar Hudaya , tanpa tahun terbit). U n­ 55perny ataan kelompok Cipay ung daJam tuk' pembahasan t entang Islam Jamaah Jihat evaJuasi tahunan akhir 197 7 . Kelompok ini K . Ward, the 1971 .. . ", op. cit. ter diri dati organisasi mahasiswa ekstra uni­ versitas (H MI, PMKRI, GMKI, PMII dan 57 Lihat uraian -uraian pada ba gian se b e­ G MNI). lumnya .

• • 15 Tahun Pemilu • 281

nya dan tidak rnencapai hasH karena kampanye . yang demikian panjang, • saling tuduh-rnenuduh antara pihak 60 hari. Massa pendukung kontestan pemerintah dengan para kontestan (di kelompok Islam mendapatkesempatan luar Golkar). 58 luas dari kebijaksanaan Ali Sadikin. Masalah penting lainnya dalam rna­ Sejumlah tokoh kemudian mengusul· sa kampanye ini adalah tuduhan ter­ kan agar Ali Sadikin dijadikan "wasit" hadap pernerintah yang diperkirakan mengingat sikapnya tadi.60 Hal ini su­ akan berbuat curang dalarn pengesahan dah tentu merisaukan pemerintah pu­ calon anggota hasil pemilihan. Hal ini sat. Keadaan ini kemudian diakhiri dimulai dengan pendapat bahwa surat dengan pengaJihan tugas Ali Sadikin pengesahan jumlah suara pendukung ke Tjokropranolo, Sekretaris Militer kelompok kontestan tidak ditanda­ Kepresidenan. tangani seluruhnya oleh para saksi di Lebih lanjut persoalan calon Presi· temp at pemungutan suara. Tanda ta­ den sudah ikut mengarnbil perhati~n, ngan hanya diberikan pada lembaran terutama, berkembang setelah kampa­ pertama, sedangkan jurnlah dukungan nye . dan menjelang SU MPR 1978. suara untuk kontestan terletak pada Kelompok mahasiswa mengusulkan Ali lembaran berikutnya. Masalah ini ke­ Sadikin untuk calon jabatan Presi- . mudian dibicarakan dengan Presiden den. 61 Tema "pemerintahan yang ber­ yang rnenjadi kejujuran aparat pelak­ sih" dan "kena pa tidak yang besar?" sana , apalagi waktu untuk mengada­ bermuladari keinginan mengembang­ kan perubahan sudah tidak mungkin kan pemerintahan yang jujur berdasar­ lagi. 59 kan hak-hak asasi. Kegiatan ini kemu · Dua masalah lain yang juga mem­ dian berwujud aksi ·aksi yang dimotori berikan pengaruh bagi jalannya pemi­ oleh mahasiswa, terutama di Jakarta lu 1977 adalah masalah tuntutan wasit dan Bandung, kemudian menyebar de­ yang adil dan calon Presiden. ngan luas. Kalau semula mempersoal Disebabkan keterlibatan yang terla· kan pemerintahan, kini sudah berubah

lu dalam dari pejabat-pejabat pemerin­ menjurus kepada tuduhan pribadi Pre­ • tah, kalau pun tidak dikatakan ikut siden.62 PerIu diketahui suasana kam ­ . . kampanye. menimbulkan suara sum­ panye dan sampai SU MPR 1978 se­ bang ten tang keraguan pada kejujuran dikit banyak diwarnai oleh kepemim­ dan tuntutan akan perlunya wasit pinan Jimmy Carter dari Amerika yang

terutama, karena sikap terbuka Ali • Sadikin , Gubernur DKI Jakarta, dalam masa kampanye. Ali Sadikin mengkri· 60Asia Yearbook 1978, diterbitkan ber tik pemerintah yang memberi waktu kala tahun oleh Far Eastern Economic Re· view di Hongkong. 61pernyataan kelompok mahasiswa- dan 58 pemuda eli Taman Ismail Marzuki Jakarta di Forum Kontak dan Komunikasi diben- akhir tahun 1977. - tuk berdasarkan peraturan pemerintah un­ 62pernyataan OM ITB yang menguat­ tuk pelaksanaan pemilu. Liddle, "The 1977 ...", op. cit. kan dukungan terhadap pertemuan maha­ siswa dalam Ikrar Oewan/S.enat Mahasiswa 59 Liddle, Ibid. se Indonesia tanggal 27 Oktober 1977.

Juni 198.6