Catharsis: Journal of Arts Education
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
CATHARSIS 6 (1) 74-81 (2017) Catharsis: Journal of Arts Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/catharsis Wayang Kulit Wong Lakon Menjunjung Langit Mencium Bumi : Kajian Teks Pertunjukan Prasena Arisyanto, Agus Cahyono, Hartono Prodi Pendidikan Seni, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Abstrak ________________ ___________________________________________________________________ Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pertunjukan Wayang Kulit Wong pada Diterima Januari 2017 lakon Menjunjung Langit Mencium Bumi. Metode penelitian kualitatif digunakan dalam Disetujui April 2017 penelitian ini. Penelitian difokuskan pada lakon Menjunjung Langit Mencium Bumi. Dipublikasikan Agustus Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumen. 2017 Teknik analisis data menggunakan konsep bentuk pertunjukan dengan empat langkah ________________ analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa Wayang Kulit Wong merupakan Keywords: Wayang Kulit Wong, bentuk pertunjukan yang baru. Wayang Kulit Wong merupakan gabungan dari Performance text, pertunjukan wayang wong dan wayang kulit purwa. Wayang Kulit Wong dapat Menjunjung Langit dipentaskan oleh siapapun, dimanapun, kapanpun tanpa ada syarat tertentu. Cerita Mencium Bumi story. yang dibawakan bisa bersumber dari berbagai hal. Musik pengiring dapat dipilih sesuai ____________________ dengan kreativitas sutradara. Wayang Kulit Wong merupakan contoh pengembangan seni tradisi. Wayang Kulit Wong juga dapat digunakan sebagai materi apresiasi dan kreasi seni pada bidang pendidikan seni. Abstrac The purpose of this research is to analyze the performances of the Wayang Kulit Wong on Menjunjung Langit Mencium Bumi story. Qualitative research method used in this study. The research focused on Menjunjung Langit Mencium Bumi story. The data collection techniques used are observation, interviews, document studies. Technique of the data analysis using the concept of form performances with four steps of data analysis. The research result indicates that Wayang Kulit Wong is a form of new performances. Wayang Kulit Wong is a combination of performing wayang kulit purwa and wayang wong. Wayang Kulit Wong can be performed by anyone, anywhere, at any time without any specific terms. The story presented is sourced from various things. Music accompanist can be selected in accordance with the director's creativity. Wayang Kulit Wong is an example of the development of artistic traditions. Wayang Kulit Wong can also be used as a matter of appreciation and creation of art in the field of art education. © 2017 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6900 Kampus Pascasarjana Unnes, Jalan Kelud Utara III Semarang 50237 e-ISSN 2502-4531 E-mail: [email protected] 74 Prasena Arisyanto, Agus Cahyono, Hartono / Catharsis 6 (1) 74-81 (2017) PENDAHULUAN Wayang Kulit Wong lakon Menjunjung Langit Mencium Bumi. Konsep yang digunakan dalam Wayang Kulit Wong bukanlah wayang penelitian ini adalah konsep bentuk pertunjukan wong, wayang kulit ataupun wayang golek. Ki yang terdiri dari empat aspek yaitu pelaku, Sih Agung Prasetya sebagai dalang gerak, suara, dan rupa (Cahyono 2006: 70; menyebutnya wayang tanpa kelir, tanpa Jazuli 2007: 105; Kusmayati 2000: 77-96). gamelan, tanpa debog (Suara Merdeka 2015: 1). Pemainnya adalah manusia gunung, iringannya METODE berasal dari mulut sang dalang, dan ceritanya dapat disusun bersama dengan penonton. Metode penelitian yang digunakan adalah Wayang Kulit Wong menjebol pakem metode kualitatif dengan pendekatan konvensional wayang wong dan wayang kulit. monodisiplin. Penelitian ini dilakukan di SMA Jika pada pertunjukan wayang kulit terdapat Kristen Indonesia Kota Magelang. Penelitian kelir, gamelan sebagai musik pengiringnya, difokuskan pada satu lakon yaitu Menjunjung blencong dan dalang yang memainkan wayang Langit Mencium Bumi dengan mengamati pada dan mengolah cerita, atau pada wayang wong bentuk pertunjukannya. Konsep yang digunakan pemainnya melakukan dialog, maka pada untuk menganalisis permasalahan pada Wayang Kulit Wong tidak memerlukan kelir dan penelitian ini adalah konsep bentuk pertunjukan blencong. Wayang Kulit Wong merupakan yang terdiri dari aspek pelaku, gerak, suara dan kreativitas dari seniman dari Komunitas Lima rupa. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Gunung dan hanya ada di Komunitas Lima observasi, wawancara dan studi dokumen. Gunung. Wayang Kulit Wong telah beberapa Observasi yang digunakan adalah observasi kali melakukan pertunjukan yang salah satunya terlibat. Observasi dilakukan untuk melihat di SMA Kristen Indonesia Kota Magelang. bentuk pertunjukan, pemain, penonton, tata rias Wayang Kulit Wong menjadi menarik untuk pemain, musik pengiring, tata panggung, dan diteliti dikarenakan keunikan yang dimiliki keadaan ketika prapementasan-pementasan dalam pertunjukannya. Wayang Kulit Wong pascapementasan. merupakan kesenian yang bersifat kontemporer Wawancara mendalam dilakukan akan tetapi masih dalam kemasan tradisi. kepada seniman Wayang Kulit Wong yaitu Sih Menurut Sutanto (Suara Merdeka 2015: Agung Prasetya, S.Pd yang merupakan 2), Wayang Kulit Wong layak untuk menjadi sutradara dan dalang Wayang Kulit Wong. contoh bagi kesenian tradisional lain untuk Wawancara dilakukan terkait dengan bangkit berkembang. Kesenian tidak lagi hadir pertunjukan Wayang Kulit Wong, ide sebagai kesenian masa lampau. Kesenian harus penggarapan, fungsi pertunjukan, tanggapan dikembangkan dengan salah satu caranya pemain dan penonton mengenai Wayang Kulit adalah memperbarui unsur-unsur pendukungnya Wong. Studi dokumen dilakukan terkait dengan sehingga menjadi lebih dinamis dan dokumen yang berhasil didapat. Dokumen yang memunculkan makna yang baru. Wayang Kulit peneliti dapatkan berasal dari sumber elektronik Wong merupakan bentuk kesenian yang maupun cetak dengan mencari pertunjukan diperbarui unsur-unsur pembentuknya sehingga Wayang Kulit Wong di internet dan sumber memunculkan bentuk yang baru. Menarik untuk tertulis seperti surat kabar, artikel, maupun buku diteliti apa saja unsur kebaruan dari pertunjukan yang terkait dengan topik penelitian. Teknik Wayang Kulit Wong pada lakon Menjunjung analisis data dilakukan secara intraestetik Langit Mencium Bumi di Komunitas Lima dengan menggunakan konsep bentuk Gunung. Masalah dalam penelitian ini adalah pertunjukan. Tahap analisis menggunakan bagaimana pertunjukan Wayang Kulit Wong model analisis interaktif Miles dan Huberman lakon Menjunjung Langit Mencium Bumi. Tujuan (dalam Rohidi 2011: 240) yang menggunakan penelitian adalah menganalisis pertunjukan empat langkah dalam melakukan proses analisis 75 Prasena Arisyanto, Agus Cahyono, Hartono / Catharsis 6 (1) 74-81 (2017) yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian memanfaatkan peserta pada acara kirab budaya data, dan penarikan kesimpulan. Teknik tersebut. keabsahan data yang digunakan adalah Sutradara akhirnya memilih 6 orang triangulasi teknik dan sumber. siswa dan siswi untuk mementaskan lakon Menjunjung Langit Mencium Bumi. Mereka HASIL DAN PEMBAHASAN akan dibagi untuk berperan sebagai guru, siswa, dan tokoh suku bangsa yang ada di Indonesia. Wayang Kulit Wong Lakon Menjunjung Tiga puluh menit sebelum pertunjukan, dalang Langit Mencium Bumi mengumpulkan semua pemain wayang dan Pertunjukan Wayang Kulit Wong dalam memberikan arahan mengenai jalannya penelitian ini berlangsung pada tanggal 28 pementasan dan apa yang harus dilakukan Oktober 2016 yang bertempat di lapangan SMA pemain di atas panggung. Tidak ada naskah Kristen Indonesia, Kota Magelang. Wayang pertunjukan yang diberikan kepada para Kulit Wong ditampilkan pada kegiatan apresiasi pemain. Semua dialog dan alur cerita hanya dan kreasi seni, bahasa, dan budaya dengan diketahui oleh dalang. judul “Kenduri Budaya” yang dimulai dari Lakon Menjunjung Langit Mencium pukul 09.00-16.00 WIB. Acara yang Bumi diceritakan dalam seting kegiatan belajar ditampilkan antara lain pertunjukan Wayang mengajar yang berlangsung di sekolah. Pada Kulit Wong, tari, musik, puisi, cerpen, awal pertunjukan dalang Wayang Kulit Wong workshop wayang, workshop tari, dan workshop memberikan pengantar mengenai pertunjukan jurnalistik, dengan pengisi acara adalah siswa dan cerita yang akan dipentaskan. Dalang SMA Kristen Indonesia dan tamu undangan kemudian memanggil pemain wayang yang yang diminta untuk mengisi acara. pertama dan memberikan kode agar musik Pertunjukan Wayang Kulit Wong di dimainkan. Ketika pemain wayang pertama SMA Kristen Indonesia mengangkat judul atau sudah berada di atas panggung, dalang meminta lakon “Menjunjung Langit Mencium Bumi”. musik berhenti kemudian mengatur posisi Ceritanya adalah tentang perbedaan budaya wayang. Wayang yang pertama adalah wayang yang ada di Indonesia dan bagaimana pemeran ibu guru. seharusnya menghargai perbedaan kebudayaan dari masing-masing daerah sebagai alat pemersatu bangsa. Lakon Menjunjung Langit Mencium Bumi dipilih menyesuaikan dengan peringatan hari sumpah pemuda dan keadaan siswa SMA Kristen Indonesia yang plural karena siswa-siswanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia sehingga juga memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Acara kenduri budaya di SMA Kristen Indonesia diawali dengan kirab budaya keliling Gambar 1. Wayang Kulit Wong Lakon desa oleh semua siswa SMA Kristen Indonesia. Menjunjung Langit Mencium Bumi Beberapa diantara para siswa ada yang Foto: Sobali, 28 Oktober 2016 mengenakan pakaian adat dari daerahnya masing-masing. Hal ini tentunya memudahkan Dalang melakukan