Bab 1

Pendahuluan

1. 1. Latar Belakang

Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri musiknya. Industri musik Jepang saat ini telah menjadi urutan kedua terbesar setelah

Amerika Serikat (Tokita, 2008: 359). Musik Jepang sendiri lebih dikenal dengan istilah J-Rock, walaupun musik pop Jepang, atau yang lebih familiar disebut dengan istilah J-Pop, juga populer di mancanegara.

Sementara itu, adalah cabang dari aliran musik Japanese rock atau J- rock. Aliran musik ini berkembang di akhir tahun 80-an dan awal 90-an, dan bereksperimen di dalam subgenre lain seperti rock, metal, goth, dan glam untuk mendapatkan sebuah musik yang baru. Istilah ini berasal dari kata “visual” dan “kei” dalam bahasa Jepang yang berarti “gaya”. Sehingga secara harafiah, berarti “gaya visual.” Gaya berpakaian bagi band visual kei sama pentingnya dengan musik mereka

(Arulvarathan, 2006).

Kebanyakan dari lagu-lagu band visual kei menyiratkan kebencian dan kemarahan, seringkali di dalam lagu-lagu tersebut diselingi suara teriakan kemarahan sehingga seringkali lagu-lagu band visual kei identik dengan lagu-lagu kasar. Namun, tidak semua lagu-lagu band visual kei demikian. Banyak lagu yang juga bercerita tentang kisah cinta, kasih sayang, persahabatan, dan keinginan untuk menggapai impian, baik lagu sedih maupun gembira.

1 Tidak hanya dalam lirik lagu dari band visual kei, dalam jenis musik Jepang apapun, lagu Jepang dikenal memiliki lirik yang menarik dan sekaligus rumit. Seperti lirik lagu Jepang yang lain, kebanyakan dari para penulis lagu seringkali memasukkan pesan tertentu lewat liriknya. Terkadang lirik lagu Jepang seperti puisi dan memiliki rasa seni yang tinggi sehingga membutuhkan interpretasi yang lebih mendalam pula untuk mengetahui maksud tersembunyi di dalam lirik lagu. Di dalam puisi dan karya sastra lainnya, yang dalam hal ini adalah lirik lagu, kata-kata yang terkandung di dalamnya tidak hanya mengandung aspek makna denotasi saja. Di dalam kata tersebut juga terdapat makna konotatif yang masih memiliki arti tambahan yang ditimbulkan dari asosiasi-asosiasi yang keluar dari makna denotasinya (Pradopo,

1990: 59).

Hal tersebutlah yang membuat penulis tertarik untuk menganalisis makna konotatif yang terkandung dalam sebuah lirik lagu. Selain karena lirik lagu Jepang memiliki kata-kata puitis, penulis juga mengaitkan analisis lirik lagu Fantasy ini penulis kaitkan dengan konsep kematian orang Jepang karena lirik lagu ini sendiri berkisah tentang kematian. Penulis juga merasa tertarik karena sebagian besar dari orang-orang yang mendengar lagu ini untuk pertama kali, tidak berpikir bahwa lagu ini mengisahkan tentang kematian seseorang. Makna konotatif yang tersebunyi dalam kaitannya dengan konsep kematian orang Jepang inilah yang akan menjadi pusat penelitian dalam skripsi ini. Penulis menghubungkan analisis makna konotatif dalam lirik lagu Fantasy dengan konsep kematian orang Jepang menurut agama Budha karena ketika orang Jepang meninggal, upacara kematian dilaksanakan dengan cara

2 agama Budha, dan kematian dalam kehidupan orang Jepang selalu berhubungan dengan agama Budha.

1.1 Lagu Fantasy dan Band

Kebanyakan dari penulis lagu Jepang, terutama para penulis lagu band visual kei, menyelipkan pesan dan makna yang seringkali berbeda dari interpretasi awal, yang terkadang berkaitan dengan suatu peristiwa tertentu. Dalam hal ini, penulis lirik lagu band visual kei yang merupakan salah satu anggota band yang bersangkutan, dinilai lebih ekstrim dalam menyampaikan perasaan mereka dalam lirik lagu.

Lirik lagu yang akan dianalisis dalam skripsi ini adalah lagu berjudul Fantasy yang dibawakan oleh sebuah band visual kei bernama Alice Nine. Lirik lagu ini ditulis oleh Shou, vokalis band Alice Nine, dan lagunya ditulis oleh salah satu gitaris band Alice Nine, Hiroto. Lagu ini sendiri merupakan salah satu dari single yang dirilis Alice Nine di bulan Februari 2006 silam. Lagu ini terdapat di dalam album penuh pertama Alice Nine yang berjudul “Zekkeishoku” (Discography, 2009). Alice

Nine sendiri merupakan salah satu dari band visual kei yang sudah memiliki nama baik di Jepang maupun luar negeri. Band yang resmi terbentuk pada Agustus 2004 ini, meraih perhatian publik dalam waktu singkat.

Sementara itu, Shou, sang vokalis band ini, bertindak sebagai penulis lirik di semua lagu Alice Nine. Sebagai penulis lagu, ia menyisipkan beberapa pesan tertentu dalam lirik lagu yang ditulisnya. Dalam wawancaranya, menurut Oojima (2008), ia mengatakan bahwa ia menyukai lirik lagu yang kira-kira memiliki tiga makna berbeda yang tersembunyi di dalamnya. Ia tidak suka mengekspresikan sesuatu yang

3 memiliki jawaban pasti, ia lebih memilih lirik yang memiliki arti yang tidak jelas karena ia bisa menggapai bermacam hal dan mengekspresikan banyak hal. Dan hal itulah yang juga ingin ia bagikan kepada para penikmat lagu-lagu yang ia tulis.

Tidak hanya karena dalam menulis lagu, Shou banyak menyembunyikan maknanya, tetapi juga karena ia jarang sekali mengekspresikan perasaan pribadinya dalam lagu-lagu yang ia tulis. Ia lebih memilih untuk mengamati suatu kejadian, lalu mengandaikan dirinya sebagai orang lain yang mengalami kejadian tersebut, dan kemudian menuangkan perasaan itu ke dalam lirik lagu. Ia berusaha untuk tidak memasukkan perasaan pribadinya di dalam lirik karena itu akan membuatnya kesal dan tidak merasa puas dengan lirik yang ditulisnya, terutama dalam lirik lagu percintaan.

Lirik lagu Fantasy, sampai saat ini, adalah satu-satunya lirik lagu yang ditulis

Shou untuk mengekspresikan perasaan pribadinya. Lagu tersebut ditulis karena adanya suatu kejadian yang berkaitan dengan pengalaman pribadi sang penulis lirik.

Lagu ini merupakan ungkapan perasaan penulis lirik. Dalam hal ini, penulis lirik merasa kehilangan akibat kematian sahabatnya dalam suatu kecelakaan lalu lintas yang terjadi ketika ia masih duduk di bangku SMP kelas III. Ia mengatakan bahwa kematian sahabatnya itu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupannya saat ini, terutama dalam meniti karir sebagai seorang musisi (Takeichi, 2008: 39-40).

Karena alasan-alasan yang telah dikemukakan di atas itulah penulis menjatuhkan pilihan korpus data pada lirik lagu Fantasy.

4 1. 2. Rumusan Permasalahan

Penulis akan membahas makna konotasi dalam lirik lagu Fantasy, dihubungkan dengan latar belakang ditulisnya lirik lagu tersebut.

1. 3. Ruang Lingkup Permasalahan

Ruang lingkup permasalahan dalam skripsi ini adalah menganalisis makna konotatif yang dihubungkan dengan konsep kematian orang Jepang menurut agama

Budha, yang ingin disampaikan dalam lirik lagu yang dibuat oleh penulis lirik, berhubungan dengan kejadian yang dialaminya. Lirik lagu yang digunakan penulis adalah Fantasy milik band Alice Nine yang ditulis oleh Shou, sang vokalis band tersebut.

1. 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis makna konotatif dari lirik lagu

Fantasy yang telah ditulis oleh penulis lirik kepada para pendengar lagu tersebut sehingga pembaca dapat mengetahui hubungan makna konotatif dengan konsep kematian orang Jepang menurut agama Budha yang terdapat di dalam lirik lagu tersebut.

Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui analisis makna konotatif dari lirik lagu Fantasy yang ingin disampaikan penulis lirik kepada para pendengar lagu tersebut. Penulis juga ingin mengetahui hubungan makna konotatif dengan konsep kematian orang Jepang menurut agama Budha yang terdapat dalam lirik lagu tersebut.

5 Manfaat lainnya adalah mengembangkan ilmu linguistik, khususnya ilmu semantik jurusan Sastra Jepang.

1. 5. Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis untuk menganalisis lirik lagu Fantasy adalah metode kepustakaan dan metode deskriptif analitis. Penulis akan mencari data-data melalui kepustakaan dan mendeskriptifkan analisis yang didapat. Hal yang akan diteliti antara lain adalah makna denotatif, makna konotatif, dan hubungan asosiatif antara makna konotatif dengan konsep kematian orang Jepang menurut agama Budha yang terdapat di dalam lirik lagu Fantasy ini. Metode selanjutnya yang digunakan adalah dengan melakukan analisis larik, makna konotatif, medan makna, dan hubungan asosiatif dari larik yang terdapat di dalam lirik lagu Fantasy tersebut.

1. 6. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini pertama- tama seperti yang ditulis pada bab pertama adalah penjelasan umum mengenai skripsi ini dalam garis besar. Isi bab pertama ini adalah latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang akan digunakan, dan sistematika penelitian.

Bab kedua, yaitu landasan teori berisi tentang pengertian lagu dan lirik lagu, teori semantik, pengertian makna konotatif dan denotatif, teori semiotik, teori analisis medan makna, dan konsep kematian orang Jepang menurut agama Budha. Bab kedua

6 ini merupakan landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis makna dalam lirik lagu Fantasy.

Pada bab ketiga, yaitu analisis makna, berisi tentang analisis makna konotatif lirik lagu Fantasy yang dihubungkan dengan konsep kematian orang Jepang menurut agama Budha. Analisis akan dilakukan dari beberapa larik lagu Fantasy yang memiliki hubungan dengan konsep kematian orang Jepang menurut agama Budha.

Bab keempat yang berupa simpulan dan saran berisi tentang simpulan dari analisis data yang sudah dilakukan penulis pada bab sebelumnya, dan saran terhadap hasil penelitian penulis yang diharapkan dapat membuat skripsi ini menjadi lebih baik.

Bagian terakhir dari skripsi ini yang berupa ringkasan, ditulis oleh penulis dalam bahasa Jepang. Ringkasan ini berisi isi skripsi secara ringkas.

7