Keong Mangrove Cassidula Angulifera (Gastropoda: Ellobiidae) Di Pantai Payum Merauke Papua Indonesia: Struktur Populasi, Karakte
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
DOI: 10.47349/jbi/17012021/47 Jurnal Biologi Indonesia 17(1): 47-56 (2021) Keong Mangrove Cassidula angulifera (Gastropoda: Ellobiidae) di Pantai Payum Merauke Papua Indonesia: Struktur Populasi, Karakteristik Lingkungan dan Faktor Penentu Distribusi serta Kepadatannya (Mangrove Snail Cassidula angulifera (Gastropod: Ellobiidae) at Payum Merauke Beach Papua Indonesia: Population Structure, Environmental Characteristics and Determining Factors for Distribution and Density) Syahrial1*, Dandi Saleky2, & Sendy L. Merly2 1Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh Aceh Utara 2Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Musamus, Merauke Papua *E-mail: [email protected] Memasukkan: Januari 2021, Diterima: Februari 2021. ABSTRACT Coastal ecosystems have high biodiversity, where Indonesia is one of the countries with the highest diversity of marine organisms in the world, so the study of mangrove snails Cassidula angulifera (Gastropoda: Ellobiidae) has been conducted in September 2020 on the beach Payum Merauke Regency Papua Province with the aim as a basic data in mangrove management in Indonesia, especially in Merauke Regency which is reviewed from population structure, environmental characteristics and determining factors of distribution and density of mangrove snail C. angulifera. Data of mangrove conch C. angulifera and mangrove forest Payum Merauke beach collected by making transect lines and plots drawn from the reference point (outer mangrove stand) and perpendicular to the shoreline to the mainland. Furthermore, to find out the environmental and factors that determine the distribution and density of mangrove snails C. angulifera on the beach Payum Merauke Regency of Papua Province analyzed using PCA. The results showed that for the population structure, the highest density of mangrove snail C. angulifera is at Station 2 (40.67 ind/m2), while the lowest is at Station 3 (5 ind/ m2), then the distribution pattern is classified as uniform (Iδ < 1). For environmental characteristics of mangrove snail C. angulifera on the beach Payum Merauke Regency of Papua Province shows that the density of mangroves is classified as high (> 1000 ind/ha), the water temperature ranges from 28.33 - 31.67°C, DO 5.60 – 7.67 mg/L, pH 6.83 – 7.53, salinity 29.33 – 30.00‰, and form two groups. As for the determining factor of distribution and density of mangrove snails C. angulifera on the beach Payum Merauke Regency of Papua Province is influenced by water temperature, DO, and mangrove density. Keywords: snail, gastropod, mangrove, Cassidula angulifera, Payum beach, Merauke ABSTRAK Ekosistem pesisir memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, dimana Indonesia merupakan salah satu negara dengan keragaman organisme laut tertinggi di dunia, sehingga kajian keong mangrove Cassidula angulifera (Gastropoda: Ellobiidae) telah dilakukan pada bulan September 2020 di pantai Payum Kabupaten Merauke Provinsi Papua dengan tujuan sebagai data dasar dalam pengelolaan mangrove di Indonesia khususnya di Kabupaten Merauke yang ditinjau dari struktur populasi, karakteristik lingkungan maupun faktor penentu distribusi dan kepadatan keong mangrove C. angulifera. Data keong mangrove C. angulifera dan hutan mangrove pantai Payum Merauke dikumpulkan dengan membuat transek garis dan plot yang ditarik dari titik acuan (tegakan mangrove terluar) dan tegak lurus garis pantai sampai ke daratan. Selanjutnya, untuk mengetahui penciri lingkungan dan faktor yang menentukan distribusi maupun kepadatan keong mangrove C. angulifera di pantai Payum Kabupaten Merauke Provinsi Papua dianalisis menggunakan PCA. Hasil kajian memperlihatkan bahwa untuk struktur populasinya, kepadatan keong mangrove C. angulifera tertinggi berada pada Stasiun 2 (40,67 ind/m2), sedangkan terendahnya berada pada Stasiun 3 (5 ind/m2) dengan pola penyebarannya tergolong seragam (I < 1). Selanjutnya, untuk karakteristik lingkungan keong mangrove C. angulifera di pantai Payum Kabupaten Merauke Provinsi Papua memperlihatkan bahwa kerapatan mangrovenya tergolong tinggi (> 1000 ind/ha), suhu perairan berkisar antara 28,33 – 31,67°C, DO 5,60 – 7,67 mg/L, pH 6,83 – 7,53, salinitas 29,33 – 30,00‰ dengan penciri lingkungannya membentuk 2 kelompok. Sementara untuk faktor penentu distribusi maupun kepadatan keong mangrove C. angulifera di pantai Payum Kabupaten Merauke Provinsi Papua dipengaruhi oleh suhu perairan, DO dan kerapatan mangrove. Kata Kunci: keong, gastropoda, mangrove, Cassidula angulifera, pantai Payum, Merauke 47 Syahrial dkk. PENDAHULUAN al. 2010) dengan biodiversitasnya terdiri dari 84 spesies secara global yang tergolong ke dalam Mangrove menyediakan berbagai layanan 24 genus dan 16 famili. Tujuh puluh (70) spesies ekosistem (Barbier et al. 2011; Lee et al. 2014), dengan 16 genus dan 11 famili merupakan dimana fungsi mangrove yang terpenting adalah mangrove sejati, sedangkan 14 spesies dengan 8 sebagai daerah penghubung antara daratan dan genus dan 5 famili termasuk mangrove ikutan lautan (Purnobasuki 2011), sedangkan secara (Wu et al. 2008). Namun, saat ini hutan umumnya, mangrove berfungsi sebagai daerah mangrove telah mengalami kerusakan/ nursery ground, spawning ground dan feeding kehilangan yang sangat besar/tinggi (Menendez ground bagi semua biota yang berasosiasi di et al. 2020) yaitu menurun dari 139.777 km2 dalamnya (Schaduw 2019). Selain itu, fungsi pada tahun 2000 menjadi 131.931 km2 pada mangrove juga dikelompokkan menjadi tiga tahun 2014 (Hamilton & Casey 2016), sehingga kategori yaitu secara fisik, biologi dan sosial laju deforestasi hutan mangrove lebih tinggi ekonomi (Eddy et al. 2015). Untuk secara daripada hutan global (Giri et al. 2007; FAO fisiknya, mangrove berfungsi sebagai pertahanan 2007) dan mangrove yang tersisa akibat adaptif yang dapat mengimbangi kenaikan degradasi, bisa menjadi fungsional yang paling permukaan air laut (Krauss et al. 2014), berharga pada abad ke-21 nanti (Duke et al. mengurangi gelombang laut maupun badai serta 2007; Polidoro et al. 2010). sebagai garis pertahanan pertama dalam Menurut Ariyanto et al. (2018) keong melawan banjir dan erosi (Menendez et al. mangrove Cassidula angulifera merupakan 2020), menjebak benda-benda yang diangkut salah satu kelompok gastropoda primitif yang oleh arus laut yang mengambang (seperti benda mendominasi di daerah tropis, dimana secara plastik) (Martin et al. 2019) hingga sebagai ekologis dan fisiologisnya, C. angulifera dapat penahan lumpur serta perangkap sedimen yang hidup di daerah transisi antara laut dan darat diangkut oleh aliran air permukaan dan serta mampu bertahan terhadap perubahan pencegah intrusi air laut ke daratan (Lasibani & lingkungan (Bremner 2008). Pada ekositem Kamal 2010). Sementara secara biologinya, mangrove, keong mangrove C. angulifera mangrove berfungsi sebagai penyimpan karbon mempunyai keterkaitan yang kuat dengan tegakan (Murdiyarso et al. 2015; Kelleway et al. 2016), mangrove Rhizophora stylosa, kemudian keong penyedia layanan untuk perikanan (Benzeev et mangrove C. angulifera yang berukuran besar al. 2017; Goecke & Carstenn 2017), produksi lebih menyukai substrat yang bertipe lempung pakan untuk ikan (Murdiyarso et al. 2015) daripada pasir, sedangkan yang berukuran kecil hingga pemurnian air (Feagin et al. 2010). dan sedang lebih menyukai substrat bertipe Selanjutnya untuk sosial ekonomi, mangrove pasir daripada lempung (Ariyanto et al. 2018). berfungsi sebagai penghasil kayu (Lasibani & Selanjutnya, keong mangrove C. angulifera Kamal 2010; Murdiyarso et al. 2015), memiliki nama sinonim Auricula angulifera penunjang jasa ekosistem bagi pariwisata (Petit de la Saussaye, 1841) (Adams & Adams (Costanza et al. 2014), daerah penangkapan 1854; WoRMS 2021) dan A. subrepta perikanan (Lasibani & Kamal 2010) serta sebagai (Hombron & Jacquinot, 1848) (WoRMS 2021) penyedia makanan, minuman dan obat-obatan dengan ukuran cangkangnya berkisar antara 25 (Alongi 2002; Lasibani & Kamal 2010). – 35 mm yang tersebar di Sri Lanka, Terlepas dari hal di atas, mangrove merupakan Queensland (Australia) hingga Indonesia spesies tumbuhan yang mendominasi di lahan basah (Gastropods 2021). OBIS (2021) menyatakan pesisir pada daerah tropis dan meluas ke garis bahwa keong mangrove C. angulifera tergolong lintang yang lebih tinggi serta meningkatkan ke dalam Kingdom Animalia, Filum Moluska, jangkauannya ke batas kisaran kutub (Saintilan Kelas Gastropoda, Subkelas Heterobranchia, et al. 2014), dimana mangrove mampu Infrakelas Euthyneura, Subterkelas Tectipleura, mentolerir kadar garam air laut (Wang et al. Superordo Eupulmonata, Ordo Ellobiida, 2020) serta mampu tumbuh berkembang di Superfamili Ellobioidea, Famili Ellobiidae, substrat yang bersifat asam dan anoksik (Reid et Subfamili Pythiinae dan Genus Cassidula. 48 Keong Mangrove Cassidula angulifera (Gastropoda: Ellobiidae) di Pantai Payum Kajian terhadap moluska di Indonesia daratan (Ernanto et al. 2010), dimana transek bagian timur telah dilakukan oleh Heryanto & garis dibuat petak-petak contoh (plot) dengan Radjab (2014) dari Kai Maluku dan Heryanto ukuran 10 x 10 m dan di dalam ukuran 10 x 10 (2018) dari P. Tanimbar, namun kajian m tersebut dibuat plot kecil (subplot) yang terhadap keong mangrove C. angulifera masih berukuran 1 x 1 m sebanyak 5 subplot. Tiap sangat minim dan/atau masih sangat sedikit stasiun terdiri dari 3 plot dan tiap plot terdiri dilakukan, terutama di Indonesia dan Kabupaten dari 5 subplot, sehingga jumlah subplot Merauke Papua, dimana hingga saat ini masih keseluruhannya adalah