BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAIS PANJANG (Kryptopterus apogon) DI SUNGAI KAMPAR KIRI DAN SUNGAI TAPUNG, PROVINSI

Reni Mirsa Sari, Roza Elvyra, Yusfiati

Mahasiswa Program Studi S1 Biologi Dosen Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, [email protected]

ABSTRACT

Fish of Lais Panjang Lampung is one of the unique fish from Pekanbaru and has high economic value but currently become endangered. This study was aimed to examine aspects of Lais panjang Lampung (Kryptopterus apogon) reproduction which include the development of gonads, gonad maturity index, sex ratio, spawning season, and spawning patterns. This study was conducted from October 2013 to March 2014 at Kampar Kiri River and Tapung. The number of fish obtained were 324 individuals with 124 males and 200 females. Total length and body weight of male and female fish ranged from 19 to 38.2 cm (31.13 to 209.06 g) and 20.5 to 33.4 cm (30.02 to 158.06 g), respectively. Sex ratios between male and female fish were 1:1,6. The males and females with TKG IV were commonly found in March (22.22%) and October (15.15%), respectively. Furthermore, the highest IKG of males and females fish were found in October, they were 0.066% and 0.5595% respectively. Fecundity of K. apogon ranged from 7294-35.742. Spawning patterns of Lais Panjang Lampung fish (Kryptopterus apogon) is a total spawner. Keywords: Aspects of Reproduction, Kryptopterus apogon, River.

ABSTRAK

Ikan Lais Panjang Lampung merupakan salah satu ciri khas Kota Pekanbaru dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi yang keberadaannya mulai susah didapatkan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti aspek reproduksi ikan Lais Panjang Lampung (Kryptopterus apogon) yang mencangkup perkembangan gonad, indeks kematangan gonad, nisbah kelamin, musim pemijahan dan pola pemijahan. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dari Oktober 2013 sampai Maret 2014 di Sungai Kampar Kiri dan JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 372

Tapung. Jumlah ikan yang diperoleh yaitu 324 ekor dengan jumlah ikan jantan 124 ekor dan betina 200 ekor. Ukuran panjang total dan berat tubuh ikan jantan dan betina berkisar antara 19-38,2 cm (31,13-209,06 g) dan 20,5-33,4 cm (30,02-158,06 g). Nisbah kelamin antara Ikan jantan dan betina yaitu 1:1,6. TKG IV Ikan jantan yang paling banyak ditemukan pada bulan Maret 22,22 % dan betina pada bulan Oktober 15,15%. IKG tertinggi ikan jantan dan betina pada bulan Oktober yaitu 0,066 dan 0,5595. Fekunditas K. apogon berkisar antara 7294.33-35742 butir. Pola pemijahan ikan lais Panjang Lampung (K. apogon) bersifat total spawner. Kata Kunci : Aspek Reproduksi, Kryptopterus apogon, Sungai.

PENDAHULUAN bentuk segar dan dalam bentuk Lais salai. Ikan Lais salai merupakan Sungai Kampar dan Sungai makanan khas makanan daerah Riau. Tapung merupakan salah satu sungai Berdasarkan survei lapangan ikan terbesar di Provinsi Riau. Sungai Lais akhir-akhir ini susah dijumpai yang Kampar Kiri di Desa Mentulik perairan membuat harga ikan Lais semakin mahal bewarna kuning kecoklatan, di pinggir yang membuat para nelayan menangkap sungai ditumbuhi pepohonan, banyak ikan tanpa memperhatikan ukuran ikan terdapat tempat penangkaran ikan serta tersebut dan nelayan menangkap ikan adanya perusahaan penambangan emas. banyak dengan menggunakan racun Ekosistem perairan di Sungai Tapung ikan. Tentu saja hal ini berdampak tidak Hilir di Desa Kota Garo terlihat alami baik bagi produksi ikan, kemungkinan dan banyak ditumbuhi pepohonan besar, besar ikan-ikan kecil yang belum sempat air sungai bewarna kuning kecoklatan. berreproduksi tertangkap yang bisa Di kedua sungai ini banyak mengganggu kelangsungan hidup dan terdapat jenis ikan-ikan yang merupakan kepadatan populasi ikan tersebut yang ikan endemik paparan banjir. Ikan Lais akhirnya menyebabkan kepunahan. Oleh adalah salah satunya. Ikan Lais karena itu, diperlukan strategi merupakan salah satu potensi daerah pengelolaan sumber daya perikanan Riau, bahkan tidak ditemukan di dengan memperhatikan aspek reproduksi Provinsi yang berdekatan yaitu yang mencakup analisa perkembangan Barat. Hal ini dikarenakan sungai-sungai gonad, ukuran ikan matang gonad dan yang berada di Provinsi Riau sebagai pola pemijahan. habitat ikan Lais merupakan sungai Tujuan penelitian yaitu untuk paparan banjir yang pada umumnya meneliti aspek reproduksi ikan Lais perairan berwarna coklat tua dan pH Panjang Lampung (K. apogon) yang relatif lebih rendah. Ikan Lais di mencakup perkembangan gonad, indeks Indonesia tersebar di daerah Sumatra, kematangan gonad, nisbah kelamin Kalimantan dan Jawa (Elvyra, 2000). antara jantan dan betina, musim Ikan Lais sangat digemari oleh pemijahan dan pola pemijahan. masyarakat dan memiliki nilai ekonomis penelitian ini diharapkan dapat tinggi. Ikan Lais bisa didapatkan dalam memberikan informasi mengenai aspek

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 373 reproduksi K. apogon yang dapat kali dalam satu bulan dengan jumlah 30 menjadi landasan untuk melestarikan ekor dari setiap stasiun. Sampel dibawa spesies ikan Lais dalam pengelolaan menggunakan cool box dan dimasukan sumber daya perikanan di Provinsi Riau kedalam freezer sebelum dianalisis. khususnya di Sungai Kampar Kiri di

Desa Mentulik dan Sungai Tapung Hilir b. Pengukuran Sampel di Desa Kota Garo. Sampel dibawa ke laboratorium

dan diberi kode. Setelah itu sampel METODE PENELITIAN diukur menggunakan mistar untuk Penelitian dilakukan mulai bulan pengukuran panjang total yaitu dari Oktober 2013 sampai bulan Maret 2014. ujung mulut hingga ujung ekor. Ikan Lokasi pengambilan sampel di Sungai ditimbang menggunakan timbangan Kampar Kiri, Desa Mentulik dan Sungai digital untuk pengukuran berat tubuh. Tapung Hilir, Desa Kota Garo. Analisis Selanjutnya K. apogon dibedah pada aspek biologi reproduksi ikan Lais bagian ventral tubuh dan gonadnya dilakukan di laboratorium Zoologi, dipotong dan dilihat gonad pada TKG jurusan Biologi-FMIPA, Universitas keberapa kemudian gonad dimasukkan Riau dan analisis faktor Fisika dan ke dalan botol film yang telah diisi Kimia perairan dilakukan di dengan alkohol 70% sampai gonadnya laboratorium Biologi Perairan Faperika tenggelam. Universitas Riau. Bahan yang digunakan c. Pengamatan Jenis Kelamin Ikan dalam penelitian ini adalah ikan Lais Panjang Lampung (K. apogon) dan Pengamatan jenis kelamin alkohol 70%. Alat-alat yang digunakan dilakukan secara morfologi dan anatomi. selama penelitian ini yaitu seperangkat Pengamatan secara morfologi dilakukan alat bedah, timbangan digital, dengan melihat bentuk tubuh ikan dan mikroskop, botol film, penggaris, cawan bentuk anus ikan dan pengamatan secara petri, gelas objek, kamera digital, anatomi dengan melakukan Mikrometer okuler, hand tally counter, pembedahan pada bagian ventral. Gonad matras biru, kertas label, alat tulis, botol yang berada didalam tubuh dikeluarkan Winkler, Turbiditimeter, Sechi Disk, dan kemudian ditimbang dengan Thermometer perairan dan kertas pH menggunakan timbangan digital. Universal. Kemudian gonad yang sudah ditimbang dimasukan kedalam botol film dan a. Pengambilan Sampel direndam dengan alkohol 70% dan diberi Sampel ikan didapatkan dari hasil kertas label. tangkapan nelayan dengan menggunakan d. Tingkat Kematangan Gonad alat tangkap ikan seperti bubu atau sempiring, pancing jaring dan Perkembangan gonad diteliti sejenisnya. Sampel ikan K. apogon berdasarkan tingkat kematangan gonad diidentifikasi berdasarkan acuan Kottelat (TKG) secara morfologis. Pengamatan et al. (1993) dan FishBase (2012). TKG dimulai dari tingkat kematangan Pengambilan sampel dilakukan beberapa JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 374 gonad I, II, III yang dikelompokkan dilakukan dengn menggunakan uji chi- dalam golongan belum matang gonad, kuadrat (X2) (Steel & Torrie, 1993). TKG IV sebagai golongan matang gonad dan TKG V termasuk golongan yang sudah memijah. Tingkat kematangan gonad ini dianalisis berdasarkan modifikasi Cassie yang terdiri dari lima Dimana: tingkat kematangan (Elvyra, 2009). X2 : sebuah nilai bagi peubah acak Oi : frekuensi ikan jantan dan atau e. Fekunditas dan Diameter Telur ikan betina yang diamati Ei : frekuensi harapan, yaitu (ikan Fekuditas adalah jumlah telur yang jantan + ikan betina) / 2. matang pada saat ikan memijah. Fekunditas dihitung dengan Hipotesis: menggunakan metode gravimetrik yang Ho = Jumlah ikan lais Panjang Lampung dilakukan pada gonad ikan betina pada jantan dan betina tidak berbeda nyata TKG IV. Perhitungan fekunditas H1= Jumlah ikan Lais Panjang Lampung dilakukan untuk mengetahui jumah telur jantan dan betina berbeda nyata yang berada didalam ovari. Ovari yang Jika X2 hitung > X2 tabel Ho ditolak. telah diawetkan didalam alkohol 70% Jika X2 hitung < X2 tabel Ho diterima. diambil dan dihitung fekunditasnya dengan cara ovari ditimbang, kemudian 2. Tingkat Kematangan Gonad ovari dibagi menjadi tiga bagian yaitu anterior, median dan posterior bagian Analisis tingkat kematangan gonad kiri dan kanan. Kemudian ketiga (TKG) dilakukan dengan pengamatan potongan ovari ditimbang yang diambil deskriptif dengan didasarkan pada secara acak yang disebut ovari cuplikan modifikasi Cassie dalam Effendie (1997) seberat 0,1 gram selanjutnya dihitung dan Elvyra (2009). Untuk mengetahui jumlah telurnya berdasarkan berat apakah gonad jantan dan betina matang tersebut (Effendie, 1997). secara bersamaan atau tidak, maka Pengukuran diameter telur dilakukan uji kontingensi dengan dilakukan pada TKG IV dengan cara menggunakan rumus (Harinaldi, 2005) mengambil butiran telur pada bagian sebagai berikut: anterior, tengah dan posterior gonad kiri dan kanan, masing-masing sebanyak 20 butir. Kemudian diletakkan diatas gelas objek dan diamati dengan menggunakan Mikroskop Compound. Dimana: X2 : nilai pengamatan distribusi f. Analisis Data kelamin 1. Nisbah Kelamin F1 : nilai pengamatan ikan ke-i F : nilai nilai harapan ke-i Analisis perbandingan nisbah S : jumlah pengamatan kelamin antara ikan jantan dan betina

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 375

Jika nilai X2 hit X2 tab; berarti tingkat 5. Diameter Telur kematangan gonad jantan dan betina Pengukuran diameter telur dengan berbeda nyata (heterogen). cara diambil masing-masing ovari dibagi jika nilai X2hit X2 tab; berarti tingkat menjadi 3 bagian sub sampel yaitu kematangan gonad jantan dan betina bagian anterior, tengah dan posterior sama atau tidak berbeda nyata dengan masing-masing 20 butir telur. (homogen). Pengukuran diameter telur digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan 3. Indeks Kematangan Gonad ukuran diameter telur ikan K. apogon Pengukuran IKG dihitung dengan dengan menggunakan persamaan sebagai membandingkan berat gonad dan berat berikut : tubuh K. apogon dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

IKG = X 100%

Dimana : Dimana: IKG : indeks kematangan gonad (%) X2 : nilai pengamatan distribusi telur Bg : berat gonad (g) F1 : nilai pengamatan ikan ke-i Bt : berat tubuh (g) F : nilai nilai harapan ke-i S : jumlah pengamatan 4. Fekunditas Jika nilai X2 hit X2 tab; berarti ukuran Pengukuran fekunditas telur diameter telur ikan berbeda nyata dilakukan pada TKG IV untuk (heterogen). Jika nilai X2hit X2 tab; mengetahui jumlah telur yang berada berarti ukuran diameter sama atau tidak didalam ovari digunakan metode berbeda nyata (homogen). gravimetrik dengan berat cuplikan 0.1 gr dari masing-masing bagian (anterior, HASIL DAN PEMBAHASAN medium dan posterior) kiri dan kanan. Selanjutnya dianalisis dengan Nisbah Kelamin menggunakan rumus (Sustina dan Nisbah kelamin adalah Sutarmanto, 1995) sebagai berikut: perbandingan antara rasio ikan jantan dan ikan betina. Selama penelitian yang F = X n dilakukan 6 bulan dari Oktober 2013 Dimana: sampai Maret 2014 ikan jantan yang F : nilai fekunditas (butir) didapat 124 ekor dan betina yang W : berat gonad (g) didapat 200 ekor. Nisbah kelamin jantan w : berat cuplikan (g) dan betina selama penelitian dari n : jumlah telur dalam cuplikan Oktober 2013 sampai Maret 2014 yaitu (butir). 1:1,6, hal ini tidak sesuai dengan pola perbandingan 1:1 yang berarti jumlah ikan jantan dan ikan betina berbeda. Selain itu diuji secara statistik dengan uji JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 376

Chi-Kuadrat (X2) dimana untuk melihat jantan dalam masa pertumbuhan dan sejauh mana nilai signifikan nisbah lama hidup ikan (Sadovi, 1996). kelamin jantan dan betina. Dimana hasil Persentasi jumlah ikan Lais dari uji Chi-Kuadrat (X2) didapatkan X2 Panjang Lampung dari bulan Oktober hitung yaitu 13,11 dan X2 tabel dengan 2013 sampai Maret 2014 jumlah betina pengujian pada taraf nyata 0,05 yaitu lebih banyak dibandingkan jumlah 11,07. Sehingga didapat kesimpulan X2 jantan. Persentasi jumlah ikan secara hitung > dari X2 tabel, maka H0 ditolak keseluruhan ikan betina yaitu 63,80% atau nisbah ikan lais Panjang Lampung dan ikan jantan 36,20%. Pada bulan selama pengamatan berbeda nyata. Hal Oktober persentasi jumlah betina yaitu yang sama diperlihatkan pada hasil 61,11 % dan jantan 38,9%. Pada bulan penelitian Hayana (2013) yang November persentasi jumlah ikan betina menjelaskan nisbah kelamin di Sungai 86,67% dan jantan 13,13%. Bulan Tapung Hilir O. hypophthalmus jantan Desember persentasi jumlah ikan betina dan betina berbeda nyata. Artinya yaitu 68,33% dan ikan jantan 31,67%. dengan perbandingan nisbah antara Bulan Januari persentasi jumlah ikan jantan dan betina tersebut diduga tidak betina yaitu 51,67% dan jantan 48,33%. berpengaruh bagi biologi reproduksi Pada bulan Februari persentasi jumlah ikan Lais Panjang Lampung. ikan betina yaitu 60% dan ikan jantan Nisbah kelamin ikan Lais Panjang 40%. Pada bulan Maret persentasi Lampung antara jantan dan betina jumlah ikan betina yaitu 55% dan ikan selama penelitian terjadi penyimpangan. jantan 45%. Hal ini dikarenakan beberapa faktor Ikan betina bersifat litofil sehingga yaitu perbedaan distribusi, gerakan dan pada musim penghujan ikan betina aktivitas ikan (Turkmen et al., 2002). melakukan migrasi ke daerah rawa Ikan betina lebih banyak didapatkan banjiran yang memiliki vegetasi untuk pada setiap bulan diduga dipengaruhi meletakkan telurnya dan mengamankan oleh pola penangkapan karena aktivitas telurnya dari predator serta perairan yang ikan betina mencari makan lebih tinggi bisa mengancam keberlangsungan hidup dibandingkan ikan jantan, ikan betina telurnya (Welcomme, 1979). Ikan betina lebih banyak membutuhkan energi jumlahnya akan meningkat pada saat dibandingkan ikan jantan untuk makanan di perairan meningkat perkembangan gonad ikan betina yang sedangkan ikan jantan jumlahnya akan disebut dengan proses vitellogenesis meningkat pada saat makanan berkurang (Welcomme, 1979). Faktor lain yang di perairan (Nikolsky, 1963). Hal mempengaruhi terjadinya perbedaan tersebut dapat dilihat pada gambar nisbah kelamin antara ikan jantan dan fluktuasi persentasi jumlah ikan Lais ikan betina yaitu adanya perbedaan laju Panjang Lampung pada musim mortalitas dan pertumbuhan antara ikan penghujan antara bulan Oktober sampai jantan dan ikan betina (Febianto, 2007). Desember perbedaan fluktuasi persentasi Penyimpangan nisbah kelamin juga jumlah jantan dan betina besar dan dapat terjadi karena pergantian dan masuk musim kering pada bulan Januari variasi seksual ikan betina dan ikan sampai Maret fluktuasi persentasi jumlah ikan jantan dan betina tidak terlalu JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 377 signifikan sesuai dengan data curah dan kondisi perairan (Paugy, 2002). hujan. Selain itu, wilayah yang berbeda dan tekanan penangkapan (Reynolds et al., Tingkat Kematangan Gonad (TKG) 2001). Berdasarkan data dapat Selama penelitian rerata panjang disimpulkan ikan Lais Panjang Lampung total dan berat total ikan jantan Lais semakin tinggi TKG maka ukuran Panjang Lampung pada TKG I sampai panjang tubuh dan berat tubuh dengan TKG V secara berturut-turut cenderung akan meningkat. Hasil yaitu 24,3 (65,17), 26,4 (109,65), 26 penelitian Yustina dan Arnentis (2002) (103,66), 30,55 (155,78) dan 26,85 menjelaskan adanya kecenderungan (82,2). Rerata panjang total dan berat peningkatan TKG akan mempengaruhi total ikan betina Lais Panjang Lampung peningkatan kisaran panjang dan berat secara berturut-turut yaitu 24,5 (90,38), tubuh dan ukuran panjang dan berat 25,3 (96,48), 30,75 (117,8), 28,95 yang sama tidak mempunyai TKG yang (127,55) dan 31,25 (128,65). Pada sama. Hal tersebut sesuai dengan ada setiap TKG jumlah ikan terbanyak ditemukan ikan pada ukuran panjang terdapat pada TKG II baik pada ikan tubuh dan berat tubuh yang sama pada jantan maupun ikan betina dengan TKG yang berbeda. Berdasarkan ukuran jumlah ikan jantan 38 ekor dan jumlah ikan Lais panjang lampung ikan betina ikan betina 124 ekor. cenderung pada ukuran lebih kecil sudah Pada Ikan jantan TKG IV matang gonad dibandingkan ikan jantan. ditemukan dengan kisaran ukuran Selama pengambilan sampel ikan panjang 24,1-37 cm dengan kisaran berat jantan TKG 1 terbanyak pada bulan tubuh 62,1-249,45 g dan ikan betina Maret yaitu 47,36% dan ikan betina pada dengan kisaran ukuran panjang 26,7- bulan Februari 27,78%. Untuk ikan 31,2 cm dan kisaran berat tubuh 62,1- jantan pada TKG II terbanyak pada 249,45 g. Simanjuntak (2007) bulan Februari yaitu 50% dan betina menemukan ikan jantan O. pada bulan November 76,92%. Ikan hypophthalmus di Sungai Kampar TKG jantan pada TKG III terbanyak pada IV dengan panjang 170-320 mm dan bulan Maret 40,74% dan untuk ikan ikan betina pada ukuran 70-320 mm. betina pada bulan Oktober 42,42%. Hasil penelitian Hayana (2013) TKG IV ikan jantan terbanyak pada menemukan ikan lais O. hypophthalmus bulan Maret 22,22% dan ikan betina dari Sungai Tapung Hilir jantan TKG pada bulan Oktober 15,15% dan untuk IV memiliki rerata panjang 22,38 cm dan TKG V ikan jantan terbanyak pada bulan rerata berat 62,87 g dan ikan betina Maret yaitu 14,28% dan ikan betina pada dengan rerata panjang 23,02 cm dan bulan Januari 3,26%. Pada ikan Lais rerata berat 60,92 g. Terdapat perbedaan Panjang Lampung betina yang matang ukuran panjang dan berat tubuh ikan gonad ditemukan pada bulan Oktober, Lais yang matang gonad antara betina Januari dan Maret. Pada ikan jantan yang dan jantan. Hal tersebut diduga karena matang gonad hampir selama penelitian beberapa faktor meliputi sifat genetik didapat kecuali bulan November. populasi, laju pertumbuhan yang berbeda

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 378

Dilakukan uji Chi Kuadrat (X2) jantan yaitu 0,066. Nilai IKG ikan betina untuk melihat perbedaan secara dan jantan terendah ditemukan pada signifikan digunakan dengan df= 4 pada bulan November yaitu betina 0,035 serta taraf signifikan 0.05 didapatkan hasil X2 jantan yaitu 0,014. Berdasarkan IKG hitung sebesar 37,47 dan X2 tabel membuktikan ikan Lais Panjang sebesar 0,711. Dari data tersebut didapat Lampung di Sungai Kampar Kiri dan kesimpulan bahwa X2 hitung > X2 tabel, Sungai Tapung puncak pemijahannya maka Ho ditolak jadi frekuensi TKG pada bulan Oktober. Pada penelitian ikan Lais Panjang Lampung jantan dan Simanjuntak (2007) untuk ikan lais O. betina di Sungai Kampar Kiri dan hypophthalmus di Sungai Kampar Kiri Tapung selama bulan pengamatan nilai IKG paling tertinggi diperoleh pada berbeda nyata. bulan Oktober dan terendah pada bulan Faktor yang mempengaruhi Juni dan puncak musim pemijahan yaitu perkembangan gonad adalah faktor bulan Oktober. Berdasarkan penelitian lingkungan dan hormon. Faktor Bakhris (2008) IKG tertinggi ikan-ikan lingkungan yang mempengaruhi motan jantan maupun betina terdapat perkembangan gonad meliputi suhu, pada bulan Desember, dengan kisaran makanan, periode cahaya dan musim. IKG masing-masing 0,08-0,93% dan Untuk periode penyinaran yang rendah 0,ll-15,26%. Hal ini membuktikan ikan dan tingginya temperatur dapat motan di perairan rawa banjiran Sungai mempercepat pematangan gonad (Scott Kampar Kiri banyak memijah pada 1979, dalam Tang 2001). Pada daerah bulan Desember. subtropis faktor utama yang Nilai rerata IKG baik jantan mempengaruhi kematangan gonad ikan maupun betina meningkat dari TKG I yaitu suhu dan makanan, tetapi untuk sampai IV dan terjadi penurunan pada ikan didaerah tropik faktor suhu secara TKG V. Nilai IKG maksimum terdapat relatif perubahannya tidak besar dan di TKG IV. Hal ini dikarenakan semakin pada umumnya gonad lebih cepat meningkatnya TKG berat gonad semakin matang. Pada umumnya perkembangan bertambah dengan adanya perubahan gonad pada ikan jantan 5-10% dari berat morfologi gonad. Dimana pada testis tubuh dan ikan betina 10-25% berat jantan dipenuhi sperma dan didalam tubuh (Effendie, 2002). gonad betina terdapat ribuan butir telur yang siap dipijahkan pada TKG IV dan Indeks Kematangan Gonad pada TKG V (pasca pemijahan) berat gonad ikan betina dan jantan akan Indeks kematangan gonad menurun seiring dengan menurunnya merupakan hasil dari perbandingan berat IKG. gonad dan berat tubuh ikan dikali 100%. IKG ikan betina lebih besar IKG bertujuan untuk melihat perubahan dibandingkan nilai IKG jantan. Hal yang terdapat pada gonad secara tersebut dikarenakan pertambahan berat kuantitatif. ovarium lebih besar dibandingkan Indeks kematangan gonad ikan dengan penambahan berat testis. Serta betina maupun jantan tertinggi pada dipengaruhi oleh TKG, berat gonad dan bulan Oktober yaitu 0,5595 dan ikan berat badan ikan. Semakin besar berat JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 379 tubuh dan berat gonad maka nilai IKG 2004). Selain itu fekunditas dipengaruhi ikan tersebut akan meningkat. Effendie oleh makanan dan ukuran ikan (Yustiana (1997) menjelaskan berat gonad akan dan Arnentis, 2001) dan perbedaan mencapai nilai maksimum pada saat ikan fekunditas disebabkan oleh variasi akan memijah dan berat gonad akan ukuran panjang dan berat total tubuh menurun selama pemijahan sedang ikan pada TKG IV (Elvyra, 2009). berlangsung sampai proses pemijahan selesai. Diameter Telur

Fekunditas Pengukuran diameter telur dilakukan pada bagian anterior, medium Fekunditas ikan lais panjang dan posterior. Hasil pengukuran telur lampung berkisar antara 7294-35742 ikan Lais Panjang Lampung (tabel 1). butir telur. Fekunditas tertinggi ikan lais Pada (tabel 1) dapat dilihat diameter panjang lampung dengan panjang total telur ikan Lais panjang lampung tidak dan berat tubuh yaitu 34,5 cm dan jauh berbeda pada bagian anterior, 165,16 g serta berat gonad 2,59 g. median dan posterior yaitu 0,30, 0,33 Fekunditas terendah ikan lais panjang dan 0,34. Dilakukan uji chi kuadrat (X2) lampung dengan ukuran panjang total untuk melihat sejauh mana nilai dan berat tubuh yaitu 29,5 cm dan signifikan antara bagian anterior, median 105,95 g dengan berat gonad 0,79 g. dan posterior diameter telur. Diperoleh Berdasarkan data semakin besar panjang, X2 hitung 0,0065 dan X2 tabel 0,103 berat tubuh dan berat gonad fekunditas yang berarti X2 hitung < X2 tabel, maka ikan Lais Panjang Lampung semakin Ho diterima. Diameter ikan Lais panjang besar. lampung antara bagian anterior, median Bedasarkan hasil penelitian Elvyra dan posterior sama atau tidak berbeda (2008) menemukan fekunditas ikan lais nyata. Jadi dapat diambil kesimpulan O. hypophthalmus yang matang gonad bahwa ikan Lais Panjang Lampung dengan ukuran panjang total 22,9 – 28,0 bersifat total spawner artinya cm dan berat total 53,66 – 94,03 g mempunyai satu kali musim pemijahan adalah sebanyak 3111 – 11164 butir. dalam satu tahun. Hal yang sama pada Dari penelitian Simanjutak (2007) O. hypophthalmus yang mempunyai satu menemukan fekunditas ikan selais kali musim pemijahan dalam satu tahun berkisar antara 688-15.180 butir (Elvyra 2009). Berbeda dengan hasil telur.dengan rerata 4.227 (±2.804) butir penelitian Aslam (2013), ikan Lais dari ikan betina dengan ukuran 155-300 Janggut (K. limpok) dengan tipe mm dan berat tubuh 9-124 g. pemijahan parsial spawner hal ini Faktor yang mempengaruhi dikarenakan ikan Lais janggut jumlah telur yang dihasilkan oleh ikan merupakan blackfish dan genusnya betina yaitu fertilitas, ukuran telur, berbeda dengan ikan Lais panjang perlindungan induk, frekuensi lampung. pemijahan, kondisi lingkungan dan kepadatan populasi (Moyle dan Cech,

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 380

Tabel 1. Ukuran diameter telur Ikan Lais Panjang Lampung (K. apogon) dari Oktober 2013 sampai Maret 2014.

Jenis Ikan Bagian (mm) X2 A M P Kryptopterus apogon 0.0065 0,30 0,33 0,34 keterangan : A= Anterior, M= Median dan P= Posterior.

Menurut Wallace dan Selman Provinsi Riau [skripsi]. Pekanbaru: (1981) ikan yang mempunyai satu Universitas Riau. musim pemijahan dalam setahun jika dikaitkan dengan dinamika Bakhris. 2008. Aspek reproduksi ikan pengorganisasian ovari, tipe motan (Thynnichthyspolylepis perkembangan ovarinya termasuk tipe Bleeker, 1860) di rawa banjiran sinkronous berkelompok. sungai Kampar Kiri, Riau. Bogor: Diameter telur setiap jenis ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu mempunyai ukuran dan jumlah telur Kelautan. IPB. yang berbeda, tergantung pada tingkah lakunya, ada jenis ikan yang mempunyai Effendi MI. 1997. Biologi Perikanan. telur banyak namun ukurannya kecil atau Yogyakarta: Yayasan Pustaka ikan yang memiliki telur sedikit, ukuran Nusantara. telurnya besar (Fujaya, 2008). Effendie MI. 2002. Biologi Perikanan. KESIMPULAN Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. Nisbah kelamin pada ikan Lais

Panjang Lampung (K. apogon) adalah Elvyra R. 2000. Beberapa Aspek 1:1,6. Indeks kematangan gonad ikan Ekologi Ikan Lais Kryptopterus betina maupun jantan tertinggi pada limpok (Blkr). di sungai Kampar bulan Oktober yaitu ikan betina 0.5595 Kiri, Riau [tesis]. Padang: dan ikan jantan yaitu 0.066. Fekunditas Program Pasca Sarjana, ikan lais panjang lampung (K. apogon) Universitas Andalas. berkisar antara 7294-35742 butir telur. Elvyra R. 2009. Kajian Keragaman Pola pemijahan ikan Lais Panjang genetic dan biologi reproduksi ikan Lampung (K. apogon) bersifat total lais di sungai kampar kiri riau spawner. [disertasi]. Bogor: Sekolah Pasca DAFTAR PUSTAKA Sarjana, Institut Pertanian Bogor. . Aslam H. 2013. Kajian Biologi Febianto S. 2007. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Lais Kryptopterus Reproduksi Ikan Lidah Pasir Limpok dari Sungai Tapung Hilir (Cynoglossus lingua Hamilton- Buchanan, 1822) di Perairan JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 381

Ujung Pangkah, Kabupaten population Responses to Gresik, Jawa Timur [Skripsi]. Exploitation. pp:148-168. in: Bogor: Departemen Manajemen Reynolds JD, Mace GM, Redford Sumberdaya Perikanan, Institut KH, Robinson JS (Eds). Pertanian Bogor. Exploitation of Exploited Species. Camridge: Cambridge University Fishbase. 2012. A Global Information Press. System on Fishes. http://www.fishbase.org/ Diakses Simanjuntak CPH. 2007. Reproduksi pada [06 Oktober 2013]. ikan selais, Ompok hypophthalmus (Bleeker) berkaitan dengan Fujaya Y. 2008. Fisiologi Ikan. : perubahan hidromorfologi perairan PT. Rineka Cipta. di rawa banjiran sungai Kampar Kiri [tesis]. Bogor: Sekolah Harinaldi M. 2005. Prinsip-Prinsip Pascasarjana, Institut Pertanian Statistik Untuk Teknik Dan Sains. Bogor. Jakarta: Erlangga. Steel RGD, dan Torrie JH. 1993. Prinsip Hayana M. 2013. Aspek Reproduksi dan Prosedur Statistik. Ikan Lais Danau (Ompok Terjemahan dari: Bambang hypophtalmus Bleker, 1846) dari Sumantri. Jakarta: PT. Gramedia Sungai Tapung Hilir Provinsi Riau . [skripsi]. Pekanbaru: Fakultas Tang UM, Affandi. 2001. Pusat Matematika dan Ilmu Pengetahuan Penelitian Kawasan Pantai dan Alam, Universitas Riau. Perairan. Pekanbaru: Universitas Riau. Kottelat M, Whitten AJ, Kartikasari SN, Wirdjoatmdjo S. 1993. Freshwater Turkmen M, Erdogon O, Yildirim A, Fishes of Western Indonesia and Atyurt. 2002. Repoduktive tactics Sulawesi. Periplus Edition. Jakarta: age and growth Capoera umbala (HK) in Collaboration with the (Heckel 1843) from the Askale Environment Rep. Indonesia. Region of the Karasu River, Nikolsky GV. 1963. The Ecology of Turkey. Fisheries Research Fishes. New York: Academic 54:317-328. Press. Wallace R, Selman K. 1981. Cellular Paugy D. 2002. Reproductive Strategies and dynamic aspects of oocyte of Fishes in a Tropical Temporary growth in Teleost. Am. Zool. Stream of the Upper Senegal Basin 21:325-343. : Boule River in Mali. Aquatic Living Resources 15:25-35. Welcomme WR.1979. Fisheries Ecology of Floodplain Rivers. London: Reynolds JD, Jenning S, Dulvy NK. Longman Group Limited. 2001. Life Histories of Fishes and JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 382

Yustina, Arnetis. 2002. Aspek reproduksi ikan kapiek (Puntius schwanefel Bleeker) di sungai Rangau–Riau, Sumatera. Pekanbaru: Jurnal Matematika dan Sains, 7(1):5-14.

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 383