Abundance of phytoplankton in the Kampar Kiri River, Mentulik Village, Kampar Kiri Sub-District, Kampar District, Province By Rizki Anita Lubis1), Eni Sumiarsih2), Adriman3) [email protected] ABSTRACT Kampar Kiri River is located in Riau, there are fisheries and domestic activities that potential in affecting water quality. To understand the abundance of phytoplankton present in that river, a study has been conducted in July 2016. Samplings were conducted 3 times, once week, in 3 stations. Results shown that there are 11 species of phytoplankton present in the river. They were classified into three classes, `namely: Bacillariophyceae (4 species), Chloropyhceae (3 species) and Cyanophyceae (4 species). The average of phytoplankton abundance was around 359 œ 1,392 cells/L. While the water quality parameters are as follows: temperature: 30 - 310C, transparency: 15.6 œ 22.6 cm, pH: 6, DO: 3.8 - 4.1 mg/L, nitrate: 0.05 - 0.11 mg/L and phosphate: 0.19 - 0.23 mg/L. Based on the composition of pyhtoplankton, it can be concluded that the Kampar Kiri River water can be categorized as low. Keyword : Phytoplankton, Kampar Kiri River, Water Quality,

1 Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University 2 Lecture of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

PENDAHULUAN Sungai Kampar Kiri Desa deoksigenasi, naiknya temperatur, Mentulik berbeda dengan sungai serta meningkatnya padatan yang lainnya, dimana Sungai tersuspensi, terlarut dan partikulat Kampar Kiri Desa Mentulik bahan organik. Masuknya limbah ke memiliki tingkat kekeruhan yang dalam perairan akan mengubah tinggi dan warna air yang coklat, kondisi ekologi perairan dan ditandai dengan substrat yang organisme yang ada di dalamnya berpasir dan berlumpur. Selain itu (Stoddard et al., 2003). Sungai Kampar Kiri dipengaruhi Organisme yang akan juga oleh aktivitas yang berasal dari berdampak terhadap kondisi perairan Sungai Singingi. Dimana sungai ini yang mengalami degradasi sadalah dimanfaatkan untuk penambangan fitoplankton. Keberadaan emas tanpa izin (PETI). Adanya fitoplankton pada ekosistem sungai kegiatan PETI di Sungai Singingi sangat menentukan produktivitas akan terbawa arus yang pada sungai tersebut. Fitoplankton akhirnya bermuara ke Sungai merupakan organisme yang Kampar Kiri (BLH Provinsi Riau, mempunyai peranan besar dalam 2014). Buangan tersebut pada ekosistem perairan dan menjadi umumnya mengandung zat-zat yang produsen primer (Lacerda et al., bersifat racun yang menyebabkan 2004). Fitoplankton disuatu perairan masyarakat menggunakan air dipengaruhi oleh faktor fisika dan sungai untuk keperluan mandi kimia perairan. Fitoplankton cuci kakus, persinggahan memiliki batas toleransi tertentu kapal dan perahu nelayan, terhadap faktor fisika-kimia, aktivitas perikanan (keramba sehingga akan membentuk struktur dan penangkapan ikan). komunitas yang berbeda. Kombinasi St 3 : Bagian Hilir Sungai Kampar pengaruh antara faktor fisika, kimia Kiri Desa Mentulik, dilokasi dan kelimpahan fitoplankton ini tidak terdapat aktivitas. menjadikan komunitas dan dominansi fitoplankton pada setiap Sampel phytoplankton diambil perairan tersebut tidak sama antara pukul 10.00-15.00 Wib. sehingga dapat dijadikan indikator Pengambilan sampel di lapangan biologis suatu perairan (Wulandary dilakukan sebanyak tiga kali, dengan et al., 2008). interval waktu sampling selama satu Kelimpahan fitoplankton juga minggu. Pengambilan sampel dapat memberikan gambaran dan phytoplankton dilakukan dengan cara kondisi perairan Sungai (Fachrul, menyaring air sebanyak 200 liter 2003). Berdasarkan hal tersebut, menggunakan plankton net, maka penulis tertarik untuk kemudian sampel air yang tersaring melakukan penelitian mengenai dimasukkan ke dalam botol film Kelimpahan Fitoplankton di Perairan yang berukuran 125 ml dan Sungai Kampar Kiri Desa Mentulik. diawetkan menggunakan lugol. Lugol diberikan sebanyak 2-3 tetes sampai sampel berwarna kuning tua. METODE PENELITIAN Setiap botol sampel diberi keterangan sesuai dengan stasiun Penelitian ini dilaksanakan yang diamati dan tanggal pada bulan Juli 2016, dengan lokasi pengamatan. di perairan Sungai Kampar Kiri Desa Pengamatan phytoplankton Mentulik Kabupaten Kampar dilakukan di bawah mikroskop Provinsi Riau. Adapun analisis menggunakan objek glass dengan sampel di Laboratorium Ekologi dan luas cover glass (22 mm x 22 mm) Manajemen Lingkungan Perairan dan menggunakan perbesaran 10 x Fakultas Perikanan dan Kelautan 40 dengan menggunakan metode Universitas Riau. Stasiun ditetapkan sapuan sebanyak 5 kali sapuan dan 5 berdasarkan kriteria berikut: tetes sampel phytoplankton. Sebelum St 1 : Bagian Hulu Sungai Kampar pengamatan, botol sampel diaduk Kiri Desa Mentulik, dilokasi terlebih dahulu agar air sampel terdapat keramba ikan tercampur dan tidak ada yang St 2 : Bagian Tengah Sungai mengendap. Kampar Kiri Desa Mentulik, di lokasi ini terdapat pemukiman warga, HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian jenis yang terdiri dari 3 kelas, yaitu phytoplankton yang ditemukan Cyanophyceae (4 jenis), selama penelitian di Sungai Kampar Bacillarophyceae (4 jenis), Kiri Desa Mentulik sebanyak 11 Chlorophyceae (3 jenis). Untuk lebih jelasnya jenis phytoplankton yang ditemukan di perairan Sungai Kampar Kiri Desa Mentulik dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis Phytoplankton yang ditemukan pada Perairan Sungai Kampar Kiri Desa Mentulik Selama Penelitian.

Kelas Jenis Phytoplankton Cyanophyceae Oscillatoria sp. Gambar 3.Komposisi Fitoplankton Spirulina sp. (%) di Sungai Kampar Chroococcus sp. Kiri Desa Mentulik Anabaena sp. selama penelitian

Nitzschia Bacillarophyceae sp. Berdasarkan kelasnya, jenis Navicula sp. yang paling banyak ditemukan Pinnularia sp. adalah dari kelas Cyanophyceae dan Bacteriastrum sp. Bacillariophyceae. Sagala (2009) Chlorophyceae Closterium moniliforum menyatakan bahwa Cyanophyceae Closterium dianae merupakan kelompok ganggang biru Closterium aerosum yang sangat berperan dalam memfiksasi nitrogen udara yang Pengamatan jenis fitoplankton bersentuhan dalam air, sehingga selama penelitian di Sungai Kampar menambah penyediaan nitrogen pada dapat dilihat pada Lampiran 2 dan perairan dalam bentuk NH4. Rahayu Tabel 1. Pada Tabel 1 menunjukkan et al., (2013) dalam penelitiannya bahwa fitoplankton yang ditemukan menemukan jenis dari kelas selama penelitian di Sungai Kampar Cyanophyceae banyak ditemukan Kiri Desa Mentulik lebih banyak karena kelas Cyanophyceae kelas Cyanophyceae dan merupakan alga yang tahan terhadap Bacillariophyceae, yaitu sebanyak 4 suhu perairan yang relatif tinggi, jenis, dibandingkan dengan hidup di alam bebas dan Chlorophyceae (3 jenis). berkelompok. Jadi jenis dari kelas Berdasarkan komposisi (%) Cyanophyceae banyak ditemukan di jenis fitoplankton yang ditemukan perairan Sungai Kampar Kiri Desa pada saat penelitian di perairan Mentulik karena suhu perairannya Sungai Kampar Kiri Desa Mentulik hampir sama dengan hasil penelitian 0 adalah tiga kelas yaitu dari kelas Rahayu et.al., (2013) yaitu 30-31 C Cyanophyceae, Bacillariophyceae (Tabel 5). Menurut Lv et al., (2011); dan Chlorophyceae. Untuk lebih Jiang et al., (2014) menyebutkan jelasnya dapat dilihat pada Gambar bahwa keberadaan Cyanophyceae 3. dipengaruhi oleh konsentrasi fosfat dimana jenis fitoplankton dari kelas ini sangat melimpah pada konsentrasi fosfat yang tinggi. Selanjutnya Rahman et al., kelompok fitoplankton yang (2016) menyatakan bahwa nilai disenangi oleh ikan dan larva udang, orthofosfat mempengaruhi hal ini sesuai dengan pendapat kelimpahan fitoplankton jenis Sachlan (1982). Cyanophyceae. Keanekaragaman Jenis Chlorophyceae Cyanophyceae disuatu perairan dapat ditemukan lebih sedikit dari jenis dijadikan sebagai bioindikator dalam yang lainnya karena rendahnya menentukan kondisi kualitas air. tingkat kecerahan (15,6-22,6 cm) dan Apabila dalam suatu perairan tingginya kekeruhan (80-93 NTU) di didominasi oleh spesies dari kelas perairan Sungai Kampar Kiri Desa Cyanophyceae atau alga biru hijau, Mentulik. Hal ini berkaitan denganr maka perairan tersebut dapat kemampuan Chlorophyceae untuk diindikasikan adanya pencemaran dapat berkembang apabila intensitas (Lee et al., 2003). Menurut Kasan cahaya mendukung. Menurut (2016) dan Muhammad Ali et al., Nurfadillah et al., (2012) bahwa (2003) bahwa kelas alga Chlorophyceae umumnya banyak Cyanophyceae mendominasikan ditemukan pada perairan yang kawasan yang tercemar dibanding memiliki intensitas cahaya yang kelas alga yang lain. Ini didukung cukup. dengan pendapat Chow et al., (1997) Kelimpahan fitoplankton di yang menyatakan ketidakhadiran perairan Sungai Kampar Kiri Desa kelas Cyanophyceae menunjukkan Mentulik berkisar antara 359-1392 kualitas air normal. sel/L. Kelimpahan fitoplankton Selain kelas Cyanophyceae tertinggi terdapat di St I dan terendah Bacillariophycea juga banyak terdapat di St III dapat dilihat pada ditemukan. Putra et al., (2012) dalam Tabel 3. penelitiannya menemukan jenis dari kelas Bacillariophycea adalah Tabel 2. Rata-rata Kelimpahan Jenis fitoplankton yang Ditemukan pada Masing-masing Stasiun di Sungai Kampar Kiri Desa Mentulik Selama Penelitian No Jenis Rata-rata Kelimpahan Jenis fitoplankton (sel/L) ST I ST II ST III Total 1 Cyanophyceae Oscillatoria sp. 42 17 0 59 Spirulina sp. 192 183 42 417 Chroococcus sp. . 83 0 50 133 Anabaena sp. 50 33 0 83 2 Bacillarophyceae Nitzschia sp. 183 133 133 449 navicula sp. 175 125 0 300 Bacteriastrum sp. 25 133 0 158 Pinnularia sp. 142 0 67 209 3 Chlorophyceae Closterium moniliforum 100 50 0 150 Closterium dianae 167 0 67 234 Closterium aerosum 233 83 0 316 TOTAL 1392 757 359

Berdasarkan Tabel 3, secara mg/L) dan fosfat (0,23 mg/L) di St I umum kelimpahan fitoplankton yang relatif tinggi dibandingkan stasiun ditemukan disetiap stasiun di lain (Tabel 5). Menurut Alaerts dan perairan Sungai Kampar Kiri Desa Santika (1984), bahwa nitrat Mentulik relatif rendah (359-1.392 merupakan unsur hara yang sel/L). Landner (1978) dalam dibutuhkan oleh fitoplankton. Suryanto (2009) bahwa kelimpahan Nitrogen yang diserap oleh fitoplankton <2.000 adalah termasuk organisme berada dalam bentuk kedalam perairan dengan kelimpahan senyawa nitrat. Nitrat pada tingkat rendah. Apabila konsentrasi yang dapat menstimulasi dibandingkan dengan kelimpahan pertumbuhan dan unsur nitrat ini fitoplankton di perairan Sungai Siak sangat dibutuhkan oleh fitoplankton (Rahayu et al., 2013), dengan dalam proses fotosintesis dalam kelimpahannya yang diperoleh konsentrasi yang rendah. selama penelitian (1.671- 2.540 Winata et al., (2000) sel/L) kelimpahan fitoplankton di menyatakan bahwa keberadaan perairan Sungai Kampar Kiri Desa senyawa fosfat dalam air sangat Mentulik relatif lebih rendah. berpengaruh terhadap keseimbangan Adanya perbedaan kelimpahan ekosistem perairan. Tinggi berkaitan dengan kondisi kualitas rendahnya kandungan fosfat pada perairan, dimana pada perairan setiap stasiun dipengaruhi oleh Sungai Kampar Kiri Desa Mentulik sumber-sumber fosfat itu sendiri. kekeruhan relatif tinggi (93 NTU) Relatif tingginya kandungan fosfat dan diikuti dengan nilai kecerahan pada St I diduga berasal dari yang rendah (15,6 cm). Tingginya pelapukan kayu, daun-daunan, kekeruhan ini tentunya akan ranting-ranting pohon yang ada di menghalangi cahaya matahari masuk sekitar daerah tersebut serta dari kedalam perairan, dan aktivitas limpasan pupuk perkebunan kelapa fotosintesis oleh fitoplankton akan sawit yang berasal dari hulu sungai. terganggu. Kelimpahan fitoplankton yang Walaupun kelimpahan terendah di perairan Sungai Kampar fitoplankton di perairan Sungai Kiri Desa Mentulik yaitu terdapat Kampar Kiri Desa Mentulik relatif pada St III (359 sel/L). Rendahnya rendah, namun apabila dibandingkan kelimpahan fitoplankton pada St III antar stasiun kelimpahan tertinggi berkaitan dengan rendahnya terdapat pada St I (1.392 sel/L) dan kecerahan yaitu 15,6 cm (Tabel 5 ). terendah terdapat pada St III (359 Menurut Effendi (2003) bahwa sel/L). Relatif tingginya kelimpahan kelimpahan fitoplankton dipengaruhi fitoplankton di St I, karena oleh intensitas cahaya yang masuk ke fitoplankton masih mampu dalam perairan, dimana kelimpahan mentolerir kondisi perairan tersebut, fitoplankton menurun sesuai dengan sehingga dapat tumbuh. berkurangnya intensitas cahaya yang Kelimpahan fitoplankton lebih masuk. Rendahnya nilai kecerahan tinggi di St I dipengaruhi oleh unsur menyebabkan fotosintesis tidak hara nitrat dan fosfat. Nitrat (0,11 maksimum. Hal ini dapat dilihat dari kadar oksigen yang relatif rendah perairan tersebut (Salmin, 2000). yaitu 3,8 mg/L (Tabel 5). Sumber Untuk lebih jelas kualitas perairan di utama oksigen dalam suatu perairan Sungai Kampar Kiri Desa Mentulik berasal dari suatu proses difusi dari berdasarkan udara bebas dan hasil fotosintesis parameter yang diukur dapat dilihat organisme yang hidup dalam pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai Rerata Kualitas Air dan Kelimpahan Fitoplankton Pada Tiap- tiap Stasiun Selama Penelitian No Parameter Satuan Kualitas Air St I St II St III Fisika 1 Suhu 0C 31 30,6 30 2 Kecerahan cm 22,6 16,3 15,6 3 Kekeruhan NTU 80 85 93 4 Kec. Arus m/dtk 0,22 0,31 0,52 5 TSS mg/L 16,6 16,6 26,6 Kimia 6 pH - 6 6 6 7 Oksigen Terlarut mg/L 4,1 3,9 3,8 8 Nitrat mg/L 0,11 0,6 0,5 9 Fosfat mg/L 0,23 0,23 0,19 Biologi 10 Kelimpahan fitoplankton sel/L 1.392 757 359

Rendahnya kelimpahan partikel yang melayang-layang di fitoplankton di perairan Sungai perairan seperti tanah, lumpur, Kampar Kiri Desa Mentulik pada St detritus, pasir, buangan limbah III juga dipengaruhi nilai kekeruhan domestik dan lain sebagainya dapat yang relatif tinggi (93 NTU), dan menghambat sinar matahari masuk nilai TSS yg relatif tinggi (26,6 ke perairan yang dapat mengurangi mg/L) dari pada stasiun lainnya fitoplankton untuk melakukan (Tabel 5 ). Besarnya nilai kekeruhan fotosintesis. akan sangat tergantung kepada Rendahnya kelimpahan besarnya kandungan padatan fitoplankton di perairan Sungai tersuspensi, bahan koloid serta Kampar Kiri Desa Mentulik pada St bahan-bahan yang berukuran lebih III diduga karena rendahnya unsur besar (baik zat organik maupun hara penting yaitu nitrat 0,05 mg/L anorganik). Padatan tersuspensi dan fosfat yaitu 0,19 mg/L (Tabel 5), dapat mengurangi penetrasi cahaya karena nitrat dan fosfat merupakan matahari yang masuk ke perairan dan unsur penting bagi kehidupan pada akhirnya akan mempengaruhi fitoplankton di perairan. Effendi rantai makanan pada ekosistem (2003) juga mengatakan bahwa perairan (Adriman, 2002). Hal ini bahwa nitrat dan fosfat adalah sesuai dengan pendapat Effendi nutrien utama bagi pertumbuhan (2003) mengatakan bahwa semakin tanaman dan alga, sehingga unsur ini tinggi nilai kekeruhan, maka nilai menjadi faktor pembatas bagi kelimpahan fitoplankton akan tumbuhan dan alga akuatik serta semakin sedikit. Banyaknya partikel- sangat mempengaruhi tingkat produktivitas perairan. Penjelasan diatas juga diperkuat oleh Cornelius DAFTAR PUSTAKA (1999), menyatakan bahwa salah satu Adriman, 2002. Kualitas dan penyebab kelimpahan fitoplankton Distribusi Spasial menurun karena kurangnya nutrien Karakteristik Fisika-Kimia di dalam perairan. Perairan Sungai Suir Kecamatan Tebing Tinggi KESIMPULAN DAN SARAN Kabupaten Bengkalis. Kesimpulan Berkala Perikanan Terubuk Berdasarkan dari hasil 29 (2): 59-66. penelitian bahwa di perairan Sungai Kampar Kiri Desa Mentulik Badan Lingkungan Hidup. 2014. ditemukan 3 kelas yaitu Laporan Pemantauan Cyanophyceae (Oscillatoria sp., Kualitas Air Sungai Kampar Spirulina sp., Chroococcus sp., 2014. Pekanbaru. 208 hal. Anabaena sp.), Bacillarophyceae (Nitzschia sp., Navicula sp., Chow, C.W.K., House, J., Drikas, Pinnularia sp., Bacteriastrum sp.), M., and Burch, M.D., Chlorophyceae (Closterium (1997). Removal of Intact moniliferum, Closterium dianae, Cyanobacterial Cells by Closterium aerosum). Berdasarkan Water Treatment. Urban komposisi fitoplankton yang Water Research Association ditemukan membuktikan bahwa of Australia, Research Sungai Kampar Kiri Desa Mentulik Report No. 134. sudah mulai tercemar. Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Saran Air bagi Pengelolaan Berdasarkan hasil penelitian Sumberdaya Lingkungan bahwa jenis fitoplankton yang lebih Perairan. Kanisius banyak ditemukan dari kelas Yogyakarta. 258 hal. (tidak Cyanophyceae. Berdasarkan hal diterbitkan). tersebut penulis menyarankan agar adanya penelitian lanjutan tentang Jiang YJ, W. He , WX. Liu, N. Qin, bahan organik di Sungai Kampar HL. Ouyang, QM. Wang, Kiri Desa mentulik. Untuk XZ . Kong, QS. He, C. meminimalisasi dampak dari Yang, B. Yang, and FL. Xu. aktivitas penambangan emas tanpa 2014. The seasonal and izin (PETI) yang ada di hulu sungai spatial variations of Kampar Kiri Desa Mentulik, perlu fitoplankton community and adanya tindakan tegas untuk their correlation with mencegah terjadinya pencemaran environmental factors in a lingkungan. Sehingga sumberdaya large eutrophic Chinese lake biota yang ada di perairan tersebut (Lake Chaohu). Ecological dapat tumbuh dan berkembang Indicators. 40: 58-67. dengan baik. Serta perlu dilakukan Karolina, M, M.B Mulya. dan R. monitoring kualitas air secara Leidonal. 2014. Kualitas Air berkelanjutan untuk mendukung dan Hubungannya Dengan kelestarian Sungai Kampar. Keberadaan Plankton di Sungai Sunggal Provinsi Provinsi . Depik. 1 (2): Sumatera Utara. 4(3): 123- 93-98. 130. Putra, A.W., Zahidah dan W. Lili. Lacerda, S R., M.L. Koening, S. 2012. Struktur Komunitas Neumann-Leitão, and M.J. fitoplankton di Sungai Flores-Montes. 2004. Citarum Jawa Barat. Jurnal Fitoplankton Nyctemeral Perikanan dan Kelautan. 3 variation at a tropical river (4): 313-325. estuary (Itamaracá Pernambuco-Brazil). Rahman, A., Pratiwi., dan S. Hariadi. Brazilian Journal of Biology 2016. Struktur Komunitas 64 (1): 81-94. Fitoplankton di Danau Toba. Sumatera Utara. Jurnal Ilmu Lee, H-W., Ban, S., Ikeda, T. and Pertanian (JIPI). Matsuishi, T. 2003. Effect of Vol. 21 (2): 120-127 temperature on development, growth and Sagala, E. P. 2009. Potensi reproduction in the marine Komunitas Plankton dalam copepod Pseudocalanus Mendukung Kehidupan newmani at satiating food Komunitas Nekton di condition. Journal of Perairan Rawa Gambut, Plankton Research 25(3): Lebak Jungkal di Kecamatan 261-271 Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Lv J, H. Wu , M. Chen . 2011. Provinsi Sumatera Selatan. Effects of nitrogen and Jurnal Penelitian Sains. phosphorus on fitoplankton Edisi Khusus 09:12-11. composition and biomass in Sachlan, M., 1982. Planktonologi. 15 subtropical, urban Fakultas Peternakan dan shallow lakes in Wuhan, China. Limnologica. 41(1): Perikanan. Universitas 48-56. Diponegoro, Semarang. 85 hal. Muhammad Ali., Vaduz Salam., Saima Jamshaid., and Salmin, 2000. Kadar Oksigen Tasveer Zahra. (2003). Terlarut di Perairan Sungai Studies on Biodiversity in Dadap, Goba, Muara Karang Relation to Seasonal dan Teluk Banten. Dalam : Variation in Water of River For a-minera Sebagai Indusat Ghazi GAT, Punjab, Bioindikator Pencemaran, Pakistan. Pakistan Journal of Tangerang. Volume XXX. Biological Sciences 6 Nomor 3, 2005 :21-26 (21):1840-1844. Stoddard, A., J.B. Harcum, J.T. Nurfadillah, A. Damar dan M. Simpson, J.R. Pagenkop, Adiwilaga. 2012. Komunitas and R.K. Bastian. 2003, Fitoplankton di Perairan Municipal Wastewater Danau LAut Tawar Treatment: Evaluating Kabupaten Aceh Tengah Improvements in National Water Quality. Published by Kandungan P dan N total John Wiley and Sons, Inc. Air Sungai di Lingkungan Perkebunan Persawahan. Suryanto, A. M., dan H. Umi S. Jurnal Ilmu Dasar. Vol. 1, 2009. Pendugaan Status No. 1. Trofik dengan Pendekatan Kelimpahan Fitoplankton Wulandary. M., S.H. Ediyono. dan dan Zooplankton di Waduk M. Ferianita. 2008. Sengguruh, Karangkates, Komposisi dan Model Lohor, Wlingi Raya dan Kelimpahan Fitoplankton di Wonorejo Jawa Timur. Perairan Sungai Ciliwung, Jurnal Ilmiah Perikanan dan . 9 (4): 296-300. Kelautan, Vol.1, No. 1.

Winata, I, N, A dan Siswoyo, T. M. 2000. Perbandingan